Yusuf Nugraha RECOMMENDATION : BUY. 31 Mei 2015 Company Update

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Yusuf Nugraha RECOMMENDATION : BUY. 31 Mei 2015 Company Update"

Transkripsi

1 31 Mei 2015 Company Update RECOMMENDATION : BUY Current Price Rp 269 Target Price (12 months), set on Rp Mei 2015 Up/down side (+/-) 5.6 % Stock Information Reuters Code PNBS.JK No. of shares (mn) 9, Market Cap. (Rp) 2,511,404 T 52wk High wk Low 118 Beta (Reuters) 0 Shareholders PT Bank Panin Tbk : % Dubai Islamic Bank : % Masyarakat/Public : % Key Financial (2015 E) ROA (%) 1.19 ROE (%) 10.7 Book Value/ share (IDR) 129 PE (x) PBV (x) 2.19 Historical Chart PT BANK PANIN SYARIAH TBK (PNBS.JK) Bank Panin Syariah, PNBS didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. PNBS memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 02 Desember PT Bank Panin Syariah Tbk, (PNBS) sebuah unit dari bank terbesar ke tujuh di Indonesia, telah menggalang Rp 475 miliar dari penawaran saham perdana ke publik, menjadikannya bank syariah pertama yang terdaftar di bursa saham. Dana dari penawaran saham perdana atau IPO itu akan digunakan untuk memperluas pinjaman untuk usaha-usaha kecil dan menengah (UKM) dan menggandakan jaringan kantor-kantor cabang, yang sekarang terdiri dari 10 cabang. Dari penduduk Indonesia yang mencapai 247 juta, para pemain industri memperkirakan hanya seperlima populasi yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal. Bank Indonesia memperkirakan aset bank-bank syariah akan tumbuh antara 19 dan 29 persen tahun ini, menurun dari 32 persen pada 2013 karena melemahnya rupiah dan tekanan terhadap ekonomi akibat defisit-defisit eksternal. Meski memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, pasar keuangan syariah di Indonesia masih tertinggal dibanding Malaysia. Peminjam dari bank syariah di Indonesia hanya mencapai 4,8 persen dari aset-aset perbankan total dibandingkan dengan lebih dari 20 persen di Malaysia. Ada 11 bank syariah di Indonesia dengan aset total sebesar Rp 229,5 triliun pada Oktober 2013, dibandingkan dengan 120 bank-bank konvensional dengan aset mencapai Rp triliun, menurut data terakhir dari bank sentral. Panin Syariah merupakan unit dari PT Bank Pan Indonesia, yang memiliki 51 persen saham bank tersebut setelah IPO. Laba Bank Panin Syariah 2014 meningkat 272,8%... PT Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) berhasil membukukan laba tahun berjalan sepanjang 2014 mencapai Rp 96,9 miliar. PNBS mengalami lonjakan pertumbuhan laba sebesar 272,8% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 25,9 miliar. Pendapatan dari penyaluran dana PNBS mencapai Rp 525 miliar pada tahun ini, meningkat dari tahun lalu Rp 273,8 miliar. Modal inti yang dimiliki PNBS hingga Desember 2014 mencapai Rp 1 triliun, melonjak dari sebelumnya yang hanya Rp 515 miliar. Non Performing Financing (NPF) gross dan net tercatat masing-masing 0,53% dan 0,29% dari tahun sebelumnya yang tercatat 1,02% dan 0,77%. Net interest margin PNBS berada di level 5,88%, sedangkan untuk rasio kecukupan modal (CAR) pada akhir tahun lalu mencapai 25,69%. Pada tahun lalu, rasio pembiayaan terhadap pendanaan (LDR) berada di level 94,04% dari tahun sebelumnya 90,40%. Return on assets (ROA) 1,99%, return on equity (ROE) 7,66% dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 68,47%. Valuasi Kami yakin sektor Jasa perbankan mempunyai peluang pasar yang masih terbuka untuk tumbuh, seiring rencana BI bersama dengan OJK untuk mencapai tingkat penetrasi Perbankan Syariah sebesar 15% pada tahun Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan mensyaratkan bahwa pada tahun tersebut setiap bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melakukan spin off unit usaha syariah yang dikelolanya menjadi entitas bisnis yang berdiri sendiri. Sikap optimistik ini telah didukung dengan dicanangkannya Indonesia sebagai kiblat perbankan syariah global oleh Bank Indonesia. Peluang ini berdampak sangat positif bagi segmen usaha PNBS, sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha PNBS. PNBS diperdagangkan pada PE 15 = 20.57x dan PBV 15 = 2.19x. Harga objektif yang kami tetapkan : Rp 284 dengan metode DCF, dengan WACC = 7.53 %, dan long term growth : 3%. Source : Yahoo Finance, Estimasi Riset Anugerah Sentra Yusuf Nugraha Analyst Research Investment Telp (021) ext 117 Fax (021)

