Rapat Koordinasi Ditjen Perhubungan Udara Agustus 2017
|
|
- Yanti Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FASILITASI UDARA Rapat Koordinasi Ditjen Perhubungan Udara Agustus 2017
2 Suatu rangkaian kegiatan di bidang penerbangan sipil Internasional yang menyangkut urusan kelancaran penyelesaian bagi perjalanan pesawat, crew, penumpang beserta barang bawaannya, bagasi, kargo dan pos serta dokumen di bandar udara internasional
3 Pedoman dalam mengatur pergerakan orang dan barang di wilayah perbatasan melalui prosedur pengawasan tertentu yang dilakukan oleh otoritas yang berwenang (CIQ)
4 1. Undang Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan 2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 61 Tahun 2015 tentang Fasilitasi (FAL) Udara 3. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 541 Tahun 2014 tentang Fasilitas Kegiatan Facilitation (FAL) Di Bandar Udara Internasional 4. ICAO Annex 9 Facilitation 5. ICAO Document No tentang FAL Manual 4
5 Pasal 226 (1) Kegiatan pemerintahan di bandar udara meliputi: a. pembinaan kegiatan penerbangan; b. kepabeanan; c. keimigrasian; dan d. kekarantinaan. (2) Pembinaan kegiatan penerbangan di bandar udara, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh otoritas bandar udara. (3) Fungsi kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pemerintahan di bandar udara diatur dengan Peraturan Menteri.
6 Harmonisasi peraturan perundangan CIQ dengan kewajiban dan rekomendasi dalam Annex 9 ICAO Keimigrasian (Immigration) Kepabeanan (Customs) Kesehatan Kekarantinaan (Quarantine) Ikan Hewan & Tumbuhan
7 KOMNASFAL UDARA Nasional Tim Teknis Komnasfal Sekretariat Komnasfal Komfalbandara 28 Bandara Internasional Bandara Internasional
8 Keanggotaan Komnasfal Udara (3 tahun) Ketua Direktur Jenderal Perhubungan Udara Anggota CIQ, konsuler, keamanan dan pengawasan narkotika; Pariwisata Pengelola bandar udara; Airlines rute internasional
9 TUGAS KOMNASFAL UDARA Mengkoordinasikan Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara memecahkan persoalan Fasilitasi (FAL) di bandar udara internasional yang timbul pada Komite Fasilitasi Bandar Udara Udara Mengajukan usulan mengenai kebijakan (policy) di bidang Fasilitasi (FAL) Udara dalam Program Fasilitasi (FAL) Nasional sesuai Annex 9 dan amandemennya Mengusulkan perubahan dan/atau pencabutan peraturan atau ketentuan nasional untuk disesuaikan Annex 9 dan amandemennya guna kelancaran arus penumpang dan kargo di bandara internasional Menyampaikan pendapat, tanggapan dan usulan dalam Sidang FAL ICAO dan menyampaikan notifikasi atas perbedaan aturan ICAO dengan aturan nasional Mengumpulkan dan mempelajari bahan bahan yang diperlukan dalam usaha mengembangkan peraturan perundang undangan nasional yang terkait Fasilitasi (FAL) Udara Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Menteri Perhubungan.
10 Keanggotaan Komfalbandara (3 tahun) Ketua Komfalbandara adalah Kepala Kantor Otoritas Bandara pada bandara yang di wilayahnya terdapat Kantor Otoritas Bandara atau Kepala Bandar Udara pada bandar udara yang dikelola pemerintah yang di wilayahnya tidak terdapat Kantor Otoritas Bandara atau Kepala Dinas Perhubungan Propinsi pada bandar udara yang dikelola oleh Badan Usaha Bandar Udara yang di wilayahnya tidak terdapat Kantor Otoritas Bandara
11 Keanggotaan Komfalbandara (3 tahun) Anggota ialah wakil dari instansi-instansi sebagai berikut : Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota; Bea dan Cukai Bandara; Imigrasi Bandara; Karantina Kesehatan/Kantor Kesehatan Pelabuhan bandara; Karantina Hewan dan Tumbuhan Bandara; Karantina Ikan bandara; Pengawasan Narkotika daerah; Pengelola Bandar Udara; Perusahaan penerbangan yang melayani penerbangan internasional; Perusahaan penunjang bandar udara / groundhandling pada bandar udara yang bersangkutan.
12 Terkait Dinas Perhubungan Provinsi sebagai Ketua Komfalbandara, berdasarkan kajian hukum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atas adanya UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kadishub Provinsi dapat tetap menjadi Ketua Komfalbandara
13 TUGAS KOMFALBANDARA Komfalbandara, mempunyai tugas : Mengkoordinasikan serta mengambil langkah-langkah yang perlu dalam batasbatas kewenangan yang ada untuk melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Nasional Melaporkan kepada Komite Nasional Fasilitasi (FAL) Udara mengenai hambatan - hambatan yang dialami di Bandar Udara yang tidak dapat diselesaikan oleh Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara. Mengumpulkan Keterangan, usulan, saran, dan pendapat yang berguna sebagai bahan penyusunan kebijaksanaan Fasilitasi (FAL) Udara yang bersifat nasional. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komite Nasional Fasilitasi (FAL) Udara.
14 Instansi Yang Bertanggung Jawab Terhadap Bidang Keimigrasian di Bandar Udara 1. Menerbitkan dokumen perjalanan serta memastikan bahwa mesin dokumen perjalanan terbaca sesuai dengan ketentuan doc Menemukenali dan tidak menerbitkan dokumen perjalanan kepada orang yang identitas atau dokumennya tidak sesuai. 3. Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan bandara, untuk memstikan bahwa penggunaan teknologi dalam dokumen perjalanan akan meningkatkan Fasilitasi (FAL) dan keamanan penumpang. 4. Mengecek validitas dan masa berlaku dokumen perjalanan pada titik kontrol perbatasan. 5. Melakukan pemeriksaan terhadap penumpang yang datang dan berangkat. 6. Memastikan bahwa kartu embarkasi dan debarkasi sesuai dengan standar format Annex 9 ICAO. 7. menemukenali dan mencegah perjalanan orang yang dokumen perjalanannya tidak sesuai karena dapat menimbulkan ancaman bagi penerbangan. 8. saling berbagi informasi dengan para pemangku kepentingan untuk melindungan perbatasan negara dari akibat negatif imigrasi ilegal. 9. Membantu Penyelenggara Angkutan Udara dalam pemeriksaan dokumen perjalanan.
15 8. Menginformasikan kepada Penyelenggara Angkutan Udara terkait persyaratan kedatangan, transit dan keberangkatan penumpang. 9. Pada kasus kecelakaan penerbangan, segera menerima secara sementara, para ahli yang diperlukan untuk melakukan pencarian, penyelamatan, investigasi kecelakaan dan perbaikan atau penyelamatan pesawat udara sesuai Annex 12 dan 13 ICAO, tanpa hares melampirkan dokumen lainnya selain paspor. 12. Jika visa dipersyaratkan bagi ahli yang akan menginvestigasi kecelakaan pesawat udara, memberikan Visa on Arrival atau memfasilitasi ahli tersebut saat kedatangan. 13. Memastikan bahwa ketentuan yang ada dalam dokumen Annex 9 diterapkan terkait dengan orang yang tidak diijinkan masuk dan orang yang dikembalikan. 14. Menyediakan layanan selama jam kerja tanpa dikenakan biaya kepada Penyelenggara Angkutan Udara. 15. Berpartisipasi dalam Komnasfal dan pertemuan FAL terkait. 16. Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional.
