ORGANISASI DAN TATA LAKSANA GKJW JEMAAT WARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORGANISASI DAN TATA LAKSANA GKJW JEMAAT WARU"

Transkripsi

1 1

2 ORGANISASI DAN TATA LAKSANA GKJW JEMAAT WARU Pendahuluan Gereja didirikan oleh Tuhan Yesus tidak di tempat yang kosong, tetapi di dunia yang penuh tantangan, persoalan dan godaan. Kehadiran gereja ditengah dunia bukan untuk larut dengannya, melainkan memperbaharuinya. Panggilan ini melekat pada keberadaan gereja. Oleh karena itu dalam mewujudnyatakan panggilan tersebut gereja dipanggil untuk melaksanakannya secara benar dan bertanggungjawab. Dalam rangka menjawab panggilan Tuhan, maka GKJW Jemaat Waru perlu menata kegiatan pelayanannya secara tertib, teratur dan terorganisasi, supaya setiap bagian persekutuan jemaat dapat menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya. Ortala (Organisasi Tata Laksana) ini adalah salah satu bentuk upaya untuk memperlancar dan memaksimalkan pelayanan. Setidaknya setiap bagian persekutuan mengerti tentang tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab, supaya tidak terjadi tumpang tindih pelayanan. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan kita. 2

3 Pengertian 1. Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) adalah serangkaian ketentuan yang mengatur struktur, uraian tugas, dan hubungan kerja di lingkup GKJW Jemaat Waru. 2. Majelis Jemaat adalah pengambil keputusan tertinggi di Jemaat (Pranata tentang Majelis-majelis bab I ps. 1-3 dan tentang Majelis Jemaat bab II ps. 4-5). 3. Pelayan Harian Majelis Jemaat (PHMJ) adalah perangkat yang dibentuk oleh Majelis Jemaat untuk melaksanakan tugas dan kewajiban seharihari di Jemaat. 4. Badan Pembantu (Komisi/ Kelompok Kerja/ Panitia) adalah perangkat yang dibentuk oleh Majelis Jemaat untuk menangani tugas di bidang tertentu. 5. Wilayah adalah bagian dari persekutuan jemaat yang berada di tempat tertentu yang dibentuk oleh Majelis Jemaat demi kelancaran pelaksanaan pelayanan. 3

4 Struktur dan Tugas PHMJ A. Struktur : Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III Wakil Ketua IV Sekretaris I Sekretaris II Bendahara I Bendahara II Pembantu umum: 1. Guru Injil (Exofficio) 2. Ketua Wilayah 1 12 B. Tugas-tugas Ketua : 1. Bertindak untuk/dan atas nama Jemaat dalam pelayanan ke luar 2. Bertanggungjawab atas terlaksananya keputusan rapat PHMJ dan Sidang Majelis Jemaat. 3. Mengambil keputusan penting yang mendesak dan mempertanggungjawabkan kepada PHMJ/ Majelis Jemaat. 4. Bersama sekretaris I menetapkan agenda rapat PHMJ dan sidang majelis jemaat. 5. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas-tugas pelayanan. Wakil Ketua I : 1. Menjadi koordinator di bidang Teologi : secara teratur mendampingi, menyemangati, dan mengarahkan serta mengawasi pembinaan di bidang Teologi. 4

5 2. Menjadi nara sumber di bidang Teologi pada rapat PHMJ dan Sidang Majelis Jemaat. 3. Mewakili Ketua sesuai dengan bidangnya atas pendelegasian Ketua/ PHMJ 4. Memimpin rapat PHMJ/Sidang Majelis Jemaat atas pelimpahan kewenangan dari Ketua 5. Memimpin rapat koordinasi bidang Teologi 6. Bersama dengan sek2 dan komperlitbang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program dibidang Teologi. 7. Bertanggung jawab kepada Ketua Wakil Ketua II : 1. Menjadi koordinator di bidang Persekutuan : secara teratur mendampingi, menyemangati, dan mengarahkan serta mengawasi pembinaan di bidang Persekutuan. 2. Menjadi nara sumber di bidang Persekutuan pada rapat PHMJ/ Sidang Majelis Jemaat. 3. Mewakili Ketua sesuai dengan bidangnya atas pendelegasian Ketua/ PHMJ 4. Memimpin rapat PHMJ/Sidang Majelis Jemaat atas pelimpahan kewenangan dari Ketua 5. Memimpin rapat koordinasi bidang persekutuan 6. Bersama dengan sek2 dan komperlitbang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program dibidang persekutuan. 7. Bertanggung jawab kepada Ketua Wakil Ketua III: 1. Menjadi koordinator di bidang Kesaksian dan Pelayanan Cinta Kasih : secara teratur mendampingi, menyemangati, dan mengarahkan serta mengawasi pembinaan di bidang Kesaksian dan Pelayanan Cinta Kasih 2. Menjadi nara sumber di bidang Pelayanan Cinta Kasih pada rapat PHMJ/ Sidang Majelis Jemaat. 3. Mewakili Ketua sesuai dengan bidangnya atas pendelegasian Ketua/ PHMJ 5

6 4. Memimpin rapat PHMJ/ Sidang Majelis Jemaat atas pelimpahan kewenangan dari Ketua 5. Memimpin rapat koordinasi bidang Kesaksian dan Pelayanan Cinta Kasih. 6. Bersama dengan sek2 dan komperlitbang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program dibidang Kesaksian dan Pelayanan Cinta Kasih. 7. Bertanggung jawab kepada Ketua Wakil Ketua IV: 1. Menjadi koordinator di bidang Penatalayanan : secara teratur mendampingi, menyemangati, dan mengarahkan serta mengawasi pembinaan di bidang Penatalayanan. 2. Menjadi nara sumber di bidang Penatalayanan pada rapat PHMJ/ Sidang Majelis Jemaat. 3. Mewakili Ketua sesuai dengan bidangnya atas pendelegasian Ketua/ PHMJ 4. Memimpin rapat PHMJ/ Sidang Majelis Jemaat atas pelimpahan kewenangan dari Ketua 5. Memimpin rapat koordinasi bidang Penatalayanan. 6. Bersama dengan sek2 dan komperlitbang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program dibidang Penatalayanan. 7. Bertanggung jawab kepada Ketua Sekretaris I : 1. Berwenang menugasi karyawan (Kepala Tata Usaha / Karyawan) untuk kelancaran di bidang kesekretariatan. 2. Bersama Waka IV membuat aturan kerja di bidang kesekretariatan dengan mengacu kepada aturan kepegawaian Majelis Jemaat GKJW Waru. 3. Bertanggungjawab atas tersedianya data warga secara optimal. 4. Menyelenggarakan kegiatan administrasi Jemaat (Surat - menyurat), warta jemaat dan jadwal pelayanan ibadah. 5. Bersama Sekretaris II menyiapkan laporan dan notula rapat PHMJ/Sidang Majelis Jemaat. 6. Bersama Sekretaris II menyiapkan informasi jemaat untuk sidang Majelis Daerah. 7. Bersama dengan Ketua menandatangani surat-surat penting. 6

7 Sekretaris II : 1. Bersama dengan waka dan komperlitbang bertanggungjawab atas pelaksanaan PKT. 2. Bersama dengan waka dan komperlitbang bertanggungjawab menyusun PKT. 3. Melaksanakan administrasi pelaksanaan program 4. Bersama Sek1 menyiapkan laporan dan notula rapat PHMJ/Sidang Majelis Jemaat. 5. Bersama Sek1 menyiapkan informasi jemaat untuk sidang Majelis Daerah 6. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan PKT 7. Bersama dengan Ketua menandatangani surat-surat penting Bendahara I : 1. Bertanggungjawab terhadap penerimaan keuangan jemaat 2. Bertugas dalam hal penanganan administrasi keuangan. 3. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan sentralisasi kegiatan administrasi keuangan di setiap lingkup pelayanan. 4. Melaporkan keadaan keuangan Jemaat pada setiap rapat PHMJ maupun Sidang Majelis Jemaat. 5. Bertanggung jawab atas ketersediaan dan keberadaan (fisik keuangan) kas kecil pada sekretariatan. Bendahara II : 1. Bertugas sebagai pemegang fisik keuangan. 2. Bertanggungjawab atas keamanan fisik keuangan dan pengelolaan administrasi keuangan Jemaat. 3. Bertugas melakukan pembayaran keuangan setelah ada persetujuan bendahara 1 Pembantu Umum PHMJ : 1. Menyampaikan informasi tentang keadaan di wilayah yang perlu diketahui dan ditindaklanjuti oleh PHMJ/ Majelis Jemaat. 2. Mensosialisasikan dan melaksanakan keputusan PHMJ/ Majelis Jemaat yang berkaitan langsung dengan wilayah. 7

8 3. Memimpin rapat PHMJ atau Sidang Majelis Jemaat apabila diberi mandat oleh Ketua. 4. Bertanggungjawab kepada Ketua PHMJ. 5. Guru injil selaku pembantu ExOfficio. 8

9 BADAN PEMBANTU MAJELIS JEMAAT (Komisi, Kelompok Kerja (PokJa), dan Panitia) KEANGGOTAAN 1. Komisi beranggotakan 5 orang atau lebih, terdiri dari: seorang ketua, seorang wakil ketua, seorang sekretaris dan dua orang anggota. Khusus untuk Komisi Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Jemaat jumlah anggotanya sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri dari: seorang convener, dan dua orang anggota. 2. Jumlah keanggotaan Kelompok Kerja dan Panitia disesuaikan menurut kebutuhan. 3. Di antara anggota Komisi/PokJa/Panitia harus ada anggota Majelis Jemaat 4. Ketua Komisi harus anggota Majelis Jemaat. WEWENANG 1. Komisi/PokJa/Panitia berwenang untuk mengelola dan menggunakan anggaran PKT Majelis Jemaat sesuai bidangnya dan dalam pelaksanaanya memperhatikan realitas keuangan yang ada. 2. Komisi/PokJa/Panitia berwenang mengajak keterlibatan warga jemaat dalam melaksanakan program serta berkoordinasi terlebih dahulu dengan PHMJ. 3. Komisi berwenang untuk mengusulkan kepada Majelis Jemaat melalui PHMJ perihal pembentukan Panitia sesuai dengan kebutuhannya. PERTANGGUNGJAWABAN 1. Dalam menjalankan tugasnya Komisi/ PokJa/ Panitia bertanggungjawab kepada Majelis Jemaat melalui PHMJ. 2. Laporan penggunaan keuangan oleh Komisi/ PokJa/ Panitia harus disertai tanda bukti asli, dan dipertanggungjawabkan setidaknya 2 (dua) minggu setelah selesainya kegiatan dengan diketahui oleh Wakil Ketua sesuai bidangnya. 9

10 Sebelum poin 2 terpenuhi Komisi/ PokJa/ Panitia tidak bisa mengajukan anggaran untuk pelaksanaan program berikutnya. KESEKRETARIATAN 1. Sebelum menjalankan programnya, Komisi/PokJa/Panitia diharuskan mengisi formulir pengajuan pelaksanaan program dalam rapat kooordinasi bersama waka sesuai bidangnya. 2. Waka menyampaikan hasil rapat koordinasi tentang isian formulir pengajuan dan pelaksanaan program pada rapat PHMJ. 3. Surat/undangan dari Komisi/Panitia/PokJa yang ditujukan kepada anggota Komisi yang bersangkutan ditangani oleh Komisi yang bersangkutan; 4. Surat/undangan dari Komisi/Panitia/Pokja yang ditujukan kepada lintas Komisi harus diketahui oleh Wakil Ketua bidang. 5. Surat/undangan dari Komisi/Panitia/Pokja yang ditujukan kepada Wilayah/ UP Wilayah harus diketahui oleh PHMJ. 6. Surat/ undangan dari Komisi/Panitia/Pokja yang ditujukan kepada Jemaat/ lembaga lain dibuat oleh PHMJ. 10

11 URAIAN TUGAS MASING-MASING KOMISI BIDANG I TEOLOGI Komisi Pembinaan Teologi (KPT) Membantu Majelis Jemaat di bidang Teologi sesuai dengan ketentuan Pranata Bidang Teologi bab IV pasal 22. ay. 1. Tugas-tugasnya : 1. Membuat jadwal pelayanan ibadat Minggu dan ibadat-ibadat khusus untuk 1 (satu) tahun. 2. Menyiapkan liturgi-liturgi khusus untuk lingkup jemaat dan wilayah. 3. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan Teologi baik untuk warga jemaat dan anggota Majelis Jemaat, antara lain : sarasehan - sarasehan untuk pelayanan khotbah maupun Pemahaman Alkitab, katekisasi anak, remaja, calon sidhi, calon warga dewasa, maupun persiapan perkawinan. 4. Menyediakan buku-buku bacaan Teologi untuk peningkatan wawasan Teologi warga jemaat. 5. Bersama dengan pokja ibadat mengatur pelayan dan liturgi ibadat. Komisi Pembinaan Kesenian Gerejawi (KPKG) Membantu Majelis Jemaat dalam memberdayakan dan mengembangkan potensi warga di bidang Kesenian Gerejawi. Tugas-tugasnya.: 1. Menghimpun, membina dan memberdayakan warga jemaat yang memiliki talenta di bidang Kesenian Gerejawi. 2. Menghidupkan dan membina warga jemaat yang mempunyai talenta seni. 3. Bersama dengan pokja ibadat menata pelayan organis, pemandu pujian, paduan suara/ vokal group atau seni yang lain dalam ibadat. 11

12 BIDANG II PERSEKUTUAN Komisi Pembinaan Peranan Anak dan Remaja (KPAR) Membantu Majelis Jemaat di bidang Pelayanan Anak dan Remaja sesuai dengan ketentuan Pranata Bidang Persekutuan bab I pasal 1-4 dan bab III pasal 7 dan Pranata tentang Pelayanan Anak dan Remaja Bab I pasal 1-3. Tugas-tugasnya a.l.: 1. Menghimpun anak-anak dalam pelayanan ibadat Minggu, baik di wilayah, maupun di gereja. 2. Mengkoordinir pelayanan tentang Anak dan Remaja di wilayah melalui Ketua wilayah. 3. Menyelenggarakan kegiatan yang menumbuhkan pada diri anak cinta kepada Tuhan, Gereja, dan Lingkungan. 4. Menyelenggarakan kegiatan yang menjadikan anak semakin akrab dengan Alkitab. 5. Menyelenggarakan kegiatan yang melengkapi bekal Pamong dalam mendampingi anak-anak. 6. Memberdayakan peranan anak dalam merancang dan melaksanakan pelayanannya. Komisi Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa (KPPM) Membantu Majelis Jemaat di bidang Pelayanan Pemuda dan Mahasiswa sesuai dengan ketentuan Pranata Bidang Persekutuan bab I pasal 1-4 dan bab III pasal 7 dan Pranata tentang Pelayanan Pemuda dan Mahasiswa Bab I pasal 1-3. Tugastugasnya : 1. Menghimpun Pemuda dan Mahasiswa dalam pelayanan ibadat Minggu, baik di wilayah, maupun di gereja. 2. Mengkoordinir pelayanan tentang Pemuda dan Mahasiswa di wilayah melalui Ketua Wilayah. 3. Menyelenggarakan ibadat Pemuda dan Mahasiswa secara rutin. 4. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang melengkapi Pemuda dan Mahasiswa mampu menghadapi perubahan jaman tanpa kehilangan jatidiri imannya. 12

13 5. Memberdayakan Pemuda dan Mahasiswa dalam merancang dan melaksanakan pelayanannya. Komisi Pembinaan Peranan Wanita (KPPW) Membantu Majelis Jemaat di bidang Pelayanan Wanita sesuai dengan ketentuan Pranata Bidang Persekutuan bab I pasal 1-4 dan bab III pasal 7 dan Pranata tentang Pelayanan Wanita Bab I pasal 1-3. Tugas-tugasnya : 1. Menghimpun peranan Wanita dalam pelayanan ibadat Minggu, baik di wilayah, maupun di gereja. 2. Mengkoordinir pelayanan tentang peranan Wanita di wilayah melalui Ketua Wilayah. 3. Menyelenggarakan kegiatan Persekutuan Wanita jemaat secara rutin. 4. Menyelenggarakan kegiatan yang kreatif dan menyehatkan untuk menumbuhkan semangat kekeluargaan di antara wanita jemaat. 5. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menampung dan menyalurkan kreatifitas wanita jemaat untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. Komisi Hubungan Antar Umat/Komisi Hubungan Umum dan Oikumene (KAUO) Membantu Majelis Jemaat dalam menjalin Hubungan Antar Umat dan Antar Gereja. Tugas-tugasnya : 1. Menjajagi dan mengembangkan hubungan baru dengan komunitas keagamaan di Kabupaten Sidoarjo 2. Membina dan mendorong warga jemaat agar berperan aktif dalam kegiatan lintas agama 3. Mendorong Paguyuban GKJW Kabupaten Sidoarjo agar lebih berperan dalam hubungan antar umat di wilayah Kabupaten Sidoarjo. 4. Meningkatkan kegiatan yang bersifat Oikomenes. 13

14 Kelompok Kerja Hukum (Pokja Hukum) Membantu Majelis Jemaat dalam mendampingi dan menyelesaikan masalah hukum yang dihadapi warga jemaat. Tugas-tugasnya a.l: 1. Menghimpun warga jemaat yang berprofesi dan berpotensi dibidang hukum. 2. Mengamati dan mempelajari persoalan persoalan hukum yang dihadapi warga jemaat. 3. Membuka kesempatan konsultasi hukum untuk warga jemaat. 4. Menjalankan pendampingan khusus kepada warga jemaat yang sedang menjalani proses hukum atas penugasan dari PHMJ. Komisi Pelayanan Adi Yuswa (KPAY) Membantu Majelis Jemaat dalam melayani warga Adi Yuswa. Tugas-tugasnya : 1. Menyelenggarakan ibadah Adi Yuswa secara rutin. 2. Menyelenggarakan pendampingan terkait pergumulan usia lanjut. 3. Melibatkan Adi Yuswa dalam pelayanan. 4. Menghimpun warga Adi Yuswa untuk terlibat dalam kegiatan. 14

15 BIDANG III KESAKSIAN DAN PELAYANAN CINTA KASIH Komisi Pembinaan Kesaksian (KPK) Membantu Majelis Jemaat di bidang Kesaksian sesuai dengan ketentuan Pranata Bidang Kesaksian bab I pasal 1-4 dan bab II pasal 5. Tugas-tugasnya : 1. Memikirkan dan mengusahakan adanya kegiatan yang mendorong warga jemaat untuk berani memperkenalkan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. 2. Mengajak warga jemaat untuk mendalami budaya-budaya yang ada di Indonesia dan etnis lainnya sebagai sarana pemberitaan Injil Yesus Kristus. 3. Komisi Pembinaan Pelayanan Cinta Kasih (KPPCK) Membantu Majelis Jemaat di bidang Pelayanan Cinta Kasih dengan ketentuan Pranata Bidang Pelayanan Cinta Kasih bab I pasal 1-4 dan bab II pasal 6. Tugas-tugasnya : 1. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat mendorong warga jemaat untuk mewujudkan kepedulian kepada sesama, baik dilakukan secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. 2. Mengadakan kunjungan pastoral bagi warga yang membutuhkan. 15

16 Dukungan Kesehatan Warga (DKW) Membantu Majelis Jemaat di bidang Pelayanan Cinta Kasih sesuai dengan ketentuan Pranata Bidang Pelayanan Cinta Kasih bab I pasal 1-4 dan bab III pasal 7.2.b -7.2.d. Tugas-tugasnya : 1. Menyelenggarakan kegiatan Pelayanan Kesehatan secara rutin. 2. Membantu meringankan beban warga jemaat yang sedang menjalani rawat inap di rumah sakit maupun di rumah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. 3. Mengadakan penambahan sarana-sarana untuk kebutuhan Pelayanan Kesehatan. 4. Menghimpun dana dari warga jemaat dan penggunaannya atas persetujuan Majelis Jemaat. Paguyuban Tuwuh Tresna ( PTT ) Membantu Majelis Jemaat di bidang pendidikan Tugas-tugasnya : 1. Menghimpun dan mengupayakan dana yang akan dipergunakan untuk membantu kesulitan warga yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi. 2. Berkoordinasi dengan ketua wilayah mendata dan menverifikasi warga yang membutuhkan bantuan biaya pendidikan. Paguyuban Pangrukti Layon (PAPALA) 1. Membantu warga yang sedang berduka dalam hal mempersiapkan sekaligus pelaksanaan pemakaman. 2. Menghimpun iuran dari warga untuk pelayanan pemakaman. 3. Teknis pelaksanaanya diatur dalan peraturan tersendiri. 16

17 BIDANG IV PENATALAYANAN Komisi Pembinaan Penatalayanan (KPPL) Membantu Majelis Jemaat di bidang Penatalayanan sesuai dengan ketentuan Pranata Bidang Penatalayanan bab I pasal 1-4 dan bab III pasal 6. Tugas-tugasnya : 1. Menyelenggarakan pembinaan untuk pengenalan menejemen/ organisasi gereja. 2. Memikirkan peningkatan mutu SDM, Dana, Sarana dan prasarana. 3. Menginventarisir sarana dan prasarana gereja. 4. Mengupayakan pemeliharaan harta milik gereja. 5. Bersama dengan pokja ibadat menyediakan sarana peribadatan. Komisi Urusan Rumah Tangga Gereja (KURTG) Membantu Majelis Jemaat dalam hal memelihara dan mengatur perlengkapan kerumahtanggaan Jemaat. Tugas-tugasnya : 1. Menyiapkan tempat, akomodasi, dan konsumsi ketika jemaat menjadi tuan rumah untuk pertemuan atau rapat-rapat. 2. Menyediakan akomodasi dan konsumsi rapat-rapat jemaat. 3. Mengusahakan keindahan, kenyamanan dan keasrian gedung/ kantor/ tempat ibadah milik gereja. 4. Menangani kelancaran ibadah Perjamuan Kudus dalam hal kebutuhan peralatannya (roti, anggur, sloki dll). 5. Bersama dengan pokja ibadat menyediakan kelengkapan ibadat. 6. Menginventarisir perlengkapan rumah tangga gereja. 17

18 Panitia Hari Raya Gerejawi (Paskah-KesPel, Undhuh-unduh, HUT Jemaat, Natal) Membantu Majelis Jemaat dalam hal penyelenggaraan peringatan hari raya gerejawi. Tugas-tugasnya : 1. Merencanakan terselenggaranya kegiatan perayaan-perayaan hari besar gerejawi secara tertib, teratur, dan berkesinambungan. 2. Membantu warga jemaat agar lebih dalam penghayatannya atas makna hari raya gerejawi; 3. Memberdayakan peranan warga jemaat, baik anak maupun dewasa, dalam melaksanakan kegiatannya. 18

19 LINTAS BIDANG Komisi Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Komperlitbang) Membantu Majelis Jemaat dalam hal Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan jemaat sesuai dengan Peraturan Badan Pembantu Majelis Jemaat bab IV ps 23.b.1 23.b.9. Tugas-tugasnya : 1. Merencanakan Program Kegiatan Tahunan Jemaat dengan cara: a. Mengumpulkan usulan program dari Komisi-komisi Jemaat. b. Mengolah dan merangkumnya menjadi usulan Program Kegiatan Tahunan Jemaat yang disampaikan ke Sidang Majelis Jemaat untuk disahkan menjadi Program Kegiatan Tahunan Jemaat. 2. Memantau pelaksanaan Program Kegiatan Tahunan Jemaat dengan cara: a. Mengamati pelaksanaan Program Kegiatan Tahunan Jemaat itu di Komisi-komisi Jemaat. b. Mencatat semua keberhasilan dan ketidakberhasilan dan mencari sebab-sebabnya. 3. Memberi saran untuk memperbaiki pelaksanaan Program Kegiatan Tahunan yang sedang berjalan, maupun yang akan datang kepada Komisi-komisi maupun PHMJ. 4. Mengumpulkan data secara benar (akurat) tentang kegiatan di bidang-bidang Teologi, Persekutuan, Kesaksian, Cinta Kasih dan Penatalayanan di Jemaat dan kemudian mengolahnya untuk mengetahui tingkat kemandirian Jemaat di bidang Teologi, Daya dan Dana 5. Membuat peta Jemaat dengan cara: a. Mengumpulkan data yang benar (akurat) tentang warga, sarana (tanah, gedung, dll), data sosial kemasyarakatan di Jemaat (prosentase, sosial ekonomi, kecenderungan pengembangan di depan, dll) b. Mendeteksi kekuatan dan kelemahan Jemaat dalam menghadapi kenyataan lingkungan, baik ke dalam maupun ke luar. 19

20 c. Membuat perkiraan pertumbuhan/pengembangan Jemaat. 6. Bekerjasama dengan Komisi-komisi yang lain untuk menopang pelaksanaan tugas Majelis Jemaat. Komisi Pengawas dan Pemeriksa Keuangan Jemaat (KP2J) Membantu Majelis Jemaat di bidang Keuangan dan Harta Milik Gereja sesuai dengan Peraturan Badan Pembantu Majelis Jemaat bab IV pasal 23.a.1 23.a.3. Tugas-tugasnya: 1. Mengadakan Pengawasan dan Pemeriksaan terhadap pengamanan dan penggunaan keuangan dan harta kekayaan gereja di Badan-badan Pembantu Majelis Jemaat dan PHMJ. 2. Memberikan pertimbangan-pertimbangan untuk peningkatan pengamanan dan ketepatgunaan penggunaan keuangan dan harta kekayaan gereja kepada Majelis Jemaat. 3. Pelaksanaan tugas-tugas KP2J diuraikan dalam uraian tersendiri. 4. Melaporkan hasil pengawasan kepada Majelis Jemaat. 20

21 BAB III WILAYAH Struktur dan Uraian Tugas Struktur Ketua Sekretaris Bendahara UP-UP (Keterangan: Bila dipandang perlu wilayah dapat menambah struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan, misalnya: adanya Wakil Ketua Wilayah atau Ketua Rayon.) Uraian Tugas : Ketua Tugas-tugasnya : 1. Merencanakan dan melaksanakan program kerja di wilayahnya bersama dengan Pengurus Wilayah dengan mengacu pada PKT Jemaat. 2. Penanggungjawab atas terselenggaranya kegiatan di Wilayah. 3. Melaksanakan keputusan Sidang Majelis dan Rapat PHMJ yang berkaitan dengan Wilayah 4. Mengadakan rapat-rapat di Wilayah 5. Melaksanakan tugas-tugas penggembalaan kepada warga Jemaat di Wilayah bersama majelis jemaat/pendeta Jemaat 6. Menghimpun laporan/ informasi Wilayah yang perlu diketahui/ ditindaklanjuti oleh PHMJ/Majelis Jemaat. 7. Mengkoordinasi semua kegiatan di Wilayahnya 8. Bertanggungjawab kepada Majelis Jemaat melalui PHMJ 21

22 Sekretaris Tugasnya : 1. Menyelenggarakan administrasi di Wilayah meliputi: surat-menyurat/ undangan; pendataan warga; laporan-laporan warga (kelahiran, kematian, perkawinan) ke Jemaat; membuat laporan triwulan, menyiapkan laporan kegiatan-kegiatan rutin di Wilayah kepada Sekretaris PHMJ dengan terlebih dahulu ditandatangani oleh Ketua Wilayah 2. Bertanggungjawab kepada Ketua Wilayah Bendahara Tugasnya : 1. Menyelenggarakan Administrasi Keuangan di Wilayah. 2. Membuat pembukuan penerimaan dan pengeluaran 3. Pengeluaran uang harus sepengetahuan Ketua Wilayah. 4. Membuat laporan dan menyetorkan keuangan kepada bendahara jemaat setiap bulan dengan sepengetahuan Ketua Wilayah. 5. Mempersiapkan data keuangan tiap tiga bulan untuk kepentingan pemeriksaan KP2J dan komperlitbang. 6. Menginformasikan laporan keuangan tersebut kepada warga Wilayah. 7. Bertanggungjawab kepada Ketua Wilayah. 22

23 BADAN PEMBANTU WILAYAH Urusan Pembinaan Teologi (UPT) Tugasnya : 1. Mendata para warga yang belum memiliki Alkitab/Kitab Suci dan melaporkannya kepada Ketua Wilayah untuk pengadaannya 2. Menjemaatkan buku-buku/majalah terbitan GKJW (Pancaran Air Hidup, Rancangan Khotbah, Tuntunan Ibadah Anak & Remaja) 3. Mengamati dan melaporkan kepada Ketua Wilayah tentang warga yang undur dari persekutuan. 4. Mendata dan mendorong warga anak yang sudah saatnya sidi untuk mengikuti katekisasi sidi 5. Melaporkan kepada Ketua Wilayah bila ada simpatisan Kristen. 6. Mengamati adanya perkembangan Teologi warga Jemaat dan melaporkan kepada Ketua Wilayah 7. Mengatur ibadah Wilayah di rumah warga secara bergantian. Dalam hal ini perlu dilaksanakan persiapan diantaranya menghubungi warga yang akan menjadi tuan rumah dan penetapan pelayan firmannya. 8. Mengupayakan adanya sarasehan firman / Alkitab di Wilayah maupun di jemaat. 9. Membuat jadwal pelayanan ibadah Pemahaman Alkitab dan Persekutuan Doa di Wilayah 10. Bertanggungjawab kepada Ketua Wilayah Urusan Pembinaan Kesenian Gerejawi (UPKG) Tugasnya: 1. Meningkatkan gairah warga untuk memuliakan Tuhan, a.l. melalui Kesenian Gerejawi. 2. Menjadwalkan kegiatan yang telah terbentuk untuk mengisi ibadah dan pelayanan lainnya. 3. Bertanggungjawab kepada ketua wilayah 23

24 Urusan Pembinaan Anak dan Remaja (UPAR) Tugasnya : 1. Mencatat/mendata warga anak dan remaja. 2. Menghimbau para orang tua untuk membimbing anak-anaknya mengikuti ibadah di Wilayah maupun di Gereja. 3. Mendorong warga untuk bersedia menjadi Pamong/Guru di Ibadah Anak. 4. Mengusahakan sarana dan prasarana Ibadah Anak & Remaja di Wilayah jika diperlukan. 5. Mengatur kegiatan Pelayanan untuk Anak dan Remaja di luar hari Minggu yang bersifat pembinaan. Urusan Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa (UPPM) Tugasnya: 1. Mencatat/mendata warga pemuda dan mahasiswa. 2. Mendorong pemuda dan mahasiswa agar mengikuti kegiatan di Jemaat dan di Wilayah. 3. Memberi peran kepada pemuda dan mahasiswa dalam pelayanan di Wilayah. Urusan Pembinaan Peranan Wanita (UPPW) Tugasnya : 1. Mencatat/ mendata jumlah wanita. 2. Mengadakan kegiatan wanita di Wilayahnya sesuai dengan program KPPW. 3. Memotivasi wanita untuk turut dalam kegiatan kesejahteraan/ pastoral. 24

25 Urusan Pembinaan Kesaksian dan Pelayanan Cinta Kasih (UPK dan UPCK) Tugasnya : 1. Mengadakan kegiatan kesaksian berupa sarasehan untuk lebih memahami dan mewujudkan makna kesaksian. 2. Memberi perhatian kepada warga yang baru menerima baptisan dewasa. 3. Memberi perhatian kepada warga yang membutuhkan perhatian khusus. Urusan Pelayanan Kematian dan Pelayanan Cinta Kasih (Pelayanan Duka) Tugasnya : 1. Menerima laporan dari keluarga yang berduka. 2. Bersama ketua wilayah menyampaikan berita duka kepada warga se Wilayahnya. 3. Melaporkan kematian kepada PAPALA Jemaat. 4. Membantu meringankan beban material kepada keluarga yang sedang berduka. 5. Bersama dengan PAPALA jemaat melakukan tugas pangrukti layon (merawat jenasah) keluarga yang berduka. 6. Mengatur ibadat penghiburan. Urusan Pelayanan Kesejahteraan Tugasnya: 1. Mendata warga jemaat di Wilayah yang perlu dibantu kesejahteraannya 2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran warga tentang diakonia 3. Mengadakan kegiatan cinta kasih kepada warga jompo, janda, sakit, dan lemah ekonomi di Wilayahnya. 4. Mengadakan gerakan orang tua asuh untuk anak warga di Wilayah. 25

26 Urusan Pembinaan Penatalayanan (UPPL) Tugasnya: 1. Memotivasi warga untuk memahami pentingnya tertib administrasi bergereja. 2. Membantu peningkatan persembahan warga di Wilayah. 3. Mengajak warga untuk memelihara barang milik gereja baik di Wilayah maupun Jemaat. 4. Mengajak warga untuk menambah inventaris yang diperlukan. 5. Menginventarisir segala milik gereja terutama yang ada di Wilayah. 26

27 BAB IV RAPAT RAPAT HAKEKAT DAN FUNGSI RAPAT RAPAT 1. Rapat rapat dalam Greja Kristen Jawi Wetan adalah bagian dari perwujudnyataan diri Greja Kristen Jawi Wetan sebagai salah satu tubuh dan satu keluarga Tuhan Allah yang para anggotanya terpanggil untuk hidup bersama dengan sehati dan berpikir. 2. Fungsi rapat rapat dalam Greja Kristen Jawi Wetan adalah : a. Menjadi tempat untuk bersama sama berdoa dan mencari kehendak Tuhan Allah. b. Menjadi tempat untuk berkomunikasi, bermusyawarah dan mengambil keputusan bersama menghadapi tugas tugas dan masalah masalah yang timbul dalam rangka pelaksanaan Panggilan Gereja. c. Menjadi tempat bagi para pesertanya untuk saling membina dan saling menggembalakan. CIRI CIRI POKOK Sesuai dengan hakekat dan fungsi pokoknya, rapat rapat dalam Greja Kristen Jawi Wetan mempunyai ciri ciri pokok : a. Pelaksanaannya mengungkapkan wibawa, daya kekuatan, kasih, ketertiban dan pengendalian diri sebagai isyarat isyarat kehadiran Roh Kudus. b. Keputusan keputusannya mencerminkan hasrat bersama untuk dengan setia mengikuti jalan jalan yang ditunjukkan Tuhan Allah dan merupakan hasil permufakatan yang didukung semua peserta. 27

28 RAGAM RAPAT Dalam rangka pelaksanaan Panggilan dan Kegiatan kegiatan pelayanannya. Greja Kristen Jawi Wetan Majelis Jemaat Waru, menyelenggarakan rapat rapat yang terdiri atas : 1. Sidang Majelis Jemaat Waru dan rapat rapat seksi yang merupakan bagiannya, diadakan sekali setiap tiga bulan. Hal hal lain mengenai Sidang Majelis Jemaat Waru, diatur dalam tata tertib Persidangan. 2. Rapat Pelayan Harian Majelis Jemaat, diselenggarakan 1 (satu) kali dalam seminggu dengan pengaturan sesuai dengan kesepakatan ( Pranata sedikitnya 1 x setiap 2 minggu ). 3. Rapat koordinasi, diselenggarakan sedikitnya satu kali dalam satu bulan ( Minggu ke- 4.) yang dihadiri oleh Ketua dan Sekretaris Badan badan Pembantu Majelis Jemaat, penyelenggara Rapat Koordinasi adalah Pelayan Harian Majelis Jemaat dan atau Koordinator Bidang. 4. Rapat Komisi, diselenggarakan sedikitnya satu kali setiap dua bulan. 28

29 BAB V PELIMPAHAN WEWENANG Pelayanan Harian Majelis Jemaat Sejalan dengan fungsinya sebagaimana diatur dalam pranata tentang Majelis majelis Bab II pasal 6 maka untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan, Pelayanan Harian Majelis Jemaat Waru juga diberi wewenang : 1. Pengawasan dalam arti pengendalian pelaksanaan program dan segala kegiatan Majelis Jemaat termasuk kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat. 2. Mengambil keputusan untuk masalah masalah yang memerlukan penanganan segera, kemudian melaporkan kepada Sidang Majelis Jemaat untuk mendapatkan pengesahan, dengan tetap menjaga kelancaran kegiatan pelayanan di Majelis Jemaat Waru yang telah diprogramkan. 29

30 BAB VI Ketentuan Peralihan dan Penutup 1. Organisasi dan Tatalaksana ( ORTALA ) Greja Kristen Jawi Wetan Majelis Jemaat Waru ini berlaku sejak tanggal diumumkan. 2. Dengan berlakunya Organisasi dan Tatalaksana ( ORTALA ) Greja Kristen Jawi Wetan Majelis Jemaat Waru ini, maka segala ketentuan lama sejauh telah di atur dalam ORTALA ini, dinyatakan tidak berlaku lagi 3. Segala perubahan, penambahan dan pembaharuan hanya dapat dilakukan dengan keputusan Sidang Majelis Jemaat Waru Disahkan pada Sidang ke 2 Majelis Jemaat GKJW Waru Hari, tgl : Selasa Nopember 2009 Waktu : Pkl. WIB Ketua Sekretaris Adi Sanyoto, S.Th Pendeta Siswo Martono, S.Kom., MM. Penatua 30

31 Lampiran 1 KETENTUAN TENTANG ADMINISTRASI -SEKRETARIAT 1. Pengelolaan Surat-menyurat/ laporan a. Pengelolaan administrasi dan surat-menyurat b. Semua surat yang ditujukan ke luar GKJW Jemaat Waru dibuat oleh PHMJ. c. Semua surat yang berisi pelaporan untuk pemuatan dalam Warta Jemaat supaya diserahkan ke sekretariat paling lambat hari Kamis atau dalam rapat PHMJ. d. Surat dari Komisi untuk Urusan Pembinaan (UP) Wilayah diketahui oleh PHMJ. e. Laporan Ketua Wilayah dan Komisi/ PokJa kepada PHMJ harus memberi tembusan kepada Komperlitbang. f. Pengelolaan dikoordinasi oleh KTU (Kepala Tata Usaha) / Sekretaris jemaat. 2. Pencatatan Kelahiran a. Menyerahkan 1 lembar foto copy Surat Keterangan Lahir dari RS/Bidan/Kelurahan atau Akte Kelahiran b. Menyerahkan 1 lembar foto copy surat baptis ke dua orang tuanya/surat Nikah Gereja c. Mengisi blangko pendaftaran yang telah disediakan di Sekretaris Wilayah, setelah ditandatangani oleh Ketua Wilayah diserahkan kepada Sekretaris PHMJ d. Diberitakan di Warta Jemaat berturut-turut 2 kali hari Minggu e. Yang Bersangkutan diberi Surat Tanda Warga 3. Baptis Anak a. Menyerahkan foto copy Surat Tanda Warga orang tua b. Menyerahkan foto copy Surat Pemberkatan Perkawinan orang tua c. Bagi warga dari Jemaat/gereja lain yang ingin membaptiskan anaknya harus ada surat penitipan dari Jemaat/ gereja asal. d. Mengisi blangko pendaftaran Baptis Anak yang telah disediakan di Sekretaris Wilayah. 31

32 e. Mengembalikan blangko pendaftaran Baptis Anak yang telah ditanda tangani oleh Ketua Wilayah dan dilampiri foto copy Akte Kelahiran Anak. f. Apabila salah satu atau keduanya bukan beragama Kristen maka harus ada yang bertanggungjawab dan dinyatakan dalam surat penyerahan. 4. Baptis Dewasa a. Mengisi blangko pendaftaran sebagai calon warga yang telah disediakan di Sekretaris Wilayah. b. Membuat surat pernyataan diatas materai yang cukup yang berisi tentang tidak adanya paksaan dan menyerahkan surat tersebut ke Sekretaris PHMJ c. Mengikuti ketekisasi calon warga 5. Sidi a. Mengisi blangko pendaftaran sebagai calon sidi yang telah disediakan di Sekretaris Wilayah dan menyerahkan ke Sekretaris PHMJ melalui Ketua Wilayah. b. Menyerahkan foto copy Akte Kelahiran c. Menyerahkan Surat Tanda Warga ( surat baptis ) asli, yang akan dikembalikan setelah pelaksanaan sidi. d. Bagi warga dari Jemaat/gereja lain harus menyerahkan surat penitipan dari Jemaat asal. e. Mengikuti katekisasi sidi sampai dengan persiapan dan pelaksanaan. 6. Perjamuan Kudus a. Sedikitnya diberitakan berturut-turut 2 kali hari Minggu di Warta Jemaat tentang pelaksanaan Perjamuan Kudus. b. Dipersiapkan kartu Perjamuan Kudus untuk warga dewasa c. Dipersiapkan buku tamu perjamuan kudus untuk mengantisipasi apabila ada warga jemaat/gereja lain yang mengikuti perjamuan di GKJW Jemaat Waru. 7. Laporan Perkawinan Tahap 1 a. Mengisi blangko Laporan Perkawinan tahap I yang telah di sediakan di Sekretaris Wilayah dan menyerahkan ke Sekretaris PHMJ melalui Ketua Wilayah selambat-lambatnya 90 hari sebelum pelaksanaan pemberkatan b. Laporan Perkawinan tahap I ini selanjutnya diberitakan dalam Warta Jemaat berturut-turut 2 (dua) kali hari Minggu. 32

33 c. Bagi warga Jemaat lain yang calonnya berasal dari Jemaat/ gereja lain harus menyerahkan surat pelimpahan dari Jemaat asal. 8. Laporan Perkawinan Tahap 2 a. Menyerahkan surat kelengkapan perkawinan (daftar surat-surat yang diperlukan dapat di minta di Sekretariat Gereja), sebelum perkawinan dilaksanakan. b. Menyerahkan formulir Laporan II minimal 21 hari sebelum pelaksanaan pemberkatan. c. Laporan perkawinan Tahap 2 diberitakan di Warta Jemaat berturut-turut 2 (dua) kali hari Minggu sebelum hari pemberkatan 9. Atestasi a. Pemberian Surat Pindah ke Jemaat/ Gereja lain: Ybs. membawa Surat Tanda Warga Asli dengan memberitahukan alamat jemaat/ gereja yang dituju. Kemudian jatidiri yang bersangkutan dicoret dari Buku Induk Jemaat dan perubahan status pada komputer datawarga. b. Pencatatan warga yang pindah dari Jemaat/ Gereja lain: yang bersangkutan harus menyerahkan Surat Atestasi dari Jemaat/ Gereja dan Surat Tanda Warga/ Surat Baptis Asli. c. Baik atestasi keluar maupun atestasi masuk diberitakan di Warta Jemaat berturut-turut 2 kali hari Minggu. d. Pencatatan warga yang meninggalkan Jemaat untuk sementara waktu ke tempat lain (a.l.: karena study, pekerjaan) dapat diberikan surat keterangan penitipan. 10. Pencatatan Keuangan a. Pencatatan keuangan mengacu kepada Buku Pedoman Sistem Akuntansi & Keuangan GKJW Jemaat Waru b. Semua penyetoran keuangan kepada Bendahara Jemaat atau Karyawan Tata Usaha Urusan Administrasi Keuangan disiapkan formulir khusus. Penyetor harus menerima tembusan. 33

34 11. Pencatatan arsip/ dokumen meliputi : a. Surat masuk/ keluar b. Notula, perjanjian kerja-sama dan dokumen-dokumen. c. Perencanaan, pelaksanaan, pelaporan pertanggungjawaban tugas-tugas Majelis. d. Kegiatan ibadah-ibadah (Ibadah Minggu, Ibadah Rumah Tangga, Ibadah Syukur, dll). e. Keikutsertaan warga jemaat dalam persekutuan se daerah dan se Jawa Timur (se GKJW) yang meliputi: Pengiriman data-data Jemaat, Pemberian informasi, Laporan-laporan/ usulan ke Majelis Daerah atau Majelis Agung di Jemaat. f. Periode kerja Majelis Jemaat, nama-nama, alamat, dan jabatan/ kedudukannya g. Perjanjian/ kontrak kerja/ Surat Keputusan. h. Pengadaan dan penggunaan dana dan sarana i. Jatidiri warga dicatat di Buku Kewargaan yang terdiri dari: Buku Kelahiran, Buku Baptis Anak, Buku Baptis Dewasa, Buku Katekisasi Anak, Buku Katekisasi Calon Sidi, Buku Katekisasi warga calon, Buku Mutasi, dan Buku Induk. j. Pencatatan kewargaan selain dilakukan pada buku juga dilakukan pada komputer database warga, dengan demikian setiap warga masuk diwajibkan mengisi formulir data warga. k. Pengelolaan pencatatan dikoordinasi oleh KTU (Kepala Tata Usaha)/ Sekretaris 34

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Bab I : Pendahuluan 4 Bab II : Dasar dan Tujuan 5 Bab III : Pengertian Dasar 6

DAFTAR ISI. Halaman Bab I : Pendahuluan 4 Bab II : Dasar dan Tujuan 5 Bab III : Pengertian Dasar 6 DAFTAR ISI Halaman Bab I : Pendahuluan 4 Bab II : Dasar dan Tujuan 5 Bab III : Pengertian Dasar 6 1. Ortala 6 2. Majelis Jemaat 6 3. Pendeta 6 4. Guru Injil 6 5. Penatua 6 6. Diaken 6 7. PHMJ 6 8. Anggota

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm. Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan

Lebih terperinci

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina GKI Pasteur Penatalayanan Bina MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA Siapakah Majelis Jemaat Fungsi Majelis Jemaat Struktur organisasi Majelis Jemaat - Tugas tiap bagian Majelis Jemaat 1 PENDAHULUAN Pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT NO. 1. Tentang JEMAAT

PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT NO. 1. Tentang JEMAAT PPMJ No. 1 tentang jemaat PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT NO. 1 Tentang JEMAAT P a s a l 1 Pengertian tentang Jemaat Nama, Sejarah dan Pelembagaan Jemaat 1. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat

Lebih terperinci

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. kegiatan peribadatan, gereja juga diharapkan menjadi tempat untuk

1 BAB I PENDAHULUAN. kegiatan peribadatan, gereja juga diharapkan menjadi tempat untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara fisik Gereja merupakan tempat ibadah bagi umat Kristen yang berfungsi sebagai wadah kegiatan peribadatan umatnya. Selain sebagai wadah kegiatan peribadatan,

Lebih terperinci

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website:

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website: GKIm Jemaat Ka Im Tong - Bandung Jl. HOS Cokroaminoto No. 63 Bandung 40172 Telp. (022) 6011677, 6014982, 6120373, 6120374 Fax. (022) 6120372 GKIm Jemaat Hosanna Jl. Dr. Djundjunan No. 141 Bandung 40162

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Jakarta, 22 Agustus 2017 Nomor Lamp Perihal : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Kepada Yth. : Seluruh Majelis Jemaat GPIB

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL Sinode Gereja Kristen Immanuel BANDUNG 2017 DAFTAR ISI Halaman I. 1 PEMBUKAAN Pembukaan...

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

TATA DASAR TATA DASAR

TATA DASAR TATA DASAR TATA DASAR PEMBUKAAN TUHAN itu Allah yang Esa (Ul. 6:4),pencipta alam semesta beserta segenap isinya dan yang menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-nya (Kej. 1). Semua manusia telah menyalahgunakan

Lebih terperinci

TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX TATA GEREJA. Gereja Kristen Immanuel. Edisi SR XX. Sinode Gereja Kristen Immanuel

TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX TATA GEREJA. Gereja Kristen Immanuel. Edisi SR XX. Sinode Gereja Kristen Immanuel Sinode Gereja Kristen Immanuel Kompleks Istana Mekar Wangi Jl. Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung 40237 Telp. 022-87804653; Website: www.sinodegkim.com TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 I. Dasar Pelaksanaan Tata Gereja GPIB tahun 2015 1. Tata Dasar, Bab IV ttg Penatalayanan Gereja 2. Peraturan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I ORGANISASI PASAL 1 Wilayah Pelayanan Wilayah pelyanan yang dimaksud adalah wilayah pelayanan PP. Kristiyasa yang tidak harus sama dengan pembagian

Lebih terperinci

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota GKPS adalah orang-orang yang terdaftar di jemaat GKPS terdiri dari: a. Anggota Baptis b. Anggota Sidi c. Anggota Siasat d. Anggota Persiapan. Pasal

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BAB I PEMBUKAAN Mahasiswa Kristen Institut Teknologi Bandung sebagai bagian dari umat Allah di Indonesia memiliki tugas dan tanggung

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 Satu jemaat diorganisasi oleh seorang pendeta yang diurapi atas rekomendasi komite eksekutif konferens.

Lebih terperinci

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) Nomor. Tahun 2016 Tentang : Pengelolaan Keuangan Sentralisasi HKI Dengan Kasih dan Karunia Tuhan Jesus Kristus, Pucuk Pimpinan Huria Kristen Indonesia, M e n i m

Lebih terperinci

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang Tahun 2009 Dewan Paroki Santo Yusup - Gedangan Jl. Ronggowarsito 11 Semarang - 50127 Telp. 3552252,

Lebih terperinci

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT (PPMJ) GPIB JEMAAT ZEBAOTH BOGOR

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT (PPMJ) GPIB JEMAAT ZEBAOTH BOGOR GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT (PPMJ) GPIB JEMAAT ZEBAOTH BOGOR MAJELIS JEMAAT GPIB Jemaat ZEBAOTH Bogor ALAMAT PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peribadatan dalam gereja serta perayaan sakramen-sakramen adalah jembatan bagi warga jemaat untuk mengalami persekutuan dengan Tuhan dan seluruh warga jemaat. Sehingga

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan Gereja X Bandung di Wilayah Jawa Barat tidak terlepas dari sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang Tionghoa

Lebih terperinci

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON)

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON) PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON) 76 Ketetapan Synode Bolon GKPS ke-32 Tahun 1994 No. 5/1 Tahun 1994 Tentang RUHUT PAMINSANGON DI GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN SYNODE BOLON GEREJA

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum GSJPDI Kristus Gembala Baik. bawah naungan organisasi Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum GSJPDI Kristus Gembala Baik. bawah naungan organisasi Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum GSJPDI Kristus Gembala Baik Gereja Kristus Gembala Baik adalah salah satu gereja yang berada di bawah naungan organisasi Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016 I. VISI MENJADI TELADAN DALAM PELAYANAN PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN II. MISI 1. Menjaga karya dan kemampuan 2. Menjaga iman 3. Menjaga kesehatan 4. Menjaga kebugaran

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA Pasal 1 (1) Ikatan Pensiunan Pelabuhan Indonesia II disingkat IKAPENDA sebagaimana

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014 SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014 Tentang TATA KERJA Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Periode 2013/2014 Mengingat: 1. Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki)

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki) PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GEREJA DAN PASTORAN GEREJA KATOLIK SANTA THERESIA BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR INDONESIA Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XVIII SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015 PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015 Tentang TATA KERJA ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Dewan

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE (1) Logo GKJ adalah hasil keputusan Sidang Sinode XIX GKJ tahun 1989 di Manahan, Surakarta. (gambar dan makna Logo terlampir).

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel SALINAN WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) 4774269 Fax. (0511) 4774269 Banjarbaru Kalsel PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS KEPALA

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini

Lebih terperinci

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147 IV. PERAN MAJELIS JEMAAT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBERDAYAAN WARGA JEMAAT 4.1 Pemberdayaan sebagai Pembangunan Gereja Dalam Tata Gereja GKI Pemberdayaan berarti memampukan, memberi kesempatan, dan mengijinkan,

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU)

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN JEMAAT DAN RESORT BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25

BAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Permasalahan Sejarah awal berdirinya Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW adalah berasal dari proses pekabaran Injil yang dilakukan oleh Coenrad Laurens

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama

Bab I PENDAHULUAN. Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama kata gereja yang diberikan oleh banyak kamus, khususnya kamus daring (online),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA KECAMATAN SE KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA 2.1. Manajemen Asset Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan menyelesaikan persoalan bersama-sama dengan orang lain dimana memahami bahwa setiap aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46. BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan ini bernama MOBILIO INDONESIA, merupakan suatu wadah yang menghimpun semua pemilik, pengguna maupun pemerhati mobil

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 17 Peraturan Daerah Kota Madiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja tidak bisa lepas dari proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat seperti modernisasi dan sekularisasi. Perubahan akan menimbulkan permasalahan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian 1:26; I Petrus

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

TRANSKRIP REKAMAN WAWANCARA

TRANSKRIP REKAMAN WAWANCARA TRANSKRIP REKAMAN WAWANCARA Kode : 01/W/27-V/2016 Nama informan : Bapak Subandi Tanggal : 27 Mei 2016, pukul 19.00-21.00 Disusun Jam : 28 Mei 2016, pukul 19.30 Tempat wawancara : Rumah Bapak Bandi, Trenceng

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Level 2 Pelajaran 4 PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai pentingnya gereja Kristus. Saya ingin bacakan ayat dari Ibrani 10:25. Ayat itu berkata, Janganlah kita menjauhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) Diajukan Kepada Fakultas Teologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Uji Kelayakan

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI 7 Lampiran : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 10/Per/M.KUKM/XII/2011 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga FPTI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PENDAHULUAN Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar yang bertujuan

Lebih terperinci