TAHUNAN 2011 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BPTP BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TAHUNAN 2011 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BPTP BENGKULU"

Transkripsi

1 TAHUNAN 2011 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BPTP BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2 LAPORAN TAHUNAN 2011 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BPTP BENGKULU Penanggung Jawab: Kepala BPTP Bengkulu Penulis: Zul Efendi Wilda Mikasari Wahyuni Amelia Wulandari Diterbitkan oleh: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BENGKULU Jl. Irian KM. 6,5 Bengkulu 30119, PO. BOX 1010 BKL Telepon dan faximile: (0736) 23030, (0736) Website : http/ ISSN

3 PENGANTAR Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah Unit Pelaksana Teknis dibidang penelitian dan pengembangan pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Litbang Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/ 2006 tanggal 1 Maret 2006, BPTP Bengkulu berkoordinasi dengan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu, BPTP Bengkulu selama Tahun Anggaran (TA) 2011 telah melaksanakan berbagai kegiatan pengkajian untuk mendapatkan paket teknologi spesifik lokasi. Selain melaksanakan pengkajian, BPTP juga melakukan kegiatan diseminasi hasil pengkajian dan mempercepat transfer teknologi kepada pengguna melalui kegiatan seminar, lokakarya, workshop, temu lapang, ekspose atau pameran serta publikasi di media cetak dan elektronik. Laporan tahunan ini juga menyajikan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan selama tahun 2011 dengan pembiayaan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BPTP Bengkulu No 2174/ /08/2011. Laporan ini sekaligus juga menyajikan ringkasan hasil-hasil pengkajian dan diseminasi selama TA Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi aktif dalam pembuatan laporan ini. Bengkulu, Desember 2011 Kepala Balai, Dr. DEDI SUGANDI, MP NIP

4 DAFTAR ISI Halaman PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v vii I. PENDAHULUAN Sumberdaya Pengkajian dan Diseminasi Visi, Misi dan Strategi Utama Sasaran Utama dan Tujuan Program Utama II. REFORMASI BIROKRASI Pengembangan Kapasitas Lembaga Kondisi dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Budaya Kerja III. SARANA DAN PRASARANA Barang Tidak Bergerak Barang Bergerak IV. SEKSI KERJASAMA DAN PELAYANANAN PENGKAJIAN Urusan Pelayanan Pengkajian Pengelola Penyiapan Sarana Komunikasi dan Diseminasi Evaluasi dan Pelaporan Kerjasama Pengkajian dan Diseminasi Urusan Perencanaan dan Program Tim Pembina SDM V. ANGGARAN VI. INTISARI HASIL KEGIATAN Kegiatan Koordinasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian Provinsi Bengkulu Rapat Koordinasi P2BN Temu Informasi Teknologi

5 6.2 Kegiatan Pengkajian Rekomendasi Kebijakan Pertanian : Kebijakan Pembangunan Ketahanan Pangan di Provinsi Bengkulu Percepatan Adopsi Teknologi Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Pakan Sapi dan Pupuk Organik di Bengkulu Peningkatan Pendapatan Petani Sebesar 30% melalui Intensifikasi dan Integrasi Ternak dan Tanaman di Provinsi Bengkulu Analisis Peran wanita dalam rumahtangga petani mendukung keberhasilan program SL-PTT, PUAP (peningkatan peran dan fungsi wanita >20%) di Bengkulu Percepatan Adopsi Varietas Unggul baru (VUB) Padi sawah dan Padi Rawa sebagai Pengganti Varietas IR-64 dan Ciherang untuk meningkatkan 200% Adopter di Bengkulu Pengkajian Pola dan faktor penentu distribusi penerapan ino vasi spesifik lokasi Kajian Kelembagaan Formal dan Informal dalam Pengembang an Inovasi Spesifik Lokasi untuk mendukung Pembangunan Pertanian di Provinsi Bengkulu Kegiatan Diseminasi Pendampingan SL-PTT di Provinsi Bengkulu Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu MP3MI Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Pameran dan Sosialisasi Teknologi Spesifik Lokasi (PENAS XIII) Gelar Teknologi Pertanian Visitor Plot Perbenihan Padi Rawa VII. PENUTUP VIII. KINERJA HASIL

6 DAFTAR TABEL Tabel halaman 1. Program Pengkajian dan Pengembangan Pertanian BPTP Bengkulu Pengembangan SDM BPTP Bengkulu bulan Januari sampai dengan Desember Calon Pegawai Negeri Sipil BPTP Bengkulu per Desember Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun Nilai IPNBK Aparatur BPTP Bengkulu Tahun Rekapitulasi Barang Tidak Bergerak Rekapitulasi Barang bergerak Koleksi Buku Perpustakaan BPTP Bengkulu per 31 Desember Judul Publikasi yang diterbitkan oleh BPTP Bengkulu Berupa Media Cetak maupun Media Elektronik per 31 Desember Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja TA Matrik Pelaporan Kegiatan Pendampingan SL-PTT BPTP Bengkulu Tahun Matrik Pelaporan Pendampingan PSDSK BPTP Bengkulu Tahun Evaluasi dan Analisis Akuntansi Kinerja Tahun

7 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Struktur Organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu berdasarkan Tingkat Pendidikan Diagram Model Sarang Laba-laba IPNBK BPTP Bengkulu Tahun Kegiatan verifikasi Dokumen RUB Gapoktan di BPTP Bengkulu Kegiatan Rakor P2BN yang dihadiri oleh Kepala Badan Litbang Pertanian (Dr. Haryono) Kepala BPTP Bengkulu menyampaikan makalah SDMC (kiri), Suasana Diskusi Kelompok (kanan) Suasana FDG di Kelompok P2KP Pertiwi (kiri), dan Kelompok P2KP Anggrek Putih (kanan) Kondisi Pertanaman Padi Pada Percontohan Komponen Teknologi dan Aplikasi Pupuk Kompos Sampel Tanaman Kelapa sawit Umur 15 Tahun (kiri), Sapi bali Jantan Sebagai sampel Penelitian (kanan) Kegiatan Ekonomi Produktif Kelompok Wanita Tani Desa Harapan Makmur (kiri), Kegiatan Survei di Desa Kabawetan Kabupaten Kepahiang (kanan) Kondisi Pertanaman Aplikasi Kompos di Kecamatan Rimbo Recap Kabupaten Rejang Lebong Pengisian Kuisioner di Desa Lubuk Ubar (kiri), dan di BPP Talang Dantuk (kanan) Suasana Survei FDG di Kabupaten Bengkulu Utara Keragaan Tanaman Padi Fase Bunting (kiri), Keragaan Tanaman jagung Menjelang Fase Pembungaan (kanan) Pencampuran pakan Tambahan untuk Ternak Sapi (kiri), Aplikasi Pakan Tambahan untuk Ternak Sapi (kanan)

8 16 Pembuatan Garis Tanam dengan Menggunakan Caplak Roda (kiri), Pertanaman Inpari Kunjungan Walikota Bengkulu ke BPTP Bengkulu (kiri), Disain MKRPL dengan Rak Vertikultur (kanan) Penyampaian Proyeksi kebutuhan benih di kantor PT. Pertani (kiri), kondisi Persawahan di Kecamatan Kemumu Kabupaten Bengkulu Utara (kanan) Kegiatan Pekan nasional Kontak Tani dan Nelayan Nasional di Tenggarong Kalimantan Timur Gelar Teknologi Pemupukan Tanaman Jagung (kiri), Gelar Teknologi Padi Varietas Unggul Baru (INPARI) (kanan) Varietas Inpari 2 dan 5 umur 30 HST

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran halaman 1. Pegawai yang mengikuti kegiatan Workshop/ Symposium/ seminar/ sosialisasi sampai 31 Desember

10 I PENDAHULUAN Tugas pokok BPTP Bengkulu adalah melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi. Adapun fungsi dari BPTP Bengkulu adalah: 1) Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian, 2) Pengkajian dan perakitan teknologi pertanian, 3) Penyiapan paket teknologi untuk penyuluhan pertanian, 4) Pelayanan teknik kegiatan pengkajian dan 5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. Pengkajian dilaksanakan berdasarkan identifikasi kebutuhan teknologi dan diprioritaskan pada komoditas unggulan nasional dan daerah. Pengkajian dan diseminasi hasil pengkajian dilaksanakan secara sinergis, efektif dan efisien sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial budaya masyarakat Bengkulu. Tujuan dari diseminasi adalah untuk mempercepat adopsi dan difusi inovasi teknologi yang dihasilkan. Manfaat dari adopsi dan difusi teknologi adalah peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah produk pertanian secara berkelanjutan, sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tani. Kondisi lingkungan internal maupun ekternal selalu berubah dan dinamis seiring dengan perjalanan waktu. BPTP Bengkulu telah mengemban rencana strategis untuk mengantisipasi perubahan dan dinamika lingkungan dalam kurun waktu Rencana strategis diperlukan sebagai panduan dalam pelaksanaan seluruh program dan kegiatan BPTP Bengkulu dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Rencana strategis disusun secara rasional, ringkas, jelas, akurat, terukur, dan dapat dicapai pada kurun waktu tertentu (5 tahun). Struktur rencana strategis secara komprehensif dijabarkan dalam visi, misi, strategi utama, sasaran utama, tujuan dan program serta indikator kinerja utama tahunan. Sebagai wujud dari pertanggung jawaban pelaksanaan rencana kerja tahunan 2011, disusun laporan tahunan dengan rincian sebagai berikut: gambaran umum kinerja sumberdaya pengkajian, diseminasi dan program utama tahun 2011, reformasi birokrasi, sarana dan prasarana, kinerja hasil kerjasama dan pengkajiana, anggaran dan intisari hasil kegiatan tahun

11 1.1. Sumberdaya pengkajian dan diseminasi BPTP Bengkulu dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret BPTP Bengkulu dikoordinir secara langsung oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). BPTP Bengkulu dipimpin oleh pejabat struktural Eselon IIIa sebagai Kepala Balai dan dibantu oleh dua pejabat struktural Eselon IVa yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP). Wilayah kerja BPTP Bengkulu meliputi 9 kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Mukomuko, Lebong, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu. BPTP Bengkulu mempunyai 77 pegawai dengan rincian: 14 orang peneliti, 6 orang penyuluh, 2 orang peneliti non klas, 2 orang calon penyuluh, 5 orang teknisi dan 36 orang staf (administrasi, kebersihan, pengemudi dan keamanan), 11 orang calon peneliti, 1 orang calon pranata laboratorium. Untuk mendukung operasional program dan kegiatan, BPTP Bengkulu dilengkapi alat transportasi berupa kendaraan roda 4 (6 unit) dan roda dua (8 unit), laboratorium tanah, laboratorium diseminasi, laboratorium pasca panen, unit prosesing padi, klinik agribisnis, rumah kaca, dan perpustakaan digital serta website. Keberadaan BPTP Bengkulu membuka peluang yang lebih besar bagi tersedianya teknologi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu yang sesuai dengan kebijakan, kondisi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sosial ekonomi dan budaya masyarakat Bengkulu. Kekuatan Ketersediaan SDM dan fasilitas`pendukung yang berupa alat transportasi, laboratorium, perpustakaan, rumah kaca dan klinik agribisnis memainkan peran yang sangat strategis dalam mendukung program pembangunan pertanian daerah dan nasional. Kelengkapan database wilayah yang penting seperti peta AEZ dan status kesuburan lahan, paket rekomendasi teknologi, serta sumber referensi digital, 11

12 memposisikan BPTP sebagai salah satu pilar sumber informasi perkembangan teknologi pertanian di Provinsi Bengkulu. Dengan program peningkatan kompetensi SDM yang terus ditingkatkan, keberadaan BPTP Bengkulu semakin diperhitungkan oleh Pemerintah Daerah Bengkulu, yang tercermin dengan semakin bertambahnya peran strategis dalam pengawalan dan pendampingi program strategis nasional dan daerah seperti pendampingan program SL-PTT, PUAP, PSDS, dan kawasan hortikultura. Kelemahan Ketersediaan SDM yang berkualitas, dana yang memadai, dan managemen yang baik merupakan komponen penting dalam pelaksanaan pengkajian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi serta diseminasi hasil pengkajian. Tiga komponen tersebut saling mengunci satu dengan yang lainnya, sehingga jika ada salah satu komponen yang kurang optimal akan berpengaruh terhadap kinerja dari komponen lainnya. Kurang tersedianya SDM dan dana merupakan komponen yang paling sering menjadi faktor pembatas dalam pelaksanaan dan pencapaian tugas suatu intisari di BPTP Bengkulu sebagai berikut 14 orang peneliti, 6 orang penyuluh, 11 orang calon peneliti dan 2 orang calon penyuluh, 5 orang teknisi dan 36 orang administrasi, 5 orang teknisi, 1 orang calon pranata laboratorium, 2 orang peneliti non klas. Secara proporsional dipandang masih belum layak, demikian pula bila dilihat dari sisi distribusi tingkat pendidikan dengan komposisi S3 : 3 orang, S2 : orang 11 orang, S1 : 26 orang, D3 : 8 orang, SLTA : 25 orang dan SLTP 9 orang belum memenuhi standar critical mess dengan komposisi (S3 : S2 : S1 = 1 : 4 : 7 ). Wilayah kerja BPTP Bengkulu yang luas dengan keragaman agroekosistem, sosial-ekonomi dan budaya masyarakat menuntut tersedianya SDM dan dana yang cukup besar. Anggaran Belanja BPTP Bengkulu tahun 2011 sebesar Rp ,- dengan komposisi belanja gaji Rp ,-, barang Rp ,- dan modal Rp ,-> Kondisi ini dirasakan masih belum proporsional sehingga masih perlu ditingkatkan guna tercapainya harapan para pemangku kebijakan (stakeholders di daerah). 12

13 Isu-Isu Strategis Pekembangan isu strategis yang berpeluang dalam peningkatan peran BPTP Bengkulu diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap kemajuan pembangunan pertanian di Bengkulu semakin meningkat seiring dengan program otonomi dan pemekaran daerah. 2. Kegiatan sektor pertanian di Bengkulu belum sepenuhnya mengadopsi teknologi yang telah dihasilkan/direkomendasikan oleh BPTP Bengkulu. 3. Pesatnya perkembangan teknologi informasi, memungkinkan proses produksi dan distribusi inovasi pertanian dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran. Isu-isu strategis lainnya juga memberikan tantangan bahkan ancaman bagi pengkajian dan diseminasi ke depan diantaranya adalah: 1. Sebagai UPT Pusat di daerah, BPTP bertugas melakukan pendampingan program strategis Deptan yang cenderung meningkat, selain melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 2. Pertambahan penduduk berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan produk pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian dan diseminasi inovasi yang lebih baik. 3. Diratifikasinya piagam ASEAN (ASEAN Charter) oleh DPR-RI pada tanggal 8 Oktober 2008 berdampak pada peningkatan persaingan kualitas, kuantitas dan harga produk-produk pertanian, sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing. 4. Perubahan iklim global berdampak langsung pada produksi pertanian sehingga menuntut penataan ulang sistem pertanian. 13

14 1.2. Visi, Misi dan Strategi Utama Visi Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun , untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional, maka visi BPTP Bengkulu adalah: Pada Tahun 2014 BPTP Bengkulu menjadi lembaga pengkajian terdepan penghasil dan penyedia teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi untuk menunjang pembangunan pertanian di Bengkulu Misi 1. Menghasilkan dan menyediakan teknologi pertanian spesifik lokasi kepada pengguna. 2. Meningkatkan kemitraan dengan pemerintah daerah/kabupaten, intitusi terkait dan swasta dalam pemberdayaan petani. 3. Meningkatkan kapasitas SDM dan fasilitas pendukung pengkajian dan diseminasi. 4. Memberikan bahan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam penyusunan kebijakan pertanian. 5. Mempercepat transfer teknologi pertanian kepada pengguna dan memperoleh umpan balik kepada stakeholders bagi penajaman program pengkajian teknologi pertanian berikutnya Strategi Utama Beranjak dari visi dan misi yang ada, strategi utama BPTP Bengkulu tahun 2011 ditetapkan sebagai berikut: 1. Optimalisasi sumberdaya internal/eksternal untuk peningkatan kapasitas institusi. 14

15 2. Meningkatkan intensitas dan efektifitas koordinasi antara BPTP dengan BBP2TP, Puslit/BB/LRPI dan Balit serta dengan berbagai lembaga penelitian pertanian dari dalam dan luar negeri. 3. Mendapatkan dan mendistribusikan inovasi teknologi dan kelembagaan untuk mendukung pembangunan pertanian Provinsi Bengkulu. 4. Membangun sistem manajemen mutu untuk semua lini kegiatan Sasaran Utama dan Tujuan Sasaran Utama Sasaran utama BPTP Bengkulu pada tahun 2011 yang ingin dicapai adalah : 1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi 2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian. 3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian). 4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian. 5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian Tujuan 1. Meningkatkan ketersediaan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi. 2. Meningkatkan penyebarluasan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi. 3. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi. 15

16 Kepala Balai Koord. Program dan Monev Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Sub Bagian Tata Usaha Koord. Pelayanan Pengkajian Koord. Kerjasama Koord. Urusan Kepegawaian dan Keuangan Koordinator Urusan Rumah Tangga - Lab. Tanah - Lab. Diseminasi - Lab. Pascapanen - Lab. Rumah Kaca - Informasi dan Perpustakanan UPBS SDM Kelji Unit Alih Teknologi Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 16

17 1.4. Program Utama BPTP Bengkulu Untuk mencapai sasaran utama dan tujuan di atas, pada tahun 2011 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merencanakan 6 program utama: 1) Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian spesifik lokasi Bengkulu; 2) Pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu: 3) Percepatan pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik inovasi pertanian spesifik lokasi ; 4) Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis inovasi Pertanian; 5) Kerjasama kemitraan penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi; 6) Pendampingan program strategis pembangunan pertanian; Program tersebut dijabarkan dalam 8 sub program sebagaimana diuraikan dalam langkah operasional. Langkah Operasional Agar program utama dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan maka ditetapkan kebijakan operasional sebagai berikut: 1) Rayonisasi dalam proses perencanaan, monitoring dan evaluasi; 2) Pembentukan tim pendukung manajemen sesuai kebutuhan, dan 3) Penetapan indikator kinerja utama untuk masing-masing program. Langkah operasional dari program pengkajian dan pengembangan pertanian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Program Pengkajian dan Pengembangan Pertanian BPTP Bengkulu. No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama 1 Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian spesifik lokasi Bengkulu Penelitian, pengkajian dan pengujian spesifik lokasi yang lebih dibutuhkan petani Informasi dan umpan balik dari calon pengguna yang menjadikan penelitian di BPTP Bengkulu lebih fokus. Paket hasil penelitian dan pengkajian spesifik lokasi yang siap didiseminasikan 17

18 No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama Sambungan Tabel 1 No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama 2 Pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu 3 Percepatan pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik inovasi pertanian spesifik lokasi. 4 Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis inovasi Pertanian 5 Kerjasama kemitraan penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi Peningkatan pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu Optimasi pengembangan sistem informasi diseminasi inovasi pertanian. Pengembangan diseminasi partisipatif. Optimasi penyebaran benih/bibit, dan jasa analisis/uji. Analisis kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif. Pengembangan jaringan kerjasama pengkajian dan diseminasi dengan berbagai lembaga nasional dan internasional. Menghasilkan paket rekomendasi teknologi unggulan Provinsi Bengulu Makin beragamnya media diseminasi yang digunakan BPTP. Kegiatan diseminasi yang lebih efektif dalam mensosialisasikan hasil pengkajian Nilai PNBP BPTP meningkat dua kali lipat sampai tahun 2014 Opsi kebijakan pembangunan pertanian wilayah yang antisipatif dan responsif. Bagian anggaran BPTP dari kerjasama dalam negeri dan luar negeri masingmasing meningkat > 50% 6 Pendampingan program strategis pembangunan pertanian Pendampingan program strategis Kementerian Pertanian dan program pembangunan pertanian daerah. Integrasi program BPTP dengan program Kemtan semakin baik. Integrasi program BPTP dengan program Daerah semakin baik. 18

19 II REFORMASI BIROKRASI 2.1. Pengembangan Kapasitas Lembaga Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan berkualitas BPTP Bengkulu sebagai UPT Badan Litbang berkewajiban melaksanakan kebijakan reformasi birokrasi yang telah diimplementasikan secara nasional baik di lembaga lembaga maupun instansi pemerintah secara berkelanjutan. Sesuai dengan semangat reformasi dan birokrasi setiap UPT dituntut untuk memiliki standar performance sesuai standar mutu dalam bidang pelayanan publik, BPTP Bengkulu telah melaksanakan reformasi birokrasi sejak 1 Juli 2010 atas arahan Badan Litbang Pertanian untuk menerapkan sertifikasi ISO 9001 : Reformasi birokrasi menuntut adanya perubahan kultur dalam budaya bekerja, salah satunya adalah disiplin pegawai dalam kehadiran dengan mentaati jam kerja yang telah disepakati. Untuk mendukung hal tersebut, BPTP Bengkulu telah menerapkan sistem absensi mesin hand key untuk meningkatkan disiplin kerja. Hasil absensi secara berkala dilaporkan ke BBP2TP dan Badan Litbang Pertanian. Pelaksanaan disiplin pegawai Negeri Sipil (PNS) juga mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Pasal 3 butir 11 Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan mentaati jam kerja. Komitmen Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 juga diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 06/PERMENTAN/OT.140/1/2010 tanggal 22 Januari 2010 tentang pedoman peningkatan disiplin pegawai. PNS adalah abdi Negara diharapkan dapat memiliki sikap, tindakan dan perilaku yang dapat menginisiasi terciptanya aparatur negara efisien, hemat dan disiplin tinggi serta anti KKN Kondisi dan Kompetensi Sumber Daya Manusia 19

20 Sumberdaya manusia sebagai salah satu input dalam indikator kinerja BPTP Bengkulu memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung kinerja BPTP menuju institusi yang akuntabel. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan SDM BPTP Bengkulu yang berkualitas akan memberikan dampak langsung terhadap perbaikan potensi, kinerja dan dorongan untuk meningkatkan kompetensi institusi. Keberhasilan pengembangan SDM ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pelaksanaan pengkajian dan diseminasi serta manajemen institusi disajikan pada Tabel 2. BPTP Bengkulu perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi untuk melakukan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian sesuai dengan tugas dan fungsi serta Visi Misi BPTP sebagai lembaga pengkajian terdepan. BPTP Bengkulu pada tahun 2011 didukung oleh 78 orang pegawai yang terdiri dari 13 orang peneliti, 6 orang penyuluh, 18 orang PNK dan 45 orang staf (administrasi, kebersihan, pengemudi dan keamanan). Selain itu BPTP Bengkulu juga menerima CPNS sebanyak 5 orang dengan kualifikasi pendidikan strata 1 (S1) terdiri dari 2 orang calon analis laboratorium, 2 orang calon peneliti dan 1 orang calon penyuluh pertanian. CPNS 2011 disajikan pada Tabel 3. Keragaan SDM BPTP berdasarkan pendidikan disajikan pada tabel gambar diagram dibawah dengan sebaran terbesar tingkat pendidikan Pegawai BPTP Bengkulu didominasi pada tingkat strata 1 (S1) 33% dengan komposisi sebagai tenaga fungsional penyuluh pertanian, peneliti pertama dan peneliti non kelas, selanjutnya jabatan non fungsional atau tenaga administrasi didominasi oleh tingkat SLTA (31%) sebagai tenaga administrasi dan ketatausahaan. Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 4 dan gb 2. Tabel 2. Pengembangan SDM BPTP Bengkulu bulan Januari sampai Desember No Nama Pegawai Waktu Hasil Pemantauan Pelaksanaan 1 Dr.Ir.Dedi 20 Februari s/d Diklatpim Tk.III Angkatan XXIV Sugandi,MP 9 April 2011, 2 Yartiwi, SP 3 23 April 2011 Diklat Fungsional Peneliti TK I 3 Bunaiyah 23 Mei s/d 15 Diklat Prajabatan Golongan III Honorita,SP Juni Jhon Firison, S.Pt 23 Mei s/d 15 Diklat Prajabatan Golongan III dan 20

21 5 Kusmea Dinata,SP 6 Taupik Rahman, S.Si 7 Tri Wahyuni, S.Si Juni Mei s/d 15 Juni Mei s/d 15 Juni Mei s/d 15 Juni 2011 BPTP BENGKULU Diklat Prajabatan Golongan III Diklat Prajabatan Golongan III Diklat Prajabatan Golongan III 21

22 Tabel 3. Calon Pegawai Negeri Sipil BPTP Bengkulu Per Desember No. Nama Pegawai Nip/Nip Lama Tempat/Tangal Lahir Pangkat Jabatan Pendidikan Akhir Gol/Ru Tmt Nama Jabatan Unit Kerja Nama Jenjang Dan Tahun Lulus Jurusan Jhon Firison, S.Pt / Lubuk Tapi, III/A 1/1/2011 Peneliti Non Klasifikasi BPTP BENGKULU UNIVERSITAS BENGKULU Reproduksi Ternak S1 Tahun : Tri Wahyuni, S.Si / WAY ARENG,, III/A 1/1/2011 Calon Analisis Laboratorium UNIVERSITAS LAMPUNG Kimia S1 Tahun : Kusmea Dinata, Sp / Tanjung Jaya, III/A 1/1/2011 Peneliti Non Klasifikasi BPTP BENGKULU UNIVERSIITAS BENGKULU Hama & Penyakit Tanaman S1 Tahun : Taupik Rahman, S.Si / BENGKULU, III/A 1/1/2011 Calon Analisis Laboratorium UNIVERSITAS BENGKULU Teknik Kimia S1 Tahun : Bunaiyah Honorita, Sp / Betung, III/A 1/1/2011 Penyuluh BPTP BENGKULU UNIVERSITAS SRIWIJAYA Sosek Pertanian S1 Tahun : 2010 Tabel 4. Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2011 No Pendidikan Jumlah (orang) Persen (%) 1 S S S D D SLTA SLTP 5 9 Jumlah

23 Peningkatan kualitas dan pembinaan manajemen sumberdaya manusia BPTP Gambar 2. Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu berdasarkan Tingat Pendidikan Peningkatan kualitas dan pembinaan manejemen sumberdaya manusia Bengkulu pada tahun 2011 dilakukan melalui kegiatan 1). Perencanaan dan pengembangan pegawai antara lain : pelatihan jangka panjang (sekolah biaya Negara dan biaya sendiri), pelatihan jangka pendek, Ujian Dinas/persamaan Ijazah, Penerimaan pegawai dan pemutakhiran database SIMPEG. 2). Mutasi Kepegawaian meliputi : Kenaikan pangkat regular maupun fungsional, pemerosesan DP3 pegawai, Penyesuaian Ijazah, inpassing gaji dan proses cuti. Dalam rangka peningkatan kompetensi dan pengalaman karyawan BPTP Bengkulu pada tahun 2011 telah mengikutsertakan kepada pegawai untuk mengikuti berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan jangka pendek, kursus, seminar, lokakarya dan symposium yang diadakan oleh Badan Litbang Pertanian maupun institusi institusi lain dengan rincian seperti pada lampiran Budaya Kerja BPTP Bengkulu pada tahun 2011 telah melaksanakan budaya kerja terhadap disiplin kehadiran pegawai sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun

24 Pasal 3 butir 11 Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan mentaati jam kerja. Berdasarkan hasil rekapitulasi kehadiran pegawai terlihat peningkatan kedisiplinan pegawai terhitung sejak bulan Januari 2011 dengan rata rata persentase kehadiran sebelum jam 7.30 yaitu 67%. Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan prilaku setiap pegawai sebagai aparatur Negara agar dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas kerja guna menghadapi berbagai tantangan dan masa mendatang. Upaya BPTP Bengkulu dalam melakukan perubahan dalam budaya kerja adalah melakukan Survey Evaluasi Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) terhadap seluruh pegawai BPTP Bengkulu untuk tahun kinerja Berdasarkan hasil rekapitulasi pengolahan data pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2011, rata ata IPNBK apaaratur BPTP Bengkulu adalah 3,4 dengan rata rata nilai kualitas budaya kerja 68,8. Artinya IPNBK aparatur BPTP Bengkulu masuk dalam kategori 68,01 84,00 dengan predikat baik. Secara rinci nilai IPNBK aparatur BPTP Bengkulu disajikan pada Tabel 5 Tabel 5. Nilai IPNBK Aparatur BPTP Bengkulu Tahun NO NILAI DASAR INDIKATOR IPNBK Komitmen dan konsisten, terhadap visi, misi dan tujuan NILAI KUALITAS BUDAYA KERJA 1-4 (4) Wewenang dan tanggungjawab 5-7 (3) Keiklasan dan kejujuran 8-10 (3) Integritas dan profesionalisme (5) Kreativitas dan kepekaan (3) Kepemimpinan dan keteladanan (2) Kebersamaan dan dinamika kelompok (2) Ketepatan dan kecepatan (3) Rasionalitas dan kecerdasan emosi (4) Keteguhan dan ketegasan (3) Disiplin dan keteraturan kerja (5) Keberanian dan kearifan (3)

25 Sambungan Tabel 5 NO NILAI DASAR INDIKATOR IPNBK NILAI KUALITAS BUDAYA KERJA 14. Semangat dan motivasi (3) Ketekunan dan kesabaran (2) Keadilan dan keterbukaan (3) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Indeks Penerapan Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja (3) KETERANGAN : 20,01-36,00 = Tidak Baik 36,01-52,00 = Kurang Baik 52,01-68,00 = Cukup Baik 68,01-84,00 = Baik 81,01-100,00 = Sangat Baik 25

26 Gambar 3 Diagram model sarang laba-laba IPNBK BPTP Bengkulu Tahun 2011 Evaluasi IPBNK di BPTP Bengkulu merupakan salah satu upaya komitmen organisasi untuk melakukan perubahan dan perbaikan system organisasi yang mengarah ke professional dan kemampuan aparatur untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada para stakeholders. 26

27 III SARANA DAN PRASARANA Dalam rangka mendukung Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu diperlukan adanya sarana dan prasarana serta sumber dana yang mencukupi. Dukungan sarana dan prasarana akan sangat menunjang kegiatan pengkajian dan administrasi yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu. Pengadaan inventaris sarana dan prasarana BPTP Bengkulu diperoleh dari hibah dan pembelian melalui anggaran DIPA BPTP. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan barang inventaris Barang Milik Negara (BMN) tersebut meliputi barang-barang tidak bergerak dan barang bergerak, BPTP Bengkulu dalam mempertanggungjawabkan barang-barang tersebut melalui proses yang mengacu pada Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. 3.1 Barang Tidak Bergerak Barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di Jalan Irian Km 6,5 Kelurahan Semarang Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Dengan kondisi sebagai berikut: Luas lahan seluruhnya m2, yang digunakan untuk bangunan gedung perkantoran, Gedung Rumah Kaca, Perpustakaan, Garasi/pool, Klinik Teknologi, Mess/guest house dan perumahan dinas. Barang barang bangunan kantor BPTP Bengkulu berasal dari Eks Balai Informasi Pertanian (BIP). Rekaputulasi barang tidak bergerak disajikan pada tabel Barang Bergerak Inventaris barang bergerak dibagi menjadi barang inventaris alat angkutan dan inventaris peralatan kantor. Tahun 2011 BPTP Bengkulu memiliki kendaraan roda 4 sebanyak 6 unit dan kendaraan roda 2 sebanyak 8 unit. Rekapitulasi barang bergerak disajikan pada tabel 7. 27

28 Tabel 6. Rekapitulasi Barang tidak Bergerak No Jenis Jumlah (m2) 1 Luas Lahan Gedung Perkantoran 3 Rumah Kaca Laboratorium Tanah Gedung Pasca panen Laboratorium Diseminasi 65 7 Klinik Teknologi(etalase bibit) 76 8 Garasi/pool kendaraan Perpustakaan Gedung Utama Pos Jaga Unit Procesing Unit Gudang Arsip Mess/guest house Rumah Dinas 910 Tabel 7. Rekapitulasi Barang Bergerak No Jenis Jenis Kendaraan Jumlah (unit) 1 Kendaraan Roda 4 1. Toyota Kijang 3 2. Mitsubishi Kuda 1 3. Toyota Kijang Innova 1 4. Toyota Hillux 1 2 Kendaraan Roda 2 1. Honda Mega Pro 4 2. Honda GL Pro 3 3. Honda Supra Fit 1 28

29 IV SEKSI KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN 4.1. Urusan Pelayanan Pengkajian Sarana dan peralatan untuk melaksanakan penelitian dan pengkajian dalam menghasilkan teknologi yang dapat direkomendasikan sangat diperlukan. BPTP Bengkulu saat ini memiliki 1 unit gedung utama, yang digunakan untuk ruang kerja Kepala, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, unit program dan keuangan, 1 unit gedung Auditorium, 1 unit gedung pustaka, 1 unit gedung laboratorium tanah, 1 unit Laboratorium Diseminasi, 2 unit rumah kaca, 1 unit gedung workshop, 1 unit garasi, 1 unit gudang dan 1 unit mushalla, 1 unit klinik teknologi. Disamping itu, juga terdapat rumah jabatan/dinas sebanyak 18 unit dan 1 unit mess, 1 unit procesing padi yang berada dikomplek perkantoran BPTP Bengkulu. Mobilitas aktivitas kantor didukung oleh tersedianya kendaraan operasional yang terdiri atas 6 (enam) unit mobil minibus dan 8 (delapan) unit sepeda motor. Laboratorium Tanah merupakan salah satu sarana penelitian/pengkajian yang digunakan untuk mendukung penelitian/pengkajian dasar dan terapan, serta melayani pengguna untuk analisis tanah, tanaman, air dan pupuk. Laboratorium tanah berfungsi untuk melayani permintaan analisis dari peneliti baik dari BPTP maupun dari luar seperti: perguruan tinggi, perusahaan Swasta dan instansi pemerintah serta petani. Laboratorium Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu berdiri sejak tahun 2003 dan mulai operasional pada tahun Peralatan yang dimiliki laboratorium tanah BPTP Bengkulu antara lain adalah Digestion System untuk distruksi unsur, alat Destilasi untuk pengukuran nitrogen, Laboratory Drying Oven, Mufle Furnance dan lain-lain. Adapun jenis layanan analisis Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu antara lain: 1) Analisis Tanah meliputi kadar air, tekstur 3 fraksi, ph air dan KCl, bahan organik (C dan N), P dan K potensial, P dan K tersedia, nilai tukar kation (kapasitas tukar kation, Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd), dan kemasaman ditukar (Al-dd dan H-dd), 2) Analisis Tanah untuk tujuan khusus meliputi; serapan P, retensi P, fraksionasi P, fraksionasi bahan organik, Al dan Fe, ekstrak ditionit oksalat, pirofosfat, 3) Analisis Tanaman meliputi; unsur makro dan mikro (N, P, KCa, Mg, S, Fe, Al, Mn, Cu, Zn, B dan Mo), unsur logam berat (Pb, Cd, 29

30 Co, Cr, Ni, Ag, As, Se, Sn, 4) Analisis Air irigasi dan 5) Analisis Pupuk dan Amelioran. Untuk analisis tanah dan analisis tanaman (unsur makro) dilakukan di laboratorium BPTP Bengkulu, sedangkan untuk jenis analisis lainnya dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, Bogor Pengelola Penyiapan Sarana Komunikasi dan Diseminasi Hasil-hasil pengkajian yang telah diperoleh BPTP Bengkulu, perlu dikemas dan dipublikasikan kepada pengguna. Unit Sarana dan Hasil Pengkajian mempunyai tugas untuk membantu kepala Balai dalam melakukan penyiapan bahan informasi dan dokumentasi, penyebarluasan dan pendayagunaan hasil-hasil pengkajian serta penyiapan bahan laporan. Dalam melaksanakan tugasnya, BPTP Bengkulu telah dilengkapi dengan satu unit perpustakaan yang melayani buku dan publikasi di bidang ilmu pertanian dan ilmu pengetahuan umum yang terkait dengan pertanian serta hasil-hasil penelitian BPTP Bengkulu. Pengguna perpustakaan terdiri dari peneliti, teknisi, dan karyawan lingkup BPTP, serta masyarakat umum dan perguruan tinggi. Pada Unit Perpustakaan masih diperlukan tenaga yang profesional untuk mengelola perpustakaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan/kursus. Pada Tahun 2010 perpustakaan telah dilengkapi dengan 4 unit komputer. Selama tahun 2011, perpustakaan BPTP Bengkulu mendapatkan penambahan beberapa koleksi buku yang berasal dari pengadaan dan hasil-hasil penelitian. Koleksi buku pustaka disajikan pada Tabel 8. Selain menerima beberapa buku cetakan maupun prosiding dari luar, BPTP Bengkulu juga telah menerbitkan beberapa buku maupun buku-buku dan bahan informasi pertanian yang disajikan pada Tabel 9. Tabel 8. Koleksi Buku Perpustakaan BPTP Bengkulu per 31 Desember No Jenis Koleksi Judul Exemplar 1 Buku teks Prosiding Majalah/Buletin/Jurnal Bibliografi khusus Brosur Liptan/leaflet/folder Laporan Lain-lain (surat kabar) Jumlah

31 Mulai tahun 2009 BPTP Bengkulu telah memiliki website. Website BPTP Bengkulu disajikan dalam berbentuk 2 versi bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tabel 9. Judul publikasi yang diterbitkan oleh BPTP Bengkulu berupa media cetak dan media elektronik per 31 Desesember No Uraian Keterangan 1 Leaflet eksemplar 2 Buku buah 3 Plang Merek 14 buah 4 Kop Surat eksemplar 5 Amplop 600 buah 6 Piagam 90 eksemplar 7 Baliho 9 buah 8 X-banner 15 buah 9 Poster 2 buah 10 Kartu 100 eksemplar 4.3. Evaluasi dan Pelaporan Monitoring dan evaluasi (Monev) kegiatan pengkajian dan diseminasi tahun anggaran 2011 telah dilakukan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang terdiri dari pejabat struktural, Ketua Kelompok Pengkaji dan staf program. Monev kegiatan pengkajian dan diseminasi BPTP Bengkulu TA bertujuan untuk mengevaluasi/menilai kegiatan pengkajian dan diseminasi dan memberikan saran sebagai masukan dalam perbaikan kegiatan dan laporan. Monev tersebut dilakukan terhadap administrasi dan pelaksanaan kegiatan penelitian/pengkajian dan diseminasi di lapangan yang terdiri dari 7 kegiatan pengkajian dan 7 kegiatan diseminasi. Monev administrasi dilakukan dengan mengevaluasi kesesuaian dan kelengkapan kegiatan pengkajian dan diseminasi secara administrasi mulai dari RPTP/RDHP, ROPP/RPTP dan Juknis/Juklak, Sedangkan monev lapangan dilakukan dengan membandingkan ROPP/RODHP dan Juknis/Juklak dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan. 31

32 4.4. Kerjasama Pengkajian dan Diseminasi Kerjasama penelitian dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta dilaksanakan dalam upaya peningkatan efektifitas dan efesiensi penelitian. Selain itu, melalui kerjasama dapat saling memanfaatkan potensi yang dimiliki masing-masing pihak dengan tujuan saling memberi dan menerima informasi yang bermanfaat dalam upaya menentukan arah dan langkah kebijakan dibidang pembangunan pertanian berikutnya. Pada tahun 2011 BPTP Bengkulu meningkatkan kerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi dengan mendapatkan dana pengkajian sebanyak 3 judul yaitu ; 1) Percepatan Adopsi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Sawah dan Padi Rawa Sebagai Pengganti Varietas IR-64 Dan Ciherang Untuk Meningkatkan 200% Adopter di Bengkulu, 2). Pengkajian Pola dan Faktor Penentu Distribusi Penerapan Inovasi Spesifik Lokasi dan 3). Pengkajian Kelembagaan Formal dan Informal Dalam Pengembangan Inovasi Spesifik Lokasi untuk Mendukung Pembangunan Pertanian di Propinsi Bengkulu. Menandatangani Pada akhir tahun 2011 BPTP Bengkulu melakukan penandatanganan MoU kerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi dalam hal pemanfaatan biomassa sawit sebagai pakan ternak sapi. Kerjasama magang/praktek kerja industry dengan SMK/SPP di Kabupaten Bengkulu Selatan, Lebong dan Kepahiang. 4.5 Urusan Perencanaan dan Program Pengelola Urusan Rencana Program dan Anggaran Pengkajian dan Monitoring/Evaluasi Urusan perencanaan dan program meliputi penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pengkajian serta diseminasi, melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran pengkajian dan diseminasi serta menyusun database dan SIM. Menyiapkan bahan pembahasan rencana dan program pengkajian/diseminasi, menghimpun, mengolah menyajikan data pelaksanaan program pengkajian dalam Data Base Sistem Informasi Manajemen Program (SIMPROG). Menyiapkan bahan penyusunan dan pembahasan rencana dan program pengkajian. Menyiapkan bahan usulan dan perhitungan anggaran pengkajian. Menyiapkan bahan pendukung pembahasan anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari aspek 32

33 komponen kegiatan pengkajian. Mengusulkan, mengolah dan menyiapkan bahan para daftar isian pelaksanaan anggaran dan lembaran kerja (RKA-KL) berdasarkan satuan tiga. Menyiapkan bahan dan menyelesaikan naskah serta rencana operasional kegiatan. Disamping itu juga mendapatkan umpan balik bagi kegiatan pengkajian maupun diseminasi. Urusan Perencanaan dan Program juga melaksanakan seminar ROPP/RODHP, Temu Informasi Teknologi serta seminar hasil pengkajian Tim Pembinaan SDM Sumberdaya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh BPTP Bengkulu dalam mewujudkan visi dan misi institusi sebagai lembaga pengkajian terdepan penghasil teknologi spesifik lokasi. Untuk itu pada tahun 2009 BPTP Bengkulu membentuk unit pembinaan SDM bertujuan melakukan pembinaan profesional SDM dan tenaga fungsional dalam penelitian dan pengkajian, memberi masukan tentang rencana pelatihan jangka pendek dan jangka panjang bagi tenaga fungsional, mempersiapkan bahan penilaian (DP3) dan laporan kinerja (logbook) tenaga fungsional di kelompoknya, merancang dan melaksanakan kegiatan khusus (outbond, seminar dan lokakarya) untuk peningkatan pengetahuan, keterampilan dan karier tenaga fungsional. SDM BPTP Bengkulu maish kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Saat ini tenaga penyuluh berjumkah 6 orang yang rata-rata berusia antara tahun, sedangkan calon penyuluh pertanian saat ini hanya 1 orang dengan status CPNS. Apabila dalam kurun waktu 5 tahun kedepan tidak segera disiapkan calon-calon penyuluh, maka di BPTP Bengkulu akan kekurangan tenaga fungsional penyuluh. Untuk tenaga fingsional peneliti saat ini terdiri dari 13 orang dan peneliti non klasifikasi 17 orang. 33

34 V ANGGARAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu sebagai lembaga pengkajian pusat yang berada di daerah memiliki tugas dan fungsi melakukan kegiatan pengkajian serta perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Untuk menjalankan aktivitas tersebut, BPTP Bengkulu mengelola anggaran pembiayaan tahunan untuk kepentingan berbagai kegiatan selama satu tahun. Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan pengembangan Satker BPTP Bengkulu pada TA didukung oleh sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM). Anggaran Satker Susunan Surat Pengesahan Daftar Isian Anggaran (DIPA) BPTP Bengkulu TA tanggal 20 Desember 2010 dan SKPA PUAP serta Pengajian Kompetitif sebesar Rp ,-. Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Program Kementerian Pertanian. Tabel 10. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja TA No Jenis Belanja Pagu DIPA (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp) Realisasi (%) 1. Pegawai ( ) 104,70 2. Barang ,82 3. Modal ,78 Jumlah DIPA ,86 4 Barang (SKPA PUAP) 5 Barang (SKPA Kompetitif) Total DIPA dan SKPA , , ,09 Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Realisasi keuangan Satker BPTP Bengkulu atas dasar SP2D sampai dengan akhir TA mencapai Rp ,- (98,09%) dari total anggaran yang dialokasikan dalam DIPA dan SKPA PUAP dan SKPA Kompetitif 34

35 TA Realisasi anggaran tertinggi pada belanja pegawai sebesar Rp (104,70%). Realisasi anggaran terendah pada belanja barang, yaitu sebesar Rp (90,82%). Sisa anggaran tahun 2011, yaitu sebesar sebesar Rp ,- atau 1,01%. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan oleh BPTP Bengkulu pada tahun 2011 diperoleh penerimaan umum dan penerimaan fungsional. Estimasi PNBP yang dialokasikan pada Satker BPTP Bengkulu sesuai DIPA tahun anggaran 2011 adalah sebesar Rp yang terdiri sari estimasi penerimaan umum sebesar Rp dan penerimaan fungsional sebesar Rp Realisasi penerimaan umum pada tahun 2011 sebesar Rp sehingga estimasi PNBP pada tahun 2011 mengalami surplus sebesar Rp atau mencapai 72,7%. Sedangkan realisasi penerimaan fungsional pada tahun 2011 dari estimasi Rp realisasi sebesar Rp atau mengalami defisit sebesar Rp Berdasarkan kategorinya, penerimaan umum diperoleh dari penerimaan pendapatan sewa rumah dinas/negara, penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL, dan pendapatan anggaran lain-lain (tunjangan umum). Pendapatan fungsional diperoleh dari pendapatan penjualan hasil pertanian berupa benih padi, kegiatan di rumah kaca dan hasil penjualan beras di Unit Prosessing Padi. Selain itu juga pendapatan dari hasil laboratorium tanah, laboratorium diseminasi, laboratorium pascapanen dan pendapatan hasil peternakan (penjualan ayam potong). Selain itu juga ada penerimaan kembali belanja pegawai fungsional sebanyak 2 orang. 35

36 VI INTISARI HASIL KEGIATAN 6.1. Kegiatan Koordinasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan di perdesaan, Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 telah mencanangkan Program Nasional Perberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dilakukan secara terintegrasi dengan Program PNPM-M. Ruang lingkup pelaksanaan PUAP pada tahun 2011 adalah sebagai berikut 1) Pengelolaan administrasi kesekretariatan PUAP. 2) Pembayaran Operasional Penyeliaan (BOP) PMT. 3) Apresiasi teknologi pertanian dan narasumber pada pelatihan penyuluh pendamping/gapoktan penerima dana BLM PUAP. 4) Verifikasi dokumen administrasi di tingkat Propinsi Bengkulu yang dipersyaratkan dalam pencairan dana BLM PUAP tahun ) Melaksanakan koordinasi, konsinyasi, peningkatan kapasitas SDM dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan terkait PUAP. Gambar 4 Kegiatan Verifikasi dokumen RUB gapoktan di BPTP Bengkulu 36

37 Hasil kegiatan PUAP di Provinsi Bengkulu yaitu pada Sekretariat PUAP BPTP Bengkulu telah melaksanakan kegiatan administrasi dan kesekretariatan, pembayaran BOP PMT telah dibayarkan secara bertahap sebanyak dua kali sesuai dengan terbitnya SKPA setelah melaksanakan tugas dengan menyerahkan laporan ulanan baik manual maupun e-form. Apresiasi teknologi pertanian dan narasumber pada pelatihan penyuluh pendamping/gapoktan penerima dana BLM PUAP dilaksanakan bersamaan dengan pertemuan gapoktan seperti acara RAT, pertemuan rutin gapoktan maupun pada saat pertemuan dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota. Sebanyak 167 gapoktan dari 348 gapoktan telah ditetapkan menjadi desa PUAP tahun 2011 dan telah diverifikasi dokumen administrasi di tingkat Propinsi Bengkulu. Monitoring di tingkat tim pembina maupun tim teknis belum berjalan optimal. Koordinasi baik ke tingkat pusat maupun daerah terus dilakukan dalam upaya percepatan pelaksanaan Program PUAP di Bengkulu. Koordinasi dan konsultasi telah dilaksanakan dengan ke ketua Tim Teknis PUAP Kabupaten maupun di provinsi. Verifikasi dokumen administrasi pengajuan dana BLM PUAP tingkat Propinsi Bengkulu dilakukan untuk membantu proses pencairan dana BLM tingkat Propinsi Bengkulu pada tahun Dokumen yang diverifikasi adalah : (1) Rencana usaha (RUA, RUK dan RUB) Gapoktan, (2) Perjanjian Kerjasama (PK) antara PPK PUAP di Pusat Pembiayaan Kemtan Jakarta dengan masing-masing Ketua Gapoktan, (3) Surat Perintah Kerja ( SPK ) dari PPK PUAP kepada Ketua Gapoktan, (4) Berita Acara Terima Uang, (5) Fakta Integritas, dan (6) Kuitansi/Bukti Pembayaran Dokumen dilengkapi dengan SK Menteri Pertanian tentang penetapan Gapoktan penerima dana PUAP tahun Pada tahun 2011, Provinsi Bengkulu melalui Tim Teknis PUAP Kabupaten telah mengusulkan 348 Desa/Gapoktan calon penerima BLM PUAP. Dari 348 Desa/Gapoktan yang diusulkan, ternyata hanya 169 Desa/Gapoktan yang dapat di SK kan sebagai calon desa penerima PUAP tahun Verifikasi dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu pada tahap 2, 3, 4, dan 5 dengan jumlah desa/gapoktan berturut turut 105, 22, 37, dan 5 Gapoktan. Untuk meningkatkan kinerja Tim Pembina maupun Tim Teknis Kabupaten, diharapkan adanya pertemuan pada masing-masing jajaran untuk menyamakan persepsi dan melaksanakan tupoksi masing-masing institusi. Tim Pembina Provinsi 37

38 hendaknya juga melakukan pertemuan dan konsolidasi, sehingga dapat berperan lebih nyata dalam pembinaan ke Tim Teknis Kabupaten maupun langsung ke Gapoktan. Berdasarkan hasil evaluasi, tingkat perkembangan dana dari Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2008 dan 2009 adalah termasuk dalam kategori kurang, karena perkembangan dananya berkisar kurang dari 5%. Kondisi ini mungkin juga disebabkan minimnya pembinaan dan monitoring-evaluasi dari Tim Pembina maupun Tim Teknis. Monitoring di tingkat tim pembina maupun tim teknis belum berjalan optimal. Hingga akhir tahun 2011, tim pembina PUAP belum pernah melakukan pertemuan tim, dan sudah barang tentu monitor dan evaluasi belum pernah terlaksana. Untuk kedepan perlu koordinasi dan transparansi dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara bersinergi dan terpadu Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian Provinsi Bengkulu Sosialisasi kegiatan BPTP dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Akselerasi Pembangunan Pertanian Provinsi Bengkulu Tahun 2011 pada tanggal 28 Februari 2011 bertempat di Gedung Serba Guna Pemda Provinsi Bengkulu, dengan memperhatikan arahan Gubernur, materi dari narasumber serta respon peserta dan dinamika pada forum diskusi, dihasilkan rumusan sebagai berikut : Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Akselerasi Pembangunan Pertanian Provinsi Bengkulu Tahun 2011 diselenggarakan dengan tujuan untuk melakukan review program dan kegiatan pembangunan pertanian tahun 2010, serta melakukan percepatan program dan kegiatan pembangunan pertanian tahun 2011 di Provinsi Bengkulu. Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Bakorluh pada saat Panen Raya perlu membahas langkah-langkah persiapan kegiatan untuk mendukung kegiatan musim tanam selanjutnya, seperti : ketersediaan saprodi, alat mesin pertanian dan alat pasca panen. Tahun 2011 diminta dilakukan perubahan-perubahan mendasar, antara lain: (1) merubah cara merencanakan kegiatan dikaitkan dengan musim dan target capaian produksi, (2) merubah cara bekerja dengan melakukan percepatan 38

39 realisasi fisik di lapangan, sehingga pada akhir semester-i 2011 realisasi fisik dapat mencapai 50 % dan atau realisasi anggaran minimal 50% dimana pada bulan Maret sudah terserap 20 %, serta (3) merubah cara melakukan pengendalian dan pemantauan di lapangan ke arah yang lebih efektif sesuai dengan siklus produksi pertanian. Untuk itu perlu dibuat penjadualan di setiap Dinas/SKPD Provinsi dan Dinas/Instansi Kabupaten/Kota agar target tersebut dapat dicapai. Kegiatan-kegiatan yang telah tertuang dalam DIPA 2011 agar didorong dapat berdampak pada pencapaian target EMPAT SUKSES Kementrian Pertanian, antara lain dengan: peningkatan produksi lima komoditas utama pada tahun 2011 di tingkat nasional yaitu padi 70,6 juta ton, jagung 22 juta ton, kedelai 1,56 juta ton, gula 3,87 juta ton dan daging sapi 0,44 juta ton. Konsumsi beras Nasional diharapkan menurun sekurang-kurangnya 1,5% per tahun dengan sasaran konsumsi beras 98,1 kg/kapita/tahun, serta Pola Pangan Harapan (PPH) meningkat dari 86,4 % tahun 2010 menjadi 88,1% pada tahun Sasaran komoditas tersebut dijabarkan ke dalam target provinsi dan kabupaten/kota untuk menjadi indikator keberhasilannya dan selanjutnya dilaksanakan percepatan-percepatan pelaksanaan di lapangan. Kepala Dinas/Badan lingkup pertanian Provinsi agar mengkoordinasikan dalam proses perencanaan, evaluasi dan pelaporan di daerah, mengawal pelaksanaan anggaran dan mensinergiskan program dan kegiatan dari berbagai sumber pembiayaan yang ada di daerah. Penghematan dana 10 %, dapat dikembalikan ke Kemtan dan hanya dapat digunakan untuk peningkatan produksi Padi / Beras tahun Tantangan dan masalah aktual di sektor pertanian : a) Perubahan iklim, ketidak pastian iklim, iklim ekstrem, b) Menurunnya stok pangan dunia, c) Meningkatnya harga pangan ditingkat global dan lokal, d) Peningkatan permintaan, e) Kegiatan bisnis pertanian semakin maju dan berkembang, f) Pergerakan informasi sangat cepat, dan g) Regulasi dan anggaran harus semakin berimbang. Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan di Provinsi Bengkulu ditempuh melalui: Peningkatan Produktivitas, Perluasan Areal Tanam, Pengamanan Produksi dan Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan. 39

40 Tahun target peningkatan produksi padi di Provinsi Bengkulu telah dapat dicapai dengan rata-rata 8,48 persen per tahun, dan untuk tahun produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 7 persen per tahun, untuk kebutuhan benih padi BLBU di Kabupaten/Kota agar segera disampaikan ke Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, yang dilengkapi dengan CP/CL, jadwal kebutuhan benih. Tahun 2011 (MT 2010/2011 dan MT 2011) sasaran indikatif luas tanam padi Provinsi Bengkulu seluas Ha, dengan perincian per Kabupaten/Kota: Bengkulu Utara Ha, Bengkulu Tengah Ha, Mukomuko Ha, Bengkulu Selatan Ha, Seluma Ha, Kaur Ha, Rejang Lebong Ha, Kepahiang Ha, Lebong Ha, dan Kota Bengkulu Ha. Tahun 2011 (MT 2010/2011 dan MT 2011) sasaran indikatif luas panen padi Provinsi Bengkulu seluas Ha, dengan perincian per Kabupaten/Kota : Bengkulu Utara Ha, Bengkulu Tengah Ha, Mukomuko Ha, Bengkulu Selatan Ha, Seluma Ha, Kaur Ha, Rejang Lebong Ha, Kepahiang Ha, Lebong Ha, dan Kota Bengkulu Ha. Sasaran produksi padi Provinsi Bengkulu tahun 2011 (MT 2010/2011 dan MT 2011) sebanyak ton GKG, dengan perincian per Kabupaten/Kota: Bengkulu Utara ton, Bengkulu Tengah ton, Mukomuko ton, Bengkulu Selatan ton, Seluma ton, Kaur ton, Rejang Lebong ton, Kepahiang ton, Lebong ton, dan Kota Bengkulu ton. Strategi Kebijakan Pengembangan Hortikultura ditempuh melalui 6 pilar, yaitu: Pengembangan Kawasan, Penataan Rantai Pasokan, Penerapan GAP dan SOP, FATIH, Pengembangan Kelembagaan Usaha, serta Peningkatan Konsumsi dan Akselerasi Ekspor. Masalah dan tantangan Ketahanan Pangan di Provinsi Bengkulu yaitu : Alih Fungsi Lahan, Global Warming, Pertumbuhan Penduduk yang tidak terkontrol, dan rusaknya infrastruktur pertanian, Lumbung Pangan, dan Distribusi. Untuk 40

41 mengantisipasi alih fungsi lahan sudah diterbitkan Instruksi Gubernur Bengkulu No 1 Tahun Sasaran pemantapan ketahanan pangan masyarakat Bengkulu tahun yaitu menurunnya konsumsi beras sebesar 1,5 persen per tahun, pemantapan stabilitas harga dan pasokan pangan serta menurunnya jumlah penduduk rawan pangan sebesar 1 persen per tahun. Kebutuhan beras Provinsi Bengkulu Tahun 2011 sebanyak ton, dengan tingkat konsumsi 111,2 kg/kapita/tahun lebih rendah dari tahun 2010 sebesar 113,8 kg/kapita/tahun. Surat MENDAGRI No: 027/317/SJ tentang Pengadaan Beras Dalam Negeri berisi: a. Melaksanakan Rakor untuk melakukan Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Provinsi/Kab/Kota. b. Membentuk Pos Komando di Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan dan Desa sebagai simpul Gerakan P2BN. c. Membuat rencana kerja dan melaporkan secara berjenjang setiap satu bulan sekali dari Kades sampai Gubernur. d. Gubernur melaporkan ke Mendagri dan tembusan disampaikan kepada Menko Perekonomian, Menteri Pertanian. Peran BPTP Bengkulu dalam Strategi Operasional sesuai 4 sukses KEMTAN yaitu: Adaptasi dan pengembangan teknologi untuk peningkatan produktivitas, diversifikasi produk lokal, kelembagaan petani, serta percepatan adopsi teknologi oleh para pengguna. Tahun 2011 BPTP Provinsi Bengkulu akan melaksanakan kegiatan pendampingan dalam bentuk : 1) Pendampingan SLPTT Padi, Jagung, Kacang Tanah; 2) Model pengembangan pertanian perdesaan melalui inovasi (M-P3MI); 3) Pendampingan Program PSDSK; 4) Pendampingan program hortikultura; dan 5) Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Kegiatan diseminasi oleh BPTP Provinsi Bengkulu tahun 2011: 1) Gelar Teknologi; 2) Pameran Inovasi Teknologi; 3) Temu Informasi Teknologi; 4) Sosialisasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Bengkulu; dan 5) Visitor plot perbenihan padi dan rumah kaca. 41

42 Untuk pencapaian target sasaran peningkatan produksi pertanian serta ketahanan pangan masyarakat diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian antara lain dilakukan melalui penyuluhan pertanian secara integratif dan partisipatif. Fokus penyuluhan pertanian di Provinsi Bengkulu tahun adalah memperkuat kelembagaan petani, memberdayakan usaha petani, serta mewujudkan petani yang berjiwa wirausaha, agribisnis dan berwawasan global. Program Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian: 1) Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian 2) Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian, 3) Revitalisasi Sistem Pendidikan Pertanian, 4) Dukungan Manajemen dan Teknis Rencana Aksi Penyuluhan: 1) Perumusan mekanisme dan tata hubungan kerja antara kelembagaan teknis pertanian, kelembagaan Litbang dan kelembagaan penyuluhan; 2) Pendampingan tenaga penyuluh bersama POPT dan mantri tani di lokasi SL-PTT; 3) Pendampingan penyuluh pada sentra produksi padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi; 4) Pertemuan penyuluh, peneliti dan petani di sentra produksi; 5) Penyebaran materi penyuluhan kepada penyuluh melalui Cyber Extension, 6) Penyebaran materi penyuluhan melalui media audio visual, 7) Penyebaran materi penyuluhan melalui media cetak, 8) Pemberian penghargaan bagi Kepala Kaerah, penyuluh dan petani yang berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas Rencana aksi Pelatihan Pertanian: 1) Diklat Teknis Agribisnis Padi, Jagung, Kedelai, Tebu dan Daging Sapi bagi Penyuluh; 2) Diklat Teknis dan Kewirausahaan Agribisnis bagi Petugas Teknis; 3) Magang bagi Widyaiswara; 4) Diklat Teknis dan Kewirausahaan Agribisnis bagi Pelaku/Non Aparatur. Program pembangunan perkebunan tahun adalah peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan. Program ini dilaksanakan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi dengan didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana produksi, serta perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha. Sasaran pengembangan perkebunan rakyat melalui revitalisasi perkebunan di Provinsi Bengkulu dengan fokus intensifikasi tanaman kakao, peremajaan kelapa 42

43 sawit dan karet rakyat. Kegiatan peremajaan kelapa sawit (Bansos) tahun 2011 di Kabupaten Bengkulu Selatan seluas 100 Ha, Kab. Seluma 95 Ha, dan Kab Mukomuko 100 Ha. Di Kab. Bengkulu Utara terdapat kegiatan replanting dengan teknologi alternatif seluas 20 Ha. Melalui APBD Provinsi Bengkulu tahun 2011 akan dilakukan kegiatan penyediaan bibit kelapa sawit sebanyak batang, penyediaan bibit karet batang, integrasi kopi dan ternak, serta bantuan mesin potong rumput unit. Peran Karantina dalam perlindungan mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berbahaya ke dan dari dalam wilayah RI dalam rangka mendukung kelestarian sumberdaya pertanian untuk mendukung swasembada dan swasembada berkelanjutan. Dalam operasional, Karantina meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait yang memiliki kewenangan perizinan / persetujuan pemasukan dan pengeluaran tumbuhan dan hewan Rapat Koordinasi P2BN Pelaksanaan Rapat Koordinasi Badan Litbang Dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu Dalam Rangka Peningkatan Produksi Beras Nasional di Provinsi Bengkulu, dilaksanakan di Ruang Pertemuan Raffles City Hotel Bengkulu tanggal 25 April Pelaksanaan Rapat Koordinasi Badan Litbang Dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu Dalam Rangka Peningkatan Produksi Beras Nasional di Provinsi Bengkulu diawali oleh sambutan oleh Gubernur Bengkulu yang diwakili oleh Asisiten II bidang ekonomi dan pembangunan Provinsi Bengkulu (H. Ir. Fauzan Rahim, MM). Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan hal-hal berikut : Pembangunan pertanian tidak hanya berdampak pada petani selaku pelaku usahatani, tetapi juga akan berdampak langsung terhadap ketahanan pangan dan perekonomian daerah, bahkan juga berdampak pada perekonomian, stabilitas politik dan keamanan nasional. oleh karena itu, sektor pertanian tetap menjadi skala prioritas pembangunan di Provinsi Bengkulu. 43

44 Dalam rangka mendukung program peningkatan ketahanan pangan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan dan instruksi presiden nomor 5 tahun 2011 tentang pengamanan produksi beras nasional dalam menghadapi kondisi iklim ekstrim, kepada 11 Menteri, Kepala Kepolisian RI, Panglima TNI, para Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk mengamankan produksi gabah/beras nasional serta antisipasi dan respon cepat menghadapi kondisi iklim ekstrim. Untuk itu, diperlukan rapat koordinasi pelaksanaan program P2BN di Provinsi Bengkulu yang akan dipimpin langsung oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI. Pada tahun 2011 ini Provinsi Bengkulu dibebani untuk memproduksi tanaman pangan khususnya padi sebanyak lebih dari ton Gabah Kering Giling (GKG). Tentu hal ini memerlukan kerja keras berbagai pihak, namun tetap harus terkoordinasi, terintegrasi dalam bentuk langkah-langkah nyata dan kegiatan terukur yang akan menjamin pencapaian target tersebut di atas. Secara riil, pemerintah (pusat) sudah membantu dalam bentuk dana-dana apbn (dekonsentrasi maupun tugas pembantuan dan alokasi khusus) maupun dalam bentuk bantuan bantuan benih unggul, bantuan subsidi pupuk, bantuan pembangunan sarana dan prasarana pertanian, bantuan pembiayaan (bantuan sosial, skim-skim kredit) dan sebagainya. tentunya kita sangat berterima kasih dan mengharapkan bantuan-bantuan tersebut mencapai sasaran, output yang jelas, berdampak/impact yang nyata bagi peningkatan produksi beras khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Pemerintah Provinsi Bengkulu juga secara nyata mendukung program P2BN melalui penyediaan unit hand traktor sampai dengan tahun 2010 dan masih menyediakan kembali 100 unit handtraktor ditambah 135 unit Power Thresher (perontok padi) di tahun 2011 ini, penyelenggaraan rapat-rapat koordinasi pembangunan pertanian di provinsi dan kabupaten/kota, rapat koordinasi pupuk dan pembiayaan tingkat provinsi, peraturan gubernur tentang pupuk bersubsidi dan kebijakan-kebijakan lain mendukung peningkatan produksi dan produktivitas padi secara khusus maupun pertanian secara umum. Melalui APBD Provinsi Bengkulu telah menyediakan lebih dari 140 unit sepeda motor untuk para penyuluh pertanian 44

45 lapangan, telah disediakan untuk perbaikan-perbaikan irigasi lebih dari Rp. 75 milyar dari APBD Provinsi Bengkulu. Gubernur Bengkulu juga telah mengeluarkan surat Nomor /07/BKP tanggal 4 Maret 2011 tentang Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) tahun 2011 dan hampir semua Bupati/Walikota juga telah menyurati camat di wilayah masing-masing untuk melakukan gerakan aksi mendukung P2BN. Mengingatkan agar semua dinas/instansi terkait di tingkat Provinsi, terutama di kabupaten/kota dan lapangan, agar segera melaksanakan langkah-langkah konkrit terjadual, terkoordinasi dan juga dilaporkan kepada kepala daerah (Gubernur, Bupati/Walikota) masing-masing. Gambar 5 Kegiatan Rakor P2BN yang dihadiri oleh Kepala Badan Litbang (Dr. Haryono) Mengharapkan ada kesepakatan bersama sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing dinas/instansi lingkup pertanian di provinsi juga di kabupaten/kota, didukung oleh para stakeholder, untuk mendukung suksesnya gerakan P2BN. Setelah pembukaan oleh Asisten II materi dilakukan penandatangan nota kesepakatan bersama antara Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, Sekretaris Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, dan Kepala Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian yang disaksikan dan diketahui oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Penyampaian dua materi masing-masing disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu (Ir. Muchlis Ibrahim), dan Kepala puslitbangtan pangan (Dr. Hasil Sembiring), sebelum penyampaian materi dari Puslitbang Tanaman Pangan diawali dengan pembingkaian oleh Kepala Badan Litbang Pertanian (Dr. Ir.Haryono). 45

46 Temu Informasi Teknologi Temu Informasi Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian Propinsi Bengkulu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 di BPTP Bengkulu. Temu Informasi diikuti oleh 60 orang peserta yang berasal dari Sekretariat Daerah Propinsi Bengkulu (2 orang), Sekretariat Bakorluh Propinsi Bengkulu (1 orang), Kepala/Staf BP4K Kabupaten/Kota (17 orang), KTNA Propinsi dan Kabupaten/kota (16 orang), dan BPTP Bengkulu (24 orang). Dalam Temu Informasi disampaikan 3 materi sebagai berikut: Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) Peranan Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Propinsi Bengkulu dalam mendukung Program Pembangunan Pertanian Ketersediaan Teknologi dan Metode Diseminasi. Gambar 6 Kepala BPTP menyampaikan makalah SDMC (kiri), Suasana Diskusi Kelompok (kanan) Rumusan hasil Temu Informasi Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi 1. Jenis teknologi yang dibutuhkan pengguna dibagi ke dalam bidang tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Sebanyak 33 jenis teknologi teridentifikasi yang diuraikan sebagai berikut: Teknologi bidang tanaman pangan dan hortikultura (17 paket teknologi) yaitu: sistem tanam legowo tanaman padi, varietas unggul baru padi tahan tungro, pengendalian hama penyakit tanaman padi, rekomendasi pemupukan spesifik lokasi tanaman padi, teknologi minapadi, budidaya tanaman jagung manis, pengendalian hama penyakit tanaman jagung, 46

47 rekomendasi penggunaan pupuk organik pada tanaman jagung, varietas unggul kedelai spesifik lokasi, pengendalian hama penyakit tanaman kedelai, pengendalian hama penyakit tanaman cabe, penangkaran bibit unggul manggis, penyerbukan dan penangkaran bibit salak, budidaya jeruk gergah spesifik Lebong, budidaya jeruk kalamansi, pengolahan jeruk gergah dan kalamansi. Teknologi bidang perkebunan (9 paket teknologi) yaitu: teknologi bibit unggul tanaman kelapa sawit, rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit, pengolahan limbah tanaman kelapa sawit untuk pakan ternak, rekomendasi pembibitan karet spesifik lokasi, pemupukan tanaman karet, penyambungan bibit tanaman karet, pengendalian jamur akar putih dan jamur pada dahan tanaman karet, pengendalian penyakit tanaman kakao, fermentasi buah kakao. Teknologi bidang peternakan (7 paket teknologi) yaitu: pembibitan ternak sapi unggul, pakan penguat untuk ternak sapi spesifik lokasi, pembibitan ternak kambing unggul, pengendalian penyakit pada ternak ayam, pembibitan ternak itik, pengendalian penyakit lumpuh pada ternak itik. Bidang agribisnis diarahkan pada komoditas unggulan daerah melalui pengembangan pascapanen dan pemasaran hasil usahatani. Sebagian besar teknologi yang sudah dihasilkan BPTP Bengkulu belum optimal memenuhi kebutuhan daerah, dan baru sebagian yang diterapkan petani sehingga perlu pendampingan lebih lanjut dalam upaya mempercepat adopsi inovasi teknologi yang sudah dihasilkan BPTP Bengkulu dan Balit/Puslit lingkup Badan Litbang Pertanian. Target sasaran diseminasi inovasi teknologi pertanian adalah SKPD terkait, institusi penyuluhan, dan KTNA/petani. Uraiannya adalah sebagai berikut: BPTP perlu melakukan koordinasi atau menghimbau Pemda agar dapat mengalokasikan anggaran untuk perbanyakan informasi inovasi teknologi pertanian melalui media cetak/elektronik maupun percontohan di lapangan. Kepada Bakorluh atau Bapeluh disampaikan informasi teknologi spesifik lokasi hasil Badan Litbang Pertanian berupa media cetak/elektronik. Bakorluh dan Bapeluh akan memperbanyak materi sesuai kebutuhan untuk disampaikan kepada BPP/Penyuluh dan kelompok tani. 47

48 Materi diseminasi BPTP Bengkulu yang langsung disampaikan kepada petani bersifat khusus atau terbatas. Untuk mengetahui apakah inovasi teknologi pertanian telah sampai/diadopsi pengguna/petani maka perlu dilakukan survei baik secara langsung oleh BPTP Bengkulu maupun melalui Bapeluh. Terkait dengan metode dan media diseminasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, telah dirumuskan hal-hal sebagai berikut: Metode diseminasi inovasi teknologi pertanian harus disesuaikan dengan kondisi biofisik, sosial ekonomi, dan sosial budaya masyarakat setempat. Metode demonstrasi di lapangan merupakan metode diseminasi yang paling baik karena dapat langsung memberikan contoh kepada petani sehingga lebih cepat diadopsi. Karena keterbatasan BPTP Bengkulu sehingga hanya dapat memfasilitasi demonstrasi teknologi di lapangan secara terbatas. Oleh karena itu perlu metode diseminasi lain yang dapat menjangkau lebih cepat dan lebih luas sesuai dengan kondisi lapangan. Bapeluh Kabupaten/Kota menghendaki agar media informasi teknologi berbentuk leaflet dan brosur (cetak) dan CD (elektronik). Penyebaran media informasi tersebut melalui Bapeluh sehingga dapat disampaikan kepada penyuluh lapangan sebagai bahan penyuluhan. 48

49 6.2. Kegiatan Pengkajian Rekomendasi Kebijakan Pertanian : Kebijakan Pembangunan Ketahanan Pangan di Provinsi Bengkulu Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat konsumsi beras, potensi pangan lokal, kebijakan pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Bengkulu serta mendapatkan alternatif rumusan kebijakan pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Bengkulu. Pengkajian ini dilakukan di wilayah Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 dengan lokasi pengkajian dipilih secara purposive meliputi 11 kelompok P2KP tahun 2010 di Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, dan Kota Bengkulu. Dari setiap kelompok diambil perwakilan orang anggota dan seluruh sampel berjumlah 129 orang Pengumpulan data pada pengkajian ini dilakukan dengan metode survei. Data pada pengkajian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui informasi yang dihimpun dari responden menggunakan instrumen daftar pertanyaan yang disusun secara terstruktur (kuesioner) dengan pendekatan Focus Group Discussion (FGD). Data sekunder diperoleh melalui metode desk study, yakni menghimpun informasi tentang data tingkat konsumsi beras, data potensi pangan lokal, kebijakan pembangunan ketahanan pangan di Propinsi Bengkulu dan data kelompok P2KP dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten, Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu serta Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Gambar 7 Suasana FDG di Kelompok P2KP Pertiwi (kiri) dan Kelompok P2KP Anggrek Putih (kanan) 49

50 Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian didapatkan bahwa tingkat konsumsi beras responden adalah 84,69 kg/kapita/tahun sedangkan tingkat konsumsi beras masyarakat Provinsi Bengkulu tahun 2010 adalah 113,8 kg/kapita/tahun. Potensi pangan lokal yang mampu menggantikan konsumsi beras antara lain ubi kayu, ubi jalar, ganyong, garut, pisang, jagung dan prenggi (labu kuning). Kebijakan pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Bengkulu khususnya pada program diversifikasi pangan (P2KP) sudah berjalan cukup baik walau mengalami keterlambatan dalam penyebaran di masyarakat yang antara lain diduga disebabkan oleh kelompok binaan, proses penyuluhan, pendampingan dan frekuensi pembinaan yang terbatas serta bentuk bantuan yang diberikan Percepatan Adopsi Teknologi Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Sapi dan Pupuk Organik di Bengkulu Pengkajian percepatan adopsi teknologi pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan sapi dan pupuk organik di Bengkulu dilakukan pada 4 lokasi terpilih, yaitu di Kabupaten; Bengkulu Tengah, Seluma, Rejang Lebong dan Kepahiang. Pengkajian ini bersifat kompetitif sesuai kebutuhan daerah, bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis tingkat percepatan adopsi inovasi pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan sapi dan pupuk organik serta dampaknya kepada khalayak pengguna dengan dua pokok kegiatan; (1) Percepatan adopsi pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak sapi dan pupuk organik, (2) Percontohan penerapan komponen teknologi dan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik padi sawah. Metode kajian dan diseminasi percepatan adopsi limbah pertanian ini dilakukan secara wawancara langsung menggunakan kuesioner terstruktur sebagai alat pengumpul data pokok yang diperoleh dari 30 kooperator setiap kabupaten sebagai sampel responden pengukuran adopsi inovasi teknologi serta plot percontohan aplikasi inovasi teknologi menggunakan metode pengukuran waktu dan intensitas petani dalam mengadopsi komponen teknologi dan pemanfaatan limbah pertanian untuk pupuk organik di Desa Rimbo Recap, Rejang Lebong. 50

51 Hasil terapan dan data terkumpul dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis pola percepatan level adopsi berdasarkan waktu percepatan adopsi, faktorfaktor yang mempengaruhi peluang dalam pemanfaatan limbah pertanian dianalisis menggunakan pendekatan fungsi logit, percepatan adopsi penerapan komponen teknologi dan pemanfaatan pupuk organik padi sawah menggunakan pendekatan skala linkert untuk melihat percepatan adopsi inovasi teknologi limbah pertanian sebagai acuan pengembangan diseminasi pakan sapi maupun pupuk organik dan meningkatnya pengetahuan petani yang dapat mendorong peningkatan pendapatan dan perekonomian masyarakat. Hasil pengkajian menggambarkan waktu untuk mengadopsi pemanfaatan limbah percepatan berada pada level penerapan 2-3 tahun untuk diadopsi sebagai pakan sapi dan untuk diadopsi sebagai pupuk organik pada lahan sawah dibawah < 2 tahun. Gambar 7 Kondisi pertanaman padi pada percontohan komponen teknologi dan aplikasi pupuk kompos Faktor-faktor berpengaruh nyata terhadap percepatan adopsi pemanfaatan limbah pertanian adalah kepemilikan ternak sapi (t hitung 3,168 > t tabel 1,980) dan aksesibilitas sumber informasi (t hitung 1,902 > t tabel 1,658). Produksi padi aplikasi pupuk organik cukup tinggi, yaitu untuk kompos; kotoran ayam, kotoran sapi dan jerami berturut-turut sebesar 7,617 ton; 7,359 ton dan 7,367 ton per hektar(ha) GKP diikuti hasil analisis percepatan adopsi berada pada skala level tertinggi nilai 4,178 (sangat setuju/ss) berada diatas level setuju (S) nilai 4 dan analisis Marginal 51

52 benefit Cost Ratio (MBCR) secara ekonomi memberikan nilai kelayakan berturut-turut sebesar 1,21; 2,24 dan 1,801 dalam meningkatkan pendapatan petani Peningkatan Pendapatan Petani Sebesar 30% Melalui Intensifikasi Dan Integrasi Ternak Dan Tanaman Di Provinsi Bengkulu Perkembangan populasi ternak ruminansia di Indonesia menunjukkan hal yang kurang menggembirakan, sehingga produksi daging dan susu nasional saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhambatnya pengembangan populasi ternak ruminansia di Indonesia adalah semakin terbatasnya lahan pertanian, baik sebagai basis pengembangan ternak maupun sebagai sumber pakan hijauan, sehingga jumlah dan nilai gizi pakan yang diberikan peternak belum mencukupi kebutuhan gizi, sehingga penampilan sapi belum sesuai dengan potensi genetiknya. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan, perkembangannya cukup pesat terutama di Sumatera dan Kalimantan. Kelapa sawit menghasilkan produk samping baik dari lapangan maupun pabrik yang bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Pengertian Intensifikasi disini adalah mengintensifkan pemeliharaan kelapa sawit dengan memberikan pupuk kimia dan pupuk organik secara teratur, sedangkan untuk sapi diberikan pakan tambahan sehingga tidak hanya mengandalkan rumput alam. Gambar 8 Sampel Tanaman Kelapa sawit umur 15 tahun (kiri), sapi Bali Jantan Sebagai sampel Penelitian (kanan). Integrasi disini adalah mengintegrasikan pemeliharaan kelapa sawit dan sapi dalam kegiatan terpadu dimana sapi diberi pakan tambahan yang berasal dari limbah 52

53 pabrik kelapa sawit (solid) sedangkan kelapa sawit dipupuk dengan kotoran sapi yang sudah dikomposkan. Pengkajian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai pakan tambahan untuk ternak ruminansia (sapi) yang dapat meningkatkan tambahan berat harian sehingga meningkatkan pendapatan petani lebih cepat dibanding bila sapi hanya diberi pakan tradisional berupa pakan hijauan alami. Pengkajian ini merupakan kegiatan integrasi sapi dan kelapa sawit dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 (tiga perlakuan) yaitu: diberi pakan rumput lapangan+solid 2,5% berat badan, pakan rumput lapangan 50%+pelepah sawit 50%, dan pakan rumput lapangan 50%+pelepah sawit 50%+solid 2,5% berat badan dengan 4 (empat) ulangan. Sebagai kontrol sapi diberi pakan rumput lapangan saja. Sedangkan tanaman kelapa sawit dirancang 2 (dua perlakuan) yaitu: pupuk NPK 75%+kompos 25% dan NPK 50%+Kompos 50%, sedangkan kontrol dengan aplikasi pemupukan NPK 100%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan sapi perlakuan A, B, C, dan D masing-masing 0,667 kg, 0,584 kg, 0,411 kg, dan 0,425 kg. Pertambahan bobot tertinggi terdapat pada perlakuan A (0,667 kg/hari), sedangkan yang terendah pada perlakuan C (0,411 kg/hari). Sedangkan rata-rata produksi TBS tanaman kelapa sawit perlakuan A, B, dan C masing-masing 1.667,5 kg/ha/panen, 1.828,5 kg/ha/panen, dan 1.667,5 kg/ha/panen, tertinggi pada perlakuan B dan terendah pada perlakuan A. Tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan pada sapi dan sawit Analisis peran wanita dalam rumahtangga petani mendukung keberhasilan program SLPTT, PUAP (peningkatan peran dan fungsi wanita >20%) di Bengkulu. Wanita tani memegang peranan yang tidak kecil dan menentukan dalam keberhasilan usahatani keluarga. Untuk mengetahui peranan wanita tani dalam pola pengambilan keputusan dan strategi pemberdayaan wanita tani dalam usahatani padi, pemeliharaan ternak sapi dan pengolahan hasil pertanian maka dikumpulkan data dan informasi melalui survei pada 6 desa/kelurahan di Kabupaten Seluma, Kepahiang, dan Kota Bengkulu. 53

54 Gambar 9 Kegiatan Ekonomi Produktif Kelompok Wanita Tani Desa Harapan Makmur (kiri), Kegiatan Survei di Desa Kabawetan Kabupaten Kepahiang, (kanan). Lokasi survei adalah penerima program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah dan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Tujuan penelitian yaitu: (1) mengetahui peranan wanita dalam kegiatan usahatani padi, pemeliharaan ternak sapi, dan pengolahan hasil pertanian, (2) mengetahui aktivitas produktif wanita tani dalam rumah tangga, dan (3) merumuskan rekomendasi strategi pemberdayaan wanita tani. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan 118 orang wanita tani sebagai responden dan diskusi kelompok dengan metode Focus Group Discussion (FGD). Data tersebut meliputi penentuan jenis usaha, penyediaan modal, pembelian sarana produksi, kegiatan pengolahan, pengemasan, pemasaran hasil olahan, dan aktivitas produktif wanita tani dalam keluarga, serta identifikasi faktor-faktor lingkungan strategis dalam pemerdayaan wanita tani. Data dianalisis dengan menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP) untuk menunjukkan besarnya peran wanita dalam usahatani, analisis deskriptif untuk mengetahui aktivitas produktif wanita tani dalam rumah tangga, dan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pemberdayaan wanita tani serta QSPM untuk menentukan strategi terpilih yang dijadikan prioritas utama dalam pemberdayaan wanita tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peranan wanita dalam usahatani padi sawah dan pengolahan hasil pertanian lebih dominan daripada peranan pria dengan dengan sumbangan peranan masing-masing cabang usaha 41,13% dan 67,13%. Sedangkan peranan wanita tani dalam usaha ternak sapi potong tidak dominan yaitu hanya 54

55 21,12%; (2) Alokasi waktu rata-rata usaha produktif wanita tani dalam kegiatan pengolahan hasil adalah 10 jam per hari, usahatani padi sawah 6,3 jam dan pemeliharaan ternak sapi 2 jam; (3) prioritas utama strategi pemberdayaan wanita tani adalah mendorong peningkatan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani melalui pelatihan usaha ekonomi produktif Percepatan Adopsi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Sawah Dan Padi Rawa Sebagai Pengganti Varietas IR-64 Dan Ciherang Untuk Meningkatkan 200 % Adopter Di Bengkulu. Dalam rangka mendukung program strategis Kementerian Pertanian tahun 2010 dan 2011 tentang peningkatan produksi beras nasional (P2BN), BPTP Bengkulu telah melaksanakan kegiatan Litkaji Padi sawah serta introduksi penggunaan VUB padi sehingga petani tidak lagi menanam varietas lama, lokal, atau VUB yang ditanam terus menerus. Mengingat keragaman masyarakat pertanian sebagai khalayak sasaran pengadop inovasi teknologi pertanian, maka pemahaman tentang karakteristik mereka sebagai end users merupakan suatu keharusan. Keputusan petani dalam memilih jenis teknologi yang akan diterapkan selain dipengaruhi pandangannya terhadap resiko usaha, juga akan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya petani dan faktor kelembagaan pendukung yang ada di pedesaan. Ruang lingkup kegiatan penelitian ini adalah mengkaji dan menganalisis pelaksanaan komponen PTT khususnya Varietas Unggul Baru dan proses adopsi yang telah dilakukan BPTP kepada Petani. Kegiatan ini mencakup : 1) identifikasi persepsi petani tentang VUB dan faktor-faktor yang mempengaruhi, 2) identifikasi proses adopsi/alih teknologi tentang penggunaan VUB, dan 3) mengkaji proses percepatan adopsi teknologi VUB. Secara umum tujuan penelitian ini untuk mempercepat adopsi dan pemanfaatan VUB sebagai pengganti varietas IR64 dan Ciherang untuk mendukung keberhasilan peningkatan produksi padi sehingga meningkatkan produktivitas, daya saing dan pendapatan petani. Secara khusus tujuan pengkajian ini adalah :1) untuk mengetahui persepsi petani tentang VUB padi; 2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi adopsi VUB padi; 3) menyusun strategi percepatan adopsi VUB. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dimulai bulan April sampai November 55

56 2011, lokasi survey di 6 Kabupaten dengan jumlah responden sebanyak 152 petani. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analisis kuantitatif. Análisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani tentang VUB. Estimasi koefisien variabel digunakan regresi logit menggunakan software SPSS versi 17. Gambar 10 Kondisi pertanaman aplikasi kompos di Kecamatan Rimbo Recap Kabupaten Rejang Lebong Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap VUB padi adalah baik (91,45%) dan dipengaruhi secara nyata oleh pengalaman berusahatani padi, luas lahan, dan intensitas ke lahan sawah. Faktor penghambat minat adopsi adalah ketersediaan benih yang kurang tersedia, sistem pemeliharaan yang lebih sulit, dan harga VUB yang masih lebih mahal. Kondisi ini bisa diatasi melalui kegiatan diseminasi VUB di setiap daerah. Faktor-faktor yang mendorong petani mengadopsi/menggunakan VUB adalah penggunaan pupuk yang lebih sedikit, umur tanaman lebih genjah, produktivitas lebih tinggi, ketahanan terhadap HPT lebih baik, penampakan gabah lebih baik, dan daya adaptasi baik. Yang paling dominan mempengaruhi minat petani mengadopsi VUB karena produktivitasnya tinggi, umurnya lebih pendek, penggunaan pupuk dan ketahanan terhadap hama. Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam peningkatan produktivitas dan produksi padi di Provinsi Bengkulu adalah penggunaan Varietas unggul baru yang memiliki potensi hasil tinggi dan benihnya sudah tersedia di Badan Litbang Pertanian. Untuk mempercepat adopsi VUB padi, kegiatan diseminasi seperti Demfarm, visitor plot dan 56

57 M-P3MI perlu dikembangkan di setiap Kabupaten khususnya pada daerah sentra produksi padi Pengkajian Pola dan Faktor Penentu Distribusi Penerapan Inovasi Spesifik Lokasi. Cara pengambilan sampel dilakukan secara Proportional Stratified Random Sampling yaitu setiap kabupaten di ambil 4 kecamatan dan setiap kecamatan di ambil 5 sampel penyuluh dan 5 sampel petani padi dan 5 sampel petani jagung, sehingga jumlah sampel dalam pengkajian ini adalah 20x4= 80 sampel penyuluh dan 20x4= 80 sampel petani padi dan 20x4= 80 petani jagung, jadi keseluruhan sampel adalah 240 sampel. Dengan kriteria petani sasaran adalah petani padi dan jagung dengan luas lahan garapan minimal 0,5 ha. Gambar 11 Pengisian kuisioner di Desa Lubuk Ubar (kiri), dan di BPP Talang Dantuk (kanan) Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diantaranya berupa informasi data peta distribusi inovasi pertanian diperoleh dari Dinas Pertanian, BP4K dan BPP serta instansi lain yang terkait dengan pengkajian. Data sekunder ini akan menggambarkan kondisi dari inovasi teknologi yang telah diterapkan oleh petani sasaran. Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi pengkajian yang diperoleh dengan cara survey dan wawancara kepada agen pembawa/petugas pertanian dan penerima inovasi dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan). 57

58 Hasil survey menunjukkan bahwa: 1). Pola penyebaran inovasi padi dan jagung di Provinsi Bengkulu tidak hanya dilakukan oleh lembaga penyuluhan, tetapi juga dilakukan oleh SKPD dan BPTP yang mengarah pada SDMC. 2). Tingkat adopsi inovasi teknologi padi dan jagung masih rendah (20-25%) yang diindikasikan oleh rendahnya produktivitas padi (3,86 t/ha) dan jagung (2,6 t/ha). 3). Ada keterkaitan yang erat antara agen pembawa inovasi dengan petani sebagai pengguna inovasi. 4). Faktor penentu kemauan penyuluh untuk menyampaikan inovasi adalah pendidikan, jarak antara tempat tinggal dengan lokasi binaan dan akses informasi. 5). Faktor penentu kemauan petani padi untuk menerima inovasi adalah umur petani, pendidikan petani dan pengalaman/lamanya menjalani profesi sebagai petani padi. 6). Faktor penentu kemauan petani jagung untuk menerima inovasi adalah umur petani, pendidikan petani dan etnis petani jagung. 7). Etnis dan budaya berpengaruh terhadap kemauan petani jagung untuk menerima inovasi pertanian. Pola dan distribusi inovasi pertanian yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian adalah: 1). Pembekalan secara berkala terhadap penyuluh perlu dilakukan, terutama pada komoditas strategis, mengingat dasar penempatan penyuluh adalah berdasarkan wilayah/desa dan bukan berdasarkan keahlian. 2). Penempatan penyuluh sebaiknya berdekatan dengan tempat tinggal dan disesuaikan antara bidang ilmu serta potensi desa binaan. 3) Fasilitas penyuluhan perlu ditingkatkan agar proses adopsi teknologi dapat diakselerasi. Petani lebih menyukai penyuluhan dalam bentuk demplot atau pelatihan, sementara penyuluh umumnya melakukan penyuluhan dalam bentuk diskusi. 4) Untuk akselerasi adopsi inovasi padi dan jagung perlu diterapkan SDMC, sehingga penyuluhan tidak hanya tertumpu pada lembaga penyuluhan Kajian Kelembagaan Formal dan Informal Dalam Pengembangan Inovasi Spesifik Lokasi untuk Mendukung Pembangunan Pertanian di Propinsi Bengkulu Pengkajian kelembagaan formal dan informal dalam pengembangan inovasi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan pertanian di Propinsi Bengkulu telah dilaksanakan di Propinsi Bengkulu pada tahun Tujuan pengkajian ini untuk mendapatkan system kelembagaan baik formal maupun informal dalam 58

59 pengembangan inovasi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan di Propinsi Bengkulu. Secara khusus tujuan pengkajian ini ada 3 yaitu : 1) mengetahui sistem kelembagaan formal dalam pengembangan inovasi spesifik lokasi; 2) mengetahui sistem kelembagaan informal dalam pengembangan inovasi spesifik lokasi; 3) memformulasikan sistem kelembagaan formal dan informal dalam pengembangan inovasi teknologi spesifik lokasi. Gambar 12 Suasana Survei FGD di Kabupaten Bengkulu Utara Prosedur kegiatan ada 3 yaitu : a.) kajian Kelembagaan Formal Dalam Pengembangan Inovasi Spesifik Lokasi. Kajian dilaksanakan melalui survei dan workshop. Dalam kegiatan survey akan diinventarisir kebijakan pembangunan pertanian, jumlah dan bentuk kelembagaan formal yang berhubungan dengan pengembangan inovasi padi, mandat dan ruang lingkup kegiatan, jenis dan sumber inovasi yang tersedia, bentuk dan cara pengembangan inovasi, sasaran pengguna inovasi, dan permasalahan dalam pengembangan inovasi. Survei dilaksanakan di tingkat Provinsi, sedangkan di tingkat Kabupaten dipilih dua kabupaten yang mewakili produktivitas padi tinggi dan rendah. Di masing-masing kabupaten dipilih dua kecamatan yang juga mewakili produktivitas tinggi dan rendah. b). kajian Kelembagaan Informal Dalam Pengembangan Inovasi Spesifik Lokasi. Kajian dilaksanakan melalui survei dan workshop. c). formulasi system kelembagaan formal dan informal dalam pengembangan inovasi spesifik lokasi. Hasil kegiatan adalah kelompok kelembagaan formal yang melakukan inovasi spesifik lokasi untuk peningkatan produksi padi di tingkat Provinsi Bengkulu adalah 59

60 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh), Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Tanaman Pangan dan Hortikultura, PT. Petani, PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Petrokimia Gresik. Kelompok kelembagaan formal yang melakukan inovasi spesifik lokasi untuk peningkatan produksi padi pada tingkat kabupaten di Kabupaten Bengkulu Utara adalah Dinas Pertanian dan Peternakan serta Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3), sedangkan di Kabupaten Kaur adalah Dinas Pertanian dan Peternakan, dan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K). Kelompok kelembagaan formal yang melakukan inovasi pertanian pada komoditas padi di lembaga tingkat kecamatan adalah Balai Penyuluhan Pertanian. Di Kabupaten Bengkulu Utara BPP yang berjumlah 12 BPP yang membina 14 kecamatan sehingga tiap kecamatan sebagian besar sudah memiliki 1 BPP. Kelembagaan formal tingkat kecamatan di Kabupaten Kaur yaitu BPP yang berjumlah 3 BPP yang membina 15 kecamatan sehingga tiap 5 kecamatan dibina oleh 1 BPP. Kelompok kelembagaan informal yang melakukan inovasi pertanian pada komoditas padi di tingkat Provinsi Bengkulu ada yaitu KTNA Provinsi dan swasta sebagai distributor pestisida. Kelompok kelembagaan informal yang melakukan inovasi pertanian pada komoditas padi di tingkat Kabupaten Bengkulu Utara dan Kaur adalah Koperasi dan KTNA Kabupaten. Kelompok kelembagaan informal yang melakukan inovasi pertanian pada komoditas padi di tingkat kecamatan/desa di Kabupaten Kaur adalah Gapoktan dan Kelompok Tani, serta KTNA Kecamatan, sedangkan di Kabupaten Bengkulu Utara selain tersebut diatas juga ada SUBAK atau Kelompok Pemakai dan Pengguna Air (KP2A) yang berjumlah 4 SUBAK. Sistem kelembagaan formal di Propinsi Bengkulu telah mendukung pengembangan inovasi spesifik lokasi khususnya dalam peningkatan produktivitas padi. Sistem kelembagaan informal di Propinsi Bengkulu telah mengacu pada Rencana Usaha Bersama kelompok dalam pengembangan inovasi spesifik lokasi dan peningkatan produksi padi. Koordinasi yang intensif antara lembaga formal dan informal di Propinsi Bengkulu telah mampu mengembangkan inovasi teknologi spesifik lokasi dalam rangka meningkatkan produktivitas padi 60

61 6.3. Kegiatan Diseminasi Pendampingan SL-PTT. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program strategis Kementerian Pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan pendampingan SL-PTT Tahun 2011 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota, dari bulan Januari sampai dengan Desember Kegiatan utama pendampingan meliputi koordinasi intern dan antar institusi; narasumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang; pameran, penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi; bahan display dan Demfarm; pelaksanaan display dan Demfarm VUB. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa: 1). telah dilaksanakan koordinasi di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun tingkat Pusat. 2). menjadi narasumber pada pelatihan PL II, PL III di 10 Kabupaten/Kota dan BPP. 3). melakukan 4 kali kegiatan temu lapang, temu usaha dan apresiasi dengan peserta 414 orang 4). melakukan 2 kali pameran 5). mengintroduksi VUB Inpari 3, 6, 10 dan 13 sebanyak kg dan disebarluaskan ke 10 Kabupaten/kota. 6). melakukan demfarm VUB seluas 33,5 ha di 6 Kabupaten (Bengkulu Selatan, Seluma, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Lebong). 7). masil demfarm dan display berkisar antara 5,5 9,5 t/ha. 8). Dari kegiatan demfarm telah dihasilkan sekitar 25 kg benih padi yang diproses oleh PT Pertani dan PT SHS. Pada demfarm jagung yang dilaksanakan di kabupaten Rejang lebong menunjukkan bahwa hasil jagung varietas Sukmaraga (6,5 kg/ha) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Lamuru (2,2 t/ha). Untuk perbaikan pelaksanaan pendampingan disarankan: 1). CPCL hendaknya disiapkan lebih awal, sehingga pada bulan Februari sudah dapat diterbitkan dan disahkan. 2). perlu penyederhanaan mekanisme penyaluran BLBU agar benih sampai pada sasaran tepat waktu. 3). ketersediaan pupuk khususnya pupuk bersubsidi Ponska dan urea perlu mendapat prioritas agar tersedia tepat waktu dan jumlahnya. 4). tim Teknis pelaksana SL PTT di tingkat provinsi dan kabupaten perlu segera dibentuk agar koordinasi dapat berjalan efektif, efisien dan optimal serta bersinergi dan terpadu. 61

62 5). perlu dibangun kemitraan yang saling menguntungkan antara BPTP Bengkulu, penangkar dan supplier benih (PT. Pertani dan PT. SHS). Gambar 13. Keragaan tanaman padi fase bunting (kiri), Keragaan tanaman jagung menjelang fase pembungaan (kanan) Pendampingan dilaksanakan di 10 kabupaten/kota yang meliputi 60% dari unit SL- PTT di Provinsi Bengkulu. Pendampingan mampu meningkatan kapasitas sumberdaya manusia (>1200 orang) bagi petani, penyuluh/petugas lapangan dalam bentuk kegiatan yang bersifat teoritis dan praktis. Pendampingan terbukti dapat mempercepat adopsi dan difusi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Bengkulu, khususnya komponen teknologi yang cukup mudah diadopsi dan sebagai faktor penentu produktivitas adalah VUB padi (Inpari 6, 10 dan 13) telah berpotensi untuk diadopsi secara luas untuk mengurangi dominansi varietas Ciherang dan IR 64 dan VUB Jagung (Sukmaraga dan Lamuru), sistem tanam legowo, tanam bibit muda (padi : hari), dan pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman. Introduksi benih padi varietas inpari 3, 6, inpari 10 dan inpari 13 sebanyak 7725 kg yang berlabel ungu berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 kabupaten yaitu di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara, Seluma, Kaur, dan Bengkulu Selatan dan benih jagung varietas 62

63 BPTP BENGKULU Sukmaraga dan Lamuru sebanyak 100 kg yang berlabel putih berasal dari Balit Serealea-Maros. Serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani padi dan jagung > 15% pada lokasi demfarm, demfarm padi di 6 kabupaten yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma dan Bengkulu Selatan seluas 33,5 hektar dan demfarm jagung di Kabupaten Rejang Lebong seluas 5 hektar, dengan produktivitas jagung komposit varietas Sukmaraga produktivitasnya tinggi (6,5 t/ha) dan berpotensi untuk di kembangkan di Bengkulu. Distribusi benih display dan demfarm padi pada luasan 309 hektar, demfarm dan display dapat dimanfaatkan sebagai penangkaran untuk meningkatkan stok benih di Provinsi Bengkulu sudah mencapai 25 ton. Koordinasi dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota, dan telah terkumpul data CPCL, Kontak Person Penyuluh Pendamping di 10 kab/kota. Nara sumber pada kegiatan PL II dan PL III di Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu dan 10 Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Menerbitkan buku pedoman teknis budidaya jagung dan kacang tanah mendukung Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu. Melaksanakan temu lapang, temu usaha untuk percepatan adopsi teknologi. Matriks Pelaporan Kegiatan Pendampingan SL-PTT BPTP Bengkulu Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Matrik Pelaporan Kegiatan Pendampingan SL-PTT BPTP Bengkulu Tahun No Kegiatan Informasi /data/yang ditampilkan 1 Pend. SL-PTT: - Padi Jumlah Lokasi Pendampingan : - 10 Kabupaten/Kota (Bengkulu Selatan, Kaur, Seluma, Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang dan Bengkulu Tengah). a. Luas pendampingan :Provinsi : hektar b. SL-PTT BPTP : 337 hektar ( Sawah, Rawa, dan Lahan Kering) - Produktivitas rata-rata di lokasi pendampingan (Tahun 2011) : - Kab. Bengkulu Selatan : LL : 5.03 ton/ha, SL : 4.29 ton/ha, Non SL : 3,55 ton/ha - Mukomuko : LL : 6,80 ton/ha, SL : 5,45 ton/ha, 63

64 Sambungan Tabel 11 Non SL : No Kegiatan Informasi /data/yang ditampilkan BPTP BENGKULU - 4,00 ton/ha - Rekomendasi teknologi spesifik lokasi untuk wilayah : Ada 12 komponen teknologi : 1. Varietas Unggul Baru ( VUB ) : Inpari 3,6,10 dan Benih bermutu dan berlabel : Label ungu 3. Pemberian bahan organic : 2 ton/ha (jika tersedia) 4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum : Dengan sistem legowo 4 : 1 dengan jarak tanam 20 x20 x10 5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan kebutuhan tanaman dan status hara tanah : Ponska 250 kg/ha dan Urea 150 kg/ha: kg/ha ponska diberikan pada umur 7 HST kg/ha ponska diberikan pada umur HST - 50 kg/ha urea diberikan pada umur HST kg/ha urea diberikan pada umur 45 HST 6. Pengendalian OPT dengan PHT : Untuk hama, penyakit dan gulma 7. Pengolahan tanah : Sempurna 8. Penggunaan bibit muda : Umur kurang dari 21 hari 9. Jumlah bibit/lubang : 1-3 bibit 10. Pengairan secara efektif dan efisien : Intermitten/ berselang seling 11. Penyiangan : Secara manual atau khemis 12. Panen : Tepat waktu dan segera dirontok - Rekomendasi varietas spesifik lokasi yang digunakan : a. Inpari 3 dan 13 produktivitasnya tinggi di seluruh kabupaten/kota (Bengkulu Selatan, Kaur, Seluma, Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang dan Bengkulu Tengah), dengan produktivitas 7,40 ton/ha dan rata-rata produktivitas 6,85 ton/ha. b. Inpari 6 produktivitasnya tinggi kabupaten Kepahiang yaitu 9,5 GKP ton/ha c. Inpari 10 produktivitasnya tinggi di kabupaten Seluma, Kepahiang dan Bengkulu Selatan dengan produktivitas tertinggi 5,85 ton/ha dan rata-rata 5,80 ton/ha - Jumlah tenaga pendamping dan frekuensi pendampingan : a. Jumlah tenaga pendamping : 18 orang Frekuensi pendampingan : 3 kali per bulan per kabupaten 64

65 Sambungan Tabel 11 No Kegiatan Informasi /data/yang ditampilkan 2 SL-PTT Jagung - Jumlah lokasi pendampingan : 1 kabupaten, yaitu Kabupaten Rejang Lebong - Produktivitas (rata-rata) di lokasi untuk wilayah: a. Sukmaraga : produktivitas rata-rata 6,50 KP ton/ha b. Lamuru : produktivitas rata-rata : 3,04 KP ton/ha - Rekomendasi teknologi spesifik lokasi untuk wilayah : a. VUB : Sukmaraga dan Lamuru b. Jarak tanam : 75 x 20 cm c. Pemupukan : Ponska 400 kg/ha dan Urea 200 kg.ha - Rekomendasi varietas spesifik lokasi yang digunakan : Sukmaraga - Jumlah tenaga pendamping dan frekuensi pendampingan : 3 kali per bulan Pendampingan PSDSK. Telah dilaksanakan kegiatan Pendampingan PSDSK di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong. Pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDSK) di Bengkulu antara lain : koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah, identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, melaksanakan sosialisasi, apresiasi teknologi dan temu lapang teknologi yang akan diintroduksikan, melaksanakan pelatihan petani dan petugas, membuat materi diseminasi dan melaksanakan demplot teknologi. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pendampingan Karakteristik lokasi pendampingan memiliki potensi untuk pengembangan usaha peternakan sapi potong, namun perlu dukungan penerapan teknologi dan pembinaan yang lebih intensif. Pendampingan PSDSK di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong telah memperbaiki teknis pemeliharaan ternak sapi potong terutama dalam pemberian pakan tambahan, pembuatan kompos, dan pembuatan jerami fermentasi namun belum menunjukkan hasil yang optimal. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mendeteksi tandatanda berahi dan mendeteksi kebuntingan pada ternak. 65

66 Capaian kegiatan pendampingan PSDSK. 1. Demplot penggemukan sapi potong di Desa Mojorejo, Sumber Urip dan Beringin Tiga Kabupaten Rejang Lebong. 2. Temu lapang budidaya sapi potong di Kabupaten Rejang Lebong 3. Menerbitkan buku pengawetan hijauan dan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Matriks Pelaporan Kegiatan Pendampingan PSDSK BPTP Bengkulu Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Matrik Pelaporan Pendampingan PSDSK BPTP Bengkulu Tahun No Kegiatan Informasi /data/yang ditampilkan Pendampingan PSDSK - Jumlah lokasi pendampingan: 2 kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah (3 kelompok ternak) dan Kabupaten Rejang Lebong (5 kelompok ternak) - Produktivitas (rata-rata) di lokasi pendampingan : 2,5 tahun menghasilkan 1 ekor anak sapi (CI 2,5), PBBH penggemukan sapi jantan : Sapi Bali 0,51 kg/ekor/hari, Sapi Simental 0,82 kg/ekor/hari - Rekomendasi teknologi spesifik lokasi untuk wilayah: rekomendasi pembuatan kompos dengan activator EM4 dan stardec di Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah, rekomendasi pakan tambahan untuk penggemukan sapi jantan dari limbah kulit kopi dan penggunaan probiotik starbio di Kabupaten Rejang Lebong, rekomendasi teknologi fermentasi jerami sebagai pengganti rumput di Kabupaten Bengkulu Tengah - Rekomendasi varietas spesifik lokasi yang digunakan: Kabupaten Bengkulu Tengah : Sapi Lokal (Sapi Bali dan Sapi Madura), KAbupaten Rejang Lebong : Sapi Impor (Sapi Simental, Sapi Limosin, Sapi Bali dan Sapi Brahman Cross) - Jumlah tenaga pendamping : 10 orang di Kabupaten Bengkulu Tengah, 14 orang di Kabupaten Rejang Lebong, dan frekuensi pendampingan: 3 minggu sekali 66

67 Gambar 14. Pencampuran Pakan Tambahan untuk ternak sapi (kiri), Aplikasi pakan tambahan untuk ternak sapi.(kanan) Kegiatan M-P3MI Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) yang dibangun merupakan unit percontohan penggunaan inovasi yang menyediakan opsi solusi terbaik terhadap persoalan peningkatan produksi pertanian. Fokus kegiatannya berbasis agroekosistem dan atau berbasis pada komoditas unggulan di perdesaan. Inovasi teknologi yang diuji cobakan dalam unit percontohan M-P3MI seperti teknologi budidaya padi dan jagung, merupakan teknologi yang matang dan siap digunakan pada skala pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan dampak terutama dampak produksi yang tinggi. Tujuan kegiatan yaitu menyebarluaskan informasi teknologi produksi perbenihan padi dan jagung, Pembinaan Kelompok tani, dan mendukung program swasembada pangan Kementerian Pertanian. Prosedur pelaksanaan kegiatan yang dilakukan merupakan aplikasi dari Spektrum Diseminasi multi Channel (SDMC). Semua kegiatan yang ada pada M-P3MI merupakan wujud dari pelaksanaan SDMC di lapangan. Berdasarkan pada wujud kegiatannya, jenis mediasi dan saluran komunikasi pada SDMC dibedakan atas 4 bentuk yaitu : a) Pameran/Peragaan (In-house visitor display, public-display/expo, visitor plot/petak percontohan, tecnology showcase/gelar teknologi), b) Forum Pertemuan (temu informasi, temu lapang, temu aplikasi teknologi, rapat kerja, rapat teknis, seminar, simposium, pelatihan, lokakarya, 67

68 sekolah lapang, kegiatan partisipatif lainnya), c) Media Cetak (Buku, Booklet, Komik, brosur, Leaflet, Flyer, Poster, Baliho, koran, Majalah/Jurnal, Tabloid, Warta/news letter, Buletin, Liptan), dan d) Media Elektronik/Digital (radio, televisi, internet, mobile phone (WAP), SMS Center, CD/VCD/DVD). Hasil yang diperoleh yaitu keberhasilan pelaksanaan berdasarkan indikator yang dapat di nilai dari kegiatan : a) terjadinya peningkatan produktivitas padi dari produktivitas rata-rata petani antara 1,90 4,76 t/ha GKP sebelum dilakukan percontohan, menjadi masing-masing 5,44 ; 6,65 ; dan 5,96 t/ha GKP untuk varietas Inpari 6, 10, dan 13, b) terjadinya peningkatan optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian yaitu dari pengunaan pupuk setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 348,00 ; 221,77 ; dan 37,66 kg/ha menjadi pengunaan pupuk berimbang setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 297,83 ; 125,00 ; dan 75,00 kg/ha, c) tercapainya diversifikasi produk baik secara horizontal atau Vertikal sesudah dilakukannya percontohan. Gambar 15 Pembuatan garis tanam dengan menggunakan caplek roda (kiri), Pertanaman Inpari 13 Secara horizontal; lahan yang ditanam padi, selanjutnya ditanam padi kembali dan setelah panen pada bulan Februari 2012 akan ditanam kacang tanah, sedangkan lahan yang sebelumnya ditanam jagung, saat ini sedang ditanam padi. Secara vertikal; penanaman padi yang selama ini untuk produksi konsumsi, melalui petak percontohan dilakukan penangkaran benih, d) terjadinya peningkatan 68

69 pemberdayaan kelembagaan pendukung usaha agribisnis berupa kemitraan dengan BPSB dalam mensertifikasi benih yang dihasilkan, dan e) terjadinya peningkatan perkembangan jumlah adopter setelah pelaksanaan percontohan, yaitu jumlah dalam kelurahan sebanyak 4 orang menjadi 7 kelompok dan di luar kelurahan 3 kelompok (desa dampak yaitu Padang Merbau, Tanjung Seru, dan Tanjungan). Keberhasilan penerapan M-P3MI di lapangan diukur berdasarkan indikator kinerja yang meliputi aspek penggunaan input, proses, output, outcome, benefit, dan dampak. Berdasarkan indikator tersebut, kegiatan M-P3MI telah memenuhi indikator tersebut dengan uraian indikatornya sebagai berikut : Peningkatan produktivitas : Terjadinya peningkatan produktivitas padi dari produktivitas rata-rata petani antara 1,90 4,76 t/ha GKP sebelum dilakukan percontohan, menjadi masingmasing 5,44 ; 6,65 ; dan 5,96 t/ha GKP untuk varietas Inpari 6, 10, dan 13. Peningkatan optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian : Terjadinya peningkatan optimalisasi penggunaan sumberdya pertanian yaitu dari pengunaan pupuk setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 348,00 ; 221,77 ; dan 37,66 kg/ha menjadi pengunaan pupuk setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 297,83 ; 125,00 ; dan 75,00 kg/ha. Tercapainya diversifikasi produk baik secara horizontal atau Vertikal : Tercapainya diversifikasi produk baik secara horizontal atau Vertikal sesudah dilakukannya percontohan: a) secara horizontal; lahan yang ditanam padi, saat ini sedang ditanam padi dan setelah panen pada bulan Februari akan ditanam kacang tanah, sedangkan lahan yang sebelumnya ditanam jagung, saat ini sedang ditanam padi. B) secara vertikal; penanaman padi yang selama ini untuk produksi konsumsi, melalui petak percontohan dilakukan penangkaran benih. Peningkatan pemberdayaan kelembagaan pendukung usaha agribisnis : Terjadinya peningkatan pemberdayaan kelembagaan pendukung usaha agribisnis berupa kemitraan dengan BPSB dalam mensertifikasi benih yang dihasilkan. Peningkatan perkembangan jumlah adopter dari model percontohan : 69

70 Terjadinya peningkatan perkembangan jumlah adopter dari model percontohan setelah pelaksanaan percontohan, yaitu jumlah adopter dalam kelurahan sebanyak 4 orang menjadi 5 kelompok (131 orang) dan di luar kelurahan (desa dampak) sebanyak 5 kelompok (126 0rang) Model Kawasan Rumah Rumah Pangan Lestari (M-KRPL). Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga yang diawali dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya guna dapat mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga. Tujuan kegiatan MKRPL adalah: 1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan; 2) memenuhi kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga secara lestari dalam suatu kawasan; 3)meningkatkan ketahanan pangan, ketahanan lingkungan dan pendapatan rumah tangga. Kegiatan MKRPL dilaksanakan di Desa Harapan Makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah yang mewakili pedesaan dan di Kelurahan semarang Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu yang mewakili perkotaan. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 s/d Desember Jumlah petani kooperator 76 orang, jumlah demplot 6 lokasi yang mewakili strata I (luas lahan <100 m2), sedangkan strata II model perkotaan dan perdesaan. Analisis data dilakukan dengan analisis finansial, analisa usaha/bep, serta analisis tabel. 70

71 Gambar 16 Kunjungan Walikota Bengkulu Ke BPTP Bengkulu (kiri), Disain MKRPL dengan rak vertikultur (kanan). Sosialisasi kepada stakeholders dan calon petani kooperator, pembentukan kelompok, PRA, pelatihan teknis, penanaman tanaman sayuran dan pemeliharaan ayam buras. Setelah kegiatan berjalan 1 bulan dilakukan sosialisasi dan pameran kepada petani di sekitarnya dan kepada stakeholders untuk menghimpun masukan dan kerjasama dari dinas lain. Hasil sosialisasi disepakati Dinas Pertanian Kota Bengkulu memberikan bibit tanaman jeruk kalamansi kepada petani kooperator Kota Bengkulu, Dinas Peternakan dan Kelautan Bengkulu Tengah memberikan bibit ikan lele dan ikan nila, sedangkan kolam ikan dan makanan swadaya kelompok. Kegiatan MKRPL model perkotaan telah dikunjungi Walikota yang sekaligus diharapkan dapat diimplementasikan di seluruh Kelurahan (67 kelurahan). Pemerintah Kota memberikan anggaran 25 juta per Kelurahan dengan desain model pekarangan berbasis komoditas unggulan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Bengkulu Salah satu teknologi dasar yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi adalah varietas unggul. Sampai saat ini Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah menghasilkan tidak kurang dari 101 varietas unggul padi, namun pengaruh penggunaan varietas unggul terhadap peningkatan produktivitas akan terlihat apabila ditanam dalam skala luas. Permasalahan yang dihadapi adalah informasi tentang 71

72 varietas unggul padi yang masih terbatas diketahui oleh pengguna, khususnya penangkar dan petani padi. Selain itu juga sulit untuk memperoleh benih sumbernya apabila dibutuhkan. Oleh karena itu BPTP Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang Pertanian pada tahun 2011 melaksanakan kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) untuk mempercepat diseminasi varietas unggul padi kepada pengguna di Provinsi Bengkulu. Gambar 17 Penyampaian proyeksi kebutuhan benih di kantor PT. Pertani (kiri), kondisi persawahan bertingkat di Kecamatan Kemumu Kabupaten Bengkulu Utara (kanan) Tujuan dari kegiatan ini adalah: (1) menyusun database perbenihan padi di Provinsi Bengkulu, (2) mensosialisasikan varietas unggul baru padi dan UPBS BPTP Bengkulu, (3) melakukan perbanyakan benih padi melalui kerjasama dengan penangkar benih, dan (4) mendistribusikan benih padi varietas unggul. Kegiatan UPBS dilaksanakan melalui survei, pertemuan, dan kegiatan penanaman di lapangan. Survei diperlukan untuk pengumpulan data dalam penyusunan database perbenihan. Pertemuan dimaksudkan untuk sosialisasi varietas-varietas unggul baru dan keberadaan UPBS BPTP Bengkulu. Sedangkan penanaman untuk perbanyakan benih padi. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis tabel. Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa: (1) varietas Cigeulis paling banyak digunakan oleh petani di Provinsi Bengkulu (25,79%). Demikian juga penangkaran padi di tingkat petani didominasi varietas Cigeulis. Selain itu dari hasil survei diketahui bahwa di Provinsi Bengkulu pada tahun 2011, masih terdapat kekurangan penyediaan benih berlabel sebanyak kg; (2) penyebarluasan 72

73 informasi tentang UPBS BPTP Bengkulu telah dilaksanakan melalui 1 kegiatan temu lapang dan 2 sosialisasi; (3) perbanyakan benih melalui kerjasama kemitraan dengan penangkar di Kota Bengkulu masih dalam tahap persiapan, karena terkendala dengan perbaikan saluran irigasi; (4) pada tahun 2011, UPBS BPTP Bengkulu telah mendistribusikan 560 kg benih padi varietas Inpari 6, Inpari 10, dan Inpari Pameran dan Sosialisasi Teknologi Spesifik Lokasi di PENAS XIII Berdasarkan Keputusan Gubernur Bengkulu nomor A.59.XLV.Tahun 2011 tentang Panitia Kontingen Provinsi Bengkulu dalam Pelaksanaan Pekan Nasional KTNA XIII tahun 2011 di Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, BPTP Bengkulu ditunjuk sebagai Ketua II Pelaksana. Disamping tugas sebagai Ketua Pelaksana II, staf BPTP juga ditunjuk sebagai panitia di Bidang kepemimpinan dan Kemandirian KTN dalam koperasi tani (seksi Temu Profesi), Bidang Kemitraan Usaha dan Jaringan Informasi Agribisnis (seksi Pengembangan Jaringan Informasi Agribisnis dan seksi pameran), wakil koordinator Bidang Pengembangan teknologi dan kualitas produk agribisnis, dan seksi temu karya. Secara khusus BPTP juga ditugaskan sebagai koordinator dekorasi pameran. Berdasarkan Surat Perintah Tugas dari kepala BPTP Bengkulu nomor.1288/kp.440/i.10.9/05.11 tentang Panitia Pelaksana Kegiatan Pameran dan Pekan Nasional XIII 2011, BPTP Bengkulu mengutus panitia sebanyak 7 (7orang) yaitu Ka. BPTP (Dr Dedi Sugandi), Penjab Kegiatan (Dr. Umi Pudji Astuti), Bidang Teknologi (Ahmad Damiri dan Siswani DD), pelaksanan Pameran (Ir Eddy Makruf, Ir Ruswendi, dan Ujang Hamidi). Pelaksanaan kegiatan stand pameran Provinsi dibagi tugas : BPTP Bengkulu sebagai koordinator dekorasi pameran, sewa stand pameran oleh Bakorluh dan sharing dari Kabupaten/Kota, isi stand berasal dari KTNA Kabupaten/Kota. Kegiatan pameran BPTP Bengkulu, sebagian besar anggarannya dialokasikan untuk biaya dekorasi, sebagian lainnya untuk bahan pameran, bahan cetakan teknologi olahan, caplak roda berupa leaflet, banner, baliho. Memperhatikan surat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu nomor 520/3160/bakorluh tanggal mei 2011 tentang pemantapan PENAS XIII 2011, maka seluruh SKPD diintruksikan untuk membiayai pelaksanaan PENAS XIII untuk 73

74 transportasi, akomodasi, pakaian seragam, dan biaya lainnya. Kegiatan PENAS di Tenggarong dilaksanakan mulai tanggal 18 sampai 23 Juni 2011, acara dibuka oleh Wakil Presiden RI (Prof Dr. Budiono) didampingi oleh Menteri Pertanian, Koperasi, Perikanan, Kehutanan, Gubernur dan Bupati seluruh Indonesia, Anggota DPR, KTNA Nasional. Gambar 18 Kegiatan Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan Nasional di Tenggarong Kalimantan Timur Kegiatan diikuti oleh sekitar peserta dari seluruh Indonesia dan petani dari beberapa Negara sahabat (Jepang, Korea, Malasia, dll). Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan peninjauan lokasi Gelar teknoinlogi (Padi rawa, padi sawah, Hortikultura, dll) dilanjutkan peninjauan stand pameran. Pada kesempatan itu bapak Wakil Presiden beserta rombongan berkenan meninjau stand Kementerian Pertanian, dan beberapa stand lainnya (stand Provinsi Bengkulu tidak mendapat kunjungan Bapak Wapres). Setelah makan siang acara dilanjutkan dengan beberapa kegiatan yang telah dijadualkan, BPTP mengikuti acara temu teknis P2BN oleh Dirjend Tanaman Pangan dan mempersiapkan kontingen (KTNA) yang akan mengikuti Temu Karya dan Lomba Unjuk Tangkas. Kegiatan yang didampingi oleh BPTP adalah temu karya, disampaikan 2 materi dari KTNA Rejang Lebong (Suhadi dan Yusmin). Pada kegiatan tersebut Suhadi (Teknologi Perbenihan Kol Bunga) berhasil mendapat penghargaan Juara I Vaforit, dan saudara Yusmin (teknologi sambung tiga pada tanmaman Karet) mendapat apresiasi dari para peserta, di luar ruangan dilanjutkan dengan diskusi dan ada kesepakatan untuk melatih di beberapa tempat. Dari kegiatan ini terjadi transaksi antar petani yang sangat efektif, tukar menukar informasi teknologi juga 74

75 sangat efektif karena berasal dari sumber pelaku dan didampingi nara sumber yang sesuai profesinya. Kegiatan yang dipandu BPTP lainnya adalah unjuk tangkas dan lomba kreatifitas. Dari kegiatan ini terlihat bahwa kontingen Bengkulu perlu meningkatkan ketrampilannya, dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota sangat mutlak diperlukan Gelar Teknologi Pertanian Diseminasi merupakan bagian integral dari penelitian/pengkajian berbentuk kegiatan penyebarluasan teknologi pertanian. Salah satu sistem diseminasi atau penyebaran informasi teknologi adalah gelar teknologi. Gelar teknologi merupakan kegiatan untuk menunjukkan paket teknologi yang diyakini sudah lebih baik dibanding dengan teknologi petani. Kegiatan Gelar Teknologi yang dilaksanakan terdiri dari 1). pemeliharaan Ternak Sapi Barahman Cross dengan melakukan demontrasi pembuatan pakan ternak tambahan dari kulit kopi dan dedak padi yang dilaksanakan di desa Kayu Manis Kabupaten R/L. 2). gelar Teknologi Pemupukan Tanaman Jagung dilaksanakan di Desa Teladan kabupaten R/L, dengan menghitung kebutuhan pupuk yang sesuai dengan spesifik lokasi. 3). gelar Teknologi Padi Varietas Unggul Baru (INPARI) dengan sistem tanam legowo 4-1 menggunakan caplak roda, di Desa Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma. Gambar 19 Gelar Teknologi Pemupukan Tanaman Jagung (kiri), Gelar Teknologi Padi Varietas Unggul Baru (INPARI) Prosedur pelaksanaan kegiatan Gelar Teknologi dimulai dengan identifikasi lokasi petani, koordinasi dengan instansi terkait, inventarisasi lokasi dan kelompok 75

76 sasaran, teknologi yang diaplikasikan, pembinaan kelompok, pelaksanaan gelar teknologi (penyampaian materi, demonstrasi dan kunjungan ke lokasi demplot serta diskusi) dan umpan balik dengan pengisian kuisioner. Data yang dikumpulkan berupa perkembangan demplot dan hasilnya serta pelaksanaan kegiatan gelar teknologi dan umpan balik. Setelah dilakukannya kegiatan gelar ini, masyarakat sangat antusias untuk mengadopsi teknologi tersebut. Hal ini diketahui dari hasil kuisioner yang menyatakan ingin menerapkan didalam pemeliharaan ternak sehari-hari 96%, 4% kadang-kadang. Kemudahan dalam mencari bahan-bahan campuran pakan tambahan 80% menyatakan mudah didapat, 12% menyatakan cukup mudah, dan 8% menyatakan sulit didapat. Dilakukan penimbangan terhadap 6 ekor ternak sapi Brahman cross milik kelompok. Hasil penimbangan dapat dilihat bahwa dalam kurun 2 bulan, berat sapi mengalami peningkatan rata-rata 0,53 kg/ekor/hari. Untuk kegiatan Gelar Teknologi Pemupukan Jagung dilakukan demonstrasi cara melihat kandungan unsur hara didalam tanah dengan menggunakan PUTK. Berdasarkan hasil uji status hara dapat ditentukan rekomendasi pemupukan P dan K yang bersifat spesifik lokasi. Gelar teknologi padi Varietas Unggul baru (inpari) dengan demplot seluas 2,3 ha dilaksanakan oleh empat petani kooperator menanam VUB Inpari 13 dan Inpari 10 menggunakan caplak roda legowo 4-1. Dari hasil kuisioner yang diambil saat kegiatan, persepsi petani terhadap teknologi PTT secara keseluruhan berpendapat sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan yang diajukan mencapai 46,02%, disusul dengan 31,41% setuju, 9,38% ragu-ragu, 10,38% tidak setuju dan kurang dari 3% berpendapat sangat tidak setuju dengan teknologi PTT tersebut. Sementara itu, minat adopsi petani terhadap teknologi PTT yang diterapkan dalam kegiatan gelar teknologi ini menyatakan selalu menggunakan mencapai 51,58%, 29,90% menyatakan sering menggunakan, 11,93% kadang-kadang, 2,54% jarang dan 4,05% menyatakan tidak pernah Visitor Plot Perbenihan Padi Rawa. Visitor plot adalah bagian dari diseminasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan dirumah kaca, kebun percobaan, lahan petani. Pelaksanaannya dirumah kaca dan kebun percobaan dirangcang berkelanjutan. Kegiatan Visitor plot pada tahun 2011 terdiri dari kegiatan lapangan dan rumah kaca. 76

77 Kegiatan lapangan berupa Visitor Plot Perbenihan Padi yang melibatkan kelompok tani Harapan Jaya Desa Karang Anyar dan petugas lapang BP3K Kembang Mumpo kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma dengan varietas Inpari 13 seluas 2 ha dan hasil panen terdiseminasi untuk benih seluas 37,4 ha setara dengan 980 kg benih untuk pertanaman Desember 2012 sedangkan varietas padi Inpara 2 dan 5 seluas 2 ha baru ditanam pada tanggal 29 November 2012, panen diperkiran minggu ke 3 bulan Maret Sedangkan pelaksanaan visitor plot perbenihan padi rawa Inpara 2 dan Inpara 5 di kelompok tani Sidomulyo Desa Bukit Peninjauan 2 di Kecamatan Sukaraja, luas pertanaman 3 ha dan penanamannya pada tanggal 16 Desember 2011 dan panen diperkirakan minggu pertaman bulan Maret Pelaksanaan kegiatan lapangan komponen teknologinya mengacuh pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah. Plot Visitor plot di Rumah Kaca dan Lahan sekitar Rumah Kaca berupa tanaman sayuran dataran rendah seperti Tomat Varietas Mutiara, Amelia, Rampai sedangkan lahan sekitar Rumah kaca ditanaman Varietas Kedele Varietas Anjas Moro. Hasil tomat varietas Mutiara per tanaman sampel ratarata 800 gr, Amelia 715,27 gr dan Rampai 910,95 gr, sedangkan hasil kedele varitas Anjas Moro baru mencapai 1,89 ton/ha. Plot kunjungan dirumah kaca dikunjungi oleh siswa/siswi SPP yang kerja praktek dan penelti, penyuluh BPTP yang melakukan penelitian mandiri. Gambar 20 Varietas Inpara 2 dan 5 umur 30 HST 77

Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun , untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan

Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun , untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional, maka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP.

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP. 1 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah atas rahmat dan karunia-nya, sehingga Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaa (PUAP) tahun 2010 ini dapat tersusun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN BPTP 1. Judul RKTM :

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Tahun Nama Lembaga SK. tanggal 17 Juni Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP)

Tahun Nama Lembaga SK. tanggal 17 Juni Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Tahun Nama Lembaga SK BPTP 1992Bengkulu terbentuk Balai Informasi tanggal Pertanian 14 Juni (BIP) 2001 sesuai SK SK Mentan Menteri No. Pertanian RI No. 350/Kpts/OT.210/6/2001 tentang organisasi 26/Kpts/OT.210/I/92

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BPTP BENGKULU PENGANTAR

BPTP BENGKULU PENGANTAR 1 BPTP BENGKULU 2 BPTP BENGKULU 3 BPTP BENGKULU PENGANTAR Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah Unit Pelaksana Teknis dibidang penelitian dan pengembangan pertanian yang berada di bawah dan bertanggung

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 211 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU 2011-2014 LATAR BELAKANG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merupakan unit

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KAPASITAS SDM DALAM KOMUNIKASI DAN DISEMINASI HASIL LITKAJI (PENAS, PAMERAN, VISITOR PLOT, PEKAN AGROINOVASI, PENYUSUNAN DATABASE BAHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D 29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2003 Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS, DAN EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA PENYULUH- PENELITI BPTP BENGKULU DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAERAH

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS, DAN EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA PENYULUH- PENELITI BPTP BENGKULU DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAERAH RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS, DAN EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA PENYULUH- PENELITI BPTP BENGKULU DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAERAH BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 77 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR ORGANISASI TERENDAH PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 204 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 204 KATA PENGANTAR Balai

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 28 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 78 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 28 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 78 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 28 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 78 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 20 KATA PENGANTAR Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) sebagai salah satu unit kerja/organisasi di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang telah selesai disusun.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN II.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP Kantor Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses PROGRAM DAN KEGIATAN. A. Program Kegiatan Lokalitas Kewenangan SKPD. Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATAKERJA BALAI BENIH PADI DAN PALAWIJA PADA DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU KODE: 26/1801.019/012/RDHP/2013 PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU PENELITI UTAMA Dr. Wahyu Wibawa, MP. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 C. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja 3 BAB II

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci