BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Teori Institusional (Mimetic Isomorphism Theory)
|
|
- Glenna Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Institusional (Mimetic Isomorphism Theory) Teoriinstitusional atau teori kelembagaanmerupakan proses imitasi atau adopsi mimetic sebuah organisasi terhadap elemen organisasi lainnya. Menurut Di Maggio dan Powell (1983), organisasi terbentuk oleh lingkungan institusional yang ada di sekitar mereka. Ide-ide yang berpengaruh kemudian di institusionalkan dan dianggap sah dan diterima sebagai cara berpikir ala organisasi tersebut.institusi membedakan tiga jenis tekanan isomorphic pada organisasi: coercive, normative, and mimetic (DiMaggio and Powell, 1983). Coercive Isomorphism merujuk kepada tekanan dari entitas yang memiliki sumber daya di mana sebuah organisasi bergantung. Normative Isomorphism mengacu pada standar profesional dan praktek-praktek yang dikembangkan oleh pendidikan dan metode pelatihan, jaringan profesional dan jaringan karyawan antar perusahaan. Mimetic Isomorphism merujuk kepada tindakan meniru organisasi lainnya yang berhasil. Hal ini dapat dilihat padasebuah perusahaan/ organisasi akan merujuk kepada tindakan meniru organisasi lainnya yang berhasil ketika sebuah organisasi tidak tahu pasti tentang apa yang harus dilakukan. Sifat meniru 12
2 13 yang terbaik (mimetic) inilah yang mengakibatkan pengungkapan laporan keuangan perusahaan semakin dapat dibandingkan dari waktu ke waktu. 2. IFRS (International Financial ReportingStandards) IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan. 2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS. 3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. 3. Konvergensi IFRS di Indonesia Pengertian konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami apakah penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Pendapat yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam
3 14 IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRS sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial Statements paragraf IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base. Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK, 2013), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkat (1) full adoption, (2) adapted, (3) piecemeal, (4) referenced (convergence), dan (5) not adopted at al. Berdasarkan roadmap yang telah disusun IAI, program konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap adopsi ( ), tahap persiapan akhir (2011), dan tahap implementasi (2012). Pada tahun 2009, Indonesia belummewajibkan perusahaan-perusahaan listing di BEI menggunakan IFRS sepenuhnya, melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan nasional atau PSAK, namun pada tahun 2010 bagi perusahaan yang telah memenuhi syarat, adopsi IFRS sangat dianjurkan. Tujuan dari konvergensi adalah agar informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor dan kreditor. Indonesia sebagai Negara yang terus berkembang dan banyaknya transaksi internasional yang dilakukan mengharuskan Indonesia untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS. Sasaran Konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun
4 /2012, Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang diperoleh dari konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS dapat mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik,pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada, Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional, menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan, mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practise. 4. Komparabilitas Komparbilitas merupakan karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan dan perbedaan antar item (Lam, Nelson & Lau, Peter., 2014)
5 16 Komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dari konvergensi standar akuntansi yang mengadopsi IFRS. Dengan melakukan komparabilitas atau perbandingan pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan suatu perusahaan manufaktur yang mengadopsi IFRS maka akan terlihat hasil pencapaian konvergensi standar akuntansi yang bertujuan untuk menyeragamkan standar akuntansi yang berlaku internasional. 5. Kerangka Konseptual Akuntansi Kerangka konseptual IFRS menjelaskan konsep-konsep dasar yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka konseptual IFRS juga berfungsi sebagai panduan kepada Dewan dalam mengembangkan masa depan SAK dan sebagai panduan untuk menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ditujukan langsung dalam Standar Akuntansi Internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS) atau Interpretasi (IAS). IASB saat ini sedang merumuskan kerangka konseptual IFRS baru hasil konvergensi antara IASB dan FASB. Ada beberapa perubahan dalam kerangka konseptual yang baru dibandingkan dengan yang saat ini diadopsi Indonesia. Kerangka konseptual tersebut terdiri dari 8 ( delapan ) bab, yaitu tujuan laporan keuangan, entitas pelaporan (reporting entity), karakteristik kualitatif & kerangka dasar, elemen laporan keuangan, recognition & derecognition, penyajian & pengungkapan serta konsep modal & pemeliharaan modal.
6 17 Tujuan laporan keuangan bertujuan umum adalah memberikan informasi keuangan atas entitas pelaporan yang berguna bagi investor saat ini dan investor potensial, peminjam dan kreditur lain dalam pengambilan keputusan atas pemberian sumber daya kepada entitas. Karakteristik kualitatif secara umum ditujukan untuk meningkatkan kegunaan informasi dalam pengambilan keputusan. Karakteristik tersebut terdiri dari karakteristik kualitatif fundamental dan karakteristik kualitatif yang dapat meningkatkan relevansi laporan keuangan. Laporan keuangan dan entitas pelaporan menjelaskan tentang asumsi dan reporting entity.asumsi dalam kerangka konseptual yang baru adalah going concern. Artinya dalam penyusunan laporan keuangan, diasumsikan perusahaan akan berjalan terus sampai waktu yang tidak ditentukan. Elemen laporan keuangan menjelaskan definisi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban. Recognition dan derecognition menjelaskan tentang proses pengakuan, kriteria pengakuan dan pelepasan. Kriteria pengakuan harus mempertimbangkan aspek relevance, existence uncertainty and separability, low probability a flow of economic benefits, measurement uncertaninty, faithful representation dan cost (relevansi, keberadaan ketidakpastian dan keterpisahan, probabilitas rendah aliran manfaat ekonomi, ketidakpastian pengukuran, representasi Dan biaya). Dalam derecognition dijelaskan juga tentang modification of contracts (kontrak modifikasi) yang dapat menyebabkan terjadinya pelepasan.
7 18 Pengukuran menjelaskan basis pengukuran, faktor yang dipertimbangkan untuk memilih basis pengukuran, lebih dari satu basis pengukuran yang relevan dan pengukuran ekuitas. Penyajian dan pengungkapan dijelaskan tujuan dan ruang lingkup laporan keuangan, penyajian dan pengungkapan sebagai alat komunikasi dan informasi tentang kinerja keuangan. Secara detail dalam penyajian dan pengungkapan dijelaskan konsep classification, aggregation, presentation and disclosure objectives and principles (klasifikasi, agregasi, penyajian dan pengungkapan tujuan dan prinsip-prinsip). 6. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan (Financial statement) merupakan Suatu informasi mengenai keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan.laporan keuangan adalah sebuah output atau data hasil akhir dalam proses akuntansi. Output tersebut merupakan pedoman yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan para pengguna dalam pengambilan keputusan.laporan keuangan juga merupakan laporan pertanggungjawaban atau akuntabilitas yang menjelaskan tingkat kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya selama satu periode ekonomi. 7. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
8 19 perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Tujuan laporan keuangan untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas penyusun yang berguna untuk investor yang ada dan investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditur lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya untuk suatu entitas. 8. Aset Tetap (PSAK 16 Revisi 2011) Pedoman bagi setiap entitas terkait kegiatan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset tetap di Indonesia adalah PSAK No.16 tentang Aset Tetap. Selanjutnya dalam kerangka teori Aset Tetap (PSAK 16 revisi 2011) terdapat beberapa hal yang perlu diungkapkan di dalam laporan keuangan perusahaan diantaranya sebagai berikut: (1) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto, (2) metode penyusutan yang digunakan, (3) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, (4) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode, dan (5) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan
9 20 akhir periode. Kemudian program konvergensi PSAK ke IFRS di Indonesia pada akhirnya menuntut beberapa penyesuaian di dalam standar akuntansi Indonesia. Secara umum perbedaan antara PSAK 16 (revisi 2011) Aset Tetap dengan PSAK 16 (revisi 2007) adalah sebagai berikut :
10 21 Tabel 2.1 Ikhtisar Perubahan PSAK 16 Revisi 2011 No. Pokok Bahasan PSAK 16 (Revisi 2011) PSAK 16 (Revisi 2007) 1. Pengecualian terhadap ruang lingkup Menambahkan pengecualian ruang lingkup untuk: a. aset tetap diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58. b. pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi PSAK Ruang lingkup Tidak mengatur lagi mengenai properti investasi yang sedang dibangun atau dikembangkan. 3. Hibah Pemerintah Tidak mengatur syarat pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah. Hanya mengatur nilai tercatat aset tetap yang dapat dikurangi dari hibah pemerintah. Hanya mengatur pengecualian ruang lingkup untuk untuk hak penambangan dan reservasi tambang, seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat diperbarui. Ruang lingkup mencakup properti yang dibangun atau dikembangkan untuk digunakan di masa depan sebagai properti investasi. Pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah pemerintah mempunyai syarat bahwa: a. entitas telah memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut; b. hibah akan diperoleh. 4. Aset tetap yang tersedia untuk dijual 5. Depresiasi atas Tanah Sumber: Website IAI, 2012 Pengaturan aset tetap yang tersedia untuk dijual dihapus karena sudah diatur dalam PSAK 58 Menjelaskan bahwa pada umumnya tanah memiliki umur ekonomis tidak terbatas sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas meyakini umur ekonomis tanah terbatas. Perlakuan akuntansi tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan lainnya mengacu pada ISAK 25: Hak Atas Tanah Pengaturan aset tetap yang tersedia untuk dijual dihapus karena sudah diatur dalam PSAK 58 Perlakuan akuntansi untuk tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan lainnya mengacu pada PSAK 47: Tanah.
11 22 Secara historis, aset tetap mengacu pada aset berwujud yang dimiliki untuk tujuan jangka panjang. Akan tetapi, definisi formal aset tetap harus memasukkan (1) cara penggunaannya dan (2) jangka waktu kepemilikan oleh suatu entitas. Aset tetap (Property, plant and equipment) merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk penggunaan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk penyewaan pada pihak lain atau untuk tujuan - tujuan administratif dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode ( IAS 16.6). Pengaturan aset tetap di Indonesia dalam PSAK No. 16 mengenai pedoman suatu entitas terkait dalam kegiatan pengakuan, pengukuran, penyajian serta pengungkapan laporan keuangan dalam aset tetap. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah melakukan perubahan Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) dalam revisi PSAK No. 16 (Tahun Revisi 2007) menjadi PSAK No. 16 (Tahun Revisi 2011) tentang aktiva tetap dan aktiva lain-lain yang sudah berlaku efektif pada tanggal 01 Januari 2012, sesuai dengan program kovergensi IFRS. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya.pada penelitian sebelumnya Ana Clara L. (2013) menjelaskan banyak peningkatan transparansi, kualitas dan kuantitas pengungkapan. Mirip dengan proses konvergensi di negara lain, migrasi sistem dari "bentuk untuk esensi" ke "esensi untuk membentuk" satu tidak akan terjadi dengan cara yang lengkap dan memadai dalam waktu yang singkat, sehingga menujukkan bahwa kualitas awal pengungkapan IFRS secara signifikan bervariasi berdasarkan adopsi IFRS.
12 23 Vergauwe dan Gaeremynck (2013) menjelaskan bahwa pengungkapan laporan keuangan tidak hanya meningkat dari waktu ke waktu tetapi juga dapat lebih dibandingkan, kemudian pada penelitian Ardian Setianto & Agung Juliarto (2014) menjelaskan bahwa komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini, peneliti mengacu terhadap komparabilitas pengungkapan aset tetap pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun dengan mengidentifikasi item item pengungkapan yang menggunakan checklist yang berbeda serta penggunaan periode tahun yang berbeda, sehingga hasil penelitian lebih akurat.
13 24 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu NAMA PENELITI Ana Clara Lacerda de Oliveira (2013) LOKASI PENELITIAN Penelitian pada laporan akuntansi perusahaan publik Brasil yang dikutip di Sao Paulo Bursa Efek Index (IBOVESPA) ( ) METODE PENELITIAN Analisis Statistik Deskriptif VARIABEL Variabel Interaksi HASIL PENLITIAN Banyak peningkatan transparansi, kualitas dan kuantitas pengungkapan. Mirip dengan proses konvergensi di negara lain, migrasi sistem dari "bentuk untuk esensi" ke "esensi untuk membentuk" satu tidak akan terjadi dengan cara yang lengkap dan memadai dalam waktu yang singkat. Vergauwe dan Gaeremynck (2013) Ardian Setianto & Agung Juliarto (2014) Tes Empiris pada 563 Eropa tercantum real estate pengamatan perusahaan dari 11 negara Eropa yang mencakup periode penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( ) Analisis Regresi Analisis Statistik Deskriptif Variabel Interaksi, Variabel Kontrol Variabel Independen, Variabel Interaksi, Variabel Kontrol Pengungkapan tidak hanya meningkat dari waktu ke waktu tetapi juga menjadi lebih komparabel. Selain itu, mereka juga menemukan bukti bahwa krisis keuangan yang terjadi dapat mempercepat proses ke pengungkapan informasi yang lebih komparabel. Komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu.
14 25 B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, peneliti akan menjelaskan gambaran permasalahan melalui kerangka pemikiran, bagaimana dengan variabel-variabel yang saling berkaitan. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana pengaruh penerapan IFRS terhadap komparabilitas pengungkapan Aset Tetap pada laporan keuangan suatu perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2013 sampai dengan Variabel dependen sebagai tingkat pengungkapan aset tetapsedangkan variabel independennya adalah tingkat pengungkapan awal atau Initial High Disclosure (IDH). Penelitian ini juga menggunakan variabel interaksi untuk dapat menjelaskan peningkatan komparabilitas pengungkapan, dan variabel kontrol sebagai pengontrol variabel independen untuk dapat menjelaskan keberadaan variabel dependen.apabila komparabilitas pengungkapan semakin meningkat seiring berjalannya penerapankonvergensi IFRS di Indonesia maka koefisien variabel interaksi ini diharapkan akan menjadi semakin negatif yang menunjukkan bahwa perbedaan semakin berkurang. Sedangkan variabel kontrol yang terdapat dalam penelitian ini menggunakanleverage.
15 26 Gambar 2.1 Kerangka pemikiran peneliti Variabel Independen Variabel Interaksi Tingkat Pengungkapan Awal (IDH) IDH x IFRS1 Tingkat Pengungkapan Aset Tetap (Laporan Keuangan BEI ) IDH x IFRS2 Variabel Kontrol Leverage
16 27 C. HIPOTESIS Seiring berjalannya penerapan konvergensi IFRS ke dalam PSAK terbaru, terdapat perbedaan tingkat pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan semakin berkurang dan menunjukkan peningkatan komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu (Ardian Setianto & Agung Juliarto 2014). Pola pengungkapan diharapkan untuk meningkat dari waktu ke waktu atau setidaknya tetap stabil.alasan hal tersebut karena jika mengurangi jumlah pengungkapan akan berdampak ke biaya tambahan bagi perusahaan sebagai perilaku yang merugikan investor, pengungkapan tersebut diharapkan dapat meningkat dari waktu ke waktu sebagai dampak pengungkapan menjadi lebih murah karena proses pembelajaran dari pengalaman masa lalu dan kebijakan pengungkapan dari perusahaan lainnya juga mendorong terjadinya peningkatan dalam praktek pengungkapan.argumen ini didasarkan pada teori institusional, lebih spesifik lagi mimetic isomorphism (DiMaggio and Powell, 1983). Perusahaan yang pada awalnya mengungkapkan sedikit informasi saja, mempunyai kecenderungan untuk meniru perusahaan yang telah baik pengungkapannya untuk memenuhi permintaan investor, yang akan berdampak pada laporan keuangan yang lebih dapat dibandingkan dari waktu ke waktu (Vergauwe dan Gaeremynck, 2013).Komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu (Ardian Setianto & Agung Juliarto 2014).
17 28 H1: Penerapan konvergensi IFRS berpengaruh positif terhadap pengungkapan Aset Tetap pada laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia. H2: Perbedaan tingkat pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan manufaktur terhadap penerapan IFRS menjadi semakin berkurang dari waktu ke waktu mengindikasikan adanya peningkatan secara signifikan terhadap komparabilitas pada periode waktu yang berbeda.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan atau standar akuntansi.ifrs (Internasional Financial Reporting Standard) merupakansuatu
Lebih terperinciANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS
ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS KELOMPOK GOODWILL: Dwi Rahayu 090462201 098 Dedi Alhamdanis 100462201 362 Larasati Sunarto 100462201 107 FAKULTAS EKONOMI UMRAH 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut uraian beberapa penelitian terdahulu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut uraian beberapa penelitian terdahulu : 1. Nurhikmah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konvergensi PSAK dengan IFRS/IAS merupakan salah satu komitmen dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International Federation of Accountants
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 IFRS (International Financial Reporting Standards) IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna laporan keuangan. Masing-masing pengguna memiliki beragam kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah jembatan yang dapat menghubungkan keperluan bisnis. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara, seringkali menyebabkan standar akuntansi yang digunakan oleh suatu negara berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan mencatat informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai pihak seperti investor, karyawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi memiliki sarana yang akan dicapai, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba dan menaikkan nilai perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini perkembangan pengetahuan di bidang teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta munculnya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di setiap negara, penyusunan laporan keuangan memiliki standar dan tahapan yang berbeda-beda. Standar dan tahapan tersebut ditentukan oleh kalangan profesi yang bergabung
Lebih terperinciBAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai informasi akuntansi merupakan sederetan angka yang memiliki makna atau nilai kebermanfaatan keputusan. Dengan apakah suatu informasi akuntansi dapat dikatakan
Lebih terperinciTiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan
BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, pasar modal di dunia sudah sangat luas. Berbagai perusahaan dari negara berlomba-lomba menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki suatu tantangan untuk terus meningkatkan kualitas informasi akuntansi disetiap perusahaan yaitu dengan melakukan penyajian dan pengungkapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui website dengan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan melalui website www.idx.co.id, dengan menggunakan sampling padaperusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa
Lebih terperinci1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Legitimasi Menurut Tristanti (2012) teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat. Teori legitimasi menjadi sumber
Lebih terperinciALASAN PERLUNYA KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA
ALASAN PERLUNYA KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA A. PENDAHULUAN Globalisasi mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan global di berbagai negara, dimana terciptanya bentuk hubungan yang tidak terbatas antar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas
Lebih terperinci3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.
PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai salah satu output utama. Akuntansi berfungsi untuk mengindetifikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, banyak bermunculan perusahaan multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis saat ini dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah media yang dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi antara pihak manajemen dengan para pihak berkepentingan (Margaretta
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi IFRS dan membandingkan laporan keuangan PT Telkom Indonesia yang telah mengadopsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan bahasa universal untuk bisnis karena akuntansi digunakan hampir di seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia sehingga akuntansi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil, untuk mengetahui perkembangan dan kelangsungan usaha
Lebih terperinciTinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)
Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 2, April 2012 ISSN No. 1978-6034 Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) A Review of PSAK No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tahapan konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi pusat perhatian para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (DSAK, Kerangka Dasar Penyajian dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Laporan keuangan disajikan dengan tujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
Lebih terperinciTEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS
TEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS Dosen : Anis Chariri, SE, MCom, Ph.D. Akt. Disusun oleh: Astri Laksitafresti Destaria Ferdiani Ranny Tanjungsari Yuliana C2C008022 C2C008035 C2C008116 C2C008153
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hanafi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan perlu membuat laporan keuangan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi saat ini telah menghilangkan batasan-batasan geografis dalam kegiatan perekonomian dan menuntut adanya suatu sistem akuntansi dalam
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan konvergensi standar akuntansi keuangan dengan IFRS (International Financial Reporting Standard).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan properti cukup berkembang pesat di beberapa negara. Pasar properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adopsi IFRS diberbagai negara memiliki beberapa manfaat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adopsi IFRS diberbagai negara memiliki beberapa manfaat. Pertama, dapat menyajikan laporan keuangan dengan dasar yang sama sebagai pesaing asing dan membuat perbandingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan yang pesat dan semakin beragamnya perusahaan multinasional di berbagai negara merupakan tanda dari adanya globalisasi. Pada era globalisasi
Lebih terperinciHubungan IFRS, Tanggung Jawab Sosial dan Pendidikan Akuntansi di. Indonesia. Di Susun Oleh : UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI
Hubungan IFRS, Tanggung Jawab Sosial dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia Di Susun Oleh : Umbu Ardian T. Putra 11130100M UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI TAHUN AJARAN 2013/2014 Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang. Konvergensi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan arus globalisasi, Pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum telah bersepakat untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS. IAI mencanangkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah diadopsi oleh banyak negara di dunia, seperti Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Australia.
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS
Makalah Seminar Akuntansi STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS OLEH : Wildha Ardhiyanto (A311 12 268) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 BAB I PENDAHULUAN Standar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas merupakan suatu bukti nyata bahwa perekonomian saat ini telah menuju pada sebuah perekonomian global, dimana setiap kegiatan ekonomi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan olehinternational Accounting Standard Board (IASB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Sebagai respon atas meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi bagi investor dan kreditur, serta calon investor dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan dari laporan keuangan menurut kerangka konseptual PSAK adalah menyediakan informasi bagi investor dan kreditur, serta calon investor dan kreditur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi topik yang hangat di tanah air. Pertemuan G-20 tahun 2008 di Washington (USA) menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber ekonomi menjadi barang dan jasa agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan standar yang digunakan perusahaan di Indonesia untuk menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah banyak Negara mengadopsi International Financial Reporting Standars
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah banyak Negara mengadopsi International Financial Reporting Standars (IFRS) sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan, bahkan terdapat negara yang telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian seperti transaksi penjualan dan pembelian, melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu sektor yang berpengaruh dalam menentukan tingkat kesejahteraan suatu negara. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aktivitas keseharian masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan) Teori keagenan menyatakan bahwa antara manajemen dan pemilik mempunyai kepentingan yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang digunakan setiap negara berbeda beda. Investor akan menemui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis saat ini semakin meluas bahkan tidak mengenal batas negara sehingga setiap orang dapat melakukan investasi di negara negara lain. Hal ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kegiatan ekonomi suatu negara dengan fenomena-fenomena yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terjadinya globalisasi karena adanya beberapa faktor, globalisasi ini mulai terlihat dari kegiatan ekonomi suatu negara dengan fenomena-fenomena yang muncul
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media penghubung antara manajemen perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari laporan keuangan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut perusahaan agar mampu menjaga eksistensinya sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang. Dalam upaya tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini menguji relevansi nilai pajak tangguhan sebagai dampak perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia. Perubahan PSAK ini terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan investasi. Informasi yang diperlukan tersebut diantaranya disajikan dalam laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya globalisasi mengakibatkan semakin berkembangnya transaksi bisnis lintas negara dan arus modal investasi. Perusahaan harus mampu bersaing dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Properti investasi adalah properti berupa tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya yang dikuasai oleh pemilik (lessee) melalui sewa pembiayaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
7 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Kualitas Informasi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan globalisasi sangat cepat dan tidak ada batasan waktu, ruang, dan tempat antar suatu negara. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap orang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham (Karnadi, 1993). Nilai pemegang saham akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penelitian Terdahulu Dalam rangka membuat penelitian yang lebih terarah, maka penulis melakukan telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan
Lebih terperinciPENERAPAN IFRS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOMPARABILITAS PENGUNGKAPAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SKRIPSI
PENERAPAN IFRS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOMPARABILITAS PENGUNGKAPAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai dengan adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dunia. Selama tahun tersebut siklus laporan keuangan untuk International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan permulaan pasar di era globalisasi dan genap 30 tahun untuk membuat aturan atas pelaporan keuangan untuk perusahaan kapital diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam melakukan persaingan internasional, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IFRS (International Financial Reporting Standards) menjawab tantangan bagaimana pelaporan keuangan harus dilakukan. Arus besar dunia sekarang ini sedang menuju ke dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976). Hubungan keagenan muncul ketika terdapat kontrak antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu mengetahui
Lebih terperinciKERANGKA KERJA KONSEPTUAL
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai : a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. mengetahui perbandingan tingkat konservatisme akuntansi laporan keuangan di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori Landasan teori dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi dan konvergensi IFRS. Kedua hal tersebut akan menjadi dasar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan informasi keuangan dapat dilakukan melalui laporan keuangan yang sangat bermanfaat bagi pemangku kepentingan yang terdiri dari pihak ekstern dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi menetapkan aturan
Lebih terperinciINTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI
ED ISAK INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif ini, kelangsungan hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan
Lebih terperinciDISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP
DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP Tanggapan tertulis atas discussion paper paling lambat diterima pada tanggal 1 Februari 2018. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep dasar akuntansi, yakni konsep kesatuan usaha (entity theory),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan disajikan sebagai hasil pertanggungjawaban manajemen kepada investor atas sumber daya yang mereka kelola. Hal ini dilakukan karena sesuai dengan konsep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi perusahaan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan perusahaan, dimana informasi
Lebih terperinci01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani
Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 01FEB STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Apa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya. fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan.
Lebih terperinciPENERAPAN IFRS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOMPARABILITAS PENGUNGKAPAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN. Ardian Setianto Agung Juliarto
PENERAPAN IFRS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOMPARABILITAS PENGUNGKAPAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN setianto_ar@yahoo.com ; juliarto432@yahoo.com ABSTRACT The objective of this research is to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan mengenai transaksi (kejadian ekonomi dan keuangan) suatu organisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kenapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar
Lebih terperinciPerbedaan IFRS, U.S. GAAP, dan PSAK: Investement Property
Perbedaan IFRS, U.S. GAAP, dan PSAK: Investement Property Nunik L.D. Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi-Univ. Kristen Maranatha (Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri No. 65 Bandung) Abstract International
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dirumuskan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang akuntansi saat ini sedang mengalami perkembangan yang mengarah pada penerapan standar akuntansi global yang tunggal, yaitu dengan adanya International Financial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup sering digunakan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap keberlangsungan siklus bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah mengarahkan Indonesia kepada penggunaan standar akuntansi yang berskala global. Globalisasi ini pun menuntut adanya transparansi dalam memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. et al., 2011). Kelompok pemakai laporan keuangan terdiri dari investor, kreditor,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan dokumen bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada berbagai kelompok pemakai (Harrison et al., 2011). Kelompok
Lebih terperinciPERBEDAAN SAK, IFRS, SAK ETAP, SAP, IPSAS, DAN SAKS
PERBEDAAN SAK, IFRS, SAK ETAP, SAP, IPSAS, DAN SAKS I. Pendahuluan Laporan keuangan diperlukan dalam setiap organisasi sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan keuangan kedepannya, laporan keuangan yang
Lebih terperinci