BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI
|
|
- Ari Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI Salah satu amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian adalah perlunya meningkatkan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil. Demikian Pula Profesionalisme pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI diharapkan kinerjanya dapat optimal sesuai amanat UU No.43 Tahun 1999 tersebut. Sebagai salah satu instansi pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI No: PER 03/MEN/IV/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama RI Bab IV Pasal 154 disebutkan bahwa Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan serta melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dilingkungan Direktorat Jenderal. Oleh karena itu keberhasilan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sebagai organisasi dalam upaya meningkatkan kinerja baik secara kualitas maupun 1
2 2 kuantitas tidak terlepas dari disiplin dan motivasi pegawai yang ada. Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat untuk dapat meningkatkan kinerjanya mendukung pemerintah dan pembangunan dituntut untuk berdayaguna dan berhasil guna. Masalah pertama yang ada di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam adalah masih rendahnya tingkat disiplin aparatur. Rendahnya tingkat disiplin ditandai belum sepenuhnya timbul kesadaran untuk taat dan patuh terhadap peraturanperaturan, norma, kriteria, standar dan ketentuan yang berlaku dilingkungan di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Masalah kedua adalah masih rendahnya motivasi pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Rendahnya motivasi ditandai dengan kerja pegawai yang berdampak pada rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan dapat dilihat dari kurangnya kegairahan dalam menekuni profesinya, rendahnya produktivitas kerja, kurangnya kreativitas, rendahnya prakarsa, kurangnya kecakapan dalam menjalankan tugas dan rendahnya tanggung jawab yang diberikan. Pentingnya motivasi pegawai diteliti mengingat pegawai Sekretariat Direktorat Jendral Pendidikan Islam dalam melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan masih sangat rendah. Sehingga kinerja yang dihasilkannya pun menjadi tidak optimal. Dampak belum optimalnya kinerja di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dapat dicermati dari kurangnya komitmen terhadap kualitas kerja dan rendahnya kepedulian pegawai untuk selalu meningkatkan kemampuan dalam
3 3 mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Juga rendahnya kesanggupan dalam bekerja serta rendahnya upaya untuk meningkatkan mutu kerja yakni ketidak seriusan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaikbaiknya agar diperoleh hasil yang optimal. Disiplin aparatur menarik dan patut diteliti, dengan cara melihat sikap aparatur dalam menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturanperaturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis. Disiplin aparatur juga dapat dilihat dari ke sanggupan aparatur untuk menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksi, sehingga tugas dan wewenang yang diberikan kepada aparatur akan memberikan hasil yang optimal. Apabila sikap aparatur untuk menghormati, mengharagai dan patuh terhadap peraturan tidak dilakukan dengan dedikasi, tanggung jawab, kebanggaan, dan kepentingan bersama yang baik, maka akan berpengaruh terhadap kinerja yang diharapkan. Dalam penelitian ini, disajikan Tabel 1.1, penulis memetakan sesuai dengan wawancara yang dilakukan di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Identifikasi kinerja saat ini yang kurang memuaskan dengan situasi kinerja yang diharapkan di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Kinerja yang optimal baik secara individu maupun secara lembaga atau organisasi, dapat mewujudkan terciptanya situasi dengan melakukan kinerja yang diharapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pegawai di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Kementerian Agama RI. Sesuai dengan tabel berikut ini :
4 4 Kinerja Saat Ini Tabel 1.1 Kinerja Saat Ini dan Yang Diharapkan Kinerja Yang Diharapkan Rendahnya dedikasi sebagai bentuk pengabdian. Kurang rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan Kurangnya rasa kebanggaaan pada pekerjaan yang diembannya Cenderung mementingkan diri sendiri Dedikasi tinggi sebagai bentuk pengabdian Tanggung jawab terhadap pekerjaannya Bangga pada pekerjaan yang diembannya. Untuk kepentingan bersama (Sumber : Penelitian, 2011) Pentingnya kinerja diteliti dikarenakan hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dapat dicapai oleh seorang pegawai mempunyai hubungan erat dengan profesionalisme pegawai sebagaimana makna yang terkandung dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun Mengingat pentingnya profesionalisme dalam Undang Nomor 43 Tahun 1999, maka penelitian ini ditujukan untuk mengkaji : Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat ke depannya bagi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dalam hal
5 5 peningkatkan kualitas pegawai dilingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 1.2 Identifikasi Masalah Penulis akan membahas masalah kinerja yang terdapat di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, maka terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja, antara lain rendahnya disiplin kerja pada sebagian pegawai sehingga berpengaruh terhadap kinerja, kurang tegasnya sanksi terhadap pelanggaran disiplin kerja sehingga berpengaruh terhadap kinerja dan motivasi kerja relatif rendah sehingga berpengaruh pada kinerja pegawai. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja, maka dalam penelitian ini dibatasi hanya pada disiplin dan motivasi kerja. Pembatasan masalah bermaksud untuk memfokus penelitian agar dapat diungkapkan secara mendalam. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
6 6 1. Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja dengan kinerja pegawai DI Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dan seberapa besar pengaruhnya? 2. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja dengan kinerja pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dan seberapa besar pengaruhnya? 3. Apakah terdapat pengaruh disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dan seberapa besar pengaruhnya? 1.5 Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk meneliti disiplin dan motivasi berpengaruh dengan kinerja pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : 1. Pengaruh disiplin kerja dengan kinerja pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 2. Pengaruh motivasi kerja dengan kinerja pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 3. Pengaruh disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
7 7 1.6 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Akademis. Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi bagi ilmu pengetahuan pada umumnya yang berkaitan dengan teori-teori disiplin, motivasi jerja dan kinerja pegawai serta bagi pengembangan ilmu manajemen khususnya. 2. Kegunaan Praktis. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti sendiri yakni bertambahnya wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu manajemen mengenai konsep-konsep disiplin, motivasi dan kinerja dan berguna praktis untuk Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 1.7 Disiplin Kerja Dengan Kinerja Aparatur Tercapainya suatu kinerja yang optimal tidak terlepas dari disiplin kerja sebagai bentuk ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut. Pengertian disiplin menurut (Bejo Siswanto, 1997: 287) dapat diartikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengalah (sic) (mengelak) untuk menerima
8 8 sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Menurut (M. Manullang dalam Kristantini, 2006: 68) berpendapat: Disiplin adalah melaksanakan apa yang telah disetujui bersama antara pimpinan dengan para pekerja baik persetujuan tertulis, lisan, ataupun berupa peraturan-peraturan dan kebiasaan-kebiasaan. Dengan demikian sasaran penerapan disiplin itu adalah manusia sebagai sumberdaya terutama yang menempati status sebagai aparatur pemerintah yang selama ini diklaim oleh masyarakat sebagai kelompok pemikir, pencetus dan pelaksana seluruh kebijakan negara / pemerintah agar dirinya mampu menggerakkan partisipasi masyarakat serta membantu sepenuhnya sebagai dinamisator keberhasilan pembangunan nasional atau regional sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut (Pridjodarminto dalam Bina, 2004: 52) segala macam kebijakan termasuk kebijakan pemerintah itu tidak ada artinya kalau tidak didukung oleh disiplin oleh para pelaksananya. Dalam uraian terdahulu dikemukakan bahwa salah satu penyebab kurang kinerja pegawai adalah karena kurangnya penerapan disiplin dari atasannya. Disiplin itu dimulai dari diri pribadi, antara lain harus jujur pada diri sendiri, tidak boleh menunda-nunda tugas dan kewajibannya dan memberikan yang terbaik bagi organisasinya atau unit kerjanya. Mengingat dalam mengembangkan organisasi itu menyangkut masalah orang, maka harus dipelajari secara sungguhsungguh dalam penempatan pegawai hendaknya disesuaikan dengan tingkat dan keterampilan yang dimilikinya, sehingga dimungkinkan disiplin organisasi dapat ditegakkan dalam mencapai efektifitas kerja pegawai.
9 9 Menurut penulis disiplin diartikan sebagai kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peratuan yang berlaku dalam organisasi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil telah diatur secara jelas bahwa kewajiban yang harus ditaati oleh setiap pegawai negeri sipil merupakan bentuk disiplin yang ditanamkan kepada setiap pegawai negeri sipil. Sedangkan pengertian kinerja menurut (Mangkunegara 2005: 28) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu kinerja merupakan proses atau aktivitas pada fungsi tertentu yang dilaksanakan seseorang, baik sebagai individu, maupun sebagai anggota dari suatu kelompok atau organisasi bisnis atau sosial dan pada periode tertentu, hasilnya dapat dinikmati oleh kelompoknya. Pencapaian kinerja tergantung pada motivasi atau keinginan individu yang bersangkutan untuk mencapainya, disamping itu juga diperlukan faktor pendukung lain seperti kemampuan dan keterampilan ( Pareek dalam Bina, 2004: 15). Berdasarkan uraian-uraian menurut Bejo Siswanto, M. Manullang, Pridjodarminto, Pareek dan Mangkunegara, dapat kita ketahuai bahwa terdapat pengaruh disiplin kerja dengan kinerja pegawai. Sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan merupakan bentuk dari disiplin dalam organisasi, hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
10 10 melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab merupakan suatu bentuk kinerja yang diharapkan dalam organisasi. 1.8 Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Aparatur Motivasi erat kaitannya dengan timbulnya suatu kecenderungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Ada hubungan yang kuat antara kebutuhan motivasi, perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan kepuasan, karena setiap perubahan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi. Menurut (Gibson dan Ivancevich dalam Bina, 2004: 21) motivasi sebagai semua kondisi yang memberi dorongan dari dalam diri seseorang yang digambarkan sebagai keinginan, kemauan dan sebagainya. Sedangkan menurut (Mondy dan Premeaux dalam Bina, 2004: 21) motivation is the desire to put forth effort in pursuit to organizational goals. Motivasi adalah keinginan menumbuhkan usaha terus menerus di dalam pengejaran / pencarian tujuan organisasi. Pengertian motivasi menurut (Gitosudarmo, 2000: 28) motivasi adalah faktorfaktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Timbulnya motivasi merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. (Buhler, 2004: 191) memberikan pendapat tentang pentingnya motivasi sebagai berikut : Motivasi pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi
11 11 tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam perusahaan. Hirarki kebutuhan menurut (Maslow dalam Robbins, 2010: 239) bahwa motivasi didasarkan atas tingkat kebutuhan yang disusun menurut prioritas kekuatannya. Apabila kebutuhan pada tingkat bawah telah dipenuhi maka kondisi ini menimbulkan kebutuhan untuk memenuhi perilaku yang menuntut kebutuhan yang lebih tinggi. Tingkat kebutuhan terbawah adalah kebutuhan fisiologis atau kebutuhan untuk hidup terus misalnya kebutuhan untuk makan, tidur, udara dan sebagainya. Setelah kebutuhan tersebut terpenuhi, maka kebutuhan selanjutnya adalah kebutuhan akan keselamatan atau keamanan. Lebih lanjut motivasi kerja, menurut (Pareek dalam Bina, 2004: 138) dapat dipikirkan melalui tiga tingkat. Pertama, suatu organisasi perlu mengerti kebutuhan para karyawan dan bagaimana mereka menanggapi proses penentuan tujuan dalam organisasi dan apa harapan mereka terhadap pekerjaannya. Kedua, motivasi kerja adalah keterikatan para karyawan kepada organisasi dan pola-pola yang diubah tentang kebutuhan karyawan sebagai akibat dari pekerjaan mereka dalam organisasi. Suatu organisasi yang mampu meningkatkan prestasi dan motivasi kekuasaan di antara para karyawannya akan mempunyai lebih banyak karyawan yang mempunyai keterikatan. Ketiga, kepuasan yang dperoleh karyawan dalam organisasi. Jenis kepuasan kerja ini merupakan dasar keterikatan karyawan kepada organisasi yang terjadi jika faktor-faktor keorganisasian dan pengertian atas masing-masing karyawan diperhatikan.
12 12 Dalam konsep manajemen, motivasi kerja dianggap sebagai sesuatu yang penting karena dapat menunjang kelancaran pelaksanaan kerja, pengertian kinerja menurut (Mangkunegara, 2005: 28) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari beberapa kajian teoritis di atas dapat disimpulkan motivasi kerja adalah merupakan dorongan, upaya dan keinginan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memenuhi keinginannya. Manusia yang mempunyai Motivasi Kerja yang tinggi adalah manusia yang memiliki dorongan usaha dan tantangan yang besar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 1.9 Disiplin, Motivasi dengan Kinerja Aparatur Terkait dengan masalah kinerja ini, banyak batasan mengenai istilah kinerja. Kinerja mengarah pada suatu upaya dalam rangka mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Menurut (Robbins, 2010: 113) kinerja merupakan kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut (Lawler, 1983: 154) kinerja merupakan Successfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatannya. Dari pengertian di atas jelas bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Jika dirujuk pada definisi ini, maka kinerja dalam konteks ini mengacu pada hasilhasil yang telah dicapai oleh individu dalam melaksanakan tugas yang telah diembankan kepadanya.
13 13 Pengertian disiplin menurut (Bejo Siswanto, 1997: 287) dapat diartikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturanperaturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengalah untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Pengertian motivasi (Hadari Nawawi, 2003: 351) adalah suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan sesuai moral dan etika (Prawiro Sentono, 1999). Selanjutnya Prawiro sentono menyebutkan beberapa faktor yang perlu diketahui sehubungan dengan kinerja antara lain : (1) Pengetahuan tentang pekerjaan, (2) Kemampuan membuat perencanaan dan jadwal pekerjaan, (3) Pengetahuan tentang standar untuk pekerjaan yang diisyaratkan, (4) Produktivitas karyawan berkaitan dengan jumlah dan hasil pekerjaan yang diselesaikan, dan (5) Kemampuan berkomunikasi baik sesama karyawan maupun atasan. Sedangkan pengertian kinerja menurut (Mangkunegara, 2005: 28) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui jika individu atau kelompok
14 14 individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan berupa tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai. Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat diperkuat dengan penelitian pengaruh disiplin dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai. Pendapat (Cacio dalam Bina, 2004: 16) motivasi yang dimiliki seseorang dalam bekerja akan menggiring mereka untuk bekerja lebih baik yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja mereka, sehingga setiap individu karyawan mampu bekerja secara tepat, cepat, dan aman. Menurut (Bina, 2004: 108) makin baik disiplin karyawan, maka makin baik kinerja karyawan. Selanjutnya kerangka pemikiran yang telah dirumuskan di atas, dapat divisualisasikan sebagai berikut : UU No. 43 Thn 1999 Kurang optimalnya kinerja aparatur Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Disiplin Kerja Motivasi Kerja Optimalnya kinerja Aparatur Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Kerangka Pemikiran Gambar 1.1
15 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris melalui suatu analisis. Maka berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan di atas, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Semakin baik disiplin akan semakin optimal kinerjanya. 2. Terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Semakin tinggi motivasi kerja akan semakin optimal kinerjanya. 3. Terdapat pengaruh disiplin dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Semakin baik disiplin dan tinggi motivasi kerja akan semakin optimal kinerjanya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Hasil analisis korelasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan karena sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Gambar 1.1 Logo Dinas Provinsi Banten Provinsi Banten yang dibentuk berdasarkan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan untuk menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (good governance),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi pemerintah saat ini adalah berkaitan dengan disiplin kerja pegawai. Pada umumnya suatu intansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan bertanggung jawab kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, diperlukan sumber daya yang maksimal agar tercapainya tujuan organisasi tersebut. Sumber daya
Lebih terperinciPENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di era globalisasi ini menuntut setiap perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif. Hal tersebut akan tercapai jika didukung oleh sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik membutuhkan manusia sebagai sumber daya pendukung utama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem pemerintahan. Seperti yang dikemukakan oleh Musanef (1996) bahwa keberadaan Pegawai Negeri Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P Hasibuan mengatakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah merupakan suatu koordinasi sejumlah kegiatan yang direncanakan dan dilakukan dalam sebuah pemerintahan negara yang diatur dan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural menyebutkan : Pola karier adalah pola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah yang di dalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
Lebih terperinciBAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti
22 BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian.
Lebih terperinci2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan perubahan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melakukan tindak pidana dan oleh hakim dijatuhi hukuman masuk ke Lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasyarakatan merupakan usaha pemerintah untuk membina orang-orang yang melakukan tindak pidana dan oleh hakim dijatuhi hukuman masuk ke Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang demikian besar dalam suatu organisasi sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat terutama di era globalisasi dan pasar bebas saat ini peranan dan kedudukan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan pembangunan yang kokoh yaitu dengan meningkatkan disiplin Nasional yang dipelopori oleh Aparatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi akan dikatakan menjadi organisasi yang produktif jika visi dan misi organisasi tersebut dapat tercapai. Hal terpenting dalam pencapaian usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di masa sekarang ini, khususnya didalam bidang bisnis, perusahaanperusahaan saling berkompetisi untuk dapat bertahan dan meraih kesuksesan didalam ketatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepala Madrasah adalah unsur pelaksana administrasi dengan tugas dan tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak mengecilkan arti keterlibatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan. Pemimpin yang baik pasti akan memberikan contoh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di
I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Untuk itu dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global, untuk mewujudkan pemerintahan yang baik diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam berbagai industri merupakan bagian yang tidak bisa dihi ndari. Banyak faktor yang mendukung tingginya persaingan di berbagai industri tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan penulis di lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil analisis penilaian prestasi kerja pegawai di Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang menunjukan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan menuntut setiap individu untuk dapat mempunyai kemampuan dan kecakapan dalam mengimbangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilandasi kesetian dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar. meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat haruslah menyelenggarakan pelayanan secara adil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, dengan cara menyebarkan kuesioner secara random (acak). Untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disiplin Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Disiplin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang dipekerjakan dalam suatu badan tertentu, baik pada lembaga pemerintah maupun badan usaha merupakan seorang pegawai (A.W. Widjaja, 2006). Pegawai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa Indonesia. Sesuai dengan Peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi. Sekarang ini menjadi sebuah tuntutan dari sektor. untuk kesadaran pentingnya memiliki sumber daya manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan salah satu aspek sumber daya yang terpenting di dalam organisasi. Sekarang ini menjadi sebuah tuntutan dari sektor industri dan pemerintahan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ideal untuk memberikan pelayanan publik secara baik dan maksimal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, kondisi kepegawaian di Indonesia terutama Pegawai Negeri Sipil (PNS) cukup mendapat perhatian dari pemerintah. Deputi SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008
1 1. PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan praktis, batasan penelitian serta model operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan tidak hanya mengharapkan sumber daya manusia yang cakap dan terampil, tetapi lebih penting lagi, perusahaan mengharapkan karyawannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar IPTEK, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang prima untuk semua penduduknya sesuai dengan yang telah diamanatkan didalam undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, perekonomian dunia juga telah mengalami perubahan serta kemajuan cukup pesat. Hal ini pasti membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia yang mempunyai peran penting dalam perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan elemen dasar yang menggerakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di latar belakangi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. digunakan untuk mempromosikan dirinya dalam mengembangkan karirnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kedudukan dan peranan pegawai negerti sipil sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan adil kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan disiplin para pekerja itu sendiri. Penelitian ini sangat penting untuk di lakukan, karena:
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Mengingat manusia sebagai sumber daya utama dalam suatu organisasi, maka perlu dikembangkan suatu moral pekerja yang layak terhadap pekerjaannya tersebut. Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang optimal dan berkualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu asset sebuah organisasi yang paling berharga dan penentu kelangsungan hidup suatu organisasi atau perusahaan dimasa yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan sebuah intitusi pendidikan yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen tersebut ialah kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen pegawai merupakan kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan dan prosedur kerja yang telah ditentukan serta budaya kerja yang dianut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan Produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber yang dapat mengelola, mempertahankan, dan mengembangkan organisasi. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi banyak perubahan besar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Perubahan tersebut sangat dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut kesiapan, jumlah, pendidikan,
Lebih terperincinegara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
14 BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem pemerintahan negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Menurut Hasibuan (2005 : 1) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
Lebih terperinci3. Peraturan Pemerintah...
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Pembangunan yang berlangsung sampai saat ini tidak hanya membangun secara fisik semata, tetapi juga non fisik berupa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai
1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja pegawai merupakan hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan kepada masyarakat, harus melaksanakan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah direncanakaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibatnya pelayanan sosial kemanusiaan, secara faktual pelayanan rumah sakit telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap rumah sakit ingin berhasil dalam mewujudkan tujuannya, antara lain menjaga kelangsungan hidup rumah sakit untuk jangka waktu yang tidak terbatas, akibatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan organisasi maupun instansi yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memahami pentingnya keberadaan sumber daya manusia di era global, saat ini salah satu upaya harus dicapai oleh lembaga adalah meningkatkan kualitas SDM.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan dapat melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Pengelolaan sumber daya manusia sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia pada hakikatnya merupakan salah satu modal dasar untuk pembangunan nasional. Dalam era globalisasi saat ini, segala aspek kehidupan dituntut untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan
Lebih terperinci