16 Instansi Yang Bertanggung Jawab Terhadap Bidang Kepabeanan di Bandar Udara 1. Mengawasi lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean (ekspor dan impor) serta pemungutan bea masuk, bea keluar dan Penerimaan Negara lainnya. 2.Memastikan optimalisasi pencegahan dan penindakan penyelundupan. 3.Mengawasi kedatangan dan keberangkatan penumpang, barang, kargo dan pos berdasarkan peraturan perundang-undangan nasional. 4.Menyediakan informasi secara elektronik untuk kedatangan dan keberangkatan kargo berdasarkan dokumen Annex 9. 5.Menerapkan prosedur sederhana untuk pengeluaran barang yang masuk atau keluar Negara. 6.Menyita semua barang yang dilarang dan penahanan barang-barang yang dibatasi (hingga pemberian sertifikat yang berlaku). 7.Menyediakan layanan selama jam kerja tanpa dikenakan biaya kepada perusahaan Angkutan Udara Asing. 8.Berpartisipasi dalam Komite Nasional Fasilitasi (Komnasfal) dan pertemuan FAL terkait. 9.Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional sesuai dengan bidangnya.
17 Instansi Yang Bertanggung Jawab Terhadap Bidang Karantina Kesehatan, Karantina Hewan dan Tumbuhan serta Karantina Ikan di Bandar Udara Karantina Kesehatan : a. Bekerjasama aktif dengan WHO dan negara lain untuk menjamin bahwa Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) telah dilaksanakan secara efektif. b.mendeteksi peristiwa yang melibatkan tingkat penyebaran penyakit atau tingkat kematian yang tinggi pada waktu tertentu di seluruh wilayah negara. c.menetapkan dan mencabut penetapan suatu bandar udara terjangkit suatu penyakit wabah. d.segera melaksanakan langkah-langkah pengendalian awal (guna mencegah penyebaran penyakit). e.melaporkan semua informasi yang tersedia dan penting secara cepat kepada tingkat yang tepat untuk menangani respon kesehatan. f.menanggapi dengan segera dan efektif resiko kesehatan masyarakat dan kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. g.menjamin bahwa hapus serangga, disinfeksi dan dekontaminasi dalam pesawat telah dilaksanakan mengikuti rekomendasi WHO dan sesuai dengan IHR. h.menyediakan fasilitas yang cukup untuk vaksinasi dan tindakan karantina (apabila diperlukan) dan menerbitkan setifikat yang diperlukan.
18 i. Dalam bekerjasama dengan bandar udara dan Penyelenggara Angkutan Udara, wajib menjamin kehigienisan pada persiapan makanan, penyimpanan, pelayanan makanan, dan persediaan air dan hal lain yang dimaksudkan untuk dikonsumsi di bandara atau pada saat di atas pesawat, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh WHO dan Organisasi Pangan internasional (FAO). j. Segera memberitahukan kepada WHO semua informasi penting yang berkaitan dengan resiko kesehatan yang bersifat internasional sesuai dengan persyaratan IHR. k. Memastikan akses untuk pelayanan kesehatan yang layak, termasuk fasilitas diagnosa sehingga memungkinkan penilaian atau diagnosa secara cepat bagi wisatawan dan pekerja bandara yang sakit. l. Membuat dan melaksanakan rencana penanganan kedaruratan kesehatan masyarakat untuk memastikan adanya respon awal terhadap kedaruratan kesehatan masyarakat sebagai perhatian internasional. m. Memastikan penyediaan ruang yang sesuai, terpisah dari penumpang lain, untuk mewawancara orang yang dicurigai terkena penyakit. n. Menilai kondisi kesehatan, dan jika perlu, melakukan tindakan karantina terhadap penumpang yang dicurigai terkena penyakit. o. Berpartisipasi dalam pertemuan Komite FAL Nasional. p. Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional sesuai dengan bidangnya.
19 Karantina Hewan dan Tumbuhan serta Karantina Ikan : a. Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional sesuai dengan bidangnya. b. Menjamin pelaksanaan pencegahan masuknya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia. c. Menjamin pencegahan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Indonesia. d. Menjamin pencegahan keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah Indonesia. e. Menjamin pencegahan keluarnya Kama dan penyakit ikan dan organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah Indonesia, apabila negara tujuan menghendakinya. f. Menjamin pengawasan lalu lintas masuknya hewan, tumbuhan dan ikan dari/ke luar negeri melalui pemeriksaan sertifikat kesehatan dari negara asal dan negara transit bagi hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, ikan dan tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain, serta melakukan pengawasan melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan.
20 Penyedia Jasa Pelayanan Teknis Penanganan Pesawat Udara di Darat (Ground Handling Agent) 1. Bekerjasama secara erat dengan instansi pemerintah untuk memastikan kelancaran arus penumpang, kargo, bagasi dan pas melalui fasilitas bandar udara. 2. Berpartisipasi dalam Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara.
21 28 BANDAR UDARA INTERNASIONAL TAHUN 2017 SABANG B.ACEH MEDAN TARAKAN PADANG BATAM PEKANBARU TANJUNG PINANG PONTIANAK BALIKPAPAN MANADO BIAK PALEMBANG AMBON JAYAPURA MAKASSAR SOETTA/CGK HALIM/JKT SEMARANG BANDUNG SOLO SURABAYA YOGYAKARTA BALI LOMBOK KUPANG MERAUKE 1. Banda Aceh 2. Medan 3. Pekanbaru 4. Batam 5. Tanjung Pinang 6. Padang 7. Palembang 8. Jakarta 9. Bandung 10. Solo 11. Surabaya 12. Denpasar 13. Pontianak 14. Balikpapan 15. Tarakan 16. Makassar 17. Manado 18. Mataram 19. Kupang 20. Ambon 21. Biak 22. Jayapura 23. Merauke 24. Sabang 25. Yogyakarta 26. Halim PK 27. Semarang 28. Tj Pandan 21
22 SK FAL Bandara Internasional NO BANDARA SK TAHUN (BERLAKU 3 TAHUN) KETUA 1 LOMBOK PRAYA - LOMBOK 22 Feb Feb 2020 KETUA DISHUB 2 ADI SUMARMO - SOLO 19 Juli Juli 2019 KETUA DISHUB 3 AHMAD YANI - SEMARANG 19 Juli Juli 2019 KETUA DISHUB 4 SAM RATULANGI - MANADO 30 Des Des 2019 KETUA OTBAN 22 Peb EL TARI - KUPANG 30 Des Des 2019 KETUA DISHUB 6 MOPAH - MERAUKE Jan Jan 2020 KETUA OTBAN 7 HASANUDDIN - MAKASSAR 6 Juni Juni 2019 KETUA OTBAN 8 JUANDA - SURABAYA 11 Apr Apr 2019 KETUA OTBAN 9 NGURAH RAI - DENPASAR 12 Agst Agst 2019 KETUA OTBAN 10 FRANS KAISIEPO - BIAK 26 Jan Jan 2020 KETUA DISHUB 11 JUWATA - TARAKAN 17 Nop Nop 2019 KETUA KABANDARA 12 SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN - BALIKPAPAN 16 Mar Mar 2020 KETUA OTBAN 13 SENTANI - JAYAPURA 26 Jan Jan 2019 KETUA KABANDARA 14 SULTAN SYARIF KASIM - PEKANBARU 28 Maret Maret 2019 KETUA DISHUB 15 ADI SUTJIPTO - YOGYAKARTA 6 Juni Juni 2019 KETUA DISHUB 16 SUPADIO - PONTIANAK 9 Sept Sept 2019 KETUA DISHUB 17 HUSEIN SASTRANEGARA - BANDUNG Apr Apr 2016 KETUA DISHUB 18 SABANG - ACEH 1 Agst Agst 2019 KETUA KASATKER BDR 19 SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II - PALEMBANG 6 Juni Juni 2019 KETUA DISHUB 20 HALIM PK - JAKARTA 27 Juni Juni 2019 KETUA DISHUB 21 PATTIMURA - AMBON 1 Agst Agst 2019 KETUA DISHUB 22 HANG NADIM - BATAM 1 Agst Agst 2019 KETUA KABANDARA 23 SOETTA - BANTEN 8 Juni Juni 2019 KETUA OTBAN 24 KUALANAMU - MEDAN Okt Okt 2017 KETUA OTBAN 25 RH. FISABILILAH - TANJUNG PINANG Juni Juni 2020 KETUA DISHUB 28 Maret Maret SULTAN ISKANDAR MUDA - BANDA ACEH KETUA DISHUB 27 MINANGKABAU - PADANG 1 Jan Desember 2017 KETUA OTBAN 28 H. AS HANANDJOEDIN - TANJUNG PANDAN Mei Mei 2020 KETUA KABANDARA Keterangan : Komite Fasilitas (FAL) Bandara 28 SK Komfal Bandara yg sdh habis masa berlakunya dan bdr baru 26 SK Komfal bandara yg masih berlaku sd th 2017 & Yang sudah mengajukan pembaharuan dan Dlm Proses DI Bagkum 1 Yang belum mengajukan pembaharuan 0 SK Komfal bandara yg sdh diperbaharui th Pengajuan Revisi Sk Komfal bandara 2 26 Revisi SK Tim Teknis dan Sekretariat Komnasfal 2017 sdh di bagkum 6 Juni 2017 no:669/dau/nd/vi/2017 Revisi SK Komfalnas sdh dibagkum 20 Januari 2017 no:83/dau/nd/i/2017
23 Rapat Koordinasi FAL Dilaksanakan pada tanggal April 2016 di Jogjakarta, dengan hasil: 1. Melakukan Harmonisasi dan Koordinasi berbagai instansi di Bandar Udara; 2. Menyediakan fasilitas, sarana prasarana untuk kegiatan fasilitasi; 3. Penambahan SDM di masing-masing instansi untuk peningkatan pelayanan bidang CIQ; 4. Agar Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara secara rutin melaksanakan pertemuan minimal 2 bulan sekali.
24 Pengawasan kegiatan Fasilitasi (FAL) di bandar udara Pengawasan dilakukan Inspektur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara melalui kegiatan Evaluasi dan Pengawasan Tujuan Pengawasan Untuk mengevaluasi keadaan di lapangan secara langsung agar dapat memberikan masukan kepada Pimpinan untuk ditindaklanjuti Kegiatan Pengawasan Telah dilaksanakan pengawasan kegiatan FAL di beberapa Bandara Internasional
25 1. Menyusun Amandemen ke-26 Annex 9 Konvensi Chicago; 2. Adanya wacana pembentukan sistem facilitation audit (FAL Audit) dengan merujuk best practices pelaksanaan audit USOAP- CMA dan USAP-CMA; 3. Pelaksanaan penyediaan Advance Passenger Information (API) khususnya terhadap individu-individu terduga teroris sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2178 (2014); 4. Memasukkan kolom keterangan kewarganegaraan pada manifest penumpang
26 5. Adanya penyempurnaan definisi, pengaturan, dan perlakuan terkait anak di bawah umur (minors) baik yang terbang dengan pendamping maupun tanpa pendamping guna menjamin keselamatan penumpang anak di bawah umur; 6. Memuat pengaturan mengenai Enhanced PNR, Automated Border Control, Standardized Electronic Travel Systems, dan pengembangan Passenger Data Information System; 7. Usulan pembentukan sistem job-cards untuk memperjelas tugas pokok kelompok kerja FALP berikut dengan perkembangan dan hasil capaiannya (deliverables); 8. Usulan pengembangan Global Aviation Facilitation Plan (GAFP) dengan tujuan dan target terukur yang mencerminkan kebutuhan negara anggota dan kawasan.
27 Dalam rangka mengikuti perkembangan peraturan Internasional FAL, Ditjen Perhubungan Udara aktif dalam: Melakukan amendment Annex 9 (meliputi amendment 23, 24, 25 dan 26) Menghadiri ICAO FAL Panel Menghadiri Regional Seminar ICAO Facilitation Audit ICAO Universal Security Audit Programme (USAP)
28 KEGIATAN FASILITASI UDARA (FAL) MEMERLUKAN KOORDINASI ANTAR INSTANSI PEMERINTAH DAN NON PEMERINTAH DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL MAUPUN DI PUSAT SEKALIGUS HARMONISASI SEMUA PERATURAN TERKAIT FASILITASI
29
FASILITASI UDARA DIREKTUR ANGKUTAN UDARA. Rapat Koordinasi FAL ke- 7 Yogyakarta, 20 April 2016
FASILITASI UDARA DIREKTUR ANGKUTAN UDARA Rapat Koordinasi FAL ke- 7 Yogyakarta, 20 April 2016 Suatu rangkaian kegiatan di bidang penerbangan sipil Internasional untuk mendukung kelancaran pergerakan pesawat
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI DALAM MENDUKUNG FASILITASI (FAL) UDARA
PAPARAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI DALAM MENDUKUNG FASILITASI (FAL) UDARA Rapat Koordinasi Komite Nasional Fasilitasi
Lebih terperinciSurvey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif
Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif Setiap bandar udara memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karenanya, untuk pengawasan atas arus penumpang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 61 TAHUN 2015 TENTANG FASILITASI (FAL) UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 61 TAHUN 2015 TENTANG FASILITASI (FAL) UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang
Lebih terperinciMenimbang : a. bahwa dalam rangka menyambut lebaran Tahun 2017 (1438 H),
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 006 TAHUN 2017 TENTANG PEl_AKSANAAN ANGKUTAN UDARA LEBARAN TAHUN 2017 (1438 H) DENGAN
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N NOMOR : SE 013 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RUNWAY SAFETY PROGRAM DAN PEMBENTUKAN RUNWAY SAFETY TEAM
S U R A T E D A R A N NOMOR : SE 013 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RUNWAY SAFETY PROGRAM DAN PEMBENTUKAN RUNWAY SAFETY TEAM 1. Menindaklanjuti : a. ICAO Assembly Resolution A37-6 on Runway Safety b. Global
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
No.1054, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. KPP APEC. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KARTU PERJALANAN PEBISNIS
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 009 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA HAJI TAHUN 1438
Lebih terperinciBERITA NEGARA. DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Visa. Kunjungan. Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
No.38, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Visa. Kunjungan. Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.GR.01.06 TAHUN
Lebih terperinciUdara yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 007 TAHUN 2018 TENTANG KOMITE FASILITASI (FAL) BANDAR UDARA INTERNASIONAL SILANGIT-SIBORONG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah membangun Bandar Udara baru yang terletak di pinggir timur kota Medan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang
Lebih terperinciKANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, 28-29 AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DASAR PELAKSANAAN Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM NO 61 TAHUN 2015 Tentang
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 104 TAHUN 2016 TENTANG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 104 TAHUN 2016 TENTANG KOMITE FASILITASI (FAL) BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN ISKANDAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis memperhatikan bahwa industripenerbangan khususnya pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa lain yang terkait dengan fasilitas bandar udara sedang berkembang
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI KOMITE NASIONAL FASILITASI (FAL) UDARA
RAPAT KOORDINASI KOMITE NASIONAL FASILITASI (FAL) UDARA JOGAKARTA, 20-21 APRIL 2016 YUSFANDRI GONA DASAR PELAKSANAAN UU No. 1/2009, KM 41/2011, PM 22/2015 Otoritas Bandar Udara Peraturan Menteri Perhubungan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 541 TAHUN 2014 TENTANG FASILITAS KEGIATAN FAL (FACILITATION) DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 541 TAHUN 2014 TENTANG FASILITAS KEGIATAN FAL (FACILITATION) DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL
Lebih terperinci2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.89, 2015 KEMENHUB. Alokasi. Ketersediaan Waktu Terbang. Bandar Udara. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN
Lebih terperinciMenimbang : a. bahwa berdasarkan Bab IV huruf A angka 2 huruf a dan b
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN NOMOR: KP 048 Tahun 2017 TENTANG KOMITE FASILITASI (FAL) BANDAR UDARA INTERNASIONAL LOMBOK TAHUN 2017-2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan merupakan aspek terpenting yang harus dimiliki dalam setiap moda transportasi. Salah satu moda transportasi yang harus memiliki standar peraturan keamanan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 87/12/Th. XVI, 2 Desember PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER A. PERKEMBANGAN PARIWISATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA OKTOBER MENCAPAI 719,9 RIBU
Lebih terperinci2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Keenam. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak
Lebih terperinciKANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH I DITJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RAKOR FASILITASI (FAL) UDARA
KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH I DITJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RAKOR FASILITASI (FAL) UDARA JOGJAKARTA, 20 21 APRIL 2016 1 Pengertian Fasilitasi Fasilitasi (FAL) Udara adalah suatu
Lebih terperinciPosisi Dinas Perhubungan Provinsi dalam Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara
Posisi Dinas Perhubungan Provinsi dalam Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara Kajian terhadap UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan PM 61 tahun 2015 tentang Fasilitasi (FAL) Udara 2 Permasalahan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN MEI 2004
PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN MEI 2004 PARIWISATA No. 38 / VII / 1 Juli 2004 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia melalui 13 pintu masuk pada bulan mencapai
Lebih terperinciKANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH II KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA YOGYAKARTA, 21 S.D 22 APRIL 2016
KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH II KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA YOGYAKARTA, 21 S.D 22 APRIL 2016 DASAR HUKUM! Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;! Peraturan Menteri Perhubungan,
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciNOMOR : KP 261 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 104 TAHUN 2017 TENTANG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN NOMOR : KP 261 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN NOMOR KP 104 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE NASIONAL FASILITASI (FAL) BANDAR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 24/05/16/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET Jumlah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009
BADAN PUSAT STATISTIK No. 03/01/Th. XIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER A. PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., 2007 No. 42/08/16/Th.XVIII, 01 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 56/10/16/Th.XVIII, 01 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN
Lebih terperinci2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Lembaga Penyelenggaraan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara
No.1288, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penerbangan Nasional. Keamanan. Program. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEAMANAN
Lebih terperinciMenimbang : a. bahwa berdasarkan Bab IV huruf A angka 2 huruf a dan b
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 142 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE FASILITASI (FAL) BANDAR UDARA INTERNASIONAL H. AS. HANANDJOEDDIN,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 52/09/16/Th.XVIII, 01 September PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT... vi MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No.69/12/16/Th.XVIII, 01 Desember PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No.61/11/16/Th.XVIII, 01 November PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang Angkasa Pura II Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan
Lebih terperinciPerkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017
Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan, us No. 54/10/16/Th.XIX, 02 Oktober BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan us
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL AGUSTUS 2007
BADAN PUSAT STATISTIK No. 52/10/Th. X, 1 Oktober 2007 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL AGUSTUS 2007 A. PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 tahun 1984. Perubahan nama dari Perum
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 23/05/16/Th.XIX, 02 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciBAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT
BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM OLEH BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang bergerak dibidang jasa, pengelolaan kebendaraan dan pelayanan
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A
Lebih terperinciKEMENTERIAN PARIWISATA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN PEMASARAN MANCANEGARA
KEMENTERIAN PARIWISATA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN PEMASARAN MANCANEGARA JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 17, JAKARTA 10110 INDONESIA Telepon (+62-21) 3838220 - Faksimil (+62-21) 3808612 Nomor : UM.001/18/9/DP3M/KEMPAR/2016
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM OLEH BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya lapangan terbang Husein Sastranegara, merupakan lapangan terbang peninggalan Pemerintah Hindia Belanda ( sebelum PD II ) dengan
Lebih terperinciUANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH
LAMPIRAN III TENTANG PERUBAHAN ATAS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA NO. TUJUAN UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan keadaan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2015
No.74 /11/33/Th.IX, 02 November 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada September
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Keimigrasian. Visa. Saat Kedatangan.
No.12, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Keimigrasian. Visa. Saat Kedatangan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01-GR.01.06
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 049 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 049 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2013 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL DESEMBER 2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 08/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL DESEMBER A. PERKEMBANGAN PARIWISATA WISMAN DESEMBER MENCAPAI 644,2 RIBU ORANG, NAIK 3,01 PERSEN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN JULI 2015
No. 63/09/33/Th.IX, 01 September 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN JULI 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada Juli 2015
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK PEMASUKAN HASIL TUMBUHAN HIDUP BERUPA SAYURAN UMBI LAPIS SEGAR KE DALAM WILAYAH
Lebih terperinci2015, No Ketentuan Impor Produk Tertentu, dan mengatur kembali ketentuan impor produk tertentu; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1553, 2015 KEMENDAG. Impor. Produk Tertentu. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/M-DAG/PER/10/2015 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK TERTENTU
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.183, 2014 EKONOMI. Kawasan. Badan Pengusahaan Batam. Bandar Udara. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5575). PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. 1.1.1 Bentuk Usaha Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu dengan didirikannya Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran.PN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN MARET 2015
No.31/05/33/Th.IX, 04 Mei 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN MARET 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada Maret 2015 secara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015
No.52/08/33/Th.IX, 03 Agustus 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada Juni 2015 secara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015
No.69 /10/33/Th.IX, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada Agustus
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 274 TAHUN 2017 TENTANG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 274 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN MEI 2015
No.46/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN MEI 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada Mei 2015 secara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menjalankan bisnis jasa pelayanan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.665, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Hapus Tikus. Hapus Serangga. Alat Angkut. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciPENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGAWASAN PEMASUKAN DAN DISTRIBUSI IKAN IMPOR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGAWASAN PEMASUKAN DAN DISTRIBUSI IKAN IMPOR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA Oleh : Pandapotan Sianipar Kepala Seksi Pengawasan Usaha P3 Wilayah Timur Direktorat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1306, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pesawat Udara. Rusak. Bandar Udara. Pemindahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.128 TAHUN 2015 TENTANG PEMINDAHAN PESAWAT
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN APRIL 2015
No.41/06/33/Th.IX, 01 Juni 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN APRIL 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada April 2015 secara
Lebih terperinciPerancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda
Sidang Tugas Akhir Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Diajukan oleh : Febru Radhianjaya 2507 100 117 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sebelum PT (Persero) Angkasa Pura II berdiri terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandara Polonia Medan sehingga dengan adanya landasan inilah PT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROGRAM KEAMANAN PENERBANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 127 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEAMANAN PENERBANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1164, 2014 KEMENKEU. Data Penumpang. Kedatangan. Keberangkatan. Pengangkut Udara. Daerah Pabean. Penyampaian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciAerodromes. BALlKPAPAN I Sepinggan, JAKARTA I Halim Perdanakusuma, MEDAN I Polonia SURABAYA I Juanda, UJUNG PANDANGI Hasanuddin,
AlP NDONESA ( VOL. ) GEN 4.1-1 GEN 4. CHARGES FOR AERODROMES AND AR NAVGATON SERVCES GEN 4.1 AERODROME CHARGES 4.1.1 Landing Charges (excluding VAT 10%) Aircraft Weight (Kg) JAKARTA Soekarno - Hatta. Domestic
Lebih terperinciKEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PER.KBSN-01/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2015
No.26/04/33/Th.IX, 01 April 2015 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2015 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah pada Februari 2015
Lebih terperincia. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.
a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, b. Mengikuti perkembangan tehnologi, sehingga dapat menyediakan kepada pimpinan informasi yang
Lebih terperinci-1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 111/KEP-BKIPM/2017 TENTANG
-1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 111/KEP-BKIPM/2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN KARTU LAYANAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN
Lebih terperinciDaftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia
Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=278102 Senin, 29 Desember 2014, 05:03:00 SEKARANG INI 28 Desember 2014 Airbus A320-200 milik Air Asia dengan rute
Lebih terperinciKekarantinaan Kesehatan di Bandar Udara
Kekarantinaan Kesehatan di Bandar Udara Kasubdit Kekarantinaan Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI DASAR HUKUM TERKAIT
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH PABEAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan
No.1155, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Prosedur Investigasi Kecelakaan dan Kejadian Serius Pesawat Udara Sipil. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 830. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMenimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN
Lebih terperinciKETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN
KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN PERATURAN KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura (Persero) Adalah sebuah Badan usaha Milik Negara yang bergerak dibidang jasa pengelolaan kebandaraan dan
Lebih terperinciSOSIALISASI PERMENDAG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERMENDAG NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN IMPOR PDOUK TERTENTU
SOSIALISASI PERMENDAG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERMENDAG NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN IMPOR PDOUK TERTENTU Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri 1 I. KRONOLOGIS PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mendukung perekonomian
Lebih terperinci