BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi Instalasi OS Debian Squeeze 6.0, Apache, MySQL, PHP, Bridgeutils,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi Instalasi OS Debian Squeeze 6.0, Apache, MySQL, PHP, Bridgeutils,"

Transkripsi

1 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Instalasi OS Debian Squeeze 6.0, Apache, MySQL, PHP, Bridgeutils, dan Iptables Instalasi paket-paket Sistem Operasi Debian Squeeze 6.0 dilakukan dengan langkah-langkah instalasi sistem operasi Debian seperti pada umumnya, yaitu: 1. Menyiapkan komputer dengan partisi harddisk kosong untuk instalasi OS Debian Squeeze 6.0 dengan spasi 20 GB dan swap 8 GB. 2. Menyiapkan CD instalasi Debian Squeeze Menjalankan proses instalasi sesuai dengan panduan instalasi pada CD instalasi Debian Squeeze Menjalankan update repository Debian Squeeze 6.0. dengan menambahkan link mirror pada source list sebagai berikut : a. Jalankan perintah pico /etc/apt/sources.list b. Tambahkan link repo sebagai berikut : deb squeeze/updates main contrib non-free deb squeeze main contrib nonfree deb squeeze-updates main contrib non-free c. Setelah di tambahkan, save dan tutup file sources.list d. Jalankan perintah update pada terminal $Sudo apt-get update 35

2 36 Setelah instalasi OS Debian Squeeze 6.0 dan update repositori selesai, selanjutnya installasi paket software Apache, MySQL, PHP, Bridge-utils, dan Iptables. 1. Untuk instalasi Mysql secara manual, masukkan perintah pada terminal: - sudo apt-get install mysql-server mysql-client 2. Untuk instalasi Mysql secara manual, masukkan perintah pada terminal: - sudo apt-get install apache2 3. Untuk instalasi PHP secara manual, masukkan perintah pada terminal: - sudo apt-get install php5 libapache2-mod-php5 php5-cli php5-common php5-cgi - sudo apt-get install phpmyadmin 4. Untuk instalasi bridge-utils dan iptables secara manual, masukkan perintah pada terminal: - sudo apt-get install iptables ebtables bridge-utils Setelah instalasi paket software Apache, MySQL, PHP, Bridge-utils, dan Iptables selesai, selanjutnya melakukan test software yang sudah terinstall. 5. Untuk menjalankan Apache secara manual, masukkan perintah pada terminal: - service apache2 start. 6. Untuk menjalankan MySQL secara manual, masukkan perintah pada terminal: - service mysql start. Gambar 4.1 Menjalankan Apache dan MySQL

3 37 Untuk mengetahui apakah proses Apache dan MySQL telah berjalan, dapat dilakukan perintah berikut: - Apache ps aux grep apache2 - MySQL ps aux grep mysqld Gambar 4.2 Proses Apache dan Mysql yang Telah Berjalan Untuk melihat PHP sudah berjalan, ketikan man php pada terminal. Muncul tampilan manual seperti berikut menandakan bahwa aplikasi ini sudah ada. Gambar 4.3 Aplikasi PHP. Untuk melihat aplikasi bridge-utils, ketikan sudo brctl pada terminal. Muncul tampilan berikut menandakan bahwa aplikasi ini sudah ada.

4 38 Gambar 4.4 Aplikasi Brctl Untuk melihat aplikasi Iptables, ketikan sudo iptables -- help pada terminal. Muncul tampilan bantuan berikut menandakan bahwa aplikasi ini sudah ada. Gambar 4.5 Aplikasi Iptables Instalasi Software Quagga Paket-paket software Routing Quagga telah tersedia dalam bentuk biner debian, sehingga untuk instalasi pada Sistem Operasi Debian, tidak diperlukan kompilasi source mentah dari Quagga., dan user dapat langung memasang paket Quagga dengan package manager. Untuk melakukan instalasi Quagga di Debian Squeeze 6.0, langkah-langkah yang dilakukan adalah : 1. Menyiapkan paket-paket source instalasi Quagga, yaitu:

5 39 - Quagga_ _i386.deb - Quagga-doc_ _all.deb - Paket diatas dapat di download di 2. Secara default pada instalasi Debian Squeeze 6.0 tidak termasuk instalasi Desktop Environment (GUI), sehingga user akan langsung di hadapkan dengan terminal / shell. Untuk melakukan instalasi letakkan paket-paket source instalasi Quagga pada direktori sementara, dalam hal ini adalah direktori /tmp. 3. Masuk ke direktori /tmp dan jalankan perintah berikut: - dpkg -i Quagga_ _i386.deb - dpkg -i Quagga-doc_ _all.deb. 4. Jika tidak terdapat statement error pada saat instalasi, maka proses instalasi Quagga telah berhasil. Setelah proses instalasi Quagga telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi dasar pada Quagga untuk pertama kali pemakaian. Langkah-langkah konfigurasi dasar Quagga adalah sebagai berikut: 1. Konfigurasi daemon Quagga. - Pada terminal ubah konfigurasi daemon Quagga dengan mengetikkan perintah: pico /etc/quagga/daemons.

6 40 Gambar 4.6 File Konfigurasi Daemon Quagga - Kemudian mengaktifkan protokol-protokol yang ingin dijalankan oleh Quagga, yaitu Zebra, BGP, RIP dan OSPF. Dilakukan dengan memberikan value yes pada masingmasing nama protokol. - Restart proses Quagga, dengan memasukkan perintah: /etc/init.d/quagga restart. Gambar 4.7 Restart Proses Quagga - Untuk mengetahui apakah proses daemon routing Quagga telah berjalan, masukkan perintah: ps aux grep Quagga. Gambar 4.8 Proses Quagga Jika telah muncul nama-nama protokol routing yang sebelumnya telah diaktifkan, maka konfigurasi daemon telah selesai. 2. Konfigurasi file-file config Quagga.

7 41 Mengkopi file contoh konfigurasi Quagga ke folder konfigurasi Quagga. Karena protokol yang digunakan hanya ada 4, yaitu protokol statis, RIP, OSPF dan BGP, maka file config Quagga yang dikopikan juga hanya 4. Untuk melakukan pengkopian file-file config tersebut, pada terminal masukkan perintah: - cp /usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /etc/quagga/ zebra.conf. - cp /usr/share/doc/quagga/examples/ripd.conf.sample /etc/quagga/ ripd.conf. - cp /usr/share/doc/quagga/examples/ospfd.conf.sample /etc/quagga/ ospfd.conf. - cp /usr/share/doc/quagga/examples/bgpd.conf.sample /etc/quagga/ bgpd.conf. Gambar 4.9 File Konfigurasi Quagga Setelah file tersebut berhasil dikopikan, langkah yang dilakukan adalah mengatur kepemilikan file-file config Quagga tersebut dengan tujuan agar daemon-daemon Quagga dapat mengaksesnya. Langkah yang dilakukan adalah memasukkan perintah-perintah berikut di terminal: - chown Quagga.Quaggavty /etc/quagga/*.conf - chmod 640 /etc/quagga/*.conf

8 42 Setelah konfigurasi file-file config telah selesai dilakukan, untuk mengaktifkan status Quagga terbaru, lakukan restart proses Quagga dengan perintah: - /etc/init.d/quagga restart. 1. zebra.conf File zebra.conf merupakan file konfigurasi dari routing manager zebra. File ini diperlukan untuk menjalankan daemon zebra. Gambar 4.10 File Konfigurasi Default Zebra.Conf 2. ripd.conf File ripd.conf merupakan file konfigurasi dari routing RIP. File ini diperlukan untuk menjalankan daemon ripd. 3. ospfd.conf Gambar 4.11 File Konfigurasi Default Ripd.Conf

9 43 File ospfd.conf merupakan file konfigurasi dari routing OSPF. File ini diperlukan untuk menjalankan daemon ospfd. Gambar 4.12 File Konfigurasi Default Ospfd.Conf 4. bgpd.conf File bgpd.conf merupakan file konfigurasi dari routing BGP. File ini diperlukan untuk menjalankan daemon bgpd. Gambar 4.13 File Konfigurasi Default Bgpd.Conf Setelah semua konfigurasi telah dilakukan, langkah untuk mengetahui bahwa telnet Quagga telah berjalan adalah dengan menguji melakukan koneksi telnet ke port-port routing daemon. Sebagai contoh untuk melakukan telnet ke routing daemon zebra, perintah yang digunakan adalah: telnet localhost 2601.

