BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis"

Transkripsi

1 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis Kepulauan Seribu merupakan satu-satunya kabupaten yang terdapat di DKI Jakarta. Perubahan status kawasan Kecamatan Kepulauan Seribu yang terletak di Kotamadya Jakarta Utara menjadi Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu ini dilakukan pada tahun Kabupaten tersebut dibagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, dengan pusat pemerintahan terletak di Pulau Pramuka. Pulau-pulau tersebut secara geografis dibagi atas empat kelurahan, yaitu Kelurahan Untung Jawa, Kelurahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Panggang, dan Kelurahan Pulau Kelapa. Pulau Panggang merupakan salah satu dari 106 gugusan pulau-pulau kecil yang menyebar dari utara ke selatan di sekitar Teluk Jakarta. Secara administratif, Pulau Panggang masuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang dimana terdapat pula 12 pulau lainnya yaitu, Pulau Pramuka, Karya, Kotok Kecil, Kotok Besar, Karang Bongkok, Gosong Pandan, Karang Congkak, Semak Daun, Gosong Balik Layar, Gosong Sekati, Peniki, Air Besar dan Opak Kecil. Hanya dua buah pulau yang dijadikan pemukiman masyarakat dari 13 pulau tersebut yaitu Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Pulau Panggang memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan Pulau Pramuka. Sedangkan jika dilihat dari pola penataan daerah, Pulau Pramuka memiliki pola penataan daerah yang lebih baik dibandingkan Pulau Panggang mengingat Pulau Pramuka berdiri sebagai Pusat Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Sedangkan Pulau Karya yang terletak diantara Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, difungsikan menjadi rumah tinggal pegawai Suku Dinas Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dan pemakaman bagi masyarakat di pulau-pulau sekitar Pulau Karya. Batasan teritorial Kelurahan Pulau Panggang diatur berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 1986/2000 tanggal 27 Juli

2 , tentang Pemecahan, Pembentukan, Penetapan Batas dan Nama Kelurahan di Kecamatan Kepulauan Seribu Wilayah Kotamadya Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Batasan Kelurahan Pulau Panggang adalah sebelah Utara LS sampai dengan LS, sebelah Selatan BT, sebelah Barat BT, sebelah Timur LS sampai dengan LS. 4.2 Sejarah Pulau Panggang Masyarakat Pulau Panggang memiliki cerita sejarah 4 mengenai awal mula Pulau Panggang dihuni oleh masyarakat tersebut. Cerita tersebut disampaikan secara turun temurun sehingga terus diyakini masyarakat Pulau Panggang sampai saat ini. Masyarakat percaya bahwa dahulu pulau tersebut merupakan salah satu wilayah kekuasaan dari Ratu Cina dimana pusat kekuasaannya terletak di Pulau Karya (dahulu dikenal dengan Pulau Cina) yang letaknya tak jauh dari Pulau Panggang. Kekayaan kerajaan tersebut memancing kedatangan para bajak laut untuk merebut kekayaannya. Namun, karena kuatnya kerajaan tersebut, upaya bajak laut untuk menguasai kekayaan kerajaan sia-sia, dan untuk menghukum para bajak laut kerajaan memutuskan untuk membakar mereka hidup-hidup. Akhirnya dilakukanlah pembakaran para bajak laut secara besar-besaran, dan pulau yang berlokasi diseberang Pulau Karya dipilih menjadi lokasi pembakaran tersebut, dimana pulau tersebut sekarang dikenal dengan nama Pulau Panggang. Sejarah itulah yang melatarbelakangi penamaan Pulau Panggang, karena pulau tersebut digunakan sebagai tempat memanggang para bajak laut. Setelah periode Kerajaan Cina usai, para pendatang yang diantaranya berasal dari suku Bugis, Banten, Mandar dan Tangerang, mulai menghuni pulau tersebut. Para penyebar agama Islam juga mendatangi dan menetap di pulau tersebut untuk menyiarkan dakwahnya, beberapa habib keturunan Arab merupakan penyebar Islam pertama di wilayah Pulau Panggang tersebut. Hal ini terbukti dari tersebarnya beberapa makam habib di beberapa wilayah Pulau Panggang. 4 Sejarah ini diperoleh melalui diskusi kelompok dengan masyarakat Pulau Panggang, yang terdiri dari tokoh masyarakat, nelayan, pegawai kelurahan, dan para Ibu Rumah Tangga.

3 Kondisi Sosial Sistem Kekerabatan Masyarakat Pulau Panggang memiliki pola kekerabatan yang khas mengingat masyarakatnya merupakan masyarakat campuran pendatang diantaranya dari Bugis, Banten, Mandar dan Tangerang. Banyaknya masyarakat Bugis ke pulau tersebut dilatarbelakangi oleh budaya masyarakat Bugis yang menjadikan laut sebagai sumber kehidupan mereka. Sedangkan kehadiran masyarakat Banten dan Tangerang didasari oleh kedekatan geografis Kepulauan Seribu dengan daerah tersebut. Kondisi Pulau Panggang yang jauh dari daratan dan pusat kota menyebabkan terjadinya banyak pernikahan sesama penduduk pulau yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda. Hal tersebut terus berlangsung hingga saat ini, sehingga mayoritas masyarakat Pulau Panggang kebanyakan tidak membedakan diri mereka dengan yang lainnya berdasarkan status etnis yang melekat pada diri mereka. Mereka sudah menganggap diri mereka sebagai orang pulo 5 sehingga beberapa masyarakat bahkan kurang mengetahui secara pasti dari etnis mana mereka berasal. Seperti diungkapkan oleh seorang ibu TS (52 tahun) pada saat ditanya mengenai asal beliau dan suaminya, Kalo udah tinggal disini udah jadi orang pulo mbak, tapi memang orangtua kami dulu ada yang dari Bugis ada juga yang dari Banten. Bercampurnya masyarakat dari berbagai suku tersebut membuat bahasa sehari-hari yang digunakan oleh penduduk setempat menjadi sangat khas. Interaksi masyarakat yang cukup lama tersebut menimbulkan percampuran bahasa yang digunakan sehari-hari. Logat yang digunakan menyerupai logat Bugis namun juga bercampur dengan logat Banten yang kental. Begitu pula mengenai suku kata yang digunakan yang juga merupakan campuran dari beberapa etnis tersebut. Masyarakat setempat menyebut bahasa yang mereka gunakan sebagai bahasa pulo. Ikatan kekerabatan yang terjadi di Pulau Panggang bisa dikatakan sangat erat. Eratnya hubungan kekerabatan ini menciptakan keharmonisan hubungan 5 Masyarakat Kepulauan Seribu menyebut kata pulau dengan sebutan pulo. Hal ini berhubungan dengan logat yang mereka gunakan dalam bahasa sehari-hari.

4 37 sosial yang mereka lakukan. Kepercayaan masyarakat yang tinggi kepada sesamanya juga menimbulkan rasa aman pada masyarakat. Jarang sekali ditemukan kasus pencurian ataupun kejahatan lainnya di pulau tersebut. Meskipun kadang tercipta pula beberapa konflik laten yang biasanya disebabkan oleh ketimpangan akses masyarakat terhadap modal perikanan. Konflik ini biasanya muncul karena banyaknya bantuan yang datang dari berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta dengan tujuan memajukan usaha perikanan budidaya yang sedang dikembangkan di pulau tersebut. Banyaknya bantuan yang datang tersebut tidak disertai dengan distribusi bantuan secara merata. Maka yang kemudian terjadi adalah isu yang berkembang di masyarakat bahwa beberapa orang melakukan monopoli terhadap bantuan yang datang dan hanya segelintir orang saja yang dapat menikmati hal tersebut. Namun isu tersebut tidak sampai berkembang menjadi konflik terbuka, karena masyarakat masih merasa kurang pantas untuk bertikai dengan kerabat mereka sendiri Kepercayaan Lokal Agama Islam yang dianut oleh sebagian besar masyarakat di wilayah Pulau Panggang, tak dapat dipungkiri memberi pengaruh yang besar pada tradisi dan kepercayaan lokal yang dianut oleh masyarakat setempat. Salah satu kepercayaan lokal yang sangat mencolok adalah larangan untuk menangkap ikan di laut pada hari Jumat. Hal ini terkait dengan kepercayaan warga yang sudah turun temurun bahwa hari Jumat adalah hari yang dikhususkan untuk beribadah. Nelayan yang biasanya menangkap ikan di laut memanfaatkan hari Jumat tersebut untuk beristirahat dan memperbaiki alat-alat yang biasa mereka gunakan untuk melaut seperti memperbaiki kapal dan jaring. Kepercayaan lokal lainnya adalah ngahol 6 atau berdoa di makam habib yang terletak di beberapa wilayah Pulau Panggang. Pada ritual ngahol, umumnya kaum pria akan berjalan bersama untuk kemudian mendoakan habib yang dipercaya sebagai pelopor penyebar agama Islam di daerah tersebut. Selain ritual ngahol ada pula kegiatan marowah yang dilakukan sebelum bulan Ramadhan. Pada kegiatan tersebut biasanya para anggota keluarga akan 6 Diambil dari istilah haul yang berarti mendoakan orang yang telah meninggal.

5 38 mengundang pemuka agama mendoakan keluarga mereka yang telah meninggal dan menyuguhi undangan tersebut dengan berbagai macam makanan kecil. Kegiatan marowah ini tidak mengharuskan keluarga untuk mengundang penduduk lainnya, beberapa penduduk hanya mengundang pemuka agama untuk mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal dan memberikan makanan seadanya kepada pemuka agama tersebut. 4.4 Struktur Sosial dalam Usaha Perikanan Jaringan Sosial Usaha perikanan merupakan mata pencaharian utama penduduk di Pulau Panggang. Salah satu karakteristik dari usaha tersebut adalah terciptanya hubungan-hubungan sosial yang bertujuan untuk melancarkan usaha perikanan yang mereka jalankan. Hubungan sosial ini menjadi penting karena secara geografis Pulau Panggang berjarak cukup jauh dari pusat ibukota Jakarta dan usaha perikanan memiliki resiko yang tinggi. Pada masyarakat pesisir Pulau Panggang, pekerjaan sebagai nelayan dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu: nelayan tangkap dan nelayan budidaya. Nelayan tangkap melakukan aktivitasnya dengan cara mencari ikan secara langsung di laut, baik dengan menggunakan jaring, pancing, bubu, dan lain-lain. Sedangkan usaha perikanan budidaya merupakan usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan dengan cara pembiakan atau pembesaran biota laut, seperti: rumput laut, ikan, karang hias, dan lain-lain. Menurunnya hasil tangkapan di laut dan tingginya resiko perikanan tangkap membuat sebagian nelayan menjadikan perikanan budidaya sebagai alternatif bagi upaya pemenuhan ekonomi mereka. Dalam usaha perikanan yang dijalankan oleh mayoritas masyarakat di Pulau Panggang, terbentuk jaringan sosial yang secara umum dapat ditemui di wilayah pesisir lainnya. Jaringan sosial tersebut tercipta dari hubungan antara tengkulak dengan nelayan. Hubungan khusus antara tengkulak dengan nelayan, secara sosiologi disebut sebagai hubungan patron-klien. Terbentuknya hubungan ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat setempat (Gambar 3).

6 39 PASAR TENGKULAK Hasil Perikanan Hasil Penjualan Ikan NELAYAN Gambar 3. Jaringan Sosial antara Tengkulak dan Nelayan di Pulau Panggang Hubungan tengkulak dengan nelayan yang terbentuk di Pulau Panggang didasari oleh hubungan saling menguntungkan. Dalam hubungan tersebut, tengkulak memanfaatkan kemampuan nelayan dalam menyediakan hasil perikanan laut yang dibutuhkan oleh pasar. Sedangkan nelayan membutuhkan tengkulak untuk memasarkan hasil perikanan yang mereka dapatkan. Dalam hal ini, tengkulak biasanya memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi pasar ikan dibandingkan nelayan. Pola hubungan antara tengkulak dan nelayan di Pulau Panggang berbedabeda tergantung dari jenis usaha perikanan yang dijalankan oleh masing-masing nelayan. Pada daerah tersebut, terdapat perbedaan antara nelayan tangkap dan budidaya seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Namun, dalam usaha perikanan tangkap pun dibedakan lagi menjadi tiga pola hubungan tengkulak dan nelayan. Pertama adalah pola hubungan pada tengkulak dan nelayan jaring muroami. Kedua, pola hubungan tengkulak dan nelayan bubu. Ketiga adalah pola hubungan tengkulak dan nelayan tangkap ikan hias Stratifikasi Sosial Dalam masyarakat terdapat sistem lapisan sosial yang secara sosiologi dikenal sebagai stratifikasi sosial. Pada masyarakat pesisir stratifikasi sosial ini umumnya terjadi karena perbedaan akses individu terhadap sumberdaya. Individu yang lebih mudah aksesnya terhadap sumberdaya akan berada pada lapisan yang

7 40 lebih tinggi. Dalam hubungan sosial yang terjadi di masyarakat Pulau Panggang, maka stratifikasi sosial disebabkan oleh akses masyarakat yang berbeda terhadap sumberdaya pesisir yang merupakan sumberdaya utama masyarakat setempat. Akses masyarakat yang berbeda ini disebabkan oleh perbedaan kepemilikan modal pada tiap masyarakat. Adanya perbedaan kepemilikan modal (kapital) pada tiap individu yang berbeda menciptakan perbedaan pula pada kemampuan mereka dalam mengakses sumberdaya yang lain. Modal yang dimiliki individu tersebut dapat berupa modal fisik maupun non fisik. Modal fisik misalnya adalah perbedaan dalam kepemilikan sarana usaha perikanan seperti kapal motor, jaring, kompresor dan keramba budidaya. Pada masyarakat Pulau Panggang, nelayan yang memiliki modal berupa kapal motor, jaring muroami 7 (kongsi) dan kompresor merupakan nelayan pemilik usaha perikanan di bidang jaring muroami. Pada jenis usaha tersebut, nelayan yang memiliki fasilitas untuk usaha jaring muroami bertindak langsung sebagai tengkulak. Karena nelayan pekerja yang meminjam fasilitas jaring muroami tersebut diharuskan untuk menyerahkan hasil perikanan yang mereka dapatkan kepada nelayan pemilik, untuk kemudian dijual oleh pemilik ke pasar di Jakarta. Kepemilikan modal lainnya yang juga menciptakan stratifikasi sosial dalam masyarakat Pulau Panggang adalah kepemilikan keramba budidaya. Usaha perikanan budidaya saat ini sedang gencar dilakukan di pulau tersebut, namun dari mayoritas nelayan yang ada hanya sebagian kecil yang sudah terjun ke usaha budidaya perikanan. Hal ini dikarenakan untuk memulai usaha tersebut dibutuhkan modal yang cukup besar. Untuk memulai usaha tersebut dibutuhkan setidaknya dana sebesar ,00 rupiah sampai ,00 rupiah. Dana tersebut dibutuhkan untuk membeli bambu dan kayu sebagai bahan dasar keramba serta pembelian bibit ikan kerapu yang merupakan jenis ikan budidaya andalan pulau tersebut. Besarnya modal yang dibutuhkan untuk budidaya tersebut tentunya tidak dapat dijangkau oleh setiap masyarakat. Modal non fisik lainnya yang dimiliki misalnya, jejaring sosial yang dimiliki oleh nelayan. Jejaring sosial ini dapat membantu nelayan dalam mengembangkan usaha perikanan yang mereka lakukan. Umumnya, nelayan yang 7 Muroami (bahasa Jepang) berasal dari kata muro dan ami. Ami artinya alat sedangkan muro adalah sebangsa ikan Carangidae.

8 41 memiliki jaringan dengan pengusaha besar di daerah lain akan lebih mampu untuk mengendalikan harga ikan di pulau. Nelayan yang memiliki jaringan tersebut biasanya akan berperan sebagai tengkulak yang membawa hasil perikanan untuk dijual ke pasar di Jakarta. Modal non fisik lainnya yang berperan dalam menciptakan stratifikasi sosial adalah kemampuan teknis dalam mengelola usaha perikanan. Nelayan yang dapat mengembangkan usaha perikanan dengan sukses umumnya memiliki kemampuan mengelola usaha perikanan yang mereka lakukan, baik usaha perikanan tangkap maupun usaha perikanan budidaya. Kelompok selanjutnya setelah nelayan budidaya adalah nelayan pekerja kongsi (muroami). Nelayan pekerja kongsi merupakan nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan jaring kongsi (muroami). Dalam pencarian ikan menggunakan jaring tersebut, dibutuhkan setidaknya orang pekerja dalam satu kapal yang melaut. Nelayan-nelayan pekerja tersebut bekerja pada nelayan pemilik jaring. Jaring muroami tidak dapat dimiliki oleh setiap nelayan karena modal yang dibutuhkan untuk membeli peralatan jaring kongsi tersebut cukup besar, yaitu sekitar ,00 rupiah. Jenis nelayan lainnya yang juga terdapat di Pulau Panggang adalah nelayan tangkap ikan hias. Usaha perikanan tangkap ikan hias ini tidak membutuhkan modal yang cukup besar. Karena untuk dapat menjalankan usahanya, nelayan cukup memiliki pancing ataupun tombak mandarin dan kapal motor. Nelayan tangkap ikan hias akan menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak ikan hias. Tengkulak ikan hias biasanya akan meminta nelayan untuk mencari jenis ikan hias tertentu sesuai permintaan pasar. Nelayan Pemilik Jaring Tengkulak Ikan Hias Tengkulak Budidaya Nelayan Budidaya Nelayan Pekerja Kongsi Nelayan Tangkap Ikan Hias Nelayan Tangkap Bubu Gambar 4. Stratifikasi Sosial dalam Usaha Perikanan di Pulau Panggang

9 42 Maka stratifikasi sosial yang terdapat di Pulau Panggang dapat dibagi menjadi, nelayan pemilik jaring, tengkulak ikan hias, tengkulak budidaya, nelayan budidaya, nelayan pekerja kongsi, nelayan tangkap ikan hias dan nelayan bubu (Gambar 4). Stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat Pulau Panggang ini dapat berubah. Hal ini dikarenakan sistem lapisan sosial yang terdapat pada masyarakat tersebut merupakan sistem lapisan sosial yang bersifat terbuka. Secara terbuka, sistem lapisan seperti ini memberi kesempatan setiap anggota masyarakat untuk berusaha menjadi anggota dalam lapisan yang mereka kehendaki. 4.5 Kondisi Ekonomi Mata Pencaharian Penduduk di Pulau Panggang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, baik sebagai nelayan perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Berdasarkan Data Kependudukan Kelurahan Pulau Panggang tahun 2009 (Tabel 5), dapat dilihat bahwa 75,26 persen penduduk yang bekerja memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Hal tersebut disebabkan oleh masih melimpahnya sumberdaya alam laut yang tersedia di wilayah tersebut. Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Mata Pencaharian Pekerjaan Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki Perempuan (dalam %) Karyawan swasta/pemerintah/abri Pedagang Nelayan Pensiunan Pertukangan Lain-lain Jumlah Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Pulau Panggang, 2009 Pada mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan tersebut, sebagian besar diantaranya merupakan nelayan perikanan tangkap dan sisanya merupakan nelayan budidaya. Nelayan perikanan tangkap terdiri atas

10 43 beberapa jenis yaitu nelayan jaring muroami (kongsi), nelayan bubu, dan nelayan pancing ikan hias. Kondisi perikanan budidaya di Pulau Panggang pada saat ini cenderung meningkat dibandingkan sepuluh tahun terakhir. Budidaya perikanan yang pernah marak di pulau ini salah satunya adalah budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut mulai dikembangkan sejak tahun Kepulauan Seribu bahkan menjadi salah satu pemasok utama rumput laut di Indonesia. Namun sekitar tahun 2000 budidaya rumput laut tersebut mengalami keterpurukan. Penyakit menyerang tanaman rumput laut yang dikenal penduduk setempat dengan sebutan ice-ice 8 dimana rumput laut yang dibudidaya berubah warna menjadi keputihan dan mati. Masyarakat menduga penyakit tersebut disebabkan oleh menurunnya kualitas air laut karena meningkatnya pencemaran dan perubahan kondisi alam itu sendiri. Setelah peristiwa tersebut terjadi, budidaya rumput laut perlahan-lahan ditinggalkan oleh nelayan dan nelayan kembali menangkap ikan di laut. Sekitar tahun 2005 masyarakat mulai mengenal budidaya kerapu. Ikan kerapu yang merupakan komoditas unggulan dibudidayakan pada awalnya dengan teknik yang relatif sederhana. Berkembangnya budidaya kerapu di Pulau Panggang dilatarbelakangi pula oleh program Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengalihkan profesi nelayan tangkap menjadi nelayan budidaya. Program tersebut dibuat mengingat semakin berkurangnya kuantitas ikan di laut lepas yang berpengaruh langsung terhadap menurunnya pendapatan nelayan tangkap. Sehingga perikanan budidaya yang dianggap sebagai usaha perikanan yang minim resiko dan ketidakpastian diupayakan sebagai mata pencaharian utama nelayan saat ini. Kondisi perikanan budidaya kerapu khususnya di Pulau Panggang, belum dapat dikatakan stabil. Sebagian besar nelayan budidaya kerapu belum dapat melakukan panen secara berkala. Panen dilakukan selama setahun sekali, sehingga masyarakat setempat menyebut usaha budidaya kerapu sebagai tabungan lebaran. Hal ini dikarenakan waktu penyebaran bibit kerapu dilakukan biasanya 8 Ice-ice merupakan penyakit rumput laut atau algae yang disebabkan oleh perubahan lingkungan dan bakteri seperti pseudoalteromonas gracilis, pseudomonas spp dan vibrio spp. Pemicu utamanya adalah perubahan lingkungan yang mendadak. Munculnya penyakit ice-ice ini ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah pada sebagian thallus yang lama kelamaan menjadi kuning pucat dan akhirnya akan menjadi putih.

11 44 pada bulan puasa, sehingga panen pun akan dilakukan pada bulan puasa berikutnya dimana hasil panen yang cukup besar tersebut akan digunakan sebagai modal lebaran. Belum berkalanya panen yang dilakukan oleh nelayan budidaya kerapu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya pengetahuan nelayan mengenai teknik budidaya dan kurangnya modal serta ketersediaan bibit ikan kerapu. Telah banyak program pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk membantu nelayan dalam upaya mengembangkan budidaya kerapu tersebut, namun rendahnya keberlanjutan dalam keberlangsungan program menjadi permasalahan utama dalam upaya tersebut. Sebagian masyarakat beranggapan, program yang telah ada diberikan tanpa mengupayakan sisi pengembangan masyarakat di Pulau Panggang. Maka yang terjadi kemudian adalah berhentinya program pengembangan usaha budidaya setelah pihak pemberi bantuan tidak lagi memberikan bantuan baik berupa sarana prasarana maupun pendampingan Pendapatan Penduduk Nelayan memiliki karakteristik pendapatan yang sangat fluktuatif. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh oleh nelayan sangat bergantung pada kondisi alam. Masyarakat Pulau Panggang mengenal dua musim dalam melaut, yaitu musim Barat dan musim Timur. Musim Barat biasanya berlangsung pada bulan Januari hingga bulan Mei, sedangkan Musim Timur berlangsung pada bulan Juni hingga Desember (Tabel 6). Namun penentuan musim berdasarkan hitungan bulan tersebut saat ini sulit untuk diprediksi. Memburuknya kondisi alam saat ini juga berpengaruh pada arah angin laut yang menjadi dasar penentuan musim tersebut. Saat ini arah angin ke Barat ataupun ke Timur dapat berubah-ubah hanya dalam hitungan hari. Hal ini membuat nelayan kesulitan dalam memprediksi kondisi laut. Pada nelayan tangkap bubu dan jaring muroami, ikan yang didapat diharga per kilogramnya dengan harga ,00 rupiah. Sedangkan pada nelayan tangkap ikan hias ikan dihargai per ekornya dengan harga 500,00 rupiah sampai 1.000,00 rupiah tergantung dari jenis ikan hias yang didapat.

12 45 Tabel 6. Tabel Musim Melaut dan Jenis Ikan Musim Barat Timur Jenis Ikan Bandeng Tongkol, Tenggiri, Teri Bulan Pada nelayan perikanan budidaya, keterampilan dan pengetahuan nelayan mengenai teknik budidaya sangat berpengaruh pada pendapatan yang mereka dapatkan di setiap panen yang mereka lakukan. Mayoritas nelayan perikanan budidaya kerapu hanya dapat melakukan panen setahun sekali dengan hasil panen sebesar ,00 rupiah sampai ,00 rupiah. Besarnya hasil panen tersebut sangat bergantung pada jumlah bibit ikan yang disebar oleh nelayan di keramba yang mereka miliki. Umumnya nelayan di Pulau Panggang menyebar bibit sebanyak 150 sampai 300 ekor per kotak keramba. Bibit yang telah disebar tersebut biasanya tidak seluruhnya dapat dipanen, karena yang biasanya terjadi adalah terdapat beberapa ikan yang kemudian mati ataupun cacat. Tentunya tingkat keberhasilan pengembangan bibit ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan keterampilan nelayan mengenai budidaya, khususnya budidaya kerapu. Tidak hanya pada nelayan perikanan tangkap, kondisi alam pun sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya yang dilakukan oleh nelayan Pulau Panggang. Kualitas air laut yang saat ini semakin memburuk seiring bertambahnya pencemaran di Pulau Panggang membuat ketahanan hidup ikan kerapu semakin menurun. Hal tersebut berdampak pada menurunnya hasil panen nelayan budidaya. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang didapat dari berbagai informan, masyarakat Pulau Panggang dapat dikatakan sebagai masyarakat yang konsumtif. Hal ini dapat dilihat dari perilaku konsumsi masyarakat setempat. Masyarakat di daerah tersebut umumnya lebih menyenangi membeli makanan di warung terdekat dibandingkan dengan memasak sendiri karena membeli makanan jadi dianggap lebih praktis.

13 46 Kondisi perumahan di Pulau Panggang juga menjadi indikator tingginya perilaku konsumsi masyarakat. Berdasarkan pengamatan, tidak terdapat perumahan warga yang berada dalam kondisi yang buruk seperti yang biasa kita jumpai pada daerah pesisir. Kondisi perumahan warga dapat terbilang cukup baik. Walaupun di beberapa rumah tidak ditemui adanya jamban, namun hal tersebut mereka lakukan bukan karena ketidakmampuan secara ekonomi namun lebih kepada kebiasaan mereka untuk menggunakan beberapa jamban umum yang tersedia di beberapa titik di pinggir laut. 4.6 Kependudukan Dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu, Pulau Panggang merupakan pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi. Jumlah penduduk di Pulau Panggang hingga tahun 2009 adalah sebesar 4075 jiwa (Tabel 7). Jumlah tersebut cukuplah tinggi mengingat luas wilayah Pulau Panggang hanya sebesar 62,10 ha. Penyebab tingginya jumlah penduduk di wilayah ini salah satunya adalah terjadinya perkawinan antar penduduk Pulau Panggang itu sendiri. Faktor lain yang menyebabkan tingginya jumlah penduduk adalah cukup banyaknya pendatang dari daerah lain yang kemudian menetap di pulau ini. Biasanya pendatang tersebut pindah ke Pulau Panggang untuk kemudian membuka berbagai macam usaha kecil. Tabel 7. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Rukun Warga (RW) RW Jumlah Total Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Pulau Panggang, Pendidikan Pulau Panggang telah mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam bidang pendidikan jika dibandingkan dengan sepuluh tahun silam. Peningkatan jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan wajib sembilan tahun cukup signifikan, ditambah peningkatan lulusan perguruan tinggi dari wilayah tersebut.

14 47 Hal tersebut sebagian disebabkan oleh tingginya perhatian pihak pemerintah maupun organisasi non pemerintah pada kondisi pendidikan khususnya di Pulau Panggang. Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam kondisi pendidikan di Pulau Panggang adalah pengorganisasian lulusan-lulusan Pulau Panggang untuk pemberdayaan wilayah tersebut. Berdasarkan Data Kependudukan Kelurahan Pulau Panggang, terdapat 103 penduduk lulusan perguruan tinggi (Tabel 8). Lulusan perguruan tinggi di pulau tersebut yang kemudian menjadi pengangguran menjadi permasalahan utama bagi masyarakat. Padahal perkembangan pesat yang sedang dialami daerah tersebut tentunya membutuhkan banyak tenaga terampil lokal. Masyarakat beranggapan, pemerintah daerah tidak memanfaatkan tenaga terampil lokal. Tabel 8. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Lakilaki Perempuan Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Perguruan Tinggi Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Pulau Panggang, 2009 Hal ini dapat terlihat dari beberapa staf kabupaten di daerah tersebut masih berasal dari luar daerah. Padahal jika dilihat kedalam, cukup banyak tenaga terampil lokal yang dapat dimanfaatkan keterampilannya. Pemanfaatan tenaga terampil lokal tersebut dapat mengefisienkan kinerja pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan tidak diperlukannya biaya operasional yang terlalu besar dibandingkan jika pemerintahan merekrut tenaga luar daerah untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Jika dilihat dari tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan, dapat dikatakan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sudah cukup tinggi. Masyarakat sudah memiliki anggapan bahwa pendidikan sudah harus dimulai sejak usia dini. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas balita di daerah tersebut sudah disertakan pada sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang kini keberadaannya sedang berkembang dengan baik.

15 48 Tabel 9. Jumlah Ketersedian Sarana Pendidikan Menurut Tingkat Pendidikan Jenis Pendidikan Negeri Swasta Gedung Sekolah Guru Murid Gedung Sekolah Guru Murid Kelompok Bermain TK SD MI SMP MTs SMA Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Pulau Panggang, 2009 Salah satu penyebab meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan adalah bergesernya pola pikir masyarakat mengenai profesi sebagai nelayan. Pada kurun waktu sepuluh tahun silam, masyarakat masih memiliki pandangan bahwa pekerjaan sebagai nelayan jauh lebih menguntungkan secara finansial dibandingkan pekerjaan sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dikarenakan pendapatan yang didapat dari pekerjaan sebagai nelayan jauh lebih besar walaupun besarnya pendapatan tersebut tidak dapat diprediksi. Saat ini, masyarakat memiliki pola pikir bahwa pekerjaan sebagai PNS jauh lebih menjanjikan dibandingkan nelayan. Besaran pendapatan yang pasti dan berbagai tunjangan yang didapat tentunya lebih menguntungkan dibandingkan pekerjaan sebagai nelayan yang pendapatannya bergantung pada kondisi alam Kesehatan Wilayah Pulau Panggang yang merupakan pulau yang paling padat penduduknya diantara pulau lain di Kepulauan Seribu, membuat wilayah ini memiliki penataan dan kebersihan wilayah yang kurang baik jika dibandingkan dengan pulau lain. Permasalahan ini kemudian berdampak pada memburuknya kondisi kesehatan masyarakat setempat. Hal tersebut diperburuk pula oleh kebiasaan masyarakat untuk membuang limbah rumah tangga mereka langsung ke laut. Padahal telah banyak dicanangkan program-program pengolahan limbah rumah tangga oleh pemerintah daerah. Kebiasaan masyarakat lainnya yang sulit untuk diubah adalah pembuangan limbah manusia yang masih dilakukan di tepi laut. Padahal mayoritas rumah

16 49 warga telah dilengkapi dengan fasilitas WC didalamnya. Untuk menyikapi hal tersebut, pemerintah setempat membuat fasilitas WC terapung di beberapa titik di tepian pulau. Namun, masih banyak warga yang lebih memilih untuk melakukan pembuangan limbah manusia ditempat selain WC terapung tersebut, dengan anggapan lebih praktis dan dekat dengan tempat tinggal mereka. Tabel 10. Jumlah Ketersediaan Sarana Kesehatan Jenis Sarana Jumlah Daya Tampung Puskesmas 1 buah 17 orang Pos Kesehatan 1 buah 5 orang Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Pulau Panggang, 2009 Fasilitas kesehatan yang didapat oleh masyarakat Pulau Panggang dapat dikatakan sangat baik. Pada Pulau Panggang, terdapat satu buah Puskesmas dan satu buah pos kesehatan (Tabel 10). Puskesmas yang terdapat di Pulau Panggang memiliki sarana yang cukup lengkap, karena didalamnya terdapat tenaga medis seperti dokter umum, bidan, dan ahli gizi (Tabel 11). Kegiatan kesehatan seperti Posyandu juga berpusat di Puskesmas tersebut. Namun, kegiatan Posyandu yang diadakan rutin setiap bulan seperti penimbangan balita, pemberian makanan bergizi, dan pemantauan kondisi balita gizi kurang dilakukan di tiap-tiap Posyandu yang tersebar di setiap RW. Tabel 11. Jumlah Karyawan Tenaga Medis Karyawan Tenaga Medis Dokter Umum Para Medis Bidan Dukun Bayi Karyawan Non Medis Ahli Gizi Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Pulau Panggang, 2009 Jumlah 1 orang 4 orang 2 orang 2 orang 4 orang 1 orang Terdapat perubahan kualitas kesehatan ke arah yang kurang baik, jika dilihat dari segi penyakit yang diderita warga. Hal ini dikarenakan, terjadinya peningkatan jumlah warga yang menderita penyakit degeneratif, seperti diabetes, kanker, kolesterol, dan lain-lain. Padahal dalam kurun waktu sepuluh tahun

17 50 sebelumnya, penyakit tersebut jarang sekali diderita oleh warga setempat. Penyebab terjadinya permasalahan tersebut dianggap sebagai akibat pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang kurang sehat.

viii BAB VIII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91

viii BAB VIII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91 vi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Kegunaan Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 28 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Provinsi DKI Jakarta dimana sebelumnya menjadi salah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Posisi Geografis dan Kondisi Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terdiri atas dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Otonomi Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang termaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "Ibukota Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia cukup besar, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH

V. KEADAAN UMUM WILAYAH V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1. Wilayah Administrasi Program sea farming merupakan salah satu program pembangunan andalan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. Pulau Panggang dipilih

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Katalog BPS : 1101002.3603.130 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM PULAU PARI

V. KONDISI UMUM PULAU PARI V. KONDISI UMUM PULAU PARI 5.1. Lokasi Penelitian Secara geografis Pulau Pari terletak antara 05 0 50 LS hingga 05 0 52 LS dan 106 0 34 BT hingga 106 0 38 BT. Daerah ini terletak di Laut Jawa, tepatnya

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang

Lebih terperinci

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti Sebuah lagu berjudul Nenek moyangku seorang pelaut membuat saya teringat akan kekayaan laut Indonesia. Tapi beberapa waktu lalu, beberapa nelayan Kepulauan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1 BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya 33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Bumi Waras Pada mulanya wilayah Kelurahan Bumi Waras adalah tempat untuk mengkarantina penderita penyakit menular seperti cacar, kolera,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Pembangunan Nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat tahun 2010 telah dicanangkan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional pada tanggal 1 Maret 1999. Untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Pulau Tiga merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Natuna yang secara geografis berada pada posisi 3 o 34 30 3 o 39

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI WILAYAH Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini juga diperoleh dengan mengacu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman 50 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Gunung Batin Udik Luas wilayah Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai manusia sehat yang cerdas, produktif dan mandiri. Upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. sebagai manusia sehat yang cerdas, produktif dan mandiri. Upaya peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Pembangunan Nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat tahun 2010 telah dicanangkan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional pada tanggal 1 Maret 1999. Untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. wilayah Kelurahan Basen, Kecamatan Kotagede. Perumahan Winong termasuk

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. wilayah Kelurahan Basen, Kecamatan Kotagede. Perumahan Winong termasuk BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Perumahan Winong terletak di bagian Selatan kota Yogyakarta, tepatnya berda di wilayah Kelurahan Basen, Kecamatan Kotagede. Perumahan Winong termasuk

Lebih terperinci

PETA SOSIAL DESA CURUG

PETA SOSIAL DESA CURUG PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Lokasi kelurahan Kampung Sawah. beberapa keterangan penduduk kampung sawah yang berdomisili di Bandar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Lokasi kelurahan Kampung Sawah. beberapa keterangan penduduk kampung sawah yang berdomisili di Bandar 48 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Lokasi kelurahan Kampung Sawah 1. Sejarah Singkat Kelurahan Kampung Sawah Sejarah kelurahan kampung sawah disusun berdasarkan fakta yang ada, dan dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan 1. Kondisi Geografis Desa Sedayulawas memiliki luas

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2015/2016, yang berlokasi di, Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis daerah ini berada pada 0º36' LU, 1º07' LS dan antara 102º32' dan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis daerah ini berada pada 0º36' LU, 1º07' LS dan antara 102º32' dan BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geogerafi Kecamatan Tembilahan adalah salah satu dari 0 Kecamatan yang ada dalam kabupaten Indragiri Hilir dengan luas Wilayah 9,3 Km² atau 9,3 Ha. Secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang mempunyai potensi sumber daya pesisir dan lautan yang berlimpah dan beragam sehingga

Lebih terperinci

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN BAB II PROFIL WILAYAH A. Kondisi Wilayah Survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN sebagai acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN belangsung, sehingga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 No.Publikasi : 91080.12.37

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN 7.1. Hubungan Karakteristik Nelayan dengan Strategi Sosial 7.1.1. Hubungan Usia dengan Strategi

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

Katalog : STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA

Katalog : STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA Katalog :1101002.5321080 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA 2016 ISSN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tasik Putri Puyu Kecamatan Tasik Putri Puyu merupakan Kecamatan yang dibentuk pada tanggal 24 juli tahun 2012. Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik sebesar 1,49% pada tahun 2015 dengan

Lebih terperinci