CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DIAGNOSIS AND TREATMENT
|
|
- Dewi Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DIAGNOSIS AND TREATMENT NAMA : Dewa Gde Windu Sanjaya NIM : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN
2 KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahannya paper ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam paper ini saya membahas Chronic Myeloid Leukemia: Diagnosis and Treatment, suatu tulisan yang mungkin dapat membantu masyarakat dalam mengetahui dan penatalaksanaan Chronic Myeloid Leukemia / Leukemia Myeloid Kronik yang cepat dan tepat.. Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya saya sampaikan kepada fasilitator kami, selaku dosen pembimbing untuk blok Hematology dan Onkologi, Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk summary ini, Orang tua, orang yang saya cintai, dan yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Demikian summary ini saya buat semoga bermanfaat, Denpasar, 13 Oktober 2010 Penyusun Dewa Gde Windu Sanjaya NIM
3 BAB I PENDAHULUAN Leukemia berasal dari bahasa Yunani leukos yang artinya putih dan aima yang artinya darah, atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit / sel darah putih. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi. Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat sehingga sel darah tersebut bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal. Leukemia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) [5] adalah suatu penyakit dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih)yang abnormal. Penyakit ini bisa mengenai semua kelompok umur, baik pria maupun wanita; tetapi jarang ditemukan pada anak-anak berumur kurang dari 10 tahun. Sebagian besar granulosit leukemik dihasilkan di dalam sumsum tulang, tetapi beberapa diantaranya dibuat di limpa dan hati. 3
4 Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan dewasa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang diantaranya meninggal karena penyakit tersebut, [2] Hampir 90% dari semua penderita yang terdiagnosa adalah dewasa. [3] Kronik myeloid leukemia memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat dibandingkan dengan yang akut, sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun. [1] 4
5 BAB II ISI Chronic Myeloid Leukemia (CML) adalah penyakit yang disebabkan karena kelainan pembelahan sel induk myeloid yang pertama kali dijelaskan oleh John Hughes Bennett pada tahun 1945 di Royal Infirmany of Edinburgh. [5] Chronic Myeloid Leukemia termasuk kelainan klonal(penggandaan sel) dari sel induk myeloid dan merupakan salah satu jenis kelainan mieloproliferatif. CML juga biasanya disebut dengan Chronic Myelogenous Leukemia atau Chronic Myelocytic Leukemia. Selain CML ada beberapa jenis kelainan mieloproliferatif lainnya yaitu leukemia myeloid akut, sindrom pre leukemia (myelodisplastic syndrome), polisitemia vera, myeloid metaplasia, anemia aplastik, dan cyclic neutropenia. [2] Chronic Myeloid Leukemia(CML) merupakan penyakit pertama yang menunjukkan keterkaitan erat dengan kromosom yang abnormal yang pada penyakit ini disebut dengan nama kromosom Philadelphia (ph). Kromosom Philadelphia merupakan kromosom abnormal yang diakibatkan oleh translokasi respirokal pada kromosom 9 dan 22(t(9;22)(q34;q11), dimana pada translokasi respirokal ini, terjadi kelainan saat penyusunan kembali dimana saat lengan panjang bagian bawah dari kromosom 9 yaitu Abelson(ABL) terlepas dan bergabung dengan kromosom 22, dan begitu pula sebaliknya bagian bawah dari kromosom 22 terlepas dan bergabung dengan kromosom 9, sehingga perpaduan ABL dan break point cluster region (BCR) menghasilkan kromosom baru yang kemudian disebut kromosom Philadelphia. [5] Chronic Myeloid Leukemia(CML) merupakan penyakit langka. Sekitar kasus baru untuk penyakit ini ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 2004, dan dari kasus baru kelainan darah, CML menyumbang sekitar 14% dari seluruh kasus tersebut dan dari jumlah kasus yang sama yang menyerang orang dewasa, CML menyerang sekitar 20% dari seluruh kasus di Amerika Serikat dan pada tahun yang 5
6 sama. Insiden CML sekitar 1,6 kasus per orang dewasa dengan perbandingan CML pria : CML pada wanita adalah 1,4 : 1 dengan umur pertengahan dari seluruh kasus tersebut adalah 65 tahun. [1] Tidak seperti ABL, dimana terdapat dinukleus, BCR-ABL tirosin kinase ditemukan pada sitoplasma daripada kromosom Philadelphia. Gen BCR-ABL menimbulkan sinyal intrasellular yang menyebabkan proliferasi dan ketidakstabilan dalam proses apoptosis dan melemahkan ikatan antar molekul sel(cell adhesion). Chronic Myeloid Leukemia yang berada pada fase kronis memiliki gejala- gejala klinis antara lain gejala hiperkatabolik dimana berat badan menurun, lemah, anoreksia (nafsu makan berkurang), berkeringat saat malam hari, splenomegali, hepatomegali(jarang), pusing serta anemia ringan. Untuk penanda laboratoriumnya adalah leukositosis yaitu peningkatan jumlah leukosit dalam darah dengan jumlah leukosit lebih dari 1.000x 10 9 /L, peningkatan hematocrit(hct) yang diakibatkan karena jumlah platelet meningkat, pendarahan retina, dan pada pemeriksaan darah tepi menunjukkan spectrum lengkap dari granulosit mulai dari mieloblast, sampai neutrofil, dengan komponen paling menonjol ialah segmen neutrofil dan mielosit, serta fosfatase alkali neutrofil selalu rendah, dijumpai kromosom philadelphia, meningkatnya kapasitas pengikat vitamin B12, pada PCR dijumpai adanya protein simetrik yaitu protein akibat penggabungan ABL dan BCR pada 99% kasus, serta munculnya sel myeloid yang belum matang dalam darah serta menurunnya apoptosis sel myeloid. Dengan melakukan pemetaan gen kanker untuk lokasi spesifik, pada break point cluster region (BCR), terjadi penggabungan antara BCR dan abelson (ABL) yang disebut dengan protein chimetric (protein 210 kd). Munculnya protein baru ini akan mempengaruhi transduksi sinyal terutama oleh tirosin kinase ke inti sel sehingga menyebabkan terjadinya kelebihan dorongan proliferasi pada sel-sel myeloid dan menurunnya apoptosis pada sel tersebut akibat munculnya molekul BCL xl yang 6
7 melindungi sel-sel abnormal tersebut dari kematian terprogram. Dan pada akhirnya hal ini menyebabkan proliferasi yang tidak terkontrol pada sel induk myeloid serta mengakibatkan lepasnya sel myeloid yang belum matang kedalam system sirkulasi. Selama periode dari tahun ditemukan gen BCR-ABL yang pada akhirnya menjadi target terapi dalam penatalaksanaan pasien CML. Gen ini diekspresikan oleh hampir seluruh pasien penderita CML dan menjadi petunjuk bagi para dokter dan peneliti untuk menetapkan seseorang yang menderita CML. Oleh karena itu, penghambat gen BCR-ABL merupakan terapi pilihan yang efektif untuk menangani pasien dengan diagnosis CML. Beberapa pengobatan untuk penatalaksanaan CML antara lain : 1.) Busulphan Busulphan merupakan obat yang dapat diberikan dengan dosis 0,1-0,2 mg/kg BB/hari, namun obat ini harus dihentikan jika jumlah leukosit berada pada kisaran /mm 3, dan dapat dilanjutkan kembali jika jumlah leukosit naik menjadi /mm 3. Karena obat ini dapat mencegah pembelahan seluruh sel, termasuk sel yang normal. Obat ini bekerja pada seluruh fase, kecuali fase g0 dan mempunyai beberapa efek samping antara lain dapat menyebabkan aplasia sum-sum tulang, fibrosis paru dan timbulnya leukemia akut. 2.) Hydroxiurea Hydroxiurea merupakan obat yang memerlukan pengaturan dosis lebih sering, dengan efek samping minimal. Dan sama seperti busulphan, hydroxiurea juga bekerja pada seluruh fase siklus sel, kecuali fase g0. Karena hydroxiurea juga menekan pembelahan seluruh sel tidak terkecuali sel normal. Pada terapi hydroxiurea efek samping lebih sedikit dan tidak menyebabkan keganasan sekunder. 3.) Interferon α (IFN α) Rekombinan IFN α terbukti sebagai anti tumor dalam pengobatan CML, dan sebagai buktinya adalah meningkatnya aktifitas CCGR hingga 25% dan ketika penggunaan IFN α dipadukan dengan sitarabine dilakukan peningkatan CCGR menjadi sekitar 35%, respon CCGR memiliki hubungan dengan perbaikan 7
8 harapan hidup hingga 78% pada pasien. Oleh karena itu, peningkatan CCGR merupakan tujuan khusus dari terapi IFN α ini. 4.) Stem Cell Transplantation (STC) Transplantasi sel induk pluripoten menjadi opsi pengobatan terbaik. Stc memberikan harapan penyembuhan jangka panjang terutama untuk pasien yang berumur kurang dari 40 tahun. Sekarang SCT yang umum digunakan adalah allogeneic peripheral blood stem cell transplantation yaitu dimana sum-sum tulang yang lama digantikan dengan sum-sum tulang baru, yang berasal dari donor. Modus terapi ini satu-satunya terapi yang dapat memberikan kesembuhan total. 5.) Faresyl Transferase Protein RAS adalah keluarga dari G-protein yang mengikat guanine dan mempunyai aktifitas intrinsik yang berperan dalam memberikan sinyal pada pertumbuhan dan perkembangan sel dan fungsi dari faresyl transferase adalah mencegah pemecahan ATP yaitu mencegah ATPase yang dibentuk oleh protein RAS. 6.) Penghambat Phosphatidylinositol 3 Kinase (P13-K) oleh Rapamisin P13-K diaktifkan oleh faktor pertumbuhan yang distimuli oleh proses yang berhubungan dengan control siklus sel dan pembelahan. Rapamisin dalam penggunaannya sebagai terapi utama ataupun kombinasi dengan imatinib akan berguna dalam penatalaksanaan CML yang resisten. 7.) Homoharringtonine Homoharringtonine merupakan hasil turunan dari alkaloid yang digunakan untuk pengobatan CML sebelum menggunakan imatinib. Efek anti leukemia ditunjukkan dari beberapa penelitian mengenai penyakit CML. Homoharringtonine diberikan melalui injeksi bawah kulit pada dosis 1,25 mg/ m 2 dengan dosis 2 kali sehari dan berulang setiap 28 hari. 8.) Imatinib Mesylate (Gleevec) 8
9 Imatinib adalah obat yang digunakan secara oral yang memiliki nama lain yaitu 2-phenylaminopyrimidine yang berfungsi menghambat aktifitas tirosin kinase dari penggabungan simetrik protein BCR-ABL. Imatinib juga menghambat tiroson kinase lainnya yaitu PDGF( platelet derivate growth factor). Oleh karena itu, Imatinib merupakan terapi standar untuk penderita CML. 9.) Nilotinib (AMN107) Nilotinib adalah turunan phenylaminopyrimidine yang memiliki potensi lebih tinggi jika dibandingkan dengan imatinib dalam menghambat aktifitas dari gen BCR-ABL. Struktur dari nilotinib mirip dengan imatinib, namun nilotinib lebih baik dalam menangani gen mutan BCR-ABL. Pada pembelahan, 32 dari 33 sel mutan yang resisten terhadap imatinib dapat dihambat oleh nilotinib, kecuali T3151. Dalam percobaan yang dilakukan dengan meningkatkan dosis menjadi 1200 mg, menunjukkan aktifitas yang baik dalam menhambat fosforilasi oleh gen BCR-ABL. 10.) Dasatinib (Sprycel ; BMS ) Dasatinib adalah penghambat tirosin kinase yang dibentuk dari keluarga Src dari tirosin kinase. Dasatinib menghambat BCR-ABL, EPHA 2, aktifitas tirosin kinase, serta PDGF. Sama seperti nilotinib, dasatinib dapat menghambat proliferasi dari ekspresi gen BCR-ABL, kecuali T3151. Pada perbandingan dasatinib dengan imatinib dalam dosis tinggi, ternyata dasatinib dapat menekan angka proliferatif yang lebih tinggi daripada imatinib. Dari seluruh pengobatan diatas, transplantasi sel induk allogenik yang merupakan pengambilan sum-sum tulang belakang yang rusak dan mengganti sum-sum tulang belakang baru dari donor kepada resipien(pasien) merupakan satu-satunya terapi pengobatan yang dapat memberikan tingkat kesembuhan yang baik, tapi terapi ini juga memiliki hubungan yang erat dengan meningkatnya tingkat kesakitan dan kematian. 9
10 Flowsitometri adalah salah satu contoh dari penerapan teknologi yang digunakan sebagai kekuatan teknologi modern yang dikombinasikan dengan informasi modern untuk melakukan diagnosis dari data-data yang didapatkan. Pada tahun , flowsitometri mulai digunakan pada bidang kedokteran sebagai immunophenotyping yang berguna untuk melakukan evaluasi dari antigen yang berada dipermukaan sel. Keterbatasan dari penerapan teknologi flowsitometri ini adalah tidak dapat menghitung jumlah sel, tetapi seiring perkembangan zaman, pergerakan dan analisis dari antigen yang berada dipermukaan sel dapat dianalisis. Untuk mendeteksi kelainan genetik ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain yaitu: 1.) Monitoring dari polymerase chain reaction (PCR) Hasil pergerakan panas (thermocycling) dapat menjadi nilai untuk mendeteksi mutasi kromosom seperti gen BCR-ABL yaitu mutasi yang pada awalnya tidak memunculkan gejala dibawah pengaruh JAK2 V617F (titik mutasi oleh janus kinase 2). Pada pemeriksaan menggunakan PCR, fluorescent bergabung dalam DNA selama fase pembelahan dan di monitor selama mereka terdapat dalam kromosom tersebut. 2.) Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) Dengan sensitifitas yang rendah, analisis oleh Restriction Fragment Length Polymorphism merupakan analisis sederhana untuk menunjukkan tehnik skrining dari mutasi genetika. Pada cara diagnosis dengan cara Restriction Fragment Length Polymorphism ini, adalah dengan cara melihat dan mengidentifikasi fragmen yang nantinya akan menunjukkan dimana bagian yang termutasi. 3.) Pyrosequencing Pyrosequencing adalah metode tercepat dalam memetakan kromosom yang terdapat dalam rantai DNA selama penggabungan DNA. Selama Pyrosequencing, pyrophosphatase (PPi) menyediakan substrat yang berfungsi untuk mendeteksi subsequent. 10
11 BAB III SIMPULAN Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnose dan pengobatan yang adekuat sangat dibutuhkan untuk penyembuhan maupun peningkatan kualitas hidup pasien. Perkembangan di bidang kesehatan juga sangat dibutuhkan, guna mendapatkan diagnose se-akurat dan efisien mungkin, pengobatan yang sebaik dan semurah mungkin dan mengurangi angka kesakitan dan kematian. Penatalaksanaan dan pengobatan ini harus terus berkembang dan menghasilkan outcome yang lebih ramah untuk segala golongan pasien. 11
12 DAFTAR PUSTAKA 1. Quitas, Alfonso Caroama, Mj, and Cortes, Jorge E. Chronic Myeloid Leukemia: Diagnosis & Treatment. Mayoclinicproceedings. 2006; 81(7): Drunker, Brian J. Translation of The Philadelphia Chromosome Into Theraphy for CML. Blood journal. 2008; 112: Kantarjian, Hagop M, Gules, Francis, Quintas, Alfonso, and Cortes, Jorge E. Important Therapeutic Targets in Chronic Myelogenous Leukemia. Aacrjournals. 2006; Steensma, David P. JAK2 V617F in Myeloid Disorders: Diagnostic Techniques and Their Clinical Utility. Journal of Molecular Diagnostics. 2006; 8: Edward Kavalerchik, Daniel Goff, Catriona H.M. Jamieson. Chronic Myeloid Leukemia Stem Cells. Journal of Clinical Oncology. 2008;
BAB 1 PENDAHULUAN. perifer dan hiperplasia mieloid di sumsum tulang. Leukemia granulositik kronik juga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Granulositik Kronik (LGK) adalah penyakit keganasan klonal sel induk hemopoetik yang menyebabkan peningkatan sel mieloid, eritroid, trombosit di darah perifer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Chronic myelogenous leukemia (CML) merupakan keganasan hematologi yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia, CML merupakan keganasan
Lebih terperinciLeukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Chronic Myelogenous Leukemia (CML) merupakan suatu. keganasan hematologi yang berupa kelainan klonal dari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Chronic Myelogenous Leukemia (CML) merupakan suatu keganasan hematologi yang berupa kelainan klonal dari sel hematopoietik, dan mempunyai karakteristik jumlah leukosit
Lebih terperinciKorelasi Mutasi JAK2 V617F dengan Keparahan Klinis pada Pasien Neoplasma Myeloproliferatif yang Memiliki Kromosom Philadelphia Negatif
LAPORAN AKHIR PENELITIAN Korelasi Mutasi JAK2 V617F dengan Keparahan Klinis pada Pasien Neoplasma Myeloproliferatif yang Memiliki Kromosom Philadelphia Negatif Penyusun Laporan : 1. dr. Santosa, SpPD 2.
Lebih terperinciRESPON HEMATOLOGI PASIEN LEUKEMIA MIELOID KRONIK YANG MENDAPAT PENGOBATAN TYROSINE KINASE INHIBITOR SELAMA SETAHUN DI RSUP SANGLAH DENPASAR
RESPON HEMATOLOGI PASIEN LEUKEMIA MIELOID KRONIK YANG MENDAPAT PENGOBATAN TYROSINE KINASE INHIBITOR SELAMA SETAHUN DI RSUP SANGLAH DENPASAR I Made Bagus Ambara Putra 1, Renny A Rena 2, Ketut Suega 2 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis mieloproliferatif. Pada penderita PV, terdapat produksi berlebih sel-sel darah akibat hipersensitifitas proses hematopoesis
Lebih terperinciLEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain
LEUKEMIA Keganasan sistem hemopoietik: transformasi maligna suatu progenitor/prekursor sel darah klon sel ganas proliferasi patologis (abnormal) & tidak terkendali menyebabkan: - pendesakan kegagalan sumsum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang mengalami transformasi dan ganas, menyebabkan supresi dan
Lebih terperincileukemia Kanker darah
leukemia Kanker darah Pendahuluan leukemia,asal kata dari bahasa yunani leukos-putih,haima-darah. leukemia terjadi ketika sel darah bersifat kanker yakni membelah tak terkontrol dan menggangu pembelahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Leukemia 1. Definisi Leukemia Leukemia dijelaskan oleh Vircochow sebagai darah putih, yang merupakan penyakit neoplastik dimana ditandai dengan adanya diferensiasi dan poliferasi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KLINIS PASIEN CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DENGAN TERAPI TYROSINE KINASE INHIBITOR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH ABSTRAK
KARAKTERISTIK KLINIS PASIEN CHRONIC MYELOID LEUKEMIA DENGAN TERAPI TYROSINE KINASE INHIBITOR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH Gabrielle A Kartawan 1, Ketut Suega 2, Renny A Rena 2 1 Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum HIV/AIDS HIV merupakan virus yang menyebabkan infeksi HIV (AIDSinfo, 2012). HIV termasuk famili Retroviridae dan memiliki genome single stranded RNA. Sejauh ini
Lebih terperinciEditor : Yayan Akhyar Israr. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.
Editor : Yayan Akhyar Israr Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2010 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang berasal dari sel punca. Secara garis besar leukemia dibagi berdasarkan penyakit(klinis) dan
Lebih terperinciBab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang yang beralamat di jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan Kerja atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan
BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan menurunnya atau penghambatan pertumbuhan karsinoma epidermoid
Lebih terperinciKEGANASAN HEMATOLOGI PADA ORANG DEWASA
KEGANASAN HEMATOLOGI PADA ORANG DEWASA Penyakit Mieloproliferatif Suatu penyakit kronik, akibat proliferasi clone sel sumsum tulang,sehingga peningkatan produksi satu atau lebih seri hematopoisis. Terdiri
Lebih terperinciPenyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN
Penyakit Leukimia TUGAS 1 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah Editor : LUPIYANAH G1C015041 D4 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang tumbuh secara terus-menerus dan tidak terkendali. Kasus kanker pada anak menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciBAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.
BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,
Lebih terperinciBAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI
1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko
Lebih terperinciPola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Kemas Ya kub Rahadiyanto 1, Phey Liana 1, Baity Indriani 1 1. Bagian Patologi Klinik, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beratnya komplikasi medis dan bahkan menyebabkan kematian. (1)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemoterapi pada pasien keganasan sering diiringi dengan anemia, netropenia, trombositopenia, atau gabungan dari beberapa kondisi tersebut. Komplikasi ini berkontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses di berbagai Negara. Saat ini penggunaan terapi stem cell menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penelitian mengenai Stem cell masih memasuki tahap proses di berbagai Negara. Saat ini penggunaan terapi stem cell menjadi terobosan baru dalam upaya pengobatan
Lebih terperinciBAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN
BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam
Lebih terperinciPendahuluan. Kelainan dan penyakit genetika. Kariotipe kromosom. Deteksi Mutasi DNA. Teknik pengecatan pada kromosom 5/25/2016
Pendahuluan Kelainan dan penyakit genetika Anas Tamsuri Penyakit atau kelainan yang terjadi pada materi genetik akan diturunkan pada turunannya Penyakit atau kelainan genetik terbagi 2 Kelainan kromosom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolon dan rektum merupakan salah satu kanker yang sering dijumpai baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis sporadik
Lebih terperinciKanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54
Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia sampel penelitian 47,2 tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Lebih terperinciLimfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi struktur hemoglobin yang menyebabkan fungsi eritrosit menjadi tidak normal dan berumur pendek.
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN. V. I. Kesimpulan. 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas
BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN V. I. Kesimpulan 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas dibandingkan dengan kelompok normal namun secara statistik tidak berbeda signifikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Leukimia Leukemia adalah golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel darah putih abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat menyebabkan kegagalan
Lebih terperinciLEUKEMIA KRONIK A. Pendahuluan
LEUKEMIA KRONIK A. Pendahuluan Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah. Leukimia merupakan penyakit kegananasan sel darah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA SEL BATANG HEMATOPOIETIC PADA LEUKEMIA MYELOGENOUS KRONIS DENGAN DAN TANPA TERAPI OBAT NURHAYATI MANSYUR
MODEL MATEMATIKA SEL BATANG HEMATOPOIETIC PADA LEUKEMIA MYELOGENOUS KRONIS DENGAN DAN TANPA TERAPI OBAT NURHAYATI MANSYUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Thalassemia adalah suatu penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak-anaknya secara resesif yang disebabkan karena kelainan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah individu. Eritrosit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Thalassemia adalah kelainan genetik bersifat autosomal resesif yang ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah individu. Eritrosit mengandung hemoglobin
Lebih terperinciBAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi
BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering
Lebih terperinciPatogenesis. Sel MM berinteraksi dengan sel stroma sumsum tulang dan protein matriks ekstraselular. Adhesion-mediated signaling & produksi sitokin
Patogenesis Sel MM berinteraksi dengan sel stroma sumsum tulang dan protein matriks ekstraselular Adhesion-mediated signaling & produksi sitokin Cytokine-mediated signaling pertumbuhan dan ketahanan sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen yang berfungsi dalam sistem transportasi pada tubuh hewan tingkat tinggi. Jaringan cair ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian cair yang disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polisitemia Vera 2.1.1 Sejarah Polisitemia vera pertama kali diperkenalkan pada tahun 1882 oleh Louis Henri Vaquez 20,21 kemudian diperjelas oleh William Osler (1849-1919) pada
Lebih terperinciAnemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya
Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang yang paling sering
Lebih terperinci: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar
Nama : Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus. Telah ditemukan lima kategori virus yang menjadi agen
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor
LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan kedua tersering pada keganasan daerah kepala leher di beberapa Negara Eropa (Chu dan Kim 2008). Rata-rata
Lebih terperinciPERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH. Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM
PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM Yang dibicarakan... Sitogenetika dasar Kromosom Terminologi Prinsip pemeriksaan Kelainan jumlah dan struktur Peran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker 2.1.1 Definisi kanker Kanker adalah penyakit yang perkembangannya didorong oleh serangkaian perubahan genetik yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan
Lebih terperinciMATURASI SEL LIMFOSIT
BAB 5 MATURASI SEL LIMFOSIT 5.1. PENDAHULUAN Sintesis antibodi atau imunoglobulin (Igs), dilakukan oleh sel B. Respon imun humoral terhadap antigen asing, digambarkan dengan tipe imunoglobulin yang diproduksi
Lebih terperinciSTEM CELL SEL PUNCA FIKES UMM
STEM CELL SEL PUNCA FIKES UMM History 1908 kata stem cell diperkenalkan oleh Alexander Maksimov 1981 isolasi stem cell pada embrio 1998 aplikasi sel punca untuk kloning 2007 nobel tentang sel punca dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Kariadi Semarang yang beralamat di jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Golongan darah sistem ABO yang selanjutnya disebut golongan darah merupakan salah satu indikator identitas seseorang. Pada orang hidup, golongan darah sering digunakan
Lebih terperinciTHALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010
THALASEMIA A. DEFINISI Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah
Lebih terperinciTERAPI GEN. oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD
TERAPI GEN oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD Pendahuluan Penyakit-penyakit metabolik bawaan biasanya akibat tidak adanya gen atau adanya kerusakan pada gen tertentu. Pengobatan yang paling radikal adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil
Lebih terperinciHepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis
Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak
Lebih terperinciMANIFESTASI KLINIS DAN GAMBARAN LABORATORIK LEUKEMIA MIELOID RONIK DI RSUP DR. KARIADI Periode 1 Januari Maret 2007 ARTIKEL
1 MANIFESTASI KLINIS DAN GAMBARAN LABORATORIK LEUKEMIA MIELOID RONIK DI RSUP DR. KARIADI Periode 1 Januari 2005-31 Maret 2007 ARTIKEL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retinoblastoma merupakan keganasan intraokular paling sering pada anak, yang timbul dari retinoblas immature pada perkembangan retina. Keganasan ini adalah keganasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai 85-90% adalah kanker ovarium epitel.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dan AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. AIDS didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e
BAB I PENDAHULUAN Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang berasal dari sel
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel nasofaring (Brennan, 2006). Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang relatif jarang ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan dan kematian pada anak. 1,2 Watson dan kawan-kawan (dkk) (2003) di Amerika Serikat mendapatkan
Lebih terperinciBAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur
BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis. 1 Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan sehubungan dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah tedapat 529.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas tertinggi di dunia, yaitu sebesar 1.590.000 kematian di tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat menyerang saluran pernafasan bagian atas maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi kesehatan dunia, WHO, baru-baru ini membunyikan tanda bahaya untuk mewaspadai serangan berbagai penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini, wabah penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari jaringan organ yang tidak mengalami diferensiasi membentuk .
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang sering terjadi berasal dari jaringan organ email yang tidak mengalami diferensiasi membentuk email. Prosentase ameloblastoma
Lebih terperinciMata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN
Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA DAYA TAHAN TUBUH MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN SESI 2 Dra. Susi Iravati, Apt., PhD 1 Stimuli terhadap manusia Stimuli endogenous (di dl dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel punca sendiri merupakan sel yang mampu mereplikasi dirinya dengan cara beregenerasi, mempertahankan, dan replacing akhir diferensiasi sel. (Perin, 2006). Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Di perkirakan setiap tahun 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CML (CHRONIC MYELOID LEUKIMIA) DIRUANG ASTER RSD dr. SOEBANDI JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CML (CHRONIC MYELOID LEUKIMIA) DIRUANG ASTER RSD dr. SOEBANDI JEMBER disusun guna memenuhi tugas Program Pendidikan Ners (PPN) Stase Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit ginekologi yang sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan (sel-sel kelenjar dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab kematian wanita nomor satu (14,7%) di seluruh dunia (Globocan-IARC, 2012). International Agency for Research
Lebih terperinciEtiology dan Faktor Resiko
Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas sistem imun sangat diperlukan sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap ancaman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan pada usus besar dan rektum. Gangguan replikasi DNA di dalam sel-sel usus yang diakibatkan oleh inflamasi kronik dapat meningkatkan
Lebih terperinciKejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Kejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Sri Ari Isnaini 1,2, Maria Tuntun 3 1 Program Studi Diploma IV Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum diketahui. Penyakit ini tidak mengancam jiwa, namun lesi kulit yang terjadi menimbulkan
Lebih terperinci