FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE)
|
|
- Susanti Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE) Jumirah Pendidikan Sosiologi FIS UNM ABSTRAK Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene dan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene. Hasil penelitian mengenai implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene menunjukkan bahwa implementasi kurikulum 2013 yaitu pelatihan guru mengenai kurikulum 2013, penyediaan buku siswa dan buku pegangan guru, penguatan manajemen dan budaya sekolah serta peran pemerintah dalam pengawasan dan evaluasi. Sedangkan faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene, yaitu minimnya sarana dan prasarana yang disediakan pihak sekolah, kurangnya pelatihan bagi guru mengenai kurikulum 2013, kurangnya perhatian orang tua siswa, kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta guru belum siap dan masih bingung dengan standar proses yang harus dipenuhi. Kata kunci: Faktor, Implementasi, Kurikulum 2013, Sosiologi ABSTRACT Implementation of this study aims to determine the implementation of the 2013 curriculum in the subjects of sociology at SMAN 2 Pangkajene and to determine the factors inhibiting the implementation of the curriculum in 2013 on the subjects of sociology at SMAN 2 Pangkajene. The results of the study on the implementation of the curriculum in 2013 at SMAN 2 Pangkajene shows that curriculum implementation in 2013 is training teachers on curriculum in 2013, provision of student books and teacher handbooks, strengthening school management and culture and the role of government in monitoring and evaluation. While the factors inhibiting the implementation of the curriculum in 2013 on the subjects of sociology at SMAN 2 Pangkajene, namely lack of infrastructure and facilities provided by the school, lack of training for teachers on curriculum in 2013, lack of attention of parents, lack of involvement of the student in the learning process and the teacher is not ready and still confused with the standard that must be met. Keywords: Factors, Implementation, Curriculum 2013, Sociology PENDAHULUAN Kurikulum sebagai media pembelajaran, memberikan makna terhadap proses belajar mengajar, sehingga timbul interaksi. Dari interaksi inilah yang akan mengantarkan pencapaian kompetensi. Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti sampai saat ini. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi perkembangan tuntutan dunia industri dan perkembangan Iptek yang akselerasinya sangat cepat. Tanpa adanya peningkatan kualitas dan penyeimbang, dalam dunia pendidikan akan Jumirah 48
2 terjebak pada situasi blunder yaitu munculnya keadaan dimana pendidikan justru menjadi beban masyarakat dan negara, akibat munculnya pengangguran dan pendidikan yang tidak produktif dan drilling (situasi yang cenderung sebatas menghafal dan mengajarkan hal yang tidak mendorong siswa produktif dan kreatif). Implementasi Kurikulum 2013 menuntut guru untuk lebih sabar, penuh perhatian dan pengertian, serta mempunyai kreativitas dan penuh dedikasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Kondisi demikian akan menimbulkan rasa persahabatan antara guru dan siswa, sehingga mereka tidak canggung untuk bertanya jika mereka ada kesulitan. Tidak sedikit siswa di sekolah canggung untuk bertanya jika tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh gurunya, kebanyakan siswa memilih diam walaupun tidak memahami penjelasan guru. Pengertian kurikulum memang sangat beragam, baik dalam arti luas maupun arti sempit. Menurut Sukmadinata dalam Rahman (2012:3) yang mengatakan kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan dan perbuatan pendidikan. Sedangkan menurut Hamalik (2013:16) kurikulum adalah sejumlah mata ajar yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan. B. Alberty dalam TIM pengembang MKDP (2012:2) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah sehingga kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan didalam kelas, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa diluar kelas. Lebih lanjut Saylor dan Alexander dalam Hamid (2012:15) menganggap kurikulum bukan sekedar mata pelajaran, melainkan termasuk proses pembelajaran dan usaha lain yang berkaitan dengan sekolah atau lembaga pendidikan. Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Sedangkan Tanner dan Tanner dalam Hidayat (2011:9) menyatakan bahwa Kurikulum adalah pengalaman belajar yang direncanakan, dibimbing dan dimaksudkan sebagai hasil belajar, dirumuskan melalui rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis yang dibimbing sekolah bagi kesinambungan perkembangan kompetensi sosial pembelajar (siswa). Menurut Furchan dkk (2005:2) upaya untuk meningkatkan apa yang dibelajarkan menuntut adanya kemampuan untuk menyusun suatu kurikulum yang relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, untuk itu kurikulum harus mampu mengakomodasikan semua informasi. Dari beberapa pengertian kurikulum yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sistem pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran dengan tujuan mencapai pendidikan tertentu. Setelah mengetahui pengertian kurikulum, maka dapat diberikan pengertian kurikulum Dalam dokumen kurikulum 2013 (Kemendikbud. 2012:3) memberikan pengertian bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang bertema kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran disuatu satuan atau jenjang pendidikan. Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan KTSP dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 didasari pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka. Pemerintah merancang untuk menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014. Kini kurikulum ini dilaksanakan dibeberapa lembaga pendidikan yang terpilih, namun realisasi dari pelaksanaan tersebut belum sepenuhnya karena ada beberapa faktor penghambat yang dihadapi guru sehingga menghambat dalam pelaksanaan kurikulum Demikian juga yang dihadapi oleh para guru bidang studi sosiologi, yang menghadapi berbagai faktor Jumirah 49
3 penghambat dalam penerapan atau implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Sosiologi. Sehubungan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 (Studi Kasus Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang akan menganalisa dan menggambarkan faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sosiologi berdasarkan fakta-fakta data dan informasi yang ditemukan oleh peneliti dalam bentuk studi kasus. Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 2 Pangkajene yang merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Pangkep. Untuk memperoleh data-data yang akurat, maka dalam pemilihan informan dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling. Adapun yang menjadi informan yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru bidang studi sosiologi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan semua data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk disederhanakan demi mengabstraksi data. Kemudian merangkai data hasil penelitian untuk disajikan dan terakhir memberikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kurikulum 2013 yang diajarkan disekolah bertujuan menggabungkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam keseharian sehingga siswa tidak hanya memiliki pengetahuan saja tetapi dibarengi oleh keterampilan dan sikap yang menjadi karakter mereka. Hasil penelitian mengenai implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene disajikan sebagai berikut: Pemerintah yang mencanangkan kurikulum 2013 melakukan serangkaian pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam suksesnya implementasi kurikulum perlu diberikan pembekalan yang cukup dalam bentuk pelatihan. Demikian pula dengan hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjabat sebagai guru bidang studi sosiologi SMA Negeri 2 Pangkajene bernama Marlina, S.Pd (37 Tahun), beliau menyatakan bahwa pernah mengikuti pelatihan mengenai kurikulum 2013 yang diadakan oleh pihak pemerintah. Pelatihan ini diadakan sebagai pembekalan dalam implementasi kurikulum 2013 yang diberlakukan disekolah tempat saya mengajar. Dalam penerapan atau implementasinya seorang guru harus berpatokan pada buku paket untuk siswa dan buku pegangan guru yang telah disediakan oleh pemerintah. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjabat sebagai Wakasek bidang Kurikulum SMA Negeri 2 Pangkajene bernama Arsyad, S.Pd (52 Tahun), beliau menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum 2013, seorang guru bidang studi atau mata pelajaran haruslah berpedoman dengan buku paket agar tujuan yang dicanangkan dalam kurikulum 2013 tercapai dengan maksimal. Penyediaan buku paket untuk siswa dan buku pegangan guru oleh pemerintah sebagai patokan bagi guru dalam proses pembelajaran. Kualitas buku yang disediakan sudah dijamin sesuai dengan isi atau bahan ajar yang yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 memang disambut positif oleh pihak sekolah. Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran. Kurikulum juga menentukan proses dan hasil Jumirah 50
4 pendidikan, maka dalam implementasi kurikulum 2013 dibutuhkan penguatan manajemen dalam dan budaya sekolah. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjabat sebagai guru bidang studi sosiologi SMA Negeri 2 Pangkajene bernama Masriani, S.Pd (44 Tahun), beliau menyatakan bahwa pengelolaan atau manajemen sekolah haruslah diperkuat atau dikembangkan dalam penerapan atau implementasi kurikulum Penerapan atau implementasi kurikulum 2013 tidak lepas dari peran pemerintah, baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Peran pemerintah untuk memperlancar implementasi kurikulum 2013 yaitu melakukan pengawasan dan evaluasi. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 2 Pangkajene bernama Firdaus A. Noor, S.Pd, M.Si (53 Tahun), beliau menyatakan bahwa dalam implementasinya, pemerintah akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap sekolah yang menerapkan kurikulum Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada subbab sebelumnya dapat diketahui implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene, meliputi pelatihan guru mengenai kurikulum 2013, penyediaan buku siswa dan buku pegangan guru, penguatan manajemen dan budaya sekolah dan peran pemerintah dalam pengawasan dan evaluasi.agar kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu (1) menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik, (2) menyukai apa yang diajarkan dan menyukai mengajar sebagai sebuah profesi, (3) memahami peserta didik, (4) menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar, (5) mengikuti perkembangan mutakhir, (6) menyiapkan proses pembelajaran, dan (7) menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dilaksanakan. Faktor-faktor penghambat dalam penerapan atau implementasi kurikulum 2013 yang dihadapi oleh SMA Negeri 2 Pangkajene, salah satunya minimnya sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene masih banyak menghadapi faktor-faktor penghambat seperti para guru bidang studi, terkhusus guru bidang studi Sosiologi hanya sekali saja memperoleh pelatihan mengenai penerapan atau implementasi kurikulum Kurangnya dukungan dari orang tua yang merupakan salah satu faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 ini, terlihat dari sikap malas siswa dalam mencari tahu materi pelajaran yang dapat dijadikan tambahan dalam memamahi materi pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah. Kurangnya perhatian dari orang tua siswa membuat siswa menjadi mals-malasan sehingga menjadi faktor penghambat kurikulum Padahal dalam kurikulum 2013, dituntut siswa yang produktif, kreatif dan inovatif terutama dalam memahami pelajaran yang diberikan disekolah dan menerapkannya pada lingkungan sekitarnya. Dalam kurikulum ini lebih menekankan pada perilaku atau nilai karakter siswa, siswa tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan secara verbal tetapi siswa memperoleh yang arahnya kepada sikap, dan keterampilan sehingga siswa itu harus mencari tahu dan tidak hanya dicekoki seperti pembelajaran pada kurikulum sebelumnya. Salah satu hambatan yang dihadapi yaitu, masih adanya siswa yang kurang aktif walaupun guru telah mempergunakan metode yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif bertanya. Dalam penerapan Implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene nampak belum optimal karena penerapan atau implementasi kurikulum 2013 ini membuat pihak sekolah, terkhusus para guru bidang studi menjadi bingung akan metode pembelajaran yang akan digunakannya agar pada akhirnya, hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan kurikulum Kebingungan para guru ini disebabkan karena dalam standar proses kurikulum 2013 meliputi, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi serta dari ketiga tersebut ditambah mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Jumirah 51
5 Pemberlakuan kurikulum 2013 diwarnai oleh minimnya langkah-langkah sosialisasi sehingga pada kenyataannya dilapangan ketika diterapkan atau dalam implementasinya masih banyak guru yang belum paham, bahkan dibuatnya bingung dalam proses pembelajaran. Begitupula dengan hasil penelitian mengenai faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene yang diketahui bahwa kurangnya pelatihan untuk mensosialisasikan kurikulum 2013 sehingga para guru menjadi kurang memahami tata pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran. Hal ini sesui dengan pendapat Sukmadinata (1997:157), Hambatan utama dalam kurikulum di sekolah terletak pada guru, diantaranya karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan diri sendiri. PENUTUP a) Penelitian mengenai implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene menunjukkan bahwa implmentasi kurikulum 2013 yaitu pelatihan guru mengenai kurikulum 2013, penyediaan buku siswa dan buku pegangan guru, penguatan manajemen dan budaya sekolah serta peran pemerintah dalam pengawasan dan evaluasi. b) Faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene, yaitu minimnya sarana dan prasarana yang disediakan pihak sekolah, kurangnya pelatihan bagi guru mengenai kurikulum 2013, kurangnya perhatian orang tua siswa, kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta guru belum siap dan masih bingung dengan standar proses yang harus dipenuhi.c) Penerapan kurikulum 2013 tidak harus dipatok oleh target waktu tahun, jika seluruh perangkat dan komponen-komponen pelaksanaan kurikulum 2013 belum siap, tidak menjadi masalah jika pelaksanaannya harus mundur hingga unsur pendukungnya sudah siap. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Drajat, Zakiyah Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Furchan, Arif, Muhaimin, Agus Maimun Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hamid, Hamdani Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hidayat, Rakhmat Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Dokumen Kurikulum Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Muhajir, Noeng Metode Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sasaran Rahman, Mohammad Kurikulum Berkarakter (refleksi dan proposal terhadap KBK dan KTSP). Jakarta: Prestasi Pustaka Sukmadinata, Nana Syaodih Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya Jumirah 52
ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI
ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI Febry Fahreza 1) 1) Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Bina Bangsa Meulaboh email: fahrezza25@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Lebih terperinciPERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KOTA SOLO
PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KOTA SOLO Amalia Emiliana Suryani, Atik Catur Budiarti, Siany Indria Liestyasari Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas
Lebih terperinciARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.
HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015)
JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015) ISSN: 2460-3481 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SE-KOTA JAYAPURA TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciPERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI
PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI Ira Kusuma Wardani Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan proses pendidikan yang diorganisasikan secara formal berdasarkan struktur hierarkis dan kronologis, dari jenjang
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan alasan, bahwa dalam penelitian
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO
ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO Pramono 1), Nurul Afifah 2) dan Ria Karno 3) 1 Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan, karena manusia tidak bisa menjalankan kehidupannya secara normal tanpa memiliki pendidikan. Dengan pendidikan, maka manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan selalu mengacu pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dalam sistem pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru-guru pada semua jenjang pendidikan, yang setiap harinya bersama-sama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar dan menengah tidak saja dikeluhkan oleh masyarakat, orang tua siswa, tetapi dikeluhkan juga oleh guru-guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah satu satuan pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN Delvia Puspita Sari 1, Gusnetti 2, Syofiani 2. Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif ini merupakan suatu cara
Lebih terperinciJPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 33-43 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN BANJARMASIN
Lebih terperinciPERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU
PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU Suwondo, Mariani Natalina L. dan Vivi Triska Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI
Lebih terperinciOleh: Haris Ali Murfi (A )
IMPLEMENTASI KURIKULU UM 2013 OLEH GURUU AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciKESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL
KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mata pelajaran produktif adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan kompetensi yang diambil oleh siswa di SMK. Mata pelajaran ini biasanya harus benar-benar
Lebih terperinciTINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Pendidikan Biologi Diajukan Oleh : Nopiana
Lebih terperinciTHE FACTOR THAT INFLUENCES APPLICATION OF LEARNING IN THE KINDERGARDEN OF MARPOYAN DAMAI SUBDISTRICT IN PEKANBARU
THE FACTOR THAT INFLUENCES APPLICATION OF LEARNING IN THE KINDERGARDEN OF MARPOYAN DAMAI SUBDISTRICT IN PEKANBARU Novrianti Rahayu 1, Wilson 2, Enda Puspitasari 3 ABSTRACT The background of the research
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,
SURVEI PEMAHAMAN GURU TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA NEGERI SE KECAMATAN LAMONGAN (Studi Pada Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Lebih terperinciKINERJA GURU DITINJAU DARI ASPEK PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMAN 5 PADANG ARTIKEL ILMIAH
KINERJA GURU DITINJAU DARI ASPEK PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMAN 5 PADANG ARTIKEL ILMIAH Oleh: ADE IRMAYUNI SYAH 08 / 05688 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Lebih terperinciKeywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kartika Pratama
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pendidikan di Indonesia selain dilakukan di lembagalembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembangunan yang ada di Indonesia. Pendidikan ini diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dengan melakukan perubahan kurikulum. UU No. 20 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan zaman telah membawa konsekuensi pada munculnya berbagai permasalahan sosial, untuk dapat beradaptasi menyikapi perubahan dan mengatasi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta perkembangan zaman sangat begitu cepat, bahkan cenderung tidak terkendali. Perkembangan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang
Lebih terperinciKepercayaan Diri Mahasiswa PGMI... Mata Kuliah Matematika. Yunita Wildaniati
107 Kepercayaan Diri Mahasiswa PGMI Terhadap Mata Kuliah Matematika Yunita Wildaniati * Abstract Mathematics as one of the basic science plays an important role in accelerating mastery of technology science.
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H
KESIAPAN SMP NEGERI 3 KARANG BARU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan Oleh : ULFATUL HASANAH Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan/Prodi
Lebih terperinciPenggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII
JPK 3 (2) (2017): 143-148 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk menjamin. prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
Lebih terperinciKESIAPAN SMK NEGERI 5 SURABAYA DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013
Kesiapan SMK Negeri 5 Surabaya KESIAPAN SMK NEGERI 5 SURABAYA DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 Chafidz Ghozali S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: Chafidz@ymail.com
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126
NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : SRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan
Lebih terperinciSTUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh
1 STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL Oleh INDAH PERMATA SARI NAZARUDDIN WAHAB ROCHMIYATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperincipembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG
PENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG Novri Yanti 1 Liza Husnita, M.Pd 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
UPAYA GURU DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN SISWA DI SMA NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Ince Deriansyah Syam Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Arum Rahma Shofiya
Lebih terperinciKata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1
Penerapan Pendekatan Saintifik...(Mega Selvira Paut) 511 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH TO STUDENTS GRADE IV
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pauline V. Young dalam Scientific Social Survey and Research mengemukakan tujuan penelitian kependidikan seperti yang dikutip oleh Hartono, yaitu Menemukan faktafakta
