BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK"

Transkripsi

1 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1 Judul Proyek Pada kasus perancangan Apartemen dengan pusat perbelanjaan ini, konsep desain perancangan yang hendak diimplementasikan pada properti yaitu hunian apartemen yang dilengkapi dengan fasilitas pusat perbelanjaan dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik peruntukkannya untuk tingkat perekonomian menengah ke atas.adanya pusat perbelanjaan selain untuk penghuni juga untuk masyarakat sekitar yang bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di kawasan tersebut Gambaran Umum Tema Secara konseptual metode perencanaan proyek apartemen ini tema yang akan diambil adalah arsitektur Bioklimatik. Perkembangan arsitektur bioklimatik berawal dari tahun 1960-an. Arsitektur bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim. Pendekatan bioklimatik pada proses desain memepertimbangkan hubungan antara iklim dan kehidupan terutama pengaruh akibat iklim setempat terhadap kesehatan dan aktivitas manusia.banyak elemen elemen iklim yang merupakan factor determinan dalam menghasilkan suatau rancangan bangunan antara lain temperature udara,kelembaban,tekanan udara,curah hujan,intensitas dan lama penyinaran sinar matahari,arah kecepatan angina.pendekatan bioklimatik menekankan desain bangunan yang responsif terhadap kondisi iklim dan lingkungan sekitar. Arsitektur Bioklimatik bukan mengerahkan teknik teknik spesifik, tetapi kepada pemikiran pemikiran yang berkelanjutan untuk digunakan dalam proses perancangan dengan difokuskan pada optimasi dan pemanfaatan Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 17

2 lingkungan. Pemikiran ini dapat dilakukan pada berbagai tingkatan dan skala dalam proyek dari kualitas lingkungan secara umum hingga pada perancangan elemen konstruksi.kondisi kota dan ekonomi kadang kadang merintangi pemecahan ideal, tetapi kita harus memasukkan kedalam proses, sebagai keistimewaan lingkungan dan permulaan dalam sebuah kondisi sosial. 13 ( 13. Consaigh, Enoin O, The Climatic Dwelling, James and James, 1996 ) 3.3 Tinjauan Teoritis Pengertian dasar Arsitektur : Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, Arsitektur adalah ilmu dan seni merancang bangunan,kumpulan bangunan dan struktur lain yang fungsional,terstruktur dengan baik serta memiliki nilai-nilai estetika (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990). Ilmu atau seni dalam merancang bangunan dengan memperhatikan nilai-nilai estetika dan keindahan. Bio : Suatu kehidupan yang berlangsung didalamnya yang memiliki interaksi dan hubungan sekitarnya. Climatic : Suatu enegi alam seperti halnya iklim, solar, matahari, angin, air dan cahaya yang memiliki daya energi yang berhubungan dengan lungkungan dengan penggunaan energi sebagai kekuatan hidup dalam kehidupan dengan didasari sifat teori alam dan sistem ekologis. Berikut ini merupakan definisi dari arsitektur Bioclomatic menurut Kenneth Yeang, Arsitektur Bio-Climatic adalah arsitektur yang menerapkan dan memperhatikan unsur unsur iklim. 14 Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 18

3 ( 14 Majalah Laras, Edisi Februari 1997 Nomor 98, Hal 75 ) Jadi Pengertian Arsitektur Bioklimatik adalah Seni merancang bangunan dengan metode hemat energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim dengan menerapkannya pada elemen bangunan. Arsitektur Bioklimatik menggambarkan suatu pendekatan desain bangunan yang diinspirasikan keadaan alam dan menggunakan logika yang berkelanjutan didalam setiap aspek suatu proyek, memfokuskan pada optimasi dan penggunaan lingkungan. Logika logika tersebut meliputi kondisi peruntukan lahan, ekonomi, konstruksi, manajemen bangunan, serta kesehatan dan kesejahteraan manusia melalui keadaan fisik bangunan. 15 ( 15, Jones, Lioyd, Architecture and The Environment Bioclimatic Building Design 1965 ) Bangunan Bioklimatik : Bangunan yang bentuk bangunannya disusun oleh desain penggunaan tehnik hemat energi yang berhubungan dengan iklim setempat dan data meteorolgi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan,dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi. ( Yeang Kenneth tahun 1996). Ada beberapa faktor dalam merancang bangunan Bioclimatic : 16 ( 16, Ken Yeang, The Skyscraper Bioclimatically Considered Academi Group, London,1996 ) 1. pengolahan konfigurasi bangunan 2. pengaturan orientasi bangunan 3. perancangan fasade bangunan 4. pemanfaatan proteksi matahari 5. penggunaan vegetasi dan lansekap vertical 6. penggunaan potensi angin dan ventilasi alamiah 7. penentuan warna dan tekstur bangunan. Dalam desain Penampilan bentuk arsitektur dipengaruhi lingkungan setempat dan tapak,meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui(listrik),penghematan energi dari segi bentuk bangunan seperti bentuk persegi panjang dengan orientasi bukaan ke arah utara dan selatan sehingga mendapat cahaya matahari dan udara atau ventilasi yang banyak tanpa radiasi yang berlebihan,untuk proteksi Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 19

4 terhadap matahari bisa menerapkan vegetasi atau penghijauan dan penghalang atau sunshading baik vertika maupun horizontal.penempatan bangunan di lokasi tapak yang pencapaiannya mudah,dan pemilihan material dengan bahan yang berkualitas,tahan lama,dsb. 3.4 Tinjauan Terhadap Arsitektur Bioklimatik Orientasi Bangunan & Perlindungan terhadap Matahari Langsung Radiasi panas matahari terbesar berada disisi barat dan bangunan sebaiknya menghindari bukaan pada daerah yang terkena sinar matahari langsung. Sumpath Menara Mesiniaga MBf Tower Penang Malaysia Gambar 1a: Orientasi Bangunan (T.R Hamzah & Yeang,ecology of the sky) Menara Mesiniaga yang berada di Subang Jaya Selangor Malaysia dan MBf Tower yang berada di Jalan Sultan iskandar syah Penang Malaysia orientasi dari bangunan ke arah utara untuk menghindari panas matahari dan silau,juga penempatan core di sisis timur untuk mengatasi panas yang di pancarkan matahari. Untuk Perlindungan terhadap Sinar Matahari Langsung : 1. Dengan Penyaringan Sinar Matahari Menggunakan krei, krepyak, kisi-kisi dan tanaman yang ditempatkan diluar bukaan bangunan. Sinar yang masuk sudah mengalami pembelokan / pemantulan sehingga kekuatannya berkurang. 17 ( 17, YB Mangunwijaya, Pengantar Fisika Bangunan, Djambatan, Jakarta,1988,Hal 126 ) Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 20

5 Casa Del Sol Gambar 1b : Pemanfaatan Kanopy (T.R Hamzah & Yeang,ecology of the sky) 2. Pemanfaatan kanopy dan penghalang atau sunshade untuk mengurangi pemanasan pada dinding dan untuk mengurangi kelebihan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan yang bisa mengakibatkan suhu ruangan meningkat. 3. Sinar matahari langsung dapat diserap dengan penempatan skycourts atau tanaman / penghijauan. Gambar 1c : Penempatan penghalang dengan ventilasi dan vegetasi, untuk mengurangi radiasi matahari dan angin. (T.R Hamzah & Yeang,ecology of the sky) Atap Bangunan Penggunaan atap dua lapis untuk melindungi / mengurangi penyerapan radiasi matahari dan ruang antara keduanya untuk pembuangan panas. Atap beton yang mudah menyerap panas dipayungi dengan pembayang lain. Taman atap ( roof garden ) adalah ide yang baik untuk mengurangi penyerapan panas. 18 Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 21

6 ( 18, YB Mangunwijaya, Pengantar Fisika Bangunan, Djambatan, Jakarta,1988,Hal 140 ) Shanghai Armouty Tower,China Menara Mesiniaga.Malaysia Gambar 2 : Atap Bangunan (T.R Hamzah & Yeang,ecology of the sky) Beban panas pada bagian atap dapat dikurangi dengan penempatan penyaring panas berupa taman atau penghijauan, dengan penempatan kolam atau dengan pemberian atap pelindung Ventilasi dan Pendinginan Bangunan Ventilasi adalah usaha untuk memasukan udara luar kedalam ruangan, Jika ruangan tidak memiliki bukaan, secara teoritis ruangan tersebut tidak memiliki ventilasi. 19 ( 19.Ken Yeang, The Skyscraper Bioclimatically Considered, Academy Editions, London,1996 hal 113 ) Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia. Dengan demikian juga dapat digunakan angin untuk mengatur udara didalam ruang.supaya mendapatkan ventilasi yang baik maka bukaan bangunan harus orientasinya ke arah utara dan selatan karena radiasi matahari rendah yang berpengaruh pada suhu ruangan,selain itu untuk mengatur besar kecilnya udara dan untuk menyejukan udara bisa dengan penghijauan atau tanaman pada area bukaan atau fasade bangunan. Selain ventilasi secara alami ada juga ventilasi secara buatan yang mempunyai empat fungsi dari ventilasi udara sesuai dengan kebutuhan diantaranya : Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 22

7 - Exhaust air berfungsi membuang udara dari dalam keruang ruangan - Kitchen exhaust berfungsi membuang asap dapur dari hood kitchen keluar ruangan. - Fresh air berfungsi mendistribusikan udara segar dari luar kedalam ruangan - Pressurizion air berfungsi menekan udara / asap pada jalur tangga darurat saat terjadi kebakaran. Untuk pengudaraan yang dipakai adalah pengudaraan buatan dan alami Untuk pengudaraan buatan yang digunakan adalah dengan sistem AC Split Gambar 3a : Penggunaan Atrium & Coakan (T.R Hamzah & Yeang,ecology of the sky) Shanghai Armoury Tower Menggunakan atrium dan lubang celah dengan penempatan teras untuk ventilasi silang dalam mengatasi kelembaban pada bangunan Keuntungan ventilasi alami adalah: 1. untuk menambah kenyamanan pada periode kelembaban tinggi. 2. Untuk alasan kesehatan, menyediakan oksigen yang cukup. 3. Untuk kenyamanan penglihatan yang lebih baik pada penghuni bangunan. Teknik pendinginan bisa dengan Penerapan AC VRV VRV (Variable refrigerant volume)yaitu suatu sistem pengontrolan kapasitas mesin AC dengan cara langsung mengatur laju aliran refrigerantnya, di dalam indoor unit, electronic expansion valve yang dikendalikan oleh komputer akan mengubah laju aliran refrigerant secara terus menerus sebagai reaksi atas terjadinya perubahan beban. Komponen dari VRV sama dengan AC split pengendaliannya saja yang berbeda Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 23

8 sehingga VRV lebih presisi dan efisien.ac VRV digunakan untuk di pusat perbelanjaan dan untuk di unit-unit apartemen menggunakan AC split. Ada tiga hal utama yang membuat sistem VRV hemat energi : - Energi penyerapan panas yang lebih rendah - Mencegah kapasitas yang berlebihan - Efiensi tinggi pada beban sebagian. Kelebihan VRV dibanding AC yang Lain yaitu: - Hemat energi - Kontrol kapasitas yang linear dan presisi - Perencanaan/pemasangan/perawatan mudah dan hemat - Kontrol individu dan atau terpusat - Hemat energi - Hemat biaya operasional - Kontrol temperatur presisi Gambar 3b : Penerapan AC VRV (Tri Endangsih,ST,Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunanan) Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 24

9 Pencahayaan Alami Program Studi Arsitektur - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Penggunaan ventilasi alami atau pencahayaan alami akan diperoleh penghematan biaya energi yang harus kita keluarkan. Mbf Tower Dinding keseluruhan bangunan dilindungi Olehpenghalang (sunshade) atau kanopi dan penghijauan. Gambar 4 : Penerapan Sunshide & Kanopy (T.R Hamzah & Yeang,ecology of the sky) Menara UmnoGeorge Town, Malaysia Dinding utara dilindungi curtain wall glazing, dinding timur dan barat dilindungi Sunshade dan pada dinding selatan sebagai area service core Orientasi bukaan bangunan yang baik untuk mendapatkan pencahayaan alami mengarah ke utara dan selatan karena radiasi matahari rendah dan untuk mengatur cahaya matahari dengan radiasinya yang menimbulkan panas pada ruangan bisa menggunakan penahan panas / shading yang berfungsi sebagai sirip penahan panas. Sinar yang masuk kedalam ruang lebih sedikit, yang dapat disesuaikan dengan standar minimal kebutuhan kekuatan cahaya untuk ruang yang bersangkutan,selain dengan shading bias dengan penghijauan atau tanaman yang bias menahan atau menghalau silau sinar matahari dan untuk mengatur aliran udara. Penghijauan Vertikal Penghijauan vertikal adalah usaha penghijauan pada bangunan tinggi. Hal tersebut berhubungan dengan penanaman dan vegetasi, serta komponen-komponen ekosistem utama lainnya dalam bangunan tinggi. Hal ini menghadirkan iklim mikro pada fasade bangunan,digunakan sebagai pemecah angin pada skycourts, penyerap polusi karbondioksida dan Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 25

10 karbonmonoksida untuk menggantinya dengan oksigen melalui fotosintesa. 20 ( 20.Ken Yeang, The Skyscraper Bioclimatically Considered,Academy Editions,London,1996 hal 99 ) MBf Tower Elephant and Castle Eco-Tower Dinding sekeliling bangunan dilindungi dinding atau fasade bangunan ini di Oleh penghalang (sunshide) dan penghijauan kelilingi penghijauna diantaranya Setiap Lantai skycourt,balkon yang merupakan Gambar 5 : Penerapan Sunshide & Penghijauan taman unit apartemen di bagian atap (T.R Hamzah & Yeang,ecology of the sky) Penghijauan atau pertamanan didalam bangunan dibutuhkan untuk menurunkan suhu setempat dan mengurangi kelembaban udara. Selain itu penghijauan dalam bangunan juga bisa menambah daya tarik bangunan juga menggambarkan bangunan tersebut menyatu dengan alam.penghijauan tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk mengurangi atau menghalangi aliran udara yang besar juga sebagai buffer pada dinding yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi. Keuntungan dari penghijauan pada fasade bangunan : mempunyai nilai estetika untuk pengguna bangunan dan menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi. Memperlunak fasade bangunan. Melindungi ruang dalam dan dinding luar bangunan Meminimalkan radiasi panas pantulan sinar matahari dan kaca ke dalam bangunan. Menyerap CO2 dan CO dari polusi udara dan memberikan O2 melalui fotosintesis. Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 26

11 Menghalangi pandangan dan menyerap suara terutama pada skycourt. 3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan Bio-Climatic Berikut ini Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan Bio- Climatic : 21 ( 21.BangunanTropis,Dr.Ing.George Lippsmeir,Erlangga.Jakarta.1994.hal 101 ) a. Orientasi bangunan, untuk fasade utara dan selatan menerima lebih sedikit panas dibanding fasade barat dan timur. Maka bukaanbukaan lebar harus lah pada sisi utara dan selatan. Salah satu prinsip desain Bioclimatic adalah bahwa orientasi bukaan pada bangunan seyogyanya berada pada akses utara-selatan. 22 ( 22.The Green Skycrapper.Ken Yeang.New York.1999 ) Gambar 1 : Tabel : Faktor Radiasi Matahari ( SF, W/M2 ) Orientasi U TL T Te S BD B BL Ada tiga faktor utama yang menentukan bagi perletakan bangunan yang tepat : - Radiasi matahari dan tindakan perlindungan - Arah dan kekuatan angin - Topografi b. Vegetasi, vegetasi dapat menghasilkan pengaruh yang berbeda terhadap iklim pada daerah kering dan daerah lembab. Vegetasi / pertamanan yang terencana dapat mempengaruhi, arah dan kekuatan angin, menyimpan air, menurunkan temperatur, menyamakan perbedaan temperatur, meredam kebisingan dan panas matahari. 23 ( 23.BangunanTropis,Dr.Ing.George Lippsmeir,Erlangga.Jakarta.1994.hal 116 ) c. Perlindungan matahari, Umumnya elemen bangunan diperlukan untuk pelindung dari matahari. Elemen horizontal yang menonjol sangat efektif untuk fasade utara dan selatan, sedangkan elemen vertikal efektif untuk matahari rendah yaitu untuk fasade timur dan barat. Pemasangan pelindung matahari harus ditempatkan diluar bangunan / didepan kaca. d. Ventilasi silang, untuk daerak tropis-basah, posisi bangunan yang Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 27

12 melintang terhadap arah angin utama lebih penting dibandingkan dengan perlindungan terhadap radiasi matahari. Orientasi terbaik adalah posisi yang memungkinkan terjadinya ventilasi silang e. Pemilihan material sebagai kulit bangunan, biasanya untuk bahanbahan yang memiliki massa jenis yang berat. Ketika angin menerpa kulit bangunan, sebagian darinya akan masuk melalui pori-pori kulit bangunan, karena kulit bangunan memiliki massa jenis yang berat maka udara dingin yang masuk akan semakin lama keluar karena poriporinya kecil, sehingga udara dingin akan semakin lama tersimpan dalam kulit bangunan. Terutama udara dingin malam hari yang diserap dan disimpan yang kemudian akan dikeluarkan pada siang hari, seperti batu granit dan marmer. Gambar 6 : Pengarug Radiasi Matahari Terhadap Bahan Bangunan (Puslitbangkum 2005) Aturan desain penutup luar bangunan. a. Efesiensi energi maksudnya adalah kulit bangunan harus dapat mengurangi pemakaian energi. b. Penyediaan of sentral daylight untuk mengurangi radiasi matahari langsung. c. Meminimalkan penembusan udara dan kondensasi. d. Penyediaan pemilihan warna,tekstur dan finising. e. Dilengkapi dengan peralatan pembersih jendela otomatis. f. Dapat mengakomodasikan pergerakan bangunan. g. Meminimalkan beban pada rangka struktur. h. Meminimalkan perlengkapan maintenance Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 28

13 3.6 Studi Banding Apartemen Royal Mediterania Garden Besaran/ Fasilitas Unit Apartemen Uraian Type Studio = luas 27 m2 Fasilitas : 1 unit Kamar Tidur/Studio Pantry, Toilet dan Kamar Mandi Balkon Type 1BR = luas 38 m2 Fasilitas : 1 unit Kamar Tidur Ruang Keluarga Ruang Makan Pantry, Toilet dan Kamar Mandi Balkon Type 2BR = luas 62 m2 Fasilitas : 2 unit Kamar Tidur Ruang Keluarga Ruang Makan Pantry, Toilet dan Kamar Mandi Kamar pembantu dan toilet 2 Balkon Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 29

14 Type 3BR = luas 130 m2 Fasilitas : 3 unit Kamar Tidur Ruang Keluarga Ruang Makan Pantry, Toilet dan Kamar Mandi Kamar pembantu dan toilet 2 Balkon Gambar 7a : Keyplan site Gambar 7b : Tampak Bangunan (Standar Proyek RMG3) (Standar Proyek RMG3) Lokasi apartemen yang strategis, berada di kawasan Super Blok Agung PodoMoro Group yang letaknya di Jalan S.Parman berada di jantungnya kota Jakarta Barat,fasilitas fasilitas pendukung yang beraada di kawasan ini di antaranya : 1. Kawan pusat perbelanjaan seperti Mall Taman Anggrek,Central Park.Mall Citra Land,Dll 2. Pusat pendidikan atau sekolah/universitas seperti Tri Sakti,Ukrida,Untar,BPK Penabur,Dll 3. Pusat kesehatan seperti :Rumah sakit Darmais,Harapan Kita,Siloam,Dll Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 30

15 Untuk fasilitas yang tersedia di bangunan ini diantaranya ruko,mini market,sekolah,ruang kantor,tempat bermain anak,dll.untuk unit unit hunian memiliki ± 30 lantai dengan berbagai type. Denah Lantai Dasar Gambar 7c : Denah Lantai (Standar Proyek RMG3) Denah Tipikal s/d 32 Denah Roof/Atap Sitem pemasangan kulit bangunan atau fasade memakai sistem free case dimana dinding dindingnya sudah di pabrikasi di pabrik dan tinggal pasang dan untuk Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini menggunakan sistem plat and slab dengan memiliki core inti yang terdiri dari Sirkulasi Lift, Shaft Mekanikal Elektrikal, Tangga Kebakaran, Ruang AHU. Main Lobby Club House Gambar 7d : Fasilitas Penunjang (Standar Proyek RMG3) Apartemen dan Mal Taman Anggrek Konsep yang coba ditawarkan dari gambar tersebut berupa fasilitas pusat perbelanjaan Mal Taman Anggrek dengan metode mixed used dengan apartemen, pengaturan zona peralihan pada lantai podium sebagai pembatas dari area private dan area komersial. Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 31

16 Gambar 8 : Denah Bangunanan (Upload Internet) Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema Arsitektur Bioklimatik 32

BAB II. Bioklimatik Desain. Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut

BAB II. Bioklimatik Desain. Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut BAB II Bioklimatik Desain Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut Kenneth Yeang Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary the effect

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG TEMA

BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG TEMA BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1. LATAR BELAKANG TEMA Pembangunan gedung bertingkat baik dengan fungsi kantor sewa atau fungsi lainnya kini semakin pesat. Pesatnya pertumbuhan bangunan mendapat persetujuan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Arsitektur Bioklimatik Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN BAB 6 KONSEP PERENCANAAN 6.1 Konsep Bangunan 6.1.1 Konsep Pola Massa Bangunan Massa bangunan berupa tower Gambar 26 : Konsep Massa Bangunan Sesuai dengan posisi site Lapangan dan fungsi dari suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kenyamanan termal bangunan tinggi, desain bioklimatik, penggunaan energi alami

ABSTRAK. Kata kunci : kenyamanan termal bangunan tinggi, desain bioklimatik, penggunaan energi alami KAJIAN PUSTAKA PENGARUH DESAIN BIOKLIMATIK TERHADAP KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN : MENARA MESINIAGA DI SELANGOR, MENARA BUDAYA DI KUALA LUMPUR, DAN MENARA UMNO DI PENANG - MALAYSIA Disusun oleh: MIRA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI ABSTRAK PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN Stefani Gillian Tania A. Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia Abstrak Wisma atlet sekarang ini sudah tidak digunakan lagi karena kondisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

TUGAS SAINS ARSITEKTUR II

TUGAS SAINS ARSITEKTUR II TUGAS SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Disusun oleh : YOGI DEWANTARA 0951010030 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain BAB V KajianTeori 5.1. Kajian Teori Tema Desain 5.1.1. Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain Penekanan tema desain yang diterapkan pada Sekolah Tinggi ini adalah arsitektur ekologis. Ekologi

Lebih terperinci

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi ABSTRAK Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. ARSITEKTUR HIJAU (GREEN ARCHITECTURE) Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan

Lebih terperinci

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang

Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang Mohdar Rizqoh Alhamid 1, Beta Suryokusumo Sudarmo 2, Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang dipilih pada proyek adalah Efisiensi Energi karena tipologi dalam sumber dari daftar pustaka sebelumnya buku Metric Planing and Design Data (David Atler,

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG Ertin Lestari Adhi Widyarthara Gaguk Sukowiyono Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Malang sebagai

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Hemat Energi

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Hemat Energi BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1 Arsitektur Hemat Energi Desain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan 3.1.1 Rancangan Skematik Kawasan Tapak Dalam rancangan skematik kawasan tapak penulis mencoba menyampaikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang diperuntukan sebagai lahan untuk tempat tinggal yaitu seluas 45964,88 Ha, dengan keterbatasan lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi Wisma Atlet di Senayan saat ini dapat dikatakan cukup memrihatinkan. Wisma yang awalnya bernama Wisma Fajar ini didirikan tahun 1974 oleh perusahaan Singapura

Lebih terperinci

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING Emil Salim 1 dan Johanes Van Rate 2 1 Mahasiswa PS S1 Arsitektur Unsrat 2 Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Unsrat ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi proyek hotel bisnis di Kuningan, Jakarta Selatan ini adalah kebutuhan akomodasi di kawasan bisnis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan Desain Arsitektur Tropis Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di Kabupaten Magelang ini karena, kondisi alam di Kab. Magelang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel menjadi salah satu solusi tempat sementara seseorang/kelompok untuk menginap selama mereka pelakukan keperluannya di daerah/kota tersebut. Tidak heran di jaman

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v ix xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan. Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya tugas akhir ini bukan

Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan. Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya tugas akhir ini bukan LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Agus Siswanto Nim : 0120311-025 Jurusan : Arsitektur Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas : Mercu Buana Dengan ini menyatakan

Lebih terperinci

1. KARAKTERISTIK IKLIM TROPIS

1. KARAKTERISTIK IKLIM TROPIS 1. KARAKTERISTIK IKLIM TROPIS Karakteristik umum iklim tropis adalah memiliki temperatur yang tinggi, temperatur dan kelembaban rata-rata harian relatif konstan, dan range rata-rata temperatur bulanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Perancangan Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia ini diharapkan dapat menjadi hunian asrama yang nyaman aman dan mudah dijangkau bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Perletakkan massa bangunan apartemen yang memperhatikan view yang ada, view yang tercipta kearah barat dan utara. Permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Disusun Oleh: Ignatius Christianto S 0951010043 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, ketersediaan tempat tinggal menjadi perhatian utama bagi semua pihak bagi pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

Rumah Sejahtera Susun untuk Buruh Pabrik di PIER dengan Konsep Bioklimatik

Rumah Sejahtera Susun untuk Buruh Pabrik di PIER dengan Konsep Bioklimatik Rumah Sejahtera Susun untuk Buruh Pabrik di PIER dengan Konsep Bioklimatik Dimas Fajar Agung Priambodo, Agung Murti Nugroho, Bambang Yatnawijaya S. Jurusan Arsitektur, FakultasTeknik, UniversitasBrawijaya

Lebih terperinci

BAB III. TINJAUAN KHUSUS. III. 1. PENGERTIAN BANGUNAN HEMAT ENERGI

BAB III. TINJAUAN KHUSUS. III. 1. PENGERTIAN BANGUNAN HEMAT ENERGI BAB III. TINJAUAN KHUSUS. III. 1. PENGERTIAN BANGUNAN HEMAT ENERGI Secara teoritis Bangunan Hemat energi adalah : Bangunan 1 : gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL Frans Soehartono 1, Anik Juniwati 2, Agus Dwi Hariyanto 3 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dimana permasalahan utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk indonesia adalah Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban Pendinginan Gambar 58. Massa bangunan berdasar analisa angin dan matahari Gambar 59. Massa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber :  diakses tanggal 2 Oktober 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibu kota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai kegiatan dibidang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan suatu suasana dan lingkungan yng mendukung.

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

ADAPTASI IKLIM PADA HUNIAN RUMAH TINGGAL YANG MENGHADAP MATAHARI

ADAPTASI IKLIM PADA HUNIAN RUMAH TINGGAL YANG MENGHADAP MATAHARI ADAPTASI IKLIM PADA HUNIAN RUMAH TINGGAL YANG MENGHADAP MATAHARI Vippy Dharmawan 1, Nanik Rachmaniyah 2 1 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo Nomor

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut: BAB IV : KONSEP 4.1. Konsep Dasar Konsep rancangan dasar pada perancangan Rumah Sakit Pendidikan Karawaci di Tangerang ini adalah arsitektur hijau. Arsitektur hijau ialah sebuah konsep arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cahaya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menghayati ruang dan melakukan berbagai kegiatan dalam ruang pada bangunan serta sebagai prasyarat bagi penglihatan

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Jurusan Arsitektur Semeter Genap Tahun Akademik 2009/2010 Tugas Akhir Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tema : Bioklimatik DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DI SUSUN

Lebih terperinci