A. JUDUL SOLO BEAUTY CENTRE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. JUDUL SOLO BEAUTY CENTRE"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL SOLO BEAUTY CENTRE Dengan Konsep Pelayanan One Stop Shopping B. PENGERTIAN JUDUL Solo : Sebuah nama kota di propinsi Jawa Tengah, yang direncanakan sebagai lokasi bangunan Solo Beauty Center. Beauty : Cantik, indah, kecantikan, yang berhubungan dengan keindahan. 1 Centre : Merupakan pokok atau pangkal dari segala hal atau urusan. Bagian utama yang merupakan tempat terjadinya berbagai urusan. Dalam hal ini maksudnya adalah suatu tempat yang dijadikan sentra suatu kegiatan. 2 Konsep : Ide/ pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. 3 Pelayanan : Perihal atau cara melayani, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. 4 One Stop Shopping : Penyediaan seluruh kebutuhan konsumen dalam satu lokasi, sehingga tak perlu lagi mencarinya ke tempat lain yang hanya membuang waktu dan biaya. 5 Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan SOLO BEAUTY CENTRE dengan Konsep Pelayanan One Stop Shopping adalah suatu tempat atau wadah yang menyediakan berbagai sarana dan fasilitas kecantikan secara menyeluruh yang berada di Solo, serta mampu memberikan pelayanan kebutuhan masyarakat akan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia kecantikan beserta perlengkapannya, dengan konsep pelayanan kebutuhan kecantikan dalam satu lokasi. 1 Kamus Inggris-Indonesia, 1987: 29 2 Kamus Inggris-Indonesia, 1987: 37 3 KBBI, 2002: KBBI, 2002: I - 1

2 C. LATAR BELAKANG C.1. Umum Industri kecantikan adalah industri yang sangat ketat persaingannya sehingga pelakunya berlomba-lomba menyebarkan informasi dan menarik pembeli sebanyakbanyaknya. Melihat perkembangan industri tersebut kita dapat berharap banyak apalagi kesadaran dan kebutuhan akan kecantikan relatif tetap meningkat walaupun Indonesia dilanda krisis ekonomi. Dalam perkembangannya, industri ini oleh beberapa pihak diprediksikan akan mengalami peningkatan. Berikut adalah beberapa opininya: Nielsen Indonesia melihat ada 3 tren market dan marketing yang akan mewarnai Indonesia tahun depan (th 2008) salah satunya adalah kebutuhan kecantikan. Berdasarkan survei Global Nielsen, tekanan untuk menjadi lebih cantik semakin meningkat. Bahkan ini tidak hanya menghinggapi kaum hawa, kaum adam pun mengikuti tren tersebut. Sekitar 78% konsumen Indonesia mengatakan bahwa kecantikan tersebut akan dipersembahkan untuk menarik pasangan. Pemakaian produk whitening di Indonesia masih lebih rendah dibanding China (padahal kulit bangsa China jauh lebih putih), jadi masih besar potensialnya. Produk skin care whitening meningkat 15%; antiaging juga meningkat 90%. 6 Mingguan bisnis Kontan menyebutkan, angka margin dari bisnis usaha kecantikan berkisar antara 38 40%. Di Indonesia booming usaha spa mencapai puncaknya antara tahun 2004 sampai dengan 2005, setelah itu sempat mengalami penurunan karena pasarnya jenuh. Kini orang mencari spa untuk alasan kesehatan. Keberadaan industri spa di Indonesia sudah berkembang cukup luas, dimana dari sebelum tahun 2000 jumlahnya baru mencapai unit usaha, sementara tahun 2004 sudah menjadi unit usaha. 7 Menurut Muchtasor, potensi bisnis jasa kecantikan dan kesehatan makin berkembang. Sebagian dari bisnis ini bahkan telah merambah skala nasional dan sebagian meski belum sampai menembus pasar ekspor, tapi potensi ke arah sana makin terbuka. Industri spa mempunyai potensi yang cukup besar. Berdasarkan data yang dikompilasi dari Global Beauty Industry, setiap tahun industri ini di dunia mencapai 7%. 8 6 Suara Merdeka edisi Oktober 07 7 Spa Intelligence, The Economist 2004 penulis: Diah Maulida 8 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Des 06 I - 2

3 Produk kecantikan yang ada di pasaran semakin banyak, baik itu produk dari nasional maupun produk internasional. Misalkan saja untuk produk nasional yaitu produk Martha Tilaar. Sebagai perusahaan kosmetik produk-produk Martha Tilaar terinspirasi dari siklus kehidupan seorang wanita. Mulai dari perawatan remaja, dewasa, sebelum menikah, ketika menikah, masa kelahiran dan sesudahnya, hingga akhirnya renta dimakan usia. Hal yang sama juga diterapkan dalam spanya yang diambil dari kearifan budaya Indonesia dan dikombinasikan teknologi modern 9. Produk kecantikan yang ditawarkan mulai dari perawatan ujung kaki sampai ujung kepala, contoh dari produk kecantikan tersebut antara lain hand&body lotion, lulur, kosmetik, sampai dengan shampoo untuk rambut. Dunia kecantikan merupakan aspek penting bagi seseorang untuk dapat tampil lebih terlihat menarik. Perawatan kecantikan akan sangat diperlukan bagi seorang wanita pada khususnya untuk dapat tampil percaya diri, penuh pesona, elegan, bahkan agar dapat dihormati dan disegani. Kebutuhan kecantikan akan lebih diminati masyarakat bilamana industri-industri kecantikan tersebut bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumennya. Saat ini, bisnis kecantikan semakin berkembang, dengan berpadunya usaha kecantikan dengan perawatan kesehatan. Kian banyak konsumen yang menginginkan layanan komplet, dari penataan rambut, make-up, sekaligus perawatan dan pemanjaan tubuh. Karena ini sudah menjadi kebutuhan pokok para wanita, secara langsung membuka satu satu peluang bisnis lagi yaitu bisnis kursus kecantikan Masyarakat yang sibuk kian menuntut layanan yang cepat dan praktis. Mereka ingin one-stop solution. Ritel adalah salah satu industri yang menggunakan model bisnis ini, yakni one-stop shopping. Mereka menyediakan seluruh kebutuhan konsumen dalam satu lokasi, sehingga tak perlu lagi mencarinya ke tempat lain yang hanya membuang waktu dan biaya. Menurut Handaka Santosa selaku ketua umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), makin banyak pusat perbelanjaan yang dibangun, masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan berbelanja. Alhasil, persaingan di bisnis ritel pun makin ketat. Untuk bisa bersaing, mereka harus memberikan layanan yang lebih baik. Salah satunya adalah melalui one-stop shopping. 10 Kisah-kisah sukses para pengelola pusat belanja yang mampu menarik pengunjung, tentu dengan cepat akan diikuti pengelola lainnya. Belakangan konsep one stop shopping 9 Kompas edisi September Warta Ekonomi, 2006 I - 3

4 juga berkembang begitu pesat. Entah siapa yang memulai konsep one stop shopping, tapi yang pasti konsep ini secara perlahan mulai mendapat tempat di hati konsumen. Mungkin tidak perlu juga diketahui siapa pencetus konsep ini. Bagi pemilik sarana one stop shopping, pasti yang penting adalah konsumen senang berbelanja di sana. Sementara bagi konsumen, yang diperlukan adalah one stop shopping yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Dari tuntutan itulah konsep one stop shopping tercipta. Sebuah konsep berbelanja apa pun kebutuhan dalam sekali pemberhentian. Diharapkan one stop shopping mampu mensuplai kebutuhan semua pelanggan dalam satu lingkup atau komplek. 11 Kondisi yang ada sekarang ini juga mendukung industri kecantikan ini akan lebih menjamur, bahkan pada rumah tinggalpun bisa dijadikan beberapa pihak untuk mengelola industri ini. Berikut akan dipaparkan beberapa kondisi masyarakat pada umumnya tentang pentingnya akan dunia kecantikan. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan dunia kecantikan sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya kegiatan untuk menjaga kecantikan itu sendiri. Banyak pula orang khususnya kaum wanita yang ingin berpenampilan menarik dan cantik dengan memenuhi kebutuhannya itu, dengan mendatangi industri-industri kecantikan untuk melakukan perawatan kecantikan atau bahkan hanya membeli kebutuhan kecantikannya. 12 Masyarakat khususnya kaum wanita suka memanjakan diri antara lain dengan mendatangi salon dan sarana fasilitas kecantikan dan spa. Kegiatan ini dilakukan secara santai dan perlakuan mereka pun amat memanjakan diri. Maka tak jarang wanita pergi ke salon hanya untuk tujuan relaksasi. Hal ini menujukkan bahwa relaksasi sangat dibutuhkan bagi mereka yang ingin melepaskan ketegangan dan stress. Sepertinya stress memang sudah menjadi bagian dari hidup kita, malah bisa dibilang penyakit masyarakat modern dan salah satu cara untuk menyembuhkannya adalah dengan relaksasi. Bahkan menurut sebuah survey di Inggris menyebutkan bahwa telah terjadi perubahan orientasi berolahraga. Wanita tak lagi datang ke pusat kebugaran hanya untuk merampingkan dan mengencangkan tubuh, namun yang lebih penting adalah kebutuhan akan relaksasi Majalah Fit edisi Februari 2004 I - 4

5 Bukan hanya kaum hawa saja yang butuh dirinya untuk tampil lebih menarik, tapi dalam era modern ini kaum pria pun juga tak mau ketinggalan. Mereka sudah tidak malu lagi untuk melakukan perawatan tehadap tubuhnya. Kaum pria sudah kerap banyak di jumpai di pusat relaksasi seperti spa, khususnya di kota-kota besar. Belakangan, yang disasar oleh industri kecantikan bukan cuma perempuan tetapi juga laki-laki. Di Amerika, setidaknya, laki-laki adalah juga pelanggan dokter bedah dan ikut melakukan sedot lemak. 14 Sejalan dengan adanya fenomena diatas, mitos tentang kecantikan akhir-akhir ini telah memberikan dampak yang merugikan bagi kaum perempuan. Dalam mitos kecantikan sebagian besar mendefinisikan bahwa kecantikan selalu identik dengan hal-hal yang bersifat lahiriah atau fisik semata, tanpa memandang lebih bahwa kecantikan dari dalam juga berperan sangat penting. Kecerdasan, kepandaian dan perilaku seseorang akan lebih memancarkan kecantikan dari dalam dari pada hanya sekedar cantik luarnya saja. Dengan munculnya mitos tersebut maka muncullah sekolah atau kursus kecantikan maupun kepribadian yang banyak diminati oleh masyarakat luas. Masyarakat khususnya kaum perempuan juga membutuhkan ketrampilan tentang kecantikan mulai dari make-up wajah sampai perawatan tubuh. Beberapa waktu lalu tepatnya Februari 2007 muncul juga acara Beauty Class (kelas kecantikan) yang diadakan oleh salah satu produk kecantikan yakni Sariayu Martha Tilaar yang berada di mal kota Bandung dan mal kota lainnya untuk belajar merawat diri dan sebagai ajang sosialisasi kaum perempuan. Fenomena ini muncul karena masyarakat mulai sadar akan pentingnya inner beauty (kecantikan dalam). 15 Begitu pentingnya arti kecantikan bagi seorang perempuan, membuat acara Beauty Class (kelas kecantikan) ini menjadi bagian dari gaya hidup perempuan di kota-kota besar. Acara semacam ini jarang dilewatkan oleh mereka. Hanya berbekal tahu dan dengan bayaran yang tidak terlalu mahal, para perempuan tersebut akan bergegas mendaftar. Sampai saat ini belum ada cerita, bahwa penyelenggara Beauty Class kekurangan peserta. Kelas-kelas kecantikan tersebut akan selalu penuh dengan peserta. Para perempuan peserta kelas kecantikan adalah mereka yang sadar mode dan berusaha mengikuti tren yang sedang berlangsung. Dengan ikut kegiatan kelas kecantikan, Koran Pikiran Rakyat edisi 13 Februari 2007 I - 5

6 seseorang akan bisa tahu tren apa yang sedang berlangsung. Itulah sebabnya, bukan hanya perempuan penikmat mode yang mengikuti kegiatan ini. Kalangan penyedia fasilitas kecantikan alias salon kecantikan, juga adalah golongan yang paling mudah ditemui di tempat-tempat seperti ini. Gb I.1 Acara beauty class di salah satu mall di kota Bandung Sumber; Gb I.2 Acara kursus make-up di Puri Ayu Martha Thilaar Sumber; Sebenarnya ada banyak kursus dan sekolah kecantikan yang menyediakan fasilitas pendidikan make over ini. Namun pada banyak orang ada keterbatasan untuk menjangkau kelas-kelas kecantikan dalam kursus-kursus tersebut. Bukan sekedar waktu yang menjadi kendala para perempuan ini dalam memburu ilmu untuk tampil cantik, tapi harga sebuah paket kelas kecantikan yang biasa diadakan sebuah lembaga pendidikan kecantikan tersebut selalu mahal. Itulah sebabnya kelas kecantikan yang instan dan murah semacam ini selalu menjadi buruan kaum perempuan. Harus diakui, posisi wanita masih lemah di masyarakat. Karena itu, perlu sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas perempuan, juga pemberdayaannya. Pada akhirnya, hal itu akan membawa kemandirian. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari masing-masing kegiatan khususnya yang berhubungan dengan kecantikan, semuanya saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Jadi hal tersebut membutuhkan perbaikan dan koordinasi secara menyeluruh, sehingga bisa mendukung hubungan erat antar kegiatan satu dengan lainnya. Maka timbullah gagasan untuk mengkoordinasikannya menjadi satu dalam wadah pusat kecantikan yang mampu memenuhi semua kebutuhan akan kecantikan. Selain itu, diharapkan pula wadah ini bisa memberikan fasilitas-fasilitas tambahan yang dapat mendukung kegiatan yang ada di dalamnya. Baik itu yang berhubungan dengan kegiatan kecantikan maupun yang tidak berhubungan dengan dunia kecantikan. I - 6

7 C.2. Khusus Solo dewasa ini semakin berkembang, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pusatpusat ruang publik seperti pusat perbelanjaan (mall), pusat hiburan dan pusat-pusat informasi. Dalam perkembangan dunia kecantikan, Solo cukup memiliki ketertarikan akan dunia tersebut, namun perkembangannya memang tidak sepesat seperti di kota-kota besar. Keberadaan Fasilitas kecantikan dan perawatan tubuh di Solo sudah ada cukup banyak. Lokasinyapun beragam, ada yang memiliki bangunan sendiri namun ada juga yang menjadi pelengkap fasilitas hotel. Namun adanya jumlah yang cukup banyak ternyata tidak diimbangi dengan kualitas bangunan yang baik. Pada umumnya bangunan fasilitas ini secara fisik tampak seperti rumah atau ruko. Sedangkan fasilitas yang berada dalam hotel tidak begitu baik karena hanya menjadi penunjang dan tidak begitu diperhatikan kebutuhan akan kenyamanan penggunanya. Berikut adalah kondisi fasilitas kecantikan yang telah ada di kota Solo : Dalam hal perencanaan awal bangunan, fasilitas ini kurang terencana dengan baik. Banyak yang menggunakan bangunan yang tadinya tidak direncanakan untuk menjadi tempat perawatan kecantikan seperti rumah tinggal atau ruko yang akhirnya dijadikan sebagai bangunan fasilitas kecantikan. Misalnya saja Rochelle Skin Care yang awalnya hanya sebuah bangunan rumah tinggal dan Orchid yang merupakan ruko. Gb I.3 Rochelle Skin Care Sumber; Doc. Pribadi Gb I.4 Orchid Sumber; Doc. Pribadi Dalam hal lokasi, fasilitas perawatan kecantikan dan tubuh sebagian besar terletak di sekitar area perumahan (Rochelle Skin Care, Martha Tilaar Salon & SPA) sampai dengan area pusat kota yang ramai dan dekat dengan pusat perdagangan dan perkantoran ( Natasha Skin Care, Larissa Skin Care & Hair Treatment ). Hal ini berpengaruh pada pemilihan lokasi yang tepat sehingga mudah dicapai penggunanya. Berikut adalah beberapa fasilitas kecantikan yang ada di kota Solo beserta lokasinya. I - 7

8 NO NAMA FASILITAS ALAMAT 1. LBC (London Beauty Center) Jl. Dr Soepomo No. 50 Solo 2. Thiphara Perawatan Kulit Jl Gadjah Mada No Larissa Skin Care&Hair treatment Jl Gadjah Mada No Natasha Skin Care Jl. Rajiman (Laweyan) No. 452 Solo 5. Martha Tilaar Salon&Spa Jl. Dr Rajiman No. 340 B Solo 6. SBC (Solo Beauty Care) Jl. RM Said No. 211 Solo 7. Rochelle Skin Care Jl. Cut Nya Dien No.2 Solo 8. Epiderma Jl. Gadjah Mada No Skin Center Aesthetic Jl. Kolonel Sutarto No. 31 Solo 10. Orchid Beauty Ladies Center, dll Jl. Raya Solo Baru blok LJ-26 Solo Baru 11. Be Hati, skin klinik, care & esthetik Jl. Slamet Riyadi No. 321 Solo 12. Impressions Body care Center Jl. Adi Sucipto Solo Tabel I.1 Fasilitas Kecantikan dan Spa di Surakarta Sumber : Analisa Penulis Gb I.5 Peta Penyebaran lokasi Fasilitas Kecantikan dan Spa di Surakarta Sumber : Analisa Penulis Dalam hal interior, beberapa fasilitas kecantikan yang ada di Solo tersebut sudah cukup memperhatikan kenyamanan pengunjung, besaran ruangan yang ada dalam bangunan juga sudah mampu menampung kebutuhan pelanggan yang datang. Hanya pada hari tertentu saja, pelanggan harus siap mengantri untuk melakukan perawatan kecantikan karena ruangannya kurang mencukupi. I - 8

9 Gb I.6 Interior Ruang Spa Martha Tilaar Salon Day Spa Sumber; Doc. Pribadi Gb I.7 Interior Salon Martha Tilaar Salon Day Spa Sumber; Doc. Pribadi Dalam hal penampilan eksteriornya bangunan fasilitas kecantikan yang ada di Solo belum memiliki karakter bangunan yang dapat menarik perhatian pengunjung karena bentuk yang masih standar dan tidak mencerminkan fungsinya sebagai bangunan perawatan kecantikan misalnya saja LBC atau SBC. Gb I.8 London Beauty Center Sumber; Doc. Pribadi Gb I.9 Solo Beauty Care Sumber; Doc. Pribadi Selain hal tersebut di atas juga ada fenomena tersendiri yang berhubungan dengan berkembangnya tempat/sarana perawatan kecantikan khususnya di Solo yaitu mulai masuknya sarana perawatan kecantikan di salah satu mall yang berada di kota Solo. Hal ini sebenarnya sudah muncul sejak dua tahun terakhir ini, umumnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang bahkan Yogjakarta. Selain itu, fenomena ini juga ditandai dengan berkembangnya sarana perawatan kecantikan yang cukup ternama, untuk membuka bisnisnya lagi di lain tempat. Melihat adanya potensi dan minat masyarakat di bidang kecantikan khususnya di kota Solo tersebut, maka perlu adanya suatu wadah yang dapat menampung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kecantikan. Untuk itu perlu dibuat suatu tempat yang menjadi pusat kegiatan-kegiatan tersebut. I - 9

10 Untuk menunjang keberadaan Solo Beauty Centre sebagai pusat kecantikan perlu adanya penampilan bangunan yang mampu menarik pengunjung. Tampilan bangunan untuk Solo Beauty Centre ini diharapkan mampu mencerminkan kegiatan yang ada di dalamnya. Fungsi dari bangunan ini adalah untuk mewadahi semua kegiatan yang berhubungan dengan dunia kecantikan, baik itu kecantikan luar (outer beauty) maupun kecantikan dalam (inner beauty). D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN D.1. Permasalahan Bagaimana merencanakan dan merancang bangunan pusat kecantikan yang dapat menampung semua kegiatan yang berhubungan dengan dunia kecantikan serta memiliki pelayanan pemenuhan kebutuhan one stop shopping bagi konsumen, dalam satu lokasi. D.2. Persoalan Persoalan yang dapat ditemukan dari permasalahan di atas adalah: a. Bagaimana menentukan lokasi dan site bangunan Solo Beauty Centre dengan konsep. b. Bagaimana menentukan jenis kegiatan / aktifitas bersama bangunan Solo Beauty Centre yang diwadahi, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, pola peruangan dalam bangunan, dan persyaratan ruang yang harus dipenuhi. c. Bagaimana menentukan tata ruang bangunan Solo Beauty Centre dan tata massa bangunan. d. Bagaimana menentukan bentuk dan penampilan bangunan, termasuk interior dan eksterior bangunan. e. Bagaimana menentukan sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan Solo Beauty Centre. E. TUJUAN DAN SASARAN E.1. Tujuan Menyusun konsep perencanaan dan perancangan bangunan Solo Beauty Centre dengan konsep yang dapat menampung semua kegiatan yang I - 10

11 berhubungan dengan dunia kecantikan serta memiliki pelayanan pemenuhan kebutuhan one stop shopping bagi konsumen, dalam satu lokasi. E.2. Sasaran a. Penentuan konsep lokasi dan site bangunan Solo Beauty Centre. b. Penentuan konsep jenis kegiatan yang diwadahi, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, pola peruangan dalam bangunan, dan persyaratan ruang bangunan Solo Beauty Centre yang harus dipenuhi c. Penentuan konsep tata ruang bangunan Solo Beauty Centre dan tata massa bangunan. d. Penentuan konsep bentuk dan penampilan bangunan, termasuk interior dan eksterior bangunan. e. Penentuan konsep sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan Solo Beauty Centre. F. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN F.1. Batasan a. Pembahasan nantinya akan mengarah pada bangunan Solo Beauty Centre, serta fasilitasfasilitas pendukung dalam bangunan Solo Beauty Centre. b. Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur, pembahasan teoritik dan empiris, diluar disiplin ilmu arsitektur hanya sebagai bahan pendukung untuk memperkuat konsep dalam perancangan. c. Pembahasan mengacu pada tujuan dan sasaran yang berkaitan (analisis yang kemudian disintesa) yang akhirnya menghasilkan konsep sebagai dasar perancangan. F.2. Lingkup Pembahasan Pembahasan ditekankan pada masalah-masalah dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur sesuai dengan tujuan dan sasaran. Pembahasan di luar lingkup disiplin ilmu arsitektur akan dibahas sebatas menunjang dan memberi kejelasan pada pembahasan bangunan Solo Beauty Centre. I - 11

12 G. METODE PEMBAHASAN DAN STRATEGI DESAIN G.1. Metode Pembahasan Metoda pembahasan dilakukan dengan menggunakan metoda analisa dengan proses pemikiran deduktif, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang ideal, melalui tahap-tahap sebagai berikut : a. Tahap Pengumpulan Data dan informasi Survey / Observasi Pengamatan langsung pada objek sasaran secara fisik yaitu fasilitas kecantikan khususnya di Solo yang dilakukan di beberapa tempat yang cukup berkembang seperti: Martha Tilaar Salon Day Spa, London Beauty Center dan Larissa. Pengamatan tersebut meliputi study kegiatan di dalam bangunan dengan mengamati kinerja pengguna serta sirkulasinya, untuk mendapatkan fakta dan fenomena. Studi literatur Dengan pengambilan informasi berupa sumber-sumber data tertulis dari beberapa buku referensi dan sumber lain seperti situs-situs internet yang terkait dengan judul. Data-data yang didapat dari study literature tersebut antara lain: - Data standar tentang fasilitas beauty centre - Data tentang kota Solo sebagai lokasi kawasan bangunan beauty centre beserta elemen pendukung kotanya - Teori tentang one stop shopping - Teori tentang kecantikan Study komparasi Untuk lebih mendukung obyek pembahasan, dilakukan juga studi banding dari obyek yang memiliki latar belakang atau pendekatan konsep yang hampir sama dengan obyek perencanaan dan perancangan. Studi komparasi yang dilakukan antara lain pada Puri Ayu Martha Thilaar yang ada di Jakarta, Jayanata Beauty Plaza, Thamrin Plaza dan pusat kecantikan Leha-leha yang semuanya melalui study banding melalui internet. b. Tahap pengolahan data / analisa berdasarkan teori-teori Data yang diperoleh secara kualitatif maupun kuantitatif diolah, dikelompokkan, disusun dengan pendekatan-pendekatan berdasarkan standar-standar dalam literatur sebagai bahan yang saling berkaitan kedalam kerangka acuan perencanaan dan perancangan. I - 12

13 c. Sintesis Merupakan suatu tahap penyatuan antara keseluruhan data dan hasil analisa untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Data dan analisa diolah kemudian diintegrasikan dengan ketentuan atau persyaratan perencanaan dan perancangan, yang pada akhirnya seluruh hasil integrasi dikembangkan menjadi konsep rancangan yang siap ditransformasikan kedalam ungkapan bentuk fisik yang dikehendaki. d. Konsep dasar perencanaan dan perancangan Merupakan tahap kesimpulan dari hasil sintesa yang berupa pemecahan persoalan yang timbul sehubungan dengan perencanaan Solo Beauty Centre dengan konsep pelayanan one stop shopping. G.2. Strategi desain Strategi desain merupakan gambaran sekilas mengenai obyek perencanaan dan perancangan. Tahap awal yang dilakukan yaitu study komparasi dengan obyek yang sejenis yang sudah ada (Beauty Centre). Study komparasi ini, berfungsi sebagai pembanding sekaligus sebagai gambaran sekilas (background knowledge). Tahap selanjutnya yaitu menggali dan menganalisis konsep one stop shopping sebagai konsep pelayanan yang akan digunakan untuk obyek Solo Beauty Centre yang direncanakan. Bangunan yang direncanakan, bukan hanya berfungsi sebagai wadah yang menampung satu kegiatan saja, melainkan berfungsi sebagai wadah yang mampu menampung segala hal yang berhubungan dengan dunia kecantikan, baik sarana maupun aktifitas/kegiatannya. Sehingga bisa dikatakan bangunan Solo Beauty Centre yang direncanakan bukan sekedar dapat memberikan kebutuhan kecantikan luar saja, akan tetapi juga bisa memberikan kebutuhan kecantikan dari dalam. Selain itu pengunjung yang akan disaring nantinya tidak hanya kaum hawa saja tetapi kaum priapun juga diharapkan memberikan respon yang positif dengan mengunjungi bangunan Solo Beauty Centre ini. Hal inilah yang nantinya akan menjadi srategi desain dalam menentukan konsep peruangan dalam bangunan yang akan direncanakan. Beberapa strategi desain pada Solo Beauty Centre dengan konsep pelayanan one stop shopping adalah sebagai berikut: 1. Penerapan konsep yang diterapkan dalam obyek Solo Beauty Center yang direncanakan. I - 13

14 Konsep yang diterapkan pada obyek yang direncanakan adalah dengan memberikan pelayanan semua kebutuhan akan kecantikan untuk masyarakat, mulai dari hal-hal yang kecil yaitu pemenuhan kebutuhan pembelian produk kecantikan sampai dengan kegiatan perawatan kecantikan dan sekolah kecantikan. Semua yang berhubungan dengan dunia kecantikan diharapkan bisa terpenuhi dalam obyek yang direncanakan ini. 2. Kegiatan yang diwadahi pada obyek yang direncanakan antara lain: a. Kegiatan utama kecantikan yang meliputi: Kegiatan perawatan kecantikan Kegiatan perawatan kecantikan ini mulai dari perawatan ujung kaki sampai dengan ujung rambut. Mengacu pada konsep one stop shopping, maka pelayanan perawatan kecantikan yang berada pada obyek yang direncanakan ini memberikan 2 macam pilihan yaitu program perawatan tradisional dan modern. Hal ini diharapkan agar masyarakat luas akan tertarik untuk datang dan diharapkan juga obyek yang direncanakan mampu memahami serta memenuhi keinginan pengunjung dalam pemenuhan perawatan kecantikan. Untuk pelengkap kebutuhan ini, maka diperlukan kegiatan konsultasi. Konsultasi ini terbuka bagi pengusaha kecantikan atau masyarakat umum yang membutuhkan saran terkait dengan dunia kecantikan baik secara lisan maupun tulisan oleh konsultan kecantikan dan dokter/ahli kecantikan (beautician) maupun dokter kesehatan. Hal ini diharapkan bisa membantu konsumen untuk memberikan solusi masalah-masalah kecantikan. Kegiatan pemasaran produk-produk kecantikan Pada obyek yang direncanakan ini menyediakan produk kosmetik secara lengkap serta piranti kecantikan hingga menjadi beauty one stop shopping. Yaitu mulai dari pemasaran merk produk kecantikan untuk masyarakat umum sampai produk kecantikan untuk masyarakat menengah ke atas. Dari hal ini tentunya diharapkan obyek ini mampu melingkupi kebutuhan masyarakat secara luas, tidak hanya untuk kalangan tertentu saja. Strategi desainnya adalah dengan memberikan wadah counter-counter baik terbuka atau tertutup, dari berbagai macam produk kecantikan. I - 14

15 Kegiatan informasi dan promosi Kegiatan informasi adalah penyebarluasan trend-trend baru dalam dunia kecantikan misalkan trend dari potongan rambut atau trend make-up. Wujud wadah kegiatan informasi yang direncanakan pada obyek ini dapat juga berupa perpustakaan yang menyediakan buku-buku mengenai segala hal terkait dengan dunia kecantikan, dari styling hingga bisnis kecantikan atau dengan adanya fasilitas internet maupun hotspot yang dapat digunakan untuk mengakses data terbaru tentang kecantikan. Sedangkan kegiatan promosi dilakukan sebagai wahana untuk memamerkan produkproduk kecantikan. Selain itu juga ada pengadaan seminar kecantikan atau pengadaan demo make-up kecantikan. Strategi desain salah satunya bisa diterapkan dengan penyediaan multi-purpose hall untuk beauty workshop dan ruang untuk seminar beauty class. Kegiatan pendidikan Kegiatan pendidikan ini tentu saja pendidikan yang berhubungan dengan dunia kecantikan yaitu dengan pelayanan kursus-kursus kecantikan. b. Kegiatan penunjang Kegiatan penunjang ini adalah kegiatan yang bisa memberikan respon yang baik untuk lebih menarik masyarakat luas agar mendatangi obyek yang akan direncanakan. Misalnya dengan salah satu strategi desain untuk kegiatan penunjang ini adalah dengan memberikan kebutuhan ruang yang mungkin sebagai wadah untuk ruang tunggu bagi kaum pria agar tidak merasa jenuh, bilamana mereka menunggu pasangannya ketika melakukan perawatan kecantikan. Misalnya dengan adanya tempat billyard atau fasilitas hotspot dan ruang internet. Sehingga diharapkan obyek yang direncanakan ini bukan hanya diperuntukkan khusus bagi kaum wanita saja, tapi kaum pria pun, yang sebenarnya tidak bertujuan untuk melakukan perawatan atau pemenuhan kebutuhannya, bisa merasa enjoy ketika mendatangi obyek yang direncanakan ini. Selain itu juga ada kegiatan kuliner khususnya makanan berdiet. c. Kegiatan pengelola d. Kegiatan servis 3. Konsep bentuk dan tampilan bangunan pada obyek yang direncanakan, akan berdasar pada teori-teori kecantikan yang telah diperoleh yaitu teori konstruksi kecantikan dan I - 15

16 definisi kecantikan, sehingga diperoleh suatu kesimpulan konsep yang akan digunakan nantinya. Hal ini selain bertujuan untuk menampilkan sebuah bangunan kecantikan, juga sebagai salah satu daya tarik bagi masyarakat luas untuk mendatangi obyek. Strategi desain untuk bentuk dan tampilan bangunan ini bisa dengan menampilkan simbol kecantikan berupa wajah maupun bentuk tubuh seorang wanita pada dekorasi tampilan eksterior bangunan namun tetap tidak mengganggu aspek fungsional dan strukturalnya. Sedangkan interiornya bisa dengan pendekatan psikologi kecantikan melalui tampilan warna yang akan digunakan. H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV TAHAP V Pendahuluan Pembahasan mengenai pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan dan strategi desain, serta sistematika pembahasan yang menjadi pedoman dan dasar dalam perancangan sebuah bangunan Solo Beauty Centre. Tinjauan Teori Berisi ulasan informasi teori pendukung yaitu teori tentang kecantikan, one stop shopping dan teori arsitektur yang berhubungan dengan pendekatannya, serta studi banding bangunan lain yang berhubungan dengan obyek yang direncanakan. Tinjauan Umum Kota Surakarta Memaparkan mengenai tinjauan kota Surakarta sebagai lokasi yang akan dipilih untuk bangunan Solo Beauty Centre yang direncanakan dan relevansi beauty centre di Surakarta Solo Beauty Centre yang Direncanakan Merumuskan mengenai bangunan Solo Beauty Centre dengan konsep yang direncanakan. Analisa Perencanaan dan Perancangan Menganalisa permasalahan yang mencakup segala aspek yang nantinya merupakan pedoman untuk merencanakan dan merancang bentuk fisik bangunan Solo Beauty Centre dengan konsep yang meliputi analisa pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi I - 16

17 TAHAP VI ruang, pola peruangan dalam bangunan lokasi, persyaratan ruang, tata massa bangunan, tampilan bangunan, site, pencapaian, orientasi, gubahan massa, sistem struktur dan utilitas bangunan. Konsep Perencanaan dan Perancangan Menyajikan konsep desain, hasil dari pembahasan analisa yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Yang digunakan sebagai dasar perancangan desain fisik bangunan Solo Beauty Centre dengan konsep pelayanan one stop shopping. I - 17

18 DAFTAR PUSTAKA Ecols dan Sadily Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Koran Pikiran Rakyat edisi 13 Februari 2007 Majalah FIT edisi Februari 2004 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka I - 18

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebagian besar wanita penampilan fisiknya merupakan hal yang sangat penting. Seorang wanita kecantikan fisik adalah hal yang wajib untuk diperhatikan. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Setiap wanita pasti menginginkan untuk bisa tampil cantik dan mempesona. Banyak cara ditempuh untuk mendapatkan kesempurnaan penampilan tersebut. Kesempurnaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kecantikan adalah: anggapan untuk suatu objek yang molek dan lainnya tampak serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) Kecantikan juga mulai menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Berpenampilan menarik merupakan suatu kebutuhan hidup setiap individu karena penampilan merupakan sarana representatif bagi setiap individu yang dapat mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I. A Latar Belakang Masalah Pola kehidupan masyarakat kota besar /urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal- hal itu memaksa masyarakat modern harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu pengertian dari masing-masing kata yang menyusun judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini, salon kecantikan merupakan tempat wajib terutama bagi kaum wanita untuk datang dan melakukan perawatan-perawatan untuk memperindah dan mempercantik tubuh,

Lebih terperinci

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 33 PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan

Lebih terperinci

FASILITAS KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ART DECO

FASILITAS KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ART DECO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR FASILITAS KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ART DECO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kalangan mahasiswa merupakan salah satu kelompok sosial dalam masyarakat yang rentan terhadap pengaruh gaya hidup, trend, dan mode yang sedang berlaku. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang sehat, cantik, dan bersinar, terutama wanita yang ingin terlihat sempurna dimanapun dan kapanpun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis skin care saat ini telah berkembang sangat pesat, khususnya pada bisnis skin care di Semarang. Perawatan kulit wajah telah menjadi kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pada dasarnya dalam diri setiap orang selalu ada keinginan untuk menjadi cantik atau tampan, sehat dan bugar. Beragam cara dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan mulai menjadi sebuah tren gaya hidup di beberapa kalangan yang tidak bisa ditinggalkan baik oleh kaum wanita maupun pria. Wanita maupun pria

Lebih terperinci

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) WEDDING CENTRE DI SURAKARTA One Stop Wedding Service Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas dan rutinitas yang terjadi pada kebanyakan orang, banyak menimbulkan hal yang tidak menyenangkan dan membuat manusia menjadi rentan akan stress. Dengan cara

Lebih terperinci

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 32 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang sehat, cantik, dan bersinar, terutama wanita yang ingin terlihat sempurna di mana pun dan kapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini, salon kecantikan merupakan tempat wajib terutama bagi kaum wanita untuk datang dan melakukan perawatan-perawatan untuk memperindah dan mempercantik tubuh,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dunia persalonan berkembang cukup baik di Indonesia, terbukti dari berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewah mendorong perusahaan harus lebih inovatif dalam menciptakan produk guna

BAB I PENDAHULUAN. mewah mendorong perusahaan harus lebih inovatif dalam menciptakan produk guna BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Industri kecantikan akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang semakin pesat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Gaya hidup masyarakat yang semakin

Lebih terperinci

Women and Child Center di Semarang

Women and Child Center di Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan jaman di abad modern dimana dunia hampir tiada batas, gaya hidup wanita perkotaan pun ikut berubah. Hal ini dapat dilihat dari emansipasi

Lebih terperinci

UKDW. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah. Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri

UKDW. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah. Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik, perwatan wajah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan yang sempurna. Bukan hanya dalam berpakaian, namun juga kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus

BAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, Industri di bidang kecantikan mempunyai kecenderungan yang terus meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus menunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya menjadi kebutuhan untuk masyarakat umum saja akan tetapi juga menjadi prospek bisnis yang prospektif,

Lebih terperinci

PUSAT KECANTIKAN DI SURABAYA

PUSAT KECANTIKAN DI SURABAYA TUGAS AKHIR PUSAT KECANTIKAN DI SURABAYA Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas akhir (strata - 1) Oleh: INDRA YULIANI 1051010022 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik

SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya kesehatan, terutama pada kesehatan kulit karena kulit merupakan permukaan terluar dari tubuh manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan BAB 1 PENDAHULUAN Munculnya tren atau gaya hidup memelihara hewan peliharaan sudah bukan hal baru bagi kalangan masyarakat Jakarta. Bahkan tidak jarang, banyak orang yang sekedar ingin mengikuti tren yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah kota metropolitan, dimana hampir seluruh aktifitas masyarakat Indonesia berpusat di kota tersebut. Masyarakat urban yang tinggal di Jakarta menghabiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Wanita masa kini identik dengan segudang kesibukan. Tiada hari tanpa aktivitas, demikian slogan yang tertanam di benak kaum hawa.

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang. terbatas pada kebutuhan biologis, tetapi juga pada kebutuhan psikologis seperti

BAB I. A. Latar Belakang. terbatas pada kebutuhan biologis, tetapi juga pada kebutuhan psikologis seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia makin lama makin berkembang, tak hanya terbatas pada kebutuhan biologis, tetapi juga pada kebutuhan psikologis seperti penghargaan diri,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang 1.1.Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam kehidupan wanita sehari-hari umumnya waktu dihabiskan untuk bekerja mengurus rumah tangga, tugas sehari-hari dirumah, latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hidup manusia saat ini berdampak pada gaya hidup dan trend mode maka hal tersebut juga mempengaruhi perkembangan yang cukup pesat untuk layangan spa dan reflexology.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.ide adalah hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis salon perawatan rambut dan tata rias wajah Korean Beauty. Salon ini merupakan salon perawatan rambut dan tata rias wajah yang mengusung

Lebih terperinci

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan zaman disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi terutama di wilayah perkotaan, seringkali terjadi adanya masalah keterbatasan lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber:  25/4/ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan hidup masyarakat saat ini sangatlah beraneka ragam. Mulai dari kebutuhan primer hingga tersier. Seiring dengan perkembangan zaman, memiliki penampilan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat. Terkait dengan hal tersebut, orang tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat. Terkait dengan hal tersebut, orang tidak lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, kebutuhan manusia dewasa ini semakin meningkat. Terkait dengan hal tersebut, orang tidak lagi hanya memikirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan perubahan yang sangat cepat. Adapun perubahan yang terjadi ditandai dengan pola pikir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis pada dewasa ini sangat pesat sehingga perusahaan dituntut bersaing ketat. Terlebih lagi dalam hal pemenuhan terhadap kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi di Indonesia semakin pesat dari tahun ke tahun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya zaman, perekonomian, dan teknologi membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya zaman, perekonomian, dan teknologi membuat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin majunya zaman, perekonomian, dan teknologi membuat setiap individu maju dan membutuhkan perubahan, itu memberikan peluang bisnis bagi setiap perusahaan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang proyek Dalam dekade terakhir pelayanan SPA telah berkembang pesat baik di luar maupun dalam negeri sebagai upaya pelayanan kesehatan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa jenuh, baik jenuh yang disebabkan karena pekerjaan maupun karena rasa bosan yang tiba-tiba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (http://kbbi.web.id/rumah)

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (http://kbbi.web.id/rumah) BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Rumah Baca :Bangunan untuk tempat tinggal. (http://kbbi.web.id/rumah) : Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan gaya hidup masyarakat terutama perkotaan, memberikan pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan dimasa sekarang ini

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS (REDESAIN KUDUS PLAZA) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan orang tua dalam melakukan perawatan terhadap anak-anaknya terutama yang masih bayi (0-5 tahun) memang telah menjadi hal yang utama. Dalam perawatan rambut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangnya mobilitas kegiatan masyarakat kelas menengah atas mempengaruhi perkembangan bisnis.bisnis Spa And Fitness Centre merupakan bisnis yang menjanjikan. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecantikan dan kesehatan lahir batin merupakan vitalitas hidup yang sudah dimiliki oleh setiap orang, baik wanita maupun pria. Penilaian norma-norma kecantikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang dengan pesat dalam dunia modern saat ini. Perkembangan sektor bisnis bidang jasa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Auraku Skin Solution merupakan klinik kecantikan pertama yang ada di Kota Cimahi, berdiri pada tahun 2002 di Komplek Pondok Mutiara 10 No.4. Pada tahun 2009 mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan cantik. Kecantikan dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh perempuan. Banyak peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG. Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu ada dalam

BAB 1 LATAR BELAKANG. Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu ada dalam BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1. Lingkungan Eksternal Perusahaan Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu ada dalam setiap manusia. Kebutuhan untuk tampil cantik dan menarik merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior pada Tempat Perawatan Kulit dan Tubuh Cantik memang dambaan setiap insan wanita namun jika ditelaah dengan pikiran yang terbuka, kecantikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tempat kebugaran dan perawatan menjadi kebutuhan masyarakat kota Bandung pada umumnya. Khususnya kalangan remaja, eksekutif muda, dan dewasa yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penampilan merupakan salah satu penunjang kepercayaan diri seseorang. Penampilan yang menarik tidak hanya dilihat dari pakaian namun juga dari kebersihan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membuka usaha memang menjadi impian banyak orang. Sebab banyak sekali keuntungan yang bisa kita dapat dari situ. Selain bisa menjadi bos dari diri sendiri jam kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR-37 PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR-37 PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup manusia terus berubah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan penampilan telah melahirkan gaya hidup cantik, sehat dan bugar. Kesadaran demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita memiliki kebutuhan untuk mempercantik diri dan untuk merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat salon, spa, refleksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Sekolah Internasional berbasis Islam di Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Sekolah Internasional berbasis Islam di Surakarta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Sekolah Internasional berbasis Islam di Surakarta. 1.2 Pengertian Judul ü Sekolah Bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang Pusat Kebugaran dan SPA di Denpasar. Pada latar belakang akan membahas permasalahan dari berbagai sumber untuk memperkuat alasan diperlukannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Maraknya perkembangan dunia usaha yang tidak lepas dari persaingan saat ini UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Maraknya perkembangan dunia usaha yang tidak lepas dari persaingan saat ini UKDW BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Maraknya perkembangan dunia usaha yang tidak lepas dari persaingan saat ini menuntut perusahaan untuk kreatif dan berinovasi agar dapat bertahan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin maju peradaban suatu tempat maka semakin maju juga pola pikir masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan adanya fenomena gaya hidup sehat masyarakat

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan mulai bergesernya nilai-nilai gaya hidup masyarakat, bekerja adalah suatu kewajiban bagi hampir setiap golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Pusat Industri Jajanan dan Pengembangan Bioteknologi Tempe di Sanan Kota Malang ini adalah dengan melakukan perancangan dan

Lebih terperinci

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT (Penekanan pada Optimalisasi Lahan) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyak digelarnya even otomotif dari mulai pameran, lomba modifikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gaya hidup sehat saat ini menjadi sorotan banyak masyarakat Indonesia, khusnya masyarakat yang tinggal di perkotaan. Bahkan disisi lain gaya hidup sehat sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saja. Seiring dengan kemajuan jaman, pakaian berkembang kegunaannya. Pakaian

BAB 1 PENDAHULUAN. saja. Seiring dengan kemajuan jaman, pakaian berkembang kegunaannya. Pakaian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian sejak jaman dulu dikenal sebagai usaha untuk melindungi diri dari pengaruh iklim dan cuaca. Pada masa itu, pakaian hanya sekedar menutup tubuh saja. Seiring

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Medi Day Spa 1

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Medi Day Spa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia akan kenyamanan sudah disadari jauh sejak dulu. Banyak catatan kuno yang menerangkan mengenai usaha-usaha manusia masa lampau untuk menjawab peningkatan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2  Jum'at, 3 Mei :48 wib Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Lebih terperinci

PUSAT MODE DI JAKARTA

PUSAT MODE DI JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT MODE DI JAKARTA Pendekatan Desain Arsitektur Post Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri kita sebenarnya. Citra diri seseorang terbentuk dari perjalanan pengalaman masa

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak

Lebih terperinci

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH TUGAS AKHIR 111 Periode April September 2010 LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH DI KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Surakarta sebagai pusat Wilayah Pengembangan VIII Propinsi Jawa Tengah, mempunyai peran yang strategis bagi pengembangan wilayah di Propinsi Jawa Tengah. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara

Lebih terperinci

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak lepas dari derasnya permintaan dan kebutuhan pengguna jasa kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan membuat arus informasi berjalan sangat cepat sehingga kebutuhan masyarakat akan informasi semakin bertambah, ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif dan produktif untuk memenuhi tuntutan hidup. Kehidupan yang serba sibuk dengan rutinitas pekerjaan

Lebih terperinci

ONE STOP TOYOTA AUTOMOBILE SHOPPING DI SEMARANG

ONE STOP TOYOTA AUTOMOBILE SHOPPING DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ONE STOP TOYOTA AUTOMOBILE SHOPPING DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota

Lebih terperinci

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Melihat perkembangan seni akhir-akhir ini dapat kita ambil benang merah bahwa Yogyakarta merupakan barometer seni budaya di Indonesia. Berbagai ragam

Lebih terperinci