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Suzana 1), Gusmaweti 2), Erwinsyah Satria 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DENGAN MODEL LEARNING STARTS WITH A QUESTION DI SD NEGERI 33 KANDANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG 1) Mey Elvira, 2) Eman Har, 1) Erwinsyah Satria
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Danim, Sudarman (2002), Inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik. Dalam proses pendidikan,
Lebih terperinciImplementasi Kurikulum 2013 Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang
Implementasi Kurikulum 2013 Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang Dian Tatim Mussolikhah Ery Tri Djatmika I Nyoman Suputra Program Studi Pendidikan Administrasi
Lebih terperinciEconomic Education Analysis Journal
EEAJ 3 (3) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SISWA KELAS X IPA DI SMA NEGERI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh
Lebih terperinciJurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian
Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (114 dari 224) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian PEMANFAATAN PANTAI AYAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI KELAS X MATERI POKOK HIDROSFER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari metode-metode
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari metode-metode dalam penelitian. 34 Dalam penelitian, metode penelitian sangat penting. Sebab dengan menggunakan metode yang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Oleh : KARTIKA MEGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang dimaksud adalah peserta didik sebagai ouput pendidikan. Dengan SDM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. analisis data, akhirnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: XII, namun pihak sekolah setiap saat tetap mengkaji berbagai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil informasi dan temuan yang telah penulis sajikan di atas, baik berasal dari data-data literatur yang terkait dengan penelitian ini, maupun data-data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
ARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DI KELAS III SDN 29 GANTING KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh DESMARITA
Lebih terperinciPROCEEDINGS Seminar Nasional Ikatan Alumni (IKA) Universitas Negeri Yogyakarta MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013: SEBUAH HARAPAN DAN TANTANGAN
PROCEEDINGS Seminar Nasional Ikatan Alumni (IKA) Universitas Negeri Yogyakarta MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013: SEBUAH HARAPAN DAN TANTANGAN Cetakan I, 2013 Tim Penyusun Drs. Sardiman AM, M.Pd.,
Lebih terperinciJournal of Physical Education and Sports
JPES 4 (2) (2015) Journal of Physical Education and Sports http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang mendorong para peserta didik untuk mendapatkan prestasi terbaik. Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.
PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG PEMBELAJARAN TERPADU PADA KURIKULUM 2013 JURNAL. Oleh MARYENI ROCHMIYATI SASMIATI
1 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG PEMBELAJARAN TERPADU PADA KURIKULUM 2013 JURNAL Oleh MARYENI ROCHMIYATI SASMIATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan
Lebih terperinciPENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL
PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh
Lebih terperinciAisyah Nasution. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Gunung Leuser Kutacane
1-6 PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DI SMP NEGERI 2 MEDAN Dosen Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains, yaitu melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan pengaruh secara langsung dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Realitas pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Seyegan adalah sebagai berikut. Pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Seyegan dilaksanakan dengan tujuan untuk memahamkan
Lebih terperinciAminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:
Lebih terperinciPROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI ABSTRAK
PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI Dina Febriani 1*, Ahmad Syai 1, Lindawati 1 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Menurut Mulyasa (2013:2), perubahan itu menyangkut perubahan masyarakat
Lebih terperinciDiajukan Oleh : AGUSTINA RIZKI WULANSARI A
ANALISIS KESIAPAN GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Disusun sebagai syarat menyelesaikan Program Strata I pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Lebih terperinciBioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
ANALISIS KESESUAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TUJUAN PEMBELAJARAN DI SMAN MOJOKERTO ANALYSIS OF SUITABILITY OF SCIENTIFIC APPROACH LEARNING WITH LEARNING OBJECTIVE IN STATE SENIOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pentingnya kualitas pendidikan bagi pembangunan bangsa di masa datang. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi bergulir pada satu dekade lalu, semakin disadari pentingnya kualitas pendidikan bagi pembangunan bangsa di masa datang. Dalam hal ini, pendidikan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/elektro 53 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK
Lebih terperinciKeywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X-2 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015/2016 Dina Ema Mayasari, AY Djoko Darmono, Siti
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and
BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU Irene Zebue SMP Negri 5 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: This study aims to determine the application of inquiry learning
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan sumber daya manusia berkualitas dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER
PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu terstruktur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di dunia semakin maju dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a Wahyu Deny Putra b Jurusan Politik dan Kewarganegaran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Indonesia Abstrak
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Implementasi Kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MEDIA SORTIR KARTU SISWA KELAS VII
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MEDIA SORTIR KARTU SISWA KELAS VII.2 MADRASAH TSANAWIYAH MIFTAHUL ULLUM TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR Oleh Janatun Naim Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : Jannaim21@yahoo.com
Lebih terperinci