PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN Jl. Raya Tanjungpinang Tanjung Uban KM. 42 Bandar Seri Bentan Telp Fax Website:

2 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan TIM PENYUSUN Pengarah dr. H. GAMA AF ISNAENI, Sp.A, M.Sc (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan) Pembina dr. UNTUNG SISWANTO (Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan) Ketua KURNIANSYAH, SKM (Kasubbag.Penyusunan Program) Sekretaris ADINA DESTARINA, SKM (Staf Penyusunan Program) PenanggungjawabKabupaten: Tim Editor: drg. Horas JP Sihite, M.Kes (Kabid. Kesehatan Masyarakat); dr. Yosei Susanti (Kabid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit); dr. Royhan C Siregar (Kabid. Pelayanan Kesehatan); Subianto, S.Sos, MM (Kabid. Sumber Daya Kesehatan) Pengumpul Data Kabupaten: Martatina, SST; Nini Handayani, SKM; Sri Sulistiningari, SKM; Erice Eka Putri, SST; Gatot Yunanto, SKM; Norma, SST; Murni, SKM; Heru Junaidy; Tatang Suheri ii

3 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tim PenyusunPuskesmas: 1. Puskesmas Kijang : Ngadiman 2. Puskesmas Kelong : Yuliana, AMKL 3. Puskesmas Mantang : Nely Yasmy 4. Puskesmas Toapaya : Meldawaty 5. Puskesmas Kawal : Asnovita Kurniati, SKM 6. Puskesmas Teluk Bintan : Utami Puspita Devi 7. Puskesmas Teluk Sebong : Evi Sriwati Purba, SKM 8. Puskesmas Sri Bintan : Eva Andriyani, AMKG 9. Puskesmas Berakit : Zulyadi 10. Puskesmas Teluk Sasah : Prayitno 11. Puskesmas Tanjung Uban : Sjaprianto, S.ST 12. Puskesmas Tambelan : Erashandrawati, Amd.Keb 13. Puskesmas Sei. Lekop : Agung Riwayati, AMK 14. Puskesmas Kuala Sempang : Keri Osman 15. Puskesmas Numbing : Finta Afrianti Kontributor Lintas Sektor 1. Badan Penelitian Pengembangan Perencanaan Daerah Kab. Bintan 2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan 3. Dinas Pendidikan Kab. Bintan iii

4 iv Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

5 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-nya jualah sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 ini merupakan suatu gambaran atau informasi kinerja dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, terutama dalam hal upaya pelaksanaan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bintan tahun 2016 sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan untuk menuju Indonesia Sehat Tahun Sebagai salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten Bintan, maka Profil Kesehatan Kabupaten Bintan tahun 2016 ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada para pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Kabupaten Bintan pada tahun 2016, dimana penyajian data dan informasi yang dimuat didalamnya dilengkapi dengan analisis deskriptif yang diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk merencanakan dan menyusun program kesehatan yang akan datang,disamping sebagai media v

6 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan penyajian data dan informasi profil ini juga merupakan sarana evaluasi pencapaian program dan kinerja tahun Kondisi kesehatan yang dimuat dalam profil ini disusun berdasarkan Laporan Tahunan masing-masing bidang di lingkungan Dinas Kesehatan, Profil Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pondok Bersalin Desa (Polindes), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, BPPPD, Dinas Pendidikan serta instansi terkait lainnya. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran formulir keseluruh sumber data, kemudian dilakukan cleaning data, editing dan pengolahan, pemutakhiran data serta analisis data, mekanisme ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan valid. Formulir data yang digunakan merupakan lampiran data isian profil kesehatan sebanyak 81 tabel. Formulir/tabel yang digunakan bisa dikembangkan sesuai dengan spesifik daerah tanpa mengurangi formulir/tabel yang ditentukan dari Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan profil ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, namun demikian saran serta apresiasi perlu diberikan kepada Tim Penyusun yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan penyusunan profil ini, untuk itu kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dimasa datang. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih atas partisipasi, kerjasama dan vi

7 vii Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

8 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... TIM PENYUSUN... PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR TABEL... Halaman i ii iv v viii x xvii xviii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Sistematika Penulisan II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BINTAN Sejarah Singkat Geografis Demografis Indeks Kesehatan III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Program Kesehatan Angka Kematian Angka Kesakitan viii

9 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Perilaku Hidup Masyarakat Keadaan Lingkungan V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Tenaga Kesehatan Pembiayaan Kesehatan VI KESIMPULAN ix

10 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan DAFTAR LAMPIRAN Tabel Resume profil kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur Kabupaten Bintan Tahun 2016 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB pada Anak dan Case Notification Rate (CNR) Per Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 x

11 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 13 Tabel 14 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tahun 2016 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RTF) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 xi

12 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tabel 23 Tabel 24 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 25 Pemeriksaaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Bintan Tahun 2016 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan Yang Ditangani <24 Jam Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 xii

13 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Imunisasi Hepatitis B <7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3, Polio, Campak dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 xiii

14 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tabel 45 Tabel 46 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Cakupan Kasus Balita Gizi Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten Bintan Tahun 2016 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten Bintan Tahun 2016 xiv

15 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamayan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 66 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurutu Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan diuji Petik Kabupaten Bintan Tahun 2016 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 68 Tabel 69 Persentase Saran Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level I Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Bintan Tahun 2016 xv

16 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tabel 70 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 Tabel 80 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurt Kecamatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 Tabel 84 Anggaran Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 xvi

17 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Grafik 1. Grafik 2. Grafik 3. DAFTAR GRAFIK Angka Kematian Ibu (AKI) per kelahiran hidup di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Persentase Kunjungan Ibu Hamil K-1 di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Persentase Kunjungan Ibu Hamil K-4 di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Hal Grafik 4. Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun Grafik 5. Grafik 6. Grafik 7. Grafik 8. Persentase pelayanan kesehatan ibu nifas di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Persentase peserta KB baru dan KB aktif di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah jenis penyakit terbanyak di Kabupaten Bintan Tahun Grafik 9. Persentase posyandu purnama dan mandiri di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Grafik 10. Pembiayaan kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Grafik11. Persentase Anggaran Kesehatan Menurut APBD Kabupaten Bintan Tahun xvii

18 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan menurut kecamatan di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Jumlah perkembangan angka harapan hidup dan indeks kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2015 Hal Tabel 4. Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Bintan Tahun Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Jumlah dan kondisi puskesmas se-kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah dan kondisi puskesmas pembantu se-kabupaten Bintan Tahun 2016 Jumlah dan kondisi polindes/poskesdes se-kabupaten Bintan Tahun xviii

19 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, untuk mencapai tujuan tersebut penyelenggaraan pembangunan kesehatan haruslah dilaksanakan dengan perencanaan program pembangunan kesehatan yang baik sesuai dengan kebutuhan, terarah, menyeluruh dan berkesinambungan oleh segenap bangsa Indonesia baik oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota, maupun oleh sektor swasta dan masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan kesehatan nasional tersebut, salah satu upaya yang dikembangkan adalah Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan yang dibangun dan himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan. Kegiatan pengembangan SIKNAS yang dilaksanakan diantaranya adalah pengemasan data dan informasi kesehatan dalam bentuk penyusunan buku Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 memuat dan menggambarkan berbagai data dan informasi kesehatan yang meliputi pencapaian sasaran pembangunan kesehatan, derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Disamping itu Profil Kesehatan Kabupaten Bintan menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan, seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan geografi serta data lainnya yang dianggap perlu. Profil kesehatan Kabupaten Bintan tahun 2016 juga merupakan salah satu sarana evaluasi terhadap keberhasilan dan kinerja serta permasalahan dan kendala yang dihadapi sepanjang tahun Hasil evaluasi akan sangat bermanfaat untuk perbaikan perencanaan pembangunan kesehatan dimasa Profil Kesehatan Tahun

20 Pendahuluan datang. Seluruh data disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan narasi serta dilengkapi dengan analisis deskriptif. Dengan tersedianya data-data dan informasi yang akurat dan valid dalam Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 ini diharapkan dapat bermanfaat, tidak hanya sebagai media evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan Tahun 2016, tetapi juga menjadi sumber utama sebagai dasar dalam sistem perencanaan dan penyusunan program pembangunan bidang kesehatan yaitu pengambilan keputusan dan pembangunan kebijakan kesehatan dimasa akan datang Tujuan Tujuan Umum Secara umum tujuan penyusunan Profil Kesehatan ini adalah untuk mengetahui gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi daerah dan status kesehatan masyarakat, pencapaian dan kinerja pembangunan kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran umum sejarah singkat, keadaan lingkungan fisik, geografi, sosial ekonomi, pendidikan, dan demografi di Kabupaten Bintan Tahun Diketahuinya Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kesehatan serta program-program dan target-target tahunan pembangunan kesehatan Kabupaten Bintan Tahun Diketahuinya hasil pencapaian pembangunan kesehatan Kabupaten Bintan Tahun Diketahuinya kinerja pembangunan kesehatan, sumber daya pembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunan kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun Profil Kesehatan Tahun

21 Pendahuluan 1.3. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 ini disajikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan secara singkat latar belakang, manfaat dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2016 dan sistematika penyajiannya. BAB II GAMBARAN UMUM Bab II menyajikan gambaran umum Kabupaten Bintan, yang meliputi letak geografis, administratif dan informasi demografi, keadaan pendidikan serta keadaan lingkungan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab III menguraikan indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat di Kabupaten Bintan Tahun BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab IV menyajikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat dan pelayanan kefarmasian. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang dilaksanakan oleh Kabupaten Bintan Tahun BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab V menggambarkan secara umum tentang sumber daya yang ada di Kabupaten Bintan Tahun 2016, meliputi sarana prasarana kesehatan, sumber daya tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Profil Kesehatan Tahun

22 Pendahuluan BAB VI KESIMPULAN Bab VI menggambarkan secara umum hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari hasil pencapaian pembangunan kesehatan, kinerja pembangunan kesehatan, serta saran-saran berupa rekomendasi dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada. Dalam bab ini juga menjabarkan hal-hal yang belum tercapai atau masih kurang dalam rangka upaya menuju Kabupaten Bintan Sehat. LAMPIRAN Pada lampiran profil kesehatan tahun 2016 ini dilampirkan tabel profil kesehatan sebanyak 81 tabel. Profil Kesehatan Tahun

23 Gambaran Umum Kabupaten Bintan BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BINTAN 2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Bintan sebelumnya merupakan Kabupaten Kepulauan Riau. Kabupaten Bintan telah dikenal beberapa abad yang silam tidak hanya di nusantara tetapi juga di manca-negara. Wilayahnya mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan, karena itulah julukan Kepulauan Segantang Lada sangat tepat untuk menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini. Pada kurun waktu , terdapat dua Kerajaan Melayu yang berkuasa dan berdaulat yaitu Kerajaan Riau Lingga yang pusat kerajaannya di Daik dan Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan. Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of London, kedua Kerajaan Melayu tersebut dilebur menjadi satu sehingga menjadi semakin kuat. Wilayah kekuasaannya pun tidak hanya terbatas di Kepulauan Riau saja, tetapi telah meliputi daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah keresidenan yang dibagi menjadi dua Afdelling yaitu: Afdelling Tanjungpinang yang meliputi Kepulauan Riau Lingga, Indragiri Hilir dan Kateman yang berkedudukan di Tanjungpinang dan sebagai penguasa ditunjuk seorang Residen. Afdelling Indragiri yang berkedudukan di Rengat dan diperintah oleh Asisten Residen (dibawah) perintah Residen. Pada 1940 Keresidenan ini dijadikan Residente Riau dengan dicantumkan Afdelling Bengkalis (Sumatera Timur) dan sebelum Tahun berdasarkan Besluit Gubernur General Hindia Belanda tanggal 17 Juli 1947 Nomor : 9 dibentuk daerah Zelf Bestur (daerah Riau). Berdasarkan surat Keputusan delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950 Nomor : 9/Depart. menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi Profil Kesehatan Tahun

24 Profil Kesehatan Tahun 2016 Gambaran Umum Kabupaten Bintan status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi empat kewedanan sebagai berikut : 1. Kewedanan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan (termasuk Kecamatan Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur sekarang). 2. Kewedanan Karimun meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro. 3. Kewedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang. 4. Kewedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Nomor : 26/K/1965 dengan mempedomani Instruksi Gubernur Riau tanggal 10 Februari 1964 Nomor : 524/A/1964 dan Instruksi Nomor : 16/V/1964 dan Surat Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus 1964 Nomor : UP/247/5/1965, tanggal 15 Nopember 1965 Nomor : UP/256/5/1965 menetapkan terhitung mulai 1 Januari 1966 semua daerah Administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapuskan. Pada Tahun 1983, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 31 Tahun 1983, telah dibentuk Kota Administratif Tanjungpinang yang membawahi 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Tanjungpinang Barat dan Kecamatan Tanjungpinang Timur, dan pada Tahun yang sama sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 34 Tahun 1983 telah pula dibentuk Kotamadya Batam. Dengan adanya pengembangan wilayah tersebut, maka Batam tidak lagi menjadi bagian Kabupaten Kepulauan Riau. Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 53 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2000, Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 kabupaten yang terdiri dari : Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Natuna. Wilayah Kabupaten Kepulauan Riau hanya meliputi 9 Kecamatan, yaitu : Singkep, Lingga, Senayang, Teluk Bintan, Bintan Utara, Bintan Timur, Tambelan, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur. Kecamatan Teluk Bintan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Galang. Sebagian 6

25 Gambaran Umum Kabupaten Bintan wilayah Galang dicakup oleh Kota Batam. Kecamatan Teluk Bintan terdiri dari 5 desa yaitu Pangkil, Pengujan, Penaga, Tembeling dan Bintan Buyu. Kemudian dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 2001, Kota Administratif Tanjungpinang berubah menjadi Kota Tanjungpinang yang statusnya sama dengan Kabupaten. Sejalan dengan perubahan administrasi wilayah pada akhir Tahun 2003, maka dilakukan pemekaran Kecamatan yaitu Kecamatan Bintan Utara menjadi Kecamatan Teluk Sebong dan Bintan Utara. Kecamatan Lingga menjadi Kecamatan Lingga Utara dan Lingga. Pada akhir Tahun 2003 dibentuk Kabupaten Lingga sesuai dengan Undang-Undang Nomor : 31/2003, maka dengan demikian wilayah Kabupaten Bintan meliputi 6 Kecamatan yaitu Bintan Utara, Bintan Timur, Teluk Bintan, Gunung Kijang, Teluk Sebong dan Tambelan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor : 12 Tahun 2007 telah dibentuk 4 Kecamatan baru sehingga saat ini Kabupaten Bintan memiliki 10 Kecamatan, yaitu Kecamatan Tuapaya hasil pemekaran dari Kecamatan Gunung Kijang, Kecamatan Bintan Pesisir dan Mantang adalah pemekaran dari Kecamatan Bintan Timur, Kecamatan Sri Kuala Lobam adalah hasil pemekaran Kecamatan Bintan Utara Geografis Kabupaten Bintan secara geografis terletak antara Lintang Utara dan Bujur Timur di Sebelah Barat Bujur Timur di Sebelah Timur. Luas wilayah Kabupaten Bintan seluruhnya mencapai ,84 Km 2, luas daratannya hanya 1,50% atau sebesar 1.319,51 Km 2 saja dan luas lautnya ,33 Km 2 atau 98,50%. Kecamatan terluas daratannya adalah Kecamatan Gunung Kijang dengan luas 503,12 Km 2 dan Kecamatan terkecil adalah Tambelan yaitu 169,42 Km 2. Kabupaten Bintan saat ini terdiri dari 240 buah pulau besar dan kecil. Hanya 49 buah diantaranya yang sudah dihuni, sedangkan sisanya walaupun belum berpenghuni sebagian sudah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, khususnya usaha perkebunan. Dilihat dari topografinya, pulau-pulau di Kabupaten Bintan sangat bervariasi. Umumnya dibentuk oleh Profil Kesehatan Tahun

26 Gambaran Umum Kabupaten Bintan perbukitan rendah membundar yang dikelilingi oleh daerah rawa-rawa. Wilayah Kabupaten Bintan merupakan bagian dari paparan kontinental yang terkenal dengan nama Paparan kontinental yang dibebut Paparan Sunda. Sedangkan batas wilayah Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Natuna, Kabupaten Anambas dan Malaysia; 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lingga; 3) Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat; 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Batam dan Kota Tanjungpinang. Morfologi pulau Bintan tidak memiliki perbedaan ketinggian yang menyolok yaitu antara meter dari muka laut. Penonjolan puncak-puncak bukit antara lain Gunung Bintan 348 meter, Gunung Bintan Kecil 196 meter. Bukit-bukit lainnya merupakan bukit-bukit dengan ketinggian dibawah 100 meter. Bukit-bukit tersebut merupakan daerah hulu-hulu sungai yang sebagian besar mengalir kearah Utara dan Selatan dengan pola sub paralel, sedangkan pola anak-anak sungainya berpola sub radial. Sungai-sungai itu umumnya pendek-pendek, dangkal dan tidak lebar. Pada umumnya wilayah Kabupaten Bintan beriklim tropis. Selama periode Tahun 2010 temperatur rata-rata terendah 21,2 derajat celcius dan tertinggi ratarata 34,2 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar 84% Demografi Penduduk Kabupaten Bintan Tahun 2016 berjumlah sebesar jiwa terdiri dari rumah tangga. Jumlah penduduk laki-laki sebesar jiwa (51,51%) dan penduduk perempuan sebesar jiwa (48,49%). Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan (sex ratio) sebesar 106. Artinya setiap 100 perempuan berbanding dengan 106 laki-laki. Kecamatan yang terpadat penduduknya terdapat di Kecamatan Bintan Timur dengan peringkat jumlah penduduk tertinggi jiwa (28,65%) sedangkan yang terendah terdapat di Kecamatan Tambelan sebanyak jiwa (2,99%). Profil Kesehatan Tahun

27 Gambaran Umum Kabupaten Bintan Tabel 1. : Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut Wilayah Kerja Puskesmas di Kabupaten Bintan Tahun 2016 Kecamatan Puskesmas Penduduk Sex Laki-laki Perempuan Jumlah Ratio Bintan Timur Kijang Sei. Lekop Bintan Pesisir Kelong Numbing Mantang Mantang Toapaya Toapaya Gunung Kijang Kawal Teluk Sebong Teluk Sebong Sri Bintan Berakit Teluk Bintan Teluk Bintan Seri Kuala Lobam Kuala Sempang Teluk Sasah Bintan Utara Tanjung Uban Tambelan Tambelan JUMLAH KABUPATEN Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan, Tahun 2017 Kebijakan pembangunan di segala bidang senantiasa ditujukan bagi kepentingan masyarakat umum/penduduk. Oleh karena itu data kependudukan berdasarkan kelompok usia merupakan salah satu data dasar yang memegang peranan sangat penting dalam menentukan kelompok sasaran dan penerima Profil Kesehatan Tahun

28 Gambaran Umum Kabupaten Bintan manfaat kebijakan pembangunan. Salah satu penggunaan data penduduk berdasarkan kelompok umur adalah untuk menghitung jumlah angkatan kerja, rasio ketergantungan (dependency ratio) produktivitas penduduk, tingkat fertilitas melalui pendekatan rasio ibu dan anak (Child Woman Ratio), dll. Dependency ratio menyatakan rasio perbandingan antara kelompok penduduk usia tidak produktif (usia 0-14 Tahun dan 65 Tahun ke atas) terhadap kelompok penduduk usia produktif (usia Tahun). Rasio ini menyatakan seberapa berat beban tanggungan yang harus dipikul oleh jumlah penduduk usia produktif. Dependency Ratio penduduk Bintan pada Tahun 2016 mencapai 49. Hal ini berarti pada Tahun 2016, untuk setiap 100 penduduk usia produktif di Kabupaten Bintan menanggung sekitar 49 penduduk usia belum/tidak produktif. Kabupaten Bintan dengan luas ,1 Km 2 terbagi kedalam 10 Kecamatan, dari 10 Kecamatan tersebut wilayah Kabupaten Bintan pada Tahun 2015 memiliki kepadatan penduduk sebesar 72,67 jiwa/km 2 dengan jumlah penduduk sebesar jiwa. Pada Tahun 2016 meningkat menjadi 74,66 jiwa/km 2 dengan jumlah penduduk sebesar jiwa. Kepadatan penduduk tersebut disebabkan karena banyaknya perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan perumahan dan adanya penetapan kawasan Free Trade Zone (FTZ) serta adanya pembangunan lain baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun pihak swasta di Kabupaten Bintan yang tentunya akan turut mempengaruhi migrasi penduduk. Tabel 2. : Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk di Kabupaten Bintan Tahun 2014 Tahun 2016 Tahun Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan, Tahun 2017 Profil Kesehatan Tahun

29 Gambaran Umum Kabupaten Bintan 2.4. Indeks Kesehatan Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bintan dewasa ini masih belum begitu menggembirakan, walaupun terdapat peningkatan yang cukup signifikan, tetapi belum mampu mencerminkan bahwa kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Bintan dapat dikatakan cukup baik. Perkembangan positif ini sangat mempengaruhi angka Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan. Menurut data BPS Kabupaten Bintan capaian AHH Kabupaten Bintan Tahun 2012, AHH mencapai 69,80 dengan Indeks Kesehatan sebesar 74,67, Tahun 2013 AHH telah mencapai 69,85 dengan indeks kesehatan sebesar 74,75, Tahun 2014 AHH Kabupaten Bintan mencapai 69,98 dengan indeks kesehatan sebesar 75,00, di Tahun 2015 AHH Kabupaten Bintan mencapai 69,66 dengan indeks kesehatan sebesar 76,9. Dari data ini tampaknya pemerintah terus berupaya secara komprehensif melalui koordinasi lintas sektoral agar perbaikan derajat kesehatan yang ditunjukkan dengan makin meningkatnya AHH dan IK. Dilain pihak Pemerintah Kabupaten Bintan juga melakukan upaya-upaya di bidang kesehatan untuk menekan Angka Kematian Bayi maupun Angka Kematian Ibu saat melahirkan setiap tahunnya dengan memberikan pelayanan optimal kepada masyarakt dengan harapan pencapaian target MDG s dapat terwujud di masa mendatang. Tabel 3. : Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Tahun Angka Harapan Hidup Indeks Kesehatan ,98 75, ,66 76, Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2017 Pencapaian Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan dari Tahun menunjukkan peningkatan capaian Indeks Kesehatan yang cenderung meningkat. Sehingga kontribusi IK cukup berperan terhadap pembentukan IPM yang meningkat pula. Walaupun pencapaian IK pada Tahun 2014 belum memenuhi target sesuai yang diharapkan. Profil Kesehatan Tahun

30 Situasi Derajat Kesehatan BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. PROGRAM KESEHATAN Sektor kesehatan termasuk prioritas utama dalam proses pembangunan di Kabupaten Bintan. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pembangunan Kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan pembangunan ekonomi serta berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan sehingga dikatakan pembangunan kesehatan adalah suatu investasi bagi pembangunan masyarakat di Kabupaten Bintan. Untuk mendukung terwujudnya Indonesia Sehat 2025, maka penerapan pembangunan berwawasan kesehatan melalui pendekatan Kabupaten / Kota Sehat akan memberi dampak luas bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat baik diperkotaan maupun dipedesaan/kelurahan. Oleh karena itu perlu adanya persamaan persepsi terhadap Pengertian Kabupaten Sehat, yaitu kesatuan wilayah administrasi pemerintah yang terdiri dari desa/kelurahan yang masyarakatnya secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat yang didukung oleh lingkungan, prasarana wilayah, akses pelayanan sosial, ekonomi dan kesehatan yang memadai, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat yang hidup di lingkungan yang aman, nyaman dan sehat. Guna mewujudkan Kabupaten Sehat tersebut di Kabupaten Bintan, maka perlu adanya Visi, Misi dan Strategi pembangunan kesehatan. Profil Kesehatan Tahun

31 Situasi Derajat Kesehatan Visi Visi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bintan sebagaimana telah ditetapkan dan dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun adalah : Terwujudnya Kabupaten Bintan yang Madani dan Sejahtera Melalui Pencapaian Bintan Gemilang 2025 (Gerakan Melangkah Maju di Bidang Kelautan, Pariwisata dan Kebudayaan) Misi Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut diatas, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, mengacu pada Misi ke 4 Bupati dan Wakil Bupati Bintan Periode Tahun sebagai berikut : Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta kualitas SDM agar bisa bersaing dalam kompetisi global. Dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dengan pelayanan yang terjangkau dan berkualitas Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor : 7 Tahun 2008 adalah Melaksanakan urusan otonomi daerah bidang kesehatan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan 2. Penyelenggaraan pelayanan umum bidang kesehatan 3. Pembinaan pelaksanaan tugas bidang kesehatan 4. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Bupati Profil Kesehatan Tahun

32 Situasi Derajat Kesehatan Strategi Strategi dalam mewujudkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Bintan periode adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan upaya kesehatan masyarakat melalui puskesmas serta melaksanakan bina gizi dan kesehatan bagi ibu dan anak 2. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar, kefarmasian dan pengawasan obat dan makanan melalui jaringan SIK online 3. Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk miskin 4. Peningkatan pemberdayaan desa / kelurahan dan CSR dari perusahaan untuk program kesehatan serta promosi kesehatan kepada masyarakat Arah Kebijakan Arah kebijakan Dinas Kesehatan dalam mendukung perwujudan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Binta Periode Tahun sebagai berikut : 1. Meningkatkan pembinaan upaya kesehatan masyarakat dan bina gizi ibu dan anak 2. Peningkatan usaha pelayanan kesehatan lansia 3. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta usaha penyehatan lingkungan 4. Meningkatkan standarisasi pelayanan kesehatan melalui peningkatan SDM kesehatan dan melengkapi ketersediaan data dan informasi kesehatan 5. Meningkatkan akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan 6. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi peserta JKN dengan mempermudah pengurusan administrasi 7. Meningkatkan pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat Profil Kesehatan Tahun

33 Situasi Derajat Kesehatan Program-program Pembangunan Kesehatan Program-program prioritas yang dilaksanakan dalam urusan wajib bidang kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Penyediaan jasa surat menyurat 2) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 3) Penyediaan jasa administrasi keuangan 4) Penyediaan jasa kebersihan kantor 5) Penyediaan alat tulis kantor 6) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 7) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 8) Penyediaan bahan logistik kantor 9) Penyediaan makanan dan minuman 10) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 11) Rapat-rapat koordinasi, monitoring dan evaluasi dalam daerah 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Pengadaan peralatan gedung kantor 2) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 3) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 4) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya Profil Kesehatan Tahun

34 Situasi Derajat Kesehatan 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Penyusunan rencana kerja, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan 6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Operasional UPTD Gudang Farmasi 2) Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P3K) 3) Pembinaan dan pemeriksaan upaya kesehatan kerja 4) Pembinaan penerapan standarisasi, akreditasi dan mutu pelayanan Puskesmas Rawat Inap 5) Pembinaan penerapan standarisasi, akreditasi dan mutu pelayanan Puskesmas Rawat Jalan 6) Peningkatan mutu dan akses pelayanan bagi keluarga rawan (Perkesmas) 7) Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional komplementer alternative 8) Pembentukan keluarga donor darah sukarela 9) Pelayanan kesehatan masyarakat daerah terpencil, perbatasan dan kepualauan 10) Operasional rumah singgah Pemkab Bintan di Kalimantan Barat 11) Operasional rumah singgah Pemkab Bintan di Jakarta 12) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK DAK NON FISIK) 13) Pelaksanaan Akreditasi Puskesmas (DAK NON FISIK) Profil Kesehatan Tahun

35 Profil Kesehatan Tahun 2016 Situasi Derajat Kesehatan 14) Operasional UPTD Puskesmas Kijang dan jaringannya 15) Operasional UPTD Puskesmas Kelong dan jaringannya 16) Operasional UPTD Puskesmas Mantang dan jaringannya 17) Operasional UPTD Puskesmas Toapaya dan jaringannya 18) Operasional UPTD Puskesmas Kawal dan jaringannya 19) Operasional UPTD Puskesmas Teluk Bintan dan jaringannya 20) Operasional UPTD Puskesmas Teluk Sebong dan jaringannya 21) Operasional UPTD Puskesmas Teluk Sasah dan jaringannya 22) Operasional UPTD Puskesmas Tanjung Uban dan jaringannya 23) Operasional UPTD Puskesmas Tambelan dan jaringannya 24) Operasional UPTD Puskesmas Berakit dan jaringannya 25) Operasional UPTD Puskesmas Sri Bintan dan jaringannya 26) Operasional UPTD Puskesmas Kuala Sempang dan jaringannya 27) Operasional UPTD Puskesmas Sei Lekop dan jaringannya 28) Operasional UPTD Puskesmas Numbing dan jaringannya 29) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Kijang dan jaringannya 30) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Kelong dan jaringannya 31) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Mantang dan jaringannya 32) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Toapaya dan jaringannya 33) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Kawal dan jaringannya 34) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Teluk Bintan dan jaringannya 35) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Teluk Sebong dan jaringannya 36) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Teluk Sasah dan jaringannya 17

36 Situasi Derajat Kesehatan 37) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Tanjung Uban dan jaringannya 38) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Tambelan dan jaringannya 39) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Berakit dan jaringannya 40) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Sri Bintan dan jaringannya 41) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Kuala Sempang 42) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Sei Lekop 43) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di Puskesmas Numbing 7. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat 2) Pelayanan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 3) Peningkatan dan pengembangan Desa Siaga 8. Program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Keluarga Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi 2) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan zat gizi lainnya 3) Revitalisasi operasional posyandu dan pengembangan TOGA/UPGK 4) Peningkatan pelayanan kesehatan Ibu 5) Peningkatan pelayanan kesehatan Anak (Bayi) 6) Peningkatan pelayanan kesehatan Usia Lanjut (Usila) Profil Kesehatan Tahun

37 Situasi Derajat Kesehatan 7) Peningkatan pelayanan kesehatan Remaja 8) Peningkatan pembinaan pelayanan kesehatan reproduksi (Pelayanan medik KB) 9) Penguatan system pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (IBI) 10) Jaminan Persalinan (DAK Non Fisik) 9. Program Pengendalian Penyakit Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB 2) Peningkatan imunisasi 3) Penanggulangan dan pemberantasan penyakit TBC 4) Pelayanan dan pencegahan penyakit DBD 5) Penanggulangan dan pemberantasan penyakit diare 6) Penanggulangan dan pemberantasan penyakit pneumonia 7) Peningkatan dan pelayanan kesehatan di klinik IMS 8) Penanggulangan dan pencegahan penyakit malaria 9) Partisipasi KPAD dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS 10) Penanggulangan dan pemberantasan penyakit filariasis 10. Program Penyehatan Lingkungan Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Peningkatan upaya penyehatan lingkungan 2) Peningkatan dan pemantapan penyelenggaraan akselerasi Desa Sehat 3) Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 4) Peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Profil Kesehatan Tahun

38 Profil Kesehatan Tahun 2016 Situasi Derajat Kesehatan 11. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Peningkatan dan pengadaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan 2) Dana Alokasi Khusus (DAK) Pelayanan Dasar 3) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Sri Bintan dan jaringannya 4) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Beraki dan jaringannya 5) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Mantang dan jaringannya 6) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Kelong dan jaringannya 7) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Tambelan dan jaringannya 8) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Toapaya dan jaringannya 9) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Teluk Bintan dan jaringannya 10) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Sei Lekop dan jaringannya 11) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN di Puskesmas Kuala Sempang dan jaringannya 12) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Sri Bintan dan jaringannya 13) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Berakit dan jaringannya 14) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Mantang dan jaringannya 15) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Kelong dan jaringannya 20

39 Situasi Derajat Kesehatan 16) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Tambelan dan jaringannya 17) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Toapaya dan jaringannya 18) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Teluk Bintan dan jaringannya 19) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Sei Lekop dan jaringannya 20) Peningkatan pelayanan kesehatan peserta JKN Non Kapitasi di Puskesmas Kuala Sempang dan jaringannya 21) Peningkatan pelayanan kesehatan di BLUD unit kerja Puskesmas Kawal 22) Peningkatan pelayanan kesehatan di BLUD unit kerja Puskesmas Teluk Sasah 23) Peningkatan pelayanan kesehatan di BLUD unit kerja Puskesmas Kijang 24) Peningkatan pelayanan kesehatan di BLUD unit kerja Puskesmas Tanjung Uban 25) Peningkatan pelayanan kesehatan di BLUD unit kerja Puskesmas Teluk Sebong 12. Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bagi Masyarakat Miskin Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin 13. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Peningkatan persediaan obat publik dan perbekalan kesehatan 2) Peningkatan pelayanan kefarmasian 3) Pengadaan alat kesehatan Puskesmas, Pustu dan Polindes Profil Kesehatan Tahun

40 Situasi Derajat Kesehatan 4) Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan (DAK BINFAR) 5) Pengadaan alat kesehatan di Puskesmas, Pustu dan Polindes (DAK) 14. Program Kepengawasan Pembinaan Peredaran Sediaan Farmasi dan Makanan Dilaksanakan melaui kegiatan: 1) Peningkatan pengawasan dan pembinaan peredaran sedian farmasi pada sarana distribusi 2) Peningkatan SDM Bidang Farmasi, Makanan dan Minuman 15. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan 2) Sertifikasi, standarisasi dan peningkatan mutu SDM kesehatan 3) Sertifikasi pelatihan SDM Kesehatan 16. Program Manajemen Kesehatan Dilaksanakan melalui kegiatan: 1) Penyusunan dan Evaluasi MDGs dan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan 2) Penyusunan Profil Kesehatan 3) Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) 4) Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKERKESDA) Profil Kesehatan Tahun

41 Situasi Derajat Kesehatan Sasaran Pembangunan Kesehatan 1. Sasaran Program Agar pembangunan kesehatan dapat diselenggarakan dengan berhasilguna dan berdaya-guna yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan sampai dengan akhir tahun 2016 adalah dengan prioritas pada kelompok sasarannya yaitu masyarakat/keluarga miskin, kelompok rentan (bayi, balita, ibu hamil, usila) dan masyarakat di daerah terpencil, dengan sasaran program sebagai berikut : a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat b. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian obat dan makanan c. Meningkatnya kualitas lingkunga bersih dan pengedalian penyakit menular d. Tersedianya kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan bagi masyarakat e. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, komposisi sesuai kebutuhan, terdistribusi secara adil dan merata, serta dimanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna. Rasio kebutuhan tenaga kesehatan Kabupaten Bintan adalah : Rasio Dokter Spesialis dengan Penduduk = 1: Rasio Dokter dengan Penduduk = 1: Rasio Dokter Gigi dengan Penduduk = 1: Rasio Perawat dengan Penduduk = 1: Rasio Bidan dengan Penduduk = 1: Puskesmas yang memiliki tenaga dokter = 100% f. Terjangkaunya akses pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan, dengan rasio sebagai berikut : Rasio Rumah Sakit dengan Penduduk = 1: Rasio Puskesmas dengan Penduduk = 1: Profil Kesehatan Tahun

42 Situasi Derajat Kesehatan Rasio Puskesmas Pembantu dengan Penduduk = 1: Rasio Pondok Bersalin Desa dengan Penduduk = 1: Rasio Posyandu dengan Balita = 1: 100 g. Meningkatnya upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat h. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sistem informasi kesehatan. 2. Sasaran Pembangunan Kesehatan Dengan sasaran-sasaran program yang akan dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan pada tahun 2016, dan kontribusi pelaku pembangunan kesehatan lainnya, diharapkan sasaran keluaran pembangunan kesehatan berikut ini dapat tercapai : a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, antara lain: Meningkatnya umur harapan hidup dari 69,69 tahun menjadi 70,50 tahun; Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi dibawah 118 per kelahiran hidup; Menurunnya angka kematian bayi dari 68 menjadi dibawah 24 per kelahiran hidup; Menurunnya angka kematian neonatal dari 7 menjadi dibawah 1 per kelahiran hidup; Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36,8 persen menjadi kurang dari 32 persen; Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih sebesar 95%; Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%; Persentase Rumah Sakit (RS) yang melaksanakan PONEK sebesar 100%; Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan gawat darurat (PONED) : 100%, jumlah Puskesmas Perawatan yang melaksanakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (PONEK) : 100%, dan jumlah Puskesmas yang terakreditasi 100%. Profil Kesehatan Tahun

43 Situasi Derajat Kesehatan Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%. Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe : 95%. Persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif : 80%. Balita yang mendapatkan Vitamin A : 100%. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi kurang dari 5.0%. Balita gizi kurang dan gizi buruk yang ditangani : 100%. Ibu hamil KEK yang ditangani : 100%. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi Gakin secara cuma-cuma di Puskesmas dan Rumah Sakit kelas III sebesar 100%. Cakupan rawat inap : 1,5%. Cakupan rawat jalan : 15%. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K4) 90%, cakupan kunjungan neonatus (KN2) menjadi 90%, dan cakupan kunjungan bayi menjadi 90%. b. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyehatan lingkungan, dengan: Menurunnya prevalensi Tuberculosis BTA Positif dari 0,91 menjadi dibawah 0,91 per penduduk; Angka kesakitan DBD dari 1,11 menjadi dibawah 1,11 per penduduk. Menurunnya prevelansi kasus diare dari 28 menjadi dibawah 28 per penduduk 2015; Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index/API) dari 7 menjadi dibawah 1 per penduduk tahun 2015; Menurunnya prevalensi kasus pneumonia dari 0,5 menjadi dibawah 0,5 per penduduk. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,5% menjadi dibawah 0,5%; Profil Kesehatan Tahun

44 Situasi Derajat Kesehatan Menurunnya penemuan kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) : < 2/ anak usia kurang dari 15 tahun. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80% menjadi 90%; Persentase Desa yang mencapai UCI dari 94% menjadi 100%; Persentase rumah sehat dari 55% menjadi 80%; Persentase penduduk yang menggunakan air bersih dari 85% menjadi 90%; Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat dari 60% menjadi diatas 85%; Meningkatnya persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan dari 61% menjadi 80%; Meningkatnya persentase jumlah sarana air bersih yang diawasi menjadi 80%; Meningkatnya persentase jumlah institusi yang dibina menjadi 100%. c. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin. Meningkatnya anggaran kesehatan dari 5% menjadi 10%; Meningkatnya pembiayaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Bintan 1 U$ dolar menjadi 2 U$ dolar; Meningkatnya pembiayaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dari 9% menjadi 15% dari anggaran kesehatan; Meningkatnya pembiayaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Biaya Operasional Kesehatan (BOK) di UPT Puskesmas 6% menjadi 10% tahun d. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 65 persen menjadi 70 persen; Meningkatnya persentase Posyandu Purnama menjadi 80% dan Mandiri menjadi 40%; Profil Kesehatan Tahun

45 Situasi Derajat Kesehatan Meningkatnya prestase penjaringan anak sekolah dari 95% menjadi 100 %; Meningkatnya desa siaga aktif dari 32% menjadi 80%; Jumlah sekolah yang melaksanakan UKS : 100%. e. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) ANGKA KEMATIAN Angka Kematian Neonatal per Kelahiran Hidup Angka kematian neonatal adalah kematian bayi umur 1 sampai 29 hari per kelahiran hidup. Angka kematian neonatal pada Tahun 2016 yaitu 7,3 per kelahiran hidup (22 kasus). Bila ditelusuri dari penyebab kematian Bayi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Asfiksia 5 kasus, BBLR 4 kasus, Kelainan Konginetal 1 kasus dan lain-lain (premature, infeksi paru, fetal de stress) sebanyak 12 kasus. Pada umumnya bayi tersebut sudah mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar serta sudah dirujuk ke pelayanan kesehatan lanjutan. Untuk menurunkan angka kematian neonatal tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, antara lain : (a) meningkatkan kompetensi bidan agar dapat melakukan pertolongan persalinan yang berkualitas dan sesuai standar sehingga dapat mengurangi trauma lahir, melalui Pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN); (b) Menyiapkan protap dalam penatalaksanaan bayi baru lahir; (c) Mengikutsertakan bidan dalam pelatihan Basic Obstetric Neonatal Life Support (BONELs) dan orientasi manajemen penatalaksanaan asfiksia. Profil Kesehatan Tahun

46 Situasi Derajat Kesehatan Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bintan mengalami penurunan, yaitu Tahun 2016 sebesar 8,6 per kelahiran hidup (26 kasus) sedangkan Tahun 2015 sebesar 10 per kelahiran hidup (32 kasus). Bila ditelusuri dari penyebab kematian Bayi tersebut diantaranya premature, fetal de stress dan infeksi paru. Pada umumnya bayi tersebut sudah mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar serta sudah dirujuk ke pelayanan kesehatan lanjutan. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut antara lain : (a) Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi; (b) Memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya, agar tercipta kekebalan alami ditubuh bayi; (c) Memberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi usia 6-12 bulan Angka Kematian Anak Balita per Kelahiran Hidup Angka kematian anak balita adalah kematian anak umur 1 sampai dengan 5 tahun per kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Di Kabupaten Bintan angka kematian anak balita mengalami penurunan yaitu pada Tahun 2015 sebesar 2 per kelahiran hidup (7 kasus), sedangkan pada Tahun 2016 sebesar 1,7 per kelahiran hidup (5 kasus). Masih terbatasnya jumlah tenaga ahli dan sarana penunjang untuk menangani anak balita yang beresiko, merupakan salah satu faktor yang menjadi masalah untuk menurunkan angka kematian anak balita. Upaya-upaya yang telah dilakukan adalah memantapkan pelaksanaan SDIDTK dan kelas ibu balita. Profil Kesehatan Tahun

47 Situasi Derajat Kesehatan Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bintan Tahun 2016 sebesar 132 per kelahiran hidup (4 kasus), bila dibandingkan dengan Tahun 2015 sebesar 225 per Kelahiran Hidup (7 kasus). Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Tahun Bila ditelusuri dari penyebab kematian ibu dapat digambarkan sebagai berikut : (a) Penyebab Langsung yaitu: Haemoragik Post Partum 2 kasus, Hipetensi dalam kehamilan 2 kasus. Semua kasus telah mendapat penanganan dan kematian terjadi di pelayanan kesehatan lanjutan yaitu : 3 orang di RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang dan 1 orang di RSUD Tanjungpinang. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu tersebut adalah : (a) Melakukan audit maternal melalui pengkajian dan menganalisa seluruh kasus kematian maternal oleh Tim AMP bekerjasama dengan dokter Spesialis Obstetri Gyneocology, (b) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam P4K, (c) Meningkatkan kompetensi bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan melalui pendidikan dan pelatihan serta seminar, dan (d) Pemberian Makanan Tambahan ibu hamil berupa biskuit dan susu Ibu hamil. Grafik 1. : Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun 2016 Profil Kesehatan Tahun

48 Situasi Derajat Kesehatan 3.3. ANGKA KESAKITAN Case Notification Rate (CNR) Kasus Baru BTA+ Angka notifikasi kasus atau Case Notification Rate (CNR) Kasus Baru BTA+ di Kabupaten Bintan Tahun 2016 mengalami peningkatan 12,92% jika dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu dari 44,2% menjadi 57,13%. Terjadinya peningkatan penemuan kasus TB baru BTA+ di Kabupaten Bintan disebabkan oleh penemuan yang telah dilakukan dengan maksimal melalui penjaringan suspek TB di dalam maupun diluar gedung, meningkatkan jejaring internal tiap unit pelayanan kesehatan maupun jejaring eksternal antara UPK dengan melibatkan petugas pustu, polindes, kader, PKK, tokoh masyarakat, klinik swasta maupun DPS yang ada di wilayah Kabupaten Bintan, melakukan survey kontak serumah terhadap setiap penderita TB BTA Postif, pengembangan kemitraan dan jejaring internal maupun jejaring eksternal, khususnya ke Lapas, Rumah Sakit Tanjung Uban dan Rumah Sakit Bintan melalui penandatanganan MoU/Nota Kesefahaman tentang penerapan strategi DOTS di UPK tersebut, melakukan skrining TB pada setiap WBP baru, melakukan sosialiasi dan AKMS TB ke tingkat desa dengan melibatkan anggota TNI yang telah mendapatkan pelatihan sebagai kader TB CNR Seluruh Kasus TB Indikator CNR yang telah dicapai pada Tahun 2016 menurun jika dibanding dengan Tahun 2015 yang lalu dimana pada Tahun 2015 angka CNR yang ditemukan sebanyak 161 kasus sedangan pada Tahun 2016 hanya 149 kasus TB yang di temukan dengan segala jenis tipe. Untuk meningkatkan angka CNR dan menurunkan angka kematian, pada Tahun 2016 berbagai upaya telah dilakukan diantaranya : Mendekatkan akses layanan pengobatan TB ke masyarakat dengan menempatkan OAT di unit pelayanan kesehatan yang dekat dengan domisili atau tempat tinggal pasien TB, Setiap pasien didampingi oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) dimana PMO tersebut dipilih sendiri oleh pasien dan disetujui oleh petugas kesehatan, Profil Kesehatan Tahun

49 Situasi Derajat Kesehatan skrining HIV pada setiap suspek TB dengan melihat faktor resiko, serta melakukan skrining TB pada semua pasien HIV tanpa melihat faktor resiko. Namun semua upaya yang telah dilakukan dengan optimal ternyata belum membuahkan hasil yang optimal, dimana jumlah kasus TB yang di temukan pada Tahun 2016 ini menurun jika di banding dengan tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh telah diterapkannya tatalaksana TB yang terstandar di setiap Unit Pelayanan Kesehatan yang ada di Kabupaten Bintan, sehingga semua pasien TB yang ditemukan telah dilakukan diagnosis dan follow up hingga akhir pengobatan secara tepat dan secara tidak langsung telah menurunkan tinggat penularan penyakit TB kepada masyarakat lainnya Proporsi Kasus TB Anak 0-14 Tahun Penemuan kasus TB anak pada Tahun 2016 meningkat jika dibandingkan dengan Tahun 2015 dimana pada Tahun 2016 ditemukan 1 kasus TB anak sedangkan pada Tahun 2015 hanya 6 kasus. Hal ini disebabkan oleh telah berjalannya penjaringan TB anak di semua UPK di kabupaten Bintan dengan menggunakan system scoring yang direkomendasikan WHO oleh dokter yang telah di latih fasyankes TB. Selain itu penyediaan mantoux test disetiap UPK juga sangat membantu dalam hal diagnosis TB anak secara tepat dan benar Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru BTA+ Angka keberhasilan atau Success Rate di Kabupaten Bintan Tahun 2015 yaitu 94%, dimana dari 100 kasus pasien BTA Positif Baru yang ditemukan 94 orang diantaranya dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap. Penurunan ini disebabkan oleh adanya pasien yang meninggal (2 orang), gagal pengobatan (1 orang) dan pindah pengobatan (1 orang). Profil Kesehatan Tahun

50 Situasi Derajat Kesehatan Hal ini disebabkan sebagian besar penderita TB sudah menyadari akan pentingnya menjalankan pengobatan TB secara teratur hingga tuntas. Selain itu peran PMO juga sangat penting dalam hal menentukan keberhasilan pengobatan bagi setiap pasien TB. Dimana mereka selalu menjadi motivator lini pertama bagi pasien TB. Peran petugas kesehatan juga tidak kalah pentingnya, dimana telah berbagai hal yang petugas lakukan guna meningkatkan angka keberhasilan pengobatan diantaranya: mendekatkan akses layanan pengobatan TB ke masyarakat dengan menempatkan OAT di unit pelayanan kesehatan yang dekat dengan domisili atau tempat tinggal pasien TB, setiap pasien TB di dampingi oleh PMO dimana PMO tersebut dipilih sendiri oleh pasien dan disetujui oleh petugas kesehatan, skrining HIV pada setiap pasien TB juga dilakukan mengingat TB merupakan infeksi opoturnistik terbesar bagi ODHA, begitu juga sebaliknya semua ODHA dilakukan kaji status TB. Seluruh kasus TB Paru yang ditemukan 100% sudah dilakukan pengobatan sesuai dengan rekomendasi WHO yaitu menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan setiap penderita diawasi/dipantau oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO) Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Persentase penanganan kasus pneumonia telah mencapai target yakni 100%. Namun penemuan kasus pneumonia di Kabupaten Bintan tahun 2016 masih jauh dari target yaitu 2,2% artinya masih rendahnya penemuan kasus di Kabupaten Bintan khususnya di Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Pustu, Polindes/Poskesdes). Penyebab rendahnya penemuan kasus disebabkan karena : (1) Perbedaan persepsi antara pengelola program dalam mengklasifikasikan pneumonia dengan dokter dalam menegakkan diagnosa pneumonia, (2) Kurangnya sarana untuk mendukung penemuan kasus ISPA, (4) Sumber data Profil Kesehatan Tahun

51 Situasi Derajat Kesehatan ISPA sebagian besar dari Puskesmas belum mencakup klinik, praktek, dan sarana kesehatan lain, (5) Pemberdayaan masyarakat belum optimal Jumlah Kasus HIV Pelayanan kesehatan di Klinik IMS Kabupaten Bintan Tahun 2016 dilaksanakan pada 2 (dua) klinik IMS yaitu Klinik IMS Sri Indah Batu 24 Toapaya dan Klinik IMS Sri Senyum Batu 79 Tanjung Uban, serta 2 (dua) Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) yaitu LKB Puskesmas Toapaya dan LKB Puskesmas Kijang. Hasil temuan penderita HIV di Kabupaten Bintan selama Tahun 2016 yang tercatat di Klinik CST Edelwais RSUD Busung (Kepri) dan Klinik CST Kemuning RSUD Tanjungpinang ditemukan 24 kasus HIV, penemuan kasus ini sama jika dibandingkan dengan penemuan kasus HIV pada Tahun Adapun sebaran kasus HIV Tahun 2016 di Kabupaten Bintan berdasarkan kelompok umur, yaitu umur 4 tahun sebanyak 1 kasus, umur tahun sebanyak 4 kasus, umur tahun 18 kasus dan umur 50 tahun sebanyak 1 kasus Jumlah Kasus AIDS Hasil penemuan kasus AIDS di Kabupaten Bintan pada Tahun 2016 sebanyak 28 kasus. Adapun sebaran kasus berdasarkan kelompok umur, yaitu umur tahun sebanyak 2 kasus, umur tahun sebanyak 23 tahun dan umur 50 tahun sebanyak 3 kasus. Sedangkan jumlah kematian yang diakibatkan oleh AIDS selama Tahun 2016 sebanyak 3 kasus. Seluruh kasus yang ditemukan telah dilakukan Voluntary Counseling dan Testing (VCT), dan setiap OHDA didampingi oleh Manejer Kasus (MK) sehingga memperoleh Care Supporting and Treatment (CST). Selain itu juga dalam penanganan ODHA dan OHIDA telah dilakukan kerjasama lintas program dan sektor termasuk LSM, KPA Bintan. Profil Kesehatan Tahun

52 Situasi Derajat Kesehatan Jumlah Kasus Syphilis Penemuan Kasus Syphilis di Kabupaten Bintan pada Tahun 2015 sebanyak 3 kasus. Dan sebaran kasus syphilis menurut kelompok umur yaitu, umur tahun sebanyak 1 kasus dan umur tahun sebanyak 2 kasus Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati Persentase capaian pelayanan diklinik IMS dan HIV/AIDS di Kabupaten Bintan yaitu 100%. Dimana setiap orang yang berkunjung ke klinik IMS dan menderita penyakit IMS akan diberikan pengobatan sesuai standar yang berlaku. Pada tahun 2016 jumlah orang yang berkunjung ke klinik IMS untuk memeriksakan kesehatannya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu dari 905 kunjungan menjadi 832 kunjungan. Dari 832 kunjungan yang berkunjung klinik IMS, 612 kunjungan dinyatakan positif menderita penyakit IMS. Penurunan kunjungan di klinik IMS dan HIV/AIDS disebabkan adanya issue tentang penutupan lokalisasi sehingga banyak WPS pindah ke lokalisasi daerah lain. Selain itu masih tingginya stigma negative masyarakat terhadap orang yang berkunjung ke klinik IMS maupun LKB. Adapun upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Bintan, puskesmas terkait dan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Bintan untuk meningkatkan kunjungan masyarakat baik yang beresiko rendah maupun tingi antara lain: melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya memeriksakan kesehatan di klinik IMS, mendekatkan layanan IMS kepada masyarakta melalui Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) di puskesmas sehingga masyarakat mau berkunjung ke layanan tersebut guna memeriksakan kesehatannya. Profil Kesehatan Tahun

53 Situasi Derajat Kesehatan Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani Persentase penanganan kasus diare di Kabupaten Bintan Tahun 2016 yakni 100 persen artinya telah memenuhi target Kabupaten Bintan pada tahun Pada tahun 2015 jumlah kasus diare sebanyak kasus dan pada tahun 2016 terjadi penurunan kasus menjadi kasus. Adapun prinsip tatalaksana diare yang tepat dan direkomendasikan oleh WHO-UNICEF dan dilaksanakan di setiap sarana pelayanan kesehatan sebagai berikut : (1) Pemberian oralit, (2) Pemberian obat zinc selama 10 hari, (3) Pemberian ASI dan makanan sesuai umur, (4) Pemberian antibiotik selektif serta memberikan KIE kepada ibu/pengasuh Angka Penemuan Kasus Baru Kusta per Penduduk Untuk mewujudkan eliminasi kusta, upaya penemuan penyakit kusta baru terus dilakukan dengan berbagai kegiatan, diantaranya kegiatan pasif maupun aktif (school survey, contact survey dan case survey). Dari kegiatan tersebut pada Tahun 2016 di Kabupaten Bintan ditemukan sebanyak 3 kasus penyakit kusta (2,06/ penduduk), dimana 3 kasus tersebut merupakan Multi Basiler (PB) atau Kusta Basah. Adapun upaya yang dilakukan dalam rangka mewujudkan eliminasi kusta yaitu memberikan penyuluhan tentang penyakit kusta agar tidak terjadi stigma dimasyarakat Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Berdasarkan kecacatan tingkat 2, dari 2 kasus kusta baru yang ditemukan semua penderita belum sampai ke grade 2, dan semua penderita kusta yang ditemukan telah diobati. Profil Kesehatan Tahun

54 Situasi Derajat Kesehatan Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Penderita Pausi Basiler (PB) atau Kusta Kering selesai berobat sebanyak 2 penderita dan penderita Multi Basiler (MB) atau Kusta Basah selesai berobat sebanyak 2 pederita Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP) per Penduduk <15 Tahun Secara program target kasus AFP adalah 2/ anak dibawah 15 tahun, jumlah penduduk usia <15 tahun di Kabupaten Bintan adalah sejumlah sehingga target AFP di Kabupaten Bintan Tahun 2016 adalah 1 kasus. Pada Tahun 2016 tidak ditemukan kasus AFP di Kabupaten Bintan Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B. Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah dapat menekan penyakit polio dan sejak Tahun 1995 tidak ditemukan lagi virus polio liar di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk membasmi polio di dunia dengan Program Eradikasi Polio (ERAPO). Penyakit lain yang sudah dapat ditekan sehingga perlu ditingkatkan programnya adalah tetanus maternal dan neonatal serta campak. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi kedalam penyelenggaraan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Japanese Encephalitis, Pneumococcus, Dengue Fever dan lain-lain) serta penggabungan beberapa jenis vaksin sebagai vaksin kombinasi yaitu DPT-HB- Hib. Di Kabupaten Bintan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu penyakit campak klinis berjumlah 31 kasus dan Hepatitis B sebanyak 2 kasus. Profil Kesehatan Tahun

55 Situasi Derajat Kesehatan Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per Penduduk Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bintan Tahun 2016 sebanyak 361 kasus dan telah ditangani 100%, bila dibandingkan dengan jumlah kasus DBD tahun sebelumnya terjadi penurunan yaitu 404 kasus pada Tahun Upaya-upaya yang dilakukan dalam Gerakan Pemberantasan DBD adalah Penyelidikan Epidemiologi (PE) setelah adanya laporan kasus dari Rumah Sakit atau Puskesmas, abatesasi terhadap tempat penampungan dan sumber air, pengasapan (fogging) diwilayah terjadinya kasus DBD dengan radius ± 100 meter dari tempat tinggal kasus serta gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serentak. Gerakan PSN serentak dilakukan selama 30 menit di lingkungan masing-masing dengan komitmen bersama antara stakeholder dan warga masyarakat untuk meminimalisir tempat perindukan nyamuk Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) Jumlah kematian akibat DBD pada Tahun 2016 yakni sebanyak 2 kasus (CFR 0,55%) yaitu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Sasah dan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sri Bintan. Penderita DBD yang meninggal sebelumnya telah mendapatkan penanganan dan pengobatan sesuai dengan SOP penyakit DBD Angka Kesakitan Malaria per Penduduk Pada Tahun 2016 jumlah kasus malaria positif yang diperiksa melalui pemeriksaan sediaan darah sebanyak 101 kasus, sedangkan angka kesakitan malaria (API) yaitu 0,70/1.000 penduduk. Jumlah kasus tersebut meningkat jika dibandingkan dengan Tahun 2015 yaitu 89 kasus malaria positif. Peningkatan kasus malaria pada Tahun 2016 disebabkan karena adanya peningkatan penularan setempat (indigenous) dan angka kematian karena malaria masih tetap 0 (nol). Profil Kesehatan Tahun

56 Situasi Derajat Kesehatan Beberapa upaya pengendalian telah dilakukan antara lain: 1) Meningkatkan akses layanan yang bermutu, 2) Penemuan dini dan pengobatan sesuai standar, 3) Pencegahan dan pengendalian vektor dan risiko secara terpadu, 4) Penguatan kemitraan, 5) Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat, 6) Pemanfaatan informasi strategis untuk pengembangan program, 7) Penguatan promosi, advokasi dan mobilisasi sosial, 8) Mendorong komitmen pemerintah daerah dan pusat Kasus Penyakit Filariasis Ditangani Tahun 2016 jumlah kasus penderita penyakit filariasis atau kaki gajah di Kabupaten Bintan sebanyak 74 kasus, dimana 50 kasus pada laki-laki dan 24 kasus pada perempuan. Semua penderita filariasis sudah diobati sesuai dengan standar WHO. Untuk memberantas penyakit filariasis di Kabupaten Bintan berbagai upaya telah dilakukan diantaranya dengan mengadakan Pemberian Obat Masal Pencegahan (POMP) filariasis selama 5 tahun berturut-turut yang telah dimulai pada Bulan Mei Persentase Hipertensi/Tekanan Darah Pada Tahun 2016 jumlah kunjungan yang memeriksakan tekanan darah di pelayanan kesehatan (puskesmas, pustu dan polindes/poskesdes) dan posbindu usia >18 tahun berjumlah orang, dari jumlah kunjungan yang ada, yang mengalami hipertensi sebanyak orang Persentase IVA Positif dan Tumor/Benjolan pada Perempuan Tahun Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat) merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi secara dini kanker serviks, pemeriksaan dilaksanakan pada perempuan usia subur atau pernah melakukan hubungan seksual. Di Kabupaten Bintan pada Tahun 2016 puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan IVA yaitu UPTD Puskesmas Kijang, UPTD Puskesmas Profil Kesehatan Tahun

57 Profil Kesehatan Tahun 2016 Situasi Derajat Kesehatan Kawal dan UPTD Puskesmas Tanjung Uban. Jumlah yang diperiksa yaitu 354 orang dengan IVA positif berjumlah 1 orang (0,28%) Cakupan Desa/Kelurahan Terkena KLB ditangani <24 jam Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Status KLB diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor: 949/MENKES/SK/VII/2004, KLB dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Kriteria KLB mengacu pada Keputusan Dirjen P2PL No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut Keputusan ini, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur : timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal; peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penykitnya (jam, hari, minggu); peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan priode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun); jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. Di wilayah Kabupaten Bintan pada tahun 2016 telah terjadi 1 (satu) kali KLB yaitu DBD dan telah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) < 24 jam. Kematian DBD terjadi di Kecamatan Sri Kuala Lobam wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Sasah. Hasil investigasi di RSUD Kota Tanjungpinang yang dilaksanakan petugas Kabupaten bersama-sama dengan dokter Rumah Sakit, diperoleh keterangan bahwa benar ada penderita DBD yang meninggal pada tanggal 10 Agustus 2016 atas nama Hajri Oktaviano, umur 3 tahun 10 bulan, alamat di Desa Teluk Sasah Kecamatan Sri Kuala Lobam. Adapun penunjang pemeriksaan DBD tersebut adalah dengan melihat gejala klini seperti penurunan kesadaran, muntah, demam/panas dan 39

58 Profil Kesehatan Tahun 2016 Situasi Derajat Kesehatan perdarahan pada gusi. Sebelum dirawat di RSUD Kota Tanjungpinang, penderita DBD tersebut dirujuk dari RSUD Tanjung Uban pada tanggal 09 Agustus 2016 dengan diagnosis rujuk DSS. Sebelumnya pada tanggal 03 Agustus 2016, penderita berobat di RSUD Tanjung Uban dengan keluhan panas, kemudian diberikan terapi dan diminta kembali 3 hari kemudian jika panas tidak berkurang. Pada tanggal 06 Agustus 2016, penderita berobat ke Klinik Ernes dengan keluhan demam 4 hari dan muntah, dianjurkan untuk dirawat di RSUD Tanjung Uban, penderita dirawat di ruang anak RSUD Tanjung Uban dengan diagnosis DBD. Pada tanggal 08 Agustus 2016 kondisi pasien semakin memburuk disertai penurunan kesadaran pada pukul WIB pasien dipindahkan ke ICU. Tanggal 09 Agustus 2016 keadaan pasien semakin memburuk dengan diagnosis DSS kemudian diberikan transfusi trombo, pada pukul WIB pasien dirujuk ke RSUD Tanjungpinang. Tanggal 10 Agustus 2016 pukul WIB pasien dinyatakan meninggal dengan diagnosis DSS. Berdasarkan data yang diperoleh dari kedua Rumah Sakit tersebut, petugas Puskesmas bersama petugas Kabupaten melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) ke rumah penderita dan 9 rumah yang berada di sekitarnya. Dari hasil PE ke rumah-rumah di sekitar tempat tinggal penderita ditemukan sekitar 55,56% rumah yang positif jentik. Sebagian besar jentik nyamuk ditemukan ditempat-tempat penampungan air seperti bak mabndi, drum dan ember-ember yang digunakan untuk menampung air. Rencana penanggulangan KLB yang dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Sasah adalah sebagai berikut : 1. Menghimbau masyarakat untuk melakukan gerakan PSN serentak dan 3M Plus. 2. Melakukan abatesasi secara masal di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Sasah. 3. Melakukan fogging focus pada setiap kasus maupun suspek DBD 4. Penyuluhan pada masyarakat dan sekolah di daerah KLB dan sekitarnya terutama tentang cara menampung air bersih yang baik. 40

59 Situasi Derajat Kesehatan 5. Meningkatkan kerjasama lintas program. 6. Meningkatkan koordinasi lintas sektor terkait. 7. Penyediaan dana, sarana dan prasarana yang memadai. 8. Penemuan kasus baru dengan melakukan survei demam. 9. Mengaktifkan kembali gotong royong di masyarakat. Profil Kesehatan Tahun

60 Situasi Upaya Kesehatan BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, kemampuan dan kesadaran hidup sehat bagi setiap penduduk serta tumbuhnya sikap kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. Hal ini memungkinkan untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kerangka mengatasi keadaan dan masalah pembangunan kesehatan yang dihadapi dewasa ini, penyelenggaraan upaya kesehatan harus diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, kondisi lingkungan baik fisik, biologik maupun sosial budaya, upaya kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan serta kerja sama lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pengutamaan pada upaya-upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan. Dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan sepanjang Tahun 2016, maka hasil pencapaian melalui beberapa indikator dapat digambarkan upaya kesehatan masyarakat Kabupaten Bintan seperti berikut ini : 4.1. PELAYANAN KESEHATAN Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 Kunjungan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan kepada tenaga kesehatan sebanyak 1 kali selama trimester pertama tahun 2016 di Kabupaten Bintan yaitu orang (94,97%) dari orang ibu hamil. Pencapaian cakupan tersebut sudah diatas target program yaitu sebesar 95%. Adapun kegiatan yang sudah dilakukan adalah pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) sekaligus pendeteksian deteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil melalui pemeriksaan Hemoglobin (HB), golongan darah bagi ibu hamil dan calon pendonor dimasing-masing puskesmas, dan juga dilakukan Pemberian Makanan Tambahan Profil Kesehatan Tahun

61 Situasi Upaya Kesehatan (PMT) pada ibu hamil terutama dari keluarga miskin. Selain itu setiap bulan diadakan pertemuan kelas ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu. Grafik 2. : Persentase Kunjungan Ibu Hamil K-1 di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali. Pada Tahun 2016 capaian K-4 sebesar 91,71%, adapun ibu hamil yang dikatakan lolos K-4 apabila melakukan pemeriksaan selama kehamilan 4 kali yaitu 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimester tiga. Pelayanan kesehatan harus memenuhi standart pelayanan sebagai berikut : Pemeriksaan tekanaan darah, berat badan, status gizi, status imunisasi TT, tinggi fundus uteri, letak janin, pemeriksaan laboratorium sederhana (Hb, protein urine, golongan darah, Pemberian buku KIA, Fe 90 tablet, imunisasi TT sesuai status, penanganan kasus sesuai kompetensi, rujukan dan konseling efektif tentang persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi, pengenalan tanda bahaya, perbaikan gizi ibu hamil, penyuluhan tentang inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif, KB pasca persalinan melalui kelas ibu hamil yang dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan. Selain standar tersebut pelayanan antenatal harus dilaksanakan sesuai dengan SPM minimal 1 kali pada trimester I, 1 kali pada Profil Kesehatan Tahun

62 Situasi Upaya Kesehatan trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Dengan memeriksakan kehamilan minimal 4 kali ke tenaga kesehatan diharapkan adanya kelainan kehamilan dapat dideteksi secara dini dan ditangani termasuk rujukannya. Grafik 3. : Persentase Kunjungan Ibu Hamil K-4 di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Persentase Pertolongan Persalinan oleh tenaga Kesehatan (Linakes) di Kabupaten Bintan tahun 2016 sebesar 92,90% dari persalinan. Angka ini lebih rendah jika dibanding tahun 2015 yaitu 96,75% namun telah mencapai target program yaitu >95%, hal ini menunjukkan bahwa Linakes di Kabupaten Bintan sangat berhasil. Upaya untuk meningkatkan cakupan Pn terus dilakukan dengan memberikan hasil evaluasi dan feedback melalui pertemuan review program serta bimbingan tekhnis dan monitoring ke Puskesmas, khususnya pada daerah yang memiliki capaian rendah agar dapat meningkatkan cakupan. Serta adanya MoU kemitraan bidan dan dukun khusunya di wilayah Puskesmas Kuala sempang. Profil Kesehatan Tahun

63 Situasi Upaya Kesehatan Grafik 4. : Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) di Kabupaten Bintan Tahun 2016 sebesar 92,08%, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan yaitu : 89,35% pada Tahun Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan KF3 tersebut dengan aktif melakukan kunjungan pasca persalinan, baik persalinan dengan tenaga kesehatan maupun persalinan bukan dengan tenaga kesehatan. Grafik 5. : Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun 2016 Profil Kesehatan Tahun

64 Situasi Upaya Kesehatan Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas pada Tahun 2016 di Kabupaten Bintan sebanyak (92,08%) dari ibu nifas yang ada. Bila dibandingkan dengan Tahun 2015 terjadi penurunan sebesar 4,62% atau 96,7% pada Tahun Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil dan WUS Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan kesehatan pada ibu hamil salah satunya dengan imunisasi TT. Tahun 2016 ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT-1 sebanyak 161 orang (4,65%), yang mendapatkan imunisasi TT-2 sebanyak 314 orang (9,06%), yang mendapatkan imunisasi TT-3 sebanyak 584 orang (16,85%), yang mendapatkan imunisasi TT-4 sebanyak 774 orang (22,34%), yang mendapatkan imunisasi TT-5 sebanyak orang (35,55%) dan yang mendapatkan imunisasi TT2+ sebanyak orang (83,80%). Secara program cakupan TT2+ adalah 80%. Sedangkan untuk Wanita Usia Subur yang telah mendapatkan Imunisasi TT-1 sebanyak 240 orang (0,61%), TT-2 sebanyak 466 orang (1,18%), TT-3 sebanyak 894 (2,27%), TT-4 sebanyak 964 (2,45%) dan TT-5 sebanyak orang (3,60%) Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Pada Tahun 2016 di Kabupaten Bintan, ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 (90 tablet) sebanyak orang atau 88,71%. Secara persentase, jumlah ini menurun dibandingkan dengan Tahun 2015 yaitu 94,38% Cakupan Komplikasi Kebidanan dengan Komplikasi yang Ditangani Semua ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan telah ditangani sesuai dengan prosedur operasional, penanganan tidak hanya di puskesmas akan tetapi yang tidak bisa ditangani di puskesmas di rujuk ke fasilitas yang lebih memadai. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Profil Kesehatan Tahun

65 Situasi Upaya Kesehatan Bintan Tahun 2016 sebanyak 528 orang (76,18%) dari 693 jumlah perkiraan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan. Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu melakukan penjaringan atau mendeteksi ibu hamil yang mempunyai resiko sedini mungkin, dengan memberdayakan kader posyandu, melaksanakan P4K, dan setiap ibu hamil diwajibkan untuk di pemeriksa Hb, Golongan Darah, test HIV dan malaria, memfasilitasi terbentuknya Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) terutama didaerah perbatasan Cakupan Komplikasi Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah cakupan neonatus dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah < gr), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada MTBS. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani pada Tahun 2016 sebesar 316 orang (66,50%) dari 475 jumlah perkiraan neoatus dengan komplikasi Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Dalam kaitan dengan aspek penataan administrasi kependudukan keluarga berencana merupakan hal penting dalam mendukung perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah. Pelaksanaan program keluarga berencana telah menunjukkan hasil cukup memuaskan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bintan. Pasangan Usia Subur (PUS) pada Tahun 2016 tercatat sebanyak PUS, yang menjadi peserta KB baru sebanyak peserta (9,20%). Peserta KB aktif sebanyak peserta (73,78%). Profil Kesehatan Tahun

66 Situasi Upaya Kesehatan Adapun kegiatan yang sudah dilakukan yaitu penyuluhan tentang kontrasepsi melalui kelas ibu hamil. Grafik 6. : Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber: Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Tahun Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah Jumlah kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Bintan Tahun 2016 sebanyak 13 kasus (0,1%), kasus BBLR terbanyak di wilayah kerja UPTD Puskesmas Toapaya (Kecamatan Toapaya) sebanyak 3 kasus (1,34%). Semua kasus BBLR sudah ditangani sesuai standar baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit Rujukan Cakupan Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan neonatus 1 kali (KN1) pada Tahun 2016 sebanyak (99,90%) dan kunjungan neonatus 3 kali (KN lengkap) sebanyak (99,60%) dari bayi lahir hidup di Kabupaten Bintan. Sedangkan cakupan kunjungan pelayanan kesehatan bayi sebanyak (87,64%) dari bayi yang ada di Kabupaten Bintan. Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari 2 bulan, 1 kali Profil Kesehatan Tahun

67 Situasi Upaya Kesehatan pada umur 3 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan bayi tersebut antara lain melalui peningkatan cakupan pelayanan di Posyandu dan kelas ibu balita Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Air Susu Ibu ( ASI ) Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam ) bulan tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Program pemberian ASI eksklusif ini mempunyai tantangan yang besar yaitu disamping tradisi dan kebiasaan masyarakat, kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang ASI Eksklusif, juga karena iklan dan penjualan susu formula secara bebas di pasaran. Kondisi tersebut terbukti dengan rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 tahun di Kabupaten Bintan yaitu sebesar 48,75% pada Tahun Untuk meningkatkan cakupan antara lain dilaksanakan upaya-upaya bersama melibatkan lintas program melalui bidan desa, lintas sektor terkait serta memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat. Upaya tersebut antara lain sosialisasi dan penyuluhan ASI eksklusif melalui berbagai kesempatan yang ada baik formal maupun informal. Hampir seluruh puskesmas di Kabupaten Bintan telah mempunyai minimal 1 (satu) orang Konselor menyusui dan seluruh Puskesmas dan Posyandu telah disosialisasikan dan menerima PP No. 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif. Selanjutnya dilaksanakan pembenahan dalam pencatatan dan pelaporan tentang ASI eksklusif dimulai dari posyandu melalui KMS balita dan register penimbangan balita Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Kegiatan imunisasi dasar lengkap merupakan pemberian vaksin kepada bayi umur < 1 tahun yang meliputi Hepatitis B (umur 0-7 hari) sebanyak 1 kali, BCG sebanyak 1 kali, DPT-Hb-Hib sebanyak 3 kali, Polio/OPV sebanyak 4 kali dan Campak sebanyak 1 kali. Pemberian vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu Difteria, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio, Hepatitis B dan meningitis. Sebagai indikator Profil Kesehatan Tahun

68 Situasi Upaya Kesehatan keberhasilan program imunisasi di tingkat desa/kelurahan adalah jika imunisasi dasar lengkap telah mencapai 91% dari jumlah bayi yang ada atau disebut juga dengan Universal Child Imunization (UCI). Di Kabupaten Bintan untuk Tahun 2011, 2013, 2014, 2015 dan 2016 semua desa/kelurahan telah UCI, sedangkan di Tahun 2012 ada 1 desa yaitu desa Mantang Besar yang belum UCI. Desa Mantang Besar pada Tahun 2012 belum mencapai 85% cakupan imunisasi dasar lengkap sehingga desa ini belum UCI, dengan permasalahan adanya kesenjangan data estimasi dengan dara riil sasaran dan ada juga balita yang telah diimunisasi akan tetapi belum tercatat oleh petugas kesehatan. Berdasarkan permasalahan ini pada Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan beserta puskesmas yang ada di Kabupaten Bintan bekerja sama dengan kader-kader posyandu serta bidan desa untuk mencatat semua bayi by name dan by addres yang diimunisasi di wilayah kerjanya masing-masing, serta menggunakan data sasaran riil yang didapatkan dan disejalankan dengan data dari Bidang Kesehatan Keluarga khususnya Seksi Kesehatan Ibu dan Anak. Usaha-usaha yang akan dilakukan kedepannya untuk mempertahankan semua desa/kelurahan tetap UCI sehingga tidak terulang kembali kejadian di Tahun 2012 dimana tahun sebelumnya semua desa/kelurahan telah UCI. Kami sangat menyadari bahwa mempertahankan lebih sulit dari pada mencapai sesuatu dan kami juga tidak mau terlena oleh keberhasilan ini. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa desa/kelurahan UCI adalah desa/kelurahan yang cakupan iminusasi dasar lengkap telah mencapai 91%, untuk meingkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap usaha-usaha yang direncanakan antara lain sweeping, pendataan bayi, sosialisasi pentingnya imunisasi dan PD3I, sosialisasi vaksin baru, menjaga logistic vaksin tetap lancar dan penggunaan vaksin yang efektif dan efisien serta tetap menjalin hubungan kerja sama yang baik antara kader, bidan desa, petugas kesehatan yang melaksanakan imunisasi dan bidang-bidang yang ada di dinas kesehatan Kabupaten Bintan. Profil Kesehatan Tahun

69 Situasi Upaya Kesehatan Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Imunisasi yang diberikan kepada bayi dalam rangka peningkatan imunitas/kekebalan tubuh bayi antara lain HB <7 hari, BCG, DPT-HB-Hib, Polio dan Campak. Secara program semua antigen harus mencapai 90%. Adapun hasil cakupan imunisasi untuk Kabupaten Bintan pada Tahun 2016 dengan sasaran bayi lahir hidup adalah Hb 7 hari sebanyak bayi (98,55%), BCG sebanyak bayi (96,27%), DPT-HB-Hib3 sebanyak bayi (94,32%), Polio sebanyak bayi (94,32%), Campak sebanyak bayi (95,61%) dan Imunisasi Dasar Lengkap sebanyak bayi (95,51%). Secara Kabupaten dan per Kecamatan semua antigen telah mencapai target ( 85%) Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Cakupan pemberian Vitamin A pada Bayi 6-11 bulan pada Tahun 2016 sebanyak bayi atau 96,47%. Pemberian Vitamin A pada Anak Balita (1-4 tahun) sebanyak anak balita atau 96,46%. Untuk cakupan pemberian Vitamin A pada bayi dan anak balita jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan, cakupan pemberian Vitamin A pada bayi dari 94,39% pada Tahun 2015 menjadi 96,47% di Tahun Untuk cakupan pemberian Vitamin A pada anak balita yaitu dari 92,84% di Tahun 2015 menjadi 96,46% di Tahun Cakupan Baduta dan Balita Ditimbang Jumlah anak usia dibawah dua tahun (Baduta) 0-23 bulan yang dilaporkan sebanyak dan yang datang dan ditimbang di posyandu sebanyak (83,89%). Adapun jumlah seluruh Balita yang ditimbang di posyandu yaitu (83,45%) balita dari total jumlah balita yang dilaporkan yaitu balita. Cakupan balita ditimbang rata-rata tingkat Kabupaten Bintan dari Tahun 2014 cenderung meningkat dan mencapai target, hal tersebut didukung dengan kunjungan yang cukup tinggi pada 4 bulan penimbangan yaitu pada bulan Vitamin A (Februari dan Agustus) serta bulan penimbangan balita pada bulan April dan Profil Kesehatan Tahun

70 Situasi Upaya Kesehatan November yang melibatkan stakeholder terkait serta seluruh unsur tokoh masyarakat dan kader dan masyarakat Cakupan Pelayanan Anak Balita Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8x dalam setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x dalam setahun dan pemberian vitamin A 2x dalam setahun. Pada Tahun 2016 di Kabupaten Bintan, anak balita (12-59 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 8 kali sebanyak anak (82,98%) dari anak balita yang ada Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Balita gizi buruk adalah status gizi balita sangat kurus didasarkan (standar antropometri) indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) yang merupakan padanan istilah severely wasted (sangat kurus) dengan nilai ambang batas z score < - 3 SD. Prevalensi balita gizi buruk di Kabupaten Bintan tahun 2016 sebesar 0,21% (25 kasus). Angka ini lebih rendah dibanding angka gizi buruk Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional tahun 2013 (Riskesdas 2013) dimana angka gizi buruk Provinsi Kepulauan Riau 3,2% (PSG 2015) dan angka gizi buruk Nasional 5,3% (Riskesdas 2013), sedangkan target nasional adalah dibawah 1%. Kasus gizi buruk yang ditemukan adalah non klinis dan sebagian besar disebabkan kurangnya asupan gizi Karena faktor pola asuh anak dan kemiskinan serta penyakit infeksi. Seluruh kasus balita gizi buruk yang ditemukan setiap tahunnya dilaksanakan perawatan (100%) sesuai dengan kasus yang ditemukan, baik rawat inap maupun rawat jalan. Pemantauan dan perawatan kasus gizi buruk yang ditemukan Tahun 2016 sebanyak 25 kasus telah sesuai dengan tatalaksana anak gizi buruk oleh Tim Asuhan Gizi Puskesmas, khususnya puskesmas perawatan Profil Kesehatan Tahun

71 Situasi Upaya Kesehatan yang telah dilatih. Balita gizi buruk juga diberikan makanan tambahan pemulihan serta multi vitamin serta pembinaan gizi anak kepada keluarga balita Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Kegiatan penjaringan bertujuan selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah juga untuk memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan intelektualitas peserta didik. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat dan pentingnya penjaringan kesehatan bagi peserta didik terutama tingkat dasar, tim penjaringan kesehatan dapat meningkatkan upaya kegiatan sehingga cakupan penjaringan kesehatan murid kelas 1 SD dan setingkat di Kabupaten Bintan Tahun 2016 mencapai 100% dengan total sasaran sebanyak murid. Persentase SD/MI yang melaksanakan penjaringan/ pemeriksaan kesehatan di tahun 2016 mencapai 100%. Hal ini dikarenakan penjaringan murid baru SD/MI termasuk dalam kegiatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dengan target 100%. Jumlah SD/MI yang menjadi sasaran kegiatan penjaringan murid SD/MI sebanyak 114 sekolah di 15 wilayah kerja Puskesmas, baik sekolah negeri dibawah Kementerian Pendidikan Nasional maupun Kementerian Agama termasuk sekolah satu atap dan seolah yang dikelola oleh swasta. Secara umum terjadinya peningkatan kuantitas pelayanan kesehatan murid SD/MI penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di Kabupaten Bintan Tahun 2016 disebabkan karena meningkatnya kesadaran petugas untuk melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait serta pendayagunaan tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu, Polindes dan peran serta dokter keluarga dalam kegiatan UKS Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat yang dimaksud adalah pemeriksaan secara klinis yang sederhana dan bertujuan untuk Profil Kesehatan Tahun

72 Situasi Upaya Kesehatan mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan prioritas sasaran untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program. Pada Tahun 2016 dari 114 SD/MI yang ada di Kabupaten Bintan tercatat total jumlah peserta didik sebanyak murid dan 94,5% diantaranya telah mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut atau sebanyak murid. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap murid SD/MI tersebut meliputi keadaan rongga mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi dan keadaan gusi. Upaya preventif yang dilakukan harus diiringi dengan upaya promotif serta meningkatkan koordinasi kepada pihak sekolah karena dari murid yang dirujuk/perlu perawatan hanya 15,2% yang mendapatkan perawatan Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Usia harapan hidup penduduk Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, namun demikian, peningkatan UHH tersebut harus didukung dengan penyediaan pelayanan yang memadai sehingga kualitas hidup penduduk, terutama lansia dapat terjamin dan diharapkan dapat terus diberdayakan agar tetap sehat, produktif dan mandiri. Salah satu dampak pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur harapan hidup yang berarti semakin banyak masyarakat yang usia lanjut. Dengan meningkatnya usia lanjut (usila) berarti akan timbul berbagai masalah yang dihadapi dan meningkatknya kebutuhan bagi usila terutama dibidang kesehatan. Tingginya usia harapan hidup menunjukkan semakin baiknya kualitas kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Sejalan dengan tingginya usia harapan hidup juga menyebabkan semakin tinggi pula jumlah populasi penduduk usia lanjut (usila). Keberadaan para usia lanjut diupayakan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, baik di puskesmas maupun di posyandu/kelompok usia lanjut dalam meningkatkan kualitas hidup. Profil Kesehatan Tahun

73 Situasi Upaya Kesehatan Jumlah usila yang ada di Kabupaten Bintan pada Tahun 2016 sebanyak jiwa atau sekitar 6,50% dari jumlah penduduk di Kabupaten Bintan. Kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan kesehatan usila dilakukan di Posyandu maupun di Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan di posyandu seperti penyuluhan kesehatan atau gizi, senam usila, pemeriksaan kesehatan, pembinaan mental dan rekreasi serta kegiatan lainnya. Cakupan pelayanan usila hanya sebesar 72,53% atau jiwa dari jumlah usila yang ada dengan target program sebesar 60%. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kerja sama lintas program seperti dokter, perawat, bidan, tenaga labor dan tenaga apotik dalam melakukan penyuluhan baik di dalam gedung dan di luar gedung Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Yang DiberikanSaranaKesehatan (RS) di Kabupaten Bintan pada tahun 2016 mencapai 100 persen, angka tersebut telah memenuhi target yang di tetapkan pada tahun 2016 sebasar 100 persen. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di seluruh RS yang ada di wilayah Kabupaten Bintan telah mampu memberikan Pelayanan Gawat Darurat level 1, pada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kegawatdaruratan AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada Tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) menjadi jiwa, dimana jiwa dari PBI APBN dan jiwa dari PBI APBD. Sedangkan pada Tahun 2015 hanya jiwa, dimana jiwa dari PBI APBN dan jiwa dari PBI APBD. Hal ini bukan berarti masyarakat miskin di Kabupaten Bintan meningkat tetapi verifikasi dan validasi data kemiskinan sudah lebih baik. Namun hal tersebut belum dapat mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada RPJMD Tahun Profil Kesehatan Tahun

74 Situasi Upaya Kesehatan yang menargetkan jiwa masyarakat miskin menjadi peserta PBI APBD Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya Tahun 2016 sebanyak kunjungan terdiri dari rawat jalan sebanyak kunjungan (107,5%), rawat inap sebanyak 4987 kunjungan (3,4%) dan kunjungan gangguan jiwa sebanyak 380 kunjungan. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk rawat jalan sebesar 15% dan 1,5% untuk rawat inap maka jumlah kunjungan penduduk yang menggunakan Puskesmas dan jaringannya sudah melebihi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Grafik 7. : Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Tahun 2016 Profil Kesehatan Tahun

75 Situasi Upaya Kesehatan Grafik 8. : Jumlah Jenis Penyakit Terbanyak di Kabupaten Bintan, Tahun 2016 Keterangan: Data SIK Dinas Kesehatan Kab. Bintan, Tahun 2016 Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa penyakit terbanyak di Kabupaten Bintan berdasarkan kunjungan di Puskesmas adalah Hipertensi. Hipertensi bisa diketahui dengan mengukur tekanan darah. Hipertensi juga menyebabkan kematian paling banyak. Hipertensi merupakan suatu kondisi medis dimana tekanan darah yang di pompa jantung melebihi batas normal. Penyebab terjadinya hipetensi diantaranya lemak yang berlebih di dalam tubuh akibat tidak menjaga asupan asupan makanan dengan baik. Telah dilakukan upaya untuk menekan jumlah hipertensi dengan upaya promotif serta preventif berupa penyuluhan. Upaya ini dilakukan melalui program kegiatan promosi kesehatan dan penanggulangan penyakit di Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit dan Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Pada Tahun 2016, di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban - Provinsi Kepulauan Riau tercatat pasien keluar mati (Gross Death Rate) sebanyak 50 orang. Dan 22 orang pasien keluar mati 48 jam dirawat (Net Death Rate). Sedangkan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bintan tercatat pasien Profil Kesehatan Tahun

76 Situasi Upaya Kesehatan keluar mati (Gross Death Rate) sebanyak 19 orang. Jumlah pasien keluar mati 48 jam dirawat (Net Death Rate) sebanyak 3 orang. Rumah Sakit Umum Provinsi Kepulauan Riau memiliki 92 tempat tidur dengan jumlah hari perawatan sebanyak hari. Persentase pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate) 22,30%. Sedangkan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bintan memiliki 62 tempat tidur dengan jumlah hari perawatan sebanyak hari. Jumlah pasien keluar hidup dan mati selama Tahun 2016 sebanyak orang. Persentase pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate) 24,57%, lama hari perawat pasien (Length of Stay) 3,0 hari dan rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya (Turn Over Interval) 12,1 hari PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Faktor perilaku merupakan faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu sehubungan dengan upaya mewujudkan visi pembangunan kesehatan Kabupaten Bintan maka faktor perilaku masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kesehatan termasuk salah satu faktor yang paling besar pengaruhnya. Adapun pengertian dari Perilaku Sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar memahami dan mampu melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan di masyarakat. Pada Tahun 2016, jumlah rumah tangga yang ber-phbs sebanyak rumah (62,94%) dari rumah yang dipantau. Profil Kesehatan Tahun

77 Situasi Upaya Kesehatan 4.4. KEADAAN LINGKUNGAN Persentase Rumah Tangga Sehat Berdasarkan hasil capaian rumah sehat Kabupaten Bintan tahun 2016 dari rumah yang ada terdapat rumah yang dibina dinyatakan sehat atau sekitar 80,16%. Kriteria penilaian rumah sehat meliputi ketersediaan sarana sanitasi dasar diantaranya kepemilikan jamban sehat, sumber air bersih/minum, saluran pembuangan air limbah dan tempat sampah serta dilihat dari segi bangunan seperti pencahayaan yang cukup, ventilasi, dan lantai bangunan. Seiring dengan status ekonomi masyarakat yang membaik dan bantuan Program RTLH terealisasi dengan baik setiap tahunnya dan kesadaran masyarakat menggunakan/ menempati rumah yang sehat semakin tinggi Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak Pada Tahun 2016 dari seluruh jenis sarana air bersih yang ada, sumur gali terlindung masih merupakan sumber sarana air bersih yang terbesar di Kabupaten Bintan dengan jumlah pengguna penduduk atau 61,83%. Bertambahnya sarana air bersih ini seiring dengan adanya kegiatan peningkatan kualitas sumur gali setiap tahunnya. Untuk meningkatkan cakupan dan akses sarana air minum masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bintan mendapatkan bantuan yang bersumber dari dana APBN melalui Tugas Pembantuan PAM-STBM Program Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI yaitu berupa kegiatan pembangunan Teknologi Tepat Guna (TTG) Sarana Air Minum Jaringan Perpipaan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Toapaya dan Kecamatan Bintan Timur serta Rehabilitasi Sarana Air Bukan Jaringan Perpipaan (Perbaikan Sumur Gali) sebanyak 100 unit di 10 Desa/Kelurahan. Profil Kesehatan Tahun

78 Situasi Upaya Kesehatan Dengan adanya stimulan sarana air minum baik melalui anggaran APBN dan APBD diharapkan masyarakat yang mampu untuk membangun sarana air minum berupa sumur gali pribadi Persentase Penyelenggara Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan Persentase penyelenggaraan air minum di Kabupaten Bintan yang telah melakukan pemeriksaan sampel air ke laboratorium sebanyak 80 sampel dan yang memenuhi syarat sebanyak 71 sampel (88,75%). Hal tersebut dikarenakan sebagian dari pemilik/pengusaha yang bergerak dibidang air minum telah menyadari akan pentingnya pemeriksaan kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan sesuai Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Oleh karena itu petugas dari Puskesmas bersama Dinas Kesehatan terus melaksanakan upaya pembinaan dan pengawasan rutin kepada pihak penyelenggara air minum sesuai dengan Permenkes 736/Menkes/Per/VI/ Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat Kabupaten Bintan Tahun 2016 sebanyak penduduk atau 87,3%. Sedangkan 12,7% rumah tangga belum menggunakan jamban sehat, hal tersebut dikarenakan sebagian masyarakat Bintan tinggal di daerah pesisir pantai. Tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan jamban sehat semakin tinggi, hal ini sejalan dengan dicanangkannya Program STBM di Kabupaten Bintan tahun 2011 yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan dan telah dilaksanakannya kegiatan pemicuan terhadap kelompok masyarakat/ komunitas oleh petugas dari Dinas Kesehatan beserta petugas sanitasi puskesmas di masing-masing wilayah kerjanya untuk merubah perilaku masyarakat yang masih buang air besar sembarangan menjadi buang air besar di jamban, serta ditunjang dengan adanya komitmen Pemerintah Daerah untuk memberikan bantuan peningkatan kualitas Profil Kesehatan Tahun

79 Profil Kesehatan Tahun 2016 Situasi Upaya Kesehatan jamban bagi masyarakat yang telah berubah perilaku dan bersedia membangun jamban sederhana untuk ditingkatkan menjadi jamban sehat. Tentang tata laksana pengawasan kualitas air minum yang salah, point pentingnya menyebutkan bahwa pemeriksaan kualitas air minum secara bakteriologis minimal dilaksanakan 1 bulan sekali dan pemeriksaan secara lengkap minimal 6 bulan sekali agar kualitas air yang dihasilkan memenuhi persyaratan kesehatan Persentase Desa STBM Pelaksanaan kegiatan STBM di Kabupaten Bintan dimulai sejak Tahun 2011 sampai dengan sekarang. Mengacu pada Permenkes No. 4 Tahun 2014 tentang STBM yang mengutamakan pada point 1 & 2 yaitu Stops BABS dan Cuci Tangan Pakai Sabun, hingga Tahun 2016 Desa STBM sebanyak 18 Desa/Kelurahan dan desa yang sudah SBS sebanyak 18 desa. Permasalahan yang dihadapi dikarenakan sebagian besar masyarakat masih banyak yang tinggal di kebun atau pesisir pantai yang masih menggunakan jamban yang tidak sehat (cemplung), hal ini mempengaruhi perilaku masyarakat dalam BAB (open defication). Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten Bintan untuk merubah perilaku masyarakat yang masih BABS menjadi buang air besar di jamban sehat dengan upaya pemberdayaan masyarakat Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Persentase tempat-tempat umum sehat Kabupaten Bintan tahun 2016 terdapat 192 TTU yang sehat atau sekitar 87,67%. Sebagian besar bangunan/ttu yang ada merupakan milik Pemerintah Daerah yang sudah memiliki sarana sanitasi dasar yang memadai dan memenuhi syarat, seperti: ketersediaan air bersih, jamban sehat dan tempat sampah. Hal ini menunjukkan bahwa target TTU Sehat sesuai RPJMD Kabupaten Bintan sebesar 80% sudah tercapai. Pada tahun 2016 di Kabupaten Bintan terdapat 219 TTU, terdiri dari; 166 unit sarana pendidikan, 17 unit sarana kesehatan dan 36 unit hotel/resort. Pada umumnya permasalahan yang terdapat sarana dan fasilitas umum, yaitu; 61

80 Profil Kesehatan Tahun 2016 Situasi Upaya Kesehatan penyediaan air bersih, Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) dan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL). Alternatif penyelesainya adalah peningkatan sarana dan fasilitas laboratorium kesehatan, seperti; penambahan alat spectrophotometer untuk pemeriksaan kualitas air minum yang lengkap yaitu pemeriksaan fisik, kimia, bakteriologi dan radioaktif serta bangunan khusus untuk laboartorium kesehatan lingkungan Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat, Dibina dan Diuji Petik Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan Kabupaten Bintan tahun 2015 dari 647 atau 81,59%. Bila dilihat dari tahun , persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi persyaratan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan tingkat kesadaran penanggung jawab dan pengelola rumah makan/restoran dan jasa boga semakin meningkat serta pembinaaan secara berkala dilakukan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan melalui pertemuan sosialisasi hygiene dan sanitasi bagi penanggungjawab dan penjamah makanan pada rumah makan/restoran, jasa boga dan depot air minum isi ulang Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Ketersediaan obat perkapita pertahun adalah kemampuan pemerintah daerah untuk menyiapkan obat dan perbekalan kesehatan perorang di pelayanan kesehatan dasar. Menurut Rencana Strategis Kemenkes RI sasaran kegiatan Peningkatan Ketersedian Obat Publik dan Perbekalan Keseghatan adalah tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah. Pencapaian ketersediaan obat perkapita tahun 2016 sebesar Rp bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pencapaian sangat fluktuatif 62

81 Situasi Upaya Kesehatan dimana dari tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi kenaikan sebesar 10,7% (Rp ) tetapi ditahun 2012 terjadi penurunan yang tajam sebesar 40,99% (Rp 7.186) sehingga pada tahun 2012 terjadi kekurangan obat dan perbekalan kesehatan. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan 100,88% dengan pencapaian sebesar Rp perkapita, di tahun 2014 naik sebesar 1,54% dengan pencapaian sebesar Rp perkapita dan di Tahun 2015 naik sebesar 4,59% dengan pencapaian sebesar Rp Anggaran pengadaan obat dan perbekalan kesehatan pada tahun 2016 bersumber dari DAK Bina Farmasi sebesar Rp dan APBD II sebesar Total anggaran kegiatan peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sebesar Rp , memang terlihat besar tetapi penganggaran tersebut tidak hanya dialokasikan untuk ketersediaan (pengadaan) obat dan perbekalan kesehatan tapi juga dialokasikan untuk kegiatan program, pengadaan bahan kimia (reagen laboratorium), pengadaan perbekalan kesehatan gigi, pemeriksaan uji mutu obat dan kelengkapan administrasi pengelolaan kefarmasian yang merupakan pendukung dalam pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan. Profil Kesehatan Tahun

82 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Situasi Sumber Daya Kesehatan 5.1. Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum, Puskesmas dan Jaringannya Tabel 4. : Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Bintan Tahun 2016 No. Rumah Sakit Alamat 1 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bintan Jl. Barek Motor No. 2B Kijang Kota, Kec. Bintan Timur 2 Rumah Sakit Umum Provinsi Kepulauan Riau (Busung) Jl. Indun Suri Simpang Busung No. 1, Kec. Seri Kuala Lobam Sumber : Sub Bagian Penyusunan Program, Tahun 2016 Tabel 5. : Jumlah Puskesmas se-kabupaten Bintan, Tahun 2016 No. Puskesmas/Status Alamat Tahun Dibangun Tahun Direhab Sumber Anggaran 1 Kijang / nonperawatan Jl. Barek Motor DAK (P ) 2 Kelong /perawatan (P ) Jl. Kesehatan Provinsi Kepri 3 Mantang /perawatan (P ) Jl. Lapangan Bola Kabupaten Bintan 4 Toapaya /nonperawatan (P ) Jl. Raya Tg. Uban KM Provinsi Kepri 5 Kawal /perawatan (P ) Jl. Kawal KM Provinsi Kepri 6 Teluk Bintan /nonperawatan Jl. Tok Sadek DAK (P ) 7 Teluk Sebong /nonperawatan (P ) Jl. Duku Sei. Kecil Kabupaten Bintan 8 Sri Bintan /nonperawatan (P ) Jl. Raya Tg. Uban KM Kabupaten Bintan 9 Berakit /non perawatan (P ) Jl. Bathin M. Ali KM Provinsi Kepri 10 Teluk Sasah /nonperawatan (P ) Jl. Lobam Kabupaten Bintan 11 Tanjung Uban / perawatan Jl. Imam Bonjol DHS (P ) 12 Tambelan / perawatan (P ) Jl. Bhakti Husada Kabupaten Bintan 13 Sei. Lekop / nonperawatan (P ) Jl. Nusantara KM Kabupaten Bintan 14 Kuala Sempang /nonperawatan (P ) Jl. Lintas Barat Desa Kl Sempang Kabupaten Bintan 15 Numbing /nonperawatan Sumber : Sub Bagian Penyusunan Program, Tahun 2016 Profil Kesehatan Tahun

83 Profil Kesehatan Tahun 2016 Situasi Sumber Daya Kesehatan Tabel 6. : Jumlah Puskesmas Pembantu se-kabupaten Bintan, Tahun 2016 No. Nama Puskesmas Pembantu Kecamatan Puskesmas Tahun dibangun Sumber Anggaran 1 Batu 20 Sei. Lekop Bintan Timur Sei. Lekop 1980 DAK 2 Wacopek Bintan Timur Sei. Lekop 2007 APBD Kab. 3 Sei. Enam Bintan Timur Kijang 2001 APBD Kab. 4 Numbing Bintan Pesisir Kelong 1985 APBD Kab. 5 Mapur Bintan Pesisir Kelong 1986 APBD Kab. 6 Kelong Bintan Pesisir Kelong 1981 APBD Kab. 7 Mantang Lama Mantang Mantang 2002 APBD Kab. 8 Mantang Besar Mantang Mantang 1990 APBD Kab. 9 Dendun Mantang Mantang 1985 APBD Kab. 10 KM. 18 Mantrus Toapaya Toapaya 1982 APBD Kab. 11 Kangboy Toapaya Toapaya 1984 APBD Kab. 12 Kampung Melayu Gunung Kijang Kawal 2002 APBD Kab. 13 Malang Rapat Gunung Kijang Kawal 1986 APBD Kab. 14 Penaga Teluk Bintan Kuala Sempang 1988 APBD Kab. 15 Penghujan Teluk Bintan Kuala Sempang 1986 APBD Kab. 16 Pangkil Teluk Bintan Teluk Bintan 1986 DAK Kab. 17 Bintan Bekapur Teluk Bintan Sri Bintan 2002 APBD Kab. 18 Bintan Buyu Teluk Bintan Sri Bintan 1988 APBD Kab. 19 Ekang Anculai Teluk Sebong Sri Bintan 1988 APBD Kab. 20 Sebong Pereh Teluk Sebong Teluk Sebong 1992 APBD Kab. 21 Kota Baru Teluk Sebong Teluk Sebong 2011 DAK Kab. 22 Pengudang Teluk Sebong Berakit 1999 APBD Kab. 23 Sekera (Tg Uban Utara) Bintan Utara Tanjung uban 1996 APBD Kab. 24 Kampung Hilir Tambelan Tambelan 1998 APBD Kab. 25 Pl. Mentebung Tambelan Tambelan 1996 APBD Kab. 26 Pl. Pinang Tambelan Tambelan 1997 APBD Kab. Sumber : Sub Bagian Penyusunan Program, Tahun 2016 Tabel 7. : Jumlah Polindes/Poskesdes se-kabupaten Bintan, Tahun 2016 No. Nama Polindes/ Kecamatan Puskesmas Tahun Kondisi Poskesdes dibangun 1 Kampung Baru Sei. Lekop Bintan Timur Sei. Lekop 1998 Baik 2 Wacopek Gn. Lengkuas Bintan Timur Sei. Lekop 2007 Baik 3 Sei. Enam Bintan Timur Kijang 2006 Baik 4 Mapur Bintan Pesisir Kelong 2007 Baik 5 Kelong Bintan Pesisir Kelong 2004 Baik 6 Tenggel Bintan Pesisir Kelong 2008 Baik 7 Air Kelubi Bintan Pesisir Kelong 1998 Baik 8 Numbing Bintan Pesisir Kelong 2004 Baik 9 Mantang Lama Mantang Mantang 2010 Baik 10 Mantang Baru Mantang Mantang 2011 Baik 11 Pulau Sirai Mantang Mantang 2008 Baik 12 Mantang Besar Mantang Mantang 2011 Baik 13 Dendun Mantang Mantang 2011 Baik 14 Selat Limau Mantang Mantang 2011 Baik 15 Tanjung Elong Mantang Mantang 2012 Baik 16 Telang Kecil Mantang Mantang 2010 Baik 17 Cikolek Toapaya Toapaya 2002 Baik 18 Gesek Toapaya Toapaya 2006 Baik 65

84 Situasi Sumber Daya Kesehatan 19 Toapaya Asri Toapaya Toapaya 2010 Baik 20 Lome Toapaya Toapaya 2010 Baik 21 Teluk Bakau Gunung Kijang Kawal 2007 Baik 22 Malang Rapat Gunung Kijang Kawal 2011 Baik 23 Galang Batang Gunung Kijang Kawal 2011 Baik 24 Kampung Banjar Gunung Kijang Kawal 2002 Rusak Ringan 25 Rekoh Kemalai Teluk Bintan Kuala Sempang 2003 Baik 26 Pengujan Teluk Bintan Kuala Sempang 2002 Baik 27 Tanah Merah Teluk Bintan Kuala Sempang 2007 Baik 28 Pelita Baru 29 Pangkil Teluk Bintan Teluk Bintan 2011 Baik 30 Pulau Ladi Ds Tembeling Teluk Bintan Teluk Bintan 2011 Baik 31 Mansur Teluk Bintan Teluk Bintan 2011 Baik 32 Siantan Teluk Bintan Teluk Bintan 33 Balairejo Teluk Bintan Teluk Bintan 34 Bintan Enau Teluk Bintan Sri Bintan 2010 Baik 35 Ekang Anculai Teluk Sebong Sri Bintan 2010 Baik 36 Sri Bintan Teluk Sebong Sri Bintan 2006 Baik 37 Bintan Buyu Teluk Sebong Sri Bintan 2008 Baik 38 Sebong Pereh Teluk Sebong Teluk Sebong 1998 Baik 39 Kota Baru Teluk Sebong Teluk sebong 2009 Baik 40 Pengudang Teluk Sebong Berakit 2006 Rusak Ringan 41 Sialang Teluk Sebong Berakit 2006 Baik 42 Panglong/Berakit Teluk Sebong Berakit 43 Kuala Sempang Sri Kuala Lobam Kuala Sempang 2007 Rusak Ringan 44 Busung Sri Kuala Lobam Kuala Sempang 2007 Rusak Ringan 45 Tanjung Permai Sri Kuala Lobam Teluk Sasah 2007 Rusak Ringan 46 Teluk Sasah Sri Kuala Lobam Teluk Sasah 47 Teluk Lobam Sri Kuala Lobam Teluk Sasah 48 Lancang Kuning Bintan Utara Tanjung Uban 2007 Baik 49 Tanjung Uban Utara Bintan Utara Tanjung Uban 2007 Baik 50 Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Tanjung Uban 2010 Baik 51 Tanjung Uban Timur Bintan Utara Tanjung Uban 2010 Baik 52 Kampung Hilir Tambelan Tambelan 1998 Baik 53 Kampung Melayu Tambelan Tambelan 2011 Baik 54 Pulau Mentebung Tambelan Tambelan 2000 Baik 55 Batu Lepuk Tambelan Tambelan 2007 Baik 56 Pulau Pinang Tambelan Tambelan 2006 Rusak Ringan 57 Kukup Tambelan Tambelan 2010 Baik 58 Desa Pengikik Tambelan Tambelan 2011 Baik Sumber : Sub Bagian Penyusunan Program, Tahun Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan / Pengelola Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan antara lain Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 1 unit, Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan sebanyak 1 unit, sarana pelayanan kesehatan milik swasta sebanyak 51 unit, TNI/Polri 4 unit, Profil Kesehatan Tahun

85 Situasi Sumber Daya Kesehatan BUMN 2 unit dan sarana produksi dan distribusi kefarmasian milik swasta sebanyak 53 unit Persentase RS dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level I Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Yang Diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kabupaten Bintan pada Tahun 2016 mencapai 100%, angka tersebut telah memenuhi target yang di tetapkan pada Tahun 2016 sebesar 100%. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di seluruh RS yang ada di wilayah Kabupaten Bintan telah mampu memberikan Pelayanan Gawat Darurat level 1, pada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kegawatdaruratan. Upaya yang harus dilakukan adalah mempertahankan capaian yang telah diraih agar target di Tahun 2016 terpenuhi Posyandu Menurut Strata Posyandu merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan bersumber masyarakat. Di Kabupaten Bintan pada Tahun 2016 terdapat 162 posyandu. Dari 162 posyandu yang sudah termasuk dalam klasifikasi Purnama sebanyak 146 posyandu atau 90,12%, sedangkan yang mencapai klasifikasi Mandiri Tahun 2016 sebanyak 16 posyandu atau 9,88%. Jumlah Posyandu ideal menurut Departemen Kesehatan yaitu 1 Posyandu untuk seratus balita (1:100), jadi jika dibandingkan dengan jumlah anak balita yang ada pada Tahun 2016, maka kebutuhan Posyandu di Kabupaten Bintan sudah mencukupi, dimana rasio Posyandu per 100 balita yaitu 2. Profil Kesehatan Tahun

86 Situasi Sumber Daya Kesehatan Grafik 9. : Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Tahun Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Kegiatan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Bintan bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa/kelurahan. Pelayanannya meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (perawat/bidan) dibantu kader desa siaga. Pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui pengembangan UKBM dengan melakukan workshop bagi seluruh kader desa/kelurahan siaga di Kabupaten Bintan. Pengembangan desa siaga di Kabupaten Bintan telah dimulai sejak Tahun Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2016 telah terbentuk Desa/Kelurahan Siaga Aktif sebanyak 51 Desa/Kelurahan. Pada Tahun 2016 Kabupaten Bintan telah memiliki 100% Desa/Kelurahan Siaga Aktif, dimana Desa Siaga Madya sebanyak 7 Desa/Kelurahan, Desa Siaga Purnama sebanyak 17 Desa/Kelurahan dan Desa Siaga Mandiri sebanyak 27 Desa/Kelurahan. Artinya persentase capaian desa siaga berdasarkan kriteria pentahapan Desa/Kelurahan siaga aktif telah mencapai 100%, mengingat semua Profil Kesehatan Tahun

87 Situasi Sumber Daya Kesehatan Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Bintan telah memenuhi salah satu diantara 8 (delapan) indikator Desa siaga seperti forum musyawarah Desa, Poskesdes/Polindes/sarana pelayanan kesehatan dasar, bidan/tenaga kesehatan yang bertugas di Poskesdes/Polindes, dukungan dana untuk kegiatan kesehatan, peran serta masyarakat dan organisasi masyarakat, peraturan Kepala Daerah/Lurah/Kepala Desa serta adanya UKBM yang dibutuhkan masyarakat. Namun untuk capaian desa/kelurahan siaga mandiri belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (52,9%), yang seharusnya capaian pada Tahun 2016 adalah 80%. Hal ini disebabkan karena ada beberapa indikator yang belum terpenuhi. Oleh karena itu perlu upaya yang lebih intensif, komperhensif dan berkesinambungan dengan melibatkan lintas sektor/program terkait dan seluruh kelompok potensial yang ada di masyarakat (agent of change) Tenaga Kesehatan Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Dalam rangka meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan diperlukan tenaga dokter yang cukup. Gambaran mengenai jumlah tenaga dokter dapat dilihat dari indikator jumlah dokter per penduduk. Jumlah tenaga dokter Tahun 2016 sebanyak 103 orang terdiri dari 64 orang dokter umum, 23 orang dokter gigi, 14 orang dokter spesialis dan 2 orang dokter spesialis gigi di Rumah Sakit untuk melayani penduduk. Rasio dokter umum terhadap penduduk di Kabupaten Bintan 1:2.270 jiwa, sedangkan standar Indonesia Sehat rasio dokter terhadap penduduk 1:2.500 jiwa. Kondisi ini menggambarkan bahwa di Kabupaten Bintan Kebutuhan untuk tenaga dokter umum sudah mencukupi. Begitu juga dengan rasio dokter gigi terhadap penduduk adalah 1:6.317 jiwa. Sedangkan standar Indonesia Sehat untuk rasio dokter gigi terhadap penduduk 1:9.000, kondisi ini menggambarkan bahwa di Kabupaten Bintan kebutuhan dokter gigi sudah mencukupi. Untuk rasio dokter spesialis terhadap penduduk 1: jiwa, sedangkan standar Indonesia Sehat rasio dokter spesialis terhadap Profil Kesehatan Tahun

88 Profil Kesehatan Tahun 2016 Situasi Sumber Daya Kesehatan penduduk yaitu 1:16.600, maka kondisi ini menggambarkan bahwa kebutuhan tenaga dokter spesialis di Kabupaten Bintan juga sudah mencukupi. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan tenaga dokter umum di Puskesmas adalah rasio dokter Puskesmas per Puskesmas. Rasio dokter umum per Puskesmas di Kabupaten Bintan Tahun 2016 adalah rata-rata 2,9. Dapat diartikan bahwa di Kabupaten Bintan pada Tahun 2016 setiap Puskesmas memiliki tenaga dokter rata-rata 2 orang. Sedangkan rasio dokter gigi per Puskesmas Tahun 2016 sebesar 1,1 atau rata-rata Puskesmas di Kabupaten Bintan memiliki 1 orang dokter gigi Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Pada Tahun 2016 Kabupaten Bintan telah memiliki 197 orang bidan yang penempatannya tersebar di setiap pelayanan kesehatan yang ada di setiap kecamatan. Standar Indonesia Sehat untuk tenaga bidan adalah 1: Rasio bidan terhadap penduduk di Kabupaten Bintan pada Tahun 2016 sebesar 1:737 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Bintan tenaga bidan sudah mencukupi. Dalam rangka peningkatan upaya perawatan kesehatan masyarakat, tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang sangat penting, karena pada umumnya tenaga perawat memberikan pelayanan langsung baik kuratif maupun preventif. Jumlah perawat per penduduk menurut Kecamatan dapat menggambarkan tentang penyebaran perawat diseluruh Kabupaten. Di Kabupaten Bintan Tahun 2016 jumlah perawat sebanyak 299 orang artinya 1 orang perawat melayani 485 penduduk. Standar Indonesia untuk tenaga perawat yaitu 1:855, ini berarti di jumlah tenaga perawat di Kabupaten Bintan sudah terpenuhi Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan Pada Tahun 2016, jumlah apoteker dan sarjana farmasi sebanyak 2 orang di Puskesmas dan 9 orang di Rumah Sakit. Dan jumlah D3 Farmasi dan Assisten Apoteker sebanyak 19 orang, terdiri dari 13 orang tenaga Puskesmas dan 6 orang di Rumah Sakit. Rasio terhadap penduduk 1:4.842 jiwa. 70

89 Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan Situasi Sumber Daya Kesehatan Pada Tahun 2016, jumlah ahli gizi sebanyak 14 orang, tersebar di Puskesmas sebanyak 8 orang dan Rumah Sakit 6 orang. Rasio ahli gizi terhadap penduduk 1: jiwa Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitarian di Sarana Kesehatan Pada Tahun 2016, jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 39 orang yang terdiri dari Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1 dan S2) dan tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 20 orang Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan Pada Tahun 2016, jumlah tenaga teknisi medis sebanyak 42 orang yang terdiri dari 7 orang radiographer, 2 orang teknisi elektromedis, 21 orang analis kesehatan, 1 orang refraksionis optisien dan 9 orang rekam medis dan informasi kesehatan Pembiayaan Kesehatan Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten Anggaran kesehatan Tahun 2016 sebesar Rp ,- atau Rp ,- perkapita. Anggaran tersebut adalah anggaran kesehatan yang dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan yang bersumber dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri sebesar Rp ,- dan anggaran kesehatan dari APBD Kabupaten sebesar Rp ,-, yang terdiri dari Rp ,- untuk belanja langsung dan Rp ,- untuk belanja tidak langsung, atau sama dengan 8,92% dari Rp ,- APBD Kabupaten Bintan. Pembiayaan kesehatan diutamakan untuk pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM), ketersediaan obat dan operasional Puskesmas dan jaringannya. Sebagai gambaran anggaran kesehatan Kabupaten Bintan yaitu dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD Kabupaten dapat dilihat pada grafik 13. Profil Kesehatan Tahun

90 Situasi Sumber Daya Kesehatan Grafik 10. : Pembiayaan Kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 (dalam milyar rupiah) Sumber : Sub Bagian Penyusunan Program, Tahun Anggaran Kesehatan per Kapita Berdasarkan pagu dana anggaran kesehatan pemerintah, maka dapat dihitung alokasi anggaran kesehatan pemerintah perkapita pertahun di Kabupaten Bintan, dengan rumus jumlah alokasi anggaran kesehatan pemerintah dalam 1 tahun dibagi jumlah penduduk pada tahun yang sama, sebagai berikut : Tahun 2014 = Rp ,- = Rp , jiwa Tahun 2015 = Rp ,- = Rp , jiwa Tahun 2016 = Rp ,- = Rp , jiwa Profil Kesehatan Tahun

91 Situasi Sumber Daya Kesehatan Grafik 11. : Persentase Anggaran Kesehatan Menurut APBD Kabupaten Bintan Tahun 2014 s/d Tahun 2016 Sumber : Sub Bagian Penyusunan Program, Tahun 2016 Profil Kesehatan Tahun

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BINTAN LAPORAN RANCANGAN AKHIR RKPD TAHUN ANGGARAN 2016 PER ORGANISASI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BINTAN LAPORAN RANCANGAN AKHIR RKPD TAHUN ANGGARAN 2016 PER ORGANISASI NAMA SKPD : 1.02.01. Dinas Kesehatan KODE PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN LAPORAN RANCANGAN AKHIR RKPD TAHUN ANGGARAN 2016 PER ORGANISASI RKPD 2.2 1.02.01.000 Dinas Kesehatan 1. Urusan Wajib 1. 02. Kesehatan

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN Jl. Raya Tanjungpinang Tanjung Uban KM. 42 Bandar Seri Bentan Telp. 0771-8080038 Fax. 0771-8080039 Website: www.dinkes.bintankab.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BINTAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 Jumlah Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) Per Puskesmas di Kabupaten Bintan Tahun 2011 KABUPATEN Tanjung Uban 43 152 Kijang 42 Teluk Sasah 14 Teluk Sebong 10 Kawal

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BINTAN

PERATURAN BUPATI BINTAN - 1 - SALINAN BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON II POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON III ESELON IV VISI MISI SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS NAMA PROGRAM SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SASARAN

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Pemerintah Kabupaten Pacitan DINAS KESEHATAN Jl. Letjend Soeprapto No. 42 Pacitan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Kota Pekalongan

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Kota Pekalongan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah RKA-SKPD 2.2 SEMUA Tahun Anggaran 2017 Urusan Pemerintahan : 1. Organisasi : 1..20 DINAS Rekapitulasi Anggaran Langsung Berdasarkan dan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Sasaran Strategis sebagai diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) 222061 SUKABUMI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 440/ 053 /DINKES/2016 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI. No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI. No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya kesehatan masyarakat 1. Persentase tersedianya

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Kabupaten Bintan sebelumnya merupakan kabupaten Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Riau telah dikenal beberapa

Lebih terperinci

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan. Sumber Dana

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan. Sumber Dana DOKUMEN PELAKSANAAN DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi : 1.02. - KESEHATAN : 1.02.01. - Dinas Kesehatan PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA Tahun Anggaran

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI DINAS KESEHATAN JLN. JEND. AHMAD YANI NO. 2D TELP. (0461) 211906 LUWUK SULAWESI TENGAH KEPUTUSAN KEPALA DINAS

Lebih terperinci