BAB II PSIKOANALISA DAN HIPNOTERAPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PSIKOANALISA DAN HIPNOTERAPI"

Transkripsi

1 13 BAB II PSIKOANALISA DAN HIPNOTERAPI A. Definisi Psikologi dan Psikoanalisa 1. Definisi Psikologi Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu dari kata psyche yang berarti jiwa (ruh) dan dari kata logos yang berarti ilmu. Jadi secara etimologi psikologi sering diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa atau sering dikatakan dengan ilmu jiwa. 1 Apabila ditinjau secara terminologi arti ilmu jiwa itu sendiri masih kabur, karena tidak seorang pun yang tahu arti yang sesungguhnya dari jiwa itu sendiri. Dari kekaburan hakekat jiwa tersebut kemudian banyak bermunculan para sarjana dengan berbagai pendapatnya didalam mendefinisikan psikologi atau ilmu jiwa sesuai dengan pengalaman dan minatnya masing-masing sehingga muncul berbagai aliran dalam psikologi Wilhelm Wundt Menurut Wilhelm Wundt psikologi itu merupakan ilmu pengetahuan tentang kesadaran manusia. Wundt percaya bahwa gejalagejala jiwa tersusun dari beberapa elemen. Sehingga dalam menganalisa elemen-elemen kejiwaan para ahli psikolog mempelajari melalaui proses elementer dari kesadaran manusia. Dari sisnilah data diketahui bahwa obyek utama dalam psikologi menurut Wilhelm Wundt adalah kesadaran Wiliam James Menurut bapak psikolog Amerika Serikat, yang telah mempelopori berdirinya aliran fungsionalisme ini, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kesadaran manusia. Sedangkan kesadaran manusia itu sebagai hasil adaptasi manusia hlm. 9 1 Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), hlm. 1 2 Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), 3 Dr. Bimo Walgito, op. cit., hlm. 7

2 14 dalam usaha melestarikan dan mempertahankan jenisnya. Kesadaran manusia itu bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan suatu proses yang mengalir terus menerus. Berdasarkan pada konsep kesadaran manusia yang lebih bersifat dinamis. Dan hakekat psikologi pada manusia adalah dinamis. 4 William James juga menegaskan, bahwa tujuan dari semua pemikiran yang ada, hanya untuk meningkatkan taraf hidup dan memperkaya kehidupan, baik secara sadar maupun tidak sadar. Jadi semua kebenaran mengandung sifatsifat pragmatis. 5 Maka dari itu kita tidak akan mampu menerangkan pengetahuan tentang kesadaran manusia tanpa kita mempelajari dan memahami keadaan-keadaan tertentu dari kesadaran tersebut yaitu tingkah laku. 3. Clifford T. Margan Menurut Clifford T. Margan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dan hewan. Jadi para psikolog secara sistematis akan mengamati tingkah laku baik binatang maupun manusia. Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya antara tingkah laku dan tingkah laku hewan itu banyak kesamaannya. Oleh karena itu studi tentang tingkah laku binatang dapat memberi bantuan besar kepada para psikolog didalam memahami tingkah laku manusia Definisi Psikoanalisa Psikoanalisa secara etimologi dalam kamus bahasa Inggris berasal dari dua kata, yaitu psyche artinya jiwa atau hati dan analysis artinya uraian atau analisa. Jadi psikonalisa adalah uraian atau analisa jiwa. 7 4 Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Perkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm Dr. Kartini Kartono, Psikologi Umum (Bandung: Alumni, 1984), hlm Clifford T. Margan, Psikologi Sebuah Pengantar (Jakarta: Prasya Paramita, 1986), hlm John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 454

3 15 Psikoanalisa secara terminologi dalam buku Spiritual Quotiont karangannya Danah Zohar dan Lan Marshal adalah mencari sebab-sebab perilaku mausia pada dinamika jauh di dalam dirinya atau pada alam taksadarnya. 8 Dalam buku Pengantar Psikologi karangan Prof. Dr. Singgih Dirgagunarsa memberiakn definisi psikoanalisa adalah psikologi yang sifatnya menganalisa dan melihat jauh kedalam jiwa seseorang. 9 Setelah mengetahui definisi psikoanalisa di atas kiranya tidak berlebihan kalau definisi tersebut menyadur pendapatnya Sigmund Freud. Ia mengatakan psikoanalisa adalah suatu pandangan tentang manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral. 10 Pandangan ini mempunyai relevansi praktis, karena dapat digunakan dalam mengobati pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan psikis. B. Sejarah dan Perkembangan Psikologi Sejak abad ke-19, psikologi telah berdiri sendiri sebagai suatu ilmu pengetahuan. Psikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang paling muda dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu kalam, biologi dan filsafat. Istilah psikologi sebenarnya sudah ada sekitar abad ke-4 SM. Akan tetapi psikologi pada saat itu masih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari filsafat. Jadi orang yang dikatakan filosof pada zaman itu ahli dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan (kata-kata filsafat berasal dari philes artinya cinta dan shopia artinya ilmu atau pengetahuan). Pada zaman itu belum ada spesialisasi dalam lapangan keilmuan, maka dapat dikatakan bahwa semua ilmu tergolong dalam apa yang disebut filsafat. Para ahli filsafat sendiri banyak yang mengatakan bahwa filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. 8 Danah Zohar dan Lan Marsal, SQ; Meningkatkan Kecerasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), hlm. xvii 9 Prof. Dr. Singgih Dirgagunarso, Pengantar Psikoogi (Jakarata: Mutiara, 1983), hlm Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanlaisa, terj. Dr. K. Bertens (Jakarta: Gramedia, 1984), hlm. xii

4 16 Tokoh filsafat yang paling terkenal dalam penyelidikannya tentang kehidupan jiwa manusia (psikologi) dan alam adalah Plato dan Aristoteles. 11 Plato lebih terkenal dengan aliran pemikirannya idealisme, dimana jiwa manusia menurut Plato terbagi dalam dua bagian yaitu jiwa rohaniah dan jiwa jasmaniah. Jiwa rohaniah lebih bersifat abadi, sedangakan jiwa jasmaniah akan gugur bersamaan degan matinya orang tersebut. 12 Selain itu menurutnya dunia kejiwaan ini berisi ide-ide yang berdiri sendiri terlepas dari pengamatan hidup sehari-hari. Hal ini terutama terdapat pada orang dewasa dan kaum intelektual, dimana mereka akan dapat mebedakan mana jiwa dan mana badan. Tetapi pada anak kecil masih tercampur antara benda yang konkrit dengan ide, oleh karenanya anak kecil belum dapat mebedakannya. Jiwa yang diungkapkan oleh Plato ini sebenarnya merupakan penyempurnaan dari pendapat yang dikemukakan oleh Socrates. Kalau menurut Aristoteles jiwa itu merupakan kesempurnaan awal terhadap jasmani alami menuju satu kehidupan yang memilki kekuatan. Sedangkan yang dinamakan manusia menurut Aristoteles adalah yang memiliki jiwa sebagaimana mahluk-mahluk yang lain. Adapun hubungan antara jiwa dan jasmani merupakan hubungan antara benda dan bentuknya. Dalam mendefinisikan jiwa aristoteles dikenal yang paling sempurna diantara filosof Yunani lainnya. 13 Masa reneisance merupakan masa pencerahan bagi semua cabang ilmu pengetahuan, karena pada masa reneisance inilah mulai banyak bermunculan para ilmuan dengan berbagai pemikirannya sehingga terjadi perkembangan yang begitu pesat pada ilmu pengetahuan termasuk psikologi. Jadi mulai abad ke-17 telah tampak pengaruh cara berfikir ilmu alam kedalam psikologi yang mana ilmu pengetahuan pada saat itu 11 M. Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar (Yogyakarta: BPFE, 1990), hlm Soedjono D, Pengantar Psikologi Untuk Studi Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan (Bandung: Tarsita, 1983), hlm Dr. Amir An-Najjar, Ilmu Jiwa Dan Tasawuf, terj. Hasan Abrori (Jakarta: Pustaka azzam, tt), hlm

5 17 diarahkan sebagai suatu cara yang paling obyektif di dalam memahami dan memecahkan masalah-masalah ilmiah, misalnya penggunaan metodemetode empiris yang mengutamakan observasi dari autentik kedalam psikologi. Sedangkan tokohnya yang terkenal Francis Bacan dan John Locke mereka berdua mengikuti fahan yang beraliran empirisme. Menurut Francis Bacan berfikir secara psikolatif adalah lebih baik sebagaimana yang dianjurkan oleh Rene Descartes dalam usahanya mencari hakekat kebenaran segala sesuatu yang berada di sekitar kita, juga berusaha mempelajari hidup rohani manusia. Kalau menurut John Locke, manusia itu lahir dengan membawa jiwa yang bersih dan kosong bagaikan meja lilin atau kertas putih yang bisa ditulis atau digamabar apa saja menurut kehendak penulis dengan demikian perkembangan jiwa manusia sejak lahir ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor dari luar, sedangkan kemampuan pembawaan tidak diakaui adanya. Teori John Locke ini lebih dikenal dengan teoori tabularasa. 14 Pengaruh cara berfikir ilmu alam kedalam psikologi yaitu penggunaan metode berfikir analitik sintolik ini berlangsung samapai abad ke-19, yang lebih dikenal dengan zaman rasionalisme. Adapun pada akhir abad ke-19 merupakan titik permulaan psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri yaitu sejak Wilhelm Wundt (Jerman, ) yang telah berjasa melepaskan psikologi dari filsafat dan ilmu alam dengan mendirikan laboratorium psikologi yang pertama kali di Leibzig pada tahun Kemudian diakui dan disahkan di Universitas Leibzig pada tahun Jadi sejak pengesahan tersebut psikologi berarti telah diakui sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. 15 Sedangkan dalam proses yang selanjutnya psikologi mengalami kemajuan yang sangat pesat yaitu sejak perang dunia yang ke-2 khususnya di Amerika Serikat dan Eropa. Selama berlansungnya perang duni II ini para psikolog berusaha dengan sekuat tenaga untuk meringankan beban 14 Prof. H. M. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bina Aksara, 1994), hlm M. Dimyati Mahmud, op. cit., hlm. 14

6 18 penderitaan yang dialami oleh rakyat dan berusaha membantu pemerintah masing-masing untuk memenangkan perang. Pengetahuan dan metode mereka diterapkan untuk ikut memecahkan masalah-masalah teknis dan strategi militer, disamping masalah-masalah sosial lainnya. Sehingga pada permulaan abad ke-20 psikologi semakin berkembang kearah pengkhususan tentang aspek kehidupan manusia yang masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga pada abad ke-20 inilah psikologi sebagai ilmu pengetahuan telah mempunyai banyak aliran-aliran dengan spesialiasi bidang penelitian masing-masing. 16 Seperti ilmu jiwa dalam, psikologi piker, psikologi analitis. 17 Bertitik dari kebutuhan manusia yang konkrit dan demi untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan di dalam mempengaruhi kehidupan ini, manusia perlu wawasan tentang psikologi selain wawasan tentang agama. Maka dari itu banyak manusia yang berusaha untuk mempelajari tentang kehidupan dan tingkah laku manusia, kemudian mereka berusaha membangun ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku yang sekarang disebut dengan psikologi. C. Aliran-Aliran Dalam Psikoanalisa Bersamaan dengan perkembangan dari kemajuan ilmu pengetahuan para ahli psikoanalisa mengembangakan sistematika dan metodenya sendiri-sendiri menurut pengamatan pribadi mereka masing-masing, sehingga ada perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Walaupun masing-masing diantara mereka adalah murid dari Sigmund Freud sebagai peletak dasar psikoanlisa. 16 Ibid., hlm Ilmu jiwa dalam (psikologi dalam) yaitu aliran yang berusaha menyelidiki tentang kejiwaan yang berada di bawah sadar manusia. Psikologi individu, aliran yang berusaha menyelidiki kehidupan manusia dari segi pribadi perorang menurut sumber pokok hidup kejiwaannya. Psikologi analitis, mempelajari kehidupan manusia dari segi lapisan jiwa sadar dan jiwa tidak sadar.

7 19 Sejak itulah muncul apa yang dinamakan dengan aliran-aliran atau tokoh-tokoh dalam psikoanalisa. Semangat para ahli psikologi dalam berkompetisi mendapat penemuan-penemuan baru semakin terlihat sehingga antara aliran yang satu dengan aliran yang lainnya terjadi saling kritik dan koreksi. Dari kritik tersebut dapat menghasilkan teori yang dapat digunakan sebagai dasar teori-teori aliran dalam psikoanalisa modern yang terkenal pada masa kini, antara lain: 1. Sigmund Freud ( ) Psikoanalisa ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan pasienpasien histeris yang kemudian Freud menarik kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penemunya di bidang praktis. 18 Dari perhatian Freud terhadap neorologi mendorongnya mempertinggi kecakapannya dibidang neoralasi ini, Freud kemudian belajar kepada Jean Martin Charcat ( ) yang merawat pasiennya menggunakan metode hipnotis. Berhubung Freud merasa belum puas menggunakan metode hipnotis, ia kemudian belajar kepada Joseph Breuer yang berusaha menggunakan pasiennya dengan mengajak bicara (percakapan). Tetapi itu semua belum biasa memberi kepuasan kepada Sigmund Freud. 19 Psikoanalisa muncul di tengah-tengah psikologi yang memprioritaskan penelitiannya di atas kesadaran dan memandang kesadaran sebagai aspek utama dari kehidupan mental. Menurut Freud kesadaran itu hanyalah sebagian kecil saja dari kehidupan mental sedangkan bagian yang terbesar justru ketidaksadaran atau alam tak sadar. Freud megibaratkan alam sadar dan alam tak sadar sebagai sebuah gunung es yang terapung. Dimana bagian yang muncul kepermukaan air adalah alam sadar yang jauh lebih kecil daripada bagian yang tenggelam yaitu alam tak sadar Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanlaisa, op. cit., hlm. xii 19 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm E. Koeswara, Teori-Teori Kepribadian (Bandung: Eresco, 1991), hlm. 28

8 20 Jadi berbagai kelainan tingkah laku dapat disebabkan karena faktor-faktor yang terdapat dalam alam ketidaksadaran. Oleh karena itu untuk mempelajari jiwa seseorang kita harus menganalisa jiwa orang tersebut sampai kita dapat melihat keadaan dalam alam ketidaksadarannya yang terletak jauh di dalam jiwa orang tersebut, tertutup oleh alam kesadaran. Karena sifatnya yang menganalisa dan melihat jauh kedalam jiwa seseorang itu, maka psikologi Freud disebut dengan psikoanalisa atau juga dikenal dengan nama psikologi dalam. Disamping itu Freud juga percaya bahwa faktor-faktor yang berada dalam ketidaksadaran, bukanlah merupakan faktor-faktor yang statis melainkan masing-masing mempunyai kekuatan yang membuat dinamis, sehingga psikologi Freud dapat pula disebut sebagai psikologi dinamik Alfred Alder ( ) Teori dasar yang diajukan oleh Alfred Alder adalah teori tentang mekanisme kompensasi (compensatory mechanism). Dikatakannya, bahwa tiap-tiap orang pada waktu lahir dan pada masa bayinya berada dalam keadaan lemah; secara pembawaan ia tidak berdaya karena organ-organ tubuhnya masih inferior, masih belum dapat berfungsi untuk melindungi dirinya sendiri (organ inferiority). Karena itu, setiap bayi harus menggantungkan hidupnya sepenuhnya kepada ibunya. Tanpa bantuan orang lain, maka bayi itu tidak akan dapat bertahan untuk terus hidup. Keadaan sepenuhnya tergantung pada orang lain ini disebut totally dependent. Tetapi justru karena adanya organ inferiority dan totally dependent ini pada manusia terdapat hasrat untuk mengkompensasikan kelemahan-kelemahan itu dengan suatu kehendak untuk berkuasa (will to power). Demikianlah maka manusia berusaha untuk mengembangkan akalnya, menambah 21 Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm. 62

9 21 pengetahuannya dan sebagainya agar bisa menguasai alam sekitarnya. 22 Mekanisme kompensasi pada tiap-tiap orang berbeda-beda, demikian menurut pendapat Alder. Tiap orang mempunyai gaya hidup (life style) sendiri dalam usaha mengkompensasi kekurangankekurangannya. Karena itu Alder berpendapat bahwa untuk mempelajari jiwa seseorang, kita harus mempelajari orang tersebut secara khusus, secara individual dan kita tidak dapat terlalu berpegang pada hukum umum yang berlaku bagi setiap orang. Jadi, cara Alder menganalisa jiwa seseorang adalah bersifat individual, karena itu Alder dikenal pula sebagai tokoh individual psychology. 23 Satu hal lagi dari Alder yang perlu dikemukakan di sini adalah penemuannya tentang gejala synaesthesia. Synaesthesia adalah gejala yang ditemukan Alder dalam penelitian-penelitiannya yang menyangkut bidang persepsi. Gejala ini merupkan suatu pengamatan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Faktor-faktor yag berperan dalam persepsi adalah pertama, objek yang dipersepsi. Kedua, alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf. Ketiga, perhatian Otto Rank ( ) Tokoh psikoanalisa yang juga menekankan pada pentingnya keadaan atau peristiwa pada masa anak-anak bagi perkembangan kepribadian selanjutnya adalah Otto Rank. Tetapi berbeda dari Freud yang menekankan pada dorongan-dorongan seksuail yang sudah ada sejak anak masih kecil sekali, Rank berpendapat bahwa yang penting bagi perkembangan kepribadian seseorang adalah peristiwa kelahiran. Pada waktu anak dilahirkan, anak itu akan menglami trauma (keadaan yang sangat tidak menyenangkan yang memberi bekas yang mendalam pada kepribadian seseorang) karena itu dipaksakan keluar dari 22 Ibid., hlm Ibid., hlm Dr. Bimo Walgito, op. cit., hlm

10 22 kandungan ibunya yang hangat, tentram dan terlindung dari bahaya kedunia luar yang asing, dingin dan tidak terlindung. Karena trauma kelahiran (birth trauma) inilah maka bayi menangis pada waktu dilahirkan. Trauma kelahiran ini disebut juga sebagai pengalaman traumatis yang pertama. 25 Pengalaman traumatis yang kedua menurut Rank terjadi pada waktu anak itu disapih, jadi pada waktu ibu menghentikan menyusui anaknya sehingga anak dilepaskan dari kontak fisik yang menyenangkan dengan ibunya. Selanjutnya kehidupan seseorang menurut Rank penuh dengan pengalaman-pengalaman traumatis lainnya, seperti misalnya pada remaja yang meningkat dewasa yang harus melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tuanya. 26 Trauma-trauma ini sering menimbulkan gangguan jiwa yang disebut anxiety, yaitu semacam perasaan takut-takut atau was-was yang terus menerus yang tidak tentu objeknya dan tidak tentu pula alasannya. Dalam bentuk klinis atau abnormal kecemasan ini khas bagi gangguan panik, gangguan kecemasan yang digeneralisasikan dan gangguan obsesif-kompulsif Carl Gustaf Jung ( ) Jung adalah murid Freud yang terkenal dengan pahamnya sendiri mengenai psikoanalisa yaitu psikologi anlitis. Ia berpendapat bahwa kepribadiam manusia tidak hanya dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak disadari yang terjadi sejak lahir, tetapi juga dipengaruhi oleh peristiwaperistiwa yang pernah dialami nenek moyangnya. Alam ketidaksadaran yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman nenek moyang ini disebut ketidaksadaran kolektif dan isi dari ketidaksadaran kolektif ini disebut archetype. Archetype ini menjadi pusat tenaga ketidaksadaran; lalu mendorong setiap manusia untuk berbuat sama 25 Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm Ibid., hlm Linda De Clerq, Tingkah Laku Abnormal; Dari Sudut Pandang Perkembangan (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994), hlm. 49

11 23 dan mereaksi sama terhadap suatu peristiwa. 28 Untuk mengetahui isi alam ketidaksadaran itu dalam usaha mengevaluasi kepribadian seseorang, Jung terkenal dengan tekniknya yaitu world association test (WAT), yaitu semacam test yang terdiri dari sederetan kata-kata rangsang dimana orang diperiksa diminta untuk memberikan reaksinya terhadap kata-kata rangsang tersebut. Dari kata-kata reaksi ini dapat diduga bagaimana isi alam ketidaksadaran orang yang bersangkutan. 29 Jung juga terkenal dengan typology-nya, yaitu usaha untuk menggolong-golongkan orang berdasarkan type-type kepribadiannya. Ada dua penggolongan yang dilakukannya yaitu berdasarkan sikap hidup, disebut attitude type dan bedasarkan fungsi psikis yang paling berperan, disebut functional type. 30 Ditinjau dari segi attitude type, menurut Jung, manusia dapat dibagi menjadi tiga golongan kepribadian yaitu type introvert, type ekstrovert dan type ambivert. Orang-orang yang tergolong type introvert adalah orang yang terlalu menutup dirinya, tidak mudah membuka rahasia pribadinya, mudah tersinggung, pendiam, pemalu dan lebih suka menyesuaikan dirinya kepada dorongan-dorongan dalam dirinya sendiri daripada kepada tuntutan atau kehendak lingkungan. Orang yang tergolong type extrovert adalah orang yang mempunyai kepribadian yang merupakan kebalikan daripada type introvert. Orang extrovert sangat terbuka, periang, mudah bergaul, mudah mengadakan kontak sosial dengan orang lain. Type ambivert adalah tipe antara, yaitu tidak terlalu introvert, tetapi juga tidak terlalu extrovert. 31 Menurut Jung fungsi psikis yang paling berperan dibagi menjadi dua golongan functional type: pertama, rational type, yaitu orang yang 28 Dr. Kartini Kartono, Patologi Sosial 3; Gangguan-Gangguan Kejiwaan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 73

12 24 banyak mempergunakan akalnya dalam melakukan sesuatu. Kedua, irrational type, yaitu kurang mendasarkan diri pada rasio. Rational type masih dibagi menjadi dua, yaitu thinking type yang banyak berpikir atau menggunakan pikirannya dan feeling type yang banyak menggunakan perasaanya. Irrational type juga dibagi menjadi dua golongan lagi yaitu: sensation type yang banyak menggunakan pengindraannya dan intuition type yang banyak menggunakan intusiya. 32 D. Hipnoterapi 1. Mengenal Hipnosis Hipnosis secara bahasa berasal dari bahasa Yunani hypnos yang artinya tidur. 33 Sedangkan kata hypnosis secara istilah dalam kamus Encarte memiliki makna: pertama, suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akan memberikan respon pada pertanyaan yang diajukan dan sangat terbuka terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis. Kedua, teknik atau praktek dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk dalam kondisi hipnosis. 34 Sedangkan definisi hipnosis dari berbagai literatur yang penulis pelajari, para pakar hipnosis masing-masing memberikan definisi untuk istilah hipnosis. Beberapa definisi itu antara lain: hipnosis adalah sautu kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi, suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti, seni eksplorasi alam bawah sadar dan seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak sadar (beta) menuju kondisi rileks (alpha theta), kondisi ini pikiran 32 Ibid., hlm Adi W. Gunawan, Hipnosis; The Art Of Subconscious Communication (Meraih Sukses Dengan Kekuatan Pikiran) (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 3

13 tinggi. 35 Kata hipnotis berarti orang yang melakukan hipnosis. Pemahaman 25 menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat arti kata yang benar sangat perlu untuk berkomunikasi dan memahami apa itu hipnosis. a. Istilah orang dalam keadaan hipnosis Ada beberapa istilah yang tepat yang biasa digunakan untuk menyebut orang yang dihipnosis yaitu: 1. Subjek Subjek hipnosis atau cukup disebut dengan kata subjek, adalah orang yang digunakan dalam eksperimen ilmiah yang menggunkan hipnosis. Banyak buku hipnosis yang menggunkan istilah subjek untuk menjelaskan seseorang yang dihipnosis. Dalam skripsi ini, untuk memudahkan penyebutan, penulis juga akan menggunakan istilah subjek untuk menjelaskan orang yang dihipnosis atau berada dalam kondisi hipnosis Klien Klien adalah orang yang ingin memperbaiki hidupnya dengan menggunakan hipnosis dalam aplikasi non-medis atau meminta bantuan seorang hipnoterapis profesional untuk menggunakan hipnosis dalam aplikasi medis seperti mengendalikan rasa sakit, dan sebagainya, yang mendapat persetujuan tertulis dari dokter yang sedang menangani kasusnya Pasien Pasien yang mengalami hipnosis adalah orang yang mengalami aplikasi medis dari hipnosis dalam sebuah rumah sakit atau klinik kesehatan yang difasilitasi oleh dokter atau seorang hipnoterapis dengan supervisi pakar medis, pasien dari klinik gigi Adi W. Gunawan, op. cit., hlm Ibid., hlm. 4

14 26 atau seorang hipnoterapis dan pasien dari dokter yang memilki kualifikasi menggunkan hipnosis sebagai bagian dari terapi yang ia lakukan Partisipan Partisipan adalah orang yang mengalami aplikai hipnosis, yang bersifat non medis, yang dilakukan terhadap seseorang atau sekelompok orang pada waktu bersamaan. Misalnya seminar menejemen stres, atau dalam pertunjukkan atau stage hypnosis atau terhadap orang yang ingin mersasakan hipnosis, seperti yang dilakukan oleh Masruri yang sedang mempraktikkan hipnosis kepada seorang peserta seminar hipnoterapi di Kawedhar Room Hotel Santika Jl. A. Yani 39 Semua orang sebenarnya dapat dihipnosis, karena semua proses hipnosis adalah self hypnosis. Bila subjek tidak ingin, tidak bersedia, tidak mengizinkan atau tidak mau bekerja sama untuk dihipnosis, subjek itu tidak dapat dihipnosis. Jadi sangat penting bagi seorang hipnotis untuk mendapat persetujuan dan bekerja sama dari subjeknya. b. Sejarah hipnosis Hipnosis telah ada sejak awal mula peradaban manusia. Fenomena yang kita kenal dengan nama hipnosis telah tercatat diberbagai peradaban, diberbagi suku bangsa di muka bumi. Fenomena ini, pada zaman dulu dan juga sekarang, selalu dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan dan kepercayaan, kekuatan magis, supranatural, klenik dan gendam. 40 Bangsa Mesir dan Yunani Kuno 38 Ibid., hlm Gendam adalah sebuah kemampuan untuk menguasai pikiran seseorang untuk diperdaya, dieksploitasi hartanya dengan menggunakan kekuatan gaib atau dengan teknik tertentu. Berbeda dengan hipnosis yang didukung para tokoh dari kedokteran, psikiataer dan psikolog, pelaku gendam sebagian besar adalah dukun dan penjahat. Ilmu gendam sendiri berfareasi bentuknya yaitu; pertama, gendam fisik (murni teknik komunikasi), tapi pada umumnya

15 27 mempunyai pusat-pusat mimpi yang berfungsi sebagai tempat untuk berpuasa, berdoa, dan memohon agar mimpi-mimpi mereka dapat di terjemahkan untuk dapat memabantu menyelesaikan masalah dan memberikan panduan hidup. Kemungkinan besar, saat mereka berada di puasat mimpi, mimpi yang mereka alami adalah mimpi yang muncul setelah mereka dihipnosis. 41 Wajah hypnos, Dewa Tidur dalam mitologi yunani, layaknya sebuah gambar orang suci bagi hipnosis. Dari namanyalah kata dan konsep hipnosis muncul. Hingga saat ini, para Hindu penyembuh masih melakukan berbagai fareasi teknik penyembuhan yang bersal dari zaman kuno yang menggunakan unsur hipnosis. Pada zaman Jengiskan Khan, para ahli mistik melakukan praktek sugesti kepada bayak orang secara bersamaan untuk menimbulkan efek halusinasi visual dan auditori untuk memperkuat kepercayaan terhadap kekuatan supranatural dan mintik. 42 Dengan sejarah yang sedemikian panjang, khususnya yang berkaitan dengan dunia supranatural dan mistik, maka tidak heran bila orang memiliki berbagai pandangan dan sikap terhadap hipnosis. Nama hipnotisme diciptakan oleh dr. James Braid. Ia memprtunjukkan mesmerisme yang didapat pada waktu tertentu dan tidak dapat dianggap sebagai akibat dari tipuan. Pada waktu itu, subjek mesmerisme sedang panas-panasnya dibicarakan dalam lingkungan ilmu kedokteran dan banyak tukang jual obat di pasar berkesimpulan bahwa mesmerisme sebagai bidang yang sangat menguntungkan. 43 Tetapi fenomena aktual itu disebut setelah penemuan dr. Franz Anton Mesmer. Hipnosis yang ada sekarang adalah hasil evolusi teknik dan mengeksploitasi mistis. Aktivitas ini termasuk keajaiban jasmani ). Kedua, gendam kombinasi (perpaduan teknik komunikasi dengan andalan batin). Ketiga, gendam magis (100 persen magis. Termasuk keajaiban rohani). Rumusnya belum ketemu tetapi fenomenanya tidak dapat dipungkiri. 41 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm Ibid., hlm W.E. Butler, An Introduction To Telepathy (Telepati Pengantar Komunikasi Antarpikiran) (Semarang: Dahara Prize, 2005), hlm

16 28 teori yang dikembangkan oleh banyak tokoh dari kedokteran, psikiater dan psikolog, tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai berikut: 1. Franz Anton Mesmer ( ) Penelitian hipnosis secara ilmiah diawali oleh franz Anton Mesmer. Mesmer adalah seorang dokter di Wina yang memakai terapi sugesti magnetisme untuk menyembuhkan pasiennya. 44 Teknik ini kemudan dikenal dengan teknik mesmer. Praktek terapi sugesti yang Mesmer lakukan menggunakan apa yang ia namakan sebagai sifat alamiah magnetisme hewani. Mesmer beranggapan bahwa pasiennya sembuh karena mendapat transfer magnetisme hewani dari dirinya. Dari berbagai terapi yang dilalukan, Mesmer akhirnya menyimpulkan bahwa semua orang mempunyai magnetisme dengan kadar yang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang mempunyai magnetisme yang lebih kuat, ada yang lebih lemah. Magnetisme seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Menurut Mesmer, magnetisme seseorang dapat ditransfer ke orang lain atau kebenda, seperti kertas, gelas, air, logam atau objek apa saja. Dengan demikian, tubuh yang sakit dapat disembuhkan dengan transfer magnetisme John Elliotson ( ) Pakar berpengaruuh selanjutnya adalah seorang dokter dari Inggris, John Elliotson. Elliotson adalah seorang asisten dokter di St. Thomas s hospital dan Profesor di University Collega di London, sekaligus seorang penulis yang sangat produktif. Elliotson tertarik pada mesmerisme sekiatar tahun sebagai dokter yang terpandang, saat mereka memberikan kuliah mengenai mesmerisme, banyak dokter lain yang mendengarkan apa yang ia ajarkan. Dalam prakteknya, Elliotson sangat intensif Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 6-7

17 29 menggunakn mesmerisme dan sangat berhasil, khususnya dalam pengendalian rasa sakit dan operasi. Sayangnya, dengan ditemukannya zat kimia yang mempunyai efek anestetis yang dapat membuat mati rasa pada organ tubuh, mesmerisme tidak lagi digunakan James Esdaile ( ) James Esdaile mendapat pengaruh langung dari tulisan Elliotson dan menjadi seorang pendukung mesmerisme. Esdaille bertugas di India pada tahun 1845 hingga Ia berhasil mendorong pemerintah Inggris untuk membangun rumah sakit di Calcutta. Hal ini memberinya peluang untuk melakukan eksperimen mesmerisme. Dalam waktu enam tahun itu, Esdaile menggunakan anestetis hipnosis pada ribuan operasi pembedahan minor dan pada lebih dari 300 operasi besar. Setelah kembali ke Skotlandia, ia melanjutkan risetnya dan tetap berhubungan dengan Elliotson melalui surat menyurat. Pada tahun 1846, nitrous oxida dan ether telah sangat berasil digunakan dalam pembedahan dan mejadi pilihan dunia kedokteran saat ini. Apa yang dilakukan oleh Esdaille dan Elliotson dianggap menyimpang dari praktek kedokteran yang umum berlaku saat ini James Braid ( ) James Braid adalah orang pertama yang mencoba menjelaskan fenomena mesmerisme dari sudut pandang ilmu psikologi. Ia adalah seorang ahli bedah dan seorang penulis yang produktif dan andal keturunan Skotlandia. 48 Ia juga sangat dihormati oleh British Medical Association. Pada tahun 1841, ia melakukakn pemeriksaan medis pertama terhadap seorang subjek yang berada dalam kondisi trans mesmerisme. Setelah pemeriksaan 46 Ibid., hlm Ibid., hlm

18 30 pertama, ia mulai eksperimen pribadi dan melibatkan rekan kerja yang ia percaya. Dari hasil penelitian yang ia lakukan, akhirnya hipnosis dapat dijelaskan dalam kerangka ilmiah dan diterima sebagai suatu teknik pengobatan oleh uania kedokteran inggris. Dengan demikian, Braid dipandang sebagai bapak hipnosis. Dalam penelitiannya, Braid menemukan bahwa pemfokusan pandangan mata (eye fixation) mengakibatkan suatu kondisi kelelahan, misalnya kelopak mata menjadi sangat lelah sehingga tidak bisa dibuka oleh subjek. Ia beranggapan, itu adalah kunci mesmerisme. Setelah melakukan banyak eksperimen, Braid akhirnya mengembangkan teori tentang perhatian mata. Ia meminta subjek untuk menatap berbagai objek dari berbagai posisi, termasuk memandang matanya dan juga api lilin, dan berhasil membawa subjek masuk ke kondisi trans. Pada awalnya, Braid menemukan penemuannya sebagai neurypnologi. Neurypnologi berasal dari bahasa yunani yang berarti nervous sleep. Di kemudian hari, ia menggunakn kata neuro-hypnotism yang berasal dari kata hypnos, yaitu dewa tidur dalam mitologi yunani. Selanjutnya, emi mempermudah ucapan, ia menghilangkan kata neuro. Penemuannya akhirnya diberi nama hypnotism atau hipnosis Milton H. Erickson ( ) Erickson dipandang sebagai hipnoterapis dan psikoterapis yang paling kreatif dan inovatif. Kehebatan Erickson di dunia praktek psikoterapi setara dengan Freud di dunia perilaku manusia. Erickson menjalani hidup yang unik dengan keterbatasan yang ia alami, mulai dari buta warna, angka tuli, dan dislexia. Ia juga menderita sakit polio sebanyak dua kali, yaitu pada usia 17 dan 51 tahun. Dalam upaya merehabilitasi dirinya, Erickson mengalami 49 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 8-9

19 31 berbagai fenomena hipnosis klasik dan mengerti bagaimana memanfaatkan berbagai fenomena itu untuk tujuan terapi. Sumbangan paling berharga yang dilkukan Erickson pada dunia hipnosis adalah pengembangan teknik sugesti tidak langsung dan non-outhoritarian. Dengan cara ini, Erickson mampu membuat subjek untuk belajar bagaimana mengalami fenomena hipnosis dan bagaimana menggunaan potensi mereka untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Selama lebih dari lima puluh tahun, Erikson melakukan eksperimen dan terapi menggunakn hipnosis. Semasa hidupnya, ia memberikan seminar dan lokakarya diberbagai belahan dunia. c. Mitos dan pandangan yang salah Ada banyak mitos dan pandangan yang salah mengenai hipnosis. Banyak yang menghubungkan hipnosis dengan kekuatan gaib, mistik, praktek ritual, pengendalian pikiran, makhluk halus, penipuan. Semua pandangan yang kurang tepat itu berkembang karena minimnya informasi yang tepat mengenai hipnosis. Semua ini diperparah dengan publikasi di media massa, baik itu surat kabar, radio, maupun televisi, yang memberikan informasi tidak tepat mengenai hipnosis. Ditambah lagi, salah satu stasiun televisi swasta menyiarkan acara tentang hipnosis. Masyarakat yang tidak mempuyai pemahaman yang benar akan langsung berangapan bahwa itulah hipnosis. Padahal yang ditampilkan di televisi itu salah satu cabang dari ilmu hipnosis. Hipnosis di Indonesia memang sering jadi kambing hitam karena dianggap sebagai alat kejahatan. 50 Padahal hipnosis tidak seperti itu, yang ada justru hipnotis bisa dijadikan alat untuk membantu membuang kebiasaan buruk, pikiran negatif dan 50

20 32 menyembuhkan orang sakit psikologis. 51 Beberapa pandangan yang salah mengenai hipnosis adalah: 1. Hipnosis merupakan praktek supranatural Hipnosis merupakan seni komunikasi antar hipnotis dan subjek hipnosis. Kemampuan komunikasi ini dimanfaatkan untuk membawa subjek masuk kekondisi alam bawah sadar. Sama sekali tidak ada unsur kekautan magis atau mistik yang terlibat Hipnosis sama dengan tidur Kondisi trans, bila dilihat dari getaran otak, mirip dengan kondisi tidur akan tetapi tidak tidur justru hipnosis memperkuat konsentrasi. 53 Perbedaan utama anatara kondisi tidur dan kondisi hipnosis adalah saat tidur kita tidak sadar akan keadaan sekeliling kita. Sedangkan pada saat trans, pikiran kita justru sangat sadar dan fokus Hipnisis dapat mengubah kepribadian Hipnosis tidak dapat mengubah kepribadian. Namun dapat mengubah pola pikir dari yang negatif ke positif. 55 Penelitian yang dilakukan oleh pakar hipnosis menunjukkan bahwa hipnosis dapat membantu memulihkan suatu kondisi mental, namun tidak bisa digunakan untuk memprogram pikiran dan mengubah kepribadian subjek Hipnosis adalah bentuk penguasaan pikiran Pandangan ini tidak benar, subjek walaupun telah masuk kedalam kondisi hipnosis atau trans yang dalam, masih tetap sadar dan dapat mengendalikan diri sepenuhnya. Semua bentuk hipnosis adalah self-hypnosis. Bila subjek tidak mengizinkan atau menolak untuk dihipnosis maka hipnotis tidak akan bisa menghipnosis si Adi W. Gunawan, op. cit., hlm Adi W. Gunawan, op. cit., hlm Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 12

21 33 subjek. Jadi orang yang berperan, dia yang mau dihipnosis dan kooperatif. Kalau orang dirampok kan dia tidak mau, dia dipaksa. 57 Maka ketika ada orang yang mengaku dirinya telah dirampaok maupun di tipu melalui hipnosis itu adalah pemahaman yang salah mengenai hipnosis. 5. Hipnosis mengakibatkan lupa ingatan Justru, saat subjek berada dalam kondisi terhipnosis atau trans, subjek mengalami peningkatan kemampuan mengingat yang luar biasa. Kemampuan ini disebut sebagai hypermnesia. Hipnosis dapat digunakan untuk menimbulkan efek amnesia (lupa ingatan) namun, ini dilakukan dengan tujuan khusus dalam saat terapi. Hipnosis tidak dapat digunakan untuk membuat orang lupa secara total Wanita lebih mudah dihipnosis daripada pria Pendapat yang mengatakan seperti itu salah, karena pada kenyataannya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. 59 d. Jenis hipnosis Selama ini, orang pada umumnya hanya mengenal satu jenis hipnosis. Yaitu stage hypnosis yang ditampilkan di televisi sebagai acara hiburan. Dengan semakin banyak orang menonton acara TV tersebut, perlahan pasti mulai terbentuk pandangan mengenai apa itu hipnois. 60 Pandangan itu belum tentu benar sepenuhnya. Berikut ini adalah jenis hipnosis dan manfaatnya. 1. Stage hypnosis Stage hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk pertunjukan hiburan. Dalam stage hypnosis, hipnotis memilih Adi W. Gunawan, op. cit., hlm hipnotis.05/04/ Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 13

22 34 subjek dari antara penonton, yang setelah melewati serangkaian uji sugestibilitas, membuat subjek tersebut masuk kedalam kondisi trans. Kira-kira satu diantara setiap lima orang selalu siap untuk menerima sugeti dalam hipnosis. Presentas orang-orang ini sering bisa mencapai trans yang cukup mendalam, 61 kemudia juru hipnotis memberikan program yang dimasukkan biasa anehaneh dan tidak masuk akal, misalnya seorang pria mengaku hamil, hand phone jadi sepatu, menjadi penyayi terkenal dan lain sebagainya. Semua program itu dijalankan dengan sangat baik dan subjek tidak sadar akan keanehan perilakunya. 62 Meskipun program dimasukkan ke pikiran bawah sadar adalah program yang tidak masuk akal, hal itu tidak akan berakibat buruk pada subjek. Program yang tidak masuk akal itu akan terhapus karena kalah kuat dengan program dasar yang ada di alam bawah sadar. Bawah sadar dapat dipengaruhi paling mudah lewat hipnosis jika sesuai dengan program dasarnya. 63 Jadi, semakin tidak masuk akal program yang diberikan justru semakin aman. 2. Clinical hypnosis atau hypnoterapy Clinical hypnosis atau hypnoterapy secara umum dapat diterjemahkan sebagai terapi menggunakan hipnosis dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis). Jika seseorang sudah mulai mencoba teknik hipnosis untuk menidurkan seseorang dan berhasil, perasaan yakin pada dirinya tentu mulai muncul bahwa dia mampu menghipnosis orang lain, di luar dirinya Bradford Chambers, How To Hipnotize (Bagaimana Cara Menghipnotis) (Semarang: Dahara Prize, 2005), hlm Adi W. Gunawan, op. cit., hlm Leslie M Lecron, Self Hypnotism; The Technique And Its Use In Daily Living (Hipnotisme Pribadi; Bagaimana Tekniknya Untuk Kehidupan Sehari-Hari), (Semarang: Dahara Prize, 2004), hlm. Hlm

23 35 Satu hal yang perlu dicermati, walaupun dapat digunakan untuk mengobati banyak penyakit, hipnoterapi tidak dapat menyembuhkan semua masalah yang berhubungan dengan psikologis dan medis. Misalnya, orang yang sakit usus buntu tetap harus menjalani operasi. Dia tidak mungkin bisa sembuh hanya karena menggunkan hipnosis. Dalam kasus usus buntu, hipnosis dapat digunakan untuk membuat pasien rileks dan percaya diri untuk menjalani operasi dan memulihkan kondisi psikologis pasca operasi Anodyne awareness Anodyne awareness adalah aplikasi hipnosis untuk mengurangi rasa sakit fisik dan kecemasan. Banyak dokter tenaga medis, perawat dan dokter gigi menggunakan teknik anodyne untuk membantu pasien menjadi rilek dengan mental anestesi. Teknik anodyne dikembangkan dengan menerapkannya pada ratusan pasien yang menjalani perawatan medis dan dalam praktek kedokteran gigi. Teknik ini dapat digunakan dengan sangat berhasil pada hampir pada setiap pasien Forensic hypnosis Forensic hypnosis adalah penggunaan hipnosis sebagai alat bantu dalam melakaukan infestigasi atau penggalian informasi dari memori. Hipnosis ini biasanya digunakan untuk keperluan penyelidikan di kepolisian. 67 Sering kali, dalam suatu kejadian yang mempunyai muatan emosi negatif tinggi, misalnya dalam kasus kejahatan, orang mengalami lupa ingatan akan kejadian tersebut. Hal itu terjadi karena pikran bawah sadar, dengan tujuan agar pengalaman buruk itu tidak lagi diingat Adi W. Gunawan, op. cit., hlm Ibid., hlm Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 15

24 36 Dengan menggunkan hipnosis, kita akanmasuk kekondisi trans yang berakibat pada kemampuan mengigat yang sangat tinggi yang dinamakan hypermnesia. 5. Metaphysical hypnosis Metaphysical hypnosis adalah aplikasi hipnosis dalam meneliti berbagai fenomena yang berkaitan dengan persoalan metafisik. 69 Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental. Dengan hipnosis, seseorang akan dapat dengan sangat cepat masuk kekondisi rileks yang sangat dalam (somnambulims), yang kalau diukur dengan EEG akan menunjukkan frikuensi gelombang otak yang sangat rendah. 70 Penjelasan yang lebih detail mengenai hubungan antara gelombang otak dan level kesadaran dapat dibaca pada bahasan selanjutnya. 2. Uji sugestibilitas, Induksi dan Gelombang Otak a. Uji sugestibilatas Salah satu cara terbaik dalam mempengaruhi bawah sadar yakni dengan menggunkan sugesti. Kepekaan seseorang terhadap sugesti berbeda-beda. Orang sangat peka terhadap sugesti terutama ketika seseorang berada dalam hipnosis atau karena pengaruh emosi yang kuat. Bila tidak peka, sugesti anda akan mendapat kesukaran untuk belajar. Kepekan terhadap sugesti adalah modal dasar dalam hipnosis. 71 Secara umum manusia terbagi kedalam tingkat sugestibilitas, yang sangat musah dihipnosis sebesar 10%, yang moderat 85% dan yang sulit 5%. Subjek yang dihipnosis di acra televisi adalah subjek yang memiliki tingkat sugestibilitas tinggi, yaitu yang 10%. Tidak mungkin Adi W. Gunawan, op. cit., hlm Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 73

25 37 seorang hipnosis akan menggunan subjek yang sulit karena justru akan membuat pertunjukannya gagal dan berantakan. 72 Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menemukan subjek yang mudah dihipnosis. Pertama, berdasarkan penglaman. Semakin sering mempraktekkan atau mencoba hipnosis, orang akan semakin peka untuk mengetahui subjek tipe subjek yang hipnotis hadapi. Namun, bagi yang belum berpengalaman, hipnotis dapat melakukan uji sugstibilitas dengan cara yang kedua yaitu melakukan eksperimen. 73 Penting untuk mengetahui hukum yang mengatur sugesti (yaitu sugesti oleh orang lain) yang lebih kuat daripada otosugesti, tetapi otosugesti dapat menjadi cukup efektif, terutama bila disertai pengetahuan mengenai cara penggunaan dengan sebaik-baiknya. Keadaan hipnosis yang ringan pun dapat meningkatkan kepekaan terhadap sugesti. 74 Sebelum mulai melakukan tes sugestibilitas, pastikn hipnotis menunjukkan sikap percaya diri dan otoritas, yang dimaksud dengan otoritas adalah anda menunjukkan bahwa anda benar-benar tahu apa yang anda lakukan. 75 Hal penting lainnya, sebelum anda mulai mlakkan tes, pastikan subjek benar-benar mengerti bahwa hipnotis ingin ia serius dan mau bekerja sama untuk melaksanaka percobaan yang akan hipnotis lakukan. Katakan, Saya ingin, anda mencoba kehebatan pikiran anda. Saya akan mencoba beberapa eksperimen kecil. Saya haya minta satu hal dari anda, yaitu anda memperhatikan dengan seksama apa yang saya katakan dan biarkan segala sesuatu terjadi dengan sendirinya, tanpa keterlibatan dari anda. Apapun yang terjadi, biarlah itu terjadi. 72 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm Ibid., hlm Leslie M Lecron, op. cit., hlm Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 84

26 38 Usahakan agar ruang tempat anda melakukan praktek uji sugestibilitas rapi dan bersih. Hal ini bertujuan agar perhatian subjek terpusat pada suara hipnotis, tanpa terpengaruh lingkungannya. 1. The hand drop test The hand drop test adalah tes pertama yang dapat anda lakukan. Karena tes ini membantu subjek menjadi lebih rilek. Disamping itu, tes ini mengajar subjek agar menuruti perintah hipnotis dan yang paling penting, tes ini sangat mudah dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Jadi, hipnotis pasti berhasil melakukan tes ini. 76 Ingat, dalam hipnosis, satu keberhasilan akan menghasilkan keberhasilan selanjutnya (success breeds success). Jika subjek melihat hasil nyata saat ia menuruti perinah hipnotis, ia akan percaya pada kemampuan hipnotis. dengan demikian, subjek akan semakin mudah dipengarahi dan semakin taat pada perintah yang hipnotis ucapkan. Semakin banyak tes yang berhasil dilalui seorang subjek, ia cenderung akan semakin mudah menerima dan menjalankan sugesti hipnotis. Mulialah dengan mengatakan, Ini adalah yang sangat mudah. Anda pasti berhasil melakukannya. (Minta subjek untuk duduk di kursi dengan punggung tegak). Sekarang, tumpangkan tangan kiri anda di atas jari telunjuk kanan. (Seorang hipnotis memberi contoh posisi kedua tangan). Sekarang, saya ingin anda untuk membuat rileks lengan kiri anda sedemikian rupa sehingga menjadi sangat lemas, tidak bertenaga dan seluruh beratnya hanya ditopang oleh telunjuk kanan anda. Biarkan lengan kiri anda menjadi sangat rileks dan lemas. Pusatkan seluruh perhatian anda untuk membuat lengan kiri anda menjadi sangat rileks, lemas dan tidak bertenaga Ibid., hlm Ibid., hlm

27 39 Jika subjek tampak tidak memberikan respons seperti yang diinginkan, sentuh siku lengan kirinya, naikan dan turunkan. Jika anda merasa lengan kiri subjek masih tegang, katakan, Saya bisa merasakan lengan anda masih kaku. Sekarang, buat rileks seluruh lengan kiri anda. Lemaskan, jangan ditahan. Saat anda merasa puas dengan kondisi rileks yang ditunjukkan subjek, katakan, Saya akan menghitung dari satu sampai tiga. Saat saya menyebut angka tiga, saya ingin anda menarik jari telunjuk kanan tangan anda dengan cepat dan biarkan lengan kiri anda jatuh bebas kepangkuan anda. Siap, satu, sangat rileks, dua, sangat lemas, tiga!. Saat memberikan perintah ke subjek, lakukan dengan suara yang jelas, lembut, positif dan monoton (kecuali saat anda menekankan pada saat kata atau kalimat tertentu). Juga agar nada suara anda tetap tenang dan enak didengar, tapi tetap tegas. Timbulkan kesan bahwa anda ingin subjek menaati perintah anda. Jika tangan kiri subjek jatuh bebas kepangkuannya, katakan, Bagus sekali. Dan lanjutkan ke tas berikutnya. Jika ia gagal dalam melakukan tes ini, jelaskan, Sering kali, kita pikir kita sudah rileks ternyata kita belum rileks. Anda baru saja membuktikan hal itu. Tingkat keberhasilan menjalankan tes ini sejalan dengan kemampuan anda untuk rileks. Pikiran mempunyai kemampuan yang luar biasa. Saat anda yakin pada satu hal, sering kali akan muncul gerakan yang tidak anda sadari. Maka, sekarang rileks, jangan berpikir terlalu serius. Nikmati permainan ini dan anda pasti berhasil. Setelah anda mengucapkan hal itu, lakukan tes sekali lagi. Pastikan subjek menempatkan berat seluruh lengan kirinya di atas jari telunjuk tangan kanannya. Kalau masih gagal lagi, gunakan telunjuk kanan anda untuk menopang lengan kirinya dan pastikan

28 40 anda merasakan lengan kirinya benar-benar rileks, sebelum anda menarik jari telunjuk anda The pendulum swing test Tes ini juga dikenal dengan nama chevreul s pendulum, diambil dari nama Michel Eugene Chevreul, ilmuan modern, yang pertama kali menemukan idiodynamic response, yang dimaksud dengan idiodynamic response adalah setiap pikiran yang dipikirkan oleh pikiran sadar akan mempunyai respons bawah sadar yang mempengaruhi otot-otot tubuh, sebagai akibat pikiran tersebut. Dengan mengetahui interaksi antara alam sadar dan bawah sadar, orang bisa merubah pola hidupnya. 79 Pendulum adalah benda yang digantung dari tali atau tongkat dari titik tetap sehingga dapat berayun dengan bebas oleh pengaruh gaya berat dan biasanya digunkan untuk mengatur gerak mesin jam atau mesin lainnya. 80 Dalam bahasa sehari-hari pendulum disebut bandul. Kita dapat melihat pendulum (bandulan atau bandul) itu pada jam tembok model kuno. 81 Untuk melakukan tes pendulum, anda perlu menyiapkan sebuah pendulum, yang bisa anda buat dari seutas benang dengan panjang sekitar 30 cm. Salah satu ujung benang itu anda ikatkan sesuatu, misalnya cincin, tutup pulpen atau apa saja yang dapat digunakan sebagai beban. Selanjutnya, minta subjek duduk tenang dan memegang pendulum seperti yang telah dicontohkon oleh hipnotis. Pastikan siku dengan yang digunakan memegang pendulum mempunyai tempat bersandar yang kokoh, misalnya di meja atau di paha subjek. Tujuannya agar tangan subjek tidak 78 Ibid., hlm Dr. Josep Murphy, Drs., Ph.D.DD.LLD, Membangkitkan Kekuatan Bawah Sadar (Bandung: Pionir Jaya, 2002), hlm Greg Nielson dan Josep Polansky, Pendulum Power; Rahasia Daya Pendulum (Semarang: Dahara Prize, 2003), hlm Greg Nielson dan Josep Polansky, Pendulum Power; Rahasia Daya Pendulum (Semarang: Dahara Prize, 1985), hlm. 9

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari keseluruhan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; 1. Hipnoterapi adalah terapi dengan sarana hipnosis dengan keterampilan untuk melakukan komunikasi

Lebih terperinci

Hypnosis: The Art of Subconscious Communication

Hypnosis: The Art of Subconscious Communication Hypnosis: The Art of Subconscious Communication As human beings, we can never know reality. We can only know our perceptions of reality. NLP Program Saat ini masyarakat Indonesia mulai mengenal hipnosis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang paling penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan komunikasi manusia berinteraksi antar satu individu dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77 BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Lebih terperinci

KESADARAN Rah a ay a u G i G n i in i ta t s a a s s a i s

KESADARAN Rah a ay a u G i G n i in i ta t s a a s s a i s KESADARAN Rahayu Ginintasasi A. Pengertian Kesadaran Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki

Lebih terperinci

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy) LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy) Apakah hipnoterapi Itu? Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari

Lebih terperinci

Manfaat Hypnosis 3 JURUS JITU HYPNOLEARNING

Manfaat Hypnosis 3 JURUS JITU HYPNOLEARNING Manfaat Hypnosis Tidak ada seorang pun yang mampu memberikan perhitungan yang tepat dan secara pasti tentang manfaat hypnosis, karena hampir di setiap bidang apa pun dalam kehidupan kita melibatkan pikiran,

Lebih terperinci

Anda akan belajar langsung dari Master Hipnotis IHA (Indonesian Hypnosis Association).

Anda akan belajar langsung dari Master Hipnotis IHA (Indonesian Hypnosis Association). 1 Pusat Pelatihan Hipnotis dan Hipnoterapi Indonesia Indonesian Hypnosis Association Jln. Raya Welahan-Jepara Km. 2, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. +622913408700, 081390390132, 081252777720, infopusat@gmail.com

Lebih terperinci

INDRA MAJID Mind Technology Expert International Certified Hypnotherapist Trainer of Hypnosis Trainer

INDRA MAJID Mind Technology Expert International Certified Hypnotherapist Trainer of Hypnosis Trainer Pusat Pelatihan Hipnotis dan Hipnoterapi Indonesia Indonesian Hypnosis Association Jln. Raya Welahan-Jepara Km. 2, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. +622913408700, 081390390132, 081252777720, infopusat@gmail.com

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM. Pertemuan 1

PSIKOLOGI UMUM. Pertemuan 1 PSIKOLOGI UMUM aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id Pertemuan 1 Pengertian Psikologi UMUM Berasal dari kata PSIKOLOGI DAN UMUM PSIKOLOGI Berasal dari Kata Yunani Psyche: jiwa Logos: ilmu ; ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

INDRA MAJID Mind Technology Expert International Certified Hypnotherapist Trainer of Hypnosis Trainer

INDRA MAJID Mind Technology Expert International Certified Hypnotherapist Trainer of Hypnosis Trainer Pusat Pelatihan Hipnotis dan Hipnoterapi Indonesia Indonesian Hypnosis Association Jln. Raya Welahan-Jepara Km. 2, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. +622913408700, 081390390132, 081252777720, infopusat@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM. Lidyasari, M.Pd. Pertemuan 1

PSIKOLOGI UMUM. Lidyasari, M.Pd. Pertemuan 1 PSIKOLOGI UMUM Oleh: Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd Pertemuan 1 Pengertian PsikologiUMUM Berasal dari kata PSIKOLOGI DAN UMUM PSIKOLOGI Berasal dari Kata Yunani Psyche: jiwa Logos: ilmu ; ilmuyang mempelajaritentang

Lebih terperinci

Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya?

Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya? Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya? With great power comes great responsibility Sebelum menjelaskan lebih lanjut saya ingin kita menyamakan dulu persepsi kita mengenai hipnosis, agar kita bisa berpikir

Lebih terperinci

Apa Saja Manfaat Hipnotis? Dan Mengapa Anda Perlu Mempelajarinya?

Apa Saja Manfaat Hipnotis? Dan Mengapa Anda Perlu Mempelajarinya? Apa Saja Manfaat Hipnotis? Dan Mengapa Anda Perlu Mempelajarinya? Banyak orang mengira yang menganggap hipnotis adalah ilmu gaib atau identik dengan kejahatan yang banyak diberitakan media masa. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 137 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konsep mimpi Sigmund Freud. Mimpi adalah produk psikis yang dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis. Dengan menganalisis mimpi maka dapat mengetahui

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Jumat, 02 May :00 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 27 November :10

Ditulis oleh Administrator Jumat, 02 May :00 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 27 November :10 Sejarah Hypnosis Berdasarkan pictograph yang ada, penggunaan hypnosis sudah ada sejak lama sebelum sejarah itu sendiri dicatat. Di Eber Papyrus yang telah berusia kurang lebih 3000 tahun mengkisahkan seorang

Lebih terperinci

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 1 Ciri makhluk hidup (manusia) 2 Sifat keingintahuan Manusia

Lebih terperinci

INDRA MAJID Mind Technology Expert International Certified Hypnotherapist Trainer of Hypnosis Trainer

INDRA MAJID Mind Technology Expert International Certified Hypnotherapist Trainer of Hypnosis Trainer Pusat Pelatihan Hipnotis dan Hipnoterapi Indonesia Indonesian Hypnosis Association Jln. Raya Welahan-Jepara Km. 2, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. +622913408700, 081390390132, 081252777720, infopusat@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap (Attitude) 2.1.1 Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan batasan tersebut,

Lebih terperinci

Ringkasan Singkat Belajar hipnotis

Ringkasan Singkat Belajar hipnotis Ringkasan Singkat Belajar hipnotis Ebook yang berisi tentang ringkasan saat masa orientasi pada salah satu sekolah hipnotis, yang berada di indonesia Ebook ini berisi tentang: 1. Pengenalan Hipnotis 2.

