Intisari. Kata kunci:kadar CD4, Infeksi Oportunistik dan HIV/AIDS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Intisari. Kata kunci:kadar CD4, Infeksi Oportunistik dan HIV/AIDS"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KADAR CD4 TERHADAP KEJADIAN INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KLINIK MELATI RSUD DR. SOEDARSO KOTA PONTIANAK TAHUN 2013 Diana Natalia, 1 Wiwi E Susanti, 2 Afifah Mukarromah. 3 Intisari Latar Belakang. Laporan Epidemiologi AIDS Global menunjukan bahwa terdapat 34 juta orang dengan HIV di seluruh dunia. Pada tahun 2013 jumlah kasus HIV dan AIDS yang dilaporkan berjumlah dan kasus AIDS di Indonesia, sedangkan di RSUD dr. Soedarso sendiri terdapat 36 kasus HIV pada bulan Januari sampai Juni tahun HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yaitu limfosit CD4, sehingga semakin berkembangnya penyakit HIV di tubuh, maka jumlah limfosit CD4 juga semakin menurun yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi oportunistik. Tujuan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan kadar CD4 terhadap kejadian infeksi oportunistik. Metodologi. Desain penelitian ini menggunakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak Tahun Sampel pada penelitian ini berjumlah 85sampel. Penelitian dilakukan dengan melihat kadar CD4 dan infeksi oportunistik yang ada di rekam medik pasien di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak Tahun Hasil. Uji statistik Chi-square menunjukkan kadar CD4 memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS di klinik melati RSUD dr. Soedarso (p= 0.00). Rata-rata kadar CD4 yang didapatkan adalah 165 sel/µl dengan infeksi oportunistik yang tersering adalah tuberkulosis (27,9%), diikuti dengan diare (25,6%) dan kandidiasis orofaringeal (11,6%). Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar CD4 terhadap kejadian infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS di klinik melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak Tahun 2013 Kata kunci:kadar CD4, Infeksi Oportunistik dan HIV/AIDS Keterangan 1) Departemen Parasitologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. 2) Klinik Melati, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat 3) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. 3

2 THE RELATION OF CD4 LEVEL WITH THE INCIDENCE OF OPPORTUNISCTIC INFECTION AMONG HIV/AIDS PATIENT AT MELATI CLINIC IN RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK 2013 Diana Natalia, 1 Wiwi E Susanti, 2 Afifah Mukarromah. 3 Abstract Background. AIDS Global Epidemiology Report showed that 34 billion people were infected by HIV around the world. In 2013, there are cases of HIV and AIDS cases in Indonesia from January until June 2013, there are 36 HIV cases in RSUD dr. Soedarso. HIV attacks CD4 lymphocytes immune system, so as the disease develops in the body, the number of CD4 lymphocyte was also decreased which can increase the risk of opportunistic infections. Objective. The aim of this study is to determine the relation beetween CD4 and opportunistic infections. Method. This study use an analytical study with cross sectional method. This research has held at Melati Clinic in RSUD dr. Soedarso Pontianak. There are 85 sampel in this was study. This study is based on patient medical record Results. Chi-Square test results showed that CD4 level has a siginificant relation with opportunistic infection incidency in HIV/AIDS patient at Melati Clinic in RSUD Dr. Soedarso (p=0.00). The average value of the levels of CD4 cell was 165 cell/µl and the most common opportunistic infection is tuberculosis (27.9%), followed by diarrhea (25,6%) and oropharyngeal candidiasis (11,6%). Conclusion. There is significant relation beetween CD4 level with opportunistic infection incident in HIV/AIDS patient at Melati Clinic RSUD Dr. Soedarso Pontianak in Keywords: CD4 level, opportunistic infection and HIV/AIDS Notes 1) Department of Parastology, Medical School, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West Borneo. 2) Melati Clinic, dr. Soedarso State Province Hospital, Pontianak, West Borneo. 3) Medical School, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West Borneo. 4

3 PENDAHULUAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan segala penyakit yang datang. Gejala yang umumnya timbul antara lain demam, batuk atau diare yang terus-menerus. Kumpulan gejala penyakit akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh inilah yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). 1 Laporan Epidemiologi AIDS Global menunjukkan bahwa terdapat 34 juta orang dengan HIV di seluruh dunia, 2 Jumlah kasus HIV dan AIDS yang dilaporkan 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013 adalah kasus HIV dan kasus AIDS di Indonesia. Kalimantan Barat yang dilaporkan dari tahun 1987 sampai dengan 31 Desember 2013 terdapat kasus infeksi HIV dan AIDS kasus, 3 sedangkan jumlah kasus HIV positif di RSUD dr Soedarso yang dilaporkan dari bulan Januari sampai Juni 2013 sebanyak 36 kasus. 4 Satu akibat dari infeksi HIV adalah kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. HIV membunuh satu jenis sel darah putih yang disebut sel CD4. Sel ini adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh dan jika jumlahnya kurang, sistem tersebut menjadi terlalu lemah untuk melawan infeksi. 1 Jumlah sel CD4 merupakan penanda terbaik untuk melihat perkembangan infeksi oportunistik. 5 Infeksi yang terjadi saat lemahnya pertahanan tubuh disebut oportunistik. 6 Semakin berkembangnya penyakit HIV di tubuh, maka jumlah limfosit CD4 juga semakin menurun yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi oportunistik. 7 Infeksi oportunistik yang paling umum dijumpai di Indonesia adalah tuberkulosis paru, PCP (Pneumonia pneumocystis cranii), kandidiasis, diare, dermatitis, Herpes zooster, Herpes simplex, limfadenopati generalisata persisten, toksoplasmosis dan enchephalopati. 4 5

4 TUJUAN PENELITIAN Mengetahui hubungan kadar CD4 terhadap kejadian infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak Tahun Tujuan Khusus Untuk mengetahui kadar CD4 penderita HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak Tahun 2013, mengetahui kejadian infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak Tahun 2013 dan mengetahui prevelensi, insidensi dan anga mortalitas HIV di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak Tahun 2013 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien baru rawat jalan HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak bulan Januari sampai Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah sampel sebanyak 85 sampel penelitian. Pemilihan sampel dilakukan melalui teknik Non Probability Sampling, yaitu dengan cara pengambilan sampel Consecutive Sampling dan didapatkan sampel minimal 79 sampel. Data penelitian ini dikumpulkan melalui rekam medik dan diuji dengan menggunakan uji statistik chi-square. Peneliti melakukan analisis univariat dan bivariat terhadap variabel yang disertakan didalam penelitian, yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, kelompok risiko, kadar CD4 dan infeksi oportunistik. HASIL Hasil pada penelitian ini diperoleh sebanyak 96 pasien yang memenuhi kriteria penelitian. Gambaran karakteristik subjek penelitian HIV/AIDS dan infeksi oportunistik dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2. 6

5 Tabel 1. Karakteristik penderita HIV/AIDS dan Infeksi Oportunistik HIV Infeksi Oportunistik Karakteristik Tidak Ya n (%) n (%) n (%) Kelompok usia (Tahun) (2,4) 1 (1,2) 1 (1,2) (1,2) 1 (1,2) 0 (0) (24,7) 7 (8,2) 14 (16,5) (41,2) 8 (9,4) 27 (31,8) (12,9) 2 (2,4) 9 (10,6) (11,8) 2 (2,4) 8 (9,4) (4,7) 2 (2,4) 2 (2,4) (1,2) 0 (0) 1 (1,2) Total 85 (100) Jenis Kelamin Laki-laki 59 (69,4) 16 (18,8) 43 (50,6) Perempuan 26(30,6) 7 (8,2) 19 (22,4) Total 85 (100) Pekerjaan Swasta 45 (52,9) 10 (11,8) 35 (41,2) Ibu Rumah Tangga 16 (18,8) 3 (3,5) 13 (15,3) PNS 2 (2,4) 1 (1,2) 1 (1.2) Petani 1 (1,2) 0 (0) 1 (1,2) Tanpa Keterangan 21 (24,7) 9 (10,6) 12 (14,1) Total Risiko Penularan Pelanggan Pekerja Seksual 34 (40) 9 (10,6) 25 (29,4) Pasangan Risiko Tinggi 21 (24,7) 4 (4,7) 17 (20) IDU 3 (3,5) 0 (0) 3 (3,5) Paparan 2 (2,4) 1 (1,2) 1 (1,2) Tanpa Keterangan 25 (29,4) 9 (10,6) 16 (18,8) Total 85 (100) Kadar CD4 <200 µl/sel 56 (65,9) 7 (8,2) 49 (57,6) 200 µl/sel 29 (34,1) 16 (18,8) 13 (15,3) Total 85 (100) Sumber : Data primer,

6 JENIS INFEKSI OPORTUNISTIK Gambar 1 Jumlah CD4 Infeksi <200 sel/µl Oportunistik CD4 200 sel/µl2 pada pasien HIV/AIDS Gambar 1 Jumlah Infeksi Oportunistik pada penderita HIV/AIDS Prevalensi kasus HIV/AIDS yang didapatkan pada penelitian ini adalah 0,027/1 000 penduduk di Kalimantan Barat dan untuk insidensi kasus HIV/AIDS yang didapatkan sebesar 8,12%. Sedangkan untuk kejadian mortalitas penderita HIV/AIDS di klini melati didapatkan sebanyak delapan pasien (9,41%). Tabel 4.4. Hubungan Kadar CD4 terhadap Kejadian Infeksi Oportunistik Infeksi Oportunistik P Tidak Ya Kadar CD4 (µl/sel) < Jumlah Sumber : Data primer, ,00 8

7 PEMBAHASAN Kelompok usia terbanyak penderita HIV yang mengalami infeksi oportunistik adalah kelompok usia tahun dengan jumlah 27 orang (31,8%). Menurut Vinay et al 7 di India, menyebutkan bahwa kelompok usia produktif (21-40 tahun) menduduki posisi tertinggi penderita infeksi oportunistik, salah satu penyebabnya adalah perubahan pola transmisi yang semakin lama semakin cepat terjadi pada usia muda sehingga manifestasinya juga terlihat lebih cepat. Pada penelitian ini didapatkan laki-laki merupakan penyumbang terbanyak untuk HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik yaitu 43 orang (50,6%), Departemen Kesehatan menyatakan bahwa faktor risiko laki-laki yaitu man, money dan mobile adalah khas untuk kelompok laki-laki risiko tinggi umumnya pada usia produktif >15 tahun. Pekerjaan pasien yang paling tinggi adalah swasta 35 orang (41,2%) sedangkan faktor risiko yang paling tinggi yaitu pekerja seksual sebanyak 25 orang (29,4%), hal ini sejalan dengan data dari ditjen PP&PL bahwa di Indonesia pada triwulan III tahun 2013 didapatkan faktor risiko terbanyak adalah melalui heteroseksual 51,7% dan IDU 1,6%. 8 Infeksi oportunistik yang paling sering dijumpai pada penderita HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD dr Soedarso Kota Pontianak tahun 2013 adalah tuberkulosis sebanyak 24 orang (27,9%) dengan 21 pasien memiliki kadar CD4 <200 sel/µl dan tiga pasien memiliki CD4 200 sel/µl. Data ini sejalan dengan penelitian Lubis ZD 9 di Jakarta bahwa tuberkulosis merupakan infeksi oportunistik terbanyak pada HIV dengan jumlah 62 dari 92 pasien (67,4%). Angka tuberkulosis pada penderita HIV seringkali 40 kali lebih tinggi dibanding angka untuk orang yang tidak terinfeksi HIV 4. Pada HIV lanjut CD4 akan berkurang dalam jumlah maupun fungsinya. Kerusakan sistem imun pada penderita HIV akan menyebabkan tidak aktifnya imunitas selular maupun kerusakan makrofag yang akan berpengaruh pada pertahanan tubuh terhadap tuberkulosis, sehingga HIV dapat meningkatkan kemudahan seseorang terkena infeksi 9

8 Mycobacterium tuberkulosis. Infeksi oportunistik terbanyak kedua yaitu diare sebanyak 22 orang (25,6%), 16 pasien memiliki kadar CD4 <200 sel/µl dan enam pasien memiliki kadar CD4 200 sel/µl. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Debasu 10 di Ethiopia bahwa diare juga termasuk infeksi oportunistik yang paling banyak setelah tuberkulosis yaitu 12 pasien (3,3%). Diare termasuk infeksi oportunistik yang paling sering timbul pada penderita HIV/AIDS baik disebabkan oleh virus HIV maupun dari hygenitas penderita itu sendiri. Sedangkan kandidiasis merupakan infeksi oportunistik terbanyak ketiga setelah diare dengan jumlah 10 pasien (11,6%), dengan enam pasien memiliki kadar CD4 <200 sel/µl dan empat pasien memiliki CD4 200 sel/µl. Kandidiasis yang ditemukan pada penderita HIV di klinik melati adalah kandidiasis orofaringeal. Secara alamiah Candida ditemukan pada tubuh manusia, apabila terjadi suatu perubahan pada inang, jamur ataupun keduanya maka lebih mudah terjadi infeksi. Bila terjadi kontak dengan antigen jamur sel T akan berdiferensiasi dan proliferasi membentuk populasi sel T yang spesifik untuk mengahancurkan jamur patogen tersebut dan pada penderita HIV sistem kekebalan tubuh menurun terutama sel T CD4 sehingga tidak ada yang bisa menghancurkan jamur dan menginfeksi tubuh penderita HIV tersebut. Berdasarkan kalsifikasi dari CDC, kandidiasis biasanya muncul pada stadium klinis B dengan kadar CD4 antara sel/µl 11. Penelitian yang dilakukan Angita 12 di Semarang menyatakan bahwa kandidiasis merupaan infeksi oportunistik terbanyak yaitu 42 pasien dan di Medan oleh Lubis MY 13 juga mendapatkan kandidiasis merupakan infeksi oportunistik terbanyak yaitu 53,6%. Berdasarkan hasil uji statistik hubungan antara kadar CD4 terhadap kejadian infeksi oportunistik didapatkan nilai p sebesar 0,00 (p<0,005), artinya terdapat hubungan yang bermakna antara kadar CD4 terhadap 10

9 kejadian infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS. Pada penelitian ini didapatkan kadar CD4 <200 sel/µl sebanyak 56 pasien (65,9%) dengan 49 pasien mengalami infeksi oportunistik dan tujuh pasien tidak mengalami infeksi oportunistik, sedangkan pasien dengan kadar CD4 200 sel/µl didapatkan sebanyak 29 pasien dengan 13 pasien mengalami infeksi oportunistik dan 16 (34,1%) tidak mengalami infeksi oportunistik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ghate M 14 yang dilakukan di India menunjukan bahwa pasien dengan jumlah CD4 <200 sel/µl memiliki kerentanan enam kali dalam perkembangan infeksi oportunistik dibandingkan dengan jumlah CD4 >350 sel/µl, berdasarkan penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah CD4 yang rendah dapat menyebabkan individu lebih rentan terhadap terjadinya infeksi oportunistik, begitu juga dengan penelitian Debasu 10 yang dilakukan di Ethiopia, didapatkan hasil bahwa adanya hubungan infeksi oportunistik dan kadar CD4 pada penderita HIV dengan nilai p <0,00 dan infeksi oportunistik yang banyak dijumpai adalah tuberkulosis sebanyak 35 dari 360 pasien (9,72%). Sedangkan di Indonesia hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis ZD 9 di Jakarta juga sejalan dengan penelitian ini, didapatkan nilai p sebesar 0,037 yang artinya ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4 terhadap infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS dan didapatkan infeksi oportunistik yang paling banyak adalah tuberkulosis sebanyak 62/92 pasien (67,4%). Penelitian Lubis MY 13 di Medan juga didapatkan nilai p=0,001 yang berarti ada hubungan antara jumlah CD4 dengan infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS akan tetapi infeksi oportunistik yang paling banyak dijumpai adalah kandidiasis oral sebanyak 53,6% diikuti dengan tuberkulosis sebanyak 22,5%, Infeksi oportunistik merupakan penyakit yang disebabkan oleh agen mikroba dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Insiden infeksi 11

10 oportunistik tergantung pada tingkat imunosupresi (terjadi pada jumlah CD4 <200 sel/mm 3. Menurut Hanum 15 bahwa sistem imun penjamu merupakan faktor penting terjadinya infeksi oportunistik pada manusia, apabila terjadi kontak dengan antigen bakteri akan merangsang diferensiasi dan poliferasi sel untuk membentuk populasi sel T yang spesifik yang terdiri dari sel efektor dan sel memori. Rusaknya sistem imun ini akan mempermudah infeksi terjadi. Pada penderita HIV/AIDS, terjadi penurunan jumlah sel T CD4 yang disebabkan oleh kematian CD4 karena virus HIV sehingga infeksi mudah terjadi. Ketika mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, baik itu bakteri, virus, jamur maupun parasit, tubuh merespon dengan sistem imun spesifik maupun non spesifik, sistem imun yang ada antara lain sel CD4, CD8 maupun makrofag yang memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam melawan setiap mikroorganisme. Pada penderita HIV terjadi penurunan sistem imun yaitu sel CD4 yang diakibatkan oleh virus HIV dan mempengaruhi sistem imun lainnya seperti CD8 dan makrofag dalam menjalankan fungsinya. Karena turunnya sel CD4 tersebut, tubuh tidak mampu melawan mikroorganisme yang masuk sehingga infeksi oportunistik mudah terjadi. Semakin turunnya CD4 (<200 sel/µl) maka semakin mudah pula infeksi oportunistik terjadi karena tidak ada yang melawan mikroorganisme tersebut. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar CD4 terhadap kejadian infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak Tahun Rata-rata kadar CD4 penderita HIV/AIDS di klinik melati adalah 165 sel/µl dengan yang paling banyak adalah <200 µl/sel sebanyak 56 pasien dan yang 200 µl/sel didapatkan sebanyak 29 pasien. 3. Infeksi oportunistik yang paling banyak dialami oleh penderita HIV/AIDS di klinik melati adalah tuberkulosis dengan jumlah 24 pasien 12

11 (27,9%) diikuti diare 22 pasien (25,6%) dan kandidiasis orofaringeal 10 pasien (11,6%). 4. Prevalensi pasien HIV/AIDS adalah 0,027/1 000 penduduk Kalimantan Barat dan insidensi penderita HIV/AIDS di klinik melati 8,12%. Sedangakan angka mortalitas pasien yang terinfeksi HIV di klinik melati tahun 2013 sebanyak delapan pasien (9,41%). 13

12 DAFTAR PUSTAKA 1. Chris W. HIV & TB. Jakarta : Spritia; UNAIDS Global Report: UNAIDS Report on The Global AIDS epidemic Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Desember Update Maret Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Juni Sharma S, Dhungana GP, Pokhrel BM dan Rijal BP. Opportunistic infections in relation to CD4 level among HIV seropositive patients from central Nepal. Nepal Med Coll J. 2010; 12 (1): International Association of Providers of AIDS Care. Opportunistic Infections Available at Di unduh pada tanggal 15 mei Vinay KV, Sandeep GN, Vishal KBDN. Study Of The Relationship Between CD4 Count And Clinical Features In HIV Infected Patients In South Indian Population. Indian Journal of Fundamental and Applied Life Sciences ISSN: (Online) An Online International Journal. 2012; 2 (3): Available at 8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d September Update Maret Lubis, ZD. Gambaran Karakteristik Individu dan Faktor Risiko terhadap Terjadinya Infeksi Oportunistik pada Penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Suliati Suroso Tahun Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

13 10. Damtie D, Yismaw G, Desalegn W dan Belay A. Common opportunistic infections and their CD4 cell correlates among HIV-infected patients attending at anti retroviral therapy clinic of Gondar University Hospital, Northwest Ethiopia. BMC Research Notes 2013, 6:534 Available at Nasronudin. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial. Surabaya: AIrlangga University Press; Angita I. Karakteristik Pasien HIV/AIDS dengan Kandidiasis Orofaringeal di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Lubis MY., Hubungan Jumlah Cluster of Differentiation 4 (CD4) dengan infeksi oportunistik pada pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Januari Sampai Desember Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Medan Ghate M, Deshpande S, Triphaty S, Nene M, Gedam P, Godbole S et al. Incidence of common opportunistic infection in HIV-Infected Individuals in Pune, India: analysis by stages of immunosuppression represented by CD4 count. Int Journal infectious Disease. 2009; (13): Hanum SYM. Hubungan Kadar CD4 dengan Infeksi Jamur Superfisialis pada Penderita HIV di RSUP H. Adam Malik Medan. Medan Di akses di: com_journal_review&id=12041&task=view. [Di akses tanggal 09 Januari 2015] 15

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi oportunistik yang paling sering dijumpai pada pasien HIV. Adanya hubungan yang kompleks antara HIV dan TB dapat meningkatkan mortalitas maupun morbiditas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. helper Cluster of Differentiation 4 (CD4) positif dan makrofag),

BAB I PENDAHULUAN. helper Cluster of Differentiation 4 (CD4) positif dan makrofag), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu retrovirus yang menyerang sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T helper Cluster of Differentiation 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh pada manusia. Virus ini akan memasuki tubuh manusia dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency virus

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum HUBUNGAN JENIS INFEKSI OPORTUNISTIK DENGAN MORTALITAS ANAK HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME Studi di RSUP Dr. Kariadi Semarang LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Selama kurun

Lebih terperinci

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS Ardo Sanjaya, 2013 Pembimbing 1 : Christine Sugiarto, dr., Sp.PK Pembimbing 2 : Ronald Jonathan, dr., MSc., DTM & H. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan virus yang menyerang imunitas manusia. Kumpulan gejala penyakit yang muncul karena defisiensi imun tersebut disebut AIDS

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013 i KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013 Oleh : YAATHAVI A/P PANDIARAJ 100100394 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekelompok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekelompok kondisi medis yang menunjukkan lemahnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh memiliki kurang lebih 600 kelenjar getah bening, namun pada orang sehat yang normal

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HARAPAN HIDUP 5 TAHUN PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) / ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum FAKTOR DETERMINAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN JUMLAH CD4 ANAK HIV/AIDS SETELAH ENAM BULAN TERAPI ANTIRETROVIRAL Penelitian Cohort retrospective terhadap Usia, Jenis kelamin, Stadium klinis, Lama terapi

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS INFORMASI TENTANG HIV/AIDS Ints.PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUP H.ADAM MALIK MEDAN & TIM PUSYANSUS HIV/AIDS? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan

Lebih terperinci

Christy B. Tumbelaka Denny J. Ngantung J. Maja P. S

Christy B. Tumbelaka Denny J. Ngantung J. Maja P. S ANGKA KEJADIAN KOMPLIKASI INTRAKRANIAL PADA PENDERITA HIV/AIDS YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2012 JUNI 2013 Christy B. Tumbelaka Denny J. Ngantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.

Lebih terperinci

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) & Acquired Immunodeficieny Syndrome (AIDS) merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL PASIEN KOINFEKSI TB-HIV DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH BALI TAHUN 2013

PROFIL PASIEN KOINFEKSI TB-HIV DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH BALI TAHUN 2013 ISSN: 0-9 E-JURNAL MEDIKA, VOL. NO.7, JULI, 06 PROFIL PASIEN KOINFEKSI TB-HIV DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH BALI TAHUN 0 Dwi Alfian Heru Soraya, Dewa Made Artika Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodefeciency Virus (HIV). AIDS telah dilaporkan oleh lebih dari 93 negara

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Ini terjadi karena banyaknya infeksi oportunistik yang menyebabkan HIV/AIDS semakin berat. Sejalan dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dan AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. AIDS didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus ini adalah virus yang diketahui sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV merusak sistem ketahanan tubuh,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO Dian Wahyu Laily*, Dina V. Rombot +, Benedictus S. Lampus + Abstrak Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang terjadi di

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KASUS HIV/AIDS DENGAN TUBERKULOSIS DI KABUPATEN MERAUKE TAHUN 2011

ABSTRAK GAMBARAN KASUS HIV/AIDS DENGAN TUBERKULOSIS DI KABUPATEN MERAUKE TAHUN 2011 ABSTRAK GAMBARAN KASUS HIV/AIDS DENGAN TUBERKULOSIS DI KABUPATEN MERAUKE TAHUN 2011 Widyannea. M., 2012, Pembimbing I : July Ivone, dr.,m.kk.,mpd.ked. Pembimbing II: Triswaty Wiyata, dr.,m.kes. Tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus RNA berpilin tunggal. HIV menginfeksi dan membunuh helper (CD4) T lymphocytes. Sel-sel lainnya yang mempunyai protein

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perannya melawan infeksi dan penyakit. Infeksi yang terkait dengan. daya tahan tubuh penderita (Murtiastutik, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. perannya melawan infeksi dan penyakit. Infeksi yang terkait dengan. daya tahan tubuh penderita (Murtiastutik, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi sistem imun. Infeksi HIV menyebabkan kerusakan

Lebih terperinci

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2010 TENTANG HIV/AIDS

ABSTRAK PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2010 TENTANG HIV/AIDS ABSTRAK PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2010 TENTANG HIV/AIDS Meta Adhitama, 2011 Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg.,skm Pembimbing

Lebih terperinci

Studi kasus pada pasien di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Studi kasus pada pasien di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA STADIUM KLINIS, VIRAL LOAD DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Studi kasus pada pasien

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia terutama negara berkembang. Munculnya epidemik Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian penderitanya. Departemen

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS. BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Dari kerangka pemikiran di atas dapat dibuat bagian kerangka konsep sebagai berikut: Pasien AIDS Pola Penyakit Kulit Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan

Lebih terperinci

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... I LEMBAR PERSETUJUAN... II PENETAPAN PANITIA PENGUJI... III KATA PENGANTAR... IV PRASYARAT GELAR... V ABSTRAK... VI ABSTRACT... VII DAFTAR ISI... VIII DAFTAR TABEL... X Bab I.

Lebih terperinci

Oleh: HAFIS NOVYAN NIM:

Oleh: HAFIS NOVYAN NIM: GAMBARAN MIKROSKOPIS BASIL TAHAN ASAM (BTA) PADA PASIEN SUSPEK KOINFEKSI TUBERKULOSIS PARU-HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) YANG BEROBAT DI KLINIK CARE SUPPORT AND TREATMENT (CST) PUSYANSUS RSUP. HAJI

Lebih terperinci

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2007-2011 Eggi Erlangga, 2013. Pembimbing I : July Ivone, dr., M.KK., MPd.Ked. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab dari timbulnya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), masih menjadi masalah kesehatan utama secara

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum HUBUNGAN ANTARA STADIUM KLINIS, VIRAL LOAD DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

INSIDENSI HEPATITIS B PADA PASIEN HIV- AIDS DI KLINIK VCT PUSYANSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI TAHUN DESEMBER TAHUN 2012

INSIDENSI HEPATITIS B PADA PASIEN HIV- AIDS DI KLINIK VCT PUSYANSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI TAHUN DESEMBER TAHUN 2012 INSIDENSI HEPATITIS B PADA PASIEN HIV- AIDS DI KLINIK VCT PUSYANSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI TAHUN 2010- DESEMBER TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Oleh: THILAKAM KANTHASAMY 100 100 415 FAKULTAS

Lebih terperinci

Profil Pasien Kandidiasis Oral dengan Koinfeksi Tuberkulosis- HIV di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso

Profil Pasien Kandidiasis Oral dengan Koinfeksi Tuberkulosis- HIV di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso Profil Pasien Kandidiasis Oral dengan Koinfeksi Tuberkulosis- HIV di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso Profile of Oral Candidiasis Patients with Tuberculosis and HIV Co-infection

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4 positif, makrofag, dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian terpenting dari sistem kekebalan tubuh, Sel ini juga

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dipengaruhi epidemi ini ditinjau dari jumlah infeksi dan dampak yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dipengaruhi epidemi ini ditinjau dari jumlah infeksi dan dampak yang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Epidemi Human immunodeficiency virus (HIV) / Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan krisis global dan tantangan yang berat bagi pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual dengan pasangan penderita infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodefiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP. Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP. Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP.

Lebih terperinci

Hubungan Jumlah Cluster of Differentiation 4 (CD4) dengan Infeksi Oportunistik Pada Pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DOK II Jayapura

Hubungan Jumlah Cluster of Differentiation 4 (CD4) dengan Infeksi Oportunistik Pada Pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DOK II Jayapura JURNAL BIOLOGI PAPUA ISSN: 2086-3314 Volume 7, Nomor 1 April 2015 Halaman: 16 21 Hubungan Jumlah Cluster of Differentiation 4 (CD4) dengan Infeksi Oportunistik Pada Pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015, United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa secara global sekitar 36.7 juta orang hidup dengan HIV dan 2.1 juta orang baru terinfeksi

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011 Rinaldy Alexander, 2014. Pembimbing : July Ivone, dr, MKK, MPd.Ked Prof. Dr dr. Susy Tjahjani, M.Kes Latar belakang

Lebih terperinci

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017 ISSN:0-9 E-JURNAL MEDIKA,VOL NO,MARET 07 KARAKTERISTIK PENDERITA AIDS DAN INFEKSI OPORTUNISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JULI 0 SAMPAI JUNI 0 Putri Uli Saktina, Bagus Komang Satriyasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian di dunia dan Indonesia. Penyakit ini memiliki

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA INDRAMAYU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA INDRAMAYU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA INDRAMAYU PERIODE 1 JANUARI 2013 31 DESEMBER 2014 Gregorius Louis Agung Tanusantoso, 2016 Pembimbing 1 : Rimonta F. Gunanegara, dr.,

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS Tahun 2016 Relationship Between Knowledge

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi

Lebih terperinci

PROFIL KADAR CD4 TERHADAP INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PENDERITA HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS

PROFIL KADAR CD4 TERHADAP INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PENDERITA HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PROFIL KADAR CD4 TERHADAP INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PENDERITA HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS / ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME (HIV/AIDS) DI RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Kurnia Fitri Jamil Abstrak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia

Lebih terperinci

GAMBARAN PENULARAN DAN STIGMA PADA PEREMPUAN DENGAN

GAMBARAN PENULARAN DAN STIGMA PADA PEREMPUAN DENGAN ABSTRAK GAMBARAN PENULARAN DAN STIGMA PADA PEREMPUAN DENGAN Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome DI KLINIK SWASTA KHUSUS KOTA BANDUNG Ardi Soeharta Chandra, 2013 Pembimbing:

Lebih terperinci

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH. PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : FATHIRAH AINA BT. ZUBIR NIM : 070100405 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 16 BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori Patogenesis Definisi Inflamasi KGB yang disebabkan oleh MTB Manifestasi Klinis a. keras, mobile, terpisah b. kenyal dan terfiksasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA PASIEN HIV/AIDS DI YAYASAN SPIRIT PARAMACITTA DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA PASIEN HIV/AIDS DI YAYASAN SPIRIT PARAMACITTA DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA PASIEN HIV/AIDS DI YAYASAN SPIRIT PARAMACITTA DENPASAR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 2.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. 2.2 Tempat dan waktu penelitian Dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua yang menginfeksi manusia. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah dikenal sejak tahun 1983 dan termasuk dalam golongan retrovirus. HIV menyerang sistem imun yang secara bertahap akan menimbulkan

Lebih terperinci

The Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013

The Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013 The Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013 Angka Kejadian Konjungtivitis di RS Pedesaan dibandingkan dengan RS Perkotaan 1 Januari -31 Desember

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN ANGKATAN 2010 TENTANG PERANAN KONDOM TERHADAP PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS Oleh: VINCENT 100100246 FAKULTAS KEDOKTERAN MEDAN 2013 ii TINGKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health

Lebih terperinci

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUP. HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUP. HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009 PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUP. HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009 Oleh : Hairil Azhar Bin Mohamad Nordin 070100444 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari penyakit menular di seluruh dunia

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS Oleh : ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) adalah sindrom kekebalan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia.

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS TAMBAR KEMBAREN Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU 1 PENGENALAN HIV(Human Immunodeficiency Virus) ad alah virus yang menyerang SISTEM KEKEBALAN tubuh

Lebih terperinci

HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014.

HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014. HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014 Oleh : PUTRI YUNITA SIREGAR 120100359 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016 Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado 1 I Putu G. E. Putrawan 2 Pieter L. Suling 2 Christy

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 Ferdinand Dennis Kurniawan, 1210122 Pembimbing I : Dr.Jahja Teguh Widjaja, dr., SpP.,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Insidensi infeksi HIV-AIDS secara global cenderung semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). 10,11 Virus ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang diantaranya Acquired Immuno Defesiiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2013, United Nations Program on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa diperkirakan 35,3 juta orang hidup dengan HIV secara global. Wilayah yang terkena dampak

Lebih terperinci