2 2 Industri dan Prospek Usaha Indonesia telah berhasil melalui periode pelaksanaan Pemilu legislatif dan eksekutif yang diadakan setiap lima tahun sekali dengan lancar dan damai. Hasil ini tentunya telah kembali memberikan pandangan positif dari pelaku pasar terhadap iklim usaha di tanah air. Di sisi lain, pemerintahan baru telah membuka kesempatan bagi para investor asing dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih memudahkan pelaku usaha dari manca negara asing dalam menanamkan investasinya di Indonesia. Hal ini diyakini akan mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia ke depannya. Berdasarkan hal itu, sebagian pengamat telah memprediksikan bahwa kinerja ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 berkisar pada angka 5,4% sampai dengan 5,8%. Pandangan ini sejalan dengan agenda optimis dari Pemerintah baru yang menargetkan laju pertumbuhan ekonomi di kisaran 7% dalam beberapa tahun ke depan. Pandangan ini juga didukung oleh banyak faktor, termasuk keberadaan Indonesia dengan lokasi strategis dan merupakan salah satu negara terkaya dalam hal ketersediaan sumber daya alam serta basis ekonomi yang kuat seperti besarnya populasi penduduk. Sementara itu, kami telah melihat adanya sinyal dukungan yang lebih besar terhadap Perbankan Syariah. Termasuk diantaranya adalah rencana BI bersama dengan OJK untuk mencapai tingkat penetrasi Perbankan Syariah sebesar 15% pada tahun Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan mensyaratkan bahwa pada tahun tersebut setiap bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melakukan spin off unit usaha syariah yang dikelolanya menjadi entitas bisnis yang berdiri sendiri. Sikap optimistik ini telah didukung dengan dicanangkannya Indonesia sebagai kiblat perbankan syariah global oleh Bank Indonesia. Pertumbuhan Perbankan Syariah ke depannya masih sangat menjanjikan melihat porsi aset perbankan syariah dalam perbankan nasional baru mencapai 4,9% di akhir tahun Seperti yang tercatat dalam Statistika Perbankan Syariah bulan Desember 2014, di Indonesia saat ini terdapat 12 Bank Umum Syariah (BUS) dengan unit kantor, 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan 320 unit kantor, serta 163 BPRS dengan 439 unit kantor. Sehingga total jaringan kantor di industri perbankan syariah pada periode tersebut adalah sejumlah (dua ribu sembilan ratus sepuluh ribu rupiah) unit. Dengan melihat beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah bersama Bank Indonesia serta setelah mencermati ketertarikan maupun kesadaran masyarakat terhadap perbankan syariah, sektor ini diyakini akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan perekonomian yang diprediksikan juga akan semakin membaik di tahun-tahun mendatang. Perkembangan yang telah dicapai oleh perbankan syariah juga telah mendapat tempat tersendiri dari masyarakat dan bahkan oleh sebagian kalangan dianggap sebagai beyond banking, yaitu suatu sistem perbankan yang menawarkan kerjasama antara bank dengan masyarakat yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dengan keunggulan kompetitif dengan produk dan skema yang beragam, transparan, kompeten dalam keuangan dan beretika, yang didukung oleh teknologi informasi yang selalu up to date dan user friendly, serta adanya ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Melihat masih besarnya peluang tersebut, Panin Bank Syariah akan terus berupaya meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan usahanya dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai utama yang dalam hal ini adalah prinsip-prinsip syariah. Panin Bank Syariah juga senantiasa menganalisa perkembangan yang terjadi di pasar di tengah perubahan pasar regional dan global dalam rangka menangkap peluang-peluang yang ada di samping mengantisipasi setiap tantangan yang berpotensi menghambat pengembangan bisnis. Panin Bank Syariah juga terus meningkatkan ketahanannya melalui tata kelola perusahan yang baik termasuk menguatkan implementasi manajemen risiko dan pengendalian internal, dan telah menetapkan rencana untuk memperbesar jaringan sebagai upaya untuk lebih menjangkau nasabah, serta terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan yang diberikan. Pasar Di tahun 2014, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat hingga ke level terendah sejak 2009 di mana PDB (Produk Domestik Bruto) tumbuh 5% setelah secara bertahap mengalami penurunan dari kisaran di atas 6%. Hal ini terutama disebabkan belum pulihnya perekonomian global yang kini mulai dirasakan imbasnya di negara-negara yang dalam beberapa tahun sebelumnya telah membukukan kinerja sangat positif, termasuk Indonesia. Salah satu isu saat ini yang bisa memberikan dampak lebih buruk lagi adalah rencana bank sentral Amerika untuk melakukan tapering, di mana isu ini telah memicu penarikan modal secara masif dari negara-negara berkembang. Langkah Bank Indonesia untuk mengatasi isu tersebut dan memperkuat fondasi ekonomi dengan menjaga suku bunga acuan pada level 7,75% menyusul kenaikan yang dilakukan secara agresif di tahun sebelumnya telah mengakibatkan terpengaruhnya iklim usaha di negeri ini. Di samping itu, penurunan nilai rupiah yang disebabkan oleh melemahnya ekspor turut memberikan tekanan terhadap sejumlah besar sektor industri. Situasi terasa semakin sulit dengan diberlakukannya kebijakan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi subsidi BBM. Dalam jangka panjang kebijakan ini memang sangat strategis karena bertujuan untuk memberikan jaminan fasilitas publik yang lebih baik dan mempercepat pembangunan infrastruktur, namun dampak jangka pendeknya berupa inflasi yang sempat melonjak mencapai 8,4% cukup memberatkan sebagian besar masyarakat terutama yang berpengasilan rendah, sehingga secara langsung mempengaruhi tingkat daya beli. Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh pelaksanaan Pemilu yang dilaksanakan di tahun ini. Meskipun bisa dikatakan berjalan dengan cukup lancar, pergantian tampuk kepemimpinan nasional ini telah menyebabkan beberapa pelaku pasar global maupun lokal yang beroperasi di Indonesia untuk menunda rencana ekspansi bisnis strategis dan lebih bersikap mengambil posisi menunggu hasil Pemilu serta perkembangan yang terjadi. Di dalam situasi seperti itu, kinerja industri perbankan nasional di tahun 2014 menjadi sangat dibayangi oleh risiko likuiditas dan risiko kredit. Di sisi lain, biaya perolehan dana menjadi semakin besar seiring dengan meningkatnya suku bunga simpanan. Tren tersebut bisa terlihat dari beberapa indikator kinerja utama. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) bank umum sampai dengan akhir tahun 2014 meningkat menjadi 89,42% dibandingkan 89,7% pada akhir tahun Sementara itu, rasio kredit bermasalah bruto (Gross Non Performing Loan/NPL) naik menjadi 1,74% pada akhir tahun 2014 dari sebelumnya 1,48% meskipun masih tetap terjaga secara baik di bawah batas ketetapan BI yakni maksimum 5%.

3 3 Pemberian pembiayaan tumbuh 11,58% (year on year) menjadi Rp triliun dari sebelumnya Rp triliun pada akhir tahun Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp triliun, dari sebelumnya Rp triliun atau tumbuh sebesar 12,29%, dari sebelumnya mencapai 13,6% (year on year). Adapun komposisi dana dengan biaya murah seperti tabungan dan giro tumbuh masingmasing sebesar 5,92% dan 5,05% pada tahun 2014, melambat dibandingkan yang tercatat di tahun sebelumnya. Meskipun melambat, kondisi ini justru memberikan peluang bagi bank-bank yang memiliki CAR cukup tinggi untuk melakukan ekspansi secara selektif dan memperkuat posisi mereka di pasar di saat para bank lain berupaya melakukan konsolidasi. Perbankan Syariah Industri perbankan syariah tidak terlepas dari dampak situasi perekonomian makro tersebut. Tingkat pertumbuhan aset syariah mencapai 12,41%, lebih lambat dari yang tercatat di tahun sebelumnya yakni 24,23%. Sedangkan tingkat pembiayaan tumbuh sebesar 8,26% dibandingkan dengan 24,82% di tahun sebelumnya. Sementara itu pembiayaan bermasalah (NPF) meningkat cukup signifikan dari 2,62% di tahun 2013, menjadi 4,33% di tahun Begitu juga rasio rentabilitas lainnya seperti ROA dan ROE, secara year on year mengalami penurunan yaitu dari masing-masing sebesar 2,00% dan 17,24% menjadi 0,80% dan 5,85%. Target dan Hasil Sampai dengan akhir 2014 total aset Panin Bank Syariah mencapai Rp 6,20 triliun, tumbuh 53,08% atau setara dengan nilai Rp 2,15 triliun dibandingkan dengan total aset yang tercatat di akhir tahun 2013 senilai Rp 4,05 triliun. Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya Piutang Qard, Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah. Pembiayaan Bersih dengan akad Mudharabah dan Musyarakah mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 29,60% dan 370,85%. Sementara itu, Piutang Murabahah tercatat mencapai Rp 617 miliar di tahun Sampai dengan akhir tahun 2014 portofolio pembiayaan Panin Bank Syariah secara keseluruhan tumbuh sebesar 83% menjadi Rp 4,73 triliun atau bertambah sebesar Rp 2,15 triliun bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2013 sebesar Rp 2,58 triliun. Di sepanjang tahun 2014, pembiayaan Mudharabah bersih mengalami peningkatan sebesar Rp 195,15 miliar atau sebesar 29,60% dari Rp 659 miliar pada 31 Desember 2013 menjadi Rp 854 miliar pada 31 Desember 2014 dan pembiayaan Musyarakah bersih mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu sebesar 371% pada akhir tahun 2014 dengan total pembiayaan sebesar Rp 3,25 triliun, tumbuh sebesar Rp 2,56 triliun dari Rp 690 miliar pada akhir tahun 2013, sedangkan Piutang Murabahah bersih sebesar Rp 615 miliar atau sebesar 49,8% dari Rp 1,23 triliun di akhir tahun 2013 menjadi Rp 617,33 miliar di akhir tahun Panin Bank Syariah juga senantiasa berupaya untuk mengimbangi pertumbuhan pembiayaan dengan menjaga kualitas pembiayaan yang disalurkan. Hasilnya tercermin dari perbaikan tingkat kredit bermasalah yang lebih rendah dibandingkan dengan akhir tahun 2013, di mana di akhir tahun 2014 rasio NPF gross tercatat sebesar 0,53% sedangkan NPF net sebesar 0,29%. Hal ini sebagai bukti atas penerapan aspek prudent yang baik di semua level atas kebijakan dari manajemen berkaitan dengan penyaluran pembiayaan. Jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun selama tahun 2014 mencapai Rp 5,07 triliun, meningkat secara cukup signifikan yakni sebesar 76,8% atau Rp 2,20 triliun dari Rp 2,87 triliun pada akhir Porsi kenaikan dana pihak ketiga disumbangkan oleh giro yang meningkat sebesar Rp 286 miliar atau 260% dari posisi akhir tahun 2013 sebesar Rp 109 miliar menjadi sebesar Rp 396 miliar pada akhir tahun Peningkatan tersebut selaras dengan produk tabungan yang tumbuh sebesar Rp 174 miliar atau 53% dari Rp 329 miliar pada akhir 2013 menjadi sebesar Rp 504 miliar pada akhir Kontributor lain terhadap peningkatan Dana Pihak Ketiga adalah Produk Deposito yang mencapai Rp 4,17 triliun, atau tumbuh signifikan sebesar Rp 1,74 triliun atau 71,8% dari sebelumnya Rp 2,43 triliun pada akhir tahun Technical Side Memasuki awal tahun 2015, saham PNBS bergerak cukup moderat sejalan dengan pergerakan IHSG. Periode Januari s/d April 2015, harga saham mengalami konsolidasi dengan range Hal ini mungkin disebabkan animo pasar menanggapi optimisme terhadap kinerja keuangan PNBS sampai akhir tahun Pergerakan harga saham PNBS selama bulan Januari - April melonjak dengan harga tertinggi 275, dan mengalami konsolidasi, dengan range harga Source : Chartnexus

4 4 Valuasi Periode bulan Januari - April 2015, harga saham PNBS mengalami peningkatan dari level Rp 181 ke level Rp 275 (MoM) atau naik + Rp 94. Kenaikan ini (versus IHSG) mempengaruhi risk & return PNBS dalam hal Beta (β). Sejalan dengan kenaikan harga saham PNBS di bursa sebesar %, dan dengan Beta (β) WSKT = 0, harga objektif PNBS kami upgrade dari Rp 284 menjadi Rp 378 (konservatif). Valuasi PNBS diperdagangkan pada PE 15 = 20.57x dan PBV 15 = 2.19x. Harga objektif yang kami tetapkan: Rp 284 dengan metode DCF, dengan WACC = 7.53 %, dan long term growth: 3%.

5 5

6 6 Disclaimers: THIS REPORT IS FOR INTERNAL/OUR CLIENT USE ONLY, NOT COMMERCIAL RESEARCH REPORT. This report is not a solicitation or an offer to buy or sell any securities/ stocks. The information and commentaries are also not meant to be endorsements or offerings of any securities, stocks or other investment product. This report has been prepared without regard to the individual financial circumstances, needs or objective of persons who receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor s individual circumstances and objectives and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation. PT Anugerah Sentra Investama does not otherwise guarantee or provide assurance in respect of the obligations of any investment entities. This research has been prepared for the general use of the wholesale clients of PT Anugerah Sentra Investama and must not be copied, either in whole or in part, or distributed to any other person. Before making an investment decision on the basis of this research, the reader needs to consider, with or without the assistance of an adviser, whether the advice is appropriate in light of their particular investment needs, objectives and financial circumstances. There are risks involved in securities trading. The price of securities can and does fluctuate, and an individual security may even become valueless. Our investors are reminded of the additional risks inherent in local and international investments, such as currency fluctuations and international stock market or economic conditions, which may adversely affect the value of the investment. This research is based on information obtained from sources believed to be reliable but we do not make any representation or warranty that it is accurate, complete or up to date. We accept no obligation to correct or update the information or opinions in it. Opinions expressed are subject to change without notice. Research Team of PT Anugerah Sentra Investama Ruko Cempaka Mas Blok M1, No 48 Lantai 2, Jl. Letjend Suprapto Cempaka Putih Telp: Fax , Jakarta, 10640

Yusuf Nugraha. Update PT PERUSAHAAN. 8 Mei 2015 Company. Current Price. Rp Rp on 8 Mei 2015 Up/down side (+/-)

Yusuf Nugraha. Update PT PERUSAHAAN. 8 Mei 2015 Company. Current Price. Rp Rp on 8 Mei 2015 Up/down side (+/-) RECOMMENDATION : BUY Current Price Target Price (12 months), set on 8 Mei 2015 Up/down side (+/-) Stock Information Reuters Code No. of shares (mn) Market Cap. (Rp) 52wk High 52wk Low Beta (Reuters) Shareholders

Lebih terperinci

RECOMMENDATION : BUY. 8 Mei 2015 Company Update. Current Price Rp 100 Target Price (12 months), set Rp 101 on 8 Mei 2015 Up/down side (+/-) 1%

RECOMMENDATION : BUY. 8 Mei 2015 Company Update. Current Price Rp 100 Target Price (12 months), set Rp 101 on 8 Mei 2015 Up/down side (+/-) 1% 8 Mei 2015 Company Update RECOMMENDATION : BUY Current Price Rp 100 Target Price (12 months), set Rp 101 on 8 Mei 2015 Up/down side (+/-) 1% Stock Information Reuters Code BKSL.JK No. of shares (mn) 31,396.90

Lebih terperinci

PT DWI ANEKA JAYA KEMASINDO TBK (DAJK.JK) RECOMMENDATION :

PT DWI ANEKA JAYA KEMASINDO TBK (DAJK.JK) RECOMMENDATION : 31 Maret 2015 Company Update RECOMMENDATION : Current Price Rp 740 Target Price (12 months), set Rp 930 on 31 Maret 2015 Up/down side (+/-) + 25.7 % Stock Information Reuters Code DAJK.JK No. of shares

Lebih terperinci

PT HANSON INTERNATIONAL TBK (MYRX.JK)

PT HANSON INTERNATIONAL TBK (MYRX.JK) 31 Maret 2015 Company Update RECOMMENDATION : Current Price Rp 770 Target Price (12 months), set Rp 885 on 31 Maret 2015 Up/down side (+/-) + 14.9 % Stock Information Reuters Code MYRX.JK No. of shares

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010 TINJAUAN EKONOMI Januari 2 Cadangan Devisa Sumber : Bank Indonesia dan Data Olahan Erdikha Awal Tahun 2, BI rate inline dengan konsensusnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014 INFLASI BULAN MEI TERCATAT 0,1% Pada bulan Mei 2014, laju inflasi tercatat sebesar 0,1%. Faktor pendukung inflasi karena harga makanan jadi dan minuman yang meningkat. Inflasi tahun kalender sebesar 1,56%,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian negara,

Lebih terperinci

Yusuf Nugraha RECOMMENDATION : BUY PT WASKITA KARYA TBK (WSKT.JK)

Yusuf Nugraha RECOMMENDATION : BUY PT WASKITA KARYA TBK (WSKT.JK) 28 Februari 2015 Company Update RECOMMENDATION : BUY Current Price Rp 1.790 Target Price (12 months), set on Rp 2.150 28 Februari 2015 Up/down side (+/-) 19.9% Stock Information Reuters Code WSKT.JK No.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Juli 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2000 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

Kharisma. Company Focus. Benakat Petroleum Energy, BIPI.JK. 28 Desember 2011 BUY. Current Price Rp 205 Target Price (12 months), set on Rp 291

Kharisma. Company Focus. Benakat Petroleum Energy, BIPI.JK. 28 Desember 2011 BUY. Current Price Rp 205 Target Price (12 months), set on Rp 291 BUY Current Price Rp 205 Target Price (12 months), set on Rp 291 Up/down side (+/-) 76.47 % Stock Information Reuters Code BIPI.JK No. of shares (mn) 30.075 Market Cap. (Rp) 6.1 T 52wk High 215 52wk Low

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank Indonesia (BI) memprediksi tahun 2016 ini, fundamental ekonomi Indonesia kedepan akan semakin membaik dan lebih kokoh dengan stabilitas yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pelaku ekonomi yang melakukan kegiatannya melalui jasa perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-10 Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014 INFLASI BULAN JUNI TERCATAT 0,43% Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada bulan Juni 2014 mencapai 0,43%. Inflasi Juni lebih tinggi dari Mei 2014 yang sebesar 0,16%. Inflasi secara berurutan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi Desember 2009

Tinjauan Ekonomi Desember 2009 Tinjauan Ekonomi Desember 2009 Akhir Tahun 2009, BI rate tetap 6,50% Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akhirnya menetapkan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,50%, menurut Dewan Gubernur Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat ini, perekonomian Indonesia berada diurutan keenambelas dan pada 2030, diperkirakan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan gadai emas dan pembiayaan investasi emas pada perbankan syari ah memiliki financial risk yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui, kegiatan perbankan syariah di Indonesia baru di mulai sejak tahun 1992. Pengaturan mengenai perbankan syariah pada saat itu masih sangat terbatas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia.Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan laba perbankan akan tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun 2014 yang pertumbuhannya hanya 5%. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peran perbankan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara yang berdampak pada peningkatan pendapatan nasional adalah cermin efektifitas perbankan dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi September 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem perbankan Islam atau lebih dikenal dengan bank syariah merupakan bank yang kegiatannya tidak menggunakan prinsip berdasarkan bunga, melainkan menggunakan prinsip

Lebih terperinci

Inovatif. Analisis dan Pembahasan Manajemen. Bab

Inovatif. Analisis dan Pembahasan Manajemen. Bab Bab 3 Analisis dan Pembahasan Manajemen Yoyo dimainkan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah. Pemain memegang yoyo dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan-gerakan yang kreatif dan variatif,

Lebih terperinci

Profil Perusahaan NEWS HIGHLIGHTS

Profil Perusahaan NEWS HIGHLIGHTS Page1 Profil Perusahaan berdiri sejak 1 Januari 1961. Perusahaan yang membidangi usaha Jasa Konstruksi, Industri, Realty, dan Perdagangan. Kepemilikan saham oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 67,33%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh kepercayaan dari nasabah pun tidak dapat dihindari dalam bank

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh kepercayaan dari nasabah pun tidak dapat dihindari dalam bank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga lembaga keuangan termasuk dunia perbankan sudah lama memberi warna di perekonomian negara. keberadaan lembaga perantara keuangan yang dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. Perkembangan perbankan syariah di indonesia

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Desember 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masalah nilai dan pengukuran sudah lama menjadi isu ekonomi khususnya akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Mingguan

Analisis Ekonomi Mingguan Implikasi Indikator Ekonomi Terkini Terhadap Pasar Modal Analisis Ekonomi Mingguan Economic & Business Research Senior economist: Ibnu Edy Wiyono ibnu.wiyono@cp.co.idi id Business & economic analyst: M

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama tahun 2012, perbankan syariah Indonesia mengalami tantangan yang cukup berat dengan mulai dirasakannya dampak melambatnya pertumbuhan perekononomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang menguntungkan. Dengan total populasi mencapai 248,8 juta jiwa pada tahun 2013 (Sumber: Statistik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di dunia merupakan fenomena yang menyita perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank sebagai salah satu lembaga keuangan merupakan sarana dalam meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat. Bank sebagai lembaga keuangan yang seharusnya

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah menjadi salah satu sektor yang mempunyai peran besar dalam perekonomian suatu negara, karena fungsi dari bank adalah sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http//www.bi.go.id.pada Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http//www.bi.go.id.pada Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan resikonya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan tentu sangat penting bagi setiap negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, dimana pasar modal berfungsi sebagai pendanaan usaha atau untuk mendapatkan dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah luput dari permasalahan ekonomi. Dengan situasi yang cepat berubah, masyarakat memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam ekonomi modern, terutama dalam pembangunan suatu negara di bidang ekonomi. Bank memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia akan keberadaan bank sudah sangat dirasakan saat ini, bagaimana tidak karena bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis moneter yang mampu merubah perekonomian menjadi sangat terpuruk. Hal ini berakibat kepada perusahaanperusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin banyak bermunculannya Perbankan syariah ataupun Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia saat ini, yaitu seiring dengan diberlakukannya Undang-undang No.

Lebih terperinci

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007 KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Edhi Satriyo Wibowo & Muhammad Syaichu (2013) Penelitian yang kedua dari Edhi Satriyo Wibowo, Muhammad Syaichu berjudul tentang Analisis Pengaruh

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 1 - Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citibank merupakan bank asing yang juga memiliki kantor perwakilan di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank didirikan pada 1812

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa indikator ekonomi yang bisa mencerminkan tingkat kegiatan ekonomi di masyarakat. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Bank syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 di mana didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Modal merupakan salah satu kunci terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Tanpa adanya modal yang memadai, suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun 1991. Seiring diberlakukannya Undang-undang No.7 tahun 1992, yang mengizinkan operasional bank dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank umum syariah dan juga unit-unit usaha syariah. Tumbuhnya perbankan syariah tersebut memberikan

Lebih terperinci