LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) SMK KARYA BHAKTI BREBES DI PENGADILAN AGAMA BREBES KLAS I. A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) SMK KARYA BHAKTI BREBES DI PENGADILAN AGAMA BREBES KLAS I. A"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) SMK KARYA BHAKTI BREBES DI PENGADILAN AGAMA BREBES KLAS I. A Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Brebes Telp/Fax. (0283) Disusun Oleh : 1. MUKHAMMAD RAVIDIN Kelas XII TKJ 2. SATRIA FERIAN S Kelas XII TKJ Program Keahlian : TEKHNIK KOMPUTER JARINGAN SMK KARYA BHAKTI BREBES Jl. Taman Siswa No. 1 Telp. (0283) Brebes TAHUN PELAJARAN 2016 i

2 HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI 1. Nama Pelaksana : - MUKHAMMAD RAVIDIN - SATRIA FERIAN S 2. Tempat Prakerin : PENGADILAN AGAMA BREBES KLAS I. A Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Telp/Fax (0283) Menyetujui dan Mengesahkan Brebes, 20 Agustus 2016 Pembimbing Drs. Risani NIP Ketua Pengadilan Agama Brebes Drs. H.Abd Basyir, M.Ag. NIP ii

3 HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH 1. Nama Pelaksana : - MUKHAMMAD RAVIDIN - SATRIA FERIAN S 2. Tempat Prakerin : PENGADILAN AGAMA BREBES KLAS I.A Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Telp/Fax (0283) Brebes Menyetujui dan Mengesahkan 20 Agustus 2016 Mengetahui Kaprog. Sekretaris Pembimbing M. AZHAR YUNIANTO, S.Kom. ADHI NUR ARIFIANTO, S.H NIY. S.1124 NIY Kepala SMK Karya Bhakti Brebes Hj. NUR HALIMAH, SH NIY.5268 iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Kebanggaan yang murni dari seorang yang bekerja keras tidak terletak pada jumlah upaya melainkan nilai dan hasil karyanya. 2. Orang bekerja untuk menyambung hidup, Pelajar belajar untuk mendapat ilmu. 3. Mungkin orang dapat lupa akan sesuatu, tapi janganlah lupa akan jasa-jasa gurumu. 4. Membaca adalah sumber kehidupan tuk meraih prestasi. 5. Hargailah karya orang lain, karna dengan menghargai karya orang lain berarti menghargai diri sendiri. PERSEMBAHAN Karya tulis ini penulis persembahankan untuk memenuhi tugas PKL. Ayah bunda tercinta, sebagai motivator tersebar dalam hidupku mendoakan dan menyayangiku atas semua pengorbanan dan kesabaran yang telah menghantarkan ku sampai kini, Sahabat-sahabatku seperjuangan yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu, sehingga karya ilmiah ini dapat selesai. iv

5 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang diperoleh dari Pengadilan Agama Brebes Kelas I A, yang kemudian dibuat suatu laporan dimana penyusun melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. Dalam laporan tugas akhir ini penulis melmmperoleh data-data dan hasil analisis melalui observasi lapangan serta wawancara yang sangat mendukung dalam usaha penyusunan laporan tugas akhir ini. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Hj. Nur Halimah, SH Selaku Kepala SMK KARYA BHAKTI BREBES 2. Bapak Drs. H.Abd Basyir, M.Ag selaku Ketua PENGADILAN AGAMA BREBES KLAS I.A 3. Bapak Azhar Yulianto,s.kom selaku Kepala Program Teknik Komputer Jaringan 4. Bapak Adi,SH Selaku pembimbing sekolah 5. Bapak Drs.Risani Selaku pembimbing Instansi 6. Seluruh Pejabat atau Rekan Pengadilan Agama Bebes maupun semua pihak yang telah memberikan bantuan materil maupun moril. Semoga dengan laporan ini dapat memenuhi fungsinya dan bermanfaat sesuai dengan yang diharapkan. Atas bantuan dan dukungan yang diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Brebes, 20 Agustus 2016 Penulis v

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI... ii HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 1 C. Hasil Kerja Lapangan Standar Kompetensi Informasi yang didapat selama praktik kerja Informasi yang tidak didapat di Sekolah... 2 BAB II : SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN PENGADILAN AGAMA BREBES KLAS I.A... 3 A. Masa Sebelum Penjajahan... 3 B. Masa Penjajahan Belanda... 4 C. Masa Penjajahan Jepang... 4 D. Masa Kemerdekaan... 5 E. Masa Berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun F. Masa berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun G. Undang-undang Nomor 35 Tahun H. Masa Pemerintahan Reformasi Pembangunan I. Daftar Nama Ketua Pengadilan Agama Brebes (sejak berdiri s/d sekarang) J. Visi dan Misi K. Tugas Pokok dan Fungsi vi

7 L. Kekuasaan dan Kewenangan Peradilan Agama M. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Brebes Kelas I. A BAB III : SISTEM ADMINISTRASI PERKARA DAN SISTEM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SIADPA DAN SIPP PENGERTIAN SIADPA A. Manfaat dan Tujuan Penggunaan Aplikasi SIADPA B. Aplikasi Pendukung dari SIADPA SIADPA KIPA SIADPA LIPA SIADPA Register Jadwal Sidang Akte Cerai PENGERTIAN SIPP A. MAKSUD DAN TUJUAN APLIKASI SIPP B. MANFAAT APLIKASI SIPP C. PERANGKAT PENDUKUNG PENGAPLIKASIAN SIPP Kebutuhan Perangkat Keras Kebutuhan Perangkat Lunak BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran vii

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) sangat penting dan merupakan program yang dirancang untuk SMK, guna membekali para siswa di dalam menghadapi dunia kerja yang tujuannya untuk menciptakan tenaga kerja yang berpotensi dan mampu bersaing diera globalisasi. Program Praktek Kerja Lapangan ini guna memenuhi syarat Ujian Nasional dan membantu dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir. B. Tujuan Tujuan diadakannya Prakerin adalah : 1. Mengenalkan para siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial dalam dunia Perkantoran dan Manajemen. 2. Menumbuh kembangkan sikap profesional yang diperlukan siswa dalam memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya. 3. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses penyerapan teknologi dari lapangan kerja di sekolah. 4. Memberikan suatu peluang penempatan tenaga kerja dan kerjasama dalam dunia kerja. 5. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memasyarakatkan pada lingkungan kerja yang sesungguhnya baik dengan pekerja maupun sebagai yang disiplin kerja. C. Hasil Kerja Lapangan Standar Kompetensi 1. Informasi yang didapat selama praktik kerja 1

9 a. Dalam melaksanakan praktek kerja Lapangan, banyak hal kegiatan yang kami dapat dikantor Pengadilan Agama Brebes Kelas I.A. yaitu belajar dan menggunakan aplikasi SIADPA serta aplikasi-aplikasi/ media-media pendukung lainnya. Disini kami juga mendapat pengetahuan bagaimana proses cara mengajukan perceraian, pengambilan akte cerai, menata kwitansi pengeluaran keuangan perkara, menyerahkan berkas-berkas yang mau ditunda oleh Panitera Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Wakil Panitera. Kami juga diajarkan tata cara bersopan santun dengan para pegawai Pengadilan Agama Brebes yang meliputi sikap (Attitude) dan tindakan (action). b. Mengikuti kegiatan pada bulan Ramadhan 1437 H yaitu Ceramah Agama dan bertadarus bersama. Dalam hal keperkaraan kami mendapat pengajaran tata cara menyusun berkas-berkas dengan benar, menulis register induk perkara gugatan, menyusun ekspedisi perkara masuk, kami juga melaksanakan kegiatan kantor yaitu ressepsionis (Menerima tamu) dengan biak. kami juga diajarkan tata cara menjilid berkas perkara, menggandakan, mengetik jurnal keuangan di komputer, mengentri data di komputer dan kami juga diajarkan cara memperbaiki printer, computer, dan merakit PC 2. Informasi yang tidak didapat di sekolah a. Dalam melaksanakan Praktek Kerja Teknik Komputer Jaringan di Pengadilan Agama Brebes, ada juga kegiatan yang tidak kami dapat di sekolah yaitu cara menggunakan Aplikasi SIADPA dan Sistem Informasi Penelusuran Perkara ( SIPP ) yang berbasis input database perkara pada Pengadilan Agama Brebes Klas IA. b. Menangani pengarsipan data perkara secara digital dengan menggunakan Aplikasi pendukung SIADPA lainnya. 2

10 BAB II SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN PENGADILAN AGAMA BREBES KLAS I. A A. Masa Sebelum Penjajahan Sebelum islam datang ke Indonesia, telah ada dua macam peradilan yaitu Peradilan Perdata dan Peradilan Padu. Peradilan perdata mengurusi perkaraperkara yang menjadi urusan Raja, sedangkang Peradikan Padu mengurusi perkara-perkara yang lainnya. Dua macam Peradilan tersebut muncul akibat dari pengaruh peradaban Hindu yang masuk ke Indonesia, hal ini dapat ditelusuri lewat penggunaan istilah Jaksa yang berasal dari India yang diartikan sebagai Pejabat yang menjalankan Peradilan. Dengan masuknya agama Islam di Indonesia pada abad 7 Masehi, maka menjadi perubahan dalam masyarakat dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam pelaksanaan hukum Islam, yang diambil dari norma-norma hukum yang bersumber dari Al-Qur an dan Hadist serta kitab-kitab fiqih. Hal ini akan membawa pengaruh besar dalam perkembangan tata hukum di Indonesia. Dari catatan Sultan Agung (raja Mataram) yang pertama kali mengadakan perubahan didalam tata hukum dibawah pengaruh Islam. Perubahan ini diantaranya merubah istilah Peradilan Perdata menjadi Peradilan Surambi. Begitu pula dengan tempat dan pelaksanaannya, yang semula Peradilan Perdata dilakukan di Sitinggil dan dilaksanakan oleh Raja, kemudian dialihkan ke Surambu Masjid Agung dan dilaksanakan oleh para Penghulu yang dibantu oleh Alim Ulama. Pada perkembangan berikutnya yaitu pada masa akhir Pemerintahan Mataram, muncul tiga macam Peradilan yaitu Pengadilan Agama, 3

11 Pengadilan Drigama dan Pengadilan Cilaga. Pengadilan Agama mengadili perkara atas dasar Hukum Islam, Pengadilan Drigama mengadili perkara berdasarkan Hukum Jawa Kuno, sedangkan Pengadilan Cilaga adalah semacam Pengasilan Wasit khusus mengenai sangketa perniagaan. Hal ini terus berlangsung sampai Penjajah Belanda/VOC datang ke Indonesia. B. Masa Penjajahan Belanda Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa Lembaga Peradilan Islam sebagai Peradilan Hukum yang berdiri sendiri telah ada dan mempunyai kedudukan yang kuat dimasyarakat Indonesia, hal ini terbukti dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara yang melaksanakan hukum Islam dan melembagakan sistem Peradilannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan sistem pemerintahan diwilayah kekuasaannya. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar hukum Badan Peradilan Agama adalah Staatsblad 1882 Nomor 152 J.o. Staatsblad 1937 Nomor 116 dan 610 yaitu meliputi. Peradilan Agama di wilayah Jawa dan Madura, sedangkan untuk wilayah luar dan Madura yaitu Banjarmasin dan Kalimantan Selatan dengan nama Qadi untuk Pengadilan tingkat pertama, sedangkan untuk tingkat banding bernama Kerapatan Qadi Besar. Untuk daerah-daerah lainnya dengan nama Peradilan / Mahkamah Syari ah untuk tingkat pertama, sedang untuk tingkat banding bernama Mahkamah Syari ah Propinsi. C. Masa Penjajahan Jepang Pada masa penduduk Jepang Pengadilan Agama Mahkamah Islam Tinggi mengalami masa kesulitan meskipun tidak berlangsung lama yaitu pada pertengahan Maret 1942 Mahkamah Islam Tinggi harus ditutup tidak 4

12 diperbolehkan sidang begitu pula dengan kantornya disegel, akan tetapi tidak beberapa lama yaitu pada tanggal 18 Mei 1942 Mahkamah Islam Tinggi dibuka kembali dengan nama " Kaikyoo kootoo hooin " sedangkan untuk Pengadilan Agama bernama " Sooryo Hooin" D. Masa Kemerdekaan Setelah Indonesia merdeka, atas usul Menteri Agama yang disetujui oleh Menteri Kehakiman, Pemerintah menyerahkan Mahkamah Islam Tinggi dari Kementerian Kehakiman kepada Kementrian Agama melalui Penetapan Pemerintah Nomor : 5/SD tanggal 26 Maret 1946 Peraturan sementara yang mengatur tentang Peradilan Agama tercantum dalam Verorndering tangal 8 Nopember 1946 dari C.C.O.A.M.A.B. untuk Jawa dan Madura ( Chief Commanding Officer Aliet Military Administration Civil Affairs Branch). Sementara itu Peradilan Agama di kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur tetap tunduk pada peraturan lama (Staatsblad 1937 Nomor 610 ). Pada tahun 1948 keluarlah Undang-undang Nomor 19 tahun 1948 tentang Susunan dan Kekuasaan Badan Kehakiman dan Kejaksaan. Dalam Undang-undang ini kewenangan Pengadilan Agama dimasukan dalam peradilan umum secara Istimewa yang diatur dalam pasal 35 ayat ( 2), pasal 75 dan pasal 33. Undang-undang ini bermaksud mengenai Peradilan dan sekaligus mencabut serta menyempurnakan isi Undang-undang Nomor 7 tahun 1947 tentang susunan dan Kekuasaan Mahkamah Agung dan Kejaksaan yang mulai berlaku tanggal 3 Maret Lahirnya Undang-undang ini mendapat reaksi dari berbagai pihak dan dari Ulama. Sumatera seperti Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan menolak kehadiran Undang-undang tersebut dan mengusulkan agar mahkamah Syari ah yang sudah ada tetap berjalan. 5

13 Pada tahun 1951 didalam lingkungan Peradilan diadakan perubahan penting dengan diundangkannya Undang-undang Darurat Nomor : 1 tahun Undang-undang ini berisi antara lain tentang kerapatan Peradilan Agama dan Peradilan Desa. Dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 24 Undang-undang Dasar 1945, maka tahun 1964 keluarlah Undang-undang Nomor 19 tahun 1964 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kekuasaan Kehakiman yang kemudian diganti dan disempurnakan dengan Undang-undang nomor : 14 tahun 1970, pasal 10 Undangundang Nomor : 14 tahun 1970 menentukan bahwa Kekuasaan Kehakiman dilaksanakan oleh empat lingkungan Peradilan yaitu : a. Peradilan Umum; b. Peradilan Agama c. Peradilan Militer d. Peradilan Tata Usaha Negara. Dengan adanya jaminan Yuridis Undang-undang Nomor : 14 tahun 1970 tersebut Peradilan Agama semakin kuat. Sehingga pada tahun 1972 berdasarkan keputusan Menteri Agama Nomor : 34 tahun 1972 terbentuk 4 Kantor Peradilan Agama dan 6 Cabang kantor Pengadilan Agama didalam daerah Propinsi Riau, jambi, dan Sumatera Utara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tersebut maka keberadaan Peradilan Agama semakin kokoh sebagai salah satu pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman di Negara Republik Indonesia. Bahkan sesuai ketentuan Pasal 10 Ayat (1) kedudukannya disejajarkan / setaraf dengan peradilan - peradilan lainnya. 6

14 Seperti peradilan Umum / Negeri, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Kekokohan Peradilan Agama semakin menonjol setelah disahkan dan diundangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pada tanggal 2 Januari 1974 tentang Perkawinan dan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan pelaksanaannya pada tanggal 1 April 1975 yang mulai berlaku secara efektif pada tanggal 1 Oktober kemudian disusul lagi dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik beserta peraturan pelaksanaannya. Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran hukum masyarakat, maka perkara - perkara yang diputuskan Pengadilan Agama banyak yang diminta pemeriksaan Kasasi ke Mahkamah Agung, oleh karenanya Mahkamah Agung pada tanggal 26 November 1977 mengeluarkan Peraturan Nomor 1 Tahun 1977 tentang jalan Pengadilan dalam memeriksa Kasasi ke Mahkamah Agung. Dengan demikian Mahkamah Islam Tinggi, kerapatan Qadi besar maupun Mahkamah Syari'ah Propinsi yang selama itu berfungsi sebagai Pengadilan tingkat Banding sekaligus sebagai Pengadilan tingkat tertinggi teiah dihapus sudah, karena pada tingkat tertinggi (Kasasi) telah beralih ke Mahkamah Agung. Pada perkembangan selanjutnya Pemerintah melalui Mentri Agama mengeluarkan keputusannya pada tanggal 28 Januari 1980 dengan Nomror 6 Tahun 1980, mengenai keseragaman nama untuk Peradilan Agama, karena selama ini tidak ada keseragaman penamaan Peradilan Agama sebagai akibat dari perbedaan Peraturan Perundang-Undangan yang mengaturnya yaitu Staatsblad 1882 Nomor 150 J.o. Staatsblad 1937 Nomor 116 dan 610. Staatsblad 1937 Nomor 638 dan 639 dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun Berdasarkan Keputusan Mentri Agama tersebut, maka untuk Pengadilan Tingkat Agama. Dengan demikian, Nama-nama Mahkamah Syari'ah, Mahkamah Islam Tinggi, Kerapatan Qadi Besar maupun Mahkamah Syari'ah proponsi sudah tidak dipergunakan lagi. Sejalan dengan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, maka 7

15 untuk dapat memantapkan serta memegang teguh tugas dan fungsi Pengadilan dalam jajaran kekuasaan Kehakiman, maka pada tanggal 27 Maret 1982 Presiden Republik Indonesia telah mengangkat Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Lingkungan Peradilan Agama. Dengan demikian urusan tugas pembinaan tennis Yustisial terhadap Peradilan Agama selama ini dilakukan oleh Departemen Agama, telah beralih menjadi wewenang penuh oleh Mahkamah Agung sesuai kehendak Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1970 itu sendiri. Sebagai puncak dari kekokohan dan kemapanan Badan Peradilan Agama sebagai Peradilan Negara adalah dengan disahkan dan duundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 pada tanggal 27 Desember Tahun 1989 yaitu susunan Kekuasaan dan Hukum Acara Peradilan Agama. Dengan disahkan dan Undang- Undang tersebut, maka terpenuhilah sudah kehendak Pasal 10 Aayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang kesetaraan dan kesejajarannya dengan Pengadilan Negara Lainnya. Peradilan Agama telah memiliki eksistensi yang jelas kemandirian dalam melaksanakan tugas- tugas kakuasaan kehakiman. E. Masa Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pada tanggal 2 Januari 1974 telah disahkan dan diundangkan Undangundang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan adapun peraturan pelaksanaannya diundangkan melalui peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974, dalam pasal 68 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Pengadilan dalam Undang-undang ini adalah : a. Pengadilan Agama bagi mereka yang beragama Islam; dan b Pengadilan Umum bagi lainnya; 8

16 Pada perkembangan berikutnya sehubungan dengan peranan Pengadilan agama dalam periode 1974 sampai dengan 1989 ini adalah lahirnya peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik. Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan beserta peraturan pelaksanaannya dan peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1977 wewenang Pengadilan Agama semakin luas dan mantap. F. Masa Berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan Agama maka semakin mantap eksistensi Peradilan Agama, baik dalam kedudukannya sebagai Peradilan yang bebas dan mandiri yakni dapat melaksanakan putusannya tanpa melalui fiat ekseksekasi Pengadilan Negeri lagi. Demikian pula dalam kewenangannya dan hukum Acaranya, semuanya telah ditentukan dalama undang-undang. G. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 Diawali dengan lahirnya Undang-undang Nomor : 35 tahun 1999 tentang perubahan Undang-undang Nomor : 14 tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman menentukan : 1) Badan badan Peradilan secara organisatoris, Administrative, dan Financial berada dibawah kekuasaan Mahkamah Agung. Ini berarti kekuasaan Departemen Agama terhadap Peradilan Agama dalam bidangbidang tersebut, yang sudah berjalan sejak Proklamasi akan beralih ke Mahkamah Agung. 2) Pengalihan organisasi, administrasi, dan Financial dari lingkunganlingkungan : Peradilan Umum. Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara ke Mahkamah Agung dan ketentuan Pengalihan untuk masing- 9

17 masing lingkungan Peradilan diatur lebih lanjut dengan Undang-undang sesuai dengan kekhususan lingkungan Peradilan masing-masing serta dilaksanakan secara bertahap selambat-lambatnya 5 tahun. Sedangkan bagi lingkungan Peradilan Agama waktunya tidak ditentukan. 3) Ketentuan mengenai tatacara pengalihan secara bertahap tersebut ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Selama rentang waktu 5 tahun itu Mahkamah Agung membentuk Tim Kerja, untuk mempersiapkan segala sesuatu termasuk perangkat peraturan Perundang-undangan dalam rangka untuk penyatu atapan Peradilan Agama ke Mahkamah Agung, pada bulan Juni tahun 2004, Peradilan Agama resmi telah masuk dalam satu atap Pembinaan Organisasi dan finansial pada Mahkamah Agung. Pada Tahun 2006 dengan lahirnya Undang-undang Nomor 3 tahun 2006, Peradilan Agama telah bertambah lagi kewenangan untuk memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan Ekonomi Syariah. H. Masa Pemerintah Reformasi Pembangunan Sepanjang Era sebelum reformasi, keberadaan Lembaga Peradilan Agama (begitu pula dengan lembaga-lembaga Peradilan lainnya pembinaan dan pengawasannya dilakukan oleh dua lembaga yaitu Yudikatif dan Eksekutif. Disatu sisi, pembinaan tehnis dilakukan oleh Mahkamah Agung, dan disisi lain, pengaturan organisasi, adminitrasi dan keuangan oleh Departemen Agama. Hal ini memang aturan dasarnya yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 J.o UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 J.o UU No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama mengaturnya demikian. Pada era reformasi keadaan seperti ini dipandang sudah tidak relevan lagi. 10

18 Untuk itu Badan-badan Peradilan, baik Peradilan Agama maupun Peradilan-peradilan lainnya, pembinaannya sepatutnya hanya dilakukan oleh Mahkamah Agung, baik pembinaan yang menyangkut tehnis, maupun yang menyangkut organisasi, adminitrasi dan keuangannya. Untuk terpenuhinya hal tersebut, maka telah dilakukan perubahan/perbaikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 khususnya Pasal 11, yaitu dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 pada tanggal 30 Juli Dengan demikian, maka sejak saat itu pembinaan Badan Peradilan Agama, juga Badan Peradilan- peradilan lainnya, baik yang menyangkut tehnis maupun organisasi, adminitrasi dan keuanganmya dilakukan oleh Mahkamah Agung. Dengan di Undangkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 tersebut, merupakan peristiwa yang amat bersejarah sebagai tonggak terwujudnya kemerdekaan dan kemandirian Kekuasaan Kehakiman secara utuh dibawah Mahkamah Agung, setelah skian lama pembinaannya dilakukan oleh dua lembaga Kekuasaan yakni Eksekutif (Departemen yang bersangkutan) dan Yudikatif (Mahkamah Agung). Pemisah Kekuasaan Eksekutif dari Yudikatif (Departemen Agama dari Peradilan Agama) yang dikehendaki oleh Undang- Undang Nomor 35 Tahun 1999, tidak lain dari pada memantapkan posisi Pengadilan Agama pada segi-segi hukum formal dan tehnis peradilan sehingga akan terwujud Kekuasaan Kehakiman yang merdeka dengan terselenggaranya peradilan yang bebas dari pengaruh dan intervensi kekuasaan eksekutif. 11

19 I. Daftar Nama Ketua Pengadilan Agama Brebes (Sejak Berdiri s/d Sekarang) NO NAMA GOLONGAN (TERAKHIR) PENDIDIKAN TERKHIR TAHUN MENDUDUKI JABATAN 1. KH. MOHAMMAD MA RUF - SR 1944 s/d KH.ABDUL WAHID - SR 1949 s/d M.S.CHOZIM - SR 1958 s/d ZAWAWI - SR 1962 s/d KH. MUCHIDIN - SR 1966 s/d KH.ABU NASIR HASAN - SR 1971 s/d NUR SUHUD, BA. - Sarjana Muda 1979 s/d Drs. H. SYAMSUL FALAH, SH. IV/c Sarjana 1980 s/d Drs. H. KHOLIL HANAFI, SH. IV/d Sarjana 1990 s/d Drs. H. CHAERUDIN ZAENI, SH. IV/d Sarjana 1997 s/d Drs. H.M.DJAMHURI RAMADHAN, SH. IV/d Sarjana 2002 s/d Drs. H.M. MANSHUR, SH.MH. IV/d Pasca Sarjana 2007 s/d Drs. H. MASYKURIN HAMID, S.H M.SI IV/d Pasca Sarjana 2010 s/d Drs. H. AHMAD MUNTHOHAR, SH,M.H IV/d Pasca Sarjana 2012 s/d Drs.Rd. MAHBUB TOBRI, MH IV/d Pasca Sarjana 2014 s/d Drs. H.Abd Basyir, M.Ag IV/d Pasca Sarjana

20 J. Visi dan Misi Yang diemban dalam Visi dan Misi Pengadilan Agama Brebes Terwujudnya citra dan wibawa serta kemandirian Pengadilan Agama dalam melaksanakan tugas pokok dan kewenangan sebagai Peradilan Negara yang sejajar dengan peradilan lainnya bermartabat dan dihormati demi tegaknya hukum keadilan yang mampu memberikan pelayanan secara sederhana, cepat dan biaya ringan. Untuk Mencapai Visi tersebut, maka ditetapkan Misi Pengadilan Agama Brebes sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan pelayanan Yudisial dengan seksama dan sewajarnya serta Mengayomi Masyarakat; 2. Menyelenggarakan Pelayanan Non Yudisial yang bersih dan bebas dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( KKN ); 3. Meningkatkan Pembinaan sumber daya manusia dan pengawasan terhadap jalannya Peradilan. 4. Mengembangkan penerapan Manajemen administrasi modern dalam Pengurusan penanganan perkara, sarana prasarana, pengelolaan keuangan dan pengurusan kepegawaian. Bahwa untuk memenuhi dan melaksanakan Visi dan Misi sebagaimana tersebut diatas diperlukan program kerja sebagai penjabaran dan pelaksanaan dari Visi dan Misi tersebut. K. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Brebes sebagai sebuah institusi Peradilan Tingkat Pertama yang mempunyai peringkat Kelas IA dengan jumlah perkara yang ratarata setiap bulannya 250 perkara., ditunjang oleh struktur organisasi profesionil 13

21 finansial, sumber daya manusia ( SDM ) serta sarana dan Prasarana yang ada, adalah merupakan suatu nilai strategis untuk melaksanakan tugas-tugas pokoknya yang telah diamanatkan oleh Undang-undang Negara Republik Indonesia, sesuai dengan Visi dan Misi Pengadilan Agama Brebes. Dalam rangka untuk mewujudkan arah tersebut diperlukan rencana strategis program kerja, yang akan menunjukan, bahwa kegiatan usaha yang akan dilaksanakan menjadi terarah dan terprogram, dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan apa-apa yang menjadi hambatan di tahun-tahun sebelumnya. Pengadilan Agama Brebes tugas pokok dan fungsi adalah melaksanakan kekuasaan kehakiman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai salah satu Pengadilan Tingkat pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama. Disamping tugas dan kewenangan tersebut, pengadilan Agama Brebes mempunyai fungsi : 1. Memberikan pelayanan teknis yudisial dalam perkara tingkat pertama; 2. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara tingkat pertama 3. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada Instansi Pemerintah apabila diminta; 4. Mengadakan Pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera/Sekretaris, Wakil Sekretaris, Wakil Panitera, Panitera Pengganti, Jurusita, Jurusita Pengganti dan Pegawai 5. Mengadakan Pengawasan terhadap jalannya peradilan serta menjaga agar diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya. 14

22 6. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur dilingkungan Pengadilan Agama Brebes 7. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya dalam pembinaan hukum agama seperti pelayanan riset/penelitian bagi para mahasiswa. Penyuluhan hukum, monitoring istbat kesaksian rukyat hilal dan memberikan keterangan/nasehat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan waktu shalat. L. Kekuasaan dan Kewenangan Peradilan Agama Berdasarkan pasal 49 Undang-Undang nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 3 tahun 2006 dan kini telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang nomor 50 tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, kekuasaan dan kewenangan Peradilan Agama adalah memeriksa,memutus dan menyelesaikan perkara fitingkat pertama antara orangorang yang beragama Islam dibidang : a. Perkawinan b. Waris c. Wasiat d. Hibah e. Wakaf f. Zakat g. Infak h. Shadaqah i. Ekonomi Syariah Adapun yang dimaksud dengan Perkawinan adalah hal-hal yang diatur dalam undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku dan dilakukan menurut syariah antara lain : 15

23 1. Izin beristri lebih dari seorang 2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun, dalam hal orangtua, wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat 3. Dispensasi kawin; 4. Pencegahan perkawinan; 5. Penolakan Perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah; 6. Pembatalan Perkawinan; 7. Gugatan kelalaean atas kewajiban suami dan isteri 8. Pencegahan karena talak; 9. Gugatan Percerian 10. Penyelesaian harta bersama 11. Penguasaan anak-anak 12. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya; 13. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas isteri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas isteri; 14. Putusan mengenai sah tidaknya seorang anak; 15. Putusan mengenai pencabutan kekuasaan orang tua 16. Pencabutan kekuasaan wali 17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut; 18. Penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18 tahun yang ditinggal kedua orang tuanya; 19. Pembenaran kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah kekuasaannya; 16

24 20. Penetapan asal usl seorang anak dan penetapan pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam; 21. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan campuran; 22. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang- Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan sejalan menurut ketentuan peraturan yang lain; Yang dimaksud dengan waris adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penetuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masingmasing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris. Yang dimaksud dengan Wasiat adalah pembuatan seseorang memberikan suatu benda/manfaat kepada orang lain atau lembaga/badan hukum, Yang berlaku setelah pemberi tersebut meninggal dunia. Yang dimaksud dengan hibah adalah pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum untuk dimiliki. Yang dimaksud dengan Wakaf adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang (Wakif) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. 17

25 Yang dimaksud zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki orang muslim sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Yang dimaksud dengan infaq adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan,baik berupa makan,minuman,mendermakan,memberikan rizki berdasarkan rasa ikhlas,dan karena Allah Subhanahu Wataala. Yang dimaksud dengan Shadaqah adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secara spontan dan suka rela tanpa di batasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridho Allah Subhanahu Wataala pahala semata. Yang dimaksud Ekonomi Syariah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip-prinsip syariah,antara lain meliputi: a. Bank syariah; b. Lembaga keuangan mikro syariah; c. Asuransi syariah; d. Reasuransi syariah; e. Reksadana syariah; f. Obligasi syariah; g. Surat berharga berjangka menengah syariah; h. Sekuritas syariah; i.pembiayaan syariah; j. Pegadaian syariah; k. Dana pensiun lembaga keuangan syariah dan l. Bisnis syariah 18

26 M. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Brebes Kelas I. A. 19

27 BAB III SISTEM ADMINISTRASI PERKARA DAN SISTEM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SIADPA DAN APLIKASI SIPP 1. PENGERTIAN SIADPA SIADPA adalah singkatan dari kalimat Sistem Informasi Administrasi Pengadilan Agama. Sedangkan Aplikasi SIADPA adalah aplikasi pengolah dokumen-dokumen keperkaraan yang bekerja berdasarkan dokumen blanko (formulir) sebagai upaya mewujudkan tertib administrasi dan mewujudkan asas peradilan sederhana, cepat, biaya ringan. dan telah disesuaikan dengan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi (Pola Bindalmin). Prinsip kerja dari SIADPA itu sendiri mirip dengan Mail Merge yang dikenal di Microsoft Word yaitu dengan menggabungkan data-data perkara dengan dokumen (blanko), sedangkan dokumen-dokumen (blangko tersebut) berisi variabel-variabel angka dan nomor yang nantinya akan diolah oleh aplikasi itu sendiri menjadi keterangan yang pokok seperti : Keterangan untuk Nama, Alamat, Nomor Perkara, dan lain-lain. Aplikasi SIADPA di implementasikan mulai dari awal pendaftaran (Meja1) perkara pada Pengadilan Agama, pengolahan data Perkara/ perjalanan Perkara (Meja 2) sampai dengan produk akhir (Meja 3) yaitu penyampaian Putusan, Penetapan, dan Akte Cerai. 20

28 SIADPA juga merupakan aplikasi utama (induk database) dari aplikasi-aplikasi pendukung lainnya seperti : 1. SIADPA KIPA 2. SIADPA LIPA 3. SIADPA REGISTER 4. JADWAL SIDANG 5. AKTE CERAI A. MANFAAT DAN TUJUAN PENGGUNAAN APLIKASI SIADPA Manfaat dari penggunaan pengolahan data dengan menggunakan Aplikasi SIADPA adalah memudahkan kita untuk mencari, mengedit, menambah ataupun menghapus data yang telah masuk Data Base. Dengan Aplikasi ini seorang dapat dengan mudah mencari data-data yang telah lalu (data yang telah lalu tersebut telah masuk Data Base). Tujuan dari penggunaan Aplikasi SIADPA ini diharapkan dapat memudahkan dan mempercepat cara bekerja, namun sesuai dengan aturan yang berlaku/ dasar-dasar pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi (Bindalmin). B. APLIKASI-APLIKASI PENDUKUNG DARI SIADPA 1. SIADPA KIPA Merupakan aplikasi untuk mengolah data-data dan mencetak laporan-laporan keuangan perkara. Baik berupa laporan keuangan Harian maupun laporan Bulanan. 2. SIADPA LIPA 21

29 Merupakan aplikasi untuk mencetak laporan akhir bulan keadaan perkara meliputi : perkara yang diterima, perkara yang diputus, dan sisa perkara pada bulan itu. 3. SIADPA Register Merupakan aplikasi untuk mencetak perjalanan perkara mulai dari pendaftaran, penetapan, persidangan, penundaan sidang sampai putusan. 4. Jadwal Sidang Aplikasi ini digunakan untuk mencetak jadwal sidang pada hari yang diinginkan tanpa harus kita mengetik ulang. 5. Akte Cerai Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah pengetikan Akte Cerai sebagai produk akhir dari Pengadilan Agama. Adapun media-media aplikasi pengembangan yang ada di Pengadilan Agama Brebes Kelas I. A lainnya dari aplikasi SIADPA meliputi a. SIADPA WEB SIADPA WEB adalah suatu Informasi untuk mengetahui data perkara yang dapat diakses melalui Internet dengan alamat b. TV MEDIA TV MEDIA adalah suatu Informasi data perkara yang ditampilkan pada layar Televisi, meliputi : Video Kegiatan, Informasi Publik, Jadwal Sidang, dan daftar perkara yang telah putus. 22

30 c. TOUCH SCREEN TOUCH SCREEN adalah media informasi tata cara berperkara maupun data perkara dengan menggunakan Komputer sistem layar sentuh. d. SMS GATEWAY SMS GATEWAY adalah suatu media aplikasi hanya dengan menggunakan Hand Phone, kita dapat mengetahui data perkara yang diminta, meliputi data Putusan, data Keuangan dan data Akte Cerai. Dari semua aplikasi-aplikasi dan media-media tersebut diatas, semua berpokok/ bersumber pada satu aplikasi yaitu aplikasi SIADPA. 2. PENGERTIAN SIPP SIPP adalah singkatan dari pada Sistem Penelusuran Perkara, Aplikasi ini sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan, Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 026/KMA/SK/II/2012 tentang Standar Pelayanan Peradilan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor : 559/DJU/HK.00.7/VI/2012 tentang Pelaksanaan Sistem Informasi Penelusuran Perkara Di Lingkungan Peradilan Umum, Mahkamah Agung RI membangun sebuah aplikasi pencatatan dan penulusuran perkara dipengadilan yaitu SIPP. Sistem informasi penulusuran perkara (SIPP) merupakan web-based application, suatu aplikasi yang terinstal di server dan diakses menggunakan 23

31 penjelajah web atau yang dikenal sebagai browser melalui suatu jaringan Internet atau intranet. Dalam perkembangannya SIPP dimulai dengan versi 1 dimana hanya beberpa Pengadilan Negeri yang digunakan sebagai percontohan kemudian diperbaharui dengan versi 2 dengan pembaharuan diantaranya jurnal keuangan perkara perdata, auto generate Template penetapan hakim, Berita Acara Persidangan dan pembaharuan fasilitas dan fungsi yang lainnya. Saat ini aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara sampai pada versi dimana Pengadilan Tinggi turut berperan serta dalam pencatatan perkara. Pada versi ini mencakup perbaikanperbaikan pada versi Pengadilan Negeri serta penambahan berbagai fitur dan fungsi yang tidak ada pada versi sebelumnya. Aplikasi SIPP ini memang ditujukan khusus untuk 4 Badan Peradilan dilingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia diantaranya : 1. Peradilan Agama 2. Peradilan Umum 3. Peradilan Militer 4. Peradilan Tata Usaha Negara A. MAKSUD DAN TUJUAN APLIKASI SIPP Tujuan diaplikasikannya Aplikasi SIPP ini untuk 4 lingkungan peradilan diharapkan akan lebih menyamakan persepsi, model, serta bentuk daripada output lembaga pelayanan hukum para pencari keadilan khususnya dan masyarakat pada umumnya, yakni demi menciptakan Visi dan Misi Mahkamah Agung Republik Indonesia yakni " Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung" 24

32 Dan Misi Mahkamah Agung Republik Indonesia : 1.Menjaga Kemandirian Badan Peradilan. 2.Memberikan Pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.\ 3.Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan. 4.Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi badan peradilan. Dan juga dengan Aplikasi SIPP ini dapat membantu tercapainya tujuan pelayanan publik yang optimal, dan membantu kinerja penegak hukum di lingkungan Pengadilan Agama pada khususnya dan pengadilan lainnya. Dalam hal lain Tujuan utama SIPP dibangun dan dikembangkan adalah untuk dapat memudahkan dan menunjang semua staff pengadilan dalam menjalankan setiap tugas yang ada. Setiap pengguna memiliki tugas dan kewajiban masing-masing sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing posisi. Setiap staff pengadilan wajib memiliki satu Username dan password yang dapat digunakan untuk login atau validasi untuk dapat masuk kedalam aplikasi SIPP. B. MANFAAT APLIKASI SIPP Aplikasi SIPP ini diharapkan akan lebih membuka informasi pelayana hukum kususnya dengan media Tekhnologi terkini tanpa batas ruang dan waktu tentunya melalui Internet. Melalui internet dengan aplikasi SIPP ini dengan alamat kita semua dapat mendapatkan sumber informasi tentang keadaan perkara yang ada di Pengadilan Agama Brebes ini khususnya. 25

33 Aplikasi SIPP ini juga langsung Terintegrasi dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai wujud Pengawasan oleh Pusat tentang kerja dan kinerja kita di tiap daerah. Karena dengan sistem terintegrasi tersebut Mahkamah Agung RI sebagai pusat dapat mengawasi kerja dan kinerja kita Pengadilan-pengadilan di tiap daerah. C. PERANGKAT PENDUKUNG PENGAPLIKASIAN SIPP 1. Kebutuhan Perangkat Keras. Untuk menjalankan aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara, dibutuhkan minimum perangkat keras sebagai berikut : Perangkat Server Client Processor Intel Pentium 1.0 GHz Intel Celeron 800 MHz Memory 2 GB 512 MB Hard Disk 150 GB 60 GB 2. Kebutuhan Perangkat Lunak. Untuk menjalankan aplikasisistem Informasi Penelusuran Perkara, dibutuhkan beberapa perangkat lunak pendukung antara lain: Server Client Windows Server Windows XP Professional Apache Web Server (ver ) Internet Web Browser (seperti IE, Firefox Mozilla, Opera dll.). MySQL Database Server (ver ) Server 26

34 BAB IV PENUTUP Atas berkat rahmat Allah Subhanahu Wata ala yang telah memberikan penulis, sehingga dapat mengubah dan menyusun laporan ini dengan benar dan penyusun sangat menghargai saran-saran atau kritik yang akan diberikan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan yang kami buat. Doa dan harapan sukses dari penyusun selalu menyertai ketekunan belajar para siswa. A. Kesimpulan Dari uraian diatas penyusun dapat mengambil kesimpulan mengenai Kantor Pengadilan Agama Brebes, sebagai berikut : a. Tempat Kantor Pengadilan Agama Brebes berada di Jl. Akhmad Yani No. 92 Brebes. b. Bagian bagian dikantor Pengadilan Agama Brebes meliputi : Majelis Hakim Panitera Muda Gugatan Panitera Muda Hakum Panitera Muda Permohonan Kelompok Fungsional Kepaniteraan Sub. Bag. Kepegawaian Sub. Bag. Keuangan Sub. Bag. Umum c. Dengan penggunaan aplikasi SIADPA pada Pengadilan Agama Brebes, dapat mempermudah, mempercepat, dan lebih maksimal dalam pendataan perkara, 27

35 pengolahan, serta kebutuhan informasi data perkara itu sendiri, namun tetap pada dasar-dasar aturan yang berlaku sesuai dengan pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi (Bindalmin). B. Saran Sebelum kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan Bapak/Ibu Pembimbing yang ada di kantor Pengadilan Agama Brebes hingga kami dapat mengerti sedikit banyak pekerjaan dalam melaksanakan kegiatan Prakerin. Peliharalah selalu kebersamaan, ketertiban, kerjasama, dan utamakan gotong royong sehingga masalah apapun yang dihadapi dapat terselesaikan Tidaklah kami lupa ucapkan terima kasih kepada Bapak/ibu Pembimbing dari sekolah yang telah menempatkan kami pada kantor ini, karena semua ini merupakan pengalaman yang sangat bermamfaat atau berguna bagi kami bilamana kami bekerja. 28

SELAYANG PANDANG PERINGATAN 130 TAHUN PERADILAN AGAMA DARI SERAMBI MASJID KE SERAMBI DUNIA, MENUJU BADAN PERADILAN YANG AGUNG

SELAYANG PANDANG PERINGATAN 130 TAHUN PERADILAN AGAMA DARI SERAMBI MASJID KE SERAMBI DUNIA, MENUJU BADAN PERADILAN YANG AGUNG SELAYANG PANDANG PERINGATAN 130 TAHUN PERADILAN AGAMA DARI SERAMBI MASJID KE SERAMBI DUNIA, MENUJU BADAN PERADILAN YANG AGUNG 7 Program Prioritas Peradilan Agama 1. 2. 3. 4. 5. 6. Program Penyelesaian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) SMK KARYA BHAKTI BREBES DI PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I A

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) SMK KARYA BHAKTI BREBES DI PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I A LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) SMK KARYA BHAKTI BREBES DI PENGADILAN AGAMA BREBES KELAS I A Jl. Jendral Ahmad Yani No. 92 Brebes Telp/Fax. (0283) 671442 Disusun Oleh : 1. DIAH EVIANA 2. NURRIAS

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Kamis, 07 Oktober :57 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 28 Oktober :12

Ditulis oleh Administrator Kamis, 07 Oktober :57 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 28 Oktober :12 KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama

Lebih terperinci

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Suryani 2. Materi pasal yang diuji:

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Suryani 2. Materi pasal yang diuji: RINGKASAN PUTUSAN Sehubungan dengan sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/PUU-VI/2008 tanggal 13 Agustus 2008 atas Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA. peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota

BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA. peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota 37 BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA A. Pengertian Pengadilan Agama Pengadilan Agama (biasa disingkat: PA) merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 15 Januari :42 - Terakhir Diupdate Rabu, 22 Desember :51

Oleh Administrator Kamis, 15 Januari :42 - Terakhir Diupdate Rabu, 22 Desember :51 KOMPETENSI ABSOLUT PERADILAN AGAMA Kewenangan PA dari masa ke masa: Sebelum Kemerdekaan: Staatsblaad 1882 No. 152 tidak disebutkan secara tegas kewenangan PA, hanya disebutkan bahwa wewenang PA itu berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA POLEWALI

PENGADILAN AGAMA POLEWALI Polewali Sulawesi Barat, 91315 Telepon : (0428) 23234, Fax : (0428) 21334 Kode Dokumen : PO Tanggal Pembuatan : 01 September 2016 Tanggal Revisi : - Tanggal Efektif 13 September 2016 DIBUAT OLEH, Ketua

Lebih terperinci

PENGESAHAN INSTANSI. 1. Tempat Prakerin : KANTOR PENGADILAN AGAMA BREBES Jl. Yos Sudarso No. 6, Telp/Fax (0283)

PENGESAHAN INSTANSI. 1. Tempat Prakerin : KANTOR PENGADILAN AGAMA BREBES Jl. Yos Sudarso No. 6, Telp/Fax (0283) PENGESAHAN INSTANSI 1. Tempat Prakerin : KANTOR PENGADILAN AGAMA BREBES Jl. Yos Sudarso No. 6, Telp/Fax (0283) 671442 2. Nama Pelaksana : 1. Ayu Andriyani (3AK) 2. Hening Lignawati (3AK) Menyetujui dan

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com

Lebih terperinci

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN PENGADILAN AGAMA LAMONGAN RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2010-2014 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019 RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019 PENGADILAN AGAMA MAGELANG Jl. Sunan Giri, Kel. Jurangombo Selatan Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah Telp/Fax. (0293) 3148500 / 3148400

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelesaian perkara di lingkungan peradilan agama sebagaimana lingkungan peradilan lainnya tidak hanya dilakukan oleh hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

SISTIM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA PENGADILAN AGAMA

SISTIM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA PENGADILAN AGAMA SISTIM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA PENGADILAN AGAMA KATA PENGANTAR Dokumen ini merupakan salah satu dokumen penunjang dalam penerapan dan pengoperasian aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA MUHAMMAD MUSLIH, SH, MH

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA MUHAMMAD MUSLIH, SH, MH HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA MUHAMMAD MUSLIH, SH, MH A. Pendahuluan Pada masa penjajahan Belanda hingga menjelang akhir tahun 1989, Pengadilan Agama di Indonesia exis tanpa Undang-Undang tersendiri dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 16 Januari 2014 Panitera/Sekretaris, Pengadilan Agama Tangerang. ttd H. E. ALI MANSUR

KATA PENGANTAR. Tangerang, 16 Januari 2014 Panitera/Sekretaris, Pengadilan Agama Tangerang. ttd H. E. ALI MANSUR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-nya, maka Rencana Strategis ( Renstra ) Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2015-2019 dapat disusun. Rencana

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006

Lebih terperinci

mkn Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Ambon Tahun

mkn Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Ambon Tahun BAB I mkn PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan mengacu kepada pasal 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Pengadilan Tinggi Agama Ambon adalah merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi

Lebih terperinci

Drs. H. Mamat Ruhimat, SH. MH NIP PANITERA Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama

Drs. H. Mamat Ruhimat, SH. MH NIP PANITERA Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama Nomor SOP SOP.D.01A Tanggal Pembuatan 01 Januari 2015 Tanggal Revisi Tanggal Efektif 31 Desember 2015 Disahkan Oleh Ketua DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN AGAMA BEKASI KELAS I B Drs.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته

السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته 1 السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته Yang saya hormati, Bapak Bupati Pati; Yang saya hormati, Ketua Pengadilan Negeri Pati, Ketua DPRD Pati, Dandim 0718, Kapolres Pati, Kajari Pati ; Yang saya hormati, Ketua

Lebih terperinci

REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TANGERANG

REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TANGERANG REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TANGERANG 2015 2019 Tangerang, Februari 2016 PENGADILAN AGAMA TANGERANG JL. PERINTIS KEMERDEKAAN II CIKOKOL TANGERANG TELP./ FAX. 021-55456 / 021 021-5538573

Lebih terperinci

السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته

السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته 1 السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته Yang saya hormati, Bapak Bupati Cilacap ; Yang saya hormati, Ketua Pengadilan Negeri Cilacap, Ketua DPRD Cilacap, Dandim 0703, Kapolres Cilacap, Kajari Cilacap, Sekretaris

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

Per June 2009 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN NIAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Per June 2009 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN NIAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Per June 2009 XII RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN NIAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan hukum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

Lebih terperinci

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN UU 4/2004, KEKUASAAN KEHAKIMAN *14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 2019 PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN KATA PENGANTAR Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pelayanan

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU PERADILAN AGAMA. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah

PARADIGMA BARU PERADILAN AGAMA. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah PARADIGMA BARU PERADILAN AGAMA Oleh: Ahsan Dawi Mansur Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung sebagai pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan

Lebih terperinci

السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته

السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته 1 السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته Yang saya hormati, Bapak Bupati Jepara; Yang saya hormati, Wakil Bupati Jepara ; Yang saya hormati, Ketua Pengadilan Negeri Jepara, Ketua DPRD Jepara, Dandim 0719, Kapolres

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN PROGRAM KERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG DAN PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT TAHUN 2016

DRAFT RANCANGAN PROGRAM KERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG DAN PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT TAHUN 2016 DRAFT RANCANGAN PROGRAM KERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG DAN PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN Pengadilan Tinggi Agama Bandung merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III PUTUSAN PA BANGKALAN DAN PTA SURABAYA TENTANG PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS MENERUS SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN

BAB III PUTUSAN PA BANGKALAN DAN PTA SURABAYA TENTANG PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS MENERUS SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN 36 BAB III PUTUSAN PA BANGKALAN DAN PTA SURABAYA TENTANG PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS MENERUS SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Bangkalan 1. Wilayah Yuridiksi Pengadilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PENGADILAN NEGERI BANGKINANG HASIL REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN NEGERI BANGKINANG JL. LETNAN BOYAK NO. 77 BANGKINANG - 28412 Telp. / Fax. (0762)-20043 Website : pn-bangkinang.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan Lahirnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama jo. Undang-Undang Nomor 50

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 49, 1989 (AGAMA. KEHAKIMAN. PERADILAN. Perkawinan. Perceraian. Warisan. Warganegara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3400) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara

Lebih terperinci

Pada prinsipnya asas pada Hukum Acara Perdata juga berlaku di PA Asas Wajib Mendamaikan Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum, kec.

Pada prinsipnya asas pada Hukum Acara Perdata juga berlaku di PA Asas Wajib Mendamaikan Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum, kec. SUMBER HUKUM HIR / RBg UU No. 7 / 1989 ttg PA UU No. 3 / 2006 Revisi I UU PA UU No. 50 / 2009 Revisi II UU PA UU No. 14 / 1970 kekuasaan kehakiman UU No. 14 / 1985 ttg MA UU No. 1 / 1974 ttg Perkawinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan. Pada zaman kedudukan Belanda, dikenal sebagai Pengadilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan. Pada zaman kedudukan Belanda, dikenal sebagai Pengadilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SERUI

PENGADILAN AGAMA SERUI PENGADILAN AGAMA SERUI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA SERUI JALAN IRIAN, TELP./FAKS (0983)31436, SERUI KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Pengadilan Agama Banyuwangi Tahun 2016 Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Pengadilan Agama Banyuwangi Tahun 2016 Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan hidayahnya kami telah

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KLAS 1B

PENGADILAN AGAMA KLAS 1B RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA KLAS 1B BARABAI TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA KLAS 1B Jl. Abd. Muis Redhani No.62 Barabai, Kalimantan Selatan Telp./Fax. 051741041 Email: pa.barabai@gmail.com

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO. 3400 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA) Sumber: LN 1974/1; TLN NO. 3019 Tentang: PERKAWINAN Indeks: PERDATA. Perkawinan.

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pencabutan Perkara Tingkat Pertama

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pencabutan Perkara Tingkat Pertama PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2014 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1985 (ADMINISTRASI. KEHAKIMAN. LEMBAGA NEGARA. Mahkamah Agung. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BERACARA DI PENGADILAN AGAMA DAN PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH Oleh: Agus S. Primasta, SH 1

BERACARA DI PENGADILAN AGAMA DAN PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH Oleh: Agus S. Primasta, SH 1 BERACARA DI PENGADILAN AGAMA DAN PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH Oleh: Agus S. Primasta, SH 1 Abstraksi Berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, semua Pengadilan baik secara teknis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... i DAFTAR ISI... ii EXECUTIVE SUMMARY... 1-4 BAB I PENDAHULUAN..... 5 A. Latar Belakang... 5 B. Kedudukan,Tugas dan Fungsi Pengadilan Tinggi Yogyakarta... 5-7 C. Organisasi

Lebih terperinci

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA ) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Lebih terperinci

BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KELAS IA CIMAHI NOMOR 4543/PDT.G/2016/PA.CMI TENTANG PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KELAS IA CIMAHI NOMOR 4543/PDT.G/2016/PA.CMI TENTANG PEMBATALAN PERKAWINAN BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KELAS IA CIMAHI NOMOR 4543/PDT.G/2016/PA.CMI TENTANG PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA MASIH TERIKAT PERKAWINAN DENGAN ISTRI PERTAMA A. Profil Pengadilan Agama Kelas IA Cimahi

Lebih terperinci

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KETENTUAN UMUM Pengertian PASAL 1 1. Yang dimaksud dengan kode etik Panitera dan jurusita ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Panitera dan jurusita dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia berdasarkan pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Lebih terperinci

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.ptasemarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/1714/HK.00/VIII/2011 Semarang, 11 Agustus 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas pokok Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Tugas pokok Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah: BAB I PENDAHULUAN A. KEDUDUKAN Sesuai dengan pasal 2 Undang undang Nomor 7 tahun 1989 jo Undang undang Nomor 3 Tahun 2006 Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2011 TUPOKSI, RENCANA STRATEGIS, KINERJA, PENGUKURAN, EVALUASI, ANALISIS AKUNTABULITAS KINERJA, ASPEK KEUANGAN SERTA KEBERHASILAN, HAMBATAN / MASALAH DAN

Lebih terperinci

Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang. pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor

Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang. pada awalnya mempunyai luas wilayah km² berdasarkan Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kabupaten Sanggau merupakan bagian dari Propinsi Kalimantan Barat yang pada awalnya mempunyai luas wilayah 18.302 km² berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959 tentang

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSII PEMERINTAH (LAKIP) 2013 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN MEJA INFORMASI DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS KINERJA TAHUN 2015 2019 PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM NOMOR : 3/DJU/HM02.3/6/2014

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM NOMOR : 3/DJU/HM02.3/6/2014 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Gedung Sekretariat Mahkamah Agung RI Lantai 3, 4 dan 5 JalanJendral Ahmad Yani Kav. 58 Bypass, Cempaka Putih Timur Jakarta Pusat

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BANGLI

PENGADILAN AGAMA BANGLI PENGADILAN AGAMA BANGLI LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 i KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden Nomor

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP UU NO 3 TAHUN 2006 DAN UU NO. 50 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN PERADILAN AGAMA

ANALISIS TERHADAP UU NO 3 TAHUN 2006 DAN UU NO. 50 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN PERADILAN AGAMA ANALISIS TERHADAP UU NO 3 TAHUN 2006 DAN UU NO. 50 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN PERADILAN AGAMA Linda Firdawaty Fakultas Syari ah IAIN Raden Intan Lampung Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI PENGADILAN AGAMA KELAS IA BREBES. Diajukan untuk memenuhi syarat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI PENGADILAN AGAMA KELAS IA BREBES. Diajukan untuk memenuhi syarat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI PENGADILAN AGAMA KELAS IA BREBES Diajukan untuk memenuhi syarat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Disusun Oleh : FUAD NIM : 13.01.2365 GANI SUWAELI NIM : 13.01.2366

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ;

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ; PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ; 0431-860179 e-mail : dilmil317manado@gmail.com RENCANA STRATEGI (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN MILITER III-17 MANADO

Lebih terperinci

KEKUA U SAAN N KEHAKIMAN

KEKUA U SAAN N KEHAKIMAN KEKUASAAN KEHAKIMAN SEJARAH: UU Nomor 13 Tahun 1964 tentang Kekuasaan Kehakiman UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman UU Nomor 35 Tahun 1999 tentang Perubahan UU

Lebih terperinci

BAB III. DESKRIPSI PUTUSAN NOMOR 965/Pdt.G/2008/PA. Smn Yogyakarta. 1. Sejarah Perkembangan Pengadilan Agama Sleman

BAB III. DESKRIPSI PUTUSAN NOMOR 965/Pdt.G/2008/PA. Smn Yogyakarta. 1. Sejarah Perkembangan Pengadilan Agama Sleman BAB III DESKRIPSI PUTUSAN NOMOR 965/Pdt.G/2008/PA. Smn Yogyakarta A. Profil Pengadilan Agama Sleman 1 1. Sejarah Perkembangan Pengadilan Agama Sleman Sejarah keberadaan Pengadilan Agama Sleman, secara

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH 1 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Muara Teweh Tahun 2015-2019.

Lebih terperinci

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. : : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : /

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. :  : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : / JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU TELEPON/ JALAN MERDEKA FAKSIMILI LINGKUNGAN : (0714) 321170 I NOMOR 497 SEKAYU WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : 0714-321170/0714-331062 www.pa-sekayu.go.id e-mail

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN MILITER UTAMA JL. RAYA PENGGILINGAN CAKUNG TELP/FAX. 48703673 JAKARTA TIMUR Email : dilmiltama1@yahoo.com KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur

Lebih terperinci

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012 1 A. LATAR BELAKANG Selama ini sebagaimana diketahui bahwa kewenangan organisasi, administrasi dan finansial Peradilan Agama berada dibawah Departemen Agama, sedangkan kewenangan teknis yudisial berada

Lebih terperinci

J1 NIP

J1 NIP PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG Jin. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 http://www.pta-semarang.go.id e-mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor Si fat Lampiran Hal : W11-A/

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KOTABUMI BAB 1 PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KOTABUMI BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Secara umum kondisi lingkungan strategis Pengadilan Agama Kotabumi dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Gambaran Kondisi Wilayah Hukum Wilayah hukum Pengadilan Agama

Lebih terperinci

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Organisasi Penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam sebuah organisasi pemerintahan merupakan elemen penting dan prinsip utama untuk mendukung lahirnya sebuah tata kelola

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: Website : www. pa-krui.go.id

PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: Website : www. pa-krui.go.id PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: 0728-21058 Website : www. pa-krui.go.id E-Mail : www.pa_krui_lambar@yahoo.co.id LAMPUNG BARAT KATA PENGANTAR Dengan Mengucap Puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB III ASAS ULTRA PETITUM TERHADAP PERKARA PRODEO DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis dan Wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama

BAB III ASAS ULTRA PETITUM TERHADAP PERKARA PRODEO DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis dan Wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama BAB III ASAS ULTRA PETITUM TERHADAP PERKARA PRODEO DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO A. Sekilas tentang Pengadilan Agama Sidoarjo 1. Keadaan Geografis dan Wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Sidoarjo Pengadilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

DITERBITKAN OLEH : PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG

DITERBITKAN OLEH : PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG DITERBITKAN OLEH : PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG Jl. Hanoman No. 18 Semarang, telepon : 024 760 0803 dan Fax. : 024 7603866. website: www.pta-semarang.go.id, email: ptasemarang@gmail.com Pengadilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN Pengadilan Agama Kotabumi dalam melaksanakan tugas dan wewenang selalu berupaya mewujudkan peningkatan kinerja terutama dalam memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMAGRESIK NOMOR: 0085/ PDT.P/ 2012/ PA. G.S TENTANG PENETAPAN AHLI WARIS

BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMAGRESIK NOMOR: 0085/ PDT.P/ 2012/ PA. G.S TENTANG PENETAPAN AHLI WARIS BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMAGRESIK NOMOR: 0085/ PDT.P/ 2012/ PA. G.S TENTANG PENETAPAN AHLI WARIS A. Gambaran Umum Pengadilan AgamaGresik Gedung Pengadilan AgamaGresik sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN MEJA INFORMASI DAN PENGADUAN PENGADILAN AGAMA PINRANG TAHUN 2014

LAPORAN MEJA INFORMASI DAN PENGADUAN PENGADILAN AGAMA PINRANG TAHUN 2014 LAPORAN MEJA INFORMASI DAN PENGADUAN PENGADILAN AGAMA PINRANG TAHUN 2014 PENGADILAN AGAMA PINRANG KELAS I B Jln. Bintang No. tlp./fax. (0421) 921145 1 LAPORAN TAHUNAN MEJA INFORMASI DAN PENGADUAN PENGADILAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA MAGELANG Jl. Sunan Giri, Kel. Jurangombo Selatan Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah Telp/Fax. (0293) /

PENGADILAN AGAMA MAGELANG Jl. Sunan Giri, Kel. Jurangombo Selatan Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah Telp/Fax. (0293) / LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 PENGADILAN AGAMA MAGELANG Jl. Sunan Giri, Kel. Jurangombo Selatan Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah Telp/Fax. (0293)

Lebih terperinci