TINJAUAN PUSTAKA Susu Formula
|
|
- Fanny Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4 TINJAUAN PUSTAKA Susu Formula FAO/WHO (2004) menjelaskan susu formula bayi adalah susu yang dihasilkan oleh industri untuk keperluan asupan gizi yang diperlukan bayi. Susu formula memiliki peranan yang penting karena seringkali berperan sebagai satusatunya sumber gizi bagi bayi. Oleh karena itu, susu formula yang diperdagangkan harus dikontrol dengan hati-hati. Kualitas keamanan dan gizi dari susu formula dipastikan dengan mensyaratkan para produsen mengikuti prosedur tertentu dalam memproduksinya. Para produsen harus menganalisa setiap periode produksi untuk memastikan tingkatan gizi dan keamanannya. Susu formula tidak dirancang sebagai produk steril, sehingga bisa terkontaminasi oleh bakteri patogen seperti C. sakazakii. Kontaminasi oleh C. sakazakii pada susu formula pada dasarnya melalui tiga jalur yaitu melalui bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan susu formula, kontaminasi pada susu formula atau bahan tambahan yang ditambahkan setelah proses pasteurisasi dan kontaminasi saat produk disiapkan. Kontaminasi ini bisa terjadi secara intrinsik atau ekstrinsik. Kontaminasi intrinsik terjadi pada beberapa titik selama proses pembuatan (misalnya dari lingkungan manufaktur atau bahan mentah). Sedangkan kontaminasi ekstrinsik dapat terjadi ketika peralatan yang digunakan untuk mempersiapkan susu bubuk formula tersebut terkontaminasi (sendok, botol, dot) (FAO/WHO 2007). Resiko infeksi yang disebabkan oleh C. sakazakii dapat diminimalkan dengan menggunakan suhu air yang tidak kurang dari 70 C untuk menyeduh susu formula tersebut serta meminimalkan waktu dari persiapan sampai dengan waktu konsumsi. Selain itu juga bisa menggunakan susu formula cair yang dirancang dengan produk akhir steril (FAO/WHO 2007). C. sakazakii dapat bertahan selama lebih dari satu tahun dalam susu bubuk formula kering (Forsythe 2005). Sehingga disarankan susu bubuk formula yang telah direkonstitusi disimpan pada suhu tidak lebih dari 4 C yang akan mencegah pertumbuhan bakteri C. sakazakii. Pada penyimpanan di atas suhu tersebut misalnya suhu kamar, maka terdapat potensi pertumbuhan yang cepat dari C. sakazakii terutama jika disimpan pada waktu yang lama (FAO/WHO 2007).
2 5 C. sakazakii ini terutama beresiko untuk bayi yang usianya di bawah 6 bulan, sehingga FAO/WHO (2007) merekomendasikan bayi harus mendapatkan ASI ekslusif selama enam bulan pertama untuk mencapai pertumbuhan dan kesehatan yang optimal. Setelah itu untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka, diperlukan makanan pendamping ASI yang bergizi cukup dan aman saat menyusui berlanjut hingga dua tahun atau lebih. Namun terkadang ada bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif selama enam bulan pertama hal ini disebabkan oleh ASI tidak tersedia, ibu tidak dapat menyusui atau waktu untuk menyusui tidak tepat misalnya ibu sedang minum obat yang merupakan kontraindikasi untuk menyusui atau ibu yang positif HIV. Demikian juga untuk bayi yang prematur sehingga tidak dapat disusui secara langsung atau ada juga kasus yang menyatakan bahwa ASI tidak tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga diperlukan pengganti ASI yang sesuai seperti susu formula (FAO/WHO 2007). Sebagian besar infeksi yang disebabkan oleh C. sakazakii yang terjadi dilaporkan terkait dengan susu formula yang terkontaminasi. Beberapa penelitian melaporkan bahwa dari 141 sampel susu formula dari 35 negara, 14% terkontaminasi oleh C. sakazakii (Muytjens et al. 1988). Nazarowec-White dan Farber (1997) menemukan 6.7% dari 120 kaleng susu formula yang diproduksi oleh lima perusahaan yang berbeda di Kanada mengandung C. sakazakii. Namun penelitian terbaru di Indonesia oleh Dewanti-Hariyadi et al. (2010) tidak ada isolat C. sakazakii yang diperoleh dari 16 sampel susu formula yang digunakan. Cronobacter sakazakaii C. sakazakii adalah bakteri Gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan termasuk ke dalam famili Enterobactericeae (FAO/WHO 2004). Berdasarkan karakterisasi molekuler terhadap gen 16S rrna, gen dnag dan glua; uji biokimia (API 20E, ID 32E) dan α-glukosidase; pigmen kuning; dan pertumbuhannya pada media kromogenik, Enterobacter sakazakii dikelompokkan ke dalam genus baru Cronobacter spp. (Iversen dan Forsythe 2007). Susu formula bayi diasosiasikan sebagai sumber kontaminan bakteri C. sakazakii yang menyebabkan infeksi pada bayi. Shaker et al. (2007) berhasil mengisolasi dua dari 8 sampel susu formula serta El Sharound et al. (2009)
3 6 mengisolasi dua dari 35 sampel susu formula. Di Indonesia juga telah dilakukan beberapa penelitian mengenai C. sakazakii, seperti hasil penelitian Estuningsih et al. (2006) menjelaskan bahwa dari 74 sampel makanan bayi di Indonesia dan Malaysia, ditemukan 35 sampel (47%) positif mengandung Enterobactericeae dan 10 sampel (13.5%) diantaranya mengandung C. sakazakii. Meutia (2009) juga berhasil mengisolasi 8 kultur C. sakazakii 97% dengan genom lengkap C. sakazakii ATCC BAA-894 berdasarkan identifikasi dengan API 20E dan DNA sekuensing. Dewanti-Hariyadi et al. (2010) juga berhasil mengisolasi 6 kultur C. sakazakii, 3 kultur dari produk makanan bayi yaitu DES b7a, DES b7b, dan DES b10; 2 kultur dari maizena yakni DES c7 dan DES c13; serta 1 kultur dari bubuk coklat yakni DES d3. Konfirmasi terhadap keenam kultur tersebut dengan menggunakan gen penyandi 16S rrna menunjukkan 5 dari 6 kultur memiliki kemiripan 99% dengan C. sakazakii ATCC Selanjutnya penelitian terbaru oleh Hamdani (2012) juga telah berhasil mengisolasi C. sakazakii dari sumber pangan jenis bubuk komersial dan produk bubuk lainnya. C. sakazakii bukan merupakan bagian dari flora normal manusia dan hewan, diduga kontaminasi bisa berasal dari tanah, air, dan sayuran. Beberapa penelitian juga telah mengisolasi C. sakazakii dari berbagai sumber seperti lingkungan produksi pangan dan rumah tangga (Iversen et al. 2004; Friedemann 2007; Khandai et al. 2006). Namun Muytjens dan Kollee (1990) tidak berhasil mengisolasi bakteri ini dari susu sapi mentah, ternak, tikus, padi-padian, kotoran burung, hewan peliharaan, permukaan air, tanah, lumpur, atau akar kayu. C. sakazakii adalah bakteri patogen makanan yang dapat menyebabkan meningitis, meningoencephalitis, sepsis, dan necrotizing enterocolitis 80% (Lai 2001). Himelright et al. (2002) juga menyatakan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh C. sakazakii 80%. Berdasarkan distribusi usia kasus yang dilaporkan, ditemukan bahwa bayi di bawah usia satu tahun berada pada risiko khusus untuk patogen ini, meskipun C. sakazakii menyebabkan penyakit pada semua kelompok umur (FAO/WHO 2004).
4 7 Hasil pengujian ketahanan panas terhadap 7 kultur C. sakazakii lokal asal susu formula, MP-ASI, dan lainnya yakni DES c13, DES b10, DES b7a, YR c3a, YR t2a, DES d7, dan 6a. Dapat dilihat dari hasil pengujian nilai D 56 kultur C. sakazakii tersebut memiliki ketahanan panas yang bervariasi, seperti YR c3a, YR t2a, dan 6a yakni masing-masing 4.10, 5.83, dan 9.73 menit (Seftiono 2012). Larasati (2012) melakukan screening cepat terhadap ketahanan panas 8 kultur C. sakazakii menggunakan suhu 50 C selama 30 menit menunjukkan ketahanan panas yang berbeda. Dari 8 kultur yang diuji kultur YR t2a, YR t2a, dan 6a memiliki ketahanan panas paling baik, dapat dilihat dari reduksi yang dialami hanya sebesar 1 log CFU/mL. Menurut Iversen et al. (2004) C. sakazakii tumbuh pada rentang suhu yang cukup luas yaitu antara 6 45 C, namun tumbuh optimum pada suhu 37 C. Ketahanan panas dari C. sakazakii antara lain dipengaruhi oleh kondisi fisiologis bakteri, suhu pertumbuhan inokulum, menstrum pemanas (konsentrasi lemak, total padatan, serta konsentrasi gula) dan metodologi recovery kultur (Knabel et al. 1990). Meutia et al. (2009) meneliti tentang sintas C. sakazakii dalam susu formula setelah rekonstitusi pada suhu yang berbeda-beda hasilnya menunjukkan bahwa rekonstitusi susu formula dengan air bersuhu 4 o C dan 40 C tidak banyak mengurangi jumlah C. sakazakii, sementara air bersuhu 100 C menginaktifkan C. sakazakii hingga jumlah yang tidak terdeteksi lagi. Rekonstitusi dengan suhu 70 C dapa 6.72 log CFU/mL tergantung dari galur kultur sehingga efektif jika digunakan sebagai suhu untuk merekonstitusi susu formula dan makanan bayi jika jumlah awal bakteri ini maksimal 5 log CFU/mL. Fitriyah (2010) juga menyatakan bahwa rekonstitusi menggunakan suhu 70 C mampu mereduksi C. sakazakii hingga 2 log CFU/mL. Bakteri Asam Laktat Sebagai Probiotik Dewasa ini produk probiotik bisa ditemukan dengan mudah di pasaran. Susu formula merupakan salah satu produk yang seringkali ditambahkan probiotik. Beberapa industri susu formula menambahkan BAL pada produknya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan saluran cerna. BAL disini berperan
5 8 sebagai agen probiotik yang dapat menjaga keseimbangan flora normal saluran cerna, permeabilitas mukosa usus dan meningkatkan IgA baik lokal maupun sistemik (Subijanto dan Ranuh 2006). Selain itu BAL ini juga dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup (bakteri atau khamir) yang apabila dikonsumsi atau digunakan dalam jumlah cukup dapat meningkatkan kesehatan yang mengkonsumsinya (FAO/WHO 2001). Produk probiotik biasanya mengandung mikroba hidup dalam jumlah banyak, yakni sekitar CFU/mL (Tannock 1999). Lactobacillus dan Bifidobacterium merupakan jenis BAL yang paling banyak digunakan sebagai kultur probiotik yang bisa diberikan dalam bentuk kultur tunggal atau campuran. Penambahan bakteri probiotik pada susu formula memberikan manfaat yang menguntungkan dalam pengobatan dan pencegahan alergi, diare, dan pencegahan Necrotizing enterocolitis. Selain itu bakteri probiotik juga mampu menghambat patogen seperti Salmonella, E. coli, L. monocytogenes, S. aureus, Bacteroides vulgatus, Clostridium difficile dan C. perfringens (Collado et al. 2005; Gueimonde et al. 2005; Gueimonde et al. 2006; Collado et al. 2007). Dalam produk pangan umumnya BAL tidak berbahaya dan memenuhi status Generally Recognized As Safe (GRAS). Bahkan bakteri ini dapat memberi efek bermanfaat bagi manusia karena komponen metabolit yang dihasilkannya dapat menghambat bakteri patogen enterik, mengatasi masalah lactose intolerance, menurunkan kadar kolesterol, antimutagenik, dan antikarsinogenik serta memperbaiki sistem kekebalan tubuh (Surono 2004). Collado et al. (2010) menyatakan BAL dapat berfungsi sebagai probiotik apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: Memiliki efek yang menguntungkan bagi inang. Non-patogenik, tidak beracun, dan tidak mempunyai efek samping yang merugikan. Mampu bertahan pada saluran pencernaan. Terdapat dalam jumlah yang cukup untuk dapat memberikan efek bagi kesehatan.
6 9 Sesuai dengan matriks produk, pemrosesan dan penyimpanan untuk mempertahankan sifat yang diinginkan. Mekanisme penghambatan patogen oleh probiotik adalah (1) mensekresikan zat antimikroba terhadap patogen berupa asam organik, hidrogen peroksida dan bakteriosin yang menghambat baik gram positif dan gram negatif, (2) meningkatkan kekebalan tubuh, (3) berkompetisi dengan patogen terhadap nutrisi yang dibutuhkan untuk pertahanan bakteri patogen, (4) mencegah adhesi patogen pada epithel usus, dan (5) agregasi dan koagregasi dengan patogen. Collado et al. (2010) menyampaikan bahwa mekanisme penghambatan patogen oleh probiotik melalui 3 interaksi seperti yang terlihat pada Gambar 1 yaitu: Interaksi antara probiotik dengan permukaan epithel yaitu mencegah adhesi patogen pada epitel usus. Interaksi antara probiotik dengan sisitem imun yaitu dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Interaksi antara probiotik dengan patogen yaitu mencegah adhesi dan replikasi patogen dengan adanya senyawa antimikroba, serta berkompetisi untuk mendapatkan nutrisi. Gambar 1. Mekanisme penghambatan patogen oleh probiotik (Collado et al. 2010)
7 10 Penggunaan BAL sebagai probiotik baik berupa kultur tunggal ataupun campuran. Penggunaan kultur campuran ini bertujuan untuk lebih meningkatkan efektifitas dari bakteri asam laktat dalam menghambat bakteri patogen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Al-Holy et al. (2009), penggunaan kultur tunggal Lactobacillus acidophilus ATCC 4356 tidak menunjukkan penghambatan terhadap campuran dari 4 strain C. sakazakii setelah rekonstitusi dengan perbadingan Lactobaclillus acidophilus ATCC 4356 dan C. sakazakii 10 6 : 10 4 CFU/mL. Hasil penelitian Fitriyah (2010), dengan menggunakan bakteri asam laktat Lactobacillus R23 dan C. sakazakii yang direkonstitusi pada suhu 70 C tidak mampu menghambat pertumbuhan C. sakazakii karena jumlah C. sakazakii kembali meningkat setelah 4 jam hang time sama seperti ketika C. sakazakii dalam keadaan tunggal di dalam susu formula yang direkonstitusi. Artinya, reduksi yang dialami oleh C. sakazakii saat direkonstitusi pada suhu 70 C dipengaruhi oleh suhu rekonstitusi. Kombinasi spesies probiotik telah ditemukan memiliki efek sinergis. Dengan kata lain, jenis probiotik bekerja sama untuk memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik dari spesies tunggalnya. Misalnya kombinasi L. casei, L. plantarum, L. acidophilus, L. bulgaricus, B. longum, B. breve, B. infantis, S. thermophilus, dikenal sebagai VSL 3, telah digunakan dalam sejumlah uji klinis bersama dengan probiotik tunggal, berdasarkan pengujian yang dilakukan diketahui bahwa VSL 3 memberikan efek yang lebih baik bagi kesehatan dari pada penggunaan probiotik tunggal. Sebagian besar produk multispesies probiotik di pasaran mengandung Lactobacillus dan Bifidobacteria (Tannis 2008). Kultur campuran antara Lactobacillus rhamnosus, Propionibacterium freudenreichii, dan Bifidobacterium lactis serta campuran antara L. acidophilus dan L. rhamnosus secara klinis terbukti efektif digunakan untuk pasien yang menderita iritasi usus (Kajander et al. 2008; Tannis 2008). Penggunaan kultur campuran BAL juga memberikan efek yang lebih baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Jones et al. (2010), yang menggunakan campuran 3 kultur Lactobacillus sakei 27, Lactobacillus sakei 44, dan Lactobacillus sakei 63 untuk menghambat pembusukan dan pertumbuhan bakteri
8 11 patogen. Dengan menggunakan kultur campuran ini dapat menghambat pertumbuhan L. monocytogenes, C. jejuni dan Clostridium estertheticum. Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Prioctavitri (2002), menunjukkan bahwa kultur campuran antara Lb. brevis AE 1.6 dan Lc. Lactis subsp. lactis mempunyai aktivitas antimikroba yang sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan kultur tunggalnya dalam menghambat pertumbuhan L. monocytogenes dan Staphiloccocus aureus dalam melon yang yang telah diinfeksi. Ditambahkan oleh Pasatri (1997), bahwa penggunaan kultur campuran bakteri asam laktat dapat menekan pertumbuhan E. coli, S. aureus, Shigella spp dan S. typimurium lebih besar jika dibandingkan dengan kultur tunggalnya. Mikroba probiotik yang umum digunakan dalam pembuatan minuman dan makanan probiotik berasal dari berbagai kelompok, termasuk bakteri asam laktat. Kelebihan bakteri asam laktat adalah kemampuannya untuk bertahan hidup dan mengkoloni usus, memproduksi asam laktat, bakteriosin dan merangsang pembentukan antibodi tubuh (Salminen dan Wright 1998). Produk-produk probiotik yang ada saat ini tidak lagi hanya dalam bentuk makanan atau minuman, tetapi juga dalam bentuk tablet atau kapsul. Bentuk produk probiotik saat ini meliputi produk susu fermentasi, makanan bayi, susu formula untuk bayi, produk minuman buah, produk serealia dan pharmaceuticals (tablet dan kapsul) (Donohue et al. 1998). BAL sebagai agen probiotik memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap panas sehingga untuk menjaga agar BAL ini tetap hidup disarankan penyeduhan susu menggunakan air dengan suhu C. Berdasarkan penelitian Purwandhani et al. (2007), terlihat bahwa dengan pemanasan pada suhu 60 C selama 5 menit mampu menurunkan probiotik L. achidophillus SNP 2 yang diisolasi dari material intestine bayi sehat yang minum ASI sebanyak 2 log CFU/mL. Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat BAL menghasilkan beberapa senyawa antimikroba seperti asam organik (asam laktat dan asam asetat), hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), karbondioksida (CO 2 ), diasetil, dan bakteriosin. Asam organik dapat menyebabkan penurunan ph
9 12 sitoplasma bakteri patogen dengan adanya akumulasi anion yang terbentuk. Hal ini berakibat pada penurunan laju sintesis makromolekul dan mempengaruhi perpindahan senyawa melalui membran sel. Hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) merupakan oksidator kuat bersifat bakterisidal terhadap mikroba karena H 2 O 2 mengoksidasi sel bakteri, enzim, grup sulfidril dari protein sel dari membran lipida, karbondioksida (CO 2 ) yang terbentuk oleh BAL yang bersifat heterofermentatif menyebabkan kondisi lingkungan menjadi anaerobik dan selain itu juga memiliki sifat antimikroba, diasetil menghambat pertumbuhan Gram negatif, kapang, dan khamir lebih baik dibandingkan dengan Gram positif dan bakteriosin merupakan protein yang mempunyai berat molekul tinggi yang menghambat pertumbuhan mikroba lain (Ouwehand dan Vesterlund 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Back et al. (2009) menunjukkan bahwa asam organik seperti laktat, malat, format, asam propionat, sitrat, dan asam asetat menunjukkan efek penghambatan untuk ketiga strain C. sakazakii. Secara khusus, asam propionat dan asetat menunjukkan efek penghambatan yang kuat terhadap C. sakazakii cm. Dari penelitian yang dilakukan oleh Mufandaedza (2006), juga menunjukkan bahwa bakteri asam laktat mampu menghambat pertumbuhan patogen seperti E. coli dan Salmonella entiritidis yang disebabkan oleh bakteri asam laktat menghasilkan asam dalam waktu cepat sehingga menurunkan ph yang menyebabkan bakteri patogen tidak dapat tumbuh. Mekanisme aktivitas penghambatan antimikroba menurut Davidson dan Hoover (1993) dapat melalui beberapa faktor, antara lain (1) mengganggu komponen penyusun dinding sel, (2) bereaksi dengan membran sel sehingga mengakibatkan peningkatan permeabilitas dan menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, (3) menginaktifkan enzim esensial yang berakibat pada terhambatnya síntesis protein dan destruksi atau kerusakan fungsi material genetik. Bakteri Asam Laktat Asal Air Susu Ibu (ASI) ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi karena semua persyaratan gizi yang dibutuhkan oleh bayi terkandung di dalamnya. Selain itu ASI juga
10 13 melindungi bayi dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan senyawa antimikroba dan immunoglobulin (Martin et al. 2003) serta ASI mengandung prebiotik yang dapat menunjang pertumbuhan bakteri usus yang menguntungkan bagi bayi (Martin et al. 2003; Martin et al. 2004). Salah satu BAL yang ditemukan di dalam ASI adalah Bifidobacteria bifidum (yang kemudian dikenal dengan Lactobacillus bifidus) (Ballongue 2004), Menurut Mitsuoka (1990) Bifidobakteria merupakan genus yang dominan pada mikrobiota bayi yang diberi ASI sedangkan bayi yang diberi susu formula memiliki mikrobiota yang lebih beragam meliputi Bifidobakteria dan beberapa mikroba aerobik dan anaerobik. Nuraida et al. (2008) mengisolasi bakteri asam laktat yang berasal dari ASI. Dari tiga puluh satu sampel ASI diperoleh 88 kultur macam kultur bakteri asam laktat. Uji fisiologis dan biokimia yang dilakukan pada uji identifikasi awal diperoleh 54 kultur yang teridentifikasi sebagai Lactobacillus homofermentatif, 18 kultur teridentifikasi sebagai Lactobacillus heterofermentatif, 9 kultur teridentifikasi sebagai Bifidobacterium, 1 kultur teridentifikasi sebagai Pediococcus, serta 6 kultur teridentifikasi sebagai Streptococcus. Selanjutnya terhadap Lactobacillus homofermentatif dilakukan pengujian ketahanan terhadap kondisi asam. Lactobacillus rhamnosus R21, R25, dan R23 merupakan sebagian dari bakteri asam laktat yang mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk bertahan pada kondisi asam lambung dan garam empedu melalui pengujian secara in vitro. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Hartanti (2010) menunjukkan bahwa kultur Lactobacillus rhamnosus R21, R25, dan R23 tersebut mampu menghambat pertumbuhan Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC) K.1.1 > 2 log CFU/mL dengan jumlah EPEC 10 5 CFU/mL dan kultur Lactobacillus 10 6 CFU/mL. Jika dilihat dari ketahanan terhadap panas terlihat bahwa Lactobacillus R21, R25, dan R23 mempunyai ketahanan panas yang lebih baik pada suhu 50 C (Saputra 2012). Penelitian yang dilakukan secara in vitro menunjukkan bahwa Lactobacillus rhamnosus R23 memiliki ketahanan hidup yang baik pada kondisi ph 2 selama 5 jam dan konsentrasi garam empedu sebesar 0.5%, serta memiliki daya hambat
11 14 terhadap B. cereus, S. thypimurium, E. coli dan S. Aureus. Lactobacillus rhamnosus R21 dan R25 mempunyai aktivitas antimikroba yang lebih baik terhadap C. sakazakii YR t2a (Saputra 2012). Aktivitas antimikroba ini disebabkan oleh Lactobacillus ini mampu menghasilkan L-asam laktat dengan konsentrasi yang tinggi (Wanga et al. 2010). Beberapa kultur asal ASI yang diperoleh oleh peneliti lainnya menghasilkan sejumlah komponen yang diduga berkemampuan sebagai antimikroba. Martin et al. (2005) berhasil mengisolasi bakteri asam laktat dari ASI yaitu L. gasseri CECT 5714, L. gasseri CECT 5715 dan L. gasseri johnsonii La1 dilaporkan menghasilkan hidrogen peroksida. Selain itu, juga dilaporkan bahwa L. gasseri CECT 5714, L. gasseri CECT 5715 dan L. fermentum CECT 5716 secara signifikan menghasilkan asam laktat enantiomer (sekitar 50% untuk masing-masing enantiomer). L. rhamnosus GG dan L. casei juga menghasilkan L-asam laktat, sedangkan pada L. johnsonii La1 dihasilkan D-asam laktat. Produksi asam asetat hanya terjadi pada dua kultur, yaitu L. fermentum CECT 5716 dan L. rhamnosus GG. Olivares et al. (2006) mengevaluasi aktivitas antimikroba empat kultur Lactobacillus. Lactobacillus salivarius CECT5713, Lactobacillus gasseri CECT5714, Lactobacillus gasseri CECT5715, Lactobacillus fermentum CECT5716) yang diisolasi dari ASI terhadap bakteri patogen yaitu Salmonella choleraesuis CECT4155. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa keempat kultur Lactobasilus dan khususnya Lactobacillus salivarius CECT5713 menunjukkan aktivitas antibakteri. Hasil ini menunjukkan bahwa Lactobacillus asal ASI memberi perlindungan terhadap bayi dari infeksi dan dapat dikembangkan menjadi produk probiotik untuk bayi.
bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK 1. Widodo, S.P., M.Sc., Ph.D. 2. Prof. drh. Widya Asmara, S.U., Ph.D. 3. Tiyas Tono Taufiq, S.Pt, M.Biotech
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam famili Brassicaceae, tumbuh di daerah yang berhawa sejuk, yaitu pada ketinggian 800-2000 m di atas permukaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang memiliki beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini dikarenakan asam - asam organik yang dihasilkan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya kecenderungan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
18 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enterobacter sakazakii (Cronobacter spp.) merupakan patogen oportunistik dan emerging yang dilaporkan dapat menyebabkan radang otak (meningitis), radang usus (necrotizing
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus
PENDAHULUAN Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan manfaat kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus mampu menunjang aktivitas manusia. Produksi produk pangan
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih
4. PEMBAHASAN 4.1. Fermentasi Acar Kubis Putih Fermentasi merupakan salah satu metode untuk memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan. Ketika fermentasi berlangsung, kandungan gula sangat dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam saluran pencernaan unggas khususnya sekum dan tembolok, terdapat populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri tersebut umumnya bersifat fermentatif.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih merupakan bahan pangan yang banyak ditemukan di Indonesia dan sudah tidak asing bagi masyarakat. Kubis putih dapat hidup pada dataran tinggi salah satunya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Itik merupakan salah satu unggas penting yang diternakkan di Indonesia. Ternak ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan produk yang dihasilkannya. Produk yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroorganisme tersebar luas di alam seperti di udara, air, tanah, dalam saluran pencernaan hewan, pada permukaan tubuh dan dapat dijumpai pula pada pangan. Mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya peningkatan konsumsi masyarakat akan daging dan bergesernya pola konsumsi masyarakat dari mengkonsumsi daging segar menjadi daging olahan siap konsumsi menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah banyak mengenal produk pangan fermentasi antara lain yang berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik merupakan organisme hidup yang mampu memberikan efek yang menguntungkan kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup (FAO/WHO,2001) dengan memperbaiki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kandungan Gizi Susu Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein susu
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih (Brassica oleracea) merupakan salah satu komoditi pertanian yang banyak dibudidayakan di Indonesia, dapat dipasarkan tanpa terpengaruh musim. Di Jawa Tengah,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)
TINJAUAN PUSTAKA Lactobacillus plantarum Bakteri L. plantarum termasuk bakteri dalam filum Firmicutes, Ordo Lactobacillales, famili Lactobacillaceae, dan genus Lactobacillus. Lactobacillus dicirikan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie basah merupakan produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie (Badan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pangan mentah merupakan komoditas yang mudah rusak sejak dipanen. Bahan pangan mentah, baik tanaman maupun hewan akan mengalami kerusakan melalui serangkaian reaksi
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoghurt adalah poduk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Strepcoccus thermophilus, dengan atau tanpa
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)
4. PEMBAHASAN 4.1. Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Kubis putih termasuk ke dalam kategori bahan pangan yang mudah rusak. Kandungan air dalam kubis putih cukup tinggi yaitu mencapai 92%
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat
TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Sifat yang terpenting dari bakteri asam laktat adalah memiliki kemampuan untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat. Berdasarkan tipe fermentasi, bakteri asam laktat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di dalam industri pangan dalam menghasilkan pangan fungsional. Fungsi ini dikarenakan kemampuan BAL yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan cara memfermentasi karbohidrat, selnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan bahan pangan hewani bernilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat karena kandungan gizinya yang tinggi, baik ikan air laut maupun ikan air
Lebih terperinci3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)
3. HASIL PENELITIAN 3.1. Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Bahan utama yang digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi acar ini adalah kubis putih yang berasal dari daerah Getasan, Kopeng (Gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil penelitian Setiawan (2006),
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi pembiakan kultur pada media susu skim. Pembiakan kultur starter pada susu skim dilakukan untuk meningkatkan populasi kultur yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Margolles et al. (2009), sumber terbaik untuk isolasi probiotik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Probiotik pada awalnya dikemukakan oleh ilmuwan Rusia Elie Metchnikoff pada tahun 1907. Perkembangan selanjutnya mulai diperkenalkan konsep probiotik oleh Fuller (1989)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Tomat Tanaman tomat merupakan komoditas yang multiguna. Tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja, tomat juga sering dijadikan pelengkap bumbu, minuman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam
36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai kultur probiotik umumnya diberikan melalui sistem pangan. Untuk itu bakteri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami. yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini terbentuk antara lain disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan
BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan Jumlah dan jenis populasi mikroorganisme yang terdapat pada berbagai produk perikanan sangat spesifik. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan bakteri asam laktat di dunia pangan dan kesehatan sudah banyak diaplikasikan. Dalam pengolahan pangan, bakteri ini telah lama dikenal dan digunakan, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan saluran pencernaan (FAO/WHO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pengetahuan tentang pangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan telah meningkatkan minat masyarakat terhadap pangan fungsional. Pangan fungsional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak abad II sebelum Masehi susu kedelai sudah dibuat di negara Cina, dan kemudian berkembang ke Jepang. Setelah Perang Dunia II baru berkembang ke Asia Tenggara.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator
HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator Pemeriksaan terhadap kultur starter sebelum diolah menjadi suatu produk sangatlah penting. Hal ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman probiotik adalah jenis minuman fungsional yang memiliki efek
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Probiotik Minuman probiotik adalah jenis minuman fungsional yang memiliki efek kesehatan serta mengandung mikroba hidup atau biasa disebut probiotik. Probiotik sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik dari rizqi yang terdapat di bumi. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman-nya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Durian Lay (Durio kutejensis) atau dikenal juga dengan sebutan Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio. Buah durian lay tergolong
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang
1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang bermanfaat bagi kesehatan mendorong berbagai inovasi pengolahan produk pangan, salah satunya poduksi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KULTUR UJI 4.1.1 Kemurnian kultur Kemurnian kultur uji merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam melakukan validasi metode analisis karena dapat mempengaruhi hasil
Lebih terperinciHIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL
HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL SELEKSI ISOLAT INDIGENUS BAKTERI PROBIOTIK UNTUK IMUNOMODULATOR DAN APLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN YOGURT SINBIOTIK SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL ANTIDIARE
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia dewasa diperkirakan sekitar 0.1% dari total populasi bakteri. Populasi BAL,
I. PENDAHULUAN Bakteri asam laktat (BAL) adalah salah satu mikroorganisme utama dalam saluran pencernaan manusia normal. Populasinya di dalam saluran pencernaan manusia dewasa diperkirakan sekitar 0.1%
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi untuk pertumbuhan, perkembangan bayi dan memberikan perlindungan dari
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) Air susu ibu atau ASI merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan bayi, didalamnya terkandung beberapa komponen gizi yang berfungsi sebagai sumber nutrisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt adalah pangan fungsional yang menarik minat banyak masyarakat untuk mengkonsumsi dan mengembangkannya. Yogurt yang saat ini banyak dikembangkan berbahan dasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi terkini pola gaya hidup masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola konsumsi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lactobacillus merupakan salah satu mikroorganisme yang aman jika ditambahkan dalam bahan pangan karena sifatnya tidak tosik dan tidak menghasilkan toksik. Bahkan, Lactobacillus
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Asam Laktat sebagai Probiotik
5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Asam Laktat sebagai Probiotik Bakteri asam laktat (BAL) pertama kali ditemukan oleh Pasteur, seorang profesor kimia di University of Lille. Pada tahun 1878, Lister melaporkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fermentasi Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin, 2010). Proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Probiotik merupakan organisme hidup yang mampu memberikan efek yang menguntungkan kesehatan hostnya apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup (FAO/WHO, 200; FAO/WHO, 2002;
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. A. Enterobacter sakazakii. 1. Karakteristik Umum
II.TINJAUAN PUSTAKA A. Enterobacter sakazakii 1. Karakteristik Umum Enterobacter sakazakii merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang dan termasuk dalam family Enterobactericeae. Bakteri ini memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Itik Bali Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena badannya yang tegak saat berjalan mirip dengan burung penguin (Rasyaf,1992).
Lebih terperinciTEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University
TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University SEJARAH FERMENTASI Berasal dr bahasa latin fervere artinya adalah merebus (to boil) Terkait
Lebih terperinciYoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang
AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Kefir adalah susu yang difermentasi dengan Kefir Grains yang terdiri dari berbagai jenis bakteri asam laktat dan ragi. Kefir, sejenis susu fermentasi yang terbuat dari bakteri hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Data Riskesdas 2013 menunjukkan 25,9% penduduk Indonesia
Lebih terperinciFermentasi Susu. Nur Hidayat Agroindustri Produk Fermentasi Kuliah Minggu ke-13. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia
Fermentasi Susu Nur Hidayat Agroindustri Produk Fermentasi Kuliah Minggu ke-13 Produk Fermentasi Susu Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia mengandung 5% laktosa, 3,3% protein, ph 6,6-6,7, a w ~1.0
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Bakteri Asam dan Bakteri Patogen Pemeriksaan terhadap kultur bakteri meliputi Bakteri Asam Laktat (BAL) dan bakteri patogen dilakukan diawal penelitian untuk memastikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al.,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lactobacillus merupakan genus terbesar dalam kelompok bakteri asam laktat (BAL) dengan hampir 80 spesies berbeda. Bakteri ini berbentuk batang panjang serta bersifat
Lebih terperinciFermentasi Susu. Nur Hidayat Mikrobiologi Industri. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia
Fermentasi Susu Nur Hidayat Mikrobiologi Industri Produk Fermentasi Susu Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia mengandung 5% laktosa, 3,3% protein, ph 6,6-6,7, a w ~1.0 1 2 Produk Fermentasi Susu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak
BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini adalah produk probiotik. Makanan atau minuman probiotik merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat banyak villi. Pada permukaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteri asam laktat yang digunakan merupakan hasil isolasi dari susu sapi segar dan produk olahannya. Bakteri asam laktat indigenous susu sapi segar dan produk olahannya ini berpotensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk pangan yang memiliki banyak manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus menerus. Suryana (2004) menyatakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Yogurt mempunyai rasa yang unik yaitu mempunyai rasa asam dan memiliki
Lebih terperinciSUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK
PENGOLAHAN SUSU SUSU FERMENTASI Materi 12 TATAP MUKA KE-12 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Usus Itik Semua saluran pencernaan hewan dapat disebut sebagai tabung dari mulut sampai anus, yang memiliki fungsi untuk mencerna, mengabsorbsi, dan mengeluarkan sisa makanan yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah daging dan menduduki peringkat teratas sebagai salah satu sumber protein hewani yang paling banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau setengah cair dengan kandungan air tinja lebih dari 200ml perhari atau buang air besar (defekasi)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERTUMBUHAN BAL ISOLAT ASI PADA MEDIA YANG MENGANDUNG SENYAWA UJI 1. Pertumbuhan BAL Isolat ASI pada MRSB yang Mengandung 2-propanol dan MRSB yang Mengandung Natrium tioglikolat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan Starter Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah bogor meliputi langkah-langkah sebagai berikut, dapat dilihat pada Gambar 1.
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis zat antibakteri isolat NS(9) dari bekasam ikan nila (Oreochromis niloticus) terdiri dari tiga tahap penelitian. Tahap pertama adalah karakterisasi isolat NS(9) yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggul. Telur itik Mojosari banyak digemari konsumen. Walaupun bentuk badan itik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Mojosari merupakan itik lokal yang berasal dari Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Itik ini merupakan petelur unggul. Telur itik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A.Tinjauan Pustaka. 1.Tanaman Tebu. tinggi dibanding tanaman lain dalam hal pemenuhan kebutuhan pemanis (Lutony,
BAB II LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka 1.Tanaman Tebu Tanaman tebu merupakan sumber pemanis yang paling populer di dunia. Selain itu tanaman tebu juga diketahui mempunyai tingkat produksi gula yang tinggi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup
PENDAHULUAN Latar Belakang Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup dikenal dan disukai masyarakat Indonesia dari anak-anak sampai orang dewasa pada umumnya. Sosis adalah jenis makanan
Lebih terperincitumbuhan (nabati). Ayam broiler merupakan salah satu produk pangan sumber
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, kebutuhan produk pangan sumber protein terus meningkat. Produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fermentasi Pliek u Selama lebih kurang sepuluh ribu tahun manusia telah mengkonsumsi makanan fermentasi. Sepanjang sejarah, fermentasi merupakan salah satu teknik untuk memproduksi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM merupakan penyebab
Lebih terperincibermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Standarisasi Nasional (1995), es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Masalah Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah pengembangan santan menjadi minuman susu kelapa. Santan kelapa sebagai bahan baku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh WHO (2013). Di Indonesia sendiri, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi yaitu 28%.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia kini menjadi masalah kesehatan serius yang terjadi di hampir seluruh Negara di dunia, baik di Negara yang tergolong berkembang maupun yang tergolong ke dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ternak unggas merupakan jenis-jenis yang dibudidayakan untuk tujuan produksi
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Unggas Ternak unggas merupakan jenis-jenis yang dibudidayakan untuk tujuan produksi sebagai penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan memiliki nilai ekonomis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan kehidupan (living fluid) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan kehidupan (living fluid) yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dalam enam bulan kehidupannya seperti karbohidrat,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat
TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Kelompok yang telah diketahui sebagai bakteri asam laktat saat ini adalah termasuk kedalam genus Lactococcus, Streptococcus (hanya satu spesies saja), Enterococcus,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk yang dapat memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan mendorong pengembangan probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme
Lebih terperinci