IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK DALAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK RUMINANSIA DI KAWASAN PANTAI SELATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
|
|
- Sudomo Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK DALAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK RUMINANSIA DI KAWASAN PANTAI SELATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (The Implementation of Organic Farming Technology in Crop-Livestock Integration System in South Coastal Area in Yogyakarta) SUPRIADI, SOEHARSONO dan K. TRIWIDYASTUTI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, Jl. Rajawali No. 28 Demangan Baru, Yogyakarta ABSTRACT The purposes of this study are to increase efficiency of field crop and horticulture farming through farming system based on organic material from beef cattle and sheep cage waste. This assessment was undertaken in Methods used were survey with holistic, participative and integrate approach in Poncosari village, Srandaan Sub District, Bantul District and Banaran village, Galur Sub District, Kulonprogo District. Results indicated that the potency of organic fertilizer yielded was ton/year could fulfill organic fertilizer requirement of 58 ha in Srandakan Bantul. Moreover the use of organic fertilizer from beef cattle waste at irrigation rice field could not increase the number of tiller paddy IR-64 and Ciherang. In Trisik Banaran Galur Kulon Progo, organic fertilizer yielded from sheep livestock was tons, could fulfill organic fertilizer requirement at a farm of 10,52 ha. Exploiting of sheep livestock organic fertilizer for red pepper production in coastal area could increase crop period to 15 times, 3 more times compared to without using organic fertilizer from sheep (12 times). Economic analysis showed that on pepper sheep farming integration give the benefit of Rp and Rp , R/C of 1.83 ( non organic fertilizer) and 2.26 (organic fertilizer). Key Words: Integration, Crop, Livestock, Organic Fertilizer ABSTRAK Pengkajian ini bertujuan meningkatkan efisiensi usahatani tanaman pangan dan hortikultura melalui sistem usahatani berbasis bahan organik yang berasal dari limbah kandang ternak sapi potong dan domba yang dilakukan pada tahun Metodologi pengkajian dilakukan dengan pendekatan secara menyeluruh, partisipatif dan integratif yang dilaksanakan di lahan petani (on farm research) dan dibimbing oleh peneliti dan penyuluh di Desa Poncosari Kecamatan Srandaan Kabupaten Bantul dan Desa Banaran Kec. Galur Kab. Kulonprogo. Hasil pengkajian penerapan teknologi budidaya usahatani tanaman ternak sapi potong pada kelompok ternak Andini Mukti Jopaten Poncosari Srandakan Bantul menunjukkan bahwa: Potensi pupuk organik yang dihasilkan oleh kelompok ternak sapi potong Andini Mukti sebesar 435,23 ton/th mampu mencukupi kebutuhan pupuk organik seluas 58 ha; Optimalisasi penggunaan pupuk organik dari limbah kandang sapi potong pada sistem budidaya padi lahan sawah irigasi tidak dapat meningkatkan jumlah anakan padi IR-64 dan Ciherang. Penerapan teknologi budidaya usahatani tanaman ternak domba pada kelompok tani Tani Maju II Trisik Banaran Galur Kulonprogo menunjukkan bahwa: jumlah populasi ternak domba pada kawasan pantai selatan Desa Banaran Galur Kulonprogro pada tahun 2006 sejumlah 625 ± 38 ekor. Pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran ternak domba sebanyak 78,87 ton mampu mencukupi kebutuhan pupuk organik pada lahan seluas 10,52 ha; Pemanfaatan pupuk organik ternak domba pada sistem budidaya cabe merah di lahan pesisir pantai dapat meningkatkan periode panen sampai 15 kali, 3 kali lebih banyak dibanding tanpa menggunakan pupuk organik dari domba (12 kali). Keuntungan yang diperoleh atas dasar biaya variabel pada usahatani cabe dengan memanfaatkan pupuk organik dari ternak domba pada lahan seluas 1000 m 2 sebesar Rp dan Rp dengan efisiensi ditinjau dari tingkat penerimaan atas biaya variabel R/C sebesar 1,83 (non pupuk organik); meningkat 12,61% sebesar 2,26 (pupuk organik). Kata Kunci: Integrasi, Tanaman, Ternak, Pupuk Organik 522
2 PENDAHULUAN Pembangunan pertanian dapat dilakukan melalui sistem terpadu yang berorientasi tidak hanya pada peningkatan produktivitas dan pendapatan petani tetapi juga pengembangan sistem agribisnis. Ternak sapi potong merupakan komponen penting dalam kehidupan keluarga tani karena berfungsi sebagai salah satu sumber pendapatan, modal, tabungan, sumber tenaga kerja pengolah lahan dan sumber pupuk kandang. Komoditas ternak sapi potong di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki nilai location quotion (LQ) sebesar 1,29 dengan rangking 9 tingkat nasional (ANONIMUS, 2003). Berbagai macam fungsi yang diperoleh petani dari usaha ternak ini memberikan gambaran strategisnya usaha ternak bagi petani. Ternak sapi potong digunakan dalam tahap inisiasi karena merupakan sumber bahan organik yang diperlukan dalam rehabilitasi tanah, serta mempunyai kemampuan untuk mendorong petani dalam mempraktekkan usahatani konservasi melalui penanaman penguat teras dengan tanaman pakan ternak. JUARINI et al. (2000) melaporkan bahwa sapi potong dapat menghasilkan pupuk organik sebanyak 4 5 kg/ekor/hari dari kotoran sapi yang diolah. Dengan memelihara 4 6 ekor sapi akan menghasilkan 7,3 11 ton pupuk per tahun yang sudah diolah, penggunaan pupuk organik 2 ton per hektar untuk tiap kali tanam, maka potensi pupuk yang dihasilkan dapat menunjang kebutuhan pupuk organik untuk 1,8 2,7 ha sawah dengan dua kali tanam per tahun. Usaha ternak domba di pedesaan masih merupakan usaha yang bersifat sampingan dengan skala kepemilikan 1 15 ekor, dan merupakan usaha komplementer dari usaha pertanian tanaman pangan (POND et al., 1994) sehingga peternak cenderung tidak memanfaatkan teknologi yang semestinya dapat diadopsi untuk meningkatkan produktivitas ternak domba. Usaha peningkatan produktivitas ternak domba dimulai dengan memanfaatkan bibit yang memadai, tatalaksana perkembangbiakan, tatalaksana pemberian pakan dan kontrol kesehatan serta aspek pemasaran. Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan bahwa limbah pertanian telah menjadi tumpuan sumber hijauan pakan sepanjang tahun. Produksi limbah pertanian di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan sebanyak ton bahan kering/tahun; diantaranya berupa jerami padi sebanyak ton bahan kering (UTOMO, 1999). Upaya mengoptimalkan pemanfaatan limbah pertanian dilakukan dengan berbagai cara. Untuk mengatasi fluktuasi ketersediaan limbah pertanian, petani telah melakukan pengeringan untuk menyimpannya sebagai persediaan yang akan digunakan pada saat sulit pakan, dengan demikian adanya daur ulang atau integrasi antara tanaman dan ternak dimana limbah pertanian dijadikan pakan dan limbah kandang ternak dijadikan pupuk, namun demikian pertanian organik bukan berarti 100% semuanya menggunakan bahanbahan dari organik, namun masih diperbolehkan menggunakan bahan bukan dari organik seperti pupuk kimia dalam batas tertentu ISNAINI (2006). Pengkajian ini dilakukan kerjasama dengan dua kelompok ternak yaitu kelompok ternak sapi potong Andini Mukti di Bantul dan Kelompok Ternak domba Tani Maju di Kulon Progo, kegiatan ini sengaja dilakukan di kelompok peternak agar tercipta kebersamaan dan kemitraan SUTRISNO et al. (2000) mengatakan bahwa kemitraan sebagai sarana pendekatan pihak-pihak yang berkepentingan sehingga kepentingan berbagai kelompok dalam masyarakat dapat sinergi. MATERI DAN METODE Pengkajian dilakukan di wilayah pantai selatan yogyakarta dengan dua kegiatan pada dua kelompok peternak yaitu untuk ternak sapi potong di kelompok peternak Andini Mukti Jopaten, Poncosari Bantul dengan jenis ternak sapi potong yang dipelihara ialah jenis crossbred Potal (PO x Simental) dan crossbred Posin (PO x Limosin) untuk tanaman padi. dan kelompok peternak ternak domba Tani Maju II di Banaran, Galur Kulon Progo dengan jenis domba loka untuk tanaman sayuran. Pengkajian dilakukan pada tahun Dalam penggunaan pupuk organik untuk tanaman padi diperbandingkan antara Program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), System Rice of Intensification (SRI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Tanaman padi 523
3 dengan varietas Ciherang dan IR-64; ditanam pada umur kurang 20 hari (MH 2006) dengan jarak tanam 20 x 20 cm; dua tiga bibit per lobang tanam. Optimalisasi penggunaan pupuk organik yang berasal dari limbah kandang sapi potong dengan dosis pupuk masing-masing: 1) Model Petani sebagai control (300 kg urea + 0 kg TSP + 0 kg KCl) setiap ha lahan; 2) Model PTT (200 kg urea + 50 kg TSP + 50 kg KCl + 2 ton pupuk organik) setiap ha lahan; 3) Model SNI (100 kg urea + 25 kg TSP + 25 kg KCl + 2,5 ton pupuk organik) setiap ha lahan dan 4) Model SRI (0 kg urea + 0 kg TSP + 0 kg KCl + 7,5 ton pupuk organik) setiap ha lahan, total lahan pasir yang digunakan untuk kegiatan ini adalah 1 hektar dimana setiap perlakuan diulang 3 kali dengan luasan antara m 2. Pada kegiatan rekayasa teknologi sistem budidaya sayuran berbasis pupuk organik dari limbah kandang ternak domba pengkajian yang dilakukan adalah: 1 Usahatani sayuran cabe dilahan pasir pantai pemberian pupuk organik dan 2 Usahatani sayuran cabe dengan tanpa pemberian pupuk organik. Luasan lahan pasir yang digunakan masing-masing 1000 m 2 diulang masing-masing 5, dengan demikian luasan lahan yang digunakan untuk 2 kegiatan seluas 1 hektar dengan dosis penggunaan pupuk organik pada perlakuan 2 adalah sebanyak 7,5 ton/ha. Hasil akhir penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi, yang dilengkapi dengan tabel dan grafik dari variabel-variabel yang dianalisis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi pupuk organik dari limbah kandang pada kawasan peternakan sapi potong Potensi pupuk organik yang dihasilkan ternak sapi potong dapat diukur melalui jumlah feses - urine yang dikeluarkan setiap hari per ekor ternak ditambah sisa pakan (rapen) yang diberikan oleh peternak. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah feses yang diekskresikan induk ternak sapi potong dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Model pengelolaan ternak sapi potong umumnya dipelihara didalam kandang dan berkelompok. Jumlah populasi ternak yang dikelola dalam kawasan kandang kelompok oleh kelompok ternak sapi potong Andini Mukti Desa Poncosari, Kec. Srandakan Kab. Bantul sebanyak 105 ekor (90 unit ternak), dimana Rata rata feses yang diekskresikan oleh induk ternak sapi potong sebesar 26,5 kg/ekor/hari. Kadar air feses segar sekitar 70%, untuk diolah menjadi pupuk organik maka kadar air feses diturunkan hingga 50 60%. Penyusutan selama proses dekomposisi sebesar 30 40% sehingga rata-rata setiap induk ternak sapi potong menghasilkan pupuk organik sebanyak 11,36 kg/hari atau kg/ekor/tahun, dengan demikian potensi pupuk organik yang dihasilkan oleh kelompok ternak sapi potong Andini Mukti sebesar 435,23 ton/tahun. kg/ekor/hari ,5 Simental PO Limosin Jenis sapi potong Gambar 1. Ekskresi feses induk ternak sapi potong yang diberi pakan jerami padi secara ad libitum (kg/ekor/hari) 524
4 Pengolahan limbah ternak sapi potong menjadi pupuk organik dilakukan dengan penerapan teknologi dekomposisi dengan menggunakan biostarter. Pengolahan pupuk organik dari bahan material dengan C/N sebesar 56,73 yang berasal dari limbah kandang (feses, urine, sisa pakan) ditambah urea dan biostarter lokal (Biofastdeg), kemudian diperam selama 3 minggu dan dilakukan pembalikan. Kualitas pupuk organik yang dihasilkan dengan kandungan C-organik = 12,60%, N total = 1,17% dan C/N 12,63. Pengelolaan usahatani tanaman dengan pola tanam padi padi palawija. Bila kebutuhan pupuk organik setiap musim tanam 2,5 ton/ha maka potensi pupuk organik hasil olahan dengan kandungan C-organik = 12,60%, N total = 1,17% dan C/N 12,63 yang dihasilkan oleh kelompok ternak Andini Mukti mampu mencukupi kebutuhan pupuk organik untuk tiga kali tanam seluas 58 ha. Pemanfaatan pupuk organik pada sistem budidaya padi lahan sawah irigasi Jumlah anakan padi Ciherang tidak berbeda nyata (P > 0,05) dari keempat perlakuan. Jumlah anakan padi Ciherang pada kontrol sejumlah 10,67 ± 2,08; Model PTT sejumlah 9,80 ± 1,15; Model SNI sejumlah 11,25 ± 2,08 dan Model SRI sejumlah 12,40 ± 1,53. Jumlah anakan varietas IR-64 tidak berbeda nyata (P > 0,05) dari keempat perlakuan. Jumlah anakan padi IR-64 pada kontrol sejumlah 9,75 ± 1,15; Model PTT sejumlah 11,40 ± 1,53; Model SNI sejumlah 12,00 ± 2,89 dan Model SRI sejumlah 11,00 ± 0,58. Dari keempat perlakuan pada dua varitas padi menunjukkan bahwa pada penggunaan pupuk anorganik maupun pupuk organik tidak lagi bisa meningkatkan jumlah anakan hal ini mungkin disebabkan jumlah unsur hara dalam tanah sawah berpasir terlalu sedikit sehingga perlakuan dosis penggunaan pupuk pada kegiatan ini tidak terlihat adanya perubahan baik pada kontrol yang hanya menggunakan satu pupuk Urea saja atau pada perlakuan SRI yang hanya menggunakan pupuk organik saja ataupun pada perlakuan yang menggunakan berbagai macam pupuk. Produktivitas padi varietas Ciherang ratarata 5,530 ton/ha gabah kering panen (GKP) dengan rata-rata masing-masing perlakuan adalah : SRI (6,36 ton/ha) diikuti Kontrol (6,16 ton/ha); SNI (4,84 ton/ha dan PTT (4,76 ton/ha) lebih tinggi dibanding varietas IR-64 dengan rata-rata 5,050 ton/ha dimana hasil rata-rata dari masing-masing perlakuan adalah SRI (5,800 ton/ha) diikuti Kontrol (5,720 ton/ha); SNI (4,360 ton/ha) dan PTT (4,320 ton/ha), sejalan dengan tidak adanya perbedaan pada jumlah anakan maka pada rata-rata produksi gabah juga tidak ada perbedaan. Potensi pupuk organik dari limbah kandang ternak domba pada kawasan peternakan rakyat Potensi pupuk organik yang dihasilkan ternak domba diukur melalui jumlah feses yang dikeluarkan setiap hari per ekor ternak. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah feses yang diekskresikan ternak domba rata-rata 461 ± 112 g/ekor/hari. Perlu diketahui bahwa jumlah populasi ternak domba pada kawasan pantai selatan Desa Banaran Galur Kulon Progo pada tahun 2006 sejumlah 625 ± 38 ekor. Potensi kotoran domba sebagai pupuk organik sebesar 105,17 ton setiap tahun. Apabila kotoran domba digunakan sebagai pupuk organik setiap musim tanam 2,5 ton/ha maka akan menculupi kebutuhan pupuk organik untuk tiga kali musim tanam pada lahan seluas 14,02 ha. Namun demikian model pengelolaan ternak domba di kawasan pantai selatan Desa Banaran Galur Kulon Progo Tabel 1. Jumlah anakan padi varitas Ciherang dan IR 64 pada penggunaan pupuk organik model PTT, SNI dan SRI Varitas Model PTT SNI SRI Kontrol (model petani) Ciherang 9,80 ± 1,15 11,25 ± 2,08 12,40 ± 1,53 10,67 ± 2,0 IR 64 11,40 ± 1,53 12,00 ± 2,89 11,00 ± 0,58 9,75 ± 1,15 525
5 umumnya dipelihara secara tradisional dengan digembalakan. Setiap hari ternak digembalakan selama 6 jam sehingga peluang kotoran ternak yang dapat ditampung di dalam kandang sebanyak 75% dari potensi yang ada. Oleh karena itu, pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran ternak domba sebanyak 78,87 ton dan hanya mampu mencukupi kebutuhan pupuk organik untuk tiga kali musim tanam pada lahan seluas 10,52 ha. Pemanfaatan pupuk organik ternak domba pada sistem budidaya sayuran di lahan pasir Tingkat penggunaan pupuk organik dari ternak domba sebesar kg/ha diberikan pada saat sebelum tanam. Tingkat produksi cabe merah di kawasan pantai selatan Desa Banaran Galur Kulonprogo dengan menggunakan pupuk organik dari kotoran domba ditunjukkan pada Gambar 2. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik domba dapat meningkatkan periode panen sampai 15 kali yang mana 3 kali lebih banyak dibandingkan dengan tanpa menggunakan pupuk organik dari domba (12 kali). Produksi setiap petik rata rata 73 ± 24, 99 dengan total produksi 1100 kg/1000m 2 pada perlakuan penggunaan pupuk organik sedangkan pertanaman cabe tanpa menggunakan pupuk organik dari domba produksi setiap petik rata rata 89 ± 11,70 kg dengan total produksi 1068 kg/1000m 2 Penerimaan usaha atas biaya variabel sistem produksi cabe merah dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari ternak domba pada luas lahan 1000 m 2 ditunjukkan dalam Tabel 2. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik dari kotoran domba dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan langsung petani (biaya eksplisit) dari Rp menurun menjadi Rp Biaya implisit berupa curahan tenaga kerja dan pupuk organik dari ternak domba yang digunakan dalam pengelolaan usahatani cabe. Penerimaan petani berupa hasil penjualan cabe masing masing sebesar Rp 5,874,000 dan Rp 6,050,000. Keuntungan yang diperoleh atas dasar biaya variabel pada usahatani cabe dengan memanfaatkan pupuk organik dari ternak domba pada lahan seluas 1000 m2 sebesar Rp dan Rp dengan efisiensi ditinjau dari tingkat penerimaan atas biaya variabel R/C sebesar 1,83 (non pupuk organik); meningkat 12,61% menjadi sebesar 2,26 (pupuk organik). Kg Panen Non Pupuk Organik Pupuk Organik Gambar 2. Grafik tingkat produksi cabe merah dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari tenak domba 526
6 Tabel 2. Analisis finansial sistem produksi cabe merah dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari ternak domba No Uraian Satuan Harga Non pupuk organik Pupuk organik Satuan Volume Jumlah Volume Jumlah I Biaya tetap 2,700,000 2,700,000 Lahan m 2-1,000-1,000 - Pompa air buah 1,500, ,500, ,500,000 Sumur renteng unit 60, ,200, ,200,000 II Biaya variabel 3,199,700 2,675,500 1 Biaya eksplisit 1,224, ,000 Bibit kepek 30, , ,000 Pupuk majemuk kg 2, , ,750 Pupuk urea kg 1, , ,000 Obat pkt 258, , ,000 BBM lt 4, , ,750 Plastik polibag bks 5, , ,500 Penyusutan alat 1/10-270, ,000 Lain-lain pkt 10, , ,000 2 Biaya implisit 1,975,000 1,687,500 Inthil kg ,500 Tenaga kerja Siram HOK 25, ,225, ,000 Panen HOK 25, , ,000 Penanaman HOK 25, , ,500 Penyemaian HOK 25, , ,000 Perawatan HOK 25, , ,000 Pengolahan lahan HOK 25, , ,000 III Penerimaan 5,874,000 6,050,000 Penjualan cabe kg 5,500 1,068 5,874,000 1,100 6,050,000 IV Keuntungan 2,674,300 3,374,500 R/C 1, B/C 0,83 1,26 KESIMPULAN Penerapan teknologi budidaya usahatani tanaman ternak sapi potong pada kelompok ternak Andini Mukti Jopaten Poncosari Srandakan Bantul dan kelompok domba Tani Maju II Trisik, Banaran, Kulon Progo, dapat disimpulkan bahwa; Optimalisasi penggunaan pupuk organik dari limbah kandang sapi potong pada sistem budidaya padi lahan sawah irigasi tidak meningkatkan jumlah anakan padi IR - 64 dan Ciherang, sedangkan pada pemanfaatan pupuk organik ternak domba pada sistem budidaya cabe merah dapat meningkatkan periode panen sampai 15 kali lebih banyak dibanding tanpa menggunakan pupuk organik dari domba (12 kali). Produksi setiap petik pada penggunaan pupuk organik rata-rata 73 ± 24,99 dengan total produksi 1100 kg/1000m 2 sedangkan produksi setiap petik 527
7 cabe tanpa menggunakan pupuk organik dari domba rata-rata 89 ± 11,70 kg dengan total produksi 1068 kg/1000m 2. Penerimaan petani berupa hasil penjualan cabe masing-masing sebesar Rp dan Rp Keuntungan yang diperoleh atas dasar biaya variabel pada usahatani cabe dengan memanfaatkan pupuk organik dari ternak domba pada lahan seluas 1000 m 2 sebesar Rp dan Rp dengan efisiensi ditinjau dari tingkat penerimaan atas biaya variabel R/C sebesar 1,83 (non pupuk organik); meningkat 12,61% menjadi sebesar 2,26 (pupuk organik). DAFTAR PUSTAKA ANONIMUS Penentuan Komoditas Unggulan Nasional di Propinsi dan Spesifik Daerah. Tim Asistensi. Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. JUARINI, E., B. WIBOWO, SUMANTO dan ASHARI Kompos Sebagai Komponen Usahatani- Ternak Sapi Studi Kasus di Kabupaten Gunungkidul. Pros. Seminar Teknologi Pertanian untuk Mendukung Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Ketahanan Pangan. Yogyakarta, 23 Nopember POND, K.R., M.D. SANCHEZ, P.M. HORNE, R.C. MERKEL, L.P. BATUBARA, T. IBRAHIM, S.P. GINTING, J.C. BURNS and D.S. FISHER Strategic Development for Small Ruminant Production in Asia and The Pasific. Proc. of a Symposium held in Conjunction with 7th Asian- Australasian Association of Animal Production Socities Congress. July 11 16, Denpasar, Bali, Indonesia. SR-CRSP. ISNAINI, M Pertanian Organik. Untuk Keuntungan Ekonomi dan Kelestarian Bumi. Kreasi Wacana, Yogyakarta. SUTRISNO, SUMARDJO, M. SYUKUR, T. BANNTACUT, A. M. FAUZY dan P. HARIYADI Studi Evaluasi Kelembagaan Ekonomi Lokal dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Daerah: Evaluasi Kinerja Kelembagaan Ekonomi. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. UTOMO, R Jerami Padi sebagai Pakan: Potensi, Kendala dan Prospek. Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala pada Fak. Peternakan Univ. Gadjah Mada Yogyakarta. 528
Pembibitan Ternak Sapi Potong dalam Sistem Integrasi Tanaman Ternak di Kawasan Pantai Selatan Kabupaten Bantul
Sains Peternakan Vol. 6 (1), Maret 2008: 49-55 ISSN 1693-8828 Pembibitan Ternak Sapi Potong dalam Sistem Integrasi Tanaman Ternak di Kawasan Pantai Selatan Kabupaten Bantul Soeharsono, Sinung Rustijarno
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KANDANG DAN NILAI EKONOMI DALAM USAHATANI HORTIKULTURA DI LAHAN PASIR KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 28 PEMANFAATAN LIMBAH KANDANG DAN NILAI EKONOMI DALAM USAHATANI HORTIKULTURA DI LAHAN PASIR KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO (Use of Manure and
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciANALISIS KEUNTUNGAN DAN KELAYAKAN USAHATANI DALAM INTEGRASI SAPI POTONG PADI DI KOYA BARAT KOTA JAYAPURA. Usman, B.M.W. Tiro dan Afrizal Malik
ANALISIS KEUNTUNGAN DAN KELAYAKAN USAHATANI DALAM INTEGRASI SAPI POTONG PADI DI KOYA BARAT KOTA JAYAPURA Usman, B.M.W. Tiro dan Afrizal Malik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Jl. Yahim Sentani
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciKAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK
KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)
PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) OLEH M. ARIEF INDARTO 0810212111 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK
Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK YATI HARYATI, I. NURHATI dan E. GUSTIANI Balm
Lebih terperinciX. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO
X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak
Lebih terperinciLokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak komoditas ekspor. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut seca
INTEGRASI TANAMAN PADI - SAM PERAH DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT AGUS NURAWAN, A. GUNAWAN, HASMI B dan IGP. ALIT D Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jaiva Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...
Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciSistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan
Lebih terperinciI. Pendahuluan. II. Permasalahan
A. PENJELASAN UMUM I. Pendahuluan (1) Padi sawah merupakan konsumen pupuk terbesar di Indonesia. Efisiensi pemupukan tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga terkait
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KANDANG ITIK SEBAGAI PUPUK UNTUK TANAMAN PADI DI LAHAN PANTAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH KANDANG ITIK SEBAGAI PUPUK UNTUK TANAMAN PADI DI LAHAN PANTAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Utilization of Duck Cages Waste as Fertilizer on Rice Plant in Coastal Area of Yogyakarta Special
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan) Dr. Aris Slamet Widodo, SP., MSc. Retno Wulandari, SP., MSc. Prodi Agribisnis,
Lebih terperinciDINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani
Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DAN SAYURAN
Lebih terperinciPEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)
PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI) R. H. MATONDANG dan A. Y. FADWIWATI Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Gorontalo Jln. Kopi no. 270 Desa Moutong
Lebih terperinciKontribusi Usahatani Padi dan Usaha Sapi Potong Terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah
Kontribusi Usahatani Padi dan Usaha Sapi Potong Terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah Albina Br Ginting ABSTRACT This study aims to: 1). to
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciHanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis
PENGARUH DOSIS PUPUK DAN JERAMI PADI TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA TANAH SERTA PRODUKSI PADI SAWAH PADA SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) Effect of Fertilizer Dosage and Rice Straw to the
Lebih terperinciPENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG
PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pupuk Kompos Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk
Lebih terperinciKELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN
KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib, Sumanto dan Nelson H. Kario. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Balai
Lebih terperinciAbstrak
Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciTENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 01/Kpts/SR.130/1/2006 TANGGAL 3 JANUARI 2006 TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK KATA PENGANTAR
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian pangan khususnya beras, dalam struktur perekonomian di Indonesia memegang peranan penting sebagai bahan makanan pokok penduduk dan sumber pendapatan sebagian
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING (Prospect of Beef Cattle Development to Support Competitiveness Agrivusiness in Bengkulu) GUNAWAN 1 dan
Lebih terperinciANALISIS USAHA TANI TERPADU SAPI POTONG DAN PADI SAWAH KELOMPOK TANI KEONG MAS KECAMATAN SANGKUB, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS)
ANALISIS USAHA TANI TERPADU SAPI POTONG DAN PADI SAWAH KELOMPOK TANI KEONG MAS KECAMATAN SANGKUB, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS) Judy. M. Tumewu *, V. V. J. Panelewen **, A.D.P. Mirah
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK
ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK Nusyirwan Hasan, Aryunis, dan Buharman B Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PUPUK ORGANIK
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PUPUK ORGANIK Oleh : Benny Rachman Delima Hasri Azahari Henny Mayrowani Arief Iswariyadi Valeriana Darwis Ahmad M. Ar-Rozi PUSAT ANALISIS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK (Impact of Compost Production from Cow Manure on the Income
Lebih terperinciProsiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :
Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciOPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI
OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN USAHATANI DI LAHAN PASIR PANTAI MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH USAHA PETERNAKAN 1. Ahmad Musofie 2
UPAYA PENGEMBANGAN USAHATANI DI LAHAN PASIR PANTAI MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH USAHA PETERNAKAN 1 Ahmad Musofie 2 ABSTRAK Ternak selalu disebut sebagai sumber bau, debu atau sebagai penyebab tingginya populasi
Lebih terperinciLokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak bawah pengawasan pemiliknya. Peran ternak domba di lokasi tersebut
OPTIMASI PERAN TERNAK DOMBA DALAM MENUNJANG USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DEDI SUGANDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayu Ambon No. 80 Kotak Pos 8495, Lembang ABSTRAK Ternak domba bagi
Lebih terperincisosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.
85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi
Lebih terperinciPeluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta
Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta Murwati dan Sutardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta E-mail: Me.mur_wati@yahoo.co.id Abstrak Penelitian
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK
ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN Sunanto dan Nasrullah Assesment Institution an Agricultural Technology South Sulawesi, Livestock research center ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : "MEWUJUDKAN PETANI SEJAHTERA MELALUI PERTANIAN BERKELANJUTAN" MISI 1 TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS AGROEKOSISTEM : MENINGKATKAN
Lebih terperinciSinung Rustijarno Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK
RINTISAN AGRO INDUSTRIAL PEDESAAN (AIP) USAHATANI PERBENIHAN PADI DENGAN PENDEKATAN PTT DALAM RANGKA MENDUKUNG JOGJA SEED CENTER DI KABUPATEN KULON PROGO Sinung Rustijarno Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA
Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005
PROFIL USAHA DAN KONTRIBUSI TERNAK SAPI DALAM SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI LAHAN KERING (STUDI KASUS DI DESA SUMBER MULIA KECAMATAN PELAIHARI TANAH LAUT) (Company Profile and Livestock Contribute
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan
Lebih terperinciII. PERMASALAHAN DAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH 2009 I. PENDAHULUAN Prima Tani Desa Bapeang,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di berbagai bidang memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah defisiensi nutrisi Zn.
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)
ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO) (Muhsanati, Etti Swasti, Armansyah, Aprizal Zainal) *) *) Staf Pengajar Fak.Pertanian, Univ.Andalas
Lebih terperinciPENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI
PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INDEK PERTANAMAN (IP-400) DALAM RANGKA KEMANDIRAN PANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INDEK PERTANAMAN (IP-400) DALAM RANGKA KEMANDIRAN PANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Subagiyo, Sutardi dan Nugroho Siswanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING
TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING HERY SURYANTO DAN SUROSO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Dalam mengusahakan tanaman lada (Piper nigrum L) banyak menghadapi kendala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Saat ini pelaksanaan pembangunan pertanian di tingkat petani umumnya masih bersifat parsial (per sub sektor). Sebagai contoh, lahan sawah masih dipandang sebagai
Lebih terperinciLIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU
LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU Kini isu pertanian organik makin kuat diwacanakan sejalan dengan makin diminatinya produk-produk pangan organik, makin mahalnya pupuk an organik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama yang selalu dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Tetapi ada banyak hal yang menjadi kendala dalam produktivitas budidaya tanaman padi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini beras masih merupakan pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando, 2007) kebutuhan beras dari tahun-ketahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa
Lebih terperinciSISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING
KODE JUDUL : X.47 LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, DAN HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG
Lebih terperinciSISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA
Suplemen 5 SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA Latar Belakang Sejak tahun 2008, Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan telah menginisiasi program pengembangan ternak sapi yang
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
Lebih terperinciII. HASIL DAN PEMBAHASAN
II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan
Lebih terperinciKeberlanjutan Sistem Usahatani Integrasi Tanaman-Ternak Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 30-35 ISSN 1693-8828 Keberlanjutan Sistem Usahatani Integrasi Tanaman-Ternak Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta N. Hidayat, Soeharsono
Lebih terperinciKEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI
KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI Prof. Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Lebih terperinciPERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI
PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MH. Togatorop dan Wayan Sudana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor ABSTRAK Suatu pengkajian
Lebih terperinciZIRAA AH, Volume 42 Nomor 2, Juni 2017 Halaman e - ISSN
150 ANALISIS PENDAPATAN PETANI MELALUI SISTEM INTEGRASI TANAMAN PADI-TERNAK SAPI DI DESA JARO KECAMATAN JARO KABUPATEN TABALONG (STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI TANI MEMBANGUN ) (Analysis Income Of Farmers
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan
Lebih terperinciMODEL SISTEM INTEGRASI PADI-SAPI POTONG DI LAHAN SAWAH. (Model on The Crop Livestock System in the Paddy Field) ABSTRACT
Model Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong Di Lahan Sawah (Ruli Basuni et al.) MODEL SISTEM INTEGRASI PADI-SAPI POTONG DI LAHAN SAWAH (Model on The Crop Livestock System in the Paddy Field) Ruli Basuni 1),
Lebih terperinciDENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT
DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode
Lebih terperinciPeran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten
Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten Eka Rastiyanto Amrullah¹ dan Sholih Nugroho Hadi² ¹Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jl. Ciptayasa KM 01 Ciruas Serang
Lebih terperinciSELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO
SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas
Lebih terperinciDAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG
DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG (Kasus : Desa Bangun Panei, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun) Sri Astuti*), Diana Chalil**), Rahmanta Ginting**) *) Alumni
Lebih terperinciSTRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN
STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI DEWI SAHARA, YUSUF DAN SUHARDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara ABSTRACT The research on increasing farmer
Lebih terperinciTITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI
TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI Gusnidar, Herviyanti dan Syafrimen Yasin; Fakultas Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK Titojer adalah titonia dan jerami sebagai bahan organik
Lebih terperinciPENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK
PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciAgriekonomika, ISSN e ISSN Volume 4, Nomor 1 KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA USAHATANI PADI SAWAH DI SERANG BANTEN
KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA USAHATANI PADI SAWAH DI SERANG BANTEN Resmayeti Purba Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten resmayeti63@yahoo.com ABSTRAK Meningkatkan hasil padi sawah yang
Lebih terperinciBUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK
BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK System of Rice Intensification Prepared by : Utju Suiatna Beberapa Contoh Pesawahan SRI Pembibitan Penyiapan Tegalan Penyemaian Untuk bibit 1 ha diperlukan sekitar 5 kg benih
Lebih terperinciV. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK. umum perilaku ekonomi rumahtangga petani di wilayah penelitian.
V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK Deskripsi statistik rumahtangga petani dilakukan pada peubah-peubah yang digunakan dalam model ekonometrika, sehingga dapat memberikan gambaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciPENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN
PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Agus Hasbianto dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK Jagung
Lebih terperinciDAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA
DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1 I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Selama
Lebih terperinciPELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN
PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI
ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI (Oriza sativa L) DAN TERNAK ITIK PETELUR (Studi Kasus di Kelompok Mukti Tani Desa Banjarsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ai Indah Perwati, Dedi
Lebih terperinciPOTENSI INTEGRASI TANAMAN - TERNAK DI SULAWESI TENGGARA
Seminar Nasional Serealia, 2013 POTENSI INTEGRASI TANAMAN - TERNAK DI SULAWESI TENGGARA Rusdin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara ABSTRAK Pola integrasi tanaman dan ternak atau pertanian
Lebih terperinciDINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1
DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian teknologi Pertanian
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL
TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL Bagi Indonesia, ubi kayu merupakan komoditas pangan penting, dan ke depan komoditas ini akan semakin srategis peranannya bagi kehidupan masyarakat
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN LUMAJANG THE INTEGRATED PLANT MANAGEMENT OF NEW SUPERIOR VARIETIES OF INPARI RICE TO SUPPORT
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP
ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP (Income analysis of beef and racing cattle farmers in Sapudi Island Regency of Sumenep) Riszqina 1),
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI ORGANIK MENUJU PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN. Sri Karyaningsih, M.D. Meniek Pawarti dan Dwi Nugraheni
INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI ORGANIK MENUJU PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN Sri Karyaningsih, M.D. Meniek Pawarti dan Dwi Nugraheni ABSTRAK Budidaya padi organik adalah teknik budidaya padi
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)
No. 46/07/51/Th. X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali tahun 2015 tercatat sebesar 853.710
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting
Lebih terperinci