PENGARUH LAMA PENYINARAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PACKABLE TERHADAP KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) BAHAN RESTORASI NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LAMA PENYINARAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PACKABLE TERHADAP KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) BAHAN RESTORASI NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 PENGARUH LAMA PENYINARAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PACKABLE TERHADAP KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) BAHAN RESTORASI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta Diajukan Oleh: ERA KARINA J FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2 2

3 EFFECT OF EXPOSURE TIME ON COMPRESSIVE STRENGTH OF PACKABLE NANOFILLED RESIN COMPOSITE AS RESTORATIVE MATERIALS Era Karina 1, Ana Riolina 2, Nanang Krisnawan 2 1 Student of Dentistry, Dentistry Faculty, University of Muhammadiyah Surakarta 2 Lecturer of Dentistry, Dentistry Faculty, University of Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT Nanofilled resin composites are recognized to combine the good mechanical strength of the hybrids and the best polish of the microfills. One of the mechanical properties that should be considered is compressive strength due to masticatory force on restoration. A resin composite is composed by organic polymer matrix, inorganic filler, coupling agent, and the initiator-accelerator system. Light activated resin composite polymerization is initiated by light cure unit. This process has complicated relationship with resin properties. One factor that can modulate the mechanical properties is exposure time therefore that should be watched the effect of exposure time on compressive strength of resin composite. For measuring the compressive strength, 5 specimens of each group were prepared in customized acrylic cylindrical mould of 8 x 4 mm and were exposured by light cure unit for 20s, 40s, and 60s. All specimens were immersed in artificial saliva and incubated at 37 C for 24h. The compressive test was determined by loading using a Universal Testing Machine at a crosshead speed of 0.5mm/min. Results were statistically analysed using one-way ANOVA with 95 % confidence interval. Statistical result showed that exposure time has no effect on compressive strength of packable nanofilled resin composite (p > 0.05). Key words: compressive strength, exposure time, nanofilled PENGARUH LAMA PENYINARAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PACKABLE TEHADAP KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) BAHAN RESTORASI INTISARI Resin komposit nanofil diakui sebagai bahan dengan kekuatan mekanik setara komposit jenis hibrid dan kualitas polis setara komposit jenis mikrofil. Salah satu sifat mekanik yang perlu diperhatikan adalah kekuatan tekan, sebab adanya beban pengunyahan pada restorasi. Resin komposit tersusun atas matriks organik, bahan pengisi anorganik, agen pengikat, dan bahan inisiator-akselerator. Polimerisasi resin komposit aktivasi sinar, diinisiasi oleh lampu pengeras. Proses polimerisasi ini memiliki hubungan yang kompleks dengan sifat bahan, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah durasi penyinaran sehingga perlu diteliti pengaruh lama penyinaran resin komposit terhadap kekuatan tekan. Penelitian ini diawali dengan pembuatan sampel dari resin komposit nanofil packable aktivasi sinar yang dicetak dalam cetakan akrilik berbentuk silindris dengan ukuran tinggi 8 mm dan diameter 4 mm. Selanjutnya sampel disinari selama 20, 40, dan 60 detik menggunakan lampu pengeras. Sampel yang mengeras direndam dalam saliva buatan kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Sampel diuji kekuatan tekan 3

4 menggunakan beban dari Universal Testing Machine dengan kecepatan tekan sebesar 0.5mm/menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one-way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan bahwa lama penyinaran tidak mempengaruhi kekuatan tekan bahan restorasi nanofil packable (p > 0.05). Kata kunci: kekuatan tekan, lama penyinaran, nanofil PENDAHULUAN Resin komposit nanofil diakui sebagai bahan dengan kekuatan mekanik setara komposit jenis hibrid dan kualitas polis setara komposit jenis mikrofil. [1] Salah satu sifat mekanik yang perlu diperhatikan adalah kekuatan tekan, sebab adanya beban pengunyahan pada restorasi. [2] Resin komposit tersusun atas matriks organik, bahan pengisi anorganik, agen pengikat, dan bahan inisiatorakselerator. Polimerisasi resin komposit aktivasi sinar diinisiasi oleh lampu pengeras. [3] Proses polimerisasi ini memiliki hubungan yang kompleks dengan sifat bahan, [4] salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah durasi penyinaran [5] sehingga perlu diteliti pengaruh lama penyinaran resin komposit terhadap kekuatan tekan. Proses polimerisasi resin komposit terdiri dari beberapa tahap, yakni induksi, propagasi, transfer rantai, terminasi. Tahap awal reaksi dikontrol oleh dua proses, yakni aktivasi dan inisiasi. Aktivasi merupakan proses untuk menghasilkan radikal bebas yang dapat diperoleh dari aktivasi molekul penghasil radikal bebas, salah satunya dengan menggunakan sinar tampak. [6] Fotoinisiator yang terkandung dalam bahan akan menyerap energi dari sumber sinar sehingga monomer dalam struktur molekul keluar menjadi fase aktif dan selanjutnya berubah menjadi polimer. [5] Perubahan dari monomer menjadi polimer dapat dinotasikan dalam derajat konversi. Konversi tersebut secara langsung berpengaruh pada sifat bahan, terutama sifat mekanik. [7] Derajat konversi merupakan persentase dari karbon-karbon ikatan ganda (-C=C-) yang berubah menjadi ikatan tunggal (-C C-) selama proses pengerasan untuk membentuk polimer resin. Meningkatnya nilai derajat konversi, dapat meningkatkan kekuatan, ketahanan penggunaan, dan sifat penting lainnya. Nilai tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti komposisi resin komposit, transmisi sinar ke dalam bahan, konsentrasi sensitizer, inisiator, dan inhibitor, [6] sumber sinar yang digunakan, panjang gelombang sinar, metode aktivasi foto, warna resin komposit, [8] intensitas sinar, tipe tip LCU, suhu yang dihasilkan tip LCU, paparan radiasi dan jarak penyinaran. [9] Rendahnya nilai derajat konversi mengindikasikan bahwa terdapat sejumlah monomer yang tidak bereaksi (terjebak atau bebas). [1] Salah satu strategi untuk memaksimalkan DC dan meminimalisir elusi monomer sehingga memberikan energi yang cukup pada bahan adalah dengan meningkatkan waktu pengerasan. [10] Besarnya energi yang diberikan pada bahan dapat mempercepat pelepasan radikal bebas sehingga mempercepat pembukaan ikatan ganda dalam kelompok metakrilat. Oleh sebab itu meningkatkan waktu radiasi dari 10 detik menjadi 20 detik dapat meningkatkan DC bahan secara signifikan. [7] METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratoris dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. 4

5 KEKUATAN TEKAN (MPa) Penelitian diawali dengan pembuatan sampel dari resin komposit nanofil packable aktivasi sinar yang dicetak dalam cetakan akrilik berbentuk silindris dengan ukuran tinggi 8 mm dan diameter 4 mm. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 sampel, terbagi dalam 3 kelompok yakni kelompok penyinaran 20 detik (kontrol), 40 detik, dan 60 detik. Selanjutnya sampel disinari menggunakan lampu pengeras dengan lama penyinaran sesuai kelompok. Sampel yang telah disinari direndam dalam saliva buatan kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Sampel diuji kekuatan tekan menggunakan beban dari universal testing machine dengan kecepatan tekan sebesar 0.5mm/menit. Sampel yang diberikan tekanan, diamati hingga tampak adanya kerusakan [2] dan adanya nilai gaya maksimum dalam satuan kilogram-force (kgf) yang tertera pada monitor UTM. Nilai dalam satuan tersebut kemudian diolah menggunakan rumus CS = F x 9.087/A dengan keterangan F adalah besar gaya yang terdata dalam satuan kilogram-force (kgf), merupakan nilai gravitasi, dan A menunjukan luas alas dalam satuan milimeter persegi (mm 2 ) sehingga diperoleh nilai kekuatan tekan (CS) dalam satuan megapaskal (MPa). [13] HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Terpadu Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada dan Laboratorium Bahan, Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada pada bulan November Hasil uji kekuatan tekan dapat dilihat pada Gambar 1. Tahap selanjutnya, melakukan uji normalitas data. Hasil yang diperoleh tertera pada Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan bahwa data yang ada terdistribusi normal (p > 0.05). Tahap berikutnya adalah uji homogenitas menggunakan uji Levene. Hasil uji ini terlihat pada Tabel 2. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar atau p > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang ada homogen HASIL UJI KEKUATAN TEKAN ,38 635,22 671,4 869,63 913, ,32 735,79 815, ,8 1104, ,39 882,65 939, , ,22 Gambar 1. Hasil uji kekuatan tekan sampel yang disinari selama 20, 40, dan 60 detik Tabel 1. Hasil uji normalitas data kekuatan tekan sampel kelompok 20, 40, dan 60menggunakan uji Shapiro-Wilk Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Kekuatan Tekan

6 Tabel 2. Hasil uji homogenitas data kekuatan tekan sampel kelompok 20, 40, dan 60 detik menggunakan Levene Test Levene Statistic df1 df2 Sig Tabel 3. Hasil uji one-way ANOVA data kekuatan tekan sampel kelompok 20, 40, dan 60 detik SumofSquares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Gambar 2. Kerusakan sampel setelah diberi tekanan oleh compressive die pada UTM (Peneliti, 2014) Berdasarkan nilai signifikansi data pada Tabel 1 dan 2, analisis data dapat dilanjutkan ke uji parametrik one-way ANOVA. Hasil uji tertera pada Tabel 3 yang menunjukkan nilai p sebesar atau p>0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa lama penyinaran tidak berpengaruh terhadap kekuatan tekan resin komposit nanofil. Resin komposit yang mendapatkan energi dari LCU akan mengalami proses polimerisasi. Proses tersebut memiliki hubungan yang kompleks dengan sifat bahan [4] yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya tipe dan ukuran filler, kandungan bahan, ketebalan, warna bahan restorasi, efektifitas transmisi sinar (ujung sinar bebas dari debris dan goresan), jarak antara sinar dengan bahan restorasi, intensitas sinar, lama waktu paparan [5] teknik penyinaran, evaluasi intensitas sumber sinar. Tahap awal polimerisasi terdiri dari proses aktivasi dan inisiasi, kemudian dilanjutkan ke tahap propagasi, transfer rantai, dan terminasi [6] sehingga terbentuk sebuah polimer. Polimer yang terbentuk dalam penelitian ini berupa sampel berbentuk silindris yang kemudian diuji kekuatan tekannya menggunakan UTM hingga fraktur seperti Gambar 2 dengan hasil kekuatan tekan seperti yang tertera pada Gambar 1. Perubahan monomer menjadi polimer dinotasikan dalam derajat konversi (DC). Rendahnya nilai DC 6

7 mengindikasikan bahwa terdapat sejumlah monomer yang tidak bereaksi (terjebak atau bebas) [1] sehingga dibutuhkan strategi untuk memaksimalkan DC dan memberikan energi yang cukup pada bahan, salah satunya adalah meningkatkan waktu pengerasan. [10] Pernyataan tersebut didukung oleh Scotti et al (2013) yang mengatakan bahwa meningkatkan waktu radiasi dari 10 detik menjadi 20 detik dapat meningkatkan DC bahan secara signifikan sehingga berpengaruh pada sifat bahan. Meningkatnya DC terjadi karena semakin lama penyinaran yang diberikan pada suatu bahan dapat mepercepat pembukaan ikatan ganda dalam kelompok metakrilat bahan tersebut. [7] Meskipun secara teoritis dikatakan bahwa meningkatkan durasi penyinaran dapat meningkatkan DC bahan secara signifikan, namun atenuasi sinar pada bahan dapat berbeda-beda, tergantung pada komposisi bahan penyusun. [6] Komposisi bahan resin komposit diantaranya adalah matriks organik dan filler. [11] Matriks organik memiliki viskosiatas berbedabeda. Viskositas yang tinggi menyebabkan penurunan fleksibilitas rantai sehingga mempengaruhi DC bahan. [12] Komposisi bahan berikutnya adalah filler, jenis ukuran dan kandungan yang digunakan akan berpengaruh pada refleksi sinar radiasi dan kekuatan mekanik bahan. [14] Ketika filler mengalami reduksi ukuran, memungkinkan peningkatan jumlah filler yang terkandung pada bahan sehingga dapat mengurangi pengerutan polimerisasi dan meningkatkan sifat mekanik, seperti kekuatan tarik, kekuatan tekan (CS), dan ketahanan terhadap fraktur. [1] Peningkatan tersebut dapat mencapai 60% dari total volume dan 78% dari total masa bahan. Filler pada komposit nano memiliki ukuran partikel < 100 nm, partikel yang membentuk ikatan berkelompok (cluster) memiliki kekuatan mekanik yang lebih baik daripada ikatan partikel yang homogen, namun kekuatan tersebut tidak sebaik pada ikatan komposit jenis hibrid atau mikrofil. [6] Selain faktor dari komposisi bahan, besar output energi sinar dari LCU berpengaruh pada DC bahan. Besarnya output energi sinar LCU yang tidak diverifikasi dapat menyebabkan inisiasi polimerisasi yang tidak adekuat [6] sehingga polimerisasi yang terjadi kurang sempurna, yakni terdapat sejumlah monomer yang tidak bereaksi (terjebak atau bebas) selama proses polimerisasi. Beberapa faktor tidak terkendali tersebut menyebabkan hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang diungkapkan oleh Scotti et al (2013) bahwa meningkatkan durasi penyinaran dari 10 detik menjadi 20 detik dapat meningkatkan DC secara signifikan. Hal tersebut ditunjukkan pada angka signifikansi hasil analisis one-way ANOVA data kekuatan tekan yang diperoleh sebesar atau p>0.05 (Tabel 5) sehingga dapat disimpulkan bahwa lama penyinaran tidak mempengaruhi kekuatan tekan bahan restorasi nanofil packable. KESIMPULAN Lama penyinaran resin komposit nanofil packable tidak mempengaruhi kekuatan tekan (compressive strength) bahan restorasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Karabela MM, Sideridou ID. Synthesis and Study of Properties of Dental Resin Composites with Different Nanosilica Particles Size. Dent Mater 2011; 27: Gogna R, Jagadis S, Shashikal, K. A Comparative In Vitro Study of Microleakage by Radioactive Isotope and Compressive Strength of Three Nanofilled Composite Resin Restorations. J Conserv Dent 2011; 14(2):

8 3. Powers JM, Sakaguchi RL. Craig s Restorative Dental Materials,12 nd ed. India: Elsevier; Gaglianone LA, Lima AF, Goncalves LS, Cavalcanti AN, Aguiar FHB, Marchi GM. Mechanical Properties and Degree og Conversion on Etchand-Rinse and Self-Etch Adhesive System Cured by A Quartz Tungsten Halogen Lamp and A Light-Emitting Diode. J Mech Behav Biomed Mater 2012; 12: Ario S, Torres GI, MCF. Photoinisiators in Dentistry: A Review. Prim Dent J2013; 2(4):30-33(4) 6. Annusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillip s Science of Dental Materials,12 th ed. China: Elsevier; Scotti N, Venturello A, Borga FAC, Pasqualini D, Paolino DS, Geobaldo F, Berutti E. Post-Curing Conversion Kinetics As Function Of Irradiation Time and Increment Thickness. J Appl Oral Sci 2013; 21(2): Galvao MR, Caldas SGFR, Bagnato VS, Rastelli ANDS, Andrade MFD, Evaluation of Degree of Conversion and Hardness of Dental Composite Photo-activated with Different Light Guide Tips. Eur J Dent Michaud PL, Price RBT, Labrie D, Rueggeberg FA, Sullivan B. Localised Irradiance Distribution Found in Dental Light Curing Units. J Dent 2014; 42: Randolph LD, Palin WM, Babelman S, Devaux J, Gallez B, Leluop G, Leprince JG. Ultra-Fast Light-Curing Resin Composite with Increased Conversion and Reduced Monomer Elution. Dent Mater 2014; 30: Sakaguchi RL, Powers JM. Craig s Restoratives Dental Materials,13 rd ed. US: Elsevier; Ahdal KA, Silikas N, Watts DC. Rheological Properties of Resin Composites According to Variations in Composition and Temperature. Dent Mater 2014; 30: Klymus ME, Shinkai RSA, Mota EG, Oshima HMS, Spohr AM, Jr LHB. Influence of The Mechanical Properties of Composites for Indirect Dental Restorations on Pattern Failure. Stomatologija 2007; 9: Oliveira GUD, Mondelli RFL, Rodrigues MC, Franco EB, Ishikiriama SK, Wang L. Impact Of Filler Size and Distribution on Roughness and Wear Of Composite Resin After Simulated Toothbrushing. J Appl Oral Sci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi mengembangkan berbagai jenis material restorasi sewarna gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi mengembangkan berbagai jenis material restorasi sewarna gigi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan tersebut, masyarakat pun semakin sadar akan pentingnya faktor estetika.

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYINARAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PACKABLE TERHADAP KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) BAHAN RESTORASI

PENGARUH LAMA PENYINARAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PACKABLE TERHADAP KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) BAHAN RESTORASI PENGARUH LAMA PENYINARAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PACKABLE TERHADAP KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) BAHAN RESTORASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Gigi

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL ANTARA TEKNIK INKREMENTAL DAN TEKNIK BULK FILL

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL ANTARA TEKNIK INKREMENTAL DAN TEKNIK BULK FILL PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL ANTARA TEKNIK INKREMENTAL DAN TEKNIK BULK FILL PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem stomatognasi dalam kedokteran gigi merupakan ilmu yang di

BAB I PENDAHULUAN. Sistem stomatognasi dalam kedokteran gigi merupakan ilmu yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem stomatognasi dalam kedokteran gigi merupakan ilmu yang di dalamnya mempertimbangkan hubungan antara gigi geligi, rahang, persendian temporomandibula, kraniofasial,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN BASIS GIGI TIRUAN BERBAHAN TERMOPLASTIK NILON PADA BEBERAPA KETEBALAN NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN BASIS GIGI TIRUAN BERBAHAN TERMOPLASTIK NILON PADA BEBERAPA KETEBALAN NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN BASIS GIGI TIRUAN BERBAHAN TERMOPLASTIK NILON PADA BEBERAPA KETEBALAN NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Disusun oleh: Afifa Zahratu Firda J

Disusun oleh: Afifa Zahratu Firda J PENGARUH APLIKASI FIBER BRAIDED POLYETHYLENE TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat Sarjana Kedokteran Gigi Disusun oleh: Afifa Zahratu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. restorasi resin komposit tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. restorasi resin komposit tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahan restorasi di bidang kedokteran gigi yang saat ini banyak digunakan adalah resin komposit. Hal ini berhubungan dengan estetik yang didapatkan dari restorasi resin

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL DENGAN TEKNIK BULK FILL PADA KETEBALAN YANG BERBEDA

PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL DENGAN TEKNIK BULK FILL PADA KETEBALAN YANG BERBEDA PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN (COMPRESSIVE STRENGTH) RESIN KOMPOSIT NANOFILL DENGAN TEKNIK BULK FILL PADA KETEBALAN YANG BERBEDA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kekuatan Tekan Resin Komposit Nanosisal telah selesai dilakukan. Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kekuatan Tekan Resin Komposit Nanosisal telah selesai dilakukan. Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian mengenai Pengaruh Jumlah Volume Filler Wt% Terhadap Kekuatan Tekan Resin Komposit Nanosisal telah selesai dilakukan. Penelitian ini menggunakan 20 buah cetakan

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN OBAT KUMUR KLORHEKSIDIN 0,2% TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL SKRIPSI

PENGARUH PERENDAMAN OBAT KUMUR KLORHEKSIDIN 0,2% TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL SKRIPSI PENGARUH PERENDAMAN OBAT KUMUR KLORHEKSIDIN 0,2% TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi Diajukan oleh

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK PENYINARAN RAMPED, PULSE-DELAYED, DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEKERASAN MIKRO RESIN KOMPOSIT NANOFIL

PENGARUH TEKNIK PENYINARAN RAMPED, PULSE-DELAYED, DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEKERASAN MIKRO RESIN KOMPOSIT NANOFIL PENGARUH TEKNIK PENYINARAN RAMPED, PULSE-DELAYED, DAN KONVENSIONAL TERHADAP KEKERASAN MIKRO RESIN KOMPOSIT NANOFIL Gita Nugrahenny*, Tunjung Nugraheni**, dan Wignyo Hadriyanto** *Program Studi Ilmu Konservasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental laboratorik 4.2. Sampel Penelitian dan Bahan Uji Sampel yang digunakan adalah resin pit dan fissure sealant

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi yang sering digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena memiliki nilai estetis yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding Total-Etch Terhadap Kekuatan Tarik Resin Komposit Nanofill pada Dentin pada gigi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dhea Annabella, Pembimbing I : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Pembimbing II : Ibnu Suryatmojo, drg,. Sp.KG

ABSTRAK. Dhea Annabella, Pembimbing I : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Pembimbing II : Ibnu Suryatmojo, drg,. Sp.KG ABSTRAK PERBEDAAN LINEAR POLYMERIZATION SHRINKAGE PADA RESIN KOMPOSIT SDR (Smart Dentin Replacement)YANG DIPOLIMERISASI MENGGUNAKAN METODE PENYINARAN YANG BERBEDA Dhea Annabella, 2014. Pembimbing I : Angela

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik restorasi indirek maupun pasak. Dibandingkan semen konvensional, semen

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik restorasi indirek maupun pasak. Dibandingkan semen konvensional, semen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan semen resin semakin berkembang luas sebagai bahan sementasi baik restorasi indirek maupun pasak. Dibandingkan semen konvensional, semen resin mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen dan semen ionomer kaca tipe 1 terhadap restorasi indirect veneer resin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan atau kombinasi dua atau lebih bahan kimia yang berbeda dengan sifat- sifat unggul atau lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara semen resin (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer indirek

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resin Komposit Istilah komposit adalah kombinasi dua bahan atau lebih yang memiliki sifat berbeda untuk mendapatkan sifat yang lebih baik 7. Contoh bahan komposit alamiah adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. 27 Dewasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. 27 Dewasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. 27 Dewasa ini, bahan restorasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding Total-Etch Terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. tentang Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding Total-Etch Terhadap 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desian Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah Eksperimental Laboratoris. Alasan menggunakan jenis penelitian ini adalah karena penulis melakukan peneletian tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap ketahanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap ketahanan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap ketahanan fraktur resin komposit nanosisal telah dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. Resin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. Resin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. Resin komposit berkembang sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN Hari 1 Hari 2 Hari 7 Hari. Lama Perendaman

BAB 5 HASIL PENELITIAN Hari 1 Hari 2 Hari 7 Hari. Lama Perendaman BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.I. GAMBARAN HASIL PENELITIAN Spesimen pada penelitian ini terbuat dari resin pit & fissure sealant berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 mm dan tebal 1 mm, jumlah spesimen

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

DENTIN JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. April 2018

DENTIN JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. April 2018 68 DENTIN JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. April 2018 PERBANDINGAN JARAK PENYINARAN DAN KETEBALAN BAHAN TERHADAP KUAT TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT TIPE BULK FILL Astuti Noviyani, M. Y. Ichrom N.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan semen ionomer kaca tipe 1 terhadap restorasi veneer indirek resin komposit

Lebih terperinci

Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load

Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load 97 Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load Load Kelompok No. Kgf Newton Stroke Kelompok No. Kgf Newton Stroke Sampel Sampel A 1 143,8 1409,24 5,60 C 1 170,3 1668,94 5,75 2 135,4

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL

PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL PENGARUH PENAMBAHAN E-GLASS FIBER TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI RESIN KOMPOSIT NANOFIL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi Disusun Oleh: Nurul Fahrini J 520120020

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi sewarna gigi yang banyak digunakan saat ini karena memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan bahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT AMPAS TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT AMPAS TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT AMPAS TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP KEKUATAN TEKAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kedokteran

Lebih terperinci

UJI KEKERASAN RESIN KOMPOSIT AKTIVASI SINAR DENGAN BERBAGAI JARAK PENYINARAN

UJI KEKERASAN RESIN KOMPOSIT AKTIVASI SINAR DENGAN BERBAGAI JARAK PENYINARAN UJI KEKERASAN RESIN KOMPOSIT AKTIVASI SINAR DENGAN BERBAGAI JARAK PENYINARAN 1 Jimmy Allorerung 2 P. S. Anindita 2 Paulina N. Gunawan 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU POLISHING DAN ASAM SITRAT TERHADAP MICROLEAKAGE PADA TUMPATAN RESIN KOMPOSIT NANOFILLER AKTIVASI LIGHT EMITING DIODE - In Vitro

PENGARUH WAKTU POLISHING DAN ASAM SITRAT TERHADAP MICROLEAKAGE PADA TUMPATAN RESIN KOMPOSIT NANOFILLER AKTIVASI LIGHT EMITING DIODE - In Vitro RESEARCH 11 PENGARUH WAKTU POLISHING DAN ASAM SITRAT TERHADAP MICROLEAKAGE PADA TUMPATAN RESIN KOMPOSIT NANOFILLER AKTIVASI LIGHT EMITING DIODE - In Vitro Dhurohmah*, Rochman Mujayanto**, Siti Chumaeroh**

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : composite micrihybrid, composite nanofilled, coffee

ABSTRACT. Key words : composite micrihybrid, composite nanofilled, coffee ABSTRAK Komposit dental merupakan bahan kedokteran gigi estetik yang digunakan untuk merestorasi struktur gigi dan fungsinya. Berdasarkan ukuran partikel bahan pengisinya komposit yang banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini resin komposit banyak digunakan dalam kedokteran gigi khususnya dalam ilmu konservasi gigi untuk dijadikan bahan restorasi gigi anterior dan posterior yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memuaskan. Meningkatnya penggunaan resin komposit untuk restorasi gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memuaskan. Meningkatnya penggunaan resin komposit untuk restorasi gigi xv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer digunakan oleh dokter gigi, karena memiliki warna yang sangat estetis dan memuaskan.

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI TOOTH MOUSSE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI

PENGARUH APLIKASI TOOTH MOUSSE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI PENGARUH APLIKASI TOOTH MOUSSE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer digunakan oleh dokter gigi, terutama untuk merestorasi gigi anterior karena memiliki

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap kekuatan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap kekuatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap kekuatan flexural resin komposit nanosisal telah dilaksanakan. Hasil penelitian didapatkan dari hasil

Lebih terperinci

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari BAB 2 RESIN KOMPOSIT Pencapaian estetik dan tidak dipakainya merkuri merupakan karakteristik yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari dan terkenal diantara para

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEKUATAN GESER ANTARA SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN DENGAN SMART DENTIN REPLACEMENT SEBAGAI BASIS PADA RESTORASI SANDWICH

PERBEDAAN KEKUATAN GESER ANTARA SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN DENGAN SMART DENTIN REPLACEMENT SEBAGAI BASIS PADA RESTORASI SANDWICH PERBEDAAN KEKUATAN GESER ANTARA SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN DENGAN SMART DENTIN REPLACEMENT SEBAGAI BASIS PADA RESTORASI SANDWICH Rezki Budiarta 1, Erma Sofiani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk area yang memiliki daerah tekan yang lebih besar (Powers dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk area yang memiliki daerah tekan yang lebih besar (Powers dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu mikroorganisme yang ditandai dengan demineralisasi

Lebih terperinci

IDJ, Vol. 2 No. 2 Tahun dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta Corresponding

IDJ, Vol. 2 No. 2 Tahun dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta Corresponding 83 IDJ, Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Perbandingan Kekuatan Tekan Resin Komposit Hybrid Menggunakan Sinar Halogen Dan LED Comparison of Compressive Strength Hybrid Composite Resin Using Halogen and LED Light

Lebih terperinci

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon 43 Lampiran 1. Kerangka Teori Resin akrilik Pengertian Klasifikasi Polimerisasi kimia Polimerisasi panas Polimerisasi sinar Komposisi Waterbath Manipulasi microwave Metil metakrilat Kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan plat resin akrilik

Lebih terperinci

Kata kunci: Resin komposit heat-cured, Kaolin, Kekerasan, SEM

Kata kunci: Resin komposit heat-cured, Kaolin, Kekerasan, SEM ABSTRAK Resin akrilik (PMMA) heat-cured umumnya digunakan di bidang kedokteran gigi, diantaranya sebagai mahkota jaket akrilik. Salah satu sifat mekanis dari resin akrilik yang sering menjadi masalah adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. di beberapa variasi dan bentuk yang terbagi atas 3 yaitu 2 : 1. Powder-Liquid.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. di beberapa variasi dan bentuk yang terbagi atas 3 yaitu 2 : 1. Powder-Liquid. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Akrilik merupakan derivat dari etilen dan mengandung grup vinyl (-C=C-) dalam formula strukturalnya 2,5,6. Akrilik resin atau resin akrilik telah tersedia di beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah post test only group design 3.3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. inovasi, salah satunya dengan ketersediaan bahan restorasi sewarna gigi (Giachetti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. inovasi, salah satunya dengan ketersediaan bahan restorasi sewarna gigi (Giachetti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi di bidang kedokteran gigi telah menghasilkan berbagai macam inovasi, salah satunya dengan ketersediaan bahan restorasi sewarna gigi (Giachetti dkk., 2006).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan restorasi gigi ada dua macam, yaitu restorasi langsung dan restorasi tidak langsung. Restorasi langsung adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Identitas penyusun : Vania Christiani Wiryadi Nama Pembimbing : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar P., M. Eng.

ABSTRAK. Identitas penyusun : Vania Christiani Wiryadi Nama Pembimbing : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar P., M. Eng. ABSTRAK SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOKOMPOSIT DENGAN VARIASI PERBANDINGAN FILLER Ca-PSZ, SILIKA NANOROD, DAN METAKAOLIN UNTUK APLIKASI GIGI ARTIFISIAL PEMBELAJARAN Identitas penyusun : Vania Christiani

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1. Resin Pit dan Fissure Sealant Bermacam - macam teknik dan material telah dianjurkan untuk mencegah karies pada area rentan, pit dan fissure gigi posterior,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan restorasi yang baik dan dapat mengembalikan estetik merupakan kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit sangat populer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia kedokteran gigi seiring dengan perkembangan pada sistem dental adhesive, meningkatnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai Perbedaan Ekstrak Kulit Salak Pondoh (Salacca zalacca) dan Sodium Hipoklorit 0,5% dalam Menghambat Pertumbuhan Candida albicans pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Resin komposit merupakan salah satu material yang paling populer dalam dunia kedokteran gigi karena sifat estetisnya yang sangat baik, kekuatan yang adekuat, dan kemampuannya

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA Firmansyah, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: firman_bond007@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Penelitian mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber ABSTRAK Dental bridge merupakan salah satu contoh gigi tiruan cekat yang menjadi pilihan yang banyak digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang. Suatu harapan bagi dunia kedokteran gigi Indonesia akan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DAUN NANAS (Ananas comosus L.merr) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DAUN NANAS (Ananas comosus L.merr) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DAUN NANAS (Ananas comosus L.merr) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Perkembangan resin komposit sebagai bahan restorasi dimulai dari akhir tahun 1950-an dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan baru diberbagai bidang tak terkecuali bidang kedokteran gigi. Terobosan baru senantiasa dilakukan

Lebih terperinci

Pengaruh kopi arabika terhadap perubahan warna resin komposit hybrid

Pengaruh kopi arabika terhadap perubahan warna resin komposit hybrid Pengaruh kopi arabika terhadap perubahan warna resin komposit hybrid 1 Style V. Sirang 2 P. S. Anindita 2 Juliatri 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Program

Lebih terperinci

PENGARUH KETEBALAN DAN PENAMBAHAN

PENGARUH KETEBALAN DAN PENAMBAHAN PENGARUH KETEBALAN DAN PENAMBAHAN PARTIKEL NANO SILIKA PADA PEREKAT TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPANG TUNGGAL ANTARA ALUMINIUM DAN KOMPOSIT Oleh Ridwan Afandi S951302004 Komisi Pembimbing Nama Tanda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengukuran Nilai Kekerasan Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui besar nilai kekerasan gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman pada beberapa

Lebih terperinci

Kata kunci : obat kumur yang mengandung alkohol, obat kumur non-alkohol, perubahan warna, komposit nanofiller.

Kata kunci : obat kumur yang mengandung alkohol, obat kumur non-alkohol, perubahan warna, komposit nanofiller. ABSTRAK Penggunaan obat kumur sedang berkembang di masyarakat, pemakaian obat kumur berfungsi untuk menghilangkan bakteri pada rongga mulut, mengurangi bau mulut serta mencegah karies dan penyakit periodontal.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Alur Pikir Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang mempunyai tiga kombinasi dimensional dari paling sedikit dua senyawa kimia (silica dan metaakrilat) dengan penghubung (silane)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia seseorang akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu, keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat mempengaruhi perubahan-perubahan

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBEDAAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT CURED SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN

ABSTRAK PERBEDAAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT CURED SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN ABSTRAK PERBEDAAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT CURED SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN Melissa K., 2014. Pembimbing I : Pembimbing II : Angela Evelyna, drg., M.Kes

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan kekuatan geser self adhesive semen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan kekuatan geser self adhesive semen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang perbedaan kekuatan geser self adhesive semen (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe I pada restorasi veneer indirek resin komposit microhybrid

Lebih terperinci

Alat & Bahan Penelitian

Alat & Bahan Penelitian Lampiran 1: Alat dan Bahan Penelitian Alat & Bahan Penelitian Lampu Halogen Alat ukur intensitas cahaya Lampiran 1: Alat dan Bahan Penelitian Inkubator Alat uji Vicker Lampiran 1: Alat dan Bahan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan perubahan warna email gigi pada sampel yang diberi bahan pemutih gigi yaitu hidrogen peroksida

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 20 BAB 3 METODOLOGI PENELITAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah Posttest design 3.3

Lebih terperinci

Volume 46 Number 2 June 2013

Volume 46 Number 2 June 2013 101 Volume 46 Number 2 June 2013 Research Report Compressive strength resin komposit hybrid post curing dengan light emitting diode menggunakan tiga ukuran lightbox yang berbeda (Compressive strength of

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan meningkatnya ekspektasi pasien, seorang dokter gigi dalam mengambil keputusan untuk merestorasi gigi tidak hanya mempertimbangkan masalah estetik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan pasien untuk meningkatkan estetika semakin tinggi. Bagi kebanyakan orang, gigi yang putih dan bersih menjadi

Lebih terperinci

COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA

COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Teknologi bahan restorasi berkembang dari aspek kualitas dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Partikel Nano Resin komposit adalah gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul. Bahan-bahan ini memiliki sifat mekanis yang baik dan

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS SURFACE TREATMENT DAN RESIN KOMPOSIT TERHADAP KEKUATAN TARIK REPARASI PORSLEN

PENGARUH JENIS SURFACE TREATMENT DAN RESIN KOMPOSIT TERHADAP KEKUATAN TARIK REPARASI PORSLEN Bertha Elysia Setio, dkk. : Pengaruh Jenis Surface Treatment PENGARUH JENIS SURFACE TREATMENT DAN RESIN KOMPOSIT TERHADAP KEKUATAN TARIK REPARASI PORSLEN ABSTRAK Bertha Elysia Setio *, Endang Wahyuningtyas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi semakin berkembang terutama pada bahan komposit dan bahan adhesif. Sejalan dengan perkembangan tersebut, masyarakat juga telah

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Mint yang Dimasukkan dalam Resin Komposit Microfine Terhadap Kekerasan Resin Komposit Microfine

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Mint yang Dimasukkan dalam Resin Komposit Microfine Terhadap Kekerasan Resin Komposit Microfine 45 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Mint yang Dimasukkan dalam Resin Komposit Microfine Terhadap Kekerasan Resin Komposit Microfine Dwi Aji Nugroho 1, Noviana Eka Saptaningtyas 2 1 Staf Pengajar, Departemen

Lebih terperinci

KEKUATAN TEKAN BAHAN HIBRID IONOMER DENGAN LAMA PENYINARAN YANG BERBEDA

KEKUATAN TEKAN BAHAN HIBRID IONOMER DENGAN LAMA PENYINARAN YANG BERBEDA KEKUATAN TEKAN BAHAN HIBRID IONOMER DENGAN LAMA PENYINARAN YANG BERBEDA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : PHOEBE LEE PEI NIM :

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEBOCORAN MIKRO RESIN KOMPOSIT BULK-FILL

PERBEDAAN KEBOCORAN MIKRO RESIN KOMPOSIT BULK-FILL Fitria Ayuningtyas Simamora, dkk. : Perbedaan Kebocoran Mikro Resin PERBEDAAN KEBOCORAN MIKRO RESIN KOMPOSIT BULK-FILL VISKOSITAS RENDAH DENGAN TEKNIK PENYINARAN RAMPED, PULSED-DELAY DAN KONVENSIONAL PADA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna gigi terus mengalami perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan cekat adalah suatu gigi tiruan sebagian yang dilekatkan secara tetap pada satu atau lebih gigi penyangga untuk mengganti satu atau lebih gigi yang hilang.

Lebih terperinci

Bahan basis gigitiruan resin. Resin akrilik. Swapolimerisasi. Konduktivitas termal. Minuman soda Obat Kumur Kopi Teh Nikotin

Bahan basis gigitiruan resin. Resin akrilik. Swapolimerisasi. Konduktivitas termal. Minuman soda Obat Kumur Kopi Teh Nikotin Lampiran 1 Kerangka Teori PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN KOPI Bahan basis gigitiruan resin Resin akrilik Polimerisasi panas Swapolimerisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dan dengan desain penelitian post-test only control group. B. Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. telah banyak perbaikan yang dicapai dalam hal warna dan daya tahan terhadap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. telah banyak perbaikan yang dicapai dalam hal warna dan daya tahan terhadap BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dewasa ini, material restorasi resin komposit telah menjadi pilihan bagi para dokter gigi untuk merestorasi lesi karies pada gigi anterior sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN ADHESIF. Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti menyatukan

BAB 2 BAHAN ADHESIF. Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti menyatukan BAB 2 BAHAN ADHESIF Salah satu material restorasi yang sering dipakai pada bidang keokteran gigi adalah resin komposit. Bahan resin komposit tersebut berikatan dengan struktur gigi melalui bahan adhesif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat

Lebih terperinci

VARIASI WARNA RESIN KOMPOSIT NANOFILLER TERHADAP KEKUATAN TEKAN

VARIASI WARNA RESIN KOMPOSIT NANOFILLER TERHADAP KEKUATAN TEKAN VARIASI WARNA RESIN KOMPOSIT NANOFILLER TERHADAP KEKUATAN TEKAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : KOH SHENG ZHE NIM :120600173

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bahan restorasi yang digunakan untuk menggantikan struktur jaringan keras gigi yang hilang harus memiliki karakteristik yang mendekati gigi asli. Salah satu bahan restorasi estetik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Rerata Zona Radikal Penelitian untuk menguji kemampuan daya hambat ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab gingivitis

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN (SIKMR)

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN (SIKMR) PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN (SIKMR) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan cohort study.

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan cohort study. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan cohort study. 4.2. Kriteria Sampel Penelitian 4.2.1. Jenis Sampel Spesimen resin pit & fissure sealant

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi ANALISIS HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA PEMBELAJARAN QUIZ TEAM DENGAN INFORMATION SEARCH MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL SERTA PENATAAN KELAS BERBENTUK U PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA ANTARA RESIN KOMPOSIT KONVENSIONAL, HIBRID, DAN NANOFIL SETELAH DIRENDAM DALAM OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2%

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA ANTARA RESIN KOMPOSIT KONVENSIONAL, HIBRID, DAN NANOFIL SETELAH DIRENDAM DALAM OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA ANTARA RESIN KOMPOSIT KONVENSIONAL, HIBRID, DAN NANOFIL SETELAH DIRENDAM DALAM OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% Noor Hafida Widyastuti 1, Nabila Amalia Hermanegara 2 1

Lebih terperinci