BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem ini secara umum dapat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun. Perancangan perangkat keras terdiri dari perancangan berbagai komponen elektrik yang digunakan dalam sistem. Perancangan piranti lunak terdiri dari perancangan program-program yang digunakan dalam sistem. Rancang bangun terdiri dari perancangan mekanik penggerak robot serta sistem kerja mekanik robot tersebut. 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras sistem ini terdiri dari dua bagian dimana bagian pertama difungsikan pada robot dan bagian kedua difungsikan untuk RFID yang dikontrol oleh PC. Robot menggunakan 2 aki yang memiliki nilai tegangan yang sama yaitu 12,4V. Aki yang memiliki arus sebesar 5Ah dan difungsikan sebagai sumber tegangan untuk setiap motor pada robot seperti motor pada forklift dan motor pada roda kiri dan kanan robot. Sedangkan aki yang memiliki arus sebesar 2,2 Ah digunakan sebagi sumber tegangan modul-modul yang ada pada robot. Sedangkan untuk modul RFID_PC digunakan adaptor dengan tegangan 9V / 1A. 64

2 Perancangan Perangkat Keras pada Robot Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Robot Robot menggunakan AVR ATMega 8535 untuk memproses semua pergerakan robot. Robot dapat berkomunikasi dengan PC dengan menggunakan jalur serial RS232, sehingga robot memerlukan IC MAX232 untuk mengubah level tegangan dari TTL ke RS232 dan sebaliknya. Pada robot juga terdapat RFID sebagai sensor pendeteksi barang, dimana untuk berkomunikasi dengan RFID diperlukan jalur I2C. Selain itu robot juga mendeteksi sensor line follower dan sensor ketinggian pada forklift. Untuk bergerak robot menggunakan motor DC

3 66 sebagai aktuatornya, dimana pada robot terdapat 3 motor yang difungsikan untuk roda kiri, roda kanan dan pengangkat lengan forklift, dan diperlukan driver motor untuk dapat menggerakkan motor DC tersebut. Selain itu robot juga dilengkapi dengan modul LCD untuk menunjukkan pesan kesalahan yang terjadi pada robot. A. Modul AVR pada Robot Gambar 3.2 Modul AVR pada Robot AVR ATMega 8535 difungsikan untuk memproses masukan yang berasal dari sensor Line Follower sebagai penunjuk arah, sensor ketinggian sebagai

4 67 penunjuk ketinggian lengan forklift, RFID sebagai pendeteksi barang, serta serial UART untuk menerima perintah dari PC. Selain itu AVR juga dapat mengontrol pergerakan motor DC dan tampilan LCD. B. Modul RFID pada Robot Gambar 3.3 Modul RFID pada Robot RFID (U2) berkomunikasi dengan AVR (U1) dengan menggunakan komunikasi I 2 C dengan menggunakan pin SDA dan SCL pada AVR (U1) sehingga komunikasi dapat terjadi. Untuk supply tegangan digunakan tegangan 3.3V sebagai sumber tegangan RFID. Pada pin RFID_IN diberikan pembagi tegangan dengan memfungsikan dua buah resistor yaitu R5 yang bernilai 2KΩ dan R6 yang bernilai 2K2Ω seperti pada Gambar 3.3. Alasan digunakan pembagi tegangan tersebut karena karakteristik dari keadaan high tegangan input V TH RFID yaitu 0,6VDD untuk minimum dan 0,7VDD untuk maksimum. Pada modul ini digunakan dua buah transistor Q1 dan Q2 dengan tipe S9013 yang berfungsi

5 68 sebagai stepup tegangan untuk RFID_OUT. Ketika pin 5 menghasilkan logika 0 maka Kolektor pada Q1 akan bernilai 1 sehingga Base pada Q2 bernilai 1 dan mengakibatkan Kolektor dan Emitter pada Q2 terhubung sehingga RFID_OUT akan bernilai 0. Begitu pula sebaliknya ketika pin 5 menghasilkan logika 1 maka Kolektor dan Emitter pada Q1 akan terhubung sehingga Base pada Q8 akan bernilai 0 dan mengakibatkan RFID_OUT akan bernilai 1 karena terhubung dengan VCC 5V. C. Modul MAX232 pada Robot Gambar 3.4 Modul MAX232 pada Robot Komunikasi serial antara komputer dengan modul AVR (U1) dikerjakan melalui IC MAX232 (U3) yang berfungsi sebagai konverter tegangan dari PC ke AVR, yaitu dari logic RS232 (-12 s.d.+12 V) ke dalam logic TTL (0 s.d.+5 V). Komunikasi dikerjakan melalui pin TX dan RX dimana TX (R1IN) yang

6 69 terkoneksi ke PC berfungsi untuk mengirimkan data dari PC dan diterima oleh RX (R1OUT) yang terkoneksi ke AVR (U1) yang berfungsi sebagai penerima dan begitu juga sebaliknya dengan TX (T1IN) yang terkoneksi ke AVR (U1) dengan RX (T1OUT) yang terkoneksi ke PC. Data yang dikirim dalam format 8 bit data dengan LSB dikirim terlebih dahulu, serta 1 start bit (berlogika 0) dan 1 stop bit (berlogika1). Untuk baudrate yang digunakan tergantung dari clock yang digunakan pada AVR (U1) dan nilai baudrate antar AVR (U1) dengan PC harus disamakan. D. Modul LCD pada Robot Gambar 3.5 Modul LCD pada Robot Modul LCD (U4) yang digunakan memiliki tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul LCD ini dihubungkan dengan AVR (U1) yang di desain untuk mengendalikan LCD (U4). Untuk mengakses LCD (U4) diperlukan pengaturan pada pin RS, saat berlogika 0, register yang

7 70 dilakukan adalah perintah, sedangkan pada saat berlogika 1, register yang diakses adalah register data. Agar dapat mengaktifkan LCD (U4), proses inisialisasi harus dilakukan dengan mengeset bit RS dan membuat bit E dalam kondisi clear. Untuk jalur data digunakan pin dan pengaturan pengesetan terang display dari LCD (U4) dapat dilakukan dari potensiometer R10 yang bernilai 10KΩ yang dihubungkan pada pin 3. E. Modul Driver Motor pada Robot Gambar 3.6 Modul Driver Motor pada Robot

8 71 Modul driver dirancang dengan menggunakan suatu IC driver L298N (U5 dan U6) yang merupakan dual full-bridge driver yang dirancang untuk menerima logika TTL tingkat standar dan men-drive beban induktif seperti relay, solenoid, dan motor. Dua input enable dapat mengaktifkan atau menonaktifkan alat secara independent berdasarkan sinyal input. Driver motor L298N (U5 dan U6) mempunyai 4 input yang digunakan untuk mengontrol pergerakan dari motor dan dua input enable yang dipergunakan untuk switching motor dari keadan on dan off. Untuk mengontrol kecepatan dari motor suatu bentuk gelombang PWM dengan variabel duty cycle dapat dipergunakan pada pin enable. Pergantian tegangan listrik dengan cepat di antara Vs dan GND akan memberikan suatu tegangan listrik efektif di antara Vs dan GND dimana nilainya tergantung dari duty cylcle dari PWM. Duty cycle sebesar 100% akan memberikan nilai tegangan listrik sama dengan Vs, dan duty cycle sebesar 50 % sama dengan 0.5Vs dan seterusnya. PWM yang diberikan untuk menjalankan motor dapat bervariasi dari 30Hz sampai 4KHz, tergantung dari jenis motor DC yang digunakan. Penggunaan PWM yang tidak sesuai dengan motor DC akan menyebabkan driver menjadi terlalu panas dan motor DC yang digunakan tidak akan beroperasi dengan baik. H-Bridge yang dirancang menggunakan optional Auto-shutdown yang dipakai untuk memberhentikan motor secara langsung sehingga driver dan motor terlindungi jika ada gangguan seperti kelebihan arus yang menyebabkan panas berlebihan pada driver. Secara fungsional driver L298 (U5 dan U6) dapat digunakan untuk dua motor untuk setiap driver. Namun untuk menjalankan motor yang memerlukan arus yang besar diatas 2A, maka output dari driver dapat di

9 72 pararel sehingga arus yang dihasilkan adalah output yang berasal dari output 1 dan output 2. Komponen diode FR301 digunakan untuk melindungi motor dimana arus yang dilewati dapat lebih dari 2A. Penggunaan heatsink pada driver sangat disarankan karena panas yang dihasilkan cukup tinggi, apalagi pada saat PWM yang diberikan kurang tepat atau memaksa. Gambar 3.7 Supply Tegangan H-Bridge dan Buffer pada Robot Sumber tegangan untuk mengaktifkan H-Bridge dan buffer menggunakan sumber tegangan dari modul regulator LM2576 (U25) dimana dapat menghasilkan output tegangan sebesar 5V dan arus sebesar 3A. Penggunaan regulator LM2576 difungsikan untuk step-down switching regulator sehingga

10 73 dapat dihasilkan tegangan yang bernilai tetap namun dapat diatur tegangan keluarannya. Selain itu LM2576 mudah untuk diaplikasikan karena hanya dibutuhkan komponen eksternal yang sederhana dan panas yang dihasilkan pun relatif lebih rendah dari regulator LM7805. Alasan dari penggunaan buffer (U26) pada H-Bridge karena motor yang ingin dikendalikan akan diatur dengan menggunakan sinyal PWM dengan menggunakan nilai frekuensi. Jika motor langsung diatur dari H-Bridge maka sinyal yang hilang ataupun terlalu cepat dapat tidak tertangkap ke motor, oleh karena itu outputnya lebih baik jika ditampung dahulu di buffer, setelah itu baru menuju ke motor. F. H-Bridge Forklift pada Robot H-Bridge forklift (Gambar 3.8) ini menggunakan power transistor NPN TIP3055 (Q8 dan Q13) dan PNP TIP2955 (Q7 dan Q12), dimana kedua transistor ini dapat beroperasi pada besaran 15A dan 60V. Selain power transistor, digunakan juga transistor silicon dengan tipe NPN S9013(Q9, Q10, Q11, Q14, Q15, dan Q16) dengan tujuan sebagai penguatan dari input motor. Untuk menghasilkan arus yang memadai bagi motor maka diperlukan arus lebih besar dari 2A untuk menggerakkan motor. Dan cara yang dilakukan ialah dengan switching transistor menggunakan power transistor dengan menggunakan persamaan John Hewes yaitu :

11 74...(4.1) Gambar 3.8 Modul H-Bridge untuk Forklift pada Robot Arus yang diinginkan untuk menjalankan motor lebih besar dari 2A (I C ), sehingga penguatan (hfe) yang didapatkan dari power transistor sebesar 70 sampai dengan 50 dan Vc yang digunakan sebesar 5V. Dari yang diketahui

12 75 tersebut maka besaran hambatan R B dapat diketahui melalui perhitungan seperti di bawah : Untuk hfe = 50 dan Ic = 4,8A RB = 12v x 50 5 x 4,8A RB = 25 Ω Untuk hfe = 70 dan Ic = 6,7A RB = 12v x 70 5 x 6,7A RB = 35 Ω G. Sensor Level Ketinggian Forklift dan Gerbang Logika AND pada Robot Gambar 3.9 Sensor Ketinggian Forklift pada Robot

13 76 Untuk mengetahui keadaan dari ketinggian forklift maka digunakan sensor level ketinggian (U17 U20) untuk mengetahuinya. Tiap sensor diletakkan diposisi masing-masing level ketinggian yang menandakan ketinggian dari forklift yang dicapai. Optocoupler digunakan sebagai sensor pendeteksinya dimana sensor akan menghasilkan logika high jika tidak ada penghalang antara photodiode dan phototransistor dan sensor akan menghasilkan logika low jika ada penghalang. Penghalang diletakkan pada forklift sedemikian rupa, sehingga pendeteksian level ketinggian dapat tercapai. Digunakan 4 sensor dimana tiap sensor memiliki peran masing-masing yaitu sebagai penanda level highest, middle 2, middle 1, dan lowest. Penggunaan transistor S9013 (Q17 - Q20) ialah sebagai penguat tegangan untuk logika dari optocoupler sehingga nilai logika high ataupun low dapat diterima dengan lebih pasti pada level tegangan analog.

14 77 Gambar 3.10 Aplikasi Gerbang Logika AND pada Robot Untuk mengetahui level ketinggian forklift pada posisi tengah-tengah maka diperlukan suatu cara untuk mendeteksinya. Karena itu digunakan gerbang logika AND (U21) untuk memproses nilai input dari sensor ketinggian Middle 1 dan Middle 2. Nilai output dari gerbang logika AND (U21) akan dipengaruhi dari nilai pin 1 dan pin 2 karena nilai pin 4 dan pin 5 telah bernilai logika high,

15 78 sehingga output dari gerbang logika adalah high. Namun saat forklift melewati sensor Middle 1 atau Middle 2 maka output dari gerbang logika akan bernilai logika low karena operasi logika AND akan bernilai low jika ada inputnya yang bernilai low. H. Sensor Line Follower Gambar 3.11 Skematik Modul Sensor Line Follower pada Robot Sensor pantul digunakan sebagai sensor pada line follower dimana dalam satu sensor tersebut terdapat sinar infra merah yang berfungsi sebagai transceiver dan phototransistor yang berfungsi sebagai receiver. Sensor pantul tersebut dinamakan sebagai optocoupler. Output yang dihasilkan dari optocoupler tidak

16 79 dimungkinkan untuk langsung diinputkan ke AVR (U1) karena range tegangan yang dihasilkan relatif kecil sehingga akan sulit untuk membedakan kondisi high dan low dan sistem akan bekerja, tidak sesuai dengan yang diharapkan. Digunakan sebuah komparator tegangan yang difungsikan sebagai penguat dari tegangan yang dihasilkan oleh optocoupler dimana dilakukan pengaturan besar dari nilai resistansi pada pin negatifnya. Maksud dari pengaturan tersebut ialah untuk mendapatkan nilai input yang sesuai untuk komparator sehingga bisa dihasilkan output yang maksimal dari input antara pin negatif dan positifnya. Ketika sensor terkena daerah berwarna putih maka base dan collector pada optocoupler akan terhubung sehingga arus akan mengalir pada input positif pada komparator, dan komparator akan memberikan nilai high berupa tegangan kepada AVR berdasarkan perbandingan dari input negatif dan positif. Sedangkan jika sensor terkena garis hitam maka optocoupler tidak akan mengalirkan arus, dan komparator mendapatkan input hanya dari pin negatifnya sehingga komparator akan memberikan nilai low kepada AVR. Untuk sensor line follower digunakan 7 buah sensor pantul dimana cahaya yang digunakan ialah sinar infra merah yang memiliki jangkauan yang lebih baik dibandingkan dengan cahaya yang berasal dari LED. Sensor disusun secara 2 baris dimana baris depan terdiri dari 5 sensor dan baris belakang terdiri dari 2 sensor. Penggunaan 5 sensor pada baris depan dan 2 sensor pada baris belakang dimaksudkan untuk membuat suatu acuan posisi dari titik yang ditangkap oleh sensor terhadap garis. Sensor pada baris depan akan menjaga posisi robot ketika berjalan maju dimana keadaan sensor akan mempengaruhi pergerakan dari robot

17 80 sehingga robot akan memperbaiki kesalahan posisi berdasarkan acuan dari sensor pada baris depan. Untuk jalan mundur, sensor pada baris belakang akan memberikan input ke kontroler apakah robot masih berjalan dalam garis atau tidak, dan posisi robot akan dipengaruhi oleh sensor pada baris depan. I. Modul Power (LM7805, AIC1734, MJ2955) Gambar 3.12 Modul Power AIC1734 pada Robot Gambar 3.13 Suply Tegangan (5V/3A) AVR dan Sensor pada Robot Sumber tegangan yang digunakan untuk modul kontroler dan sensor menggunakan regulator LM7805 yang digabungkan dengan power transistor

18 81 MJ2955. Transistor MJ2955 digunakan untuk switching dan penguatan power sehingga arus yang dihasilkan dari power transistor bisa lebih dari 3A. Karena beroperasi dalam watt yang besar maka resistor yang digunakan dapat beroperasi pada 5 W agar kerusakan pada resistor dapat dihindari. Output dari LM7805 diparalelkan dengan collector pada MJ2955 dan output yang dihasilkan ialah 5 V dengan besar arus kelipatan dari 2 regulator LM7805 dan penguatan arus dari power transistor MJ2955. Untuk gambar rangkaian dari modul powernya dapat dilihat pada Gambar Perancangan Perangkat Keras pada modul RFID_PC Gambar 3.14 Blok Diagram modul RFID_PC Gambar 3.14 merupakan blok diagram dari modul RFID_PC, dimana PC akan memberikan instruksi ke AVR melalui komunikasi serial melalui jalur

19 82 RS232 yang dikonversikan oleh MAX232 ke dalam level tegangan TTL. AVR akan melakukan instruksi yang diberikan dari PC untuk mengecek kondisi Tag, membaca Tag, menulis Tag, ataupun menghapus isi dari Tag menggunakan modul RFID yang dikontrol melalui jalur I 2 C. A. Modul RFID_PC Gambar 3.15 Modul RFID_PC

20 83 Modul RFID_PC digunakan untuk melakukan read atau write pada Label Tag RFID yang ada di barang yang menunjukkan spesifikasi dari barang tersebut. Sebelum barang di bawa oleh robot ke tempat tujuan maka Label Tag RFID di tulis dahulu oleh RFID_PC dimana dilakukan sepenuhnya oleh pengguna dengan menggunakan program pada PC. Setelah setiap Label Tag di write maka Label tersebut telah memiliki nilai atau isi masing-masing. Setiap Label Tag yang telah memiliki nilai atau isi maka dapat dilihat dengan melakukan read pada Label Tag dengan modul RFID_PC dan isinya ditampilkan di PC. PC melakukan komunikasi dengan AVR ATMega8535L (U3) melalui komunikasi serial menggunakan MAX232 (U4) sedangkan Modul RFID langsung terhubung dengan AVR ATMega8535L (U3) dengan menggunakan jalur I 2 C. 3.2 Perancangan Piranti Lunak Perancangan piranti lunak dibagi menjadi tiga program berbeda, dimana tiap program dijalankan pada komputer, modul RFID_PC, dan modul AVR, dan tiap program memiliki fungsi khusus masing-masing. Fungsi program pada komputer adalah sebagai penghubung pengguna dengan robot dan tag RFID. Program pada komputer menggunakan bahasa pemrograman Visual Studio 2005, dimana pemilihan Visual Studio 2005 sendiri karena fungsi-fungsinya yang lengkap dan kemudahan bagi penggunanya. Selain menggunakan Visual Studio 2005, program pada komputer juga menggunakan SQL 2005 sebagai program database, dimana database yang akan disimpan

21 84 adalah database dari barang-barang yang disimpan di lemari, serta status pengiriman atau pengambilan barang oleh robot. Fungsi program pada modul RFID_PC adalah untuk menghubungkan komputer dengan modul RFID, dimana modul RFID menggunakan komunikasi dengan jalur I 2 C, sedangkan komputer menggunakan komunikasi UART. Hal tersebut maka dibutuhkan sebuah modul untuk mengkonversikan jalur UART menjadi I 2 C dan sebaliknya, serta menjadi buffer data. Dimana fungsi-fungsi dari modul RFID-PC antara lain untuk membaca nomor seri tag, membaca isi tag, menulis isi tag, dan menghapus isi tag. Program pada robot digunakan untuk menghubungkan robot dengan komputer menggunakan jalur UART, membaca isi dari tag, menjalankan motor forklift, memproses perintah dari komputer, mengontrol driver motor untuk menggerakkan roda, membaca sensor garis yang kemudian akan diolah agar robot dapat mengikuti garis tersebut, serta menampilkan pesan kesalahan pada LCD. Program pada modul RFID_PC dan robot menggunakan bahasa C dengan menggunakan program compiler CodeVisionAVR, dimana pada program ini menggunakan wizard untuk mengatur penggunaan fungsi-fungsi dari AVR, sehingga pemrograman akan lebih mudah. Penggunaan bahasa C untuk memprogram AVR lebih memudahkan dibanding menggunakan Bahasa Rakitan, karena AVR merupakan processor RISC sehingga pemrograman menggunakan Bahasa Rakitan akan memakan waktu lebih lama.

22 Perancangan Program pada Komputer Start Initialisasi Input = RFID? T Robot? Y RFID? Taruh Ambil Cek Tag Baca Tag Tulis Tag Hapus Tag Cek Tag Baca Tag Tulis Tag Baca Tag Hapus Tag Gambar 3.16 Alur Diagram Program pada Komputer

23 86 Gambar 3.17 Tampilan Antarmuka Pengguna untuk RFID Gambar 3.18 Tampilan Antarmuka Pengguna untuk Robot Secara umum program pada komputer berfungsi sebagai penghubung antara pengguna dengan RFID dan juga dengan robot. Program ini dapat mengupdate database. Program pada komputer ini memiliki lima perintah yang

24 87 dapat di akses oleh pengguna yang terdapat dalam dua pilihan, antara lain pilihan untuk RFID dan pilihan untuk Robot. Perintah perintah yang terdapat dalam pilihan RFID antara lain membaca nomor seri tag, menulis isi tag, membaca isi tag, dan menghapus isi tag. Sedangkan perintah perintah yang terdapat dalam pilihan robot antara lain menaruh barang dan mengambil barang. Program pada komputer berbentuk seperti tampilan antarmuka pengguna yang terlihat seperti pada gambar 3.17 dan gambar Pada gambar tersebut terlihat ada dua buah menu utama yaitu menu untuk RFID dan menu untuk Robot. Adapun fungsi dari setiap bagian pada program interface ini adalah sebagai berikut : 1. Tabel database lemari. 2. Tombol untuk memperbaharui isi tabel lemari. 3. Pilihan com berapa yang digunakan untuk berkomunikasi. 4. User interface untuk membaca, menulis, dan menghapus isi dari Tag. 5. Pilihan untuk membaca serial number dari Tag. 6. Pilihan untuk membaca isi dari Tag. 7. pilihan untuk menulis Tag dengan isi Data Tulis. 8. Pilihan untuk menghapus isi dari Tag. 9. Isi dari data yang akan ditulis atau dibaca padatag. 10. Tombol untuk mengirim perintah kepada modul RFID. 11. User interface untuk mengirimkan perintah mengambil atau menaruh pada robot. 12. Pilihan untuk menaruh Tag pada lemari. 13. Pilihan untuk mengambil Tag pada lemari.

25 Koordinat dan isi Tag yang akan ditaruh atau diambil oleh robot. 15. Tombol untuk mengirim perintah kepada robot. A. Antarmuka untuk RFID Perintah Cek Tag berfungsi untuk memerintahkan modul RFID_PC untuk membaca nomor seri dari tag yang terdeteksi. Fungsi ini juga dapat dipakai untuk mendeteksi adanya tag. Perintah Baca tag berfungsi untuk memerintahkan modul RFID_PC untuk membaca isi data pada memori tag, kemudian data tersebut diolah dan ditampilkan dalam bentuk koordinat jalur, sisi, kolom, dan baris. Perintah Tulis tag berfungsi untuk memerintahkan modul RFID_PC untuk menulis isi data pada memori tag dengan koordinat dan keterangan yang telah dimasukkan oleh pengguna serta mengupdate database dari koordinat tersebut dengan keterangan yang telah dimasukkan oleh pengguna serta melakukan perubahan status menjadi wait. Perintah Hapus tag berfungsi untuk memerintahkan modul RFID_PC untuk membaca isi tag yang kemudian data hasil baca tersebut dipakai untuk memperbaharui database status dan keterangan dari tag yang ingin dihapus. Kemudian memerintahkan modul RFID_PC untuk menghapus isi tag dengan data 0FFh.

26 89 B. Antarmuka untuk Robot Perintah Taruh berfungsi untuk memerintahkan robot menaruh barang ke koordinat yang dituju setelah robot membaca tag. Setelah tag terdeteksi oleh robot dan data koordinat berhasil dibaca, data tersebut kemudian akan dikirimkan oleh robot ke program untuk kemudian diolah dan dicocokkan dengan status dari tag tersebut pada database. Kalau statusnya adalah wait, maka program memerintahkan robot untuk berjalan, bila bukan, maka program meminta robot untuk membatalkan perintah. Perintah Ambil berfungsi untuk memerintahkan robot untuk mengambil barang dengan koordinat yang telah dimasukkan oleh pengguna dan kemudian memperbaharui status pada database dari koordinat yang dipilih tersebut menjadi lemari. C. Database Robot Sistem ini menggunakan SQL2005 sebagai database. Database tersebut digunakan untuk mendata isi dari slot lemari. Adapun tabel database yang digunakan : Nomor dengan tipe integer sebagai Primary Key. Jalur dengan tipe integer Sisi dengan tipe varchar Kolom dengan tipe integer Baris degan tipe integer

27 90 Keterangan dengan tipe Varchar(94) Status dengan tipe Varchar(6) Nomor adalah nomor dari slot lemari, sedangkan jalur, sisi, baris dan kolom adalah koordinat dari slot lemari tersebut. Keterangan adalah isi dari slot lemari tersebut. Status adalah status dari barang yang disimpan pada slot tersebut. Status dapat berupa wait, lemari, ataupun kosong. Wait artinya slot tersebut sudah terisi barang tetapi barang tidak berada pada slot lemari, lemari artinya slot tersebut sudah terisi barang dan barang berada pada slot lemari, dan kosong artinya slot lemari tersebut belum terisi barang. Gambar 3.19 Contoh Database Robot Database Pada PC dibuat supaya pengguna dapat mengetahui record berupa keterangan dan status dari setiap slot penyimpanan. Isi dari database dapat dilihat langsung pada user interface baik untuk menu RFID atau pada menu Robot

28 91 dan database tersebut dapat langsung diperbaharui saat pengguna memberikan perintah baru baik untuk RFID ataupun untuk Robot. Pada kolom keterangan digunakan untuk mengetahui keterangan yang telah dituliskan pada tag. Untuk kolom status ada tiga jenis status yang digunakan untuk menandakan status dari slot penyimpanan yaitu kosong, wait, dan lemari seperti contoh yang ditunjukkan pada Gambar Status kosong artinya slot penyimpanan dalam keadaan tersedia untuk diisi, status wait artinya slot penyimpanan sudah akan diisi oleh robot, dan status lemari artinya slot penyimpanan dalam keadaan terisi. D. Format Data pada tag RFID Gambar 3.20 Format data pada tag RFID Sistem menggunakan 96 Byte penyimpanan pada tag RFID dengan perincian 2 byte pada MSB sebagai koordinat dan 94 byte sisanya sebagai keterangan. 2 byte koordinat terdiri dari 1 bit sisi, 7 bit jalur, 4 bit kolom dan 4 bit baris. Dengan demikian sistem dapat mencakup 128 jalur dengan 2 sisi, 16 kolom dan 16 baris pada setiap jalurnya.

29 92 E. Format Data untuk komunikasi UART Gambar 3.21 Format Komunikasi PC Robot & PC RFID Dibuat sebuah format pengiriman data untuk komunikasi antar program Robot Controller dengan robot dan modul RFID_PC. Format tersebut ditunjukkan seperti pada Gambar 3.21 dengan format 1 Byte panjang data dari perintah hingga data paling akhir, 1 Byte perintah dan selanjutnya adalah data Perancangan Program pada Modul RFID-PC Secara umum program pada modul RFID-PC berfungsi sebagai penghubung komputer dengan modul RFID. Dimana AVR pada modul RFID-PC akan menjalankan perintah yang diberikan oleh komputer. Modul RFID-PC ini memiliki empat perintah yang dapat diberikan, antara lain: perintah untuk mendeteksi ada tidaknya tag, perintah untuk membaca isi tag, perintah untuk menulis tag, dan perintah untuk menghapus isi tag. Semua perintah itu diberikan oleh komputer sesuai dengan kebutuhan dari program komputer. Semua perintah akan menghasilkan respon berupa status dari proses yang dikerjakannya, yang kemudian status itu akan dikirimkan ke PC melalui jalur UART.

30 93 A. Diagram Alir Umum Program pada Modul RFID_PC Gambar 3.22 Diagram alir Program pada Modul RFID_PC Setelah melakukan inisialisasi yang berupa inisialisasi jalur UART dan inisialisasi jalur I 2 C, program akan menunggu hingga ada perintah yang diberikan oleh komputer. Setelah perintah diterima, maka perintah akan dibaca. Apabila

31 94 perintahnya merupakan perintah untuk mengecek ada atau tidaknya tag, maka akan dipanggil fungsi Cek_tag. Bila perintahnya adalah untuk membaca isi tag, maka program akan memanggil fungsi Baca_tag. Bila perintahnya adalah untuk menulis tag, maka program akan memanggil fungsi Tulis_tag. Bila perintahnya adalah untuk menghapus isi tag, maka program akan memanggil fungsi hapus tag. Bila perintahnya tak terdefinisikan, maka program akan membuat status menjadi Error_Command. Setelah menjalankan fungsi yang dipanggil maka program akan mengirimkan status dari proses yang dilakukan melalui jalur UART untuk diolah oleh komputer dan direspon oleh pengguna. B. Diagram Alir Fungsi Cek_tag pada Modul RFID-PC Gambar 3.23 Diagram alir Program pada Modul RFID-PC Fungsi Cek_tag adalah fungsi untuk membaca nomor seri dari tag yang terdeteksi. Untuk bisa membaca nomor serial dari tag maka digunakan perintah Select Mifare Card ke modul RFID. Perintah tersebut dimaksudkan agar modul

32 95 RFID dapat mengenali jenis tag yang terdeteksi dan membaca nomor serial dari tag tersebut. Setelah perintah tersebut dikirimkan, maka akan ada balasan dari modul RFID berupa nomor serial dari tag yang terdeteksi tersebut dan status yang menyatakan pembacaan tag berhasil atau tidak, kemudian nomor seri tersebut dikirimkan ke program Robot Controler. Apabila fungsi Cek_tag dipilih pada saat tidak ada tag yang dideteksi, maka nomor serial idak akan muncul dan dikirimkan status tidak ada tag. C. Diagram Alir Fungsi Baca_tag pada Modul RFID_PC Gambar 3.24 Diagram alir Fungsi Baca_tag pada Modul RFID_PC

33 96 Fungsi Baca_tag berfungsi untuk membaca isi tag pada sector dua dan tiga. Fungsi ini akan menunggu hingga tag yang mau dibaca didekatkan ke modul RFID dan terdeteksi oleh modul RFID, baru kemudian menjalankan semua perintah-perintah yang ada didalamnya. Program bekerja dalam dua looping, karena data hanya dapat dibaca setiap satu block, dimana tiap block berisi 16 byte data. Dan untuk mengakses setiap block harus log-in dahulu pada sector dimana block tersebut berada, sehingga sebelum mengirimkan perintah untuk membaca sebuah block terlebih dahulu harus dikirimkan perintah log-in sector melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Setelah log-in baru dikirimkan perintah membaca block melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Delay 100ms diberikan untuk menunggu modul RFID selesai menjalankan perintah. Setelah itu baru dikirimkan perintah untuk membaca status pengerjaan melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Setelah data terkirim data yang berada di dalam buffer dicopy ke variable array hasil, variabel hasil ini akan dicopy ke variable status sebagai status pengerjaan.

34 97 D. Diagram Alir Fungsi Tulis_tag pada Modul RFID-PC Gambar 3.25 Diagram alir Fungsi Tulis_tag pada Modul RFID-PC Fungsi Tulis_tag berfungsi untuk menulis isi dari tag yang diinginkan. Pada saat fungsi ini dijalankan, maka modul RFID akan melakukan log-in terlebih dahulu ke tag yang ingin ditulis agar dapat masuk ke dalam sector dalam tag. Program bekerja dalam dua looping, karena data hanya dapat ditulis setiap satu block, dimana tiap block berisi 16 byte data. Dan untuk mengakses setiap block harus log-in dahulu pada sector dimana block tersebut berada, sehingga sebelum mengirimkan perintah untuk membaca sebuah block terlebih dahulu harus

35 98 dikirimkan perintah log-in sector melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Setelah log-in baru dapat dikirimkan perintah untuk menulis block beserta isi block yang mau dituliskan melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Delay 100us diberikan untuk menunggu modul RFID selesai menjalankan perintah. Setelah itu baru dikirimkan perintah baca melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Setelah data terkirim data yang berada di dalam buffer dicopy ke variable array hasil, variabel hasil ini akan dicopy ke variable status sebagai status pengerjaan. Fungsi Tulis_tag menulis isi tag pada sector dua dan tiga. Fungsi ini akan menunggu hingga tag yang mau dibaca didekatkan ke modul RFID dan terdeteksi oleh modul RFID, baru kemudian menjalankan semua perintah-perintah yang ada didalamnya. Program bekerja dalam dua looping, karena data hanya dapat ditulis setiap satu block, dimana tiap block berisi 16 byte data. Dan untuk mengakses setiap block harus log-in dahulu pada sector dimana block tersebut berada, sehingga sebelum mengirimkan perintah untuk membaca sebuah block terlebih dahulu harus dikirimkan perintah log-in sector melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Setelah log-in baru dapat dikirimkan perintah untuk menulis block beserta isi block yang mau dituliskan melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Delay 100ms diberikan untuk menunggu modul RFID selesai menjalankan perintah. Setelah itu baru dikirimkan perintah baca melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Setelah data terkirim data yang berada di dalam buffer dicopy ke variable array hasil, variabel hasil ini akan dicopy ke variable status sebagai status pengerjaan.

36 99 E. Diagram Alir Fungsi Hapus_tag pada Modul RFID-PC Gambar 3.26 Diagram alir Fungsi Hapus_tag pada Modul RFID-PC Fungsi Hapus_tag untuk menulis isi tag pada sector dua dan tiga dengan nilai 0FFh. Fungsi ini akan menunggu hingga tag yang mau dibaca didekatkan ke modul RFID dan terdeteksi oleh modul RFID, baru kemudian menjalankan semua perintah-perintah yang ada didalamnya. Program bekerja dalam dua looping dimana data hanya dapat ditulis setiap satu block dan tiap block berisi 16 byte data. Untuk mengakess setiap block harus log-in dahulu pada sector dimana block tersebut berada, sehingga sebelum mengirimkan perintah untuk membaca sebuah

37 100 block terlebih dahulu harus dikirimkan perintah log-in sector melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Setelah log-in baru dapat dikirimkan perintah untuk menulis block beserta nilai 0FFh melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Delay 100us diberikan untuk menunggu modul RFID selesai menjalankan perintah. Setelah itu baru dikirimkan perintah baca melalui jalur I 2 C ke modul RFID. Setelah data terkirim data yang berada di dalam buffer dicopy ke variable array temp, status yang berada divariable temp ini dicopy ke status sebagai status pengerjaan. F. Diagram Alir Interupt USART_RXC pada Modul RFID_PC Fungsi interupsi ini untuk menyimpan data yang dikirimkan oleh komputer melalui UART. Setiap kali AVR menerima data dari UART maka interupsi ini dipanggil dan fungsi ini mengcopy buffer kedalam variable data. Data pertama yang dikirimkan oleh komputer adalah jumlah data yang akan dikirimkan oleh komputer. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah counter untuk menghitung jumlah data yang sudah dikirimkan. Variable dataptr berisi jumlah data yang belum terkirim. Bila dataptr bernilai nol, maka data dicopy ke variable Dataptr sebagai petunjuk jumlah data yang akan dikirim, kemudian data dimasukkan ke dalam buffer. Setelah data dimasukan ke dalam bufer maka Dataptr akan dikurang satu. Jika Dataptr sudah bernilai nol, maka perintah sudah ada dan siap untuk diambil dari buffer.

38 101 Gambar 3.27 Diagram Alir Interupt USART_RXC pada Modul RFID_PC Perancangan Program Pada Robot Robot melakukan inisialisasi terhadap jalur UART pada saat awal. Kemudian robot akan menunggu perintah yang diberikan oleh pengguna melalui program yang terdapat pada PC. Jika tidak ada perintah maka robot akan menunggu sampai perintah diberikan. Setelah robot mendapat perintah, robot akan mencek perintah yang diberikan. Apabila perintah yang diberikan adalah

39 102 ambil, maka buffer UART akan disalin ke robot supaya robot dapat mengetahui koordinat slot yang dituju. Apabila perintah yang diberikan adalah taruh, maka lokasi koodinat tujuan akan disalin dari memori tag yang dideteksi oleh robot yang kemudian digunakan robot untuk menuju ke lokasi koordinat slot yang dituju.

40 Gambar 3.28 Diagram Alir Robot Secara Umum 103

41 2 104 A. Fungsi Jalan pada Robot A2 B2 A1 B1 A0 6 7 B Gambar 3.29 Diagram alir Fungsi Jalan pada Modul AVR Tabel 3.1 Perancangan Pergerakan Robot Nomor arah Keterangan 1 Robot berjalan meninggalkan base dan maju menuju jalur yang dituju dengan persamaan ((koordinat jalur x 2) + 1). 2 Belok maju ke kiri Jalan maju sebanyak (koordinat kolom + 1). 4 Belok dan maju ke sisi yang dituju

42 105 5 Bila perintah taruh maka lengan forklift dinaikkan setinggi forklift yang dituju ditambah tinggi indikator dari lengan forklift. Bila perintah ambil maka lengan forklift dinaikkan setinggi forklift yang dituju dikurangi tinggi indikator dari lengan forklift kemudian cek Tag dari barang. 6 Robot bergerak mundur sebanyak 1x. 7 Robot belok mundur kearah kanan sampai keluar dari jalur lemari dengan arah sesuai yang ditunjukkan oleh tanda panah. 8 Robot berjalan mundur 1x. 9 Belok mundur ke kiri Robot jalan mundur menuju Home. B. Fungsi Jalan Maju Untuk jalan maju, digunakan sensor belakang dan depan untuk mengetahui posisi robot terhadap garis. Jika terkena garis maka sensor akan memberikan nilai logika 0 dan jika tidak terkena garis maka sensor akan memberikan nilai logika 1. S0 S1 S2 S3 S4 sensor_depan = (S4x2) + (S3x1) (S1x1) (S0x2) Gambar 3.30 Array Logika Sensor Terhadap Arah Robot

43 106 Dengan menggunakan perhitungan seperti pada Gambar 3.30, robot membaca sensor depan dan kemudian memproses sensor depan tersebut menjadi pergerakan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Nilai sensor_depan Terhadap Arah Robot Keadaan nilai sensor_depan If (sensor_depan < 0) Output robot condong ke arah kiri, maka roda kanan berhenti If (sensor_depan > 0) robot condong ke arah kanan, maka roda kiri berhenti If(sensor_depan = 0) robot dalam keadaan lurus terhadap garis, periksa keadaan sensor belakang(lihat Tabel 3.3) Tabel 3.3 Nilai sensor_belakang terhadap sensor_depan sensor_belakang If (sensor_belakang == 01 b ) If (senso_ belakang == 10 b ) Else Output roda kiri diperlambat roda kanan diperlambat roda berjalan dalam keadaan normal C. Fungsi Jalan Mundur Untuk jalan mundur, digunakan sensor belakang dan depan untuk mengetahui posisi robot terhadap garis. Jika terkena garis maka sensor akan

44 107 memberikan nilai logika 0 dan jika tidak terkena garis maka sensor akan memberikan nilai logika 1. Untuk berjalan mundur robot akan mendeteksi sensor belakang terlebih dahulu, kemudian bila sensor belakang tidak bermasalah maka baru robot akan mendeteksi sensor depan. Respon robot terhadap sensor belakang dilihat pada Tabel 3.4, sedangkan respon robot terhadap sensor depan dapat dilihat pada Tabel 3.5. Pembacaan sensor depan menggunakan perhitungan seperti pada Gambar Robot akan menjalankan algoritma ini hingga robot mendeteksi sensor depan terkena garis seluruhnya. Tabel 3.4 Logika pengolahan sensor belakang pada fungsi Jalan Mundur Keadaan nilai sensor belakang If (sensor_belakang == 10b) Output Robot condong kearah kanan, sehingga roda kiri berhenti If (sensor_belakang == 01b) Roda condong kearah kiri, sehingga roda kanan berhenti Else Periksa sensor depan seperti pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 Logika pengolahan sensor depan pada fungsi Jalan Mundur Keadaan nilai sensor depan If(sensor_depan < 0) Output Robot sedikit miring ke arah kanan, sehingga roda kiri diperlambat

45 108 If(sensor_depan > 0) Robot sedikit miring ke arah kiri, sehingga roda kanan diperlambat If(sensor_depan == 0) Roda berada pada kondisi normal, sehingga roda kembali kekecepatan awal. D. Diagram Alir Fungsi Ambil Barang pada Robot Gambar 3.31 Diagram alir Ambil Barang pada Robot

46 109 Fungsi ambil barang adalah perintah yang meminta robot untuk mengambil barang yang sesuai dengan koordinat yang diberikan. Fungsi ini berjalan dengan membaca lokasi dan melihat apakah lokasi tersebut adalah lokasi yang valid ( jalur, kolom, dan baris tidak melebihi jalur yang tersedia ). Bila valid, robot mengirimkan status siap dan menunggu perintah untuk jalan atau untuk membatalkan perintah. Bila perintahnya jalan, maka robot akan berjalan. E. Diagram Alir Fungsi Taruh Barang pada Robot Taruh_barang TX lokasi Perintah ada? Y T T Perintah == Cancel? T Perintah == Go? Y Y Jalan(Taruh) Return Gambar 3.32 Diagram alir Taruh Barang pada Robot Dengan memanggil fungsi taruh barang, maka robot akan mengirimkan koordinat yang terdeteksi dari tag. Kemudian robot akan menunggu perintah jalan

47 110 atau perintah untuk membatalkan. Apabila jalan, maka robot akan berjalan ke koordinat yang diinginkan. F. Diagram Alir Fungsi Angkat pada Robot Gambar 3.33 Diagram alir Fungsi Angkat pada Robot Fungsi angkat pada robot berfungsi untuk menggerakkan robot untuk menaruh atau mengambil barang dengan posisi awal berada di depan lemari. Fungsi ini mengecek posisi lengan forklift sesuai dengan koordinat tingkat yang diinginkan atau tidak. Apabila tidak sesuai maka posisi lengan forklift akan diatur

48 111 sesuai dengan koordinat tingkat yang dituju. Jika fungsi yang diberikan oleh robot adalah taruh, maka robot akan maju menuju ke dalam slot yang dituju dan kemudian lengan forklift akan turun sedkit untuk melepaskan barang ke dalam slot, kemudian setelah selesai menaruh barang, maka robot akan mundur kembali dan posisi lengan forklift diturunkan ke tingkat paling bawah. Jika fungsinya adalah ambil maka robot akan maju ke dalam slot yang dituju dan setelah lengan forklift mencapai posisi pas untuk mengambil, maka lengan forklift akan diangkat sedikit supaya barang bisa diambil, kemudian robot mundur kembali dan posisi lengan forklift diturunkan sampai pada tingkat paling bawah. G. Diagram Alir Interupt USART_RXC pada Robot Gambar 3.34 Diagram Alir Interupt USART_RXC pada Modul AVR

49 112 Fungsi interupsi ini untuk menyimpan data yang dikirimkan oleh komputer melalui UART. Setiap kali AVR menerima data dari UART maka interupsi ini dipanggil dan fungsi ini mengcopy buffer kedalam variable data. Data pertama yang dikirimkan oleh komputer adalah jumlah data yang akan dikirimkan oleh komputer. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah counter untuk menghitung jumlah data yang sudah dikirimkan. Variable dataptr berisi jumlah data yang belum terkirim. Bila dataptr bernilai nol, maka data dicopy ke variable Dataptr sebagai petunjuk jumlah data yang akan dikirim, kemudian data dimasukkan ke dalam buffer. Setelah data dimasukan ke dalam bufer maka Dataptr akan dikurang satu. Jika Dataptr sudah bernilai nol, maka perintah sudah ada dan siap untuk diambil dari buffer. 3.3 Rancang Bangun Sistem Mekanik forklift yang digunakan pada robot terbuat dari bahan besi. Bagian forklift berbentuk rangka dengan menggunakan 4 buah kaki yang digunakan untuk menyatukan antara bagian forklift dengan badan robot. Konstruksi forklift sengaja dirancang untuk bisa dibongkar pasang supaya memudahkan dalam melakukan setting robot. Untuk bagian badan robot, digunakan bahan aluminium yang berukuran 50x30 cm dengan ketebalan 2 mm yang tergambar pada Gambar Konstruksi mekanik forklift dapat dilihat pada Gambar 3.36.

50 Gambar 3.35 Badan Bawah Robot 113

51 114 Gambar 3.36 Konstruksi Forklift Analisa Pemilihan Motor Motor penggerak untuk robot dipilih dengan mempertimbangkan torsi yang bisa dihasilkan dari motor tersebut karna melihat kondisi dari bobot robot yang cukup berat yang dikarenakan bahan yang digunakan terbuat dari logam. Motor yang digunakan untuk sistem penggerak robot forklift ini ini adalah jenis motor power window mobil. Motor power window mempunyai kelebihan dibanding jenis motor dc lainnya karena di dalam motor tersebut memakai transmisi antara dua buah gir, yaitu gir worm dan gir spur. Kombinasi kedua gir tersebut menghasilkan efisiensi mekanik yang maksimal karena rasio gir yang dihasilkan relatif besar sehingga torsi yang dihasilkan dari rasio kedua gir tersebut cukup untuk bisa menahan beban yang berat. Selain itu motor power window

52 115 memilki keuntungan yaitu dengan adanya gir worm didalam motor tersebut, maka robot akan berhenti apabila motor tidak mendapat sinyal listrik, hal ini dikarenakan ketika motor berhenti maka gir worm yang terdapat didalam motor akan menahan gir spur yang juga terdapat didalam motor, mengingat derajat kemiringan dari gir worm terbut sangat kecil Sistem Gir Pada Robot Untuk sistem pergerakan forklift robot, digunakan sebuah motor dengan sistem gir worm yang terdiri dari satu buah gir worm dan satu buah gir spur. Kombinasi gir tersebut memiliki keuntungan dari segi efisiensi mekanik karena rasio gir yang dihasilkan dari perbandingan antara jumlah gigi gir pada poros motor dan poros keluarannya dapat dibuat relatif sangat besar dengan hanya sekali konversi. Jika ulir pada gir poros motor memiliki konfigurasi tunggal maka satu putaran penuh pada poros motor akan menghasilkan gerakan translasi (keliling) dari gir yang sebanding dengan jarak ulir dari sisi ke sisi. Jarak antar gir worm yang digunakan adalah 2mm dan diameter dari gir keluarannya adalah 10cm, dan untuk mencapai satu putaran penuh pada gir output maka poros motor harus berputar sebanyak = 50 kali, sehingga rasio gir adalah 1:50. Jadi worm gir ini memiliki torsi yang besar. Worm gir ini tidak dapat bergerak jika poros dari bagian spur gir yang diputar. Hal ini dapat digunakan sebagai mekanisme untuk mengunci gerakan.

53 116 Gambar 3.37 Sistem Gir Penggerak Forklift Tata Letak Sensor Sensor yang digunakan pada robot forklift ini ada 2 jenis, yaitu sensor garis dan sensor forklift. A. Sensor Garis Sensor garis yang digunakan adalah sensor optocoupler diletakkan dibawah bagian bawah dari base robot. Sensor ini diletakkan ± 1.0cm dari lantai dan tepat berada di tengah-tengah base robot. Sensor ini berfungsi untuk mengenali garis berwarna hitam.

54 117 Gambar 3.38 Peletakkan Sensor Garis (optocoupler) Tabel 3.6 Posisi sensor terhadap garis Gambar sensor terhadap garis Keterangan Posisi sensor saat robot berada ditengah garis.

55 118 Posisi sensor saat robot berada ditengah garis dengan kemiringan 10 o. Posisi sensor saat jalan lurus dan miring ke kiri. Posisi sensor saat robot bergesaer ke kanan.

56 119 Posisi sensor saat robot bergeser ke kiri. Posisi sensor saat robot condong ke kanan sebesar 10 o. Posisi sensor saat robot condong ke kiri sebesar 10 o.

57 120 Posisi sensor saat robot akan berbelok. Posisi sensor saat robot berada di depan lemari. B. Sensor Forklift Sensor Forklift digunakan untuk menentukan ketinggian dari lemari penyimpanan. Untuk menentukan tingkat satu sampai tingkat tiga, maka digunakan 3 buah sensor yang diletakkan pada tiang forklift yang menandai tiga tingkatan lantai tersebut dan juga sensor tersebut berfungsi untuk menandai batas pergerakan forklift dari yang paling bawah dan juga yang paling atas.

58 121 Gambar 3.39 Peletakkan sensor tingkat forklift Modul RFID Modul RFID digunakan untuk mengenali barang yang diinginkan sehingga untuk memudahkan dalam identifikasi barang, modul RFID diletakkan di bagian forklift robot. Penempatan modul RFID tersebut berada di bagian belakang forklift agar RFID tersebut dapat ikut naik dan turun sesuai dengan gerakan forklift. Penempatan RFID tersebut juga dilakukan karena mempertimbangkan jarak yang bisa dideteksi oleh RFID tersebut hanya sebesar 5cm.

59 122 Gambar 3.40 Penempatan RFID pada Forklift Jalur ( Track & Tata Letak ) A2 B2 A1 B1 A0 B0 Gambar 3.41 Rancang Bangun Track Robot Forklift

60 123 Trak untuk acuan robot forklift memakai sistem garis penuntun. Garis penuntun tersebut digunakan oleh robot sebagai acuan untuk bisa berjalan lurus dan berbelok ke tempat yang dituju. Garis penuntun tersebut menggunakan garis berwarna hitam yang mempunyai lebar 2,5cm yang diletakkan diatas daerah berwarna putih. Untuk acuan robot agar bisa berbelok, digunakan penanda garis hitam yang ukurannya telah disesuaikan dengan ukuran dari sensor robot yang diletakkan pada jarak 18cm dari garis lurus pada track lorong lemari. Jarak dari sisi trak ke sisi lemari berjarak 20cm. Pada saat robot dalam keadaan standby, terdapat sebuah base yang digunakan sebagai tempat start robot forklift dan base tersebut juga digunakan untuk tempat pengiriman data dari PC ke robot sebelum robot tersebut melakukan tugasnya Lemari Penyimpanan Tingkat 4 Tingkat 3 60 cm Tingkat 2 9,5 cm Tingkat 1 20 cm 60 cm Gambar 3.42 Lemari Penyimpanan

61 124 Lemari penyimpanan barang yang digunakan berbentuk box yang berukuran 60cm x 20cm x 60cm yang terlihat seperti Gambar Jumlah lemari yang digunakan adalah berjumlah 2 buah. 2 buah lemari itu diletakan di dalam koordinat yang berbeda sehingga pada saat simulasinya adalah robot bergerak mengambil barang dari lemari 1 dan meletakan barang tersebut di lemari yang kedua. Lemari penyimpanan tersebut mempunyai 4 tingkat dimana tiap tingkatnya diisi dengan palet barang Rancang Robot Secara Umum

62 Gambar 3.43 Rancang robot secara umum 125

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem yang digunakan dari hasil penelitian, prosedur penggunaan alat, dan evaluasi sistem dari data yang di dapat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Konstruksi Fisik Line Follower Robot Konstruksi fisik suatu robot menjadi dasar tumpuan dari rangkaian eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot yang mampu membantu manusia dalam mendeteksi kebocoran gas. Robot ini berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan. Pengujian tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Line Follower Robot Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar dapat beroperasi secara otomatis bergerak mengikuti alur garis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan. BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan alat dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol pergerakan pada robot dibagi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1. Diagram Blok Sistem Suplly Display Card RF RFID Atmega328 Buzzer Driver motor Motor Gambar 3.1 Diagram blok system 3.1.1. Fungsi-fungsi diagram blok 1. Blok card

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. AnalisaMasalah Dalam perancangan robot penyeimbang menggunakan sensor jarakberbasis android, terdapatbeberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari BAB III PERANCANGAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak alat. Perancangan perangkat keras menjelaskan tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang 31 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Sistem yang di rancang terdiri dari 2 bagian utama, yaitu bagian yang diletakkan terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Gambaran sistem dapat dilihat pada blok diagram sistem di bawah ini : Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Berdasarkan blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Robot telah banyak dikembangkan, karena robot berguna untuk membantu kerja manusia misalnya, untuk pekerjaan dengan resiko bahaya ataupun melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi semakin berkembang pesat, begitu juga teknologi robot. Robotika merupakan bidang teknologi yang mengalami banyak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALA Perancangan merupakan suatu proses yang penting dalam pembuatan alat. Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan suatu proses perancangan dan perencanaan yang baik serta tepat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Miniatur Pintu Gerbang Kereta Api Dengan Identifikasi RFID, dimana

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dibuat memiliki fungsi untuk menampilkan kondisi volume air pada tempat penampungan air secara real-time. Sistem ini menggunakan sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan modul e-stnk serta penerapannya pada sistem parkir yang menggunakan komunikasi socket sebagai media komunikasi sistem. Perancangan terdiri

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak pada alat ini. Dimulai dengan uraian tentang perangkat keras dilanjutkan dengan uraian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem DOT Matrix ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni: perancangan perangkat keras serta perancangan perangkat lunak. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat hasil pengamatan dan analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian. Dari rangkaian tersebut kemudian dilakukan analisis - analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengerjaan Tugas Akhir ini dapat terlihat jelas dari blok diagram yang tampak pada gambar 3.1. Blok diagram tersebut menggambarkan proses dari capture gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain: BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. komponen-komponen sistem yang telah dirancang baik pada sistem (input)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. komponen-komponen sistem yang telah dirancang baik pada sistem (input) BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil penujian dari hasil sistem yang telah dirancang. Dimana pengujian dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap komponen-komponen sistem yang

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci