V. KEADAAN UMUM WILAYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. KEADAAN UMUM WILAYAH"

Transkripsi

1 V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1. Wilayah Administrasi Program sea farming merupakan salah satu program pembangunan andalan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. Pulau Panggang dipilih dan ditetapkan sebagai lokasi ujicoba pertama implementasi sea farming di Kepulauan Seribu. Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dibentuk pada tahun 2001, setelah sebelumnya merupakan bagian dari Kotamadya Jakarta Utara. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No Tahun 2000, wilayah Kepulauan Seribu memiliki 110 pulau dengan luas 565,29 ha, yang secara administratif terbagi ke dalam 2 wilayah kecamatan. Kedua wilayah kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara memiliki 79 pulau yang tersebar di 3 kelurahan, yakni; Kelurahan Pulau Panggang (13 pulau), Kelurahan Pulau Kelapa (36 pulau), dan Kelurahan Pulau Harapan (30 pulau). Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan memiliki 31 pulau yang tersebar di 3 kelurahan, yaitu; Kelurahan Pulau Untung Jawa (15 pulau), Kelurahan Pulau Tidung (6 pulau) dan Kelurahan Pulau Pari (10 pulau). Pulau Panggang merupakan salah satu pulau berpenduduk yang ada di Kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pulau Panggang memiliki luas pulau 9 ha. Wilayah Kelurahan Pulau Panggang merupakan wilayah yang paling kecil dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, karena hanya memiliki luas daratan 62,10 hektar. Secara administratif kelurahan ini merupakan bagian dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, yang terbagi ke dalam 5 Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun tetangga (RT), di mana di Pulau Panggang sendiri terdapat 3 RW dan 21 RT. Pusat pemerintahan kelurahan ada di Pulau Panggang.

2 42 berikut: Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Pulau Panggang adalah sebagai Sebelah Utara : LS LS Berbatasan dengan perairan Kelurahan Pulau Kelapa Sebelah Timur : BT Berbatasan dengan perairan Laut Jawa Sebelah Barat : BT Berbatasan dengan perairan Laut Jawa Sebelah Selatan : LS LS. Berbatasan dengan perairan Kelurahan Pulau Tidung Di Kelurahan Pulau Panggang selain Pulau Panggang juga terdapat 12 pulau lain, dan dari seluruh pulau yang ada hanya dua pulau yang dihuni (berpenduduk), yaitu Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, sedangkan pulau-pulau lainnya digunakan untuk berbagai keperluan, seperti tempat peristirahatan, perkantoran, PHU, pariwisata, Tempat Pemakaman Umum dan navigasi. Secara rinci namanama pulau, luas dan peruntukannya disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Perbandingan luas dan peruntukan pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang No. Nama Pulau Luas (ha) Peruntukan 1. Pulau Panggang 9,00 Pemukiman 2. Pulau Pramuka 16,00 Pemukiman 3. Pulau Karya 6,00 Perkantoran/TPU 4. Pulau Peniki 3,00 Navigasi 5. Pulau Karang Bongkok 0,50 Peristirahatan 6. Pulau Karang Congkak 0,60 Peristirahatan 7. Pulau Kotok Besar 20,75 Pariwisata 8. Pulau Air Besar 2,90 Peristirahatan 9. Pulau Gosong Sekati 0,20 Peristirahatan 10. Pulau Semak Daun 0,75 PHU 11. Pulau Gosong Pandan - Peristirahatan 12. Pulau Opak Kecil 1,10 Peristirahatan 13. Pulau Kotok Kecil 1,30 PHU Jumlah 62,10

3 43 Sejak pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tahun 2001, Pulau Pramuka dan Pulau Karya yang merupakan bagian kelurahan Pulau Panggang ditetapkan sebagai pusat pemerintahan. Fungsi dan peruntukan tersebut berdampak terhadap aktivitas ekonomi, sosial dan pemerintahan di wilayah Pulau Panggang yang sangat dekat dengan keduanya meningkat sangat signifikan Kependudukan Berdasarkan Laporan Tahunan 2009 Kelurahan Pulau Panggang, kondisi sebaran penduduk Kelurahan Pulau Panggang berdasar usia adalah sebagai berikut : Tabel 8 Jumlah penduduk Kelurahan Pulau Panggang menurut umur dan jenis kelamin tahun 2009 No Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah keatas Jumlah Komposisi penduduk menurut umur menunjukkan bentuk piramida, dimana usia muda menduduki jumlah terbanyak dan semakin sedikit dengan meningkatnya usia. Usia Produktif (15 59 tahun) di kelurahan ini memiliki proporsi mencapai 60,15%. Perubahan penduduk di Kelurahan Pulau Panggang khususnya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Secara umum kecenderungan penduduk di Kelurahan Pulau Panggang

4 44 melakukan emigrasi ketika mereka menginjak usia remaja hingga dewasa dengan berbagai tujuan seperti keperluan pendidikan, pekerjaan maupun untuk tinggal menetap. Dari data tersebut dapat diketahui kepadatan penduduk di Kelurahan Pulau Panggang mencapai 229 jiwa/ha atau jiwa/km 2. Jumlah penduduk Kelurahan Pulau Panggang menurut RW tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 9 Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga (KK) di Pulau Panggang per RW tahun 2009 No RW Penduduk KK Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah Keterangan : RW 4 dan 5 berada di Pulau Pramuka Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah total penduduk Kelurahan Pulau Panggang adalah jiwa tersebar merata di kelima RW. Proporsi laki-laki lebih besar dibanding dengan perempuan, namun proporsinya mendekati 1:1 dengan rata-rata anggota keluarga per KK adalah 3-4 jiwa. Dilihat dari tingkat pendidikannya, kondisi di Kelurahan Pulau Panggang tersaji pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan (di atas umur 6 tahun/usia sekolah) tahun 2009 No Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1. Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SMA Tamat Akademi Tamat Akademi/ Universitas J u m l a h

5 45 Hasil wawancara dengan salah seorang pemuda Pulau Panggang menyatakan bahwa sebenarnya minat sekolah dari anak-anak Pulau Panggang cukup besar tapi sering terhambat biaya. Masih ada sekitar 20% dari lulusan SMA di Pulau Panggang yang tiap tahunnya melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Jenis lembaga pendidikan yang terdapat di kelurahan Pulau Panggang sudah sangat memadai sampai tingkat SMA, terdapat 3 SD Negeri dan 1 Madrasah Ibtidaiyah, 1 SMP Negeri (SMP 133 Jakarta) dan 1 SMA Negeri (SMA 69 Jakarta). Berdasarkan agama yang dianut penduduk, lebih dari 99% warga beragama Islam, sedangkan beberapa orang saja yang memeluk agama lain, itupun mereka adalah penduduk pendatang. Sarana ibadah di wilayah Kelurahan Pulau Panggang hanya berupa mesjid dan musholla saja yang ada. Berdasarkan jenis pekerjaannya, komposisi penduduk di Kelurahan Pulau Panggang tahun 2009 tersaji pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian tahun 2009 No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk 1. Nelayan PNS TNI 2 4. POLRI 7 5. Pensiunan/veteran Pedagang Jasa / pertukangan Karyawan Swasta Lain-lain 58 Jumlah Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa 74,72% masyarakat Kelurahan Pulau Panggang berprofesi sebagai nelayan. Hal ini mengindikasikan bahwa aktifitas ekonomi utama adalah perikanan khususnya perikanan tangkap, dan terindikasi kuat bahwa aktifitas ekonomi lainnya seperti perdagangan sangat tergantung dari aktifitas/hasil dari laut. Dengan kata lain kegiatan perikanan laut memiliki multiplier effect yang besar.

6 46 Berdasarkan armada kapal perikanan, jumlah kapal motor mencapai 475 buah, jumlah kapal motor 9 buah, perahu motor 417 buah, perahu layar 11 buah, perahu dayung/sampan 36 buah dan speed boat 2 buah. Sementara itu, pancing merupakan alat tangkap yang mendominasi kegiatan perikanan di Pulau Panggang. Tabel 12 berikut memperlihatkan bahwa pancing dimiliki oleh sekitar 444 pemilik dengan total alat tangkap sebanyak 532 unit. Tabel 12 Jumlah alat penangkapan ikan di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2009 No Jenis Alat Jumlah Pemilik Jumlah Alat 1. Jaring payang Jaring dasar Jaring gebur Bubu besar Bubu kecil Pancing Jaring Muroami Disamping itu kegiatan budidaya juga mulai berkembang. Kegiatan budidaya ikan kerapu merupakan jenis budidaya terbanyak yaitu 180 unit yang dikelola oleh swasta dan masyarakat. Jumlah kegiatan budidaya di Kelurahan Pulau Panggang tahun 2009 tersaji pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah kegiatan budidaya di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2009 No Jenis Budidaya Jumlah Keterangan 1. Budidaya Rumput Laut 20 unit Masyarakat 2. Budidaya Bandeng 130 unit Swasta/Masyarakat 3. Budidaya Kerapu 180 unit Swasta/Masyarakat 4. Budidaya Transplantasi Karang 32 unit Swasta/Masyarakat Selain penangkapan dan budidaya, di Kelurahan Pulau Panggang juga terdapat aktifitas pengolahan hasil ikan. Jumlah sarana pengolahan ikan laut meliputi 17 buah pengesan (pengawetan), 11 buah pengasinan, 37 pembuatan kerupuk ikan.

7 Kelembagaan Pemerintahan Kelurahan Pulau Panggang adalah satu dari tiga kelurahan yang ada di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang dipimpin oleh seorang Lurah. Di kelurahan ini terdapat 5 RW dan 29 RT dengan masing-masing RW terbagi menjadi 7 RT di Pulau Panggang dan 4 RT di Pulau Pramuka. Secara spasial, RW 1 terletak di bagian barat Pulau Panggang, kemudian RW 2 di bagian tengah Pulau Panggang, RW 3 di bagian timur Pulau Panggang, RW 4 terletak di bagian Utara Pulau Pramuka dan RW 5 di bagian selatan Pulau Pramuka. Kelembagaan pemerintahan lainnya adalah Dewan Kelurahan (Dekel) sebagai lembaga legislatif tingkat kelurahan yang terdiri dari 7 orang, mewakili masing-masing RW dan pengurus kelurahan. Kepengurusan Dekel, RT dan RW dibentuk melalui pemilihan langsung, berbeda dari cara lama yang melalui perwakilan saja. Hal ini menunjukkan telah adanya kepedulian warga terhadap lembaga RT maupun RW. Dalam menjalankan tugasnya Dekel dan pengurus RW mendapatkan honor dari pemerintah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) sebagai wadah bagi partisipasi masyarakat yang ada di Kelurahan Pulau Panggang, selama ini sudah berjalan meskipun belum optimal, masih perlu kerja keras agar lembaga ini berfungsi dengan baik. Antara lain dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) para pengurusnya serta mengupayakan persamaan partisipasi dan pelaksanaan dengan semua pihak yang akan melaksanakan aktifitas pembangunan fisik/non fisik di tingkat kelurahan. Sampai saat ini LPM di tingkat Provinsi DKI Jakarta belum diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta, sehingga di Kelurahan Pulau Panggang Kecamatan Kepulauan Seribu Utara belum mengadakan peremajaan LPM sambil menunggu surat keputusan dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang menjadi pedoman dalam melaksanakan Tugas Pokok LPM di Kelurahan Pulau Panggang.

8 Koperasi Berdasarkan Laporan Tahunan 2009 Kelurahan Pulau Panggang jenis koperasi yang terdapat di kelurahan Pulau Panggang tersaji pada Tabel 14. Jenis dan nama koperasi yang masih aktif di Kelurahan Pulau Panggang adalah Koperasi Simpan Pinjam SPPMKL dengan angggota sebanyak 450 orang. Tabel 14 Jenis koperasi serta anggotanya di Kelurahan Pulau Panggang tahun 2009 No Jenis dan Nama Koperasi Jumlah Keterangan Jenis Nama Koperasi Anggota 1. Konsumsi Produksi Simpan Pinjam SPPMKL orang Aktif 4. Serba Usaha Citra Bahari 1 30 orang 5. Lain-lain Nelayan S orang Organisasi Kemasyarakatan Untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan di Kelurahan Pulau Panggang ditentukan pula oleh dukungan dan peran serta masyarakat, selain sebagai perorangan juga sebagai kelompok yang terorganisasi. Adapun organisasi kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Pulau Panggang adalah : Karang Taruna, Yayasan Adiniah Ani mah, Yayasan Al-Magfiroh, Persatuan Sepak Bola, Remaja Masjid, Dewan Masjid Indonesia (DMI), Pengurus Yatim Piatu, Majlis Taklim, Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI), Pengurus Masjid, Pengurus Musholla, Persatuan Dayung, Persatuan Gulat dan Persatuan Bola Voli Kelompok Masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah Laut Sedangkan kelompok masyarakat yang terkait langsung dengan pengelolaan sumberdaya laut, dikenali ada 4 yaitu SPKP (Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan) Samo-samo, DPL (Daerah Perlindungan Laut), Pernitas (Perhimpunan Nelayan, Pedagang Ikan dan Tanaman Hias) dan Kelompok Sea Farming.

9 49 1) SPKP (Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan) Samo-samo SPKP (Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan) Samo-samo merupakan kelompok masyarakat pecinta konservasi, dalam hal ini karena merupakan hasil binaan Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (BTNKS), bidang konservasinya adalah konservasi laut. SPKP menyelenggarakan aktifitas yang sejalan dengan misi BTNKS untuk melindungi kawasan laut terutama di sekitar pulau pemukiman. 2) Daerah Perlindungan Laut (DPL) Daerah Perlindungan Laut (DPL) merupakan suatu lembaga/kelompok masyarakat yang dibentuk atas inisiatif pemerintah namun proses pemilihan anggotanya dilakukan langsung oleh masyarakat yang kemudian dikuatkan dengan SK Bupati. DPL dimaksudkan agar setiap kelurahan memiliki suatu kawasan perairan yang menjadi kawasan perlindungan untuk mengkonservasi kualitas biota laut dan lingkungan perairannya sehingga masih dapat terus dipertahankannya kondisi laut yang tetap terjaga di kelurahan masing-masing. Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat, menyebutkan bahwa pada awal dibentuknya, DPL memiliki kinerja yang cukup baik dan mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat, dan kegiatannya sering mendapat dukungan pihak pemerintah. Namun dengan berjalannya waktu, mulai ada perubahan orientasi dari para pengurusnya. DPL Kelurahan Pulau Panggang sudah memiliki area perlindungan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan konservasi, yang terpantau secara ketat. 3) Pernitas (Perhimpunan Nelayan Ikan Hias dan Tanaman Hias ) Pernitas (Perhimpunan Nelayan Ikan Hias dan Tanaman Hias) didirikan pada tahun 2004 sebagai upaya untuk menjamin kelancaran transaksi ikan dan tanaman hias dari Kepulauan Seribu pada umumnya dan Pulau Panggang khususnya. Selama ini sering transaksi ikan dan tanaman hias (sebelum dilarang) dikenai biaya-biaya transaksi (pungli) yang tidak semestinya selama dalam perjalanan menuju Muara Angke, baik dari aparat (KPLP, KP3, POLAIRUD, AL, Trantib DKI) maupun petugas parkir di Muara Angke yang memasang tarif tidak semestinya.

10 50 Keberadaan perhimpunan ini bertujuan untuk mempermudah diperolehnya surat jalan dari Sudin Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu agar tidak dipersulit di perjalanan oleh para aparat. Pada waktu didirikan, Pernitas beranggotakan 150 orang yang terdiri dari nelayan dan supplier. Namun sambil berjalannya waktu karena perdagangan tanaman hias (karang) dilarang, sebagian anggota yang kegiatannya adalah nelayan dan supplier tanaman hias menjadi kurang aktif. Sementara ini masih ada 13 supplier yang aktif. Dan saat ini ada keinginan kuat dari sebagian nelayan tangkap ikan konsumsi untuk bergabung sebagai anggota, tapi karena AD/ART tidak memungkinkan, sehingga belum bisa dipenuhi. Keinginan bergabungnya nelayan sebagai anggota organisasi ini karena anggota dijamin mendapat kemudahan saat mengurus surat-surat untuk pengiriman barang (ikan hias). Saat ini, ada sekitar 200 jenis ikan hias yang diperdagangkan, dan ikan termahal adalah ikan napoleon (dilindungi) yang dapat mencapai harga ribu rupiah/ekor. Sistem kerja pada umumnya menggunakan model patron klien, dalam hal ini setiap supplier memiliki 6-10 nelayan penangkap sebagai langganannya. Para nelayan mencari ikan sesuai pesanan dari pengumpul (Aquarium) di Jakarta melalui supplier setiap minggu saat menyetor hasil tangkapan. Pendapatan nelayan ikan hias diperkirakan ribu rupiah per hari. Saat ini terkait dengan adanya pelarangan jual beli tanaman hias (karang) dari alam, mulai bulan Nopember 2004 dikembangkan teknologi transplantasi terumbu karang di Pulau Panggang. Para nelayan atau supplier mendapat pelatihan dari pengusaha ikan hias dan karang dari Jakarta yang didukung oleh Asosiasi Kerang Koral dan Ikan Hias (AKKI) dan Yayasan Terangi serta Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKS). Namun kerjasama ini masih bersifat personal, yaitu antara para supplier dengan pengumpul/ eksportir di Jakarta. Eksportir menyediakan modal dan pelatihan teknologinya sementara supplier menyediakan tempat dan tenaganya. Tenaga kerja digaji oleh pemilik modal (1 juta - 1,5 juta rupiah/bulan), sementara hasil panennya dibagi berdasar pola bagi hasil, yang belum diketahui persentasenya.

11 51 4) Kelompok Miniatur Biota Laut Terbentuknya kelompok Miniatur Biota Laut pada bulan Juni 2011, merupakan murni ide dari kumpulan para nelayan dan kelompok sadar wisata di Pulau Pramuka, yang terletak di bagian utara Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kelompok ini bersepakat membuat sesuatu yang bisa mengangkat Pulau Pramuka sebagai sebuah aset wisata. Dari situ, mereka berharap kunjungan wisatawan akan terus meningkat. Miniatur yang dibuat di sekitar dermaga itu dibatasi oleh rangkaian jaring di bagian terluar. Kolam miniatur lalu diberikan rumpon-rumpon buatan, kemudian diisi dengan beragam biota laut. Setiap nelayan jaring murami menyelam dan mendapati jenis ikan berbeda, memasukkan beberapa ke dalamnya. Di dalam kolam miniatur yang tidak terpisah dengan laut itu sendiri, ikan-ikan tersebut dapat tetap nyaman karena sudah tersedia rumpon sebagai rumah dan tempat berkembang biak. Usaha nelayan cukup progresif. Saat ini sudah terkumpul 18 jenis hiu dalam miniatur laut, penyu sisik, ikan salome, anamon, kakatua, buntel, cendero, kerapu, dan berbagai jenis biota lainnya. Upaya kelompok ini sebagai bagian dari konservasi untuk mengatasi dahsyatnya aktivitas perusakan terhadap perairan Kepulauan Seribu. 5) Kelompok Pengelola Sea Farming Dengan dilatarbelakangi permasalahan terkait sudah tidak produktifnya kegiatan perikanan tangkap, akibat rusaknya sumberdaya laut dan juga kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan, sehingga kondisi sosial ekonomi masyarakat Kepulauan Seribu yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan sangat memprihatinkan, mendorong Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dan PKSPL IPB memperkenalkan program sea farming. Peluang untuk mengembangkan perikanan budidaya laut atau marikultur sangat besar, karena lokasi strategis Kepulauan Seribu yang berada di ibukota negara sehingga keberhasilan program tersebut menjadi perhatian nasional dan internasional serta dapat menjadi sebuah etalase kelautan nasional. Disamping itu Kepulauan Seribu menyimpan potensi untuk pengembangan budidaya laut di perairan dangkal.

12 52 Konsep sea farming yang melibatkan berbagai pelaku usaha, menggunakan beberapa alternatif sistem teknologi dan kelembagaan yang saling mendukung dan terintegrasi dalam rangkaian sistem bisnis rantai tata niaga diharapkan dapat mewujudkan kegiatan perikanan budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Karena konsep sea farming ini relatif sangat baru diimplementasikan di negara kita, maka langkah pilot project pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu untuk memulai kegiatan sea farming adalah langkah terobosan yang diharapkan bila berhasil akan menjadi percontohan nasional. Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada tahun 2004 telah membuat kajian awal pengembangan sea farming ini yang mencakup potensi sumberdaya alam, kondisi biogeofisik perairan, serta sosial budaya dan ekonomi masyarakat untuk menghasilkan konsep pengembangan sea farming di Kepulauan Seribu. Pada tahun 2005, implementasi dari konsep yang telah disusun diwujudkan dalam beberapa program pengembangan, yaitu: a) Kaji tindak (implementasi) sea farming dengan sistem cage culture di perairan Pulau Semak Daun (pilot project) b) Kaji tindak (implementasi) sea farming dengan sistem pen culture di perairan Pulau Semak Daun (pilot project) c) Perbaikan budidaya ikan kerapu dalam rangka sea farming d) Pendampingan teknis implementasi sea farming e) Pembentukan kelompok pengelola sea farming f) Pelatihan teknologi budidaya laut g) Pelatihan manajemen usaha Program pengembangan di atas merupakan rekomendasi hasil kajian sebelumnya dimana yang akan dibangun tidak hanya usaha budidaya lautnya saja yang berkelanjutan, akan tetapi juga pembangunan atau penyiapan masyarakat (aspek sosial budaya) dengan memperkuat pengetahuan, keterampilan dan kapasitas kelembagaan mereka.

13 53 Organisasi Kelompok Pengelola Sea Farming pertama dibentuk di Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada tanggal 10 Maret 2006 sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat Pulau Panggang terhadap pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan laut yang lebih baik. Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Pengelola Sea Farming yang disahkan pada tanggal 22 Juni 2006 (Lampiran 1 dan 2), maka Kelompok Sea Farming merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional dan mandiri dengan tujuan sebagai berikut : (1) Membangun sistem pengelolaan perikanan laut terpadu berbasis masyarakat yang berkelanjutan. (2) Meningkatkan kesejahteraan dengan peningkatan pendapatan dan kegiatan ekonomi (budidaya perikanan) di Pulau Panggang. (3) Ikut menunjang usaha konservasi lingkungan perairan. (4) Meningkatkan kemampuan dan kapasitas anggota (masyarakat) mengenai keterampilan teknis budidaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas, maka Kelompok Pengelola Sea Farming melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : (1) Mengadakan dan ikut serta dalam berbagai kegiatan pelatihan di bidang budidaya ikan dan bidang usaha. (2) Menjalin kerjasama dengan instansi-instansi terkait untuk mengembangkan kelompok dan anggotanya di bidang manajemen, budidaya, pemasaran ataupun lain-lain yang sesuai dengan tujuan organisasi. (3) Mensosialisasikan kegiatan-kegiatan kelompok kepada masyarakat. (4) Usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi kelompok, anggota dan masyarakat Pulau Panggang. Proses penerimaan anggota Kelompok Sea Farming melalui tahap : (1) Seleksi, dilakukan dengan cara menyaring anggota masyarakat yang mendaftar ke pengurus untuk menjadi anggota sea farming. Dalam proses seleksi, pengurus melakukan wawancara terhadap calon anggota. Pengurus

14 54 memiliki wewenang dalam menentukan siapa saja yang menjadi anggota sea farming. (2) Perekrutan calon anggota. (3) Pelatihan calon anggota, meliputi pelatihan teknologi budidaya dan manajemen usaha. (4) Terdaftar bagi calon anggota yang telah dinyatakan lulus pelatihan. Anggota yang telah terdaftar berhak mendapatkan pendampingan teknis, serta dapat mengajukan peminjaman benih ke balai sea farming dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Rekrutmen anggota Kelompok Sea Farming telah berlangsung empat tahap, tahap pertama pada tahun 2005, tahap kedua tahun 2006, tahap ketiga tahun 2007 dan tahap keempat tahun Berdasarkan data monitoring yang dilakukan oleh PKSPL IPB, jumlah total anggota sea farming yang melakukan kegiatan budidaya ikan kerapu dan pengembangan kelompok sampai dengan tahun 2009 sebanyak 75 orang dan 51 orang sudah melakukan usaha budidaya ikan kerapu dengan benih dan sarana produksi lainnya berasal dari program sea farming. Selengkapnya data perkembangan jumlah anggota aktif sea farming di Pulau Panggang berdasarkan angkatan dapat dilihat pada Gambar 9. Orang I II III IV Jumlah Angkatan Anggota total Anggota aktif Gambar 9 Perkembangan jumlah anggota kelompok sea farming Pulau Panggang berdasarkan angkatan.

15 55 Penerimaan anggota mulai angkatan I sampai dengan angkatan III mengalami peningkatan. Namun pada angkatan IV pada tahun mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pengurus kelompok sea farming mengambil kebijakan untuk tidak menerima anggota baru. Hal tersebut untuk mengantisipasi masalah kelangkaan benih yang berakibat penyaluran benih kepada anggota semakin sedikit. Jika penerimaan anggota banyak maka dikhawatirkan ada anggota yang tidak memperoleh benih, sehingga dapat menimbulkan konflik antara anggota dan pengurus kelompok sea farming. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga kelompok menyatakan bahwa anggota berhak untuk memperoleh benih termasuk anggota baru yang telah melalui proses seleksi dan pelatihan. Ketentuan mendapatkan pinjaman benih ikan kerapu dari balai sea farming, disamping telah mengikuti pelatihan, anggota juga harus sudah memiliki sarana dan prasarana budidaya, diantaranya sudah memiliki bangunan keramba sebagai tempat budidaya, memiliki jaring minimal 2 buah yang masih layak pakai, serta kondisi perairan di lokasi keramba sangat baik dan cocok untuk pemeliharaan ikan. Pengembangan konsep sea farming yang didampingi oleh PKSPL IPB diawali dengan pengadaan bibit berkualitas dengan cara pinjaman oleh anggota yang tergabung dalam Kelompok Sea Farming. Setiap anggota mendapatkan pinjaman bibit sebanyak 200 ekor per musim tanam. Setelah pemeliharaan selama 8 hingga 10 bulan, ikan kerapu dapat dijual ke pasar dan selanjutnya hasil panen yang diperoleh dipergunakan untuk mengembalikan pembayaran pinjaman. Sehingga program sea farming ini dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat Kelurahan Pulau Panggang dengan tetap menjaga kelestarian ekosistemnya.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 28 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Provinsi DKI Jakarta dimana sebelumnya menjadi salah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia cukup besar, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM PULAU PARI

V. KONDISI UMUM PULAU PARI V. KONDISI UMUM PULAU PARI 5.1. Lokasi Penelitian Secara geografis Pulau Pari terletak antara 05 0 50 LS hingga 05 0 52 LS dan 106 0 34 BT hingga 106 0 38 BT. Daerah ini terletak di Laut Jawa, tepatnya

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis Kepulauan Seribu merupakan satu-satunya kabupaten yang terdapat di DKI Jakarta. Perubahan status kawasan Kecamatan Kepulauan Seribu yang terletak di Kotamadya

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Posisi Geografis dan Kondisi Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terdiri atas dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan

Lebih terperinci

viii BAB VIII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91

viii BAB VIII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91 vi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Kegunaan Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Otonomi Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang termaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "Ibukota Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani 1), Riena F Telussa 2), Amirullah 3) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI Email: urip_rahmani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Lebih terperinci

Lokasi Perkiraan Biaya Sumber Pelaksanaan Ket Satuan ( Rp ) Dana Kegiatan

Lokasi Perkiraan Biaya Sumber Pelaksanaan Ket Satuan ( Rp ) Dana Kegiatan RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA SUKU DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 20 Perkiraan No. Kegiatan / Pekerjaan PEMEMELIHARAAN TAN. PRODUKTIF & TAN. PELINDUNG Belanja Pemeliharaan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan adanya kecenderungan menipis (data FAO, 2000) terutama produksi perikanan tangkap dunia diperkirakan hanya

Lebih terperinci

L PENDAHULUAN. Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil laut yang penting, karena mudah dibudidayakan dan mempunyai kegunaan yang sangat

L PENDAHULUAN. Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil laut yang penting, karena mudah dibudidayakan dan mempunyai kegunaan yang sangat L PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil laut yang penting, karena mudah dibudidayakan dan mempunyai kegunaan yang sangat has, yaitu untuk bahan makanan, industri

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan 1. Kondisi Geografis Desa Sedayulawas memiliki luas

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan, yang memiliki potensi besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian besar bertempat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di dalam wilayah perairan Indo West Pacific (Hutomo & Moosa, 2005). Terumbu karang adalah salah satu ekosistem penting

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI IV.1 Gambaran Umum Kepulauan Seribu terletak di sebelah utara Jakarta dan secara administrasi Pulau Pramuka termasuk ke dalam Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Pulau Maratua berada pada gugusan pulau Derawan, terletak di perairan laut Sulawesi atau berada dibagian ujung timur Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU INDAH HERAWANTY PURWITA DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Umum Kepulauan Karimunjawa secara geografis berada 45 mil laut atau sekitar 83 kilometer di barat laut kota Jepara, dengan ketinggian 0-605 m dpl, terletak antara

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM PRIORITAS DAN KERANGKA PENDANAAN

Lebih terperinci

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 89 BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 7.1 Diversifikasi Pekerjaan Nelayan Karimunjawa telah menyadari terjadinya perubahan ekologis di kawasan Karimunjawa. Berbagai macam bentuk perubahan yang terjadi pada

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera No.166, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5719) PERATURAN

Lebih terperinci

Artikel Liburan ke Pulau Pari

Artikel Liburan ke Pulau Pari Artikel Liburan ke Pulau Pari Liburan yang bakal seru bareng keluarga: kakak, adik dan saudara-saudara sepupu ataupun dengan teman-teman, baik teman sekantor sepermainan, sekuliah ataupun teman sekomplex

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK 25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. Secara grafis lokasi penelitian tersebut dapat

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang dan asosiasi biota penghuninya secara biologi, sosial ekonomi, keilmuan dan keindahan, nilainya telah diakui secara luas (Smith 1978; Salm & Kenchington

Lebih terperinci

EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL

EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL VIII. DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL Potensi wisata bahari yang dimiliki oleh gugusan Pulau Pari telah mengundang perhatian bagi wisatawan dalam negeri maupun luar negeri untuk

Lebih terperinci

PERIZINAN USAHA PERIKANAN

PERIZINAN USAHA PERIKANAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 T E N T A N G PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, dalam rangka menunjang

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Desa Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan 1. Letak Geografis Desa Paloh merupakan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kelurahan Kelurahan Kebomas terletak di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penduduk Kelurahan Kebomas

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di sub-sektor perikanan tangkap telah memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Hal ini ditunjukkan dengan naiknya produksi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA 73 VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA Pengelolaan ekosistem wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kecamatan Kayoa saat ini baru merupakan isu-isu pengelolaan oleh pemerintah daerah, baik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman 50 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Gunung Batin Udik Luas wilayah Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

Jakarta. 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa * jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages

Jakarta. 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa * jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages Jakarta 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa *2010 1 jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages Terletak di Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka memng masih dalam lingkup Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup daerah kepulauan seperti daerah Kepulauan Seribu dan Raja Ampat.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup daerah kepulauan seperti daerah Kepulauan Seribu dan Raja Ampat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wisata alam adalah tempat wisata alami dengan pemandangan alam yang tercipta tanpa dibuat-buat oleh manusia dan disuguhkan dalam dua jenis yaitu pemandangan darat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan hal yang terpenting bagi suatu negara atau daerah, yang dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau daerah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Desa Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 360 ha,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823 IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA A. Sejarah Singkat Kelurahan Langkapura Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823 kelompok-kelompok suku yang berasal dari suku Lampung

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini akan mengemukakan hasil temuan data pada lokasi yang berfungsi sebagai pendukung analisa permasalahan yang ada. 4.. Gambaran Umum Desa Pulorejo 4... Letak geografis

Lebih terperinci

PETA SOSIAL DESA CURUG

PETA SOSIAL DESA CURUG PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil yang disebut Gili (dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Potensi Keuntungan Bersih per Tahun per km 2 dari Terumbu Karang dalam Kondisi Baik di Asia Tenggara Penggunaan Sumberdaya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Potensi Keuntungan Bersih per Tahun per km 2 dari Terumbu Karang dalam Kondisi Baik di Asia Tenggara Penggunaan Sumberdaya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Terumbu karang adalah bangunan ribuan hewan yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Terumbu karang yang sehat dengan luas 1 km 2 dapat menghasilkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 28 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKKAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKKAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKKAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA DAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Sumatif : Berasal dari beberapa artikel

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa Taman

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa potensi sumber daya ikan perlu dimanfaatkan secara

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 34 BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi hutan kota yang akan dibangun terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, dengan luas 5400 m 2. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci