BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sonny Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 STUDI LITERATUR Perkembangan Film Film pertama itu berjudul Workers Leaving the Lumiere's Factory dan hanya berdurasi beberapa detik saja. Selain itu ceritanya hanya menggambarkan para pekerja pabrik yang pulang dan meninggalkan tempat kerja mereka di pabrik Lumiere. Meski begitu film ini tercatat dalam sejarah sebagai film pertama yang ditayangkan dan diputar di Boulevard des Capucines di kota Paris, Prancis. Tanggal pemutaran film itu pada tanggal 28 Desember 1895 kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi. Sejak itu pun muncul film film pendek lain yang dibuat. Awalnya pembuatan film memang tidak memiliki tujuan dan alur cerita yang jelas dan kontinyu. Para pembuat film hanya merekam gambar dan keadaan di sekeliling mereka. Namun kemudian ide pembuatan film mulai merambah dunia industri. Film film pun mulai dibuat dengan lebih berkonsep dan memiliki alur cerita yang jelas. Saat itu memang layar film masih hitam-putih dan juga tidak didukung audio suara. Oleh karena itu saat pemutaran film biasanya ada pemain musik yang mengiringi secara langsung sebagai efek suara. Memasuki abad 19, perkembangan film mulai berkembang dengan pesat. Dimulai dengan pengembangan audio suara dalam film. Film film pun mulai dibuat dengan durasi lebih panjang. Konsep dan tema cerita film juga mulai meluas, mulai dari film komedi, film romantis, film petualangan hingga film perang. Berbagai perusahaan dan studio film pun banyak dibuat untuk keperluan bisnis dan hiburan. Di era 1900-an dan 1910-an, film film produksi asal Eropa, terutama dari negara Prancis, Italia atau Jerman mencuri perhatian dan mampu populer di seluruh dunia. Baru di era 1920-an industri film Amerika produksi Hollywood mulai dibuat dan langsung populer. Industri film Hollywood ini kemudian menjadi industri film paling populer yang menghadirkan film film berkualitas hingga sekarang. Itulah sedikit informasi mengenai sejarah film dunia dari masa ke masa. Pengembangan film memang memiliki sejarah panjang sejak pertama kali dibuat. Dan kini memasuki era modern, dunia film berkembang secara drastis dengan adanya kemajuan teknologi yang canggih. 6
2 2.1.2 Dokumenter Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya Dokumenter dari ide sampai produksi mengungkapkan bahwa gaya dan bentuk film dokumenter memang lebih memiliki kebebasan dalam bereksperimen meskipun isi ceritanya tetap berdasarkan sebuah peristiwa nyata apa adanya. Ketika teknologi audio visual muncul televisi, maka bentuk dan gaya dokumenter pun ikut berkembang dalam bermacam gaya dan bentuk. Film dokumenter merupakan jenis film yang mendokumentasikan kenyataan di mana untuk pertama kalinya terdapat di film Moana(1926). Sedangkan untuk di Perancis, film dokumenter digunakan oleh semua film non fiksi seperti tentang perjalanan dan pendidikan. ( Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu (Effendy, 2014:2). Umumnya film dokumenter berdurasi panjang, dokumenter juga lebih bebas menggunakan semua tipe shoot. Definisi dokumenter dalam kategori umum merupakan sebuah film non fiksi yang dibedakan dengan film cerita fiksi. Secara logika film dokumenter pun bercerita atau naratif, selain juga memiliki aspek dramatik, hanya saja isi ceritanya bukan fiktif namun berdasarkan fakta (apa adanya). Ada empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalam film nonfiksi : a. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif seperti halnya dalam film fiksi. Bila pada film fiksi latar belakang (setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus spontan otentik dengan situasi dan kondisi asli. b. Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata (realita), sedangkan pada film fiksi isi cerita berdasarkan karangan. Bila film dokumenter memiliki interpetasi kreatif, maka dalam film fiksi yang dimiliki adalah interpretasi imajinatif. c. Sebagai sebuah film nonfiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya. Semi dokumenter yaitu dari beberapa adegannya dapat direkayasa disesuaikan dengan tema, dengan tujuan untuk lebih menambah gaya tarik cerita. Umumnya beberapa adegan merupakan hasil interpretasi imajinatif, kadang menggunakan pemain (amatir). Dengan kata lain, semi dokumenter merupakan gabungan peristiwa fakta dengan fiksi. 7
3 John Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam sebuah pembahasan film karya Robert Flaherty, Moana (1925), yang mengacu pada kemampuan sebuah media untuk menghasilkan dokumen visual suatu kejadian tertentu. Grierson sangat percaya bahwa Sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda pula. Oleh karena itu dokumenter pun termasuk didalamnya sebagai suatu metode publikasi sinematik, yang dalam istilahnya disebut creative treatment of actuality (perlakuan kreatif atas keaktualitasan). Karena ada perlakuan kreatif, sama seperti dalam film fiksi lainnya, dokumenter dibangun dan bisa dilihat bukan sebagai suatu rekaman realitas, tetapi sebagai jenis representasi lain dari realitas itu sendiri. Kebanyakan penonton dokumenter di layar kaca sudah begitu terbiasa dengan kode dan bentuk yang dominan sehingga mereka tak lagi mempertanyakan lebih jauh tentang isi dari dokumenter tersebut. Misalnya penonton sering menyaksikan dokumenter yang dipandu oleh voiceover, wawancara dari para ahli, saksi dan pendapat anggota masyarakat, seting lokasi yang terlihat nyata, potongan-potongan kejadian langsung dan materi yang berasal dari arsip yang ditemukan. Semua elemen khas tersebut memiliki sejarah dan tempat tertentu dalam perkembangan dan perluasan dokumenter sebagai sebuah bentuk sinematik. Ini penting ditekankan, karena dalam berbagai hal, bentuk dokumenter sering diabaikan dan kurang dianggap di kalangan film seni karena seakan-akan dokumenter cenderung menjadi bersifat jurnalistik dalam dunia pertelevisian. Bukti-bukti menunjukkan bahwa, bagaimanapun, dengan pesatnya perkembangan dokumenter dalam bentuk pemberitaan, terdapat perubahan kembali ke arah pendekatan yang lebih sinematik oleh para pembuat film dokumenter akhir-akhir ini. Dan kini perdebatannya berpindah pada segi estetik dokumenter karena ide kebenaran dan keaslian suatu dokumenter mulai dipertanyakan, diputarbalikkan dan diubah sehubungan dengan pendekatan segi estetik dokumenter dan film-film non-fiksi lainnya. Film Dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan, dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya. Juga sebuah gaya dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera, suara, dan lokasi. Selain mengandung fakta, film dokumenter juga mengandung subjektivitas pembuatnya, yakni sikap atau opini pribadi terhadap suatu peristiwa. Karena itu, film dokumenter bisa menjadi wahana untuk mengungkapkan realitas dan menstimulasi perubahan. Kini Dokumenter menjadi sebuah tren sendiri dalam perfilman dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh televisi pertama kita Televisi Republik Indonesia (TVRI). Memasuki era televisi swasta tahun 1990, pembuatan film dokumenter 8
4 untuk televisi tidak lagi dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan program film dokumenter, baik yang diproduksi sendiri maupun yang dibeli dari sejumlah rumah produksi Karakteristik Film Dokumenter : 1. Berurusan dengan masalah sejarah, sosial, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. 2. Kejadian aktual atau diperankan/dimainkan kembali. 3. Lebih menitik beratkan kepada isu yang faktual dari pada hanya sekedar hiburan. 4. Single producer 5. Perpaduan yang unik antara tulisan, visual, audio, dan gaya dari prdusernya Jenis Jenis Dokumenter : International Design School menjelaskan jenis-jenis dokumenter sebagai berikut : 1. Laporan Perjalanan Jenis yang satu ini bisa dikatakan dengan istilah lain, yaitu travelogue, travel film, travel documentary, dan adventures film. Bisa dikatakan jenis film dokumenter yang satu ini adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau etnografi. Dan seiring dengan perkembangannya, membahas banyak yang disesuaikan dengan pesan dan gaya yang ingin disampaikan. 2. Sejarah Sedikit sulit membuat jenis film dokumenter sejarah ini. Karena bagaimanapun genre sejarah menjadi salah satu yang sangat bergantung pada referensi peristiwa, sebab keakuratan data sangat dijaga dan sebisa mungkin tidak boleh ada yang salah dalam pemaparannya. 3. Biografi Jenis film dokumenter ini bercerita tentang seseorang, entah dia yang dikenal oleh masyarakat luas, yang memiliki keunikan, kehebatan, atau mungkin aspek lainnya. Jenis biografi ini pun terbagi lagi menjadi beberapa golongan antara lain, potret yaitu mengupas human interest seseorang, biografi yaitu mengupas kronologis seseorang misalnya lahir hingga meninggal atau kesuksesan seseorang, dan yang terakhir adalah profil biasanya membahas aspek positif dari sang tokoh. 4. Nostalgia 9
5 Bisa dikatakan jenis film dokumenter satu ini tak begitu jauh dengan jenis sejarah. Hanya saja jenis yang satu ini lebih menekankan pada kilas balik atau napak tilas dari kejadian seseorang atau sekelompok. 5. Rekonstruksi Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Ada kesulitan sendiri dalam mempresentasikan kepada penonton sehingga harus dibantu dalam proses rekonstruksinya. Peristiwa yang bisa dibuat rekonstruksinya adalah peristiwa kriminal, bencana, dan lainnya. Rekontruksi juga dilakukan tidak dengan pemain, lokasi, kostum, make up, dan lighting yang persis dengan aslinya. Yang ingin dicapai dari rekonstruksi adalah proses terjadinya peristiwa di mana bisa dilakukan shoot live action atau bantuan animasi. 6. Investigasi Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Peristiwa yang diangkat umumnya peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, misalnya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan mafia suatu negara, atau yang lainnya. Terkadang, dokumenter ini membutuhkan rekonstruksi untuk membantu memperjelas suatu peristiwa. 7. Perbandingan dan Kontradiksi Dokumenter ini menengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu seperti film Hoop Dream karya Steve James yang risil di tahun Di mana ia selama 4 tahun mengikuti perjalanan dua remaja Chicago keturunan Afro-America, William Gates dan Arthur Agee untuk menjadi atlit basket professional. Michael Moore dalam sicko (2007) membandingkan keb ijakan dan pelayanan kesehatan di Amerika dengan tiga Negara maju lainnya, yaitu Kanada, Inggris dan Perancis serta satu Negara berkembang yakni Kuba. Hasilnya ternyata Amerika Serikat sangat jauh tertinggal dalam pelayanan kesehatan. 10
6 8. Ilmu Pengetahuan Jenis film dokumenter ini bisa dibilang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, seperti film Dari Desa Ke Desa atau Flora dan Fauna. Jenis ini juga terbagi lagi menjadi dua sub genre, yaitu film dokumenter sains dan film instruksional. 9. Buku harian Layaknya diary, film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Sudut pandangnya pun terasa lebih subjektif sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat ia tinggal, peristiwa, bahkan perlakukan temantemannya yang berada di sekitar subjek. Struktur ceritanya cenderung linear serta kronologis, narasi menjadi unsur suara yang lebih banyak digunakan. 10. Musik Bisa dibilang bahwa jenis film dokumenter ini menjadi yang muda jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun, sejak 1980 jenis ini lebih sering diproduksi di mana Donn Alan Pannebaker lah yang pertama kali mendokumentasikan pertunjukan musik. 11. Association Picture Story Jenis film dokumnter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing maka makna yang muncul akan ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka. 12. Dokudrama Jenis film dokumenter yang terakhir adalah dokudrama. Jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek tokoh cenderung direkonstruksi. Tempat dibuat mirip dengan aslinya, tokoh dibuat mirip. Salah satu film jenis ini adalah Johny Indokarya Franky Rorimpandey. 11
7 1.1.5 Tahapan Produksi Dokumenter Pra Produksi (pre production) pra produksi meliputi : 1) Persiapan Naskah Dalam proses ini dibuat sebuah naskah oleh penulis naskah yang dipersiapkan melalui beberapa tahap sebagai berikut : a. Ide atau Gagasan Proses memunculkan tema dan pokok permasalahan dari garis besar apa yang akan di angkat. b. Riset Mencari tahu dengan observasi langsung kepada pihak terkait. c. Sinopsis Ringkasan dari keseluruhan jalan cerita. d. Treatment Alur dari keseluruhan cerita. e. Script Susunan lengkap alur cerita secara mendetail f. Review Naskah Menelaah ulang naskah, apakah sudah sesuai dengan tema. 2) Pemilihan Crew. Pemilihan kru dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi keahlihan masing masing personal sesuai job description dalam kerja tim nanti. 3) Pemilihan Narasumber Pemilihan narusumber dilakukan sesuai dengan hasil riset, narasumber manakah yang cocok dengan konsep karya. 4) Pemilihan Lokasi Pemilihan Lokasi dilakukan dilakukan sesuai dengan riset, lokasi mana yang sesuai dengan konsep karya. Lokasi yang berbeda tentu memiliki konten kehidupan social yang berbeda satu sama lain. 5) Perencanaan Waktu Manajemen waktu yang baik diperlukan agar kinerja tim produksi saat proses dapat berlangsung efektif dan efisien. Dengan perencanaan yang matang maka proses produksi akan terasa lebih tertata. 12
8 6) Memeriksa Peralatan Pemeriksaan peralatan penting dilakukan agar tahu peralatan mana yang siap pakai, butuh perawatan atau butuh penambahan untuk proses produksi. 7) Peninjauan Ulang Lokasi Peninjauan ulang lokasi dilakukan mendekati hari-h masa produksi. Dengan peninjauan yang lebih detail dapat dipastikan semua persiapan yang ada sesuai dengan lokasi yang dipilih. 8) Pengecekan perijinan Terkadang terdapat lokasi tertentu yang membutukan perijinan khusus. Hal ini biasanya ditemui pada tempat tempat umum, maupun instansi terkait. Dengan perijinan yang sah, maka proses produksi tidak akan mengalami kendala berkaitan dengan lokasi Produksi Proses produksi merupakan proses pengambilan gambar dan suara sebelum diserahkan ketangan editor. Pada proses ini naska diolah oleh seorang sutradara kemudian digarap sesuai keratif sutradara sehingga mengasilkan sesuai perencanaan. Selama proses produksi sudradara di bantu oleh beberapa kru yang bertanggung jawab atas pekerjaan mereka masing masing. Adapun kru yang terlibat (termasuk sutradara) antara lain sebagai berikut : 1) Sutradara Pengertian sutradara adalah karyawan yang mengkoordinir segala unsur teater dengan paham. Sutradara menempati posisi yang tertinggi dari segi artistic. Sutradara sebagai pemimpin pembuatan film. Tanggung jawab meliputi aspek aspek kreatif, baik interpretasi maupun teknis dari sebuah produksi film. Sutradara juga mengontrol posisi kamera beserta gerak kamera, suara. Pencayahan. Disamping hal hal lain yang menyumbang kepada hasil akhir sebuah film. 2) Kameraman Kameraman atau piñata fotografi adalah tangan kanan sutradara dalam kerja dilapangan. Kameraman bekerjasama dengan sutradara untuk menentukan gambar dan jenis shot yang akan di ambil. Kameraman juga menentukan lensa yang 13
9 akan di pakek untuk produksi apakah lensa normal, tele, lensa sudut leber atau wide lensa, atau zoom maupun filter lensa yang digunakan. Disamping itu kameraman juga bertanggung jawab memeriksa shooting dan menjadi pengawas pada proses filim di editing. 3) Penyunting atau Editor Hasil syuting setelah diproses dilaboratorium kini memasuki tahap editing atau penyuntingan. Tenaga ini disebut Editor dan bertugas menyusun hasil syuting hingga membentuk cerita dengan naskah yang ditentukan sebelumnya. Editor bekerja dibawah pengawas sutradara dan kameraman. Editor akan menyusun segala materi di meja editing menjadi pemotongan kasar ( rough cut), dan pemotongan halus ( fine cut). Hasul pemotongan halus disempurnakan lagi dan diberi suara dan efek efek agar menghasilkan cerita yang sempurna dan sesuai dengan naskah yang dibuat. 4) Penata suara atau audio Sebagai media audio visual pengembangan film sama sekali tidak boleh hanya memikirkan aspek visual, sebab suara juga merupakan aspek kenyataan hidup. Tata suara dikerjakan distudio suara tenaga ini disebut dengan penata suara. Penata suara tugasnya perekam suara dilapangan ataupun distudio. Unsur suara ini nantinya akan menjadi jalur suara, yang letaknya bersebelahan dengan jalur gambar dalam hasil akhir film. Fungsi suara yang terpokok adalah memberikan informasi lewat dialog dan narasi. Fungsi lainnya dengan menjaga keseimbangan gambar. Secara garis besar audio dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu : 1) Sound Effect, yaitu suara yang muncul baik dari efek suara benda, atau untuk man dubbing bunyi yang muncul pada adegan tertentu 2) Atmosfer, yaitu suara suasana lingkungan kehidupan nyata. 3) Musik Ilustrasi, yaitu suara yang muncul ditunjukan untuk dapat membangun suasana seperti yang diinginkan oleh sutradara. 14
10 4) Narasi, yaitu suara manusia yang ditunjukan untuk memberikan keterangan terhadap suatu adegan tertentu. 5) Dialog, yaitu suara manusia yang muncul akibat dari suatu percakapan baik satu orang atau lebih. 5) Penata musik Kewajiban seseorang penata musik yaitu menata paduan music yang bukan efek suara, yang mampu menambahkan nilai dramatis seluruh cerita film. Jika dirinci ternyata ada beberapa fungsi music film, yaitu : 1) Membantu merangkai adegan. 2) Menutupi kelemahan atau cacat dalam film. 3) Menunjukkan suasana batin tokoh tokoh utama film. 4) Menunjukkan suasana waktu dan tempat. 5) Menegaskan karakter lewat musik Pasca Produksi Pada tahap ini yang paling utama adalah melakukan editing, serta memberikan transisi yang diperlukan untuk menjadikan hasil syuting yang enak dan menarik ditonton. Tahapan yang dilakukan dalam pasca produksi adalah : Video Special Effect Recording Audio Mixing Video dan Audio Final Gambar 2.1 Tahapan Pasca Produksi 15
11 2.2 LANDASAN ESTETIKA Kameramen Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret. Sebuah kamera minimal terdiri atas: Kotak yang kedap cahaya (badan kamera) Sistem lensa Pemantik potret (shutter) Pemutar film Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal length memengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom Sejarah Kamera 16
12 Seorang ilmuwan muslim yang bernama Alhazen untuk pertama kalinya menemukan kamera obscura. Alhazen menerbitkan sebuah buku yang berjudul Books of Optics ( ) yang menjelaskan tentang kamera obscur. Lain lagi dengan ilmuwan yang berasal dari Inggris pada tahun 1660-an yang bernama Robert Boyle dan asistennya Robert Hooke yang menemukan portable camera obscura. Namun Johann Zahn merupakan orang yang pertama kalinya menemukan kamera cukup praktis dan kecil untuk dapat digunakan dalam bidang fotografi pada tahun Kamera fotografi banyak menerapkan prinsip model Zahn, dimana sistemnya selalu menggunakan slide tambahan yang digunakan untuk memfokuskan objek. Sistem tersebut adalah dengan cara memberikan tambahan pada sebuah plat yang sensitif terdapat didepan lensa kamera tersebut setiap sebelum melakukan pengambilan sebuah gambar. Pada tahun 1826, seorang Joseph Nicepore Niepce telah berhasil menciptakan sebuah kamera dan mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya. Gambar tersebut dikenal ssebagai foto pertama yaitu gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah. Joseph Nicepore Niepce bekerjasama dengan Louis Daguerre yang mana Louis juga mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga yang berlapis perak. Akan tetapi pada tahun 1833 Niepce meninggal, meskipun demikian Daguerre tetap melanjutkan percobaannya. Sehingga menjelang tahun 1837 ia telah berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebut daguerreotype. Pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada Daguerre maupun keluarga Niepce atas temuannya. Yang telah diberitahukannya kepada publik secara terbuka tanpa mempatenkannya pada tahun Pada saat itu Louis Daguerre menjadi seorang pahlawan atas pengumuman penemuannya yang menimbulkan kegemparan penduduk sehingga membuat dia ditaburi berbagai macam penghormatan serta penghargaan. Karena metode daguerreotype cepat berkembang banyak khlayak ramai menggunakannya. Di tahun 1851 ia meninggal di kota asalnya dekat Paris. Perkembangan teknologi kamera semakin berkembang pesat seiring dengan berjalannya waktu. Banyak pihak yang merasakan fungsi dan kebutuhan penggunaannya. Kamera bukan sekedar untuk menangkap objek yang semata-mata berfungsi sebagai kenang-kenangan. Melainkan juga digunakan untuk menangkap objek yang bergerak. Yang berkembang pada saat ini seperti kamera video, kamera mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Bahkan berbagai bidang, seperti pada bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran dan bahkan sampai pada bidang sistem pertahanan dan keamanan terkena dampak dari perkembangan kamera. Sehingga tidak dapat terlepas dari penggunaan teknologi kamera ini. 17
13 2.2.3 Bingkai Gambar (frame) Istilah framing (pembingkaian) adalah penepatan subyek utama foto atau poin of interes atau POI dalam posisi yang sedemikian rupa sehingga di kelilingi elemen lain dalam foto. Framing bisa di capai salah satunya dengan menempatkan elemen foto yang jaraknya dekat dengan kamera sebagai latar depan atai foreground yang melilingin poin of interes. Dengan komposisi framing, kita bisa menambah kesan dimensi dalam foto karena ada lapisan yang di bentuk antara frame dengan POI sehingga secara visual lebih menarik. Tujuan lain dari framing adalah untuk memberi konteks pada foto, karena frame disini seolahseolah berfungsi membatasi dan memeberi pengantar bagi pemahaman kita pada lingkungan sekitar foto Teknik Pengambilan Gambar Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut: Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya. Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan. Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll. Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik. Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil. Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk 18
14 melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus. Ada beberapa teknik teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu : Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai kerdil. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolaholah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: 19
15 Extreme Close Up (ECU/XCU) pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. Big Close Up (BCU) pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu, fungsi untuk menonjolkan ekspresi yang di keluarkan oleh objek. Close Up (CU) gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru. Medium Close Up (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. Fingsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas. Medium Shot (MS) pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). Fungsi memeperlihatkan sosok objek secara jelas. Knee Shot (KS) pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. Fingsi hampir sama dengan medium shot. Full Shot (FS) pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. Fungsinya memeperlihatkan objek beserta lingkungannya. Long Shot (LS) pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. 20
16 Medium Long Shot (MLS) gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. Extreme Long Shot (XLS) gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. One Shot (1S) Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang / benda dalam frame. Two Shot (2S) pengambilan gambar dua orang. Fungsinya memeperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi. Three Shot (3S) pengambilan gambar tiga orang. Fungsinya memeperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol. Group Shot (GS pengambilan gambar sekelompok orang. Fungsinya memeperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas. Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut: Zoom In/ Zoom Out kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. 21
17 Panning gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod. Tilting gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk. Dolly kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh. Follow gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak. Crane shot gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane. Fading pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan. Framing objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.: Objek bergerak sejajar dengan kamera. Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. 22
18 Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik : Backlight Shot teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. Reflection Shot teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. Door Frame Shot gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. Artificial Framing Shot benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolaholah objek diambil dari balik ranting tersebut. Jaws Shot kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. Framing with Background objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. The Secret of Foreground Framing Shot pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. Tripod Transition posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. 23
19 Artificial Hairlight rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. Fast Road Effect teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. Walking Shot teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. Over Shoulder pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakapcakap. Profil Shot jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua. Untuk menghasilkan gambar yang berkualitas dan memiliki nilai seni, seorang fotografer harus menguasai paling tidak teknik-teknik dasar menggunakan kamera DSLR. Teknik-teknik dasar tersebut adalah komposisi objek yang baik, pencahayaan yang seimbang dan fokus yang tajam.untuk melatih itu semua tentu diperlukan jam terbang yang tinggi dalam memotret, karena insting/kepekaan kita akan semakin terasah, apalagi terkait dengan komposisi gambar seorang fotografer harus mempunyai naluri seni yang tinggi agar menghasilkan gambar tajam dan sebuah gambar yang bisa bercerita. Komposisi bukan saja objek yang mempunyai susunan bagus(dari sononya bagus) melainkan juga angle atau sudut pandang yang baik juga dimana fotografer mampu menemukan titik yang terbaik. Waktu pengambilan gambar bisa dilakukan kapanpun, baik siang, malam atau petang dengan mempertimbangkan pencahayaan, kondisi tempat 24
20 pemotretan dan menguasai penggunaan berbagai aksesori kamera untuk mendapatkan gambar yang kita inginkan. `Setiap kamera pasti memiliki karakteristik sendiri-sendiri, oleh karena itu penting sekali bagi seorang fotografer menguasai spesifikasi kamera yang mereka miliki. Disinilah pentingnya peran buku panduan/manual book bawaan yang didalamnya terdapat cara pemasangan komponen, cara merawat kamera serta cara mengoperasikannya. 2.3 DESKRIPSI PERANGKAT KERAS Agar pada saat proses editing dapat dilakukan dengan nyaman dan cepat maka diperlukan sebuah PC yang mendukung. Pekerjaan mengedit video memerlukan kapasitas di dalam hard disk yang cukup banyak. Selain itu agar gambar yang ditampilkan di monitor bagus, diperlukan juga card video (VGA) yang mumpuni. Untuk itu disini penulis mengunakan PC dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor Amd Athlon ( tm ) 64 x 2 dual core. 2. Memory 1534 MB RAM 3. VGA 512 MB 4. Hard disk 160 GB. 2.4 DESKRIPSI PERANGKAT LUNAK Adobe Premiere Pro adalah timeline berbasis video editing softwere. Aplikasi ini adalah bagian dari Adobe Creative Suite, sebuah suite desain garfis, video editing, dan aplikasi pengembangan web yang dikembangkan oleh Adobe System. Premiere Pro mendukung banyak kartu video editing dan plug-in untuk pengelolahan dipercepat, mendukung format file tambahan, dan video / efek audio. Premiere Pro digunakan oleh lembaga penyiaran seperti BBC dan The Tonight Show ini telah digunakan dalam film, seperti Kapten Abu Raet dan Monster. Fitur Premiere Pro mendukung editing video resolusi tinggi hingga x 8192 resolusi sampai dengan 32-bit per warna saluran baik RGB dan YUV. Audio simpel-tingkat pengeditan, VST plug-in dukungan audio, dan 5,1 surround sound pencampuran yang tersedia. Plug-in Premiere Pro arsitektur memungkinkan untuk untuk inpor dan ekspor format diluar yang didukung oleh Quicktime atau DirectShow, mendukung berbagai macam format file video dan audio dan codec pada kedua macos dan Windows. 25
MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.
JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas
Lebih terperinciNama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video
Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan
Lebih terperinciStoryboard For Animation
Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan
Lebih terperinciPengertian Videografy
Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR. Teknik Kameramen Dalam Dokumenter Kilang Minyak Sumur Tua
LAPORAN PROYEK AKHIR Teknik Kameramen Dalam Dokumenter Kilang Minyak Sumur Tua Laporan ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi D3- Penyiaran pada Fakultas Ilmu Komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinciDokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
Dokumenter Episode ke 3 Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep Menemukan Ide Untuk mendapatkan Ide, dibutuhkan kepekaan dokumentaris terhadap lingkungan sosial, budaya, politik, dan alam semesta Rasa INGIN
Lebih terperinciReferensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS
Referensi DOKUMENTER dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS DOKUMENTER PERTEMUAN 1 Dokumentaris Umumnya sineas dokumenter merangkap beberapa posisi : produser, sutradara, penulis
Lebih terperinciMacam Macam Angle Pengambilan Gambar
Macam Macam Angle Pengambilan Gambar 1. Bird eye. Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian
Lebih terperinciKomposisi dalam Fotografi
Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI Guna mendukung pembuatan karya video yang berjudul Sampah Visual maka karya video akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka, antara lain: sejarah film, film pendek, mekanisme produksi
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan
Lebih terperinciProduksi AUDIO VISUAL
Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses
Lebih terperinciPengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )
Pengambilan Gambar (Video Shooting ) Siswa dapat mendefenisikan Video Shooting Siswa dapat mendefenisikan df iik Kamera Video Siswa dapat mengklassifikasikan macam macam Kamera Video Siswa dapat menjelaskan
Lebih terperinciTeknik Pengambilan Foto
Pertemuan 9 Fotografi Teknik Pengambilan Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Teknik Pengambilan Foto Camera Shot Dalam produksi video maupun film, jenis-jenis shot dalam pengambilan
Lebih terperinciJENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR
JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan
Lebih terperinciHasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari
Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Film Sebagai Komunikasi Massa Film merupakan salah satu media yang paling banyak dipakai secara kolektif dan terikat. Film dapat melintasi batas-batas wilayah, bahkan sering
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Menurut Marcel Danesi mendefinisikan Multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafis, animasi,
Lebih terperinciBASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI
BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC PHOTOGRAFI Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya
Lebih terperinciPengertian Program Dokumenter Televisi
Pengertian Program Dokumenter Televisi Modul ke: 01 Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter TV Merupakan Dasar Produksi Program Televisi ; 1. Dapat diproduksi
Lebih terperinciPRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR
PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/sidoarjo/ diakses tanggal 20
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan di Dusun Pucukan Di Indonesia memiliki luas wilayah yang beragam kondisi geografisnya. Dalam pembagian geografisnya diharapkan pendidikan dapat merata khususnya untuk
Lebih terperinciPelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan
Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat
Lebih terperinciAspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera
3D Graphic Architecture - 1 05 POKOK BAHASAN Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera ASPECT RATIO Definisi AspectRatio adalah sebuah
Lebih terperinciUniversitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1
Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS
Lebih terperinciJohn Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925).
John Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925). Dia mengacu pada kemampuan suatu media untuk menghasilkan dokumen visual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan juga kalangan menengah kebawah
Lebih terperinciMata Kuliah - Advertising Project Management-
Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan
Lebih terperinciFOTOGRAFI KE SAJIAN MULTIMEDIA
FOTOGRAFI KE SAJIAN MULTIMEDIA Sifa Fitria Sifafitria10@gmail.com Abstrak Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan
Lebih terperinciProduksi Media PR AVI
Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat. Industri musik merupakan salah satu elemen dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM
BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran
BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Menurut (Munir, 2012) secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi. Misalnya, video musik adalah bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai agar data yang dikirim oleh pengirim bisa sampai ke penerima. Media yang dipakai bisa melalui
Lebih terperinciDasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING
Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN
Lebih terperinci12/25/2011. JENIS-Jenis Kamera Video. Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. 1. LENSA 2. FOKUS 3. F-STOP, DIAFRAGMA
Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. Perekam Gambar Digital Gambar Tidak Bergerak - Gambar Bergerak / visual - Suara / audio Adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan Gambar
Lebih terperinciSOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89
SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye Definisi kampanye memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PERANCANGAN
BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Mengangkat tema tentang merawat buku secara sederhana. 2. Banyak orang yang suka buku, tapi tidak terlalu familiar dengan cara merawatnya.
Lebih terperinciEDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO
TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan
Lebih terperinciJUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera
KODE UNIT : TIK.MM02.006.01 JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk menginterpretasikan uraian
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin
48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi
Lebih terperinciNi Luh Putu Kurniawati, S.Kom. SMK PGRI 2 Badung Jurusan Multimedia 2011
Ni Luh Putu Kurniawati, S.Kom SMK PGRI 2 Badung Jurusan Multimedia 2011 Merawat Peralatan Multimedia 1. Menjelaskan Langkah-langkah perawatan peralatan Multimedia 2. Membuat kartu perawatan Peralatan Multimedia
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi... 45
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean.. 43 Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi....... 45 Gambar 2.3 Urutan Kerja Dalam Pra Produksi...... 52 Gambar 2.4 Urutan Kerja
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi
Lebih terperinciSOFTWARE TERBAIK UNTUK VIDEO EDITING
SOFTWARE TERBAIK UNTUK VIDEO EDITING Nita Yuliani nitayuliani30@gmail.com Abstrak Video merupakan teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar yang bergerak atau
Lebih terperinciBAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.
BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung
Lebih terperinciBAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR
BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survey untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square.
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe..
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak.. 17 Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe.. 18 Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean.. 43 Gambar
Lebih terperinciTahapan Editing & Teknik Dasar Editing
Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing By Abednego Diyan Pramudya, S.Sos Perangkat editing yang banyak digunakan televisi di Indonesia adalah menggunakan perangkat edit linear yang bekerja dengan merekam
Lebih terperinciModul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2
MATERI: 14 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2 Deskripsi Materi Materi ini memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang teori-teori
Lebih terperinciconcept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel
Sudah tahukah kamu bagaimana menghasilkan foto yang bagus hanya dengan kamera ponsel? Coba baca dulu artikel ini yuk! Simak 20 tips jitu dari kami yuk! Concept & Creation Indonesia Creative Imaging Solution
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini
Lebih terperinciLAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA
LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Disusun oleh : Rizka Febbry Indriani 14148142 Intan
Lebih terperinciPengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot
Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Camera merupakan suatu Alat yang digunakan untuk Merekam suatu kejadian atau mengabadikan suatu kejadian.
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi hingga proses pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan
Lebih terperinciBAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person
BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap
Lebih terperinciDasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari
Dasar-Dasar Fotografi Multimedia SMKN 1 Bojongsari Pengenalan Fotografi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Seni fotografi pada dasarnya adalah melihat dan
Lebih terperinciProduksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.
Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah
BAB II LANDASAN TEORI Pada Tugas Akhir ini dalam BAB II berisi mengenai teori-teori yang menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul Hidupku Impianku. Salah satunya adalah tentang hal-hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing
BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu
Lebih terperinciFinishing Audio Visual dengan Analisa Editing
Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)
SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan
Lebih terperinciProgram Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting
Modul ke: Program Dokumenter Drama Fakultas 12FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT. Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn
MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Reni Apriliana 14148155 Sekar Manik Pranipta 14148157 FAKULTAS SENI
Lebih terperinciMATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I
Dosen Mata Kuliah : NR. Ardi Candra DA., S.Sn. : Videografi I MATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I Deskripsi Mata Kuliah : Perkuliahan Videografi I memberikan pengetahuan tentang proses terjadinya gambar
Lebih terperinciPAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,
Lebih terperinciFEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5
FEATURE-DOKUMENTER RISET OBSERVASI Pertemuan 5 1 Vincent Monnikendam Sineas Belanda, pembuat film dokumenter Mother Dao. Membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk mengumpulkan dan menyeleksi materi yang
Lebih terperinciProgram. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi
MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sejarah Istilah sejarah berasal dari bahasa arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Menurut bahasa arab sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang
Lebih terperinciTahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline
Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)
SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI
Lebih terperinciModul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2
MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat
Lebih terperinciLAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015
LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015 Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd. M.Sn. Disusun oleh : DEVITA NELA SARI NIM. 14148146 SEKAR MANIK
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah...
Lebih terperinciPRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN
PRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN PUNAJI SETYOSARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kegiatan, Anda diharapkan akan: 1. dapat menyusun rancangan
Lebih terperinci