Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017
|
|
- Hengki Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN TAHAP BERPIKIR VAN HIELE DITINJAU DARI KECERDASAN SPASIAL TINGGI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG Mujib 1,Puji Hayati 2, Rany Widyastuti 3 1 UIN Raden Intan, mujibzahra@gmai.com 2 UIN Raden Intan, pujihayati99@gmail.com 2 UIN Raden Intan Abstract The objective of this research was to describe level of geometry skill based on Van Hiele level of thinking in high spatial intelligence of students grade IX secondary school state 4 Bandar Lampung. This research was a qualitative research. The election sample technique was purposive sample and the aggregate data technique was(1) test method (2) interview methode toselected subjects. Analysis data technique was data reduction, data display, and conclusiondrawing/verification. Data validity was with time triangulation for selected subject. The conclusion of this research is the subject with high spatial intelligence has level of geometry skillbased on Van Hiele level of thinking was: visual skill level 2, verbal skill lever 2, drawing skill level 2, logical skill level 2, and applied skill level 1. Keywords: Geometry Skill, Spatial Intelligence, Van Hiele Level of Thinking Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat keterampilan geometri berdasarkan tahap berpikir Van Hiele ditinjau dari kecerdasan spasial tinggi siswa kelas IX SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Tekik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) metode tes dan (2) metode wawancara yang dilakukan kepada subjek terpilih. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi waktu untuk subjek tertentu.hasil dari penelitian ini adalah subjek dengan kecerdasan spasial tinggi memiliki tingkat keterampilan geometri berdasarkan tahap berpikir Van Hiele sebagai berikut: keterampilan visual tingkat 2, keterampilan verbal tingkat 2, keterampilan menggambar tingkat 2, keterampulan logika tingkat 2, dan keterampilan terapan tingkat 1. Kata Kunci: Keterampilan Geometri, Kecerdasan Spasial, Tahap Berpikir Van Hiele PENDAHULUAN Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari 151
2 p-issn: X e-issn: maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Dari hasil survey TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study) untuk siswa menengah atau SMP, yang dilaksanakan setiap 4 tahun sekali, Indonesia menempati peringkat yang kurang memuaskan. Pada partisipasi Indonesia pertama kali yaitu tahun 1999, nilai prestasi matematika Indonesia menempati 34 dari 38 negara. Tahun 2003 Indonesia berada pada posisi 35 dari 48 negara, tahun 2007 menempati posisi 36 dari 49 negara, tahun 2011 Indonesia menempati posisi 38 dari 42 negara, dan tahun 2015 Indonesia berada pada ranking 36 dari 49 negara. Domain yang diukur dalam TIMSS ada dua yaitu: domain isi dan domain kognitif, domain isi matematika terdiri dari : Bilangan, Aljabar, Geometri dan Peluang. Sedangkan domain kognitif yang diukur dari TIMSS adalah Pengetahuan, Penerapan dan Penalaran. Geometri merupakan materi yang paling dekat dalam kehidupan sehari-hari. Bangun geometri selalu dapat dikaitkan dalam benda sehari-hari. Geometri merupakan salah satu materi matematika yang memperoleh porsi cukup besar untuk dipelajari siswa di sekolah. Materi geometri di SMP yang harus dikuasai siswa sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar meliputi hubungan antar garis, sudut, segitiga, segiempat, teorema Pythagoras, lingkaran, bangun ruang sisi datar, kesebangunan dan kekongruenan, dan bangun ruang sisi lengkung. Pada kenyataan di lapangan, geometri menjadi materi pokok yang belum memuaskan penguasaannya. Menurut Puspendik siswa Indonesia menguasai soal-soal yang bersifat rutin, komputasi sederhana, serta mengukur pengetahuan akan fakta yang berkonteks keseharian. Siswa Indonesia perlu penguatan kemampuan mengintegrasikan informasi, menarik kesimpulan, serta menggeneralisir pengetahuan yang dimiliki ke hal-hal yang lain. Kesalahan konsep sering menjadi penyebab lemahnya penguasaan geometri. Di SMP Negeri 4 Bandar Lampung, geometri menempati peringkat terendah dalam Ujian Nasional SMP/MTs tahun Hal ini berdasarkan dari hasil perhitungan Pusat Pendidikan. Tabel 1. Persentase Penguasaan Materi Soal MatematikaUjian Nasional SMP/MTs Tahun Pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 4 Bandar Lampung No. Urut Kemampuan Yang Diuji Nilai Rata-Rata 1 Geometri dan Pengukuran 75,50 2 Aljabar 80,43 3 Bilangan 81,58 4 Statistika dan Peluang 85,61 Sumber Data: Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016 Menurut Ruseffendi (dalam Nur aini dkk), objek yang terkait langsung dengan aktifitas belajar matematika meliputi fakta, keterampilan, konsep, dan aturan/prinsip. Keempat objek langsung ini dapat dibedakan antara satu dengan lainnya secara jelas karena masing-masing objek langsung tersebut dapat didefinisi secara jelas.dari penjelasan tersebut terlihat bahwa di dalam belajar matematika tidak hanya konsep dan prinsip yang dibutuhkan, tetapi juga skill (keterampilan). Pada permasalahan geometri, keterampilan geometri siswa dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan belajar siswa. Keterampilan geometri yang dimaksud adalah keterampilan siswa dalam belajar geometri yang menurut Hoffer (dalam Nur aini dkk) terdiri dari 5 keterampilan, yaitu: (1) keterampilan visual (visual skill), (2) keterampilan verbal (descriptive skill), (3) keterampilan menggambar (drawing skill), (4) keterampilan logika (logical skill), dan (5) keterampilan terapan (applied skill). Dalam menyelesaikan permasalahan siswa dituntut untuk memiliki keterampilan-keterampilan 152
3 geometri tersebut. Tetapi kenyataannya dengan melihat bukti-bukti yang ada, keterampilan geometri siswa masih belum optimaldalam menyelesaikan permasalahan geometri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Van Hiele seseorang akan melalui lima tahap perkembangan berpikir dalam belajar geometri. Kelima tahap perkembangan berpikir Van Hiele yaitu: (1) Tingkat 0: Tingkat Visualisasi (Recognition), (2)Tingkat 1: Tingkat Analisis (Analysis), (3) Tingkat 2: Tingkat Abstraksi (Order), (4) Tingkat 3: Tingkat Deduksi Formal (Deduction), (5) Tingkat 4: Tingkat Rigor. Van Hiele adalah seorang pengajar matematika Belanda yang telah mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian hasil penelitiannya ditulis dalam disertasinya pada tahun Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri.teori Van Hiele adalah suatu teori tentang tingkat berpikir siswa dalam mempelajari geometri. Di mana siswa tidak dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi tanpa melewati tingkat yang lebih rendah. Kecepatan perpindahan dari suatu tingkat ke tinggal selanjutnya lebih bergantung pada isi dan metode pembelajaran dari pada umur ataupun kematangan. Dengan demikian, guru harus menyediakan pengalaman belajar yang cocok dengan tahap berpikir siswa, sehingga kegiatan belajar peserta didik harus disesuaikan dengan tahap berpikirnya. Beberapa penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa siswa pada sekolah menengah awal baru sampai pada level 0 sampai 2 pada teori Van Hiele. Penelitian yang dilakukan Burger dan Shaughnessy (dalam Aisia dan Mega) menyatakan bahwa level berpikir siswa SMP pada belajar geometri tertinggi pada level 2 (deduksi Informal) dan sebagian besar pada level 0 (visualisasi). Pernyataan ini juga didukung oleh pendapat Van De Walle (dalam Aisia dan Mega) yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa SMP/MTs berada di antara level 0 (visualisasi) sampai level 2 (deduksi informal). Aisia U. Sofyana dan Mega T. Budiarto juga mengatakan bahwa untuk memberikan model dan media pembelajaran yang tepat bagi siswa mengenai profil keterampilan geometri siswa SMP dalam memecahkan masalah geometri berdasarkan perkembangan berpikir Van Hiele pada level 0, level 1, dan level 2. Hal serupa diungkapkan oleh Nur aini bahwa siswa SMP baru sampai pada tingkat 0-2 pada teori Van Hiele. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa dalam tiap tingkat berpikir Van Hiele mempunyai karakteristik keterampilan geometri yang berbeda-beda. Siswa membutuhkan keterampilan-keterampilan geometri yang digunakan untuk memecahkan masalah geometri. Menurut Sri Rejeki kriteria tingkat keterampilan dasar geometri berdasarkan tingkat berpikir Van Hiele adalah sebagai berikut: Tabel 2. Indikator Keterampilan Geometri Berdasarkan Tahap Berpikir Van Hiele No Keterampilan yang Tahap Indikator Diamati Berpikir 1 Visual Tingkat 0 Siswa dapat mengenal bentuk bangun tanpa mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun. Tingkat 1 Siswa dapat mengelompokkan bangun berdasarkan sifat-sifat matematis yang sama dari beberapa bangun. Tingkat 2 Siswa dapat mengelompokkan bangun berdasarkan hubungan diantara beberapa bentuk bangun. 153
4 p-issn: X e-issn: No Keterampilan yang Tahap Indikator Diamati Berpikir 2 Verbal Tingkat 0 Siswa tidak dapat menyebutkan definisi bangun yang disediakan. Siswa hanya membentuk definisi yang berkaitan dengan deskripsi sifatsifat fisik dari bangun. Tingkat 1 Siswa dapat menyebutkan definisi sederhana dari bangun yang diberikan. Siswa dapat membentuk definisi dengan mendaftar semua sifat matematis dari bangun. Tingkat 2 Siswa dapat membuat definisi bangun dengan memperhatikan syarat yang diperlukan dari bangun. 3 Menggambar Tingkat 0 Siswa belum sepenuhnya bisa mengkonstruksi gambar bangun sesuai ciri-ciri atau sifat-sifat yang diberikan. Tingkat 1 Siswa sudah mampu mengkonstruksi bangun sesuai ciri-ciri atau sifat-sifat yang diberikan, tetapi tidak disertai keterangan. 154 Tingkat 2 Siswa mampu mengkontruksi gambar bangun sesuai ciri-ciri atau sifat-sifat yang diberikan disertai tanda-tanda (keterangan) sebagai penjelas. 4 Logika Tingkat 0 Siswa tidak dapat menentukan persamaan dan perbedaan antara sifat-sifat matematis bangun. Tingkat 1 Siswa dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan antara bangun berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun tersebut. Tingkat 2 Siswa sudah dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan antara bangun berdasarkan sifat-sifat matematis yang perlu dari bangun. 5 Terapan Tingkat 0 Siswa belum dapat menerapkan sifat-sifat matematis dari bangun untuk pemecahkan masalah. Tingkat 1 Tingkat 2 Siswa sudah dapat menghubungkan informasi yang diberikan dengan mengembangkan model geometri dan menggunakannya dalam pemecahan masalah walaupun belum sepenuhnya dapat diselesaikan. Siswa sudah dapat menghubungkan informasi yang diberikan dengan mengembangkan model geometri untuk menyelesaikan masalah dengan langkah penyelesaian yang tepat dan benar. Kemampuan keruangan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam profesionalisme pekerjaan seseorang. Selain itu, tahap berpikir siswa dalam pembelajaran geometri dapat dipengaruhi oleh kecerdasan majemuk (multiple intelegence), salah satunya
5 adalah kecerdasan spasial. Kecerdasan spasial berguna untuk menggambarkan dan mencerna informasi dalam suatu permasalahan sehingga dapat menentukan jawaban akhir atau penyelesaian masalah.kecerdasan spasial adalah kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang ruang yaitu kemampuan memahami bangun dalam tiga dimensi atau ruang secara tepat dan akurat. Mereka dapat mengenali objek walaupun dari sudut pandang yang berbeda. Dari hal-hal yang telah diuraikan di atas muncul pemikiran penulis untuk mengetahui tahaptahapberpikir siswa SMP dalam mengerjakan soal matematika khususnya di pokok bahasan geometri dengan melakukan penelitian berjudul Analisis Tingkat Keterampilan Geometri Berdasarkan Tahap Berpikir Van Hiele Ditinjau dari Kecerdasan Spasial Tinggi Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang bertujuan untuk mendeskripsikantingkat keterampilan geometri berdasarkan tahap berpikir Van Hiele ditinjau dari kecerdasan spasial tinggi siswa kelas IX SMP Negeri 4 Bandar Lampung. METODE PENELITIAN Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMP Negeri 4 Bandar Lampung kelas IX I tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive samplingpemilihan subjek dilakukan karena siswa tersebut telah mendapat pelajaran materi geometri bangun ruang sisi datar. Pemilihan subjek harus mempertimbangkan kecerdasan spasial siswa. Siswa yang telah dikategorikan dalam kecerdasan spasial tinggi, sedang, dan rendah kemudian diambil dua siswa pada kecerdasan spasial tinggi. Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan pemikirannya baik secara lisan dan tertulis juga diperlukan. Jadi, pengambilan duasubjekselain dari hasil tes kecerdasan spasial juga mempertimbangkan saran dari guru matematika yang lebih mengerti kemampuan para siswanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu (1) metode tes dan (2) metode wawancara yang diberikan pada subjek yang telah dipilih. Tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes kecerdasan spasial. Tes kecerdasan spasial bertujuan untuk menentukan tingkat kecerdasan spasial siswa baik tinggi, sedang, ataupun rendah. Tes spasial ini ditujukan untuk menguji sejauh mana kemampuan seseorang memvisualisasi suatu benda dan membuat pengertiannya serta berpikir secara abstrak melalui benda atau simbol-simbol. Dalam tes ini secara umum dikelompokkan dalam beberapa model tes yang semuanya menggunakan simbol-simbol atau gambar. Berdasarkan hasil tes, dipilihlah dua subjek yang memiliki kecerdasan spasial tinggi. Wawancara pada penelitian ini adalah tugas berbasis wawancara. Setelah subjek melaksanakan tes tertulis geometri, subjek diwawancara untuk memperoleh informasi lebih dalam mengenai tahap berpikir siswa menurut teori Van Hiele.Teknik analisis data tiga bagien meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk mengetahui keabsahan suatu data diperlukam uji validitas. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi bebagai kegiatan. Karena yang dicari adalah katakata, maka tidak mustahil ada kata-kata yang keliru dan tidak sesuai antara yang dibicarakan dengan kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kredibilitas informannya, waktu pengungkapan, kondisi yang dialami, dan sebagainya. Maka perlu melakukan triagulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu.dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah triagulasi waktu. Dengan triagulasi waktu, peneliti dapat mengecek kekonsistenan data, kedalaman dan ketepatan data. Uji keabsahan data dengan triagulasi waktu dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda. 155
6 p-issn: X e-issn: HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh dari tugas berbasis wawancara yang dilakukan sebanyak 4 kali terhadap 2 subjek,maka dapat ditampilkan hasil jawaban subjek sebagai berikut: 1) Hasil Tugas Berbasis Wawancara I a) Keterampilan Visual Soal nomor 1.a Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa subjek ST1dan ST2 mampu mengenal bentuk bangun dengan benar, mampu menentukan rusuk dan titik sudut serta mampu mengelompokkannya dengan benar. Subjek ST1 dan ST2 juga mampu mengelompokkan bangun ruang sisi datar yang termasuk prisma dengan benar disertai alasan pemilihannya. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan visual, mampu mengenal bentuk bangun, dan mampu mengelompokkan bangun berdasarkan sifat-sifat matematis dan hubungan di antara beberapa bangun, maka data dikatakan valid. b) Keterampilan Verbal Soal nomor 1.b 156
7 Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa ST1dan ST2 mampu mendefinisikan bangun-bangun secara rinci dengan benar menurut sifatnya dan memperhatikan syarat yang perlu bagi bangun dengan benar. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan verbal,mampu membuat definisi bangun dengan memperhatikan syarat yang diperlukan dari bangun, maka data dikatakan valid. c) Keterampilan Menggambar Soal Nomor 3.a Berdasarkan lembar kerja subjek di atas tersebut terlihat bahwa bahwa ST1dan ST2 mampu membuat gambar bangun ruang dengan benar disertai keterangan serta dapat menunjukkannya dengan benar sesuai dengan soal yang diberikan. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan menggambar, mampu mengkontruksi gambar bangun sesuai ciri-ciri atau sifat-sifat yang diberikan disertai tanda-tanda (keterangan) sebagai penjelas, maka data dikatakan valid d) Keterampilan Logika Soal Nomor 2 157
8 p-issn: X e-issn: Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa ST1dan ST2 mampu menentukan persamaan dan perbedaan prisma segitiga dan limas segitiga dengan menyebutkan sifat dengan benar dan memperhatikan syarat yang perlukan bagi bangun dengan benar. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan logika, mampu menyebutkan persamaan dan perbedaan antara bangun berdasarkan sifat-sifat matematis yang perlu dari bangun, maka data dikatakan valid. e) Keterampilan Terapan Soal nomor 3.b Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa subjek ST1 dan ST2 mampu mengetahui yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal dengan benar. ST1 dan ST2 mampu menggunakan rumus awal dengan benar namun tidak mampu menyelesaikan soal yang diberikan secara tuntas. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan terapan, sudah dapat menghubungkan informasi yang diberikan dengan mengembangkan model geometri dan menggunakannya dalam pemecahan masalah walaupun belum sepenuhnya dapat diselesaikan, maka data dikatakan valid. 2) Hasil Tugas Berbasis Wawancara II a) Keterampilan Visual 158
9 Soal nomor 1.a Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa subjek ST1dan ST2 mampu mengenal bentuk bangun dengan benar, mampu menentukan rusuk dan titik sudut serta mampu mengelompokkannya dengan benar. Subjek ST1 juga mampu mengelompokkan bangun ruang sisi datar yang termasuk limas dengan benar disertai alasan pemilihannya. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan visual, mampu mengenal bentuk bangun, dan mampu mengelompokkan bangun berdasarkan sifat-sifat matematis dan hubungan di antara beberapa bangun, maka data dikatakan valid. b) Keterampilan Verbal Soal nomor 1.b Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa ST1dan ST2 mampu mendefinisikan bangun-bangun secara rinci dan benar menurut sifatnya dengan memperhatikan syarat yang perlu bagi bangun dengan benar. Karena pada subjek ST1 159
10 p-issn: X e-issn: maupun ST2 pada keterampilan verbal, mampu membuat definisi bangun dengan memperhatikan syarat yang diperlukan dari bangun, maka data dikatakan valid. c) Keterampilan Menggambar Soal Nomor 3.a Berdasarkan lembar kerja subjek di atasterlihat bahwa bahwa ST1dan ST2 mampu membuat gambar bangun ruang dengan benar disertai keterangan serta dapat menunjukkannya dengan benar sesuai dengan soal yang diberikankarena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan menggambar, mampu mengkontruksi gambar bangun sesuai ciri-ciri atau sifatsifat yang diberikan disertai tanda-tanda (keterangan) sebagai penjelas, maka data dikatakan valid. d) Keterampilan Logika Soal Nomor 2 Berdasarkan lembar kerja subjek di atasterlihat bahwa ST1dan ST2 mampu menentukan persamaan dan perbedaan prisma segiempat dan limas segiempat dengan menyebutkan sifat dengan benar dan memperhatikan syarat yang perlukan bagi bangun dengan benar. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan logika, mampu menyebutkan persamaan dan perbedaan antara bangun berdasarkan sifat-sifat matematis yang perlu dari bangun. 160
11 e) Keterampilan Terapan Soal nomor 3.b Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa subjek ST1 dan ST2 mampu mengetahui yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal dengan benar. ST1 dan ST2 mampu menggunakan rumus awal dengan benar namun tidak mampu menyelesaikan soal yang diberikan secara tuntas. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan terapan, sudah dapat menghubungkan informasi yang diberikan dengan mengembangkan model geometri dan menggunakannya dalam pemecahan masalah walaupun belum sepenuhnya dapat diselesaikan, maka data dikatakan valid. Kesimpulan keterampilan geometri subjek ST1 dan ST2 berdasarkan tahap berpikir Van Hiele pada hasil tugas berbasisi wawancara di atas adalah memenuhi keterampilan geometri visual tingkat 2, keterampilan verbal tingkat 2, keterampilan menggambar tingkat2, keterampilan logika tingkat 2, dan keterampilan terapan tingkat 1. Berdasarkan pembahasan di atas, dalam mengelompokkan bangun yang termasuk prisma dan limas, subjek kecerdasan spasial tinggi mampu memberikan penjelasan mengenai alasan pemilihannya. Pada saat mendeskripsikan bagun ruang, subjek mampu mendeskripsikan dengan memperhatikan sifat dan syarat bagi setiap bangun. Kemudian saat menjawab persamaan dan perbedaan prisma segitiga dan limas segitiga maupun prisma segiempat dan limas segiempat subjek juga mampu memberikan alasan dengan memperhatikan syarat yang perlu bagi bangun tersebut. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Margareta dan Gatot yang menyatakan bahwa siswa dengan kecerdasan spasial tinggi dapat menangkap informasi melalui peta pikiran dan gambar-gambar yang menyatakan hubungan satu konsep dengan konsep lain, serta mampu membayangkan atau berimajinasi dan memvisualisasikan sesuatu dengan detail. 161
12 p-issn: X e-issn: Dalam membuat gambar, subjek dengan kecerdasan spasial mampu mengeluarkan ide-ide yang ada dalam dirinya untuk diterapkan dalam jawaban sesuai dengan soal yang diberikan. Subjek mampu membuat gambar dengan detail disertai dengan keterangan sesuai soal yang ada. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Gardner Liang mengungkapkan bahwa seseorang dengan kecerdasan spasial tinggi mungkin memiliki potensi unik dalam produktifitas kreatif. Dengan kata lain, kecerdasan spasial yang tinggi mungkin menjadi petunjuk yang kuat untuk mengidentifikasi potensi kreatif yang tinggi. Pernyataan tersebut didukung oleh Margareta dan Gatot yang menyatakan bahwa siswa dengan kecerdasan spasial tinggi mampu membayangkan atau berimajinasi dan memvisualisasikan sesuatu dengan detail. Dalam memecahkan masalah, subjek dengan kecerdasan spasial tinggi mampu menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal. Subjek juga mampu menuliskan rumus dengan benar, namun tidak dapat memberikan jawaban secara tuntas. Hal tersebut telah dijelaskan oleh Tri Kusdarmanto dan Mega T. Budiarto yang menyatakan bahwa kecerdasan spasial memiliki karakteristik penyelesaian masalah dan pencarian pola. Pencarian pola yang kurang yaitu siswa tidak mampu menemukan pola dalam menyelesaikan soal geometri ruang. Sehingga penyelesaian masalah yang dimiliki juga kurang yaitu siswa hanya menyelesaikan sebagaian atau sebagian kecil soal geometri dengan benar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: Subjek dengan kecerdasan spasial tinggi memiliki tingkat keterampilan geometri berdasarkan tahap berpikir Van Hiele sebagai berikut: keterampilan visual tingkat 2, keterampilan verbal tingkat 2, keterampilan menggambar tingkat 2, keterampulan logika tingkat 2, dan keterampilan terapan tingkat 1. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagi sekolah hendaknya memfasilitasi dan mendorong guru dalam mengembangkan potensi, untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan strategi pembelajaran yang mampu digunakan meskipun terdapatperbedaan kecerdasan, keterampilan, dan tingkat berpikir siswa. Hal ini sangat penting agar guru dapat mengeksplor kemampuan proses berpikir siswa. 2. Bagi guru hendaknya mengaplikasikan keterampilan-keterampilan geometri dalam pembelajaran geometri untuk melihat penguasaan siswa pada materi yang diajarkan.guru dapat menyuguhkan materi sesuai dengan tahap berpikir Van Hiele agar siswa dapat memahami geometri mulai dariperkenalan dasar hingga kompleks. Guru juga dapat membantu siswa yang kesulitan berimajinasi dalam kecerdasan spasialnya dengan cara memberikan alat peraga atau software pendukung. 3. Bagi siswa hendaknya dapat memanfaatkan alat peraga di sekolah yang telah disediakan agar dapat memudahkan siswa dalam memahami bangun dari berbagai sisi. Siswa diharapkan aktif dalam diskusi kelompok maupun individu dalam berlatih mengerjakan soal-soal yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan keterampilan yang dimilikinya. Selain itu, sesuai dengan tahap berpikir Van Hiele siswa hendaknya belajar dan berlatih soal geometri mulai dari konsep dasar hingga kompleks. 4. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut, dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai upaya meningkatkan keterampilan geometri siswa dan kecerdasan spasial siswa, yang dapat berupa metode mengajar ataupun produk yang memudahkan guru dalam mengajar. 162
13 DAFTAR PUSTAKA Aisia U. Sofyana, M. T. (2013). Profil Keterampilan Geometri Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Level Perkembangan Berpikir Van Hiel. Jurnal Elektronik Matematika, Vol.2 No.1., 3. Aisyah, N., & al., e. ( 2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas Muhassanah, N., Sujadi, I., & Riyadi. (2014). Analisis Keterampilan Geometri Siswa dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tingkat Berpikir Van Hiele. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 2 No. 1, 54. Prabowo, A., & Ristiani, E. (2011). Rancang Bangun Instrumen Tes Kemampuan Keruangan Pengembangan Tes Kemampuan Keruangan Hubert Maier dan Identifikasi Penskoran Berdasar Teori Van Hielle. Jurnal Kreano, Vol. 2 No. 2., 72. Psikolog, T. (2013). Try Out Lengkap Khusus Psikotes Gambar. Jogjakarta: Bukubiru. Rejeki, S. (2014). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Teori Van Hiele untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Geometri Siswa Kelas VII C SMP Al-Irsyad Surakarta pada Materi Segitiga. Skripsi UNS, Surakarta, Satori, D., & Komariah, A. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. TIMSS and PIRLS. (2015). TIMSS Advanced 2015 Assessment Frameworks. tersedia di: Achievement.pdf pada 4 Desember
ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE
ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE (Studi Kasus pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014) Nur aini
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo E-mail: ice_ajah17@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE
ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE Nur aini Muhassanah 1, Imam Sujadi 2, Riyadi 3 1,2,3 Prodi Magister Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh. Puji Hayati NPM : Jurusan: Pendidikan Matematika
ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN TAHAP BERPIKIR VAN HIELE DITINJAU DARI KECERDASAN SPASIAL SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan
Lebih terperinciDiajukan Oleh: NOVI PRASETYO NUGROHO A
ANALISIS KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SAWIT DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SEGIEMPAT BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR VAN HIELE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE
Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Zet Petrus 1, Karmila 2, Achmad Riady Program Studi Pendidikan Matematika 1,2,3, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hal paling dasar yang membedakan kemampuan berpikir seseorang adalah pola pikirnya. Bloom (2010: 9) menyatakan bahwa Pattern thinking is fundamentally at the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah Geometri. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ilmu dasar yang mendukung kemajuan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah matematika. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soedjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai objek kajian abstrak, universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari di sekolah. Hal ini dikarenakan matematika memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BAKI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciKECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA
KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (VISUAL-SPASIAL INTELLIGENCE BUILD SPACE IN UNDERSTANDING DIFFERENCES SEEN FROM MATEMATICS ABILITY)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari perkembangan dan kualitas pendidikannya. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dan kesejahteraan rakyatnya tidak dapat terlepas dari perkembangan dan kualitas pendidikannya. Perkembangan pendidikan yang meningkat dapat
Lebih terperinciANALISIS LEVEL PERTANYAAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKATAN VAN HIELE PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS VII
ANALISIS LEVEL PERTANYAAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKATAN VAN HIELE PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS VII Ema Sintia Ramadhani 9, Sunardi 10, Nurcholif Diah Sri Lestari 11 Abstrac.: This research aims
Lebih terperinciOleh : Fika Rizqi Rachmawati NIM S
ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KREATIVITAS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KARTASURA TESIS Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
Lebih terperinciKETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN
KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN Nonong Rahimah, Asy ari STKIP PGRI Banjarmasin,STKIP PGRI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Matematika Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa, matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI POKOK LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA DAN LIMAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI
Lebih terperinciVinny Dwi Librianti et al., Kecerdasan Visual Spasial dan Logis Matematis dalam...
1 Kecerdasan Visual Spasial dan Logis Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember (Visual Spatial and Logical Mathematical Intelligence in Solving Geometry Problems
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK
Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele 1 Wahyudi, 2 Sutra Asoka Dewi 1 yudhisalatiga@gmail.com 2 sutrasoka@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE Susanto, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: l_hian@yahoo.co.id Abstrak:Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam berbagai kehidupan, misalnya berbagai informasi dan gagasan banyak dikomunikasikan atau disampaikan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE SISWA SMA NEGERI WANGON DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE SISWA SMA NEGERI WANGON DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh: TYAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki
Lebih terperinciKarakteristik Pemahaman Siswa dalam Memecahkan Masalah Limas Ditinjau dari Kecerdasan Visual-Spasial
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM 80 Karakteristik Pemahaman Siswa dalam Memecahkan Masalah Limas Ditinjau dari Kecerdasan VisualSpasial Wasilatul Murtafiah, Ika Krisdiana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisika, teknik, dan statistik. Salah satu bidang ilmu yang menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam dunia pendidikan, matematika memiliki peranan yang penting dan luas sebagaimana pendapat Muijs dan Reynold (2013:19) yang menyatakan, matematika merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI A.
BAB II KAJIAN TEORI A. Tahap-tahap Berpikir van Hiele Pierre van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof adalah sepasang suami-istri bangsa Belanda yang mengabdi sebagai guru matematika di negaranya. Pada tahun
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE
ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE JURNAL Disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT Meilina Fika Rinanda 1), Sutijan 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 e-mail:
Lebih terperinciUnnes Journal of Mathematics Education
UJME 1 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme ANALISIS KESALAHAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL DENGAN PROSEDUR NEWMAN Seto Satoto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan diupayakan untuk memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri baik fisik maupun nirfisik;
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA BERKECERDASAN VISUAL SPASIAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BANGUN RUANG SISI DATAR
IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA BERKECERDASAN VISUAL SPASIAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BANGUN RUANG SISI DATAR Linda Romadhoni 1, Toto Bara Setiawan 2, Hobri 3 Abstract. This research is descriptive
Lebih terperinciLina Nofianti H.U. et al., Kecerdasan Visual-Spasial dan Logika Matematika dalam...
1 Kecerdasan Visual-Spasial dan Logika Matematika dalam Menyelesaikan Soal Geometri Siswa Kelas XI IPA 8 SMA Negeri 2 Jember (Visual Spatial and Logical Mathematical Intelligence in Solving Geometry Problems
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses melahirkan ide untuk menyelesaikan suatu persoalaan dengan cara berpikir disebut dengan proses berpikir. Proses berpikir melibatkan kerja otak yang dimulai
Lebih terperinciANALISIS KECERDASAN SPASIAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP TAHUN PELAJARAN 2014/2015
ANALISIS KECERDASAN SPASIAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nova Riastuti 1, Fatriya Adamura 2, dan Restu Lusiana 3 1 Prodi Pendidikan
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE (SMP Muhammadiyah 10 Surakarta) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...
43 Tingkat Berpikir Geometri Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Jember Materi Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele ditinjau dari Hasil Belajar Matematika (The Level of Geometry s Thinking in VII-B SMP Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Depdiknas (2006:417) Mata pelajaran matematika salah satunya bertujuan
Lebih terperinciKemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra
Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 13 19 Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra Farida Nursyahidah, Bagus Ardi Saputro, Muhammad
Lebih terperinciPROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA
Bidang Kajian Jenis Artikel : Pendidikan Matematika : Hasil Penelitian PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA Setyati Puji Wulandari 1), Imam
Lebih terperincidatar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 39 Semarang pada materi bangun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pengembangan kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu fokus pembelajaran matematika. Melalui pembelajaran matematika,
Lebih terperinciKEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA
Jurnal Elemen Vol. 3 No. 1, Januari 2017, hal. 49 57 KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA Armadan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE
Satya Widya, Vol. 30, No.2. Desember 2014: 96-103 IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Susi Lestariyani Alumni Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 Tahun 2013 tentang standart lulusan dalam Dimensi Pengetahuan menyebutkan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan faktual,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA Kuswari Hernawati 1, Ali Mahmudi 2, Himmawati Puji Lestari 3 1,2,3) Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran yang terdapat dalam KTSP 2007 tingkat pendidikan dasar adalah mengembangkan logika, kemampuan berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survey dari Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi literasi matematika Indonesia pada tahun 2000 berada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Reny Atika Rahmawati 1), Siti Kamsiyati 2), Tri Budiharto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini berisi gambaran pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, mengapa masalah ini diangkat menjadi bahasan penelitian, rumusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan melakukan observasi, tes tertulis (tes diagnostik dan tes kemampuan spasial), angket
Lebih terperincicommit to user 32 BAB III METODE PENELITAN
BAB III METODE PENELITAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan sebagai penelitian oleh peneliti adalah kelas IX A SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimilikinya. Kualitas pendidikan akan menggambarkan kualitas SDM (sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu bangsa bergantung pada kualitas pendidikan yang dimilikinya. Kualitas pendidikan akan menggambarkan kualitas SDM (sumber daya manusia) sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ratunya ilmu (Mathematics is the Queen of the Sciences), maksudnya yaitu matematika itu tidak bergantung pada bidang studi lain. Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
Lebih terperinciYaumil Sitta Achir, Budi Usodo, Rubono Setiawan* Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
DOI:10.20961/paedagogia.v20i1.16600 Hal. 78-87 Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 20 No. 1,Februari Tahun 2017 http://jurnal.uns.ac.id/paedagogia p-issn 0126-4109; e-issn 2549-6670 ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penyelenggaraan program sarjana bertujuan untuk menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan penguasaan konsep dan menerapkan keahlian tertentu. Oleh karena itu,
Lebih terperinciSugiyarti Pendidikan Matematika-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang.
Sugiyarti, Pengembangan Buku Siswa dengan Mengacu Lima Fase... 79 Pengembangan Buku Siswa dengan Mengacu Lima Fase Belajar Model Van Hiele pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Laboratorium
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT (Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban Kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang dipelajari di sekolah. Pada dasarnya siswa telah mengenal geometri sebelum mereka memasuki dunia
Lebih terperinciKEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP Anggun Rizky Putri Ulandari, Bambang Hudiono, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBANYAK CARA, SATU JAWABAN: ANALISIS TERHADAP STRATEGI PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI
BANYAK CARA, SATU JAWABAN: ANALISIS TERHADAP STRATEGI PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI Al Jupri Universitas Pendidikan Indonesia e-mail: aljupri@upi.edu ABSTRAK Geometri adalah salah satu topik esensial dalam
Lebih terperinciPROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK
PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK Emiliya Damayanti 1, Sunardi 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Email: rvien@ymail.com Abstract. This study
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KESEBANGUNAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL.
1 ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KESEBANGUNAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL (Penelitian dilaksanakan di Kelas IX SMPN 1 Paguyangan Kabupaten Brebes) An
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sekarang ini sedang digalakan oleh pemerintah. Langkah yang paling penting dilakukan adalah dengan pendidikan.
Lebih terperinciPENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2
PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2 Bahrudin90@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI TEORI TINGKAT PERKEMBANGAN BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI TEORI TINGKAT PERKEMBANGAN BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE Rachmaniah M. Hariastuti 1), Sri Wahyuni 2) 1) Universitas PGRI Banyuwangi, jl. Ikan
Lebih terperinciPendahuluan. Puspita Maya Margaretha. et al., Kecerdasan Visual-Spasial Siswa SMP berdasarkan Teori Hass...
12 Kecerdasan Visual-Spasial Siswa SMP Berdasarkan Teori Hass Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Geometri kelas IX-A SMP Negeri 1 Jember (Visual Spatial Intelligence of Junior High School Based on Hass Theory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau hanya gambaran pikiran. Makna dari penjelasan tersebut adalah sesuatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sebuah ilmu dengan objek kajian yang bersifat abstrak. Dalam Bahasa Indonesia, abstrak diartikan sebagai sesuatu yang tak berujud atau hanya
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN SISWA SMK PADA MATERI POKOK GEOMETRI DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA. Oleh : Novila Rahmad Basuki
ANALISIS KESULITAN SISWA SMK PADA MATERI POKOK GEOMETRI DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA Oleh : Novila Rahmad Basuki Email: rahmad_basuki087@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan
Lebih terperinciAlamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,
ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP AL IRSYAD SURAKARTA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI TEGAK TAHUN AJARAN 2011/2012 Ana Andriyani 1), Sutopo 2), Dwi Maryono
Lebih terperinciProfil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Profil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper Titin Masfingatin, Wasilatul Murtafiah IKIP PGRI MADIUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 (Depdiknas, 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arti pendidikan pada lingkup nasional tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 (Depdiknas, 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA Rian Setiawan 1), Sukarno 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membangun bangsa. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut Puspendik (2012: 2), kualitas
Lebih terperinciTINGKAT KOGNITIF REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA SOAL-SOAL DALAM BUKU TEKS MATEMATIKA SMP
TINGKAT KOGNITIF REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA SOAL-SOAL DALAM BUKU TEKS MATEMATIKA SMP Dina Wahyu Purwanti; Budiyono; Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia dalam rangka mencerdaskan bangsa dan kurikulum nasional merupakan standar dan acuan untuk
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE (Pada siswa kelas VIII MTs N 1 Surakarta tahun 01/013) NASKAH PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metematika mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari - hari. Hampir semua ilmu membutuhkan matematika sebagai alat bantu, terutama ilmu-ilmu eksak.
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR Ana Istiani 1, Hidayatulloh 2 STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, Indonesia email : anaistiani@stkipm-lpg.ac.id dayat_feb@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat dan kemajuan bangsa. Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran matematika, idealnya siswa dibiasakan memperoleh pemahaman melalui pengalaman dan pengetahuan yang dikembangkan oleh siswa sesuai perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, Fraenkel dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Guba (Suharsaputra, 2012:181) penelitian kualitatif atau naturalistic inquiry
Lebih terperinciPengalaman Belajar sesuai Teori Berpikir van Hiele
Pengalaman Belajar sesuai Teori Berpikir van Hiele Posted by abdussakir on May 5, 2009 A. Teori Berpikir van Hiele Teori van Hiele yang dikembangkan oleh dua pendidik berkebangsaan Belanda, Pierre Marie
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan pada Data Rekapitulasi
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika UNION Vol 3 No 3, Juli 2016 ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yuliani Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPROFIL PEMECAHAN MASALAH BANGUN RUANG SISI DATAR OLEH SISWA SMP DITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL
PROFIL PEMECAHAN MASALAH BANGUN RUANG SISI DATAR OLEH SISWA SMP DITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL Nur aini Jafar 1), Sukayasa 2), Rita Lefrida 3) ainijafar6@gmail.com 1), Sukayasa08@yahoo.co.id 2),
Lebih terperinciASOSIASI KEMAMPUAN SPASIAL DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA
ASOSIASI KEMAMPUAN SPASIAL DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA Rizki Dwi Siswanto Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA rizki.mathematics@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Clement dan Sarama (CPRE, 2011, hlm. 23) menyatakan bahwa learning trajectory adalah deskripsi pemikiran anak-anak ketika belajar dalam domain matematika tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Beberapa permasalahan yang ada pada dunia pendidikan menjadikan alasan yang mendasari penelitian ini. Pendahuluan ini akan membahas latar belakang masalah yang mendasari dilakukannya
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURHIDAYATI NIM F04209007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PMIPA
Lebih terperinciDESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP
DESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP Rifa Rizqiyani Siti Fatimah Endang Mulyana Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian
Lebih terperinciTiti Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI SISWA KELAS IX SMPN SE-KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU (THE ANALYSIS OF ERROR ON SOLVING GEOMETRY PROBLEM OF STUDENT AT CLASS IX JUNIOR HIGH SCHOOL
Lebih terperinci