BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Ruang publik pada dasarnya adalah pasar ide yang seharusnya bersifat dinamis, dimana ledakan-ledakan kreatifitas dapat muncul ke permukaan dan merupakan sumber dari lahirnya karya-karya yang dapat memberikan kontribusi dalam hidup bermasyarakat. Ridwan Kamil (2008), selaku Walikota Bandung, pernah bertutur tentang ruang publik yang memang menjadi salah satu fokus pembangunan kota Bandung, bahwa ruang publik sendiri sejatinya adalah ruang demokratis tempat bertemunya semua khalayak. Ia milik semua orang. Ia menjadi tempat manusia bertoleransi terhadap perbedaan. Ia menjadi tempat manusia berlatih menghadapi kejutan-kejutan sosial. Pada puncaknya, toleransi pluralisme pada ruang publik ini akan mendorong lahirnya konsep public domain, yaitu wacana tempat kita mendiskusikan ruang publik atau bertukar pikiran antar grup sosial yang berbeda. Media publik seperti koran, televisi dan ruang maya di internet, kemudian menjadi sarana dalam bernegosiasi di ruang publik tadi. Syaratnya, public domain ini haruslah independen. Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau taman kota merupakan salah satu bentuk dari ruang publik. Idealnya, sebuah kota memiliki ruang terbuka hijau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan segala aktivitasnya sekaligus mengendalikan kenyamanan iklim dan keserasian estetika kota. Taman kota dipahami sebagai ruang yang berisi unsur-unsur alam dan pemandangan yang ditimbulkan oleh keragaman vegetasi, aktivitas dan unsur-unsur buatan yang disediakan sebagai fasilitas sosial dan rekreasi, serta sebagai paru-paru kota. Dua unsur yaitu alam dan masyarakat merupakan unsur-unsur yang harus diakomodasikan dalam suatu perencanaan dan perancangan taman karena dalam merancang suatu taman harus diyakinkan bahwa keberadaan masyarakat berperan penting untuk dapat melindungi lingkungan alami ketika pada saat yang sama menyediakan kebutuhan yang bervariasi bagi masyarakat itu sendiri sebagai penggunanya. (Oktorina, 2004:1) Menurut Karen Tambayong (2011), selaku Ketua Umum Yayasan Bunga Nusantara, Sekjen Dewan Hortikultura Nasional, Ketua Komisi Green City International Association Horticulture Producer, serta Komite Tetap Bidang 1

2 2 Pengembangan Pasar Pertanian Kadin dan pendiri Forum Pangan dan Pertanian Indonesia (FPPI), menekankan bahwa taman kota itu penting, karena buruknya lingkungan dan pencemaran udara yang semakin merajalela di kota-kota besar di Indonesia memberi dampak buruk yang sangat nyata, yakni kriminalitas yang semakin meningkat dan orang-orang yang semakin sadis karena tekanan psikologis yang disebabkan oleh beban hidup. Taman kota yang berfungsi sebagai ruang hijau akan sangat berpengaruh, selain sebagai pengendali banjir, menyelamatkan pohon untuk mereduksi emisi, penghalang kebisingan (sound barrier), meningkatkan kualitas air dan kesehatan, juga mampu menyembuhkan masyarakat dari tekanan psikologis yang mereka alami. Bagi masyarakat saat ini, keberadaan ruang hijau sudah menjadi suatu kebutuhan, sama seperti kebutuhan kita untuk makan. Kita tidak ingin masyarakat sakit, karena biaya menyembuhkan orang sakit akan lebih besar daripada biaya pencegahannya. Bandung adalah kota yang memiliki taman-taman yang tersebar di sudutsudut kotanya. Saat ini, taman-taman itu telah dihadirkan kembali dengan berbagai visual dan fungsi-fungsi yang dikhususkan atau ditekankan, seperti: Taman Film, Taman Fotografi, Taman Musik, Pet Park, Taman Gesit, Taman Kandaga Puspa, Taman Superhero, Taman Jomblo, dsb. Gambar 1 Taman Film

3 3 Gambar 2 Taman Foto Gambar 3 Taman Pasupati (Jomblo)

4 4 Gambar 4 Taman Lansia Kemunculan taman-taman yang memiliki wajah baru ini mendapat sambutan cukup baik dari publik. Namun pertanyaannya adalah, apakah peruntukan khusus taman-taman itu sesuai dengan kebutuhan atau keinginan publik? Apakah warga memanfaatkannya? Apakah kemudian warga ikut serta dalam menjaga atau memelihara taman-taman tersebut? Jika taman yang telah dibangun dan disediakan itu ternyata tidak dimanfaatkan dan tidak menjadi bagian dalam keseharian hidup warga, maka perannya sebagai ruang publik menjadi sia-sia belaka. Taman yang telah disediakan ini, berarti tidak berhasil menjalankan fungsinya secara efektif. Seorang budayawan, seniman sekaligus tokoh masyarakat Bandung, Tisna Sanjaya bahkan pernah menyatakan di media, bahwa pembangunan di kota Bandung itu bersifat gimmick belaka, hanya sampai kulit luarnya saja, belum menyentuh esensi permasalahan masyarakat Bandung. Menurut beliau, mungkin pemerintah kota sebaiknya tidak main sendiri. Saat ingin melakukan pembangunan, sebaiknya pemerintah membiarkan warga tahu dan turut memberikan pendapat. Sejalan dengan pemikiran itu, maka alangkah baiknya bila perancangan taman-taman itu disertai partisipasi dari publik. Warga diajak bersama-sama mewujudkan ruang-ruang yang akan digunakan bersama. Keterlibatan itu akan menimbulkan ikatan emosional yang dapat melahirkan perilaku positif terhadap keberadaan dan kelanggengan ruang-ruang publik itu. Tanpa keterlibatan,

5 5 maka tak ada keterikatan. Maka taman-taman yang indah itu tidak akan dijaga dan tidak akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Ia hanya menjadi dekorasi sebuah kota, tak pernah menjadi ruang publik sebagaimana mestinya. Pada kenyataannya, melalui observasi langsung, penulis mendapati bahwa taman-taman itu memang tak selalu didatangi pengunjung. Beberapa, kondisinya tampak kurang terawat dan agak kotor. Merupakan sebuah ironi, melihat tamantaman ini tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Ruang terbuka hijau yang selama ini begitu didambakan orang di mana-mana, ternyata hanya dimanfaatkan oleh segelintir orang saja. Taman-taman ini tidak akan mampu bertahan tanpa dihidupkan oleh warganya, lama kelamaan keindahannya akan meredup dan terbengkalai. Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, penulis tergerak untuk menemukan solusi agar bagaimana kehadiran ruang publik yang sudah ada tersebut tidak menjadi sia-sia. Bahwa orang-orang diharapkan datang dan memanfaatkan ruang publik tersebut secara berkelanjutan, bukan hanya sekali bertandang. Taman-taman yang telah terlanjur hadir di tengah masyarakat ini diharapkan dapat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Mengiringi setiap momentum sosial budaya yang membawa perkembangan dan kemajuan masyarakat, hingga akhirnya dapat terbangun ikatan emosional yang dapat melahirkan korelasi positif antara masyarakat dan ruang publiknya. 1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir Berdasarkan latar belakang tersebut dan dilihat dari pendekatan Desain Komunikasi Visual, pertama-tama pertama-tama penulis akan mengumpulkan informasi sebagai data faktual seputar taman-taman di Bandung sehubungan dengan fungsinya sebagai ruang publik, merumuskan permasalahannya, mencari kemungkinan-kemungkinan solusinya, lalu mempersiapkan kampanye secara strategis dengan target sasaran yang lebih spesifik sebagai manifestasinya.

6 6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan ibukota provinsi Jawa Barat dan termasuk salah satu dari lima kota metropolitan terbesar di Pulau Jawa. Kota Kembang adalah sebutan lain dari

Lebih terperinci

TAMAN VANDA. Taman Pustaka Bunga Cilaki. Taman ini tepat berlokasi di Jalan Merdeka. bawah, tepatnya di antara Gedung Bank Indonesia

TAMAN VANDA. Taman Pustaka Bunga Cilaki. Taman ini tepat berlokasi di Jalan Merdeka. bawah, tepatnya di antara Gedung Bank Indonesia TAMAN VANDA Taman ini tepat berlokasi di Jalan Merdeka bawah, tepatnya di antara Gedung Bank Indonesia dan Polrestabes Bandung. Taman ini dilengkapi dengan air mancur. Nama Taman 'Vanda' sendiri diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan ibukota di provinsi Jawa Barat yang terkenal dengan julukan Kota Kembang. Menurut sejarawan Haryanto Kunto dalam bukunya yang berjudul Wajah Bandoeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Gambar 1.1 Taman Film Kolong pasupati yang sebelumnya dikenal dengan kawasan kumuh, sekarang terlihat hegar karena Walikota Kota Bandung Ridwan Kamil (Kang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang berkembang sangat pesat dengan ciri utama pembangunan fisik namun di lain sisi, pemerintah Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR Oleh : HALIMAH OKTORINA L2D000429 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PEMAHAMAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU VANDALISME PENGUNJUNG TAMAN TERAS CIKAPUNDUNG DAN TAMAN LANSIA BANDUNG

2016 PENGARUH PEMAHAMAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU VANDALISME PENGUNJUNG TAMAN TERAS CIKAPUNDUNG DAN TAMAN LANSIA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia kaya akan daya tarik alam untuk dijelajahi yang salah satunya adalah kaya akan ruang terbuka hijaunya, hal ini dikarenakan Indonesia memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan perekonomian di kota-kota besar dan metropolitan seperti DKI Jakarta diikuti pula dengan berkembangnya kegiatan atau aktivitas masyarakat perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman kota sebagai ruang terbuka hijau sangatlah berperan penting untuk masyarakat khususnya masyarakat perkotaan. Frick & Mulyani (2006) mengatakan taman dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan kota adalah kawasan yang ditutupi pepohonan yang dibiarkan tumbuh secara alami menyerupai hutan, tidak tertata seperti taman, dan lokasinya berada di dalam atau

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D 000 449 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi semakin lama semakin terasa panas, apalagi di kota- kota besar, karena dipenuhi oleh mobil, motor, kendaraan lainnya, dan jumlah pohon-pohon yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya pengguna kendaraan bermotor di Kota Bandung telah menimbulkan berbagai dampak negatif bagi warga Bandung. Kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman kota merupakan salah satu elemen penyusun ruang kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Taman kota merupakan salah satu elemen penyusun ruang kota yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman kota merupakan salah satu elemen penyusun ruang kota yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai ruang terbuka, taman kota dipahami sebagai ruang yang berisi

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Dalam perancangan komunikasi visual PSA animasi ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung dan referensi visual yang sesuai. Beberapa metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Bogor merupakan kota yang nyaman dan sejuk untuk beristirahat. Bogor sejak memiliki Taman yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah bentuk komunikasi untuk memotivasi seseorang dan. membangun citra jangka panjang untuk suatu produk tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah bentuk komunikasi untuk memotivasi seseorang dan. membangun citra jangka panjang untuk suatu produk tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan adalah bentuk komunikasi untuk memotivasi seseorang dan menjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik atau masyarakat, memenangkan dukungan

Lebih terperinci

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No. 21 - Bogor GAMBARAN UMUM P2KH merupakan inisiatif untuk mewujudkan Kota Hijau secara inklusif dan komprehensif yang difokuskan pada 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang terbuka publik adalah satu ruang yang tidak terbangun dalam kota yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan, dan juga kesejahteraan

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadan ruang terbuka publik di dalam suatu kota semakin terbatas. Pembangunan gedung-gedung tinggi dan kawasan industri yang merupakan trademark dari kemajuan suatu

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dan merupakan ibukota dari provinsi Jawa Barat. Bandung juga merupakan kota yang sedang berkembang di Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan tingginya kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyediaan lahan di kota - kota besar maupun kota sedang berkembang di Indonesia dirasakan sangat sulit dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karenanya pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sering mengalami permasalahan kependudukan terutama kawasan perkotaan, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota pada dasarnya adalah tempat bermukim bagi suatu komunitas dalam jumlah yang besar. Namun selain tempat bermukim suatu komunitas, kota juga merupakan tempat dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Yogyakarta. Tahun Wisatawan Lokal Wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Yogyakarta. Tahun Wisatawan Lokal Wisatawan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Budaya lokal suatu daerah dapat mengangkat citra serta identitas daerah tersebut ke tingkat yang lebih tinggi yaitu ke tingkat nasional maupun internasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin meningkat pula kebutuhan akan lahan-lahan untuk menyediakan permukiman, sarana penunjang ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan sebuah metode perancangan yang memudahkan perancang untuk mengembangkan sebuah ide perancangannya secara deskriptif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kota merupakan sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dunia era sekarang ini begitu cepat, ditandai dengan banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang sebelumnya kota telah berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pembangunan JORR W1 yang menghubungkan Kebon Jeruk dan Penjaringan memberikan dampak positif dan negatif bagi kawasan di sekitarnya. Salah satu dampak negatif yang

Lebih terperinci

ABSTRAK KAMPANYE MENJAGA KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN TAMAN TEMATIK DI KOTA BANDUNG. Oleh Gracia Gunawan NRP

ABSTRAK KAMPANYE MENJAGA KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN TAMAN TEMATIK DI KOTA BANDUNG. Oleh Gracia Gunawan NRP ABSTRAK KAMPANYE MENJAGA KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN TAMAN TEMATIK DI KOTA BANDUNG Oleh Gracia Gunawan NRP 1164030 Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung saat ini sudah berhasil membuat beberapa taman tematik.

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan bagaimana penelitian ini dengan menjabarkan latar belakang,

Lebih terperinci

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara C193 Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan, Jakarta Utara Shella Anastasia dan Haryo Sulistyarso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR Oleh: ENI RAHAYU L2D 098 428 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR Oleh : RIAS ASRIATI ASIF L2D 005 394 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam proses pembentukan kepribadian, anak-anak perlu tokoh panutan yang dapat memberikan inspirasi bagi dirinya. Anak-anak merupakan pengikut yang baik untuk sosok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bandung, sebuah kota metropolitan yang menjadi ibukota provinsi dari Jawa Barat merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 2.394.873

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Pentingnya Ruang Terbuka Publik Fenomena pemanasan bumi, penurunan kualitas lingkungan, dan bencana alam menyadarkan pentingnya keberlanjutan kota demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung sejak jaman kolonial Belanda identik dengan keindahan dan kenyamanannya, dikenal sebagai kota yang indah, sejuk dan nyaman hingga diberi julukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau BAB III METODE PERANCANGAN Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau perancangan yang digunakan untuk merancang suatu objek rancangan. Dalam melakukan perancangan, metode perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hubungan Manusia dengan Alam dalam Konteks Kesehatan Sehat alami adalah sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami. Tentu saja hal ini sudah dilakukan sejak

Lebih terperinci

KAMPANYE SOSIAL PENGENALAN BANK SAMPAH DI WILAYAH ANTAPANI BANDUNG TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Mencapai Gelas Sarjana S-1

KAMPANYE SOSIAL PENGENALAN BANK SAMPAH DI WILAYAH ANTAPANI BANDUNG TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Mencapai Gelas Sarjana S-1 KAMPANYE SOSIAL PENGENALAN BANK SAMPAH DI WILAYAH ANTAPANI BANDUNG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Mencapai Gelas Sarjana S-1 Program Studi Desain Komunikasi Visual Oleh RIDWAN RIDYANSYAH

Lebih terperinci

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial Rangkuman Makalah Diskusi Mengenai Keberlanjutan Sosial Maret 2016 Kota Sydney Rangkuman Sebuah kota untuk semua: semua orang berkembang

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota adalah sebuah tempat dimana manusia hidup, menikmati waktu luang, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan manusia lain. Kota juga merupakan wadah dimana keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan Kamil menampilkan kepribadiannya sebagai walikota yang low profile, yang

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan Kamil menampilkan kepribadiannya sebagai walikota yang low profile, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang walikota harus memiliki daya tarik tersendiri agar mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat di daerah yang dipimpinnya, seperti halnya seorang pemimpin yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II. BAB III ANALISIS Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada Tugas Akhir ini, maka dilakukan analisis pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Analisis komunitas belajar. 2. Analisis penerapan prinsip psikologis

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

PROFIL TOKOH. Berikut adalah hasil wawancara tim redaksi :

PROFIL TOKOH. Berikut adalah hasil wawancara tim redaksi : PROFIL TOKOH Ully Sigar Rusady merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup. Ully Sigar Rusady lahir di Garut pada tanggal 4 Januari 1952. Pekerjaan dan pengalaman Ully

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN Lingkungan adalah bagian tidak terpisahkan dari hidup kita sebagai tempat di mana kita tumbuh, kita berpijak, kita hidup. Dalam konteks mensyukuri nikmat Allah atas segala sesuatu yang

Lebih terperinci

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW 09-1303) RUANG TERBUKA HIJAU 7 Oleh Dr.Ir.Rimadewi S,MIP J P Wil h d K t Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota adalah daerah terbangun yang memiliki jumlah penduduk dan intensitas penggunaan ruang yang cenderung tinggi sehingga kota senantiasa menjadi pusat aktivitas bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet. Pengertian serta fungsi dari sebuah buku ini menyiratkan betapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Bandung merupakan kota metropolitan yang merupakan pusat bisnis, wisata dan perekonomian khususnya di Jawa Barat. Julukan sebagai Kota Kembang juga dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini pemanfaatan ruang masih belum sesuai dengan harapan yakni terwujudnya ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman

Lebih terperinci

BAB IX. Kesimpulan dan Rekomendasi. Pada kegiatan membangun pola hidup sehat dari kebiasaan warga di Desa

BAB IX. Kesimpulan dan Rekomendasi. Pada kegiatan membangun pola hidup sehat dari kebiasaan warga di Desa BAB IX Kesimpulan dan Rekomendasi Pada kegiatan membangun pola hidup sehat dari kebiasaan warga di Desa Depok buang air besar sembarangan, dapat disimpulkan sebagai berikut: A. Problematik Yang Muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan industri musik, maka persaingan pun menjadi semakin lebih ketat dan jauh lebih sulit. Berbicara mengenai musik tak lepas dari dunia entertainment

Lebih terperinci

8.1 Temuan Penelitian

8.1 Temuan Penelitian BAB VIII PENUTUP Bab Penutup ini berisi tiga hal yaitu Temuan Penelitian, Simpulan, dan Saran. Tiap-tiap bagian diuraikan sebagai berikut. 8.1 Temuan Penelitian Penelitian tentang relasi kuasa dalam pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Masalah rasisme dan diskriminasi rasial merupakan sebuah masalah yang abstrak di Indonesia, karena tidak didukung oleh bukti kuat maupun pemerintah sendiri. Tindakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota dahulunya disebut dengan Paris van Java karena keindahannya dan juga dikenal sebagai kota belanja karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Infrastruktur Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara menyeluruh. Pembangunan daerah telah berlangsung

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TENGAH PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) KABUPATEN PURBALINGGA PROSIDING SOSIALISASI 1 Latar Belakang Dewasa ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka landasan administrasi dan keuangan diarahkan untuk mengembangkan otonomi

Lebih terperinci

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta Ariati 1) ABSTRAKSI Pembangunan perumahan baru di kota-kota sebagian besar berkembang

Lebih terperinci

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING LAPORAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGELOLAAN HUTAN KOTA ( Taman Nostalgia Kupang ) NAMAA NIM KELAS MK : JONIGIUS DONUATA : 132 385 018 : A : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG A. Penataan Taman Kota Dalam Konteks Ruang Terbuka Hijau Pembangunan perkotaan, merupakan bagian dari pembangunan nasional, harus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab ini terdapat empat kesimpulan berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan. Kesimpulan pertama berkaitan dengan kenyataan yang dialami keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, hal itu dapat terlihat dari pertumbuhan didunia teknologi, ekonomi, yang begitu pesat khususnya di daerah perkotaan. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Metode penelitian yang digunakan, serta data dan informasi yang mendukung proyek Tugas Akhir ini di peroleh dari berbagai macam sumber, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat berbeda dengan ibukota atau daerah-daerah yang lain, luar Jakarta bahkan dari mncanegara.

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat berbeda dengan ibukota atau daerah-daerah yang lain, luar Jakarta bahkan dari mncanegara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat banyak potensi pariwisata yang bisa dikembangkan, salah satu yang terkenal adalah Jawa Barat. Dan Kota Bogor yang merupakan bagian dari wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan daya tarik yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan daya tarik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan daya tarik yang kuat di bidang pariwisata. Menurut Ramadhanny (2014), keunggulan utama Bali dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

Lebih terperinci

GREEN TRANSPORTATION

GREEN TRANSPORTATION GREEN TRANSPORTATION DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DIRJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Jakarta 2016 - 23 % emisi GRK dari fossil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan merupakan hal mendasar yang dibutuhkan manusia selama hidup. Selama hidup manusia akan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul Proyek Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Bengawan Solo Tree House Resort (Pengembangan Urban Forest III Surakarta). Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbitnya Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang seiring dengan makin menguatnya keprihatinan global terhadap isu pemanasan global dan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci