PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA"

Transkripsi

1

2 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA Jl. PANGERAN ANTASARI, NO.1 TELP. (0511) , FAX (0511) , WEBSITE : MARABAHAN ======================================================= LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI BARITO KUALA TAHUN 2013 (LKPJ) Marabahan, Maret 2014

3 B U P A T I B A R I T O K U A L A KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunianya maka Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Barito Kuala Tahun 2013 dapat disusun dan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Kuala. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Barito Kuala pada akhir tahun anggaran 2013 disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Kuala merupakan Implementasi pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007, tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Dengan tujuan sebagai laporan keterangan dari Bupati Barito Kuala kepada DPRD Kabupaten Barito Kuala, menyangkut pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi, pembantuan, tugas umum pemerintahan yang berisi program atau kegiatan dan hasil yang dicapai, manfaat yang didapat dan kendala yang dihadapi dengan solusi yang direncanakan serta keberhasilan yang telah dicapai Pemerintah Kabupaten Barito Kuala selama tahun Oleh karenanya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Barito Kuala ini lebih merupakan progress report (laporan kemajuan) dalam bentuk laporan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Barito Kuala yang dicapai selama tahun 2013, sekaligus bentuk nyata upaya menciptakan pemerintahan yang efektif dan akuntability (bertanggung jawab). Demikian ini disampaikan, atas perhatian pimpinan dan para anggota Dewan yang terhormat, diucapkan terima kasih. Semoga Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Barito Kuala tahun 2013 bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan dalam usaha bersama membangun Daerah dan mensejahterakan masyarakat. Marabahan, Maret 2014 BUPATI BARITO KUALA H. HASANUDDIN MURAD i

4 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum 1 B. Gambaran Umum Daerah. 3 1.Kondisi Geografis Kabupaten Barito Kuala Gambaran Umum Demografis Daerah Kondisi Ekonomi Daerah... a. Aspek Kondisi Fisik Daerah b. Potensi Unggulan Daerah b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH 19 A. Visi dan Misi.. 20 B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah (sesuai RPJMD) 25 C. Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Barito Kuala. 30 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 36 A. Pengelolaan Pendapatan Daerah 37 a. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah.. 38 b.target dan Realisasi Pendapatan Daerah.. 39 c. Permasalahan dan Solusi B. Pengelolaan Belanja Daerah Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Target dan Realisasi Belanja Daerah Permasalahan dan Solusi.. 46 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH 47 A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan Urusan Pendidikan Urusan Kesehatan Urusan Lingkungan Hidup Urusan Pekerjaan Umum raih wtp (wajar tanpa pengecualian) @@@ ii

5 5. Urusan Penataan Ruang Urusan Perencanaan Pembangunan Urusan Perumahan Urusan Kepemudaan Dan Olahraga Urusan Penanaman Modal Urusan Koperasi Dan UKM Urusan Kependudukan Dan Capil Urusan Ketenaga Kerjaan Urusan Ketahanan Pangan Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Urusan KB Dan Keluarga Sejahtera Urusan Perhubungan Urusan Komunikasi Dan Informatika Urusan Pertanahan Urusan Kesbang Dan Politik Dalam Negeri Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Urusan Pemberdayaan Masyarakat Urusan Sosial Urusan Kebudayaan Urusan Statistik Urusan Kearsipan Urusan Perpustakaan B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan Urusan Kelautan Dan Perikanan Urusan Pertanian Urusan Kehutanan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Urusan Pariwisata Urusan Industri Urusan Perdagangan Urusan Ketransmigrasian BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. Tugas Pembantuan Yang Diterima raih wtp (wajar tanpa pengecualian) @@@ iii

6 B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan. 210 BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN A. Kerjasama Antar Daerah B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah D. Pembinaan Batas Wilayah E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana F. Pengelolaan Kawasan Khusus G. Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Umum BAB VII PENUTUP raih wtp (wajar tanpa iv

7 BAB I PENDAHULUAN Pemerintahan Daerah yang pada hakikatnya mengamanatkan bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 27 ayat (2), maka ketentuan ini lebih lanjut di atur pula di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 dimaksudkan untuk mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah yang sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih (clean goverment), bertanggungjawab (akuntability) serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien (responsibility up to date) sesuai dengan prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance). Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah yang disampaikan kepada DPRD pada prinsipnya adalah merupakan suatu progress report (laporan kemajuan) yang memuat keterangan mengenai penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, penyelenggaraan tugas pembantuan dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, yang berisi program dan kegiatan serta hasil yang dicapai, manfaat yang di dapat dan juga kendala yang dihadapi serta solusi yang dicari. Sifat dari laporan keterangan tersebut merupakan informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas-tugasnya selama kurun waktu 1 (satu) tahun yang nantinya menjadi bahan pembahasan internal di DPRD guna mengkroscek kembali upaya-upaya pembangunan berkelanjutan, upaya memelihara dan mengembangkan terus pembangunan tersebut di daerah yang dipimpin untuk waktu ke depan. LKPJ Kepala Daerah yang disampaikan itu selanjutnya akan di proses dalam pembahasan internal di DPRD. Dan ketika proses pembahasan itu berjalan tidak ada implikasi penolakan maupun penerimaan yang dilakukan oleh DPRD terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah dimaksud. Hasil pembahasan internal itu kemudian lebih lanjut akan ditetapkan melalui suatu Keputusan DPRD (Rekomendasi DPRD) yang pada dasarnya memuat catatan-catatan yang sifatnya strategis berupa saran, masukan, dan koreksi terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah selama 1 (satu) tahun berlalu untuk dipedomani dan diperbaiki Kepala Daerah yang bersangkutan dalam menyelenggarakan Pemerintahan di daerah berikutnya. A. DASAR HUKUM Dasar konstitusional berdirinya Kabupaten Barito Kuala : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan (resm i) Daerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan. Dan Pada pasal 1 ayat (1) point 1 disebutkan bahwa Kabupaten Banjarmasin yang meliputi Kewedanaan-Kawedanaan : Bakumpai, Barito Kuala, Kayutangi dan Tanah laut;

8 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Noor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 No. 9) ; dan disebutkan bahwa Daerah Tingkat II Barito Kuala berkedudukan di Marabahan; 3. Pada tanggal 4 Januari 1960, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan (H. Maksid), meresmikan Daerah Tingkat II Barito Kuala di Marabahan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1980 tanggal 10 Juli 1980 tentang Pembentukan Kecamatan Bakarangan dan Kecamatan Piani di Kabupaten Daerah Tingkat II Tapin, Kecamatan Loksado dan Kecamatan Kalumpang di Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan, Kecamatan Halong di Kabupaten Daerah tingkat II Hulu Sungai Utara, Kecamatan Murung Pudak di Kabupaten Daerah Tingkat II Tabalong, Kecamatan Tabukan di Kabupaten Daerah Tingkat II Barito Kuala, Kecamatan Kintap dan Kecamatan Panyipatan di Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Laut, Kecamatan Hampang dan Kecamatan Sungai Durian di Kabupaten Daerah Tingkat II Kotabaru dalam Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1986 tanggal 18 September 1986 Tentang Pembentukan Kecamatan Aranio di Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar, Kecamatan Mekarsari dan Kecamatan Barambai di Kabupaten Daerah Tingkat II Barito Kuala, Kecamatan Bungur dan Kecamatan Lokpaikat di Kabupaten Daerah Tingkat II Tapin, Kecamatan Upau, Kecamatan Jaro, Kecamatan Muara Harus dan Kecamatan Pugaan di Kabupaten Daerah Tingkat II Tabalong Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan. Kecamatan Mekarsari sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Tamban dan Kecamatan Barambai sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Rantau Badauh; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1995 tanggal 23 Agustus 1995 Tentang Pembentukan 8 (delapan) Kecamatan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar, Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, Hulu Sungai Utara, Tabalong dan Kotabaru dalam Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Marabahan sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Bakumpai dan Kecamatan Wanaraya sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Belawang; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 23 Tahun 2004 tanggal 30 Maret 2004 tentang Pembentukan Kecamatan Jejangkit di Kabupaten Barito Kuala. Kecamatan Jejangkit sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Mandastana. Diresmikan oleh Bupati Barito Kuala pada tanggal 21 Nopember 2005; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembentukan Desa Karya Maju di Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 Nomor 8). Dan berikut tata urutan perundangan yang menjadi landasan / dasar hukum kewajiban membuat laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah, yaitu :

9 1. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 35 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerint ah Kabupaten Barito Kuala. B. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografis Kabupaten Barito Kuala a. Gambaran Geografik Wilayah Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu dari 13 (tiga belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan, Barito Kuala dengan nama ibukotanya Marabahan, secara geografik terletak paling barat dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan luas wilayah mencapai kurang lebih 2.966,96 Km 2 atau sekitar 7,98% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, dengan posisi geografis berada pada 2 derajat derajat LS dan 114 derajat derajat BT serta 2 derajat derajat LU dengan batas-batas wilayah meliputi : 1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Kabupaten Tapin. 2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Jawa. 3. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. 4. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar. Beberapa faktor yang dapat ditinjau di dalam konstelasi hubungan antar wilayah pada posisi geografis Kabupaten Barito Kuala, yakni: Faktor Pertama, Kabupaten Barito Kuala dengan ibukotanya Marabahan berbatasan langsung dengan Kota Banjarmasin yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Faktor Kedua, Kabupaten Barito Kuala berada pada jalur lalu lintas perairan (sungai), sehingga kondisi tersebut menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai jalur arus barang, orang dan jasa yang menuju ke Ibukota provinsi Kalimantan Selatan yakni Kota Banjarmasin, kemudian ke Provinsi Kalimantan Tengah hingga Laut Jawa, serta Kabupaten lain di

10 dalam wilayah provinsi Kalimantan Selatan yang berdekatan dengan Kabupaten Barito Kuala. Hal tersebut karena Kabupaten tersebut berada di posisi yang di apit oleh 2 (dua) buah sungai besar yang sama -sama bermuara di Laut Jawa melalui akses sarana langsung pelabuhan laut Trisakti, yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas. Selain kedua sungai besar tersebut, terdapat pula 3 (tiga) buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan kedua sungai besar dimaksud (Sungai Barito dan Sungai Kapuas) yakni Anjir Talaran, Anjir Serapat, dan Anjir Tamban, dan disamping itu juga terdapat pula banyak sungai-sungai kecil (rei). Faktor Ketiga, secara regional, wilayah Kabupaten Barito Kuala dilalui dan berada pada jalur lalu lintas darat antar provinsi, yang menghubungkan langsung dengan kota Banjarmasin (ibukota Provinsi Kalimantan Selatan) dan Kota Palangkaraya (ibukota Provinsi Kalimantan Tengah). Dan memang Kabupaten Barito Kuala minim akan Sumber Daya Alam di bidang Pertambangan, namun karena kondisi atau letak geografis sebagaimana faktor di atas, hal tersebut tetap dapat menjadikan dan mencirikan Kabupaten Barito Kuala sebagai : 1. Daerah Sentra Produksi Pertanian dan Perkebunan 2. Daerah Perdagangan Perairan dan Darat 3. Daerah Pariwisata 4. Daerah Lintas Barang, Orang, dan Jasa. b. Gambaran Administratif Wilayah Kabupaten Barito Kuala secara administratif wilayahnya memiliki 17 (tujuh belas) Kecamatan, 6 (enam) Kelurahan dan 195 (seratus sembilan puluh lima) Desa, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 1 : Wilayah Administratif Kabupaten Barito Kuala : No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 1. TABUNGANEN Kuala Lupak Sei Telan Besar Sei Telan Kecil Tabunganen Muara Tabunganen Tengah Karya Baru Tabunganen Pemurus Sei Teras Dalam Sei Jingah Besar Tabunganen Kecil Sei Teras Luar Sei Teras Muara Beringin Kencana Tanggul Rejo 30,00 26,00 15,00 15,00 11,00 13,00 31,00 12,00 12,00 3,00 10,00 10,00 25,00 27,00 14 Desa 240,00 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 )

11 2. TAMBAN Purwosari II 9,00 Purwosari I 15,75 Tamban Bangun 3,40 Tamban Muara 20,00 Tamban Kecil 5,40 Tinggiran II Luar 11,00 Jelapat I 18,00 Tamban Muara Baru 15,00 Purwosari Baru 8,50 Sekata Baru 8,50 Koanda 8,00 Damsari 8,50 Sidorejo 5,25 Jelapat Baru 18,00 Tamban Bangun Baru 3,50 Tamban Sari Baru 6,50 16 Desa 164,30 No. Nama Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 3. ANJIR PASAR Andaman Hilir Mesjid Anjir Pasar Kota Banyiur Gandaraya Gandaria Anjir Pasar Kota II Andaman II Anjir Seberang Pasar II Anjir Seberang Pasar I Anjir Pasar Lama Pandan Sari Mentaren Barunai Baru Danau Karya 8,00 6,50 4,62 16,74 9,25 11,37 8,67 9,50 11,25 11,25 11,00 3,75 3,00 3,50 7,60 15 Desa 126,00 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 4. ANJIR MUARA Anjir Serapat Muara Anjir Muara Kota Patih Muhur Lama Anjir Muara Koteng Anjir Serapat Lama Anjir Serapat Baru Anjir Muara Lama Sungai Punggu Lama Anjir Serapat Baru I Patih Muhur Baru Sungai Pungu Baru Anjir Serapat Muara I Sepakat Bersama Marabahan Baru Beringin Jaya 4,00 5,00 7,50 7,00 10,00 12,00 6,00 4,00 12,00 7,50 6,00 15,00 9,50 5,00 6,25 15 Desa 116,75 No. Kecamatan No Nama Luas (Km 2 )

12 5. A L A L A K Kelurahan/Desa Kel. Berangas Barat 6,51 Kel. Berangas 6,61 Kel. Handil Bakti 8,00 Pulau Alalak 1,21 Pulau Sewangi 0,55 Pulau Sugara 0,56 Sungai Lumbah 7,00 Berangas Timur 4,00 Semangat Bakti 3,50 Sungai Pitung 11,92 Balandean Muara 8,63 Balandean 16,86 Tanjung Harapan 7,00 Semangat Dalam 7,50 Beringin 5,50 Semangat Karya 3,50 Panca Karya 4,50 Tatah Mesjid 8,50 3 Kel + 15 Desa 106,85 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 6. MANDASTANA Terantang Tanipah Puntik Luar Puntik Dalam Tabing Rimbah Pantai Hambawang Tatah Alayung Puntik Tengah Lokrawa Sei Ramania Bangkit Baru Antasan Segera Karang Bunga Karang Indah 8,00 6,50 10,50 12,05 18,00 11,00 12,00 10,00 8,00 5,00 12,00 10,00 8,03 4,92 14 Desa 136,00 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 7. RANTAU BADAUH Sungai Pantai Pindahan Baru Sungai Gampa Asahi Sungai Gampa Sungai Sahurai Simpang Arja Sinar Baru Sungai Bamban Danda Jaya 51,81 31,00 33,00 29,00 47,00 16,00 15,00 15,00 24,00 9 Desa 261,81 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 )

13 8. BELAWANG Murung Keramat 5,00 Sungai Seluang 6,00 Belawang 7,00 Bambangin 4,00 Sukaramai 5,00 Sungai Seluang Pasar 11,00 Samuda 9,50 Parimata 10,00 Karang Dukuh 2,50 Patih Salera 6,50 Karang Buah 2,50 Binaan Baru 6,00 Rangga Surya 5,25 13 Desa 80,25 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 9. C E R B O N Sungai Kambat Sungai Rasau Simpang Nungki Sawahan Bantuil Badandan Sungai Tunjang Sungai Raya 32,00 28,00 19,50 59,05 17,65 20,15 17,50 12,50 8 Desa 206,00 No. Kecamatan No 10. BAKUMPAI Nama Kelurahan/Desa Luas (Km 2 ) Kel. Lepasan 22,00 Banua Anyar 21,00 Murung Raya 14,00 Palingkau 55,00 Balukung 45,00 Banitan 8,00 Batik 59,00 Bahalayung 19,00 Sungai Lirik 18,00 1 Kel + 8 Desa 261,00 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 11. KURIPAN Jambu Baru Jambu Kabuau Jerenang Tabatan Kuripan Tabatan Baru Asia Baru Rimbun Tulang 36,00 84,00 24,00 25,00 35,00 22,50 70,50 24,00 22,50 9 Desa 343,50 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 )

14 12. TABUKAN Pantang Raya 14,00 Tabukan Raya 0,13 Teluk Tamba 12,10 Rantau Bamban 12,00 Tamba Jaya 35,50 Muara Pulau 31,00 Karya Indah 5,56 Bandar Karya 1,58 Karya makmur 24,65 Karya Jadi 15,30 Pantang Baru 14,00 11 Desa 166,00 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 13. MEKARSARI Mekarsari Tamban Raya Tinggiran Tengah Tingiran Darat Jelapat II Tamban Raya Baru Tinggiran Baru Karang Mekar Indah Sari 9,00 16,00 25,00 20,00 30,50 10,00 10,00 14,00 9,00 9 Desa 143,50 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 14. BARAMBAI Barambai Sungai Kali Pendalaman Handil Barabai Bagagap Barambai Karya Tani Pendalaman Baru Karya Baru Barambai Kolam Kiri Barambai Kolam Kanan Kolam Kiri Dalam 20,00 30,00 9,00 10,00 32,00 8,00 7,00 7,00 33,00 27,00 17,00 11 Desa 183,00 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 15. MARABAHAN Kel. Marabahan Kota Kel. Ulu Benteng Penghulu Bagus Baliuk Antar Baru Antar Jaya Antar Raya Sido Makmur Karya Maju 20,00 82,00 7,50 10,50 5,00 31,00 28,00 30,00 7,00 8,73 2 Kel + 8 Desa 221,00 No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 )

15 16. WANARAYA No. Kecamatan No 17. JEJANGKIT Kolam Kiri 2,50 Roham Raya 2,50 Simpang Jaya 4,50 Tumih 2,50 Pinang Habang 2,50 Waringin Kencana 3,50 Babat Raya 3,50 Kolam Kanan 2,00 Sidomulyo 2,50 Kolam Makmur 2,50 Surya Kanta 2,50 Sumber Rahayu 4,00 Dwipasari 2,50 13 Desa 37,50 Nama Kelurahan/Desa Jejangkit Pasar Jejangkit Muara Sampurna Jejangkit Barat Bahandang Jejangkit Timur Cahaya Baru Luas (Km 2 ) 12,00 12,00 15,00 16,00 18,00 120,00 10,00 7 Desa 203,00 Total : 17 Kecamatan 6 Kelurahan +195 Desa 2.966,96 Km 2 Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kab. Barito Kuala Tahun c. Gambaran Topografis, Geologis, dan Hidrografis Wilayah Kabupaten Barito Kuala secara Topografi terletak pada dataran rendah yang berkisar antara 1 3 meter (dpl) di atas permukaan laut. Barito Kuala merupakan daerah hamparan tanah daratan dengan sifat datar sedikit landai pada kisaran kemiringan 0 % - 2 % dengan ketinggian lahan berkisar antara 1 3 m dpl. Secara Geologi kondisi dominan tekstur tanahnya rawa lebak gambut (peat) dengan tingkat keasaman yang cukup tinggi (ph rendah 2-4), karena sebagian wilayahnya menjadi bagian dari apa yang disebut pulau petak yakni bentukan delta yang berasal dari endapan alluvial (lumpur tanah) yang terdiri dari Liat Kaolinit dan Debu bersisipan Pasir, Gambut, Kerakal dan Bongkahan Lepas endapan sungai di daratan muara yang berada di posisi pinggiran. Litologinya mempunyai struktur berupa pelapisan horizontal dan tersusun oleh endapan Alluvium Muda pada periode Kuarter dan Kala Holosen. Keberadaan tanggul-tanggul sungai dengan deposisi berangsur-angsur yang tidak seragam menyebabkan terbentuknya Cekungan/Depresi, dan pada kondisi ini sering terbentuk endapan gambut dengan ketebalan yang bervariasi sesuai dengan kedalaman cekungan, apalagi daerah ini diapit oleh 2 (dua) buah sungai, yaitu Sungai Barito yang merupakan salah satu sungai terluas dan terpanjang di Indonesia dan Sungai Kapuas

16 Dari Jenis Tanah, Kabupaten Barito Kuala terdiri dari Organosol dan Alluvial. Tanah Organosol kebanyakan berwarna Coklat Hitam yang biasa disebut tanah gambut atau Peat. Tanah jenis ini biasanya terbentuk dari serat tumbuh-tumbuhan yang mengalami proses pembusukan sehingga memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi. Sebagian lain wilayah daerah Kabupaten Barito Kuala terbagi menjadi 16 (enam belas) Daerah Pengairan (DP) Pasang Surut guna mendukung sistem pertanian/ persawahan penduduk di daerah ini. Pada gambaran Hidrografi Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu daerah yang terletak dibawah Garis Khatulistiwa dalam pemetaan dunia, dan termasuk daerah tropik. Menurut beberapa ahli/peneliti Meteorologi dan Geofisika berkebangsaan asing seperti Schmit dan Ferguson, menyatakan bahwa daerah di maksud termasuk klasifikasi daerah hujan Tipe B yaitu kriteria iklim yang mempunyai kisaran 1-2 bulan kemarau dalam setahun dengan temperatur rata-rata berkisar antara 25 0 C 27 0 C, dengan suhu maksimum 27,50 0 C (sekitar bulan Oktober) dan suhu minimum 26,50 0 C (sekitar bulan Juli), kelembaban udara rata - rata antara 64-81%, dan panjang penyinaran Matahari rata-rata 36-81%. Sedangkan angka rata - rata curah hujan per tahunnya adalah sekitar 2,665 mm 3 dengan kisaran 107 hari hujan. Untuk kisaran Angin biasanya pada bulan Januari - Februari bertiup Angin Barat, sedangkan pada bulan Juli - September bertiup Angin Tenggara. 2. Gambaran Umum Demografis a. Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala Menurut Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Barito Kuala, penduduk Barito Kuala pada Tahun 2013 mengalami kenaikan angka perkembangan jumlah penduduk, dengan kenaikan sekitar jiwa dibandingkan tahun lalu. Perbandingan jumlah penduduk tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 2 : Perbandingan Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala Per Kecamatan Tahun 2012 dan 2013 : No KECAMATAN TAHUN (Jiwa) Tabunganen Tamban Anjir Pasar Anjir Muara Alalak Mandastana Rantau Badauh Belawang Cerbon Bakumpai Kuripan Tabukan Mekarsari Barambai Marabahan

17 16 Wanaraya Jejangkit JUMLAH (jiwa) JUMLAH PENDUDUK Jejangkit Wanaraya Marabahan.) C E K E R (P N U H A T INDEKS Barambai Mekarsari Tabukan Kuripan Bakumpai Cerbon Belawang Rantau Badauh Mandastana Alalak Anjir Muara Anjir Pasar Tamban Tabunganen Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Kependudukan SIAK, Januari 2014) Barito Kuala (Data Aggregat Tabel 3 : Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala Per Kecamatan Tahun 2013 : No KECAMATAN Jenis Kelamin (jiwa) JUMLAH Laki-Laki Perempuan (Jiwa) 1 Tabunganen Tamban Anjir Pasar Anjir Muara Alalak Mandastana Rantau Badauh Belawang Cerbon Bakumpai Kuripan Tabukan Mekarsari Barambai Marabahan Wanaraya Jejangkit JUMLAH (jiwa)

18 Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Kependudukan SIAK, Januari 2014). Barito Kuala (Data Aggegat b. Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala Menurut Kelompok Umur (Struktur Usia), Pendidikan Akhir dan Jenis Pekerjaan. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Barito Kuala, komposisi penduduk menurut Kelompok Umur (struktur usia), tingkat Pendidikan Akhir dan keadaan penduduk menurut Jenis Pekerjaan masyarakat di Kabupaten Barito Kuala pada Tahun 2013, dapat dilihat pada tabulasi-tabulasi di bawah ini : Tabel 4 : Komposisi Penduduk Kabupaten Barito Kuala Menurut Kelompok Umur Tahun 2013 Per Kecamatan : Kelompok NAMA KECAMATAN (Jumlah/jiwa) Umur Anjir Anjir Rantau (Tahun) Tabunganen Tamban Alalak Mandastana Pasar Muara Badauh Belawang 0-4 Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn

19 >74 Thn Kelompok NAMA KECAMATAN (Jumlah/jiwa) Umur Mekar (Tahun) Cerbon Bakumpai Kuripan Tabukan Barambai Marabahan Wanaraya Jejangkit sari 0-4 Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn >74 Thn Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab. Barito Kuala (Data Adminduk SIAK). Tabel 5 : Komposisi Penduduk Kabupaten Barito Kuala Yang Tercatat Menurut Tingkat Pendidikan Pada Akhir Tahun 2013 : No Klasifikasi Pendidikan Akhir Jumlah Per Kabupaten (Jiwa) 1 Tidak / Belum Sekolah Tidak Tamat SD / Sederajat Tamat SD / Sederajat SLTP/ Sederajat SLTA /Sederajat Diploma I / II Akademi / Diploma III / Sarjana Muda Diploma IV / Strata I Strata II Strata III

20 KOMPOSISI PENDUDUK KAB. BATOLA MENURUT PENDIDIKAN AKHIR INDEKS Jumlah (Jiwa) KLASIFIKASI Tdk/Blm Sklh Tdk Tmt SD Tmt SD Tmt SLTP Tmt SLTA Dplm I/II Akdm/Dplm III/S.Muda Dplm IV/S.1 S.2 S.3 Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab. Barito Kuala (Data Adminduk SIAK 2013). Tabel 6 : Komposisi Yang Termasuk Jenis Pekerjaan Penduduk : No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) 1 Belum / Tidak Bekerja Mengurus Rumah Tangga Pelajar / Mahasiswa Pensiunan Pekerja (PNS,TNI,Polri,Pedagang,Petani/ Pekebun,Peternak,Nelayan / Perikanan, Industri,Konstruksi,Karyawan Swasta, Buruh, Petani (pekebun),prt,tukang, Wartawan,Dosen,Guru,Pengacara, Notaris,Konsultan,Dokter,Bidan,Perawat, Wiraswasta, dll) Lainnya 9 Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab. Barito Kuala. 3. Kondisi Ekonomi Daerah Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mencari upaya dan solusi permasalahan perekonomian di daerah Kabupaten Barito Kuala, yakni : a. Aspek Kondisi Fisik Daerah Gambaran umum aspek kondisi fisik daerah Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut :

21 1) Luas wilayah Kabupaten Barito Kuala yang hampir seluruh wilayahnya diliputi lahan rawa gambut (peat), dengan topografi datar dan dengan tingkat keasaman tanah tinggi, serta tekstur tanah sesuai dengan kondisi tipe lahan rawa gambut mempunyai kondisi tekstur tanah poreus dengan agregasi yang labil. 2) Sistem hidrologis rawa yang alamiah merupakan struktur vegetasi hutan yang didominasi tegakan kayu galam. 3) Teridentifikasi potensi sumber daya gas metan (CBM) yang terbukti muncul di wilayah tertentu yang di dalam pemetaan termasuk pada jalur berbahaya semburan gas metan (gas Metan mentah yang saat ini masih pra eksplorasi). 4) Infrastruktur menyangkut prasarana jalan dan jembatan masih terus ditambah dan diperbaiki untuk bisa menghubungkan wilayah antar kecamatan, serta peningkatan ruas-ruas jalan. 5) Infrastruktur menyangkut prasarana pengairan (irigasi) persawahan, pengairan lahan perkebunan, jalan desa dan jembatan desa perlu pengembangan, pemeliharaan dan rehabilitasi lebih lanjut. 6) Infrastruktur dan fasilitas di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan transmigrasi masih perlu peningkatan berbanding dengan gambaran terhadap luas lahan yang masih belum termanfaatkan secara proporsional dan optimal. 7) Sesuai dengan kondisi lingkungan alamnya, mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian disektor pertanian dan perkebunan. b. Potensi Unggulan Daerah Gambaran umum potensi unggulan daerah Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut : 1) Letak wilayah yang strategis, sebagai penyangga Kota Banjarmasin (Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan) dan menjadi lintasan Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah), serta merupakan bagian Kawasan Pengembangan Wilayah Kayutangi yang menjadi simpul hubungan dengan Kawasan Pengembangan Banua Lima Plus, baik melalui prasarana air maupun prasarana perhubungan darat. 2) Berada pada kawasan pelayanan Pelabuhan Laut Tri Sakti sehingga menjadi kawasan potensial bagi pengembangan industri dengan luasan pencadangan lahan yang masih cukup baik untuk pengembangan kawasan Industri sendiri maupun untuk pengembangan kawasan pemukiman, terutama pada wilayah kabupaten di bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kota Banjarmasin. 3) Memiliki DAS Sungai Barito, yang sangat fungsional dan ekonomis sebagai prasarana dan lintasan perdagangan dan lintasan angkutan hasil sumber daya alam. 4) Merupakan wilayah persawahan pasang surut dengan dengan dukungan 16 DP sehingga menempatkan Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu potensi lumbung pangan di Propinsi Kalimantan Selatan

22 5) Memiliki kompetensi masyarakat dan lahan potensial untuk perkebunan dan pengembangan ternak, pengembangan perikanan. Kedua bidang pembangunan ini sesuai sifat-sifat komoditas yang dikembangkannya. 6) Memiliki potensi ruang lahan sebagai kawasan obyek wisata yang memungkinkan peningkatan pengembangannya di masa depan. Dengan berbagai potensi unggulan daerah ini Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dapat memacu peningkatan kesejahteraan masyarakat Barito Kuala khususnya dengan meningkatkan produktivitas dan harga hasil-hasil pertanian. c. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Yang merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di daerah/wilayah dapat di lihat melalui data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB menggambarkan kondisi ekonomi melalui besaran yang dihasilkan oleh nilai tambah seluruh sektor ekonomi pada tahun tertentu. Secara umum, semakin besar angka PDRB menunjukan semakin baiknya kondisi ekonomi disuatu wilayah. Untuk Kabupaten Barito Kuala, Badan Pusat Statistik (BPS) Kantor Wilayah Kabupaten Barito Kuala memberikan gambaran melalui buku Barito Kuala dalam angka tahun 2013, di dalam Ulasan Ekonomi Regional menerangkan secara umum bahwa Perekonomian Kabupaten Barito Kuala selama beberapa tahun hingga tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan (estimasi), dibandingkan dengan keadaan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan atau peningkatan beberapa sektor penting. Tabel 7 : PDRB Kabupaten Barito Kuala Tahun (Jutaan rupiah) : TAHUN PDRB PDRB Tanpa IBS Berlaku Konstan Berlaku Konstan , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , * , , , , ** , , , ,74 Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara Sumber : PDRB Kabupaten Barito Kuala 2012, BPS Kab. Barito Kuala Tahun Namun kenaikan atas dasar harga konstan tidaklah sebesar atas dasar harga berlaku. Dari angka PDRB atas dasar harga konstan inilah dapat diketahui kenaikan riil atas PDRB. Hal ini menunjukan pengaruh kenaikan harga sangat berperan dalam menentukan nilai PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Barito Kuala

23 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barito Kuala pada tahun ini sebesar 6,61 % terhadap tahun sebelumnya. Angka ini ditunjukan oleh kenaikan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya. Fakta yang ditunjukan lewat angka pertumbuhan ekonomi ini cukup menggembirakan sekaligus menjanjikan bagi keberlangsungan perbaikan perekonomian Kabupaten Barito Kuala di masa mendatang mengingat merosotnya pertumbuhan ekonomi karena dampak yang cukup besar dari degradasi industry besar di beberapa tahun sebelumnya. Tabel 8 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barito Kuala Tahun : TAHUN Pertumbuhan Ekonomi (%) Dengan IBS Tanpa IBS ,32 5, ,18 6, ,34 5, ,96 6,54, 2009* 2,92 5, * 3,85 6, * 5,09 6, ** 5,75 6,61 Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara Sumber : Barito Kuala Dalam Angka 2013 (BPS). Tabel 9 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barito Kuala Tahun Menurut Sektor Dari Tahun : No SEKTOR TAHUN Pertanian 4,68 5,90 6,80 2 Pertambangan dan Penggalian -- 3,55 6,21 3 Industri Pengolahan -3,69 2,12 2,95 4 Listrik dan Air Bersih 7,55 8,28 10,06 5 Bangunan 6,26 6,86 7,03 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,86 2,98 3,49 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,20 5,86 6,56 8 Keuangan, Persewaan, dan jasa 11,02 11,31 12,47 Perusahaan 9 Jasa-jasa 9,20 9,17 8,41 Total PDRB 3,85 5,09 5,75 PDRB Tanpa IBS 6,52 6,05 6,61 Sumber : Barito Kuala Dalam Angka 2013 (BPS)

24 Sektor Pertanian mempunyai peranan yang cukup besar terhadap perekonomian di Kabupaten barito Kuala dengan pertumbuhan 6,80 %, dan merupakan pertumbuhan yang cukup besar ditunjukan pada sub sektor tanaman bahan makanan (padi, jagung, palawija, Hortikultura, dan perkebunan kelapa sawit). Untuk sektor industri pengolahan, sejak adanya regulasi terhadap eksploitasi kayu dan hasil hutan sebagai bahan baku utama mayoritas industri besar di Kabupaten Barito Kuala, pertumbuhan di sektor ini cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Fakta di lapangan hingga tahun ini menunjukan bahwa beberapa perusahaan pengolahan yang berbahan baku utama kayu masih collapse dan tidak berproduksi lagi. Sektor industri mengalami pertumbuhan Positiv sebesar 2,95 %, sektor Air dan Listrik mengalami pertumbuhan sebesar 10,06 %. Pertumbuhan yang besar juga ditunjukkan oleh sektor bangunan yaitu sebesar 7,03 % yang masih disokong dari pembangunan infrastruktur jalan, perkantoran, kompleks transmigrasi dan perumahan baru di beberapa wilayah Kabupaten Barito Kuala seperti di Kecamatan Cerbon, Rantau Badauh, Mandastana, Jejangkit dan Alalak. Sektor perdagangan, restoran dan hotel secara agregat tumbuh sebesar 3,49 %, sektor perdagangan merupakan sektor yang dibentuk oleh sektor pertanian, pertambangan penggalian dan sektor industri, dimana barang-barang yang dihasilkan oleh ketiga sektor tersebut merupakan komoditas utama dalam sektor perdagangan, sehingga kinerja sektor perdagangan ini dipengaruhi ketiga sektor di atas. Akan tetepi komoditas yang diperdagangkan di Barito Kuala masih didominasi komoditas dari luar daerah (commodities inflow), hal ini dapat ditangkap dari tidak balalance nya pertumbuhan antara sektor perdagangan, pertanian dan industri pengolahan. Pertumbuhan positiv terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 6,56 %, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan mencatat pertumbuhan sebesar 12,47 %. Sub sektor perbankan mengalami pertumbuhan yang baik, hal ini dikarenakan suku bunga kredit sudah menurun menyesuaikan SBI Rate yang turun

25 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Kabupaten Barito Kuala, sesuai letak lokasi, potensi dan hasil-hasil pembangunannya merupakan salah satu kabupaten yang memiliki peran penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Propinsi Kalimantan Selatan. Pembangunan di Kabupaten Barito Kuala diorientasikan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam wilayah kabupaten dan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan yang memungkinkan memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah lainnya. Peran Kabupaten Barito Kuala, yang selama ini dikenal sebagai penyangga utama kebutuhan pangan di Propinsi Kalimantan Selatan, merupakan titik kait yang sekaligus menjadi titik tolak dalam upaya merangkai kesinambungan serta meningkatkan pembangunan sehingga memberikan hasil kinerja yang lebih baik dan senantiasa lebih baik lagi, bagi kesejahteraan masyarakat. Langkah yang ditempuh adalah melalui upaya sistematik bertahap, yang direncanakan dan dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen, dengan memformulasikan setiap ( in put ) pembangunan, yang mencakup seluruh sumber daya, baik yang berasal sebagai dari dalam maupun dari luar wilayah kabupaten. Periode Tahun merupakan salah satu tahapan proses pembangunan jangka menengah yang memiliki spesifikasi perlakuan pembangunan, dengan jangkauan proyeksi berupa hasil kinerja tertentu. Oleh sebab itu dalam tahapan proses pembangunan diperlukan acuan yang membingkai setiap rincian langkah tahapan, yang menjamin ketepatan arah proses pembangunan. Dalam hal ini, visi dan misi pemerintah daerah merupakan piranti utama, yang memungkinkan menjadi acuan, pedoman ataupun sebagai dasar pijak dalam berpola pikir serta berpola sikap (perilaku) bagi setiap pemangku kepentingan pembangunan, untuk memproyeksikan perlakuan pembangunan pada perioditas dimaksud. Guna merealisasikan maksud tersebut, Pemerintah Kabupaten Barito Kuala berketetapan merumuskan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun yang dituangkan dalam dokumen legal formal agar memiliki kekuatan mengikat dalam penjabarannya menjadi Rencana Pembangungan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun Untuk selanjutnya sebagai dokumen awal perencanaan kegiatan pembangunan dan pemerintahan, Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun diupayakan dapat diketahui, dimengerti, dipahami dan untuk selanjutnya diwujudkan melalui setiap peran masing-masing para pihak pemangku kepentingan, termasuk seluruh masyarakat Kabupaten Barito Kuala sehingga masyarakat yang dicita-citakan sesuai visi dan misi yang ditetapkan, dapat diwujudkan. A. VISI DAN MISI PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN

26 a. VISI : BARITO KUALA SAMARASA BARITO KUALA, SATU KATA UNTUK MAJU, MANDIRI MEWUJUDKAN RAKYAT BERDAYA SAING YANG SEJAHTERA b. MISI : SAMARASA 1. SA SATU SINERGITAS USAHA BERDA-YA SAING YANG DITUMBUHKEM-BANGKAN MELALUI PENINGKAT-AN AKTIFITAS PEREKONOMI-AN BERBASIS PERTANIAN INOVATIF. 2. MA MASYARAKAT CERDAS, SEHAT DAN BERTAQWA YANG DIWU-JUDKAN DENGAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MA-NUSIA. 3. RA RASA AMAN DAN ADIL YANG DIPENUHI DENGAN PENYELENG-GARAAN TATA PEMERINTAHAN DAN PENCIPTAAN TATA KEHIDU-PAN SOSIAL YANG BAIK. 4. SA SARANA DAN PRASARANA WI-LAYAH YANG DITINGKATAN ME-LALUI PERBAIKKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PEMBANGUNAN-NYA. c. KATA-KATA KUNCI 1. SATU KATA 2. MAJU a. Dapat diartikan sebagai Selidah atau Ije jela b. Satu Kata dimaknai sebagai kebulatan tekad pemimpin dan masyarakat Kabupaten Barito Kuala untuk melakukan usaha bersama, semaksimal mungkin guna mewujudkan tujuan pembangunan sesuai visi yang telah ditetapkan. a. Maju adalah usaha sebagai dinamika masyarakat yang senantiasa menunjukkan semangat, gairah yang selanjutnya menjadi budaya dalam mewujudkan hidup dan kehidupan yang lebih baik. b. Maju dapat diartikan sebagai suatu kondisi kehidupan masyarakat, yang pada titik tataran tertentu menjadi lebih baik dari pada kondisi sebelumnya atau menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat di wilayah lainnya. - 20

27 c. Dengan demikian maju adalah usaha Pemerintah Kabupaten Barito Kuala; kondisional masyarakat pada kurun waktu tertentu dan sikap perilaku yang menjadi budaya masyarakat Kabupaten Barito Kuala. d. Salah satu indikator maju adalah tingginya intensitas usaha masyarakat yang memungkinkan meningkatknya pendapatan masyarakat dan derajat hidup masyarakat yang berubah menjadi lebih baik. 3. MANDIRI a. Mandiri secara harafiah dimaknai sebagai tidak tergantung dengan fihak lain. b. Dalam konteks pembangunan di Kabupaten Barito Kuala, mandiri diartikan bahwa masyarakat memiliki keberdayaan yaitu kondisional masyarakat yang menyadari kemampuannya dan selanjutnya mampu memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan tersebut. c. Dengan keberdayaannya, diharapkan masyarakat dapat melakuan proses pembangunan yang lebih memberikan hasil yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. d. Mandiri adalah kondisional masyarakat dan sikap perilaku yang juga menjadi budaya masyarakat Kabupaten Barito Kuala. e. Dari sisi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala mandiri merupakan kondisional masyarakat yang harus difasilitasi untuk senantiasa diwujudkan. f. Dengan demikian mandiri merupakan kondisional masyarakat yang tercipta akibat adanya perlakuan dan kebijakan pembangunan, yang diindikasikan antara lain adanya peningkatan usaha masyarakat, terbukanya kesempatan kerja, di sektor primer maupun sekunder pada berbagai bidang pembangunan. 4. BERDAYA SAING a. Berdaya saing dimaknai sebagai suatu kemampuan lebih yang dimiliki masyarakat jika dibandingkan dengan kemampuan masyarakat lainnya. Hal ini disebut keunggulan - 21

28 komparatif. b. Berdaya saing juga dimaknai sebagai suatu kemampuan paling lebih yang dimiliki masyarakat jika dibandingkan dengan kemampuan masyarakat lainnya. Hal ini disebut keunggulan kompetitif. c. Daya saing masyarakat dapat diwujudkan melalui proses pembangunan di berbagai bidang, memanfaatkan potensi daerah sehingga ada keunggulan. Keunggulan dimaksud adalah kemampuan masyarakat itu sendiri, keunggulan akan hasil-hasil pembangunan, termasuk keunggulan komoditas yang dihasilkan di Kabupaten Barito Kuala. d. Daya saing, jika dikaitkan dengan kemampuan masyarakat adalah kualitas kemampuan masyarakat yang lebih baik, untuk mampu menye-diakan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. e. Daya saing, jika dikaitkan dengan komoditas maka dapat diartikan sebagai keuntungan optimal yang dihasilkan dari suatu proses usaha (budi daya), dalam rangka memperoleh nilai tambah. 5. SEJAHTERA a. Sejahtera adalah kondisional yang baik untuk individu dan masyarakat yang bersifat relatif. b. Sejahtera diindikasikan oleh multi indikator dan selalu bergerak menuju kondisional lebih sehingga sejahtera tidak pernah dicapai atau hanya didekati. c. Namun demikian sejahtera merupakan situa-sional dan kondisional yang selalu harus dikejar untuk diwujudkan. - 22

29 d. SASARAN STRATEGIS ALUR PROYEKSI BARITO KUALA SATU KATA UNTUK MAJU MANDIRI MEWUJUDKAN RAKYAT BERDAYA SAING YANG SEJAHTERA SATU SINERGITAS USAHA BERDAYA SAING YANG DI- TUMBUHKEMBANGAN MELA- LUI PENINGKATAN AKTIFI- TAS PEREKONOMIAN BERBA- SIS PERTANIAN INOVATIF. MASYARAKAT CERDAS, SE- HAT DAN BERTAQWA YANG DIWUJUDKAN DENGAN PE- NINGKATAN KUALITAS SUM- BER DAYA MANUSIA. RASA AMAN DAN ADIL YANG DIPENUHI DENGAN PENYE- LENGGARAAN TATA PEME- RINTAHAN DAN PENCIPTA- AN TATA KEHIDUPAN SOSI- AL YANG BAIK. SARANA DAN PRASARANA WILAYAH YANG DITINGKAT- KAN MELALUI PERBAIKKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PEMBANGUNANNYA. SASARAN STRATEGIS NO.1 NO.2 NO.3 NO.4 NO.5 NO.6 NO.7 NO.8 SASARAN URUSAN WAJIB DAN SASARAN URUSAN PILIHAN PROGRAM DAN KEGIATAN TERPILIH VISI MISI SASARAN STRATEGIS PROGRAM DAN KEGIATAN e. SASARAN STRATEGIS, YANG DIPROYEKSI-KAN PER MISI PEMBANGUNAN TAHUN SATU SINERGITAS USAHA BERDAYA SAING YANG DITUM- BUHKEMBANGKAN MELALUI PENINGKATAN AKTIFITAS PER-EKONOMIAN BERBASIS PERTANIAN INOVATIF. 1. SASARAN STRATEGIS 1. Terwujudnya peningkatan intensitas kegiatan perekonomian masyarakat yang semakin berdaya saing, yang diindikasikan bertambahnya jumlah serta jenis usaha, posisi tawar produk dan mandirinya lembaga usaha masyarakat, yang mendukung pendapatannya. - 23

30 2. SASARAN STRATEGIS 2. Terwujudnya peningkatan usaha masyarakat di bidang pertanian inovatif yang semakin ke hilir yang diindikasikan bertambahnya luas lahan usaha, ragam diversifikasi, produksi, produktifitas, posisi tawar komoditas yang bernilai tambah, yang mendukung kemampuan berketahanan pangan. MASYARAKAT CERDAS, SEHAT DAN BERTAQWA YANG DIWUJUDKAN DENGAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA. 3. SASARAN STRATEGIS 3. Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat yang profesional, terjangkau, merata dan berkualitas yang diindikasikan semakin beriman, bertaqwa dan unggulnya kompetensi masyarakat sehingga mampu bersaing dan memiliki semangat untuk berubah lebih baik. 4. SASARAN STRATEGIS 4. Terwujudnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang mudah, murah, merata serta memadai yang diindikasikan semakin mampu, berdaya dan mandirinya masyarakat dalam berpola hidup bersih dan sehat. RASA AMAN DAN ADIL YANG DIPENUHI DENGAN PENYE-LENGGARAAN TATA PEMERINTAHAN DAN PENCIPTAAN TATA KEHIDUPAN SOSIAL YANG BAIK. 5. SASARAN STRATEGIS 5. Terwujudnya penyelenggaraan kepemerintahan dengan prinsipprinsip tata kelola pemerintahan yang baik, yang diindikasikan semakin dapat dipenuhinya pelayanan prima kepada masyarakat, yang mendukung kepuasan, rasa aman dan adil. 6. SASARAN STRATEGIS 6. Terwujudnya pemenuhan hak sosial masyarakat berupa jaminan, pelayanan, kesempatan dan perlindungan yang diindikasikan semakin baiknya martabat masyarakat, dengan memiliki kebanggaan dan keberdayaan sehingga mampu mendukung terbentuknya rasa cinta tanah air serta hidup dalam lingkungan keluarga bahagia. SARANA DAN PRASARANA WILAYAH YANG DITINGKATKAN MELALUI PERBAIKKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PEM-BANGUNANNYA. 7. SASARAN STRATEGIS

31 Terwujudnya kemudahan mobilitas dalam beraktifitas usaha dan kegiatan lainnya yang diindikasikan semakin terpenuhi dan tersedianya sarana dan prasarana wilayah yang mencukupi, berupa jalan dan jembatan, yang menghubungkan sentra usaha masyarakat di perdesaan dan perkotaan. 8. SASARAN STRATEGIS 8. Terwujudnya peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan masyarakat yang sehat dan nyaman, yang diindikasikan semakin terpenuhinya kebutuhan air bersih, sanitasi, jalan permukiman, perumahan beserta ruang lingkungan yang mendukungnya. SAMARASA adalah satu pola sikap (perilaku) ataupun sebagai basic pola pikir sebagai tuntunan pemenuhan tuntutan pelayanan dalam pembangunan di Kabupaten Barito Kuala, baik saat ini maupun unutk paling tidak 5 (lima) tahun yang akan datang. SAMARASA sebagai pola sikap perilaku sangat menempatkan para pemimpin dan aparatur pemerintah di Kabupaten Barito Kuala benarbenar sebagai pelayan masyarakat. Melayani tuntutan masyarakat, melayani kebutuhan masyarakat, melayani agar masyarakat dapat mengedepankan keberdayaan yang pada dasarnya sudah dimilikinya, agar taraf hidupnya menjadi semakin sejahtera. Dengan perilaku seperti ini maka para pemimpin dan aparatur pemerintah TIDAK harus dilayani ( pangreh praja ) namun justru sebaliknya para pemimpin dan aparatur pemerintah HARUS melayani masyarakat ( pamong praja ) dengan seluruh hak dan kewajibannya. SAMARASA sebagai suatu pola pikir menempatkan seluruh kegiatan pemerintahan serta perlakuan program dan kegiatan pembangunan senantiasa diproyeksikan untuk kepentingan masyarakat. Perlakuan pembangunan adalah pembangunan masyarakat itu sendiri, yang ditempatkan pada posisi sebagai perwujudkan kepentingan umum yang luas. Dalam hal ini pembangunan TIDAK diperuntukkan bagi golongan masyarakat dan kelompok tertentu atau pembangunan hanya untuk kepentingan pemimpin atau aparatur belaka. SAMARASA menempatkan kepentingan masyarakat pada prioritas pertama dan utama dalam pembangunan di Kabupaten Barito Kuala. SAMARASA menempatkan masyarakat sebagai obyek dan sekaligus subyek pembangunan. B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH (Sesuai RPJMD) Perekonomian daerah pada tahun 2013 dirasakan terus membaik dan semakin kondusif karena didukung oleh semakin berkembangnya investasi baik pada sektor pertanian dalam arti luas baik pertanian bahan pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Disamping itu pertumbuhan sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Barito Kuala diharapkan mampu mendongkrak peningkatan PDRB per kapita penduduk. - 25

32 Berdasarkan analisis terhadap indikator makro ekonomi Barito Kuala dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional dan global, kebijakan pembangunan ekonomi di Kabupaten Barito Kuala diprioritaskan kepada beberapa sektor yang dominan memberikan kontribusi terhadap PDRB dan memiliki berprospek yang baik untuk dikembangkan. Sektor pertaian sebagai sektor primer menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi mendatang disamping sektor potensial lainnya seperti indistri dan pengolahan dan jasa. 1) Sektor pertanian : Dengan tantangan perubahan iklim yang semakin tidak menentu menyebabkan penurunan produksi pada beberapa komoditas pertanian Kabupaten Barito Kuala serta timbulnya hama-hama penyakit yang menyerang tanaman pertanian. Menghadapi tantangan tersebut, maka arah pembangunan pertanian perlu lebih ditekankan kepada peningkatan intensifikasi terutama proteksi tanaman dan hewan, peningkatan kapasitas penyediaan bibit/benih unggul bersertifikat, peningkatan diversifikasi usaha, pengolahan hasil dan peningkatan nilai tambah di tingkat petani yang didukung oleh fasilitasi pemasaran produk dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan. Usaha budidaya ternak khususnya peternakan sapi bali dengan sentra pengembangannya di Kecamatan Wanaraya dan Barambai akan dipertahankan dan dikembangkan sebagai usaha diversifikasi usaha masyarakat untuk menghasilkan ternak yang berkualitas baik untuk konsumsi maupun pembibitan guna memenuhi kebutuhan lokal Barito Kuala dan daerah sekitar. Potensi perikanan budidaya yang saat ini mulai berkembang baik di kolam, karamba/kja dan tambak akan dijadikan usaha lainnya yang dapat memberikan dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku utama dan keluarganya. 2) Sektor Industri Pengolahan : Kolaps-nya beberapa industri besar dan sedang di Kabupaten Barito Kuala menuntut terus ditumbuh kembangkannya industri kecil berbasis bahan baku lokal dengan perluasan produk olahan terutama produk agroindustri melalui pendekatan peningkatan rantai nilai dari hulu sampai hilir. 3) Sektor Listrik dan Air Bersih : Optimalisasi pemanfaatan energi listrik bagi masyarakat akan terus diupayakan untuk ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Jumlah penduduk yang mendapatkan pelayanan listrik akan ditingkatkan sehingga pada saatnya nanti seluruh rumah tangga di Kabupaten Barito Kuala akan mendapatkan pelayanan listrik secara memadai. Pelayanan air bersih oleh PDAM Marabahan juga akan terus ditingkatkan. Jumlah rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air bersih di beberapa kecamatan yang saat ini sudah dan belum memiliki instalasi pelayanan air bersih tetap menjadi prioritas untuk pengembangan sektor listrik dan air bersih di Kabupaten Barito Kuala. Upaya tersrebut diperlukan guna mewujudkan kemandirian energi dan mendukung berkembangnya perekonomian lokal Barito Kuala dengan berbasis kepada potensi lokal. - 26

33 Rencana utama penguatan sektor pertanian adalah penambahan kegiatan ekonomi produktif di sektor pertanian atau perdesaan termasuk perluasan produk agroindustri dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya dan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat pada umumnya yang sekaligus terus ditingkatkan usaha untuk konservasi lingkungan. Pembangunan ekonomi Kabupaten Barito Kuala perlu didukung oleh peningkatan daya saing industri manufaktur, peningkatan investasi, meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang memadai baik jalan, irigasi, listrik, dan pusat pemasaran secara bertahap. Disamping itu diperlukan perluasan akses pasar bagi produk unggulan daerah, peningkatanketerampilan pelaku ekonomi melalui berbagai strata UMKM, industri dan perdagangan, peningkatan kelembagaan (regulasi dan kebijakan yang tepat, fokus dan tepat sasaran, transparan, keberpihakan, koordinasi dan sinergitas, serta peningkatan interpreneurshif sumberdaya manusia melalui lingkage antara dunia bisnis dan dunia edukasi diantaranya melalui pemberdayaan sekolah kejuruan. Penguatan sektor industri pengolahan diarahkan pada penguatan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB melalui upaya menumbuhkan kembali sektor industri yang ada dengan melakukan perbaikan iklim usaha, product development, perluasan pasar, aliansi startegi usaha dan pembenahan terhadap hambatan-hambatan untuk memperkuat struktur industri kecil yang saat ini mulai tumbuh. Dalam kaitannya dengan penguatan kelembagaan, implementasi kebijakan diharapkan mampu memberikan berbagai manfaat terhadap pelaksanaan pembangunan ke depan, antara lain: (i) Mengintegrasikan berbagai kegiatan secara sinergis sehingga tujuan masing-masing kegiatan dapat lebih terlihat kontribusinya terhadap tujuan utama yang ditetapkan dalam setiap program; (ii) output kegiatan dapat lebih diarahkan untuk secara tegas mendukung masing-masing program pembangunan Kabupaten Barito Kuala; (iii) Pelaksanaan pembangunan dapat lebih mendorong kerjasama tim dari SKPD terkait dan antar Bidang di setiap SKPD; (iv) Mengefektifkan fungsi pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap SKPD; (v) Mengefisienkan penggunaan anggaran yang relatif terbatas jumlahnya; (vi) Mengefisienkan dan mengefektifkan penggunaan sarana dan prasarana; dan (vii) Memudahkan dan mengefisienkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan. Untuk operasionalnya arah pembangunan tersebut memerlukan dana yang tidak sedikit, sedangkan ketersediaan pendanaan pada pemerintah relatif terbatas. Sinergitas pendanaan dari berbagai sumber baik dari masyarakat, sektor swasta, maupun pemerintah (daerah dan pusat) memerlukan pengorganisasian yang lebih kuat untuk mencapai hasil pembangunan yang lebih baik. - 27

34 Arah kebijakan ekonomi tersebut diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan, mengurangi jumlah penganguran, serta dapat meningkatkan IPM di Kabupaten Barito Kuala sesuai dengan yang telah ditargetkan sehingga dapat meningkatkan rangking Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Kuala di dalam lingkup Provinsi Kalimantan Selatan. Beberapa langkah strategi dalam proses memproyeksikan Visi dan Misi sebagai bentuk awal memulai arah perencanaan pembangunan daerah adalah sebagai berikut : 1. Strategi Tahap I, menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu berpartisipasi dalam pembangunan yang dilaksanakan sebagai wujud dari upaya pembangunan masyarakat Kabupaten Barito Kuala seutuhnya. 2. Strategi Tahap II, Melakukan Mapping (Pemetaan) terhadap berbagai permasalahan pembangunan, mulai dari geografis, ekonomi, budaya, dan infrastruktur dengan mengacu pada pengembangan peluang dan kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat Kabupaten Barito Kuala. 3. Strategi Tahap III, menyusun desain tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Menumbuhkan rasa memiliki terhadap kesempatan, peluang, ancaman dan tantangan pembangunan menuju peningkatan kemampuan pembangunan yang bertumpu pada kesadaran akan tanggungjawab dan tugas sebagai khalifah di muka bumi. Penjelasan lain dari Kebijakan Umum Pemerintah Kabupaten Barito Kuala pada hakikatnya merupakan penjabaran dari suatu manajemen (proses) kemana dan akan sampai sejauh mana arah pembangunan daerah dan masyarakat Kabupaten Barito Kuala nantinya akan di bawa. Arah pembangunan itu juga nantinya akan terakumulasi ke dalam apa yang dimaksud Sasaran Pembangunan. Kemudian Kebijakan Umum Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dapat dikelompokkan ke dalam beberapa rumusan Agenda Pembangunan Daerah yaitu sebagai berikut : 1. AGENDA I, Mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi, infrastruktur perdesaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan terpilih secara komprehensif dan terpadu sehingga menjadi kabupaten yang maju dan mandiri. 2. AGENDA II, Mewujudkan revitalisasi pertanian, sarana, dan prasarana pendidikan, kesehatan yang berkualitas, kehidupan umat beragama, koperasi, iklim dunia usaha yang kondusif dan kompetitif untuk menyerap lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. 3. AGENDA III, Membangun sistem pemerintahan yang kuat, menjunjung tinggi supremasi hukum, maju, modern, bersih dan berwibawa sesuai dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah. - 28

35 Tiga Agenda pembangunan daerah di atas secara konseptual dan berjenjang politik, diharapkan nantinya dapat melahirkan perumusan, implementasi, dan realisasi arah kebijakan program dan kegiatan pembangunan pada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup pemerintahan Kabupaten Barito Kuala. Tataran berikutnya dari arah pembangunan yang ingin di capai itu akan diakumulasikan sebagai sasaran pembangunan. Dan sasaran pembangunan itu di mulai dari jangka pendek, jangka menengah hingga jangka panjang yang tentu mengacu kepada arah pembangunan. Garis besar sasaran pembangunan yang akan diimplementasikan yaitu : 1. Terwujudnya peningkatan intensitas aktifitas perekonomian masyarakat yang diindikasikan oleh bertambahnya sentra sentra usaha masyarakat. 2. Terwujudnya kemudahan mobilitas usaha bagi masyarakat yang diindikasikan oleh tersedianya prasarana usaha, jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan sentra ekonomi dan wilayah perdesaan dengan perkotaan. 3. Terwujudnya peningkatan kualitas permukiman masyarakat yang diindikasikan oleh semakin lengkapnya penyediaan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman sehat. 4. Terwujudnya peningkatan usaha msyarakat di bidang pertanian yang ditunjukan oleh bertambah banyaknya komoditas dan luasnya lahan usaha, diversifikasi, produksi dan produktivitas komoditas pertanian. 5. Terwujudnya keberdayaan masyarakat dalam berketahanan pangan yang ditunjukan dengan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan lestarinya kemampuan kabupaten barito kuala sebagai basis penyangga pangan. 6. Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat yang ditunjukan dengan semakin terjangkaunya dan meratanya akses guna memperoleh pendidikan yang berkualitas. 7. Terwujudnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang diidentifikasi oleh semakin mudah, murah, memadai dan meratanya penyelenggaraan layanan kesehatan, yang mendorong kemandirian kemanpuan masyarakat dalam berpola hidup sehat. 8. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diidentifikasikan oleh kompetensinya yang semakin bertaqwa, profesional, unggul dan mampu bersaing serta memiliki semangat untuk senantiasa berubah ke arah yang lebih baik. 9. Terwujudnya kondisi masyarakat yang lebih berdaya dan bermartabat yang ditunjukan oleh kondusifnya iklim usaha dan aktifitas perekonomian masyarakat sehingga tercipta lapangan kerja mandiri dan berdampak semakin berkurangnya jumlah keluarga miskin. - 29

36 10. Terselenggaranya seluruh kewenangan pemerintah kabupaten pada era otonomi daerah melalui birokrasi pemerintahan yang handal, yang diindikasikan oleh diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. 11. Terwujudnya hak sosial masyarakat yang dicerminkan oleh terpenuhinya perlindungan dan pelayanan sosial serta terkendalinya pertumbuhan penduduk untuk membentuk keluarga kecil bahagia. Dari sasaran pembangunan sebagaimana tersebut di atas, maka proses berikutnya menjabarkan lebih lanjut prioritas pembangunan secara lebih rinci ke dalam pelaksanaan kebijakan program dan kegitan yang telah terpilih dan akan di capai. C. PRIORITAS DAERAH Cakupan dari penjabaran sebagai hasil Visi, Misi, Strategi, Sasaran dan Arah Pembangunan Kabupaten Barito Kuala yang bukan tidak mungkin dipengaruhi pula oleh faktor eksternal maupun faktor internal daerah seperti perkembangan tingkat perekonomian masyarakat dan pembangunan, maka dihasilkan beberapa rumusan pembangunan yakni : 1. Melanjutkan upaya menitikberatkan pembangunan dalam arti luas pada acuan umum penyusunan substansi RKPD Kabupaten Barito Kuala Tahun Melanjutkan mengakomodasikan arah, sasaran dan paradigma pembangunan di Kabupaten Barito Kuala saat ini. 3. Berupaya menindaklanjuti dan merealisasikan prioritas Pembangunan Nasional dari tahun 2011, tahun 2012 hingga memasuki tahun terakhir masa jabatan sebagai Kepala Daerah di kabupaten Barito Kuala yakni tahun 2017, beserta seluruh kebijakan pemerintah nasional, baik secara umum maupun secara parsial melalui departemen, kementrian dan lembaga negara bukan departemen lainya. 4. Tetap berupaya menindaklanjuti dan merealiasikan Prioritas Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2012 hingga memasuki tahun Menindaklanjuti dan mewujudkan Strategi Daerah (STRADA) Pembangunan Kabupaten Barito Kuala yang menitikberatkan pada kegiatan pembangunan di bidang pertanian, tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perikanan khususnya yang mencakup ke dalam sentra kawasan agropolitan yang sudah berjalan, karena ini merupakan suatu titik pemicu proses pembangunan daerah. 6. Potensi, sifat dan ciri karateristik setiap wilayah di Kabupaten Barito Kuala, termasuk di dalamnya keragaman budaya, seni, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat tetap diupayakan guna dikembangkan dan menjadi hak paten pembangunan masyarakat dan daerah Kabupaten Barito Kuala. Kemudian dari beberapa rumusan pembangunan itu, sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barito Kuala maka memunculkan skala pembangunan prioritas Kabupaten - 30

37 Barito Kuala. Dan skala prioritas pembangunan inilah yang akan menjadi arah program, sasaran dan realisasi keagiatan pembangunan. Sehingga program pembangunan di maksud diharapkan tercapai secara tepat dan akurat pada sasaran pembangunan di setiap menjalankan perencanan, pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Barito Kuala. Berikut formulasi dan hasil proyeksi dari rumusan pembangunan yang mendapatkan skala pembangunan yang diprioritaskan beserta upayanya yaitu di arahkan pada: 1. Pembangunan infrastruktur perdesaan dan pembangunan pusat-pusat kawasan terpilih, dengan upaya : a. Melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan perdesaan termasuk dalam hal proses-proses pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan desa. b. Melakukan Studi Pembangunan Perdesaan (SPD) untuk memperoleh informasi-informasi strategis bagi kebutuhan pembangunan desa di masa depan sehingga keberlangsungan pembangunan perdesaan dapat terpelihara dan dinikmati oleh generasi di masa yang akan datang. c. Membuat pilot project (proyek percontohan) partum buhan pembangunan perdesaan yang maju secara eko-nomi, kesehatan, pendidikan, pertanian, (kota agropolitan; kota yang tumbuh dan berkembang di perdesaan) kebudayaan, kehidupan umat beragama. Dengan menerapkan model pembangunan masyarakat yang acceptable (dapat diterima dan dinikmati masyarakat). d. Membangun jalan-jalan perdesaan yang dapat membuka akses untuk memudahkan masyarakat perdesaan dalam memasarkan hasil hasil produksi pertanian, peternakan, maupun perkebunan dan lainnya. e. Melakukan pendekatan multisektoral (holistik) partisipatif, berdasarkan pada semangat kemandirian local, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. f. Membangun pusat kerja sama antar desa untuk saling tolong sehingga seluruh desa dapat tumbuh dan berkembang secara serasi dan saling menunjang. g. Membangun sentra-sentra produksi pertanian di desa-desa yang benar-benar potensial untuk dikembangkan. h. Membangun dan mengembangkan desa yang dapat mempercepat proses modernisasi perekonomian masyarakat melalui pengembangan agribisnis, jaringan kerja produksi dan jaminan pemasaran yang luas. i. Melakukan peningkatan investasi dalam pembangunan SDM yang dapat mendorong produktivitas, kewiraswastaan, dan ketahanan masyarakat sosial perdesaan. j. Mengembangkan kemampuan organisasi masyarakat perdesaan agar kegiatan penyuluhan berjalan efektif sehingga keterampilan (skills) masyarakat perdesaan semakin meningkat. - 31

38 k. Membangun dan mengembangkan kapasitas organisasi ekonomi dan jaringan kerja produksi pertanian di perdesaan. l. Membangun pusat-pusat kawasan terpilih sebagai sentra kegiatan ekonomi pertanian, pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan lainlain untuk memutuskan mata rantai isolasi antar desa, ke ibu kota kecamatan dan ke ibu kota kabupaten. m. Melakukan reformasi agraria untuk membuka akses masyarakat pada lahan dan pengolahan sumber daya alam. n. Mengoptimalkan jaringan irigasi dan jaringan peng-airan serta peningkatan pelayanan prasarana permukiman, seperti air minum, air limbah dan drainase. o. Membangun instalasi pengolahan air bersih untuk kebutuhan masyarakat perdesaan. 2. Pembangunan di bidang Pertanian, dengan upaya : a. Melakukan revitalisasi pertanian dan hasil-hasilnya yang diharapkan akan dapat mempercepat pengembangan di bidang pertanian pada umumnya. b. Peningkatan hasil pasca panen dan pengolahan hasil panen, melalui pemanfaatan alat dan mesin pertanian untuk saat dan pasca panen dan pengolahan hasil panen, serta pemanfaatan alat dan teknologi pertanian guna menurunkan kehilangan hasil panen. c. Mengembangkan sistem antisipasi dini terhadap kemungkinan terjadinya kerawanan pangan. d. Meningkatkan kemampuan para petani, nelayan dan peternak untuk merawat, mengolah dan memasarkan hasil-hasil pertanian melalui berbagai kagiatan seperti pameran, penyuluhan yang intesif dan terpadu serta penerapan kebijakan yang mudah dan terbuka. e. Meningkatkan akses sumber daya produktif, terutama dalam hal pemberian intensif permodalan dan pengembangan pola pembiayaan yang layak dan sesuai dengan usaha pertanian yang dikembangkan. f. Menumbuhkan dan menguatkan lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan daya tawar petani; nelayan,dan peternak guna memberikan perlindungan (proteksi) dari persaingan perusahaan yang tidak sehat dan perdagangan yang tidak adil. g. Merpercepat dan menata kembali usaha-usaha perikanan terutama dalam hal usaha budi daya tambak air tawar. h. Mengembangkan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang melibatkan semua pihak baik pemerintah, pengusaha maupun masyarakat. 3. Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, dengan upaya : a. Membangun lembaga-lembaga pendidikan baru menjadi tuntutan kebutuhan b. Merehabilitasi gedung-gedung sekolah yang mengalami kerusakan termasuk menambah ruang kelas baru, perpustakaan dan laboratrium. - 32

39 c. Menyediakan sarana informasi pendidikan yang memungkinkan masyarakat untuk memilih pendidikan sesuai kualitas yang diinginkan dan memperolen imformasi yang seluas-luasnya tentang masalah-masalah pendidikan. d. Meningkatkan anggaran pendidikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). e. Meningkatkan peran serta masyarakat pengusaha untuk bekerja sama dalam mendanai kegiatan-kegiatan pendidikan. f. Menyediakan berbagai alternative layanan pendidikan formal dan non formal untuk menampung kebutuhan penduduk miskin dan penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan serta terpencil. g. Memberikan beasiswa kepada siswa-siswi dan putra-putra daerah terbaik berprestasi yang sedang melanjutkan pendidikan tinggi di luar daerah. h. Melaksanakan evaluasi pendidikan kedinasan terhadap kebutuhan tenaga kerja kedinasan dalam rangka meningkatkan effisiensi dan effektifitas penyelenggaraan pendidikan kedinasan. 4. Pembangunan kesehatan yang berkualitas, dengan upaya : a. Mengembangkan dan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang bersumber dari masyarakat, seperti pos pelayanan kesehatan terpadu, pondok bersalin desa, usaha kesehatan sekolah dan lainnya. b. Mengadakan, meningkatkan dan memperbaiki sarana dan prasarana puskesmas serta jaringannya. c. Memberikan pelayanan kesehatan dan penyediaan obat untuk penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya. d. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pengobatan dasar. e. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit daerah. f. Mendorong peningkatan peran serta swasta untuk terlobat dalam pelayanan peningkatan kesehatan perorangan. g. Memberdayakan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi. h. Meningkatkan pengawasan penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, dan zat aditif. i. Meneliti dan mengembangkan tanaman obat lokal. 5. Pembangunan kehidupan umat beragama, dengan upaya : a. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pemahaman keagamaan terhadap umat beragama. b. Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti majelis taklim, rukun kematian, kelompok pengajian, organisasiorganisasi sosial keagamaan dan lainnya. c. Membangun jaringan kerjasama dan sistem informasi lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. d. Meneguhkan ikatan komitmen antar umat dan intern umat beragama untuk saling bekerja sama dan menjunjung tinggi teloransi antar sesama dan antar umat beragama. - 33

40 e. Menjalin kerjasama dengan tokoh-tokoh agama sehingga tercipta hubungan yang saling mengisi antara ulama atau tokoh agama dengan pemerintah atau umara. 6. Pembangunan koperasi dan dunia usaha, dengan upaya : a. Memberikan dukungan untuk membantu perkuatan dan kemandirian lembaga gerakan koperasi. b. Memberikan dukungan dan kemudahan untuk pengembangan infrastruktur pendukung pengembangan koperasi melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, penelitian dan pengembangan keuangan dan pembiayaan, teknologi, informasi, promosi dan c. Menyediakan intensif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan jaringan kerjasama usaha antar koperasi. d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan koordinasi dalam perencanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi dengan partisifasi aktif para pelaku dan instansi terkait. e. Memberikan penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat yang disertai dengan pemasyarakatan contoh-contoh koperasi sukses yang dikelola sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi. f. Membangun dan merehabilitasi sarana dan prasarana dermaga sungai, jembatan dan penyebrangan untuk memudahkan dan meningkatkan pelayanan transportasi sehingga semakin memperlancar kegiatan usaha masyarakat. g. Membangun lembaga jaringan ekonomi masyarakat serantau (JEMS) untuk menggalang masyarakat Kabupaten Barito Kuala di perantauan agar terpanggil untuk membangun daerah secara bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat di daerah. h. Mendirikan badan - badan usaha baru daerah termasuk koperasi dan meningkatkan kinerja badan usaha milik daerah yang sudah ada. i. Membuka ruang investasi baru di bidang pertanian, dan perkebunan bagi pengusaha daerah dan pengusaha nasional. 7. Pembangunan sistem pemerintahan yang baik, menjunjung tinggi supremasi hukum, bersih, dan berwibawa, dengan upaya : a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan pelaksanaan prinsip-prinsip penyelenggaraan kepemerintahan yang baik. b. Menerapkan nilai-nilai etika aparatur guna membangun budaya kerja yang mendukung produktivitas kerja yang tinggi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, khususnya dalam pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. c. Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit internal, eksternal dan pengawasan masyarakat. d. Meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif. - 34

41 e. Melakukan tindak lanjut terhadap temuan pengawasan secara hukum. f. Meningkatkan kualitas pelayanan aparatur kepada masyarakat dan dunia usaha. g. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat. h. Mendorong pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dalam setiap proses pemberian pelayanan publik khususnya dalam rangka mendukung penerimaan keuangan daerah seperti retribusi, pajak, pengembangan dunia usaha dan lainnya. i. Menciptakan sistem administrasi pendukung dan kearsipan yang efektif dan efisien. j. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. k. Mengembangkan profesionalisme PNS yang berorientasi pada etika, mekanisme penegakan hukum dan disiplin. l. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi rencana dan program kerja antar dinas atau instansi terkait lainnya. - 35

42 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tataran kebijakan yang menjadi pedoman dalam menentukan arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Barito Kuala oleh Pemerintah Kabupaten Barito Kuala, pada dasarnya termaktub dalam RPJMD Kabupaten Barito Kuala. Dalam mengarahkan kebijakan pengelolaan keuangan dimaksud, menurut tataran kebijakan tersebut mengacu pada prinsip-prinsip pendanaan tertentu seperti prinsip money follow function, yang maksudnya bahwa keuangan/pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang ada, artinya kewajiban dan tanggungjawab pengelolaan itu menjadi beban sendiri tentang sejauh mana pengelolaan itu terarah, benar, transparan, dan tepat sasaran. Fungsi alokasi juga menjadi pijakan dalam menentukan faktor arah kebijakan yang diambil. Selain itu kebijakan pengelolaan yang akan di ambil itu mengacu pula pada kemampuan daerah, dibarengi dengan pengetahuan tentang tata kelola keuangan daerah, sehingga dalam manajemennya benar-benar pada sasaran program dan kegiatan yang akan di capai dalam pembangunan serta dapat terealisasi secara efektif dan efisien. Realisasi Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun Anggaran 2013 secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini : URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN JUMLAH (Rp) BERTAMBAH / (BERKURANG) REALISASI (Rp) (%) PENDAPATAN , , ,36 112,73 PENDAPATAN ASLI DAERAH , , ,36 146,43 Pendapatan Pajak Daerah , , ,36 213,87 Hasil Retribusi Daerah , ,00 ( ,00) 97,23 Hasil Pengelolaan Kekayaan , ,00 0,00 100,00 Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli , , ,00 156,27 Daerah yang Sah DANA PERIMBANGAN , , ,00 110,45 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil , , ,00 190,57 Bukan Pajak Dana Alokasi Umum , ,00 0,00 100,00 Dana Alokasi Khusus , ,00 0,00 100,00 LAIN-LAIN PENDAPATAN , , ,00 118,93 DAERAH YANG SAH Pendapatan Hibah ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya , , ,00 175, , ,00 0,00 100, , ,00 0,00 100,00-36

43 BELANJA , ,00 ( ,00) 92,21 BELANJA TIDAK LANGSUNG , ,00 ( ,00) 91,88 Belanja Pegawai , ,00 ( ,00) 94,81 Belanja Hibah , ,00 ( ,00) 94,63 Belanja Bantuan Sosial , ,00 ( ,00) 91,83 Belanja Bagi Hasil kepada , ,00 ( ,00) 15,53 Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan , ,00 ( ,00) 96,52 kepada Provinsi/Kabupaten/Kota Pemerintahan Desa dan Partai Politik Belanja Tidak Terduga ,00 0,00 ( ,00) 0,00 BELANJA LANGSUNG , ,00 ( ,00) 92,51 Belanja Pegawai , ,00 ( ,00) 88,36 Belanja Barang dan Jasa , ,00 ( ,00) 87,58 Belanja Modal , ,00 ( ,00) 94,80 SURPLUS / (DEFISIT) ( ,00) , ,36 (49,40) PEMBIAYAAN DAERAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN , ,00 ( ,00) 7,77 DAERAH Sisa Lebih Perhitungan ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Penerimaan kembali Pemberian , , ,00 109,24 Pinjaman PENGELUARAN PEMBIAYAAN , ,00 ( ,00) 97,37 DAERAH Penyertaan Modal (Investasi) , ,00 0,00 100,00 Pemerintah Daerah Pemberian Pinjaman Daerah , ,00 ( ,00) 91,67 PEMBIAYAAN NETTO ,00 ( ,00) ( ,00) (21,42) SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN , , , Sumber : DPPKKD Kab. Barito Kuala T.A (Keadaan Desember 2013) Un Audited. Berikut garis besar, uraian beberapa arah kebijakan keuangan daerah di Kabupaten Barito Kuala yang pada prinsipnya telah ditetapkan, yakni sebagai berikut : A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Beberapa prinsip dalam pengelolaan pendapatan daerah adalah sebagai berikut : 1. Menyusun dan menetapkan APBD secara lebih rinci dan dapat dipertanggungjawabkan dengan sejauh mungkin dapat melibatkan partisipasi masyarakat, agar masyarakat memahami hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD Kabupaten Barito Kuala. 2. Memberikan akses informasi tentang proses penyusunan APBD, dilakukan secara terbuka bagi masyarakat, khususnya tentang keberadaan masing-masing kegiatan, termasuk masalah pendanaan dan manfaatnya bagi masyarakat, sehingga mendorong setiap SKPD dapat merealisasikan kegiatannya sesuai kinerja yang ditetapkan. - 37

44 3. Menerapkan disiplin anggaran yang menyangkut ketentuan peraturan perundang-undangan tentang keuangan. 4. Merumuskan dan menetapan kebijakan anggaran yang bertumpu pada keadilan anggaran agar pembayaran pajak, retribusi, dan pungutan lainnya yang dibebankan kepada masyarakat disesuaikan dengan kemampuan membayar masyarakat. 5. Mengelola anggaran secara efektif dan efisien melalui penetapan tujuan, sasaran hasil dan manfaat dari kegiatan dengan indikator yang jelas, berdasarkan harga satuan yang memadai dan rasional. a. Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan daerah untuk pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan di daerah, maka Pemerintah Kabupaten Barito Kuala berusaha terus menggali segala potensi dan sumber-sumber Pendapatan untuk terus dikembangkan pada tahun 2010, sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Jo. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pengeloan Keuangan Daerah dan Koridor Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pengganti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah sehingga Pendapatan Asli Daerah seharusnya terus meningkat, maka melalui kebijakan yang antara lain adalah dengan mengintensifkan pendapatan dan mengektensifikasikan penerimaan daerah serta mengoptimalkan penggarapan sumber/ potensi, peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan penyederhanaan prosedur serta peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah. Beberapa upaya dalam mengintensifikasi dan mengekstensifikasi pendapatan daerah yakni dengan : 1) Melakukan upaya identifikasi Produk Hukum yang berkenaan dengan tarif pungutan bagi daerah serta mengidentifikasi dan mengefektifkan produk hukum dalam iklim investasi yang sehat dan baik pada dunia usaha. 2) Melakukan pendataan dan ekplorasi/eksploitasi sumbersumber dana lain terhadap potensi pendapatan daerah serta memperhitungkan dana pendampingan/ sharing bantuan dana Negara, bantuan dana provinsi, maupun pihak ketiga. 3) Berupaya mengintensifikasi penagihan pajak dan retribusi daerah, PBB, BPHTB dan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21), dengan beberapa hasil dari : a) Pajak Daerah. b) Retribusi Daerah. c) Bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). d) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). e) Bagi Hasil PPh

45 4) Berupaya untuk selalu mendata dan merekapitulasi obyek/subyek pajak daerah, PBB, BPHTB dan potensi PPh 21. Upaya-upaya tersebut baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi obyek/subyek pajak ini haruslah dilakukan secara berhati-hati agar tidak berakibat biaya tinggi / pembebanan bagi kegiatan perekonomian masyarakat, mengingat pengaruh perkembangan perekonomian nasional dan krisis global yang mungkin mengancam membuat kondisi perekonomian bisa menjadi tidak stabil. Upaya lain yang juga dirasa cukup perlu pada saat sekarang ini adalah, mensosialisasikan pajak dengan kesadaran akan pentingnya pajak dan retribusi daerah serta meningkatkan kesadaran para wajib pajak melalui pemberian contoh atau keteladanan dari aparatur pemerintah. Selanjutnya, upaya dan kondisi inilah yang diharapkan nantinya dapat memberikan warna tersendiri tentang kemandirian daerah itu sendiri. Oleh karenanya kondisi yang demikian sesuai dengan Visi dan Misi yang diemban. b. Target Dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013, target Pendapatan Daerah Kabupaten Barito Kuala adalah sebesar Rp ,00, dan realiasi pendapatan daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp ,36 atau sekitar 112,73 %. Secara garis besar realiasi pendapatan daerah Kabupaten Barito Kuala per Tahun Anggarannya dalam realisasi pencapaian targetnya terbagi menjadi beberapa kelompok yang pada sub bagiannya cukup memberikan kontribusi besar bagi APBD. Pos-pos kelompok bagian itu adalah : 1) Bagian Pendapatan Asli Daerah, mencakup : a) Pos Hasil Pajak Daerah, antara lain : Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak-Pajak lainnya b) Pos Hasil Retribusi Daerah, antara lain : Retribusi Jasa Retribusi Perizinan Tertentu c) Pos Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, antara lain : Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD Laba Bank 2) Bagian Lain - Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, antara lain : a) Hasil penjualan Asset Daerah yang tidak dipisahkan - 39

46 b) Penerimaan Jasa Giro, Bunga Deposito c) Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR) d) Komisi, Potongan, dan Selisih Nilai Tukar Rupiah e) Lain-lain PAD yang sah. 3) Bagian Dana Perimbangan, mencakup : a) Bagi hasil Pajak/Bagi hasil bukan Pajak, terdiri dari : Bagi hasil Pajak Bagi hasil bukan Pajak / Sumber Daya Alam b) Dana Alokasi Umum, terdiri dari : Dana Alokasi Umum c) Dana Alokasi Khusus, terdiri dari : Dana Alokasi Khusus 4) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, mencakup : a) Pendapatan Hibah : Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta dalam negeri 5) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah daerah lain : a) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 6) Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus : a) Dana Penyesuaian b) Dana otonomi Khusus 7) Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah daerah lainnya : a) Bantuan Keuangan dari Provinsi 8) Dana Penguatan dan Percepatan : a) Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah b) Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD) c) Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPIPD) Tabel 1 : Penjabaran Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun Anggaran 2013 : URAIAN JUMLAH (Rp) BERTAMBAH / (BERKURANG) ANGGARAN SETELAH REALISASI (Rp) (%) PERUBAHAN PENDAPATAN , , ,36 112,73 PENDAPATAN ASLI DAERAH , , ,36 146,43 Pendapatan Pajak Daerah , , ,36 213,87 Pajak Hotel 0, , ,00 0,00-40

47 Pajak Restoran , , ,00 226,25 Pajak Hiburan , , ,00 118,91 Pajak Reklame , , ,00 187,82 Pajak Penerangan Jalan , , ,00 151,02 Pajak Sarang Burung Walet 0,00 0,00 0,00 0,00 Pajak Mineral Bukan Logam , , ,36 156,67 dan Bantuan Bea Perolehan Hak Atas Tanah , , ,00 795,75 dan Bangunan Hasil Retribusi Daerah , ,00 ( ,00) 97,23 Retribusi Jasa Umum , ,00 ( ,00) 69,16 Retribusi Jasa Usaha , ,00 ( ,00) 95,24 Retribusi Perizinan Tertentu , , ,00 228,48 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan , ,00 0,00 100,00 Bagian Laba atas Penyertaan , ,00 0,00 100,00 Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD Lain-lain Pendapatan Asli Daerah , , ,00 156,27 yang Sah Jasa Giro , ,00 ( ,00) 92,05 Penerimaan Bunga Deposito , , ,00 402,27 Tuntutan Ganti Kerugian , ,00 ( ,00) 10,90 Daerah (TGR) Pendapatan Denda Pajak ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Pendapatan Denda Retribusi ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Pendapatan dari Pengembalian , , , , 35 Pendapatan dari , , ,00 399,50 Angsuran/Cicilan Penjualan Lain-lain PAD yg Sah , , ,00 357,64 Pendapatan BLUD , , ,00 114,63 DANA PERIMBANGAN , , ,00 110,45 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil , , ,00 190,57 Bukan Pajak Bagi hasil pajak , , ,00 208,19 Bagi Hasil Bukan Pajak / , , ,00 182,74 Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum , ,00 0,00 100,00 Dana Alokasi Umum , ,00 0,00 100,00 Dana Alokasi Khusus , ,00 0,00 100,00 Dana Alokasi Khusus , ,00 0,00 100,00 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH , , ,00 118,93 YANG SAH Pendapatan Hibah ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Pendapatan Hibah dari ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Pemerintah Dana Bagi Hasil Pajak dari , , ,00 175,36 Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Bagi Hasil Pajak dari , , ,00 175,36 Provinsi Dana Penyesuaian dan Otonomi , ,00 0,00 100,00 Khusus Dana Penyesuaian , ,00 0,00 100,00 Bantuan Keuangan dari Provinsi , ,00 0,00 100,00-41

48 atau Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Provinsi Sumber : DPPKKD Kab. Barito Kuala T.A Un Audited , ,00 0,00 100,00 c. Permasalahan Dan Solusi 1) Permasalahan : Permasalahan yang ditemukenali pada pengelolaan keuangan daerah sebetulnya adalah rumusan permasalahan klasik yang seharusnya sudah dapat dipecahkan dan ditanggulangi, akan tetapi kondisi seperti ini dimanapun dan kapanpun suatu pemerintahan berjalan tidak akan pernah selesai. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan dari apa yang diharapkan adalah kodrat yang tidak sempurna, namun tetap untuk selalu diupayakan. Tahun 2013 permasalahan yang masih dicermati, yakni : Ditinjau dari tataran kebijakan terhadap penerapan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 jo Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah belum maksimal dipahami secara paripurna oleh beberapa aparatur pengelola keuangan yang ditunjuk atau berkompeten dalam menangani masalah keuangan di beberapa SKPD. Maka apabila ditinjau dari proses tata kelola keuangan SKPD dan pertanggungjawaban pelaksanaannya masih belum optimal. Sehingga pada tata kelola keuangan dan realisasi terhadap APBD juga masih belum optimal. 2) Solusi : a) Berupaya mengoptimalkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja per SKPD pada setiap tahunnya agar sesuai dengan waktu dan target kinerja yang ditetapkan secara tertib, dan lebih banyak menggali aktivitas dan kreativitas dalam hal pembangunan daerah dan masyarakat. b) Berupaya mensosialisasikan dan menerapkan tata kelola keuangan daerah serta memperdalam rasa tanggungjawab terhadap setiap butir di struktur anggaran (pendapatan dan belanja) kegiatan dengan mempedomani aturan serta ketentuan yang telah ditentukan. c) Mengupayakan, mensiasati dan mensikapi kembali setiap perkembangan teknologi informatika baru (up to date) yang diterapkan dalam tata kelola keuangan dengan meningkatkan fasilitasi sarana dan prasarana serta SDM yang memadai, terarah, disiplin waktu, serta akuntabel. d) Perlu meningkatkan kembali kapasitas kelembagaan guna mendukung tata kelola keuangan dengan sumber daya lebih memadai dengan didukung disiplin ilmu, disiplin kerja, akuntabilitas dan kompeten. - 42

49 B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah Salah satu unsur pengelolaan keuangan daerah adalah belanja daerah, yang diartikan sebagai seluruh pengeluaran dana dari kas daerah. Di samping peraturan perundangan-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah, pengelolaan belanja daerah diatur secara operasional melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Maka dari itu, belanja daerah pada prinsipnya dibagi menjadi dua kategori besar yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung, yang dalam pemanfaatan dan pengalokasiannya didasarkan pada "capaian kinerja" yang harus direalisasikan oleh setiap unit perangkat daerah. Sesuai dengan sifatnya, eksistensi belanja daerah sekaligus mencerminkan APBD daerah sehingga dengan prinsip perwujudan kinerja dimaksud, dapat disarikan bahwa pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari "Sistem Anggaran Berbasis Kinerja". Dalam operasionalnya sistem dimaksud, harus mengakomodasikan prinsip-prinsip umum penyusunan anggaran belanja dan memperhatikan spesifikasi khusus wilayah daerah yang bersangkutan. Oleh sebab itu arah kebijakan pengelolaan keuangan belanja daerah, yang akan menjadi acuan perumusan dan penetapan belanja daerah selama jangka waktu perencanaan (RPJM), khusus untuk Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut : Pertama Menyusun dan menetapkan Standart Pelayanan Minimal (SPM) atau Rencana Kinerja dengan indikator per satuan kinerja, untuk setiap perangkat daerah sesuai tugas pokok dan fungsinya. Kedua Ketiga Menetapkan kinerja terukur sebagai pencapaian hasil selama jangka waktu perencanaan (Lima Tahun ) agar dapat di wujudkan peningkatkan akuntabilitas perencanaan anggarannya, efektivitasnya dan efisiensi penggunaan setiap anggaran yang dialokasikan itu. Menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan untuk jangka waktu perencanaan (Lima Tahun) agar dapat dilakukan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi masingmasing satuan kerja perangkat daerah dalam rangka mewujudkan kewajiban daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Keempat Menyusun standar biaya per satuan kinerja secara akomodatif, yang senantiasa memperhitungkan perkembangan fluktuasi dan perubahan harga pasar. - 43

50 Kelima Menyusun anggaran belanja seperti dengan memenuhi format sesuai Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah (SAP), dimana Tahun Anggaran 2013 untuk SKPD Kabupaten Barito Kuala telah disusun pedoman standart belanja dengan nama Analisis Standart Biaya (ASB). 2. Target Dan Realisasi Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun Anggaran 2013, dapat dilihat pada tabulasi dibawah ini, data yang disajikan diambil dari Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Barito Kuala. Tabel 2 : Rekapitulasi Belanja Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 : URAIAN ANGGARAN REALISASI BERTAMBAH / BERKURANG (Rp.) % BELANJA , ,00 ( ,00) 92,21 BELANJA TIDAK LANGSUNG , ,00 ( ,00) 91,88 Belanja Pegawai , ,00 ( ,00) 94,81 Gaji dan Tunjangan , ,00 ( ,00) 96,96 Tambahan Penghasilan PNS / Non , ,00 ( ,00) 89,73 PNS Belanja Penerimaan lainnya , ,00 ( ,00) 99,45 Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH Biaya Pemungutan Pajak Daerah , ,00 ( ,00) 99,98 Insentif Pemungutan Pajak Daerah , ,00 ( ,00) 89,23 Insentif Pemungutan Retribusi , ,00 ( ,00) 92,73 Daerah Belanja Hibah , ,00 ( ,00) 94,63 Belanja Hibah kepada , ,00 ( ,00) 94,63 Badan/Lembaga/Organisasi Belanja Bantuan Sosial , ,00 ( ,00) 91,83 Belanja Bantuan Sosial Kepada , ,00 ( ,00) 99,4 Organisasi Kemasyarakatan Belanja Bantuan Sosial Kepada , ,00 ( ,00) 72,19 Anggota Masyarakat Belanja Bagi Hasil kepada , ,00 ( ,00) 15,53 Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah , ,00 ( ,00) 15,53 Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada , ,00 ( ,00) 96,52 Provinsi/Kabupaten/Kota Pemerintahan Desa dan Partai Politik Belanja Bantuan Keuangan kepada , ,00 ( ,00) 96,43 Desa Belanja Bantuan kepada Partai , ,00 0, Politik Belanja Tidak Terduga ,00 0,00 ( ,00) 0 Belanja Tidak Terduga ,00 0,00 ( ,00) 0 BELANJA LANGSUNG , ,00 ( ,00) 92,51 Belanja Pegawai , ,00 ( ,00) 88,36 Honorarium PNS , ,00 ( ,00) 85,05 Honorarium Non PNS , ,00 ( ,00) 93,84 Uang Lembur , ,00 ( ,00) 78,66-44

51 Uang untuk diberikan kepada pihak , ,00 ( ,00) 87,53 ketiga/masyarakat Upah , ,00 0, Belanja Barang dan Jasa , ,00 ( ,00) 87,58 Belanja Bahan Pakai Habis Kantor , ,00 ( ,00) 82,17 Belanja Bahan/Material , ,00 ( ,00) 92,88 Belanja Jasa Kantor , ,00 ( ,00) 88,15 Belanja Premi Asuransi , ,00 ( ,00) 71,57 Belanja Perawatan Kendaraan , ,00 ( ,00) 73,89 Bermotor Belanja Cetak dan Penggandaan , ,00 ( ,00) 87,42 Belanja Sewa , ,00 ( ,00) 74,32 Rumah/Gedung/Gudang/Parkir Belanja Sewa Sarana Mobilitas , ,00 ( ,00) 77,58 Belanja Sewa Perlengkapan dan , ,00 ( ,00) 88,56 Peralatan Kantor Belanja Makanan dan Minuman , ,00 ( ,00) 83,36 Belanja Pakaian Dinas dan , ,00 ( ,00) 95,51 Atributnya Belanja Pakaian Kerja , ,00 ( ,00) 98,12 Belanja Pakaian Khusus dan Harihari , ,00 ( ,00) 97,89 Tertentu Belanja Perjalanan Dinas , ,00 ( ,00) 81,27 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS , ,00 ( ,00) 51,17 Belanja Kursus, Pelatihan, , ,00 ( ,00) 86,13 Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS Belanja Pemeliharaan , ,00 ( ,00) 96,99 Belanja Jasa Konsultasi , ,00 ( ,00) 85,36 Belanja Barang Yang Akan , ,00 ( ,00) 90,74 Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga/PNS Belanja Barang dan Jasa BLUD , ,00 ( ,00) 99,92 Belanja Hibah Barang /Jasa Yang , ,00 ( ,00) 93,26 Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Belanja Bantuan Sosial Barang , ,00 ( ,00) 99,7 /Jasa Yang Akan Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat Belanja Modal , ,00 ( ,00) 94,8 Belanja Modal Pengadaan Tanah , ,00 ( ,00) 42,59 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat , ,00 ( ,00) 98,7 Berat Belanja Modal Pengadaan Alat-alat , ,00 ( ,00) 90,76 Angkutan Darat Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat , ,00 0, Angkutan Darat Tidak Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat , ,00 ( ,00) 99,87 Angkutan di atas Air Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat , ,00 ( ,00) 98,63 Bengkel Belanja Modal Pengadaan Alat-alat , ,00 ( ,00) 96,96 Pengolahan Pertanian dan Peternakan Belanja Modal Pengadaan Peralatan , ,00 ( ,00) 84,68 Kantor Belanja Modal Pengadaan , ,00 ( ,00) 96,75 Perlengkapan Kantor Belanja Modal Pengadaan Komputer , ,00 ( ,00) 88,33 Belanja Modal Pengadaan mebeulair , ,00 ( ,00) 91,66 Belanja Modal Pengadaan Peralatan , ,00 ( ,00) 92,22 Dapur Belanja Modal Pengadaan Penghias , ,00 ( ,00) 86,71 Ruangan Rumah Tangga Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio , ,00 ( ,00) 75,36-45

52 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Komunikasi Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Ukur Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Laboratorium Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian*) Bangunan Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan Belanja Modal Pengadaan Barang bercorak Kesenian, Kebudayaan Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Persenjataan/Keamanan Belanja Modal Pengadaan Ramburambu Belanja Modal Pengadaan Peralatan Audio/Vidio Visual Belanja Modal Pengadaan Kontruksi siring , ,00 ( ,00) 99, , ,00 ( ,00) 86, , ,00 ( ,00) 87, , ,00 ( ,00) 94, , ,00 ( ,00) 97, , ,00 ( ,00) 98, , ,00 ( ,00) 95, , ,00 ( ,00) 97, , ,00 ( ,00) 96, , ,00 ( ,00) 98, , ,00 ( ,00) 87, ,00 0,00 ( ,00) , ,00 0, , ,00 ( ,00) 93, , ,00 ( ,00) 95, , ,00 ( ,00) 97,99 Sumber : DPPKKD Kab. Barito Kuala T.A (Keadaan Desember 2013) Un Audited. Tabel 3 : Ringkasan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Barito Kuala Dalam 3 (tiga) Tahun Terakhir : URAIAN REALISASI BELANJA DAERAH SELAMA 3 (TIGA) TAHUN TERAKHIR (Dalam Jutaan Rupiah) ** Belanja Daerah , , ,00 Sumber : DPPKKD Kab. Barito Kuala T.A (Desember 2013** Un Audited). - 46

53 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PENDIDIKAN INSTANSI PELAKSANA : DINAS PENDIDIKAN Kewenangan pelaksanaan Urusan Pendidikan secara langsung menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan. Tingkat capaian kinerja Dinas Pendidikan atas program dan kegiatan tahun 2013, bertolok ukur pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pendidikan Tahun Pada tahun 2013, Dinas Pendidikan melaksanakan sebanyak 14 Program kerja yang terdiri dari 108 jenis Kegiatan. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas Dinas Pendidikan terkait urusan Pendidikan yang dilaksanakan antara lain : a. Program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 : 1) Program Pendidikan Anak Usia Dini, dengan kegiatan ; a) Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Target terlaksananya pendidikan usia dini di PAUD dan TK, dengan target 1023 org (keg), dengan realisasi 98,11 %. 2) Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun; dengan kegiatan : a) Penambahan ruang kelas sekolah (DAK). Target terlaksannya pembangunan ruang kelas baru SMP/ DAK sebanyak 34 RKB, dengan realisasi 34 RKB, fisik (100%) dan keuangan (97,75 %). b) Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah (DAK). Target terlaksananya rehab sedang/berat bangunan sekolah sebanyak 85 ruang, dengan realisasi 85 ruang (100 %). c) Penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SD/MI dan SMP/MTs. Target terlaksananya try out UNAS, SMP, UAS, SMP, Remedial Khusus mata pelajaran yang di UNAS kan sebanyak 2 kegiatan, dengan realisasi 2 kegitan (100 %). d) Pembinaan minat bakat dan kreatifitas siswa. Target terlaksananya lomba olah raga siswa SD, lomba kreatifitas SD, O2SN sebanyak 3 kegiatan, dengan realisasi 3 kegiatan (100 %). e) Pembangunan perpustakaan sekolah (DAK). Target tersediannya ruang perpustakaan sekolah sebanyak 25 ruang, dengan realisasi 25 ruang (100 %). f) Penyediaan alat praktik dan peraga siswa (DAK). Target tersediannya alat praktik dan peraga siswa SMP sebanyak 94 sekolah, dengan realisasi 100 %. 2) Program pendidikan menengah; dengan kegiatan : a) Pembangunan Gedung Sekolah. Target terlaksananya pembangunan gedung sekolah sebanyak 1 sekolah. Realisasi 100 %. 47

54 b) Pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS). Target tumbuhnya semangat school base management (MBS) jenjang SMA, SMK dan biaya ujian produktif dan praktek kerja sebanyak 3 sekolah. Realisasi 100 %. c) Pengembangan model belajar dan mengajar dengan menggunnakan teknologi informasi dan komunikasi (ITC). Target terlaksananya pelatihan pengguna ICT bagi guru dan TU SMP/Mts, SMA/SMK/MA, pengembangan infrastruktur jaringan internet (ICT), mapping pendidikan dan pembangunan tower ICT sebanyak 120 buah. Realisasi 75 %. d) Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah (DAK). Target tersediannya bangunan LAB dan praktikum SMA/SMK sebanyak 5 sekolah. Realisasi 5 sekolah (100 %). e) Penambahan ruang kelas sekolah (DAK). Target tersediannya ruang kelas baru sebanyak 7 RKB. Realisasi 7 RKB (100 %). f) Pembangunan perpustakaan sekolah. Target terlaksananya pembangunan ruang perpustakaan SMA, SMK (sharing DAK) pada 3 sekolah. Realisasi 3 sekolah (100 %). g) Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah (DAK). Target terlaksananya rehab ruang kelas SMA/SMK sebanyak 21 ruang. Realisasi 21 sekolah (100%). 3) Program pendidikan non formal, dengan kegiatan; a) Pengembangan pendidikan keaksaraan. Target terlaksananya pembinaan PBHKF dan dapat dikembangkan pendidikan keaksaraan sebanyak 70 orang, dengan realisasi 100 %. b) Pengembangan pendidikan kecakapan hidup. Target terlaksananya penyelengaraan pendidikan dan dapat dikembangkan pendidikan kecakapan hidup sebanyak 20 orang, dengan realisasi 100 %. c) Pengembangan Kurikulum, Bahan Ajar dan Model Pembelajaran Pendidikan Non Formal. Target tersusunnya kurikulum dan model paket PBH KF, paket A dan paket B (dok) sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi 0 %. 4) Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, dengan kegiatan; a) Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi. Target terlaksananya diklat sertifikasi, diklat lesson study guru SD, SMP, SMA dan diklat calon pengawas sebanyak 5 kegiatan (630 orang), dengan realisasi 5 kegiatan (100 %). 5) Program manajemen pelayanan pendidikan, dengan kegiatan; a) Pengadaan naskah, pendistribusian,pencetakan LJK UNAS SLB, SMP/MTs, SMA/SMK dan pemantauan UAS/UN SLB, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Target terlaksananya ujian nasional SMP/MTs, SMA/MA, SMK di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 pada 129 sekolah, dengan realisasi 129 sekolah (100 %). Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan), Dinas Pendidikan sebesar 97,49 %. Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp ,-. 48

55 b. Realisasi Kegiatan Urusan Pendidikan Adapun hasil pelaksanaan kegiatan terkait kinerja Urusan Pendidikan Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Data Penyelenggaraan Urusan Pendidikan No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian PAUDNI (TPA/KB/TK/RA/BA) 1. Jumlah Lembaga Jumlah Peserta Didik Jumlah Tenaga Pengajar SD/MI/P.A 1. Jumlah Lembaga Jumlah ruang kelas Jumlah Peserta Didik Angka putus sekolah Jumlah Tenaga Pengajar Jumlah Tenaga Pengajar kualifikasi (S1/D-IV). 7. Jumlah Tenaga Pengajar 914 Bersertifikasi 8. Jumlah dana bos yang tersalurkan SMP/MTS/P.B 1. Jumlah Lembaga Jumlah ruang kelas Jumlah Peserta Didik Angka putus sekolah Jumlah Tenaga Pengajar Jumlah Tenaga Pengajar 950 kualifikasi (S1/D-IV). 7. Jumlah Dana Bos yg tersalurkan 8. Ruang yang 60 dibangun/direhab. 9. Jumlah Tenaga Pengajar 453 Bersertifikasi 4. SMA/SMK/MA/P.C 1. Jumlah lembaga Jumlah ruang kelas

56 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah Peserta Didik Pemberantasan Buta Huruf Keaksaraan Fungsional Sumber : Dinas Pendidikan 4. Angka putus sekolah Jumlah Tenaga Pengajar Jumlah Tenaga Pengajar 513 kualifikasi (S1/D-IV). 7. Ruang yang - dibangun/direhab 8. Bantuan SPP yang tersalurkan. 9. Jumlah Tenaga Pengajar 205 Bersertifikasi 1. Pemberantasan Pengembangan Kemandirian 800 Berdasarkan data capaian pelaksanaan urusan pendidikan, pada tabel 1 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Khusus untuk lingkup Kab. Barito Kuala pada tingkat penyerapan siswa didik antar tingkat pendidikan (SD -SMP-SMA) masih terdapat kesenjangan yang sangat tinggi, jika dilihat dari ketersedian ruang kelas untuk menampung siswa baru, seperti ruang SD/MI/P.A yang berjumlah 2010 ruang sedangkan untuk ruang kelas SMP/MTS/P.B sebanyak 529 ruang, maka ketercukupan penerimaan siswa SD ke SMP dilihat dari segi ketersediaan ruang kelas hanya sebesar 26,31 % dari jumlah siswa SD. Sedangkan ketersediaan ruang kelas SMA/SMK/MA/P.C untuk menampung siswa SMP hanya sekitar 48,20 % dari jumlah siswa SMP. Untuk itu maka diperlukan peningkatan pembangunan ruang ruang kelas baru pada tahun mendatang. 2) Secara umum untuk data hasil kegiatan subtantif dan indikatif pendidikan SD/MI/PA, SMP/MTs/P.B dan SMA/SMK/MA/P.C menunjukan realisasi yang cukup baik. 3) Peningkatan jumlah kelembagaan PAUDINI (TPA/KB/TK/BA) sebanyak 4 (empat) lembaga, yang telah menyerap sebanyak orang murid dengan tenaga pengajar sebanyak orang. 50

57 Grafik 1 Perbandingan Jumlah Ruang Kelas, Siswa dan Tenaga Pengajar Di Tingkat SD/MI/P.A, SMP/MTS/P.B dan SMA/SMK/MA/P.C Tahun Ruangan Jumlah Siswa Jumlah Guru SD/MI/P.A SMP/MTS/P.B SMA/SMK/MA/P.C Sumber : Dinas Pendidikan 4) Jika dilihat dari jumlah tenaga pengajar/guru pada seluruh tingkatan pendidikan SD/MI/P.A, SMP/MTS/P.B dan SMA/SMK/MA/P.C di Kab. Barito Kuala terdapat sebanyak orang tenaga pengajar/guru. Dari keseluruhan tenaga pengajar/guru yang ada hanya sebanyak orang tenaga pengajar/guru (8 %) guru yang sudah menempuh pendidikan setingkat DIV/S1. 5) Sedangkan untuk tenaga pengajar/guru yang telah mendapat sertifikasi keahlian guru sebanyak orang tenaga pengajar/guru, Artinya hanya 4,16 % guru yang mendapat sertifikasi dari jumlah tenaga pengajar/guru seluruhnya orang. Grafik 2 Jumlah Tenaga Pengajar Memenuhi Sertifikasi dan Pendidikan S1/DV Pada Setiap Tingkat Pendidikan Tenaga Pengajar Tenaga Pengajar kualifikasi (S1/D-IV). Tenaga Pengajar Bersertifikasi Sumber : Dinas Pendidikan 51

58 6) Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah sebesar Rp ,- kepada 422 buah sekolah yang terdiri dari 327 sekolah SD/MI/P.A dan 95 buah sekolah SMP/MTS/P.B. Sedangkan untuk tingkat pendidikan SMA/SMK/MA/P.C telah disalurkan bantuan SPP sebesar ,- kepada peserta didik. 7) Dalam hal pemberantasan buta hurup keaksaraan fungsional pada bulan Maret telah dilaksanaan kegiatan pemberantasan keaksaraan sebanyak orang, total tahun 2013 telah dilaksanakan pemberantasan keaksaraan kepada sebanyak orang, penyandang buta aksara. c. Permasalahan dan Solusi : a) Permasalahan 1). Pada sub bidang pendidikan pengajaran tertentu diidentifikasi masih kurangnya guru dengan kompetensi yang memadai, utamanya guna tenaga pendidik dan pengajar pada PAUD, RSBI, dan SMK. Walaupun dari sisi kuantitas guru cukup tersedia namun dalam spesifikasi bidang pendidik dan pengajar tertentu masih perlu penyediaan secara memadai. 2). Belum meratanya kegiatan belajar dan mengajar yang dilengkapi fasilitas seperti Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer dan Perpustakaan, khususnya pada sekolah lanjutan di kecamatan, termasuk ketersediaan kualitas perangkatnya. b) Solusi : 1) Pemerataan pelayanan pendidikan pengajaran guna mendukung penyempurnaan pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun melalui pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), untuk daerah - daerah yang sulit terjangkau, khususnya untuk pembangunan SATAP SD, SMP. 2) Guna pemerataan kegiatan belajar dan mengajar masih diperlukan tambahan fasilitas seperti Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer dan Perpustakaan, khususnya pada sekolah lanjutan di kecamatan, termasuk ketersediaan kualitas perangkatnya. 52

59 2. URUSAN KESEHATAN Urusan kesehatan dilihat dari kewenangan pelaksanaannya, dilaksanakan oleh 2 (dua) Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yakni Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit H. Abdul Azis Marabahan. Pembahasan realisasi fisik dan keuangan terkait pelaksanaan Urusan Kesehatan akan dijabarkan dari pelaksanaan program dan kegiatan ke 2 (dua) SKPD sebagaimana dimaksud di atas. Kewenangan urusan Kesehatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan, dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013 mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan Tahun Pada tahun 2013, Dinas Kesehatan melaksanakan sebanyak 29 Program kerja yang terdiri dari 71 jenis Kegiatan. Adapun capaian program dan kegiatan prioritas terkait Urusan Kesehatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut : a. Program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 : 1) Program obat dan perbekalan kesehatan, dengan kegiatan ; a) Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan. Target tersedianya obat PKD dan generik sebanyak 300 jenis, dengan realisasi 297 jenis (99 %). b) Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (DAK). Target tersedianya obat PKD dan pendukung yankes gratis sebanyak 300 jenis, dengan realisasi 297 jenis (99 %). 2) Program upaya kesehatan masyarakat, dengan kegiatan ; a) Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas Jaringannya. Target terlaksananya pelayanan kasus gizi buruk, gakin, tercapainya rujukan Jamkesmas non data base ke RS dan Jampersal pada 201 desa/kel, dengan realisasi 77 desa/kel (38,31%). b) Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringan (APBD). Target tersedianya poskesdes sebanyak 15 buah poskesdes, dengan realisasi pelaksanaan lelang sebanyak 15 buah (100 %). c) Penyelenggaraan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Wabah. Target terlayaninya masyarakat di unit pelayanan kesehatan sebanyak kasus, dengan realisasi sebanyak kasus (100 %). d) Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringan. Target tersedianya poskesdes sebanyak 15 buah poskesdes, dengan realisasi 15 buah (100 %). 3) Program perbaikan gizi masyarakat, dengan kegiatan ; a) Pemberian makanan tambahan dan vitamin. Target terlaksananya distribusi makanan tambahan dan vitamin untuk bayi, balita, bukek, bufas & busul serta pelaksanaannya UPGK sebanyak 40 anak, dengan realisasi 40 anak (100 %). 4) Program pencegahan penanggulangan penyakit menular, dengan kegiatan ; a) Pelayanan vaksin bagi balita dan anak sekolah. Target terlaksananya peningkatan pelayanan imunisasi balita dan anak sekolahan(pkm)sebanyak 19 Pkm, dengan realisasi 19 kasus (100 %). 53

60 b) Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan. Target terlaksananya peningkatan KIE pencegahan & penanggulangan penyakit menular sebanyak 30 kasus, dengan realisasi 30 kasus (100 %). c) Peningkatan Survellance Epidermiologi dan Penanggulangan Wabah. Target tertanganinya kasus KLB penyakit dengan cepat di 17 kec, dengan realisasi 17 kecamatan (100 %). 5) Program standarisasi pelayanan kesehatan, dengan kegiatan ; a) Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan. Target terlaksananya penyusunan ISO Puskesmas sebanyak 1 puskesmas, dengan realisasi 1 puskesmas (100 %). 6) Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas / pustu dan jaringannya, dengan kegiatan ; a) Pembangunan Puskesmas. Target terlaksananya pembangunan puskesmas sebanyak 2 buah, dengan realisasi 2 buah (100 %). b) Pembangunan Puskesmas Pembantu. Target terlaksananya pembangunan puskesdes dan Pustu sebanyak 5 buah, dengan realisasi 3 buah (60 %). c) Pembangunan Puskesmas Pembantu (DAK). Target terlaksananya pembangunan puskesdes sebanyak 5 buah, dengan realisasi 5 buah (10 0 %). 7) Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, dengan kegiatan ; a) Penyusunan kebijakan pengendalian pemcemaran lingkungan dan perusakan lingkungan hidup. Target Tersedianya dokumen Perencanaan Master Plan dan DED RSUD H. Abd Aziz Marabahan sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi 100 %. Selain melaksanakan program dan kegiatan terkait urusan kesehatan, Dinas Kesehatan dalam salah satu program dan kegiatannya juga melaksanakan urusan Keluarga Berencana, khususnya kegiatan penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin dengan target terlaksananya penanganan efek samping kontrasepsi KB sebanyak 20 kasus. telah terealisasi sebanyak 20 kasus (10 0 %). Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan), Dinas Kesehatan sebesar 99,78 %. Sedangkan dari segi realisasi anggaran telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp ,- (95,57 %), dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, b. Realisasi Fisik Dan Keuangan Rsud H. Abdul Azis Kewenangan urusan Kesehatan yang dilaksanakan RSUD H. ABDUL AZIS tahun 2013, dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan bertolok ukur pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA RSUD H. ABDUL AZIS Tahun Pada tahun 2013, RSUD H. ABDUL AZIS melaksanakan sebanyak 9 Program kerja yang terdiri dari 31 jenis Kegiatan. Adapun capaian program dan kegiatan prioritas RSUD H. ABDUL AZIS antara lain : 1) Program peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ 54

61 rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata, dengan kegiatan ; a) Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I, II dan III) melalui anggaran DAU. Target terlaksananya Pembangunan Gedung Kelas III dan PONEK sebanyak 2 buah. Realisasi 25% b) Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit. Target tersedianya bahan logistik untuk pasien sebanyak pasien, dengan realisasi sebanyak pasien (45,04 %) c) Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I, II dan III) melalui anggaran DAK. Target terlaksananya Pembangunan Gedung Kelas III dan PONEK sebanyak 2 buah. Realisasi 35% d) Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit (DAK). Target terlaksananya pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit sebanyak 82 buah, dengan realisasi 0% 2) Program peningkatan mutu pelayanan kesehatan BLUD, dengan kegiatan ; a) Kegiatan Peningkatan Pelayanan dan Pendukung Pelayanan, target terlaksananya peningkatan pelayanan kesehatan melalui RSUD selama 12 bulan. Realisasi fisik selama 9 bulan (75 %). Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), RSUD H. Abdul Azis hingga bulan Desember 2013 sebesar 51,71 %. Sedangkan dari segi realisasi anggaran hingga Desember 2013 dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, telah terealisasi anggaran belanja sebesar Rp (61,7 %). Adapun hasil pelaksanaan kegiatan terkait kinerja Urusan Kesehatan Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 2 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Kesehatan Oleh Dinas Kesehatan No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah tenaga medis & para medis 2. Jumlah prasarana kesehatan 1. Jumlah bidan Jumlah perawat Jumlah dokter umum Jumlah dokter gigi Jumlah posyandu (aktif)

62 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah 158 poskesdes+polindes 3. Jumlah Pustu Jumlah puskesmas Jumlah puskes perawatan 6. Jumlah puskesmas keliling (darat+sungai) Jumlah Desa Siaga Aktif Pelayanan 1. Jumlah masy yg 395 memperoleh pelayanan Jamkesda 2. Jumlah gizi balita buruk 7 3. Jumlah kasus balita kurang gizi yg ditangani (berat badan di bawah garis merah) 4. Jumlah kasus ibu hamil 556 kurang gizi. 5. Jumlah kelahiran Jumlah kelahiran hidup Jumlah kelahiran ditangani tenaga medis Jumlah KLB penyakit Angka Kematian 1. Jumlah kematian ibu 4 2. Jumlah kematian bayi Jumlah kematian balita 6 4. Jumlah kematian karena gizi buruk 3 56

63 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah kematian karena 1 KLB Sumber : Dinas Kesehatan Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan beberapa capaian pelaksanaan urusan kesehatan yang menjadi kegiatan subtantif Dinas Kesehatan, meliputi : 1) Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Barito Kuala secara berkala dan terus dibenahi dan diperlengkap oleh Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala termasuk keterediaan tenaga kesehatan. Hal ini sebagai komitmen Pemerintah Daerah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, 2) Jumlah Dokter Umum yang dimiliki sebanyak 26 orang terdiri dari 13 orang dokter PNS dan 13 orang Dokter PTT, jumlah ini ternyata menurun dari jumlah Dokter pada bulan Januari 2013 yang berjumlah 31 orang dokter. Pengurangan ini terjadi karena ada dokter PTT yang telah habis masa kontrak pada bulan Februari Sedangkan untuk Dokter Gigi hingga bulan Desember berjumlah 14 orang terdiri dari 1 orang dokter gigi PNS dan 13 orang dokter gigi PTT. 3) Dilihat dari segi persebaran dan pemerataan tenaga kesehatan terutama Dokter Gigi. a) Dari Dokter Gigi yang dimiliki sebanyak 14 orang ( 1 PNS dan 13 PTT ) hanya tersebar pada 12 Puskesmas dari 19 Puskesmas yang ada di Kab. Barito Kuala, bahkan di Puskesmas Tabunganen terdapat 3 orang Dokter Gigi. b) Puskesmas yang belum memiliki Dokter Gigi, meliputi : Puskesmas Tamban, Puskesmas Mekarsari, Puskesmas Jelapan, Puskesmas Anjir Pasar, Puskesmas Anjir Muara, Puskesmas Barambai dan Puskesmas Marabahan. 57

64 Grafik 3 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Sumber : Dinas Kesehatan 4) Untuk keberadaan saran dan prasaran kesehatan hingga bulan Desember, dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik 4 Jumlah Prasarana Kesehatan Di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Sumber : Dinas Kesehatan 5) Penyakit Demam Berdarah tercatat sebanyak 44 orang positif terkena penyakit Demam Berdarah. Dampak terparah adalah terjadinya kejadian luar biasa (KLB) 58

65 Penyakit Demam Berdarah pada bulan Januari 2013 dengan penderita positif DBD sebanyak 12 orang, yang tersebar di Kec. Wanaraya sebanyak 5 orang penderita, Kec. Tamban sebanyak 2 orang penderita, dan Kec. Marabahan sebanyak 3 orang penderita. Dalam menanggulangi 31 kejadian luar biasa penyakit ini telah dilaksanakan kegiatan Pogging pada titik-titik yang menjadi indikasi sumber penyebab penyakit DBD. 6) Jumlah kematian karena Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Demam Berdarah sebanyak 1 orang di Kecamatan Anjir Muara pada bulan Januari ) Pada tahun 2013, tingkat kelahiran di Kabupaten Barito Kuala sebanyak kelahiran, dengan rincian sebanyak (99,12%) bayi lahir hidup dan 36 (0,87%) bayi lahir mati. 8) Dari 4124 bayi yang lahir hidup sebanyak 3947 ditangani tenaga medis (95,7 %), dan 36 (0,87%) bayi lahir yang ditangani tenaga dukun kampung. Grafik 7 Jumlah Kasus Ketercukupan Gizi Balita dan Ibu Hamil Di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Sumber : Dinas Kesehatan 59

66 Grafik 8 Angka Kematian Balita dan Ibu Di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Sumber : Dinas Kesehatan b. Realisasi Kegiatan Subtantif Urusan Kesehatan Oleh Rsud H. Abdul Azis. Pelaksanaan kegiatan subtantif urusan kesehatan yang menjadi ranah tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Daerah Abdul Azis meliputi ; Tabel 3 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Kesehatan Oleh RSUD H. Abdul Azis No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah medis & para medis 1. Jumlah bidan Jumlah perawat Jumlah dokter umum 5 4. Jumlah dokter gigi 2 5. Jumlah dokter spesialis 5 6. Jumlah tenaga apoteker 2 60

67 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Pelayanan medik 1. Jumlah pasien rawat inap Jumlah kunjungan rawat jalan 3. Jumlah kunjungan Jumlah masy yg dilayani jamkesmas/jamkesda Sumber : RSUD H. Abdul Azis 4. Jumlah anak yg mendapat imunisasi 5. Jumlah kasus balita kurang gizi. 6. Jumlah kasus ibu hamil kurang gizi Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dicermati beberapa informasi sebagai berikut ; 1) bahwa dari dua data substantif pada urusan kesehatan yang dilaksanakan oleh RSUD H. Abdul Aziz, hanya data indikatif pelayanan mengalami perkembangan yang signifikan. Seperti peningkatan jumlah pasien rawat inap, jumlah kunjungan rawat inap, jumlah kunjungan rawat jalan, jumlah masyarakat yang mendapat layanan Jamkesmas dan Jamkesda, serta pelayanan lainnya. 2) Ketersediaan tenaga dokter yang membantu penanganan di Rumah Sakit H. Abdul Azis dan Klinik Handil Bakti sebanyak 12 orang, yang terdiri dari ; a) Dokter spesialis mata sebanyak 1 orang b) Dokter spesialis orthopedi sebanyak 1 orang c) Dokter spesialis tamu untuk penyakit dalam sebanyak 1 orang, d) Dokter spesialis tamu untuk penyakit kebidanan sebanyak 1 orang e) Dokter spesialis tamu untuk penyakit bedah sebanyak 1 orang f) Dokter umum sebanyak 5 orang g) Dokter gigi sebanyak 2 orang 3) Berdasarkan jenis penyakit yang dialami, penyakit yang paling banyak diderita pasien yang berobat ke RSUD Abdul Azis adalah penyakit dalam dengan 573 pasien, kebidanan dan kandungan 263 pasien dan penyakit anak 233 pasien. 4) Hingga akhir Tahun 2013 jumlah kunjungan rawat inap sebanyak 1649 pasien, yang terdiri dari ; a) Rawat inap kebidanan dan kandungan sebanyak 392 pasien b) Rawat inap kelas III sebanyak 678 pasien c) Rawat inap kelas I dan II sebanyak 405 pasien, dan 61

68 d) Rawat inap VIP sebanyak 174 pasien Berdasarkan capaian pemberian pelayanan medik kunjungan rawat inap yang telah dilakukan per triwulan di atas, dapatlah diambil capaian rata-rata jumlah pasien rawat inap perbulannya sebanyak 183,22 orang perbulan atau 6,11 orang perhari. 5) Kasus balita gizi buruk di Kab. Barito Kuala yang ditangani di RSUD H. Abdul Azis Marabahan sebanyak 13 balita. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Sebagian besar dari jumlah penduduk Kabupaten Barito Kuala yang tergolong tidak mampu dan berhak mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan gratis sudah diakomodasi belalui Jamkesmas dan Jamkesda, pada kenyataannya ini masih ada keluhan masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta jaminan pelayanan kesehatan bersubsidi (alias gratis). 2. Terkait dengan tujuan MDGS di bidang kesehatan yakni upaya menurunkan kematian ibu/anak, kasus gizi kurang dan penanggulanggan penyakit menular serta perbaikan lingkungan, masih belum maksimal di laksanakan secara lintas sektor dan minimnya alat kesehatan. b). Solusi 1. Mengusulkan menggalakan peran SKPD yang terkait, mengurus masalah sosial & kesejahteraan masyarakat, lebih di maksimalkan secara terjadual melakukan koordinasi berupa forum komunikasi antar SKPD terkait, sehingga dapat terjadi persamaan cara pandang dalam menyikapi permasalahan kesehatan yang sesuai dengan visi dan misi keberhasilan pemerintah Kabupaten Barito Kuala. 2. Peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM) dibidang kesehatan, juga penambahan dan pemanfaatan yang optimal sarana dan prasarana kesehatan sebagai bentuk nyata dari upaya mencapai tujuan MDGs bidang kesehatan. 62

69 3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP Urusan wajib Lingkungan Hidup dilihat dari kewenangan pelaksanaannya, dilaksanakan oleh 2 (dua) Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yakni Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum. Urusan Wajib Lingkungan Hidup secara langsung menjadi kewenangan dan dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup. Menindak lanjuti kewenangan dimaksud pada tahun 2013 telah direncanakan dan dilaksanakan berbagai program dan kegiatan, program dan kegiatan terukur ini didasarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggar an (DPA) Badan Lingkungan Hidup Tahun Pada tahun 2013, Badan Lingkungan Hidup melaksanakan sebanyak 12 Program kerja dengan 46 jenis Kegiatan. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas yang dilaksanakan, antara lain : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 : 1) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan a) Kerjasama Pengelolaan Sampah melalui terlaksananya kegiatan bank sampah. Realisasi 100 %. 2) Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup a) Pemantauan kualitas lingkungan, terlaksananya pemantauan kadar polusi limbah cair dan udara dengan target 2 kali kegiatan. Realisasi 2 kali kegiatan (100 %). b) Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup melalui terlaksananya pengawasan kebijakan bidang lingkungan hidup pada 32 perusahaan. Realisasi 100 % c) Pengelolaan B3 dan limbah B3 melalui terlaksananya pemantauan pengelolaan B3 dan limbah B3 pada 5 perusahaan/rumah sakit. Realisasi 100% d) Pengkajian dampak lingkungan melalui terlaksananya erlaksananya konsultasi lab lingkungan sebanyak 5 kali. Realisasi 100 %. e) Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup melalui pengadaan pengadaan alat lab lingkungan pemantauan kualitas udara dan tersedianya biaya umum DAK sebanyak 4 unit. Realisasi 100 %. f) Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup (DAK) melalui pengadaan biogas, alat pengolah sampah, alat uji tanah, pembangunan bank sampah, taman hijau dan perluasan RTH sebanyak 7 unit. Realisasi 100%. 3) Program perlindung sumber daya alam dan konservasi sumberdaya alam, dengan kegiatan ; a) Pengendalian dampak perubahan iklim, target terlaksananya penanaman pohon disepanjang jalan negara sebanyak 500 pohon. Realisasi 100%. b) Pengendalian kerusakan hutan dan lahan, target tersedianya dokumen informasi status kerusakan lahan sebanyak 1 dokumen. Realisasi fisik 1 dokumen (100 %). 4) Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam, dengan kegiatan ; a) Rehabilitasi hutan dan lahan, melalui penanaman pohon perindang sebanyak pohon. Realisasi 100%. 63

70 Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Badan Lingkungan Hidup b ulan Desember 2013 sebesar 100%. Sedangkan dari segi realisasi anggaran hingga Desember 2013 dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, telah terealisasi anggaran sebesar Rp (96,60%). b. Realisasi Fisik Dan Keuangan Dinas Pekerjaan Umum Dalam hal pelaksanaan kewenangan Urusan Lingkungan Hidup, selain dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup, secara teknis dilaksanakan juga oleh Dinas Pekerjaan Umum terutama dalam hal program dan kegiatan yang berkaitan dengan penanganan persampahan. Secara khusus untuk capaian program dan kegiatan prioritas bulan Desember yang terkait langsung dengan pelaksanaan urusan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum pada Tahun 2013, meliputi : 1) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh; dengan kegiatan : a) Pembangunan/Peningkatan infrastruktur. Target terbangunnya jalan lingkungan di beberapa desa sepanjang meter, dengan realisasi fisik meter (100 %). b) Pembangunan/Peningkatan infrastruktur. Target tersediannya taman disekitar landasan transfer depo truck amrol sampah sebanyak 1 unit, dengan realisasi fisik 100 %. 2) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, dengan kegiatan ; a) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Target tersedianya IPA 1 l/det dan jaringan perpipaan di Kec. Mekarsari sebanyak 1 unit, dengan realisasi 100 %. b) Pengembangan sistem distribusi air minum (DAK). Target terlaksananya pemasangan jaringan distribusi air minum sebanyak 1unit, dengan realisasi 100 %. c) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah. Target tersediannya tempat pembuangan sampah 12 unit (PS TPA 1 unit dan MCK 8 unit), dengan realisasi 12 (100%). 3) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, dengan kegiatan, a) Peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan. Target pengadaan dump truck amprol 1 unit, dengan realisasi 100 %. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Lingkungan Hidup Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : 64

71 Tabel 4 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Lingkungan Hidup No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Pencemaran lingkungan 1. Tingkat kualitas badan air - 2. Tingkat limbah B3-3. Perusahaan wajib AMDAL Perusahaan ber AMDAL Pemantauan pelaksanaan 6 AMDAL 6. Penegakkan hukum - lingkungan 7. Pemulihan lingkungan - (penanaman pohon) 2. Pengelolaan persampahan 1. Bank sampah 100 % Sumber : Badan Lingkungan Hidup Hingga akhir tahun 2013 dapat digambarkan beberapa capaian pelaksanaan Urusan Lingkungan Hidup yang menjadi kegiatan subtantif Badan Lingkungan Hidup, antara lain : 1) Bahwa belum ada penjelasan komprehensif terkait tingkat kualitas badan air dan pencemaran limbah B3 di Kabupaten Barito Kaula. 2) Dari 30 buah perusahaan di Kabupaten Barito Kuala yang wajib memiliki dan menjalankan Analisi Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL), hanya ada 18 perusahan saja yang telah memiliki dan menjalankan AMDAL. Sedangkan 12 perusahaan lainnya belum memiliki AMDAL 3) Terkait dengan program penerapan Bank Sampah yang mulai dilaksanakan pada tahun anggaran 2013, telah terealisasi sebesar 100 %. b. Realisasi Kegiatan Subtantif Urusan Lingkungan Hidup Oleh Dinas Pekerjaan Umum Selain kewenangan urusan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup, sebagian kegiatan substansi Urusan Lingkungan Hidup juga dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum khususnya terkait dengan penyedian sarana dan prasarana penanganan persampahan. Pelaksanaan kegiatan subtantif Urusan Lingkungan Hidup yang menjadi ranah tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum meliputi ; 65

72 Tabel 5 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Lingkungan Hidup Oleh Dinas PU No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Penanganan Sampah 1. Jumlah TPS Jumlah volume sampah M 3 terangkut 3. Jumlah wilayah bebas - sampah 4. Jumlah angkutan 9 persampahan Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Beberapa hal yang dapat digambarkan terkait capaian pelaksanaan urusan persampahan, sebagai berikut ; 1) Keberadaan sampah kini menjadi salah satu masalah yang sering muncul terutama didaerah perkotaan maupun pinggiran kota, tidak terkecuali di Kabupaten Barito Kuala khususnya di wilayah padat penduduk seperti Kecamatan Marabahan dan Kecamatan Alalak. Keterbatasan personil, armada angkutan, jumlah TPS, serta waktu operasional dibandingkan dengan volumen sampah yang harus diangkut, menjadi beberapa penyebab internal masih belum maksimalnya upaya pengangkutan sampah-sampah di Kabupaten Barito Kuala. Selain masih kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk membuang sampah tepat waktu dan tepat tempat, menjadi faktor eksternal pemacu permasalahan sampah. 2) Pada bulan Desember 2013 jumlah TPS di Kab. Barito Kuala sebanyak 92 buah TPS. Jumlah ini bertambah 1 unit dari bulan Januari 2013 yang berjumlah 91 unit. Secara umum TPS yang ada tersebar di Kecamatan Alalak dan Kecamatan Marabahan. 3) Untuk mendukung daya tampung TPS yang terbatas, telah digunakan armada angkutan sampah sebanyak 9 unit, yang terdiri dari 5 unit truk, 3 unit kendaraan roda 3 dan 1 unit pick up. 4) Pada bulan Desember telah terangkut sampah dengan volume ± M 3, Selama tahun 2013 hingga bulan Desember 2013 total sampah yang telah terangkut sebanyak ± M 3 sampah. Sampah ini kemudian diangkut ke lokasi pembuangan sampah akhir pada TPA di Banjarmasin, dan TPA di Kec. Marabahan. 5) Perhitungan kapasitas sampah terangkut per hari rata-rata sebesar 44 m 3 sampah, dengan optimal angkutan sampah yang rutin digunakan adalah 5 buah truk dan 1 buah pick up. 6) Dalam membantu penanganan sampah di Kab. Barito Kuala yang makin meningkat terutama di wilayah perkotaan melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Lingkungan Hidup tahun 2013 akan mengembangkan kegiatan pengelolaan persampahan melalui mekanisme Bank Sampah, dari kegiatan ini 66

73 diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestaraian lingkungan dengan mengatasi masalah pencemaran lingkungan, tetapi dapat juga bernilai ekonomi bagi masyarakat. c. Permasalahan dan Solusi : a) Permasalahan 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan yaitu Bimbingan Teknis Persampahan belum dapat dilaksanakan, adapun yang menjadi kendala adalah karena UPS (Unit Pengolah Sampah) dan sarana pendukungnya masih dalam pembenahan. 2. Banyaknya persoalan yang bersumber dari terjadinya kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan hidup harus sesegra mungkin disikapi untuk dilakukan pencegahan sedini mungkin dampak lingkungan yang mungkin terjadi agar persoalan tidak menjadi semakin kompleks. b).solusi 1. Diperlukan pembenahan UPS (Unit Pengolah Sampah) dan sarana pendukungnya sehingga UPS dapat segera dioperasionalkan. 2. Keperluan tenaga terampil di dalam melakukan analisis dan kajian dampak terhadap lingkungan mutlak dilakukan, untuk itu telah dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur pengelola lingkungan hidup maupun aparat pengelola laboratorium lingkungan. 67

74 4. URUSAN PEKERJAAN UMUM Pelaksanaan urusan wajib pekerjaan umum secara langsung menjadi kewenangan dan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Dalam hal pelaksanaan kinerja teknis terkait program dan kegiatan pekerjaan umum, Dinas Pekerjaan Umum berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pekerjaan Umum Tahun Pada tahun 2013, Dinas Pekerjaan Umum melaksanakan sebanyak 32 Program kerja yang terdiri dari 75 jenis Kegiatan, meliputi Bidang Tata Ruang dan Jasa Konstruksi, Sekretariat, Bidang Cipta Karya, Bidang Bina Marga, Bidang Sumberdaya Air dan Dinas PU. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum, terkait langsung dengan pelaksanaan urusan Pekerjaan Umum, antara lain : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 : 1) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dengan kegiatan ; a) Pembangunan gedung kantor. Tersediannya prasarana gedung kantor (DPPKKD, Sat Pol PP, DPRD, Lanjutan gedung Koperasi, Interior ruang jaskon dan lanjutan gedung Nakertrans) sebanyak 6 buah. Realisasi 6 buah (100%). 2) Program pembangunan jalan dan jembatan, dengan kegiatan a) Pembangunan jalan, target terlaksananya pembangunan kontruksi permukaan jalan (pemasiran, pengaspalan, LPA Klas B, latasir, ATB) sepanjang 135 km. Dengan realisasi sebesar 133 km (89,52 %). b) Pembangunan jembatan, target terlaksananya pembangunan kontruksi jembatan (rangka baja, beton, kayu ulin) sebanyak 10 buah. Realisasi 10 buah (100%) c) Pembangunan jalan (DAK), target terlaksananya pembangunan kontruksi permukaan jalan (pemasiran, pengaspalan, LPA Klas B, latasir, ATB) sepanjang 16 km. Dengan realisasi sepanjang 16 km (100%). 3) Program rehabilitasi pemeliharaan jalan dan jembatan, dengan kegiatan ; a) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan (DAK), target terlaksananya pemeliharaan kontruksi permukaan jalan (pemasiran, pengaspalan, LPA Klas B, latasir, ATB) sepanjang 9,86 km. Realisasi fisik sepanjang 9,86 km (100%). b) Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan, target terlaksananya rehab kontruksi jembatan kabupaten (rangka ba ja, beton, kayu ulin) sebanyak 155 buah. Dengan realisasi sebanyak 155 buah (100%). c) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan (DAU), target terlaksananya pemeliharaan kontruksi permukaan jalan kabupaten sepanjang 106,21 km. Dengan realisasi sepanjang 106 km (100%). 4) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya, dengan kegiatan ; a) Pembangunan turap/talud/bronjong, target terbangunnya turap/talud/bronjong sepanjang 1 km. Realisasi 100%. 5) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya, dengan kegiatan ; 68

75 a) Pembangunan Pintu Air, target terlaksananya pembangunan tabat beton sebanyak 15 unit. Realisasi 15 unit (100%). b) Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan irigasi, target terlaksananya rehabilitasi saluran dan galian waled sepanjang 325 km. Realisasi 325 km (100%). c) Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan irigasi (DAK), target terlaksananya rehabilitasii/pemeliharaan saluran irigasi rawa pasang surut, tabat beton dan jalan usaha tani sepanjang 96 km/unit. Realisasi 96 km/unit (100%). 6) Program pembangunan infrastruktur perdesaan, dengan kegiatan ; a) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan perdesaan, target terlaksananya rehabilitasi jalan usaha tani sepanjang 44 km sebanyak 65 paket. Realisasi 65 paket (100%). Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Pekerjaan Umum bulan Desember 2013 sebesar 95,64 %. Sedangkan dari segi realisasi anggaran hingga Desember 2013 dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, telah terealisasi anggaran sebesar Rp ,- b. Realisasi Kegiatan Urusan Pekerjaan Umum Adapun hasil pelaksanaan kegiatan terkait kinerja Urusan Pekerjaan Umum Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 6 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Pekerjaan Umum No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jalan 1. Panjang jalan dibangun 66,14 (rehab berat)(km) 2. Panjang jalan direhabilitasi 84,57 Km ringan 3. Panjang jalan usaha tani (m) Peningkatan jalan usaha tani (m) Jembatan 1. Jumlah jembatan (beton+ulin)

76 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah jembatan 59 direhabilitasi 3. Jumlah jembatan baru 4 dibangun 3. Irigasi 1. Panjang saluran irigasi (km) Saluran irigasi produktif (km) Jumlah pintu air (tabat beton) Sumber : Dinas Pekerjaan Umum 211 Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan beberapa capaian pelaksanaan Urusan Pekerjaan Umum yang menjadi kegiatan subtantif Dinas Pekerjaan Umum, antara lain : 1) Panjang jalan baru yang telah direhabilitasi berat mencapai 5,6 km, sedangkan panjang jalan yang telah direhabilitasi ringan mencapai 84,57 km. Pada APBD Perubahan tahun 2013 dianggarkan kegiatan pembangunan kontruksi permukaan jalan berupa rehabilitasi beratbpemasiran, pengaspalan, LPA Klas B, latasir, ATB sepanjang 85,06 km. 2) Untuk menunjang sarana perhubungan darat, pada tahun 2013 (hingga bulan Desember) telah dibangun 4 buah jembatan baru dan direhabilitasi sebanyak 59 buah jembatan. 3) Hingga triwulan keempat tahun 2013 belum ada penambahan panjang jalan usaha tani, panjang jalan masih sama dengan kondisi pada akhir tahun 2012 sepanjang m. Panjang jalan usaha tani masih berupa tanah liat biasa maupun peningkatan jalan dengan sirtu. Pada bulan Desember 2013 telah dilaksanakan peningkatan jalan usaha tani sepanjang m dari jalan tanah biasa menjadi sirtu. Pada tahun 2013 ini telah dianggarkan pelaksanaan rehabilitasi jalan usaha tani sepanjang 44 km. 4) Hingga bulan Desember Panjang saluran irigasi di Kab. Barito Kuala sepanjang m dengan 211 pintu air/tabat beton, sedangkan untuk saluran irigasi yang produktif hanya sepanjang m (8,19 %), jumlah ini meningkat sepanjang m pada bulan Desember, dibanding bulan Agustus 2013 yang sepanjang m. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan inspeksi kondisi jalan dan jembatan adalah Staf yang menangani pada saat yang bersamaan melakukan survey untuk kegiatan APBDP Tahun 2013 sehingga kegiatan dimaksud tidak dapat dilaksanakan. 70

77 2. Kondisi sarana prasarana penunjang seperti computer pada UPT Kebersihan yang masih belum diperbaiki, sehingga cukup mengganggu kinerja administratif UPT Kebersihan 3. Rapat koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah tidak dapat terserap dengan baik dikarenakan, alokasi kegiatan yang ditempatkan pada triwulan IV atau akhir. b). Solusi 1. Kegiatan inspeksi kondisi jalan dan jembatan semestinya harus dilaksanakan pada setiap tahun anggaran, karena data yang diperoleh sangat berguna bagi perencanaan kegiatan APBDP ata untuk kegiatan pada tahun berikutnya.pelaksanaan kegiatan ini idealnya dilaksanakan pada awal tahun dan alokasi dana pada triwulan I. Selama ini kegiatan dimaksud selalu ditempatkan pada Triwulan IV tahun anggaran berjalan. 2. Akan dilakukan pembelian Perangkat computer untuk menunjang kinerja pada UPT Kebersihan di Tahun 2014, ini dilakukan mengingat spare part computer yang ada di UPT sudah tidak tersedia lagi. 3. Untuk selanjutnya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah akan dilaksanakan pada Triwulan III, sehingga anggaran dapat terserap dan membawa manfaat bagi peningkatan kinerja Dinas PU pada umumnya. 71

78 5. URUSAN PENATAAN RUANG Urusan wajib Penataan Ruang dilihat dari kewenangan pelaksanaannya, dilaksanakan oleh 2 (dua) Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum. Pelaksanaan kewenangan Urusan Penataan Ruang secara umum dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum, sehingga untuk tingkat capaian kinerja fisik dan keuangan baik program maupun kegiatan terkait penataan ruang, merupakan bagian dari kinerja fisik dan keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum secara keseluruhan. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas yang dilaksananakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terkait Urusan Penataan Ruang, antara lain : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 : 1) Program Perencanaan Tata Ruang, dengan kegiatan ; a) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan melalui tersedianya dokumen arahan pemanfaatan ruang di kecamatan sebanyak 2 judul. Realisasi 2 judul (100%) b) Survei dan Pemetaan dengan indikator tersedianya data parsial untuk perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah sebanyak 6 OH/OK, Realisasi sebanyak 6 OH/OK (100%). b. Realisasi Fisik Dan Keuangan Urusan Penataan Ruang Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas bulan Desember 2013 yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum terkait Urusan Penataan Ruang, antara lain : 1) Program Perencanaan Tata Ruang a) Survei dan Pemetaan dengan indikator tersedianya bahan dasar perencanaan tata ruang dengan target 2 dokumen. Realisasi 2 dokumen (100 %). 2) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau a) Pemeliharaan RTH dengan indikator terlaksananya pengembangan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau 1 lokasi taman kota. Realisasi 35 %. b) Pemeliharaan RTH dengan indikator terlaksananya kebersihan jalan dalam kota sebanyak 31 lokasi. Realisasi sebanyak 12 lokasi (38,17 %). Khusus untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik dari ke 3 (tiga) kegiatan ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ) terkait urusan Penataan Ruang yang dilakanakan Dinas Pekerjaan Umum hingga bulan Desember 2013 sebesar 57,72 %. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten Barito Kuala oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah hingga bulan Desember 2013 dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : 72

79 Tabel 7 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Penataan Ruang Oleh BAPPEDA No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Hingga Bulan ini Penataan Ruang 1. Dokumen RDTR Kawasan - 2. Survey dan Pemetaan Ruang (dok) 9 Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hingga bulan Maret 2013, khusus untuk pelaksanaan Urusan Penataan Ruang di Tahun 2013 belum menunjukan kemajuan capaian hasil kegiatan yang signifikan, dimana ; 1) Untuk pembuatan dokumen RDTR Kawasan hingga bulan Maret 2013 telah sampai pada tahap memulai proses pengadaan langsung pelaksana kegiatan (pelaksanaan kegiatan dipihak ketiga kan). 2) Dalam pelaksanaan survey dan pemetaan tata ruang, hingga bulan Desember 2013 telah dilaksanaan survey lapangan terkait beberapa proses pemberian rekomendasi perizinan antara lain ; a) Izin Gedung Futsal sebanyak 1 buah b) Izin Perumahan sebanyak 1 buah c) Izin Docking Kapal sebanyak 1 buah d) Izin Gudang sebanyak 1 buah e) Izin Pagar sebanyak 1 buah Dari hasil rapat koordinasi tim dan hasil survey lokasi secara umum untuk pemberian izin dapat diberikan namun ada beberapa catatan dari Tim yang harus dipenuhi oleh pemohon antara lain ; a) Permohonan izin Gedung Futsal atas nama H. Rusman Adji, berdasarkan hasil survey dapat disetujui Tim untuk diberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Menurut KPT ; Jika ada penambahan untuk lokasi café di depan gedung harus diadakan survey kembali. b) Permohonan izin Penumpukkan Pasir (PT. Jaya Borneo), berlokasi di Kec. Alalak. Berdasarkan hasil survey dapat disimpulkan rekomendasi TIM, yakni dapat diberikan izin bersyarat. Menurut PU : Pada tanggal 14 Maret diadakan pertemuan membahas kerusakan jalan lingkungan di sekitar lokasi penumpukan (Jl. Arya Bujangga). 73

80 Menurut Bappeda ; agar P. Jaya Borneo membuat buffer zone dengan wilayah sekitar berupa menanam pohon yang mempunyai daun lebar, selain ditepi sungai ditanam pepohonan. c) Pemohonan izin Docking Perkapalan (PT. Batola Pritama) yang berlokasi di Desa Bandean Muara, Kec. Alalak. Menurut Dinas Perhubungan lokasi Docking lebih mencorok ke darat ± 50 meter. Bappeda : agar pihak perusahaan membuat buffer zone disekeliling lokasi Docking. KPT : agar habitat Bakantan disekitar lokasi tidak diganggu. Dari hasil survey Tim berkesimpulan dapat menyetujui permohonan dengan syarat harus memenuhi, saran anggota Tim yang telah disampaikan. 3) Secara keseluruhan Tim Perizinan selama tirwulan pertama tahun 2013 telah melaksanakan berbagai survey lapangan terdapat 13 kali, yakni a) Survey Izin pembangunan Unit Pelayanan PDAM Kec. Alalak sebanyak 1 buah, b) Survey Izin pembangunan pabrik sebanyak 1 buah, c) Survey Izin Mendirikan Bangunan toko/kios sebanyak 3 buah, d) Survey Izin Doking Kapal sebanyak 3 buah, e) Survey Izin Gedung Futsal sebanyak 1 buah f) Survey Izin Perumahan sebanyak 3 buah g) Survey Izin Gudang sebanyak 1 buah h) Survey Izin Pagar sebanyak 2 buah Pelaksanaan kegiatan subtantif Urusan Penataan Ruang yang menjadi ranah tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum meliputi ; Tabel 8 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Penataan Ruang Oleh Dinas PU No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Ruang terbuka hijau 1. Jumlah Dokumen Perencanaan DED 2 2. Jumlah ruang terbuka hijau 7 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum 3. Luas ruang terbuka hijau M 2 Berdasarkan tabel di atas dapatlah dijelaskan bahwa dalam upaya penyediaan ruang terbuka hijau bagi masyarakat lebih di fokuskan untuk wilayah Kecamatan Marabahan, hingga bulan Desember 2013 luas lahan ruang terbuka hijau yang dikelola 74

81 Pemerintah Daerah di Kabupaten Barito Kuala seluas 4450 m 2. Adapun untuk lokasi ruang terbuka hijau di Kabupaten Barito Kuala meliputi ; 1) Taman mini surya lestari 2) Lokasi Palagan 5 Desember 3) Taman seberang areal perkantoran Pemerintah Daerah, Kab. Barito Kuala 4) Taman disekitar Jembatan Barito 5) Taman bundaran KTM perkantoran 6) Taman bunadaran KTM Jembatan Rumpiang, dan 7) Taman bundaran jalan Aes Nasution (simpang tiga ke Jl. Kartini) Sedangkan untuk Dokumen Perencanaan DED yang telah disusun pada Tahun 2014 sebanyak 2 dokumen DED yang terdiri atas ; 1) Dokumen DED Etalase Kota Marabahan, dan 2) Dokumen DED Taman Komplek Perumahan Korpri. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Sampai sekarang Revisi Renko IKK Marabahan belum dapat dilaksanakan mengingat keterlambatan bantuan teknis revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) dari kementerian Pekerjaan Umum. 2. Realisasi keuangan dapat diefisienkan dengan pembayaran honor Tim BKPRD yang berhadir pada kegiatan rapat b). Solusi 1. Tidak menggabung kegiatan pembuatan animasi pusat KTM untuk menghindari kesalahan nomor rekening. 2. Tim BKPRD agar berperan aktif dalam pengawasan pemanfaatan dan berhadir pada kegiatan rapat. 75

82 6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN Selain melaksanakan urusan wajib tata ruang, yang lebih pokok lagi Badan Perencanan Pembangunan Daerah berdasarkan kewenangannya melaksanakan urusan wajib Perencanaan Pembangunan. Dalam hal melaksanakan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun Pada tahun 2013, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melaksanakan sebanyak 14 Program kerja yang terdiri dari 42 jenis Kegiatan. Adapun beberapa capaian program dan kegiatan prioritas terkait urusan perencanaan pembangunan yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 : 1) Program perencanaan pembangunan daerah, dengan kegiatan; a) Penetapan RPJMD. Target tersediannya dokumen RPJMD yang telah ditetapkan sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi 100 %. b) Penyelenggaraan musrenbang RKPD. Target terlaksananya musrenbang RKPD kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional sebanyak 20 kali, dengan realisasi 20 kali (100 %). c) Penetapan RKPD. Target tersediannya dokumen RKPD 2014, dokumen KUA dan PPAS serta dokumen KUA dan PPAS Perubahan yang telah ditetapkan sebanyak 5 dokumen, dengan realisasi 5 dokumen (100 %). 2) Program perencanaan pembangunan ekonomi, dengan kegiatan a) Penyusunan masterplan pembangunan ekonomi daerah. Target tersedianya dokumen masterplan pembangunan pertanian sebanyak 1 judul dengan realisasi 100 %. 3) Program perencanaan sosial dan budaya, dengan kegiatan a) Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial dan Budaya. Target terkoordinasinya program/kegiatan PKH dan PPDT dengan disusunnya sebanyak 2 dokumen laporan. Realisasi 2 dokumen 100 %. Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebesar 99,89 %. Sedangkan dari segi realisasi anggaran dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, telah terealisasi anggaran sebesar Rp , a. Realisasi Kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja urusan perencanaan pembangunan Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : 76

83 Tabel 9 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Perencanaan Pembangunan 2. Perencanaan Pemb Ekonomi 1. Dokumen RPJPD + 1 Perdanya 2. Dokumen RPJMD + 1 Perdanya 3. Dokumen RKPD Perbup 4. Dokumen KU-PPAS Renja SKPD Evaluasi RKPD - 6. Evaluasi RPJMD 1 7. Dokumen KU-PPAS 1 Perubahan 1. PDRB Kab Dokumen Potensi Daerah - 3. Dokumen Master Plan Pembangunan Pertanian - 3. Perencanaan Pendidikan 4. Perencanaan Sosial Budaya 1. IPM - 1. Dokumen Angka Kemiskinan 2. Dokumen Laporan Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD)

84 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Dokumen Penanggulangan - Daerah Tertinggal Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Berdasarkan tabel di atas dapatlah diketahui dan dijelaskan capaian kinerja subtantif urusan Perencanaan Pembangunan hingga bulan Desember 2013, sebagai berikut ; 1) Secara umum untuk capaian hingga bulan Desember 2013, telah menunjukan hasil yang nampak. Proses penyusunan berbagai dokumen perencanaan yang meliputi dokumen RPJPD, dokumen RKPD 2014, dokumen KUA-PPAS 2014 dan Renja SKPD 2014,dokumen angka kemiskinan dan dokumen LP2KD telah dilaksanakan 100 %. 2) Untuk penyusunan Dokumen Angka Kemiskinan proses penyelesaian Dokumen pada bulan Maret telah mencapai 100 %, artinya kini Pemerintah Daerah telah memiliki dokumen angka kemiskinan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kebijakan pembangunan daerah. Grafik 13 Sumber : Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kondisi kemiskinan di Kab. Barito Kuala semakin tahun selalu menunjukkan penurunan. Pada Tahun 2006 jumlah penduduk miskin di Kab. Barito Kuala 78

85 sebanyak jiwa (9,07%) dan pada tahun 2011 berjumlah jiwa (5,41 %). Sementara jumlah orang miskin dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 547 jiwa atau 0,11 %. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan inflasi yang cukup tinggi sementara produksi pertanian pertumbuhannya tetap. Setelah berbagai program Penanggulangan Kemiskinan di SKPD lebih diintensifkan maka perkembangan jumlah penduduk miskin pada Tahun menunjukkan penurunan. Jumlah penduduk miskin menurun dari orang pada Tahun 2010 menjadi jiwa pada tahun 2011 ( menurun 512 jiwa atau turun 0,31 %) 3) Tahun 2013 merupakan awal dimulainya tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun Dokumen RPJMD adalah sebuah bentuk kontrak kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan terpilih selama periode yang wajib ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pada bulan Maret Rancangan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah yakni Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Barito Kuala Tahun b. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Obyek ekonomi yang ada di kecamatan belum terekspose dan dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga belum ada dampak secara signifikan bagi pendapatan daerah. 2. Khusus untuk kegiatan PBB permasalahan yang terjadi adalah wilayah kerja yang ditangani meliputi 17 kecamatan atau 201 desa/kelurahan. b). Solusi 1. Perlu ditingkatkan jumlah obyek ekonomi yang menggambarkan potensi unggulan pada masing-masing kecamatan, sehingga kegiatan ini perlu tetap dilanjutkan. 2. Masih diperlukannya petugas pendata dilapangan yang dapat bekerja dengan maksimal, dan perlu adanya pemberian honor yang memadai bagi tenaga pendata PBB dilapangan yang menggunakan jasa pihak lain yang disebabkan keterbatasan aparatur SDM yang ada. 79

86 7. URUSAN PERUMAHAN Urusan Perumahan dalam pelaksanaan teknis kegiatannya menjadi salah satu kewenangan Dinas Pekerjaan Umum. Dalam hal melaksanakan kinerja terukur atas program dan kegiatan yang terkait penyelenggaraan urusan perumahan tahun 2013, Dinas Pekerjaan Umum berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Pekerjaan Umum Tahun Secara khusus untuk hasil capaian program dan kegiatan prioritas yang terkait langsung dengan pelaksanaan Urusan Perumahan yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum, meliputi : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 : 1) Program pengembangan Perumahan; dengan kegiatan : a) Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu. Target terlaksananya perbaikan rumah masyarakat kurang mampu sebanyak 10 KK, dengan realisasi fisik 10 kk (100%). b) Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat. Target terencannya/terawasinya jaringan ar bersih bagi perumahan rakyat, sebanyak 3 dokumen supervisi. dengan realisasi fisik 3 dokumen (100%). c) Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat (DAK). Target tersedianya jaringan ar bersih bagi perumahan rakyat, sebanyak 350 unit. dengan realisasi fisik 350 unit (100%). 2) Program perencanaan pengembagan kota-kota menengah dan besar, dengan kegiatan : a) Koordinasi perencanaan air minum, drainase dan sanitasi perkotaan. Target terlaksananya pendampingan PPSP selama 12 bulan, dengan realisasi fisik 100 %. 3) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, dengan kegiatan: a) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Target tersedianya IPA 1 I/del dan jaringan perpipaansebanyak 1 unit, dengan realisasi fisik 100 %. b) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah. Target tersedianya MCK untuk masyarakat sebanyak 12 unit, dengan realisasi fisik 12 unit (100%). c) Pengembangan sistem distribusi air minum. Target tersedianya jaringan distribusi air bersih, sebanyak 1 paket, dengan realisasi 100%. d) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah (DAK). Target tersedianya MCK untuk masyarakat sebanyak 6 unit, dengan realisasi fisik 6 unit (100%). e) Pengembangan sistem distribusi air minum (DAK). Target tersedianya jaringan pipa distribusi air minum sebanyak 450 unit, dengan realisasi fisik 100 %. b. Realisasi Kegiatan Subtantif Urusan Perumahan Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Perumahan Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : 80

87 Tabel 10 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Perumahan No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Izin 1. Jumlah izin komplek perumahan Jumlah Komplek perumahan tidak berizin 2. Bangunan 1. Jumlah Komplek perumahan Jumlah bangunan rumah Luas pemanfaatan lahan untuk 259,16 kompleks perumahan (hektare) 3. Sanitasi 1. Rumah tangga pengguna air bersih (SR) 4. Kawasan kumuh 1. Jumlah kawasan kumuh - 2. Luas kawasan kumuh - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Untuk ketersediaan data subtantif urusan perumahan, terkait dengan data teknis perizinan bangunan langsung ditangani oleh Kantor Pelayanan Terpadu, sedangkan untuk data terkait sanitasi menjadi penanganan Dinas Pekerjaan Umum. Berdasarkan data urusan perumahan pada tabel di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait capaian kegiatan urusan perumahan yang telah dilaksanakan, antara lain ; 1) Pada bulan Maret 2013 terdapat 8 (delapan) buah komplek perumahan baru yang dibangun dan telah mendapat izin pengembangan yang berlokasi di Kec. Alalak sebanyak 6 komplek perumahan, Kec. Mandastana 1 komplek perumahan dan Kec. Marabahan 1 komplek perumahan. Secara umum komplek perumahan tersebar di Kecamatan Marabahan, Kecamatan Alalak dan Kecamatan Mandastana. 2) Untuk rumah tangga penguna air bersih di Kab. Barito Kuala hingga bulan Desember 2013 (data dari tahun 2009) berjumlah sambungan rumah. Jumlah ini lebih banyak 41 sambungan dari pada jumlah penguna air bersih pada akhir tahun 2012 (ada tambahan 41 buah penguna air bersih baru pada bulan Januari 2013). 81

88 c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan Program kegiatan fasilitasi dan stimulasi pembangunan masyarakat kurang mampu memberikan efek langsung terhadap pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah dalam memenuhi kebutuhan pokok dibidang perumahan, namun yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program kegiatan ini mengalami kesulitan dalam penentuan target (masyarakat kurang mampu sebagai objek bedah rumah) agar selaras dengan input yang tersedia. b).solusi Dalam upaya percepatan pengentasan kemiskinan, khususnya menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat kurang mampu, maka perlu melaksanakan kegiatan tersebut secara berkesinambungan dengan input/anggaran yang terus ditingkatkan. 82

89 8. URUSAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Urusan Pemuda dan Olah Raga dalam pelaksanaannya menjadi salah satu kewenangan Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata. Dalam hal melaksanakan kinerja terukur atas program dan kegiatan yang terkait penyelenggaraan urusan Pemuda dan Olah Raga tahun 2013, Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Tahun Pada tahun 2013, Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata melaksanakan sebanyak 12 Program kerja dengan 35 jenis Kegiatan. Adapun capaian program dan kegiatan prioritas Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata yang terkait langsung dengan pelaksanaan kinerja urusan pemuda dan olah raga, antara lain : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 : 1) Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda; dengan kegiatan : a) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pemuda. Target terpantaunya kegiatan kelompok usaha pemuda produktif sebanyak 5 kelompok, dengan realisasi fisik 4 kelompok (80 %). b) Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepemudaan. Target terlaksananya gelar keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ) sebanyak 80 orang, dengan realisasi fisik 0 %. 2) Program peningkatan peran serta kepemudaan, dengan kegiatan : a) Pembinaan organisasi kepemudaan. Target terlaksananya Peringatan hari sumpah pemuda, Peringatan HAORNAS, HUT Pramuka, Kursus mahir dasar dan lanjutan dan Raker Kwarcab Pramuka sebanyak 5 kegiatan. Realisasi 3 kegiatan (60%). b) Fasilitasi aksi bakti sosial kepemudaan. Target terlaksannya kegiatan kepramukaan, napak tilas dan sosialisasi, koordinasi program SP4, sebanyak 48 orang. Realisasi fisik sebanyak 46 orang (95,83%). c) Lomba kreasi dan karya tulis ilmiah dikalangan pemuda Target Pelaksanaan Kegiatan Lomba Kreasi dan Karya Tulis Ilmiah di Kalangan Pemuda, sebanyak 206 orang. Realisasi fisik sebanyak 206 orang (100%). 3) Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda, dengan kegiatan; a) Pelatihan keterampilan bagi pemuda. Target terlaksananya pelatihan operasional komputer dan tata rias pengantin sebanyak 30 orang, dengan realisasi 0 %. 4) Program pembinaan dan pemasyarakatan oleh raga, dengan kegiatan a) Penyelenggaraan kompetisi olah raga. Target terkirimnya atlet POPDA, lomba dayung perahu naga di tingkat Provinsi Kalsel dan turnamen sepakbola Tk. Kabupaten Tahun 2013 sebanyak 5 kegiatan, dengan realisasi 5 kegiatan (100 %). b) Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat. Target terlaksananya pembinaan olaraga senam dan pencaksilat serta revitalisasi sarana olahraga sebanyak 4 kegiatan, dengan realisasi 3 kegiatan (75 %). 83

90 Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata sebesar 83,12%. Sedangkan dari segi realisasi anggaran hingga Desember 2013 dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, telah terealisasi anggaran sebesar Rp b. Realisasi Kegiatan Urusan Pemuda Dan Olah Raga Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Pemuda Dan Olah Raga Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: Tabel 11 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Pemuda Dan Olah Raga No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Pemuda 1. Intensitas pembinaan pemuda 1 2. Jumlah organisasi pemuda - 2. Olahraga 1. Jumlah prasarana 9 olahraga/gelanggang olahraga (selain milik swasta) 2. Jumlah klub olah raga Intensitas pembinaan olah raga 1 4. Prestasi olahraga atas nama - Kabupaten Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Budaya Dari tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa dari beberapa substantif yang menjadi urusan pemuda dan olah raga, hanya data indikatif pembinaan pemuda dan olah raga yang mengalami perkembangan selama triwulan pertama 2013 yakni pada bulan Januari ini, sebanyak 1 kali melakukan pembinaan. Sedangkan data substantif lain pada Maret ini belum mengalami perkembangan. Dalam mendukung pengembangan pembinaan dan prestasi keolahragaan di Kab. Barito Kuala, khususnya olah raga dayung, maka pada bulan Januari 2013 telah dilaksanakan Lomba Dayung Perahu Naga se Kalimantan Selatan pada tanggal 16 s.d 17 Januari 2013, pelaksanaan lomba ini dalam rangka peringatan Hari jadi Kab. Barito Kuala Ke 53. Hingga bulan Maret 2013 jumlah klub olah raga di Kab. Barito Kuala sebanyak 272 klub olahraga (amatir / profesional), yang terdiri dari; sepakbola 17 kelompok, bola volly 17 kelompok, bola basket 17 kelompok, tenis lapangan 3 kelompok, tenis 84

91 meja 210 kelompok, karate 4 kelompok, pencak silat 2 kelompok, tinju 1 kelompok dan beladiri 1 kelompok. Dari data ini dapat di cermati bahwa olah raga tenis meja merupakan oleh raga yang paling banyak diminati dan dilatihkan oleh masyarakat. Pembinaan olahraga secara propesional dilaksanakan oleh KONI melalui berbagai badan organisasinya, yang cukup intens dilaksanakan adalah pembinaan cabang olah raga bulu tangkis, tenis meja, tenis lapangan dan sepak bola. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Belum dapat terwadahinya semua aktivitas pemuda di wilayah Kabupaten Barito Kuala dikarenakan masih terbatasnya fasilitas yang ada dan disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten. 2. Prestasi dibidang olahraga selama ini masih perlu peningkatan, sehingga dapat membawa harum nama daerah. b).solusi 1. Perlu dibentuk semacam balai pelatihan untuk memfasilitasi seluruh pemuda yang berkeinginan dalam mendapatkan keterampilan sebagai bekal mereka untuk mandiri. 2. Prestasi berbanding lurus dengan kompetisi, sehingga untuk mendapat prestasi dalam dunia olahraga diperlukan kompetisi yang baik dan berkelanjutan dan juga harus didukung dengan penyediaan fasilitas-fasilitas olahraga yang representative. 85

92 9. URUSAN PENANAMAN MODAL Instansi Pelaksana : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah a. Program dan Kegiatan Yang Dilaksanakan Tahun 2013: 1). 2). Kegiatan Penyusunan Laporan Investasi Daerah dan Penanaman Modal Cetak dan Penggandaan buku : a). Laporan Investasi Daerah dan Penanaman Modal di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 b). Profil Investasi Daerah 3). Rapat dan Sosialisasi Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang 4). 5). Penanaman Modal Pengumpulan data Investasi Daeah dan Penanaman Modal ke kecamatan Koordinasi dan konsultasi teknis b. Ralisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pelaksanaan Program dan kegiatan Urusan Penanaman Modal yang dilaksanakan oleh Seksi Pengembangan Penanaman Modal dan Investasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPPKKD) yang realisasinya menggambarkan akuntabilitas kinerja keuangan adalah sebagai berikut : Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Pada Urusan Penanaman Modal oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPPKKD) : Program Kegiatan Jumlah Dana Realisasi % (Rp) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Peningkatan Manajemen Investasi Daerah ,55 c. Permasalahan dan Solusi a). Permasalahan : 1). Sampai saat ini, belum terbentuk Peraturan Daerah yang secara spesifik mengatur bidang penanaman modal, sehingga payung hukum dalam menjamin kenyaman berinvestasi di Kabupaten Barito, dari sisi legal formal belum begitu kuat. 2). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) tentang Perizinan Penanaman Modal belum mengeluarkan satu pun bentuk perizinan 86

93 b). Solusi : 1). Koordinasi dengan instansi terkait perihal pembentukan Peraturan Daerah Penanaman Modal harus segera dilakukan untuk mendukung terbentuknya Perda dimaksud agar ada pijakan hokum yang jelas mengatur pelaksanaan penanaman modal di Kabupaten Barito Kuala sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal 2). Harus ada dukungan dari semua pihak terkait agar pelayanan perizinan penanaman modal terlaksana 87

94 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UKM berdasarkan tugas pokok dan fungsinya memiliki kewenagan dalam melaksanakan Urusan Wajib Koperasi dan UKM. Selain melaksanakan urusan Koperasi dan UKM, Dinas Koperasi, Perindustrian Perdagangan dan UKM juga melaksanakan Urusan Pilihan Perindustrian dan Urusan Pilihan Perdagangan. Pada tahun 2013, terkait pelaksanaan Urusan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi, Perdagangan, Perindustrian dan UKM melaksanakan sebanyak 16 Program kerja yang terdiri dari 40 jenis Kegiatan. Adapun capaian program dan kegiatan prioritas Dinas Koperasi, Perdagangan, Perindustrian dan UKM terkait urusan Koperasi dan UKM yang dilaksanakan, antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif dengan kegiatan : a) Fasilitasi pengembangan usaha kecil menengah. Target terlaksannya fasilitasi pengembangan UKM sebanyak 84 ok, dengan realisasi fisik sebanyak 100 % ok (89,29 %). 2) Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah, dengan kegiatan; a) Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan. Target terlaksananya sosialisasi kewirausahaan sebanyak 40 orang, dengan realisasi 100 %. 3) Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah, dengan kegiatan a) Pengembangan sarana pemasaran produk usaha mikro kecil menengah. Target terlaksananya fasilitasi promosi dan pemasaran produk UMKM sebanyak 1 kegiatan, dengan realisasi 1 kegiatan (100%). 4) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi, dengan kegiatan a) Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi. Target terlaksananya pembinaan terhadap koperasi dan UMKM sebanyak 40 koperasi, dengan realisasi sebanyak 100 % koperasi (62,5 %). b) Sosialisasi Prinsip-prnsip pemahaman perkoperasian. Target terlaksananya sosialisasi pembuatan bahan RAT dan sosialisasi koperasi simpan pinjam dan sosialisasi undang - undang koperasi simpan pinjam(koperasi) sebanyak 4 kegiatan, dengan realisasi sebanyak 100 kegiatan (50 %). c) Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi. Target terlaksananya pembinaan terhadap koperasi tidak aktif sebanyak 60 koperasi, dengan realisasi 100 koperasi (66,67%). Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Koperasi, Perdagangan, Perindustrian dan UKM bulan Desember 2013 sebesar 92,38 %. Sedangkan dari segi realisasi anggaran hingga bulan Desember 2013 telah terealisasi anggaran sebesar Rp ,- (92.38% ), dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, 88

95 b. Realisasi Kegiatan Urusan Koperasi Dan UKM Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Koperasi dan UKM, Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 13 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi dan UKM No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Hingga Bulan ini Koperasi 1. Jumlah koperasi aktif Jumlah koperasi 41 berkategori baik 3. Jumlah anggota Besar dana dikelola UKM 1. Jumlah UKM Jumlah permodalan UKM - 3. Pengembangan usaha 1. Jumlah kerjasama kemitraan usaha antar Pemda dan UKM 2. Jumlah kerjasama kemitraan usaha antar Unit usaha 3. Jumlah UKM dan industri rumah tangga yg mengunakan konsep olah, kemas, saji Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan data subtantif atas beberapa hasil capaian pelaksanaan urusan koperasi dan UKM oleh Dinas Koperasi, Perdagangan, Perindustrian dan UKM di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pada bulan Desember 2013 jumlah koperasi yang masih aktif beraktivitas di Kab. Barito Kuala sebanyak 58 buah koperasi. Ada 32,95 % koperasi yang aktif dari jumlah koperasi yang terdaftar sebanyak 176 buah koperasi. Sedangkan untuk jumlah anggota koperasi dari seluruh koperasi yang telah terdaftar tercatat sebanyak orang anggota. 2) Sedangkan dari jumlah koperasi aktif sebanyak 58 buah koperasi hanya sebanyak 41 buah (71 %) koperasi yang berkategori baik, sedangkan 16 buah koperasi lainnya berkategori kurang baik

96 3) Hingga bulan Desember dana yang dikelola oleh Koperasi yakni sebanyak ± Rp ,-. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar Rp dibanding bulan Agustus 2013 dengan dana ± Rp ,-. 4) Untuk pengembangan usaha ekonomi produktif kerakyatan dalam bentuk Usaha Kecil Menengah (UKM) hingga bulan Desember 2013 terdapat buah UKM yang tersebar di Kab. Barito Kuala. Grafik 14 Perkembangan Koperasi Di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Belum dikembangkan potensi daerah secara optimal serta terarahnya pembangunan sektor industri. 2. Sebagai daerah agraris, upaya mewujudkan kedaulatan program mutlak, dimana faktor utamanya adalah kelancaran distribusi yang dapat memicu ekonomi biaya tinggi, disparitas harga rantai distribusi 3. Terbatasnya arana distribusi barang dan jasa serta belum optimalnya pengawasan terhadap barang dan jasa. b). Solusi 1. Melaksanakan pembinaan melalui pelatihan teknis dengan sasaran kepada pembina dan pelaku usaha 2. Meningkatkan daya saing melalui perkuataan permodalan UKM 3. Meningkatkan daya saing melalui kesempatan melaksanakan studibanding /magang bagi pembina dan pelaku ke daerah yang sudah berhasil 90

97 11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Pelaksanaan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil secara langsung menjadi kewenangan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013, Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun Pada tahun 2013, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil melaksanakan sebanyak 6 Program kerja yang terdiri dari 24 jenis Kegiatan. Adapun capaian program dan kegiatan prioritas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang dilaksanakan, yakni : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan kegiatan; a) Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan, dengan target tersedianya buku informasi data kependudukan sebanyak 1 judul, realisasi 1 judul (100%). b) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan, dengan target terlaksananya pembuatan dokumen pelayanan bagi penduduk wajib KTP (12 bulan). Realisasi fisik sebesar 100%. c) Pengembangan data base kependudukan, dengan target terlaksananya sidang perkawinan non muslim bagi 25 pasangan. Realisasi fisik sebanyak 25 pasangan (100%). Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, sebesar 9914%. Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp (95,02%). b. Realisasi Kegiatan Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 14 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Kependudukan Dan Catatan Sipil No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Penduduk 1. Jumlah penduduk

98 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah kepala keluarga 3. Penduduk wajib e-ktp Kepemilikan e-ktp Kepemilikan Akte Kelahiran 6. Jumlah penerima - asuransi KTP/E-KTP 7. Penerbitan surat keterangan kenal lahir (SKKL) Surat keterangan pindah 929 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pada bulan Desember dapat digambarkan beberapa capaian hasil pelaksanaan urusan Kependudukandan Catatan Sipil yang menjadi kegiatan subtantif Dinas Kependudukandan Catatan Sipil, meliputi : 1) Dengan dilaksanakannya Program Nasional elektronik KTP bagi seluruh Warga Negara Indonesia yang dimulai tahun 2013, pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Barito Kuala melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah melaksanakan pendataan e-ktp terhadap seluruh penduduk Kab. Barito Kuala, hingga 31 Desember 2012 terdata jumlah penduduk Kab. Barito Kuala sebanyak jiwa, dengan penduduk wajib e-ktp sebanyak orang. Namun demikian data penduduk wajib e-ktp ini pada hingga bulan Desember mengalami pengurangan menjadi orang yang disebabkan oleh adanya verifikasi ulang terhadap data perekaman e-ktp, yang mengidentifikasikan masih terdapatnya data perekaman e-ktp ganda dimasyarakat. 2) Kendala dalam pelaksanaan kegiatan kependudukan dan catatan sipil di Kab. Barito Kuala lebih pada proses pelaksanaan e-ktp Nasional, yakni dimana Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil belum berani melakukan penghapusan data wajib e-ktp karena server AFIS belum terkoneksi dan terintegrasi dengan server SIAK (Aplikasi Win Server AFIS) disamping itu juga belum ada pernyataan dari pada Kepala Desa/Lurah yang menyatakan bahwa wajib KTP yang terdaftar sudah terekan 100 %. 92

99 3) Data perekaman e KTP yang telah dilakukan masih mendapat evaluasi dari masing-masing kecamatan karena ada indikasi terjadinya perekaman ganda oleh masyarakat. 4) Pada bulan Desember 2013 telah diterbitkan sebanyak 42 lembar Surat Keterangan Kenal Lahir (SKKL), total selama tahun 2013 telah diterbitkan sebanyak 410 lembar SKKL. Surat Keterangan Kenal Lahir (SKKL) diberikan kepada orang yang berusia 50 tahun ke atas dan sampai sekarang belum mempunyai akte kelahiran, secara umum SKKL ini diguna masyarakat sebagai persaratan pembuatan paspor. 5) Berikut ditampilkan gambaran umum komposisi penduduk Kab. Barito Kuala berdasarkan jenis kelamin ; Grafik 15 Piramida Penduduk Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Menurut Umur dan Jenis Kelamin Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Berdasarkan grafik piramida penduduk Kab. Barito Kuala di atas maka dapat disimpulkan, beberapa hal ; a) Bahwa komposisi penduduk di Kab. Barito Kuala termasuk pada Piramida penduduk muda dimana terdapat banyak penduduk yang masih berusia produktif antara 17 sampai 49 tahun. Dengan jumlah penduduk terbanyak laki-laki berumur tahun dan perempuan pada umur tahun. b) Hal ini dapat memberi gambaran abstrak pula bahwa tingkat harapan hidup penduduk Kab. Barito Kuala masih relatif rendah dengan sedikitnya jumlah penduduk yang berusia 65 tahun ke atas. c) Program KB masih belum dapat menekan laju pertumbuhan penduduk di Kab. Barito Kuala, dilihat masih terjadinya tren meningkatnya angka 93

100 kelahiran per kategori umur dimana jumlah penduduk umur 5-9 dan tahun lebih tinggi dari penduduk berumur tahun. Grafik 16 Komposisi Penduduk Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Berdasarkan Mata Pencaharian Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Faktor Internal : Kemampuan dan Keterampilan sebagai operator SIAK On-Line belum memadai dikarenakan factor penunjang Pendidikan khusus pada bidang IT yng berbasic teknologi Komunikasi dan Informatika. Belum terpenuhinya ruang untuk konsentrasi bidang jasa pelayanan dan ruang arsip guna tertibnya kearsipan yang cukup memadai sementara jumlah penduduk yang memerlukan jasa Kependudukan dan Penctatan Sipil dan administrasi lainnya semakin bertambah. 2. Faktor Eksternal : Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat untuk melaporkan peristiwa atau kejadian di bidang kependudukan dan peristiwa penting seperi lahir, mati, pindah, datang (LAMPID ). Belum tersedianya petugas khusus registrasi Kependudukan di Desa/Kelurahan yang ditugaskan berdasarkan kepada SK Bupati Barito Kuala sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adminduk. 94

101 Masih minimnya kesadaran sebagian aparatur desa/kelurahan dalam mengadministrasikan data Kependudukan. b). Solusi 1. Faktor Internal : Agar dapat dilaksanakan dan ditingkatkan pelatihan maupun Bintek dengan materi yang lebih spesifik berbasis kinerja dan disiplin bagi Operator SIAK yang sudah ada di Kecamatan se Kabupaten Barito Kuala secara berkelanjutan dan berkesinambungan Perlu perhatian Infrastruktur untuk membangun ruangan khusus dan memadai dibidang jasa pelayanan dan ruang arsip yang lebih resrentatif. 2. Faktor Eksternal : Perlu peningkatan dari segi jumlah dan materi lebih menarik masyarakat luas dalam hal sosialisasi dan promosi mengenai pentingnya Administrasi Kependudukan dan kejadian peristiwa yang bersifat kependudukan hingga ke pelosok pedesaan baik dari Tingkat Desa, RW dan RT bahkan pedalaman dalam wilayah Kabupaten Barito Kuala, dan ini keperluan media-media atau sarana pendudukung Sosialisasi dan promosi, baik berupa tatap muka secara langsung, pemasangan billboard, atau baliho yang mudah dilihat/diakses masyarakat serta informasi-informasi melalui leflit, mediamasyarakat, radio bahkan jika memungkinkan dan media televisi milik daerah/swasta. Perlunya penyediaan dan peningkatan petugas yang ditunjuk khusus meregistrasi data-data kependudukan ditingkat kelurahan/desa sehingga dapat secara focus mendata atau meresgistrasi data kependudukan hingga peristiwa penting terkait kependudukan yang terjadi di tingkat desa/kelurahan bahkan dari rumah ke rumah berdasarkan aturan maupun kebijakan yang berlaku dan telah ditetapkan. 95

102 12. URUSAN KETENAGAKERJAAN Pelaksanaan Urusan Ketenaga kerjaan secara langsung menjadi kewenangan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013, Dinas Sosial, tenaga kerja dan transmigrasi mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususn ya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun Pada tahun 2013, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi melaksanakan sebanyak 16 Program kerja yang terdiri dari 43 jenis Kegiatan. Secara khusus untuk hasil capaian pelaksanaan program dan kegiatan fisik yang terkait langsung dengan pelaksanaan Urusan Ketenagakerjaan, meliputi : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; dengan kegiatan : a) Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja. Target tersedianya lowongan kerja pada 20 perusahaan, dengan realisasi fisik 100 %. 2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan kegiatan : a) Kerjasama pendidikan dan pelatihan. Target terciptanya wira usaha baru menjahit pakaian 20 org dan bengkel sepeda motor 16 org total 36 orang, dengan realisasi fisik 5 (100% ). b) Penyiapan tenaga kerja siap pakai. Target tersedianya calon tenaga kerja siap pakai yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya sebanyak 2892 (siswa/pekerja), dengan realisasi fisik 1950 siswa/pekerja (100%). 3) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan kegiatan : a) Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Target diketahuinya kebutuhan hidup layak sebagai pekerja sebanyak 2 survey KHL, dengan realisasi fisik 2 survey KHL (100 %). b) Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial ketenagakerjaan. Target tersedianya perlindungan maksimal bagi tenaga kerja anak/dilaksanakan UU tentang Jamsostek perusahaan swasta sebanyak 34 org, dengan realisasi fisik 100 %. c) Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan. Target terlaksananya sosialisasi SK UMP 2013 kepada 40 perusahaan, dengan realisasi fisik 100 %. d) Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakkan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Target terwujudnya kesadaran masyarakat terhadap peraturan ketenagakerjaan dan terlaksananya peringatan hari K3 sebanyak 40 perusahaan, dengan realisasi 35 perusahaan (100%). Untuk rata-rata realisasi fisik program dan kegiatan yang terkait langsung Urusan Ketenaga Kerjaan hingga bulan Desember sebesar 38,40 %, dengan realisasi keuangan sebesar 99,67%. 96

103 Secara umum, untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar 99,67 %. Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp (APBDP),-,. telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp b. Realisasi Kegiatan Urusan Ketenaga Kerjaan Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Ketenaga Kerjaan Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 15 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenaga Kerjaan No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Tenaga Kerja 1. Jumlah pencari kerja Jumlah tenaga kerja (perempuan /laki-laki) Jumlah angka kecelakaan kerja Jumlah asosiasi serikat pekerja 5. Jumlah masyarakat yg mengikuti pelatihan kerja Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 20 - Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan beberapa capaian hasil pelaksanaan urusan Ketenagakerjaan yang menjadi kegiatan subtantif Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, meliputi : 1) Dicermati jumlah pemohon Kartu Pencari Kerja hingga bulan Desember tahun 2013 terdapat sebanyak 1078 orang pencari kerja yang terdiri dari 572 orang lakilaki dan 506 orang perempuan. Peningkatan permohonan surat pencari kerja terjadi pada bulan Desember dimana ada 473 orang pencari kerja. 2) Hingga bulan Desember 2013 jumlah tenaga kerja di Kabupaten Barito Kuala sebanyak orang ( orang laki -laki dan orang perempuan ), jumlah ini meningkat dari bulan Agustus sebanyak 79 orang, dari total tenaga kerja. Sedangkan jika dibandingkan dengan kondisi tenaga kerja pada 97

104 akhir tahun 2012 sebanyak orang maka telah terjadi peningkatan tenaga kerja sebesar 0,0093 % pada bulan Desember ) Selama tahun 2013, hingga bulan Desember 2013, telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 34 orang terdiri dari 25 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. 4) Dalam rangka penyiapan tenaga kerja siap pakai pada tahun 2013 telah dilaksanakan penyuluhan lowongan kerja bagi siswa SMA/sederajat sebanyak 120 orang dan orang anggota masyarakat di Desa Panca Karya, Kec. Alalak. 5) Dalam rangka pemenuhan kebutuhan layak pekerja di Kab. Barito Kuala pada tahun 2013 hingga bulan Desember telah dilaksanakan Survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) bagi para pekerja, survei ini ditujukan untuk pekerja pada pasar - pasar yang ada di kecamatan Tamban, Kecamatan Anjir Muara dan Kecamatan Anjir Pasar sementara sebanyak 16 pasar yang telah di survey. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Secara umum, pertumbuhan penduduk produktif yang telah bekerja pada sektor Ketenagakerjaan dapat menjadi sumber permasalahan, dimana peningkatan angkatan kerja relatif tinggi yang terkadang tidak dibarengi dengan keterampilan, keahlian dan rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta tidak berimbangnya dengan kesempatan/lowongan kerja yang tersedia, sehingga hal ini mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. 2. Pada tataran kinerja, program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja dinilai cukup baik dan sudah tercapai, hal tersebut direalisasikan dengan di didik dan dilatihnya 36 orang pencari kerja, namun belum sebanding dengan banyaknya jumlah pencari kerja yang belum memiliki keterampilan dan keahlian yang didinginkan pasar kerja/pelaku usaha (perusahaan). b).solusi 1. Penanganan pengangguran, pada dasarnya merupakan tanggungjawab dan menjadi bagian peran antara Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Sehingga perlupenambahan kegiatan/materi pelatihan keterampilan/keahlian yang dibutuhkan pasar kerja/pengusaha. 2. Pada tataran kinerja, pada permasalahan point 2, ada beberapa hal yang mungkin dapat menjadi perhatian untuk tahun berikutnya yakni bahwa dari semakin banyaknya masyarakat pencari kerja, diperlukan tambahan materi lain yang dibutuhkan pasar kerja/pelaku usaha, disamping dari diklat-diklat yang sudah ada. 98

105 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian dengan kewenangan yang dimiliknya bertanggung jawab melaksanakan Urusan Ketahanan Pangan, menjaga terpenuhinya kebutuhan dan ketahanan pangan di Kabupaten Barito Kuala. Untuk melaksanakan kewenangan urusan Ketahanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanaian pada Tahun 2013 menetapkan beberapa program dan kegiatan dengan kinerja terukur yang bertolk ukur pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Tahun Pada tahun 2013, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh melaksanakan sebanyak 9 Program kerja yang terdiri dari 33 jenis Kegiatan. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas terkait Urusan Ketahanan Pangan yang dilaksanakan antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dengan kegiatan : a) Pembangunan gedung kantor (APBD Kab). Target terbangunnya gedung BPP (4 unit) dan rumah kepala BPP (10 unit) total sebanyak 14 unit, dengan realisasi fisik 11 unit (78,57%). b) Pembangunan gedung kantor (DAK). Target terbangunnya gedung lumbung pangan dan Lantai jemur, balai sarana penyuluhan sebanyak 283 unit, dengan realisasi fisik sebanyak 223 unit/buah (78,80%). c) Pengadaan peralatan gedung kantor (DAK). Target tersedianya peralatan dan sarna penyuluhansebanyak 168 unit, dengan realisasi fisik sebanyak 65 unit/buah (38,69%). d) Pengadaan kendaraan dinas/operasional (APBD Kab. + DAK). Target tersedianya sepeda motor operasional penyuluh pertanian sebanyak 35 unit, dengan realisasi 100 %. 2) Program peningkatan kesejahteraan petani, dengan kegiatan ; a) Peningkatan kemampuan lembaga petani. Target Terlaksananya penyusunan RDK/RDKK sebanyak 225 dokumen, dengan realisasi fisik sebanyak 155 dokumen (68,89%). 3) Program peningkatan ketahanan pangan (petanian/perkebunan), dengan kegiatan ; a) Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan. Target tersediannya data pola konsumsi dan laporan suplai/ketersediaan pangan sebanyak 3 laporan, dengan realisasi fisik 2 laporan (66,67%). b) Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah. Target tersediannya dokumen laporan kondisi ketahanan pangan daerah sebanyak 4 laporan, dengan realisasi sebanyak 4 laporan (100 %). c) Pengembangan desa mandiri pangan. Target terlaksananya pembelian gabah untuk penanggulangan rawan pangan/bencana alam sebanyak kg gabah dan pelatihan desa mandiri pangan 1 kegiatan, dengan realisasi kg gabah (22.00). 99

106 d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Target terlaksananya pembinaan kelompok lumbung pangan dan LUEP sebanyak 36 kelompok, dengan realisasi 31 kelompok (86,11%). 4) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna, dengan kegiatan ; a) Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian / perkebunan tepat guna. Target terlaksananya kegiatan kaji terap BPP sebanyak 13 BPP., dengan realisasi 12 BPP (92,31 %). 5) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan, dengan kegiatan; a) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan. Target terlaksananya penilaian angka kredit penyuluh sebanyak 2 kali, dengan realisasi fisik 2 kali (100 %). Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian sebesar 78,76%. Sedangkan dari segi realisasi anggaran dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, telah terealisasi anggaran sebesar Rp ,- b. Realisasi Kegiatan Urusan Ketahanan Pangan Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Ketahanan Pangan Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 16 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketahanan Pangan No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Pangan 1. Jumlah sentra produksi 14 pangan 2. Stok pangan Kabupaten (ton) ,48 3. Jumlah desa mandiri 12 pangan 2. Aparatur 1. Jumlah penyuluh Intensitas kunjungan 32 penyuluh 3. Prasarana 1. Jumlah balai penyuluhan

107 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah lumbung pangan Penyaluran pupuk - bersubsidi 4. Petani 1. Jumlah petani tergabung kelompok tani 2. Jumlah kelompok tani Jumlah Gabungan Kelompok Tani Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Dari tabel di atas maka dapat digambarkan bagaimana capaian pelaksanaan Urusan Ketahanan Pangan di kabupaten Barito Kuala, antara lain ; 1) Jumlah penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai petani di Kabupaten Barito Kuala sebanyak orang dan tergabung dalam kelompok tani sebanyak orang, berarti hanya ada 49,7 % penduduk Kab. Barito Kuala yang bekerja sebagai petani (terhimpun dalam kelompok tani). 2) Jumlah stok pangan Kab. Barito Kuala terus menurun akibat konsumsi pangan masyarakat dan dijual petani. Pada bulan Desember 2013 jumlah stok pangan kabupaten sebesar 76445,48 ton, jumlah ini turun sebesar ,63 ton dibandingkan pada bulan Juli 2013 yang sebesar ,11 ton. Di bawah ini digambarkan grafik fluktuasi kondisi stok pangan kabupaten selama tahun 2013 ; 3) Untuk menjaga ketersediaan stok pangan kabupaten, Pemerintah Daerah terus berupaya menambah jumlah sarana lumbung pangan kabupaten, hingga bulan Agustus 2013 telah dimiliki sebanyak 36 buah lumbung pangan. Kondisi ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan bagi ketersediaan lumbung pangan di Kab. Barito Kuala dalam mendukung ketahanan pangan Kabupaten Barito Kuala. Jika dibanding pada awal akhir tahun 2012 yang hanya memiliki 27 buah lumbung pangan, artinya ada peningkatan sebesar 9 buah (33,33 %). 4) Dari seluruh desa dan kelurahan yang ada di kabupaten Barito Kuala sebanyak 201 desa/kelurahan, baru terdapat 12 desa yang berpredikan Desa Mandiri Pangan, yakni a) Desa Mandiri Pangan inti lama, terdiri dari ; Desa Pantai Hambawang Desa Simpang Harja b) Desa Mandiri Pangan reflikasi, terdiri dari ; Desa Waringin Kencana Desa Tumih Desa Pinang Habang Desa Bangkit Baru Desa Antasan Sugara Desa Tebing Rimbah

108 c) Desa Mandiri Pangan binaan baru, terdiri dari ; Desa Simpang Nungki Desa Handil Bamban Desa Samuda Desa Sampurna c. Permasalahan dan Solusi : 1). Permasalahan 1. Menurunnya anggaran APBN secara signifikan dari tahun 2012 ke Sementara dari pihak Pemeritah Kabupaten sudah menganggarkan, sedangkan namun dari pihak Provinsi belum ada 2. Terbatasnya jumlah Lumbung Pangan Masyarakat 3. Terbatasnya musuh alami dalam pengendalian hama Tikus 2). Solusi 1. Mengusulkan tambahan anggaran pengembangan kegiatan P2KP pada APBD Propvinsi 2. Perlu adanya keterlibatan pihak Provinsi dalam penambahan paket lumbung pangan masyarakat 3. Perlu adanya keterlibatan pihak Provinsi dalam pengembangan Burung Hantu jenis Tyto Alba sebagai musuh alami hama Tikus yang ramah lingkungan 102

109 14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUGAN ANAK Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan salah satu kewenangan Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindangan Anak. Dalam melaksanakan kewenangannya urusan ini Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindangan Anak pada tahun 2013 akan program dan kegiatan tahun sebagaimana yang telah ditetapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindangan Anak Tahun Pada tahun 2013, Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindangan Anak melaksanakan sebanyak 12 Program kerja yang terdiri dari 44 jenis Kegiatan. Adapun beberapa hasil capaian program dan kegiatan prioritas terkait Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak yang dilaksanakan pada Tahun 2013 antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program penguatan kelembagaan pengarutamaan gender dan anak; dengan kegiatan : a) Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2). Target tertanganinya kasu-kasus pelanggaran KDRT dan Anak di 17 kecamatan, dengan realisasi fisik 100 %. b) Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam pemberdayaan perempuan dan anak. Target terlaksananya kegiatan Tim Vokal Point PUG (pengarusutamaan gender) sebanyak 40 or ang, dengan realisasi 40 orang (100%). c) Pengembangan sistem informasi gender dan anak. Target terlaksananya pelatihan KHA bagi siswa sekolah SLTA dan SLTP sebanyak 50 orang, dengan realisasi 50 orang (100 %). 2) Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan; dengan kegiatan : a) Kegiatan pembinaan organisasi perempuan. Target terbinanya kelompok organisasi perempuan/masyarakat di 2 desa. Realisasi sebanyak 2 desa (100 %). b) Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera. Target terlaksananya penyuluhan tentang pembangunan guna meningkatkan pemahaman bagi ibu rumah tangga dan wanita dalam mendukung Program P2WKSS di 2 desa. Realisasi sebanyak 2 desa (100%). 3) Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak; dengan kegiatan : a) Kegiatan pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan tumbuh kembang anak. Target terlaksananya pelatihan tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak bagi kader sebanyak 125 org. Realisasi sebanyak 125 orang (100 %). 103

110 Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindangan Anak sebesar 96,95 %. Sedangkan dari segi realisasi anggaran dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, telah terealisasi anggaran sebesar Rp ,-. b. Realisasi Kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindugan Anak Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindugan Anak Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 17 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2013 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Perlindungan perempuan 2. Pemberdayaan perempuan 1. Jumlah KDRT yang 10 dilaporkan 2. Jumlah KDRT yg masih 6 ditangani 3. Jumlah pengaduan 3 keluarga 4. Jumlah penyelesaian kasus 4 5. Jumlah kelompok 4 pencegahan KDRT 1. Jumlah unit usaha 12 produktif yg dikelola perempuan 2. Jumlah organisasi wanita Perlindungan anak 1. Pekerja anak di bawah - umur 2. Eliminasi pekerja anak di - bawah umur Sumber : Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pada tabel capaian kegiatan subtantif pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di atas, dapat dijelaskan bahwa : 1) Pada tahun 2013, telah masuk sebanyak 10 kasus KDRT yang secara teknis ditangani oleh P2TP2A Ije Jela Kab. Barito Kuala. Namun demikian ada kasus 104

111 KDRT tahun 2012 yang masih belum terselesaikan hingga tahun 2013 sebanyak 3 kasus KDRT. 2) Pada tahun 2013 dari 10 kasus KDRT yang masuk tahun 2013 telah terselesaikan sebanyak 4 kasus KDRT dan 6 kasus yang masih ditangani (P2TP2A). Sedangkan kasus tahun 2012 yang masih belum terselesaikan pada tahun 2013 telah terselesaikan seluruhnya, dengan penyelesaian 2 kasus selesai dengan pemutusan sepihak dan 1 kasus selesai dengan perceraian. Berikut ditampilkan grafik penyelesaian kasus KDRT di Kabupaten Barito Kuala tahun 2012 dan 2013 ; Grafik 18 Penyelesaian kasus KDRT di Kab. Barito Kuala Tahun 2012 dan 2013 Sumber : Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 3) Secara umum untuk kasus-kasus KDRT yang masuk ke P2TP2A pada tahun 2013 (sebanyak 10 kasusu) disebabkan oleh : a) 3 kasus disebabkan pelecehan seksual, b) 5 kasus disebabkan kekerasan fisik, dan c) 2 kasus disebabkan kekerasan fisikis dan penelantaran. Berikut ditampilkan grafik Perbandingan Jumlah Kasus KDRT di Kabupaten Barito Kuala tahun 2012 dan 2013, berdasarkan Penyebab Kasus. 105

112 Grafik 18 Perbandingan Jumlah Kasus KDRT di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012 dan 2013, berdasarkan Penyebab Kasus Sumber : Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 4) Hingga bulan Desember 2013 terdapat sebanyak 4 kelompok pencegahan KDRT di masyarakat (jumlah ini meningkat dibandingkan bulan Januari 2013 sebanyak 1 kelompok), ke 4 (empat) kelompok pencegahan KDRT dimaksud terdapat di : a) Kec. Tamban, Desa Jelapat, b) Kec. Alalak, c) Kec. Rantau Badauh Desa Danda Jaya, dan d) Kec. Rantau Badauh Desa Sungai Pantai. 5) Pada tahun 2012 masih dilakukan pembinaan dan pemberian bantuan modal usaha bagi kelompok unit usaha produktif yang dikelola perempuan sebanyak 12 kelompok. Namun pada tahun 2013 tidak lagi dianggarkan untuk kegiatan pembinaan kelompok unit usaha produktif oleh perempuan. 6) Hingga bulan Desember 2013 untuk perlindungan anak, dalam hal pekerja anak di bawah umur lingkup kegiatan perindustrian sudah tidak ditemukan lagi. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Keberadaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Kabupaten Barito Kuala, informasinya masih belum tersebar ke 17 Kecamatan dan Desa b). Solusi 106

113 1. Melakukan sosialisasi dan advokasi ke 17 Kecamatan dan Desa tentang keberadaan dan program P2TP2A, baik melalui penyuluhan maupun informasi melalui Leaflet 107

114 15. URUSAN KB DAN KELUARGA SEJAHTERA Selain melaksanakan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindangan Anak, Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga berwenang menyelenggrakan Urusan Wajib KB dan Keluarga Sejahtera, dengan tetap bepedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2013, untuk pelaksanaan program dan kegiatan terukur tahun Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terkait urusan KB dan Kesejahteraan Keluarga yang dilaksanakan, antara lain ; b. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program pelayanan kontrasepsi dengan kegiatan : a) Pelayanan KB medis operasi. Target terlaksananya pelayanan medis operasi MOW/MOP sebanyak 20 orang, dengan realisasi fisik sebanyak 20 orang (100 %). 2) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB KR yang mandiri, dengan kegiatan; a) Pengelolaan data dan informasi program KB. Target terlaksananya pendataan keluarga yang mengikuti program KB di 201 desa/kelurahan, dengan realisasi fisik 201 desa (100 %). b) Pemberdayaan ekonomi keluarga. Target terlaksananya orientasi dan pembinaan kepada anggota kelompok UPPKS sebanyak 150 orang, dengan realisasi fisik 150 orang (100 %). c) Pembinaan kelompok masyarakat peduli KB. Target terlaksananya pembayaran dana operasional PPKBD dan Sub PPKBD serta peningkatan SDM kader KB sebanyak 3462 orang, dengan realisasi fisik 3462 orang (100%). 4) Program Keluarga Berencana; dengan kegiatan : a) Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin. Target terlaksananya pembinaan dan pelayanan KB gratis bagi keluarga miskin pada 17 kecamatan. Realisasi pada 17 kecamatan (100%). b) Peningkatan perlindungan hak reproduksi individu. Target terlaksananya pelayanan KB implan kepada 240 orang, dengan realisasi sebanyak240 (100%). c) Pembinaan KB. Target terlaksananya pelayanan KB pria kepada 300 orang. Realisasi fisik sebanyak 200 orang (100%). d) Pengadaan sarana mobilitas Tim KB Keliling (DAU). Target terlaksananya pengadaan sarana dan prasarana program KB sebanyak 7 buah. Realisasi fisik sebanyak 100 %. e) Pengadaan sarana mobilitas Tim KB Keliling (DAK). Target terlaksananya pengadaan alat kedokteran umum obgyn bed (11 unit), pengadaan alat peraga KIE KIT (20 set), alat peraga BKB KIT (40 set), pengadaan balai PKB UPT (3 buah) total 79 unit/buah. Realisasi fisik sebanyak 79 unit/buah (100%). 108

115 f) Pembinaan KB melalui penghargaan. Target terlaksananya lomba kader BKB, kader BKR, kader BKL, kader UPPKS, kelompok BKB, BKL, BKR, UPPKS dan keluarga harmonis sebanyak 9 lomba, dengan realisasi sebanyak 9 lomba (100%). c. Realisasi Kegiatan Urusan KB Dan Keluarga Sejahtera Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan KB dan Keluarga Sejahtera Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: Tabel 18 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib KB dan Keluarga Sejahtera No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian KB 1. Jumlah KB aktif wanita Pembinaan ketahanan keluarga 2. Jumlah KB aktif Pria Jumlah pelayanan KB gratis Jumlah unit pelayanan KB Jumlah penyuluh KB Jumlah kelompok BKB Jumlah anggota BKB Jumlah kelompok BKR Jumlah anggota BKR Jumlah kelompok BKL Jumlah anggota BKL Sumber : Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dapat digambarkan beberapa capaian hasil pelaksanaan urusan KB dan Keluarga Sejahtera yang menjadi kegiatan subtantif Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindangan Anak, meliputi : 1) Pada bulan Desember 2013 jumlah KB aktif wanita mengalami peningkatan sebanyak 847 aseptor (1,78 %) menjadi aseptor, dibandingkan bulan Agustus 2013 sebanyak aseptor. 2) Pencapaian KB aktif pria hingga bulan Desember 2013 sebanyak 1309 aseptor. Jika dibandingkan peserta KB aktif pria bulan Agustus 2013 ( aseptor ) terjadi peningkatan sebesar 0,07 %. 109

116 3) Hingga bulan Desember 2013, jumlah pengguna KB aktif pria hanya sekitar 2,64 % ( jiwa ) jika dibandingkan dengan jumlah pengguna alat KB aktif sebanyak aseptor. 4) Secara umum pengguna KB di masyarakat masih lebih didominasi oleh Wanita sebagai pengguna aseptor KB aktif yakni 97,35 % ( aseptor) dari tota l seluruh peserta KB aktif sebanyak aseptor. Grafik 19 Perbandingan Jumlah Peserta KB Aktif Wanita dan KB Aktif Pria Di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Sumber : Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 5) Untuk keberadaan Petugas Penyuluh KB berjumlah 40 orang, mengalami pengurangan 1 orang dibandingkan bulan Agustus Jika dibandingkan dengan jumlah aseptor KB Aktif seluruhnya yang berjumlah aseptor, tentu jumlah petugas penyuluh tidak sebanding dengan jumlah Aseptor Aktif yang perlu dilayani, dalam hal ini 1 penyuluh KB rata-rata harus melayani sebanyak 1237 orang aseptor KB Aktif Wanita maupun Pria. d. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Menurunnya peran pembantu pelaksana KB Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD dalam pengelolan program KB KS, dalam rangka memotivasi calon peserta KB Aktif maupun KB Baru. 2. Masih kurangnya tenaga penyuluh KB dibandingkan dengan jumlah Desa seharusnya/idealnya 1 2 Desa 1 orang penyuluh. b). Solusi 1. Dalam rangka merevitalisasi Program Keluarga Berencana perlu mengaktifkan kembali keberadaan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang dibantu adalah Pembantu Pelaksana Keluarga Berencana Desa 110

117 (PPKBD) dan Sub Pembantu Keluarga Berencana Desa (Sub PPKBD) guna tercapainya program Keluarga Berencana. 2. Penambahan Formasi pegawai, khususnya Penyuluh KB dan Meningkatkan SDM penyuluh KB melalui pelatihan dan Mini Lokakarya. 111

118 16. URUSAN PERHUBUNGAN Urusan Perhubungan dalam pelaksanaan menjadi kewenangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Dalam hal melaksanakan kinerja atas program dan kegiatan terukur tahun 2013, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (D PA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA)Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Tahun Pada tahun 2013, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika melaksanakan sebanyak 13 Program kerja dengan 34 jenis Kegiatan. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas terkait Urusan Perhubungan yang dilaksanakan antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan; dengan kegiatan : a) Perencanaan pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. Target tersedianya DED Dermaga penyebrangan Saka Kajang sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi fisik 100 %. 2) Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana fasilitas perhubungan; dengan kegiatan : a) Rehabilitasi/pemeliharaan terminal / pelabuhan. Target terpeliharanya dermaga / terminal / warning light sebanyak 15 buah/set, dengan realisasi fisik 15 buah/set (100%). 3) Program peningkatan pelayanan angkutan; dengan kegiatan : a) Peningkatan disiplin masyarakat menggunakan angkutan. Target terlaksananya pengendalian dan pengamanan angkutan sungai dan darat, sebanyak 883 kegiatan. Realisasi fisik sebanyak 831 kegiatan (94,13%). 4) Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas, dengan kegiatan; a) Pengadaan rambu lalu lintas. Target tersediannya rambu lalu lintas sebanyak 80 buah (66 buah jalan raya dan 14 b uah sungai), dengan realisasi 76 buah (95,00%). b) Pengadaan marka jalan. Target terlaksananya pembuatan marka jalan sepanjang 1 KM, dengan realisasi fisik sepanjang 1 KM (100 %). c) Pengadaan marka jalan (DAK). Target terlaksananya pembuatan marka jalan sepanjang 10 KM, dengan realisasi fisik sepanjang 10 KM (100 %). d) Pengadaan rambu lalu lintas (DAK). Target tersediannya rambu lalu lintas sebanyak 12 set/buah (10 bh rambu arah, 1 set pagar pengaman dan 1 set delinator), dengan realisasi 100 %. Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dari segi realisasi anggaran dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp ,-, telah terealisasi anggaran sebesar Rp ,- 112

119 b. Realisasi Kegiatan Urusan Perhubungan Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Perhubungan Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 19 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Perhubungan No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Sarana angkutan 1. Jumlah Sarana Umum Angkutan 132 Darat 2. Jumlah Sarana Umum Angkutan 653 Sungai 3. Jumlah angkutan perdesaan Prasarana perhubungan 1. Jumlah Terminal Antar 4 Kab/Kecamatan. 2. Jumlah 28 Pelabuhan/Penyeberangan umum 3. Jumlah pelabuhan khusus - 4. Jumlah rambu jalan darat Jumlah rambu sungai 137 Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Dari data di atas dapat dijelaskan berbagai hasil pelaksanaan urusan perhubungan, sebagai berikut ; 1) Dari jumlah sarana angkutan umum darat sebanyak 132 unit dan angkutan umum sungai sebanyak 653 unit. 2) Adapun khusus sarana angkutan perdesaan terdapat sebanyak 102 unit pedesaan yang terdiri dari ; a) Kendaraan roda 4 sebanyak 28 unit, b) Kendaraan roda 3 sebanyak 72 unit, dan c) Kapal motor sebanyak 2 unit. 3) Secara umum untuk kondisi pra sarana dan sarana perhubungan baik perhubungan darat dan perhubungan sungai masih kurang reprensentatif dan layak untuk menunjang kelancaran dan keamanan trasportasi di kabupaten Barito Kuala. Sehingga perlu dilakukan kegiatan, seperti ; a. Rehabilitasi untuk beberapa prasarana perhubungan seperti terminal, pelabuhan. 113

120 b. Penambahan jumlah dan relokasi lokasi terminal/pelabuhan yang kurang representatif. c. Penambahan jumlah rambu jalur sungai dan rambu lalu lintas darat yang belum terpasang, khususnya untuk daerah yang rawan kecelakaan. 4) Dengan kondisi geografis Kabupaten Barito Kuala yang banyak memiliki sungai besar maupun kecil, maka keberadaan sarana transportasi melalui jalur sungai merupakan salah satu alternatif penghubung antar daerah yang paling penting digunakan bagi masyarakat pesisir sungai. Keberadaan sarana angkutan sungai yang berjumlah 653 buah yang beroperasi pada 28 buah pelabuhan/penyeberangan umum, dirasakan banyak membantu masyarakat yang membutuhkan transportasi sungai, hanya saja dari 653 buah angkutan umum sungai masih banyank yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan pelayaran, seperti pelampung keselamatan. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Tingkat harga yang berfluktuasi dan cenderung terus meningkat sehingga dapat menghambat pekerjaan 2. Kurangnya tenaga pelaksana pengadaan barang dan jasa yang memiliki sertifikat sehingga perlu adanya penambahan tenaga 3. Peletakan Posisi anggaran kas yang tidak sesuai dengan waktu pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan tersebut tidak bisa dilaksanakan. 4. Pelaksanaan Diklat dan sosialisasi Tidak dapat seluruhnya terlaksana karena waktunya terlalu sempit untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan penggaran di triwulan IV. b). Solusi 1. Dalam penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja agar estimasi secara akurat untuk mengantisipasi kenaikan harga. 2. Perlunya penambahan tenaga pelaksana pengadaan barang dan jasa yang memiliki sertifikat 3. Perlunya pelatakkan posisi anggaran kas yang sesuai dengan kebutuhan sehingga kegiatan dapat dilaksanakan. 4. Untuk Diklat dan Sosialisasi agar di letakkan di Triwulan I dan II sehingga waktu lebih panjang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. 114

121 17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Selain melaksanakan Urusan Perhubungan, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika juga melaksanakan kewenangan Urusan Komunikasi dan Informatika. Dalam hal melaksanakan kinerja atas program dan kegiatan terukur urusan Komunikasi dan Informatika tahun 2013, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Tahun Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas, terkait Urusan Komunikasi dan Informatika yang dilaksanakan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa; dengan kegiatan : a) Pembinaan dan pengambangan jaringan komunikasi dan informasi. Target tersediannya dokumen master cell plan pengendalian dan pengawasan menara telekomunikasi sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi fisik 100%. b) Pembinaan dan pengambangan sumberdaya komunikasi dan informasi. Target terlaksananya bintek kelompok komunikasi masyarakat sebanyak 65 orang, dengan realisasi fisik 36 orang (55,38 %). 2) Program kerjasama informasi dengan mas media; dengan kegiatan : a) Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Target terlaksananya penyebaran informasi melalui wibsite Kabupaten, sebanyak 12 bulan. Realisasi fisik sebanyak 12 bulan (100%). b) Penyebarluasan informasi yang bersifat penyuluhan bagi masyarakat. Target terlaksananya sosialisasi internet sehat kepada 80 orang. Realisasi 76 orang (95,00%). b. Realisasi Kegiatan Subtantif Urusan Komunikasi Dan Informatika Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 20 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Stasiun komunikasi 1. Jumlah BTS Jumlah Stasiun Radio/Orari/RAPI 2 3. Jumlah warnet Wibe site Kabupaten 1. Jumlah Wibe site daerah aktif 4 115

122 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Jumlah tenaga pengelola wibe site 14 terlatih 3. Jumlah sistem informasi 3 managemen (SIM) yang digunakan 4. Jumlah pengakses wibe site Kab. - Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Hasil capaian kegiatan subtantif urusan Komunikasi dan Informatika sebagaimana tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut ; 1) Meningkatnya kemudahan akses masyarakat dalam komunikasi dan informasi melalui layanan seluler dan internet, perlu didukung dengan ketersedian prasarana dan sarana komunikasi dan informatika. Hingga bulan Maret 2013 di Kabupaten Barito Kuala terdapat 72 buah BTS yang dilaksanakan vendor/operator seluler guna meningkatkan jangkauan sinyal telpon seluler, serta 52 buah warung internet dengan 30 buah warnet di kelola oleh pihak swasta dan 22 dilaksanakan oleh pihak kementrian Komunikasi dan Infromatika (17 PLIK dan 5 MPLIK). Hanya saja untuk pengaturan kontens dan waktu operasional warnet perlu diawasi dan dibatasi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, karena adanya indikasi keberadaan warnet yang disalah gunakan pelajar dengan melakukan browsing pornografi dan bermain game on line hingga larut malam, sehingga menganggu pelajaran. 2) Dalam mendukung kelancaran dan kemudahan manajemen administrasi pemerintahan Pemerintah Barito Kuala telah melaksanakan Sistem Informasi Managemen (SIM) yakni ; a) SIMDA yang dilaksanakan oleh DPPKKD b) SIMPEG dlaksanakan oleh BKD, dan c) E-KTP dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 3) Sedangkan dalam menjawab tantangan global dan mendukung penyebaran informasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Barito Kuala, Pemerintah Daerah mengeluarkan website resmi pemerintah daerah sebanyak 4 website, yakni ; a) yang dikelola oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. b) yang dikelola oleh Badan Kepegawaian Daerah. c) yang dikelola oleh Bagian Hukum, Sekretariat Daerah. d) yang dikelola oleh Bagian Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa, Sekretariat Daerah. 4) Dalam rangka mendorong dan mewujudkan e-government di lingkup Pemerintah Kab. Barito Kuala, maka pada bulan februari yang lalu telah diluncurkan resmi dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kab. Barito Kuala, 116

123 sehingga untuk proses pengiriman surat-menyurat kedinasan antar SKPD dapat dilakukan secara on line via internet. 5) Hingga bulan Maret 2013 jumlah pengunjung wibe site daerah masih belum dapat terdeteksi, hal ini dikarenakan belum dipasangnya aplikasi visitor s counter pada wibe site. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Dalam pelaksanaan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Mass Media masih belum optimal, khususnya dalam kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informasi yang merupakan kegiatan penyebarluasan informasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta informasi lainnya melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD). Beberapa permasalahan yang ditemui diantaranya adalah kurangnya sumber daya manusia, kurangnya pendanaan dan belum dipenuhinya kewajiban perizinan penyiaran sehingga berpengaruh pada optimalisasi kegiatan penyiaran dan pengembangan RSPD sebagai media informasi yang murah dan efektif menjangkau lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Barito Kuala. 2. Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Komunikasi dan Informasi yang dilaksanakan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari SKPD dan Kecamatan se-kabupaten Barito Kuala serta penyediaan informasi melalui Media Layar Sentuh ( Touch Screen) ditemukan permasalahan berupa kurangnya responsifnya SKPD dan kecamatan dalam memberikan data/informasi yang diperlukan dan terbatasnya SDM khususnya dalam meng-up date data sehingga masih menggunakan tenaga Non PNS. 3. Pelaksanaan Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media merupakan sebuah upaya menyebarluaskan informasi pembangunan dan pemerintahan melalui kerjasama dengan Mass Media baik cetak maupun media elektronik. Permasalahan yang dihadapi selama ini adalah berkenaan dengan masih belum optimalnya pemberitaan dan penyebarluasan yang dilakukan oleh Media Massa yang disebabkan masih kurangnya kualitas SDM media massa, khususnya media lokal. Disamping itu belum meratanya penyebarluasan informasi, yang disebabkan luasnya wilayah Kabupaten Barito Kuala dan keterbatasan akses masyarakat dalam memperoleh informasi. b) Solusi : 1. Perlu dilakukannya peningkatan kualitas SDM pengelola RSPD baik melalui kegiatan diklat penyiaran maupun peningkatan wawasan melalui studi komparatif ke media penyiaran yang telah maju dan eksis sebagai lembaga penyiaran yang mampu menjadi acuan dan rujukan sebagai media informasi, pendidikan dan hiburan bagi masyarakat. Dalam hal pendanaan perlu peningkatan alokasi anggaran bagi RSPD, khususnya anggaran untuk kegiatan operasional dan peningkatan alat dan mesin RSPD. 2. Dalam hal kurang responsifnya SKPD dan kecamatan dalam memberikan data/informasi yang diperlukan dalam melengkapi basis 117

124 data media layar sentuh, maka perlu diberikan peningkatan kesadaran SKPD dan kecamatan tentang pentingnya arti data/informasi serta dibangunnya mekanisme penyampaian bertanggung data/informasi yang bersifat semesteran atau tahunan sehingga kemajuan kinerja SKPD dan kecamatan dapat dipantau dan diketahui masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas kinerja pemerintah daerah. 3. Perlu peningkatan kualitas SDM media massa lokal, baik melalui kegiatan diklat dan peningkatan wawasan sehingga semakin mampu meningkatkan kemampuan melakukan penyebarluasan informasi yang semakin akurat, berkualitas sekaligus bertanggung jawab dan berimbang. Berkenaan dengan permasalahan belum meratanya penyebaran informasi, salah satu solusinya adalah dengan meningkatan eksistensi Media Pemerintah Daerah Tabloid Batola Membangun yang selama ini telah menjangkau seluruh kecamatan, desa/kelurahan, sekolah dan masjid di Kabupaten Barito Kuala 118

125 18. URUSAN PERTANAHAN Pelaksanaan kewenangan Urusan Pertanahan sepenuhnya dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah, khususnya Bagian Pemerintahan. Capaian kinerja fisik dan keuangan pelaksanaan program dan kegiatan Bagian Pemerintahan dalam rangka pelaksanaan kewenangan urusan Pertanahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari capaian kinerja Sekretariat Daerah secara keseluruhan dengan berpedoman pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Sekretariat Daerah Tahun Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas Bagian Pemerintahan, Sekretariat Daerah terkait pelaksanaan urusan pertanahan, antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, dengan kegiatan ; a) Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. Target Pengadaan tanah untuk lokasi pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah, tanah untuk perluasan lokasi tempat pembuangan sampah akhir, tanah lokasi balai kawasan pemukiman tradisional, dan tanah lokasi kantor kelurahan sebanyak 4 persil. Realisasi 75 %. b) Pembuatan sertifikat hak milik tanah aset pemerintah daerah. Target Jumlah luasan bidang tanah yang dibuatkan Sertifikat hak pakai tanah seluas 900 hektare. Realisasi 0 %. 2) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan, dengan kegiatan ; a) Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah. Target Jumlah kesepakatan penetapan titik batas wilayah administrasi Kabupaten Barito Kuala dengan kabupaten tetangga sebanyak 5 titik batas. Realisasi 10 titik (200 %). b) Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah dalam kabupaten. Target Jumlah kesepakatan penetapan titik batas wilayah administrasi antar kecamatan / desa / kelurahan dalam Wilayah Kabupaten Barito Kuala sebanyak 6 titik batas. Realisasi 10 titik (167%). b. Realisasi Kegiatan Urusan Pertanahan Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Pertanahan Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 21 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Pertanahan No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Pertanahan 1. Permasalahan penguasaan 3 lahan 2. Sertifikasi tanah Pemda

126 Sumber : Bagian Pemerintahan, SETDA Semenjak dikeluarkannya perijinan dan ijin guna usaha perkebunan kelapa sawit permasalahan pertanahan yang melibatkan anggota masyarakat dengan pihak perusahaan mulai muncul. Permasalahan yang muncul secara umum disebabkan ; 1) Pengakuan warga atas tanah milik warga yang masuk area perkebunan, 2) Terjadinya tumpang tindih kepemilikan lahan akibat pengakuan warga atas lahan yang sebelumnya tidak produktif, hal ini diindikasikan akibat meningkatnya nilai ekonomi lahan yang sebelumnya tidak produktif. 3) Adanya pengakuan warga dari luar Kabupaten yang mengakui lahan miliknya masuk lokasi perusahaan yang ada di Kab. Barito Kuala (luas lahan HGU melewati batas kabupaten tetangga). Pelaksanaan pembuatan sertifikat hak milik/pakai atas tanah aset Pemerintah Daerah telah diterbitkan sebanyak 113 SHM/SHP atas nama Pemerintah Daerah. Namun demikian masih ada 876 (delapan ratus tujuh puluh enam) persil tanah Pemerintah Daerah yang belum bersertifikat (Hak Pakai, Hak Pengelolaan). Adapun rencana pembuatan sertifikat tanah 1 SHP dengan ukuran 2 km x 5 km yang telah dianggarkan pada DPA dan DPPA Sekretariat Daerah pada tahun 2013 tidak terealisasi oleh Pihak BPN dikerenakan keterbatasan petugas dan agenda kegiatan Kantor BPN yang padat. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan Realisasi pelaksanaan pensertifikatan tanah milik Pemerintah Daerah selalu mengalami kendala keterbatasan tenaga pengukuran pada Kantor Pertanahan Kab. Barito Kuala dikarenakan banyaknya usulan rutin dari masyarakat untuk membuat sertifikat dan program sertifikat gratis dari BPN RI. b) Solusi Perlu dilaksanakannya koordinasi yang lebih intensif kepada BPN RI dan Kakanwil BPN guna mendapatkan bantuan atau diperbolehkannya tanah milik pemda untuk diusulkan dalam program pensertifikatan gratis dari BPN RI. 120

127 19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Urusan wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilihat dari kewenangan pelaksanaannya, dilaksanakan oleh 2 (dua) Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yakni Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dan Satuan Polisi Pamong Praja. Pelaksanaan kewenangan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri secara langsung menjadi tanggung jawab Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat. Dalam pelaksankan urusan Kesbang dan Politik Dalam Negeri telah ditetapkan berbagai program dan kegiatan terukur kinerja di Tahun 2013, yang berdasarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Tahun Pada tahun 2013, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat melaksanakan sebanyak 10 Program kerja yang terdiri dari 28 jenis Kegiatan. Adapun beberapa hasil capaian program dan kegiatan prioritas Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan kegiatan; a) Operasional Komonitas Intelijen Daerah (Kominda). Target terlaksananya intelijen di Kabupaten Barito Kuala 17 Kecamatan, realisasi 100 %. 2) Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal, dengan kegiatan; a) Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan Siskamswakarsa di daerah. Target terlaksananya pelatihan pengendalian keamanan lingkungan sebanyak 255 org, realisasi 255org (100 %). 3) Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat / pekat, dengan kegiatan; 4) Penyuluhan pencegahan peredaran / penggunaan minuman keras dan narkoba. Target terlaksananya hari anti narkoba internasional, sosialisasi dan razia, Rakor BNK, Penyuluhan Narkoba sebanyak 2085 orang. Realisasi sebanyak 1823 (87,43)Program pendidikan politik masyarakat, dengan kegiatan; a) Penyuluhan kepada masyarakat. Target terlaksananya sosialisasi Undang- Undang tentang Ormas dan sosialisasi akutansi bagi parpol sebanyak 150 orang. Realisasi sebanyak 150 orang (100 %). b) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Target terlaksananya pemeriksaan kelengkapan administrasi dan pelaporan administrasi bantuan keuangan partai politik kepada 11 parpol. Realisasi sebanyak 63,64 %. Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sebesar 91,59%. Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp ,- (9,65 %), yang 121

128 terdiri dari Belanja Langsung sebesar Rp ,- dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,-. b. Realisasi Fisik Dan Keuangan Satuan Polisi Pamong Praja Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri selain dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, dilaksanakan pula oleh Satuan Polisi Pamong Praja. Dalam pelaksanaan kinerja program dan kegiatan terkait urusan Kesbang dan Politik Dalam Negeri tahun 2013, Satuan Pol PP bepedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2013 khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Satuan Polisi Pamong Praja Tahun Pada tahun 2013 Satuan Pol PP melaksanakan 6 program dengan 23 jenis kegiatan. Adapun beberapa hasil capaian program dan kegiatan prioritas terkait urusan Urusan Kesbang Dan Politik Dalam Negeri yang dilaksanakan oleh Satuan Pol PP antara lain ; 1) Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan kegiatan : a) Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan. Target tersedianya tenaga tambahan pengendalian pengamanan lingkungan kantor kediaman pejabat sebanyak 120 orang bulan, dengan realisasi fisik 88 ob (73,33%). b) Pengendalian keamanan lingkungan. Target tersedianya tenaga pengamanan peringatan hari-hari besar sebanyak 19 kali kegiatan, dengan realisasi fisik 19 kali kegiatan (63,16 %). 2) Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal, dengan kegiatan; a) Pengawasan pengendalian dan evaluasi kegiatan polisi pamong praja. Target terlaksananya pengawasan dan penertiban PKL, jalur hijau, perizinan, perda ramadhan, pengamanan insidentil, gelandangan dan pengemis sebanyak 412 kali, dengan realisasi fisik 287 kali (69,66%). b) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Target terlaksananya monitoring, penyelidikan, penyidikan dan penindakan pelanggaran Perda sebanyak 120 kali kegiatan, dengan realisasi fisik 85 kali (70,83%). Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Satuan Polisi Pamong Praja hingga sebesar 79,36%. Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp ,- Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Pemerintah dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : 122

129 Tabel 22 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Kesbang Dan Politik Dalam Negeri Oleh Badan Kesbang Pol Linmas No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Kesatuan bangsa 1. Jumlah LSM, ORMAS dan OKP Jumlah PARPOL Jumlah kegiatan pembinaan - pembinaan LSM, ORMAS dan OKP 2. Perlindungan masy 1. Jumlah Pos Kamling - 2. Sistem ketahanan masy (peringatan dini) Sumber : Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat Pelaksanaan kewenangan subtantif urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri sebagaimana data di atas dapat dijelaskan antara lain ; 1) Keberadaan LSM, organisasi massa dan OKP yang aktif dan konstruktif dalam pemerintahan dapat membantu mendorong gerak pembangunan, terutama di era pembangunan batton up dimana partisipasi masyarakat secara luas dalam kegiatan pembangunan di daerah makin ditingkatkan. Hanya saja dari 65 buah organisasi LSM, ormas dan OKP hanya 10 organisasi saja yang telah mendapat Surat Keterangan Terdaftar sebagai LSM/Ormas/OKP. 2) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat belum memiliki data konkrit atas keberadaan Pos Kamling aktif di masyarakat. Secara umum pemanfaatan dan aktivitas pos kamling dimasyarakat masih bersifat temporer dan aksidental, saat terjadi kondisi rawan tindak kriminalitas, keberadaan pengamanan swadaya masyarakat dalam bentuk Pos Kamling baru diaktivkan. 3) Terkait kegiatan pembinaan organisasi partai politik, pada tahun 2013 (hingga bulan Desember 2013) telah dilaksanakan kegiatan, antara lain ; a) Penyampaian surat kepada Partai Politik penerima dana bantuan Ta agar segera menyampaikan laporan pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran dana bantuan dimaksud. Disampaikan pula draf PP Nomor 83 Tahun 2012 tentang perubahan atas PP Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan kepada Partai Politik sebagai acuan dalam pembauatan laporan pertanggungjawaban. b) Rapat Tim Verifikasi bantuan keuangan Partai Politik dengan Partai Politik penerima bantuan, terkait kesepakatan penyerahan laporan pertanggungjawaban

130 b. Realisasi Kegiatan Urusan Kesbang Dan Politik Dalam Negeri Oleh Satuan Polisi Pamong Praja Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan pula oleh Satuan Polisi Pamong Praja, dengan pelaksanaan urusan subtantif meliputi ; Tabel 23 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Kesbang Dan Politik Dalam Negeri Oleh Satuan Polisi Pamong Praja No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Penegakkan perda 1. Jumlah pelanggaran - perundang2an/perda 2. Intensitas operasi lap Sarana operasional 1. Jumlah kendaraan operasional 11 Sumber : Kantor Satuan Polisis Pamong Praja Sebagai Satuan Kerja Perangka Daerah yang memiliki tugas pokok penegakan peraturan daerah dalam arti luas, maka Satuan Polisi Pamong Praja dalam pelaksanaan kegiatan subtantif urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri selalu terkait pada pelayanan tertib dan tegaknya Peraturan Daerah. Dari tabel di atas dapat dijelaskan beberapa capaian kegiatan subtantif Satuan Polisi Pamong Praja, antara lain ; 1) Telah dilaksanakan sebanyak 2 kali operasi kegiatan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dengan lebih difokuskan pada penegakan Peraturan Daerah No. 27 Tahun 2005 dan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2005 tentang Larangan Kegiatan pada Bulan Ramadhan. 2) Pada tahun 2013, telah dilaksanaan penyelidikan dan penindakan/operasi penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tahun 2013 sebanyak 192 kali, 3) Telah dilaksanakan pengamanan pada acara-acara peringatan hari-hari besar sebanyak 2 kali kegiatan, total kegiatan pengamanan hari-hari besar hingga bulan Agustus sebanyak 29 kali pengamanan. Secara teknis pelaksanaan kegiatan ini dengan menempatkan anggota Satuan Pol PP pada titik yang jauh dari pengawasan serta melakukan pengaturan lalu lintas kendaraan disekitar lokasi kegiatan. c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan 1. Koordinasi dan komunikasi Tim Terpadu Penanganan Keamanan Dalam Negeri, Masih sering terjadi perbedaan sudut pandang antar anggota Tim dalam penanganan suatu permasalahan. 124

131 2. Penuntasan masalah batas daerah, baik antar kabupaten, antar kecamatan dan antar desa/kelurahan, dimana komunikasi belum berjalan optimal sesuai harapan. 3. fasilitasi penanganan konflik lahan seperti perkebunan, dimana adanya oknum yang bermain sebagai provokator yang bisa menghasut masyarakat untuk berbuat anarkis. b). Solusi 1. Sering melakukan komunikasi dan interaksi yang intens antar anggota Tim sehingga dapat cepat dan tepat dalam mengatasi suatu permasalahan 2. Sering melakukan koordinasi,pertemuan / rembug bersama sehingga dapat diperoleh jalan damai dan tegas sebagai jalan terbaik dalam mengatasi permasalahan 3. Mengadakan Silaturahmi dan sosialisasi kepada tokoh masyarakat, para kades, seperti dalam kegiatan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang juga melibatkan unsur muspika dalam memberikan pemahaman dan menyamakan persepsi terhadap suatu permasalahan khususnya didaerah rawan konflik. 125

132 20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Urusan wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian dilihat dari kewenangan pelaksanaannya, dilaksanakan oleh beberapa Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) sekaligus yakni Inspektorat Kabupaten, Kantor Pelayanan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah, Sekretariat DPRD, Sekretariat Daerah dan Kecamatan. Realisasi Fisik Dan Keuangan Skpd Yang Melaksanakan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Kewenangan pokok yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah adalah Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian, khususnya yang berkenaan dengan pelaksanaan Administrasi Keuangan Daerah. Dalam melaksanakan kerja program dan kegiatan di Tahun 2013 terkait urusan yang menjadi kewenangannya, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 dan APBD P 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Tahun 2013 Pada tahun 2013 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten melaksanakan 6 program dengan 49 jenis kegiatan. Secara khusus untuk hasil capaian program dan kegiatan prioritas yang dilaksanaan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah pada bulan Desember 2013, meliputi : a. Program dan Kegiatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Tahun 2013 : 1) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah, dengan kegiatan : a) Penyusunan Analisa Standar Belanja. Target tersedianya dokumen analisis standar belanja (ASB) untuk tahun 2014 sebanyak 2 judul, dengan realisasi fisik sebanyak 2 judul (100 %). b) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD. Target tersedianya dokumen PERDA APBD Tahun 2014 sebanyak 1 PERDA, dengan realisasi fisik 100 %. c) Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran APBD. Target tersedianya dokumen peraturan KDH tentang penjabaran APBD Tahun 2014 sebanyak 1 Perbup, dengan realisasi fisik 100 %. d) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD. Target tersedianya dokumen PERDA perubahan APBD Tahun 2014 sebanyak 1 PERDA, dengan realisasi fisik 1 PERDA (100 %). e) Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran Perubahan APBD. Target tersedianya dokumen peraturan KDH tentang penjabaran perubahan APBD Tahun 2014 sebanyak 1 Perbup, dengan realisasi fisik 1 Perbup (100 %). f) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Target tersedianya dokumen PERDA tentang 126

133 pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun 2012 sebanyak 1 PERDA, dengan realisasi fisik 1 PERDA (100 %). g) Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Target tersedianya dokumen Perbup tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun 2012 sebanyak 1 PERDA, dengan realisasi fisik 1 PERDA (100 %). h) Penyusunan sistem informasi keuangan daerah. Target tersedianya laporan dana perimbangan dan dana bagi hasil pajak propinsi sebanyak 45 SKPD, dengan realisasi fisik 100 %. i) Peningkatan manajemen aset/barang daerah. Target Terlaksananya penataan Administrasi Pengelolaan Barang Milik Daerah melalui operasionalisasi Tim Pemanfaatan, Pengamanan, Pemeliharaan, Penghapusan dan Tim Pemindah Tanganan Barang Milik Daerah Tahun 2013, Simda (4 Tim 2 Judul) dan Pengamanan BMD sebanyak 4 Judul ( Neraca Aset, Buku Induk Inventaris, 65 Papan Nama Tanah Milik Daerah, dan Laporan Simda BMD), dengan realisasi fisik sebanyak 2 judul (50 %). j) Peningkatan manajeman investasi daerah. Target tersedianya laporan pelaksanaan pembiayaan daerah Kab. Batola Tahun 2013 dan laporan pelaksanaan investasi daerah kab. Batola Tahun 2013 sebanyak 2 judul, dengan realisasi fisik 1 judul (50 %). k) Revaluasi/appraisal aset/barang daerah. Target tersedianya laporan appraisal aset/barang daerah sebanyak 1 laporan, dengan realisasi fisik 0 %. l) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah. Target tersedianya laporan pendataan objek potensi pajak dan retribusi daerah sebanyak 17 kecamatan, dengan realisasi fisik 16 %.(94,12) m) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah melalui penyerahan DHKP dan STTS PBB. Target terlaksananya penyerahan DHKP dan STTS PBB Tahun 2013,pekan panutan PBB,Rekoreg PBB,Penagihan dan evaluasi PBB sebanyak 17 kecamatan, dengan realisasi fisik 17 kecamatan (100%). n) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber - Sumber Pendapatan Daerah Tentang Sosialisasi Pajak dan Retribusi Daerah. Target terlaksananya Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penerimaan PAD (34 SKPD) Ser ta Pajak dan Retribusi Daerah dan Penetapan Target PBB Tahun 2014 sebanyak 6 Kecamatan, dengan realisasi fisik 6 Kecamatan (100 %). o) Penyusunan laporan keuangan akhir tahun Kabupaten Barito Kuala. Target tersedianya Laporan Keuangan Akhir Tahun Pemerintah Kabupaten T.A 2012 yang terdiri dari : LRA, Neraca Per 31 Desember 2012, Laporan Arus Kas (LRA) dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) sebanyak 1 judul/dokumen, dengan realisasi fisik 1 judul/dokumen (100 %). p) Penyusunan rancangan peraturan bupati tentang pedoman pelaksanaan APBD. Target tersedianya Perbup tentang pedoman pelaksanaan APBD 2014 sebanyak 1 judul/dokumen, dengan realisasi fisik 100 %. Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah sebesar 84,45%. Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, Selain melaksanakan program dan 127

134 kegiatan yang termuat dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Tahun 2013, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah juga memiliki kewenangan melaksanakan anggaran PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah). PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) pada tahun 2013 melaksakan penganggaran Belanja Tidak Langsung dan Pembiayaan, untuk capaian realisasi anggaran PPKD dapat dijelaskan, antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Belanja Hibah Kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta, dari anggaran Rp ,- telah terealisasi sebesar Rp , - (49,39 %). 2) Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan, dari anggaran Rp ,- telah terealisasi sebesar Rp , - (53,13 %). 3) Belanja Bantuan Sosial kepada Individu/atau keluarga yang tidak direncanakan, dari anggaran Rp ,- telah terealisasi sebesar Rp , - (49,4 %). 4) Belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa (ADD Desa), dari anggaran Rp ,- telah terealisasi sebesar Rp , - (72,6 %). 5) Pemberian pinjaman daerah (dalam bentuk (Dana bergulir koperasi, dan dana bergulir subsidi pupuk), dari anggaran Rp ,- telah terealisasi sebesar Rp , - (100 %). Dari total anggaran PPKD tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp ,- (80,31 %). Salah satu Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yang melaksanakan kewenangan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian, adalah Inspektorat Kabupaten. Dalam pelaksanaan kinerja program dan kegiatan terkait urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian tahun 2013, Inspektorat Kabupaten bepedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBD Perubahan 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Inspektorat Kabupaten Tahun Pada tahun 2013 Inspektorat Kabupaten melaksanakan 6 program dengan 25 jenis kegiatan. Adapun beberapa hasil capaian program dan kegiatan prioritas, terkait urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten, sebagai berikut ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, dengan kegiatan : a) Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala. Target terlaksananya pemeriksaan reguler terhadap alokasi dana desa dan SKPD sebanyak 213 obrik, dengan realisasi fisik 217 obrik (101.88%). b) Tindak lanjut hasil pengawasan. Target terlaksananya gelar Tindak lanjut hasil temuan pengawasan dan pemutahiran data tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional sebanyak 2 kali, dengan realisasi fisik sebanyak 2 kali (100 %). 128

135 c) Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan. Target terlaksananya evaluasi berkala temuan hasil pengawasan sebanyak 37 LHP, dengan realisasi fisik 83 LHP (224,32%). d) Pelaksanaan pengawasan SPIP dilingkungan pemerintah daerah. Target terlaksananya pengawasan pelaksanaan SPIP di lingkungan pemerintah daerah sebanyak 2 ob, dengan realisasi fisik 100 %. Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ) Inspektorat Kabupaten sebesar 92,28%. Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp ,-. Kantor Pelayanan Terpadu merupakan salah satu SKPD pelaksanaan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian. Dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013 Kantor Pelayanan Terpadu mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 dan APBD P 2 013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Kantor Pelayanan Terpadu Tahun Pada tahun 2013, Kantor Pelayanan Terpadu melaksanakan sebanyak 6 Program kerja yang terdiri dari 23 jenis Kegiatan. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas yang dilaksanakan Kantor Pelayanan Terpadu, yakni : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program peningkatan pelayanan publik, dengan kegiatan; a) Pemeriksaan dan pengecekan lapangan pemohon perijinan target terlaksananya pemeriksaan dan pengecekan lapangan sebanyak 159 ok dengan realisasi 126 ok (79,25%). b) Survei indeks kepuasan masyarakat. Target tersedianya dokumen indeks kepuasan masyarakat sebanyak 2 dokumen dengan realisasi 100%. c) Sosialisasi perijinan. Target terlaksananya sosialisasi perijinan kepada 500 orang, dengan realisasi fisik 396 orang (62,50%). d) Monitoring dan evaluasi perijinan. Target tersedianya dokumen monitoring dan evaluasi pelaporan pelayanan perizinan di 40 lokasi, dengan realisasi fisik 27 lokasi (67,50%). Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ) bulan Desember, Kantor Pelayanan Terpadu sebesar 83,66%. Telah Kantor Pelayanan Terpadu telah merealisasikan anggaran belanja sebesar Rp dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, Kewenangan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian dilaksanakan pula oleh Badan Kepegawaian Daerah. Dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013 Badan Kepegawaian Daerah berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBD Perubahan Tahun 2013, khususnya 129

136 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Badan Kepegawa ian Daerah Tahun Pada tahun 2013, Badan Kepegawaian Daerah melaksanakan sebanyak 9 Program kerja yang terdiri dari 37 jenis Kegiatan. Adapun capaian program dan kegiatan prioritas, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah pada tahun 2013, yakni : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program pendidikan kedinasan, dengan kegiatan; a) Pendidikan dan penjenjangan struktural. Target terlaksananya penyertaan diklat PIM IV (20 org), PIM III (8 org), PIM II (1 org) sebanyak 11 orang dengan realisasi 10 orang (90,91 %). b) Peningkatan keterampilan dan profesionalisme. Target terselenggaranya sosialisasi bagi pengelola kepegawaian sebanyak 425 orang dengan realisasi 416 orang 97,88 %. 2) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, dengan kegiatan; a) Pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi CPNSD. Target terlaksananya penyertaan CPNSD mengikuti prajabatan sebanyak 54 orang dengan realisasi sebanyak 54 orang (100 %). 3) Program pembinaan dan pengembangan aparatur, dengan kegiatan; a) Seleksi penerimaan CPNSD. Target terlaksananya penerimaan calon PNSD bagi pelamar untuk 81 formasi 150 orang, dengan realisasi 45 %. b) Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS. Target terlaksananya sistem kenaikan pangkat otomatis periode april dan oktober sebanyak 2 periode, dengan realisasi 2 periode (100 %). c) Pembangunan dan pengembangan sistem informasi kepegawaian daerah. Target terlaksananya peningkatan kualitas sistem informasi kepegawaian sebanyak 2 sistem informasi, dengan realisasi 100 %. d) Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS. Target terlaksananya rapat pertimbangan majelis penjatuhan hukuman disiplin sebanyak 10 kali rapat, dengan realisasi 10 kasus (100 %). e) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas. Target tersedianya bantuan tugas belajar D1 (2 org), D3 (4 org), S1/DIV (2 org), S2 (4 org) dan Dokter spesialis (2 org) total sebanyak 11 orang PNS, dengan realisasi sebanyak 5 orang (45,45 %). Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Badan Kepegawaian Daerah sebesar 97,50 %. Badan Kepegawaian Daerah telah merealisasikan anggaran belanja sebesar Rp ,- dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, Pelaksanaan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian juga menjadi kewenangan Sekretariat DPRD. Dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013 Sekretariat DPRD mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBD Perubahan 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Sekretariat DPRD Tahun

137 Pada tahun 2013, Sekretariat DPRD melaksanakan sebanyak 6 Program kerja yang terdiri dari 23 jenis Kegiatan. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas Sekretariat DPRD, antara lain: a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah, dengan kegiatan; a) Pembahasan rancangan Perda target terlaksananya pembahasan rancangan perda untuk di jadikan acuan (Perda) sebanyak 15 raperda dengan realisasi 14 Raperda (93,33 %). b) Hearing / dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat / tokoh agama. Target terlaksananya kegiatan hearing / dialog dengan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat / tokoh agama (keg) sebanyak 16 kegiatan dengan realisasi 1 kegiatan (6,25 %). c) Rapat - rapat alat kelengkapan dewan. Target terlaksananya rapat komisi pansus, panmus dan panggar sebanyak 108 kegiatan, dengan realisasi fisik 83 kegiatan (76,85). d) Rapat-rapat paripurna. Target terlaksananya rapat-rapat paripurna sebanyak 42 kegiatan, dengan realisasi fisik 26 kegiatan (61,90). e) Kegiatan reses. Target terlaksananya kegiatan reses anggota dewan sebanyak 2 kegiatan, dengan realisasi fisik 2 kali (100%). Secara umum untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ) bulan Desember, Sekretariat DPRD sebesar 80,84 %. Telah Sekretariat DPRD telah merealisasikan anggaran belanja sebesar Rp dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-, Sekretariat Daerah adalah salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanaan kewenangan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian. Dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013, Sekretariat Daerah berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBD Perubahan 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Sekretariat Daerah Tahun Pada tahun 2013, Sekretariat Daerah melaksanakan sebanyak 26 Program kerja yang terdiri dari 79 jenis Kegiatan. Secara khusus untuk hasil capaian pelaksanaan program dan kegiatan fisik prioritas Sekretariat Daerah, yang terkait langsung dengan pelaksanaan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian, meliputi : a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 : 1) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan; dengan kegiatan : a) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD. Target Jumlah dokumen laporan akuntabilitas kinerja pemerintah (LAKIP) kabupaten dan Sekretariat Daerah Tahun 2013, dokumen laporan smesteran 131

138 realisasi & evaluasi kinerja Setda serta laporan penyelenggaraan pemerintahan & pembangunan Kab. yg disusun. sebanyak 8 dokumen, dengan realisasi fisik 8 dokumen (100 %). 2) Program pengembangan data/informasi, dengan kegiatan : a) Pengumpulan, updating, dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan. Target Jumlah dokumen laporan semesteran perkembangan capaian kinerja pembangunan, perekonomian, pertanian, SDA dan LH Kab. Barito Kuala, yang disusun sebanyak 4 dokumen, dengan realisasi fisik 4 dokumen (100 %). b) Penyusunan dan analisis data/informasi pengadaan dan jasa. Target jumlah dokumen data rencana dan informasi hasil pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa melalui sistem LPSE tahun 2013, yang disusun sebanyak 13 dokumen, dengan realisasi fisik 13 dokumen (100 %). 3) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan kegiatan : a) Kajian Efektifitas Pengelolaan Arus Informasi dan Komunikasi Penyelenggaraan Pemerintahan. Target terlaksananya kajian efektifitas pengelolaan arus informasi penyelenggaraan pemerintahan ke dan dari masyarakat di 10 kecamatan, dengan realisasi fisik 100 %. 4) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan : a) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Target Jumlah dokumen laporan monitoring pelaksanaan bantuan sosial kemasyarakatan, pendidikan, tempat ibadah dan raskin di 17 kecamatan sebanyak 4 laporan, dengan realisasi fisik 4 dokumen laporan (100 %). 5) Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, dengan kegiatan : a) Pembuatan sertifikat hak milik tanah aset pemerintah daerah. Target jumlah luasan bidang tanah yang dibuatkan Sertifikat hak pakai tanah seluas 100 Ha, dengan realisasi fisik 0 %. 6) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, dengan kegiatan : a) Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah. Target jumlah penerima dana APBD Kab. APBD Prof dan APBN (unit usaha/kelompok usaha/usaha mikro kecil dan menengah) yang dipantau efektifitas penggunaan dananya sebanyak 50 unit usaha, dengan realisasi fisik 100 %. 7) Program pengembangan wawasan kebangsaan, dengan kegiatan : a) Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama. Target Terlaksananya Peringatan Hari hari Besar Keagamaan di Kabupaten Barito Kuala sebanyak 11 kegiatan, dengan realisasi fisik 11 kegiatan (100 %). 8) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan, dengan kegiatan : a) Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah. Target jumlah kesepakatan penetapan titik batas wilayah administrasi Kabupaten Barito Kuala dengan kabupaten tetangga sebanyak 5 titik batas, dengan realisasi fisik 100 %. b) Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah dalam kabupaten. Jumlah kesepakatan penetapan titik batas wilayah administrasi antar 132

139 kecamatan / desa / kelurahan dalam Wilayah Kabupaten Barito Kuala sebanyak 6 titik batas, dengan realisasi fisik 100 %. 9) Program kerjasama informasi dengan mas media, dengan kegiatan : a) Penyebarluasan informasi pembangunan daerah. Target terbitan media bulanan Batola Membangun yang disebarluaskan ke seluruh desa/kelurahan dan kecamatan sebanyak eksemplar, dengan realisasi fisik eksemplar (100 %). b) Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Target jumlah penayangan/terbitan Informasi/berita penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Barito Kuala melalui berbagai media cetak maupun elektronik lokal maupun nasional sebanyak kali penayangan/publikasi/eksemplar, dengan realisasi fisik 603 (35,59 %). 10) Program perencanaan pembangunan daerah, dengan kegiatan : a) Koordinasi penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah. Target tersedianya laporan penyelengaraan pemerintahan daerah (LPPD) kab. Barito Kuala tahun 2012 sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi fisik 1 dokumen (100 %). b) Koordinasi penyusunan laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ). Target tersediannya laporan keterangan pertanggung jawaban (LKPj) Kepala Daerah Kab. Barito Kuala tahun 2012 sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi fisik 1 dokumen (100 %). 11) Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan, dengan kegiatan : a) Legislasi rancangan peraturan perundang-undangan. Target Jumlah produk hukum daerah berupa 10 buah rancangan peraturan darah (RAPERDA) diajukan dan 100 buah perarturan Bupati serta 300 buah SK Bupati yang diterbitkan/disahkan sebanyak 410 dokumen produk hukum daerah, dengan realisasi fisik sebanyak 278 dokumen produk hukum daerah (67,8 %). 12) Program pembinaan dan pengembangan aparatur, dengan kegiatan : a) Penyusunan instrumen analisis beban kerja. Target tersedianya dokumen analisis beban kerja SKPD sebanyak 30 SKPD, dengan realisasi fisik 100 %. Secara umum, untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( be rdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Sekretariat Daerah sebesar 93,61 %. Sekretariat Daerah telah merealisasikan anggaran belanja sebesar Rp ,- Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp ,-. b. Realisasi Fisik Dan Keuangan Kecamatan Kabupaten Barito Kuala dibagi menjadi 17 wilayah Kecamatan dengan 201 Desa/Kelurahan, sehingga untuk penjelasan capaian realisasi fisik dan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kecamatan aka n dilakukan dengan penyampaian rata-rata cafaian fisik dan keuangan Kecamatan secara menyeluruh akumulatif dari ke 17 Kecamatan yang ada. Kecamatan yang telah menyampaikan laporan realisasi fisik dan keuangan (RFK) kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 133

140 Secara umum, untuk nilai rata-rata realisasi fisik (berdasarkan jumlah prosentasi rata-rata realisasi out put fisik seluruh kecamatan), Kecamatan sebesar 96,63 %. Sedangkan untuk nilai rata-rata realisasi keuangan (berdasarkan jumlah prosentasi rata-rata realisasi out put keuangan seluruh kecamatan), Kecamatan sebesar %. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Pemerintah, terkait erat pada pelaksanaan program dan kegiatan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah, yakni ; Hasil capaian pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 24 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Administrasi Keuangan Daerah oleh DPPKKD No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Pendapatan 1. Jumlah objek pajak Jumlah objek retribusi Jumlah pendapatan ,95 2. Anggaran 1. Realisasi Belanja APBD Realisasi Belanja Tidak Langsung 3. Realisasi Belanja Langsung Aset 1. Jumlah objek asset - 2. Total nilai asset , PPKD 1. Jumlah penerima 24 hibah/bantuan 2. Realisasi penyaluran hibah/bantuan sosial 5. Penanaman modal 1. Total realisasi penanaman modal pemerintah daerah (Rp) 2. Total realisasi penanaman modal di daerah (Rp) Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah 134

141 Berdasarkan data capaian pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, sebagaimana yang disebutkan pada tabel di atas, dapatlah dijelaskan sebagai berikut; 1) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah memegang peranan penting dalam pengendalian pengelolaan keuangan daerah. Pada tahun 2013 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2012, tanggal 14 Desember 2012 tentang APBD Kab. Barito Kuala Tahun 2013 dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013, tanggal 28 Agustus 2013 tentang APBDP Kab. Barito Kuala Tahun 2013, struktur APBD Kab. Barito Kuala tahun 2013 dapat dijabarkan, sebagai berikut ; a) Anggaran pendapatan daerah sebesar Rp ,- b) Anggaran belanja daerah sebesar Rp ,- c) Anggaran pembiayaan daerah (neto) sebesar Rp ,- 2) Hingga triwulan ketiga (bulan Desember) realiasasi keuangan APBD Tahun 2013 berdasarkan struktur anggaran, adalah sebagai berikut ; a) Realisasi pendapatan daerah sebesar Rp ,95 (77,66%), yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah Rp ,95. Pendapatan transfer Rp ,-. Dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp ,- b) Realisasi belanja daerah sebesar Rp ,- (54,24 %), yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung Rp ,- (59,59 %) dan Belanja Langsung Rp ,- (46,92 %). c) Realisasi pembiayaan sebesar Rp ,- (-19,23 %), yang terdiri dari Penerimaan Daerah Rp ,- (5,53 %) dan Pengeluaran Daerah Rp ,- (81,57 %). Grafik 20 Persentase Realisasi Keuangan APBD dan APBDP Kab. Barito Kuala Tahun

142 Sumber : DPPKKD 3) Untuk hibah dan bantuan sosial/keuangan hingga triwulan ketiga (bulan Desember) 2013 telah tersalurkan Hibah Daerah sebesar Rp ,- (45,80 %) dari anggaran sebesar Rp , dan Bantuan Sosial sebesar Rp ,- (64,96 %) dari anggaran sebesar Rp ,-. 4) Untuk data aset pemerintah kabupaten, hingga akhir tahun 2012, berdasarkan laporan keuangan 2012 berjumlah Rp ,24. 5) Hingga bulan Desember 2013 total penanaman modal pemerintah daerah sebesar Rp ,-. Penanaman modal pemerintah daerah ini tersebar pada berbagai Perusahaan Daerah, yakni ; a) Perusahaan Daerah Air Minum sebesar Rp ,- b) Perusahaan Daerah Aneka Usaha Selidah sebesar Rp ,- c) Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat sebesar Rp ,- dan d) Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah/Bank Kalsel sebesar Rp ,- 6) Sedangkan untuk nilai total realisasi penanaman modal di daerah hingga bulan Desember 2013 tercatat sebesar Rp ,-, yang terdiri dari ; a) Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp ,-, dan Penanam modal dalam negeri (PMDN) terbesar di Kab. Barito Kuala adalah PT. Putra Adil Laksana ( sektor sekunder ) dengan nilai investasi sebesar Rp ,-. b) Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp , -. Dengan penanam modal asing terbesar adalah PT. Gelora Citra Kimia Abadi dengan nilai investasi sebesar Rp ,-. 136

143 Hasil capaian pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Inspektorat kabupaten, dapat digambarkan pada tabel di bawah ini ; Tabel 25 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib OTDA Oleh Inspektorat Kabupaten No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Akuntability 1. Jumlah obrik 144 Sumber : Inspektorat Kabupaten 2. Jumlah temuan Jumlah 400 rekomendasi temuan Berdasarkan tabel capaian data subtantif pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Inspektorat Kabupaten di atas, dapatlah dijelaskan sebagai berikut; 1) Telah dilaksanaan pemeriksaan reguler kepada 3 (tiga) objek pemeriksaan (obrik) meliputi Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Peternakan dan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan. Hasil pemeriksaan tidak mendapatkan temuan. Total pemeriksaan reguler yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 hingga bulan Desember berjumlah 24 Obrik. 2) Sedangkan untuk Reviu Laporan Keuangan SKPD pada bulan Desember dilaksanakan pada 45 Obrik (SKPD), p emeriksaan ditujukan kepada Laporan Keuangan Semesteran Tahun Total Reviu Laporan Keuangan SKPD pada tahun 2013 sebanyak 90 Obrik, dengan materi pemeriksaan Laporan Keuangan Akhir Tahun 2012 dan Laporan Keuangan Semesteran Tahun ) Total jumlah temuan atas pemeriksaan Irban I, II dan III, hingga bulan Desember 2013 sebanyak 280 temuan terdiri dari 246 temuan atas pemeriksaan reguler dan 34 temuan atas Reviu Laporan Keuangan SKPD. 4) Total jumlah rekomendasi atas pemeriksaan Irban I, II dan III, hingga bulan Desember 2013 sebanyak 400 rekomendasi terdiri dari 366 rekomendasi atas pemeriksaan reguler dan 34 rekomendasi atas Reviu Laporan Keuangan SKPD. Grafik 21 Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Reguler dan Reviu Laporan Keuangan SKPD Tahun

144 Sumber : Inspektorat Kabupaten Hasil capaian pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Kantor Pelayanan Terpadu, dapat digambarkan pada tabel di bawah ini ; Tabel 26 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Pemerintahan Umum Oleh KPT No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Perizinan 1. Jumlah Pemohon izin Jumlah izin yg diterbitkan Pendapatan 1. Jumlah SKRD yang dikeluarkan 133 Sumber : Kantor Pelayanan terpadu Berdasarkan tabel capaian data subtantif pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Kantor Pelayanan Terpadu di atas, dapatlah dijelaskan sebagai berikut : 1. Ada 173 buah permohonan perizinan ke KPT. Total selama tahun 2013, terdapat masyarakat yang mengajukan permohonan perizinan pada Kantor Pelayanan Terpadu yang terdiri dari ; a) Permohonan perizinan umum sebanyak permohonan seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 118 permohonan, izin SITU/HO 60 permohonan, izin domisili 576 permohonan, SIUP 198 permohonan baru, 138

145 TDP 275 permohonan perpanjangan/izin baru, IJUK 114 permohonan perpanjangan serta izin hiburan 13 ; b) Permohonan perizinan kesehatan sebanyak 3 permohonan seperti Izin asisten apoteker 1 permohonan, izin apotik 1 permohonan, dan izin lanoratorium kesehatan 1 permohonan. 2. Dari berbagai permohonan perizinan yang telah diajukan hingga bulan Desember (sebanyak permohonan) telah disetujui/diterbitkan izin sebanyak 2.352, izin meliputi ; a) Perizinan umum sebanyak izin seperti Izin Mendirikan Bangunan izin, izin SITU/HO 60 izin, izin trayek 2 izin, izin domisili 568 izin, SIUP 199 izin, TDP 275 izin perpanjangan/izin baru, IUJK 114 izin perpanjangan/baru, izin hiburan 11 izin, log pond 1 izin dan izin operasional pendidikan 12 izin; b) Perizinan kesehatan sebanyak 46 izin seperti praktek doktrer 6 izin, izin apoteker 6 izin, Izin asisten apoteker 5 izin, izin optik 1 izin, izin lanoratorium kesehatan 1 izin, izin industri rumah tangga 17 izin, izin kosmetk 5 izin, izin praktek bidan 5 izin. Hasil capaian pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Badan Kepegawaian Daerah, dapat digambarkan pada tabel di bawah ini ; Tabel 27 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Kepegawaian Oleh BKD No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Aparatur 1. Jumlah PNS Jumlah honorer PNS izin belajar PNStugas belajar 1 5. Tingkat Pendidikan S3 Dokter Spesialis S2 S1 Diploma SMA SMP SD

146 No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Golongan IV III II I Jumlah perempuan yg 148 menduduki jabatan structural 8. Jumlah jabatan struktural yg 54 tidak terisi 2. Diklat 1. Jumlah PNS berdasarkan Diklat perjenjangan structural 2. Pelaksanaan diklat struktural dan fungsional Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Dari data capaian pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Badan Kepegawaian Daerah, sebagaimana yang disebutkan pada tabel di atas, dapatlah dijelaskan sebagai berikut; 1) Hingga triwulan keempat (Januari-Desember) 2013, jumlah PNS dilingkup Pemerintah Kab. Barito Kuala sebanyak 5.648, jumlah ini dalam perkembangannya mengalami pengurangan dan atau penambahan sebanyak 128 orang, dari jumlah PNS pada awal tahun 2013 sebanyak orang, pengurangan atau penambahan PNS ini disebabkan, antara lain ; a) PNS mendapat BUP b) PNS meminta pensiun dini, dan c) PNS meninggal dunia. d) PNS mutasi keluar kabupaten e) PNS mutasi masuk kabupaten f) PNS diangkat 2) Dalam komposisi jabatan struktural di Pemerintah Kab. Barito Kuala, dari total jabatan struktural yang tersedia sebanyak 681 jabatan, hingga bulan Desember 2013 telah terisi sebanyak 627 jabatan (92,07%) dan belum terisi sebanyak 54 jabatan (7,92%). Adapun komposisi jabatan struktural yang belum terisi, meliputi : a) Jabatan eselon II sebanyak 4 orang b) Jabatan eselon III sebanyak 5 orang c) Jabatan eselon IV sebanyak 45 orang Sedangkan untuk keterwakilan perempuan yang menduduki jabatan struktural sebanyak 148 orang dan laki-laki sebanyak 488 orang. Artinya dari 636 jabatan 140

147 struktural yang terisi saat ini, sebesar 23,27 % jabatan telah diduduki oleh perempuan dengan komposisi sebagai berikut; a) Jabatan eselon II sebanyak 1 orang b) Jabatan eselon III sebanyak 23 orang c) Jabatan eselon IV sebanyak 124 orang 3) Hingga bulan Desember 2013 dari 636 orang yang menduduki jabatan sturktural, hanya 611 orang PNS yang telah mengikuti diklat penjenjangan struktural. Namun ada pula pegawai yang telah mengikuti diklat penjenjangan struktural tetapi belum menduduki jabatan struktural dikarenakan tugas belajar dan pernah mendapat hukuman disiplin. 4) Terkait dengan tingkat pendidikan PNS lingkup Pemerintah Kab. Barito Kuala sebagian besar telah didominasi oleh lulusan S1/DIV sebanyak orang (34,52 %) dan lulusan D III/II/I sebanyak orang (32,95%), sedangkan untuk PNS dengan pendidikan SMA ke bawah sebanyak orang (30,57%). Grafik 23 Perbandingan Jumlah PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah 5) Berikut ini digambarkan mengenai perbandingan tingkat golongan ruang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan honorer di Kab. Barito Kuala ; 141

148 Grafik 24 Perbandingan Jumlah PNS Berdasarkan Golongan Ruang PNS dan Honorer di Kab. Barito Kuala Tahun PNS Gol IV PNS Gol III PNS Gol II PNS Gol I Honorer Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Berdasarkan grafik diatas dapat dicermati bahwa komposisi PNS yang menduduki golongan ruang III paling besar dengan jumlah orang. Dalam jangka panjang ( 8 tahun kedepan ) dimungkinkan terjadi offer capacity PNS yang menduduki golongan III c dalam hal ini dapat dikhawatirkan berdampak pada tuntutan menduduki jabatan struktural tertentu oleh PNS, yang jumlahnya sangat terbatas. Untuk itu diperlukan kebijakan dan langkah strategis khusus untuk menghadapi situasi seperti ini. Hasil capaian pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian oleh Sekretariat DPRD, dapat digambarkan pada tabel di bawah ini ; Tabel 28 Data Subtantif Penyelenggaraan Urusan Wajib Pemerintahan Umum Oleh Sekretariat DPRD No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian Harmonisasi kegiatan Legislatif-Eksekutif 1. Intesitas kunjungan anggota DPRD (reses) 7 2. Rapat Paripurna

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA Jl. PANGERAN ANTASARI, NO.1 TELP. (0511) 4799041, FAX (0511) 4799039, WEBSITE : www.baritokualakab.go.id, MARABAHAN =======================================================

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN ALOKASI DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, Menimbang

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2012 Jl. Jend. Sudirman Km. 3,5 telp. (0511) 4799105 70511 Nama PA/KPA : H. MAHALI, SH : DINAS PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT Hal 1 dari

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KEGIATAN WILAYAH PERKOTAAN MARABAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KEGIATAN WILAYAH PERKOTAAN MARABAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KEGIATAN WILAYAH PERKOTAAN MARABAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

16. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

16. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 16. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 199 Acuan Rekomendasi Pupuk (kg/ha) Kalimantan Selatan 1. Aluh-Aluh 250 100*

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

Propinsi KALIMANTAN SELATAN. Total Kabupaten/Kota

Propinsi KALIMANTAN SELATAN. Total Kabupaten/Kota Propinsi KALIMANTAN SELATAN Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 13 : 151 : Rp. 140.050 : Rp. 14.281 : Rp. 154.330 235 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2013 Jl. Jend. Sudirman Km. 3,5 telp. (0511) 4799105 Marabahan 70511 Nama PA/KPA Instansi Alamat Kantor : H. MAHALI, SH : DINAS PEKERJAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

Data Agregat per Kecamatan

Data Agregat per Kecamatan Data Agregat per Kecamatan Kabupaten Barito Kuala Jumlah Penduduk Jumlah Kabupaten Penduduk Barito Kuala Kabupaten berdasarkan Barito hasil Kuala SP2010 berdasarkan sebanyak 276.066 hasil SP2010 orang

Lebih terperinci

Lampiran I.63 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.63 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 /Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota 8. KOTA BANJARMASIN

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : TANAH LAUT 63.01 TANAH LAUT 1.363 161.086 338.449 1 63.01.01 TAKISUNG 1.191 16.142 33.333 2 63.01.02 JORONG 18.505 16.061 34.566 3 63.01.03 PELAIHARI 3.482 34.358 1.840 4 63.01.04 KURAU.036

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI LAHAN RAWA DALAM MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI LAHAN RAWA DALAM MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI LAHAN RAWA DALAM MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN Ir. Tarjidin Noor, MT. Kepala Dinas PU Kab. Hulu Sungai Selatan Disampaikan Pada Acara Pertemuan Konsultasi Regional O&P Prasarana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 34 /KUM/2013 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 34 /KUM/2013 TENTANG BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/ 34 /KUM/2013 TENTANG PENUNJUKAN PELAKSANA OPERASIONAL TEKNIS KOMPUTERISASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN KECAMATAN DAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi dan Arah Kebijakan dan Dalam rangka pencapaian visi dan misi yang diuraikan dalam tujuan dan sasaran, penyusunan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan. adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

Pemetaan Potensi Investasi di Kabupaten Barito Kuala 2014

Pemetaan Potensi Investasi di Kabupaten Barito Kuala 2014 Gambaran Umum Kabupaten Barito Kuala 1. Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Barito Kuala dengan ibukotanya Marabahan terletak paling barat dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas : -

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 09 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 09 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 09 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 b BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 6 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 6 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2012 2031 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

2 Indonesia tentang Batas Daerah Kabupaten Banjar dengan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan; Mengingat :1. Undang-Undang Darurat Nomor

2 Indonesia tentang Batas Daerah Kabupaten Banjar dengan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan; Mengingat :1. Undang-Undang Darurat Nomor No.1251, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Kabupaten Banjar. Kabupaten Barito Kuala. Kalimantan Selatan. Batas Daerah. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN D A F T A R I S I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL.... ix DAFTAR GAMBAR.... xi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... I 1 B. DASAR HUKUM... I 1 C. GAMBARAN UMUM DAERAH...

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN JEJANGKIT

PROFIL KECAMATAN JEJANGKIT PROFIL KECAMATAN JEJANGKIT I. SEJARAH SINGKAT KECAMATAN Kecamatan Jejangkit berdiri sejak Tahun 2004 yang merupakan hasil dari Pemekaran Kecamatan Mandastana yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Sejarah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau Indonesia. Ibukotanya terletak di Bagansiapiapi, kota terbesar,

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci