BAB III DATA PERANCANGAN
|
|
- Iwan Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III DATA PERANCANGAN 3.1 Pencarian Masalah Masalah yang ingin di angkat oleh penulis adalah masalah yang banyak di alami, banyak korban, dan minim pemecahan masalah, penulis melakukan berapa riset pada awalnya penulis mengambil tema Seks bebas, namun setelah di lakukan beberapa riset hal tersebut terlalu luas dan penulis tidak dapat banyak bermain unsure grafis karena lembaga sensor di Indonesia tidak mengizinkan konten berbau pornografi dalam media publikasi dan penyampaian, maka dari itu penulis melakukan beberapa riset lagi dan dapat di simpulkan bahwa pacaran adalah hal yang biasa namun tidak sedikit yang mengalamu kegalauan dalam pacarannya, pengaruh buruk dari pacaran dapat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan hal tersebut dapat berupa penyakit mental, penyakit mental dapar berpengaruh lebih buruk daripada pengaruh fisik, karena itu penulis melakukan riset ke beberapa instansi tentang psikologi orang yang sedang galau, orang yang sedang galau sangat mudah untuk di pengaruhi dan sangat tergantung dengan satu orang di mana orang tersebut pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya, mempunyai seorang pasangan tidak semudah kalau sudah tidak sayang lebih baik meninggalkannya, hal tersebut dapat lebih buruk karena jika pasangan sudah menjadi bagian dalam hidup dan ada di kehidupan sehari-hari, dan ketika orang tersebut telah hilang maka salah satu dari pasangan tersebut akan merasa sangat kehilangan, cerita tersebut di dapatkan dari salah satu cerita narasumber dimana sebagai korban Kekerasan Dalam Pacaran yang namanya tidak ingin di publikasikan ini. 3.2 Riset Kekerasan Dalam Pacaran Kekerasan Dalam Pacaran atau di sebut dating Violence adalah salah satu perbuatan yang tidak menyenangkan pasangan, Kekerasan Dalam Pacaran dapat berupa kekerasan fisik, mental, materi dan seksual, di 14
2 Indonesia sendiri ke empat poin tersebut banyak terjadi dan kebanyakan mereka tidak mengetahui bahwa mereka sedang ada di dalam fase tersebut tidak mengetahui dan membiarkan saja terjadi, hal tersebut akan lebih buruk apabila salah satu pasangan tersebut sedang di landa jatuh cinta yang besar atau berlebihan, dari hal tersebutlah orang tersebut tidak sadar atau tidak bisa berfikir secara logis dan menyebabkannya menjadi korban Kekerasan Dalam Pacaran, menurut LBH Apik tingkat Kekerasan Dalam Pacaran dari tahun mengalami penurunan, namun di tahun 2013 angkat tersebut melonjak tajam mencapai 991 korban, dan kebanyakan dari korban Kekerasan Dalam Pacaran adalah korban yang menganggap hal tersebut adalah biasa dan memiliki sifat yang tertutup karena tidak ingin orang lain mengetahui tentang masalahnya. Kekerasan Dalam Pacaran sangat berpengaruh terhadap mental karena perasaan yang sangat sensitif dalam sebuah pasangan adalah hati, walaupun di sakiti secara fisik, materi dan lainnya semua hal terseut sangat berpengaruh ke mental, karena itu penulis ingin membantu menyelesaikan masalah Kekerasan Dalam Pacaran tersebut secara praktis, yaitu semua orang dapat melihat secara personal, semua orang merasa terhibur dan semua orang mendapatkan pemecahan masalah yang di hadapinya, permainan psikologis sangat berperan dalam pembuatan alur dalam mencari penyelesaian Kekerasan Dalam Pacaran tersebut. 3.3 Rincian Data Perancangan Komunikasi Visual Komunikasi ini menggunakan mata sebagai alat penglihatan. Komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, dimana unsur dasar bahasa visual yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan. Metodologi dalam desain komunikasi visual merupakan sebuah proses kreatif. Berikut istilah-istilah yang berhubungan dengan visual : 15
3 a. Visual Language, yakni ilmu yang mempelajari bahasa visual. Visualisasi, yakni kegiatan menterjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk visual. b. Visualiser, yaitu orang yang pekerjaannya menangani masalah visual atau mewujudkan suatu ide ke dalam bentuk visual dalam sebuah proyek desain. c. Visual Effect membuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi suatu keadaan atau kejadian yang sulit dilakukan manusia. d. Visual Information adalah informasi melalui penglihatan, misalnya lambaian tangan, senyuman, baju baru, mobil baru, dan lain-lain. e. Visual Litteracy, yaitu kumpulan atau daftar visual. 3 Desain komunikasi visual sangat akrab dengan kehidupan manusia. Sebab, merupakan representasikan social budaya masyarakat, dan salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud produk dari nilai-nilai dihayati, bukan kebudayaan dalam arti sekumpulan sisa bentuk, warna, dan gerak masa lalu yang kini dikagumi sebagai benda asing yang terlepas dari diri manusia yang mengamatinya. Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan dan kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan layout. Semua itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan/atau audio visual kepada target sasaran Peranan Komunikasi Visual Pekerjaan seseorang komunikasi visual adalah menggunakan kata (huruf) dan gambar serta elemen elemen visual lain yang berkomunikasi.seni mereka merupakan ekspresi verbal visual.seorang desain komunikasi visual menjembatani antara klien dengan sebuah pesan yang dikirim ke target sasaran secara visual.seorang desain. 3 Adi Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Hal 10 4 Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra. Cetakan hal
4 komunikasi visual atas nama klien memberikan informasi, membujuk, meningkatkan atau menjual Hasil Riset Hasil Riset Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK Jakarta Rifka Annisa, Women s Crisis Center Yogyakarta Selain kekerasan terhadap istri, kekerasan di masa pacaran tampil menonjol dibandingkan bentuk atau fenomena kekerasan lain. Selain yang telah digolongkan dalam kekerasan di masa pacaran, ada pula kasus pemerkosaan yang di lakukan oleh pacar, atau orang-orang yagn telah di kenal sang korban, kita juga menemukan kategori kehamilan tidak dikehendaki yang di antaranya banyak terjadi dalam masa pacaran, sebagian lain kekerasan (tidak selalu fisik) yang di lakukan pasangan. Dapat di simpulkan bahwa oerempuan rentan terhadap tindak kekerasan yang di lakukan justru oleh orang-orang dekat, orang-orang yang di percaya, dan di yakini masyarakat melindungi, mencintai serta mengayominya. Kasus Kekerasan Yang Di tangani Rifka Annisa Jenis Kasus Jumlah % Kekerasan Terhadap Isti Kekerasan Dalam Pacaran Perkosaan Pelecehan Seksual 76 4 Kehamilan tidak di kehendaki 32 2 Kekerasan dalam keluarga (bentuk lain) 36 2 Kekerasan Terhadap Anak 4 0 Tabel 2: Tabel Grafik kekerasan Sumber : LBH APIK menurut catatan pendampingan LBH APIK Jakarta, terungkap bahwa kekerasan terhadap perempuan lebih banyak di lakukan oleh orang-orang 5 Arif, Rustam. Teori Seni Rupa dan Desain. Jakarta: Djambatan,
5 yang dekat dengan korban. Hanya sedikit persentase pelaku yang merupakan orang asing atau tidak dikenal korban. Kekerasan Fisik Dan Psikologi Dalam Hubungan Pacaran Kekerasan fisik dan psikologi dalam hubungan pacaran cukup sering terjadi, namun korban biasanya menutup-nutupi faktanya dan selalu berbohong jika publik mengetahui bahwa telah terjadi kekerasan dalam pacaran yang terlihat dari luka pada si korban, korban biasa menceritakan hal tersebut terhadap orang yang benarbenar dekat dengannya, anggota keluarga maupun teman dekat, dan hal tersebut membuat psikologis korban menjadi tertutup dan tingat sosial dari si korban semakin menurun, korban cenderung lebih merasa lebih diam, sulit berkomunikasi, malu dan minder. Kekerasan Seksual Dalam Hubungan Pacaran Kekerasan seksual merupakan kekerasan yang sangat berdampak traumatik, dan dapat merubah hidup individunya, hal tersebut dapat membuat korban sulit untuk keluar dari hidupnya dan memudahkan pelaku untuk melakukan hal tersebut lagi dan lagi, kerentanan korban juga dapat berdampak mudahnya korban untuk terjerat dalam bentuk-bentuk kekerasan yang lain Kendala Dalam Intervensi Salah satu hal yang menyulitkan perempuan keluar dari hubungan yang di warnai kekerasan adalah telah tertanamnya kuatnya nilai-nilai yang merendahkan dan diskriminatif terhadap perempuan, akibatnya korban perempuan sering merasa mengembangkan kepercayaan dan konsep diri yang sangat rendah. Korban perempuan sering merasa kekerasan yang terjadi adalah wajar karena dia merasa bukan wanita baik-baik, karena ia kotor karena dia berdosa dan lainnya. Kesulitan Penanganan 18
6 Kesulitan dalam menanggunalngi kekerasan dalam pacaran ada dua faktor yaitu internal dan external, faktor internal adalah korban tertutup dengan kasusnya tersebut, korban cenderung merasa bahwa hal tersebut adalah hal yang jarang terjadi pada pasangannya, hal yang menurutnya bisa di toleransi, selain itu, korban cenderung malu apabila banyak orang mengetahui bahwa dalam hubungannya terjadi kekerasan karena hal tersebut dapat membuat korban sendiri merasa minder jika ada obrolan mengenai kekerasan dan pacaran, faktor external yaitu hukum dan lingkungan, kadang korban merasa lingkungannya yang banyak terjadi kekerasan, baik itu memang di sengaja maupun tidak di sengaja membuat korban mewajarkan hal tersebut, walaupun korban sebetulnya mengetahui bahwa hal tersebut tidak baik bagi hubungannya, selain itu lemahnya faktor hukum juga membuat korban kekerasan dalam pacaran merasa tidak mendapatkan dukungan yang kuat, walaupun ada beberapa korban yang mengalami kekerasan dalam pacaran yang di usut sampai tuntas oleh hukum namun hal tersebut hanya sebagian kecil dari banyaknya korban kekerasan dalam pacaran yang jumlahnya semakin tinggi setiap tahunnya. Jenis Kekerasan Dalam Pacaran (catahu LBH APIK 2013) Kekerasan Seksual Pemanfaatan Ekonomi Ingkar janji Fisik Psikis 48 kasus 1 kasus 1 kasus 3 kasus 6 kasus Profil Mitra Pelaku (catahu LBH APIK 2013) Usia Usia Korban Jumlah Persentase 0-18 Tahun % Tahun 24 7% 50 Tahun keatas 9 3% 19
7 Pendidikan Pendidikan Korban Jumlah Persentase SD 10 3% SLTP 24 7% SMU % Universitas % Tidak sekolah 6 2% Tanpa keterangan 6 2% Pekerjaan Pekerjaan Korban Jumlah Persentase Ibu Rumah Tangga % PNS % Karyawan % Wirasuasta % Pelajar 4 1.2% PRT 4 1.2% Akademisi 6 1.8% Guru 8 2.5% Notaris 1 0.3% Mahasiswa 9 2.8% Wilayah Wilayah Korban Jumlah Persentase Jakarta Utara 10 3 Jakarta Pusat 7 2 Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Barat Bekasi Depok 27 8 Tangerang 25 8 Bogor 30 9 Luar jabodetabek Pelaku Usia Pelaku Jumlah Persentase <18 Tahun 4 1% 20
8 19-50 Tahun % >50 Tahun 46 14% Tanpa Keterangan 64 20% Relasi Dengan Pelaku Hubungan/relasi Jumlah Persentase Suami % Pacar % Majikan % Teman % Atasan % Mantan Suami % Saudara % Petugas % Dosen % Guru % Guru (agama) % Pejabat RT % Satpol PP % Satpam % Tidak Diketahui % Tabel 3: Gafik profil pelaku Sumber : LBH APIL Hasil riset yang di lakukan penulis menghasilkan pemecaran dalam beberapa kata kunci yaitu, menghibur, humor, memiliki penyelesaian masalah, dari hasil tersebut hanya tinggal memilih media untuk penyampaiannya dan media audio visual lah yang di gunakan penulis dalam sosialisasi ini, film sketsa dengan durasi yang singkat membuat pesan yang di sampaikan cepat dan tidak ber tele-tele, video akan di publikasikan dalam sebuah channel Youtube bernama Doctornjoh TV. Film yang di buat bergenre humor dengan durasi 3-6 menit Hasil Riset KOMNAS HAM Jumlah kekerasan terhadap perempuan dari tahun (catahu komnas perempuan 2013) 21
9 Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Tabel 5: Tabel kekerasan Sumber : KOMNAS HAM Jumlah jenis pengaduan ke Komnas Perempuan sepanjang tahun 2013 (catahu komnas perempuan 2013) Kekerasan Terhadap Istri Kekerasan Dalam Pacaran Kekerasan Terhadap Anak Perempuan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kekerasan Mantan Suami Kekerasan Mantan Pacar Kekerasan terhadap Pekerja Rumah Tangga 762 orang 157 orang 60 orang 56 orang 74 orang 17 orang 4 orang 3.5 Pengertian film Film (pengucapan bahasa Indonesia: [Filêm]) adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan untuk 'gambar bergerak'). Film, 22
10 secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Film mempunyai banyak jenis genre, seperti Horor, Action, Drama, Thriller, Komedi, Animasi, Fantasi, Romansa. 3.6 Doctornjoh TV Doctornjoh Tv adalah sebuat saluran youtube yang berisikan audio visual yang mengangkat tema Kekerasan Dalam Pacaran, film sketsa yang di produksi oleh penulis akan di publikasikan lewat saluran youtube ini, kemudian akan di publikasikan lagi lewat doctornjoh.com, doctornjoh tv memproduksi film dengan genre humor, dengan alur cerita yang awalnya galau, kemudian di buat lebih galau dan akhirnya di berikan pemecahan masalahnya, namun film bergenre humor ini tidak akan membuat korban Kekerasan Dalam Pacaran merasa trauma karena tujuan dari film ini adalah menghibur dan menghilangkan rasa galau dari penonton, pemecahan masalah diberikan di akhir film lewat quote dari doctornjoh yang diharapkan dapat memotivasi penonton. 23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap Manusia pasti mengalami pertumbuhan. Dan setiap melewati setiap proses pertumbuhan itu setiap orang akan mengalami yang dinamakan perubahan. Masa kecil, masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering menjadi bahan perbincangan setiap orang. Perempuan sering kali menjadi korban diskriminasi, pelecehan,
Lebih terperinci1 Doni Yudono,Kriteria Sebuah Web Site yang Baik,PT Cahyogya,Djogjakarta,2004,hal.4
III LANDASAN PERANCANGAN Rincian Data Perancangan 1. Website Kriteria website yang baik adalahusabilitymenurut Jacob Nieleseb,Usability melibatkan pertanyaan dapatkah user menemukan cara untuk menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai pemberitaan publik, baik dalam media cetak, media elektronik dan media online, dimana
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Berita mengenai kekerasan, terutama kekerasan terhadap perempuan (KtP) seakan sudah menjadi bagian sehari-hari yang dapat diketahui melalui media massa. Laporan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpacaran Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) atau Dating Violence. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Reproduksi adalah termasuk salah satu dari sekian banyak problem remaja yang perlu mendapat perhatian bagi semua kalangan, baik orang tua, guru, dan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, dalam bimbingan orang dewasa. Anak adalah mereka yang berusia di bawah 17 tahun (dikutip dari www.kompas.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Film saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan masyarakat, bahkan telah mendunia. Di Industri Film Lokal, berbagai jenis film sudah merebak, mulai dari genre
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi. Tindak kekerasan (violence)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak baik dalam perkembangan moral, fisik, kognitif, bahasa,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Meskipun telah ditetapkannya UU Republik Indonesia No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Namun kasus KDRT masih saja meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film masa kini yang penuh dengan efek, dan sangat
Lebih terperinci2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi seni adalah sebagai media komunikasi, dimana dalam setiap unsur seni memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada penikmatnya, baik tersirat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan yang akan di laluinya, dan salah satu adalah periode masa remaja. Masa remaja ini di sebut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini, antara lain : 1. Penyebab kekerasan yang dialami pada masa
Lebih terperinciAbstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT
JUDUL : Memahami Pengalaman Komunikasi Konselor dan Perempuan Korban KDRT Pada Proses Pendampingan di PPT Seruni Kota Semarang NAMA : Sefti Diona Sari NIM : 14030110151026 Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah Pembuatan film
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah Pembuatan film animasi 3D dengan background Matte Painting tentang anak pecandu video game. Hal ini dilatar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.1.1. Era Kebebasan Berpikir Tingkah laku dan perbuatan remaja zaman sekarang dipengaruhi oleh tayangan televisi, film, radio dan internet. Tren berpakaian, gaya
Lebih terperinci: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI
Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tegas dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini telah dinyatakan dengan tegas dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 bahwa Negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada tahun 2016 membuat keprihatinan bagi seluruh masyarakat Bekasi. Catatan pada Badan Pemberdayaan
Lebih terperinciKEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Kekerasan dalam rumah tangga telah menjadi wacana tersendiri dalam keseharian. Perempuan dan juga anak sebagai korban utama dalam kekerasan dalam rumah tangga, mutlak memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus kekerasan terhadap anak semakin marak di Indonesia, bahkan kekerasan terhadap anak semakin menjadi trend dan semakin meningkat. Tingkat kekerasan terhadap anak
Lebih terperinciData dari Polrestabes Kota Semarang
LAMPIRAN 43 Data korban yang didampingi dan melakukan pengaduan akibat perkenalan lewat dunia maya dari tahun 2012-2013 (Data didapat dari BP3AKB) Tahun 2012 1 korban dewasa Korban Deewasa : (24 tahun)
Lebih terperinciPENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Diana Mutiah (2010) usia 0-5 tahun sering disebut sebagai usia emas (The Golden Age) dimana fisik dan otak anak sedang berada di masa pertumbuhan terbaiknya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Obsesi Obsesi sendiri adalah dorongan yang tidak tertahankan atau memaksa dan tidak masuk akal untuk melakukan sesuatu (Frankl, 1968: 470). Pada dasarnya obsesi adalah keinginan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam kerja praktik ini, penulis berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan dalam pembuatan konsep film animasi dengan
Lebih terperinciPEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari
PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Pendahuluan Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid
2.1 Definisi Film BAB II LANDASAN TEORI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peneliti mengusung perancangan buku cerita bergambar kepada anak yang bertujuan sebagai bahan alternatif edukasi anak untuk antisipasi bila menemui tindak kekerasan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan seksual merupakan suatu ancaman yang sangat mengerikan saat ini terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Budaya memberikan identitas khusus yang membedakan antara suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Budaya menjadi hal yang penting dalam masyarakat, terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan adalah persoalan pelanggaran kondisi kemanusiaan yang tidak pernah tidak menarik untuk dikaji. Menurut Mansour Fakih (2004:17) kekerasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapatkan perhatian dan jangkauan hukum. Tindak kekerasan di dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii ABSTRAKSI... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah. 1 1.2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis dengan rasa cinta dan kasih sayang antar keluarga, namun tidak setiap keluarga dapat menjalani
Lebih terperinciQuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran?
QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran? Dear Nona, masihkah Nona ragu tentang kekerasan dalam pacaran yang mungkin tengah Nona alami? Jika iya, Nona bisa mengisi kolom di bawah ini untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
SALINAN BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai 47.000 ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). Dengan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suka maupun duka pasti di alami oleh manusia yang mau bekerja keras.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebahagiaan merupakan hal yang sangat di impikan oleh seluruh keluarga di dunia ini. Dalam pencapaiannya, dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar baik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI DESA KEPARAKAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI DESA KEPARAKAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Film pada dasarnya digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Dalam keberagaman nilai-nilai yang ada film mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. desain poster seperti prinsip keseimbangan (balance), alur baca (movement),
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, iptek dan sosial budaya yang ada, kebutuhan siswa dalam materi pelajaran harus mampu berperan serta dalam setiap
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara dengan jumlah kemiskinan yang tinggi. Pola pikir masyarakat miskin yang menganggap sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan. Wacana tentang perempuan ataupun feminis berkembang diseluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Perempuan mempunyai peran penting pada
Lebih terperinciPERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEKS HAK ASASI MANUSIA
Training HAM Lanjutan Bagi Tenaga Pendidik Akpol Perlindungan Terhadap Kelompok Rentan (Vulnerable Groups) Hotel Horison Semarang, 15-17 Januari 2014 MAKALAH PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN PEREMPUAN
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai agar data yang dikirim oleh pengirim bisa sampai ke penerima. Media yang dipakai bisa melalui
Lebih terperinciMARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!
MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA! 4 dari 5 laki-laki seluruh dunia pada satu masa di dalam hidupnya akan menjadi seorang ayah. Program MenCare+ Indonesia adalah bagian dari kampanye global
Lebih terperinci2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kekerasan dalam rumah tangga menjadi sebuah fenomena sosial yang memprihatinkan di tengah masyarakat. Abrahams (2007), mengungkapkan bahwa kekerasan dalam
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI. cerita dan konsep yang dipadukan dengan elemen audio visual dan
BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI 4.1 Konsep Desain Desain iklan layanan masyarakat yang berupa media utama yang berbasis media elektronik sebagai sarana untuk mensosialisasikan iklan layanan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada masa dewasa awal merupakan masa puncak dalam bersosialisasi. Individu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok masyarakat, rumah tangga juga merupakan sendi dasar dalam membina dan terwujudnya suatu negara. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perfilman Indonesia pada saat ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa trandisional, dan masa penjajahan sampai masa kemerdekaan.film adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kebutuhan tersebut tidak hanya secara fisiologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh manusia dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam keluarga, manusia belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,
BAB III METODE PERANCANGAN Merancang Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita diperlukan suatu metode yang sistematis. Perancangan ini diawali dengan identifikasi sebuah masalah yang akan dipecahkan dalam
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa
BAB II METODOLOGI A. Kerangka Berfikir Studi Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Perancangan Riset Bakso Materi Data Visual Data Perancangan Data Verbal Identifikasi dan Analisa Pemecahan Masalah Konsep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa
Lebih terperinciLAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?
LAMPIRAN Wawancara dengan Pak Gotot Prakosa Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? A : Animasi dari kata animare yang artinya memberi kehidupan, menghidupkan. Film animasi yaitu film yang dibuat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah kekerasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu potensi dasar yang ada pada diri sang anak adalah menggambar dan potensi tersebut haruslah dikembangkan. Gambar adalah perpaduan antara titik, garis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini adalah kekerasan seksual terhadap anak. Anak adalah anugerah tidak ternilai yang dikaruniakan
Lebih terperinciIklan adalah suatu pesan komersial yang disampaikan lewat media kepada khalayak dengan tujuan memperoleh keuntungan
PAV STORYBOARD Storyboard merupakan konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki orang dewasa, hak asasi manusia (ham). Namun pemberitaan yang menyangkut hak anak tidak segencar sebagaimana
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan demi kelangsungan hidup kita sebagai manusia. Namun dewasa ini masih banyak penderita
Lebih terperinciMenuju Sistem Peradilan Pidana yang Menjauhkan Korban dari Viktimisasi Melalui RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
2 Menuju Sistem Peradilan Pidana yang Menjauhkan Korban dari Viktimisasi Melalui RUU Penghapusan Apa perbedaan dengan Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana ()? Sesuai dengan namanya, tentu saja hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah Tuhan yang dititipkan kepada kedua orangtuanya. Mereka diberikan amanah dan tanggung jawab untuk merawat, mendidik, melindungi, hingga dewasa
Lebih terperincipendek ini. dengan total 7 pertanyaan dengan 6 pilihan dan 1 essay Berikut hasil survey :
2.7 Survey 2.7.1 Hasil Survey Survey dilakukan secara online melalui www.surveymonkey.com terhadap 100 orang audiens yang berhubungan dengan pengangkatan tema dari film animasi pendek ini. dengan total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki permasalahan dalam hidupnya, dan mereka memiliki caranya masing-masing untuk menangani masalah tersebut. Ada orang yang bisa menangani masalahnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah kepadatan penduduk di Jawa Barat mencapai sekitar 46 juta jiwa pada tahun 2011 yang tersebar di 26 kabupaten dan kota. Untuk kota Bandung jumlah penduduknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,
Lebih terperinci05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1
05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan
Lebih terperinciPerdagangan anak yang dipahami disini adalah perdagangan orang. Undang-undang Republik Indonesia No.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan anak yang dipahami disini adalah perdagangan orang. Undang-undang Republik Indonesia No.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, menyebutkan bahwa : Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan ia jalani kelak (Perkins, 1995). Para remaja yang mulai menjalin hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Rice dalam Sayasa, 2004). Dalam perjalanan menuju dewasa tersebut para remaja menghadapi
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Dunia perfilman pada zaman sekarang banyak mengalami inovasi dalam produksi
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Dunia perfilman pada zaman sekarang banyak mengalami inovasi dalam produksi yaitu melibatkan visual effect dengan komputer grafis 3D untuk keperluan visualisasi cerita
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami? 2. Apa tujuan didirikannya P2TPA Rekso Dyah Utami? 3. Bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang
Lebih terperinciUPAYA SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG KEPADA REMAJA MELALUI MEDIA GAME
UPAYA SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG KEPADA REMAJA MELALUI MEDIA GAME Akhmad Angsori, Godham Eko Saputro, Toto Haryadi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Indonesia, saat ini sudah tidak mengenal kata usai dan terus bertambah setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah banyak diketahui oleh masyarakat. Itu semua tak lepas dari peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kota urban di Indonesia yang semakin berkembang adalah Bandung. Berdasarkan hasil riset Badan Pusat Statistik Jawa Barat, pertumbuhan penduduk semakin pesat
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. pembuatan buku sebagai media sosialisasi, promosi serta publikasi, sebagai salah
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN 3.1. Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa mudah di sampaikan tentunya secara efektif dan menarik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal yang melibatkan guru dan peserta didik di sekolah. Dalam interaksi belajarmengajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang melakukan program subsidi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang melakukan program subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk meringankan pengeluaran masyarakat, khususnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan. Usia 4 6 tahun adalah masa di mana anak berada di periode peka atau sensitif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Konteks Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa, dikatakan begitu karena sebagai media komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.
Lebih terperinci