BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kesulitan Belajar a. Pengertian Belajar adalah proses dari perkembangan hidup manusia yang bukan suatu hasil dan berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu tujuan (Dimiyati 2000) Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar mengalami hambatan-hambatan tertentu baik disadari maupun tidak disadari seseorang dan dapat bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis untuk mencapai hasil belajar (Mulyadi, 2010).. Kesulitan belajar adalah kesulitan dalam aktivitas belajar yang tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar yang dapat mematahkan semangat untuk belajar sehingga sulit untuk berkonsenrasi (Ahmadi & Supriyono, 2013). Sulit konsentrasi adalah sebagai suatu proses pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu (Syamsudin, 2009). Jadi kesimpulannya kesulitan belajar adalah sulit dalam proses belajar yang bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis yang dapat tidak bersemangat dalam belajar sehingga dapat menganggu konsentrasi belajar. b. Gejala kesulitan belajar Gejala kesulitan belajar dapat diketahui dengan kemajuan belajar anak yang dapat dilihat dari segi tujuan yang harus dicapai. Tingkat pecapaian hasil belajar dibandingkan potensinya, kedudukannya 6

2 7 dalam kelompok yang memiliki potensi yang sama, dan dapat diliha dari kepribadiannya (Purwandari, 2001). c. Jenis-jenis kesulitan belajar Menurut Dalyono (2005) jenis kesulitan belajar anak yaitu: 1. Disleksia/ kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata atau memahaminya, mereka juga mengalami kesulitan seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya (Suryabrata, 2001). Hasil penelitian dari Erskine 2005 yaitu ada perbedaan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang mengalami kesulitan proximal. Kelainan disleksia mempengaruhi semua aspek dari proses mengeja (fisiologi ke ortografi dan dari disleksia ke ortografi). 2. Dysgraphia yaitu kesulitan dalam menulis Ada dua bagian dalam pendekatan ini. Anak-anak menulis karena dua alasan : pertama untuk menangkap informasi yang mereka butuhkan untuk belajar (dengan menulis catatan) dan kedua untuk menunjukkan pengetahuan mereka tentang suatu mata pelajaran (tes-tes menulis) (Djamarah,2008). 3. Kesulitan berhitung (Diskalkulia) Kesulitan berhitung atau kesulitan belajar matematika adalah suatu ketidakmampuan dalam melakukan ketrampilan matematika yang diharapkan untuk kapasitas intelektual dan tingkat pendidikan seseorang (Djono, 2001). d. Faktor- faktor penyebab Menurut Slameto (2010) faktor penyebab kesulitan belajar adalah: 1). Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) meliputii: a) Faktor jasmaniah

3 8 1. Faktor kesehatan Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin maka harus istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah ( Udin dkk, 2003) 2. Cacat tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar anak, jika hak ini terjadi hendaknya belajar pada pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu (Suharmini, 2007) b) Faktor psikologi 1. Intelegensi Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar karena intelegensi adalah salah satu faktor yang mempengruhi dari faktor yang lain. Siswa yang mempunyai intelegensi normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar yaitu dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat memberikan pengaruh yang positif (Anies, 2008). Hasil penelitian Sukrawan., Y dan Permana., T bahwa cara-cara khusus untuk menangani anak yang intelegensi rendah yaitu guru meluangkan waktu lebih untuk menerangkan sesuatu dan guru harus sabar menghadapi anak sedangkan cara-cara khusu intelegensi tinggi ialah dengan percepatan, pengelompokkan khusus dan pengayaan. 2. Perhatian Agar anak dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya (Ahmadi & Supriyadi, 2010). Hasil penelitian

4 9 menurut Febriany, R (2013) bahwa terdapat hubungan yang signifikan perhatian orangtua dengan otivasi belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah 3. Minat Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, maka anak yang kurang berminat terhadap belajar dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta berhubungan dengan cita-cita (Fatimah, 2005) Hasil penelitian Sulistyowati, Henry., & Sucihatiningsih (2005) mengatakan bahwa ada pengaruh dari faktor psikologis salah satunya adalah minat belajar siswa, hal ini terjadi karena siswa hanya menghafalkan materi pelajaran IPS Ekonomi dan tidak mengerti apa yang dimaksud sehingga mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari. 2). Faktor eksternal (faktor dari laur diri manusia itus sendiri) meliputi: a) Faktor keluarga 1. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya karena orang tua mempunyai tugas mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya agar kelak dapat berguna bagi bangsa, negara dan dunia (Zuriah,2008) 2. Relasi antar anggota keluarga Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga anak tersebut dengan cara menjalin hubungan yang baik (Muhibbin, 2008).

5 10 3. Suasana rumah Anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. karena di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram anak akan betah tinggal di rumah, dan dapat belajar dengan baik (Padila, 2012) 4. Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar untuk dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar ( Suraji & Sofia, 2008). b) Faktor sekolah 1. Metode mengajar Metode mengajar guru yang kurang baik akan dapat mempengaruhi belajar siswa kurang baik, karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas dan akibatnya siswa malas belajar (Mulyasa, 2005) Hasil penelitian Markus (2004) yang paling dominan terhadap kesulitan atau hambatan dalam belajar akutansi salah satunya adalah pada faktor pemberian materi (Markus, 2004) 2. Relasi guru dengan siswa Guru yang kurang berinteraksi terhadap siswasecara akrab menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancer dan siswa merasa jauh dari guru, sehingga segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar ( Djiwandono, 2004)

6 11 3. Standar pelajaran di atas ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya sehingga member pelajaran di atas ukuran standar akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru, maka guru dalam menuntut penguasan materi harus sesuai dengan kemampuan siswanya agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai ( Jumhur & Surya, 2005). 4. Metode belajar Belajar secara teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar (Asmani, 2010). c) Faktor masyarakat 1. Teman bergaul Agar anak dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar anak memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat dan juga jangan lengah) (Soejanto, 2005) 2. Bentuk kehidupan masyarakat Lingkungan kehidupan masyarakat yang tidak baik dapat mempengaruhi kehilangan belajar anak karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatanperbuatan yang semula dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik, maka lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar agar mereka dapat berbuat seperti orangorang yang ada di lingkungannya (Tilaar, 2002)

7 12 e. Cara mengatasi kesulitan belajar Langkah orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar anak (Subini, 2011) yaitu: 1). Perhatikan mood Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap (Purwanta, 2005). 2). Siapkan ruang belajar Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai, karena tempat yang tidak nyaman tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik/ kurang konsentrasi (Mariyana, 2005). 3). Komunikasi Komunikasi orangtua dengan anak dalam proses belajar sangat berpengaruh, maka sebab itu orangtua sempatkan waktu untuk mendengarkan anak-anak bercerita tentang cara guru mengajar di kelas (Novaria & Triton, 2011). 4). Kursus Kursus adalah pelajaran mengenai sesuatu perkara (sebagainya) yang diberikan dalam jangka masa yang agak singkat (Kamus Dewan, 2002). 5). Belajar kelompok Belajar kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan bersama sama guna menyelesaiakan persoalan persoalan yang berkaitan dengan belajar (Hasibuan, 2008). Hasil penelitian Nurnaningsih ( 2011) mengatakan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. 6). Pendampingan orangtua Pendampingan anak di sekolah adalah suatu kegiatan yang dilakukan orangtua untuk menemani. Orangtua sering dihadapkan dengan berbagai masalah dalam membimbing dan mendampingi anak, mendampingi dan membimbing anak memang memerlukan

8 13 ketrampilan tersendiri agar anak dapat mempersiapkan untuk masa depan cerah sejak dini (Ramli, 2005). Hasil penelitian Agus (2008) bahwa ada pengaruh pendampingan anak di sekolah dengan kemandirian. 7). Rajin belajar Rajin adalah bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu berusaha dalam belajar (Rahmawati, 2008) f. Harapan orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar 1. Giat belajar Giat belajar adalah bersungguh-sungguh dalam belajar agar bisa mmperoleh hasil yang baik (Siti, 2005) 2. Tidak bermain Bermain adalah suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Rusmana, 2009) 3. Prestasi belajar Prestasi belajar yaitu hasil suatu belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dan usaha belajar yang dicapai seseorang (Juntika, 2008). Hasil penelitian Jauhari & Mulyani (2010) bahwa metode diskusi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. g. Metode cara belajar Tips dan trik yang dapat menjadi masukan berharga dalam mendapatkan nilai bagus yaitu: Belajar kelompok, rajin membuat catatan intisari pelajaran, membuat perencanaan yang baik, disiplin dalam belajar, menjadi aktif bertanya dan ditanya, belajar dengan serius dan tekun (Anna, 2010)

9 14 2. Remaja a. Pengertian Remaja Masa remaja merupakan masa dimana banyak perubahanperubahan dan penyesuain terjadi seputar keadaan fisik, kognitif, dan psikososial (Sarwono,2010). Secara global masa remaja berlangsug antara tahun, dengan pembagian tahun masa remaja awal, tahun masa remaja pertengahan, tahun masa remaja akhir (Heriana, 2012). b. Tugas Perkembangan Remaja Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja ini antara lain Mengadakan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial maskulin dan fenimisme, menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuh secara efektif, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mempersiapkan karier ekonomi, mempersiapkan perkawinan-perkawinan dan berkeluarga, memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi (Hurlock, 2004). c. Ciri Ciri Remaja Menurut Santrock J (2003) megemukakan ciri-ciri umum masa remaja di setiap fasenya sebagai berikut: 1. Masa remaja awal (12-15 tahun) Pada masa remaja awal individu mulai meninggalkan peran sebagian anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Focus dari

10 15 tahap remaja awal adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya (Dariyo, 2004). 2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) Masa remaja pertengahan ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa remaja pertengahan remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar, mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu (Ali & Asrori, 2004). 3. Masa remaja akhir (18-21 tahun) Masa remaja ditandai oleh persiapan akhir untuk memiliki peran-peran orang dewasa. Selama periode remaja akhir, remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa juga menjadi cirri dari tahap remaja akhir. (Soejanto,2005). 3. Orangtua a. Pengertian Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam kelangsungan hidup dan pendidikan anakn-anaknya (Mardiya 2000). b. Fungsi Orangtua Menurut Solaeman, (dalam Padila, 2012) fungsi orangtua adalah:

11 16 1. Fungsi sosialisasi Keluarga berusaha mempersiapkan bekal kepada anak pada pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ( Ali, 2010). 2. Fungsi edukasi Berkaitan dengan pendidikan serta pembinaan anggota kelurga pada umumnya, meliputi pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengelolaannya, penyediaan dana dan sarannya, serta pengayaan wawasan ( Friedman, 1998). 3. Fungsi afeksi atau fungsi perasaan Suasana-suasana yang sehat dalam keluarga, yang tercipta berkat kebersihan hati masing-masing anggotanya, bersih dari iri dan dengki dan hasut dan buruk sangka ( Tanto dkk, 2005). 4. Fungsi religious artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak serta anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama (Effendi, 2009). 5. Fungsi ekonomis Fungsi ekonomis meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta pembelajarannya serta pemanfaatannya. Fungsi ekonomi mempengaruhi harapan orangtua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri ( Setiadi, 2008). 6. Fungsi rekreasi Makna fungsi rekreasi diarahkan kepada tergugahnya kemampuan untuk dapat mempersepsi kehidupan dalam keluarga secara wajar ( Mubarok dkk, 2006). 7. Fungsi biologis Berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga (Setyowati & Murwani, 2008).

12 17 c. Peran Orangtua Menurut Gunarsa 2008 peran orang tua yaitu: 1). Peran ibu a. Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik b. Merawat dan mengusrus keluarga dengan sabar dan konsisten c. Mendidik, mengatur dan mengendalikan anak d. Menjadi contoh dan teladan bagi anak 2). Peran ayah a. Sebagai pencari nafkah b. Sebagai suami yang penuh pengertian dan member rasa aman c. Berpartisipasi dalam pendidikan anak d.sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga B. Kerangka Penelitian Faktor Intern yaitu : 1. Faktor jasmaniah 2. Faktor psikologi Faktor Ekstern: 1. Faktor keluarga 2. Faktor sekolah 3. Faktor masyarakat Kesulitan Belajar Skema 1.1 Kerangka Penelitian Kausatif / penyebab

13 18 C. Variabel Penelitian Variabel penelitian pengalaman orangtua yang mengalami kesulitan belajar Sub variabel pengetahuan kesulitan belajar, jenis-jenis kesulitan belajar, cara orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar, hambatan kesulitan belajar, harapan orang tua dalam kesulitan belajar D. Pertanyaan penelitian 1. Bagaimana pengetahuan orangtua tentang kesulitan belajar pada remaja di Perumahan Muktiharjo Semarang 2. Bagaimana jenis kesulitan belajar pada remaja di Perumahan Muktiharjo - Semarang 3. Bagaimana cara orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar remaja di Perumahan Muktiharjo Semarang 4. Bagaimana harapan orangtua dalam kesulitan belajar remaja di Perumahan Muktiharjo - Semarang

Erskine, M, Jane. (2005). Proximal Analysis of Devolepment Dyslexia in Adulthood The Cognitiif Mosaic Model. Journal of educational Psychology,

Erskine, M, Jane. (2005). Proximal Analysis of Devolepment Dyslexia in Adulthood The Cognitiif Mosaic Model. Journal of educational Psychology, DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. & Supriyono, W. (2010). Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta Agus, S. (2008). Pengaruh Pendampingan Orang Tua Terhadap Sikap Kemandirian Anak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman pertumbuhan dan perkembangan anak diperlukan suatu kepekaan terhadap kebutuhan anak, karena dengan kepekaan tersebut pemahaman dapat mudah diperoleh. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dimaksudkan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal, dalam berbagai aspek

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang melakukannya. Perubahan tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi merupakan era perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya pada globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan

Lebih terperinci

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pembelajaran Secara umum pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruangan atau kelas dengan melibatkan antara guru dan murid untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar tergantung pada kemampuan setiap siswa. Kegiatan belajar di sekolah bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga variabel, yaitu penggunaan jam belajar di luar sekolah, pendampingan belajar orangtua, dan prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih. Matematika menurut sebagian besar anak di Indonesia adalah pelajaran yang terkesan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 15 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal dasar untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Hal ini berarti bahwa kualitas sumberdaya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia dapat melakukan perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya dapat berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Muhammad (dalam Budiamin, 2011) komunikasi interpersonal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Muhammad (dalam Budiamin, 2011) komunikasi interpersonal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Menurut Muhammad (dalam Budiamin, 2011) komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai Proses pertukaran informasi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN Kurnia Pradika, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Sumahamijaya, 2003 Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantungpada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Pada umumnya remaja didefiniskan sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika dalam pelaksanaan pendidikan diajarkan di institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORITIK BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap BAB II LANDASAN TEORI II. A. Harga Diri II. A. 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan

Lebih terperinci

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI cxü~xåutçztç exåt}t Oleh : Setiawati PPB FIP UPI Tugas Perkembangan Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan begitu banyak perguruan tinggi seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian keluarga Menurut Friedmen (1998) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai wadah untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rata diberi tugas untuk membantu kesulitan temannya untuk membantu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rata diberi tugas untuk membantu kesulitan temannya untuk membantu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Tutor sebaya adalah siswa dikelas tertentu yang memiliki kemampuan diatas rata rata diberi tugas untuk membantu kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik jasmani maupun rohani. Pendidikan harus ditata atau diperbaiki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan matematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan sebagai modal dasar pembangunan nasional, terutama dalam menghadapi persaingan di era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia hidup bersama dengan orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut Walgito (2001)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah besar budaya yang berbeda. Siswanya sering berpindah berpindah dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Depdiknas (2004), model merupakan suatu konsep untuk mengajar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu. Joyce & Weil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil Belajar matematika memiliki peran yang sangat penting terhadap kehidupan. Penerapan matematika dalam kehidupan sangatlah luas, sehingga hasil belajar matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merantau merupakan salah satu fenomena sosial yang memiliki dampak luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong seseorang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu bangsa merupakan cermin kesejahteraan kehidupan bangsa tersebut.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar Ekonomi a. Pengertian Prestasi Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie, yang berarti hasil dari usaha. Menurut Muhibbin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Triad a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum Danie Beaulieu menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Minat 1. Pengertian Minat Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis, psikologis, dan sosiologis. Remaja mengalami kebingungan sehingga berusaha mencari tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat disimpulkan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat disimpulkan bahwa: BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara umum siswa-siswi kelas enam di SDN Ujungberung Bandung tahun pelajaran 2007/2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Belajar di Rumah Displin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Diri 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara positif atau negatif (Santrock, 1998). Hal senada diungkapkan oleh

Lebih terperinci

OLEH : DELVIZA SURYANI

OLEH : DELVIZA SURYANI PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Balajar 2.1.1 Pengertian Kesulitan Belajar Dalam menempuh proses pembelajaran di sekolah peserta didik tidak luput dari berbagai kesulitan. Tinggi rendahnya hasil belajar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain rumusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Orang tua menurut I.P. Simanjuntak adalah ayah dan ibu dari anak-anaknya.

TINJAUAN PUSTAKA. Orang tua menurut I.P. Simanjuntak adalah ayah dan ibu dari anak-anaknya. II. TINJAUAN PUSTAKA A.1 Tinjauan Mengenai Orang Tua A.1.1 Pengertian Orang Tua Orang tua menurut I.P. Simanjuntak adalah ayah dan ibu dari anak-anaknya. (I.P. Simanjuntak. 1983:7). Selain itu, menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga. belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu discipline yang

BAB II LANDASAN TEORI. pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga. belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu discipline yang BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini menjelaskan beberapa konsep yang terkait dengan penelitian tentang pengaruh kedisiplinan belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Remaja (adolescense) adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah mahasiswa di Indonesia cenderung meningkat. Latief (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa Indonesia pada tahun

Lebih terperinci