BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada sistem yang ada sebelumnya, biasanya masyarakat atau petani sayuran masih menggunakan teori-teori yang di dapat dari turun temurun dan mencari informasi mengenai kesesuaian lahan pertanian untuk pembudidayaan sayuran dengan mencarinya melalui buku. Hal ini tentunya akan berdampak pada efisiensi waktu dalam penentuan kesesuaian lahan yang tepat dalam pembudidayaan sayuran. Oleh karena itu, untuk membantu permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mempermudah untuk penentuan kesesuaian lahan yang tepat dalam pembudidayaan sayuran dan mengetahui solusi mengenai kesesuaian lahan menggunakan metode Teorema Bayes, metode ini digunakan untuk mengetahui berapa persen tingkat kemungkinan jenis sayuran yang dapat di tanam pada suatu lahan tertentu. III.2. Probabilitas dan Teorema Bayes Probabilitas adalah kemungkinan terjadi suatu peristiwa antara 0 s/d 1. Teorema bayes adalah suatu rumus matematika yang sederhana digunakan untuk menghitung peluang bersyarat. (Sri Kusumadewi, : 2010). Bentuk umum Teorema Bayes : P(H i E) = P(E H i ) * P(H i ) n K=1 P(E H i ) * P(H i ).. (1) 48

2 49 Dengan : P(Hi E) = probabilitas hipotesis Hi, benar jika diberikan evidence E. P(E Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar P(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasl sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun. N = jumlah hipotesis yang mungkin III.2.1. Flowchart Metode Teorema Bayes Adapun gambaran alur sistem (Flowchart) dari penerapan metode Teorema Bayes dalam perancangan aplikasi penentuan kesesuaian lahan pertanian secara rinci dapat dilihat pada gambar III.1 seperti berikut :

3 Gambar III.1. Flowchart Metode Teorema Bayes 50

4 51 III.2.2. Ketentuan Data Kriteria Lahan Pada tabel III.1. berikut ini berisikan uraian mengenai kriteria lahan pada tanaman sayuran seperti kode kriteria lahan, kriteria lahan dan bobot nilai pada setiap kriteria lahan. Tabel III.1. Ketentuan Data Kriteria Lahan Kode Kriteria Bobot K001 - Memiliki curah hujan yang cukup 0.4 K002 - Kelembapan udara 40 % - 60 % 0.5 K003 - Ketinggian antara m dpl 0.2 K004 - Memiliki suhu udara derajat Celcius 0.5 K005 - Jenis tanah gembur 0.7 K006 - Memiliki curah hujan sedang 0.4 K007 - Jenis tanah berpasir (lempung berpasir) 0.5 K008 - Memiliki kelembapan udara 80 % - 90 % 0.6 K009 - ph tanah K010 - ph tanah antara K011 - Ketinggian antara m dpl. 0.5 K012 - Ketinggian antara m dpl. 0.5 K013 - ph tanah antara K014 - Memiliki suhu udara derajat Celcius 0.8 K015 - Memiliki suhu udara derajat Celcius. 0.8 K016 - Ketinggian > dari 500 m dpl. 0.3 K017 - Kelembapan udara 50 % - 60 % 0.7 K018 - Memiliki suhu udara derajat Celcius 0.9

5 52 III.2.3. Ketentuan Jenis Sayuran dan Solusi Pada tabel III.2. berikut ini berisikan uraian mengenai data sayuran seperti kode sayuran, jenis sayuran, bobot sayuran, keterangan dan solusi. Tabel III.2. Ketentuan Jenis Sayuran dan Solusi Kode S001 S002 Sayuran Selada (Lactuca sativa L.) Bayam (Amaranthu s sp.) Bobot Sayuran Keterangan Selada merupakan tanaman semusim. Bunganya mengumpul dalam tandan membentuk sebuah rangkaian. - Selada merupakan tanaman yang termasuk kedalam famili Compositae Satu-satunya sayuran yang termasuk dalam famili Amaranthaceae ialah bayam (Amaranthus sp.). Tanaman ini berbentuk perdu atau semak. Solusi Pengolahan tanah yang baik untuk penanaman selada yaitu : 1. Agar dapat memperkaya humus pada tanah, anda bisa mencampur dengan menggunakan pupuk kandang dan selalu diairi 2. Bajak tanah agar gembur dan membuat bandenganbandengan. untuk tempat menanam. 3. Jika diketahui tanah memiliki tingkat keasaman tinggi maka sebaiknya tanah dikapur terlebih dahulu, sebab daun selada akan menguning karenanya. Pengolahan tanah yang baik untuk penanaman bayam yaitu : 1. Tanah yang baik untuk penanaman bayam yaitu tanah berjenis gembur maka dari itu sebelum melakukan penanaman sebaiknya di bajak dan di cangkul lalu berikan pupuk untuk kesuburan tanaman. 2. Tanah yang akan di tanami bayam harus memiliki ketersedian air yang cukup

6 53 S003 P004 Kubis (Brassica olercea) Wortel (Daucus carota) Kubis atau kol sebenarnya merupakan tanaman semusim atau lebih yang berbentuk perdu. Tanaman kubis berbatang pendek dan beruasruas. Sebagai bekas tempat duduk daun-daun. Tanaman ini berakar tunggang dengan akar sampingnya sedikit tetapi dangkal Wortel atau bortel merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput. Batangnya sangat pendek, hampir tidak terlihat. Akar tunggangnya berubah bentuk menjadi umbi. Akar samping sangat sedikit dan timbul pada umbinya dn hindari lahan dengan kondisi angin yang bertiup terlalu kencang karena akan merobohkan tanaman. 3. Agar tanaman bayam dapat tumbuh dengan baik maka hindari tanaman yang lebih tinggi di sekitar tanaman bayam yang dapat menghambat sinar matahari. 1. Pengolahan tanah agar tanaman kubis dapat bertumbuh dengan baik yaitu : - sebelum menanam tanaman perhatikan ph tanah dan lakukan pembajakan tanah dengan kedalaman 30 cm sebelum menanamnya. Beri pupuk pada tanah agar tanah menjadi subur dan mengandung banyak humus. Pengolahan tanah untuk penanaman wortel yaitu : 1. Budidaya wortel pada struktur tanah yang keras akan menghambat pertumbuhan umbi maka dari itu lahan harus di bajak dan di cangkul sedalam lebih 40 cm, kedalaman ini sangat penting mengigat tanaman wortel akan di panen umbinya. Tanah yang gembur memberikan

7 54 S005 Buncis (Phaseolus vulgaris ) 0.4 Kacang buncis merupakan sayuran polong semusim yang merambat. Kacang buncis sifatnya mirip kacang panjang. Perbedaannya terletak pada kurangnya kemampuan bersimbiosis dengan bakteri penambat nitrogen bebas dari udara (Rhizobium sp.), daunnya agak lebih kasar dan polongnya cenderung lebih pipih dari kacang panjang. keleluasaan pada umbi untuk tumbuh sempurna. 2. Perhatikan tingkat keasaman tanah jika kurang dari 5 maka akan sulit untuk membentuk umbi. Pengolahan tanah untuk penanaman buncis yaitu : 1. Bersihkan lahan terlebih dahulu dari rumput liar dan gulma lalu tanah digemburkan dengan cara dibajak dan di cangkul. 2. Jika tanah memiliki derajat keasaman yang tinggi maka taburkan pupuk dolmit atau kapur pertanian. 3. Jika budidaya pada musim hujan sebaiknya gunakan mulsa plastik serta bendengan dibuat lebih tinggi karena tanaman buncis sangat peka terhadap genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab atau becek. III.2.4. Rule Base Rulebase bertujuan untuk mengatur keterkaitan antara jenis sayuran dan kriteria lahan. Rulebase ini akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan yang didapat.

8 55 Tabel III.3. Rule Base Rule Sayuran Syarat Tumbuh Rule 1 Selada (Lactuca sativa L.) IF Memiliki Curah hujan cukup is true AND Kelembapan udara 40 % - 60 % is true AND Ketinggian lebih dari m dpl is true AND Suhu derajat Celcius is true AND tanah mengandung pasir (lempung berpasir) is true AND ph tanah 5.5-6,5 is true THEN Sayuran Selada Rule 2 Bayam (Amaranthus sp.) IF Memiliki Curah hujan cukup is true AND Klembapan udara 40 % - 60 %e is true AND Ketinggian lebih dari m dpl is true AND Suhu derajat Celcius is true AND Jenis tanah mengandung pasir (lempung berpasir) is true AND ph tanah 6-7 is true THEN Sayuran Bayam Rule 3 Kubis (Brassica olercea) IF Memiliki Curah hujan cukup is true AND Tanah mengandung pasir (lempung berpasir) is true

9 56 Rule 4 Wortel (Daucus carota) Rule 5 Buncis (Phaseolus vulgaris ) AND Klembapan udara 80 % - 90 %e is true AND ph tanah 6-7 is true AND Ketinggian lebih dari m dpl is true AND Suhu derajat Celcius is true THEN Sayuran Kubis IF Jenis Tanah gembur is true AND Curah hujan sedang is true AND Klembapan udara 80 % - 90 %e is true AND ph tanah 5,5-6,5 is true AND Suhu derajat Celcius is true AND Ketinggian lebih dari 500 m dpl is true THEN Sayuran Wortel IF Jenis Tanah gembur is true AND Curah hujan sedang is true AND Ketinggian antra m dpl is true AND ph tanah 5,5-6 is true AND Suhu udara derajat Celcius is true AND Kelembapan udara 50 % - 60 %

10 57 THEN Sayuran Buncis III.2.5. Tabel Relasi Keputusan Dari data jenis sayuran dan kriteria lahan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik keputusan yang berisikan relasi atau hubungan antara jenis sayuran dan kriteria lahan. Relasi tersebut dapat dilihat pada tabel III.4. berikut ini : Kriteria Lahan Tabel III.4. Relasi Keputusan Jenis Sayuran Kode S001 S002 S003 S004 S005 K001 K002 K003 K004 K005 K006 K007 K008 K009 K010 K011 K012 K013 K014 K015 K016 K017 K018

11 58 Contoh Kasus : Berikut ini adalah contoh studi kasus penerapan metode Teorema bayes : Diketahui masukan kriteria sebagai berikut : 1. Memiliki curah hujan cukup : Kelembapan udara % : Ketinggian antara m dpl : Suhu udara derajat celcius : Jenis tanah berpasir : Jenis tanah berpasir : Ph tanah antara 6 7 : Memiliki curah hujan cukup : Jenis tanah berpasir : Kelembapan udara % : Kelembapan udara % : Ph tanah antara : Suhu udara derajat celcius : Ketinggian >500 m dpl : Jenis tanah gembur : 0.7 Hipotesa jenis sayuran: 1. Selada (H1) = Bayam (H2) = Kubis (H3) = Wortel (H4) = 0.55

12 59 5. Buncis (H5) = 0.4 Penyelesaian Kasus : 1. Menjumlahkan seluruh bobot kriteria yang terpilih! = " = %(&' ()= )(* +,) )(+) -./ ( ) ( ) = (0..12) (0..2)(0..1)(0..22)(0..1) = =.2.21 = %(&' ()= )(* +,) )(+) -./ ( ) ( ) = = 0..2 (0..12) (0..2)(0..1)(0..22)(0..1) =..21 = %(&' ()= )(* +,) )(+) -./ ( ) ( ) = = 0..1 (0..12) (0..2)(0..1)(0..22)(0..1) = =0.2017

13 60 5. %(&' ()= )(* +,) )(+1) -./ ( ) ( ) = = (0..12) (0..2)(0..1)(0..22)(0..1) = = %(&' ()= )(* +,) )(+2) -./ ( ) ( ) = = 0..1 (0..12) (0..2)(0..1)(0..22)(0..1) =..21 = Maka persentase dari kelima sayuran tersebut adalah sebagai berikut: 1. H1 = * 100 % = % 2. H2 = * 100 % = % 3. H3 = * 100% = 20.17% 4. H4 = * 100 % = % 5. H5 = * 100 % = % Dari hasil perhitungan tersebut maka nilai probabilitas terbesar terdapat pada sayuran Wortel (H4) yaitu sebesar %

14 61 III.3. Desain Sistem Desain sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perancangan sistem dengan menggunakan bahasa pemodelan UML (Unified Modelling Language) yang terdiri dari beberapa diagram, yaitu Usecase Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram. III.3.1. Usecase Diagram Secara garis besar, usecase diagram digunakan untuk menggambarkan rancangan bisnis proses sistem, yaitu dengan mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat. Usecase diagram pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar III.2. berikut : Gambar III.2. Usecase Diagram Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Pertanian untuk Pembudidayaan Sayuran Berbasis Web menggunakan Metode Teorema Bayes

15 62 III.3.2. Class Diagram Rancangan kelas-kelas yang akan dibuat untuk merancang sistem dapat dilihat pada gambar III.3. berikut : Gambar III.3. Class Diagram Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Pertanian untuk Pembudidayaan Sayuran Berbasis Web menggunakan Metode Teorema Bayes III.3.3. Activity Diagram Bisnis proses yang telah digambarkan pada usecase diagram sebelumnya dijabarkan dengan activity diagram. 1. Activity Diagram Registrasi Login Aktivitas registrasi login yang dilakukan oleh konsultan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.4. berikut :

16 63 Gambar III.4. Activity Diagram Registrasi Login 2. Activity Diagram Login Aktivitas login yang dilakukan oleh user baik pakar maupun konsultan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.5. berikut :

17 64 Phrase Gambar III.5. Activity Diagram Login 3. Activity Diagram Simpan Data Jenis Sayuran Aktivitas simpan data jenis sayuran yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.6. berikut :

18 65 Phrase Gambar III.6. Activity Diagram Simpan Data Jenis Sayuran 4. Activity Diagram Ubah Data Jenis Sayuran Aktivitas ubah data jenis sayuran yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.7. berikut :

19 66 Gambar III.7. Activity Diagram Ubah Data Jenis Sayuran 5. Activity Diagram Hapus Data Jenis Sayuran Aktivitas hapus data jenis sayuran yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.8. berikut :

20 67 Admin Hapus Data Jenis Sayuran Sistem Memilih aksi pada form menu Klik form sayuran Menampilkan form sayuran Memilih data sayuran yang akan dihapus Menampilkan semua kolom data sayuran Klik tombol hapus Menampilkan pesan konfirmasi penghapusan Tidak Ya Menghapus data Menampilkan form sayuran Phrase Gambar III.8. Activity Diagram Hapus Data Jenis Sayuran 6. Activity Diagram Simpan Data Kriteria Lahan Aktivitas simpan data kriteria lahan yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.9. berikut :

21 68 Phrase Gambar III.9. Activity Diagram Simpan Data Kriteria Lahan 7. Activity Diagram Ubah Data Kriteria Lahan Aktivitas ubah data kriteria lahan yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.10. berikut :

22 69 Pakar Ubah Data Kriteria Lahan Sistem Memilih aksi pada form menu Klik form kriteria lahan Menampilkan form kriteria lahan Memilih data kriteria lahan yang akan diubah Menampilkan semua kolom data kriteria lahan Mengubah data kriteria lahan Klik tombol ubah Memeriksa valid tidaknya data yang diinput Gagal Berhasil Menampilkan pesan data berhasil diubah Phrase Gambar III.10. Activity Diagram Ubah Data Kriteria Lahan 8. Activity Diagram Hapus Data Kriteria Lahan Aktivitas hapus data kriteria lahan yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.11. berikut :

23 70 Admin Hapus Data Kriteria Lahan Sistem Memilih aksi pada form menu Klik form kriteria lahan Menampilkan form kriteria lahan Memilih data kriteria lahan yang akan dihapus Menampilkan semua kolom data kriteria lahan Klik tombol hapus Menampilkan pesan konfirmasi penghapusan Tidak Ya Menghapus data Menampilkan form kriteria lahan Phrase Gambar III.11. Activity Diagram Hapus Data Kriteria Lahan 9. Activity Diagram Simpan Data Rule Base Aktivitas rule base yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.12. berikut :

24 71 Gambar III.12. Activity Diagram Simpan Data Rule Base 10. Activity Diagram Ubah Data Rule Base Aktivitas rule base yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.13. berikut :

25 72 Gambar III.13. Activity Diagram Ubah Data Rule Base 11. Activity Diagram Hapus Data Rule Base Aktivitas rule base yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.14. berikut :

26 73 Admin Hapus Data Rule Base Sistem Memilih aksi pada form menu Klik form Rule Base Menampilkan form rule base Memilih data rule base yang akan dihapus Menampilkan semua kolom data rule base Klik tombol hapus Menampilkan pesan konfirmasi penghapusan Tidak Ya Menghapus data Menampilkan form rule base Phrase Gambar III.14. Activity Diagram Hapus Data Rule Base 12. Activity Diagram Konsultasi Aktivitas konsultasi yang dilakukan oleh konsultan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.15. berikut :

27 74 Gambar III.15. Activity Diagram Rule Base 13. Activity Diagram Logout Aktivitas logout yang dilakukan oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state pada gambar III.16. berikut : Phrase Gambar III.16. Activity Diagram Logout

28 75 III.3.4. Sequence Diagram Rangkaian kegiatan pada setiap terjadi event sistem digambarkan pada sequence diagram berikut : 1. Sequence Diagram Registrasi Serangkaian kinerja sistem registrasi yang dilakukan oleh konsultan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.17. berikut :

29 76 Gambar III.17. Sequence Diagram Registrasi 2. Sequence Diagram Login Pakar Serangkaian kinerja sistem login yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.18. berikut :

30 77 Gambar III.18. Sequence Diagram Login 3. Sequence Diagram Simpan Data Jenis Sayuran Serangkaian kinerja sistem simpan data jenis sayuran yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.19. berikut :

31 78 Gambar III.19 Sequence Diagram Simpan Data Jenis Sayuran 4. Sequence Diagram Ubah Data Jenis Sayuran Serangkaian kinerja sistem ubah data jenis sayuran yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.20. berikut :

32 79 Gambar III.20. Sequence Diagram Ubah Data Jenis Sayuran 5. Sequence Diagram Hapus Data Jenis Sayuran Serangkaian kinerja sistem hapus data jenis sayuran yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.21. berikut :

33 80 Gambar III.21. Sequence Diagram Hapus Data Jenis Sayuran 6. Sequence Diagram Simpan Data Kriteria Lahan Serangkaian kinerja sistem simpan data kriteria lahan yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.22. berikut :

34 81 Gambar III.22. Sequence Diagram Simpan Data Kriteria Lahan 7. Sequence Diagram Ubah Data kriteria lahan Serangkaian kinerja sistem ubah data gejala yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.23. berikut :

35 82 Gambar III.23. Sequence Diagram Ubah Data Kriteria Lahan 8. Sequence Diagram Hapus Data Kriteria Lahan Serangkaian kinerja sistem hapus data kriteria lahan yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.24. berikut :

36 83 Gambar III.24. Sequence Diagram Hapus Data Kriteria Lahan 9. Sequence Diagram Simpan Rule Base Serangkaian kinerja sistem rule base yang dilakukan oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.25. berikut :

37 84 Gambar III.25. Sequence Diagram Simpan Rule Base 10. Sequence Diagram Ubah Rule Base Serangkaian kinerja sistem rule base yang dilakukan oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.26. berikut :

38 85 Gambar III.26. Sequence Diagram Ubah Rule Base 11. Sequence Diagram Hapus Rule Base Serangkaian kinerja sistem rule base yang dilakukan oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.27. berikut :

39 86 Gambar III.27. Sequence Diagram Hapus Rule Base 12. Sequence Diagram Konsultasi Serangkaian kinerja sistem konsultasi yang dilakukan oleh user dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.28. berikut :

40 87 Gambar III.28. Sequence Diagram Konsultasi III.4. Desain Database Desain struktur database adalah untuk menentukan file database yang digunakan seperti field, tipe data, ukuran data. Sistem ini dirancang dengan menggunakan database MySQL. III.4.1. ERD Entity Relationship Diagram (ERD) ini menggambarkan hubungan antara satu tabel dengan tabel yang lainya. Apakah hubungan satu dengan satu, satu

41 88 dengan banyak dan banyak dengan banyak. Adapun telasi antar tabel dapat dilihat pada gambar III.29. Seperti berikut : sayuran Kode_lahan kriteriia Kode_sayuran sayuran Id_sayuran nilai Id_lahan kriteria_lahan M M M 1 memiliki 1 Id_rule rule sayuran Kode_rule M memiliki Kriteria probabilitas M memiliki B_tidak B_ya M id_konsultasi Kode_rule probabilitas memiliki M konsultasi M memiliki sayuran kriteria M pilihan melakukan Id_registrasi 1 alamat nama registrasi tanggal Jenis_kelamin Gambar III.29 Entity Relationship Diagram Perancangan Aplikasi Penentuan Kesesuaian Lahan Pertanian Untuk Pembudidayaan Sayuran Berbasis Web Menggunakan Metode Teorema Bayes

42 89 III.4.2. Kamus Data Kamus data merupakan uraian yang menjelaskan tentang tabel data atau entitas serta field-field yang terdapat pada entitas yang ada. Kamus data digunakan sebagai acuan dalam pembangunan suatu database dan sebagai panduan bagi pemakai sistem maupun untuk keperluan pengembangan sistem database. Adapun tabel data atau entitas yang dibentuk adalah sebagai berikut ini : 1. sayuran + sayuran + nilai 2. kriteria_lahan + kriteria 3. rule + sayuran + kriteria + probabilitas + bila_tidak + bila_ya 4. login = username + password + nama + jenis_kelamin + alamat + tanggal 5. registrasi 6. solusi + sayuran + solusi 7. temp_konsultasi + sayuran + kriteria + probabilitas + pilihan 8. temp_nilai = sayuran + nilai III.4.3. Normalisasi Data Tahap normalisasi ini bertujuan untuk menghilangkan masalah berupa ketidakkonsistenan apabila dilakukanmya proses manipualasi data seperti penghapusan, perubahan dan penambahan data sehingga data tidak ambigu.

43 90 III Normalisai Data Penilaian Normalisasi Normalisasi data nilai dilakukan dengan beberapa tahap normalisasi sampai data nilai ini masuk ke tahap normal dimana tidak ada lagi redudansi data. Berikut adalah tahapan normalisasinya : Bentuk tidak normal Bentuk tidak normal dari data nilai ditandai adanya baris yang satu atau lebih atributnya tidak terisi, bentuk ini dapat dilihat pada tabel III.5 Dibawah ini : Tabel III.5. Data Nilai Tidak Normal Id_ Kode_ Rule Sayuran Kode_Klahan Probabilitas konsultasi 1 R01 Selada Memiliki curah 0.4 hujan cukup 2 R02 Kelembapan udara % 3 R03 Ketinggian antara m dpl 4 R07 Bayam Curah hujan cukup R08 Kelembapan udara % 6 R09 Ketinggian antara m dpl Bentuk Normal Pertama (1NF) Tabel III.6. Data Nilai Normal Pertama Id_ Konsultasi Kode_ Rule Sayura n Kode_Klahan Proba bilitas 1 R01 Selada Memiliki curah hujan 0.4 cukup 2 R02 Selada Kelembapan udara % 3 R03 Selada Ketinggian antara m dpl 4 R07 Bayam Curah hujan cukup 0.4

44 91 5 R08 Bayam Kelembapan udara % 6 R09 Bayam Ketinggian antara m dpl Bentuk Normal Kedua (2NF) Tabel III.7 Data Konsultasi 2NF Kode_rule sayuran Probabilitas R01 Selada 0.4 R02 Selada 0.5 R03 Selada 0.2 R07 Bayam 0.4 R08 Bayam 0.5 R09 Bayam 0.2 Kode_Rule Kriteria R01 Memiliki curah hujan cukup R02 Kelembapan udara % R03 Ketinggian antara m dpl R07 Curah hujan cukup R08 Kelembapan udara % R09 Ketinggian antara m dpl 3. Bentuk Normal Ketiga (3NF) Tabel III.8. Data Konsultasi 3NF Kode_rule R01 R02 R03 R07 R08 R09 Sayuran Selada Selada Selada Bayam Bayam Bayam

45 92 Kode_rule kriteria Bobot R01 Memiliki curah hujan cukup 0.4 R02 Kelembapan udara % 0.5 R03 Ketinggian antara m 0.2 dpl R07 Curah hujan cukup 0.4 R08 Kelembapan udara % 0.5 R09 Ketinggian antara m dpl 0.2 III.4.4. Desain Tabel Setelah melakukan tahap normalisasi, maka tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu merancang struktur tabel pada base data sistem yang akan dibuat, berikut ini merupakan rancangan struktur tabel tersebut : 1. Struktur Tabel Login Tabel login digunakan untuk menyimpan data username dan password. Desain selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.9. di bawah ini : Tabel III.9. Struktur Rancangan Tabel Login Nama Database kesesuaian_lahan Nama Tabel Login No. Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Keterangan 1. Username Varchar(50) Tidak Primary Key 2. Password Varchar(50) Tidak -

46 93 2. Struktur Tabel Rule Tabel Rule digunakan untuk menyimpan id_rule, kode_rule, sayuran, kriteria, probabilitas, bila_tidak, bila_ya. Desain selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.10. di bawah ini : Tabel III.10. Struktur Rancangan Tabel Rule Nama Database kesesuaian_lahan Nama Tabel Rule No. Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Keterangan 1. Id_rule Int(11) Tidak 2. kode_rule Char(5) Tidak Primary Key 3. Sayuran Varchar(35) Tidak - 4. Kriteria Text Tidak 5. Probabilitas Char(10) Tidak 6. Bila_tidak Int(5) Tidak 7. Bila_ya Int(5) Tidak 3. Struktur Tabel Tmp_Konsultasi Tabel tmp_konsultasi digunakan untuk menyimpan data konsultasi sementara ketika user melakukan konsultasi. Desain selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.11. di bawah ini : 4. Tabel III.11. Struktur Rancangan Tabel Temp_Konsultasi Nama Database kesesuaian_lahan Nama Tabel temp_konsultasi No. Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Keterangan 1. Id_rule Int(5) Tidak 2. kode_rule Char(5) Tidak 3. Sayuran Varchar(35) Tidak 4. Kriteria Text Tidak 5. Probabilitas Char(10) Tidak 6. Pilihan Char(10) Tidak

47 94 4. Struktur Tabel Kriteria Lahan Tabel kriteria lahan digunakan untuk menyimpan id_lahan, kode_lahan, kriteria. Desain selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.12. di bawah ini : 5. Tabel III.12. Struktur Rancangan Tabel Kriteria Lahan Nama Database keseuaian_lahan Nama Tabel Kriteria_lahan No. Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Keterangan 1. Id_lahan Int(4) Tidak Primary Key 2. Kode_lahan Char(4) Tidak - 3. Kriteria Text Tidak - 5. Struktur Tabel Sayuran Tabel sayuran digunakan untuk menyimpan id_sayuran, kode_sayuran, sayuran,dan nilai. Desain selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.13. di bawah ini : 6. Tabel III.13. Struktur Rancangan Tabel Jenis Sayuran Nama Database kesesuaian_lahan Nama Tabel Sayuran No. Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Keterangan 1. Id_sayuran Int(4) Tidak - 2. Kode_sayuran Varchar(4) Tidak - 3. Sayuran Varchar(50) Tidak - 4. Nilai Varchar(5) Tidak - 6. Struktur Tabel Solusi Tabel Solusi digunakan untuk menyimpan id_solusi, kode_solusi, sayuran, solusi. Desain selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.14. di bawah ini :

48 95 7. Tabel III.14. Struktur Rancangan Tabel Solusi Nama Database kesesuaian_lahan Nama Tabel Konsultan No. Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Keterangan 1. Id_solusi int(5) Tidak - 2. Kode_solusi Varchar(5) Tidak Primary Key 3. sayuran Varchar(30) Tidak - 4. Solusi Text Tidak - 7. Struktur Tabel temp_nilai Tabel tmp_nilai digunakan untuk menyimpan nilai sementara ketika user melakukan konsultasi. Desain selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.15. di bawah ini : 8. Tabel III.15. Struktur Rancangan Temp_nilai Nama Database kesesuaian_lahan Nama Tabel temp_nilai No. Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Keterangan 1. Sayuran Varchar(50) Tidak - 2. Nilai Char(10) Tidak _ 8. Struktur Rancangan Registrasi Tabel registrasi digunakan untuk menyimpan id_registrasi, nama, jenis_kelamin, alamat, tanggal. Desain selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.16. di bawah ini : 9. Tabel III.16. Struktur Rancangan Registrasi Nama Database kesesuaian_lahan Nama Tabel Registrasi No. Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Keterangan 1. Id_registrasi Int(20) Tidak - 2. Nama Varchar(50) Tidak - 3. Jenis_kelamin Enum( L, P ) Tidak -

49 96 4. Alamat Text Tidak - 5. Tanggal Date Tidak - III.4.5. Desain User Interface Tahap perancangan berikutnya yaitu desain user interface yang meliputi desain output sistem, desain input sistem. III Desain Output Berikut ini adalah rancangan tampilan desain output yang akan dihasilkan oleh sistem : 1. Desain Form Hasil Konsultasi User Header Sitem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Pertanian untuk Pembudidayaan Sayuran Data User : Nama: Jenis Kelamin: Alamat: Hasil Analisa Terakhir Nama Sayuran: Bobot Kriteria Lahan Probabilitas Xxx xxx xxx xxx Dengan Perhitungan Bayes : Dengan Persentase Bayes : Kemungkinan terbesar sayuran yang sesuai : Solusi Gambar III.30. Form Hasil Konsultasi User

50 97 III Desain Input Berikut ini adalah rancangan atau desain input sebagai antarmuka pengguna : 1. Desain Form Login Pakar Desain form untuk sistem login yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukan pada gambar III.31. Berikut : Login Pakar Username : Password : Login Gambar III.31. Form Login Pakar 2. Desain Form Registrasi User Desain form untuk sistem login yang dilakukan oleh user dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukan pada gambar III.32. Berikut

51 98 Header :: MENU :: Registrasi User Nama Lengkap : Jenis Kelamin : Alamat : Pria Wanita Daftar Gambar III.32. Form Registrasi User 3. Desain Form Data Kriteria Lahan Desain form untuk sistem yang dilakukan oleh pakar pada pengolahan data kriteria lahan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukan pada gambar III.33. Berikut Header No Kode Nama Kriteria lahan Menu Add 1 xxx xxxx Ubah Hapus 2 xxx xxxx Ubah Hapus Gambar III.33. Form Kriteria Lahan

52 99 4. Desain Form Data Sayuran Desain form untuk sistem yang dilakukan oleh pakar pada pengolahan data sayuran dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukan pada gambar III.34. Berikut Header No Kode Nama Sayuran Menu Add 1 xxx xxxx Ubah Hapus 2 xxx xxxx Ubah Hapus Gambar III.34. Form Kriteria Lahan 5. Desain Form Data Basis Aturan Desain form untuk sistem yang dilakukan oleh pakar pada pengolahan data basis aturan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukan pada gambar III.35. Berikut : Header Id rule Kode rule sayuran Kriteria lahan Bobot Add 1 xxx xxxx xxx xxx Ubah Hapus 2 xxx xxxx xxx xxx Ubah Hapus Gambar III.35. Form Kriteria Lahan

53 Desain Form Data Konsultasi Desain form untuk sistem yang dilakukan oleh pakar pada pengolahan data konsultasi dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukan pada gambar III.36 Berikut : Header :: Menu :: Konsultasi Jawab Pertanyaan Berikut : Apakah [ Kode Kriteria Lahan Jenis Sayuran]? Ya Tidak Jawab Gambar III.36. Form Konsultasi

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Jamur dapat tumbuh dengan mudah sehingga banyak dijumpai di alam bebas. Namun tidak semua jenis jamur yang dapat dikonsumsi masyarakat, masih

Lebih terperinci

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut : 37 3. Jenis Kelamin Contoh input data jenis kelamin adalah : Jenis Kelamin : Laki-Laki III.1.2. Analisa Proses Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses deteksi adanya viskositas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Semangka merupakan salah satu buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seseorang yang ingin memeriksa kesehatannya cenderung untuk berkonsultasi ke dokter ahli, namun terkadang hal ini dapat menyulitkan seseorang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Akromegali Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Alzheimer Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam mencari kepastian terjangkitnya sebuah penyakit, masyarakat harus pergi berkonsultasi ke dokter ahli untuk melakukan pemeriksaan dari gejala

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kamera merupakan salah satu perangkat Digital yang sangat digemari saat ini. Banyak dari pengguna kamera yang menggunakan kamera tersebut secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap diagnosis penyakit Ovarium Dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam Sistem Informasi Geografis Ragam Budaya Indonesia yang berjalan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, banyak orang yang sering menderita penyakit alergi pada kulit seperti gatal-gatal, timbul bintik-bintik merah, atau timbul benjolan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Kualitas Buah Apel Menggunakan Metode SAW Pada Swalayan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit rheumatic pada manusia dengan menggunakan metode dempster shafer yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Pemetaan Daerah Daerah Lokasi Aman Banjir Dikota Medan Berbasis Web, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Jumlah Produksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pakar Identifikasi Penyakit pada Tanaman Tomat dengan Metode Teorema Bayes yang dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem penjualan pada para penjual barang elektronik hanya dilakukan dengan menunggu konsumen untuk datang menyinggahi tokonya, kemudian konsumen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Sistem Pakar Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Jumlah Produksi Keramik pada PT. Jui Shin Medan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada SMEC (Sumatera Medical Eye Center) kegunaan obat-obatan sudah menjadi kebutuhan primer, sehingga stok obat harus selalu terjaga agar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem Analisis sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan. Analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Loket Bus merupakan tempat dimana masyarakat yang akan memesan atau membeli suatu tiket untuk menggunakan sarana transportasi bus sebagai keperluan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Tanaman kopi merupakan tanaman penghasil biji kopi yang akan diolah menjadi kopi. Banyak penggemar kopi memilih kopi berdasarkan kualitas rasa dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis toko hewan di kota Medan berbasis web.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Matahari Department Store Grand Palladium Medan sulit dalam mengelola diskon aging akan suatu produk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem geografis menentukan jalur terpendek pemadam kebakaran,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Seiring pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang saat ini, masyarakat tidak bisa lepas dari kebutuhan jasa layanan suatu bank. Mengingat hal

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Sistem siklus anggaran yang saat ini sedang berjalan di CV. Surat Kabar ICWPost masih dilakukan secara pembukuan manual, pencatatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Kualitas Ekspor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses, dan output sistem sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pengolahan Pembayaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian lokasi objek wisata di Pulau Nias memiliki kendala mengenai informasi lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi akuntansi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMPN 13 yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis letak SD Negeri di kecamatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan pada Politeknik Ganesha dalam pengumpulan data pengguna Smartphone hanya berdasarkan informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Akper dan Akbid ini masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Banyaknya jenis beras yang berasal dari varietas padi unggulan membuat konsumen bisa memilih jenis, sifat dan mutu beras sesuai yang di kehendaki

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pakar kerusakan dinamo listrik dengan metode forward chaining yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang berjalan pada sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisis Sistem yang Berjalan Sistem yang sedang berjalan belum tersedia sistem informasi yang berbasis komputer atau dengan kata lain masih dengan cara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bagi para calon mahasiswa cenderung bingung memilih jurusan yang mana yang akan mereka geluti di dunia pendidikan. Sekolah Tinggi Teknologi Sinar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Sistem yang sedang berjalan saat ini dalam membudidayakan ikan lele belum dilakukan secara baik dan benar. Karena para peternak lele sering menebar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 25 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1.Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Standar Mutu Jagung

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dalam hal ini, seorang karyawan harus diberitahu tentang hasil pekerjaannya dalam arti baik, sedang atau kurang. Memberikan karyawan sebuah penghargaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi saat ini, masyarakat umum tidak bisa lepas dari penggunaan alat transportasi pribadi guna membantu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Sistem pengolahan pendapatan yang saat ini sedang berjalan di CV. Trembesi masih dilakukan secara semi komputerisasi yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penjualan cake dan bakery pada Zahara bakery yang selalu laris, membuat karyawan Zahara bakery harus mempersiapkan penjualan sesuai dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem geografis tata letak les bahasa inggris

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada bab ini akan dibahas mengenai Aplikasi Sistem Informasi Perhotelan pada Hermes Palace Hotel Medan yang meliputi analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis lokasi wedding solution

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini sangat penting karena dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Saat ini pencatatan dan pengelolaan penginventarisan dan penyusutan barang-barang pada PT. Langkat Nusantara Kepong masih dilakukan secara manual

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Mendeteksi Kerusakan Sepeda Motor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Penyewaan Gaun Pengantin di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis lokasi supermarket Irian di

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 38 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Seperti langkah-langkah yang dilakukan pada salah satu model proses rekayasa perangkat lunak yaitu model waterfall, maka pada bab ini akan dibahas tentang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Data penjualan pada CV. Auto Medan selama ini tidak tersusun dengan baik, sehingga data penjualan yang semakin hari semakin banyak tersebut hanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dibutuhkannya ketelitian dalam Melihat hasil penjualan minuman pada kedai kopi Uleekareng & Gayo untuk menentukan minuman yang paling diminati

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan Sistem Pakar dan solusi yang tepat dalam menangani penyakit pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Valentine Ponsel dalam melakukan pemilihan perangkat Android masih dilakukan secara manual berdasarkan model dan merk. Cara seperti ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan akan dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan. Perancangan dapat didenifisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di Medan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Burung termasuk hewan yang pandai menyembunyikan keadaan kesehatannya. Hal ini karena sifat alami burung untuk mempertahankan diri dari serangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam Sistem Informasi Tentang Pakaian Adat Dalam Pernikahan. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kebutuhan akan teori dalam dunia pendidikan sangat besar. Teori banyak di tulis ke dalam sebuah buku maupun jurnal. Pada universitas potensi utama,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Informasi laporan keuangan dianggap memiliki nilai kualitas informasi jika memenuhi dua unsur yaitu dapat diandalkan (reliable) dan relevan bagi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN UJI COBA

BAB III ANALISIS DAN UJI COBA BAB III ANALISIS DAN UJI COBA III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi sistem informasi geografis lokasi toko pancing di kota Medan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Melihat kebutuhan akan informasi tentang Lokasi Bimbingan Belajar merupakan hal yang penting bagi setiap masyarakat yang ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1.Analisa Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulangi penyakit seperti gejala-gejala, nilai akurasi di data, namun tanpa peran serta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam mendiagnosa penyakit pada tanaman jagung adalah sebagai berikut : III.1.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh petugas

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh petugas BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi posyandu pada kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 35 8 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan in bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci