ANTIN 1 : VARIETAS UNGGUL UBIJALAR MENGANDUNG ANTOSIANIN YANG COCOK UNTUK BAHAN BAKU KRIPIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANTIN 1 : VARIETAS UNGGUL UBIJALAR MENGANDUNG ANTOSIANIN YANG COCOK UNTUK BAHAN BAKU KRIPIK"

Transkripsi

1 ANTIN 1 : VARIETAS UNGGUL UBIJALAR MENGANDUNG ANTOSIANIN YANG COCOK UNTUK BAHAN BAKU KRIPIK M. Jusuf *), St. A. Rahayuningsih, T. S.Wahyuni, E. Ginting Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Jln. Raya Kendalpayak km 8, Kotak Pos 66. Malang, Indonesia *) m.jusuf751@gmail.com ABSTRAK Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka promosi ubijalar sebagai makanan sehat perlu diintensifkan. Komponen fungsional ubijalar yang akhirakhir ini gencar dipromosikan adalah antosianin, yakni pigmen yang terdapat pada ubijalar ungu. Antin 1, salah satu varietas ubijalar yang dilepas pada tahun 2013, berasal dari biji F1 persilangan bebas dari tetua betina MSU yang kemudian dievaluasi melalui tahapan seleksi tanaman tunggal, seleksi gulud tunggal, seleksi gulud berulangan, evaluasi daya hasil pendahuluan, evaluasi daya hasil lanjutan dan uji multi lokasi. Analisis stabilitas menunjukkan bahwa varietas Antin 1 tergolong tidak stabil dengan kisaran hasil 14,4 33,2 t/ha dan rata-rata hasil 25,82 t/ha. Varietas ini memiliki stabilitas hasil di bawah rata-rata dan sangat peka terhadap perubahan lingkungan dan beradaptasi khusus di lingkungan produktif. Antin 1 memiliki hasil umbi 23,8% lebih tinggi dari Ayamurasaki dan 6,4% lebih tinggi dibanding lokal setempat. Selain memiliki hasil umbi yang cukup tinggi, klon ini memiliki keistimewaan pada warna daging umbinya yang berwarna ungu bercampur putih sehingga menjadikan warna yang menarik untuk dijadikan bahan baku kripik. Penyebaran warna ungunya berupa bercakbercak ungu yang mengelompok pada bagian tengah umbi dengan cincin lebar pada cortex umbi. Kata kunci: ubijalar, antosianin, ubi ungu dan kripik. ABSTRACT Antin 1: Sweetpotato variety with anthocyanin content for sweetpotato chips. In relation to increasing the awareness of people to human health, the promotion of sweetpotato as healthy food should be more intensive. Functional component on sweetpotato that is being exposed recently is anthocyanin which is found on sweetpotato with purple flesh color. Antin 1 was released as sweetpotato variety at early This variety originally resulted from open pollination within poly cross nursery with mother clone of MSU 01022, evaluated further under single plant selection, single row selection, replicated row selection, preliminary yield trial, advanced yield trial and multi location trial. Yield stability analysis indicated that Antin 1 was categorized as not stable with yield interval of t/ha and mean yield of t/ha. This variety has below average stability and very sensitive to changing of environment and specifically adapted to productive environment. Antin 1 had fresh root yield 23.77% higher than check variety, Ayamurasaki and 6.39% higher than local check cultivar. Aside having high productivity, this variety has good flesh color.the color of the flesh is purple combined with white, the distribution of purple color are scattered in the middle of the flesh and darkened on cortex and it is very good color for sweetpotato chips. Keywords: sweetpotato, anthocyanin, purple sweetpotato chips. PENDAHULUAN Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka promosi ubijalar sebagai makanan sehat perlu diintensifkan. Komponen fungsional pada Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

2 ubijalar yang akhir-akhir ini gencar dipromosikan adalah antosianin, yakni pigmen yang terdapat pada ubijalar ungu. Antosianin menarik perhatian karena dilaporkan memiliki kemampuan yang tinggi sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, sehingga berperan dalam mencegah penuaan, kanker dan penyakit-penyakit degeneratif, seperti arteosklerosis (Suda et al. 2003). Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan sebagai anti-mutagenik dan anti-karsinogenik terhadap mutagen dan karsinogen yang terdapat pada bahan pangan dan olahannya (Yamakawa dan Yoshimoto 2002), mencegah gangguan pada fungsi hati, anti-hipertensi dan menurunkan kadar gula darah (antihiperglisemik) (Suda et al. 2003). Selama ini varietas ubijalar yang mengandung antosianin (daging umbi berwarna ungu) yang sering digunakan petani secara komersial adalah Ayamurasaki dan Yamagawamurasaki. Kedua varietas tersebut merupakan introduksi dari Jepang, yang masuk ke Indonesia secara illegal dengan potensi hasil ton/ha. Pada saat ini pada Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi terdapat satu varietas ubijalar dengan warna daging ungu yang cocok digunakan sebagai bahan baku kripik yaitu Antin 1 yang dilepas pada tahun Kemampuan daya hasil dan adaptasi dari Antin 1 telah teruji melalui serangkaian uji multi lokasi di delapan lokasi di daerah sentra produksi ubijalar di Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lombok Timur (NTB). Uji multi lokasi dilaksanakan pada musim kemarau (MK I dan MK II) tahun 2004 dan 2005 oleh peneliti Balitkabi bekerjasama dengan BPTP-BPSB di daerah. Dari pengujian tersebut terlihat bahwa produktivitas Antin 1 ternyata lebih tinggi daripada varietas pembanding Ayamurasaki dan dari segi kandungan nutrisinya, klon harapan tersebut memiliki keunggulan. Varietas Antin 1 memiliki hasil tinggi, mengandung zat antosianin rendah dan distribusi warna ungunya sangat menarik, cocok untuk dibuat keripik. ASAL DAN METODE SELEKSI Varietas Antin 1 berasal dari salah satu turunan hasil persilangan antara tetua Samarinda dengan Kinta yang dilakukan tahun Samarinda merupakan varietas lokal asal Blitar, memiliki hasil tinggi, daging umbi berwarna ungu muda, kulit umbi berwarna kuning muda dan adaptasi luas sedangkan Kinta merupakan varietas lokal asal Papua, memiliki hasil tinggi, daging umbi berwarna ungu, kulit umbi berwarna kuning muda dan adaptasi luas beradaptasi pada dataran tinggi. Dari persilangan terkontrol kedua tetua ini diperoleh klon MSU yang kemudian dijadikan salah satu tetua pada polycross nursery (blok persilangan gen pool) yang memiliki gen daging umbi ungu yang terdiri dari sepuluh tetua. Biji F1 bersari bebas dari tetua MSU dievaluasi melalui tahapan seleksi persemaian biji, seleksi tanaman tunggal, seleksi gulud tunggal, seleksi gulud berulangan, evaluasi daya hasil pendahuluan, evaluasi daya hasil lanjutan dan uji multi lokasi sehingga terpilih Antin 1 yang akhirnya diusulkan untuk dirilis. Metode seleksi mengikuti Wilson et al. (1989) dan uji multi lokasi mengikuti Sing and Chaudary (1979). Seleksi awal dilakukan terhadap individu tanaman asal biji dan terpilih 200 individu yang hasil umbinya di atas 500 g/tanaman. Dari 200 individu diperbanyak secara vegetatif dengan stek batang pada gulud tunggal. Hasilnya diperoleh 40 klon yang rataan hasil umbinya di atas 500 g/tanaman. Empat puluh klon tersebut kemudian diuji kemantapan hasilnya melalui uji daya hasil pendahuluan untuk memilih 15 klon terbaik yang diseleksi lagi melalui uji daya hasil lanjutan. Selanjutnya klon terbaik diuji daya hasil 612 Jusuf et al.: Antin 1: Varietas ubijalar mengandung antosianin untuk bahan baku kripik

3 lanjutan diuji lagi daya adaptasi dan stabilitas hasilnya melalui uji multilokasi. Uji multilokasi dilakukan tahun 2004 dan 2005 dan hasilnya menunjukkan bahwa varietas Antin 1 dapat dilepas atas dasar rataan potensi hasil. MORFOLOGI TANAMAN Morfologi meliputi tipe tajuk dan keragaan umbi. Tipe tajuk dikelompokkan menjadi empat yaitu kompak, semi kompak, agak menyebar dan menyebar (Huaman, 1992). Tipe tajuk yang ideal adalah yang kompak dan tegak. Tajuk dikatakan kompak apabila panjang sulur kurang dari 75 cm dan semi kompak apabila panjangnya antara cm. Keragaan umbi meliputi permukaan umbi, keseragaman bentuk dan ukuran umbi, warna kulit dan daging umbi sertakerengkahan umbi. Tajuk varietas Antin 1 tergolong menyebar dengan panjang sulur cm (umur 3 bulan), berukuran sedang dengan diameter buku ruas tergolong tipis (4 6 mm) dan panjang buku ruas termasuk pendek (3 5 cm). Warna dominan sulur hijau dengan beberapa bercak ungu (warna sekunder). Daun dewasa varietas Antin 1 berukuran sedang dan berbentuk segitiga sama sisi dengan jumlah cuping satu. Daun dewasa berwarna hijau dengan tulang daun permukaan bawah berwarna ungu, sedangkan daun muda bagian atasnya berwarna hijau dan bagian bawahnya berwarna ungu. Varietas Antin 1 memiliki susunan umbi terbuka dengan umbi berbentuk bulat telur lebar pada pangkal umbi (obovate). Kulit umbi berwarna putih dengan daging umbi berwarna putih bercampur ungu. Warna ungu pada daging umbi membentuk cincin lebar pada korteks. Kombinasi warna ungu dan putih pada daging umbi ini sangat bagus sekali untuk dibuat kripik sehingga umbi varietas Antin 1 cocok sebagai bahan baku kripik. KERAGAAN HASIL UMBI Uji multilokasi menggunakan lima klon berkadar beta karoten tinggi dan lima klon harapan berwarna daging umbi ungu ditambah dua varietas pembanding. Dari 16 unit penelitian ternyata hasil umbi Antin 1 menduduki peringkat pertama dari 5 klon harapan yang mengandung antosianin di enam unit penelitian yaitu di Malang (MK II 2004), Karanganyar (MK II 2004), Magelang (MK I dan MK II 2004), Mojokerto (MK II 2005) dan Blitar (MK II 2005), serta menduduki peringkat kedua dari 5 klon harapan yang mengandung antosianin di lima unit penelitian yaitu di Malang (MK I 2004), Kuningan (MK II 2004), Mojokerto (MK I 2005) dan Lombok Timur (MK I dan MK II 2005), dan umumnya memberikan produksi umbi yang lebih tinggi dibanding Ayamurasaki. Apabila dibandingkan dengan Ayamurasaki dan lokal setempat, Antin 1 memiliki hasil umbi masing-masingnya 23,8% lebih tinggi dari Ayamurasaki dan 6,4% lebih tinggi dibanding lokal setempat (Tabel 4). Data tersebut di atas menunjukkan bahwa Antin 1 memiliki hasil umbi yang cukup tinggi dibanding klon harapan lainnya yang mengandung antosianin. Selain memiliki hasil umbi yang cukup tinggi, klon ini memiliki keistimewaan pada warna daging umbinya yang berwarna ungu bercampur putih sehingga menjadikan warna yang menarik untuk dijadikan kripik. Penyebaran warna ungunya adalah berupa bercak-bercak ungu yang mengelompok pada bagian tengah umbi dengan cincin lebar pada cortex umbi. Dengan keistimewaan yang dimiliki oleh Antin 1 ini, maka Antin 1 layak untuk diusulkan sebagai varietas unggul baru dengan specifikasi hasil tinggi dan memiliki warna daging umbi yang menarik untuk dijadikan kripik. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

4 UJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL Hasil umbi digunakan sebagai parameter utama untuk mengetahui adaya adaptasi dan stabilitas hasil dari suatu klon/varietas. Eberhart dan Russel (1966) menggunakan koefisien regresi antara hasil dan indeks lingkungan dan simpangan regressi untuk kriteria stabilitas. Menurutnya varietas/klon yang stabil ialah varietas/klon dengan koefisien regresi sama atau tidak berbeda nyata dengan satu (1), dan simpangan regresi sama atau tidak berbeda nyata dengan nol (0). Klon/varietas dengan dengan hasil tinggi dan memenuhi kedua kriteria tersebut akan mempunyai penampilan yang baik di semua lingkungan Analisis stabilitas hasil terhadap duabelas (12) klon uji menunjukkan bahwa hanya satu klon yang tergolong stabil hasilnya yaitu MSU yang sudah dilepas (dirilis) pada tahun 2009 dengan nama Beta 2. Klon ini memiliki koefisien regresi 0,989 tidak berbeda nyata dengan 1 simpangan regresi 2,301 tidak berbeda nyata dengan nol (0). Selain tergolong stabil, varietas Beta 2 ini juga memiliki rata-rata hasil tertinggi dari semua klon yang diuji yaitu 28,6 t/ha dengan kisaran hasil 20,2 34,7 t/ha (Tabel 6). Sedangkan Antin 1 karena memiliki koefisien regresi (b) tidak berbeda nyata dengan 1 tetapi memiliki simpangan regresi (S 2 d) yang berbeda nyata dengan nol tergolong tidak stabil dengan kisaran hasil 14,4 33,2 t/ha dan rata-rata hasil 25,82 t/ha (Tabel 1). Meskipun tidak stabil, namun Antin 1 tetap diusulkan untuk dilepas karena rata-rata hasilnya cukup tinggi dan memiliki kandungan antosianin dan warna daging umbinya bagus (menarik) kalau di buat kripik serta tidak bisa dipalsukan warna kripiknya. Tabel 1. Kisaran hasil umbi segar, rataan hasil, koefisien regresi (b i ), dan simpangan regresi (S 2 d i ) klon-klon harapan ubijalar pada uji adaptasi TA Klon/varietas Kisaran hasil umbi (t/ha) Rataan hasil (t/ha) Koefisien regresi (b i ) Simpangan regresi (S 2 d i ) 1 MSU ,4 35,7 25,63 1,227 tn 5,830 ** 2 MSU ,1 32,5 23,54 1,225 tn 5,231 ** 3 MSU ,0 33,7 27,44 1,119 tn 8,083 ** 4 MSU ,6 33,8 25,32 0,917 tn 6,472 ** 5 MSU ,2 34,7 28,60 0,989 tn 2,301 tn 6 Antin 1 14,4 33,2 25,82 1,320 tn 11,431 ** 7 MSU ,3 34,6 26,49 1,491 tn 18,523 ** 8 MSU ,8 30,3 20,54 0,719 tn 20,072 ** 9 MSU ,5 27,3 22,05 0,951 tn 7,678 ** 10 Ayamurasaki 13,2 27,9 21,36 0,828 tn 16,293 ** 11 Sari 18,0 33,4 26,66 0,809 tn 12,386 ** 12 Lokal setempat 16,3 29,3 24,77 0,736 tn 99,944 ** Rata-rata - 24,85 1,000 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata dengan 1; ** = sangat berbeda nyata dengan 0. Menurut Subandi et al. (1979) adanya hubungan antara hasil dengan koefisien regresi dan simpangan regresi tidak akan menghalangi pembentukan varietas yang diinginkan. Ditambahkan pula bahwa tidak adanya korelasi antara hasil dengan koefisien regresi dan simpangan regresi menunjukkan bahwa dengan populasi yang heterogen akan lebih mudah membuat varietas yang stabil dan berdaya hasil tinggi. Sedangkan menurut Eberhart dan Russel (1966) untuk evaluasi stabilitas hasil suatu klon/varietas cukup dengan 614 Jusuf et al.: Antin 1: Varietas ubijalar mengandung antosianin untuk bahan baku kripik

5 melihat nilai koefisien regresi (b) hasil umbi pada indeks lingkungan. Kalau nilai koefisien regresinya (b) sama atau tidak berbeda nyata dengan satu maka klon/varietas tersebut tergolong stabil. Varietas ini memiliki stabilitas hasil dibawah rata-rata, sangat peka terhadap perubahan lingkungan dan beradaptasi khusus di lingkungan produktif. Dilihat dari Tabel 1 pada 16 unit penelitian ternyata hasil umbi Antin 1 menduduki peringkat pertama dari 5 klon harapan yang mengandung antosianin di enam unit penelitian yaitu di Malang (MK II 2004), Karanganyar (MK II 2004), Magelang (MK I dan MK II 2004), Mojokerto (MK II 2005) dan Blitar (MK II 2005), serta menduduki peringkat kedua dari 5 klon harapan yang mengandung antosianin di lima unit penelitian yaitu di Malang (MK I 2004), Kuningan (MK II 2004), Mojokerto (MK I 2005) dan Lombok Timur (MK I dan MK II 2005), dan umumnya memberikan produksi umbi yang lebih tinggi dibanding Ayamurasaki. Apabila dibandingkan dengan Ayamurasaki dan lokal setempat, Antin 1 memiliki hasil umbi masing-masingnya 23,77% lebih tinggi dari Ayamurasaki dan 6,39% lebih tinggi dibanding lokal setempat (Tabel 4). Data tersebut di atas menunjukkan bahwa Antin 1 memiliki hasil umbi yang cukup tinggi dibanding klon harapan lainnya yang mengandung antosianin. Selain memiliki hasil umbi yang cukup tinggi, klon ini memiliki keistimewaan pada warna daging umbinya yang berwarna ungu bercampur putih sehingga menjadikan warna yang menarik untuk dijadikan kripik. Penyebaran warna ungunya adalah berupa bercak-bercak ungu yang mengelompok pada bagian tengah umbi dengan cincin lebar pada cortex umbi. Dengan keistimewaan yang dimiliki oleh Antin 1 ini, maka Antin 1 layak untuk diusulkan sebagai varietas unggul baru dengan spesifikasi hasil tinggi dan memiliki warna daging umbi yang menarik untuk dijadikan kripik. ANALISIS MUTU UMBI Uji organoleptik terhadap ubi kukus dilaksanakan di Malang pada tahun 2005 setelah panen pengujian uji multi lokasi. Sebanyak 15 orang masyarakat Wringin Songo (Tumpang) digunakan sebagai panelis. Dari uji organoleptik tersebut terlihat bahwa klon yang paling tinggi skor penerimaan umumnya adalah MSU (skor rata-rata4,1) diikuti oleh MSU dan MSU dengan skor penerimaan umum masingmasingnya 3,6 dan 3,4 (Tabel 2). Dari uji organoleptik tersebut terlihat bahwa varietas antin 1 memiliki skor penerimaan umum untuk Antin 1. Semakin tinggi skor penerimaan umum dari suatu klon maka semakin disenangi klon tersebut oleh panelis. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa salah satu kelemahan dari klon Ayamurasaki adalah dalam hal werna umbi kukus dan rasa umbi kukus. Karena memiliki warna yang ungu gelap sehingga warna umbi kukus tersebut kurang menarik, kemudian rasa umbi kukus agak sedikit pahit sehingga kurang disenangi oleh panelis. Hal ini dapat dimengerti bahwa gen kadar antosianin tinggi pada ubijalar mengalami linkage (terkait) dengan warna daging umbi, jadi semakin tinggi kandungan antosianin suatu klon ubijalar biasanya semakin gelap warna ungu pada daging umbinya sehingga tidak menutup kemungkinan rasanya menjadi agak pahit. Sedangkan Antin 1 tidak ada masalah karena skor penerimaan umumnya sudah baik yaitu. Dari segi warna umbi kukus Antin 1 memiliki skor yang lebih baik dibanding Ayamurasaki begitu juga dari segi rasa Antin 1 rasa umbinya lebih enak daripada Ayamurasaki sehingga skor penerimaan umumnya lebih tinggi. Disamping itu Antin 1 memiliki daya tarik tersendiri klon karena memiliki warna daging umbi putih dengan kombinasi warna ungu sangat bagus dan cantik untuk diolah menjadi keripik. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

6 Tabel 2 memperlihatkan bahwa varietas Antin 1 memiliki skor penerimaan umum lebih baik dibanding varietas introduksi ayamurasaki (skor penerimaan umum 2,3). Selain itu jelas sekali klon yang diajukan Antin 1 untuk dilepas memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibanding Ayamurasaki dan begitu juga kadar serat yang lebih baik sehingga berpeluang untuk berkembang di petani. Berdasarkan kandungan antosianinnya, dapat digolongkan menjadi dua, yakni klonklon yang kaya akan antosianin ( 150 mg/100g bb), golongan ini berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pewarna alami yang aman dan baik bagi kesehatan, sedangkan golongan kedua adalah klon-klon yang kandungan antosianinnya rendah sampai sedang (10 65 mg/100 g bb), tetapi memiliki pola penyebaran warna ungu yang menarik. Golongan ini berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pangan yang dapat dikonsumsi langsung, seperti ubi kukus/goreng, keripik dan lain sebagainya. Tabel 2. No A B C D E F G H I J K L Skor uji organoleptik umbi kukus dari klon harapan/varietas ubijalar pada uji Adaptasi di Malang, MK Klon/ Varietas MSU MSU MSU MSU MSU Antin 1 MSU MSU MSU Ayamurasaki Sari Lokal setempat Warna a) umbi kukus 3,5 2,7 3,9 3,2 3,6 3,1 2,4 2,2 3,4 2,1 Tekstur b) umbi kukus 2,7 3,5 4,0 4,3 3,6 3,6 2,5 3,0 2,2 2,1 1,6 Serat c) umbi kukus Rasa a) umbi kukus Tingkat d) kemanisan Penerimaan a) umum Rata-rata 3,04 9 3,55 3,00 3,04 3,04 Ket : a) 5=suka, 4= agak suka, 3= sedang, 2= agak tidak suka, 1= tidak suka. b) 5= kering (mempur), 4= agak kering, 3= sedang, 2= agak basah, 1= basah (lembek) c) 5= tidak berserat,4= agak tidak berserat,3= sedang,2= agak berserat,1= berserat. d) 5= manis, 4= agak manis, 3= sedang, 2= agak tawar, 1= tawar. 4,0 2,7 3,9 3,7 3,2 4,4 4,0 3,7 3,1 3,1 2,7 3,6 3,5 4,1 2,4 2,3 3,2 1,9 3,7 2,3 3,5 3,4 3,0 3,9 3,1 2,7 2,5 2,1 3,4 3,0 3,4 3,6 4,1 2,3 2,3 2,3 Dari hasil uji organoleptik ubijalar terhadap keripik yang dilakukan 20 panelis pegawai Balitkabi menunjukkan bahwa Antin 1 memiliki skor warna 4,0 (suka), sedangkan pada parameter aroma, tekstur dan rasa masing-masingnya memberikan skor 3,7, 3,2, dan 3,5 (Tabel 2). Umbi dari Antin 1 ini sangat diminati sekali oleh SPAT (Stasiun Pengembangan Agribisnis Terpadu) yang berdomisili di Malang sebagai bahan baku keripik. KUALITAS KERIPIK Tingkat kecerahan warna (L*) keripik nyata dipengaruhi oleh klon/varietas ubijalar (Tabel 3). Empat klon/varietas di antaranya menunjukkan tingkat kecerahan terendah (berwarna gelap), yakni MSU , MSU , MIS , dan Ayamurasaki. Sementara keripik yang diolah dari klon MSU (daging umbi kuning 616 Jusuf et al.: Antin 1: Varietas ubijalar mengandung antosianin untuk bahan baku kripik

7 kombinasi ungu) menunjukkan tingkat kecerahan warna tertinggi, diikuti klon MSU yang sama nilainya dengan Antin 1. Hal ini menunjukkan, bahwa warna keripik yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh intensitas warna ungu daging umbi masing-masing klon/varietas. Tingkat kekerasan (hardness) keripik juga berbeda nyata antar klon/varietas ubijalar (Tabel 3) dengan nilai tertinggi (paling renyah) diperoleh pada klon MIS dan terendah (paling keras) pada klon MIS dan Antin. Lima klon ubijalar tampak memiliki tingkat kekerasan keripik yang relatif sama dengan Ayamurasaki, yakni MSU , MSU , MSU , MIS , dan MIS Tabel 3. Sifat fisik keripik dari 12 klon/varietas ubijalar ungu. Klon/varietas Tingkat kecerahan (L*) Keripik Tingkat kekerasan (N) MSU ,87 cd 15,2 b MSU ,27 e 10,8 de MSU ,2 b 10,8 de MSU ,07 e 11,1 de MSU ,73 a 13,5 c MIS ,60 c 10,5 e MIS ,40 e 19,7 a MIS ,30 c 6,9 g MIS ,83 c 7,8 fg MIS ,93 cd 11,9 d Ayamurasaki 35,00 de 10,9 de Antin-1 53,53 b 8,6 f BNT 5% KK (%) 1,02 1,48 Angka selajur yang diikuti huruf sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%. L * : tingkat kecerahan dengan kisaran gelap (0) sampai terang (100) Sumber: Ginting et al. (2012). Keripik yang diolah dari klon MSU (daging umbi kuning kombinasi ungu), Antin 1 (putih kombinasi ungu), MSU , MIS , dan MIS cukup disukai warnanya, sedangkan enam klon lainnya agak disukai, termasuk Ayamurasaki dan satu klon, yakni MIS tidak disukai warnanya (Tabel 4). Hal ini menunjukkan bahwa panelis cenderung lebih menyukai warna keripik yang cerah dibandingkan dengan yang lebih gelap. Aroma keripik yang berasal dari sembilan klon, termasuk Ayamurasaki dan Antin 1 cukup disukai oleh panelis, sedangkan tiga klon sisanya agak disukai aromanya. Tekstur keripik yang diolah dari enam klon cukup disukai panelis karena renyah, termasuk Ayamurasaki, sedangkan enam klon lainnya agak disukai (agak renyah), termasuk Antin 1 (Tabel 4). Fenomena ini sesuai dengan tingkat kekerasan keripik yang nilainya lebih kecil (lebih keras) pada Antin 1 dibandingkan dengan Ayamurasaki (Tabel 4). Enam klon memiliki rasa keripik yang cukup disukai, termasuk Antin 1, sedangkan enam klon lainnya agak disukai, termasuk Ayamurasaki (Tabel 4). 1,3 6,5 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

8 Tabel 4. Tingkat kesukaan terhadap sifat sensoris keripik dari 12 klon ubijalar ungu Klon/Varietas Warna Aroma Kerenyahan Kesukaan Thd kerenyahan Rasa Total skor kesukaan MSU ,2 3,5 3,5 3,9 13,5 MSU ,0 3,0 3,0 3,7 13,0 MSU ,6 3,7 3,9 3,9 3,7 14,9 MSU ,8 3,2 3,2 3,2 2,7 11,9 MSU ,2 3,6 3,8 3,8 3,8 15,4 MIS ,6 3,6 13,8 MIS ,3 3,6 3,0 2,6 3,8 12,3 MIS ,8 3,7 3,8 3,8 2,8 14,1 MIS ,7 3,5 3,7 3,1 13,8 MIS ,1 3,6 3,5 3,2 13,2 Ayamurasaki 3,4 3,7 4,0 4,0 14,4 Antin-1 4,2 3,9 3,7 3,4 3,6 15,1 Skor kesukaan terhadap warna, aroma, kerenyahan, dan rasa: 1. Sangat tidak suka, 2. Tidak suka 3. Agak suka 4. Suka 5. Sangat suka Skor kerenyahan: 1. Sangat tidak renyah 2. Tidak renyah 3. Agak renyah, 4. Renyah 5. Sangat renyah. Sumber: Ginting et al. (2012). Secara keseluruhan, keripik yang diolah dari klon MSU (daging umbi kuning kombinasi ungu) paling disukai warna, aroma, tekstur dan rasanya, diikuti Antin 1 dan klon MSU yang jika dibulatkan total skornya 15 (Tabel 6). Hal ini menunjukkan, bahwa ketiga klon/varietas tersebut yang memiliki warna daging umbi kuning/putih kombinasi dengan ungu, paling sesuai untuk bahan baku keripik (Lampiran 2). Selanjutnya diikuti klon/varietas yang warna dagingnya ungu dengan intensitas sedang, seperti Ayamurasaki, klon MIS , MIS , MIS dan MSU (total skor 14). Sementara klon yang warna daging umbinya ungu tua (kandungan antosianin tinggi), seperti MSU dan MIS kurang sesuai untuk bahan baku keripik karena cenderung gelap/kurang menarik warnanya setelah digoreng, meskipun telah menggunakan vacuum frying. Tabel 5. Uji organoleptik keripik umbi dari beberapa klon harapan ubijalar No Klon/Varietas Warna Aroma Tekstur Rasa 1 JP 33 2,5 3,4 4,0 3,4 2 JP 46 2,5 3,5 2,8 2,8 3 MSU ,4 3,5 3,5 4 Lokal Karanganyar 3,5 3,4 3,0 5 MSU ,0 3,7 3,2 3,5 6 MSU ,1 3,5 3,1 7 MLG ,4 3,7 2,8 2,8 Skor Penilaian : 1 = Sangat tidak suka, 2 = Tidak suka, 3 = Agak suka, 4 = Suka, 5 = Sangat Suka Sumber: Ginting et al. (2012). 618 Jusuf et al.: Antin 1: Varietas ubijalar mengandung antosianin untuk bahan baku kripik

9 ANALISIS KANDUNGAN NUTRISI UMBI Kualitas umbi ditentukan oleh banyak karakter tergantung pada peruntukkannya dan selera pengguna. Di beberapa daerah Asia dan Afrika, selera konsumen berbeda dengan di Jepang, Eropa dan Amerika. Di Jepang Eropa dan Amerika konsumen menyukai ubijalar yang gizinya tinggi atas dasar protein dan karotin, sedang sebagian di Asia dan Afrika lebih menyukai yang tekstrunya kering. Bagi konsumen di Indonesia untuk konsumsi langsung beragam namun umumnya menyukai umbi yang kering dan pulen, umbi yang pulen memberikan petunjuk bahwa kadar patinya tinggi. Antosianin yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan hasil ekstraksi kasar karena tidak dilakukan purifikasi atau pemurnian antosianin dari senyawa-senyawa flavonoid lainnya. Menurut Imelda (2002), ekstraksi antosianin kasar masih mengandung senyawa-senyawa flavonoid lainnya, seperti tanin dan senyawa fenol lainnya. Oleh karena itu, kadar antosianin dinyatakan sebagai total antosianin dengan asumsi bahwa senyawa yang diekstrak adalah antosianin, meskipun masih mengandung senyawa-senyawa fenol lainnya. Data total antosianin (setara dengan sianidin-3-glikosida) disajikan dalam basis basah untuk memberi gambaran jumlah antosianin yang sebenarnya terdapat pada ubijalar segar yang merupakan kondisi nyata bila dikonsumsi. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kadar antosianin delapan klon ubijalar ungu berbeda nyata dengan variasi antara 8,68 mg/100g hingga 281,90 mg/100 g umbi (Tabel 6). Antin 1 mengandung antosianin 33,89 mg/100 g umbi. Tabel 6. Komposisi kimia 6 klon ubijalar yang memiliki kandungan Antosianin, Malang, Klon ubijalar Ayamurasaki MSU MSU MSU MSU MSU Air (%) 69,48 e 70,55 f 68,62 c 62,64 a 68,98 d 65,47 b Bahan kering (%) 30,71 b 30,61 b 32,00 c 36,44 f 33,18 d 34,72 e Abu (% bk) 3,41 b 3,47 b 3,41 b 3,20 a 3,16 a 3,11 a Serat (% bk) 2,46 c 6 d 2,29 bc 1,93 a 2,16 ab 2,13 ab Kadar Gula reduksi (% bk) 3,27 e 1,66 b 1,73 b 1,50 a 4,15 f 2,63 d Pati (% bk) 74,93 a 73,57 a 73,27 a 75,85 a 77 a 73,26 a Amilosa (% bk) 18,37 a 21,74 cd 25,21 f 23,73 e 22,37 d 20,97 c Antosianin (mg/100 g bb) 281,90 f 147,99 d 33,89 b 64,01 c 8,68 a 23,90 b BNT 5% 0,25 0,84 0,09 0,30 0,08 tn 0,85 13,63 KK (%) 0,22 1,52 7,01 6,95 7,30 1,98 2,29 5,25 Angka selajur yang diikuti huruf sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%. Sumber: Ginting et al Perbedaan kadar antosianin ini disebabkan oleh perbedaan sifat genetik masingmasing klon ubi jalar ungu karena semua klon ditanam pada musim, lokasi dan cara budidaya yang sama. Varietas Introduksi Ayamurasaki yang selama ini dijadikan cek untuk pengembangan ubijalar kaya antosianin memang memiliki kandungan antosianin paling tinggi akan tetapi untuk bahan baku keripik ubijalar ini kurang cocok karena warnanya terlalu gelap sehingga kurang menarik. Di sisi lain, Suda et al. (2003) melaporkan bahwa kandungan antosianin ubijalar ungu varietas Ayamurasaki sebesar 60 mg/100 g bahan setara dengan peonidin 3-5-glikosida. Hasil ini lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian ini pada varietas yang sama. Selain faktor lingkungan, perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan metode Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

10 analisis karena Suda et al. (2003) menggunakan metode HPLC dan antosianin yang diamati menggunakan standar yang berbeda, yakni peonidin 3 5-glikosida. Selain itu, meskipun menggunakan metode yang sama dengan spektrofotometri misalnya, perbedaan jenis pelarut dan standar yang digunakan juga dapat mempengaruhi nilai total antosainin karena setiap pelarut memiliki koefisien absorsivitas molar yang berbeda yang akan berpengaruh terhadap perhitungan total antosianin. Hal ini sesuai dengan pendapat Prior et al. (1998) yang menyatakan bahwa standar antosianin serta koefisien absorsivitas molar yang digunakan akan berpengaruh terhadap hasil perhitungan kadar antosianin. KESIMPULAN 1. Varietas Antin 1 dengan kisaran hasil 14,4 33,2 t/ha dan rata-rata hasil 25,82 t/ha, meskipun tidak stabilitas dengan hasil di bawah rata-rata tetapi memiliki kepekaan terhadap perubahan lingkungan dan beradaptasi khusus di lingkungan produktif. 2. Selain memiliki hasil umbi yang cukup tinggi, klon ini memiliki keistimewaan pada warna daging umbinya yang berwarna ungu bercampur putih sehingga menjadikan warna yang menarik untuk dijadikan bahan baku kripik. Penyebaran warna ungunya berupa bercak-bercak ungu yang mengelompok pada bagian tengah umbi dengan cincin lebar pada cortex umbi. DAFTAR PUSTAKA Eberhart, S.A. and W.A. Russel Stability parameters for comparing varieties. Crop Sci: Finlay, K.W. and G.N. Wilkinson The analysis of adaptation in plant breeding programme. Aust J. Agric. Res 14: Huaman, Z Descriptors for characterizations and evaluation of sweetpotato genetic resourxces. p: In. Explroration, maintenance, and utilization of sweetpotato genetic resources. Repor of the Sweetpotato Planning Conference. Singh, R.K. and B.D. Chaudhary Biometrical Methods in Quantitative Genetic Analysis. Kalyani Pub. Ludhiana, New Delhi Ginting, E., Y. Widodo dan M. Jusuf Pemanfaatan ubijalar berkadar β-karoten tinggi sebagai sumber vitamin A. Dalam J. Munarso, Risfaheri, Abubakar, Setyadjit dan S. Prabawati (ed). Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing Pangan Tradisional. Bogor, 6 Agusutus Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor. hlm Jusuf, M., S.A. Rahayuningsih T.S. Wahyuni dan S. Pambudi Analisis interaksi genotipe x lingkungan klon harapan ubijalar dengan kandungan antosianin dan beta karoten tinggi. Laporan Teknis Penelitian Balitkabi Malang Tahun hlm. Subandi Yield stability of nine early maturity of corn. Contributions 53:1 11 Suda, I., T. Oki, M. Masuda, M. Kobayashi, Y. Nishiba and S. Furuta Physiological functionality of purple-fleshed sweet potatoes containing anthocyanins and their utilization in foods. JARQ 37(3): Wilson, J.E., F.S. Pole, N.E.J.M. Smit, and P. Taofatofua Sweetpotato Breding. IRETA, Western Samoa. 35p. Yamakawa, O and M. Yoshimoto Sweetpotato as food material with physiological functions. Acta Horticulturae 583: Jusuf et al.: Antin 1: Varietas ubijalar mengandung antosianin untuk bahan baku kripik

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi UBI JALAR Ubi jalar memiliki prospek dan peluang besar untuk bahan pangan dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, ubi jalar mempunyai beberapa keunggulan, antara lain relatif memiliki nilai gizi

Lebih terperinci

Varietas unggul merupakan komponen teknologi

Varietas unggul merupakan komponen teknologi Adaptasi dan Stabilitas Hasil Klon Harapan Ubi Jalar M. Jusuf, St. A. Rahayuningsih, T.S. Wahyuni, dan J. Restuono Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Kendalpayak, km 66 Malang,

Lebih terperinci

UBI JALAR. 32 Laporan Tahun 2011 Penelitian Aneka Kacang dan Umbi PERBAIKAN GENETIK

UBI JALAR. 32 Laporan Tahun 2011 Penelitian Aneka Kacang dan Umbi PERBAIKAN GENETIK UBI JALAR PERBAIKAN GENETIK Ubi jalar dengan kandungan antosianin atau betakaroten tinggi merupakan pangan fungsional yang semakin mendapat perhatian untuk makanan sehat. Antosianin dilaporkan mempunyai

Lebih terperinci

KLON HARAPAN MSU DAN MSU , CALON VARIETAS UNGGUL UBI JALAR KAYA BETA-KAROTIN

KLON HARAPAN MSU DAN MSU , CALON VARIETAS UNGGUL UBI JALAR KAYA BETA-KAROTIN KLON HARAPAN MSU 01015-07 DAN MSU 01015-02, CALON VARIETAS UNGGUL UBI JALAR KAYA BETA-KAROTIN M. Jusuf, St. A. Rahayuningsih, Tinuk S.Wahyuni, Erliana Ginting, Joko Restuono, dan Gatot Santoso Balai Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST. Sumber Keragaman db KT

Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST. Sumber Keragaman db KT Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST Sumber Keragaman db KT 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST Pembumbunan (P) 2 1.550 tn 0.650 tn 0.117 tn 0.217

Lebih terperinci

Karakterisasi Morfologi dan Kandungan Gula Beberapa Plasma Nutfah Ubi Jalar Lokal Lampung

Karakterisasi Morfologi dan Kandungan Gula Beberapa Plasma Nutfah Ubi Jalar Lokal Lampung Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 117-124 Karakterisasi Morfologi dan Kandungan Gula Beberapa Plasma Nutfah Ubi Jalar Lokal

Lebih terperinci

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41 VI. UBI KAYU 6.1. Perbaikan Genetik Sejatinya komoditas ubi kayu memiliki peran cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Pada level harga ubi kayu Rp750/kg, maka dengan produksi 25,5 juta ton (tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) merupakan salah satu bahan pangan yang mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

SELEKSI KLON-KLON UBIJALAR BERKADAR BETA KAROTIN DAN BAHAN KERING TINGGI

SELEKSI KLON-KLON UBIJALAR BERKADAR BETA KAROTIN DAN BAHAN KERING TINGGI SELEKSI KLON-KLON UBIJALAR BERKADAR BETA KAROTIN DAN BAHAN KERING TINGGI M. Jusuf, St.A. Rahayuningsih, dan T.S. Wahyuni Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendalpayak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ubi jalar adalah tanaman yang tumbuh menjalar di dalam tanah dan menghasilkan umbi. Ubi jalar dapat di tanam pada lahan yang kurang subur, dengan catatan tanah tersebut

Lebih terperinci

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU 1978 2012 UK-1 ADIRA 1 Dilepas tahun : 1978 Nomor seleksi klon : W-78 Asal : Persilangan Mangi/Ambon, Bogor 1957 Hasil rata-rata : 22 t/ha umbi basah Umur : 7 10 bulan

Lebih terperinci

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UK-1

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UK-1 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU 19782016 UK-1 Klik nama Varietas untuk menuju ke halaman informasi Varietas VARIETAS ADIRA 1 ADIRA 2 ADIRA 4 MALANG 1 MALANG 2 DARUL HIDAYAH UJ-3 UJ-5 MALANG 4 MALANG

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

Studi Pewarisan Antosianin Ubi Jalar pada Populasi F1 dari Tiga Kombinasi Persilangan Ayamurasaki

Studi Pewarisan Antosianin Ubi Jalar pada Populasi F1 dari Tiga Kombinasi Persilangan Ayamurasaki Studi Pewarisan Antosianin Ubi Jalar pada Populasi F1 dari Tiga Kombinasi Persilangan Ayamurasaki Wiwit Rahajeng dan St. A. Rahayuningsih Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Beras diperoleh dari butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekam), merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian besar butir beras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan akan komoditas pangan. Namun, hal ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1 LAMPIRAN 39 Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1 Adira-1 Dilepas tahun : 1978 Nomor seleksi klon : W-78 Asal : Persilangan Mangi/Ambon, Bogor 1957 Hasil rata-rata : 22 t/ha umbi basah Umur : 7 10 bulan

Lebih terperinci

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016 Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong Uji adaptasi galur harapan kedelai tahan pecah polong dan toleran hama pengisap polong dilaksanakan di 10 sentra produksi

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN Bambang Sigit A 1), Windi Atmaka 1), Tina Apriliyanti 2) 1) Program Studi Ilmu dan

Lebih terperinci

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI Ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun bahan dasar berbagai industri. Oleh karena itu pemilihan varietas ubi kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan sumber karbohidrat di Indonesia. Berdasarkan data statistik, produktivitas ubi jalar pada tahun 2015 mencapai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Persyaratan teknis minimal pupuk organik % % % ppm. Sel/ml %

Lampiran 1. Persyaratan teknis minimal pupuk organik % % % ppm. Sel/ml % Lampiran 1. Persyaratan teknis minimal pupuk organik No Parameter Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C-Organik C/N rasio Bahan ikutan (kerikil, beling, plastik) Kadar air - Granule - Curah Kadar Logam Berat As Hg

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas andalan Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas andalan Indonesia, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas andalan Indonesia, khususnya Provinsi Lampung. Indonesia termasuk sebagai negara penghasil ubi kayu

Lebih terperinci

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat praktis. Salah satu contohnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat praktis. Salah satu contohnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup masyarakat modern cenderung memilih sesuatu yang bersifat praktis. Salah satu contohnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang lebih suka mengkonsumsi makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang memiliki potensi bagus untuk dikembangkan setelah kedelai dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman labu kuning (waluh) merupakan suatu jenis buah yang termasuk kedalam familia Cucurbitaceae, termasuk tanaman semusim yang sekali berbuah langsung mati. Labu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PANGAN OLAHAN BERBAHAN DASAR UBIJALAR LOKAL

KARAKTERISTIK PANGAN OLAHAN BERBAHAN DASAR UBIJALAR LOKAL KARAKTERISTIK PANGAN OLAHAN BERBAHAN DASAR UBIJALAR LOKAL Gelora H. Augustyn 1*), Helen Hetharie 2), Simon H.T. Raharjo 2), dan Marietje Pesireron 3) 1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Faperta Unpatti,

Lebih terperinci

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Hingga saat ini varietas unggul mangga di Indonesia yang telah dilepas sebanyak 32 varietas. Dari 32 varietas unggul tersebut, 14 varietas berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan daerah tropis. Ubi kayu menjadi tanaman pangan pokok ketiga setelah padi dan jagung.

Lebih terperinci

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI Rejuvenasi SDG Kedelai Evaluasi Ketahanan SDG Kedelai terhadap Cekaman Salinitas

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI Rejuvenasi SDG Kedelai Evaluasi Ketahanan SDG Kedelai terhadap Cekaman Salinitas Balitkabi memiliki SDG aneka kacang (kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang nasi, kacang gude, kacang tunggak, dan koro-koroan) sebanyak 2.551 aksesi serta aneka umbi (ubi kayu, ubi jalar, suweg,

Lebih terperinci

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan Bahan baku untuk industri terutama keripik kentang adalah varietas Atlantik, karena memiliki mutu olah yang baik. Sebagian besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia yang digunakan sebagai sayuran maupun

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Area Serapan β-karoten dari Ketiga Varietas Lokal Ubi Jalar Hasil pengujian kandungan β-karoten terhadap ketiga varietas lokal ubi jalar dengan menggunakan HPLC, dan setelah

Lebih terperinci

Kedelai merupakan bahan pangan masyarakat Indonesia sejak lebih

Kedelai merupakan bahan pangan masyarakat Indonesia sejak lebih Preferensi Industri Tahu dan Tempe terhadap Ukuran dan Warna Biji Kedelai Ruly Krisdiana 1 Ringkasan Ukuran dan warna biji kedelai varietas unggul yang telah dilepas sangat beragam, sedangkan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di Indonesia adalah kue talam. Kue ini merupakan kue yang berbahan dasar tepung beras dan tepung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Makanan tersebut dikenal baik di segala usia maupun tingkat sosial masyarakat.

Lebih terperinci

Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu

Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu Wayan Trisnawati 1, Made Sugianyar 2 dan Ketut Ari Tantri Yanthi 2 1 Peneliti Pangan pada Balai Pengkajian

Lebih terperinci

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong 5 III. VARIETAS UNGGUL BARU/UNG UNGGULGUL HARAPAN KEDELAI Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong Uji adaptasi galur harapan kedelai tahan pecah polong dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN SRAGEN THE PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara kaya beragam pangan. Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah seluruhnya 5.193.252 km², yang terdiri dari daratan dan lautan. Indonesia

Lebih terperinci

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23 VI. UBIKAYU 6.1. Perbaikan Genetik Kebutuhan ubikayu semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya berbagai industri berbahan baku ubikayu, sehingga diperlukan teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman nangka berbuah sepanjang tahun jika dirawat dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar dan banyak dimanfaatkan oleh manusia. Tanaman ini dapat dikonsumsi segar sebagai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL UBI JALAR Effect Of Water Frequency On The Growth And Yield Of Sweet Potato Ratri Tri Hapsari 1 dan I Made Jana Mejaya 2 1 Balai Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim merupakan merupakan salah satu produk olahan susu berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan dan dibuat melalui proses pembekuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar dari ujung Barat sampai ujung Timur. Selain itu Indonesia mempunyai beragam suku dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90% berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang sering memerlukan makanan selingan di samping makanan pokok. Makanan selingan sangat bervariasi dari makanan ringan sampai makanan berat, atau makanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

Potensi Hasil Umbi dan Hasil Pati Klon-Klon Harapan Ubi Kayu

Potensi Hasil Umbi dan Hasil Pati Klon-Klon Harapan Ubi Kayu Potensi Hasil Umbi dan Hasil Pati Klon-Klon Harapan Ubi Kayu Kartika Noerwijati Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Kotak Pos 66 Malang 65101 E-mail: tika_iletri@yahoo.com

Lebih terperinci

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIJALAR UJ-1

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIJALAR UJ-1 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIJALAR 1977 2009 UJ-1 DAYA Dilepas tahun : 1977 Nomor seleksi klon : 380 Asal : Putri Selatan/Jonga, Bogor 1958 Hasil rata-rata : 23 t/ha Umur tanaman : 4 bulan Tinggi batang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang dengan gejala awal kurang dapat melihat pada malam hari (rabun senja).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang

Lebih terperinci

PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK)

PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK) PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK) AGUS SUPENO Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jalan Raya Kendalpayak, Kotak Pos 66, Malang RINGKASAN Persilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perubahan gaya hidup saat ini, masyarakat menginginkan suatu produk pangan yang bersifat praktis, mudah dibawa, mudah dikonsumsi, memiliki cita rasa

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU

PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU (The Time Effect Of Vacuum Frying Towards The Amount Of Water And Organoleptic Ingredients

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBIJALAR PADA DUA CARA TANAM

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBIJALAR PADA DUA CARA TANAM KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBIJALAR PADA DUA CARA TANAM Tinuk Sri Wahyuni Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jl. Raya Kendalpayak, Km 8, PO Box

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat keempat di Indonesia, setelah beras dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun relatif rendah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indoesia merupakan negara yang terkenal dengan makanan tradisional. Banyak makanan Indonesia yang tidak dijumpai di negara lain termasuk dodol. Dodol adalah makanan

Lebih terperinci

Deskripsi Ubikayu Varietas Adira 1

Deskripsi Ubikayu Varietas Adira 1 Deskripsi Ubikayu Varietas Adira 1 Nama Varietas : Adira 1 Tahun : 1978 : Mangi/Ambon Rataan Hasil : 22 t/ha : Umur tanaman : 7-10 bulan Tinggi batang : 1-2 m Bentuk daun : menjari agak lonjong Warna pucuk

Lebih terperinci

AKSESI PLASMA NUTFAH UBI JALAR BERKANDUNGAN BETA-KAROTEN TINGGI

AKSESI PLASMA NUTFAH UBI JALAR BERKANDUNGAN BETA-KAROTEN TINGGI AKSESI PLASMA NUTFAH UBI JALAR BERKANDUNGAN BETA-KAROTEN TINGGI Tinuk Sri Wahyuni, M. Jusuf, dan St. A. Rahayuningsih Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian ABSTRAK Ubi jalar merupakan

Lebih terperinci

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI JALAR UJ -1

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI JALAR UJ -1 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI JALAR 19772016 UJ -1 Klik nama Varietas untuk menuju ke halaman informasi Varietas VARIETAS DAYA BOROBUDUR PRAMBANAN MENDUT KALASAN MUARA TAKUS CANGKUANG SEWU CILEMBU SARI

Lebih terperinci

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI 11 IV. PLASMA NUTFAH Balitkabi memiliki SDG aneka kacang (kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang nasi, kacang gude, kacang tunggak, dan koro-koroan) sebanyak 2.551 aksesi serta aneka umbi (ubi kayu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, salah satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Dalam sejarah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman herbal merupakan salah satu minuman berbahan dasar tumbuhan alami yang berkhasiat bagi tubuh. Minuman herbal dibuat dengan dasar rempahrempah, akar, batang,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Bahan baku mie di Indonesia berupa tepung terigu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan pada anak-anak membuat 250.000-500.000 anak buta setiap tahunnya dan separuh diantaranya

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 UJI ADAPTASI POPULASI-POPULASI JAGUNG BERSARI BEBAS HASIL PERAKITAN LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa lokal disebut Erom berasal dari Benua Amerika. Para akhli botani dan pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman Sukun (Arthocarpus altilis) atau Breadfruit merupakan tanaman pangan alternatif di Indonesia yang bersifat musiman. Kandungan karbohidrat sukun sangat tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tape merupakan makanan selingan yang cukup populer di Indonesia dan Malaysia. Pada dasarnya ada dua tipe tape, yaitu tape ketan dan tape singkong. Tape memiliki rasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) merupakan buah yang digemari masyarakat Indonesia karena rasanya manis, renyah, dan kandungan airnya banyak, kulitnya keras dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik

Lebih terperinci

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan. Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik Jarak antar larikan : 25 cm Populasi : Luas Lahan / Jarak tanam : 10.000 / 0,25 m : 40.000 tanaman Kebutuhan Pupuk K1 Urea 100 kg /Ha : Dosis / Populasi

Lebih terperinci

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU Pemilihan varietas yang akan ditanam tergantung tujuan. Ubi kayu dengan rasa enak (tidak pahit, HCN 40 mg/kg umbi segar) dan tekstur daging umbi lembut sangat sesuai untuk pangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia sejak tahun 1968. Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang terbentuk akibat jagung biasa yang mengalami mutasi secara alami. Terdapat gen utama

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN UMBI DAN PEMBENTUKAN PATI KLON-KLON HARAPAN UBIJALAR KAYA ß-KAROTIN DAN ANTOSIANIN PADA BERBAGAI UMUR PANEN

PERKEMBANGAN UMBI DAN PEMBENTUKAN PATI KLON-KLON HARAPAN UBIJALAR KAYA ß-KAROTIN DAN ANTOSIANIN PADA BERBAGAI UMUR PANEN PERKEMBANGAN UMBI DAN PEMBENTUKAN PATI KLON-KLON HARAPAN UBIJALAR KAYA ß-KAROTIN DAN ANTOSIANIN PADA BERBAGAI UMUR PANEN St.A.Rahayuningsih, M.Jusuf Dan T.S. Wahyuni Balai Penelitian Kacang-kacangan dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penilitian,

Lebih terperinci