Gustina M. Biga Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gustina M. Biga Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo"

Transkripsi

1 1

2 MENINGKATKAN KONSENTRASI DALAM PEMBELAJARAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR PADA ANAK TK TINELO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Gustina M. Biga Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo Dra. Hj. Maryam Rahim, M.Pd 1 Dr. Lukman A.R. Laliyo, M.Pd 2 ABSTRAK Gustina M. Biga. NIM Meningkatkan Konsentrasi Dalam Pembelajaran Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar pada Anak TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I: Dra. Hj. Maryam Rahim, M.Pd, Pembimbing II: Dr. Lukman A.R. Laliyo, M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah metode bercerita dengan gambar dapat meningkatkan konsentrasi anak dalam pembelajaran di TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan konsentrasi anak dalam pembelajaran melalui metode bercerita dengan gambar. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan teknik pengumpulan data melalui pedoman observasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa persentase. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan 1, anak yang memiliki konsentrasi adalah 18 orang (50%), siklus I pertemuan 2 menjadi 22 orang (61%). Selanjutnya pada siklus II pertemuan 1, terjadi peningkatan anak yang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran menjadi 25 orang (69%), siklus II pertemuan 2 menjadi 29 orang (80%) dari jumlah anak 36 orang. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi: Jika guru menggunakan metode bercerita dengan gambar, maka konsentrasi dalam pembelajaran pada anak TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolang, dapat meningkat, dapat diterima. Kata kunci: Konsentrasi, Metode Bercerita Dengan Gambar 1 Dra. Maryam Rahim, M.Pd. Pembimbing I. 2 Dr. Lukman A.R. Laliyo, M.Pd. Pembimbing II Dosen Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan Konseling 2

3 Kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya rangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya. Kehidupan pada masa anak merupakan suatu periode yang disebut sebagai periode kritis atau pun periode sensitif di mana kualitas perangsangan harus diatur sebaik-baiknya. Periode kritis adalah saat di mana rangsangan, perlakuan atau pengaruh dari lingkungan pada masa atau saat yang tepat. Apabila saatnya tepat artinya dalam keadaan yang sensitif, keadaan yang siap menerima rangsangan dari luar dan memperolehnya maka akan terjadi hubungan yang positif dan berdampak positif pula. Namun sebaliknya, apabila tidak siap, maka tidak akan terjadi hubungan apapun, atau akan sia-sia. Pestalozzi (dalam Mutiah, 2010:4) menjelaskan bahwa anak belajar melalui pengamatan. Pengamatan seorang anak akan membangun pengertianpengertian. Hal ini dipertegas oleh Peoles (dalam Mutiah, 2010:4) menyebutkan bahwa 75% pengetahuan diperoleh melalui pengamatan. Dipahami bahwa sejak lahir anak diberikan berbagai macam kemampuan. Dengan demikian, anak belajar melalui pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya sejak ia lahir hingga memperoleh pengetahuan selama hidupnya. Dalam proses memperoleh pengetahuan, anak dihadapkan pada tugastugas perkembangan yang memerlukan bimbingan dari orang tua maupun guru. Hurlock (dalam Nuryanti, 2008:50) mengemukakan tugas perkembangan sebagai berikut: a) mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainanpermainan yang umum dilakukan anak-anak; b) membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai individu yang sedang tumbuh; c) belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya; d) mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita secara tepat; e) mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung; f) mengembangkan pengertianpengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari; g) mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata nilai; h) mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial di lingkungan hidupnya; i) menjaga kebebasan pribadi. 3

4 Bertitik tolak pada tugas-tugas perkembangan anak, maka diperlukan kerja sama antara orang tua dan guru dalam meningkatkan upaya pemberian stimulasi, agar anak mencapai perkembangan yang optimal. Adanya perbedaan karakteristik setiap anak, menyebabkan pula terdapat perbedaan dalam hal konsentrasi anak pada proses pembelajaran. Mengenai konsentrasi pada anak usia dini dijelaskan oleh Soetjiningsih (2012:261) bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa memori jangka pendek (short term memory) meningkat selama masa kanak-kanak. Hal ini dibuktikan melalui penelitian dengan pemberian tugas rentang memori. Hasil penelitian menunjukkan memori jangka pendek bertumbuh selama masa kanak-kanak. Konsentrasinya juga membaik secara dogmatis, dan pada saat ini anak lebih mengikuti gambaran-gambaran tugas yang relevan dengan suatu pemecahan masalah daripada gambaran yang tampak menonjol. Pengertian ini memberi arti guru hendaknya merancang pembelajaran sesuai karakteristik anak, memberi motivasi, menyiapkan media, sehingga konsentrasi anak terhadap materi/tema yang diajarkan sesuai dengan yang diharapkan. Farida, dkk (2012:17) menyatakan belajar tidak perlu dipaksakan. Peran guru adalah memberikan stimulasi yang membuat anak tertarik dan mau belajar. Guru merancang kegiatan yang membuat anak bergairah dan ketagihan dalam belajar. Konsentrasi berkaitan dengan minat belajar. Tanpa minat, anak kurang memiliki konsentrasi dalam proses pembelajaran. Konsentrasi yang terfokus, memudahkan anak untuk melakukan aktivitas dan kreatif. Pada TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango dari jumlah anak 36 orang, terdapat 20 orang anak atau 55% yang kurang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran. Adapun fenomena di lapangan: a) anak tidak betah di dalam kelas; b) melakukan tugas tidak sesuai perintah; c) ketepatan dalam bercerita belum sesuai gambar; d) dalam bercerita belum sesuai isi cerita dengan gambar. Melihat hal ini, guru sebagai orang yang bertanggung jawab pada pendidikan anak, merasa perlu untuk mencari solusi pemecahannya. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan metode bercerita dengan gambar. 4

5 Melalui metode bercerita dengan gambar, anak diberi motivasi untuk memusatkan konsentrasinya pada pembelajaran. Moeslichatoen (1999:157) mengemukakan metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang konsentrasi anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Bila isi cerita itu dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh konsentrasi, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Selanjutnya Moeslichatoen (1999:158) menjelaskan pula bila cerita yang disampaikan pada anak TK terlalu panjang dan terinci dengan menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik konsentrasi anak, maka teknik bercerita ini akan berfungsi dengan baik. Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi gambar menuntut pemusatan konsentrasi yang lebih besar dibandingkan bila anak mendengarkan cerita dari buku bergambar. Untuk menjadi seorang yang dapat bercerita dengan baik guru TK memerlukan persiapan dan latihan. Penggunaan ilustrasi gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, juga untuk mengikat konsentrasi anak pada jalannya cerita. Bagi anak usia TK, mendengarkan cerita yang menarik yang dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Guru TK yang terampil bertutur dan kreatif dalam bercerita dapat menggetarkan perasaan anak. Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan dan sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah. Terkait bercerita dengan gambar pada prinsipnya meningkatkan konsentrasi aak, disebabkan anak dapat mengamati langsung tema yang sedang diceritakan guru. Di sisi lain anak gemar melihat gambar, terutama yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sejauhmana keefektifan metode bercerita untuk meningkatkan konsentrasi anak dalam pembelajaran perlu penelitian yang cermat. 5

6 Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, maka penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut: Meningkatkan Konsentrasi Anak Dalam Pembelajaran Melalui Teknik Bercerita dengan Gambar pada TK Tenilo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Dari uraian di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yakni: a. Anak tidak betah di dalam kelas b. Melakukan tugas tidak sesuai perintah. c. Ketepatan dalam bercerita belum sesuai gambar d. Dalam bercerita belum sesuai isi cerita dengan gambar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah konsentrasi dalam pembelajaran pada anak TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, dapat ditingkatkan melalui metode bercerita dengan gambar?. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan konsentrasi dalam pembelajaran, melalui metode bercerita dengan gambar pada anak TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Inti proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik meliputi fisik maupun psikis. Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif, guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi pembelajaran, sehingga guru akan merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. Dalam dunia pendidikan terdapat tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai. Karena 6

7 penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan. Slameto (dalam Djamarah, 2008:202) menjelaskan ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Nasution (dalam Djamarah, 2000:61) menjelaskan konsentrasi penting dalam interaksi edukatif. Untuk mengamati sesuatu diperlukan konsentrasi. Untuk itu anak harus diberikan rangsangan yang dapat mempengaruhi kelakuannya agar terus memberikan konsentrasi kepada pelajaran. Selanjutnya Suryosubroto (2002:49) menyatakan belajar memerlukan konsentrasi, oleh karena itu perlu menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang kegiatan belajar yang efektif. Konsentrasi pada anak berhubungan dengan motivasi. Hanafiah Suhana (2009:29) mengemukakan motivasi belajar peserta didik dapat diukur dengan target belajar yang kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan konsentrasi, anak dapat belajar kreatif. Bagi anak TK, pengembangan berbagai kemampuan memerlukan kreativitas anak, hal ini akan tercapai apabila anak dapat mengikuti pelajaran dan contoh yang diberikan guru. Selanjutnya pada inovatif, anak akan memiliki ide-ide dalam mengembangkan kemampuannya, misalnya pada menceritakan kembali isi cerita melalui gambar. Anak yang memiliki konsentrasi, di samping contoh yang disampaikan guru, mereka akan berinovatif dengan menambahkan kalimat-kalimat sederhana berupa pengalaman mereka terhadap isi cerita. Selanjutnya pada tahap efektif dan menyenangkan, bagi anak yang memiliki konsentrasi, terdapat kepuasan ketika mereka dapat menceritakan kembali isi cerita, sehingga akan tercipta suasana yang menyenangkan pada saat guru memberi penguatan. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan konsentrasi anak dalam pembelajaran yakni: a) anak dapat melakukan tugas yang diberikan guru; b) anak dapat berinovasi tentang tugas yang diberikan guru; c) anak dapat menyelesaikan tugas dengan tepat. 7

8 Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi terbentuknya konsentrasi, antara lain: a. Guru Agustin (2011:14) menjelaskan guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Seorang guru harus mampu berhubungan baik dengan anak, karena seorang guru tidak hanya sekedar tampil di kelas, tetapi perlu melakukan langkahlangkah yang strategis yang dapat menimbulkan konsentrasi anak dalam pembelajaran. b. Sarana dan prasarana Anak yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat. Apabila jumlah anak dalam satu kelas, sudah melebihi yang sebenarnya, maka konsentrasi anak kurang terpusat, karena situasi yang panas, sirkulasi udara yang kurang normal. c. Perbedaan Psikologis Djamarah (2000:59) menguraikan di sekolah perbedaan aspek psikologis tak dapat dihindari, disebabkan pembawaan dan lingkungan anak didik yang berlainan antara satu dengan yang lainnya. Dalam pengelolaan pengajaran, aspek psikologis sering menjadi ajang persoalan, terutama yang menyangkut masalah minat dan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan guru. d. Motivasi Konsentrasi anak akan timbul, apabila anak memiliki motivasi dalam pembelajaran. Tanpa motivasi, seperti penguatan oleh guru, metode pembelajaran yang bervariasi, media yang sesuai dengan tema, konsentrasi anak tidak akan terpusat pada apa yang diajarkan guru, bahkan konsentrasi mereka akan beralih pada objek yang disenangi seperti bermain di luar kelas. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi anak dalam pembelasjaran, antara lain: a) Pemberian Stimulasi Stimulasi identik dengan pemberian rangsangan yang berasal dari lingkungan di sekitar anak guna lebih mengoptimalkan aspek perkembangan anak. Hartono (dalam Mashar, 2011:117) menjelaskan pemberian stimulasi yang tepat 8

9 dapat mempertinggi kemampuan aspek-aspek perkembangan, namun apabila stimulasi yang diberikan tidak tepat, akan member akibat yang tidak baik. Stimulasi yang diberikan guru, seperti peneriaan anak pada saat datang ke sekolah, memberi penguatan; seperti kalimat: pada hari ini, anak-anak lebih ceria, sehat dan hebat, merupakan bentuk penguatan verbal, yang akan meningkatkan konsentrasi mereka pada pembelajaran. b) Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Mariyana, dkk (2010:19) menjelaskan dari aspek performance, pengelolaan lingkungan belajar diarahkan untuk dapat menampilkan lingkungan yang mampu mengundang atau merangsang anak untuk tertarik beraktivitas di dalam lingkungan belajar yang telah disediakan. Sedangkan dari aspek isi, terdapat dua hal mendasar yang harus dicapai dari pengelolaan lingkungan belajar bagi anak TK, yaitu kemampuan lingkungan belajar tersebut dalam memfasilitasi multisensory anak serta kemampuan lingkungan belajar dalam memberi kesempatan pada anak untuk beraktivitas dan berkreasi secara efektif dan efisien. Konsentrasi anak akan terbentuk apabila lingkungan belajar benar-benar sesuai dengan karakteristik anak. Ruang kelas, media/alat permainan, guru yang sangat responsif terhadap anak, situasi pembelajaran yang menyenangkan, merupakan indicator dari penciptaan konsentrasi pada anak. e) Metode Pembelajaran yang digunakan guru Djamarah (2000:185) mengemukakan metode pembelajaran berhubungan erat dengan aktivitas anak didik. Keterlibatan intelek-emosional, intensitas keaktifan dan motivasi akan mengikat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Metode bercerita dengan gambar, sangat relevan dengan pembentukan konsentrasi anak. Anak akan tertarik dengan gambar yang ditampilkan guru, sehingga konsentrasi mereka akan terpusat pada cerita yang dikemukakan guru. f) Media Pembelajaran Hanafiah dan Suhana (2009:59) mengemukakan media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya 9

10 verbalisme. Media pembelajaran merupakan alat bantu pendengar dan penglihatan (audio visual aid) bagi peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman belajar secara signifikan. Moeslichatoen (1999:157) mengemukakan metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang konsentrasi anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Bila isi cerita itu dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh konsentrasi dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Moeslichatoen (1999:158) menguraikan bila cerita yang disampaikan pada anak TK terlalu panjang dengan menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik konsentrasi anak, maka teknik bercerita ini akan berfungsi dengan baik. Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi gambar menuntut pemusatan konsentrasi yang lebih besar dibandingkan bila anak mendengarkan cerita dari buku bergambar. Untuk menjadi seorang yang dapat bercerita dengan baik guru TK memerlukan persiapan dan latihan. Penggunaan ilustrasi gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, juga untuk mengikat konsentrasi anak pada jalannya cerita. Metode bercerita dipergunakan guru untuk memberikan informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan bermacam pekerjaan. Orang-orang itu melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan bermacam pekerjaan: guru, pedagang, petani, tukang pos, tukang sayur, sopir, tentara, polisi, maka informasi itu dapat memberikan wawasan yang luas tentang bermacam peran yang dilakukan seseorang dalam masyarakat dan bermacam layanan jasa yang dapat diberikan kepada anggota masyarakat. Sesuai dengan manfaat penggunaan metode bercerita bagi anak TK yang telah dikemukakan, kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui bercerita anak menyerap pesan-pesan 10

11 yang dituturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai-nilai itu dihayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan kegiatan bercerita bagi anak TK, akan meningkatkan konsentrasi anak dalam hal merespons kembali pengalaman-pengalaman anak di lingkungan keluarga. Seperti guru menampilkan cerita tentang keluarga, peran ayah, ibu, kakak maupun adik dalam sebuah rumah tangga. Anak akan berkomunikasi sambil menceritakan perannya di rumah, bahkan menambahkan peran nenek dan kakek apabila anak tersebut masih tinggal serumah dengan kakek dan nenek. Dalam memberikan pengalaman belajar melalui penuturan cerita, guru terlebih dahulu menetapkan rancangan langkah-langkah yang harus dinilai dalam bercerita. Bentuk bercerita mana yang dipilih pada dasarnya langkah-langkah kegiatannya sama. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Jika guru menggunakan metode bercerita dengan gambar, maka konsentrasi dalam pembelajaran pada anak TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, dapat meningkat. Sedangkan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: 80% anak telah memiliki konsentrasi dalam pembelajaran, atau terjadi peningkatan dari 16 orang anak atau 44% menjadi 29 orang atau 80% dari jumlah anak 36 orang. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Adapun jumlah anak yang menjadi subjek penelitian adalah 36 orang, terdiri dari laki-laki 19 orang dan perempuan 17 orang. Berasal dari lingkungan keluarga yang berbeda dari tingkat pendidikan, maupun sosial ekonomi. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan selama 2 bulan, yakni dari bulan Desember tahun 2013 sampai dengan bulan Januari tahun Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dengan mengamati setiap perubahan objek penelitian. Pedoman observasi dilaksanakan berdasarkan indikator variabel, dilanjutkan dengan 11

12 wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik persentase, dimana data diperoleh dari hasil observasi, kemudian dianalisis. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Taman kanak-kanak ini memiliki fasilitas yang cukup, fasilitas tersebut antara lain berupa APE dalam dan APE luar. Berbagai fasilitas tersebut digunakan secara maksimal untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TK ini. Saat ini jumlah anak didik yang ada di TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, yaitu berjumlah 56 orang yaitu kelompok A 20 orang dan kelompok B 36 orang. Jumlah pendidik yang ada di TK sebanyak 3 orang, terdiri dari 1 orang berstatus PNS dan 2 orang honor daerah. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus mengacu pada rencana kegiatan harian (RKH), serta lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas anak. Dari kegiatan observasi awal menunjukkan bahwa yang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran hanya berjumlah 16 orang (44%) dari jumlah 36 orang anak. Pada siklus I pertemuan 1 terjadi peningkatan menjadi 18 orang anak (50%). Siklus I pertemuan 2 terjadi peningkatan pula, anak yang memiliki konsentrasi menjadi 22 orang (61%). Selanjutnya pada siklus II pertemuan 1 terjadi peningkatan menjadi 25 orang (69%), siklus II pertemuan 2 menjadi 29 orang (80%) anak mengalami peningkatan konsentrasi dalam pembelajaran melalui metode bercerita dengan gambar. Pembahasan Pada setiap proses pembelajaran, diperlukan konsentrasi anak didik sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi hasil belajar. Tanpa konsentrasi, anak didik tidak dapat memahami dan selanjutnya melakukan apa yang menjadi tugas pembelajaran. 12

13 Bertitik tolak dari hal yang dikemukakan, guru sebagai pelaksana proses pembelajaran berupaya dari penciptaan kelas yang kondusif, metode yang sesuai dengan karakteristik anak didik, serta media pembelajaran yang dapat memotivasi anak untuk belajar. Naution (dalam Djamarah, 2000:61) menjelaskan konsentrasi penting dalam interaksi edukatif. Untuk mengamati sesuatu diperlukan konsentrasi. Untuk itu anak harus diberikan rangsangan ayng dapat mempengaruhi kelakuannya, agar terus memberikan konsentrasi kepada pelajaran. Anak usia dini, dalam proses pembelajaran perlu diberi rangsangan agar memiliki konsentrasi. Hal ini mengingat, apabila anak kurang dibiasakan untuk berkonsentrasi dalam pembelajaran, maka hal ini akan berpengaruh pada jenjang pendidikan selanjutnya. Metode bercerita dengan gambar yang digunakan dalam penelitian ini, sedikitnya melatih anak untuk berbicara. Hal ini sejalan dengan pendapat Fox (dalam Tate, 2013:55) menyatakan kata-kata sangat penting dalam membangun koneksi-koneksi pikiran dalam otak, lebih banyak bahasa yang akan ditemukan anak melalui percakapan dengan orang lain, hal ini lebih menguntungkan mereka secara sosial dan pendidikan selama hidup mereka. Pada observasi awal anak yang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran berjumlah 16 orang (44%), kurang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran 10 orang (28%), dan tidak memiliki konsentrasi dalam pembelajaran 10 orang (28%). Berdasar pada data awal tersebut, peneliti mengadakan diskusi bersama guru mitra terutama menentukan tema dan subtema dalam proses pembelajaran. Selanjutnya melalui diskusi itu pula diupayakan penyamaan persepsi terhadap aspek-aspek yang dinilai serta kriteria penilaian. Pelaksanaan siklus diawali dengan menyusun rencana kegiatan harian (RKH), langkah-langkah pelaksanaan metode bercerita dengan gambar, serta media yang digunakan. Untuk proses pelaksanaan kegiatan siklus I pertemuan I diperoleh hasil, anak yang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran berjumlah 18 orang (50%), kurang memiliki konsentrasi 10 orang (28%) dan tidak memiliki konsentrasi 8 orang (22%). 13

14 Pada siklus I pertemuan 1 terjadi peningkatan, tetapi belum mencapai hasil yang diharapkan. Untuk itu siklus I pertemuan 2 dilaksanakan dengan mengacu pada rencana kegiatan harian, penciptaan kelas yang kondusif, memotivasi anak untuk dapat berkonsentrasi terhadap tema yang dijelaskan guru. Atas upaya-upaya tersebut diperoleh hasil pengamatan siklus I pertemuan 2, anak yang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran meningkat menjadi 22 orang (61%), kurang memiliki konsentrasi 10 orang (28%), dan tidak memiliki konsentrasi 4 orang (11%). Untuk memperoleh hasil yang lebih optimal, pelaksanaan siklus dilanjutkan dengan siklus II. Dengan tema dan subtema yang berbeda, fokus pelaksanaan siklus II ini lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk bercerita sesuai gambar dan menyesuaikan isi cerita dengan gambar. Langkahlangkah pembelajaran sama dengan siklus I. Hasil yang diperoleh pada siklus II pertemuan 1 yakni terjadi peningkatan konsentrasi pembelajaran pada anak menjadi 25 orang (69%), kurang memiliki konsentrasi 10 orang (28%), dan tidak memiliki konsentrasi 1 orang (3%). Pada pelaksanaan siklus II pertemuan 2, diperoleh hasil anak yang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran berjumlah 29 orang (80%), kurang memiliki konsentrasi 7 orang (19%) dan tidak memiliki konsentrasi 0%. Peningkatan pada setiap siklus, diupayakan guru agar anak memiliki konsentrasi dalam pembelajaran. Metode bercerita dengan gambar, merupakan metode yang sangat sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Di samping tema maupun subtema, yakni hal-hal yang ada di lingkungan sekitar anak, dimana mereka mengamati langsung, maupun terlibat dalam kegiatan tersebut. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi selama pelaksanaan siklus, yakni masih terdapatnya beberapa anak yang masih kurang menunjukkan konsentrasinya, mereka memilih kegiatannya sendiri, seperti bermain di luar kelas. Hal ini pula terjadi pada anak yang belum mandiri, masih dijaga oleh orang tuanya. Sehingga pada proses pembelajaran belum dapat berbuat seperti temantemannya, banyak bergantung kepada guru maupun orang tua. 14

15 Pada kesimpulannya, metode bercerita dengan gambar sangat membantu anak usia dini dalam meningkatkan konsentrasinya dalam pembelajaran. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi anak dalam pembelajaran dapat ditingkatkan melalui metode bercerita dengan gambar. Dari kegiatan observasi awal menunjukkan bahwa yang memiliki konsentrasi dalam pembelajaran hanya berjumlah 16 orang (44%) dari jumlah 36 orang anak. Pada siklus I pertemuan 1 terjadi peningkatan menjadi 18 orang anak (50%). Siklus I pertemuan 2 terjadi peningkatan pula, anak yang memiliki konsentrasi menjadi 22 orang (61%). Selanjutnya pada siklus II pertemuan 1 terjadi peningkatan menjadi 25 orang (69%), siklus II pertemuan 2 menjadi 29 orang (80%) anak mengalami peningkatan konsentrasi dalam pembelajaran melalui metode bercerita dengan gambar. Berdasar temuan di atas, maka hipotesis tindakan: Jika guru menggunakan metode bercerita dengan gambar, maka konsentrasi dalam pembelajaran pada anak TK Tenilo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, dapat meningkat, dapat diterima. Saran a) Konsentrasi anak usia dini dalam pembelajaran perlu ditumbuhkembangkan. Untuk itu peran guru dalam memilih metode yang sesuai dengan karakteristik perlu diupayakan. b) Penelitian tindakan kelas, hendaknya dapat dilaksanakan sebagai koreksi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. a) Temuan-temuan yang diperoleh selama proses pelaksanaan tindakan kelas, perlu ditindaklanjuti, terutama menjadi materi pada MGMP guru-guru TK. 15

16 DAFTAR PUSTAKA Agustin, Mubins Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran, Bandung: Rafika Aditama Anita Yus Model Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada Media Group Djamarah, B. Syaiful Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta ; Djamarah, B. Syaiful Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta Farida, dkk Sekolah Yang Menyenangkan, Bandung: Nuansa Hanafiah, Suhana Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Rafika Aditama Isjoni Model Pembelajaran Usia Dini, Alfabeta Mashar, Riana Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, Jakarta: Prenada Media Group Mariyana, dkk Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: Prenada Media Group Moeslichatoen Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Rineka Cipta Kurniati, Rohmawati Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Prenada, Media Group Nuryanti, Lusi Psikologi Anak, Jakarta: Indeks Rohani, Ahmad Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta Suyadi Ternyata Anakku Bisa Kubuat Genius, Power Books (Ihdina) Sujiono N. Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, PT. Indeks Soetjiningsih, H. Christina Perkembangan Anak, Jakarta: Prenada Media Group Wesik dan Seefeldt Pendidikan Anak Usia Dini, PT. Indeks 16

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Nahri Kadullah Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI TEKNIK BERMAIN KELOMPOK DI TK MAWAR KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO.

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI TEKNIK BERMAIN KELOMPOK DI TK MAWAR KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. 1 MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI TEKNIK BERMAIN KELOMPOK DI TK MAWAR KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Rostin Halid Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar 2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Pertiwi Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak Sulianah (11261246- ST PSKGJ) Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang: Membaca merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa tergantung

Lebih terperinci

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK Masalah dalam kajian ini adalah apakah ada pengaruh metode

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Widiharto NIM : S200070130 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BINATANG DI KELOMPOK B TK PERTIWI I KALIANYAR KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI Desyanti Kemalasari N 1 Ening Widaningsih 2 Winti Ananthia 3 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU Kuswartiningsih 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian adalah rendahnya kreativitas anak kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru Metode Pengajaran di TK Sumber : Metode Pengajaran di Taman Kanak Kanak (Dra. Moeslichatoen R., M.Pd) Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH Oleh YULIA SARI NIM :2007/88541 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa 1 2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII B DI MTS. AL-KHAIRAAT KOTA GORONTALO Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat membawa manusia kepada era globalisasi. Menghadapi era tersebut bangsa Indonesia menjalani

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN Nisnayeni Abstrak: Perkembangan motorik kasar anak di TK Bina Ummat Pesisir Selatan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan tujuan agar anak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru 43 4.1 Deskripsi Hasil Peneltian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P Artikel Skripsi MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEKA TEKI SILANG PADA ANAK KELOMPOK B TK AL HIDAYAH FATHUL HUDA SEDURI KECAMATAN WONODADI KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita tidak hanya sekedar hiburan melainkan merupakan suatu cara yang dipandang cukup efektif digunakan dalam mencapai target pendidikan. Oleh karena itu melalui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA Anny Doludea, Lenny Nuraeni 2 PG PAUD IKIP Siliwangi 2 PG PAUD IKIP Siliwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini (0-8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Bahkan dikatakan sebaai lompatan perkembangan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG 1 ARTIKEL Oleh NANDA ERIKA NIM : 2009/51064 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan tingkat kanak-kanak adalah sebuah dunia yang tidak terlepas dari bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan perasaan serta sekaligus sebagai alat komunikasi antar manusia. Pengembangan bahasa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia karakteristik orang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia karakteristik orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia taman kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK

YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK Meningkatkan Kemampuan Mengurutkan Gambar Seri Melalui Metode Demonstrasi pada Anak Kelompok B Di TK Cerdas Ceria Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa bahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai kehidupan manusia pada dasarnya berlangsung dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya yang ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG MELALUI BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN TEKNIK BERMAIN PADA ANAK DI TK PERTIWI KECAMATAN HULONTALANGI KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG MELALUI BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN TEKNIK BERMAIN PADA ANAK DI TK PERTIWI KECAMATAN HULONTALANGI KOTA GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG MELALUI BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN TEKNIK BERMAIN PADA ANAK DI TK PERTIWI KECAMATAN HULONTALANGI KOTA GORONTALO Yusida Mohamad NIM : 111 4111 140 Pembimbing I Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya nilai peradaban sebuah bangsa, kualitas pendidikan berkorelasi dengan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kebutuhan setiap orang yang kegiatannya dapat terjadi di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa tidak hanya sekedar merupakan media komunikasi dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN Idrawati Abstrak Kemampuan motorik kasar anak di TK Melati Kabupaten Solok Selatan masih

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 0 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR Guru TK 0 Permataku Merangin Kabuapten Kampar email: gustimarni@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : DIAN KRISNAYANTI NPM:

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : DIAN KRISNAYANTI NPM: Artikel Skripsi MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN LEMPAR DADU HURUF PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN NUSA INDAH DESA KEDUNGREJO KECAMATAN MEGALUH KABUPATEN JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK Kemampuan membaca anak di Taman Kanak kanak Dharmawanita Agam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu pendidikan anak usia dini adalah Taman kanak-kanak. Taman

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu pendidikan anak usia dini adalah Taman kanak-kanak. Taman 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tsanawiyah Muhammadiyah Kabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA

KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B PAUD SAKURA Kota Lubuklinggau) Oleh : ROMLAH NPM

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Endang Sunarti 1 ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

Lebih terperinci

Pengertian. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

Pengertian. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun KURIKULUM TAMAN KANAK KANAK Oleh: Heny Djoehaeni, S.Pd.,M.Si. Pengertian Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI KEGIATAN BERCERITA DENGAN GAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA TALES KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengucap Syair 1. Pengertian Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bermain merupakan aktivitas yang penting dilakukan oleh anak-anak. Sebab dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalaman dan pengetahuannya. Moeslichatoen

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas, dan yang menjadi mitra kerja adalah guru kelas kelompok A.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas, dan yang menjadi mitra kerja adalah guru kelas kelompok A. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B TK Melati Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa peka adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO Oleh FEDRIYENTI NIM. 58667/2010 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana yang sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini disebabkan dalam kehidupan

Lebih terperinci

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh: Ni Putu Parmini Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Saraswati Tabanan Abstrak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA Sunarti 1 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah belum maksimalnya kemampuan berbahasa anak kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI PERMAINAN OUT- BONDSEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 05 KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI PERMAINAN OUT- BONDSEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 05 KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI PERMAINAN OUT- BONDSEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 05 KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO SESKA BAWOTONG ( Mahasiswa Jurusan SI PG PAUD FIP

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH Verlis Bagia 1 ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini yaitu kurangnya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa anak awal dan masa anak akhir. Periode masa anak awal berlangsung

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK PERMAINAN BAHASA MELENGKAPI CERITA DAN PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Bandung, keterampilan berbicara merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Pengertian media sebagai sumber belajar adalah segala benda serta mahluk hidup yang berada di lingkungan sekitar serta peristiwa yang dapat memungkinkan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode usia dini ini adalah tahuntahun berharga bagi

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL.

PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL. PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL Oleh ROSALINA HIPI NIM. 153 410 036 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seorang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH Pendahuluan Betti Erlina Abstrak Abstrak. Kurangnya pengenalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA 1 2 MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA ABSTRAK Rina Mahan, Tuti Wantu, M.Pd, Kons, Irpan Kasan, S.Ag, M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) menuju kearah yang lebih

Lebih terperinci

Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok Di RA Suryawiyyah

Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok Di RA Suryawiyyah Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok Di RA Suryawiyyah Endang Kustiani (10262054-ST) Mahasiswa PG PAUD IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kreativitas biasanya diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN 1 2 1 ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh ternyata hasil belajar siswa rata-rata masih rendah dan sebagian kecil siswa sudah tuntas belajarnya. Penggunaan metode demonstrasi yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk. Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO Nuraino 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian adalah rendahnya kemampuan anak mengenal

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG Lili Saputri* Abstrak: Kemampuan motorik halus anak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya

Lebih terperinci