KARAKTERISTIK PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DATANG KE PUSKESMAS TAMPAKSIRING I PADA TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DATANG KE PUSKESMAS TAMPAKSIRING I PADA TAHUN 2014"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DATANG KE PUSKESMAS TAMPAKSIRING I PADA TAHUN 2014 Rozan Fikri 1, Gusti Ngurah Indraguna Pinatih 2 1 Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian IKK/IKP Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Jumlah kendaraan bermotor yang meningkat di Indonesia setiap tahunnya serta kelalaian manusia menjadi faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Provinsi Bali masuk dalam peringkat 9 jumlah kecelakaan terbanyak di Indonesia. Di Puskesmas Tampaksiring I kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak tahun Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi deskriptif mengenai karakteristik pasien kecelakaan lalu lintas datang ke Puskesmas Tampaksiring I tahun Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I pada bulan Januari Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I dari bulan Januari Desember Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel orang. Instrumen yang digunakan adalah membaca data register sampel yang terdapat di Puskesmas Tampaksiring I. Kecelakaan pada pengendara lelaki 64,5%, perempuan 35,5%. Kecelakaan pada kelompok umur < 1 tahun 0,7%, 1-4 tahun 4,8%, 5-9 tahun 9,9%, tahun 8,6%, tahun 7,6%, tahun 39,1%, tahun 12,8%, tahun 5,1%, tahun 5,8%, >70 tahun 5,6%. Kecelakaan pada hari Senin 26,8%, Selasa 15,1%, Rabu 14,3%, Kamis 14,3%, Jumat 15,5%, Sabtu 14,1%. Kecelakaan kendaraan roda dua 81,2%, kendaraan roda empat 18,8%. Dari penelitian ini pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I lebih banyak ditemukan pada lelaki daripada perempuan. Pasien kecelakaan paling banyak ditemukan pada kelompok usia dewasa (20-44 tahun), dan angka pasien kecelakaan lalu lintas pada usia remaja cenderung terlihat lebih tinggi dari usia lansia. Pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I paling banyak ditemukan pada hari Senin dan paling banyak menggunakan kendaraan bermotor roda 2. Kata kunci: kecelakaan lalu lintas, usia, jenis kelamin, hari kejadian

2 CHARACTERISTICS OF TRAFFIC ACCIDENTS PATIENT S WHO COME TO TAMPAKSIRING PUBLIC HEALTH CENTER I IN 2014 ABSTRACT The number of motor vehicles increased in Indonesia each year as well as human error became a major factor in the increase in traffic accidents. Bali Province was in the ninth place of the highest number of accidents in Indonesia. In Puskesmas Tampaksiring I, traffic accident was in the 3rd of 10 main diseases in The aim of this study was to do a descriptive study on the characteristics of the traffic accident patients who came to Puskesmas Tampaksiring I in This study was descriptive quantitative. This research was conducted at the Puskesmas Tampaksiring I in January The population in this study was the traffic accident patients who came to the Puskesmas Tampaksiring I from January - December The sampling technique used was total sampling with a sample of people. The instrument used was the register data of samples Puskesmas Tampaksiring I. Accident on male riders 64,5%, female 35,5%. Accidents in the age group <1 year 0,7%, 1-4 years 4,8%, 5-9 years 9,9%, years 8,6%, years 7,6%, years 39,1%, years 12,8 %, years 5,1%, years 5,8%, > 70 years 5,6%. Accidents on Monday 26,08%, Tuesday 15,01%, Wednesday 14,3%, Thursday 14,3%, Friday 15,5%, Saturday 14,01%. Two-wheeled accidents 81,2%, four-wheeled vehicles 18,8%. According to this study, patients victims of traffic accidents in Puskesmas Tampaksiring I was more common in men than women. Accident most commonly found in adult age groups (20-44 years), and the number of traffic accident tend to appear higher in the teenager than the elderly. Victims of traffic accidents in Puskesmas Tampaksiring I found most frequently on Mondays and most widely used two-wheel vehicles. Keywords: traffic accidents, age, sex, the day of incidence

3 PENDAHULUAN Bali merupakan salah satu provinsi yang dilaporkan tingkat kecelakaan lalu lintasnya cukup tinggi. Menurut Juknis Dirjen Perhubungan Darat tahun 2013, Provinsi Bali berada di urutan 9 (sembilan) jumlah kecelakaan terbanyak di Indonesia setelah Jawa dan Sumatera. Salah satu penyebabnya ialah meningkatnya jumlah penduduk di Provinsi Bali dari tahun ke tahun yang didukung dengan kemudahan dalam hal kepemilikan kendaraan pribadi serta pelanggaran lalu lintas yang cukup tinggi yang kemudian sering menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. 1 Hal ini dilaporkan oleh Kepolisian Daerah Bali pada tahun 2011, selama kurun waktu 2007 s/d 2011, terdapat kejadian kecelakaan yang menyebabkan orang yang meninggal dunia dan orang lainnya mengalami luka-luka (berat dan ringan). 2 Wilayah Bali yang merupakan daerah pariwisata turut mempengaruhi tingkat kecelakaan di daerah tersebut. Sebagai daerah pariwisata tentunya daerah-daerah di Bali banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal atau mancanegara. 3 Dengan wisatawan dari berbagai tempat tersebut tentunya berpengaruh pada kondisi lalu lintas di wilayah tersebut. Para wisatawan tersebut tentunya memadati lalu lintas di Bali yang kemudian juga berpengaruh pada tingkat kecelakaan pada daerah tersebut. 4 Pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I pada tahun 2014 berjumlah (6,3%) dari seluruh pasien yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I. Angka tersebut menempati urutan ketiga dari 10 penyakit terbanyak yang dirawat di puskesmas tersebut. Kondisi geografis dari wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sendiri merupakan daerah pegunungan dengan kondisi jalan yang baik dengan beberapa ruasnya berkelok. Selain itu, di wilayah kerja puskesmas tersebut terdapat beberapa titik lampu lalu lintas dengan frekuensi kendaraan yang melaju tidak terlalu tinggi namun rerata kendaraan disana melaju dengan kecepatan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan studi deskriptif mengenai karakteristik pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I.

4 METODE Data dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder didapatkan dari data register pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I dan data dari Polres Tampaksiring sebagai data tambahan. Informasi yang terkait dengan masalah yang akan diteliti didapat melalui text book, jurnal hasil penelitian yang diterbitkan, internet, serta kebijakankebijakan yang telah ada. Jenis data yang dikumpulkan adalah karakteristik pasien kecelakaan berupa usia, jenis kelamin, hari kejadian, dan jenis kendaraan. Pengumpulan data dilaksanakan di Puskesmas Tampaksiring I pada tanggal 5 17 Januari Total jumlah pasien kecelakaan yang tercatat di sumber data sebanyak orang. Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer berupa IBM SPSS Statistic 20. Hasilhasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan teknik statistik deskripsi. Adapun yang disajikan dalam deskripsi data ini adalah berupa distribusi frekuensi yang disajikan per indikator beserta persentase frekuensi. HASIL Dari data jenis kelamin pasien kecelakaan lalu lintas diperoleh hasil pasien kecelakaan yang berjenis kelamin lelaki sebanyak 1046 orang (64,5%) dan perempuan sebanyak 575 orang (35,5%). Tabel 1. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Jenis Kelamin yang Datang ke Puskesmas Tampaksiring I, Periode Januari- Desember 2014 Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas N % Lelaki ,5 Perempuan , Dari segi umur pasien kecelakaan lalu lintas diperoleh hasil kelompok umur <1 tahun sebanyak 11 orang (0,7%), kelompok umur 1-4 tahun 78 orang (4,8%), kelompok umur 5-9 tahun 161 orang (9,9%), kelompok umur tahun 140 orang (8,6%), kelompok

5 umur tahun 123 orang (7,6%), kelompok umur tahun 633 orang (39,1%), kelompok umur tahun 208 orang (12,8%), kelompok umur tahun 83 orang (5,1%), kelompok umur tahun 94 orang (5,8%), kelompok umur >70 tahun 90 orang (5,6%). Tabel 2. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Kelompok Umur yang Datang ke Puskesmas Tampaksiring I, Periode Januari - Desember 2014 Kelompok Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas N % < 1 tahun 11 0,7 1 4 tahun 78 4,8 5 9 tahun 161 9, tahun 140 8, tahun 123 7, tahun , tahun , tahun 83 5, tahun 94 5,8 > 70 tahun 90 5,6 hari Kamis 231 orang (14,3%), hari Jumat 252 orang (15,5%), dan hari Sabtu 228 orang (14,1%). Tabel 3. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Hari Kejadian yang Datang ke Puskesmas Tampaksiring I, Periode Januari - Desember 2014 Hari Kejadian Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas N % Senin ,8 Selasa ,1 Rabu ,3 Kamis ,3 Jumat ,5 Sabtu , Untuk distribusi kecelakaan lalu lintas yang didapat dari data tambahan di Polres Gianyar didapatkan 13 (81,2%) diantaranya melibatkan kendaraan roda dua, dan 3 (18,8%) sisanya melibatkan kendaraan roda empat Untuk distribusi pasien kecelakaan berdasarkan hari kejadian didapatkan hasil yaitu hari Senin sebanyak 435 orang (26,8%), hari Selasa 244 orang (15,1%), hari Rabu 231 orang (14,3%),

6 Tabel 4. Data Polres Gianyar Mengenai Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I Periode Januari Desember 2014 Kendaraan yang Digunakan Kendaraan Roda Dua Kendaraan Roda Empat PEMBAHASAN Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas N % 13 81,2 3 18, Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Datang Ke Puskesmas Tampaksiring I Berdasarkan hasil penelitian diperoleh lebih dari setengah (64,5%) pasien korban kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I berjenis kelamin lelaki (1046 orang) dan 35,5% berjenis kelamin perempuan (575 orang). Hasil ini sesuai dengan penelitian Afidah pada korban kecelakaan lalu lintas di kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 2010 yang menemukan tingginya kejadian kecelakaan lalu lintas pada lelaki. 3 Begitupun hasil penelitian Kartika pada tahun 2009 yang didapatkan kecelakaan paling banyak melibatkan pengemudi lelaki dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan berdasarkan data pengendara sepeda motor, pengendara lelaki jumlahnya lebih banyak dibandingkan pengendara motor perempuan dan juga adanya indikasi bahwa lelaki cenderung memiliki perilaku ugal-ugalan saat mengemudikan kendaraan dibandingkan dengan perempuan. 5 Lelaki lebih banyak berada di luar rumah dan di jalanan serta merupakan pengguna kendaraan terbanyak. Pada penelitian tentang kendaraan bermotor di Brazil menyatakan bahwa kejadian kecelakaan lalu lintas pada lelaki lebih banyak daripada perempuan dengan sex ratio 4:1. 5 Namun di Puskesmas Tampaksiring I hal ini tidak dapat disimpulkan apakah tingginya angka pasien kecelakaan lelaki dibandingkan dengan perempuan adalah karena pengendara lelaki yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan pengendara motor perempuan. Serta tidak dapat disimpulkan apakah angka kejadian kecelakaan pada lelaki lebih tinggi dari perempuan. Hal ini karena tidak tercatatnya alamat pasien di buku register sehingga tidak dapat diketahui asal tempat tinggal pasien apakah berasal dari wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I atau di luar wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sehingga berakibat tidak dapat

7 dihitungnya angka insiden kejadian kecelakaan lalu lintas pada lelaki dan pada perempuan. Pencatatan alamat pada buku register poli Puskesmas dapat memberikan informasi yang berguna untuk membedakan pasien yang berasal dari wilayah kerja Puskesmas dengan yang berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas. Dengan demikian dapat dihitung angka insiden kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas per tahunnya. 2. Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Datang Ke Puskesmas Tampaksiring I Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh pasien korban kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I, 39,1 % dialami oleh kelompok umur dewasa (20-44 tahun), dan paling sedikit berada pada kelompok umur balita < 1 tahun, yaitu 0,7%. Hasil ini sesuai pula dengan penelitian Samekto dari data primer di Kota Semarang pada tahun 2009, dimana korban kecelakaan terbesar adalah kelompok usia tahun, kemudian tahun yang rerata merupakan pelajar/mahasiswa. 6 Penelitian Riyadina dari data kesehatan masyarakat (Kesmas) dari 33 propinsi hasil survei Riskesdas tahun 2007 dan pengamatan di kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 2010 juga menemukan cedera akibat kecelakaan lalu lintas mayoritas dialami oleh kelompok umur dewasa (15-59 tahun) yaitu sebesar 38,8%. 7 Begitu pula dengan hasil penelitian Kartika dimana kelompok terbanyak adalah usia tahun disusul umur tahun. Hal ini dapat disebabkan kelompok usia tersebut merupakan kelompok usia produktif yang memiliki mobilitas tinggi. 5 Namun di Puskesmas Tampaksiring I hal ini tidak dapat disimpulkan apakah tingginya angka pasien kecelakaan usia dewasa adalah karena jumlah pengendara usia dewasa lebih banyak dibandingkan pengendara motor usia lainnya. Hal ini karena tidak tercatatnya alamat pasien di buku register sehingga tidak diketahui asal tempat tinggal pasien apakah berasal dari wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I atau di luar wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sehingga berakibat tidak dapat dihitungnya angka insiden kejadian kecelakaan lalu lintas pada masing masing kelompok umur. Pencatatan alamat pada buku register poli Puskesmas dapat memberikan informasi

8 yang berguna untuk membedakan pasien yang berasal dari wilayah kerja Puskesmas dengan yang berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas. Dengan demikian dapat dihitung angka insiden kecelakaan lalu lintas berdasarkan usia di wilayah kerja Puskesmas per tahunnya. Angka pasien kecelakaan lalu lintas pada usia remaja cenderung terlihat lebih tinggi dari usia lansia: kelompok umur tahun sebanyak 8,6% dan tahun sebanyak 7,6%. Menurut Samekto pada tahun 2009 hal ini dikarenakan mereka merupakan pengemudi pemula yang masih dalam proses belajar mengemudi, memiliki tingkat emosi yang belum stabil serta belum berhati-hati dalam mengendarai kendaraan. Anak-anak usia 5-15 tahun cukup rentan untuk mendapatkan cedera, pada usia tersebut anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai keinginan untuk menelusuri sesuatu dan bereksperimen yang tidak seimbang dengan kemampuan dalam memahami atau mereaksi suatu bahaya. 6 Adapun menurut Moesbar pada tahun 2007 dari data direktorat lalu lintas Polda Sumut, diperoleh usia pelaku kecelakaan lalu lintas umumnya adalah usia remaja dan dewasa yaitu usia tahun yang terbanyak, ini tentu disebabkan kesibukan atau tingkat mobilitas golongan usia tersebut di atas tinggi, jumlah pelaku juga meningkat setiap tahun. Pengemudi dengan usia muda akan meningkatkan resiko untuk mengalami kecelakaan karena belum dapat mengontrol emosi dengan baik. Meskipun demikian, menurutnya usia muda atau tua bukanlah hal yang terlalu berpengaruh. Hal tersebut terkait dengan pengalaman dan kemampuan pengemudi orang yang bersangkutan. 4 Dapat dilihat pula bahwa cenderung terjadi penurunan angka pasien kecelakaan lalu lintas di usia lansia setelah 55 tahun: dimana 5,1% terjadi pada pada kelompok umur tahun, 5,8% terjadi pada kelompok umur tahun, dan 5,6% terjadi pada kelompok umur > 70 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Kartika pada tahun 2009, dimana ditemukan kasus paling sedikit melibatkan pengendara berumur lebih dari 60 tahun. Angka ini relatif kecil karena kematangan dan tingkat disiplin lansia yang lebih baik. Selain itu, perubahan yang terjadi pada lansia mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya secara umum akan

9 berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari, termasuk sebagai pengguna jalan raya. 5 Dari hasil penelitian juga diperoleh angka pasien kecelakaan lalu lintas pada kelompok umur balita dan anak anak: < 1 tahun sebanyak 0,7%, 1 4 tahun sebanyak 4,8%, dan 5 9 tahun sebanyak 9,9%. Menurut hasil penelitian Bastian pada tahun 2008, tingginya angka kecelakaan pada anak diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan pengasuh atau orang tua dalam pencegahan kecelakaan anak, tentang bahayanya kecelakaan, dan masih banyaknya kejadian kecelakaan anak yang sebenarnya orang tua/pengasuh justru ikut andil dalam kecelakaan tersebut. 8 Namun, di Puskesmas Tampaksiring I, tidak dapat diketahui apakah anak-anak yang terlibat kecelakaan lalu lintas adalah sebagai pengendara kendaraan bermotor atau sebagai penumpang. Untuk itu perlu pencatatan lebih lengkap mengenai peran masing-masing orang yang terlibat kecelakaan, apakah sebagai pengendara, penumpang, ataupun pejalan kaki yang sedang melintas di area tersebut. 3. Hari Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Pasien Yang Datang Ke Puskesmas Tampaksiring I Dari pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I di tahun 2014, kecelakaan terbanyak terjadi pada hari Senin (26,8%) dan terendah pada hari Sabtu (14,1%). Angka kecelakaan tinggi pada hari Senin disebabkan karena merupakan hari pertama di awal minggu untuk memulai berbagai aktivitas perekonomian maupun pendidikan. Pada saat hari Senin, aktivitas pekerjaan, pendidikan, dan perekonomian mulai berlangsung setelah lagi setelah terbengkalai sebelumnya karena libur dihari minggu. Asumsi yang selama ini berkembang yakni I hate Monday ( Saya benci Senin ), asumsi ini sangat berpengaruh, dimana pada hari Senin arus lalu lintas begitu tinggi menurut Simarmata pada tahun Kecelakaan yang terjadi juga dapat dipengaruhi kondisi psikologis akibat beban kerja dan kelelahan setelah bekerja seharian pada hari pertama di awal minggu. Lalu pada hari selanjutnya, kecelakaan yang terjadi dapat disebabkan oleh kondisi mental yang lelah akibat hari pertama dan beban psikologis sehingga

10 menyebabkan lengah ketika berkendara, menurut Damanik pada tahun Persentase kecelakaan lalu lintas terendah terjadi di hari Sabtu (14,1%). Hal ini kemungkinan karena masyarakat memulai pekerjaan di hari Senin, dan hari Sabtu merupakan hari dimana banyak aktivitas perekonomian dan perkantoran libur, sehingga juga mempengaruhi lebih sedikit aktivitas di jalanan dan memilih tetap di rumah ketika tidak hari kerja seperti hari Sabtu. 9 Dari hasil penelitian dilihat pula bahwa hampir setiap hari di tahun 2014 terjadi kecelakaan lalu lintas dengan rerata 5 pasien kecelakaan setiap hari yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I. Kejadian kecelakaan lalu lintas ada pada setiap hari dikarenakan Senin Sabtu merupakan hari kerja dimana mobilitas serta volume lalu lintas pada hari tersebut cukup tinggi. Suasana lalu lintas yang padat merupakan suatu masalah dan penyebab terjadinya berbgai bentuk kecelakaan lalu lintas. Kepadatan tersebut disebabkan karena tingginya jumlah pengguna jalan dan hal ini tentunya berhubungan dengan waktu masyarakat keluar rumah. 10 Hari kejadian kecelakaan tidak termasuk hari Minggu dikarenakan pada hari Minggu Puskesmas tidak mengadakan pelayanan sehingga tidak tercatat dalam register poli. 4. Jenis Kendaraan Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I Berdasarkan Data Polres Gianyar Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa kecelakaan di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I jumlah terbanyak melibatkan kendaraan bermotor roda 2 (81,2%), diikuti kemudian kendaraan bermotor roda 4 (18,8%). Hasil ini sesuai dengan penelitian Oktaviana pada tahun 2008 dari data Polda Metro Jaya per Oktober 2006 dari kecelakaan lalu lintas, 81,6% diantaranya dilakukan pengendara motor. 11 Begitu juga penelitian Samekto pada tahun 2009 dimana jumlah korban kecelakaan lalu lintas terbesar merupakan jumlah korban yang menggunakan sepeda motor, hal ini sejalan dengan data lain pada umumnya pelajar/mahasiswa menggunakan kendaraan jenis sepeda motor. 6 Menurut Moesbar pada tahun 2007 dalam Pengendara dan Penumpang Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah Tulang pada Kecelakaan Lalu Lintas, dimana menurutnya hal ini

11 disebabkan sepeda motor dirancang/didesain kurang mempertimbangkan keselamatan pengendaranya dan yang dibonceng. Selain itu, jumlah sepeda motor rerata mengalami kenaikan sekitar 20% per tahun. 10 Sesuai pula dengan penelitian Savitri dan Indawati pada tahun 2012 di Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, kendaraan bermotor roda 2 adalah kendaraan yang mudah terganggu keseimbangannya dan tidak terlindungi. 11 Pada umumnya kendaraan bermotor roda 2 memang paling sering dikendarai oleh masyarakat meskipun memiliki risiko lebih tinggi untuk terlibat dalam kecelakaan lalu lintas daripada kendaraan roda Jumlah kecelakaan lalu lintas yang tercatat di Puskesmas Tampaksiring I selama bulan Januari Desember 2014 sebanyak kecelakaan. Hal ini sangat berbeda dengan jumlah kecelakaan lalu lintas yang tercatat di Polres Gianyar dimana dalam setahun hanya tercatat 16 kecelakaan di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I. Dari wawancara informal dengan pihak Polres Gianyar, perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena hanya sedikit penabrak maupun korban kecelakaan yang melaporkan kejadian kecelakaan ke polisi karena takut jika kendaraannya kemungkinan akan disita sebagai barang bukti. Selain itu banyak orang yang berpikiran jika terjadi kecelakaan lalu lintas tidak perlu melapor ke polisi dan cukup diatur secara kekeluargaan saja diantara yang terlibat. 13 SIMPULAN Dari penelitian ini dapat ditarik simpulan pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I lebih banyak ditemukan pada lelaki daripada perempuan. Pasien kecelakaan paling banyak ditemukan pada kelompok usia dewasa (20-44 tahun), dan angka pasien kecelakaan lalu lintas pada usia remaja cenderung terlihat lebih tinggi dari usia lansia. Pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I paling banyak ditemukan pada hari Senin dan paling banyak menggunakan kendaraan bermotor roda 2. DAFTAR PUSTAKA 1. Darmojo, R Boedhi dan Martono, H. Hadi. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004

12 2. Hakima, dkk. Analisis Faktor faktor Penyebab kecelakaan Sebagai upaya Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas di Kota Makassar. Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Wibowo, D. Analisis Kecelakaan Lalu lintas Pada Ruas Jalan Raya Siliwangi Mangkang Semarang, Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwijaya Palembang Moesbar N. Pengendara dan Penumpang Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah Tulang. 2007;34(11): Kartika M. Analsis Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas pada Pengendara Sepeda Motor di Wilayah Depok. Universitas Indonesia. 2009;84(5): Samekto AA. Studi Tentang Karakteristik Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Semarang (5): Riyadina W, Suhardi, Permana M. Pola dan Determinan Sosiodemografi Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia 2007;59(10): Bastian T. Hubungan Pengetahuan dengan Praktik Pencegahan Kecelakaan pada Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia Sekolah di SD Negeri Pandeyan Yogyakarta. 2008; 59(14): Damanik, RP. Karakteristik Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2011;29(10): Savitri WP, Indawati R. Estimasi Resiko pada Lanjut Usia yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya. Diakses tanggal 6 Januari Diunduh tanggal 6 Januari Oktaviana F. Pola Cedera Kecelakaan Lalu Lintas pada Kendaraan Bermotor Roda 2 Menurut Data Rekam Medis RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun ;6(10): Simamora, M. A. Analisa Kecelakaan Lalu lintas di jalan Tol Belmera. Skripsi Program Sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2011

13 13. Suwardi. Analisa Kecelakaan Lalu lintas dan Solusinya Ruas Jalan Purwodadi Semarang ( KM 00,000 10,000 ) di Purwodadi. Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra, Surabaya. 2009

14

15

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN V.1 Kualitas Data Jumlah kasus cedera pada kecelakaan lalu lintas pada kendaraan roda dua yang tercatat di Rekam Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2003-2007 ada 618 kasus. Namun,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014 PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014 KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICE OF FACULTY MEDICINE STUDENT

Lebih terperinci

Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum

Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011-2013 Sharanjit Kaur Autar Singh 1, Indra Syakti Nasution

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR

KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR Munawir Muhtar Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat mungkin dialami oleh setiap pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pengemudi kendaraan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN 2010-2011 CHARACTERISTIC OF PATIENTS WITH HEAD INJURY DUE TO TRAFFIC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Populasi kendaraan yang terus meningkat, termasuk sepeda motor, membuka peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan. Hingga kini, angka kecelakaan lalu lintas jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya jumah kepemilikan kendaraan tak dapat dibatasi sehingga semakin banyak pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Kecelakaan lalu lintas itu dapat diuraikan melalui adanya relasi statistik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan berkendara ternyata kurang mendapatkan perhatian dari para pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor, hal ini terbukti dari data kecelakaan lalu lintas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian masyarakat internasional. World Health Organization (WHO) dalam

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi/angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Transportasi

Lebih terperinci

STUDI KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA

STUDI KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA STUDI KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA ABSTRAK Nasruddin Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Kesehatan Masyarakat Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era modern seperti sekarang ini, alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan

Lebih terperinci

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan tentang epidemiologi kecelakaan dan pencegahannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Acara Pemeriksaan (BAP) kecelakaan lalu lintas di Unit Laka Lantas Sat Lantas

BAB III METODE PENELITIAN. Acara Pemeriksaan (BAP) kecelakaan lalu lintas di Unit Laka Lantas Sat Lantas BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif bermaksud untuk mendapatkan gambaran mengenai kecelakaan lalu lintas pada pengendara

Lebih terperinci

Estimasi Risiko Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Surabaya

Estimasi Risiko Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Surabaya Halaman 52 Estimasi Risiko Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Surabaya Windi Prigita Savitri dan Rachmah Indawati Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sangat sering terjadi. Jumlah kecelakaan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Di Indonesia, pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang sering dijumpai di Kota Bandung diantaranya yaitu banyaknya pengguna sepeda motor di jalan raya, khususnya di jam-jam tertentu, seperti saat jam

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara e-mail: najid29@yahoo.com mobile phone: 818156673 Abstract: Rapid

Lebih terperinci

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013 ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 03 I Dewa Ayu Aninda Vikhanti, I Gusti Ayu Indah Ardani Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Gambaran Luka Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dilakukan Pemeriksaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang

Gambaran Luka Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dilakukan Pemeriksaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang 502 Artikel Penelitian Gambaran Luka Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dilakukan Pemeriksaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang Isnu Lucky Riandini 1, Rika Susanti 2, Amel Yanis 3 Abstrak Kecelakaan lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia, salah satu faktor terbesar kematian di Indonesia juga disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Sektor transportasi merupakan hal mutlak untuk mempermudah mobilisasi penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul mempunyai banyak pantai yang indah dan merupakan tempat tujuan wisata dengan berbagai keindahan yang menakjubkan, sehinga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang semakin modern ini manusia tidak dapat lepas dari penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor sebagai penunjang mobilitas dan alat transportasi

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (2000), menyatakan bahwa risiko kematian tertinggi akibat lintas berada di wilayah Afrika, sebanyak 24,1 per 100.000 penduduk, sedangkan risiko

Lebih terperinci

POLA LUKA PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS DI BLU RSU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE

POLA LUKA PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS DI BLU RSU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE POLA LUKA PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS DI BLU RSU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE 21-211 Zella Anggy Angela Djemmy Ch. Tomuka James Siwu Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama kematian dengan berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan kesembilan sebagai kontributor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan hal yang sangat mutlak dibutuhkan terutama oleh negara yang sedang berkembang. Karena transportasi menjadi nadi perkembangan suatu negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan berkendara merupakan salah satu masalah yang selalu mendapatkan perhatian serius di setiap negara. Pencanangan Hari Keselamatan Dunia oleh WHO (World Health

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Aspek Pengukuran Skala 1. Faktor Manusia a. Lengah Faktor penyebab yang berasal dari manusia dikarenakan pengemudi melakukan hal atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan fenomena yang sering terjadi, hal ini disebabkan oleh kecenderungan para pengemudi angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkendara dengan aman sangatlah penting bagi semua pengguna jalan, termasuk bagi pengendara sepeda motor, karena dalam kecelakaan lalu lintas, kerentanan pengendara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, karena semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian manusia semakin banyak. Selain itu tingkat kesadaran yang rendah serta mudahnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pada saat ini masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Trauma kapitis merupakan salah satu kasus yang paling sering dijumpai

ABSTRAK. Trauma kapitis merupakan salah satu kasus yang paling sering dijumpai ABSTRAK Trauma kapitis merupakan salah satu kasus yang paling sering dijumpai pada kasus kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor. Distribusi trauma kapitis pada kelompok usia produktif lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian) IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian) AZTRIA DHARMA 1, BAMBANG EDISON. MT 2, RISMALINDA. ST 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini semakin pesat, khususnya di bidang transportasi. Perkembangan ini muncul dikarenakan semakin banyaknya

Lebih terperinci

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Index Kecelakaan 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 12/8/2014 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesebelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan utama yang sering terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 2011 2013 Kasus kusta di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan Negara lain. Angka kejadian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, di mana pembangunan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha meningkatkan taraf hidup bangsanya. Pembangunan

Lebih terperinci

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016 EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016 Mentary Adisthi Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, 16425 adisthimentary@gmail.com Vinensia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sepeda motor merupakan salah satu sarana transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, baik kalangan menengah ke atas maupun kalangan bawah. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. (On-line),  (29 Oktober 2016). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini tidak dapat terelakkan dan sudah dirasakan akibatnya, hampir di semua negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak - anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus tumbuh dan berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan manusia, karena sabaik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular (PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi PTM dalam masyarakat, termasuk di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas

Lebih terperinci

JENIS KEKERASAN DAN POLA LUKA PADA KORBAN MATI KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE

JENIS KEKERASAN DAN POLA LUKA PADA KORBAN MATI KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE JENIS KEKERASAN DAN POLA LUKA PADA KORBAN MATI KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE 2007-2011 Pratiwi Rukmana 1), Dedi Afandi 2), Laode Burhanuddin 3) ABSTRACT Traffic accident is one of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, dunia mengalami perubahan pola penyakit. Penyakit yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non infeksi atau

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA SUPIR BUS TRAYEK MANADO AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA SUPIR BUS TRAYEK MANADO AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA SUPIR BUS TRAYEK MANADO AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG Yuliastuti Dahlan, Ricky C. Sondakh, Paul A.T Kawatu Bidang Minat Kesehatan Kerja Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi lalu lintas yang semakin kompleks dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat secara langsung maupun tidak turut andil dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, kemudian dipicu dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi sehari-hari

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LINTAS DI DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO

ANALISIS SISTEM INFORMASI FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LINTAS DI DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO ANALISIS SISTEM INFORMASI FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LINTAS DI DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO Mukhammad H. Saputra 1, Hari Basuki N. 2 dan Chatarina U. W. 3 1) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku berlalu lintas masyarakat kita buruk. Cara menggunakan jalan dalam berlalu lintas adalah cermin dari budaya bangsa. Kesantunan dalam berlalu lintas yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. banyak menyita perhatian masyarakat dan menjadi masalah yang semakin

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. banyak menyita perhatian masyarakat dan menjadi masalah yang semakin BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan fenomena yang akhir-akhir ini banyak menyita perhatian masyarakat dan menjadi masalah yang semakin mengkhawatirkan.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) merupakan masalah global seiring dengan terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Banyaknya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALUR PANTURA SURABAYA - TUBAN

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALUR PANTURA SURABAYA - TUBAN IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALUR PANTURA SURABAYA - TUBAN Nunung Nuring Hayati Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember Jl. Slamet Riyadi 62

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk ke - 5 terbanyak di dunia setelah negara Brazil. Jumlah penduduk Negara Indonesia

Lebih terperinci

ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA

ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA Najid Staf Pengajar Jurusan Teknik.Sipil Untar Email : najid2009@yahoo.com Telp. 0818156673 Abstrak Tingkat keselamatan

Lebih terperinci

BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM

BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM Gito Sugiyanto Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jl. Mayjend Sungkono Km. 5, Blater,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xiii

BAB I PENDAHULUAN. xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu ibu kota provinsi dan salah satu kota besar yang berada di bagian barat pulau Sumatra, kota Padang terus berkembang dengan arus globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atika Permata Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atika Permata Sari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dalam berkendaraan adalah hal yang perlu diperhatikan, namun terkadang seringkali pengemudi melalaikan keselamatan pada dirinya sehingga tak sedikit dari

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu negara kepada rakyatnya. Transportasi adalah kegiatan pemindahan manusia/barang dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian dengan melaksanakan pengecekan terhadap data laporan kejadian dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kecelakaan lalu lintas pada pengendara

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh ENDAH FITRI NOVITASARI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh ENDAH FITRI NOVITASARI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN KARYA TULIS ILMIAH POLA PENGGUNAAN ANTI MALARIA PADA PENGOBATAN MALARIA VIVAX TANPA KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SCHOLOO KEYEN KABUPATEN SORONG SELATAN PROPINSI PAPUA BARAT PERIODE JANUARI-MEI

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN JEMBER

INTEGRASI SISTEM DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN JEMBER INTEGRASI SISTEM DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN JEMBER Kuntoro Bayu Ajie 1, Harnen Sulistio 2, Agus Suharyanto 3 1 Mahasiswa Program Magister Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan permasalahan yang semakin lama menjadi semakin majemuk dan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan banyak menimbulkan kerugian. Akibat dari kecelakaan lalu lintas berupa kerusakan terhadap fasilitas-fasilitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan alat transportasi di Indonesia khususnya kendaraan pribadi menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d Automobiles)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara tersebut. Apabila lalu lintas berjalan tertib berarti kesadaran hukum dan kedisiplinan diterapkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Data Satlantas Polwiltabes Semarang menunjukkan kecelakaan yang terjadi pada jalan non tol di Kota Semarang dalam kurun waktu 2001 2005 cenderung menurun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu yang cepat. Banyaknya kebutuhan dan aktivitas menjadi dasar perilaku berpindah tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN VARIASI DIAGNOSIS KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK JIWA RSUP SANGLAH

KARAKTERISTIK DAN VARIASI DIAGNOSIS KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK JIWA RSUP SANGLAH KARAKTERISTIK DAN VARIASI DIAGNOSIS KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK JIWA RSUP SANGLAH Oleh: Wangi Niko Yuandika Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Abstrak Di negara berkembang seperti di Indonesia

Lebih terperinci

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi DAFTAR ISI Halaman COVER... i LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.3.1

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kecelakaan, lalulintas, tingkat pemahaman aturan lalulintas, pemodelan dan prediksi kecelakaan

ABSTRAK. Kata kunci : kecelakaan, lalulintas, tingkat pemahaman aturan lalulintas, pemodelan dan prediksi kecelakaan VOLUME 1 NO.1, FEBRUARI 214 MODEL KECELAKAAN LALULINTAS BERDASARKAN KORELASI POPULASI, TINGKAT PEMAHAMAN PENGGUNA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN KENDARAAN DI KOTA BESAR, SEDANG DAN KECIL SUMATERA BARAT Cut Dona

Lebih terperinci

MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen)

MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen) MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen) Tyas Permanawati, Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. PENGARUH KECEPATAN DAN JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS KAWASAN KOS MAHASISWA DI JALAN RAYA PRABUMULIH- PALEMBANG KM 32 INDRALAYA SUMATERA SELATAN) Nyimas Septi Rika Putri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas pada Daerah Rawan Kecelakaan di Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin

Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas pada Daerah Rawan Kecelakaan di Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 3, Mei 2015 Halaman 20-37 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas pada Daerah Rawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang saat ini. Perkembangan tersebut merata keseluruh penjuru daerah yang ada di Indonesia. Salah satu daerah

Lebih terperinci