LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instasi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, Kolusi dan Nepotisme; dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya, sebagai kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai dengan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; setiap Pemerintah Daerah (Pejabat Eselon II) diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden, sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. BAB I PENDAHULUAN 1

2 LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilaian kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Bertitik tolak dari RPJMD Kabupaten Lamandau Tahun , Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sleman Tahun 2013 dan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; serta memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; penyusunan LAKIP Tahun 2013 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator sasaran, dengan demikian LAKIP Kabupaten Lamandau menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah oleh Bupati kepada Presiden ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2013 yaitu tahun kelima RPJMD Kabupaten Lamandau Tahun GAMBARAN UMUM DAERAH A. KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Lamandau merupakan sebuah Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat yang dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, Dan Kabupaten Barito Timur Di Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9 s/d 3 36 Lintang selatan dan s/d Bujur Timur dan secara administratif batas wilayah Kabupaten Lamandau sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 2

3 1. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat dan Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan; Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat. 2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat. 3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam, Kabupaten Sukamara. 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat. Ketinggian dari permukaan laut pada wilayah Kabupaten Lamandau berkisar antara 25 sampai dengan 500 meter yang menunjukkan bahwa Kabupaten Lamandau merupakan daerah pada kawasan yang relatif tinggi dibandingkan dengan kabupaten sekitarnya. Hal ini ditunjukan dengan adanya beberapa daerah perbukitan di wilayah Kabupaten Lamandau. Kabupaten ini terletak di daerah khatulistiwa sehingga termasuk beriklim tropis yang lembab dan panas dengan suhu rata rata 27,48 0 C. Kabupaten Lamandau memiliki luas wilayah km 2 yang dibagi menjadi 8 (delapan) kecamatan yaitu : - Kecamatan Bulik dengan luas wilayah : 665,55 Km² - Kecamatan Bulik Timur dengan luas wilayah : 1.074,72 Km² - Kecamatan Menthobi Raya dengan luas wilayah : 86,85 Km² - Kecamatan Sematu Jaya dengan luas wilayah : 620,88 Km² - Kecamatan Lamandau dengan luas wilayah : 1.333,00 Km² - Kecamatan Belantikan Raya dengan luas wilayah : 1.263,00 Km² - Kecamatan Batang Kawa dengan luas wilayah : 685,00 Km² - Kecamatan Delang dengan luas wilayah : 685,00 Km² Berdasarkan kondisi lahan luas wilayah Km 2 terbagi dalam beberapa klasifikasi penggunaan lahan yang terdiri dari : - Pertanian tanaman pangan : Ha BAB I PENDAHULUAN 3

4 - Perkebunan : Ha - Kehutanan : Ha - Perumahan/Danau/Sungai/Rawa : Ha - Hutan Tanaman Industri : Ha B. KONDISI UMUM DAERAH 1. Berdasarkan Pembagian Administrasi Pemerintahan Kabupaten Lamandau yang semula terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan (Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau, Kecamatan Delang), 3 (tiga) Kelurahan, dan 79 Desa, pada tahun 2005, 3 (tiga) Kecamatan tersebut dimekarkan menjadi 8 (delapan) Kecamatan sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Belantikan Raya dan Kecamatan Batang Kawa. Selanjutnya pada tahun 2009, Dusun Batu Hambawang yang berada di Kecamatan Sematu Jaya berubah statusnya menjadi Desa definitif sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 05 Tahun 2009 tentang Pembentukan Desa Batu Hambawang di Kecamatan Sematu Jaya. Saat ini jumlah desa yang berada di 8 (delapan) Kecamatan di Kabupaten Lamandau hingga saat ini berjumlah 80 desa dan 3 kelurahan. Tabel 1.1 Jumlah dan Luas wilayah Kecamatan, Kelurahan dan Desa NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA LUAS WILAYAH KETERANGAN (Km²) 1 Bulik 665,55 Kec. Induk 1 Nanga Bulik 81,52 Kelurahan 2 Kujan 30,10 Desa 3 Guci 103,00 Desa 4 Batu Kotam 61,58 Desa 5 Bumi Agung 8,20 Desa 6 Sumber Mulya 7,25 Desa 7 Bukit Indah 15,00 Desa BAB I PENDAHULUAN 4

5 NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA LUAS WILAYAH (Km²) KETERANGAN 8 Arga Mulya 21,50 Desa 9 Bunut 108,00 Desa 10 Sungai Mentawa 103,00 Desa 11 Beruta 18,40 Desa 12 Tamiang 108,00 Desa 2 Lamandau 1.333,00 Kec. Induk 1 Tapin Bini 183,00 Kelurahan 2 Kawa 163,00 Desa 3 Penopa 125,00 Desa 4 Suja 185,00 Desa 5 Sekoban 144,00 Desa 6 Bakonsu 91,00 Desa 7 Cuhai 142,00 Desa 8 Karang Taba 142,00 Desa 9 Tanjung Beringin 82,00 Desa 10 Sungai Tuat 76,00 Desa 3 Delang 685,00 Kec. Induk 1 Kudangan 78,00 Kelurahan 2 Sepoyu 111,00 Desa 3 Riam Tinggi 43,00 Desa 4 Landau Kantu 35,00 Desa 5 Nyalang 95,00 Desa 6 Lopus 36,00 Desa 7 Kubung 36,00 Desa 8 Sekombulan 60,00 Desa 9 Riam Penahan 101,00 Desa 10 Penyombaan 90,00 Desa 4 Bulik Timur 1.074,72 Kec. Pemekaran 1 Merambang 112,00 Desa 2 Batu Tunggal 105,00 Desa 3 Nanga Kemujan 101,00 Desa 4 Sepondam 98,00 Desa 5 Toka 107,00 Desa 6 Nanga Koring 104,00 Desa 7 Sungkup 111,00 Desa 8 Nanga Palikodan 105,00 Desa 9 Nuangan 103,00 Desa 10 Pedongatan 108,00 Desa BAB I PENDAHULUAN 5

6 NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA LUAS WILAYAH (Km²) KETERANGAN 11 Suka Maju 8,00 Desa 12 Bukit Jaya 12,72 Desa 5 Menthobi Raya 620,88 Kec. Pemekaran 1 Melata 110,00 Desa 2 Nanuah 102,00 Desa 3 Topalan 44,00 Desa 4 Batu Ampar 94,00 Desa 5 Lubuk Hiju 123,00 Desa 6 Bukit Makmur 7,00 Desa 7 Bukit Raya 60,00 Desa 8 Modang Mas 27,25 Desa 9 Mukti Manunggal 21,63 Desa 10 Sumber Jaya 15,00 Desa 11 Bukit Harum 17,00 Desa 6 Sematu Jaya 86,85 Kec. Pemekaran 1 Purwareja 25,40 Desa 2 Bina Bhakti 6,50 Desa 3 Tri Tunggal 8,00 Desa 4 Jangkar Prima 14,00 Desa 5 Mekar Mulya 9,95 Desa 6 Wonorejo 8,00 Desa 7 Batu Hambawang 15,00 Desa 7 Belantikan Raya 1.263,00 Kec. Pemekaran 1 Bayat 99,00 Desa 2 Nanga Belantikan 93,00 Desa 3 Sungai Buluh 53,00 Desa 4 Belibi 70,00 Desa 5 Karang Besi 124,00 Desa 6 Benuatan 103,00 Desa 7 Kahingai 82,00 Desa 8 Nanga Matu 114,00 Desa 9 Petarikan 228,00 Desa 10 Sumber Cahaya 8,00 Desa 11 Bintang Mengalih 196,00 Desa 12 Tangga Batu 93,00 Desa 8 Batang Kawa 685,00 Kec. Pemekaran 1 Kinipan 54,00 Desa BAB I PENDAHULUAN 6

7 NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA LUAS WILAYAH (Km²) KETERANGAN 2 Ginih 61,00 Desa 3 Batu Tambun 85,00 Desa 4 Benakitan 80,00 Desa 5 Liku 85,00 Desa 6 Mengkalang 65,00 Desa 7 Karang Mas 105,00 Desa 8 Kina 116,00 Desa 9 Jemuat 34,00 Desa JUMLAH 6.414,00 2. Topografi Kondisi topografi Kabupaten Lamandau yaitu terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan, yang juga dialiri oleh beberapa sungai besar maupun kecil yang masih menjadi urat nadi perekonomian di Lamandau. Permukaan wilayah Lamandau sebagian besar adalah berupa daratan yang relatif bergelombang dengan transisi antara 0 25%. Kondisi ini merupakan bentukan dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih berupa rawa. Geologi permukaan tanah di kawasan Lamandau terdiri dari lapisan humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki tingkat resapan yang sangat kecil. Ketinggian wilayah bervariasi antara meter dari permukaan laut. Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, khususnya potensi bahan tambang seperti bijih besi, emas, galena bauksit, serta jenis mineral ikutan lainnya seperti Zync, Pyrite, dan lain-lain. Dari total luas Lamandau sebesar Ha tercatat Ha yang telah dikelola oleh kuasa pertambangan. Kabupaten Lamandau termasuk daerah yang beriklim tropis Type A berdasarkan zone iklim, yaitu jumlah bulan basah lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai bulan September, sedangkan musim hujan BAB I PENDAHULUAN 7

8 terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Mei. Curah hujan berkisar antara mm/tahun. Curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Suhu udara antara 23º 32ºC dengan suhu rata-rata 27,48ºC, dengan suhu maksimum berkisar antara 31º - 33ºC dan minimum antara 21,9º - 23,4ºC. Kelembaban udara berkisar antara 81% - 89%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab. Kecepatan angin 0,4 0,7 knot. C. PEMERINTAHAN 1. Aparat Pemerintah Jumlah aparatur pemerintah di lingkungan Kabupaten Lamandau untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat pada tahun 2013 sejumlah orang yang terdiri dari : a. Jumlah Aparatur Sipil Negara menurut klasifikasi golongan : 1) Golongan I : 27 orang 2) Golongan II : orang 3) Golongan III : orang 4) Golongan IV : 337 orang b. Jumlah Aparatur Sipil Negara menurut klasifikasi tingkat pendidikan : 1) SD : 20 orang 2) SLTP : 25 orang 3) SLTA : 715 orang 4) D-1 : 38 orang 5) D-2 : 269 orang 6) D-3 : 360 orang 7) D-IV : 23 orang 8) S-1 : orang 9) S-2 : 50 orang 10) S-3 : 1 orang BAB I PENDAHULUAN 8

9 2. Organisasi Perangkat Daerah Dalam mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah dibentuk kelembagaan daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 12 Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Kelembagaan Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau. Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang kemudian ditindaklanjuti dengan beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau, antara lain: a. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamandau, b. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata KerjaRumah sakit Umum Daerah Lamandau; c. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau; d. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan; e. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 13 Tahun 2008 yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Kabupaten Lamandau, f. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Bappeda, Bakesbangpolinmas, BKPP, BPMDes, BLH, KPPT, Satpol PP.Kabupaten Lamandau; g. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata kerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) dan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPPPAKB) Kabupaten Lamandau; BAB I PENDAHULUAN 9

10 h. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamandau, dan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Lamandau; i. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tatakerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD); j. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau; maka terjadi perubahan nomenklatur pada beberapa SKPD, yaitu sebagai berikut: 1) Sekretariat Daerah Kabupaten Lamandau. 2) Sekretariat DPRD Kabupaten Lamandau. 3) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lamandau. 4) Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau. 5) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lamandau. 6) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamandau. 7) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lamandau. 8) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lamandau. 9) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamandau. 10) Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lamandau. 11) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lamandau. 12) Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau. 13) Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau. 14) Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamandau. 15) Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya. 16) Inspektorat Kabupaten Lamandau. BAB I PENDAHULUAN 10

11 17) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau. 18) Badan Kesatuan Bangsa, dan Politik Kabupaten Lamandau. 19) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Lamandau. 20) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lamandau, 21) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamandau. 22) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lamandau. 23) Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Lamandau. 24) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lamandau. 25) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Lamandau. 26) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamandau. 27) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lamandau. 28) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamandau. 29) Kecamatan Bulik. 30) Kecamatan Lamandau. 31) Kecamatan Delang. 32) Kecamatan Sematu Jaya. 33) Kecamatan Menthobi Raya. 34) Kecamatan Bulik Timur. 35) Kecamatan Belantikan Raya. 36) Kecamatan Batang Kawa. D. PEREKONOMIAN Salah satu indikator kinerja pembangunan suatu daerah diukur melalui indikator-indikator makro ekonomi yang secara umum telah diakui dan diberlakukan. Pencapaian perekonomian suatu daerah merupakan BAB I PENDAHULUAN 11

12 gambaran dari prestasi pemerintahan daerah dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di daerah tersebut, serta upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang ada di daerah. Indikator pencapaian pembangunan ekonomi yang secara umum diakui adalah: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan tingkat inflasi. Sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Lamandau yaitu Pertanian (sub sektor Tanaman Bahan Makanan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan), dan Pertambangan. 1. Potensi Unggulan Daerah Pada umumnya potensi unggulan Kabupaten Lamandau adalah dari jenis komoditas Sektor Pertanian (sub sektor Kehutanan dan Perkebunan) dan Sektor Pertambangan. Hal ini terutama didukung oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu dukungan pasar ekspor, dukungan sumber daya manusia dan keterlibatan masyarakat. Komoditas ekspor daerah ini dihasilkan oleh sub sektor Kehutanan dan Perkebunan serta Sektor Pertambangan. Tingkat kesuburan lahan di Kabupaten Lamandau yang berada antara kelas II sampai dengan kelas III, sangat memungkinkan untuk dikembangkan dan ditingkatkannya kegiatan Sektor Pertanian terutama Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan. Tahun 2013, Pertanian Tanaman Pangan mengalami peningkatan hasil produksi, tetapi masih tetap diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan masyarakat. Selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami kenaikan signifikan atau surplus dan mampu berswasembada beras. Pada tahun 2013, produksi beras Kabupaten Lamandau sebanyak ,51 ton sedangkan kebutuhan beras konsumsi sebanyak 8.534,16 ton, sehingga mengalami surplus sebesar 7.065,35 ton. BAB I PENDAHULUAN 12

13 Sedangkan sub sektor Kehutanan terus mengalami penurunan pertumbuhan dibanding tahun-tahun sebelumnya sebagai efek dari makin berkurangnya areal hutan produktif dan bertambahnya areal perkebunan. Secara spesifik potensi unggulan yang dimiliki Kabupaten Lamandau saat ini adalah Karet dan Sawit. Selain dari sub sektor Kehutanan dan Perkebunan, Kabupaten Lamandau juga memiliki potensi dari sektor lain yakni pertambangan yang turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Perkembangan Ekonomi Makro Perekonomian di Kabupaten Lamandau hingga tahun 2012 secara umum bergerak ke arah yang lebih baik, ditandai dengan meningkatnya beberapa indikator makro ekonomi antara lain pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan laju inflasi. a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkembangan PDRB Kabupaten Lamandau dari tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan harga berlaku yaitu sebesar Rp. 868,47 milyar pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 1,39 trilyun pada tahun 2012, atau selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar Rp milyar. Sedangkan berdasarkan harga konstan yaitu dari Rp. 526,27 milyar di tahun 2008, meningkat menjadi Rp. 672,59 milyar di tahun 2012, atau selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar Rp. 146,32 milyar. Tabel 1.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku Tahun No. Lapangan Usaha PDRB ADH Berlaku (jutaan rupiah) Pertanian , , , , ,84 Pertambangan & , , , , ,98 2. Penggalian 3. Industri Pengolahan 6.142, , , , ,09 Listrik, Gas dan Air 698,07 933, , , ,84 4. Bersih BAB I PENDAHULUAN 13

14 5. Bangunan 1.733, , , , ,14 6. Perdagangan, Hotel & Restoran , , , , ,56 7. Pengangkutan dan Komunikasi , , , , ,89 8. Keuangan, Persewaan & Jasa , , , , ,66 Perusahaan 9. Jasa-jasa , , , , ,18 JUMLAH , , , , ,19 Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012 No. Tabel 1.3 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga (ADH) Konstan Tahun Lapangan Usaha PDRB ADH Konstan (jutaan rupiah) Pertanian , , , , ,14 Pertambangan & 9.284, , , , ,54 2. Penggalian 3. Industri Pengolahan 3.965, , , , ,50 Listrik, Gas dan Air 442,72 560,32 748,16 794,11 842,85 4. Bersih 5. Bangunan 1.263, , , , ,16 6. Perdagangan, Hotel , , , , ,92 & Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan , , , , , , , , , ,71 9. Jasa-jasa , , , , ,74 JUMLAH , , , , ,38 Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012 b. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator perkembangan aktivitas perekonomian dimana barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat bertambah dan tingkat pendapatan masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa tenaga kerja, teknologi dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal dapat berupa investasi dari luar daerah dan ekspor keluar daerah. BAB I PENDAHULUAN 14

15 No. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau menunjukkan angka yang fluktuatif namun selalu positif. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,04%, sedikit lebih rendah pada tahun 2009 yaitu 5,71% yang diperkirakan akibat pengaruh dari krisis finansial global yang terutama berpengaruh cukup signifikan pada Sub Sektor Pertambangan di Kabupaten Lamandau. Namun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau terus meningkat pada tahun 2010 sebesar 6,17%, terus melaju di tahun 2011 dan tahun 2012 yaitu masing-masing 6,52% dan 6,88%, atau dengan kata lain selama kurun waktu lima tahun terjadi pertumbuhan ekonomi melaju sebesar 0,84%. Hal ini berarti adanya indikator bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau secara umum meningkat dari tahun sebelumnya. Tabel 1.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha Pertumbuhan Ekonomi (%) PRIMER 4,05 5,71 4,82 5,48 7,10 1. Pertanian 2,15 6,87 4,59 5,45 7,02 2. Pertambangan & Penggalian 216,86 (35,92) 18,37 6,92 11,16 SEKUNDER 6,52 13,84 10,88 7,54 7,45 3. Industri Pengolahan 5,73 9,82 3,82 6,30 7,58 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,98 26,56 33,52 6,14 6,14 5. Bangunan/Konstruksi 8,91 22,02 22,58 11,05 7,66 TERSIER 10,20 5,54 8,64 8,49 6,47 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 10,27 5,10 8,79 7,44 4,31 7. Pengangkutan dan Komunikasi 12,18 6,59 4,56 4,83 5,56 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,27 9,62 15,26 13,70 14,23 9. Jasa-jasa 10,83 4,84 8,39 10,19 8,01 Total Laju PDRB 6,04 5,74 6,15 6,52 6,88 Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012/2013 BAB I PENDAHULUAN 15

16 Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau Tahun Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012/2013 LPE c. Pendapatan Perkapita Tahun Pendapatan perkapita adalah besaran pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Indikator ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan daerah dengan kata lain semakin tinggi/besar pendapatan perkapitanya maka semakin makmur daerah tersebut. Tabel 1.5 PDRB Perkapita Kab. Lamandau Tahun Penduduk Pertengahan Tahun Harga Berlaku (Rp.) PDRB Perkapita Pertumbuhan Harga Konstan Pertumbuhan (%) (Rp.) (%) ,72 5, ,49 2, ,31 3, ,98 1, ,38 11, ,31 3, ,46 10, ,58 3, ,14 12, ,48 6,15 Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012 BAB I PENDAHULUAN 16

17 Gambar 1.2 Diagram PDRB Perkapita Kab. Lamandau Tahun PDRB Perkapita ADHB PDRB Perkapita ADHK Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012 Dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau tahun 2012 yang mencapai 6,88 persen, ternyata terlihat bahwa PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku dan konstan dari tahun ke tahun menunjukkan adanya pertumbuhan positif. PDRB Perkapita yang meningkat dari tahun ke tahun memberikan gambaran bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan cukup berhasil dan mampu menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau. d. Angka Kemiskinan Proses pembangunan yang dinilai cukup berhasil dan mampu menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau tentunya memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Indikasi peningkatan kesejahteraan tersebut dapat dilihat dari menurunnya angka kemiskinan Kabupaten Lamandau. Penduduk miskin di Kabupaten Lamandau selama tahun mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu sebesar jiwa pada tahun 2008, turun menjadi jiwa di tahun 2012, atau terjadi penurunan sebesar jiwa dalam kurun waktu lima tahun, dengan tingkat kemiskinan yang juga mengalami tren penurunan yaitu tahun 2008 sebesar 6,97% turun menjadi 4,66% di tahun 2012, atau selama jangka waktu lima tahun tingkat kemiskinan Kabupaten Lamandau turun sebesar 2,31%. BAB I PENDAHULUAN 17

18 Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Miskin & Tingkat Kemiskinan Kab.Lamandau Tahun No. Tahun Tingkat Penduduk Miskin Kemiskinan (Jiwa) (%) , , , , ,66 Sumber: BPS Lamandau Gambar 1.3 Diagram Jumlah Penduduk Miskin Kab. Lamandau Tahun ,000 4,000 4,630 3,790 3,665 3,344 3,100 2, Sumber: BPS Lamandau Gambar 1.4 Grafik Tingkat Kemiskinan Kab.Lamandau Tahun Tingkat Kemiskinan (%) Sumber: BPS Lamandau BAB I PENDAHULUAN 18

19 e. Tingkat Pengangguran Terbuka Salah satu indikator makro ekonomi adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menunjukkan tingkat keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Indikator ini digunakan sebagai bahan evaluasi keberhasilan pembangunan perekonomian, selain angka kemiskinan. TPT diukur sebagai persentase jumlah penganggur/pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. Angka TPT Kabupaten Lamandau dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2012, TPT sebesar 0,89% jauh mengalami penurunan bila dibandingkan dengan TPT tahun 2008 sebesar 5,41% atau terjadi pengurangan sebesar 4,52%. Artinya pembangunan perekonomian di Kabupaten Lamandau dinilai berhasil, hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah misalnya dalam kemudahan pengurusan perijinan usaha. Tabel 1.7 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab.Lamandau Tahun Tingkat Pengangguran No. Tahun Terbuka (TPT) (%) , , , , ,89 Sumber: BPS Lamandau BAB I PENDAHULUAN 19

LKPJ Bupati Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN

LKPJ Bupati Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Lamandau merupakan Kabupaten Pemekaran yang berdiri bersama 7 (tujuh) Kabupaten pemekaran lainnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002. Dari 8 (delapan) Kabupaten yang

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN DANA BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan dalam penyelenggaraan pemerintahannya menggunakan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BULIK TIMUR, KECAMATAN MENTHOBI RAYA, KECAMATAN SEMATU JAYA, KECAMATAN BELANTIKAN RAYA DAN KECAMATAN BATANGKAWA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, Maret 2017 BUPATI LAMANDAU. Ir. MARUKAN, M.A.P.

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, Maret 2017 BUPATI LAMANDAU. Ir. MARUKAN, M.A.P. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Pemerintah Kabupaten Lamandau pada Tahun 2016 dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 26 TAHUN 2012 Tanggal : 27 December 2012 KABUPATEN LAMANDAU RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2013 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 20 TAHUN 2013 Tanggal : 24 Desember 2013 KABUPATEN LAMANDAU RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE 1.01.01 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Pemerintah Kabupaten Lamandau berupaya menyelenggarakan pemerintahan dengan berprinsip pada tata kelola pemerintahan yang baik dan berorientasi

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Evaluasipelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu dengan memperhatikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

2.1. Peraturan Pemerintah Terkait Pengembangan Produk Unggulan

2.1. Peraturan Pemerintah Terkait Pengembangan Produk Unggulan 2.1. Peraturan Pemerintah Terkait Pengembangan Produk Unggulan 2.1.1 Permendagri No. 9 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Kegiatan pengembangan produk unggulan adalah upaya yang dilakukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perkenan- Nya penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lamandau Tahun 204 akhirnya dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 188.45/79/II/HUK/2014 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DAN PEJABAT PEMBANTU PENGELOLA INFORMASI

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN 2015 Komplek Perkantoran Bukit Hibul Nanga Bulik 74662

PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN 2015 Komplek Perkantoran Bukit Hibul Nanga Bulik 74662 TOTAL PAKET PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN 2015 Komplek Perkantoran Bukit Hibul Nanga Bulik 74662 JENIS PEKERJAAN : JASA SI (POKJA I) Metode Sistem SUMBER Pengadaan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2011 disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI PANGKALAN BUN NOMOR : W16-U3 / 008 / KPN / SK / II /2013

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI PANGKALAN BUN NOMOR : W16-U3 / 008 / KPN / SK / II /2013 SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI PANGKALAN BUN NOMOR : W16-U3 / 008 / KPN / SK / II /2013 T E N T A N G PERINCIAN PANJAR BIAYA PENDAFTARAN PERKARA PERDATA DAN BIAYA PANGGILAN / PEMBERITAHUAN DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG BESARAN UANG PERSEDIAAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PADA WILAYAH YANG AKAN DIBENTUK MENJADI DESA DEFINITIF DI KABUPATEN LAMANDAU BUPATI

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA SURAKARTA RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH 1.01.01 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 2.300.000.00 557.952.560.00 84.028.068.62 641.980.628.62

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN DAN DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1 1.01 Urusan Wajib 2.367.639.809.00

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Sintang Tahun 2013 I. PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Sintang Tahun 2013 I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Maksud dan tujuan a. Maksud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan dokumen yang berisi gambaran perwujudan AKIP yang disusun dan disampaikan secara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB 0 I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 0 I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 0 I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semangat Reformasi Birokrasi di lingkungan pemerintahan, telah menumbuhkembangkan perubahan etos kerja yang lebih dinamis dan strategis menuju kearah yang lebih baik.

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal 18

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2013 Tanggal : 31 Desember 2013 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE TIDAK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 8 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014 PEMERINTAH KABUPATEN OKU TIMUR RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 KODE 1.01.01 Dinas

Lebih terperinci

16/41787.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka

16/41787.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lamandau Pembagian secara administratif, pada awal berdirinya Kabupaten Lamandau berdasarkan Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2002 terbagi menjadi 3 (tiga)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG DAERAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa Organisasi dan tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015 REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015 APBD PERUBAHAN PROVINSI KALTENG TA. 2015 Ditetapkan dengan Perda No. 09 Tahun 2015 Tgl. 17 November 2015 Ttg APBD Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II Peraturan Daerah Nomor : 08 Tahun 2012 Tanggal : 27 Desember 2012 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN ANGGARAN 2013 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH 1 1.01 Urusan Wajib 1.034.879.399.416,08

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II Peraturan Daerah Nomor : 11 Tahun 2015 Tanggal : 30 Desember 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BATANG TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1 1.01 Urusan Wajib 1.593.047.361.579,00 1.004.816.393.171,00 526.340.097.066,00

Lebih terperinci

A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN WONOSOBO

A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN WONOSOBO BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN WONOSOBO 1. Kondisi Geografi Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 7. 11 dan 7. 36 Lintang Selatan (LS), 109. 43 dan 110. 04 Bujur Timur (BT).

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun KEDUDUKAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun KEDUDUKAN 1. KEDUDUKAN emerintah Kabupaten Kayong Utara sebagai daerah pemekaran dari Kabupaten Ketapang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2007 Tanggal 2 Januari 2007 dan Surat Mendagri No.135/439/SJ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU KEPUTUSAN BUPATI LAMANDAU NOMOR: /180 /IV/HUK/2013 TENTANG

BUPATI LAMANDAU KEPUTUSAN BUPATI LAMANDAU NOMOR: /180 /IV/HUK/2013 TENTANG BUPATI LAMANDAU KEPUTUSAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 188.45/180 /IV/HUK/2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2013 Menimbang a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.5 Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 12 Tanggal : 31 Desember 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 1 Tahun 2016 Tanggal : 8 Januari 2016 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1.01.01 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci