BAB 1 PEMIKIRAN PRIBADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PEMIKIRAN PRIBADI"

Transkripsi

1 BAB 1 PEMIKIRAN PRIBADI Postmodern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing menggelarkan pengertian tersendiri tentang dan mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu berarti `sehabis modern (modern sudah usai); `setelah modern (modern masih berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai `kelanjutan modern (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang terjadi di masa kini). Di dalam dunia arsitektur, Post Modern menunjuk pada suatu proses atau kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgam Postmodern. Dalam kenyataan hasil karya arsitekturnya, langgam ini muncul dalam tiga versi/sublanggam yakni Neo Vernakular, Dekonstruksi, dan Neo Modern. 1. Neo Vernakular Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya). Tokohnya antara lain: I M Pei, Hassan Fathy, Sir Edwin Lutyens, Y B Mangunwijaya. 2. Dekonstruksi Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O Gehry. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang berperan. 3. Neo Modern Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks, sehingga pengertiannya tetap tidak berubah. Teori Sejarah Arsitektur 3 1

2 Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan Tektonika (The Art of Construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutama teknologi. Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur Modern yakni menonjolkan tampilan geometri. Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra). Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano, Norman Foster. Tampilan dominan bentuk geometri. Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan sebagai aksen. Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak. Teori Sejarah Arsitektur 3 2

3 BAB 2 POST MODERN Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis. Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama. Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai. Merupakan pengulangan periode Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur. Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern. Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme : Modernisme : singular, seragam, tunggal. Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka. Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari ciri-ciri di atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan penting dengan yang modern itu. 1. Tidak memakai semboyan Form Follows Function Arsitektur posmo mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan. 2. Fungsi ( bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh manusia terhadap arsitektur) Yang dimaksud dengan `fungsi di sini bukanlah `aktivitas, bukan pula `apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur (keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi yang lazim digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur posmo yang dimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut manusia bukan hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerja melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai makhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi. Fungsi = apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia; dan dengan demikian, FUNGSI bukan AKTIVITAS Teori Sejarah Arsitektur 3 3

4 Dalam posmo, perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu : o Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk sampai bom), o Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat, o Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan, o Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budayanya akan masa silamnya, o Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi dan berkhayal, o Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujur-jujurnya. 3. Bentuk dan Ruang, didalam posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat), keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka, sehingga bisa dihubungkan atau tidak. Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang. Ciri pokok dari bentuk adalah ada dan nyata/terlihat/teraba, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ada dan tak-terlihat/tak-nyata. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya. Beberapa tokoh arsitektur ternama yang mengasumsikan definisi atau pengertian post modern, seperti Robert Venturi dan Charles Jenks. Robert Venturi Robert Venturi yaitu seorang arsitek sekaligus teoritisi awal konsep arsitektur post modern, dalam bukunya Complexity and Contradiction in Architecture (1966), memaparkan bahwa arsitektur post modern adalah konsepsi teoritis arsitektur yang memiliki beberapa karakter. Arsitektur postmodern lebih mengutamakan elemen gaya hibrida (ketimbang yang murni), komposisi paduan (ketimbang yang bersih), bentuk distorsif (ketimbang yang utuh), ambigu (ketimbang yang tunggal), inkonsisten (ketimbang yang konsisten), serta kode ekuivokal (ketimbang yang monovokal). Berikut adalah daftar karya-karyanya yang penting dalam sejarah arsitektur: 1962: The Vanna Venturi House, Chesnut Hill, Philadelphia, Pennsylvania 1972: Trubek house, Nantucket Island, Massachusetts 1973: Brant House, Greenwich, Connecticut Teori Sejarah Arsitektur 3 4

5 : Allen Art Museum Addition, Oberlin, Ohio 1975: Rumah di Tuckers Town, Bermuda 1975: Ruma Tucker, Mount Kisco, New York 1983: Gordon Wu Hall, Princeton, New Jersey 1994: Bank di Celebration, Florida Selain sebagai seorang arsitek, Robert Venturi juga dikenal sebagai seorang penulis, guru, seniman, dan filsuf. Ia mempunyai beberapa karya tulis berupa buku. Charles Jenks Charles Jenks yang diakui sebagai mahaguru arsitektur post modern, dalam bukunya The Language of Postmodern Architecture (1977), mengungkapkan post modern adalah suatu konsep bersistem yang menjadi azas pendapat untuk memberikan arah dan tujuan, jadi ideological adalah konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur postmodern bias lebih terarah dan sistematis. Charles Jenks adalah arsitek Amerika, arsitek lanskap dan desainer. Bukubukunya tentang sejarah dan kritik dari Modernisme dan Postmodernisme secara luas dibaca di kalangan arsitektur. Jencks sekarang tinggal di Skotlandia di mana ia merancang patung lanskap dan menulis pada seni cosmogenic. Jencks ini identik dengan tulisan-tulisannya tentang Postmodernisme dalam arsitektur. Ia membahas teori arsitektur postmodern dalam bukunya Bahasa Post-Modern Arsitektur. Jencks membahas pergeseran paradigma dalam modern untuk post-modern arsitektur.arsitektur modern berkonsentrasi pada bentuk-bentuk univalen seperti sudut kanan dan bangunan persegi sering menyerupai bangunan kantor. Namun, arsitektur pasca modern yang berfokus pada bentuk-bentuk yang berasal dari, tubuh alam pikiran, dan buku terakhirnya Gedung Iconic memeriksa pengaturan tren dan budaya selebriti. Jencks membahas mengapa bangunan sedang dirancang dengan cara ini. Alasan bahwa budaya kita berusaha dengan 'bangunan ikonik' adalah karena memiliki kemungkinan membalikkan tren ekonomi dari "konurbasi" lesu. Sebuah bangunan ikonik dibuat untuk membuat splash, untuk menghasilkan uang, dan kriteria penilaian normal tidak berlaku. "Penanda Enigmatic" dapat digunakan dalam cara yang efektif untuk mendukung makna yang lebih dalam dari bangunan. Jencks telah mengajar di lebih dari empat puluh universitas di seluruh dunia, termasuk Peking, Shanghai, Tokyo, Milan, Barcelona, dan di Amerika Serikat di Harvard, Columbia, Princeton, dan Yale. Dalam karyanya yang paling terakhir ia bekerja sama dengan Maggie Keswick akhir pada desain Teori Sejarah Arsitektur 3 5

6 fraktal bangunan dan furnitur serta desain lansekap dasar yang luas pada teori kompleksitas, gelombang dan soliton. Karya Karya Charles jenks lebih banyak berupa landskep seperti : The Landform at the Scottish National Gallery of Modern Art. The Garden of Cosmic Speculation, at Portrack House near Dumfries. Designs for Black Hole Landscape, IUCAA, Pune, India, Portello Park, Milan (Time Garden ). Two Cells Inverness Maggie's Centre, ; Northumberlandia Landform, Cells of Life, Bonnington House ; Crawick Landforms, Memories of the Future, Altdobern, Landform and reclamation project, Germany. Wu Chi, Black Hole Oval Terrace, Beijing Olympic Park, 2008 and Scotloch, The Fife Earth Project, Kelty, Scotland, 2003, Kew Gardens in 2003 and Cambridge University in Contoh Bangunan Post Modern Vanna Venturi House Venturi merancang Vanna Venturi House di saat yang sama bahwa ia menulis anti-modernis nya polemik Kompleksitas dan Kontradiksi dalam Arsitektur di mana ia dijelaskan ide sendiri arsitektur. Selama menulis ia mendesain ulang rumah setidaknya lima kali dalam versi penuh bekerja-out. Sebuah deskripsi rumah disertakan dalam buku dan rumah dipandang sebagai perwujudan ide-ide dalam buku ini. Dia menyatakan: Arsitek tidak bisa lagi mampu untuk diintimidasi oleh bahasa puritanically moral arsitektur modern ortodoks. Saya suka elemen yang hybrid daripada "murni," mengorbankan bukannya "jelas," terdistorsi ketimbang "langsung."... Saya untuk vitalitas berantakan atas kesatuan yang jelas.saya termasuk non sequitur dan menyatakan dualitas. Teori Sejarah Arsitektur 3 6

7 Banyak elemen dasar rumah adalah reaksi terhadap standar elemen arsitektur Modernis: atap bernada daripada atap datar, penekanan pada perapian pusat dan cerobong asap, lantai dasar tertutup "diatur tegas di lapangan" daripada kolom Modernist dan kaca dinding yang membuka lantai dasar. Di elevasi depan pedimen rusak atau atap pelana dan sebuah lengkungan applique murni hias mencerminkan kembali ke arsitektur Mannerisme dan penolakan terhadap modernisme. Jadi rumah adalah istirahat langsung dari arsitektur modern, yang dirancang untuk mengganggu dan bertentangan dengan estetika Modernisme formal. Lihat dari sisi (selatan-timur) Situs rumah ini datar, dengan jalan panjang yang menghubungkan ke jalan.venturi ditempatkan dinding paralel tegak lurus rumah dengan sumbu utama dari situs, yang didefinisikan oleh jalan masuk, daripada penempatan biasanya di sepanjang sumbu. Tak seperti biasanya, atap pelana ditempatkan pada sisi panjang persegi panjang dibentuk oleh rumah, dan tidak ada atap pelana yang cocok di bagian belakang. Cerobong ditekankan oleh ruang terpusat ditempatkan di lantai, tapi cerobong asap yang sebenarnya kecil dan off-center. Efeknya adalah untuk memperbesar skala rumah kecil dan membuat fasad tampak monumental. Efek pembesar skala tidak dibawa ke sisi dan belakang rumah, sehingga membuat rumah tampak baik besar dan kecil dari sudut yang berbeda. Cerobong asap pusat dan tangga mendominasi interior rumah. Dua elemen vertikal - perapian-cerobong asap dan tangga - bersaing, seakan-akan, untuk posisi sentral. Dan masing-masing elemen, salah satu dasarnya padat, kekosongan dasarnya lainnya, kompromi dalam bentuk dan posisi - yaitu, inflects menuju lain untuk membuat kesatuan dualitas inti pusat mereka merupakan. Di satu sisi perapian mendistorsi dalam bentuk dan bergerak lebih sedikit, seperti halnya cerobong asap tersebut;. Di sisi lain tangga tiba-tiba mengkonstriksi lebar dan mendistorsi jalan karena dari cerobong Teori Sejarah Arsitektur 3 7

8 Tema-tema skala, kontradiksi, dan "imajinasi" - "tidak pantas untuk sebuah rumah pribadi," dapat dilihat di bagian atas tangga, yang tampaknya untuk pergi dari lantai dua ke lantai tidak ada ketiga. Pada satu tingkat, ia pergi tempat dan aneh, di tingkat lain, itu seperti sebuah tangga dinding dari mana untuk mencuci jendela tinggi dan cat clerestory tersebut. Perubahan skala tangga di lantai ini lebih lanjut kontras dengan perubahan skala dalam arah lain di bagian bawah. Rumah itu dibangun dengan sengaja resmi arsitektur, kontradiksi sejarah dan estetika. Venturi telah dibandingkan fasad depan ikon untuk "gambar anak dari sebuah rumah." Namun, ia juga menulis, "mengakui bangunan ini kompleksitas dan kontradiksi: itu adalah kompleks dan sederhana, terbuka dan tertutup, besar dan kecil, beberapa dari unsur-unsurnya yang baik pada satu tingkat dan buruk pada urutan lain yang mengakomodasi unsur-unsur generik dan rumah pada umumnya, dan unsur-unsur mendalam dari sebuah rumah pada khususnya ". Tentang referensi sejarah, arsitektur Swiss teori Stanislaus von Moos menganggap fasad monumental sebagai penarikan kembali untuk Michelangelo 's Porta Pia, dinding kembali ke Palladio Nymphaeum di Villa Barbaro dan pediments rusak ke fasad Moretti 's Il Girasole rumah (bangunan juga dikutip oleh s Venturi dalam Kompleksitas dan Kontradiksi dalam arsitektur). Teori Sejarah Arsitektur 3 8

9 BAB 3 NEO VERNAKULAR Pengertian Arsitektur Neo Vernakular Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak). Oleh sebab itu, lahirlah aliran-aliran baru yaitu Post Modern. Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang dit erapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain. Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim lokal, material dan adat istiadat. (Leon Krier). Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru. Jadi neo-vernacular berarti bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru, arsitektur neo-vernacular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post- Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan. pada intinya arsitektur Neo-Vernacular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19 Teori Sejarah Arsitektur 3 9

10 Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pengertian elemen-elemen arsitektur lokal, baik budaya masyarakat maupun bahan-bahan material lokal. Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki kelengkapan berikut ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan dan bata-bata. Bata itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi. Arsitektur neo-vernakular, banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modern namun dalam penerapannya masih menggunakan konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern. Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern tapi masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan adalah bahan modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern. Ada 6(enam) aliran yang muncul pada era Post Modern menurut Charles A. Jenck diantaranya, historiscism, straight revivalism, neo vernakular, contextualism, methapor dan post modern space. Dimana menurut Budi A Sukada (1988) dari semua aliran yang berkembang pada Era Post Modern ini memiliki 10 (sepuluh) ciri-ciri arsitektur sebagai berikut. 1. Mengandung unsur komunikatif yang bersikap lokal atau populer. 2. Membangkitkan kembali kenangan historik. 3. Berkonteks urban. 4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi. 5. Bersifat representasional (mewakili seluruhnya). 6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain). 7. Dihasilkan dari partisipasi. 8. Mencerminkan aspirasi umum. 9. Bersifat plural. 10. Bersifat ekletik. Untuk dapat dikategorikan sebagai arsitektur post modern tidak harus memenuhi kesepuluh dari ciri-ciri diatas. Sebuah karya arsitektur yang memiliki enam atau tujuh dari ciri-ciri diatas sudah dapat dikategorikan kedalam arsitektur post modern. Teori Sejarah Arsitektur 3 10

11 Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya post modern menyebutkan tiga alasan yang mendasari timbulnya era post modern, yaitu. 1. Kehidupan sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke dunia tanpa batas, ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia. 2. Canggihnya teknologi menghasilkan produk-produk yang bersifat pribadi. 3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsitektur post modern dan aliranalirannya merupakan arsitektur yang menggabungkan antara tradisional dengan non tradisinal, modern dengan setengah nonmodern, perpaduan yang lama dengan yang baru. Dalam timeline arsitektur modern, vernakular berada pada posisi arsitektur modern awal dan berkembang menjadi Neo Vernakular pada masa modern akhir setelah terjadi eklektisme dan kritikan-kritikan terhadap arsitektur modern. Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah sebagai berikut. 1. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen) 2. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan. 3. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya). CIRI-CIRI GAYA ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya language of Post-Modern Architecture maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular sebagai berikut : Ø Selalu menggunakan atap bumbungan Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan Teori Sejarah Arsitektur 3 11

12 penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan. Ø Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal) Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat. Ø Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal. Ø Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan. Ø Warna-warna yang kuat dan kontras. Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lelbih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali. Ø Pemakaian atap miring Ø Batu bata sebagai elemen local Ø Susunan masa yang indah. Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat. Ciri-ciri : a) Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen). b) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan. c) Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mangutamakan penampilan visualnya). Teori Sejarah Arsitektur 3 12

13 PRINSIP DESAIN ARSITEKTUR NEO - VERNAKULAR Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu : a. Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang. b. Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur. c. Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim d. Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur e. Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang. Contoh Bangunan Neo Vernakular Queenslander (arsitektur) adalah istilah modern untuk arsitektur vernakular dari Queensland, Australia. diidentifikasi sebagai Queenslander. Tipe yang dikembangkan di tahun 1840-an dan masih dibangun hari ini, menampilkan evolusi gaya lokal. Istilah ini terutama digunakan untuk konstruksi perumahan, meskipun beberapa jenis bangunan komersial dan konstruksi lainnya Karakteristik Bangunan ini dibuat dengan menggunakan kostruksi kayu dengan kualitas baik dan biasanya Queenslander ini hanya terdiri dari satu sampai dua lantai saja. Banyak bangunan Queenslander lama, baik perumahan dan komersial, telah diratakan untuk membuat jalan untuk bangunan yang lebih modern. Namun, kesadaran masyarakat akan warisan kota yang tinggi, pemerintah daerah menerapkan langkah-langkah konservasi untuk melindungi karakter lingkungan yang unik dan kota yang didominasi oleh bangunan Queenslander. Teori Sejarah Arsitektur 3 13

14 Pada zaman sekarang banyak di bangun rumah-rumah bergaya Queenslander yang lebih modern. Sebagai contoh, rumah-rumah yang di bangun untuk liburan yang berada di daerah-daerah pesisir. Bangunan ini mempunyai tiga bagian bangunan yaitu : 1. Underfloor (stumps) Underfloor berguna untuk mendinginkan bangunan melalui ventilasi agar ruangan di dalam bangunan tersebut tidak terlalu panas selain itu underfloor tersebut juga berfungsi untuk melindungi struktur utama dari serangan rayap atau hama lainnya. Stumps juga berfungsi untuk mengatasi kontur tanah pada saat pengerjaan bangunan, yang biasanya di butuhkan penggalian pondasi dan juga memudahkan aliran air agar mengalir dengan baik walaupun dalam jumlah besar. 2. R. Utama Living room utama rumah, adalah serangkaian kamar di lantai platform. Secara tradisional, perencanaan dan penghawaan alami memakai ventilasi silang untuk pendinginan pasif dalam berbagai metode inovatif. Beranda adalah ciri khas dari bangunan tersebut dan dalam perencanaannya beranda ini di desain agar dapat di gunakan siang dan malam sebagai living room external. 3. Roof (atap) Untuk bahan penutup atap bahan yang biasa di pakai cukup bervariasi mulai dari atap keramik, batu, tapi bahan khas yang sering di pakai adalah lembaran logam bergelombang (seng). Teori Sejarah Arsitektur 3 14

15 BAB 4 DEKONSTRUKSI Arsitektur dekonstruksi merupakan suatu pendekatan desain bangunan yang merupakan usaha-usaha percobaan untuk melihat arsitektur dari sisi yang lain. Derrida mengembangkan konsep dekonstruksi kedalam berbagai eksperimen yang mengekspresikan ciri kebebasan retorikal atas struktur komposisi formal. Pandangan dekonstruksi lahir dari suatu atmosfir yang berlandaskan pada konsep filosofi-anti kemapanan. Ciri-ciri Arsitektur Dekontruksi : - Penampilan bidang-bidang simpang siur - Garis-garis yang tidak beraturan - Keseluruhan struktur seperti runtuh - Dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang cenderung berbentuk aneh. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan keabsolutan terhadap keaslian bentuk-bentuk geometri yang selama ini dikenal. Salah satu Arsitek terkenal yang menganut Arsitektur Dekontruksi adalah Frank O. Gehry. Contoh karyanya adalah Weisman art museum dan Der Neue Zollhof. Weisman art museum berlokasi di Minneapolis, Minnesota dekat dengan sungai missisipi. Ciri dari Arsitektur Dekontruksi yang dapat jelas dilihat adalah Gehry menggunakan bentuk-bentuk yang sangat tidak lazim pada bangunan ini. Dan dapat dilihat dengan kemampuan imajinasi, Weisman art museum seakan-akan dapat berbicara dan mengungkapkan sesuatu kepada yang melihatnya. Dengan bentuk yang tidak lazim dan gaya expressionist modern, frank gehry telah menunjukkan sisi dekonstruksi dari Weisman art museum. Akan tetapi, esensi sebuah karya arsitektur dekonstruksi bukanlah dari bentuk, akan tetapi lebih kepada makna dibaliknya.der Neue Zollhof berlokasi di tepi sungai Rheine di daerah publik Teori Sejarah Arsitektur 3 15

16 yang berskala urban, Dusseldorf, Germany. Unsur simpang siur yang menjadi salah satu ciri dari arsitektur dekonstruksi masih nampak jelas. Penampilan bentukan 3 dimensi membuat eksistensi bangunan ini sebagai bangunan yang berlanggam dekonstruksi tampak nyata. Permainan bidang bidang menjadi salah satu pemicunya. Dalam memahami sebuah karya arsitektur dekonstruksi, tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan kemampuan ilmiah yang bersifat rasional. Namun diperluan juga kemampuan berimajinasi untuk mampu menerjemahan makna dibalik sebuah karya arsitektur itu sendiri. Dengan kemampuan imajinasi, dapat dilihat weisman art museum seakan-akan dapat berbicara dan mengungkapkan sesuatu kepada yang melihatnya. Dengan kata lain konsep dari arsitektur dekonstruksi adalah pengutamaan melalui idera penglihatan dan diakhiri dengan indera yang lain. Contoh bangunan arsitektur Dekonstruksi bangunan ini termasuk dalam arsitektur dekonstruksi, tapi juga dapat dikategorikan dalam arsitektur modern. karena bangunan ini menggunakan dengan kaca, yang merupakan salah satu ciri dari arsitektur modern. jika dlihat sepintas, orang akan mengatakan bangunan ini adalah sebuah perkantoran, tapi sebenarnya tidak. bangunan ini merupakan salah perpustakaan library di new york. bangunan tidak ramah lingkunagan karna kurangnya tumbuhan hijau di sekitarnya, apalagi seluruh bangunan ini menggunakan kaca, yang akan mengakibatkan pemanasan global. bangunan ini memiliki beberapa prinsip desain, diantaranya keseimbangan, irama, proporsi dan skala. keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan dimana sisi kiri dan kanan bangunan tersebut terlihat sama simetris dan sebaliknya, tak seimbang asimetris pada bangunan ini termasuk dalam keseimbangan asimetris, karena bagian kanan dan kirinya tak seimbang. irama, terbagi atas beberapa macam, tapi secara umum ada dua, yaitu dinamis dan statis. pada bangunan ini termasuk irama dinamis, karena bangunan ini memiliki bagian-bagian diagonal, yang semakin keatas semakin kecil. proporsi adalah perbandingan antara satu bangunan dengan bangunan yang lain, dan bangunan ini termasuk bangunan yang proporsi. karena memiliki perbandingan dengan bangunan di sekitarnya. skala pda bangunan ini termasuk dalam skala normal. Teori Sejarah Arsitektur 3 16

17 BAB 5 NEO MODERN Bermula dari runtuhnya Arsitektur Modern terakhir yang disebut juga International Style, Arsitektur Post-Modern terus berkembang menjadi banyak aliran. Diantaranya yaitu aliran Neo -Modern. Aliran Neo-Modern muncul pada masa antara tahun 1980 seiring dengan perkembangan jaman sejak dinyatakannya kematian arsitektur modern (1975) dan kemudian ditandai munculnya bangunan-bangunan baru postmodern. Neo-Modern juga berkembang bersamaan dengan aliran Dekonstruksi dimana arsitek-arsitek besar pada masa itu seperti Frank Gehry, Peter Eisenman, Rem Koolhaas, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Fumihiko Maki, Kazuo Shinoara dan lain-lain yang menghasilkan karya-karya Neo Modern dan Dekonstruksi. Karya-karya Arsitektur Neo-Modern sangat bertentangan dengan sifat klasik (clasissism). Ciri-ciri yang mendasar pada bangunan-bangunan Neo-Modern yaitu : o Memiliki konsep yang spesifik seperti bangunan-bangunan postmodern aliran lainnya pada umumnya. Dapat bersifat abstrak tetapi juga merepresentasikan sesuatu, tidak hanya sebagai stilasi dari suatu bentukan tertentu. o Masih memperlihatkan kejelasan struktur dan sainsnya dengan ide-ide yang inovatif, beralasan dan masuk akal. o Pertimbangan yang sangat mendasar terhadap karakter bangunan dengan tetap memperhatikan segi manusia yang menggunakannya. o Pada umumnya merupakan pengembangan / lanjutan dari bentukanbentukan sederhana melalui konsep-konsep dan rekayasa baik secara karakter bangunan maupun fungsi struktur serta sains dengan pemikiran yang mendalam. o Keseragaman dan keserasian pada facade bangunan lebih diutamakan dengan penggunaan bahan dan warna terkadang bersifat monoton namun inovatif. Teori Sejarah Arsitektur 3 17

18 o Memadukan unsur-unsur yang berkesan mungkin dan yang tidak mungkin. Ciri-ciri diatas merupakan ciri-ciri umum yang dapat terlihat secara visual dari bangunan Neomodern. Untuk mengungkapkannya, para arsitek Neomodern memanfaatkan bentuk, penggunaan material dan warna serta struktur dan teknologi yang membuat Neomodern berkembang juga menjadi beberapa aliran seperti Plastism, Suprematism, High-techdan lain-lain. Plastism, banyak digunakan bentukan-bentukan yang berkesan fleksibel dengan banyak kurva serta lengkung. Bentukan yang fleksibel ini membuat bangunan lebih dinamis dan memiliki karakter. Bentukan tersebut tidak selalu bersifat struktural, seringkali bersifat dekoratif namun menyatu dengan bangunan dan bukan sekedar tempelan baik secara facade maupun interior bangunan, caranya dengan menggunakan warna dan material bangunan yang inovatif. Intinya aliran Plastism berusaha mengemukakan ide melalui bentukan-bentukan yang tidak umum dari sebuah bangunan. Suprematism, mengutamakan perekayasaan bentuk dari bentukan yang umum. Dari arti kata suprematis sendiri yaitu melawan hal-hal yang bersifat lampau dan natural, aliran ini berusaha mengiterpretasikannya kedalam bangunan dengan merekayasa segala hal yang bersifat umum pada bangunan. Misalnya dinding, kolom bahkan lantai yang miring. Istilah disposisi merupakan hal yang wajar dalam aliran Suprematism dalam mengemukakan ide dan konsep. Namun aliran ini memusatkan perhatian pada bangunan dari segi konsep bentukan yang mengarah pada karakter bangunan tanpa mempertimbangkan fungsi secara mendalam. Sense of art sangat terlihat dalam bangunan-bangunan karya aliran Neomodernsuprematism. High-tech, biasanya menggunakan struktur yang ekstrim untuk memaksakan bentuk yang sesuai dengan konsep/ide. Namun dalam hal ini juga dipertimbangkan fungsi secara sains yang menunjang kenyamanan manusia penggunanya. Aliranaliran dalam Neomodern sebenarnya tidak baku karena setiap arsitek dalam mengemukakan idenya berbeda-beda, namun tujuan dan pemikiran dasar dapat dikategorikan dalam Neomodern. Anti-Postmodern, Anti-Clasisisme, Anti-Disneyland, Anti-Deniel, juga Neo-Classic / Classicisme. Kadang mengembangkan postmodern dan late modern sebagai perbendaharaan abstrak. Gehry telah mengembangkan ruang Postmodern dari Charles Moore serta Late modern sebagai perbendaharaan absrak dari karyakaryanya. Gehry juga menyimpulkan argumentasi-argumentasi mengenai Postmodern yang dianut olehcharles Jenks, Charles Moore, Michael Grraves tetapi tidak menganutnya. Teori Sejarah Arsitektur 3 18

19 Contoh Bangunan Neo Modern AURORA PLACE - Sydney Australia, by Renzo Piano Bangunan ini dapat dikategorikan dalam aliran Neomodern-hightech dimana penggunaan struktur yang ekstrim yang juga menunjang sainsnya seperti pencahayaan dan pembayangan. Dengan konsep awal sebuah layar seperti konsep dari bangunan Sydney Opera House, bangunan Aurora Place dirancang dengan strategi pendekatan secara perspektif diantara bangunan-bangunan pencakar langit disekitarnya. Bangunan ini memberikan kesan tersendiri baik dalam ide, keindahan secara detail maupun keserasian dengan lingkungannya. Bangunan juga dirancang dengan pertimbangan yang sangat mendalam untuk skala tubuh manusia, pemanfaatan sains untuk kenyamanan dan struktur yang inovatif. Arsitek perancangnya, Renzo Piano berpendapat bahwa arsitektur bukan hanya menggabungkan, memotong, menambah atau mengubah bentukan-bentukan menjadi satu bentuk baru, tetapi arsitektur sebaiknya memberikan kontribusi khusus dalam jiwa sebuah bangunan khususnya dan secara umum terhadap lingkungan di sekitarnya. Bangunan ini dikategorikan ke dalam bangunan Neomodern karena memiliki konsep yang spesifik, juga mempertimbangkan sains dan strukturnya dan bentukan yang terjadi juga merupakan penggabungan antara unsur-unsur geometris dan nongeometris. Teori Sejarah Arsitektur 3 19

20 DAFTAR PUSTAKA _House&prev=/search%3Fq%3Dvanna%2Bventuri%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D667%26 prmd%3dimvnso&sa=x&ei=g2ebulmmbyzqrqe15icyba&ved=0cc4q7gewba Teori Sejarah Arsitektur 3 20

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur

Lebih terperinci

MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 MATA KULIAH TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 TEMA DAN LANGGAM MAHASISWA : NI KADEK DESI DWI ANGGRENI PUTRI 1504205065 FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS UDAYANA 2016 Tema Dan Langgam

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU

PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 2 ISSN (E) : 2540-7589 PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU Ghina Fajrine1), Agus Budi Purnomo2),Jimmy

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur post

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Penekanan tema desain pada projek Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 160 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarlan pemaparan dari Bab II, III, dan IV, penelitian ini bermuara pada kesimpulan, yaitu: Pertama, konsep dasar arsitektur postmodernisme adalah membangkitkan kembali

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota Solo menggunakan langgam arsitektur Neo-Vernakular. Arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 214 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan VI.1.1. Esensi Arsitektur Frank Lloyd Wright Sebagai hasil proses indentifikasi ideologi, konsep dan metode Arsitektur Frank Lloyd Wright yang telah peneliti

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. yang dipadukan dengan sentuhan arsitektur modern yang. dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara alam, bangunan, dan

BAB V KAJIAN TEORI. yang dipadukan dengan sentuhan arsitektur modern yang. dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara alam, bangunan, dan BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Penekanan tema desain pada projek Teater Kesenian di Surakarta adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Arsitektur Neo-Vernakular

Lebih terperinci

PENERAPAN CIRI-CIRI ARSITEKTUR POSTMODERN PADA BANGUNAN MUSEUM TSUNAMI ACEH

PENERAPAN CIRI-CIRI ARSITEKTUR POSTMODERN PADA BANGUNAN MUSEUM TSUNAMI ACEH TEORI ARSITEKTUR 2 PENERAPAN CIRI-CIRI ARSITEKTUR POSTMODERN PADA BANGUNAN MUSEUM TSUNAMI ACEH NUR KHOIRATRI DEWI I0212061 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN

DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN DEKONSTRUKSI PADA ZAMAN ARSITEKTUR POST MODERN STUDI KASIS PETER B LEWIS BUILDING Nama : Diaz Mardika Putra NPM : 20307014 Fakultas : Teknik Sipil Dan Perencanaan Jurusan : Teknik Arsitektur Pembimbing

Lebih terperinci

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA Tri Harso Karyono Desain Arsitektur, vol. 1, April, 2000, pp.7-8. Satu di antara sederet alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi

Lebih terperinci

EGYPTIAN ARCHITECTURE

EGYPTIAN ARCHITECTURE EGYPTIAN ARCHITECTURE - terdapat pada daerah iklim yang panas kering - material tanah liat atau bebatuan lokal dengan warna asli materialnya. - Monumen dengan gaya arsitektur ini cenderung terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gaya Arsitektur Dekonstruksi (Materi pertemuan 3) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar belakang Tema 8 BAB III BAB III TINJAUAN KHUSUS Latar belakang penggunan tema Arsitektur Kontekstual adalah: Perkembangan teknologi dan informasi yang cukup pesat sehingga perlunya penyesuaian

Lebih terperinci

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam. A. Teori Perancangan Ruang Dalam. TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM Perancangan ruang dalam atau yang lebih populer disebut dengan desain interior adalah suatu proses menata sebuah ruang dalam baik dari

Lebih terperinci

SAMARINDA GALLERY CENTER. Beni Fatahillah Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

SAMARINDA GALLERY CENTER. Beni Fatahillah Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda SAMARINDA GALLERY CENTER Beni Fatahillah Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAK Gallery Seni dimana kita ketahui tempat pertemuan atau wadah memamerkan

Lebih terperinci

BAB 5 KAJIAN TEORI. mencerminkan gaya hidup atau lifestyle kelompok sasaran dari. memperhatikan nilai prestis dari tempat tinggal mereka.

BAB 5 KAJIAN TEORI. mencerminkan gaya hidup atau lifestyle kelompok sasaran dari. memperhatikan nilai prestis dari tempat tinggal mereka. BAB 5 KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1. Interpretasi dan Elaborasi Teori Desain Bangunan kondominium ini akan menerapkan tema desain arsitektur neo-modern. Dipilihnya tema desain ini

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION 3.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota ditandai dengan makin pesatnya pembangunan fisik berupa bangunanbangunan baru di pusat kota. Bangunan-bangunan baru tersebut dibangun

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 )

INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 ) INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Interior Kontemporer Gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaha Muhammad Hadid merupakan arsitek wanita yang bertempat tinggal di London. Ia adalah arsitek terkenal yang telah mencapai puncak karier karena menciptakan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa

Lebih terperinci

BAB V. Kajian Teori. muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir. pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak).

BAB V. Kajian Teori. muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir. pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak). BAB V Kajian Teori 1.1 Kajian Teori Penekanan/Tema Desain 5.1.1 Teori tema desain Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

APLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR

APLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR APLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR Agus Dharma Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Gunadarma email : agus_dh@staff.gunadarma.ac.id website : staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar (Tema) 4.1.1. Pengertian Arsitektur Kontemporer Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur memiliki dua pengertian yaitu: seni dan ilmu merancang serta

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan, BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL 4.1. Fungsi Perancangan Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat karena mudahnya sarana transportasi baik darat maupun udara yang dapat ditempuh menuju kota

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Tema Perancangan Metafora Layang layang 3.1.1 Tinjauan Teoritis Tentang Metafora Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain : Arsitektur Neo Vernakular. Desain: Arsitektur Neo Vernakular

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain : Arsitektur Neo Vernakular. Desain: Arsitektur Neo Vernakular BAB V KAJIAN TEORI V. Kajian Teori 5.1. Kajian Teori Penekanan Desain : Arsitektur Neo Vernakular 5.1.1. Uraian Interpretasi dan Elaborasi teori Penekanan Desain: Arsitektur Neo Vernakular Tema desain

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #008 / 2015

Architecture. Home Diary #008 / 2015 Architecture 82 A View of White Teks : Widya Prawira Foto : Bambang Purwanto Sejurus mata memandang, palette putih mendominasi dalam kesederhanaan desain yang elegan, warm dan mewah. K lasik adalah abadi.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-48 Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya Fanny Florencia Cussoy, dan I Gusti Ngurah Antaryama

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur. BAB I PENDAHULUAN I.1. Deskripsi Proyek Judul : Topik : Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara Ekspresionisme Tema : Pengolahan Bentuk Kampus yang Ekspresif dalam Menaungi Kegiatan

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik 2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia 2.2.1 Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik, yang sudah merajai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Art deco adalah sebuah gerakan desain yang populer dari 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri,

Lebih terperinci

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter

Lebih terperinci

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Bandung Technological Park. : Jl. Rancanumpang, Gedebage. Luas Lahan Perancangan

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Bandung Technological Park. : Jl. Rancanumpang, Gedebage. Luas Lahan Perancangan 33 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum Nama Proyek Status Proyek Lokasi Luas Lahan Perancangan : Bandung Technological Park : fiktif : Jl. Rancanumpang, Gedebage : 1,95 Ha Batas Lahan : Utara Timur

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2  Jum'at, 3 Mei :48 wib Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat BAB V KAJIAN TEORI 5.1 KAJIAN TEORI PENEKANAN / TEMA DESAIN 5.1.1 Tema Desain Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat desain sebuah karya arsitektural. Pada proyek resort di komplek

Lebih terperinci

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 319 Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan Sadida Aghnia dan I Gusti Ngurah Antaryama

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban

memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban 2 memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban suku Indian) dan hidup dalam masa transisional menuju

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian

Lebih terperinci

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bentuk Bangunan 4.1.1 Neo Vernakular Vernakular berarti bahasa setempat, arsitektur vernakular di sosialisasi dengan arsitektur tradisional, kata tradisi dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Arsitektur Vernakuler

Arsitektur Vernakuler Arsitektur Vernakuler Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular,

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Architecture. Home Diary #007 / 2014 Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis

Lebih terperinci

BAB IV ELABORASI TEMA

BAB IV ELABORASI TEMA BAB IV ELABORASI TEMA 4.1 Umum Arsitektur Modern Islami adalah gagasan dan karya arsitektur yang sesuai dengan pandangan dan kaidah-kaidah Islam tentang arsitektur dan tidak terbatas pada masjid saja.

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB III.1. TAMANSARI GAMBAR III.1. Umbul Winangun Tamansari dibangun pada tahun 1749, oleh sultan Hamengkubuwomo I (Pangeran Mangkubumi) kompiek ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009 BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh

Lebih terperinci

TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM

TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM A. DEFINISI PERANCANGAN RUANG DALAM/ DESAIN INTERIOR Desain interior atau perancangan ruang dalam merupakan ilmu yang mempelajari tentang menata, merencanakan dan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN 1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN Gambar kerja tampak dan potongan pada proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan. Potongan dan tampak bangunan belum dapat dipastikan jika

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1 Alasan Pemilihan Tema Rencana pengembangan suatu bangunan atau suatu site, tentu tidak akan dengan begitu saja merubah secara keseluruhan baik fisik bangunan atau keadaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH Parmonangan Manurung Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM 5.1. Konsep Perancangan Umum Yogyakarta merupakan sebuah kota dengan beragam budaya dan seni. Dari Yogyakarta lahir para seniman-seniman dan arsitek-arsitek handal yang menjadi

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting

Lebih terperinci

BAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema

BAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pemilihan tema Ekspresi Struktur dalam penulisan skripsi ini berdasarkan kebutuhan akan sebuah bangunan yang mempunyai bentangan yang lebar sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotagede adalah kawasan yang terletak sekitar 10 kilometer tenggara dari Kota Yogyakarta adalah sentra kerajinan perak yang pernah mengalami masa kejayaannya pada era

Lebih terperinci

MANADO CONVENTION AND EXHIBITION CENTER NEO-VERNACULAR ARCHITECTURE Joseph Laurentius Agustian Linaldo 1 Octavianus H. A. Rogi 2 Johansen C.

MANADO CONVENTION AND EXHIBITION CENTER NEO-VERNACULAR ARCHITECTURE Joseph Laurentius Agustian Linaldo 1 Octavianus H. A. Rogi 2 Johansen C. MANADO CONVENTION AND EXHIBITION CENTER NEO-VERNACULAR ARCHITECTURE Joseph Laurentius Agustian Linaldo 1 Octavianus H. A. Rogi 2 Johansen C. Mandey 3 ABSTRAK Manado Convention Exhibition Center merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah

Lebih terperinci

MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN

MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN AR 2111 APRESIASI ARSITEKTUR MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN (SOLID DAN VOID DALAM ARSITEKTUR GEDUNG BPI ITB) DOSEN : DR. IR. BASKORO TEDJO, MSEB LAPORAN Oleh: Teresa Zefanya 15213035 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci