BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG TEMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG TEMA"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1. LATAR BELAKANG TEMA Pembangunan gedung bertingkat baik dengan fungsi kantor sewa atau fungsi lainnya kini semakin pesat. Pesatnya pertumbuhan bangunan mendapat persetujuan dan ketidaksetujuan. Hal ini dikarenakan oleh kebanyakan bangunan dirasakan nyaman hanya dalam ruangan bangunan tersebut, dan tidak dirasa nyaman pada luar bangunan sehingga menimbulkan suhu udara panas diluar bangunan tersebut dan menimbulkan efek rumah kaca. Pembangunan pada saat ini pun lebih terlihat seperti ladang beton dan kaca. Dimana-mana terlihat bangunan menjulang tinggi tanpa terlihat area hijau. Hal ini dimungkinkan karena harga lahan yang semakin tinggi dan para pembangun mencoba untuk memanfaatkan lahan semaksimal mungkin untuk ruang karena ingin mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Padahal hal ini jelas merugikan para pemakai. Karena selain para pemakai akan merasa jenuh dan kaku dengan suasana bangunan tersebut, bangunan tersebut juga akan menambah pemanasan global pada lingkungan sekitarnya. Pemanasan global memicu para arsitek untuk berpikir lebih cermat dalam mendesain suatu bangunan untuk memecahkan permasalahan pemanasan global tersebut. Banyak hal telah dilakukan, seperti membuat rancangan dengan konsep arsitektur hijau, arsitektur berkelanjutan, arsitektur bioklimatik dan masih banyak lagi. Pada rancangan ini penulis menganggap arsitektur bioklimatik sebagai alternatif terbaik dalam pemecahan masalah ini. Karena bangunan yang akan direncanakan 19

2 ingin mencoba menggali dan memanfaatkan iklim dan potensi alam sehingga tercipta bangunan yang hemat energi dan peduli lingkungan. III.2. PENGERTIAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK Berdasarkan arti harfiahnya, arsitektur bioklimatik dapat diartikan sebagai berikut: Bio: aneka hayati, hidup Klimatik: iklim, pendekatan berdasar iklim Arsitektur: Ilmu tentang bangunan Jadi arsitektur bioklimatik adalah ilmu tentang bangunan yang menitik beratkan pendekatan pada kehidupan (mahluk hidup dan kelangsungan hidupnya), dan hubungan dengan iklim setempat. Pengertian Arsitektur dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990 "Arsitektur adalah ilmu dan seni merancang bangunan, kumpulan bangunan dan struktur lain yang fungsional, terstruktur dengan baik serta memiliki nilai-nilai estetika". Pengertian Bioklimatik dalam buku Kenneth Yeang, The skyscraper bioclimatically considered : Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary the effect of climate on the health and activity of living things". Artinya: Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktifitas sehari-hari. Dalam tulisan Tri Endangsih, Penerapan Hemat Energi pada Kenyamanan Bangunan, dijelaskan bahwa arsitektur bioklimatik adalah arsitektur yang berlandaskan pada pendekatan desain pasif dan minimum energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, desain fasade, peralatan pembayangan, 20

3 instrumen penerangan alam, warna selubung bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah. III.3. PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK Sebagai pendukung utama terhadap respon arsitektur lingkungan, Kenneth Yeang telah mengembangkan paradigma "bioclimatic" untuk desain gedung pencakar langit. Teorinya menyatakan bahwa keuntungan dari konsumsi energi secara signifikan lebih rendah selama siklus hidup gedung mengimbangi biaya awal membangun sebuah bangunan berdasarkan pertimbangan iklim daripada skala ekonomi murni. Kritikal elemen untuk Yeang dari desain gedung pencakar langit adalah temper kebutuhan komersial ekonomi dengan kebutuhan arsitek untuk menciptakan bentuk bangunan dengan makna dan pertimbangan bertanggung jawab terhadap lingkungan. III.4. FAKTOR - FAKTOR PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 10 Menurut Ken Yeang, faktor-faktor pendekatan arsitektur bioklimatik yang perlu diperhatikan antara lain: a. Ruang transisi Pada arsitektur bioklimatik terdapat ruang yang menjadi batas antara ruang bangian luar dan ruang bangian dalam suatu bangunan yang bersifat sebagai panyatu. Seperti teras yang terdapat pada kebanyakan arsitektur tradisional Indonesia, ruang transisi pada arsitektur bioklimatik diharapkan memiliki fleksibilitas ruang dan bersifat manusiawi serta fungsional tanpa mengabaikan estetika. Ruang transisi dapat berupa teras, lobby, hall, plaza, atrium, balkon, sky court, rooftop, kolam, maupun roof garden. 10 Yeang, Ken, The Skyscraper: Bioclimatically Consider,

4 Syarat-syarat ruang transisi antara lain: Memiliki gerakan udara segar Memiliki akses dengan ventilasi alami Memiliki pandangan keluar Keterkaitan antar ruang yang jelas Memperhatikan orientasi matahari, suhu, dan angin Memiliki kenyamanan fisik dan psikis Rendah kebisingan Dapat dikembangkan sebagai lansekap vertical b. Lansekap vertikal Lansekap vertikal merupakan penghijauan dalam bangunan yang terkait dengan tumbuhan dan komponen vital ekosistem lainnya di dalam bangunan. Lansekap vertikal dapat meningkatkan iklim mikro pada bangunan dan dapat menyerap polusi karbon dioksida dan monoksida pada bangunan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam lansekap vertikal antara lain: Pemilihan jenis tumbuhan/ tanaman yang disesuaikan dengan bangunan Menjaga temperatur tumbuhan. Pembuatan drainase bagi tanaman untuk proses pembuangan air tanaman Irigasi tanaman menggunakan sistem manual maupun otomatis Penggunaan pot tanaman yang anti air dengan menggunakan bahan khusus seperti ethylene Memperhatikan perkembangan akar tumbuhan agar tidak mengganggu bangunan Memperhatikan orientasi matahari dan angin Perletakkan lansekap vertikal pada atap bangunan, kolom struktur, ruang antara, ruang dalam, dan ruang luar bangunan Keuntungan lansekap vertikal adalah sebagai berikut: Meningkatkan nilai ekologis pada bangunan Meminimalisasikan refleksi panas dan kesilauan matahari dalam bangunan Pendinginan efektif pada bangunan Vegetasi dapat menyerap karbon dioksida dan monoksida dalam bangunan 22

5 Vegetasi sebagai visual screen, peredam suara, pemecah angin, sekaligus tampilan estetis bangunan c. Ventilasi alami dan angin Ventilasi berarti persediaan udara di luar dan di dalam bangunan, adalah merupakan hal yang salah jika mendefinisikan ventilasi sirkulasi udara dalam ruang bangunan. Jika ruang tidak memiliki jendela, maka secara teoritis ruang tersebut tidak memiliki ventilasi. Ventilasi alami menguntungkan untuk beberapa hal, diantaranya adalah: Untuk meningkatkan kenyamanan pada periode panas-lembab Untuk alasan kesehatan, menyuplai oksigen dan mengelola polusi Untuk memberikan kepuasan pandangan kepada pengguna bangunan Untuk perlindungan energi yang didapat dari pengurangan peralatan mekanika dari ventilasi Fungsi ventilasi dalam arsitektur bioklimatik adalah: Ventilasi kesehatan terdiri dari kualitas udara dalam bangunan dengan pergantian udara dalam ruang dengan udara segar dari luar bangunan Ventilasi kenyamanan termal menghasilkan kenyamanan termal dan membantu perubahan panas tubuh di sekitar bangunan Ventilasi pendingin mendinginkan udara panas yang lebih besar di dalam ruang dengan bantuan udara dari luar. Angin memiliki efek yang berhubungan dengan bangunan baik efek positif maupun negatif. Pemanfaatan angin yang baik dapat menimbulkan efek positif pada bangunan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam angin dan ventilasi: Perletakkan jendela dan pemilihan jarak antar jendela Bentuk atap Pengaturan interior bangunan Lansekap bangunan Orientasi bangunan terhadap arah angin dan matahari 23

6 Penggunaan peralatan turbin angin untuk pengturan pemanfaatan energi angin dalam bangunan d. Dinding luar dan cladding Cladding adalah dinding luar yang melapisi dan melindungi bangunan dari reduksi panas, reduksi silau dari matahari dan sebagai pembatas angin yang masuk ke dalam bangunan. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam desain dinding luar dan cladding, antara lain: Kulit bangunan harus dapat mengurangi pemakaian energi. Penyedia pencahayaan alami untuk mengurangi radiasi matahari langsung. Meminimalkan penembusan air dan kondensasi. Pemilihan warna, tekstur dan finishing yang tepat. Dilengkapi dengan peralatan pembersih jendela otomatis. Dapat mengakomodasikan pergerakan bangunan, meminimalkan beban pada rangka struktur. Meminimalkan perlengkapan maintenance. e. Struktur bangunan arsitektur bioklimatik Beberapa kriteria pemakaian struktur dalam pendekatan arsitektur bioklimatik adalah: Pemilihan bahan material struktur yang mampu menghemat energi dan merupakan bahan yang sustainable Struktur harus kuat, tahan goncangan, dan stabilisasi yang baik Beberapa penerapan model struktur inti (core) antara lain adalah struktur dengan sistem konvensional, sistem jump form, dan sistem slip form. 24

7 f. Sistem mechanical electrical bangunan dan sistem kecerdasan buatan pada bangunan Kelengkapan bangunan tingkat tinggi adalah sistem ME dan sistem kecerdasan buatan (atrificial intelegence) pada bangunan yang menunjukkan kemajuan teknologi sebagai pelengkap suatu bangunan arsitektur bioklimatik. Persyaratan sistem ME antara lain: M&E harus ekonomis untuk dibangun dan dioperasikan, efisien dan meminimalkan penggunaan energi selama konstruksi dan selama kelangsungan hidup bangunan. M&E harus memiliki tingkat kenyamanan hunian, temperatur, akustik dan pencahayaan yang tinggi. M&E harus meminimalkan biaya operasional dan maintenance dengan penggunaan material yang berkualitas. M&E harus memaksimalkan penggunaan ruang dan mengurangi daerah peralatan dan memaksimalkan efisiensi struktural. M&E harus memperhatikan lingkungan dengan pemilihan sistem instalasi yang tidak berisik, tidak polusi, menggunakan material bebas CFC dan mengurasi produksi CO 2. g. Konteks lingkungan sekitar Dalam mendesain bangunan dengan pendekatan arsitektur bioklimatik, desainer harus memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan konteks terhadap bangunan lain dalam suatu lokasi bangunan. Beberapa hal yang terkait dalm konteks lingkungan sekitar adalah sebagai berikut: Matahari Siklus musim Efek pembayangan pohon dan bangunan Hubungan kontekstual kota Tata massa bangunan kota secara fisik dan psikis 25

8 III.5. STUDI BANDING ARSITEKTUR BIOKLIMATIK III.5.a. Menara Mesiniaga, Malaysia Data Fisik Nama bangunan Fungsi : Menara Mesiniaga : kantor Alamat total luas lantai : m 2 : Jl. SS 16/1, Subang Jaya, Selangor, Malaysia. Bangunan ini memiliki berbagai fasilitas, yaitu : Lobby penerima Ruang kantor Gymnasium Kolam renang Foyer/Mezanin dan cafetaria Mushola Ruang kelas Auditorium Parkir Ruang servis 26

9 SITE PLAN Fasilitas-fasilitas tersebut merupakan ruang-ruang yang terletak hampir seluruhnya dalam bangunan, kecuali ruang parkir, yang sebagian berada diluar ruangan, sedangkan sebagaian lainnya berada di ground floor. Yang berhubungan langsung dengan ruang mekanikal elektrikal. Ide utama dan konsep dari menara mesiniaga diantaranya: Taman di atas atap. Lansekap vertikal yang berbentuk spiral. Dinding menjorok dan sun shiding di sisi timur dan barat. Tirai dinding kaca di sisi utara dan selatan. Penempatan core pada area panas yaitu pada sisi timur. Penerangan dan ventilasi alami pada toilet, tangga dan lobby. Balkon berbentuk spiral pada eksterior. Menara Mesiniaga menggunakan struktur dengan system cast in site bukan pre fab, yaitu dikerjakan ditempat pada saat pembangunan. a. Sub Structure Menara mesiniaga merupakan suatu bangunan yang memiliki sub struktur berupa pondasi tiang pancang, dengan pail-pail yang menghujam ke tanah, yang mampu menopang 15 lantai. Pertimbangan penggunaan 27

10 pondasi ini adalah pada kondisi daya dukung tanah dan kondisi alam sekitar yang jauh dari bangunan konservasi. Pondasi ini berjumlah delapan buah, yang nantinya merupakan bagian yang menopang struktur dari kolom-kolom utama. Disamping itu masih ada pondasi yang ukurannya lebih kecil, yaitu pondasi foot plat dikhususkan untuk menopang bagian ground floor. b. Super Structure Untuk bagian super structure menggunakan beton pra tekan dan rangka beton concret steel. Bagian ini terdiri dari delapan buah kolom utama dengan diameter sebesar 1,027 m. Kolom-kolom ini diikat oleh balokbalok membentuk susunan grid-grid yang menopang lantai dan pengaku agar bangunan dapat berdiri tegak. Semua kolom-kolom utama diletakkan di luar dinding bangunan, sehingga dapat dilihat dari luar bangunan, sehingga dapat dilihat dari luar bangunan. Kolom-kolom dihubungkan oleh balok yang melingkar serta dilapisi oleh lempengan baja, untuk memberikan image Hi-Tech. Untuk area ground floor, menggunakan kolom-kolom tambahan yang berukuran lebih kecil, yang disusun melingkar, dan dihubungkan oleh balok-balok. Disamping penggunaan kolom utama, bangunan ini memiliki memakai sistem single-sided core/ core satu sisi, yaitu terletak di sisi Timur bangunan. c) Upper Structure Struktur atap menara pada dasarnya adalah atap datar, namun pada ruang Gymnasium dan ruang ME menggunakan atap dengan rangka baja. Selain itu atap yang menaungi seluruh bagian top floor bangunan adalah berupa mahkota berupa kisi-kisi (rangka-rangka) baja yang dipergunakan sebagai solar panel. 28

11 Pada area top floor dapat ditemui atap yang terpisah-pisah, namun justru lantai pada bagian ini dijadikan sebagai atap datar bagi bangunan, sedangkan atap yang lain hanya menaungi ruang-ruang tertentu. Perencanaan lantai mesiniaga Mezzanin level lantai 1 lantai 2 Lantai 4 lantai 7 lantai 8 Lantai 9 lantai 10 keterangan Prinsip prinsip Bioklimatik yang diterapkan Ken Yeang pada Menara Mesiniaga adalah sebagai berikut: 1. Service Core Position Yang Terletak Di Timur Core bukan hanya sebagai bagian struktural, tetapi juga mempengaruhi terhadap suhu bangunan, arah pandang, dan bagian-bagian yang akan menjadi dinding luar. Menara Mesiniaga memiliki core yang terletak di sisi 29

12 Timur bangunan. Perletakan core pada sisi panas matahari tersebut dapat menjadi pelindung (buffer zone) terhadap ruang dalam, sehingga beban pengkondisisan udara (AC) menjadi berkurang. Area service core 2. Orientasi Bangunan Terhadap Arah Sinar Matahari. Orientasi bangunan terhadap matahari mempengaruhi bentuk bangunan Menara Mesiniaga, dimana bagian pada bagian Timur mesiniaga permukaan bangunan lebih masif karena penempatan core yang berfungsi sebagai pelindung ruang-ruang di bagian Timur dari radiasi matahari (buffer zone). Pada bagian Barat permukaan bangunan lebih terbuka dengan adanya sky court atau terasan-terasan, hal ini dimaksudkan untuk menangkap sinar matahari pada sore hari, namun untuk mengurangi panas dan radiasi matahari digunakan landscape vertical dan sun shading. Sedangkan pada bagian Utara-Selatan lebih terbuka dengan adanya bukaan-bukaan untuk menghindari pancaran langsung panas matahari guna mengurangi beban AC. Pancaran sinar matahari dapat masuk ke dalam bangunan melalui bukaan-bukaan dinding. Adanya sistem pembayangan (Solar-Shading) dibuat untuk menangkal silau (glare) dan intensitas panas yang berlebihan. Sehingga secara keseluruhan bentuk bangunan Menara Mesiniaga ini bervariasi dari bentuk yang solid hingga bentuk yang void. 30

13 Sun Shaders Garden Insets 3. Vertikal Landscaping (Lansekap Vertical) Salah satu cara penerapan strategi Ken Yeang dalam pengolahan lansekap pada bangunan tinggi, berupa taman berbentuk spiral yang melilit dari bawah sampai atas bangunan. Lansekap vertical ini berfungsi sebagai Pendinginan evaporatif dalam rangka membuat kenyamanan termal (agar lingkungan di sekitarnya tidak terlalu panas) Pemakaian vegetasi pada strategi lansekap ini disamping menyediakan pembayangan terhadap area-area bagian dalam dan dinding bagian luar, juga akan meminimalkan pemantulan panas dan silau matahari. Selain itu landscape vertikal dapat meningkatkan iklim mikro pada bangunan dan dapat menyerap polusi karbondioksida dan monoksida pada bangunan. Sun shader (kuning) Garden space (hijau) 31

14 4. Recessed Wall Salah satu cara untuk mengurangi panas matahari yang melalui jendela adalah dengan cara menutupi bagian yang terkena panas menggunakan pengurang panas yang tebal pada dinding-dinding luar. Permukaan dinding luar dibuat keluar masuk (recessed wall). Cara recessed wall ini dapat menggunakan bentuk-bentuk seperti jendela, balkon atau sky court. Penyusunan balkon secara spiral menghadap keluar dengan mekanisme sliding selebar dinding untuk penghawan alami untuk ruang kantor di dalamnya dan sebagai ruang transisi bagi pengguna bangunan. Reassed wall 5. Insulation Material dan Sun Shading Atap dan dinding sebagai material eksternal menggunakan bahan-bahan yang berkapasitas suhu rendah dengan permukaan bagian luar yang dapat memantulkan panas dan sinar matahari. Selain itu atap yang menaungi seluruh bagian top floor bangunan adalah berupa mahkota berupa kisi-kisi (rangka-rangka) baja yang dipergunakan sebagai panel penangkap sinar matahari/ solar panel. 32

15 Solar panel pada atap mesiniaga Pada sisi Utara dan Selatan permukaan bangunan dipenuhi oleh curtain wall dari kaca. Hal ini menimbulkan efek rumah kaca, dimana radiasi yang masuk melalui kaca dapat memanaskan material di dalamnya dan radiasi yang tidak dapat menembus keluar, sehingga ruangan di dalamnya tetap panas, Cara seperti itu disebut juga Passive Solar Capture yang efektif untuk menangkap energi melalui desain bangunan Menara Mesiniaga tanpa peralatan mekanikal. Tampak selatan tampak timur 33

16 6. Ventilasi Alami Dan Penerangan Alami Pada Service Core Service core merupakan bagian dari bagunan tinggi yang terdiri dari shaft lift, lobby lift, tangga utama dan darurat, pipa-pipa utilitas, toilet dan ruang-ruang service lainnya. Wilayah ini harus memiliki ventilasi alami, cahaya matahari alami, dan view yang baik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi keperluan ventilasi mekanik/buatan, pencahayaan buatan serta keperluan untuk saluran tekanan udara guna pencegahan kebakaran. Ventilasi pada area core III.5.b. Kesimpulan Studi Banding Dari studi banding di atas dapat disimpulkan bahwa desain bioklimatik merupakan desain yang menanggapi lingkungan, seperti bagaimana cara merespon terhadap matahari dan memanfaatkannya. Tidak hanya menanggapi lingkungan tetapi juga mencoba menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan dan menciptakan penghawaan yang alami pula. Desain ini memang sangat mahal, akan tetapi hal ini diimbangi dengan energi yang dapat di hemat ketika bangunan telah digunakan. Selain itu, bangunan seperti ini ramah terhadap lingkungan dan dapat mengurangi pemanasan global. 34

BAB II. Bioklimatik Desain. Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut

BAB II. Bioklimatik Desain. Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut BAB II Bioklimatik Desain Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut Kenneth Yeang Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary the effect

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

TUGAS SAINS ARSITEKTUR II

TUGAS SAINS ARSITEKTUR II TUGAS SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Disusun oleh : YOGI DEWANTARA 0951010030 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kenyamanan termal bangunan tinggi, desain bioklimatik, penggunaan energi alami

ABSTRAK. Kata kunci : kenyamanan termal bangunan tinggi, desain bioklimatik, penggunaan energi alami KAJIAN PUSTAKA PENGARUH DESAIN BIOKLIMATIK TERHADAP KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN : MENARA MESINIAGA DI SELANGOR, MENARA BUDAYA DI KUALA LUMPUR, DAN MENARA UMNO DI PENANG - MALAYSIA Disusun oleh: MIRA

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Arsitektur Bioklimatik Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. ARSITEKTUR HIJAU (GREEN ARCHITECTURE) Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang dipilih pada proyek adalah Efisiensi Energi karena tipologi dalam sumber dari daftar pustaka sebelumnya buku Metric Planing and Design Data (David Atler,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain BAB V KajianTeori 5.1. Kajian Teori Tema Desain 5.1.1. Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain Penekanan tema desain yang diterapkan pada Sekolah Tinggi ini adalah arsitektur ekologis. Ekologi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut: BAB IV : KONSEP 4.1. Konsep Dasar Konsep rancangan dasar pada perancangan Rumah Sakit Pendidikan Karawaci di Tangerang ini adalah arsitektur hijau. Arsitektur hijau ialah sebuah konsep arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi BAB V Konsep 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sekolah kejuruan desain grafis adalah Optimalisai hemat energi terhadap bangunan dan tapak, yang merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI ABSTRAK PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

Rumah Sejahtera Susun untuk Buruh Pabrik di PIER dengan Konsep Bioklimatik

Rumah Sejahtera Susun untuk Buruh Pabrik di PIER dengan Konsep Bioklimatik Rumah Sejahtera Susun untuk Buruh Pabrik di PIER dengan Konsep Bioklimatik Dimas Fajar Agung Priambodo, Agung Murti Nugroho, Bambang Yatnawijaya S. Jurusan Arsitektur, FakultasTeknik, UniversitasBrawijaya

Lebih terperinci

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran DAFTAR ISI Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran i iii iv vii BAB I. PENDAHULUAN A. Kompetensi yang Akan Dicapai 1 B. Deskripsi Materi 2 C. Metode Pembelajaran 2 D. Kewajiban

Lebih terperinci

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri. BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V. KONSEP DASAR PERANCANGAN Sebuah Universitas pada dasarnya merupakan sebuah wadah pendidikan bagi masyarakat untuk mengemban ilmu,bangunan universitas haruslah di rancang sebaik

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN Stefani Gillian Tania A. Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia Abstrak Wisma atlet sekarang ini sudah tidak digunakan lagi karena kondisi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB III. TINJAUAN KHUSUS. III. 1. PENGERTIAN BANGUNAN HEMAT ENERGI

BAB III. TINJAUAN KHUSUS. III. 1. PENGERTIAN BANGUNAN HEMAT ENERGI BAB III. TINJAUAN KHUSUS. III. 1. PENGERTIAN BANGUNAN HEMAT ENERGI Secara teoritis Bangunan Hemat energi adalah : Bangunan 1 : gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan

Lebih terperinci

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi ABSTRAK Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Green Architecture (Materi pertemuan 7) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PRINSIP-PRINSIP GREEN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema dari bab I - IV bahwa disini penulis akan merancang Bangunan yang berarsitektur modern supaya Bangunan Candranaya

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v ix xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Sentra Agrobisnis Anjuk Ladang menggunakan konsep Power of Climate, dengan konsep tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan tema dari Working With Climate

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1 Judul Proyek Pada kasus perancangan Apartemen dengan pusat perbelanjaan ini, konsep desain perancangan yang hendak diimplementasikan pada properti yaitu hunian apartemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana konsep

Lebih terperinci

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN BAB 6 KONSEP PERENCANAAN 6.1 Konsep Bangunan 6.1.1 Konsep Pola Massa Bangunan Massa bangunan berupa tower Gambar 26 : Konsep Massa Bangunan Sesuai dengan posisi site Lapangan dan fungsi dari suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

1. KARAKTERISTIK IKLIM TROPIS

1. KARAKTERISTIK IKLIM TROPIS 1. KARAKTERISTIK IKLIM TROPIS Karakteristik umum iklim tropis adalah memiliki temperatur yang tinggi, temperatur dan kelembaban rata-rata harian relatif konstan, dan range rata-rata temperatur bulanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. A. Studi Literatur Mengenai Arsitektur Kontekstual

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar.  A. Studi Literatur Mengenai Arsitektur Kontekstual BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar A. Studi Literatur Mengenai Arsitektur Kontekstual Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia. ar si tek tur /arsitéktur/ n 1 seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang

Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang Mohdar Rizqoh Alhamid 1, Beta Suryokusumo Sudarmo 2, Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat pada Bab V yaitu, konsep from nature to nature yang sesuai dengan prinsip prinsip green

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global semakin marak di dunia. Berbagai aspek sering dikaitkan dengan isu pemanasan global, mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kertas dan tisu,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape, Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Hemat Energi

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Hemat Energi BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1 Arsitektur Hemat Energi Desain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang diperuntukan sebagai lahan untuk tempat tinggal yaitu seluas 45964,88 Ha, dengan keterbatasan lahan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015 87 BAB V KONSEP A. Konsep Dasar Gambar 5. 1 Konsep Dasar Sumber: dokumentasi pribadi, 2015 Pada umumnya terminal bus memiliki 3 permasalahan utama yaitu sirkulasi silang, tindak kriminalitas dan polusi.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal dan Konsep Umum Pertimbangan awal dalam mengambil ide awal antara lain, karena keberadaannya yang terletak di tengah daerah urban, yang dikelilingi oleh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan suatu suasana dan lingkungan yng mendukung.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental friendly development.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Lebih terperinci