10 44 Gambar 4.14 Telnet Routing Daemon Zebra Port-port yang digunakan pada pembuatan router ini adalah port: : port daemon zebra : port daemon ripd : port daemon ospfd : port daemon bgpd. Password default telnet masing-masing daemon Quagga (zebra, ripd, ospfd, dan bgpd) adalah zebra. Password ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan Instalasi Software HTB-tool Langkah meng-install HTB-tool adalah sebagai berikut : 1. Letakkan file HTB-tools i486-lwsa.tgz yang bisa di download di pada direktori /usr/src/htb kemudian di extrak dengan perintah sebagai berikut : - cd /usr/src/htb - tar -zxvf HTB-tools i486-lwsa.tgz Setelah ekstak selesai, maka akan muncul folder etc, install, folder, sbin Gambar 4.15 File Konfigurasi HTB Tool

11 45 2. Pindahkan isi semua folder sbin nya htb tools di /sbin server dengan memasukan perintah di terminal : - cd /usr/src/htb/sbin Gambar 4.16 File Konfigurasi HTB Tool Pada Directory Sbin - mv htb /sbin - mv htbgen /sbin - mv q_checkcfg /sbin - mv q_parser /sbin - mv q_show /sbin 3. Masuk ke folder etc nya htb tools pindahin folder htb ke /etc nya server dengan memasukan perintah di terminal : - cd /usr/src/htb/etc Gambar 4.17 File Konfigurasi HTB Tool Pada Directory Etc - mv htb /etc 4. Hilangkan tulisan new yang ada di folder htb yang sudah dipindahkan tadi dengan memasukan perintah di terminal : - mv /etc/htb/eth0-qos.cfg.new /etc/htb/eth0-qos.cfg - mv /etc/htb/eth1-qos.cfg.new /etc/htb/eth1-qos.cfg" 5. Masuk ke folder rc.d nya di etc htb tools dengan memasukan perintah di terminal : - cd /usr/src/htb/etc/rc.d 6. Masukkan file rc.htb new ke folder init.d nya server dan ganti jadi rc.htb dengan memasukan perintah di terminal : - mv rc.htb.new /etc/init.d/rc.htb 7. Chmod file rc.htb nya dengan memasukan perintah di terminal : - chmod 755 /etc/init.d/rc.htb

12 46 HTB telah selesai, Untuk melihat aplikasi ini, ketik htb, untuk masing-masing perintah sudah dijelaskan pada bagian landasan teori : Gambar 4.18 Aplikasi HTB Tool Layout Web Aplikasi interface konfigurasi router dan manajemen bandwidth yang telah dibuat bernama ROUBIAN yaitu singkatan dari router debian. Layout interface web yang telah dibuat adalah sebagai berikut: 1. Tampilan Login Gambar 4.19 Interface Login Router Gambar 4.20 Validasi User yang Salah Memasukkan Password / Username

13 47 Pada halaman Login jika user salah memasukkan password, akan muncul dialog pernyataan kesalahan memasukkan password seperti pada gambar Gambar 4.21 Halaman Pemeriksaan Javascript pada Browser User Apabila pada web browser user fasilitas javascript belum diaktifkan, maka akan muncul peringatan seperti pada gambar Menu konfigurasi interface (Basic Configuration) Pada menu utama, terdapat sub-sub menu berupa menu konfigurasi IP Address, konfigurasi DNS, konfigurasi NAT, konfigurasi Bridge, dan konfigurasi firewall. Gambar 4.22 Menu Utama Halaman Basic Configuration Gambar 4.23 Halaman IP Address Configuration

14 48 Gambar 4.24 Halaman DNS Configuration Gambar 4.25 Halaman NAT Configuration Gambar 4.26 Halaman Bridge Configuration

15 49 Gambar 4.27 Halaman Firewall Configuration 3. Menu Routing Protocol Pada menu routing protocol terdapat sub-sub menu didalamnya, yaitu menu Static Routing, RIP Routing, OSPF Routing, BGP Routing, Default Route Configuration, dan IP Forwarding Status. Gambar 4.28 Menu utama halaman routing protocol Gambar 4.29 Halaman Routing Static

16 50 Gambar 4.30 Halaman routing RIP Pada masing-masing menu Routing RIP, Routing OSPF, dan Routing BGP jika user telah menambahkan sebuah alamat routing, maka akan muncul menu Routing Redistribute. Menu ini digunakan untuk melakukan redistribusi alamat network antar protokol routing, maupun redistribusi alamat network yang directly connected. Gambar 4.31 Routing RIP Redistribute Gambar 4.32 Halaman Routing OSPF

17 51 Gambar 4.33 Halaman Routing BGP Gambar 4.34 Halaman Default Route Gambar 4.35 Halaman Status IP Forwarding 4. Menu Manajemen Bandwidth Pada menu manajemen bandwidth terdapat sub-sub menu didalamnya, yaitu menu Create Interface, Limiter konfigurasi, Start/Stop Limiter, dan View traffic.

18 52 Gambar 4.36 Menu Utama Halaman Manajemen Bandwidth Gambar 4.37 Halaman Create Interface Untuk Limiter Gambar 4.38 Halaman Limiter Konfigurasi Gambar 4.39 Halaman Start/Stop Limiter

19 53 5. Menu Route Table Menu ini berisi tabel routing yang terdapat pada router Quagga. Keseluruhan protocol routing yang sedang aktif ditampilkan pada menu route table. Gambar 4.40 Menu Utama Halaman Route Table 6. Menu Utility Menu ini berisi tool-tool seputar manajemen konektivitas jaringan. Terdapat 3 tool yang ada pada menu ini yaitu Ping, Tracepath(traceroute), dan Restart quagga. Gambar 4.41 Menu Utama Halaman Utility

20 54 Gambar 4.42 Halaman Ping Gambar 4.43 Halaman Traceroute Gambar 4.44 Halaman Restart Quagga 7. Menu User Configuration Menu ini berisi seputar manajemen user. Terdapat 3 sub menu pada menu ini, yaitu Edit User untuk melakukan pengubahan ID Login user dan password user, Edit Quagga Privileged Password untuk mengubah password koneksi telnet dengan sistem Quagga, Logout untuk keluar dari interface web.

21 55 Gambar 4.45 Menu Utama Halaman User Configuration Gambar 4.46 Halaman User Management Gambar 4.47 Halaman Quagga Telnet Password Management Gambar 4.48 Halaman Setelah Logout Dari Halaman Web 4.2. Pengujian Pengujian Skenario Pertama A. Konfigurasi ROUTER_ROUBIAN:

22 56 1. Konfigurasi network interface eth0 pada ROUTER_ROUBIAN merupakan out interface kearah WAN. Gambar 4.49 Pemilihan Interface pada ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.50 Konfigurasi Ip Address pada Interface Eth0 ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.51 Konfigurasi Network Interface Eth0 ROUTER_ROUBIAN 2. Konfigurasi network interface eth1 pada ROUTER_ROUBIAN merupakan out interface kearah LAN.

23 57 Gambar 4.52 Konfigurasi Network Interface Eth1 ROUTER_ROUBIAN 3. Setelah konfigurasi IP address pada interface ke arah WAN dan LAN selesai, selanjutnya setting gateway/default route ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.53 Konfigurasi Default Route ROUTER_ROUBIAN 4. Konfigurasi DNS pada ROUTER_ROUBIAN adalah sebagai berikut a. Masuk basic configure > DNS setting > tambah b. mengisikan DNS Gambar 4.54 Konfigurasi DNS ROUTER_ROUBIAN 5. Selanjutnya cek koneksi ke WAN dengan melakukan ping DNS.

24 58 Gambar 4.55 Cek Koneksi ke WAN dengan Ping 6. Konfigurasi NAT pada ROUTER_ROUBIAN adalah sebagai berikut : a. Masuk basic configure > NAT setting > tambah b. Alamat Network LAN = Alamat network private yang ingin dikomunikasikan dengan jaringan WAN. c. Out Interface = Interface yang menuju ke arah WAN Gambar 4.56 Konfigurasi NAT ROUTER_ROUBIAN 7. Konfigurasi IP Address pada client class_1 : a. Class_1 PC1 IP Address : Subnetmask : Gateway : DNS : PC2 IP Address : Subnetmask :

25 59 Gateway : DNS : b. Selanjutnya cek koneksi ke WAN dengan melakukan ping DNS dan test browsing ke website mercubuana.ac.id dari PC client. Gambar 4.57 Cek Koneksi ke DNS dari PC Client Gambar 4.58 Test Browsing dari PC Client 8. Konfigurasi manajemen bandwidth : a. Dalam konfigurasi manajemen bandwidth mode NAT pada topologi ini, interface yang digunakan untuk arah downstream adalah eth0 dan upstream eth1. Pembuatan interface untuk manajemen bandwidth adalah sebagai berikut : 1) Masuk menu Configure BM > create interface > tambah 2) Tambah eth1 dalam list table interface

26 60 Gambar 4.59 Konfigurasi Interface Manajemen Bandwidth ROUTER_ROUBIAN b. Setelah selesai membuat interface, selanjutnya masuk ke jendela konfigurasi limiter untuk memulai manajemen bandwidth. Gambar 4.60 Konfigurasi Limiter ROUTER_ROUBIAN c. Dalam rule class, default limit sudah ada secara otomatis dan batas limitnya adalah kbits. Jika class belum di tambahkan untuk melakukan fungsi limit pada client secara spesifik, maka semua client akan masuk dalam class default. Gambar 4.61 Konfigurasi Limiter ROUTER_ROUBIAN Untuk Class_1

27 61 d. Konfigurasi class limiter dari 1 group class dibagi menjadi 2 client. Bandwidth = garansi bandwidth yg dialokasikan untuk LAN Limit = maksimal bandwidth yang bisa dicapai untuk LAN Burst = maksimum jumlah kbits yang di kirim sekali waktu Priority = priority 0 7, lebih kecil paling diprioritaskan Source = source address Destination = network tujuan Untuk konfigurasinya sebagai berikut : Class_1{ bandwidth 128; limit 128; burst 0; priority 1; Client_1{ bandwidth 96; limit 96; burst 0; priority 1; source { /0;}; destination { /24;}; }; Client_2{ bandwidth 32; limit 128; burst 0; priority 2;

28 62 }; source { /0;}; destination { /24;}; }; Gambar 4.62 List Table Limit Configure Group Class_1 e. Setelah limit client selesai di konfigurai, maka selanjutnya melakukan start interface yang telah di konfigurasi untuk keperluan limit bandwidth seperti pada tampilan gambar sebagai berikut : Gambar 4.63 Start Limiter Eth1 setelah Konfigurasi Class_1 Dan Class_2 f. Test Limit Untuk Group Client_1 1) Berikut kecepatan download pada client_1 class_2 yaitu PC1, mendekati 12 KB/s sesuai yang di inputkan pada limiter yaitu bandwidth 96 kb.

29 63 Gambar 4.64 Test Download Client_1 Class_1 2) Berikut kecepatan download pada client_2 class_1 yaitu PC2, mendekati 4 KB/s sesuai yang di inputkan pada limiter yaitu bandwidth 32 kb. Gambar 4.65 Test Download Client_2 Class_1 3) Berikut kecapatan download rata-rata setelah dilakukan perulangan 5 kali pengujian : Tabel 4.1 Hasil Pengujian Bandiwdth dengan No Pengujian Ke- Mode NAT Bandwidth Rate (KBps) PC1 PC ,9 Rata-rata Dari table 4.1 diketahui bahwa rata-rata bandwidth rate pada Class_1 yang terdiri dari PC1 dengan ratarata KBps dan PC2 dengan rata-rata 3.45 KBps yang di jalankan secara bersamaan mendekati input pada limiter untuk PC1 12 KBps dan untuk PC2 4KBps. g. Pengujian Firewall pada ROUTER_ROUBIAN Pada pengujian firewall ROUTER_ROUBIAN, konfigurasi yang dijalankan adalah drop IP address

30 64 salah satu client pada group class_1 seperti pada konfigurasi gambar berikut : Gambar 4.66 Konfigurasi Drop IP pada ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.67 Konfigurasi Firewall ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.68 Cek Koneksi ke DNS dari PC Client Setelah Drop IP Address Pada gambar terlihat koneksi antara server dan client terputus, Komputer server tidak merespon permintaan koneksi dari client. Hal tersebut dikarenakan IP client di drop ke seluruh destination yang di konfigurasi pada ROUTER_ROUBIAN Pengujian Skenario Kedua 1. Konfigurasi ROUTER_ROUBIAN:

31 65 a. Konfigurasi bridge pada ROUTER_ROUBIAN yaitu sebagai berikut - Nama bridge : bridge1 - Ip address : Gateway : Ethernet : eth0 dan eth1 Gambar 4.69 Konfigurasi Bridge ROUTER_ROUBIAN b. Berikut merupakan tampilan hasi konfigurasi bridge yang telah di konfigurasi pada langkah diatas : Gambar 4.70 Table yang Telah di Konfigurasi 2. Konfigurasi IP Address pada client class_3 : a. Class_3 PC5 IP Address : Subnetmask : Gateway :

32 66 DNS : b. Test koneksi bridge dari PC client dengan melakukan ping dan trace ke IP DNS. Gambar 4.71 Pengecekan Bridge Melalui Client. 3. Konfigurasi manajemen bandwidth : a. Menambahkan group client class_2 pada interface eth1 untuk limit bandwidth PC3, untuk konfigurasinya sebagai berikut : Class_2{ bandwidth 256; limit 256; burst 0; priority 1; Client_1{ bandwidth 256; limit 256; burst 0; priority 1; source { /0;}; destination { /24;}; }; };

33 67 Gambar 4.72 List Table Limit Configure Class_2 b. Setelah limit client selesai di konfigurai, maka selanjutnya melakukan start interface yang telah di konfigurasi untuk keperluan limit bandwidth seperti pada tampilan gambar sebagai berikut : Gambar 4.73 Start Limiter Eth1 setelah Penambahan Class_2 4. Test Limit Untuk Group Client_1 a. Berikut kecepatan download pada client_1 class_2 yaitu PC3, mendekati 32 KB/s sesuai yang di inputkan pada limiter yaitu bandwidth 256kb. Gambar 4.74 Test Download Client_1 Class_2

34 68 b. Berikut kecapatan download rata-rata setelah dilakukan perulangan 5 kali pengujian : Tabel 4.2 Hasil Pengujian Bandiwdth dengan No Pengujian Ke- Mode Bridge Bandwidth Rate (KBps) PC Rata-rata 29.1 Dari tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata bandwidth rate pada Class_2 yang terdiri dari PC3 dengan rata-rata 29.1 KBps yang mendekati input pada limiter untuk PC3 32 KBps Pengujian Skenario Ketiga 1. Konfigurasi ROUTER_RIP1 : a. konfigurasi IP address pada ROUTER_RIP1 : [admin@router_rip1] > ip address add address= netmask= interface ether1 [admin@router_rip1] > ip address add address= netmask= interface ether2 [admin@router_rip1] > ip address add address= netmask= interface ether3 b. Konfigurasi routing dengan protocol RIPv2 pada ROUTER_RIP1 : [admin@router_rip1] > routing rip interface=all receive=v2 send=v2 authentication=none authenticationkey="" prefix-list-in="" prefix-list-out=""

35 69 > routing rip network add address = /30 [admin@router_rip1] > routing rip network add address = /30 [admin@router_rip1] > routing rip network add address = /24 2. Konfigurasi ROUTER_RIP2 : a. konfigurasi IP address pada ROUTER_RIP2 : [admin@router_rip2] > ip address add address= netmask= interface ether1 [admin@router_rip2] > ip address add address= netmask= interface ether2 b. Konfigurasi routing dengan protocol RIPv2 pada ROUTER_RIP1 : [admin@router_rip2] > routing rip interface=all receive=v2 send=v2 authentication=none authentication-key="" prefixlist-in="" prefix-list-out="" [admin@router_rip2] > routing rip network add address = /30 [admin@router_rip2] > routing rip network add address = /24 3. Konfigurasi ROUTER_ROUBIAN: a. Konfigurasi network interface eth1 pada ROUTER_ROUBIAN merupakan out interface kearah ROUTER_RIP1. Gambar 4.75 Konfigurasi Network Interface Eth1 ROUTER_ROUBIAN

36 70 Test koneksi peer to peer dengan ROUTER_RIP1 dengan melakukan ping IP address ROUTER_RIP1. Gambar 4.76 Test Koneksi Point To Point dengan ROUTER_RIP1 b. Konfigurasi routing dengan protocol RIPv2 pada ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.77 Konfigurasi routing protocol RIPv2 c. Tabel list network address dengan protocol RIPv2 yang telah di konfigurasi pada ROUTER_ROUBIAN: Gambar 4.78 Table Network Ripv2 yang Telah di Konfigurasi

37 71 d. Melakukan redistribute Routing table yang dikelola protocol BGP ke RIPv2 Gambar 4.79 Konfigurasi Resdistribute BGP pada Protocol Ripv2 e. Konfigurasi network interface eth2 pada ROUTER_ROUBIAN merupakan out interface kearah ROUTER_BGP1. Gambar 4.80 Konfigurasi Network Interface Eth2 ROUTER_ROUBIAN Konfigurasi As-Number BGP pada ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.81 Konfigurasi As-Number Bgp f. Konfigurasi routing dengan protocol BGP pada ROUTER_ROUBIAN : Menambahkan remote-as dan IP address neighbor

38 72 Gambar 4.82 Konfigurasi Peer BGP g. Konfigurasi network yang akan di advertise pada protocol BGP Gambar 4.83 Konfigurasi Advertise Network BGP h. Melakukan redistribute Routing table yang dikelola protocol RIPv2 ke BGP Gambar 4.84 Konfigurasi Resdistribute RIP pada Protocol BGP

39 73 4. Konfigurasi ROUTER_BGP1 : a. konfigurasi IP address pada ROUTER_BGP1 : [admin@router_bgp1] > ip address add address= netmask= interface=ether1 [admin@router_bgp1] > ip address add address= netmask= interface=ether2 b. Konfigurasi routing dengan protocol BGP pada ROUTER_BGP1 : [admin@router_bgp1] > routing bgp instance add name=bgp1 router-id= as=2000 [admin@router_bgp1] > routing bgp peer add name=peer1 instance=bgp1 remote-address= remote-as=1000 [admin@router_bgp1] > routing bgp peer add name=peer2 instance=bgp1 remote-address= remote-as=3000 c. Konfigurasi advertise network protocol BGP pada ROUTER_BGP1 : [admin@router_bgp1] > routing bgp network add network= /30 synchronize=no [admin@router_bgp1] > routing bgp network add network= /30 synchronize=no 5. Konfigurasi ROUTER_BGP2 : a. konfigurasi IP address pada ROUTER_BGP2 : [admin@router_bgp2] > ip address add address= netmask= interface=ether1 [admin@router_bgp2] > ip address add address= netmask= interface=ether2 b. Konfigurasi routing dengan protocol BGP pada ROUTER_BGP2 : [admin@router_bgp2] > routing bgp instance add name=bgp1 router-id= as=3000

40 74 > routing bgp peer add name=peer1 instance=bgp1 remote-address= remote-as=2000 c. Konfigurasi advertise network protocol BGP pada ROUTER_BGP2 : [admin@router_bgp2] > routing bgp network add network= /30 synchronize=no [admin@router_bgp2] > routing bgp network add network= /24 synchronize=no 6. Pengujian Konvergensi dengan Ping dan routing tabel a. Berikut merupakan routing table yang terbentuk dari ROUTER_RIP2 Gambar 4.85 Routing Table ROUTER_RIP2 b. Berikut merupakan routing table yang terbentuk dari ROUTER_BGP2 Gambar 4.86 Routing Table ROUTER_BGP2

41 75 c. Berikut merupakan routing table yang terbentuk dari ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.87 Routing Table ROUTER_ROUBIAN d. Untuk membuktikan semua network address dapat saling berkomunikasi, dilakukan ping IP Address disetiap network, ping IP Address dilakukan pada PC6 sebagai berikut : Gambar 4.88 Ping Network ROUTER_BGP1 Gambar 4.89 Ping Network ROUTER_ROUBIAN Gambar 4.90 Ping Network ROUTER_RIP1 atau ROUTER_OSPF1

42 76 Gambar 4.91 Ping Network ROUTER_RIP2 atau ROUTER_OSPF2 Gambar 4.92 Ping Network PC4 Gambar 4.93 Ping Network PC Pengujian Skenario Keempat Pada pengujian routing dengan protocol OSPF dan BGP konsepnya sama seperti subjudul pengujian routing dengan protocol RIPv2 dan BGP. Pada pengujian kali ini, konfigurasi protocol RIPv2 digantikan dengan protocol OSPF. 1. Konfigurasi ROUTER_OSPF1 : Karena pada subbab Pengujian Routing dengan Protocol RIPv2 dan BGP pada router RIPv2 telah di konfigurasi IP address, dan pada pengujian kali ini hanya mengganti jenis protocolnya saja menjadi protocol OSPF, maka langkah konfigurasi langsung ke konfigurasi network address dengan menggunakan protocol OSPF sebagai berikut : [admin@router_ospf1] > routing ospf interface add interface=all [admin@router_ospf1] > network add network= /30 area=backbone

43 77 > network add network= /30 area=backbone > network add network= /24 area=backbone 2. Konfigurasi ROUTER_OSPF2 : Konfigurasi pada ROUTER_OSPF2 sama seperti pada konfigurasi pada ROUTER_OSPF1, yaitu langsung ke langkah konfigurasi network dengan menggunakan protocol OSPF sebagai berikut : [admin@router_ospf2] > routing ospf interface add interface=all [admin@router_ospf2] > network add network= /30 area=backbone [admin@router_ospf2] > network add network= /24 area=backbone 3. Konfigurasi ROUTER_ROUBIAN : a. Karena konfigurasi interface eth1 dan eth2 pada ROUTER_ROUBIAN pada pengujian sebelumnya telah terkonfigurasi, maka pada pengujian kali ini langsung ke konfigurasi network dengan protocol OSPF pada ROUTER_ROUBIAN sebagai berikut : Gambar 4.94 Konfigurasi Routing Protocol OSPF b. Pada pengujian kali ini tidak melakukan konfigurasi pada ROUTER_BGP1 dan ROUTER_BGP2, karena

44 78 menggunakan settingan router yang sama pada protocol BGP. Sehingga konfigurasi hanya di ubah pada router center yaitu ROUTER_ROUBIAN. c. Melakukan redistribute routing table yang dikelola protocol OSPF ke BGP Gambar 4.95 Konfigurasi Resdistribute OSPF pada Protocol BGP d. Melakukan redistribute Routing table yang dikelola protocol BGP ke OSPF Gambar 4.96 Konfigurasi Resdistribute BGP pada Protocol OSPF 4. Pengujian Konvergensi dengan Ping dan routing tabel a. Berikut merupakan routing table yang terbentuk dari ROUTER_BGP2

45 79 Gambar 4.97 Routing Table ROUTER_BGP2 dalam Pengujian Keempat b. Untuk membuktikan semua network address dapat saling berkomunikasi, dilakukan ping IP Address disetiap network, ping IP Address dilakukan pada PC9 sebagai berikut : Gambar 4.98 Ping Network ROUTER_BGP1 dalam Pengujian Keempat Gambar 4.99 Ping Network ROUTER_ROUBIAN dalam Pengujian Keempat Gambar Ping Network ROUTER_OSPF1

46 80 Gambar Ping Network ROUTER_OSPF Ringkasan Hasil Pengujian Dari semua proses pengujian dengan perulangan pengujian sebanyak 5 kali pada setiap skenario, maka dapat dibuat table ringkasan hasil pengujian ROUBIAN yang penulis buat adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Pengujian MENU JALAN TIDAK KETERANGAN Konfigure IP Address Dari hasil pengujian konfigurasi ini bisa sukses jika interface Ethernet belum dikonfigurasi dengan cara lain. Missalkan dengan perintah ifconfig pada terminal DNS Konfigurasi DNS yang telah di masukan, dapat diedit maupun di hapus dari table list DNS. NAT Jumlah network yang akan di daftarkan pada NAT dapat ditambahkan sesuai dengan yang diinginkan.

47 81 Bridge Firewall Routing protocol RIPv2 Routing protocol OSPF Routing protocol BGP Redistribute Create interface limiter Configure limiter Konfigurasi bridge maksimal hanya untuk 3 interface sesuai banyaknya interface yang terpasang pada ROUBIAN Jika ada IP address yang sama di table DROP dan ACCEPT, system akan membaca konfigurasi yang pertama kali di konfigurasi. Maka IP address di salah satu table harus di hapus. Hanya untuk IPv4, bukan untuk IPv6 Hanya untuk IPv4, bukan untuk IPv6 Hanya untuk IPv4, bukan untuk IPv6 Redistribute di konfigurasi tanpa ada metrik Interface yang di buat sesuai dengan interface yang terinstall pada PC router. Terdapat class default dalam konfigurasi yang

48 82 Start / stop interface limiter Routing Table Ping Restart Quagga tidak bisa di edit maupun di hapus dalam system. Digunakan untuk stop start software htb-tool Untuk menampilkan daftar network yang dapat di hubungi oleh router Fasilitas untuk mengecek koneksi ROUBIAN dengan perangkat lain Untuk restart software Quagga Dari router yang dibuat dan telah melalui tahap pengujian, terdapat keunggulan dan kelemahan dari aplikasi ini. 1. Keunggulan dari Router ROUBIAN a. Seorang admin dapat mengkonfigurasi router untuk keperluan routing, NAT, bridge, firewall, maupun manajemen bandwidth dengan mudah dan dalam waktu singkat tanpa harus memasukan perintah-perintah konfigurasi seperti pada router umumnya. b. Router ROUBIAN juga menyediakan tools untuk melihat routing table, start/stop interface untuk limiter, ping network address, dan trace route. 2. Kelemahan dari Router ROUBIAN a. Saat konfigurasi IP address pada network interface pada ROUTER_ ROUBIAN, terkadang IP address tersebut tidak terkonfigurasi di konfigurasi sistem debian. Untuk menangani hal tersebut, maka setelah selesai konfigurasi IP address, software Quagga harus di restart

49 83 dengan menggunakan tool restart Quagga yang telah di sediakan pada ROUBIAN. b. Pada setiap class yang di buat saat konfigurasi manajemen bandwidth, untuk nama class tidak dapat di edit. Apabila nama class di edit, maka script konfigurasi limiter dalam sistem akan terdapat error. Solusi untuk menangani error tersebut adalah menghapus class yang telah di edit tersebut dan kemudian membuat class baru untuk menggantikan class yang error. c. Pada router ROUBIAN ini belum di tersedia tools untuk melihat traffic bandwidth yang telah di konfigurasi pada manajemen bandwidth secara realtime dan belum tersedianya graphic untuk monitoring bandwidth.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Perancangan Router OS Debian 6.0 QUAGGA PROSES ROUTING WEB INTERFACE MANAJEMAN BANDWIDTH HTB TOOL INPUT USER Gambar 3.1 Alur Kerja Interface Router dan Server Bandwidth

Lebih terperinci

Praktikum Jaringan Komputer 2. Modul 2 Quagga dan Routing Protocol

Praktikum Jaringan Komputer 2. Modul 2 Quagga dan Routing Protocol Praktikum Jaringan Komputer 2 Modul 2 Quagga dan Routing Protocol TUJUAN : 1. Mahasiswa memahami cara kerja routing protocol (RIP atau OSPF) 2. Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi routing protocol quagga

Lebih terperinci

Modul 7 Protokol Dynamic Routing : RIP

Modul 7 Protokol Dynamic Routing : RIP Modul 7 Protokol Dynamic Routing : RIP I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing dengan software quagga. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan software quagga. II. Peralatan

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM 6 DYNAMIC ROUTING 1 A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami konfigurasi dynamic routing pada perangkat mikrotik 2. Memahami cara mengkonfigurasi protocol OSPF pada perangkat mikrotik 3. Memahami cara

Lebih terperinci

Membuat router degan linux Debian (Dinamis Router)

Membuat router degan linux Debian (Dinamis Router) Membuat router degan linux Debian (Dinamis Router) Caranya : 1.Komputer harus terinstal SO LInux Debian 2. Sediakan dua PC, satu sebagai Router dan satunya lagi sebagai Klien 3. Pada Login : isikan user

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

PRAKTIKUM ROUTING STATIK PRAKTIKUM ROUTING STATIK A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing

Lebih terperinci

MODUL 6 MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN CBQ DAN HTB

MODUL 6 MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN CBQ DAN HTB MODUL 6 MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN CBQ DAN HTB TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan : 1. Mengerti dan memahami konsep manajemen bandwidth. 2. Mampu melakukan konfigurasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN INTERFACE KONFIGURASI ROUTER DAN MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS WEB TUGAS AKHIR

PEMBUATAN INTERFACE KONFIGURASI ROUTER DAN MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS WEB TUGAS AKHIR PEMBUATAN INTERFACE KONFIGURASI ROUTER DAN MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Informatika Disusun

Lebih terperinci

Praktikum Jaringan Komputer 2. Modul 3 BRIDGE FIREWALL dengan Netfilter

Praktikum Jaringan Komputer 2. Modul 3 BRIDGE FIREWALL dengan Netfilter Praktikum Jaringan Komputer 2 Modul 3 BRIDGE FIREWALL dengan Netfilter TUJUAN: 1. Mahasiswa memahami fungsi dari firewall 2. Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi netfilter sebagai firewall 3. Mahasiswa

Lebih terperinci

Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP

Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP ADMINISTRASI SERVER Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP Pengenalan Linux Berawal dari eksperimen Linus Trovalds dengan Komputer Minix miliknya, terciptalah Sistem Operasi Linux. Sejak saat itu, Dia terus

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER Dibuat oleh : Yudi Firman Santosa, S.T. Dipersiapkan untuk Latihan Siswa Praktek Ujian Nasional 2012 Internet PC Client Switch Server Gateway Perencanaan Debian Server untuk

Lebih terperinci

INSTALASI PC SERVER INSTALASI & KONFIGURASI SSH. Ardi Maharta / Heri Widayat /

INSTALASI PC SERVER INSTALASI & KONFIGURASI SSH. Ardi Maharta / Heri Widayat / INSTALASI PC SERVER INSTALASI & KONFIGURASI SSH Ardi Maharta / 11520244013 Heri Widayat / 11520244040 13 A. Kompetensi a. Mampu menginstall Telnet melalui repository online. b. Mampu memahami penggunaan

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover BAB 4 Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover 4.1 Implementasi Network Pada tahap implementasi, akan digunakan 2 protokol routing yang berbeda yaitu BGP dan OSPF tetapi pada topologi network yang

Lebih terperinci

Silahkan ikuti langkah-langkah berikut :

Silahkan ikuti langkah-langkah berikut : Silahkan ikuti langkah-langkah berikut : 1. Yang perlu dipersiapkan adalah pastikan anda sudah mem-burning OS Linux Ubuntu 16.04 ke DVD-R atau DVD-RW. Silahkan booting ke CD dari PC anda, jika anda benar

Lebih terperinci

TOPOLOGI.

TOPOLOGI. Permodelan routing BGP sederhana menggunakan Vyatta dan Mikrotik dengan Private AS pada Jaringan Intranet BGP atau Border Gateway Protocol routing Protocol yang menghubungkan antar AS (autonomous System)

Lebih terperinci

TUTORIAL SETTING MIKROTIK UNTUK SETTING IP, DHCP, GATEWAY, DNS.

TUTORIAL SETTING MIKROTIK UNTUK SETTING IP, DHCP, GATEWAY, DNS. TUTORIAL SETTING MIKROTIK UNTUK SETTING IP, DHCP, GATEWAY, DNS. Pertama-tama kita cek hardware dulu. Disini kita akan memberi PC Mikrotik dengan 2 network adapter. Network Adapter I sebagai NAT untuk ke

Lebih terperinci

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI SERVER DEB-003 STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX DEBIAN SQUEEZE DASAR-DASAR JARINGAN DEB.

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI SERVER DEB-003 STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX DEBIAN SQUEEZE DASAR-DASAR JARINGAN DEB. STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX IAN SQUEEZE KODE MODUL -001-002 NAMA MODUL DASAR-DASAR JARINGAN SISTEM OPERASI Rev. 1-51 URAIAN UNIT Tujuan Belajar Setelah mempelajari modul unit ini, diharapkan peserta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SQUID PROXY. 1. Pertamakali, carilah IP publik ke ISP lengkap dengan gateway, netmask,

BAB IV PEMBUATAN SQUID PROXY. 1. Pertamakali, carilah IP publik ke ISP lengkap dengan gateway, netmask, 33 BAB IV PEMBUATAN SQUID PROXY 4.1 Konfigurasi Gateway Langkah awal pembatana diawali dengan konfigurasi networking untuk membentuk Internet gateway, berikut langkah-langkahnya : 1. Pertamakali, carilah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Mikrotik sebagai Gateway Mikrotik sebagai gateway merupakan salah satu bentuk implementasi yang paling banyak di pakai. Tujuannya agar client, semisal dengan IP 192.168.199.3/24 dan

Lebih terperinci

INSTALASI DNS SERVER-WEBSERVER-PROXY SERVER-FTP SERVER

INSTALASI DNS SERVER-WEBSERVER-PROXY SERVER-FTP SERVER INSTALASI DNS SERVER-WEBSERVER-PROXY SERVER-FTP SERVER TUTORIAL SOAL UKK PAKET 1 TEKNIK KOMPUTER JARINGAN Membangun DNS Server, Gateway, Proxy server, FTP server, dan Web Server pada jaringan Opsi konfigurasi

Lebih terperinci

Lampiran A : Hasil Wawancara. Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service

Lampiran A : Hasil Wawancara. Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service L1 Lampiran A : Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service Provider (ISP) Kingkongznet untuk mendapatkan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan. Berikut

Lebih terperinci

Praktikum Minggu ke-11 Konfigurasi Routing OSPF menggunakan Mikrotik

Praktikum Minggu ke-11 Konfigurasi Routing OSPF menggunakan Mikrotik Praktikum Minggu ke-11 Konfigurasi Routing OSPF menggunakan Mikrotik TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami konfigurasi dynamic routing pada perangkat mikrotik 2. Memahami cara mengkonfigurasi protocol OSPF pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

INSTALASI WEB SERVER PADA LINUX Oleh Dwi Kurnivan Setiono

INSTALASI WEB SERVER PADA LINUX Oleh Dwi Kurnivan Setiono INSTALASI WEB SERVER PADA LINUX Oleh Dwi Kurnivan Setiono - 04113065 Diasumsikan komputer telah terinstall sistem operasi debian atau turunannya. Untuk membuat suatu web server pada dasarnya aplikasi yang

Lebih terperinci

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK Oleh : JB. Praharto ABSTRACT Sistem yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan. Perangkat yang berfungsi dalam komunikasi WAN atau menghubungkan dua network

Lebih terperinci

Membangun Webserver. Dengan menggunakan freeradius pengelolaan login user berbasis web dan dapat menangani sampai ribuan client dari banyak AP

Membangun Webserver. Dengan menggunakan freeradius pengelolaan login user berbasis web dan dapat menangani sampai ribuan client dari banyak AP Dalam mengelola keamanan Jaringan wireless bisa diterapkan mekanisme login akses client secara terpusat menggunakan FreeRadius server (open source) atau Mikrotik UserManager (Licensed Level 6) Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. 4.1 Instalasi dan Penggunaan VMware Workstation 11

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. 4.1 Instalasi dan Penggunaan VMware Workstation 11 BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK Bab ini membahas tentang proses membuat dan menampilkan gambar-gambar hasil yang telah dikerjakan. 4.1 Instalasi dan Penggunaan VMware Workstation 11 Tahap Instalasi VMware

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI. bab sebelumnya. PC Router Mikrotik OS ini menggunakan versi

BAB V IMPLEMENTASI. bab sebelumnya. PC Router Mikrotik OS ini menggunakan versi BAB V IMPLEMENTASI 5.1 IMPLEMENTASI Implementasi penggunaan PC Router Mikrotik OS dan manajemen user bandwidth akan dilakukan bedasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. PC Router

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Implementasi 4.1.1 Konfigurasi Router 1-7 a. Router 1 1. Interface Interface merupakan tampilan dari Ether 1 4 dan jalur-jalurnya. Di router 1 ether 1 digunakan untuk client,

Lebih terperinci

Jaringan Komputer MODUL 7. Tujuan

Jaringan Komputer MODUL 7. Tujuan Jaringan Komputer MODUL 7 Tujuan Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu: Melakukan konfigurasi jaringan ethernet otomatis dengan dhcp (dinamis). Melakukan konfigurasi jaringan ethernet

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM 09 NETWORK ADDRESS TRANSLATION DAN WIRELESS LAN

MODUL PRAKTIKUM 09 NETWORK ADDRESS TRANSLATION DAN WIRELESS LAN MODUL PRAKTIKUM 09 NETWORK ADDRESS TRANSLATION DAN WIRELESS LAN TUJUAN Setelah praktikum dilaksanakan, peserta praktikum diharapkan memiliki kemampuan 1. Melakukan konfigurasi NAT pada Linux Ubuntu 8.10

Lebih terperinci

Praktikum 8. Traffic Shaping (CBQ) Pengenalan QoS

Praktikum 8. Traffic Shaping (CBQ) Pengenalan QoS PRAKTIKUM 8 Traffic Shaping (CBQ) 1 Praktikum 8 Traffic Shaping (CBQ) POKOK BAHASAN: Traffic shaping daemon Bandwidth manajemen. TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

MODUL 3 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. DHCP Server. Oleh: Nani Setyo Wulan S.Pd. Nelyetti S.Kom.

MODUL 3 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. DHCP Server. Oleh: Nani Setyo Wulan S.Pd. Nelyetti S.Kom. MODUL 3 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN DHCP Server Oleh: Nani Setyo Wulan S.Pd. Nelyetti S.Kom. JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN PERSIAPAN AKADEMI KOMUNITAS SOLOK SELATAN PDD POLITEKNIK NEGERI PADANG

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER Dibuat oleh : Yudi Firman Santosa, S.T. Dipersiapkan untuk Latihan Siswa Praktek Ujian Nasional 2013 Internet PC Client Switch Server Gateway Perencanaan Debian Server untuk

Lebih terperinci

KONFIGURASI CISCO ROUTER

KONFIGURASI CISCO ROUTER KONFIGURASI CISCO ROUTER Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme

Lebih terperinci

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management Dalam artikel ini, akan dibahas cara untuk melakukan BGP-Peer ke BGP Router Mikrotik Indonesia untuk melakukan pemisahan gateway untuk koneksi internet

Lebih terperinci

JOB SHEET. PRAKTIK MATA PELAJARAN Troubleshooting Jaringan PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN KELAS XII

JOB SHEET. PRAKTIK MATA PELAJARAN Troubleshooting Jaringan PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN KELAS XII JOB SHEET PRAKTIK MATA PELAJARAN Troubleshooting Jaringan PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN KELAS XII Nama Siswa :... Kelas :... No Absen :... PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA

Lebih terperinci

MODUL KONFIGURASI MIKROTIK

MODUL KONFIGURASI MIKROTIK MODUL KONFIGURASI MIKROTIK GATEWAY INTERNET BANDWITH MANAGEMENT HOTSPOT DHCP SERVER FIREWALL Oleh: Andi Junaedi MIKROTIK Mikrotik ialah kependekan Mikrotikls Artinya: network kecil dalam bahasa Latvia

Lebih terperinci

Membuat Web Server di Linux

Membuat Web Server di Linux Membuat Web Server di Linux 12.02 Susan M Web Server merupakan sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan browser web dan mengirimkan

Lebih terperinci

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE MODUL PELATIHAN NETWORK MATERI MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE OLEH TUNGGUL ARDHI PROGRAM PHK K1 INHERENT UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2007 Pendahuluan Routing memegang peranan penting dalam suatu network

Lebih terperinci

Laporan Resmi. Static Routing Pada MikroTik

Laporan Resmi. Static Routing Pada MikroTik Laporan Resmi Static Routing Pada MikroTik Nama NRP Kelas Kelompok : Amalia Zakiyah : 2110165021 : 1 D4 LJ TI : Kelmopok 6 Soal 1. Jelaskan cara melakukan konfigurasi router mikrotik dengan menggunakan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Materi Kompetensi Tahun Pelajaran 2011/2012. : Membangun PC Router dan Internet Gateway (edisi.1)

Mata Pelajaran : Materi Kompetensi Tahun Pelajaran 2011/2012. : Membangun PC Router dan Internet Gateway (edisi.1) Satuan Pendidikan : SMK Al-Muhtadin Depok Mata Pelajaran : Materi Kompetensi Tahun Pelajaran 2011/2012 Judul Kompetensi Sistem Operasi Program Keahlian Disusun Oleh E-Mail : Membangun PC Router dan Internet

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI KEJURUAN

UJI KOMPETENSI KEJURUAN UJI KOMPETENSI KEJURUAN Membangun sebuah Server yang berfungsi sebagai Server Router dan juga berfungsi sebagai Proxy Server yang terkoneksi Internet pada Ubuntu Server 12.04 DISUSUN OLEH : TEKNIK KOMPUTER

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER MODUL 5

JARINGAN KOMPUTER MODUL 5 LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 5 Disusun Oleh : Nama Kelas : Beny Susanto : TI B Nim : 2011081031 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 5 KONSEP IP dan

Lebih terperinci

Load Balancing Sambungan ke Internet dan Monitoring Jaringan

Load Balancing Sambungan ke Internet dan Monitoring Jaringan Load Balancing Sambungan ke Internet dan Monitoring Jaringan Onno W. Purbo Dalam operasi jaringan, ada banyak hal yang sering kali membuat pusing kepala kita sebagai administrator jaringan. Hal yang paling

Lebih terperinci

PENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD

PENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD BAB IV PENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD 4.1 Menginstal Aplikasi WinBox Sebelum memulai mengkonfigurasi Mikrotik, pastikan PC sudah terinstal aplikasi

Lebih terperinci

Pembimbing : Rudi Haryadi Kelas : XII TKJ A. Dynamic Routing. Tanggal : 12 Januari 2013 Nilai dan Paraf :

Pembimbing : Rudi Haryadi Kelas : XII TKJ A. Dynamic Routing. Tanggal : 12 Januari 2013 Nilai dan Paraf : Nama : Selly Anggraini Pembimbing : Rudi Haryadi Kelas : XII TKJ A No. Absen : 25 Dynamic Routing Antoni Budiman Mapel : Diagnosa WAN Tanggal : 12 Januari 2013 Nilai dan Paraf : I. Tujuan - Siswa dapat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI 4.1 Simulasi OPNET Untuk memberikan bukti mengenai BGP, kami melakukan simulasi dengan menggunakan OPNET. 4.1.1 Menentukan Skenario Simulasi. Tujuan penentuan skenario

Lebih terperinci

Installasi Web Server Pada Linux Debian (GUI) Nama : Abdul Rohman Wahid Kelas : XI TKJ A No / NIS : 01 / 13986

Installasi Web Server Pada Linux Debian (GUI) Nama : Abdul Rohman Wahid Kelas : XI TKJ A No / NIS : 01 / 13986 Installasi Web Server Pada Linux Debian (GUI) Nama : Abdul Rohman Wahid Kelas : XI TKJ A No / NIS : 01 / 13986 SMK Negeri 2 Depok Sleman 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat

Lebih terperinci

PEMBAHSANA SOAL UJI KOMPETENSI TKJ 2015/2016 PAKET 1. Menggunakan UBUNTU TKJ SMKN 1 Lembah Melintang

PEMBAHSANA SOAL UJI KOMPETENSI TKJ 2015/2016 PAKET 1. Menggunakan UBUNTU TKJ SMKN 1 Lembah Melintang PEMBAHSANA SOAL UJI KOMPETENSI TKJ 2015/2016 PAKET 1 Menggunakan UBUNTU 15.04 TKJ SMKN 1 Lembah Melintang INSTALASI Lakukan instalasi seperti debian. Pilih Paket software openssh, Lamp, DNS, postgresql

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi System 4.1.1 Perangkat Keras Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45 4.1.2 Perangkat Lunak

Lebih terperinci

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management Artikel ini melanjutkan dari artikel sebelumnya mengenai instalasi mikrotik. Dalam artikel ini akan coba dijelaskan mengenai bagaimana mensetting

Lebih terperinci

Praktikum Minggu ke-10 Konfigurasi Routing Dinamis OSPF dan RIP menggunakan Mikrotik

Praktikum Minggu ke-10 Konfigurasi Routing Dinamis OSPF dan RIP menggunakan Mikrotik Praktikum Minggu ke-10 Konfigurasi Routing Dinamis OSPF dan RIP menggunakan Mikrotik A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami konfigurasi dynamic routing pada perangkat mikrotik 2. Memahami cara mengkonfigurasi

Lebih terperinci

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4 PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4 TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang dual stack 2. Mengenalkan pada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi sistem Dalam membangun jaringan pada PT. BERKAH KARYA MANDIRI dibutuhkan beberapa pendukung baik perangkat keras maupun perangkat lunak. 4.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware Resume Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Lab. Hardware Nama : Andrian Ramadhan F. NIM : 10512318 Kelas : Sistem Informasi 8 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Instalasi ubuntu. Langkah pertama boot ubuntu installer pada PC anda. pilih start or install ubuntu

Instalasi ubuntu. Langkah pertama boot ubuntu installer pada PC anda. pilih start or install ubuntu Instalasi ubuntu Proses instalasi base system Ubuntu sangat mudah, karena tidak menawarkan banyak pilihan, cukup mengikuti langkah satu dua tiga, dan voila! Ubuntu terinstall di PC anda Langkah pertama

Lebih terperinci

Mikrotik Indonesia - BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Ma...

Mikrotik Indonesia - BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Ma... username password daftar lupa password login Keranjang Belanja Detail barang, Rp,- Belum termasuk PPN Artikel BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management Halaman Muka Produk Lisensi (tanpa DOM)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, dimana jaringan komputer ini menggunakan NAT Server yang berada dalam fitur Router OS Mikrotik,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan 44 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Kebutuhan akses internet sangat berperan dalam produktifitas kineja pegawai dalam melakukan pekerjaan, namun sering dijumpai pegawai yang mengeluh karena koneksi

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi 55 BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi simulasi rt/rw wireless net pada Perumahan Sunter Agung Podomoro : 1 buah

Lebih terperinci

LAMPIRAN Gambar Pemberitahuan proses instalasi

LAMPIRAN Gambar Pemberitahuan proses instalasi LAMPIRAN Berikut akan dijelaskan langkah langkah dalam pemasangan web server pada modul Cubieboard2. 1. Pastikan modul Cubieboard2 sudah terhubung dengan koneksi internet. 2. Pada terminal, ketik perintah

Lebih terperinci

DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN

DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN ADMINISTRASI SERVER DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN Database Server Database berfungsi sebagai media penyimpanan data-data ataupun informasi penting. Pada web server yang kompleks, biasanya diperlukan

Lebih terperinci

SUPER WORKSHOP IT GOES TO SCHOOL UNTUK SISWA SE-SUMATERA UTARA

SUPER WORKSHOP IT GOES TO SCHOOL UNTUK SISWA SE-SUMATERA UTARA SUPER WORKSHOP IT GOES TO SCHOOL UNTUK SISWA SE-SUMATERA UTARA LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi IT sangatlah cepat, dan seiring dengan itu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut yang sifatnya

Lebih terperinci

Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka. utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini:

Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka. utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini: Prosedur Menjalankan Program Winbox Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini: Gambar 1 Tampilan Login Winbox Sebagai langkah

Lebih terperinci

INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0

INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0 MODUL PRAKTIKUM INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0 Pendahuluan Routing adalah cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas bertukar informasi menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini kemudian membutuhkan

Lebih terperinci

WYI CREATED BY WINA YUSNAENI

WYI CREATED BY WINA YUSNAENI CREATED BY WINA YUSNAENI Review Materi linux 1 Direktory pada linux Pertemuan 1 / adalah direktory root yang berguna untuk menampung seluruh file yang terdapat dalam sistem linux /bin adalah directory

Lebih terperinci

MODUL 7 NAT dan PROXY

MODUL 7 NAT dan PROXY MODUL 7 NAT dan PROXY TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan : 1. Mengerti dan memahami cara kerja dan fungsi dari NAT 2. Mampu membangun aplikasi Proxy 3. Mampu

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP)

PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP) PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP) I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep aplikasi SNMP. 2. Mahasiswa mampu membangun dan mengkonfigurasi SNMP II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Beberapa komputer yang

Lebih terperinci

Panduan Cara Menggunakan Server VPS

Panduan Cara Menggunakan Server VPS Panduan Cara Menggunakan Server VPS [Document subtitle] Rizki Rinaldi [Course title] DESKRIPSI Nama Tutorial : Panduan Cara Menggunakan Server VPS Tujuan Tutorial : Memberikan panduan langkah demi langkah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Web wizard akan ditempatkan pada server yang merupakan sebuah proxy server

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Web wizard akan ditempatkan pada server yang merupakan sebuah proxy server BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Web wizard akan ditempatkan pada server yang merupakan sebuah proxy server yang bersifat coresident server pada sebuah jaringan lokal. Dalam hal ini, server

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1. Praktikum 4. Dynamic Host Configuration Protocol

PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1. Praktikum 4. Dynamic Host Configuration Protocol PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1 Praktikum 4 Dynamic Host Configuration Protocol POKOK BAHASAN: Paket DHCP Server pada Linux (Ubuntu) Konfigurasi paket

Lebih terperinci

MODUL 6 STATIC ROUTING

MODUL 6 STATIC ROUTING MODUL 6 STATIC ROUTING I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep subnetting. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa memahami penggunaan perintah route. II. Peralatan Yang Dibutuhkan

Lebih terperinci

DNS SERVER, WEB SERVER, FTP SERVER, PROXY SERVER

DNS SERVER, WEB SERVER, FTP SERVER, PROXY SERVER DNS SERVER, WEB SERVER, FTP SERVER, PROXY SERVER Keterangan : konfig yang saya gunakan adalah : IP : 192.168.55.1/24 Domain 1 : smkba.sch.id IP virtual : 192.168.55.***/24 Domain 2 :lepisi.com FTP : ftp.smkba.sch.id

Lebih terperinci

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY A. Pendahuluan SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY Ditulis : I Wayang Abyong Guru TKJ SMK Negeri 1 Bangli Email : abyongid@yahoo.com, Blog : http://abyongroot.wordpress.com Pada praktikum ini

Lebih terperinci

SSH (SECURE SHELL) 7. Masukan password root atau password user account yang ada di dalam PC 8. Kirim pesan ke user lain (SECURE COPY)

SSH (SECURE SHELL) 7. Masukan password root atau password user account yang ada di dalam PC 8. Kirim pesan ke user lain (SECURE COPY) SSH (SECURE SHELL) 1. Aktifkan jaringannya service network restart 2. Setting IP address ifconfig eth0 ip_address_user 3. Buat gatewaynya route add default gw ip_address_user 4. Koneksikan jaringan ping

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station 92 Agar antar gedung dapat terhubung dengan jaringan yang ada menggunakan wireless, maka mikrotik di setiap gedung harus difungsikan sebagai station. Seperti yang kita katakan di atas, bahwa semua gedung

Lebih terperinci

Modul 5 Cisco Router

Modul 5 Cisco Router Modul 5 Cisco Router I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router. II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Satu

Lebih terperinci

MIKROTIK SEBAGAI NAT...

MIKROTIK SEBAGAI NAT... DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN... 2 B. WINBOX... 3 C. MIKROTIK SEBAGAI NAT... 9 D. MIKROTIK SEBAGAI TRANSPARENT WEB PROXY... 11 E. MIKROTIK DHCP... 15 F. MIKROTIK SEBAGAI BANDWIDTH LIMITER... 17 G. MIKROTIK

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DOKUMEN NEGARA Paket 1 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SOAL UJIAN PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan Kode :

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dibahas perancangan pembangunan web server dan komunikasi antara server dan client dengan menggunakan komunikasi lokal wi-fi sebagai media komunikasi antara server

Lebih terperinci

TOPOLOGI IP /24. Wifi Router

TOPOLOGI IP /24. Wifi Router MERANCANG BANGUN DAN MENGKONFIGURASI SEBUAH WIFI ROUTER BERFUNGSI SEBAGAI GATEWAY INTERNET, HOTSPOT, DHCP SERVER,BANDWITH LIMITER DAN FIREWALL, KEMUDIAN INTERNET TERSEBUT DISHARE KE CLIENT MELALUI JALUR

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem yang meliputi spesifikasi sistem untuk perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem jaringan

Lebih terperinci

Mengkonfigurasi system Firewall sebagai Internet gateway pada system operasi Debian 6.0

Mengkonfigurasi system Firewall sebagai Internet gateway pada system operasi Debian 6.0 SMK N 1 Kota Solok Bidang Studi : Produktif Bid. Keahlian : Teknik Komputer Jaringan Kelas / Sem : XII / lima Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan berbasis luas (Wide Area Network)

Lebih terperinci

Gambar 1. Topologi Soal Paket 1

Gambar 1. Topologi Soal Paket 1 Satuan Pendidikan : SMK Al-Muhtadin Depok Materi Pembahasan : Soal Paket 1 Uji Kompetensi Keahlian (UKK) TP. 2015/2016 1. Membangun Gateway Internet 2. Membangun Web Server 3. Membangun DNS Server Sistem

Lebih terperinci

Modul 8 Cisco Router RIP

Modul 8 Cisco Router RIP Modul 8 Cisco Router RIP I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing RIP dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router dengan protokol routing RIP.

Lebih terperinci

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://ardian19ferry.wordpress.com Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja

Lebih terperinci

Laporan Praktek Debian Server

Laporan Praktek Debian Server Laporan Praktek Debian Server 1. Instalasi Debian Melalui Virtual Box 2. Konfigurasi IP pada Debian 3. Konfigueasi DNS Server Debian 4. Konfigurasi Web Server Debian Oleh Riki Arjun Pratama Kelas XII TKJ

Lebih terperinci

Konfigurasi Jaringan di Linux. Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA

Konfigurasi Jaringan di Linux. Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA Konfigurasi Jaringan di Linux Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA. 082591177785 Konfigurasi TCP/IP di Linux Konfigurasi TCP/IP di Ubuntu Server agak sedikit berbeda jika kalian bandingkan dengan sistem

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 65 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 KONFIGURASI 4.1.1 KONFIGURASI MANAGEMENT BANDWIDTH Pada tahapan ini, bandwidth akan dikonfigurasi menggunakan front-end webmin HTB melalui webmin, berikut merupakan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER LABORATORIUM TELEMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Instalasi UGM-Hotspot Menggunakan Mikrotik. Oleh : Muhammad Rifqi

Instalasi UGM-Hotspot Menggunakan Mikrotik. Oleh : Muhammad Rifqi Instalasi UGM-Hotspot Menggunakan Mikrotik Oleh : Muhammad Rifqi PUSAT SISTEM DAN SUMBERDAYA INFORMASI UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA 2014 SK Rektor UGM No43./2011 1. Penamaan AP di seluruh UGM adalah

Lebih terperinci

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Desain Topologi Jaringan Gambar.3.1 Desain Topologi Sharring File Topologi diatas digunakan saat melakukan komunikasi data digital secara peer to peer sehingga PLC ataupun

Lebih terperinci

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan PERSIAPAN Persiapan simulasi server HTTP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 buah workstation dan 1 server yang terhubung langsung dengan kabel --tipe

Lebih terperinci

Praktikum Minggu ke-11 Konfigurasi Routing Dinamis RIP dan BGP menggunakan Mikrotik

Praktikum Minggu ke-11 Konfigurasi Routing Dinamis RIP dan BGP menggunakan Mikrotik Praktikum Minggu ke-11 Konfigurasi Routing Dinamis RIP dan BGP menggunakan Mikrotik A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami konfigurasi dynamic routing pada perangkat mikrotik 2. Memahami perbedaan protokol

Lebih terperinci

Modul. Konfigurasi Owncload dengan menggunakan Linux Debian 7.8

Modul. Konfigurasi Owncload dengan menggunakan Linux Debian 7.8 Modul Konfigurasi Owncload 7.0.15 dengan menggunakan Linux Debian 7.8 Hal-hal yang harus di persiapkan dalam membangun sebuah server Owncload di sistem operasi linux debian antara lain : 1. Software a.

Lebih terperinci