Lebih terperinci

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi Carl Jung Analytical Psychology Asumsi Fenomena yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau magis (Occult) yang diturunkan oleh leluhur bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan manusia Manusai bukan hanya

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Pendekatan Psikoanalisa Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Alur Isi Frans Anton Mesmer 1734

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran bayi itu pada umumnya memberikan arti emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang tua bayi. Wanita-wanita hamil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mengaktifkan siswa belajar. Pelaksanaan pengajaran yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. upaya mengaktifkan siswa belajar. Pelaksanaan pengajaran yang menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran agar tercapainya hasil yang maksimal siswa harus terlibat secara aktif dalam proses tersebut. Dengan kata lain siswa ikut dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah sesuatu yang berharga bagi seluruh makhluk hidup di dunia karena tanpa kesehatan, manusia tidak akan dapat menjalani kegiatan hidupnya dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek

Lebih terperinci

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138) digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

Lebih terperinci

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2)

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Berdasarkan pengalaman klinik dalam menangani masalah anak-anak, hampir sebagian besar kasus berasal dari masalah komunikasi antara orang tua dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

HypnoSelling: Hipnotis dalam Penjualan. Yassin

HypnoSelling: Hipnotis dalam Penjualan. Yassin HypnoSelling: Hipnotis dalam Penjualan Yassin Krisnanegara @yassinkrisna 1 2 Sejarah Hipnosis Abad 18 Fr. Joseph Gassner (1727-1779) Marquis Chastenet De Puysegur Dr. James Esdaile (1808 1859) Traditional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih

Lebih terperinci

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki fasilitas dan kapasitas tempat tidur setara dengan Rumah Sakit Tipe

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK A. Pendahuluan Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

Ilmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati

Ilmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati Ilmu Alamiah Dasar Oleh : Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Ciri makhluk hidup (manusia) Rasa ingin tahu Sejarah perkembangan pola pikir manusia Perkembangan Pola Pikir Manusia Ciri Makhluk Hidup

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN TENTANG PERSALINAN DENGAN HYPNOBIRTHING DI AKADEMI KEBIDANAN MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Gusni Rahmarianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Hypnobirthing

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Pendekatan Biologi-saraf Pendekatan Perilaku Pendekatan Kognitif Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Phenomenologi Sub disiplin Psikologi

Lebih terperinci

MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung. Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A

MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung. Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A Disusun oleh : Bagas Rizal Firmansyah ( 1707016076 ) Dwi Uji Astuti ( 1707016052 ) Khoirurrozikin

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : DYAH ANGGRAINI PUTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV di Indonesia telah berkembang dari sejumlah kasus kecil HIV dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko tinggi yang memiliki angka

Lebih terperinci

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan

Lebih terperinci

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa Keith Johnstone (1999) menjelaskan bahwa mendongeng atau bercerita (storytelling) merupakan produk seni budaya kuno. Hampir semua suku bangsa di dunia memiliki tradisi

Lebih terperinci

Perilaku Koping pada Penyandang Epilepsi

Perilaku Koping pada Penyandang Epilepsi Perilaku Koping pada Penyandang Epilepsi SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Oleh Nadiarani Anindita F 100 050 050 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Penanganan anak Korban kekerasan seksual di PPT SERUNI

Lebih terperinci

PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER

PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER BIOGRAFI SINGKAT Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 9 Pebruari 1870, Dia menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran pada Universitas Wina pada tahun 1895.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan

Lebih terperinci

Definisi Karakter. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli. 1. Maxwell

Definisi Karakter. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli. 1. Maxwell Definisi Karakter Pengertian Karakter Menurut Para Ahli 1. Maxwell Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu, karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pasti akan mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Salah satu masalah yang harus dihadapi adalah bagaimana seseorang dapat beradaptasi

Lebih terperinci

FIRMAN FARADISI J

FIRMAN FARADISI J PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai tuntutan kebutuhan baik itu kebutuhan secara fisik-fisiologis maupun sosial-biologis, oleh sebab itu manusia

Lebih terperinci

HIPNOTIS MODERN MENGENAL. Oleh: Indra Majid Mind Technology Expert

HIPNOTIS MODERN MENGENAL. Oleh: Indra Majid Mind Technology Expert MENGENAL HIPNOTIS MODERN E-book ini akan membuka pintu pengetahuan Anda tentang hipnotis modern yang sepenuhnya ilmiah. Oleh: Indra Majid Mind Technology Expert WWW.INDRAMAJID.COM KATA PENGANTAR Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan dalam ruang lingkup individu, antar individu, maupun kelompok. Pada dasarnya komunikasi adalah sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita. Keadaan persalinan adalah keadaan di mana masa hamil, melahirkan dan penanganan pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

PENDAHULUAN PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDAHULUAN PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kelompok 1 Pengantar Ilmu Pendidikan Oleh : 1. Abdul Karim K 5410001 2. Bhian Rangga JR K 5410012 3. Hendri Sulistiawan K

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH GAMBARAN POLA ASUH PENDERITA SKIZOFRENIA Disusun Oleh: Indriani Putri A F 100 040 233 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

Alfred Adler. Individual Psychology

Alfred Adler. Individual Psychology Alfred Adler Individual Psychology Manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior, suatu kondisi yang mengarah pada perasaan inferior sehingga mengakibatkan ketergantungan kepada orang lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita menimbulkan akibat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

Psikologi Fungsionalisme

Psikologi Fungsionalisme Modul ke: Psikologi Fungsionalisme Tokoh dan perebedaan dengan strukturalisme Fakultas Psikologi Ainul Mardiah, M.Sc Program Studi Psikologi Sejarah Aliran Fungsionalisme Fungsionalisme adalah aliran psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali tontonan baik dimedia massa ataupun dalam kehidupan nyata yang telah menghancurkan tatanan kejiwaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Kesenjangan. tenaga non-medis seperti dukun maupun kyai, (Kurniawan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Kesenjangan. tenaga non-medis seperti dukun maupun kyai, (Kurniawan, 2015). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan jiwa di Indonesia saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua terutama bagi kita yang berkecimpung di bidang kejiwaan seperti psikiater,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri ada beberapa faktor pokok yang dapat membantu suatu industri menajadi lebih baik dan lebih maju, faktor-faktor tersebut ialah modal, tanaga

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN A. Analisa Yuridis Malpraktik Profesi Medis Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 merumuskan banyak tindak pidana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 hingga 5 Maret 2017 di Panti Wreda Pengayoman Semarang. Adapun rincian pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

12/19/2013. Setiap orang dewasa mengalaminya ribuan kali dalam hidupnya. Hypnosis adalah alami

12/19/2013. Setiap orang dewasa mengalaminya ribuan kali dalam hidupnya. Hypnosis adalah alami APAKAH HYPNOSIS ITU? Setiap orang dewasa mengalaminya ribuan kali dalam hidupnya. Hypnosis adalah alami 1 TINGKATAN SADAR (CONSCIOUS LEVEL) Contoh Aktivitas 1. Anda sedang bermain tenis 2. Anda melamun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Oleh : Putu Ronny Angga Mahendra, S.Pd. M.Pd puturonny87@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra Dra. G.A Mas Darwati,

Lebih terperinci

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati anak-anak dalam setiap harinya akan menemukan bahwa masing-masing anak memiliki keunikan dan keistimewaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan 1.1 Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Manusia dengan memiliki akal menjadikannya mahluk yang sempurna, sehingga dapat berkehendak melebihi potensi yang dimiliki oleh mahluk lainnya, hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan ini memperlihatkan dampak dari ekspansi penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara. 1 Dalam mewujudkan kecerdasan bangsa yaitu dengan belajar, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai asal sekolah, kemampuan Bahasa Inggris, serta pengertian belajar dan hasil belajar. A. Asal Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar. Zakiah Daradjat menyebutkan ada tiga fungsi agama terhadap mereka yang meyakini kebenarannya, yaitu:

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci