BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Verawati Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkendara dengan aman sangatlah penting bagi semua pengguna jalan, termasuk bagi pengendara sepeda motor, karena dalam kecelakaan lalu lintas, kerentanan pengendara sepeda motor lebih besar daripada pengendara kendaraan lainnya. Pengendara sepeda motor pemula memiliki peluang 3 kali lebih besar dalam terlibat kecelakaan lalu lintas daripada pengendara yang telah mahir, sehingga dibutuhkan keterampilan tersendiri dalam berkendara yang memerlukan latihan dan praktik berkendara yang aman (Departemen Perhubungan Republik Indonesia, 2009). Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya yang menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Definisi lain disampaikan oleh Gorin (2006), bahwa cedera sebagai akibat kontribusi dan interaksi antara agen (agent), manusia (host) dan lingkungan (environment). Agen (agent) merupakan substansi tertentu yang menimbulkan atau mempengaruhi terjadinya cedera seperti kendaraan berhenti tiba-tiba, kelayakan kendaraan. Manusia (host) adalah orang yang mendapatkan cedera dan semua faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat menimbulkan atau mempengaruhi terjadinya cedera seperti usia, jenis kelamin, tempat tinggal, pengetahuan, perilaku, pengalaman mengemudi, kepemilikan SIM, penggunaan alat pelindung diri, penggunaan alkohol dan narkoba, kelelahan. Lingkungan (environment) berupa lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti permukaan jalan, rambu-rambu dan kondisi lalu lintas, cuaca atau faktor alam. Lingkungan biologis berupa hewan dan tumbuhan dan lingkungan sosial meliputi dukungan sosial, kebiasaan, sikap dan kepercayaan. 1
2 2 Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2014 mengatakan bahwa cedera merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Lebih dari 5 juta orang meninggal setiap tahun akibat cedera. Dengan kata lain, setiap 6 detik seseorang meninggal akibat cedera. Ini berarti bahwa 9% dari jumlah kematian di dunia disebabkan karena cedera atau hampir 1,7 kali jumlah kematian yang diakibatkan oleh HIV/AIDS, tuberkulosis dan malaria. Gorin (2006) menambahkan bahwa cedera merupakan penyebab kematian ketiga pada anak-anak dan dewasa muda di Amerika Serikat. Setiap tahun sekitar kematian disebabkan karena cedera. Ini berarti bahwa 3,7 juta jiwa setiap tahun sebelum usia 65 tahun meninggal akibat cedera. Cedera bisa terjadi pada semua kelompok umur, memiliki dampak jangka panjang seperti beban psikologis karena cacat, yang bisa berdampak pada kualitas hidup (WHO, 2014). Hasil survei yang dilakukan oleh Holder (2001), menunjukkan cedera merupakan penyebab utama kematian bagi semua kelompok umur. Penyebab utama terbanyak adalah di antara kelompok umur tahun adalah karena kecelakaan lalu lintas, perilaku kekerasan, bunuh diri, perang, tenggelam dan karena paparan api. Laidler (2015) juga mengatakan bahwa di Australia, Belanda, Selandia Baru, Swedia dan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa orang meninggal karena cedera 30 kali lebih banyak dibandingkan orang yang dirawat di rumah sakit, 300 kali lebih banyak orang yang rawat jalan dan yang lainnya dirawat di fasilitas kesehatan seperti dokter keluarga dan klinik. Sementara itu, cedera yang terjadi pada orang Oregian disebabkan karena bunuh diri, jatuh, keracunan, overdosis dan kecelakaan saat berkendara. Kecelakaan saat berkendara menyumbang 79% dari total kematian akibat cedera, lebih dari jiwa yang rawat inap di rumah sakit diakibatkan cedera dan (70%) karena jatuh, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas dan keracunan.
3 3 Konferensi Organisasi Kesehatan Dunia pada bulan Oktober 2015 di Brazil dalam programnya untuk mengatasi krisis global keselamatan jalan, berhasil mencetuskan Deklarasi Keselamatan Jalan sebagai salah satu ujud nyata pelaksanaan Dekade Organisasi Kesehatan Dunia dalam Aksi Keselamatan Jalan , yaitu untuk mengurangi separuh dari jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas pada tahun Dalam konferensi tersebut juga disebutkan bahwa 1,25 juta orang meninggal setiap tahun di jalan raya. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab cedera terbesar. Dua dari 3 penyebab utama kematian adalah cedera akibat kecelakaan lalu lintas, yang diperkirakan akan terus meningkat dibandingkan dengan penyebab kematian lain. Pada tahun 2012, cedera menempati urutan ke-9 setelah kasus diabetes mellitus dan diperkirakan pada tahun 2030 akan naik pada urutan ke-7 setelah kasus trachea, bronchus, lung cancer, bahkan sebelum kasus HIV/AIDS (WHO, 2009). Frieden (2012) menambahkan bahwa jumlah kematian akibat kecelakaan sepeda motor meningkat sebanyak 55% sejak tahun 2000 dan pada tahun 2010 sebanyak 4502 jiwa meninggal akibat kecelakaan sepeda motor. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam Rencana Strategis Tahun , menyebutkan bahwa kecelakaan transportasi merupakan penyebab kematian terbesar pada usia sekolah dan remaja. Sementara itu, Direktorat Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam kegiatan Dekade Aksi Keselamatan Jalan tahun 2015 mempunyai target dapat menurunkan 50% fatalitas korban kecelakaan lalu lintas darat dengan cedera berat pada tahun Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah deteksi dini pada pengemudi angkutan umum sebagai upaya preventif dan promotif dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas dari kecelakaan lalu lintas darat.
4 4 Menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (2013), bahwa prosentase penyebab kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan tahun adalah 73% karena faktor manusia, 18% akibat faktor sarana, 2% akibat faktor prasarana dan sisanya karena faktor lingkungan. Prosentase berdasarkan jenis kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan adalah 65% akibat tabrakan, 31% akibat terguling dan 4% akibat terbakar. Korban meninggal tahun 2007 sejumlah jiwa, tahun sejumlah jiwa, tahun 2010 sejumlah jiwa, tahun 2011 sejumlah jiwa, tahun 2012 sejumlah jiwa dan tahun 2013 sejumlah jiwa. Apabila dilihat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan jumlah korban yang meninggal, akan tetapi apabila dilihat secara keseluruhan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas (KNKT, 2013) Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa dari jumlah data yang dianalisis tentang cedera, berjumlah responden untuk semua golongan umur. Sejumlah responden pernah mengalami cedera. Dari jumlah tersebut sejumlah responden mengalami cedera akibat kecelakaan transportasi sepeda motor. Prevalensi cedera tertinggi berdasarkan karakteristik responden yaitu kelompok umur tahun (11,7%), laki-laki (10,1%), pendidikan tamat SMP/MTS (9,1%). Ditinjau dari penyebab cederanya, proporsi tertinggi adalah cedera karena jatuh (91,3%). Penyebab cedera karena kecelakaan sepeda motor menempati urutan kedua yaitu 67,4% pada kelompok umur tahun, laki-laki (44,6%), tingkat pendidikan tamat SMA/MA (63,9%). Tempat cedera terjadi paling banyak di jalan raya yaitu 42,8%. Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Provinsi Jawa Tengah tahun 2014, peningkatan panjang jalan tahun hanya terjadi pada jalan Kabupaten atau Kota dengan angka peningkatan sekitar 0,98% pertahunnya. Sementara peningkatan jumlah kendaraan bermotor tahun terjadi pada tiap model kendaraan dengan total prosentase peningkatan 8,57%. Menurut data Satuan Lalu Lintas Kabupaten Kebumen
5 5 tahun , jumlah kendaraan bermotor terus mengalami peningkatan, terutama sepeda motor. Hal ini dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas karena tidak diimbangi dengan peningkatan luas jalan. Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Kebumen tahun 2014 Agustus 2016 dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Kebumen tahun 2014 Agustus 2016 Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 menyebutkan bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas angkutan darat dari tahun terus mengalami kenaikan dari kasus menjadi pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi kasus. Data Satuan Lalu Lintas Kabupaten Kebumen menyebutkan bahwa jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas dari tahun mengalami kenaikan, sedangkan tahun 2016 mengalami penurunan. Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kebumen tahun 2014 sejumlah 293 kasus, meninggal dunia 120 orang, luka berat 19 orang dan luka ringan 363 orang. Tahun 2015 jumlah kejadian sejumlah 336 kasus, meninggal dunia 106 orang, luka berat 1 orang dan luka ringan 497 orang. Tahun 2016 sejumlah 307 kasus, meninggal dunia 130 orang dan luak ringan 435 orang (Satlantas Kabupaten Kebumen, 2017).
6 6 Gambar 2 menunjukkan kecelakaan lalu lintas berdasarkan jumlah kejadian dan kondisi korban di Kabupaten Kebumen tahun Gambar 2. Kecelakaan lalu lintas berdasarkan jumlah kejadian dan kondisi korban di Kabupaten Kebumen tahun Adapun jumlah kendaraan yang banyak terlibat dalam kecelakaan lalu lintas adalah sepeda motor seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kebumen tahun
7 7 Berdasarkan golongan usia pelaku kecelakaan lalu lintas, terbanyak pada golongan usia tahun, seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Usia pelaku kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kebumen tahun Adapun profesi yang banyak terlibat dalam kecelakaan lalu lintas adalah swasta kemudian disusul pelajar/mahasiswa. Gambar 5 menunjukkan kecelakaan lalu lintas berdasarkan profesi pelaku. Gambar 5. Profesi pelaku kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kebumen tahun
8 8 Berdasarkan angka kepemilikan SIM di Kabupaten Kebumen, yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas masih sangat rendah seperti ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8. Kepemilikan SIM pelaku kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kebumen tahun Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah kejadian cedera akibat berkendara di Kabupaten Kebumen tahun , banyak melibatkan kendaraan sepeda motor, terjadi pada golongan usia tahun, berstatus swasta dan pelajar/mahasiswa serta tidak memiliki SIM. Menurut data Kepolisian Sektor Kecamatan Puring tahun 2015, dari Januari Oktober 2015 tercatat 4 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Korban meninggal adalah pengendara sepeda motor, kecelakaan terjadi di jalan utama Kecamatan Puring dan 2 di antara korban yang meninggal adalah pelajar Kecamatan Puring. Sementara itu, menurut data di Puskesmas Puring Kabupaten Kebumen, jumlah orang yang cedera akibat kecelakaan lalu lintas selama tahun 2014 sejumlah 36 orang, rata-rata berusia tahun, bulan Januari November 2015 sejumlah 44 orang yang rata-rata berusia tahun.
9 9 Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort dan Kepala Unit Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Kebumen bahwa mulai tahun 2014 perlu lebih digalakkan kembali secara berkesinambungan program safety riding kepada siswa SMA dan SMK di Kabupaten Kebumen. SMK Negeri 1 Puring Kabupaten Kebumen merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas rujukan di Kabupaten Kebumen yang terletak lebih kurang 40 kilometer dari pusat kota Kebumen serta berada tepat di sisi jalan raya Jogjakarta Merak. Mayoritas siswa berasal dari luar wilayah Kecamatan Puring kabupaten Kebumen. Masyarakat di lingkungan sekolah baru mulai menyediakan tempat tinggal sementara untuk siswa (kos) sejak tahun 2012, akan tetapi siswa rata-rata tidak kerasan untuk tinggal karena suasana lingkungan yang sepi sehingga mayoritas siswa mengendarai sepeda motor untuk pergi dan pulang sekolah. Angkutan umum baru mulai beroperasi sejak tahun 2014 dan jam trayeknya belum bisa dipastikan. Belum pernah ada pendataan khusus tentang alat transportasi yang digunakan siswa untuk bersekolah seperti sepeda, sepeda motor, angkutan umum atau mobil pribadi. Upaya yang dilakukan pihak sekolah adalah menyediakan tempat khusus untuk parkir kendaraan siswa, himbauan kepada siswa pada saat upacara bendera tentang keselamatan berkendara, sosialisasi tentang keselamatan berkendara pada saat masa orientasi sekolah (MOS) yang disampaikan oleh Kepolisian Sektor Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Aturan lain bagi siswa adalah siswa wajib mengenakan helm saat berkendara, kedua spion harus terpasang, kendaraan tidak boleh dimodifikasi dan kendaraan bermotor harus dilengkapi STNK. Sanksi yang diberikan apabila ada siswa yang melanggar aturan tersebut adalah teguran lisan dan hukuman langsung, yaitu sepeda motor siswa akan diletakkan di dekat tiang bendera dan kemudian siswa harus berjalan kaki mengelilingi sekolah dengan membawa sepeda motornya.
10 10 Pihak sekolah mengatakan pernah terjadi beberapa kecelakaan sepeda motor yang melibatkan siswa, akan tetapi belum pernah mendata secara detail tentang kejadian tersebut. Pihak sekolah juga mengatakan belum ada pihak yang melakukan survei ataupun penelitian terkait dengan kejadian cedera pada siswa saat mengendarai sepeda motor. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dianalisis lebih lanjut faktor-faktor apa yang berhubungan dengan kejadian cedera pada pengendara sepeda motor siswa SMK Negeri 1 Puring Kebumen tahun pelajaran 2016/2017 berdasarkan faktor manusia (host factors) yang meliputi usia, jenis kelamin, jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa, pekerjaan orangtua, pengalaman berkendara siswa, kepemilikan SIM, pengetahuan berkendara siswa, penggunaan alat pelindung diri dan sosialisasi berkendara yang aman, faktor agen (agent factors) yang meliputi kelayakan kendaraan dan faktor lingkungan (environment factors) yang meliputi dukungan orangtua dalam berkendara yang aman dan dukungan teman dalam berkendara yang aman. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian cedera pada pengendara sepeda motor siswa SMK Negeri 1 Puring Kebumen tahun pelajaran 2016/2017 berdasarkan faktor manusia (host factors), faktor agen (agent factors) dan faktor lingkungan (environment factors). 2. Tujuan khusus a. Mengetahui faktor manusia (host factors) yang meliputi usia, jenis kelamin, jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa, pekerjaan orangtua, pengalaman berkendara siswa, kepemilikan SIM, pengetahuan berkendara siswa, penggunaan alat pelindung diri dan sosialisasi berkendara yang aman yang berhubungan dengan kejadian cedera.
11 11 b. Mengetahui faktor kelayakan kendaraan (agent factors) yang berhubungan dengan kejadian cedera. c. Mengetahui faktor lingkungan (environment factors) yang meliputi dukungan orangtua dalam berkendara yang aman dan dukungan teman dalam berkendara yang aman, yang berhubungan dengan kejadian cedera. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi yang penting untuk pihak Sekolah, Kepolisian, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan setempat dan pihak swasta terutama dalam perencanaan atau evaluasi program terkait dengan kecelakaan sepeda motor yang terjadi pada siswa SMK pada khususnya. Dengan demikian, terbentuk koordinasi dan komitmen semua pihak yang berwenang dalam mengembangkan strategi yang tepat untuk upaya preventif dan promotif kejadian cedera pada pengendara sepeda motor siswa SMK pada khususnya. Adanya peningkatan pendampingan yang lebih intensif dari orangtua kepada siswa tentang pentingya keselamatan berkendara. Bagi siswa sendiri, diharapkan menjadi informasi penting sekaligus pengingat akan pentingnya berkendara yang aman sebagai sebuah kebutuhan. Manfaat bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menjadi informasi dasar untuk melakukan analisis yang lebih luas atau lebih rinci dalam mendukung upaya preventif dan promotif kejadian cedera pada pengendara sepeda motor siswa SMK.
12 12 E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan kejadian cedera pada pengendara sepeda motor yang pernah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1 : No Judul penelitian/ peneliti 1. Safety riding program and motorcyclerelated injuries in Thailand/ Woratanarat, P., (2013) 2. Pola dan Determinan Sosiodemografi Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia/ Riyadina, Woro dkk. (2009) Tabel 1. Keaslian Penelitian Tujuan Hasil penelitian penelitian Untuk Kelompok yang mengevaluasi diberikan efektivitas dari pelatihan cara program safety berkendara yang riding dalam aman mencegah mengalami cedera akibat penurunan kendaraan tingkat cedera bermotor. hingga 30%. Untuk menggambarkan pola dan determinan sosiodemografi cedera akibat kecelakaan lalu lintas Pola bagian tubuh yang terkena cedera yaitu kaki, tangan, kepala dan badan dengan luka lecet, memar, luka terbuka, terkilir/teregang, patah tulang/anggota tubuh terputus. Determinan cedera akibat kecelakaan lalu lintas umur tahun, lakilaki, pendidikan SMU, pegawai dan tinggal di perkotaan. Persamaan penelitian Sampel adalah pengendara sepeda motor. Menganalisis cedera akibat kecelakaan lalu lintas. Variabel yang diteliti adalah jenis kelamin. Perbedaan penelitian Metode penelitian kohort retrospektif. Menggunakan eksperimen berupa pelatihan tentang berkendara. Menggunakan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sampel adalah pengendara sepeda motor yang sudah berlisensi. Waktu dan lokasi penelitian. Menganalisis semua cedera akibat kendaraan bermotor. Desain penelitian dengan analisis deskriptif dan analitik atau komparatif. Cara pengambilan sampel dengan cluster sampling. Variabel yang diteliti umur, hubungan dengan kepala keluarga, pendidikan dan pekerjaan, status ekonomi, variabel wilayah. Waktu dan lokasi penelitian.
13 13 3. Distribution of transport injury and related risk behaviours in a large national cohort of Thai adults/stephan, K., et. al., (2010) 4. Determinants of Road Traffic Injury on Motor Riders in Makassar/ Lestari, Andi Dian Puji, dkk. (2012) Untuk menentukan frekuensi dan distribusi cedera akibat transportasi dan prevalensi berbagai perilaku keselamatan di jalan raya. Untuk mengetahui distribusi dan determinan (faktor manusia, kendaraan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial) cedera akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor di Wilayah Kota Makassar Tahun Kelompok berisiko cedera akibat transportasi adalah pengendara sepeda motor, laki-laki usia tahun, minum alkohol 3 kali per tahun dan tidak mengenakan helm dan sabuk pengaman. Kejadian cedera akibat kecelakaan lalu lintas berhubungan dengan kehilangan kontrol, arus lalu lintas, lalai, mengantuk, tidak tertib, ban pecah, rem blong, selip, lampu kendaraan tidak menyala, cuaca, kondisi jalan, geometrik jalan, status penjagaan jalan dan kesalahan penggunaan jalan lain. Menggunakan data cedera 12 bulan sebelumnya. Populasi remaja. Beberapa variabel yang diteliti yaitu cedera, perilaku dan demografi. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Jenis penelitian. Analisis yang digunakan. Variabel yang diteliti. Populasi dan metode pengambilan sampel Melibatkan semua jenis transportasi. Metode penelitian kohort dan cara pengumpulan data dengan mengirimkan kuesioner. Waktu dan lokasi penelitian. Waktu dan lokasi penelitian.
I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat mungkin dialami oleh setiap pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pengemudi kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Sektor transportasi merupakan hal mutlak untuk mempermudah mobilisasi penduduk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciEpidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes
Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan tentang epidemiologi kecelakaan dan pencegahannya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Data Satlantas Polwiltabes Semarang menunjukkan kecelakaan yang terjadi pada jalan non tol di Kota Semarang dalam kurun waktu 2001 2005 cenderung menurun dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang semakin modern ini manusia tidak dapat lepas dari penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor sebagai penunjang mobilitas dan alat transportasi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) merupakan masalah global seiring dengan terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Banyaknya
Lebih terperinciSTUDI KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA
STUDI KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA ABSTRAK Nasruddin Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Kesehatan Masyarakat Kecelakaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Kecelakaan lalu lintas itu dapat diuraikan melalui adanya relasi statistik yang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN V.1 Kualitas Data Jumlah kasus cedera pada kecelakaan lalu lintas pada kendaraan roda dua yang tercatat di Rekam Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2003-2007 ada 618 kasus. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian materi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak penemuan kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan sekitar 30 juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai ataupun konflik dalam bidang politik, ekonomi, perdagangan, dan sosial. Proses tersebut sejalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk ke - 5 terbanyak di dunia setelah negara Brazil. Jumlah penduduk Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman modern sekarang ini banyak masyarakat yang menggunakan transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan ketepatan waktu di kehidupan sehari-hari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di dalamnya diatur oleh hukum. Tujuan dibuatnya hukum ini adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN
HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara e-mail: najid29@yahoo.com mobile phone: 818156673 Abstract: Rapid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama kendaraan sepeda motor juga mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan sepada motor pada tahun
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi/angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Surakarta atau sering disebut kota Solo terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya strategis sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku berlalu lintas masyarakat kita buruk. Cara menggunakan jalan dalam berlalu lintas adalah cermin dari budaya bangsa. Kesantunan dalam berlalu lintas yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi kota-kota besar seperti Jakarta maupun Bandung adalah masalah lalu lintas. Hal tersebut terbukti dengan angka kemacetan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan banyak menimbulkan kerugian. Akibat dari kecelakaan lalu lintas berupa kerusakan terhadap fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, dunia mengalami perubahan pola penyakit. Penyakit yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non infeksi atau
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (2000), menyatakan bahwa risiko kematian tertinggi akibat lintas berada di wilayah Afrika, sebanyak 24,1 per 100.000 penduduk, sedangkan risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan semakin kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama kematian dengan berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan kesembilan sebagai kontributor
Lebih terperinciMengenal Undang Undang Lalu Lintas
Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era modern seperti sekarang ini, alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu yang cepat. Banyaknya kebutuhan dan aktivitas menjadi dasar perilaku berpindah tempat
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety
Lebih terperinciFINAL DI KM PASAR GUGUAK KAYU TANAM, KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT SELASA, 1 JULI 2014 KNKT
FINAL KNKT.14.07.03.01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MOBIL PENUMPANG L 300 BM-7522-DW BERSEREMPETAN DENGAN MOBIL PENUMPANG DAIHATSU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara tersebut. Apabila lalu lintas berjalan tertib berarti kesadaran hukum dan kedisiplinan diterapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, kemudian dipicu dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian masyarakat internasional. World Health Organization (WHO) dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak penemuan kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan hal yang sangat mutlak dibutuhkan terutama oleh negara yang sedang berkembang. Karena transportasi menjadi nadi perkembangan suatu negara,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inspeksi Keselamatan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, memuat bahwa (Inspeksi Keselamatan Jalan) IKJ merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Menurut Nasution (1996) transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini terlihat tiga
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR
KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR Munawir Muhtar Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar,
Lebih terperinciLANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II
LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, karena semua aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Populasi kendaraan yang terus meningkat, termasuk sepeda motor, membuka peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan. Hingga kini, angka kecelakaan lalu lintas jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sepeda motor merupakan salah satu sarana transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, baik kalangan menengah ke atas maupun kalangan bawah. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat untuk melayani pergerakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang bermain, aktif bergerak, dan senang bekerja kelompok. Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang permasalah Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah dari tempat yang satu ketempat yang lainnya, terutama manusia, sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keselamatan jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global. Hal ini sangat tepat terutama
Lebih terperinciBAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.
BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus pengemudi kendaraan yang mengakibatkan kematian dalam kecelakaan lalu lintas yaitu berkaitan dengan dasar hukum dan pengaturan
Lebih terperinciANALISIS SISTEM INFORMASI FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LINTAS DI DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO
ANALISIS SISTEM INFORMASI FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LINTAS DI DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO Mukhammad H. Saputra 1, Hari Basuki N. 2 dan Chatarina U. W. 3 1) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-11-12-07-01 LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN B-7166-TGA DENGAN MOBIL PENUMPANG TOYOTA AVANZA F-1884-HD DI JALUR PANTURA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai moda transportasi, sepeda motor merupakan yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Menurut Miro (2002), Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ketempat lain, dimana
Lebih terperinciANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-07-04-06-02 LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN KECELAKAAN TUNGGAL MOBIL BUS AKAP JATUH KE DALAM JURANG DAN MASUK SUNGAI
Lebih terperinciMODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen)
MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen) Tyas Permanawati, Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan pesat teknologi yang terjadi saat ini telah. memberi banyak kenyamanan dan kemudahan bagi kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pesat teknologi yang terjadi saat ini telah memberi banyak kenyamanan dan kemudahan bagi kehidupan. Peningkatan ini secara langsung maupun tidak terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia memiliki peran penting dalam tonggak perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi hukum, mulai dari pengamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBUKU MONITORING KESEHATAN PENGEMUDI
B A B A K T I S H U A D A KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BUKU MONITORING KESEHATAN PENGEMUDI A K T I S H U A D KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DITJEN PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kepadatan lalu lintas yang disebabkan mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang lebih lambat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan dalam kehidupan masyarakat diatur oleh hukum. Hukum di Indonesia dimuat dalam bentuk konstitusi,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TAWURAN DAN PENGGUNAAN KENDARAAN BERMOTOR BAGI PESERTA DIDIK DI KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk menjaga kelancaran transportasi, selain itu berkendara yang aman bertujuan untuk mencegah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya, maka diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sangat sering terjadi. Jumlah kecelakaan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Di Indonesia, pada tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maraknya berbagai kejadian kecelakaan belakangan ini yang melibatkan moda transportasi darat, laut dan udara telah sampai pada titik yang mengkhawatirkan. Fakta menunjukkan,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Menurut Oglesby and Hicks (1988), kecelakaan kendaraan adalah kejadian yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan cepat. Selain itu
Lebih terperinciTREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada
Index Kecelakaan 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 12/8/2014 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesebelas
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Umum Data yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : Data teori dan literatur yang didapat dari buku-buku referensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Lalu Lintas Jalan Keselamatan berasal dari kata dasar selamat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selamat adalah terhindar dari bencana; aman sentosa; sejahtera;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju maupun berkembang, alkohol sudah menjadi bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri bermacam ragamnya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR
0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-09-02-01-01 LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Ketahanan wilayah merupakan bagian dari Ketahanan Nasional yang secara terus menerus harus ditingkatkan, sehingga akan menciptakan situasi yang kondusif dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciPENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014 KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICE OF FACULTY MEDICINE STUDENT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang dengan tiga penyebab utama kematian secara global. Tiga hal tersebut adalah kecelakaan lalu lintas, pembunuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ini angka lalu lintas semakin tinggi. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian urutan ke 9 terbanyak di dunia, data WHO menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang sedang banyak digemari oleh masyarakat di indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pengendara sepeda motor mengalami
Lebih terperinci