ANALISIS KESULITAN SISWA SMK PADA MATERI POKOK GEOMETRI DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA. Oleh : Novila Rahmad Basuki
|
|
- Yandi Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KESULITAN SISWA SMK PADA MATERI POKOK GEOMETRI DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA Oleh : Novila Rahmad Basuki rahmad_basuki087@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan siswa kelas XI SMK dalam menjawab soal geometri pada materi pokok bangun datar. Subjek penelitian ini adalah tiga siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gondang yang mempunyai kemampuan matematika rendah. Pengumpulan data siswa berdasarkan kelancaran berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes tertulis dan wawancara berbasis tugas. Analisis data dilakukan berdasarkan data tes tertulis dan data wawancara berbasis tugas. Selanjutnya dilakukan triangulasi metode untuk mendapatkan data subjek penelitian yang valid. Penelitian ini menghasilkan deskripsi kesulitan belajar siswa SMK sebagai berikut. Siswa mengalami kesulitan dalam hal menjawab soal yang baru; siswa kurang memahaminya konsep lingkaran; dan siswa sulit mengingat rumus. Kata kunci: kesulitan belajar, geometri dan bangun datar. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah geometri. Banyak konsep matematika yang dapat ditunjukkan atau diterangkan dengan representasi geometris. Selain dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir logis, geometri juga efektif untuk membantu menyelesaikan permasalahan dalam banyak cabang matematika. Tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi dan bernalar secara matematika, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematika. Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah, misalnya garis, bidang dan ruang. (Kartono, 2010). Meskipun geometri diperlukan, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa materi geometri kurang dikuasai oleh sebagian besar siswa. Kesulitan tersebut dialami oleh siswa di dalam negeri maupun di luar negeri. Penelitian yang dilakukan Hoffer (dalam Abdussyakir, 2009) menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, hanya separuh dari siswa yang ada yang mengambil pelajaran geometri formal, dan hanya sekitar 34% siswa-siswa tersebut yang dapat membuktikan teori dan mengerjakan latihan secara deduktif. Selain itu, prestasi semua siswa dalam masalah yang berkaitan dengan geometri dan pengukuran masih rendah. Selanjutnya, Hoffer menyatakan bahwa siswa-siswa di Amerika dan Uni Soviet sama-sama mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Surakarta, 09 Mei
2 Sementara itu penelitian yang dilakukan Madja (dalam Abdussyakir, 2009) mengemukakan bahwa hasil tes geometri siswa kurang memuaskan jika dibandingkan dengan materi matematika yang lain. Kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep geometri terutama pada konsep bangun ruang. Lebih lanjut, Madja menyatakan bahwa siswa SMU masih mengalami kesulitan dalam melihat gambar bangun ruang. Sedangkan di perguruan tinggi, berdasarkan pengalaman, pengamatan dan penelitian ditemukan bahwa kemampuan mahasiswa dalam melihat ruang dimensi tiga masih rendah. Bahkan dari berbagai penelitian, masih ditemukan mahasiswa yang menganggap gambar bangun ruang sebagai bangun datar, mahasiswa masih sulit menentukan garis bersilangan dengan berpotongan, dan belum mampu menggunakan perolehan geometri SMU untuk menyelesaikan permasalahan geometri ruang. Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu diketahui kesulitan apa saja yang dialami siswa pada materi pokok Geometri dan solusi apa untuk mengatasi permasalahan tersebut. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah (1) kesulitan apa saja yang dialami siswa SMK dalam menjawab soal pada materi pokok bangun datar; dan (2) alternatif pemecahaan apa yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan jawaban dalam menjawab soal pada materi pokok bangun datar? 3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah (1) untuk menganalisis kesulitan jawaban siswa SMK pada materi pokom geometri terkait dengan kesulitan siswa dan (2) untuk menemukan alternatif pemecahaan kesulitan siswa pada materi pokok bangun datar. 4. Kajian Teori Setiap siswa dalam menjawab soal pasti pernah mengalami suatu kesulitan. Kesulitan tersebut dapat dilihat dari hasil jawaban siswa, yang berupa kesalahan-kesalahan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Dalam hal kesulitan yang dihadapi siswa, masalah itu perlu ditemukan dan dipastikan sumbernya, menanganinya, dengan harapan memecahkan masalahnya. Selain memahami hal-hal yang pernah muncul dapat digunakan sebagai salah satu referensi penyusunan strategi pembelajaran akan dapat digunakan dalam mengurangi atau menghilangkan kesulitan tersebut, guru juga perlu memahami beberapa alternatif strategi memecahkan masalah kesulitan siswa. Ada beberapa sumber atau faktor yang patut diduga sebagai penyebab utama kesulitan belajar siswa. Sumber itu dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar diri siswa. Dari dalam diri siswa dapat disebabkan oleh faktor biologis maupun psikologis. Dari luar diri siswa, kesulitan belajar dapat bersumber dari keluarga (pendidikan orang tua, hubungan dengan keluarga, keteladanan keluarga dan sebagainya), keadaan lingkungan dan masyarakat secara umum. Sementara itu, Wood (dalam Darmawan, 2009) berpendapat bahwa kesulitan belajar siswa merupakan suatu kondisi dimana siswa mengalami kendala-kendala dalam mencapai tujuan hasil belajar. Kesulitan belajar secara garis besar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : (1) kesulitan dalam berbicara dan berbahasa; (2) permasalahan hal akademik (keterlambatan dalam hal membaca, menulis dan berhitung); dan (3) gangguan kemampuan motorik. Lebih lanjut, Wood memberikan karakteristik kesulitan belajar siswa dalam matematika adalah (1) kesulitan membedakan angka, simbol-simbol, serta bangun ruang; (2) tidak sanggup Surakarta, 09 Mei
3 mengingat dalil-dalil matematis; (3) menulis angka tidak terbaca atau dalam ukuran kecil; (4) tidak memahami simbol-simbol matematis; (5) lemahnya kemampuan berpikir abstrak; dan (5) lemahnya kemampuan metakognisi (kemampuan mengidentifikasi serta memanfaatkan algoritma dalam memecahkan soal matematika). Setiap kesulitan belajar harus dicari pemecahannya. Tujuannya agar kesulitan tersebut tidak terbawa siswa ke jenjang yang lebih tinggi atau tingkat selanjutnya. Kesulitan yang dialamai siswa, memungkinkan siswa melakaukan kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika pada setiap materi pokok pada pembelajaran. Husnaini (2010) berpendapat bahwa kesulitan belajar siswa itu tidak terlepas dari praktek pembelajaran yang selama ini telah berlangsung. Sehubungan dengan itu, ada sesuatu yang perlu dibenahi dalam praktek pembelajaran matematika, terutama dalam pembelajaran materi geometri. Praktek pembelajaran matematika yang berlangsung hingga saat ini cenderung masih berorientasi pada pencapaian target kurikulum. Proses pembelajaran masih menempatkan guru sebagai sumber pengetahuan dan sangat jarang ditemukan siswa terlibat dengan aktivitas dan proses matematika dalam proses belajar. Di samping itu, sangat jarang digunakan alat peraga sederhana yang memadai untuk menjembatani siswa memahami konsep yang dipelajari. Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka kesulitan belajar siswa SMK pada materi pokok geometri dan alternatif pemecahannya adalah keadaan dimana siswa mengalami suatu kendala dalam menjawab suatu permasalahan yang berupa tes tertulis pada materi pokok geometri. METODOLOGI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah tiga siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Gondang berkemampuan matematika rendah yang telah mendapatkan materi geometri. Teknik pemilihan subjek penelitian berdasarkan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sugiyono (2011) berpendapat bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan kriteria tertentu. Pertimbangan kriteria tersebut adalah. 1. Siswa tersebut telah mendapatkan materi pokok geometri bangun datar. 2. Siswa mempunyai cukup pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan masalah pada materi pokok geometri. 3. Siswa telah mampu mengkomunikasikan secara lisan dan atau tulisan dengan baik agar eksplorasi analisis kesulitan belajar dapat dilakukan. Subjek penelitian adalah Eva Nur (EN); Mia Rhahmawati (MR);Natalia Widi Prambandani (NWP). Ketiga subjek penelitian adalah siswa kelas XI, jurusan Teknik Komputer di SMK Negeri 1 Gondang. Materi yang dijadikan bahan tes adalah mencari luas bangun datar. Alasannya adalah siswa baru saja mendapatkan materi tersebut, sehingga memungkinkan pengetahuan yang cukup dalam menjawab tes tertulis. 2. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu instrumen utama dan instrumen bantu. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah pewancara (peneliti sendiri). Surakarta, 09 Mei
4 Instrumen bantu pertama yaitu tes tertulis pada materi pokok bangun datar, dan instrumen bantu kedua berupa pedoman wawancara. Adapun instrumen tes tertulis adalah sebagai berikut. Perhatikan bangun persegi di bawah ini. Tentukan luas daerah yang diarsir! 14 cm 14 cm HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kunci Jawaban Perhatikan bangun persegi. Luas persegi = sisi x sisi = 14 cm x 14 cm = 196 cm 2 Perhatikan juga 1 4 lingkaran 1 dan 1 4 lingkaran 2, dengan jari-jari = 7 cm Apabila 1 4 lingkaran 1 dan 1 4 lingkaran 2 digabungkan, maka akan menjadi 1 lingkaran dengan 2 panjang jari-jari = 7 cm, sehingga Luas 1 2 lingkaran = 1 r r 2 π = = 77 cm cm 7cm 2 7 Sehingga Surakarta, 09 Mei
5 Luas daerah yang terasir = Luas persegi Luas 1 2 lingkaran = 119 cm 2 = 196 cm 2 77 cm 2 B. Jawaban Tertulis Siswa dan Analisisnya a. Jawaban tertulis subjek EN Subjek EN menganggap gabungan bangun yang melengkung itu sebuah lingkaran. Subjek EN juga menuliskan rumus lingkaran yang masih salah dengan menulis dengan πr (lihat jawaban siswa). Kesalahan tentang anggapan subjek bahwa gabungan bangun yang melengkung itu sebuah lingkaran diduga karena siswa kurang memahami konsep tentang gabungan bagian dari beberapa bangun datar. Dalam hal ini subjek EN kurang memahami konsep lingkaran. Terkait dengan kesalahan menulis rumus, diduga bahwa subjek EN tidak hafal dengan rumus luas lingkaran. b. Jawaban tertulis subjek MR Subjek MR menganggap bangun yang melengkung itu sebuah lingkaran. Hanya saja, 2 subjek MR juga menuliskan rumus lingkaran sudah benar dengan menulis dengan π r (lihat jawaban siswa). Kesalahan tentang anggapan subjek bahwa gabungan bangun yang melengkung itu sebuah lingkaran diduga karena siswa kurang memahami konsep tentang gabungan bagian dari beberapa bangun datar. Dalam hal ini subjek MR kurang memahami konsep lingkaran. Hal ini sama yang dialami subjek EN. Surakarta, 09 Mei
6 c. Jawaban tertulis subjek NWP Subjek NWP dalam memahami konsep lingkaran masih belum benar. Sama halnya dengan subjek EN dan subjek MR, subjek NWP menganggap bangun yang melengkung itu sebuah lingkaran. Subjek MR dalam menuliskan rumus lingkaran masih salah dengan menulis dengan 2π r (lihat jawaban siswa). Kesalahan tentang anggapan subjek bahwa gabungan bangun yang melengkung itu sebuah lingkaran diduga karena siswa kurang memahami konsep tentang gabungan bagian dari beberapa bangun datar. Dalam hal ini subjek MR kurang memahami konsep lingkaran. Hal ini sama yang dialami subjek EN DAN MR. C. Hasil Wawancara dan Analisisnya Untuk menjawab dugaan peneliti tentang kesalahan subjek tersebut, maka diadakan wawancara terkait dengan hasil jawaban dari subjek.berikut ini hasil petikan singkat wawancara peneliti dengan subjek terkait dengan hasil jawaban siswa (P : Peneliti, S: Subjek). a. Transkip wawancara pada subjek EN P-01 : Mengapa kamu menganggap ini lingkaran? S-01: Ini kan lingkaran pak, yang ini setengah lingkaran, trus yang satunya juga setengah lingkaran (sambil menunjuk bangun yang dimaksud). P-02: Bagaimana cara guru kamu menerangkan materi ini? S-02 : Langsung rumus sama contih soal. Yang soal kayak gini belum dicontohkan. P-03 : Apa yakin dengan rumus yang aku tulis? S-03 : Gak yakin pak. b. Transkip wawancara pada subjek MR P-01 : Mengapa kamu menulis luas lingkaran? S-01 : Ini kan setengah lingkaran, trus ini juga setengah lingkaran. Kalau dibagung jadi sebuah lingkaran? P-02 : Apakah soal yang seperti ini pernah diberikan? Surakarta, 09 Mei
7 S-02 : Belum pak P-03 : Lalu, bagaimana guru kamu menyampaikan materi? S-03 : Neranginnya cepet. Kasih rumus trus contoh soal c. Transkip wawancara pada subjek NWP P-01 : Mengapa kamu menulis luas lingkaran? S-01 : Feeling aja sich pak P-02 : Apakah kamu yakin rumus lingkaran itu sesuai dengan yang kamu tulis? S-02 : Gak yakin pak. P-03 : Dalam menerangkan materi, apa yang biasanya guru kamu lakukan? S-03 : Kasih rumus trus contoh soal Dari ketiga subjek tersebut mengalami permasalahan yang sama, yaitu kurang memahaminya konsep lingkaran. Hal tersebut dapat dilihat dengan perkuat dengan anggapan siswa bahwa gabungan dua bangun seperempat lingkaran tersebut adalah sebuah lingkaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu guru langsung memberi rumus praktis kemudian memberikan contoh soal kepada siswa. Contoh soalpun tidak beragam. Menurut kajian teori, yaitu berdasarkan pendapatnya Wood tentang karakteristik kkesulitan siswa, maka ketiga subjek tersebut dapat digolongkan dalam lemahnya kemampuan berpikir abstrak. D. Pembahasan dan Alternatif Pemecahannya Berdasarkan hasil tes tertulis siswa dan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan dari ketiga siswa adalah kurang memahaminya konsep tentang bangun datar. Sementara itu, untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut, maka alternatif yang ditawarkan adalah guru selama proses pembelajaran berlangsung, hendaknya menggunakan alat peraga berupa bendabenda konkret di sekitar lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah, sehingga memudahkan pemahan konsep geometri siswa. Hal ini terkait dengan objek geometri yang abstrak. Siswa kesulitan apabila langsung dihadapkan pada notasi atau simbol matematika. Hal ini sejalan dengan teori Bruner, yaitu tentang tahap perkembangan siswa yang meliputi tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik (Makmur Sugeng, 2004). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar siswa adalah kurang memahaminya konsep tentang bangun datar. Sementara itu, untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut, maka maka alternatifnya adalah guru selama proses pembelajaran berlangsung, hendaknya menggunakan alat peraga berupa benda-benda konkret di sekitar lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah, sehingga memudahkan pemahan konsep geometri siswa. DAFTAR RUJUKAN Abdussakir Pembelajaran geometri dan teori Van Hiele. Tersedia pada (Diunduh pada tanggal 12 April 2012). Surakarta, 09 Mei
8 Darmawan Widodo Analisis Kesulitan Belajar Pokok Bahasan Pecahan pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Tesis. Program Pasca Sarjana UNS. Tidak diterbitkan. Husnaini Penerapan Model Pembelajaran Van Hiele dalam Membantu Siswa Kelas IV SD Membangun Konsep Segitiga. Universitas Terbuka. Kartono Hands On Activity pada Pembelajaran Geometri Sekolah Sebagai Asesmen Kinerja Siswa. KREANO (Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif): FMIPA UNNES. Tersedia: ISSN (Diunduh pada tanggal 12 April 2012). Makmur Sugeng Pengaruh Pembelajaran Ralistik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Unit Geometri Ditinjau dari Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran pada Siswa III IPA SMU Negeri Kota Surakarta. Tesis. Program Pasca Sarjana UNS. Tidak diterbitkan. Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Surakarta, 09 Mei
BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi dengan cepat, melimpah dan mudah. Siswa sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat, melimpah dan mudah. Siswa sebagai individu pembelajar perlu memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan pada Data Rekapitulasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang. sesuatu melalui akal dari hasil olahan informasi.
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Proses Berpikir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Sedangkan berpikir adalah
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE
Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Zet Petrus 1, Karmila 2, Achmad Riady Program Studi Pendidikan Matematika 1,2,3, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 Tahun 2013 tentang standart lulusan dalam Dimensi Pengetahuan menyebutkan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan faktual,
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI YANG BERKAITAN DENGAN JARAK
ANALISIS KESULITAN SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI YANG BERKAITAN DENGAN JARAK Ilham Rais Arvianto Program Studi Teknik Informatika STMIK Akakom Yogyakarta E-mail: ir.arvianto@akakom.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagai usaha untuk mencerdaskan anak bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional sebagai usaha untuk mencerdaskan anak bangsa harus selalu ditingkatkan. Meningkatnya pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam pembelajaran matematika di sekolah matematika dibagi atas beberapa sub pelajaran, diantaranya sub mata pelajaran geometri. Peranan geometri dalam pelajaran
Lebih terperincidatar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 39 Semarang pada materi bangun
Lebih terperinciANALISIS MISPERSEPSI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA SISWA SMP TERBUKA NEGERI 1 MALANG
ANALISIS MISPERSEPSI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA SISWA SMP TERBUKA NEGERI 1 MALANG Sadimin SMP Negeri Malang sadimin.71@gmail.com ABSTRAK. Pendidikan dalam
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (PTK Di SD Negeri 3 Mojopuro, Wuryantoro Kelas III Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :
PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BULUKERTO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD
Kegiatan Belajar 3 PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD A. Pengantar Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa karakteristik pembelajaran matematika di SD. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan, karena disadari atau tidak matematika selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari. Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan. Tantangan di bidang pendidikan meliputi kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ilmu dasar yang mendukung kemajuan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah matematika. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soedjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Dimana kegiatan pembelajaran tersebut diciptakan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuntutan kurikulum dalam mata pelajaran matematika di sekolah dasar salah satunya adalah mengenai konsep geometri. Pembelajaran geometri pada usia dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Deslyn Everina Simatupang, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang sangat bermanfaat dalam kehidupan, karena itu, geometri perlu diajarkan di sekolah. Adapun tujuan pembelajaran geometri,
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS Tatik Liana Program Studi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nhalyana1@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, bernalar,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A Feri Ambar Wati, Supriyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada kurikulum berbasis kompetensi yang tertuang dalam lampiran Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah:
Lebih terperinciANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI BELAJAR VAN HIELE
ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI BELAJAR VAN HIELE (Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pabelan 1 Kartasura Tahun Ajaran 2007/2008) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciKemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar
PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar Amidi Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam berbagai kehidupan, misalnya berbagai informasi dan gagasan banyak dikomunikasikan atau disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara optimal. Salah satu pertanyaan mendasar yang merupakan inti dari pandangan hidup seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Depdiknas (2006:417) Mata pelajaran matematika salah satunya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang pertama yang ditempuh peserta didik. Pada jenjang inilah siswa diberikan dasar-dasar pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun tidak menutup kemungkinan mereka masih berada pada tahap preoperasi.
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya pada hakikat anak dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang harus dilalui individu sehingga dapat meningkatkan kualitas pribadi di masyarakat. Menurut Djumali, dkk (2013: 1) pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK dewasa ini menuntut semua pihak untuk meningkatkan pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan untuk berpola pikir cepat, cermat, tepat
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI Farida Nursyahidah, Bagus Ardi Saputro Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPATI Universitas PGRI Semarang Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 3 Lamongan, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains, ISBN , (2014), 5.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peradaban manusia semakin berkembang dan perkembangan masa kini telah memasuki era globalisasi. Era globalisasi yakni sebagai era persaingan mutu dan kualitas, siapa
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo E-mail: ice_ajah17@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciAnalisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis dan Lingkaran
Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 1 12 Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis dan Lingkaran Aristya Imswatama dan Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayatnya. Pendidikan juga sebagai sarana untuk mengenal peradaban, kebudayaan
Lebih terperinciUNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2
IMPLEMENTASI PENDEKATAN OPEN-ENDED PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini sudah sangat pesat, hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini sudah sangat pesat, hal ini mengakibatkan berbagai macam dampak yang signifikan dalam setiap lini kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Siswa Mengenal Bangun Datar Sederhana
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Kemampuan Siswa Mengenal Bangun Datar Sederhana 2.1.1 Pengertian Kemampuan Sebagaimana dikemukakan pada Bab I sebelumnya bahwa kemampuan yang dimaksud dalam bahasan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat dan kemajuan bangsa. Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA TABEL BERPOLA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM KONSEP PENGUKURAN SATUAN LUAS BAKU
PENGGUNAAN MEDIA TABEL BERPOLA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM KONSEP PENGUKURAN SATUAN LUAS BAKU (Studi deskriptif di kelas V SDN Sidamulya Kota Cirebon) Puputh Rusma Noermala 1 Maulana 2 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO
1 DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO Natasandi Tolinggi, Abd. Djabar Mohidin, Nancy Katili Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN EFEKTIFITAS STRATEGI ABDUKTIF-DEDUKTIF UNTUK MENGATASI KESULITANNYA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemendikbud (2013) menyebutkan bahwa salah satu tujuan diajarkannya matematika adalah memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
Lebih terperinciRepresentasi Geometris dari Bentuk Aljabar
Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2012, ISSN: 2302-5158 Representasi Geometris dari Bentuk Aljabar Suhartati 1 1 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah Abstract Rendahnya prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Selain itu matematika juga
Lebih terperinciHubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Hayatun Nufus Pendidikan Matematika Universitas Islam Riau, Pekanbaru ya2tunnufus@yahoo.com Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciPEMANFAATAN PROGRAM CABRI 3D DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN KEDUDUKAN TITIK, GARIS DAN BIDANG DALAM RUANG DIMENSI TIGA KELAS X
PEMANFAATAN PROGRAM CABRI 3D DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN KEDUDUKAN TITIK, GARIS DAN BIDANG DALAM RUANG DIMENSI TIGA KELAS X Merry Larasati 1, M. Andy Rudhito 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum nasional yang kita kenal dengan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifiknya mengemukakan bahwa hasil belajar tidak di pandang sebagai muara akhir, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Berdasarkan analisis deskriptif hasil penelitian, maka pada bab ini akan
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis deskriptif hasil penelitian, maka pada bab ini akan dikemukakan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan
Lebih terperinciDiajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A
-USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein, yang berarti mempelajari. Kebanyakan orang mengatakan bahwa matematika merupakan suatu pelajaran
Lebih terperinciKECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA
KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Sabiis, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: sabiis412@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan diupayakan untuk memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri baik fisik maupun nirfisik;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Beberapa permasalahan yang ada pada dunia pendidikan menjadikan alasan yang mendasari penelitian ini. Pendahuluan ini akan membahas latar belakang masalah yang mendasari dilakukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang dipelajari di sekolah. Pada dasarnya siswa telah mengenal geometri sebelum mereka memasuki dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang diciptakan agar siswa menjadi aktif dan senang dalam belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berpikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, diterima oleh semua lapisan masyarakat dan dipelajari pada setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru dunia, diterima oleh semua lapisan masyarakat dan dipelajari pada setiap tingkat pendidikan.
Lebih terperinciAnalisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran Aritsya Imswatama, Nur aini Muhassanah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya manusia sangat diperlukan Indonesia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan akan sumberdaya
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PROBING DALAM KELOMPOK KECIL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA SISWA (PTK Pembelajaran Matematika di kelas VII D MTs Negeri Sukoharjo Pada Pokok Bahasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadiannya.
Lebih terperinciPROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA Nurul Kustiyati Mahasiswa Pascasarjana FKIP Universitas Sebelas Maret kustiyatinurul@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan pemahaman yang cukup tinggi. Guru harus dapat membelajarkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi Geometri bisa dikategorikan kepada materi yang cukup sukar dan memerlukan pemahaman yang cukup tinggi. Guru harus dapat membelajarkan geometri dengan benar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hak semua anak, demikian pula dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sudah diatur dalam Undang-Undang No.20
Lebih terperinciAlamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,
ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP AL IRSYAD SURAKARTA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI TEGAK TAHUN AJARAN 2011/2012 Ana Andriyani 1), Sutopo 2), Dwi Maryono
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan matematika Sekolah Dasar yang terdiri dari bagian-bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran matematika di adaptasi dalam kurikulum di Indonesia terutama mulai dalam Kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 serta pada kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya, proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar tersebut, sudah dapat dipastikan pengetahuan-pengetahuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan dasar merupakan landasan dan wahana yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai peserta didik untuk menggali dan menempa pengetahuan selanjutnya. Tanpa
Lebih terperinciPembentukan Karakter dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan Scaffolding Materi Segitiga
JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2013 Pembentukan Karakter dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri karena persaingan dalam dunia pendidikan semakin ketat. Salah satu upaya yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Semakin berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada masa global ini, menuntut sumber daya manusia yang berkualitas serta bersikap kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan ilmu lain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan ilmu lain maupun dalam pengembangan
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA K Lidia, Sugiatno, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email : lidiadebora96@gmail.com
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I. Kelas/ Semester. A. Standar Kompetensi : 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
LAMPIRAN 60 61 62 63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Kelas/ Semester Alokasi Waktu : IV/2 : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi : 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemecahan masalah matematis merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki siswa. Pengembangan kemampuan ini menjadi fokus penting dalam pembelajaran matematika
Lebih terperinciJURNAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana
ANALISIS PROSES BERPIKIR DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD DEPENDENT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BOYOLALI JURNAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya. kemampuan siswa dalam menerapkan konsep-konsep baik dalam kehidupan
11 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekhawatiran para pendidik dan pemerhati pendidikan berkaitan dengan rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geometri ruang merupakan suatu bentuk geometri yang tidak terletak pada bidang datar atau suatu benda ruang yang berbentuk tiga dimensi. Geometri ruang memiliki panjang,
Lebih terperinciMELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna
MENEMUKAN NILAI π DAN RUMUS KELILING LINGKARAN MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna (nikmatulhusna13@gmail.com) A. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak kegiatan yang dilakukan secara sengaja atau tidak membutuhkan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian. Alasan-alasan tersebut dikemukakan pada bab pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya peningkatan sumber daya manusia
Lebih terperinci