BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN EVALUASI DAN PENINGKATAN KINERJA SISTEM BASIS DATA SIDJP CORE Gambaran Umum Direktorat Jendral Pajak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN EVALUASI DAN PENINGKATAN KINERJA SISTEM BASIS DATA SIDJP CORE Gambaran Umum Direktorat Jendral Pajak"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN EVALUASI DAN PENINGKATAN KINERJA SISTEM BASIS DATA SIDJP CORE 3.1 Organisasi Direktorat Jenderal Pajak Gambaran Umum Direktorat Jendral Pajak Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah Direktorat Jenderal di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pajak menyelenggarakan fungsi: Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang perpajakan. Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perpajakan. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pajak. Secara khusus, bagian basis data SIDJP Core di Direktorat Jenderal Pajak melibatkan sekitar (secara kasar) 30 ribu data karyawan, 20 ribu pengguna sistem dan kuota jumlah transaksi mencapai 100 GB per hari. 64

2 Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah : Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah : Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien Struktur Organisasi Struktur organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada divisi Teknologi Informasi Perpajakan yang dikepalai oleh seorang Direktur Teknologi Informasi Perpajakan dengan ikhtisar jabatan adalah mengarahkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan di bidang pemantauan sistem dan infrastruktur, pemberian dukungan dan layanan operasional serta pembinaan pengolahan data dan pengelolaan dokumen.dan terdiri dari 3 buah Subdirektorat yaitu : - Subdirektorat Pelayanan Operasional. - Subdirektorat Pendukungan Operasional. - Subdirektorat Pemantauan Sistem dan Infrastruktur.

3 66 Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak Secara khusus, Direktur Teknologi Informasi Perpajakan mengepalai 3 subdirektorat, yaitu Subdirektorat Pelayanan Operasional, Subdirektorat Pendukung Operasional dan Subdirektorat Pemantauan Sistem dan Infrastruktur. Berikut adalah gambar 3.2 yang merupakan struktur organisasi dari Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.

4 67 Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Direktur Teknologi Informasi Perpajakan Masing-masing kepala subdirektorat memiliki ikhtisar jabatan dan secara khusus mengenai bagian Pemantauan Basis Data ada pada Subdirektorat Pemantauan Sistem dan Infrastruktur. Ikhtisar jabatan masing-masing subdirektorat adalah sebagai berikut : 1. Kepala Subdirektorat Pelayanan Operasional Ikhtisar jabatannya adalah mengarahkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan di bidang pemantauan sistem dan infrastruktur, pemberian dukungan dan layanan operasional serta pembinaan pengolahan data dan pengelolaan dokumen. 2. Kepala Subdirektorat Pendukung Operasional Ikhtisar jabatannya adalah menjamin terlaksananya kegiatan penyiapan, penelaahan dan penyusunan kebijakan teknis operasional, dan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis operasional, serta

5 68 pelaksanaan bimbingan sistem, pemutakhiran data tampilan, pertukaran data elektronik, pengelolaan intranet dan internet serta administrasi pekerjaan, kegiatan dan pelaksanaan tugas. Bagian Kepala Subdirektorat Pendukung Operasional terdiri dari : 3. Kepala Subdirektorat Pemantauan Sistem dan Infrastruktur Ikhtisar jabatannya adalah menjamin terlaksananya kegiatan penyiapan, penelaahan, dan penyusunan kebijakan, serta pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis operasional, serta pelaksanaan pemantauan terhadap konfigurasi dan kapasitas infrastruktur teknologi informasi, keamanan sistem dan jaringan komunikasi data, basisdata, pengolahan data dan dokumen, pemeliharaan Master File Wajib Pajak, serta administrasi program aplikasi. Bagian Kepala Subdirektorat Pemantauan Sistem dan Infrastruktur terdiri dari : b. Kepala Seksi Pemantauan Konfigurasi dan Kapasitas Ikhtisar jabatannya adalah melaksanakan kegiatan penyiapan bahan, penelaahan dan penyusunan, serta pemantauan, pengendalian dan evaluasi kebijakan teknik operasional, serta pelaksanaan pemantauan dan pemeliharaan konfigurasi dan kapasitas infrastruktur teknologi informasi, serta administrasi program aplikasi. c. Kepala Seksi Pemantauan Keamanan Sistem dan Jaringan Komunikasi Data Ikhtisar jabatannya adalah melaksanakan kegiatan penyiapan bahan, penelaahan dan penyusunan, serta pemantauan, pengendalian dan

6 69 evaluasi kebijakan teknik operasional, serta pelaksanaan pemantauan dan pemeliharaan keamanan sistem dan jaringan komunikasi data, serta administrasi program aplikasi. d. Kepala Seksi Pemantauan Basisdata Ikhtisar jabatannya adalah melaksanakan kegiatan penyiapan bahan, penelaahan dan penyusunan, serta pemantauan, pengendalian dan evaluasi teknik operasional, serta pelaksanaan pemantauan distribusi dan konsolidasi data serta operasional basisdata nasional, serta administrasi program aplikasi. e. Kepala Seksi Pemantauan Pengolahan Data dan Dokumen Ikhtisar jabatannya adalah melaksanakan kegiatan penyiapan bahan, penelaahan dan penyusunan, serta pemantauan, pengendalian dan evaluasi kebijakan teknik operasional, serta pelaksanaan pembinaan di bidang transformasi data dan pengelolaan dokumen dalam hal perekaman, kualitas dan transfer data, penyimpanan, peminjaman dan penghapusan dokumen dan media elektronik, pemeliharaan Master File Wajib Pajak serta administrasi program aplikasi. 3.2 Sistem yang Berjalan SIDJP Core merupakan basis data dalam Direktorat Jenderal Pajak yang menangani beberapa bagian alur proses, diantaranya adalah : Modul pengaturan mutasi pegawai, dari kantor cabang satu ke kantor cabang lainnya.

7 70 Modul pengaturan data pembayaran yang sudah diakui sebagai pembayaran yang sudah divalidasi kebenarannya. Modul pengaturan data yang berupa kasus pembayaran yang bermasalah, misalnya jumlah pajak yang dibayarkan wajib pajak tidak sesuai dengan jumlah tagihan yang seharusnya. Modul pengaturan laporan data SPT beserta sinkronisasi data SPT offline. Modul pengaturan data referensi wajib pajak sebagai tabel master, misalnya mencakup wilayah wajib pajak, alamat, kelurahan, daerah, dan sebagainya Analisis Proses Bisnis Berikut ini merupakan penjelasan dan detail mengenai modul-modul yang ditangani oleh basis data SIDJP Core : Modul pengaturan mutasi pegawai, dari kantor cabang satu ke kantor cabang lainnya Dalam hal ini, data wajib pajak yang ditangani oleh HR (Account Representative) akan ditangani oleh HR yang lain sewaktu HR tersebut dimutasikan dari cabang asal. Sebagai ilustrasi, seorang pegawai dimutasi dengan surat SK ke Kantor Pajak tujuan. Awalnya pegawai A menangani data Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak asalnya, jika ia dipindahkan, maka pegawai A akan menangani data Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak tujuan. Sehingga basis data SIDJP Core melakukan sinkronisasi penanganan data Wajib Pajak oleh pegawai yang dimutasi. Modul pengaturan data pembayaran yang sudah diakui sebagai pembayaran yang sudah divalidasi kebenarannya

8 71 Berikut ini merupakan gambaran umum dari modul pengaturan data pembayaran yang sudah diakui sebagai pembayaran yang sudah divalidasi kebenarannya : 1. Wajib Pajak membayarkan pajaknya ke bank setempat. 2. Bank akan melakukan pengecekan data Wajib Pajak tersebut. 3. Setelah proses pembayaran selesai dilakukan, maka data pembayaran tersebut dimasukkan ke dalam basis data bank yang bersangkutan. 4. Pada waktu tertentu, dilakukan sinkronisasi antara data yang ada pada bank tersebut dengan data yang ada pada basis data SIDJP Core. Modul Pengaturan laporan data SPT beserta sinkronisasi data SPT offline Berikut ini merupakan rincian dari masing-masing sinkronisasi yang dilakukan antara laporan data SPT dari Wajib Pajak secara offline dan terpusat : - Offline 1. Wajib pajak melapor SPT ke Kantor Pelayanan Pajak setempat. 2. Kantor Pelayanan Pajak setempat tersebut melakukan input ke aplikasi yang bersangkutan di Kantor Pelayanan Pajak tersebut. 3. Aplikasi akan menyimpan data SPT pada basis data di Kantor Pelayanan Pajak setempat. 4. Aplikasi mencetak tanda terima untuk diserahkan ke Wajib Pajak 5. Saat server online, akan dilakukan sinkronisasi data ke Basis Data SIDJP Core. - Terpusat 1. Wajib pajak melapor SPT ke Kantor Pelayanan Pajak setempat. 2. Kantor Pelayanan Pajak setempat tersebut melakukan input ke aplikasi yang bersangkutan dari server.

9 72 3. Aplikasi input data tersebut ke basis data SIDJP Core. 4. Basis data SIDJP Core mengolah dan membuat tanda terima bagi Wajib Pajak. 5. Aplikasi mencetak tanda terima tersebut untuk diserahkan ke Wajib Pajak 6. Setiap waktu tertentu (dalam hitungan menit), terdapat batch job untuk memasukkan detail SPT ke dalam basis data SIDJP Core. Modul pengaturan data yang berupa kasus pembayaran yang bermasalah, misalnya jumlah pajak yang dibayarkan wajib pajak tidak sesuai dengan jumlah tagihan yang seharusnya Ada beberapa penanangan yang dilakukan ketika ada kasus pembayaran yang bermasalah, yaitu : 1. Jika seorang Wajib Pajak kurang membayar pajak SPT, maka hal yang harus dilakukannya adalah melunasi pajak SPT. Dalam hal ini basis data SIDJP Core melakukan sinkronisasi SPT yang disertakan pembayaran yang wajib dilunasi oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. 2. Jika seorang Wajib Pajak memiliki kelebihan pembayaran dari pajak SPT-nya, maka akan dilakukan validasi mengenai kebenaran hal tersebut. Jika hasilnya adalah benar, maka permohonan Wajib Pajak akan dilanjutkan ke KPPN untuk pencairan dana ke Wajib Pajak yang bersangkutan. Dalam hal ini, SIDJP Core melakukan sinkronisasi data pembayaran dengan tagihan kemudian data permohonan kelebihan pembayaran dan data hasil keputusan kelebihan pembayaran disimpan di dalam basis data SIDJP Core.

10 73 Modul Pengaturan data referensi wajib pajak sebagai tabel master, misalnya mencakup wilayah wajib pajak, alamat, kelurahan, daerah, dan sebagainya 1. Calon Wajib Pajak melakukan registrasi sebagai Wajib Pajak melalui website Direktorat Jenderal Pajak. 2. Dari website tersebut, data hasil registrasi dimasukkan ke dalam sebuah basis data untuk divalidasi kebenarannya. 3. Dari basis data tersebut akan dilakukan sinkronisasi dengan basis data SIDJP Core Analisis Tabel berjalan Pada penilaian performance di Enterprise Manager Oracle untuk basis data SIDJP Core, terdapat top SQL yang membuat Active Sessions tinggi pada waktu tertentu. Top SQL tersebut berkaitan dengan beberapa tabel yang digunakan pada basis data tersebut. Berikut ini adalah Entity Relationship Diagram (ERD) dari beberapa tabel-tabel yang ada pada basis data SIDJP Core terkait dengan top SQL yang akan dioptimasi :

11 74 Gambar 3. 3 Entity Relationship Diagram (ERD) beberapa tabel SIDJP Core *) Keterangan : Deskripsi tabel dan keterangan tabel ada pada Lampiran Tabel.

12 Analisis Permasalahan Melalui wawancara yang dilakukan dengan Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi Perpajakan, belum dilakukan tuning apapun pada basis data SIDJP Core ini. Kebutuhan akan tuning tersebut masih dapat diusahakan tanpa penambahan perangkat keras untuk basis data ini. Melalui analisis yang dilakukan pada chart performance pada basis data SIDJP Core (terlampir pada Lampiran L39), dapat dilihat tingkat average active sessions yang tinggi dengan yang dikategorikan melalui sumber daya yang digunakan pada setiap sesi yang aktif. Dari gambar tersebut, terdapat 2 kategori yang paling menghabiskan sumber daya, yaitu CPU dan User I/O. User I/O merupakan kategori yang paling dominan penggunaannya dari chart tersebut. Penggunaan I/O dan CPU pada dasarnya sangat berkaitan dengan pengelolaan query yang dijalankan pada basis data SIDJP Core. Setelah dianalisis lebih lanjut pada sistem yang berjalan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, terdapat permasalahan top SQL pada basis data SIDJP Core. Berikut ini adalah analisis permasalahan yang ada pada Top SQL tersebut : - Ketidaktepatan penggunaan JOIN pada perintah SQL yang menyebabkan Optimizer kurang optimal dalam menentukan proses JOIN dan index yang optimal untuk query yang dijalankan. - Penggunaan JOIN tabel yang tidak diperlukan. - Penggunaan fungsi pada kolom yang terletak di klausa where. Dalam hal ini, fungsi pada kolom dapat dihilangkan dengan penggantian fungsi dalam perintah SQL. Selain itu, tidak adanya function-based-index pada fungsi perintah SQL membuat waktu untuk pencarian data menjadi lebih lama. Ada beberapa cara

13 76 untuk menghilangkan fungsi pada kolom sehingga penggunaan fungsi di dalam perintah SQL dapat diganti dengan cara yang berbeda namun lebih cepat - Penggunaan antara IN dan EXISTS yang tidak tepat pada query tertentu. - Ada beberapa indeks yang tidak dieksekusi saat Optimizer melakukan eksekusi perintah SQL akibat kurang tepatnya index, penggunaan is null, dan penggunaan inequality. - Tidak adanya indexing sehingga proses query kurang optimal. Misalnya tidak ada penggunaan partitioned-index yang digunakan pada tabel yang sudah dipartisi. - Banyak terdapat query yang dibuat dengan hardcode dimana seharusnya menggunakan bind variable agar oracle lebih cepat untuk mengeksekusi query tersebut 3.4 Usulan Solusi Pemecahan Masalah SQL Tuning merupakan salah satu teknik tuning paling awal dan merupakan sebuah proses tuning yang dapat meningkatkan kinerja database dengan signifikan. Dengan observasi dan wawancara tersebut, maka disimpulkan bahwa SQL Tuning merupakan jawaban dari teknik tuning yang sesuai pada basis data SIDJP Core. SQL Tuning mencakup perubahan struktur (restrukturisasi query) dan melakukan analisis penggunaan indeks yang ada. Dalam menentukan restrukturisasi query dan analisis indeks, diperlukan hal-hal yang dapat diukur dan petunjuk untuk memilik teknik terbaik. Oleh karena itu,pada masing-masing query akan dianalisis 3 hal yaitu : eksekusi pemrosesan query, cost dan waktu eksekusi tersebut. Melalui analisis eksekusi

14 77 pemrosesan query awal, maka dapat dicari solusi untuk mengurangi cost dan waktu eksekusi yang dibutuhkan query tersebut. Melalui analisis permasalahan query yang ada pada perintah SQL di atas, ada beberapa solusi pemecahan masalah yang telah ditemukan. Solusi tersebut berupa upaya optimasi jalannya query dengan melakukan penggantian perintah SQL dan penambahan index sesuai dengan kebutuhan query yang tidak optimal tersebut. Berikut ini adalah usulan solusi pemecahan masalah berdasarkan analisis masalah yang telah disebutkan : - Penggunaan JOIN pada perintah SQL yang kurang tepat, dapat diganti dengan struktur JOIN yang dapat menghasilkan eksekusi query yang lebih cepat dari sebelumnya. Ada beberapa cara penggantian struktur JOIN yang disesuaikan dengan query, yaitu dengan alias Subquery atau penggunaan IN EXISTS yang disesuaikan dengan kondisi query yang penggunaan JOIN-nya hanya dilakukan untuk pemeriksaan kondisi. Ketiga bentuk penggunaan JOIN ini akan menghasilkan proses eksekusi yang berbeda, sehingga perlu disesuaikan dengan kondisi query untuk ditentukan proses eksekusi yang paling baik. - Penggunaan JOIN pada tabel yang tidak diperlukan dapat dioptimalkan dengan menghilangkan JOIN terhadap tabel tersebut sehingga optimizer tidak akan melakukan proses JOIN yang seharusnya dapat dihilangkan. - Penggunaan fungsi SQL pada kondisi di klausa WHERE, usahakan untuk menggunakan kolom yang belum ditransformasikan. Proses transformasi kolom memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan tanpa proses transformasi pada kolom. Selain itu, penggunaan fungsi pada kolom juga

15 78 menyebabkan indeks yang ada pada kolom tersebut tidak dieksekusi oleh Optimizer. Hal lainnya, jika penggunaan fungsi pada kolom tersebut tidak dapat dihindari, maka dapat dilakukan pembuatan function-based-index pada kolom yang akan dilakukan transformasi dengan fungsi SQL. - Penggunaan perintah IN dan EXISTS masing-masing memiliki spesialisasi sendiri dalam query. Agar penggunaannya efektif, perintah IN sebaiknya digunakan bila selective-predicate berada di dalam subquery sedangkan penggunaan EXISTS sebaiknya digunakan bila selective-predicate berada pada parent query. - Pemanggilan query-query secara berulang dengan struktur yang sama, dimana pada setiap pemanggilanya hanya berbeda pada parameternya dapat dioptimasi dengan menggunakan bind-variable. Hal ini bertujuan agar Oracle tidak perlu melakukan hard parsing. - Penggunaan indeks yang tidak terbaca oleh Optimizer menyebabkan eksekusi perintah SQL yang dilakukan menjadi lambat dan terkesan bahwa pembuatan indeks yang ada menjadi sia-sia. Untuk mengatasinya, seringkali harus dilakukan penggantian struktur pada perintah SQL agar optimizer dapat membaca indeks yang ada pada proses eksekusi. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memaksa optimizer menggunakan indeks dengan penggunaan INDEX_HINT. Berikut ini merupakan hal-hal yang mempengaruhi optimizer tidak menggunakan indeks dalam eksekusi query :

16 79 o Untuk penggunaan is null maka is null tersebut dapat diubah strukturnya menjadi nvl dan ditambah function based index agar optimizer dapat melakukan pencarian dengan index o Untuk penggunaan inequality maka inequality tersebut dapat diganti dengan equality sehingga optimizer dapat melakukan pencarian dengan index. o Untuk kurang optimalnya index maka diperlukan pengecekan index mana yang tepat dengan selective predicate yang ada di dalam query dan akan di buat index baru untuk hal tersebut. - Jika tidak ada partitioned-index tidak ada pada tabel yang terpartisi, maka Oracle menyediakan dua buah jenis indeks untuk partisi, yaitu Global-Partitioned-Index dan Local-Partitioned-Index. Penggunaan Global-Partitioned-Index digunakan untuk proses transaksi yang dilakukan setiap hari atau Online Transaction Processing (OLTP) sedangkan Local-Partitioned-Index digunakan untuk analisis proses transaksi atau Online Analisis Processing (OLAP). Hal lainnya mengenai penambahan sebuah indeks harus disesuaikan antara jenis indeks dengan kebutuhan query. Misalnya untuk melakukan penambahan indeks pada sebuah fungsi SQL, maka function-based-index adalah jenis indeks yang tepat. 3.5 Perancangan Peningkatan Kinerja Sistem Basis Data SIDJP Core dengan SQL Tuning Bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan restrukturisasi dan indexing pada sistem basis data SIDJP Core. Dalam mempersiapkan kebutuhan SQL Tuning pada basis data SIDJP Core, tahap awalnya meliputi pembelajaran awal mengenai organisasi, kebutuhan dilakukannya tuning pada basis data SIDJP Core dan proses bisnis yang

17 80 sedang berjalan di organisasi, terutama yang berkaitan dengan basis data SIDJP Core. Seiring dengan analisis proses yang berkaitan dengan basis data SIDJP Core, dilakukan pula penilaian kinerja melalui bagian Performance dari Enterprise Manager Oracle di SIDJP Core. Dari hasil analisis bagian Performance, diambil seluruh Top SQL pada jangka waktu yang telah ditentukan (time tabel activity terlampir pada lampiran L131). Bagian tahap awal perancangan SQL Tuning pada basis data SIDJP Core meliputi pengambilan query-query yang terdapat pada Top SQL. Pengambilan queryquery ini dilakukan secara bertahap dalam waktu tertentu untuk memastikan data yang valid dalam melakukan SQL Tuning. Kemudian dilakukan pengujian terhadap masingmasing query dengan tools TOAD for Oracle dalam hal waktu akses dan proses eksekusinya. Dilanjutkan dengan proses SQL Tuning dengan teknik yang tepat sesuai dengan proses eksekusi yang dikenakan pada tabel yang diakses. Dalam memastikan SQL Tuning berhasil dilakukan pada query yang bersangkutan, dilakukan perbandingan waktu, CPU cost dan I/O cost pada query sebelum dan setelah dilakukan SQL Tuning. Dari hasil analisis penilaian performance yang dilakukan mengenai Top SQL dari SIDJP Core, dilakukan SQL Tuning dengan teknik restrukturisasi perintah SQL dan teknik indexing. Proses SQL Tuning tersebut akan digambarkan melalui alur pola pikir proses SQL Tuning secara umum, kemudian menjadi pedoman untuk melakukan SQL Tuning terhadap kumpulan query pada top SQL. Proses SQL Tuning diawali dengan menjalankan explain plan dari tools Toad for Oracle. Dalam hal ini, tujuan dalam melakukan SQL Tuning dilakukan dengan berusaha untuk mengurangi langkah yang diperlukan untuk proses JOIN dan mengurangi waktu akses ke baris-baris dengan penggunaan indeks. Hal ini dapat dilakukan dengan

18 81 memeriksa langkah-langkah yang akan dijalankan oleh Optimizer melalui explain plan pada tools Toad. Gambar 3.4 menunjukkan proses mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam SQL Tuning untuk menentukan teknik yang tepat terhadap masingmasing query. Berikut ini adalah gambar 3.4 berupa alur pola pikir untuk menggambarkan proses perancangan dalam menentukan restrukturisasi SQL dan indexing pada query-query yang bersangkutan :

19 Gambar 3. 4 Alur Pola Pikir SQL Tuning (Restrukturisasi SQL dan Indexing) 82

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Hal yang paling dasar dari teknologi informasi adalah data. Data akan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Hal yang paling dasar dari teknologi informasi adalah data. Data akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di zaman modern ini, peranan teknologi informasi dalam sebuah organisasi menjadi sangat penting.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Menurut pengumuman Nomor PENG-03/PJ.09/2007 tentang pengumuman, menjelaskan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan

Lebih terperinci

Pedoman Pengelolaan End User Computing (EUC) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik lndonesia. Klasifikasi: TERBATAS

Pedoman Pengelolaan End User Computing (EUC) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik lndonesia. Klasifikasi: TERBATAS LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE 6/PJ/2011 TENTANG PENGELOLAAN PENGELOLAAN END USER COMPUTING (EUC) Pedoman Pengelolaan End User Computing (EUC) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian

Lebih terperinci

perkembangan yang diraih, namun ada juga kegagalan dan ketidakstabilan pada masingmasing Database Engine. Database yang bekerja 24 jam dan yang memili

perkembangan yang diraih, namun ada juga kegagalan dan ketidakstabilan pada masingmasing Database Engine. Database yang bekerja 24 jam dan yang memili Analisis Kecepatan Proses Insert Query Pada Tabel Terpartisi Di Database Engine Oracle Dan SQL Server Widhya Wijaksono Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma widhya_wijaksono@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor 29 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Madya Tangerang Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang, dimana struktur organisasinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa perancangan sistem adalah framework Zachman yang akan dijabarkan dalam masing-masing kolomnya yang terdiri dari What,

Lebih terperinci

KODE SURAT UNIT ORGANISASI DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NO. NAMA UNIT ORGANISASI KODE SURAT

KODE SURAT UNIT ORGANISASI DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NO. NAMA UNIT ORGANISASI KODE SURAT LAMPIRAN I - 1 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP- 180 /PJ/2006 TENTANG PENGGUNAAN NOMOR KODE SURAT DAN CAP DINAS SEMENTARA UNTUK UNIT-UNIT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SEHUBUNGAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga beralamatkan di Jl. K.H

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Payment Management Control. Manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan magang pada tanggal 16 Februari sampai dengan 31 Maret 2015 di Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Sistem aplikasi penerbangan menggunakan data

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Sistem aplikasi penerbangan menggunakan data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini data telah menjadi sumber daya yang tidak terpisahkan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Sistem aplikasi penerbangan menggunakan data untuk mengelola penerbangan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Tampan BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN 2.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Tampan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pekanbaru Tampan, didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

Administrasi Basis Data. Yoannita

Administrasi Basis Data. Yoannita Administrasi Basis Data Yoannita Database Properties Jika anda seorang administrator database atau programmer software aplikasi yang menggunakan database SQL Server dan sering dibingungkan dengan bagaimana

Lebih terperinci

DRAFT JUDUL : OPTIMALISASI COST DAN TIME DENGAN SQL TUNING PADA APLIKASI PROFIN

DRAFT JUDUL : OPTIMALISASI COST DAN TIME DENGAN SQL TUNING PADA APLIKASI PROFIN DRAFT JUDUL : OPTIMALISASI COST DAN TIME DENGAN SQL TUNING PADA APLIKASI PROFIN Alvian Osalindo Fransiskus Martin Suparto Darudiato Universitas Bina Nusantara ABSTRAK Salah satu tujuan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan SMA Negeri 3 Nganjuk merupakan bagian yang. menunjang perkembangan pengetahuan dari civitas yang ada pada instansi

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan SMA Negeri 3 Nganjuk merupakan bagian yang. menunjang perkembangan pengetahuan dari civitas yang ada pada instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan SMA Negeri 3 Nganjuk merupakan bagian yang menunjang perkembangan pengetahuan dari civitas yang ada pada instansi pendidikan SMA Negeri 3 Nganjuk.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA A. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern menyebabkan kebutuhan akan teknologi komputer juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. modern menyebabkan kebutuhan akan teknologi komputer juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern menyebabkan kebutuhan akan teknologi komputer juga mengalami peningkatan. Komputer merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. kepada Wajib Pajak menjadi lebih optimal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. kepada Wajib Pajak menjadi lebih optimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Pesanggrahan berdiri sejak 5 Oktober 2015, KPP Jakarta Pessanggrahan ini merupakan pisahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi (TI) yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi (TI) yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi (TI) yang cukup pesat, menjadikan setiap pengguna terus aktif dalam memaksimalkan teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN A. SEJARAH PERUSAHAAN Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan diresmikan pada tanggal 27 Desember 2006 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. BP-USKP atau Badan Penyelenggara Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. BP-USKP atau Badan Penyelenggara Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BP-USKP atau Badan Penyelenggara Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak merupakan sebuah lembaga yang berdiri sendiri dan dipercaya oleh IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengadaan barang jasa di Kabupaten Sidoarjo membuat sibuk Pemerintah

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengadaan barang jasa di Kabupaten Sidoarjo membuat sibuk Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan barang jasa di Kabupaten Sidoarjo membuat sibuk Pemerintah Terutama pada pengadaan barang jasa yang bersamaan di tiap - tiap Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4.1: Use Case Diagram Plafon Mingguan. Tabel 4.1: Deskripsi Use Case Diagram Plafon Mingguan

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4.1: Use Case Diagram Plafon Mingguan. Tabel 4.1: Deskripsi Use Case Diagram Plafon Mingguan 42 BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sistem Usulan Berdasarkan analisa permasalahan yang terjadi di PT PLN (Persero) Distribusi Banten, penulis mengusulkan perancangan sistem untuk menangani masalah terebut.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jateng II Kota

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jateng II Kota digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jateng II Kota Surakarta 1. Sejarah Berdirinya Kanwil DJP Jateng II Kota Surakarta Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kegiatan perjalanan dinas. Kegiatan perjalanan dinas dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung. 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta Kantor Pelayanan Pajak Purwakarta berdiri pada tanggal 1 April 1989, yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik berikut: 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. ObjekPenelitian Objek Penelitian dalam penulisan ini adalah sebuah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Tebet yang melayani wajib pajak dalam pelaporan dan pelunasan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ( BPPT ) kota Palembang yang bertempat di jalan merdeka Nomor 1 Palembang merupakan unsur pendukung tugas Walikota di bidang Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini beberapa perusahaan yang bergerak di bidang property perumahan masih kesulitan dalam mempromosikan perumahan mereka. Beberapa perusahaan membagikan brosur

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kantor Perpustakaan Dokumentasi dan Arsip Daerah Kota Prabumulih merupakan instansi yang bergerak di bidang pelayanan perpustakaan, dokumentasi dan arsip-arsip. Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur e-filing dalam pengadministrasian perpajakan Sesuai dengan peraturan PER-146/PJ/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN dan Lampiran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tebet adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) yang berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada masa kini, telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka proses-proses yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja (performance) sistem basis data merupakan isu yang semakin penting saat sistem basis data terkomputerisasi beranjak semakin besar dan kompleks.hal ini dibuktikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ -

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ - BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ - 0º 45ʼ Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 39 BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari Reorganisasi di

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK BADAN DAN ORANG ASING SATU

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK BADAN DAN ORANG ASING SATU 42 BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK BADAN DAN ORANG ASING SATU 3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing Satu Sebelum diterapkannya sistem administrasi modern, Kantor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak perdagangan internasional) dan penerimaan negara bukan pajak

BAB I PENDAHULUAN. pajak perdagangan internasional) dan penerimaan negara bukan pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan negara terdiri dari penerimaan pajak (pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional) dan penerimaan negara bukan pajak (penerimaan sumber daya alam,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Direktorat Jendral Pajak bersamaan dengan 12 Kantor Pelayanan Pajak Madya

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Direktorat Jendral Pajak bersamaan dengan 12 Kantor Pelayanan Pajak Madya BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan diresmikan pada tanggal 27 Desember 2006 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Pusat Direktorat Jendral

Lebih terperinci

Cara Baru Bayar Pajak Lebih Mudah, Lebih Cepat

Cara Baru Bayar Pajak Lebih Mudah, Lebih Cepat Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Cara Baru Bayar Pajak Lebih Mudah, Lebih Cepat Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative Panduan Penggunaan Billing System (Sistem

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu : a. Jawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu pesat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu pesat. Seiring dengan itu, banyak solusi yang diciptakan melalui teknologi informasi. Dalam dunia informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat, saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat, saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat, saat ini telah banyak membantu masyarakat yang memiliki rutinitas dan aktifitas sehari-hari. Teknologi

Lebih terperinci

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bab IV Studi Kasus Sebelum melakukan perancangan, akan dipaparkan profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan beserta visi, misi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, strategi bisnis, strategi TI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai perkembangan teknologi, Internet saat ini menempati posisi yang penting dalam kehidupan manusia. Internet memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Latar Belakang Ketergantungan perusahaan-perusahaan modern terhadap kekuatan informasi, kini, semakin terasa. Namun, selama ada data, kesalahan pun ada. Di masa lalu, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepeda motor saat ini banyak digunakan oleh masyarakat terutama di daerah Bekasi, perkembangan sepeda motor pada periode 2009 2013 mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 DBMS & PERANCANGAN BASIS DATA

PERTEMUAN 2 DBMS & PERANCANGAN BASIS DATA PERTEMUAN 2 DBMS & PERANCANGAN BASIS DATA Jum at, 30 Sept. 2016 DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) DBMS adalah perangkat lunak yang memungkinkan pemakai untuk mendefinisikan, mengelola, dan mengontrol akses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan. Data dan Informasi (PDI) pada KPP Pratama Taanjung Karang.

BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan. Data dan Informasi (PDI) pada KPP Pratama Taanjung Karang. BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian, yaitu di Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Analisis 3.1.1 DITJEN APTIKA KEMKOMINFO DITJEN APTIKA KEMKOMINFO adalah sebuah bagian dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

Aplikasi SIMSERBA PETUNJUK MANUAL MODUL USER TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK)

Aplikasi SIMSERBA PETUNJUK MANUAL MODUL USER TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) Aplikasi SIMSERBA PETUNJUK MANUAL MODUL USER TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Sistem Perbendaharaan 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii A. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Grogol Petamburan didirikan pada tanggal 1 Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... I-1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI A. Sejarah Institusi Direktorat Jenderal Pajak mengawali pembentukan Kantor Pelayanan Pajak modern dengan meresmikan berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar/

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan 10 BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN 1.1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan Pembentukan Kantor KPP Pratama ( Keputusan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangannya, jaringan internet menjadi salah satu penunjang bagi sebuah perusahaan sebagai alat transfer data sampai pengembangan perusahaannya. Fitur-fitur

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN 4.1. Perancangan UML 4.1.1 Use Case Diagram Untuk mengenal proses dari suatu sistem digunakan diagram use case. Dengan diagram use case ini dapat diketahui proses yang terjadi didalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI BAB III ANALISIS DAN EVALUASI 3.1 Analisis Prosedur Yang Berjalan Prosedur yang berjalan pada proses pemindahbukuan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang saat ini adalah : 1. Wajib Pajak (WP) mengajukan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu dari 31 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk sistem yang dibuat olehpeneliti.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk sistem yang dibuat olehpeneliti. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat diperlukan untuk sistem yang dibuat olehpeneliti. Diperlukan metode - metode penelitian agar diperoleh data yang tepat dan akurat, diantaranya adalah

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat menyebabkan kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan akurat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB SYABRIYANDI Program Studi S1 Teknik Informatika, STMIK U Budiyah Indonesia, Jl. Alue Naga, Desa Tibang Kota

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pendidikan Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan cita-cita yang banyak diimpikan oleh semua manusia dalam mencapai kesuksesan. Suatu usaha pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Petisah Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah semula bernama Kantor

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... v Ucapan Terima Kasih... vi Daftar Isi... vii. I. Pengenalan... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... v Ucapan Terima Kasih... vi Daftar Isi... vii. I. Pengenalan... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... v Ucapan Terima Kasih... vi Daftar Isi... vii I. Pengenalan... 1 II. Database Design... 7 2.1 Bufferpool... 7 2.2 Tablespace... 8 2.3 Log... 10 2.4 Concurrency... 10 2.4.1

Lebih terperinci

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Abstrak Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya dalam bidang komputer sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehingga mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PD.BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG. instansi yang bergerak di bidang jasa penyimpanan dan peminjaman uang atau kredit.

BAB I PENDAHULUAN PD.BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG. instansi yang bergerak di bidang jasa penyimpanan dan peminjaman uang atau kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PD.BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG merupakan instansi yang bergerak di bidang jasa penyimpanan dan peminjaman uang atau kredit. Pada proses penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. 1.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di

BAB II GAMBARAN UMUM. 1.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di BAB II GAMBARAN UMUM 1.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di Pekanbaru Kantor pelayanan Pajak Bumi Bangunan (PBB) di Pekanbaru, merupakan bagian/wilayah kerja dari kantor wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang kini mulai berkembang secara pesat, menuntut semua aspek kehidupan harus bisa menyesuaikan dengan keadaan. Pesatnya perkembangan

Lebih terperinci

TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin

TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI  MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI www.pajak.go.id 1 MENGAJUKAN PERMOHONAN a MELALUI WEBSITE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (www.pajak.go.id) b MELALUI KANTOR PELAYANAN PAJAK TERDEKAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu, Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kambing Etawa Menggunakan Metode Pearson Square pada Peternakan Nyoto.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kambing Etawa Menggunakan Metode Pearson Square pada Peternakan Nyoto. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang

Lebih terperinci

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Jakarta, 31 Agustus 2004 1 PARADIGMA BARU Penegasan fungsi pejabat perbendaharaan negara; Pemisahan kewenangan administratif dan kewenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan SMA Barunawati Surabaya merupakan bagian yang. menunjang perkembangan pengetahuan dari civitas yang ada di instansi

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan SMA Barunawati Surabaya merupakan bagian yang. menunjang perkembangan pengetahuan dari civitas yang ada di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan SMA Barunawati Surabaya merupakan bagian yang menunjang perkembangan pengetahuan dari civitas yang ada di instansi pendidikan SMA Barunawati Surabaya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN TIMUR 2.1.SEJARAH SINGKAT KPP MEDAN TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN TIMUR 2.1.SEJARAH SINGKAT KPP MEDAN TIMUR BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN TIMUR 2.1.SEJARAH SINGKAT KPP MEDAN TIMUR Dengan adanya peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.123/PMK.01/2006 jo No.67/PMK.01/2008, tentang

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semakin maju. Hal ini terbukti dengan semakin berkembangnya

Lebih terperinci

Draft Judul : OPTIMALISASI TIME DAN BUFFER GETS DENGAN SQL TUNING PADA SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PT.XYZ

Draft Judul : OPTIMALISASI TIME DAN BUFFER GETS DENGAN SQL TUNING PADA SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PT.XYZ Draft Judul : OPTIMALISASI TIME DAN BUFFER GETS DENGAN SQL TUNING PADA SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PT.XYZ PENDAHULUAN Edbert Giovanni Suryadi Keithsen Chusny Suparto Darudiato Di era modernisasi ini, semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. November 2006 tentang Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak, alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. November 2006 tentang Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak, alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Alat Keterangan Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 160/PJ/2006 Tanggal 6 November 2006 tentang Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak, alat keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Terutama di era digital ini yang hampir semuanya terkomputerisasi dan bersifat online. Contoh yang paling umum

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BANTUAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PADA DINAS SOSIAL PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL.

SISTEM INFORMASI BANTUAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PADA DINAS SOSIAL PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL. SISTEM INFORMASI BANTUAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PADA DINAS SOSIAL PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL. SERVER 2008 Indah Permata Sari Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi terutama internet merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi terutama internet merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi terutama internet merupakan faktor pendorong perkembangan e-commerce. Dengan adanya e-commerce perusahaan dapat menjalin hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Pancoran Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Pancoran dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem

BAB III PEMBAHASAN. A. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem BAB III PEMBAHASAN A. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak merupakan suatu sistem informasi

Lebih terperinci

Aplikasi Lelang Email (ALE) Versi 1.0

Aplikasi Lelang Email (ALE) Versi 1.0 Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi Aplikasi Lelang Email (ALE) Versi 1.0 PANDUAN PENGGUNAAN (User s Guide) UNTUK PESERTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kantor, calon pembeli dapat melihat produk-produk pada layar komputer,

BAB I PENDAHULUAN. kantor, calon pembeli dapat melihat produk-produk pada layar komputer, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci