LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA TA 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA TA 2015"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA TA 2015 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 1

2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr Wb. Alhamdulillah Puji Syukur kita Panjatkan Kehadirat Allah SWT, atas segala Limpahan Rahmat dan Karunianya akhirnya BPBD Provinsi Jawa Tengah dapat menyelesaikan tugas penyusunan Buku Laporan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Tahun Anggaran 2015, dengan lancar. Melalui buku ini kami atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya BPBD Prov. Jawa Tengah menyampaikan Ucapan terimakasih dan penghargaan tinggi kepada: 1. BNPB yang telah memberikan Penguatan bagi BPBD Prov. Jawa Tengah, khususnya dalam bentuk sarana mobilitas, peralatan, logistik, anggaran, dan dukungan personil sehingga Penanganan Bencana di Jawa Tengah dapat berjalan dengan suskes. 2. Bapak Gubernur, Wakil Gubernur, Bapak Sekda, dan Bapak Assisten Kesra yang telah memberikan dukungan anggaran, sarana mobilitas, gedung kantor dan personil, serta kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas, 3. DPRD Prov Jawa Tengah terutama Komisi E DPRD Prov Jateng yang telah memberikan dukungan anggaran dan sarana pendukung PB melalui alokasi anggaran untuk kebijakan PB 4. Unsur Pengarah BPBD Prov. Jawa Tengah dari unsur SKPD maupun dari masyarakat Profesional atas kerjasama dan koordinasi yang saling sangat baik dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana, 5. TNI/POLRI atas kerjasama dalam penanggulangan bencana dan penanganan kejadian bencana baik dilapangan maupun dalam posko. 6. Para Relawan yang telah banyak membantu dan berkontribusi langsung dalam penanggulangan bencana yang langsung berhubungan dengan masyarakat terdampak bencana. 7. Para Pemangku Kepentingan atas kerjasamanya selama ini, sehingga koordinasi dalam penanggulangan bencana dapat berjalan dengan lancar. 2

3 Kami menyadari bahwa usaha dan upaya yang telah kami lakukan masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam penanganan bencana di Jawa Tengah. Oleh sebab itu segala bentuk saran dan kritik merupakan masukan yang sangat berharga bagi kami untuk memperbaiki kinerja di tahun mendatang. Sebagai lembaga yang relatif baru, kami menyadari bahwa pengalaman dan kekurangan dilapangan merupakan guru terbaik untuk memacu kami agar menjadi lebih baik lagi. Buku laporan ini dibuat sebagai upaya kami dalam mendokumentasikan seluruh kegiatan dan tentunya masih terdapat banyak hal yang tertinggal dan masih perlu penyempurnaan. Harapan kami buku ini dapat memberikan gambaran secara utuh tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BPBD Prov. Jawa Tengah mulai dari Pra-bencana, Tanggap Darurat, maupun Pasca-bencana serta pelayanan pada masyarakat. Dengan tersusunnya buku ini mudah-mudahan memberikan manfaat khususnya bagi para pejabat berikutnya, serta sebagai pertanggungjawaban terhadap tugas yang sudah dilaksanakan di samping pertanggung jawaban anggaran yang sudah di laksanakan di BPBD Prov. Jateng. Sekian Wassalamu alaikum Wr Wb. Semarang, Januari 2016 Plt.KEPALA PELAKSANA HARIAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH Drs. Gembong Purwanto N, MT Pembina Tk. I NIP

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 4 DAFTAR TABEL... 7 DAFTAR GAMBAR... 8 A. PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Tugas Pokok dan Fungsi...16 a. Tugas Pokok...16 b. Fungsi Rencana Strategis BPBD...19 a. Visi BPBD...19 b. Misi...19 c. Tujuan...19 d. Sasaran Sumber Anggaran...20 B. PROGRAM DAN KEGIATAN PB JAWA TENGAH Urusan, Program dan Kegiatan Tempat Dan Waktu Kegiatan Tahapan dan Rencana Kerja Kegiatan Metode Kegiatan Sasaran Kegiatan...31 C. CAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN PB Realisasi Fisik dan Keuangan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan...35 a. Seksi Pencegahan...37 b. Seksi Kesiapsiagaan Bidang Penanganan Darurat...42 a. Seksi Penyelamatan, Evakuasi Dan Penanganan Pengungsi...43 b. Seksi Sarana Dan Prasarana Darurat

5 4. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi...46 a. Seksi Rehabilitasi...47 b. Seksi Rekonstruksi Bidang Logistik dan Peralatan...49 a. Seksi Logistik...50 b. Seksi Peralatan Bagian Tata Usaha...55 a. Subbagian Umum dan Kepegawaian...56 b. Subbagian Keuangan...64 c. Subbagian Program...65 D. PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA JAWA TENGAH Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana Peringatan Puncak Bulan Pengurangan Risiko Bencana...71 a. Persiapan...72 b. Pelaksanaan...76 c. Hasil Kelembagaan BPBD Kabupaten/Kota Alokasi Dana PB di Jawa Tengah...95 a. APBD Provinsi Jawa Tengah...95 b. Bantuan Gubernur Jawa Tengah...98 c. APBN TA Data Personel BPBD Kejadian Bencana di Jawa Tengah Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Tahun a. Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Bencana b. Bencana Banjir dan Tanah Longsor c. Bencana Kekeringan d. Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Tengah e. Instruksi Gubernur Jawa Tengah f. Pencanangan Kota Tangguh se Jawa Tengah Kerjasama Penanggulangan Bencana a. Mercy Corp Indonesia b. Kantor Perwakilan BPKP Jawa Tengah

6 c. Himpunan Mahasiswa d. Media Massa e. Rakor Dukungan Manajemen PB Tingkat Provinsi Prestasi dan Penghargaan PB a. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) b. Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tantangan, Permasalahan dan Solusi E. PENUTUP Kesimpulan Saran F. LAMPIRAN

7 DAFTAR TABEL Tabel 1 Daerah Rawan Bencana di Jawa Tengah Tabel 2 Indeks Risiko Bencana Indonesia Tabel 3 Indeks Risiko Bencana Kabupaten/Kota Se-Jateng Tabel 4 Tugas Pokok Bagian/Bidang BPBD Prov Jawa Tengah Tabel 5 Fungsi Bagian/Bidang BPBD Prov Jawa Tengah Tabel 6 APBD TA 2015 BPBD Prov Jawa Tengah Tabel 7 Urusan Pembangunan PB Tabel 8 Program dan Kegiatan Pada BPBD Jawa Tengah TA Tabel 9 Realisasi Keuangan Kegiatan BPBD TA Tabel 10 Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tahun Tabel 11 Kegiatan Bidang Penanganan Darurat Tahun Tabel 12 Kegiatan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tahun Tabel 13 Kegiatan Bidang Logistik dan Peralatan Tahun Tabel 14 Bantuan Hibah Peralatan PB Provinsi Jawa Tengah Tabel 15 Kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian Tabel 16 Penambahan Aset BPBD Prov Jateng Tabel 17 Sarana dan Prasarana Kedinasan Umum Tahun Tabel 18 Sarana dan Prasarana Untuk Kondisi Tertentu Tahun Tabel 19 Kegiatan Subbagian Keuangan Tabel 20 Kegiatan Subbagian Program Tabel 21 Pembentukan BPBD Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah Tabel 22 Alokasi Dana PB di Provinsi Jawa Tengah Tabel 23 Alokasi Dana PB Provinsi Jawa Tengah Tabel 24 Kriteria dan Nilai Bantuan Bencana (Pergub 77 Tahun 2014) Tabel 25 Bantuan Gubernur Jawa Tengah Tabel 26 Alokasi Dana PB di Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tabel 27 Jumlah Pegawai BPBD Provinsi Jawa Tengah Tabel 28 Pangkat/Golongan PNS di BPBD Prov. Jawa Tengah Tabel 29 Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten/Kota se-jawa Tengah Tabel 30 Kejadian dan Taksiran Kerugian Bencana di Jawa Tengah Tabel 31 Penanganan Relokasi Masyarakat Terdampak Bencana Tanah Longsor di Banjarnegara Tabel 32 Kearifan Lokal di Eks Karesidenan Kedu Tabel 33 Kearifan Lokal di Eks Karesidenan Surakarta Tabel 34 Indikator Kota Tangguh Tabel 35 Kegiatan Pada Program TATTs Mercy Corp Indonesia Tabel 36 Tantangan Permasalahan dan Solusi PB

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Lokasi Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan...36 Gambar 2 Dokumentasi Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan...42 Gambar 3 Lokasi Kegiatan Bidang Penanganan Darurat...43 Gambar 4 Dokumentasi Kegiatan Bidang Penanganan Darurat...46 Gambar 5 Lokasi Kegiatan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi...47 Gambar 6 Dokumentasi Kegiatan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi...49 Gambar 7 Lokasi Kegiatan Bidang Logistik dan Peralatan...50 Gambar 8 Dokumentasi Kegiatan Bidang Logsitik dan Peralatan...52 Gambar 9 Kegiatan pada Subbagian Program...68 Gambar 10 Rapat-Rapat Persiapan Peringatan Bulan PRB tahun Gambar 11 Peringatan Bulan PRB Gambar 12 Struktur Organisasi BPBD Prov Jawa Tengah Gambar 13 Kejadian Bencana Gambar 14 Wilayah Bakorwil di Jawa Tengah Gambar 15 Mobilisasi dan Kerjasama antar BPBD Kab/Kota di Jawa Tengah Gambar 16 Deklarasi dan Penandatanganan Komitmen Kota Tangguh di Jawa Tengah Gambar 17 Sosialisasi dan Penandatanganan MoU dengan Mercy Corp Indonesia Gambar 18 Penandatanganan MoU dengan BPKP Jawa Tengah Gambar 19 Seminar Menumbuhkan Budaya PRB bagi Generasi Muda Gambar 20 Iklan kebencanaan di media cetak Gambar 21 Rakor Dukungan Manajemen PB Jawa Tengah

9 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah yang terletak di tengah-tengah Pulau Jawa mempunyai luas wilayah Jawa Tengah ± km², atau sekitar 25,04% dari luas Pulau Jawa. Luas tersebut dihuni oleh sekitar 33,5 juta jiwa penduduk (BPS Jateng, 2014) yang menempati 29 Kabupaten, 6 Kota, 573 kecamatan, desa/kelurahan wilayah administrative Jawa Tengah. Dilihat dari luas wilayahnya, kondisi alam Jawa Tengah dapat dibedakan atas tiga karakteristik utama, yaitu pegunungan, perbukitan, dan dataran, baik dataran dataran pantai dan dataran alluvial. Dataran alluvial dan pantai mendominasi di daerah sisi utara Jawa Tengah, sedangkan daerah pegunungan di Jawa Tengah meliputi Pegunungan Muria, Kendeng. Sedangkan untuk gunung berapi antara lain adalah Gunung Merapi, Slamet, dan Dataran Tinggi Dieng. Kondisi dan karaktersitik wilayah yang cukup kompleks Provinsi Jawa Tengah, dari aspek geografis, geologis, hidrologis maupun meteorologis mempunyai potensi dan sumber kekayaan alam yang melimpah. Namun disisi yang lain, kondisi tersebut juga berpotensi untuk menimbulkan bencana baik bencana alam maupun non alam, maupun bencana social, seperti Ancaman bencana gempabumi, letusan gunung api, tsunami, kebakaran, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan kekeringan. Penyelenggaraan penanggulangan bencana menjadi urusan bersama antara pemerintah (Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota), masyarakat dan Lembaga usaha. Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana memberikan amanat bahwa di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota untuk membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melaksanakan tiga tugas utama Penanggulangan Bencana, yaitu pelaksana, komando dan koordinasi. Dalam rangka melaksanakan dengan tugas dalam Penanggulangan Bencana, yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanggulangan bencana, maka pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap realitas kebencanaan 9

10 maupun potensi bencana yang menjadi bagian obyektif dari wilayah Jawa Tengah mutlak diperlukan. Pemahaman yang komprehensif menjadi modal awal dalam melakukan pengelolaan risiko bencana. Risiko bencana merupakan fungsi dari ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Pengelolaan risiko bencana sebagai upaya penanggulangan bencana merupakan kegiatan yang memerlukan partisipasi multisektoral serta yang terkoordinasi dari berbagai lapisan, meliputi masyarakat, terdampak bencana sampai dengan para pengambil keputusan dan kebijakan penanggulangan bencana. Hal ini diamanatkan pula dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang menegaskan bahwa penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara terpadu, sistematis, dan terkoordinasi. Dalam kontek kajian risiko bencana, BNPB telah melakukan kajian risiko bencana 2013 dan diwujudkan dalam bentuk indeks risiko bencana. Risiko bencana merupakan penilaian kemungkinan dari dampak yang diperkirakan apabila bahaya itu menjadi bencana. Upaya-upaya penanggulangan bencana terus dilakukan mengingat Jawa Tengah sebagai daerah yang mempunyai tingkat ancaman dan risiko bencana yang tinggi dari jenis bencana. Tingginya ancaman dan risiko bencana di Jawa Tengah menjadian provisinsi ini sebagai laboratorium bencana. Hal ini dapat menjadikan dasar bahwa upaya penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencana dilakukan atas dasar bahwa masyarakat Jawa Tengah banyak yang menempati daerah rawan bencana. BPBD Jawa Tengah melakukan pendataan/inventarisasi daerah rawan bencana yang meliputi bencana hidrometeorologis, dan bencana lain yang sering terjadi di Jawa Tengah. Mendasarkan data Potensi Desa (Podes, BPS tahun 2011) penduduk di Jawa Tengah adalah jiwa (jumlah KK: ). Data daerah rawan bencana Jawa Tengah disajikan pada tabel berikut: 10

11 Tabel 1 Daerah Rawan Bencana di Jawa Tengah No Bencana Kab Kec Desa/Kel KK Jml % Jml % Jml % Jml % Banjir 32 85, Longsor 29 82, , , ,4 3 Kekeringan 27 74, , , ,8 4 Angin puting beliung 15 42, , ,9 5 Gempabumi 21 37, , , ,1 6 Tsunami 4 11, , , ,3 7 Gunung api 23 31, , , ,1 8 Gas Beracun 3 8, ,3 44 0, ,3 9 Kebakaran Hutan/Lahan 22 62, , , ,7 Mendasarkan tabel, sejalan dengan data BNPB melalui dokumen Indeks Rawan Bencana Indonesia (BNPB, 2011) dan Indeks Risiko Bencana (BNPB, 2013) yang menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan indeks rawan dan indeks risiko tinggi terhadap bencana. Kajian risiko bencana yang dilakukan BNPB tahun 2013, menempatkan 26 (duapuluh enam) provinsi termasuk kategori risiko tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2 Indeks Risiko Bencana Indonesia No PROVINSI SKOR KELAS RISIKO Aceh 160 Tinggi 2 Sumatera Utara 150 Tinggi 3 Sumatera Barat 153 Tinggi 4 Riau 147 Tinggi 5 Jambi 142 Sedang 6 Sumatera Selatan 142 Sedang 7 Bengkulu 172 Tinggi 11

12 No PROVINSI SKOR KELAS RISIKO Lampung 153 Tinggi 9 Kepulauan Bangka Belitung 162 Tinggi 10 Kepulauan Riau 116 Sedang 11 DKI Jakarta 103 Sedang 12 Jawa Barat 166 Tinggi 13 Jawa Tengah 158 Tinggi 14 Daerah Istimewa Yogyakarta 165 Tinggi 15 Jawa Timur 171 Tinggi 16 Banten 180 Tinggi 17 Bali 170 Tinggi 18 Nusa Tenggara Barat 172 Tinggi 19 Nusa Tenggara Timur 156 Tinggi 20 Kalimantan Barat 157 Tinggi 21 Kalimantan Tengah 141 Sedang 22 Kalimantan Selatan 152 Tinggi 23 Kalimantan Timur 165 Tinggi 24 Sulawesi Utara 151 Tinggi 25 Sulawesi Tengah 158 Tinggi 26 Sulawesi Selatan 167 Tinggi 27 Sulawesi Tenggara 169 Tinggi 28 Gorontalo 140 Sedang 29 Sulawesi Barat 191 Tinggi 30 Maluku 179 Tinggi 31 Maluku Utara 169 Tinggi 32 Papua Barat 154 Tinggi 33 Papua 125 Sedang Sumbe r: BNPB, IRBI Tahun 2013 Provinsi Jawa Tengah menempati rangking ke-13 dan termasuk risiko tinggi, namun jika dilihat secara lebih rinci, terdapat 22 Kabupaten/Kota termasuk risiko tinggi, dan 13 Kabupaten/Kota lainnya termasuk risiko sedang. Data selengkapnya sebagaimana tabel berikut. Tabel 3 Indeks Risiko Bencana Kabupaten/Kota Se-Jateng No Kabupaten/Kota Skor Kelas Risiko Rangking Nasional Cilacap 215 Tinggi 17 2 Purworejo 215 Tinggi 18 12

13 No Kabupaten/Kota Skor Kelas Risiko Rangking Nasional Tegal 213 Tinggi 26 4 Brebes 211 Tinggi 29 5 Banyumas 207 Tinggi 36 6 Pemalang 206 Tinggi 37 7 Kebumen 203 Tinggi 49 8 Demak 184 Tinggi 95 9 Kota Semarang 184 Tinggi Pekalongan 183 Tinggi Pati 174 Tinggi Rembang 172 Tinggi Batang 168 Tinggi Kendal 167 Tinggi Jepara 163 Tinggi Grobogan 162 Tinggi Purbalingga 159 Tinggi Boyolali 159 Tinggi Banjarnegara 150 Tinggi Blora 150 Tinggi Kota Pekalongan 148 Tinggi Wonogiri 146 Tinggi Magelang 143 Sedang Semarang 143 Sedang Temanggung 143 Sedang Sragen 142 Sedang Wonosobo 135 Sedang Kudus 132 Sedang Karanganyar 130 Sedang Klaten 123 Sedang Kota Tegal 117 Sedang Kota Magelang 108 Sedang Sukoharjo 93 Sedang Kota Salatiga 91 Sedang Kota Surakarta 80 Sedang 490 Sumber :BNPB, IRBI Tahun

14 Indeks risiko bencana dihitung dari potensi kemungkinan korban dan dampak yang akan ditimbulkan dari kejadian bencana. Perhitungan indeks risiko bencana ditekankan pada potensi kemungkinan dan besarnya dampak yang diukur dari keterpaparan (exposure) dari setiap bahaya (single hazard) dan gabungan dari beberapa hazard yang ada (multi hazard), dengan memperhatikan parameter-parameter bahaya, kerentanan dan kapasitas sebagai penghitungan risiko bencana. Dalam rangka meminimalisasi tingkat risiko bencana diperlukan perhatian yang serius terhadap upaya-upaya pengurangan risiko bencana, baik dari aspek kelembagaan maupun operasional penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan mengutamakan upaya pencegahan, pengurangan risiko bencana, dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Usaha pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan merupakan tindakan untuk meminimalkan dampak bencana terhadap kehidupan manusia sehingga kerugian jiwa dan materil serta kerugian lainnya. 2. Dasar a. Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah. b. Undang-undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. c. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. d. Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. e. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana. f. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Daerah Provinsi Jawa Tengah. g. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Jawa Tengah. 14

15 h. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 17 Tahun 2014 tentang APBD Prov Jawa Tengah TA 2015 i. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3 Tahun 2015 tanggal 9 Oktober 2015 tentang Perubahan APBD Prov Jawa Tengah TA 2015 j. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 101 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah. k. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 78 tahun 2014 tentang Penjabaran APBD Prov Jawa Tengah TA 2015 l. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 46 tahun 2015 tentang Penjabaran perubahan APBD Prov Jawa Tengah TA 2015 m. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA n. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. o. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 101 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov.Jateng p. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. q. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 77 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur No. 78 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata cara pemberian bantuan akibat bencana di Prov Jawa Tengah r. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 120/42/2010 tentang Penetapan Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah Periode s. DIPA Kementerian Dalam Negeri TA 2015 No. SP tanggal 18 Mei 2015 (Dana Dekonsentrasi Kementerian Dalam Negeri) t. DPA APBD Provinsi Jawa Tengah pada BPBD Jawa Tengah TA 2015; u. Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah nomor 360/7 Tahun 2014 tanggal 1 Desember 2014 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Angin, Banjir dan Tanah Longsor di Prov. Jawa Tengah terhitung mulai tanggal 1 Desember Maret

16 3. Tugas Pokok dan Fungsi a. Tugas Pokok Sesuai ketentuan Pasal 2, Peraturan Gubernur Jawa Tengah No: 101 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah, bahwa Sekretariat BPBD Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanggulangan bencana daerah. Tugas pokok di bagian/bidang BPBD Prov Jawa tengah adalah sebagai berikut. Tabel 4 Tugas Pokok Bagian/Bidang BPBD Prov Jawa Tengah No BAGIAN/BIDANG TUGAS Tata Usaha Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan 2 Pencegahan dan Kesiapsiagaan 3 Penanganan Darurat 4 Rehabilitasi dan Rekonstruksi 5 Logistik dan Peralatan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang program, keuangan, umum dan kepegawaian Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana. Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang penyelamatan, evakuasi,penanganan pengungsi serta penyediaan sarana dan prasarana darurat Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang rehabilitasi dan rekonstruksi Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang penyediaan logistik dan peralatan 16

17 Selain masing-masing tugas sesuai bagian/bidang tersebut, tiap-tiap bidang/bagian melaksanakan pula tugas-tugas lain yang diberikan oleh KALAKHAR BPBD sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. Fungsi Sesuai dengan ketentuan Pasal 3, Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 101 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah, bahwa Sekretariat BPBD mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis bidang penanggulangan bencana. 2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang bencana. 3. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, logistik dan peralatan lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota. 4. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang penanggulangan bencana. 5. Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga dan ketatausahaan di lingkungan BPBD. 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Tabel 5 Fungsi Bagian/Bidang BPBD Prov Jawa Tengah No BAGIAN/BIDANG FUNGSI ) Tata Usaha 1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program; 2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan; 3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan 17

18 No BAGIAN/BIDANG FUNGSI teknis, pembinaan, pengkoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian; 2) Pencegahan dan Kesiapsiagaan 1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan bencana; 2) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesiapsiagaan bencana 3) Penanganan Darurat 1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyelamatan, evakuasi dan penanganan pengungsi; 2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyediaan sarana dan prasarana darurat; 4) Rehabilitasi dan Rekonstruksi 1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang rehabilitasi; 2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang rekonstruksi 5) Logistik dan Peralatan 1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyediaan logistik; 2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyediaan peralatan 18

19 4. Rencana Strategis BPBD Rencana strategis BPBD Provinsi Jawa Tengah Tahun telah ditetapkan sesuai Surat Keputusan Kalakhar BPBD Prov Jawa Tengah No /835/2014 tanggal 14 Mei 2014 tentang Rencana Strategis BPBD Prov Jawa Tengah tahun Renstra tersebut menggambarkan visi, misi, tujuan dan sasaran BPBD Prov Jawa Tengah sebagai berikut: a. Visi BPBD Mewujudkan Masyarakat Jawa Tengah yang Tangguh dalam Penanggulangan Bencana b. Misi 1) Mengembangkan Tata Kelola Penanggulangan Bencana yang handal 2) Memperkuat Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan Bencana 3) Memberdayakan masyarakat dalam Penanggulangan Bencana 4) Membangun kerjasama antar Pemangku Kepentingan PB 5) Pemanfaatan iimu pengetahuan dan teknologi untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana c. Tujuan 1) Mewujudkan regulasi penanggulangan bencana yang memadai; 2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penanggulangan bencana; 3) Meningkatkan sumber daya aparatur dan sarpras yang handal dalam penanggulangan bencana; 4) Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana; 5) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan bencana; 6) Membangun jejaring dan kerjasama strategis dengan para pemangku kepentingan penanggulangan bencana; 7) Mengembangkan dan membangun basis data dan informasi bencana kepada seluruh pemangku kepentingan penanggulangan bencana Jawa Tengah dan nasional. d. Sasaran 1) Tersusunnya Peraturan /Pedoman/SOP bidang Kebencanaan 19

20 2) Terintegrasinya dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (umum dan tematik) dalam dokumen rencana pembangunan daerah 3) Terpenuhinya sumber daya yang siap dalam penanggulangan bencana 4) Terpenuhinya sarana dan prasarana penanggulangan bencana 5) Penguatan dan Sinergi Kelembagaan PB Jawa Tengah 6) Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk mengenali dan mengantisipasi ancaman bahaya 7) Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam penyelenggaraan PB 8) Terbentuknya jejaring dan kerjasama kelompok / komunitas masyarakat, dunia usaha, dan lembaga peduli bencana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana 9) Tersedianya pusat data informasi bencana, basis data dan informasi bencana Jateng terkini 10) Termanfaatkannya teknologi tepat guna untuk PB dengan memperhatikan kearifan lokal 5. Sumber Anggaran Penyelenggaraan program dan kegiatan penanggulangan bencana pada BPBD Jawa Tengah dibiayai melalui dana APBD Prov Jawa Tengah Tahun anggaran Pembiayaan belanja daerah meliputi belanja langsung dan belanja tidak langsung pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- (tiga puluh tujuh milyar tiga ratus lima puluh tujuh juta lima ratus lima puluh tiga ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6 APBD TA 2015 BPBD Prov Jawa Tengah No Belanja APBD + / - MURNI Perubahan a BTL ,- 4,99 % b BL ,- 17,82 % c Total , % 20

21 B. PROGRAM DAN KEGIATAN PB JAWA TENGAH Urusan, Program dan Kegiatan Urusan wajib pembangunan yang dilaksanakan BPBD Prov Jawa Tengah adalah urusan wajib SOSIAL. Mengingat bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, maka BPBD Prov Jawa Tengah turut serta dalam mengelola beberapa urusan pemerintahan yang membidangi beberapa program. Urusan pemerintahan dan program yang dikelola BPBD Prov Jawa Tengah disajikan sebagaimana tabel berikut ini. Tabel 7 Urusan Pembangunan PB No URUSAN PROGRAM Kegiatan Sosial Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana 32 kegiatan 2 Perhubungan Pos, Telekomunikasi, Meteorologi, Dan SAR 5 kegiatan 3 Komunikasi Dan Pengembangan Komunikasi, Informasi, Dan 1 kegiatan Informatika Media Massa 4 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi 1) Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 2) Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian 5 Pendukung Program 1) Pelayanan Administrasi Perkantoran 2) Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur 3) Peningkatan Disiplin Aparatur 4) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1 Kegiatan 6 kegiatan 26 kegiatan 6 Pendidikan Program Pendidikan Non Formal Dan Informal 1 kegiatan Alokasi anggaran belanja langsung penyelenggaraan penanggulangan bencana pada BPBD Prov Jawa Tengah TA 2015 digunakan untuk membiayai 10 program dan 72 kegiatan dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pra, saat dan pasca bencana melalui pengurangan kerentanan 21

22 dan peningkatan kapasitas masyarakat. Program dan kegiatan yang dilaksanakan BPBD Prov Jawa Tengah dilaksanakan untuk melaksanakan visi dan misi BPBD Prov Jawa Tengah serta mendukung capaian visi dan misi Gubernur Jawa Tengah Sasaran pelaksanaan program pada BPBD Provinsi Jawa Tengah TA 2015, adalah sebagai berikut: a. Program Pelayanan Perkantoran Program ini merupakan program untuk pelayanan perkantoran baik pelayanan internal maupun eksternal, sehingga terjalin komunikasi yang baik antar lembaga. b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pada tahun ini, terbangun 1 (satu) unit gedung logistic dan peralatan PB untuk mendukung pengelolaan logistic dan peralatan agar sesuai dengan standar pengelolaan logistic sehingga stok logistic dan peralatan aman dan tidak rusak. Pengadaan 2 (dua) unit mobil double cabin untuk operasional penanganan bencana c. Program Peningkatan Peningkatan Disiplin Aparatur Digunakan untuk pengadaan pakaian dinas di lingkungan BPBD Prov Jawa Tengah d. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Dilaksanakan untuk 4 kegiatan dalam rangka peningkatan kapasitas aparatur 400 orang aparatur. Melalui program ini pula telah ditandatangani Nota kesepahaman (MoU) antara BPBD Prov Jawa Tengah dengan BPKP Jawa Tengah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan melakukan pendampingan dalam pengelolaan dana bencana e. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Program ini diorientasikan untuk penysusunan pedoman dan dokumen dalam rangka mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana antara lain dengan menyusun 3 (tiga) hasil kajian studi tentang kearifan local masyarkat di JaWa Tengah dalam menghadapi ancaman bencana, 22

23 penjaringan saran dan masukan dalam rangka penyusunan rencana kerja tahunan serta pelaporan-pelaporan kejadian bencana. f. Program Pos, Telekomunikasi, Meteorologi dan SAR Program ini dilaksanakan dengan mewujudkan penanganan bencana yang lebih baik melalui kegiatan pemantauan dan pelatihan pertolongan SAR pada event-event masyarakat serta percepatan respon terhadap penanganan bencana dengan melibatkan peserta ralawan, masyarakat dan aparatur. g. Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Program ini terdiri dari 32 (tiga puluh dua) kegiatan. Beberapa kegiatan prioritas dan strategis antara lain dengan membentuk 8 (delapan) desa tangguh bencana, pemenuhan kebutuhan logistic dan material bencana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak bencana dan membackup kebutuhan logistic di 35 kabupaten/kota, pembangunan alat sistem peringatan dini bencana, pelatihan para pemangku kepentingan dalam rangka penghitungan dampak kerusakan dan kerugian akibat bencana, dan simulasi/gladi penanganan bencana bagi masyarakat, relawan. h. Program Pendidikan Formal dan Informal Melalui kegiatan pendidikan kemasyarakatan, BPBD telah melatih lebih dari orang yang terdiri dari masyarakat, relawan dan para pelajar untuk pelatihan dalam penanganan darurat. i. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa Untuk publikasi dan sosialisasi tentang kebencanaan bagi masyarakat di jawa tengan melalui media massa baik elektronik (televisi dan radio) maupun cetak. j. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Diwujudkan dalam sinergitas pelaporan dan percepatan respon terhadap bencana melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi baik radio maupun jaringan komunikasi internet 23

24 Sasaran dan keluaran yang dicapai masing-masing program dan kegiatan adalah sebagaimana tabel berikut. Tabel 8 Program dan Kegiatan Pada BPBD Jawa Tengah TA 2015 NO. PROGRAM / KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN I PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Kegiatan Penyediaan Jasa Surat-menyurat Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Kegiatan Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor Kegiatan Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang- undangan 10 Kegiatan Penyediaan Makanan Minuman 11 Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Di luar Daerah 12 Kegiatan Jasa Pelayanan Perkantoran Tersedianya pelayanan administrasi surat menyurat BPBD Provinsi Jawa Tengah selama 1 tahun Tersedianya jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik selama 1 tahun Tersedianya penyediaan jasa jaminan/premi asuransi barang milik daerah selama 1 Tahun Terselenggaranya Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas selama 1 tahun Tersedianya ATK selama 1 Tahun Tersedianya barang cetak dan penggandaan selama 1 Tahun Tersedianya Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor selama 1 tahun Tersedianya Peralatan Rumah Tangga selama 1 tahun Tersedianya bahan bacaan dan buku perundang-undangan di Kantor BPBD Jawa Tengah Terpenuhinya kebutuhan makan minum untuk kegiatan-kegiatan di Kantor BPBD Jawa Tengah Terpenuhinya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi di dalam daerah dan diluar daerah Terpenuhinya pembayaran jasa pelayanan perkantoran di Kantor BPBD Jawa Tengah Lancarnya pelaksanaan kegiatan surat menyurat di Kantor BPBD Jateng Terselenggaranya kegiatan perkantoran dengan baik dan lancar Terjamin dan lancarnya tugas dalam penggunaan barang milik daerah di BPBD Prov. Jateng Terwujudnya pelaksanaan tugas jasa kebersihan kantor/rumah dinas di Set. BPBD dengan baik Lancarnya tugas-tugas administrasi perkantoran dibpbd Prov. Jateng Terlaksananya kelancaran kegiatan administrasi perkantoran di Set BPBD Prov. Jateng Terpenuhinya kelancaran kegiatan administrai perkantoran diset BPBD Prov. Jateng Terpenuhinya kelancaran kegiatan perkantoran di BPBD Prov. Jateng Meningkatnya pengetahuan aparatur BPBD Jateng serta bahan referensi pengetahuan bidang kebencanaan Terwujdunya kelancaran dalam pelaksanaan berbagai pelaksanaan kegiatan di BPBD Jateng Terselenggaranya berbagai kegiatan fasilitasi dan koordinasi serta kerja-sama dalam rangka penyelenggaraan PB di Jateng Terselenggaranya kegiatan jasa pelayanan perkantoran di BPBD Jateng secara tertib dan lancar 24

25 NO. PROGRAM / KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN Kegiatan Penyediaan Sarana Kesehatan II Tersedianya obat-obatan bagi aparatur BPBD serta terlaksananya general check up bagi aparatur BPBD Prov. Jateng PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 1 Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor 2 Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 3 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 4 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan 5 Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 6 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 7 Kegiatan Peningkatan Sarana Prasarana Kantor Terjaminnya kesehatan karyawan kantor BPBD Provinsi Jawa Tengah Tersedianya gedung Logistik dan Tersedia 1 gedung logistik dan Peralatan PB Peralatan PB Tersedianya 3 unit kendaraaan Lancarnya pelaksanaan dinas BPBD Provi Jawa Tengah kedinasan operasional lapangan Terlaksananya pemeliharaan Terawatnya kondisi gedung kantor rutin/berkala gedung kantor Set BPBD Prov. Jateng BPBD Provinsi Jawa Tengah Terlaksananya perawatan mobil terawatnya mobil jabatan dalam jabatan mendukung tugas perkantoran Terlaksananya perawatan Terlaksananya perawatan kendaraan dinas/operasional kendaraan dinas/operasional Sekretariat BPBD Prov.Jateng BPBD Prov.Jateng Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor /Rmh tangga BPBD Prov. Jateng Terwujudnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kantor BPBD Prov. Jawa Tengah 8 Kegiatan Rehab Gedung Kantor Terlaksana pengadaa 1 unit lift Gedung BPBD III PROGRAM PENINGKATAN PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR 1 Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya Tersedianya pakaian dinas dan perlengkapannya untuk karyawan BPBD Prov. Jateng IV Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 1 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal Terselenggaranya diklat formal bagi aparatur, masyarakat, pelajar dan relawan PB Jateng 2 3 Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan Terselenggaranya Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dan diklat PB untuk aparatur BPBD Kab/Kota se-jateng Terselenggaranya Bintek Penanggulangan Bencana di Provinsi Jawa Tengah Terawatnya peralatan kantor dan rumah tangga Set BPBD Prov. Jawa Tengah Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kantor BPBD Prov. Jateng Lancarnya dukungan kegiatan perkantoran di Gedung BPBD Meningkatnya keseragaman dan disiplin aparatur BPBD Provinsi Jawa Tengah Meningkatnya kapasitas aparatur,masyarakat dalam penanggulangan bencana Jateng Meningkatnya kapasitas aparatur dalam penyelenggaraan PB di Prov.Jateng Meningkatnya kapasitas penanggulangan bencana mellaui penyusunan renkon dan kerjasama bidang PRB di Prov. Jateng 25

26 NO. PROGRAM / KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN V 1 VI VII Kegiatan Peningkatan Terlaksananya diklat/seminar/ Kapasitas/Kualitas Sumberdaya simposium/workshop bagi Manusia aparatur Sekretariat BPBD Provinsi Jawa Tengah PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Terselenggaranya Pendidikan Kemasyarakatan bagi pelajar, aparatur dan masyarakat: - simulasi penanganan darurat bencana (1100 orang) - sosialisasi pengurangan resiko bencana (1000 orang) PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RAWAN BENCANA Kegiatan Penyusunan Studi- Studi Bidang Kebencanaan (Disaster Study) Kegiatan Perencanaan Bidang Kebencanaan Kegiatan Koordinasi Mitra Praja Utama Bidang Kebencanaan Kegiatan Penyusunan Dokumen Tematik Bidang Kebencanaan Kegiatan Sinergi Penguatan Kelembagaan Bidang Kebencanaan Kegiatan Koordinasi Lintas Wilayah dan Lintas Sektor Bidang Kebencanaan Tersusunnya Studi-studi Bidang Kebencanaan (Disaster Study) di Jawa Tengah Terciptanya sistem perencanaan pembangunan di BPBD Provinsi Jawa Tengah secara terintegrasi, terkoordinasi, dan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Terselenggaranya Koordinasi Mitra Praja Utama Bidang Kebencanaan Tersedianya dokumen Penanggulangan Bencana Jateng Terselenggara 2 kegiatan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Terselenggara kegiatan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana PROGRAM POS, TELEKOMUNIKASI, METEOROLOGI DAN SAR Kegiatan Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan Kebencanaan Bintek SAR dan Latihan Gabungan Penyelamatan, Evakuasi dan Penanganan Pengungsi Pengembangan PUSDALOPS Tanggap Darurat / SAR Terselenggaranya pengendalian, evaluasi dan pelaporan kebencanaan Prov. Jateng Terselenggaranya Bintek SAR dan Latihan Gabungan Penyelamatan,Evakuasi dan Penanganan Pengungsi Terselenggaranya Latihan Komando Tanggap Darurat Bencana dan Latihan Komando Peningkatan kapasitas karyawan Kantor BPBD Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan Meningkatnya kemampuan masyarakat, pelajar, dan relawan penanggulangan bencana dalam penanganan darurat bencana Meningkatnya ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan kebencanaan Provinsi Jawa Tengah Terjalin kerjasama PB antar wilayah Meningkatnya ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana Sinergi Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Jateng Sinergi Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Lintas Wilayah dan Sektor Terintegrasi, terkendali dan terkoordinasinya pelaksanaan kegiatan kebencanaan secara terpadu dan berkesinambungan Terciptanya para relawan dan aparatur pemerintah yang memiliki kemampuan profesional dalam PB Terciptanya relawan masyarakat dan aparatur pemerintah yang memiliki kemampuan profesional 26

27 NO. PROGRAM / KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN IX SAR Pada Event Angkutan Lebaran, Natal, Tahun Baru dan Sedekah laut/sura Kegiatan Koordinasi dan Dukungan Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten/Kota se Jawa Tengah Tim Reaksi Cepat (TRC) PB bagi aparatur, relawan dan masyarakat Jawa Tengah Terselenggaranya Operasi SAR pada Event Tertentu dan Hari- Hari Khusus Terselenggaranya fasilitasi dan koordinasi penanganan kerusakan infrastruktur pasca bencana di Jawa Tengah PROGRAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA Kegiatan Penyusunan Peta Resiko Bencana Provinsi Jawa Tengah Kegiatan Pengembangan Budaya Sadar Bencana Kegiatan Pengembangan Desa Siaga Bencana Kegiatan Gladi Manajemen Bencana Kegiatan Evaluasi, Pemantauan, dan Penyusunan Pedoman Penanganan Darurat Kegiatan Koordinasi Teknis Penanggulangan Bencana Kegiatan Pedoman dan Kebijakan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kegiatan Kordinasi Penanganan Rehabilitasi Pasca Bencana di Jawa Tengah Tersusunnya peta risiko bencana kekeringan di 6 kabupaten/kota di Jawa Tengah Terselenggaranya 3 kali dialog interaktif kebencanaan di Provinsi Jawa Tengah (1 kali dialog di TVRI Jawa Tengah, dan 2 kali di radio Terciptanya 2 desa siaga bencana Jawa Tengah Terselenggaranya gladi manajemen bencana bagi aparatur, relawan dan masyarakat umum lainnya di Provinsi Jawa Tengah Terselenggaranya evaluasi, pemantauan penyusunan pedoman penanganan darurat di Provinsi Jawa Tengah Terlaksananya koordinasi teknis penyelenggaraan penanggulangan bencana Terselenggara rapat koordinasi penyusunan rencana strategis dan Indikator kinerja BPBD Terselenggaranya rapat koordinasi penanganan rehabilitasi pasca bencana di Jateng dlm penanganan bencana Terwujudnya kesiapsiagaan dan keamanan dalam menghadapi bencana pada event-event tertentu(lebaran dan Lomban/ Sedekah Laut) Terkoordinasi dan terpantaunya kegiatan pembangunan infrastruktur penanggulangan bencana di Jawa Tengah Teridentifikasinya daerah rawan bencana untuk mitigasi &pengurangan risiko bencana kekeringan di 6 kab/kota di Jateng Meningkatnya pemahamanan masyarakat dan aparatur pemerintah terhadap bahaya bencana dan penanggulangannya Terciptanya masyarakat yang tangguh dan siaga menghadapi bencana Meningkatnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan aparat dalam pencegahan dan pengurangan risiko bencana serta terkoordinasinya mekanisme sistem komando tanggap darurat PB Terintegrasinya pedoman penanganan darurat di seluruh kabupaten/kota Terpantaunya kegiatan penyelenggaraan PB di Jawa Tengah sebagai bahan kebijakan tersusunnyarenstra dan indicator kinerja utama BPBD Jawa Tengah Terpantau dan terkoordinasinya kegiatan rehabilitasi pasca bencana di Jateng 27

28 NO. PROGRAM / KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN Kegiatan Kordinasi Penanganan Rekonstruksi Pasca Bencana di Jateng Kegiatan Pembelajaran Wawasan Kebencanaan Kegiatan Pengembangan Forum Pengurangan Risko Bencana (PRB) Provinsi Jawa Tengah Kegiatan Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana Kegiatan Koordinasi Pengurangan Risiko Bencana Kegiatan Koordinasi Pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Reduksi Bencana Terselenggara rapat koordinasi penanganan rekonstruksi pascabencana Jateng Terciptanya pembelajaran dan komparasi penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah lain Terselenggaranya pengembangan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi Jawa Tengah Terlaksananya identifikasi dan sosialisasi daerah rawan bencana di Prov Jawa Tengah Terlaksananya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) di Provinsi Jawa Tengah Terlaksana rakor pengembangan dan pemanfaaatan CSR dalam bencana Meningkatnya keg rekonstruksi bencana Jawa Tengah Terciptanya tatanan penyelenggaraan PB di Provinsi Jawa Tengah yang lebih optimal Terbentuknya kepengurusan II Forum Pengurangan Risiko Bencana (F PRB) di Jateng Teridentifikasinya daerah rawan bencana se- Jawa Tengah Terwujudnya peningkatan kapasitas Pengurangan Resiko Bencana (PRB) di Provinsi Jateng Meningkatnya kepedulian dan dukungan dunia usaha dalam Pennaggulangan bencan adan meningkatkan ketangguhan masyarakat Meningkatnya ketangguhan Kegiatan Penyusunan Rencana Tersedia dokumen rencana Kontinjensi (Contingency Plan) kontinjensi PB Banjir Jateng masyarakat dalam PB banjir Kegiatan Pengurangan Risiko Terselenggaranya fasilitasi Meningkatnya kapasitas dan Bencana Berbasis Komunitas pengurangan risiko bencana ketangguhan masyarakat dalam (PRBBK) berbasis pesantren di Jateng PB Kegiatan Manfaat dan Dampak Tersedianya dokumen analisis Meningkatnya kapasitas Pelaksanaan Rehabilitasi dan manfaat dan dampak rehabilitasi masyarakat sbg dampak Rekonstruksi Pasca Bencana dan rekonstruksi pasca bencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca di Jawa Tengah bencana di Jawa Tengah Kegiatan Pemasangan Rambu Terpasangnya Rambu Jalur Meningkatnya kapasitas dan Jalur Evakuasi pada Daerah Evakuasi pada Daerah Rawan ketangguhan masyarakat dan Rawan Bencana Bencana di Jawa Tengah kesiapan menghadapi bencana Pengembangan Sistem Peringatan Dini Bencana Tanah Longsor (Early Warning System) Berbasis Masyarakat Kegiatan Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama Data dan Informasi Bencana Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Tim Reaksi Cepat Bencana Kegiatan Pengembangan Kebijakan dan Kemitraan Penanggulangan Bencana terpasangnya 2 alat Sistem Peringatan Dini Bencana Tanah Longsor (Early Warning System) Berbasis Masyarakat Tersedianya posko siaga dan penanganan darurat di Provinsi Jawa Tengah Terselenggaranya bantuan penanganan darurat oleh TRC PB Provinsi Jawa Tengah Terselenggaranya pembayaran honorarium dan perjalanan dinas Unsur Pengarah BPBD Provinsi Meningkatnya upaya mitigasi dan kesiapan masyarakat terhadap ancaman bencana, Terpantaunya kejadian bencana di Jawa Tengah sehingga dapat dilakukan antisipasi dan reaksi cepat dalam PB Terselenggaranya kegiatan operasional TRC di seluruh Jawa Tengah Adanya masukan/advise kepada unsur pelaksana BPBD secara terfokus dan integral dan 28

29 NO. PROGRAM / KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN X 1 XII 1 antara Unsur Pengarah BPBD Jawa Tengah dengan Pemangku Kepentingan PB Kegiatan Pemulihan, dan Peningkatan Sosial Ekonomi PascaBencana Kegiatan Pelatihan Teknis Penilaian Damage and Losses Assesment dan JITU PASNA Kegiatan Koordinasi Penanganan bencana Kegiatan Pengembangan Masyarakat Tangguh Bencana Kegiatan Koordinasi Pemetaan dan Monitoring Evaluasi Peralatan PB Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Peralatan Bencana Jateng Kegiatan Koordinasi Logistik dan Peralatan Bencana Jawa Tengah Terlaksananya pelatihan rehabilitasi rekonstruksi bagi masyarakat terdampak bencana Terselenggaranya pelatihan DaLA bagi aparatur PB di Jawa Tengah terselenggaranya koordinasi dan konsolidasi logistik dan material bencana meningkatnya ketangguhan masyarakat di 8 desa rawan bencana Terselenggaranya koordinasi daerah logistik dan peralatan bencana serta data dan informasi peralatan PB di Jateng Terlaksananya pengadaan peralatan bencana Provinsi Jawa Tengah Terselenggaranya rapat koordinasi daerah logistik dan peralatan bencana Provinsi Jawa Tengah Kegiatan Kegiatan Pemenuhan Terselenggaranya Kegiatan Kebutuhan Logistik masyarakat Pengadaan Logistik Bencana di Terdampak Bencana Jawa Tengah Kegiatan Sinergitas Multisektor Pasca Bencana di Jateng Kegiatan Pencegahan dan Kesiapsiagaan PB Kawasan Gunung api Terselenggaranya Koordinasi dan sinkronisasi sektor terdampak bencana Terselenggara koordinasi, pencegahan, dan kesiapsiagaan PB Kawasan api PROGRAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk PB Tersedianya teknologi Informasi untuk PB di Jateng bermanfaat bagi penyelenggaraan PB di Provinsi Jawa Tengah Terwujudnya koordinasi, pemulihan dan rehabilitasi rekonstruksi Pasca bencana Terwujudnya kemampuan aparatur dalam menghitung kerugian dan kerusakan akibat bencana di Jateng secara cepat dan tepat Tersinergi dan sinkronnya upaya PRB di Jawa Tengah Meningkatnya ketangguhan masyarakat di daerah rawan bencana Pemerataan kapasitas sumberdaya PB Terwujudnya kesiapsiagaan (antisipasi) peralatan dalam menghadapi bencana Terwujudnya tatanan pengelolaan manajemen logistik dan peralatan bencana yang ideal di Kab/Kota se-jateng Terpenuhinya kebutuhan masyarakat terdampak bencana Tersinerginya upaya rehab rekaon pasca bencana di jawa tengah Terwujudnya, koordinasi, pencegahan, dan kesiapsiagaan PB Kawasan gn api Meningkatnya kapasitas masyarakat dlm PB di Jateng PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNIKASI INFORMASI DAN MEDIA MASSA Kegiatan Peningkatan Pusat Informasi Bencana (PIB) Provinsi JawaTengah Tersebarnya publikasi dan informasi kpd masyarakat dalam PB melalui media TV, media cetak (koran) Radio, dan publikasi lain Meningkatnya pemahaman masyarakat dalam PB melalui informasi kebencanaan di media cetak (koran) TV, radio, dan publikasi (leaflet, poster) 29

30 2. Tempat Dan Waktu Kegiatan a. Lokasi Kegiatan Kegiatan dilaksanakan di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meliputi 29 kabupaten dan 6 kota, dan untuk koordinasi dan konsultasi disesuaikan dengan kewenangan instansi terkait maupun undangan. b. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun anggaran yaitu 1 Januari Desember Tahapan dan Rencana Kerja Kegiatan Tahapan dan rencana kerja kegiatan secara umum dibedakan menjadi persiapan, pelaksanaan serta pelaporan. a. Persiapan Persiapan kegiatan dilaksanakan antara lain adalah 1) Penyusunan dan penetapan panitia pelaksana kegiatan melalui Surat Keputusan Kalakhar BPBD Jawa Tengah 2) Pencermatan Dokumen Pelaksanaan Anggaran kegiatan 3) Penyusunan rencana operasional kegiatan selama 1 tahun anggaran 4) Penyusunan dan pembagian jadwal kegiatan pada masing-masing Bidang/Bagian b. Pelaksanaan Kegiatan 1) Pra pelaksanaan a) Penyusunan kerangka acuan kerja kegiatan (TOR) b) Surat undangan peserta dan narasumber 2) Pelaksanaan kegiatan dalam berbagai bentuk kegiatan (Sosialisasi, rapat koordinasi, workshop, dialog interaktif, gladi, lokalatih, FGD, dll) 3) Evaluasi pelaksanaan kegiatan pada masing-masing sasaran kegiatan c. Penyusunan Laporan 1) Laporan kegiatan pada masing-masing sub kegiatan 2) Laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab pelaksanaan keseluruhan kegiatan. 3) Publikasi kegiatan melalui web bpbdjateng.info 30

31 4. Metode Kegiatan a. Koordinasi dan pengamatan langsung di Kabupaten/Kota terutama di BPBD Kabupaten/Kota atau SKPD yang membidangi penanggulangan bencana bagi yang belum membentuk BPBD Kabupaten/Kota b. Konsultasi dan koordinasi dengan instansi pusat, yaitu : 1) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2) Kementerian Dalam Negeri cq Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum 3) Kementerian/Lembaga dan Instansi terkait termasuk instansi vertikal di Jawa Tengah (PVMBG, BPPTKG, BMKG, LKPP, BASARNAS, BPKP, dll) 4) TNI/POLRI c. Koordinasi dengan SKPD terkait dilingkungan Provinsi Jawa Tengah terutama SKPD yang termasuk dalam pengampu kebencanaan 1) unsur pengarah dari unsur pemerintah: a) Badan Lingkungan Hidup (BLH), b) Dinas Sosial (Dinsos), c) Dinas Kesehatan (Dinkes), d) Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), e) Dinas Ciptakarya dan Tata ruang (Cipkataru), f) Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air (PSDA), 2) SKPD terkait dengan kebencanaan: Badan Kesbangpollinmas, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Bina Marga, Dinas Pendidikan, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Biro Bina Sosial Setda Prov Jateng, Biro Administasi Pembangunan Daerah Setda Prov Jateng, Biro Keuangan Setda Prov Jateng, 5. Sasaran Kegiatan a. Unsur Pengarah SKPD Provinsi Jawa Tengah dan SKPD terkait b. Data dan informasi bencana Jawa Tengah c. BPBD Kabupaten/Kota di Jawa Tengah d. Para pemangku kepentingan PB Jawa Tengah 31

32 e. Masyarakat yang berdomisili di daerah rawan bencana f. Organisasi / Lembaga Kemasyarakatan g. Mahasiswa h. Pramuka i. Tenaga Medis j. Guru dan Murid 32

33 C. CAPAIAN PROGRAM/KEGIATAN PB 1. Realisasi Fisik dan Keuangan Secara umum, capaian kinerja/progress kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada BPBD Jawa Tengah APBD 2015 terlaksana sesuai dengan rencana target. Belanja tidak langsung yang digunakan untuk pembayanan gaji dan tunjangan pegawai telah terlaksana 100 %. Realisasi keuangan terserap sebesar Rp ,- (90,50%) dari anggaran Rp ,-. Dengan demikian terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp ,- (9,5%). Efisiensi belanja dipengaruhi oleh jumlah kebutuhan belanja sesuai dengan pegawai di BPBD Prov Jateng. Belanja langsung program/kegiatan (Rp ,-) dialokasikan untuk menyelenggarakan 12 (dua belas) program dan 72 (tujuhpuluh dua) kegiatan terlaksana dengan capaian realisasi fisik sebesar 100 %, dan realisasi keuangan sebesar 90,24 %. Efisiensi belanja langsung sebesar 9,76% atau sebesar Rp ,- pada belanja perjalanan dinas dalam daerah, luar daerah, honorarium narasumber/instruktur, belanja makan dan minum rapat, dan sewa ruang rapat/pertemuan. Efisiensi belanja tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan b. Rasionalisasi/optimalisasi sumberdaya sehingga dapat mencapai target fisik dengan penghematan dukungan sumberdaya keuangan. c. Adanya Surat Edaran dari Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk adanya efisiensi belanja honorarium narasumber dan peserta kegiatan agar hanya digunakan sebesar 75%. Realisasi keuangan kegiatan dapat dikelompokkan sebagai berikut. Tabel 9 Realisasi Keuangan Kegiatan BPBD TA 2015 No Realisasi Capaian (%) Jumlah Kegiatan , , < ,83 TOTAL % 33

34 Capaian realisasi keuangan terendah terdapat pada kegiatan Sinergitas Multisektor Pasca Bencana di Jawa Tengah (Program penyelenggaraan penanggulangan bencana). Hal ini disebabkan karena adanya penambahan anggaran APBN dan baru direalisasikan pada Minggu II Bulan Desember Dengan demikian anggaran tersebut, belum dapat digunakan. Penambahan anggaran APBN pada BPBD Prov Jawa Tengah merupakan satu paket dengan adanya dana pendampingan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang didanai oleh BNPB kepada BPBD Kabupaten/Kota dan BPBD Provinsi melakukan supervise untuk paket pekerjaan yang dilaknasakan oleh BPBD Kabupaten/Kota tersebut. Mengingat pencairan dana APBN pada BNPB dilakukan secara langsung oleh Kementerian Keuangan dan dilakukan melalui mekanisme APBD, maka dana tersebut ditambahkan menjadi dana APBD Provinsi Jawa Tengah dan dilaksanakan melalui kegiatan BPBD Provinsi Jawa Tengah. Dana tersebut menjadi SILPA dan akan digunakan pada tahun anggaran Program dan kegiatan penanggulangan bencana di Jawa Tengah yang dilaksanakan oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah dikelompokan menurut bidang/bagian. Orientasi dan sasaran penyelenggaraan penanggulangan bencana disesuaikan dengan paradigma pengurangan risiko bencana, yaitu dengan menekankan pada upaya-upaya pada saat tidak terjadi bencana ataupun terdapat potensi terjadi bencana. Upaya kesiapsiagaan dan peningkatan kapasitas masyarakat menjadi sangat penting guna mempersiapkan masyarakat jika terjadi bencana. Penyiapan masyarakat, aparatur penanggulangan bencana, kelompok relawan, pelajar dan mahasiswa telah dilaksanakan dan menjadi lebih banyak. Harapan yang ingin dicapai tidak lain adalah untuk terus menumbuhkan kesadaran serta ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana. Upaya pengurangan risiko bencana tersebut juga tidak terlepas dari dukungan seluruh elemen pemangku kepentingan baik tingkat pemerintahan, lembaga usaha dan juga masyarakat. Dengan dukungan dan komitmen yang kuat dari para pemgnku kepentingan penanggulangan bencana Jawa Tengah dalam rangka mengurangi risiko 34

35 bencana diharapkan upaya mewujudkan masyarakat Jawa Tengah yang tangguh bencana akan segera terealisasi. 2. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan pada tahun anggaran 2015 melaksanakan 1 program yaitu penyelenggaraan PB dengan 14 (empat belas) kegiatan dengan anggaran Rp ,-. Kegiatan tersebut meliputi: a. Penyusunan Peta Resiko Bencana Provinsi Jawa Tengah b. Pengembangan Budaya Sadar Bencana c. Pengembangan Masyarakat Siaga Bencana d. Gladi Manajemen Bencana e. Pengembangan Forum Pengurangan Risko Bencana (PRB) Prov Jateng f. Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana g. Koordinasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) h. Koordinasi Pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Reduksi Bencana i. Penyusunan Rencana Kontinjensi (Contingency Plan) j. Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) k. Pemasangan Rambu Jalur Evakuasi pada Daerah Rawan Bencana l. Sistem Peringatan Dini Bencana Tanah Longsor (Early Warning System) berbasis Masyarakat m. Pengembangan Masyarakat Tangguh Bencana n. Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kawasan Gunung berapi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan melakukan upaya-upaya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana melalui tahapan identifikasi, sosialisasi daerah rawan bencana, peningkatan kapasitas masyarakat dn aparatur serta upaya merangkul sektor non pemerintah (dunia usaha) untuk ikut serta dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana terutama pengurangan risiko bencana di Jawa Tengah. Penyelenggaraan PB pada bidang pencegahan dan kesiapsiagaan merupakan upaya pada pra bencana, 35

36 yang terdiri dari situasi tidak terjadi bencana dan terdapat potensi bencana telah dilakukan oleh BPBD Prov Jawa Tengah. Sasaran utama dari kegiatan dibidang penanggulangan bencana, antara lain adalah Identifikasi dan informasi potensi bahaya/ancaman bencana diwujudkan dalam bentuk dokumen dan peta risiko bencana serta mempersiapkan masyarakat agar waspada dan siaga menghadapi ancaman bencana di sekitar tempat tinggal. Data dan informasi bencana merupakan dokumen awal dalam upaya melakukan pemahaman dan pendampingan kepada masyarakat baik melalui simulasi, geladi dan pembentukan desa tangguh bencana. Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan diselenggarakan oleh 2 (dua) seksi yaitu seksi pencegahan dan seksi kesiapsiagaan terdistribusi di 21 (dua puluh satu) Kabupaten/Kota yaitu Banjarnegara, Karanganyar, Pemalang, Banyumas, Purbalingga, Tegal, Pekalongan, Rembang, Klaten, Kudus, Purworejo, Demak, Kota Semarang, Brebes, Grobogan, Magelang, Blora, Wonosobo, Sragen, Kota Salatiga, Semarang. Lokasi distribusi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh dengan pembagian sebagai berikut. Gambar 1 Lokasi Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Sedangkan rincian kegiatan bidang pencegahan dan kesiapsiagaan dapat dilihat pada tabel berikut. 36

37 Tabel 10 Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tahun 2015 a. Seksi Pencegahan No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Penyusunan Peta Resiko Bencana Prov. Jateng a Sosialisasi Peta Risiko 27 Feb Kt Semarang 60 (L: 49,P: 11) b FGD I 9 April Kt Salatiga 30 (L: 28,P: 2) c FGD II 14 April Kt Semarang 30 (L: 28,P: 2) d FGD III 20 April Ungaran, 30 (L: 28,P: Semarang 2) e Ekspose Hasil 23 Nov Kota Salatiga 30 (L: 25,P:52) 2 Gladi Manajemen Bencana a Gladi Manajemen Bencana Banjir Feb Kudus 50 (L:43; P:7) b Gladi Manajemen Bencana Tanah Longsor Mei Purworejo 50 (L:47; P:3) c Gladi Manajemen Bencana Banjir Agustus Kab. Sragen 50 (L:47; P:3) 3 Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana a Identifikasi dan Sosialisasi 50 (L:30; 29 Januari Kab. Blora Daerah Rawan Bencana Banjir P:20) b Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor dan Gas Beracun 30 Juni Wonosobo Penyusunan Rencana Kontinjensi (Contingency Plan) a Renkon Bencana Tanah 40 (L:25; Juni Karanganyar Longsor P:15) b Renkon Bencana Banjir Okt Jepara 50 (L:37; P:3) 5 Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) a PRBBK Sekolah Siaga Bencana 24 Maret Kab. Tegal 50 (L:25; P:25) b PRBBK Sekolah Siaga Bencana 29 Mei Kab. Grobogan 50 (L:30; P:20) 6 Pengembangan Masyarakat Tangguh Bencana a Sosialisasi dan Pengembangan (L:50; Masyarakat Tangguh Bencana Kt Semarang Maret P:20) di Kabupaten 37

38 No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta b c d e f g h i j k l 7 a Sosialisasi dan Pengembangan Masyarakat Tangguh Bencana di Kabupaten Pembentukan Masy tangguh Bencana di Desa Pembentukan Masy tangguh Bencana di Desa Pelaksanaan / Pembentukan Masyarakat Tangguh bencana Pelaksanaan / Pembentukan Masyarakat Tangguh bencana Pembentukan Masy tangguh Bencana di Desa Pembentukan Masy tangguh Bencana di Desa Pembentukan Masy tangguh Bencana di Desa Pembentukan Masy tangguh Bencana di Desa Seminar Hasil Pembentukan Masy tangguh Bencana di Desa Seminar Hasil Pembentukan Masy tangguh Bencana di Desa Maret Banjarnegara Desa Ujungbatu, Maret Kec. Jepara, Kab.Jepara Desa Sigedong, Maret Kec. Bumijawa, Kab.Tegal Desa Sijeruk Maret Kec. Banjarmangu, Banjarnegara Maret Desa Wonosari, kec.. Temanggung 1 3 Desember 1 3 Desember 6 8 Desember 6 8 Desember Desember Desember Desa Berjo Kec Ngargoyoso, Karanganyar Desa Balong Kec Jenawi, Karanganyar Desa Kemloko Kec. Godong, Grobogan Desa Anggaswangi Kec Godong, Grobogan Kec Tawangmangu Karanganyar Desa Kemloko Kec. Godong, Grobogan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kawasan Berapi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Kabupaten Maret Penanggulangan Bencana Brebes 70 (L:65; P:5) 70 (L:60; P:10) (L:17; P:13) 30 (L:17; P:13) 30 (L:25; P:5) 30 (L:21; P:9) 60 (L:45; P:15) 60 (L:50; P:10) 40 (L:25; P:15) 38

39 No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta b c d e f Kawasan Berapi Gn Slamet Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kawasan Berapi Gn Slamet Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kawasan Berapi Gn Slamet Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kawasan Berapi Gn Slamet Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kawasan Berapi Gn Slamet Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kawasan Berapi Gn Slamet JUMLAH April Kabupaten Pemalang April Kab. Tegal 40(L:37; P:3) 40 (L:30; P:10) Juli Magelang 40 (L:35; P:5) Agustus Agustus Banyumas Purbalingga 40 (L:30; P:10) 40 (L:35; P:5) org b. Seksi Kesiapsiagaan No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Pengembangan Budaya Sadar Bencana a Kab. Demak Pengembangan Budaya Sadar 27 Januari (TVRI Jawa Bencana TV Tengah) 20 (L:15; P:5) b Pengembangan Budaya Sadar 24 April Kota Semarang - Bencana Radio I c Pengembangan Budaya Sadar Bencana Radio II 20 Agustus 2 Pengembangan masyarakat Siaga Bencana 3 a b a Pengembangan Masyarakat Siaga Bencana Tanah Longsor (Radio Elshinta) Kota Surakarta (RRI Surakarta) April Kab Pekalongan (Kec Kandangserang) Mei Kab Purworejo (Kec Pituruh) Pengembangan Masyarakat Siaga Bencana Banjir Pengembangan Forum Pengurangan Risko Bencana (PRB) ProvJawa Tengah Pengembangan Forum Maret Kab Pengurangan Risko Bencana (PRB) ProvJawa Tengah Karanganyar 75 (L:63; P:12) 75 (L:60; P:15) 75 (L:70; P:5) 39

40 No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Pengembangan Forum juni Klaten 75 (L:69; P:6) b Pengurangan Risko Bencana (PRB) ProvJawa Tengah Pengembangan Forum Juni Kudus 75 (L:71; P:4) c Pengurangan Risko Bencana (PRB) ProvJawa Tengah 4 Koordinasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) a Koordinasi Sosialisasi PRB Maret Kabupaten Tegal 60 (L:40; P:20) Sosialisasi PRB April Kabupaten 60 (L:50; b Pekalongan (kec Wonokerto) P:10) c 5 a Koordinasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Juni Kabupaten Rembang 60 (L:55; P:5) Koordinasi Pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Reduksi Bencana Koordinasi Pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Reduksi Bencana November Kota Surakarta 6 Pemasangan Rambu Jalur Evakuasi pada Daerah Rawan Bencana a b c 7 a b Rambu Jalur Evakuasi Pada DRB G. Slamet 60 (L:45; P:15) 27 September Kab. Pemalang 60 (L:56; P:4) Rambu Jalur Evakuasi Pada DRB G. Slamet 28 September Kab. Banyumas 60 (L:10; P:50) Rambu Jalur Evakuasi Pada 29 September Kab. Purbalingga 60 (L:58; P:2) DRB G. Slamet Sistem Peringatan Dini Bencana Tanah Longsor (Early Warning System) berbasis Masyarakat Mei Kabupaten 75 (L:43; Sosialisasi dan Pengenalan alat EWS Tanah Longsor Banjarnegara P:32) Sistem Peringatan Dini Bencana Tanah Longsor (Early Warning System) berbasis Masyarakat JUMLAH Juli Kab. Karanganyar 75 (L:50; P:25) org Dokumentasi beberapa kegiatan bidang pencegahan dan kesiapsiagaan dapat dilihat pada gambar berikut. 40

41 Identifikasi dan Sosialisasi DRB Jateng PRBBK SMK / SMU Di Kab. Purwodadi Masyarakat Tangguh Bencana PRBBK SMK / SMU Di Kab. Slawi Masyarakat Siaga Bencana EWS berbasis Masyarakat 41

42 Sosialisasi Pemasangan Rambu Jalur Penyusunan Renkon Evakuasi Gambar 2 Dokumentasi Kegiatan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan 3. Bidang Penanganan Darurat Kegiatan Bidang Penanganan Darurat diselenggarakan oleh 2 (dua) seksi, yaitu Seksi Penyelamatan, Evakuasi Dan Penanganan Pengungsi dan seksi Sarana Dan Prasarana Darurat. Dengan dukungan anggaran sebesar Rp ,- Bidang Penanganan Darurat melaksanakan 7 kegiatan dengan. Kegiatan tersebut meliputi: a. Bintek SAR dan Latihan Gabungan Penyelamatan, Evakuasi dan Penanganan Pengungsi b. Pengembangan PUSDALOPS Tanggap Darurat / SAR c. SAR Pada Event Angkutan Lebaran, Natal, Tahun Baru dan Sedekah laut/sura d. Evaluasi, Pemantauan, dan Penyusunan Pedoman Penanganan Darurat e. Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama Data dan Informasi Bencana f. Peningkatan Kapasitas Aparatur Tim Reaksi Cepat Bencana g. Pendidikan Kemasyarakatan Kegiatan Bidang penanganan darurat diselenggarakan oleh 2 (dua) seksi, yaitu Seksi Penyelamatan, Evakuasi Dan Penanganan Pengungsi dan seksi Sarana Dan Prasarana Darurat. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Semarang, Wonosobo, Wonogiri, Kota Semarang, Blora, Pekalongan, Cilacap, Karanganyar, Sukoharjo, Purworejo, Tegal, Banjarnegara, Sragen, Magelang, Pati, Kendal, Jepara, Purbalingga, Kota Surakarta, Pemalang, Klaten, Banyumas. 42

43 Gambar 3 Lokasi Kegiatan Bidang Penanganan Darurat Rincian kegiatan bidang penanganan darurat dapat disajikan pada tabel berikut. Tabel 11 Kegiatan Bidang Penanganan Darurat Tahun 2015 a. Seksi Penyelamatan, Evakuasi Dan Penanganan Pengungsi No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Tanggal Lokasi Peserta Bintek SAR dan Latihan Gabungan Penyelamatan, Evakuasi dan Penanganan Pengungsi a Latgab Komunikasi Radio ORARI Maret Kopeng, Semarang b Latgab SAR Mei Wonosobo 70 c Latgab Relawan Sept Wonogiri 70 2 Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama Data dan Informasi Bencana a Pokso PB BPBD Jateng 1 Jan 31 Des 2015 Kota Semarang 15 3 Peningkatan Kapasitas Aparatur Tim Reaksi Cepat Bencana a Koordinasi dan Asesment daerah bencana TRC Jan Des 35 Kab/kota 75 43

44 b. Seksi Sarana Dan Prasarana Darurat No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Tanggal Lokasi Peserta Pendidikan Kemasyarakatan a Pelajar Simulasi I :Pemadaman 26 Februari 2015 Blora 300 Kebakaran, Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), evakuasi dan trasnportasi: Simulasi II : Vertical Rescue, 28 Februari 2015 Pekalongan 300 Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Simulasi III : evakuasi dan 19 Maret 2015 Cilacap 300 trasnportasi, evakuasi dan trasnportasi: Perwakilan pelajar smu/smk se kab. Karanganyar 11 Okt Karanganyar 300 b Masyarakat 600 Kegiatan Dapur Umum, Pemadaman Kebakaran, Radio Komunikasi, dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Kegiatan Dapur Umum, Pemadaman Kebakaran, Radio Komunikasi, dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Kegiatan Dapur Umum, Pemadaman Kebakaran, Radio Komunikasi, dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Simulasi Penanganan Darurat Bagi Kelompok Masyarakat 19 Maret 2015 Sukoharjo (Desa Tegal Made, Kec. Mojolaban) 21 April 2015 Blora (Desa Bajo Kec Kedungtuban) Mei 2015 Purworejo JULI 2015 Alun-Alun Satya Negara Wonogiri 150 c Relawan 300 simulasi penanganan darurat bagi kelompok relawan simulasi penanganan darurat bagi kelompok relawan simulasi penanganan darurat bagi kelompok relawan Maret 2015 Sanggar Pramuka Kabupaten Tegal Mei 2015 Sanggar Budaya Kab. Banjarnegara 30 juli 2015 Balai Desa Puro Kecamatan

45 No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Tanggal Lokasi Peserta Pengembangan PUSDALOPS Tanggap Darurat / SAR Karangmalang Kabupaten Sragen a Latihan dan Simulasi Tim 23 April 2015 Magelang 40 Reaksi Cepat b Latihan Komando Penanganan Darurat Bencana 28 September Bakorwil I Pati 40 3 Evaluasi, Pemantauan, dan Penyusunan Pedoman Penanganan Darurat a Rakor Penaganan Darurat 25 Juni Kota Semarang 30 b Monev Jan - Des 35 Kab/Kota 30 4 Kegiatan SAR Pada Event Angkutan Lebaran, Natal, Tahun Baru dan Sedekah laut/sura. a b c pemantauan lapangan dalam rangka syawalan / sedekah laut tahun 2015 di kabupaten kendal pemantauan lapangan dalam rangka syawalan / sedekah laut tahun 2015 di kabupaten pekalongan pemantauan lapangan dalam rangka syawalan / sedekah laut tahun 2015 di kabupaten Jepara 25 juli 2015 kaliwungu kendal juli 2015 pantai pasir kencana dan wisata bahari pekalongan 26 juli 2015 KAB. JEPARA 50 d Event Sura 7-8 Oktober Karanganyar Oktober Kota Surakarta e Event natal Desember Pantura Barat dan Wilayah Tengah Jateng f Event Tahun baru 31 des Pantai Selatan, Pantura Timur Dokumentasi beberapa kegiatan bidang pencegahan dan kesiapsiagaan dapat dilihat pada gambar berikut

46 Latgab Penyelamatan Evakuasi Pendidikan Kemasyarakatan Pendidikan Kemasyarakatan : Lat. Penyelamatan penanganan darurat Gambar 4 Dokumentasi Kegiatan Bidang Penanganan Darurat 4. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi melaksanakan 7 kegiatan dengan anggaran Rp ,-. Kegiatan yang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh 2 (dua) seksi, yaitu seksi rehabilitasi dan seksi rekonstruksi, adalah sebagai berikut: a. Inventarisasi Data Kerusakan Infrastruktur Terdampak Bencana 46

47 b. Koordinasi Teknis Penanggulangan Bencana c. Koordinasi Penanganan Rehabilitasi Pasca Bencana di Jawa Tengah d. Kordinasi Penanganan Rekonstruksi Pasca Bencana di Jawa Tengah e. Manfaat dan Dampak Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana f. Pemulihan dan Peningkatan Sosial dan Ekonomi PascaBencana g. Pelatihan Teknis Penilaian Kerusakan dan Kerugian (Damage and Losses Assesment ) dan JITU PB h. Sinergitas Multisektor Pasca Bencana di Jawa Tengah Gambar 5 Lokasi Kegiatan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kegiatan-kegiatan utama tersebut diselenggarakan di 3 (tiga) Kabupaten/Kota yaitu Kota Semarang, Magelang, Kota Surakarta, Banjarnegara,. Rincian kegiatan bidang rehabilitasi dan rekonstruksi sebagaimana tabel berikut. Tabel 12 Kegiatan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tahun 2015 a. Seksi Rehabilitasi No Kegiatan /Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Koordinasi Teknis Penanggulangan Bencana a Rakor Tek I 25 Februari 2015 Kt Semarang

48 Pelaksanaan Kegiatan No Kegiatan /Sub Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Rakor Tek I 24 Juni 2015 Kt Semarang Kordinasi Penanganan Rehabilitasi Pasca Bencana di Jateng a Rakor Rehab I 17 Maret 2015 Kt Semarang 100 b Rakor Rehab 2 20 agustus Kt Semarang Manfaat dan Dampak pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana a Rakor sept Solo Pemulihan dan Peningkatan Sosial dan Ekonomi Pascabencana a Rakor 1 16 april Kt Semarang 100 b Rakor 2 21 mei Kt Semarang 100 b. Seksi Rekonstruksi Kegiatan /Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Koordinasi dan Dukungan Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten/Kota se Jateng a Rakor 22 sept Magelang Pelatihan Teknis Penilaian Kerusakan dan Kerugian (Damage and Losses Assesment ) dan JITU PB a Pelatihan DALA dan JITU Pasna Mei Lorin Solo 40 Orang Karanganyar b Pelatihan DALA dan JITU Pasna Agustus Hotel Atria 40 Orang Magelang 3. Kordinasi Penanganan Rekonstruksi Pasca Bencana di Jawa Tengah Rakor Penanganan Rekons sektor Kt Surakarta a 24 Maret 2015 Infrastruktur Jalan dan Jembatan Rakor Penanganan Rekons Bakorwi III b 17 Juni Bangunan Air Banyumas 4. Sinergitas Multisektor Pasca Bencana di Jawa Tengah a Rakor april JUMLAH Bakorwi II Magelang Orang 70 Orang 100 Orang 420 org Dokumentasi beberapa kegiatan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dapat dilihat pada gambar berikut. 48

49 Rakor Rehab Pasca Bencana Rakor Penyusunan Dokumen Kajian Kebutuhan (JITU) Pasca Bencana Tanah Longsor Pelatihan Dala dan JITU Pasna Rakor Renkon Pasca Bencana Gambar 6 Dokumentasi Kegiatan Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi 5. Bidang Logistik dan Peralatan Bidang Logistik dan Peralatan melaksanakan 4 kegiatan dengan nilai anggaran Rp ,-. Kegiatan yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh 2 (dua) seksi, yaitu seksi peralatan dan seksi logistik, meliputi : a. Koordinasi dan Konsolidasi Logistik Bencana b. Koordinasi Pemetaan dan Monitoring Evaluasi Peralatan PB c. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Peralatan Bencana Jawa Tengah d. Pemenuhan Kebutuhan Logistik Masyarakat terdampak Bencana 49

50 Gambar 7 Lokasi Kegiatan Bidang Logistik dan Peralatan Rincian kegiatan bidang Logistik dan peralatan sebagaimana tabel berikut. a. Seksi Logistik Tabel 13 Kegiatan Bidang Logistik dan Peralatan Tahun 2015 KEGIATAN /Sub Pelaksanaan Kegiatan No kegiatan tanggal Lokasi Peserta Koordinasi dan Konsolidasi Logistik Bencana a Monev 1 Jan 31 Des 35 kab/kota, Solo 75 b Rakor Pel PB 20 Mei Surakarta 75 2 Pemenuhan Kebutuhan Logistik Masyarakat terdampak Bencana a Sosialisasi I Mei Kota Surakarta 40 b Sosialisasi II 28 Oktober Semarang 30 b. Seksi Peralatan Pelaksanaan Kegiatan No KEGIATAN Tanggal Lokasi Peserta Koordinasi Pemetaan dan Monitoring Evaluasi Peralatan PB a Rakor 20 Mei Kota Surakarta 75 50

51 Pelaksanaan Kegiatan No KEGIATAN Tanggal Lokasi Peserta Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Peralatan Bencana Jawa Tengah a Lomba Tenda Pengungsi Oktober Surakarta 210 Tingkat Jawa Tengah b Pelatihan Water Treatmeant 20 April Klaten 10 Portable (WTP) Kabupaten 11 Juni Wonogiri 10 c Fasilitasi Diklat Perencanaan Penanggulangan Bencana 26 Maret Pekalongan 30 Mei Semarang 35 Dalam menjabarkan salah satu tugas pokok dan fungsi bidang ini adalah dengan melakukan pengadaan dalam rangka penyediaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana selama satu tahun. Pada tahun 2015, beberapa peralatan dan logistik yang dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut. a. Pengadaan Peralatan No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Total Kamera 3 Unit Handi Talky teropong 4 Unit Perahu Karet 2 Unit Sepatu Gunung 10 Buah Radio RIG 2 Unit GPS 1 Buah JUMLAH b. Pengadaan Kendaraan Dinas Roda empat (operasional) Pengadaan kendaraan dinas roda empat double cabin sebanyak 2 unit dan mobil operasional Kijang c. Pengadaan Bahan Pangan Bencana No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Total Mie Instan 26,240 dos 252,690,000 2 Air Mineral 3,434 Dos 60,912,450 3 Beras 6,000 kg 63,000,000 51

52 No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Total Saos Sambal 8,500 Botol 47,800,000 5 Kecap 8,500 Botol 52,600,000 6 Bubur Bayi 780 Buah 8,190,000 7 Susu Bayi 450 Buah 6,671,250 8 Gula Pasir 2,800 Kg 35,000,000 9 Kopi Bubuk 160 Bungkus 13,616, Teh 190 Bungkus 30,191, minyak goreng 1,600 liter 19,520, sarden 5,000 kaleng 33,000,000 JUMLAH Dokumentasi beberapa kegiatan bidang Logistik dan peralatan dapat dilihat pada gambar berikut. Sosialisasi Manajemen Logistik PB Rakor Logistik dan Peralatan Gambar 8 Dokumentasi Kegiatan Bidang Logsitik dan Peralatan 52

53 No PROV/KAB/KO TA Mobil Tangki Air Mobil Toilet Mobil Logistik & Peralatan Truk Dapur Lapangan Truk Serbaguna Tabel 14 Bantuan Hibah Peralatan PB Provinsi Jawa Tengah Bantuan Dari Deputi Bidang Logistik Dan PeralataN BNPB S/D AKHIR 2015 Mobil Ambulans Mobil Komunikasi Mobil Pick Up Mobil Rescue Motor Trail Kapal Cepat /Speed Boat Prahu Karet Mesin Prahu (Kap 18 Pk) Mesin Prahu (kap 25 Pk) Perahu Polyetheline + Mesin Tenda Posko Tenda Pleton Tenda Regu Tenda Pengungsi Tenda Keluarga Velbed Ht Rig Ssb Senter Rescue Hid Light Tower Genset Perahu Lipat + Mesin Water Treatment Portable Wtp Mini Solar Lamp (Lampu Penerangan) Pompa Air KENDARAAN HUNIAN ALKOM LAIN-LAIN 1 Provinsi Kabupaten/Kota 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Solar Handle Lamp 53

54 No PROV/KAB/KO TA Mobil Tangki Air Mobil Toilet Mobil Logistik & Peralatan Truk Dapur Lapangan Truk Serbaguna Mobil Ambulans Mobil Komunikasi Mobil Pick Up Mobil Rescue Motor Trail Kapal Cepat /Speed Boat Prahu Karet Mesin Prahu (Kap 18 Pk) Mesin Prahu (kap 25 Pk) Perahu Polyetheline + Mesin Tenda Posko Tenda Pleton Tenda Regu Tenda Pengungsi Tenda Keluarga Velbed Ht Rig Ssb Senter Rescue Hid Light Tower Genset Perahu Lipat + Mesin Water Treatment Portable KENDARAAN HUNIAN ALKOM LAIN-LAIN Wtp Mini Solar Lamp (Lampu Penerangan) Pompa Air 19 Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung KENDAL Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Mgl 31 Surakarta Salatiga 33 Kota Semarang Kota Pklgn Kota Tegal 2 Solar Handle Lamp 54

55 6. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha melaksanakan 39 (tiga puluh sembilan) kegiatan dengan total anggaran sejumlah Rp ,-, meliputi : a. Program Pelayanan Perkantoran. 1) Penyediaan Jasa Surat-menyurat 2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 3) Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah 4) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas 5) Penyediaan Alat Tulis Kantor 6) Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan 7) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 8) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 9) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang- undangan 10) Penyediaan Makanan Minuman 11) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Di luar Daerah 12) Jasa Pelayanan Perkantoran 13) Penyediaan Logistik dan Sarana Pendukung Poliklinik b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 1) Pembangunan Gedung Kantor 2) Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 3) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan 5) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 6) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 7) Peningkatan Sarana Prasarana Kantor 8) Rehab Gedung Kantor c. Program Peningkatan Peningkatan Disiplin Aparatur 1) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya d. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 1) Pendidikan dan Pelatihan Formal 2) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan 55

56 3) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan 4) Peningkatan Kapasitas/Kualitas Sumberdaya Manusia e. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana 1) Penyusunan Studi-Studi Bidang Kebencanaan (Disaster Study) 2) Perencanaan Bidang Kebencanaan 3) Koordinasi Mitra Praja Utama Bidang Kebencanaan 4) Penyusunan Dokumen Tematik Bidang Kebencanaan 5) Sinergi Penguatan Kelembagaan Bidang Kebencanaan 6) Koordinasi Lintas Wilayah dan Lintas Sektor Bidang Kebencanaan f. Program Pos, Telekomunikasi, Meteorologi dan SAR 1) Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan Kebencanaan g. Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana 1) Pedoman dan Kebijakan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana 2) Pembelajaran Wawasan Kebencanaan 3) Pengembangan Kebijakan dan Kemitraan Penanggulangan Bencana antara Unsur Pengarah BPBD Jawa Tengah dengan Pemangku Kepentingan Penanggulangan Bencana 4) Koordinasi Penanganan Bencana h. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa 1) Peningkatan Pusat Informasi Bencana (PIB) Provinsi JawaTengah i. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 1) Pengembangan Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk PB Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh 3 (tiga) subbagian, yaitu Subbagian Umum dan kepegawaian, Subbag Keuangan, dan Subbag Program. a. Subbagian Umum dan Kepegawaian Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi tugas pokok dan fungsi subbagian ini adalah sebagai berikut. 56

57 Tabel 15 Kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian Pelaksanaan Kegiatan No KEGIATAN tanggal Lokasi Penyediaan Jasa Surat-menyurat Jan - Des Kota Semarang 2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, Listrik Jan Des Kota Semarang 3 Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah Jan Des Kota Semarang 4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas Jan Des Kota Semarang 5 Penyediaan Alat Tulis Kantor Jan Des Kota Semarang 6 Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan Jan Des Kota Semarang 7 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Jan - Des Kota Semarang 8 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Jan Des Kota Semarang 9 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangan Jan Des Kota Semarang 10 Penyediaan Makanan Minuman Jan Des Kota Semarang 11 Penyediaan Sarana Kesehatan Jan Des Kota Semarang 12 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Jan Des Kota Semarang 13 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor Jan Des Kota Semarang 14 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan Jan Des Kota Semarang Pemeliharaan Rutin /Berkala Kendaraan 15 Dinas/Operasnal Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan 16 Rumah Tangga Jan Des Kota Semarang Jan Des Kota Semarang 17 Peningkatan Sarana Prasarana Kantor Jan Des Kota Semarang 18 Kegiatan Rehab Gedung Kantor Sept Des Kota Semarang 19 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya April, Sept Kota Semarang 20 Peningkatan Kapasitas SDM Jan Des Kota Semarang 21 Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana Oktober Kota Semarang, Kota Surakarta Kegiatan penambahan asset pada tahun 2015, antara lain disajikan pada tabel berikut. 57

58 Tabel 16 Penambahan Aset BPBD Prov Jateng No Jenis /Nama Barang Jumlah Nilai Bangunan/Gedung (Bangunan Logistik Dan Peralatan) 1 3,779,768,500 2 Forklift 2,5 ton 1 225,001,000 3 Lift 1 894,101,500 4 Mobil roda 4 : Toyota, Inova 1 282,880,000 5 Nisan NO 300 NAVARA SL 2 798,032,500 6 Filing cabinet Valet besi Rak Besi Mesin Hitung Uang Camera canon Camera soni TV LED LCD Proyektor Buku Dan Perpustakaan 3 388, Perahu Karet Genset Sumber : Laporan Mutasi Barang Semester II BPBD Prov Jateng Belanja barang yang mempengaruhi penambahan jumlah asset pada BPBD Provinsi Jawa Tengah sangat berarti dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPBD Prov Jateng secara menyeluruh. Rekapitulasi data penambahan asset menurut kategori barang yang mendukung Kedinasan umum dan tertentu adalah sebagai berikut. Tabel 17 Sarana dan Prasarana Kedinasan Umum Tahun 2015 No Nama Bidang 31 Des 2014 (1 Jan 2015) 31 Jan 2015 Jumlah Harga (Rp) Jumlah Harga (Rp) TANAH 2 3,100,000, ,100,000,000 Tanah 2 3,100,000, ,100,000,000 2 PERALATAN DAN MESIN 2,490 11,907,369,520 Alat-alat besar 23 1,719,692, ,843,695,000 Alat-alat Angkutan 68 5,152,753, ,331,416,446 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 6 309,100, ,100,000 Alat-alat Pertanian / Peternakan - - Alat-alat Kantor dan Rumah 1,807 4,436,668,071 1,875 4,650,888,071 58

59 No Nama Bidang 31 Des 2014 (1 Jan 2015) 31 Jan 2015 Jumlah Harga (Rp) Jumlah Harga (Rp) Tangga Alat-alat Studio dan Komunikasi 439 1,293,564, ,444,094,949 Alat-alat Kedokteran - - Alat-alat Laboratorium - - Alat-alat Keamanan ,486, ,207,652,003 Alat Metrologi dan Geofisika/Alat Ukur - - Alat Olah Raga GEDUNG DAN BANGUNAN 2 3,098,015, ,877,783,968 Bangunan Gedung 2 3,098,015, ,877,783,968 4 JALAN, JEMBATAN, BANGUNAN 8 180,433, ,433,000 Jalan dan Jembatan - - Bangunan Air / Irigasi 7 89,000, ,000,000 Instalasi 1 91,433, ,433,000 Jaringan ASET TETAP LAINNYA ,459, ,847, Buku Perpustakaan ,584, ,972, Barang Bercorak Kesenian / Kebudayaan 7 875, ,000 Hewan Ternak dan Tumbuhan Konstruksi Dalam Pengerjaan - - Konstruksi Dalam Pengerjaan - - JUMLAH 3,027 20,121,173, Sumber: Jurnal Mutasi Barang Desember 2015 Untuk sarana dan prasarana untuk kondisi tertentu dijadikan pada tabel berikut. Tabel 18 Sarana dan Prasarana Untuk Kondisi Tertentu Tahun 2015 No Kode Jenis Peralatan Jumlah (unit) Keterangan I 01 Alat Transportasi 1 Mobil Ambulance 5 2 Mobil Tangki BBM - 3 Mobil Evakuasi 1 4 Mobil Pemadam Kebakaran 3 5 Helikopter - 6 Mobil Komando 1 7 Mobil Patroli - 8 Mobil Jelajah - 9 Mobil Operasional 16 59

60 No Kode Jenis Peralatan Jumlah (unit) Keterangan Mobil Komunikasi 1 11 Mobil Rescue Motor Ops Motor Trail Mobil Jenazah - 15 Mobil Box - 16 Pick Up 5 17 Mobil Logpal 1 18 Truk Serbaguna 1 19 Mobil Dapur Lapangan 1 20 Truk Logistik 1 21 Truk Tangki Air Truk Urinoir MCK 2 23 Mobil Water Treatmen 2 24 Truk bak terbuka 2 25 Kapal Motor - 26 Mini Bus 3 27 Mobil Klik 2 Jumlah 131 II 02 Alat Komunikasi dan Informasi 1 Sistem Komunikasi Cepat - 2 Portable Communication Mobile - 3 HT 61 4 RIG 39 5 GPS 4 6 Telepon Internet Satelit 1 7 Alat Deteksi Dini dan Perngatan Dini - 8 SSB/RPP 16 9 UHF 2 10 Wireless - 11 Megaphone 5 12 Repiter / Antena 5 13 Video Shooting 1 14 Camera Digital Handycam 3 16 Power Supply 2 Jumlah 151 III 03 Alat Pencarian Penyelamatan dan Evakuasi 1 Alat Pemotong Baja dan Beton 5 60

61 No Kode Jenis Peralatan Jumlah (unit) Keterangan Rompi Life Jacket/Rompi Pelampung Lifebouy 8 5 Perahu Karet 12 org 0 6 Perahu Karet 10 org 23 7 Perahu Karet 8 org 20 8 Perahu Karet 6 org 1 9 Masker Full Face 6 10 Perahu Lipat + Mesin 18 PK 1 11 Trailer 3 12 Perahu Polyethilene + Mesin 9,8 PK 2 13 Mesin Perahu 40 PK 5 14 Mesin Perahu 25 PK 9 15 Mesin Perahu 18 PK 5 16 Mesin Perahu 15 PK 5 17 Dolphin / speed boat 4 18 Peralatan Selam 9 19 Vertical Rescue 3 20 Teropong / Teleskop 5 21 Chain Saw Helm SAR 4 23 Pulay Breathing Appars 2 25 Life Detector 0 26 Alat/Paket Pemadam Kebakaran 2 27 Pakaian Tahan Panas 2 28 Pompa Perahu Rak Tempat Perahu Karet 7 30 Selang BBM Sandaran Mesin Tempel 4 32 Perahu Alumunium Jangkar 2 34 Ring Buoy Tali PP 10 mm 2 36 Tangki BBM Dayung Pakaian Tahan Api 7 39 Helm Tahan Panas 4 61

62 No Kode Jenis Peralatan Jumlah (unit) Keterangan Sepatu Sarung Tangan 4 42 Helm Biasa 9 43 Perahu Kayu 2 44 Bidai Spinal 2 45 Perahu Amphibi 1 Jumlah 724 IV 04 Alat Pemenuhan Kebutuhan Dasar 1 WTP 250 lt 2 2 WTP 500 lt 0 3 WTP mini 4 Dapur Lapangan/Umum 14 5 Fleksible Tank 2000 lt 2 6 Fleksible Tank 1000 lt 2 7 Toilet Lapangan 0 8 Tenda Posko 14 9 Tenda Keluarga Tenda Regu Tenda Pleton Tenda Pengungsi Tenda Sekolah 0 14 Tenda Lapangan Tenda RS Lapangan 1 16 Tenda Individu Tenda Doom Tandu Lipat Echosounder 2 20 Velbed Tandon Air Plastik 4 22 Tandon Air Fiber Glas 2 23 Tandu Spinal 6 24 Tenda Terpal Plastik Jas Hujan 0 26 MCK Komunal 80 Jumlah V 05 Alat Berat 1 Scope Loader 0 2 Back Hoe 1 62

63 No Kode Jenis Peralatan Jumlah (unit) Keterangan Truck W Crane 3 Ton 8 4 Tandem Vibration Roller 4 Ton 10 5 Crane on Wheel 15 Ton 1 6 Wheel Looder 1,2-1,5 M3 1 7 Head Tractor & trailer 2 8 Loader 0 9 Exavator 7 10 Dump Truck Grader 0 12 Bulldoser 1 13 Ponton 1 14 Vibro Hammer 5 15 Wheel Loader 0 16 Ulhantor Roller 0 Jumlah 64 VI 06 Alat Penerangan dan Kelistrikan 1 Senter 11 2 Solar Sel Generator 0 3 Lampu Senter HID 2 4 Lampu Srt Halogen 3 5 Lampu Badai 0 6 Genset 5 KVA 14 7 Genset 10 KVA 6 8 Genset 1,2 KW 1 9 Genset 1000 watt 4 10 Solar Handle Lamp 6 11 Lampu Penerangan (Solar Cell) Light Tower Port 7 13 Lampu senter HID Seacrh Light 2 14 Kabel 4 15 Tiang Lampu Lapangan 5 16 Lampu Lapangan (Sport Light) 4 17 Senter Besar 6 18 Lampu Rotator Lampu Sorot 0 20 Emergency Lamp 6 Jumlah 171 VII 7 Alat Pergudangan 1 Froklift 1 63

64 No Kode Jenis Peralatan Jumlah (unit) Keterangan VIII 8 Alat Lainnya 2 Hand Froklift 1 3 Gerobak Sorong 0 4 Trolley 2 5 Rak Gondola 0 6 Palka Safety Equipment 0 8 Tenda Gudang 0 9 Water Closed 0 10 Tabung Gas 12 Kg 3 11 Tabung Gas 3 Kg 7 12 Selang 0 13 Helm Kerja / PMK 0 14 Topi Proyek 0 Jumlah Pompa air 53 2 Kawat Bronjong Karung Plastik Garpu Sampah 32 5 Dirgen 40 L 0 6 Hand Sprayer 0 7 Knock Down Closet 0 8 Mesin Fogging 0 9 Drag Bar 0 10 Water furifier 2 11 CCTV 8 Jumlah Jumlah Total Sumber : Data Inventaris Peralatan Penanggulangan Bencana Jawa Tengah s.d Desember 2015 pada Bidang Logistik dan Peralatan BPBD Prov Jateng b. Subbagian Keuangan Subbagian keuangan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi meliputi kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi, jasa pelayanan perkantoran. Pelaksanaan ketiga kegiatan tersebut sebagaimana tabel berikut. 64

65 No Tabel 19 Kegiatan Subbagian Keuangan KEGIATAN Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Rapat-rapat Koordinasi dan 35 kab/kota 1 Jan des Konsultasi Di luar Daerah Jakarta 2 Jasa Pelayanan Perkantoran Jan - des Semarang Dalam rangka peningkatan kapasitas SDM, beberapa pelatihan, diklat dan bimbingan teknis yang dilaksanakan antara lain adalah: 1) Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Kompetensi Manajerial PNS Prov Jateng 2) Diklat Penyusunan Laporan Keuangan SKPD berbasis Aplikasi Akrual 3) Diklat Penyusunan Laporan Keuangan SKPD berbasis Aplikasi SIPKD Akrual 4) Bimbingan Teknis Standar Pelayanan Publik 5) Diklat Analisa Jabatan Lanjutan Angkatan 2 c. Subbagian Program Pelaksanaan Kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi subbagian program adalah sebagai berikut. Tabel 20 Kegiatan Subbagian Program Pelaksanaan Kegiatan KEGIATAN / Sub Kegiatan No tanggal Lokasi Peserta Pendidikan dan Pelatihan Formal Knowledge sharing Penyelenggaraan a Penanggulangan Bencana di Jateng 30 april 2015 Kota Solo 75 b Perencanaan dan Penganggaran PB 28 juli 2015 Kota Solo 75 c Rapat Penajaman Kedua Persiapan pelaksanaan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan a Rakor Pengelolaan Dana Penanggulangan Bencana di Jateng 23 September Kota Solo maret Kota Solo 90 65

66 No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Sosiliasi UU 23 tahun 2014 dan b Evaluasi Penanganan Banjir dan Tanah Longsor April Kota Solo 90 3 BimbinganTeknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan a b Manajemen Aset dan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Rapat Penajaman I Persiapan pelaksanaan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 19 maret Kota Solo sept Kota Solo 75 4 Penyusunan Studi-Studi Bidang Kebencanaan (Disaster Study) Laporan Awal Penyusunan Study a Kearifan Lokal Bencana di Eks Kar Kedu, Banyumas dan Surakarta Laporan Akhir Penyusunan Study b Kearifan Lokal Bencana di Eks Kar Kedu, Banyumas dan Surakarta 5 Perencanaan Bidang Kebencanaan Rakor Sinergi dan Penguatan Pengurangan Risiko Bencana dalam a Prioritas Pembangunan Nasional dan daerah Rakor Persiapan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana dan b Antisipasi Bencana Kekeringan di Daerah 4 agustus Semarang 22 September 6 Koordinasi Mitra Praja Utama Bidang Kebencanaan a Koordinasi anggota MPU Semarang Feb Kt Surakarta Juni Cilacap 80 7 Penyusunan DokumenTematik Bidang Kebencanaan Rakor Implementasi Pengurangan Risiko a 27 November Wonogiri 80 Bencana (PRB) b 8 Sinergi Penguatan Kelembagaan Bidang Kebencanaan a b Rakor Kesiapan Penyelenggaraan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Pameran Kebencanaan 12 Agustus Kt Semarang Agustus 6 September Kt Semarang 66

67 No KEGIATAN / Sub Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan tanggal Lokasi Peserta Rakor Kesiapan dan Antisipasi c menghadapi Ancaman Bencana Banjir dan Tanah Longsor pada musim Penghujan November Kt Semarang Koordinasi Lintas Sektor LIntas wilayah Bidang Kebencanaan a Rakor I 13 Juli Kt Semarang 60 b Ekspose rekomendasi hasi PRB November Wonogiri Pengendalian, Evaluasi, dan Pelaporan Kebencanaan a Evaluasi Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor serta Antisipasi Menghadapi Bencana Kekeringan 25 Mei Surakarta Pedoman dan Kebijakan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana a Sharing Pengalaman PB 10 Des Magelang 80 b Implementasi Kerjasama PB antar daerah bidang Kebencanaan 11 Des Magelang Pembelajaran Wawasan Kebencanaan a Peningkatan Pelengkapan Gedung PB Jakarta 13 Pengembangan Kebijakan dan Kemitraan PB antar Unsur Pengarah BPBD Prov. Jateng dengan Para Pemangku Kepentingan a Seminar Menumbuhkan Budaya Pengurangan Risiko Bencana bagi Generasi Muda 17 Des Kota Semarang Pengembangan PemanfaatanTeknologi Informasi Untuk Penanggulangan Bencana a Rakor Pemanfaatan Teknologi Komunikasi untuk Respon Kejadian Bencana 17 November Kota Semarang Peningkatan Pusat Informasi Bencana (PIB) Provinsi Jawa Tengah a Rakor Percepatan Pelaporan Kejadian Bencana 16 November Kota Semarang 80 b Iklan Layanan Masy Radio Jan - Des c Iklan Layanan Masy Media Cetak Jan - Des d Baliho Iklan Layanan Masy Televisi Jan - Des 67

68 Berikut dilampirkan foto /dokumentasi kegiatan pada subbagian ; Sinergi Penguatan Kelembagaan Bimbingan Teknis Implementasi Per UU Rakor Persiapan Bulan PRB Perencanaan Bidang Kebencanaan Lintas Sektor dan Lintas Wilayah Gambar 9 Kegiatan pada Subbagian Program 68

69 D. PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA JAWA TENGAH 1. Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana Kerangka Pengurangan Risiko Bencana pasca 2015 telah diadopsi pada saat penyelenggaraan Konferensi Dunia ke-3 untuk Pengurangan Risiko Bencana, yang dilaksanakan pada tanggal Maret 2015 di Sendai, Miyagi, Jepang. Selama Konferensi, seluruh negara peserta juga menegaskan komitmen mereka untuk pengurangan risiko bencana dan pembangunan ketahanan bencana yang harus ditangani secara serius dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan dan, jika perlu, untuk diintegrasikan ke dalam kebijakan, perencanaan, program kerja, dan anggaran di semua tingkat dan dipertimbangkan dalam kerangka yang relevan. Kesepakatan dam hasil konferensi tersebut merupakan Kerangka aksi yang dikenal dengan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana (Sendai Framework for Disaster Risk Reduction/SFDRR) merupakan kesepakatan internasional dalam rangka pengurangan risiko bencana tahun sebagai lanjutan dari Kerangka Aski Hyogo (Hyogo Framework for Action).Hasil yang diharapkan sampai dengan 15 tahun dari SFDRR adalah Pengurangan secara signifikan risiko dan kerugian akibat bencana a. Tujuan 1) Mencegah timbulnya dan mengurangi risiko 2) Mencegah dan menurunkan keterpaparan dan kerentanan 3) Meningkatkan resiliensi melalui peningkatan kesiapsiagaan, tanggapan dan pemulihan b. Target: 1) Mengurangi kematian rata-rata per ) Mengurangi orang terdampak rata-rata per ) Mengurangi kerugian ekonomi / GDP 4) Mengurangi kerusakan infastruktur kunci 5) Meningkatkan jumlah Negara dengan strategi dan rencana PRB 6) Meningkatkan kerjasama internasional 7) Meningkatkan cakupan dan akses terhadap EWS 69

70 c. Tindakan prioritas 1) Memahami risiko bencana Kebijakan dan praktek harus didasarkan pada pemahaman kerentanan, kapasitas, aparan, karakteristik bahaya dan lingkungan a) Mendorong pengumpulan, manajemen dan akses ke informasi risiko b) Gunakan dasar, data berbasis lokasi c) Statistik kerusakan & kerugian d) Mengoptimalkan IPTEK e) Meningkatkan kesadaran f) Gunakan informasi risiko untuk kebijakan pembangunan & PRB 2) Penguatan tata kelola risiko Tata kelola yang diperlukan untuk mendorong kerjasama kemitraan mekanisme, lembaga, untuk pelaksanaan PRB dan Sumberdaya a) Mengarusutamakan dan mengintegrasikan PRB di semua sektor b) Mengadopsi strategi, rencana, peran tugas c) Menetapkan insentif bagi kepatuhan, pemantauandan pelaporan d) Memberdayakan daerah e) Mempromosikan kebijakan, standar, kemitraan 3) Investasi PRB untuk Resiliensi Investasi publik dan swasta dalam tindakan struktural dan non-struktural untuk meningkatkan ketahanan sebagai pendorong inovasi, pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja a) Mengalokasikan sumber daya untuk semua tingkatan dan sektor b) Meningkatkan infrastruktur kritis c) Mempromosikan tindakan-tindakan non-struktural, misalnya standar, kesehatan, jaring pengaman sosial, pengungsian d) Mengintegrasikan PRB dalam instrumen fiskal dan keuangan dan menggali risk sharing dan Transfer e) Meningkatkan ketahanan bisnis f) Melindungi mata pencaharian, pariwisata, dll 4) Meningkatkan manajemen risiko 70

71 Memperkuat kesiapsiagaan, respon dan pemulihan di semua tingkatan sebagai kesempatan penting untuk PRB dan integrasinya ke dalam pembangunan a) Kesiapan dan kebijakan,rencana, program b) People-centred multi-hazard, ramalan & EWS c) Mempromosikan ketahanan masyarakat, layanan infrastruktur d) Bantuan & pemulihan pendanaan,koordinasi, prosedur e) Mengembangkan hukum, panduan, prosedur, mekanisme 2 Peringatan Puncak Bulan Pengurangan Risiko Bencana Dalam paradigma baru untuk penanggulangan bencana, disadari bahwa kompleksitas dari strategi penanganan permasalahan bencana memerlukan suatu kerjasama dan dukungan semua pihak dalam penanggulangannya terutama dalam upaya mengembangkan budaya pengurangan risiko bencana, sehingga dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu. Untuk itu, Badan PBB yaitu UNISDR (United Nations International Strategy for Disaster Reduction) mengusulkan hari untuk peringatan Pengurangan Bencana yang sudah dimulai sejak tahun Peringatan tersebut merupakan salah satu cara untuk mempromosikan budaya pengurangan risiko bencana, termasuk pencegahan bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan. Pada awalnya peringatan tersebut disepakati pada hari Rabu kedua bulan Oktober, namun sejak tahun 2010, diputuskan untuk menunjuk tanggal 13 Oktober sebagai tanggal untuk merayakan hari peringatan Pengurangan Risiko Bencana Internasional (International Day for Disaster Risk Reduction). Di Indonesia pada dasarnya sudah banyak pelaku PRB yang ikut berpartisipasi dalam kampanye peringatan PRB tersebut termasuk pelaku dari pemerhati isu gender, kelompok disable, kelompok anak-anak, dan lain sebagainya. Namun tantangannya adalah masih belum diwadahi dalam suatu rangkaian bersama sehingga masih terlaksana secara sektoral dan terpisah. Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Platform Nasional, dan Pemerintah Daerah akan 71

72 menyelenggarakan pertemuan Forum PRB sekaligus penyelenggara puncak peringatan bulan PRB, yang sudah menjadi agenda nasional yang diselenggarakan setiap tahun yaitu pada tahun 2011 diselenggarakan di Yogyakarta, 2012 di Yogyakarta, 2013 di Mataram, NTB dan 2014 di Bengkulu. Tahun 2015, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ditunjuk secara resmi untuk bertindak selaku tuan rumah penyelenggaraan peringatan Puncak bulan PRB sebagaimana surat Kepala BNPB No. B.165/Ka.BNPB/PK.03/02/2015 tanggal 26 Februari 2015 perihal Penetapan Tuan Rumah Peringatan Bulan PRB Nasional Tahun Sebagai tindak lanjut penetapan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjuk Kota Surakarta sebagai tempat penyelenggaraan acara puncak peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana tahun Setelah penetapan lokasi BUlan PRB, Gubernur Jawa Tengah menerbitkan Surat Keputusan No. 360/2 tahun 2015 tentang Pembentukan Panitia Penyelenggaraan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tinggal Nasional di Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah Tahun a. Persiapan Dalam rangka Penyelenggaraan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional di Kota Surakarta tanggal Oktober 2015, telah dilakukan beberapa langkah-langkah persiapan, antara lain: 1) Pengurangan Risiko Bencana Nasional telah disetujui melalui APBD Perubahan pada BPBD Prov Jateng sebesar Rp. 2,8 M dan melalui ULP Prov Jateng telah terpilih 1 (satu) rekanan selaku pihak ketiga yang akan membantu dalam proses pelaksanaan kegiatan 2) Pembagian tugas dan tanggungjawab penyelenggaraan antara BNPB dan BPBD Prov Jawa Tengah, yaitu: a) Kegiatan yang menjadi tanggungjawab BNPB, Pembukaan, Pengamaman Paspampres, Tangguh Award, gelar Relawan, Pameran PRB, Lomba-lomba PRB, Table Top Exercises (TTX), Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK), Forum Perguruan Tinggi, Media Center, Workshop dan Seminar PRB 72

73 b) Kegiatan yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Prov Jateng Pembukaan (Tarian Gambyong), Bakti Sosial (Donor darah, Cek up kesehatan), Resik-resik anakan Sungai Bengawan Solo, Wayang kulit (Dalang Warseno Slank), Konsumsi di pameran, Pengamanan dan pengawalan local, Kebersihan, Visit kultur (Prambanan, Borobudur, Ketep) dan city tour, Tenda pengungsi 40 unit, Mobil dapur umum, ambulance, commob, mobil rescue (Basarnas, MDMC, SARDA, PMI, BPBD, dan CSR), Mobil untuk VIP dan bus, Panggung hiburan rakyat, Fasilitasi lomba tenda BPBD Se-Jateng, Partisipasi pameran (33 booth), Pemasangan umbul-umbul (500 buah), Pemasangan spanduk (100 buah), Pemasangan baliho, Pemasangan umbul-umbul, spanduk, dan baliho. Publikasi melalui media cetak dan elektronik 3) Lokasi yang telah disepakati dan dijadikan tempat kegiatan: Hotel (Hotel Sunan, Hotel Aston), Stadion Manahan, Benteng Vastenburg, Bakorwil II, Sungai Bengawan Solo. 4) Rapat-rapat formal persiapan yang telah dilakukan : 1) Rakor I tanggal 27 Februari 2015 Di Kota Surakarta Diikuti BPBD Kab/Kota Dan SKPD Terkait dan Dihadiri Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB; 2) Rakor II Rencana Penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB Tanggal 8 April 2015 Di BPBD Prov. Jateng dipimpin oleh Bpk Sekda Prov Jateng, diikuti Oleh Sekda Kab/Kota, BPBD Kab/Kota Dan SKPD Terkait dan Dihadiri Direktur Pengurangan Risiko Bencana; 3) Rakor III Penguatan Media Center dalam Peringatan Bulan PRB Tanggal Juni 2015 Di Cilacap Diikuti BPBD Kab/Kota Dan SKPD Terkait dan Dihadiri Direktur Pengurangan Risiko Bencana; 4) Rakor IV Peringatan Bulan PRB tanggal 30 Juli 2015 Di Hotel Lor In Surakarta Diikuti BPBD Kab/Kota se-jateng, dan BNPB 73

74 5) Rakor V Peringatan Bulan PRB tanggal 12 Agustus 2015 Di Kantor BPBD Prov Jateng Semarang Diikuti SKPD Prov Jateng, TNI, POLRI, Forum PRB Jateng, dan PMI 6) Rakor VI Peringatan Bulan PRB tanggal 19 Agustus 2015 Di Kantor Gubernur Jawa Tengah diikuti SKPD Prov Jateng, TNI/POLRI, PMI, Forum PRB Jateng 7) Rakor VII: Penajaman I Penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB, tanggal 16 September 2015 Di Kota Surakarta diikuti BPBD Kab/Kota, SKPD Prov dan BNPB 8) Rakor VIII: Penajaman II Penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB, tanggal 23 September 2015 Di Kota Surakarta diikuti BNPB dan Para pemangku kepentingan dan dunia usaha di Kota Surakarta 9) Rakor IX: Penajaman III Penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB, tanggal 29 September 2015 Di Kota Semarang diikuti BPBD Kab/Kota, SKPD Prov dan BNPB 10) Paparan di depan Wakil Gubernur Jawa Tengah dalam penyelenggaraan peringatan bulan PRB tanggal 30 September 2015 di Ruang Rapat Wakil Gubernur Jawa Tengah bersama SKPD terkait dengan dihadiri BNPB 74

75 Gambar 10 Rapat-Rapat Persiapan Peringatan Bulan PRB tahun ) SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mendukung dan berpartisipasi serta membackup agenda Peringatan Bulan PRB tahun ) Kepanitiaan Peringatan Bulan PRB telah dilaksanakan oleh masing-masing SKPD sesuai dengan tanggungjawab dan kewenangan. Dukungan SKPD dalam untuk agenda Pameran PRB, Dekranasda dan UMKM akan berpartisipasi dalam pameran dimaksud 7) Agenda resik-resik Anakan Sungai Bengawan Solo akan didukung oleh PSDA Prov Jawa Tengah dan BBWS dengan mengerahkan alat berat, sedangkan keterlibatan relawan PB seluruh Jawa Tengah untuk resik-resik anakan Sungai Bengawan Solo ± orang selain masyarakat umum dan sekitar sungai 75

76 b. Pelaksanaan NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET Bhakti Sosial a. Resik-Resik Anakan Bengawan Solo Anakan Sungai Bengawan Solo: Sekitar Pintu Air Demangan Kel Sangkrah, Seputar Taman Satwa Taru Jurug Kel Jebres, Seputar Taman Satwa Taru Jurug Kel Jebres, Seputar Jembatan Arifin, Kel Kepatihan Kulon, Seputar Jembatan Pasar Gede Kel Sudiro Prajan, Seputar Jembatan Kandang Sapi Kel Jebres 11 Okt2015 Benteng Vastenburg kt b. Donor darah 2015 c. Cek-up gratis Benteng Vastenburg Okt Gelar Klaten, UNS, Hotel Lor in Relawan Okt 2015 Kab.Klaten Oktober Mengurangi banjir di Kota Surakarta 2. Memberikan dorongan masyarakat agar peduli lingkungan 3. Tidak membuang sampah di sembarang tempat Menumbuhkan kepedulian dan kesadaran masyarakat Memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat Meningkatkan kapasitas relawan melaksanakan tugas PB sesuai klaster (komunikasi, dapur umum, logistik, evakuasi, pendaping psikososial, medis/kesehatan, posko, shelter dan pengungsian) Bhakti sosial pembuatan biopori, penanaman pohon, dan penanganan longsor dengan sabut kelapa 1. Berkurangnya sampah yang menumpuk 2. Memberikan dampak positif kpd masyarakat Diikuti relawan se-jawa 75 kantong darah Masyarakat 190 orang Masyarakat Meningkatnya kapasitas dan kemampuan relawan 1. Tertanamnya pohon tanaman produktif di Bayat dan Cawas. 2. Pembuatan 75 lubang Biopori di 8 titik di SD, SMP serta Balaidesa. 3. Resapan air bersih di masjidmasjid 4. Penanganan tebing dengan BNPB, BPBD Prov Jtg, TNI Diikuti relawan Narasumber Cilacap dan BNPB 76

77 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET webjute/jaringan penahan longsor serabut kelapa sepanjang 180 meter dipaseban-bayat dan 200 m Burikan-Cawas. 3. Goes To School 4. Pagelaran Wayang Kab.Karanganyar Oktober 2015 SD, SMP dan SMA Rawan Bencana di Solo 16 Okt 2015 Banteng Vastenburg 16 Okt Pameran Benteng Vastenburg Okt 2015 Bhakti sosial pembuatan biopori, penanaman pohon, dan penanganan longsor dengan sabut kelapa 1. Untuk SD diberikan pengetahuan tentang kebencanaan 2. Untuk SMP dan SMA dilatih Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) 1. Nguri-uri kabudayan 2. Mensosialisasikan pengurangan risiko bencana melalui pendekatan budaya lokal. 1. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang PRB baik dalam bentuk visual, buletin dan alat. 1. Tertanamnya tanaman produktif 300 bibit di Canatan Colomadu dan 100 bibit di Jenawi 2. Pembuatan 300 titik Biopori. 3. Resapan air bersih di sekitar masjid 4. Penanganan tebing dengan webjute/ jaringan penahan longsor serabut kelapa sepanjang 400 m 1. Anak-anak bisa mengetahui ttg bencana dan penanggung jawab 2. Pada saat terjadi bencana bisa membantu sesuai dg kemampuan 1. Mari bersatu karena rakyat butuh perlindungan dari pemerintah 2. Mengajak kebersamaan, bersinergi menanggulangi dan mengurangi bencana 3. Mencegah kekeringan dg menanam sejuta pohon. Jumlah booth = 113 meliputi : 29 booth LSM/NGO, 6 booth BPBD Prov. Jateng, 30 booth kab/kota Jateng, 6 booth Semua peralatan diserahkan ke sekolah Dalang: Ki Warseno Slank Harjodarsono Lakon: Pandowo Binangun Dibuka oleh Direktur Pengembangan Ekonomi Produktif BNPB 77

78 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET 2. Ajang untuk berbagi informasi terkait capian dan pembelajaran upaya PRB 6. Tangguh Award Hotel Aston 17 Okt Tujuan Hotel Sunan Pembanguna 17 Okt2015 n Berkelanjutan Pengurangan Risiko Bencana Adaptasi Perubahan Iklim (SDGs DRR CCA) Memberikan apresiasi terhadap media dan insan yang peduli terhadap bencana. BNPB, 15 booth BPBD di luar Jateng, 3 booth Badan Usaha, 5 booth Perguruan Tinggi, 19 booth kementerian/lembaga Penghargaan diberikan kepada media, perorangan, dan lembaga. 1. Mendapatkan kesepahaman Rekomendasi : terkait konfergensi antara API dan PRB di Indonesia dan kaitannya dengan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. 2. Tersedianya dokumen final yang menjadi acuan bersama dalam konfergensi API dan PRB di Indonesia. 1. Perlu kebijakan bersama sebagai landasan pelaksanaan API-PRB di pusat dan daerah 2. Perlu penyusunan Road Map yang terintegrasi 3. Mengoptimalkan penggunaan anggaran dengan dasar hasil kajian risiko utk menentukan prioritas 4. Pelaksanaan dan Monev,Membangun indikator bersama karena banyak lembaga yang sudah memiliki sistem dan pendekatan sendiri 5. Penguatan metode kajian risiko dari API dan PRB (Penguatan informasi dan proyeksi iklim dalam kajian Stand terbaik : 1. Kab. Cilacap 2. BASARNAS 3. DVI POLRI Juara Harapan : 1. Senkom 2. ASB 3. Prov. Sumbar Tim juri dari orangorang yang berkompeten di bidangnya Narasumber: 1. Ir. B. Wisnu Widjaja, M.Sc Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB 2. Ir. Nono Rusono, M.Si Direktur Pangan dan Pertanian, Bappenas 3. Ir. Arif Wibowo, M.Sc Kasubdit Identifikasi dan Analisis Kerentanan, Direktorat API, KLHK 78

79 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET risiko, Membangun sistem /mekanisme untuk integrasi data, Ruang konvergensi kedua pendekatan kajian API dan PRB yaitu pada saat penataan ruang 8. Sekolah /Madrasah Aman Bencana (Safe School) 17 Okt Sosialisasi PRB Hotel Sunan Hotel Sunan 18 Oktober 2015 Membahas konsep penerapan sekolah/madrasah Aman dari benacana di Indonesia yang dapat menjadi acuan/pembelajaran di tingkat nasional Memberikan sosialisasi/advokasi mengenai kebijakan dan informasi terkini terkait upaya pengurangan risiko bencana kepada pemerintah daerah dan pelaku kebencanaan di daerah Aspek mendasar : a. Struktural ; - Lokasi aman - Struktur bangunan - Desin dan penataan kerlas - Dukungan sarpras b. Non struktural - Pengetahuan sikap dan tidakan - Kebijakan sekolah / madrasah - Perencanaan kesiapsiagaan - Mobilisasi sumber daya Sekolah aman yg komprehensif didukung 3 pilar, yaitu Fasilitas sekolah aman, Managemen bencana di sekolah, Pendidikan pencegahan dan PRB 1. Terintegrasinya pemahaman tentang upaya penanggulangan bencana dari para stakeholder penanggulangan bencana 2. Terciptanya regulasi Pemda dalam upaya PB di daerah. 3. Terciptanya standarisasi bagi upaya PB baik dari segi Narasumber: 1. Dirjen. Pendidikan Dasar Kemdikbud 2. Dirjen Pendidikan Islam Kemenag 3. Presedium Konsorsium Pendidikan Bencana. 1. Safrizal ZA, Ditjen BAK Kemendagri 2. I Nyoman Supriyatna, Kepala Pusat Perumusan Standar BSN 3. Lilik Kurniawan, 79

80 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET peralatan dan logistic maupun penanganan darurat. BNPB 4. Hermani, Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS 5. Sutedjo, Direktur Penanganan Bencana dan Kebakaran 10. Forum Perguruan Tinggi Pengarusuta maan PRB dalam Pembanguna n untuk Mendukung Perwujudan Kemandirian Ekonomi Hotel Sunan 17 Okt Memposisikan Perguruan Tinggi sebagai salah satu agen PRB. 2. Sharing pengetahuan dan pengalaman masing-masing PT dalam PRB Kemendagri Rekomendasi: Narasumber: Perlu membangun kapasitas 1. Harlan Hale masyarakat dan akademisi (USAID) melalui investasi jangka 2. Prof Krishna panjang, untuk mendorong PRB Pribadi (ITB) berbasis ilmu pengetahuan dan 3. Prof. Euis Sunarti teknologi secara sinergis dengan (IPB) pemangku kepentingan lainnya 4. Prof. Nafrysal (masyarakat, pemerintah dan Carlo (UBH) dunia usaha) 5. Dr. ET Paripurno (UPN Yk) 80

81 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET 11. Pelatihan Pendataan Pengungsi dan Sosialisasi Penanganan Pengungsi Berbasis Android Hotel Sunan 17 Okt 2015 Meningkatkan kapasitas dan ketrampilan Tim PB, khususnya dalam pendataan pengungsi sebagai upaya peningkatan pelayanan pengungsi. 1. Kemampuan Tim Penanggulangan Bencana dalam melakukan pendataan pengungsi berbasis android 2. Kecepatan dalam kegiatan Tanggap Darurat Penanganan Pengungsi 1. Ir. Taufik Kartiko,M.Si. Direktur Penanganan Pengungsi 2. Tim Ahli Aplikasi Pendataan Pengungsi 12. Diskusi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak dalam Upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan Adaptasi Perubahan Iklim (API) 13. E-Jitu Pasca Bencana Hotel Sunan 18 Okt 2015 Hotel Sunan 16 Okt Pembentukan Kota Layak Anak(KLA), yakni adanya mekanisme penanggulangan bencana yang memperhatikan Hak Kepentingan Anak melalui Program KLA 2. Kegiatan ini meningkatkan kapasitas resiko bencana dan adaptasi Pengurangan Resiko bencana (PRB) dan API, yang difokuskan kepada lingkungan sekolah dan masyarakat sesuai Program Pemerintah yaitu Desa Tangguh Bencana dan Sekolah Aman 1. Tersedianya aplikasi e-jitu Pasna yang handal dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kebutuhan dalam 1. Terbentuknya Kota Layak Anak (KLA) 2. Terbentuknya Desa Tangguh Bencana dan Sekolah Aman Bencana Dipakainya Aplikasi JITU PASNA untuk menghitung dampak kerugian yang ditimbulkan pasca bencana Narasumber : 1. Lilik Kurniawan, ST MSi, BNPB 2. Arif Wibowo, Msc, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 3. Ferdinand, PHd, IPB Bogor Narasumber: 1. Deputi RR 2. Direktur Pemulihan dan Peningkatan Fisik 81

82 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET melakukan kajian kebutuhan pascabencana 2. Tersedianya database prabencana, pascabencana, dan data kebutuhan pemulihan pascabencana yang diperlukan dalam menyusun program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana BNPB 14. Indeks Pemulihan Hotel Sunan 17 Okt 2015 Pasca Bencana (Ina- PDRI) 15. Peran Lembaga Usaha Hotel Sunan 17 Okt Menyamakan persepsi/pandangan pengukuran keberhasilan penanganan bencana, khususnya pelaksanaan rehabilitasi dan rekontruksi. 2. Mengevaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan pemulihaan dan peningkatan pasca bencana. Membangun kesadaran dunia usaha dalam PB melalui CSR Perumusan indek pemulihan dan peningkatan pasca bencana yang diperbaruhi terus menerus sejalan pelaksanaan proses rehabiltasi dan rekonstruksi. Hasil perhitungan indeks dapat dilegalkan sebagai data/informasi dari BPS. Ina-PDRI adalah - Indeks pemulihan pascabencana merupakan indikator yang unik, karena bersifat diskontinyu atau diterapkan pada daerahdaerah yang terkena bencana. - Indeks pemulihan pascabencana disusun berdasarkan kerangka pikir pemulihan kesejahteraan penduduk 1. Membuka akses pasar untuk memasarkan dan menjual produk para korban Deputi RR dan Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosek BNPB Tema: Peran UKM dalam Penanggulangan 82

83 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET bencana Bencana 2. Mensinergikan semua pihak dalam rekonstruksi perekonomian pasca bencana 3. Memberikan bantuan modal lunak dan pelatihan. 16. Table Top Exercise (TTX) Renkon Bakorwil II Surakarta Okt 2015 Pelaksanaan Table Top Exercise (TTX) Renkon Banjir Kota Surakarta Tema : Menghadapi Ancaman 1. Data kewilayahan (jumlah penduduk terdampak, cakupan luasan terdampak, data sarana prasarana 1. Dibuka oleh Ibu Rohana (Ass Ekbang Kesra Banjir Kota Surakarta Bencana Banjir Kota Surakarta pendukung penanggulangan 17. Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Bakorwil II Surakarta Okt Ketangguhan Masyarakat dan Wilayah untuk Penanggulangan Bencana 2. Sinergitas Program di Masyarakat bencana) yang disesuaikan dengan data terbaru/terkini. 2. Perlu adanya/ dibentuknya Pusdalops di tingkat Kab/ Kota sebagai sumber informasi satu pintu pada saat adanya peringatan dini dan perlunya validasi data dan informasi pada saat fase Siaga Darurat. 3. Perlu disusun protap penang-gulangan kedaruratan yg terkoordinir dan terpadu antar stakeholder. 1. Investasi secara struktural dan kultural harus dilaksanakan dalam upaya PRB untuk pembangunan yg berkelanjutan; Setda Kota Surakarta) mewakili Walikota Surakarta 2. Fasilitator BNPB : Ibu Regina dan Bpk Faisal Ahmad dari Mabes AD TNI 3. Narasumber : BMKG Ibu Reni, BBWS BS Ibu Nova, BPBD Kalakhar Bpk Sarwa Pramana, Kabid Darurat Deputi Pencegahan BNPB Bpk.Yusrizal, BPBD Kota Surakarta Bpk Gatot 1. Dep I BNPB; 2. Kementrian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KEMENDES) 83

84 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET (PRBBK) 2. Menyerap infor-masi, mampu utk mengantisipasi & meminimalisasi kekuatan yang merusak,mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana, mampu beradap-tasi, mampu pulih kembali lebih baik dan lebih aman. 3. Pelembagaan PRB di seluruh aktivitas 4. PRB dimulai pd kepentingan masyarakat; 5. Mensinergitaskan pengembang-an DesaTangguh dalam program di masyarakat; 6. Menggerakkan dan merawat keberlanjutan Forum. 18. Penguatan Ketangguhan Indonesia melalui PRB- StiRRRD Hotel Sunan 17 Oktober 2015 Pengurangan Risiko Bencana dan peningkatan kesiapsiagaan di tingkat daerah menuju penguatan ketangguhan Indonesia 1. Dokumen ren-aksi PRB yang melibatkan seluruh stakeholder. 2. Meningkatkan kemampuan dalam pembangunan infrastrukutur tahan gempa, analisa risiko bencana dan penyusunan serta implementtasi kegiatan pengurangan risiko bencana 3. Kemndagri; 4. Kemensos; 5. Planas (Platform Nasional) 6. Forum Jangkar Kelud; 7. Forum PRB Kab. Bantul; 8. Forum PRB Destana Kab. Bantul; 9. ACA Insurance 10. HIPMI 11. Kelompok LINGKAR JOGJA 12. OXFAM 1. Faisal F, UGM 2. Ganjar P,Gubernur Jateng 3. Kelly Berryman, GNS Science 4. Lilik Kurniawan, BNPB 5. Michelle Daly, GNS Science, 6. Mike McWilliams, GNS Science 7. Singgih Prasetyo, Dinas Tata Ruang Kota Palu 84

85 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET 8. Suprayoga Hadi, KDPDTT 19. Sertifikasi Profesi Penanggulan gan Bencana Hotel Sunan 17 Okt Deklarasi Hotel Sunan Surakarta 18 Okt 2015 Tentang Pengurang9a n Risiko Bencana Untuk Pembanguna n Manusia Yang Berkelanjutan. Menuju masyarakat Indonesia yang kompeten. Melakukan assesment kemampuan tenaga kerja dan atau para pihak yang bergerak dalam PB Mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti Dekalarasi Surakarta 1. Telah tersertifi-kasi Tempat Uji Kompetensi (TUK) 2. Telahmendapatkan sertifikasi bidang komando darurat 1. Mengajak seluruh Kementerian-Lembaga, PemProv, Pem Kab/Kota, dan para pemangku kepentingan utk mendorong masuknya rekomendasi ini kedalam kebijak-an, strategi, ren-cana pembang-unan Pemerintah dan pemerintah daerah. 2. Melibatkan seluruh penggiat pengurangan risiko bencana dari unsur Pemerintah, LSM, Lembaga Usaha,PT, Lembaga Penelitian, Media, dan Or-ganisasi Masya-rakat serta ma-syarakat lokal, baik tingkat pusat dan daerah serta pihak terkait lainnya untuk saling bekerja sama secara harmonis dan saling memberdayakan 3. Menyerukan ke-pada organisasi internasional,badan-badan PBB, dan organisasi masyarakat sipil serta jaringan 85

86 NO KEGIATAN TEMPAT DAN TANGGAL TUJUAN HASIL KET mereka yang bekerja untuk ketangguhan masyarakat Indonesia, untuk mendukung dan mempercepat pelaksanaan pernyataan ini melalui kerja-sama pembangunan yang setara. 21. Lomba PRB a. Cerdas Cermat BPBD Provinsi b. Pemetaan BPBD Provinsi c. Lomba Menggambar tingkat SD d. Lomba Melukis GoodyBag Hotel Sunan Okt 2015 Hotel Sunan Okt 2015 GOR Manahan 11 Okt 2015 GOR Manahan 11 Okt 2015 Mengukur tingkat pemahaman personil BPBD mengenai PB di Indonesia Mengukur kemampuan personil BPBD mengenai pemetaan risiko bencana berbasis komunitas Mengenalkan upaya PRB dan PB kepada pelajar kelas 4 s/d 6 Mengenalkan upaya PRB dan PB kpd pelajar SMP Juara: 1. BPBD Jateng 2. BPBD NTT 3. BPBD DIY Juara: 1. BPBD Bali 2. BPBD DIY 3. BPBD Sumbar Juara: 1. Revina Cahya (SDN Bumi 1) 2. Fahmi Rizka Nur Afifi (SDN Al Islam II Jamsaren) 3. Elvina Syarifah Herry M (SDN Kemasan 1) Juara: 1. Shafa N W (SMP 20 Solo) 2. Rindi Lavenia (SMP 9 Solo) 3. Eka Sari M (SMP 19 Solo) 86

87 Resik-resik Anakan Sungai Bengawan Solo Apel Siaga 87

88 Opening ceremony Pebukaan Pameran PRB Pagelaran Wayang Tangguh award Gambar 11 Peringatan Bulan PRB

89 c. Hasil Peringatan Puncak Bulan Poengurangan Risiko Bencana Tahun 2015 menghasilkan suatu kesepakatan bersama yang dinamakan sebagai deklarasi Solo. Isi Deklarasi Solo, yaitu: Kami, para peserta Peringatan Bulan PRB 2015, dengan tema Pengurangan Risiko Bencana untuk Pembangunan Berkelanjutan di Surakarta tanggal Oktober 2015; 1) Peduli atas dampak bencana, termasuk bencana lingkungan dan bencana terkait perubahan iklim di Indonesia, yang semakin meningkat dalam dua dasawarsa terakhir; 2) Menindaklanjuti mandat Nawa Cita dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun , untuk menurunkan indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan, 3) Memperhatikan Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana (Sendai Framework for Disaster Risk Reduction/SFDRR) , yang menekankan pentingnya mengurangi jumlah korban bencana, jumlah orang yang terdampak bencana, jumlah kerugian ekonomi akibat bencana, dan mengurangi kerusakan akibat bencana pada infrastruktur penting serta gangguan pada layanan-layanan dasar, meningkatkan kerjasama internasional serta meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap sistem peringatan dini multi ancaman dan informasi risiko bagi masyarakat; 4) Menimbang Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan Pengurangan Risiko Bencana sebagai pendekatan yang terpadu ke dalam sektor-sektor pembangunan dengan pembagian peran yang jelas di antara para pemangku kepentingan; 5) Sadar akan tanggung jawab untuk mengurangi risiko bencana dan membangun ketangguhan dari pusat sampai daerah, serta sadar akan 89

90 perlunya dukungan dari para pemangku kepentingan untuk menjamin terlaksananya rekomendasi ini; MENYERUKAN UNTUK: 1) Dalam hal pengurangan indeks risiko bencana, jumlah korban bencana, jumlah orang yang terdampak bencana, jumlah kerugian ekonomi akibat bencana, mengurangi kerusakan akibat bencana pada infrastruktur penting serta gangguan pada layanan-layanan dasar, dan meningkatkan kerjasama internasional serta meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap sistem peringatan dini multi ancaman dan informasi risiko bagi masyarakat sesuai Nawa Cita dan SFDRR: a) Meningkatkan upaya Pengurangan Risiko Bencana pada semua tataran, terutama pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana ke dalam Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah melalui penguatan peraturan perundang-undangan, kelembagaan, akuntabilitas dan tata kelola Pengurangan Risiko Bencana di tingkat pusat dan daerah; dan menegaskan keterhubungan antara rencana dan penganggaran pembangunan nasional dengan rencana pembangunan daerah; b) Mempromosikan Gerakan Nasional Pengurangan Risiko Bencana untuk Masyarakat yang Tangguh, Sejahtera dan Berkelanjutan melalui perencanaan dan implementasi terpadu program Desa/Kelurahan Tangguh dan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas, program Kota dan Kabupaten Tangguh, Sekolah dan Rumah Sakit Aman, serta program ketangguhan nasional melalui Konvergensi Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana; c) Melaksanakan langkah-langkah nyata untuk mengatasi emerging risks dan trans-boundary risks seperti, tetapi tidak terbatas pada, kebakaran hutan, lahan dan asap, kekeringan berkepanjangan akibat perubahan iklim dan ancaman lainnya. 90

91 d) Memberdayakan dan meningkatkan peran serta relawan dalam upaya kesiapsiagaan untuk respons yang lebih baik dan pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan masyarakat dan bangsa. e) Meningkatkan pendidikan dan pelatihan bencana mulai dari usia dini, remaja sampai usia dewasa demi membangun budaya aman, dengan memberi perhatian khusus kepada para penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya. f) Meningkatkan profesionalitas dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi kebencanaan melalui peningkatan teknologi tepat guna dan inovasi teknologi kebencanaan sebagai upaya untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat pengetahuan bencana dan center of excellence. 2) Dalam hal membangun ketangguhan kaum miskin dan mereka yang rentan, serta mengurangi keterpaparan dan kerentanan terhadap bencana sesuai sasaran 1.5 SDGs: Meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan, terutama kaum miskin dan kelompok rentan, termasuk tetapi tidak terbatas pada masyarakat adat, ibu hamil, anak-anak, kaum lansia dan penyandang disabilitas, dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan dan penyelenggaraan pengurangan risiko bencana di tingkat pusat dan daerah. 3) Dalam hal membangun kemandirian pangan sebagai bagian dari penguatan kapasitas untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrem, kekeringan, banjir dan bencana-bencana lainnya sesuai sasaran 2.4 SDGs: Bekerja sama dengan para pemangku kepentingan bidang pangan dan pertanian untuk mendorong praktik-praktik pertanian dan tata niaga pertanian yang lebih adil dan berkelanjutan, terutama di kawasankawasan dengan tingkat risiko bencana yang tinggi. 4) Dalam hal pengembangan infrastruktur yang bermutu, handal, berkelanjutan dan tangguh untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia sesuai sasaran 9.1 SDGs: Mendorong pembangunan sarana-prasarana publik di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang berdasarkan analisis risiko, tangguh dan berkelanjutan, serta memiliki 91

92 akses yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat; mendorong integrasi PRB ke dalam perencanaan tata-ruang dan tata bangunan; meningkatkan investasi dalam pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik dan berwawasan lingkungan, serta pengelolaan risiko yang berwawasan ekosistem dan penghidupan masyarakat yang berkelanjutan. 5) Dalam hal membuat kota-kota dan permukiman menjadi inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan sesuai tujuan 11 SDGs: Mendorong Pemerintah Provinsi dan Kota/Kabupaten untuk lebih berkomitmen dan bertanggung jawab dalam melaksanakan Kerangka Sendai untuk PRB yang terintegrasi dalam Kerangka Pembangunan Berkelanjutan , antara lain melalui penerapan manajemen risiko yang terpadu dan menyeluruh, partisipasi dalam jejaring Kota/Kabupaten Tangguh; mendukung prakarsaprakarsa yang mendorong tercapainya sekolah dan rumah sakit serta aset dan properti daerah penting lainnya yang aman dan berkelanjutan. 6) Dalam hal mengambil langkah yang segera untuk mengurangi dampak bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim sesuai dengan sasaran 13 SDGs: Meningkatkan kapasitas seluruh masyarakat, terutama kaum miskin, anak, perempuan, lansia dan para penyandang disabilitas, agar lebih tangguh dan mampu beradaptasi dengan bencana-bencana alam dan bencana terkait iklim, melalui penerapan ilmu pengetahuan, pendidikan, peningkatan kesadaran, serta peningkatan kapasitas manusia dan kelembagaan dalam hal mitigasi, adaptasi dan pengurangan risiko perubahan iklim, dan sistem peringatan dini di semua tataran, dengan mempertimbangkan karakteristik demografis dan geografis serta kearifan lokal setiap daerah. MEMUTUSKAN UNTUK: 1) Mengajak seluruh Kementerian-Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota, dan para pemangku kepentingan terkait lainnya untuk mendorong masuknya rekomendasi ini ke dalam kebijakan, strategi, dan rencana pembangunan Pemerintah dan pemerintah daerah. 92

93 2) Melibatkan seluruh penggiat pengurangan risiko bencana dari unsur Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Usaha, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, Media, dan Organisasi Masyarakat serta masyarakat lokal, baik di tingkat pusat dan daerah serta pihak terkait lainnya untuk saling bekerja sama secara harmonis dan saling memberdayakan. 3) Menyerukan kepada organisasi-organisasi internasional, Badan-Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan organisasi masyarakat sipil serta jaringan mereka yang bekerja untuk ketangguhan masyarakat Indonesia, untuk mendukung dan mempercepat pelaksanaan pernyataan ini melalui kerjasama pembangunan yang setara. DISEPAKATI pada tanggal 18 Oktober 2015 di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia 3. Kelembagaan BPBD Kabupaten/Kota Selama tahun 2015, telah terbentuk 2 (dua) BPBD Kabupaten/Kota yang mendasarkan peraturan daerah, yaitu : Sragen dan Kota Tegal. Pembentukan BPBD di Jawa Tengah sampai dengan 31 Desember 2015 telah terbentuk 33 BPBD Kabupaten/Kota dengan Peraturan Daerah, 1 (satu) BPBD (Kota Magelang) berdasarkan Peraturan Walikota dan 1 Kota (Kota Salatiga) belum membentuk BPBD. Daftar pembentukan BPBD tercantum dalam tabel berikut. No Tabel 21 Pembentukan BPBD Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah Kab/Kota Tipe BPBD Perda Dasar Hukum PerBup/Wali Tanggal ditetapkan Cilacap A No.22 Tahun September Banyumas B No. 14 Tahun November Purbalingga B No.15 Tahun Desember Banjarnegara B No.3 Tahun Juni Kebumen A No.8 Tahun Oktober Purworejo A No.18 Tahun Desember Wonosobo B No.3 Tahun 2014 Juli

94 No Kab/Kota Tipe BPBD Perda Dasar Hukum PerBup/Wali Tanggal ditetapkan Magelang A No.3 Tahun Juni Boyolali A No.16 Tahun November Klaten A No.8 Tahun Juli Sukoharjo B No.4 Tahun Juni Wonogiri B No.24 Tahun Desember Karanganyar B No.8 Tahun April Sragen B No. 3 tahun Maret Grobogan A No.6 Tahun Maret Blora B No.8 Tahun November Rembang A No.4 Tahun Agustus Pati A No.4 Tahun Juni Kudus B No.4 Tahun September Jepara B No. 17 Tahun Desember Demak A No.6 Tahun September Semarang B No.3 Tahun Mei Temanggung B No.24 Tahun Desember Kendal B No.19 Tahun Mei Batang B No. 8 tahun Agustus Pekalongan B No. 6 Tahun Desember Pemalang B No. 16 tahun Oktober Tegal A No.11 Tahun Mei Brebes A No.9 Tahun Maret Kota Magelang - 67 tahun Desember Kota Surakarta B No.5 tahun Agustus Kota Salatiga Kota Semarang A No.12 Tahun Oktober Kota Pekalongan B No 17 tahun Desember Kota Tegal B No. 1 Tahun Agustus 2014 Dorongan pembentukan BPBD Kabupaten/Kota mendasarkan peraturan daerah terus dilakukan, meskipun baru terbentuk 33 BPBD Kabupaten/Kota dengan peraturan daerah sampai dengan tahun

95 Kewenangan pembentukan lembaga daerah menjadi kewenangan dari Pemangku Kepentingan daerah, yaitu Kepalada daerah dan DPRD. Namun dalam rangka pelayanan kepada masyarakat serta melaksanakan amanat undang-undang sudah semestinya pembentukan lembaga ini perlu direalisasikan. Pemutakhiran data BPBD Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terus dilakukan termasuk pemutakhiran data alamat dan pejabat dalam upaya memperlancar komunikasi dan korespondensi lembaga baik melalui korespondensi surat menyurat, telepon, dan faksimili. Isu kelembagaan menjadi sangat bahan pembicaraan manakala Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah. Dalam UU tersebut, diatur tentang urusan pemerintahan dan bentuk organisasi perangkat daerah. Dengan demikian ada kemungkinan pembentukan lembaga BPBD akan disesuaikan dengan substansi undangundang No. 24 tahun 2014 tersebut. 4. Alokasi Dana PB di Jawa Tengah a. APBD Provinsi Jawa Tengah Kejadian bencana berdampak pada seluruh sector pembangunan dan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, penyelenggaraan penanggulangan bencana menjadi urusan bersama pada seluruh sektor pemerintahan melalui pendanaan berbagai program dan kegiatan pembangunan. Program dan kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Tengah terdistribusi dibeberapa SKPD sesuai degan tugas pokok dan fungsi masing-masing sedangkan BPBD Provinsi Jawa Tengah sebagai leading sector bidang penanggulangan bencana. Sebagai leading sector, BPBD Provinsi Jawa Tengah melakukan koordinasi dengan identifikasi SKPD yang mempunyai program/kegiatan yang terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana. Hasil identifikasi dan pengumpulan data terkait program/kegiatan dan anggaran kebencanaan, bahwa terdapat 18 (delapan belas) SKPD di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mendukung upaya penanggulangan bencana, terdiri dari: 95

96 1) 7 (tujuh) SKPD Badan, yaitu: BPBD, Badan Lingkungan Hidup, Bakorwil I, Bakorwil II, Bakorwil III, Badan Ketahanan Pangan (BKP), Badan Kesbangpolinmas. a) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) b) Badan Lingkungan Hidup; c) Bakorwil I; d) Bakorwil II ; e) Bakorwil III; f) Badan Ketahanan Pangan (BKP); g) Badan Kesbangpollinmas 2) 10 (Sepuluh) SKPD Dinas, yaitu:, a) Dinas Kesehatan; b) Dinas Sosial; c) Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM); d) Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA); e) Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang ; f) Dinas Pendidikan; g) Dinas Bina Marga; h) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura; i) Dinas Kehutanan ; j) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 3) 2 (dua) SKPD Biro, yaitu: a) Biro Keuangan Setda Prov Jateng (Dana Tak Terduga Gubernur untuk bantuan Korban Bencana dan Bantuan Sosial tidak terencana) b) Biro Bina Sosial Setda Prov. Jawa Tengah. Pelaksanaan program dan kegiatan masing-masing SKPD terkait penanggulangan bencana, sesuai dengan tugs poko dan fungsi yang melekat pada masing-masing SKPD tersebut. Berikut ini hasil inventarisasi dan pendataan program dan kegiatan dari SKPD yang mengampu dan mendukung penyelenggaraan PB di Jawa Tengah. 96

97 Tabel 22 Alokasi Dana PB di Provinsi Jawa Tengah 2015 No SKPD PROV JAWA TENGAH Anggaran (.000) BPBD Badan Lingkungan Hidup Bakorwil I Bakorwil II Bakorwil III Badan Ketahanan Pangan Badan Kesbangpolinmas Dinas Sosial Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) , Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Dinas Bina Marga Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Kehutanan Biro Keuangan Setda Prov Jateng Biro Bina Sosial Setda Prov Jateng JUMLAH (dana PB Jateng) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan Perda No. 17 tahun 2014 menetapkan bahwa APBD TA 2015 sebesar Rp. sebesar Rp ,-. Dengan anggaran tersebut, maka diperoleh informasi bahwa anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang digunakan dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana sebesar 0,56 % dari APBD Prov Jateng Dibandingkan dengan tahun anggaran 2014, besarnya anggaran untuk penanggulangan bencana mengalami kenaikan namun secara persentase relative masih sama. Perkembangan besaran anggaran PB dari tahun dapat dilihat pada tabel berikut. 97

98 Tabel 23 Alokasi Dana PB Provinsi Jawa Tengah No TA ANGGARAN APBD PERSENTASE (1) (2) (3) (4) (5) = 3/4 x 100% Nilai tersebut sebenarnya masih belum ideal. Dalam beberapa hasil kajian ditingkat nasional, anggaran untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana setidaknya adalah 1 % dari APBD. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan alokasi anggaran agar dapat mendekati perhitungan dimaksud. Salah satu alternative lain adalah dengan mengajak seluruh SKPD untuk menginformasikan program dan kegiatan yang diampu SKPD yang menunjang upaya pengurangan risiko bencana di Jawa Tengah. b. Bantuan Gubernur Jawa Tengah Bantuan Gubernur Jawa Tengah untuk masyarakat terdampak bencana berasal dari rekening belanja tidak terduga Gubernur Jawa Tengah untuk masyarakat terdampak bencana tahun Besarnya bantuan Gubernur untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana berpedoman pada Pergub 77 tahun 2014 tentang Perubahan atas Pergub No 78 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Akibat Bencana di Prov Jawa Tengah. Untuk dapat mencairkan dana bantuan ini, maka terdapat beberapa syarat dan kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: 1) Minimal 5 (lima) orang meninggal dan atau luka berat dalam waktu bersamaan di 1 kejadian bencana di 1 (satu) wilayah. 2) Minimal 5 (lima) unit rumah/tempat usaha roboh/rusak berat/tidak layak huni di 1 kejadian bencana di 1 (satu) wilayah. Jika persyaratan tersebut terpenuhi, maka BPBD Kabupaten/Kota dapat mengajukan bantuan kepada Pemerintah Prov Jawa Tengah melalui BPBD Prov Jawa Tengah untuk memperoleh bantuan tidak terduga 98

99 Gubernur. Adapun bersarnya nilai bantuan Gubernur, sebagaimana Pergub 77 tahun 2014 adalah sebagaimana tabel berikut. Tabel 24 Kriteria dan Nilai Bantuan Bencana (Pergub 77 Tahun 2014) No KRITERIA JUMLAH BANTUAN Korban meninggal dunia : Rp ,- 2 Korban luka berat dan dirawat di RS : Rp ,- 3 Pemilik/penyewa rumah roboh/terbakar habis : Rp ,- 4 Pemilik/penyewa rumah Rusak Berat : Rp ,- 5 Tempat ibadah roboh : Rp ,- 6 Tempat ibadah rusak berat : Rp ,- 7 Antisipasi kekeringan : Rp ,- per tangki kebutuhan per desa/kelrhn 8 Pembangunan sarana prasarana darurat : 50 % RAB Darurat yang diajukan Kab/Kota 9 Bantuan Beras : a) 5 Ton untuk konsumsi penduduk yang bergotong-royong atau yang tidak dapat bekerja b) 15 Ton untuk daerah yang terisolir Periode Januari Desember 2015, Gubernur Jawa Tengah telah memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana di 9 (sembilan) kabupaten/kota. Tabel 25 Bantuan Gubernur Jawa Tengah No LOKASI JENIS BENCANA TERDAMPAK JUMLAH (Rp.) Demak Kebakaran 13 roboh & 1 rusak berat 205,000,000 2 Blora Kebakaran 2 roboh & 3 rusak berat 60,000,000 3 Boyolali Angin Topan 11 roboh rusak berat 1,745,000,000 4 Banjarnegara Tanah Longsor 110 MD & 9 orang luka berat & 110 rumah roboh & 3 rumah rusak berat 2,847,500,000 5 Karanganyar Tanah Longsor 15 hangus 2,415,000,000 6 Pemalang Tanah Longsor 51 rumah roboh 765,000,000 7 Temanggung Tanah Longsor 2 roboh & 5 rusak berat 80,000,000 8 Purbalingga Angin Topan 1 roboh & 7 rusak berat 85,000,000 9 Brebes Kebakaran 5 roboh 75,000,000 TOTAL BANTUAN 8,277,500,000 99

100 c. APBN TA ) Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan memberikan dukungan anggaran untuk peningkatan kapasitas pemerintah daerah. Dukungan tersebut dialokasikan melalui mekanisme anggaran Dana Dekonsentrasi TA 2015 kepada BPBD Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp ,- yang digunakan untuk penyelenggaraan 2 (dua) kegiatan, yaitu : a) Fasilitasi Pencegahan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran. Kegiatan dilaksanakan di Kota Surakarta pada hari Rabu Sabtu, tanggal Oktober 2015, dengan peserta kegiatan berjumlah 94 (sembilan puluh empat) orang yang berasal dari BPBD dan Dinas Damkar Kabupaten/Kota b) Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Dan Pengintegrasiannya Ke Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin Kamis, tanggal 2-5 November 2015 bertempat di di Kota Surakarta, dengan peserta sejumlah 90 (Sembilan puluh) orang. Kegiatan Pencegahan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Dana dekonsentrasi Kemendagri dimaksudkan untuk Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah Dalam Pengurangan Risiko Bencana Dan Kebakaran sehingga pemahaman aparatur pemerintah kabupaten/kota terkait Arah kebijakan dalam Penyelenggaraan Bencana dan Penanggulangan Kebakaran sesuai UU No 23 tahun 2014 dan UU No. 24 tahun 2007 maupun keterampilan dan keahlian dalam penyusunan dokumen kedaruratan kebakaran dan praktik pemadaman kebakaran semakin meningkat. Sementara kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Dan Pengintegrasiannya Ke Dalam 100

101 Perencanaan Pembangunan Daerah dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas aparatur BPBD Kabupaten/Kota se Jawa Tengah dalam rangka menyusun Rencana Penanggulangan Bencana dan integrasinya dalam rencana pembangunan daerah. Keluaran dan manfaat dari kegiatan ini adalah untuk Meningkatkan kapasitas aparatur BPBD Kab /kota menyusun Rencana Penanggulangan Bencana dan Integrasinya dalam rencana pembangunan daerah, Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur BPBD kabupaten/kota terkait penggunaan dana bencana serta meningkatkan kapasitas aparatur BPBD Kabupaten/ Kota dalam perencanaan dan penganggaran PRB. Kegiatan ini diikuti oleh 100 (seratus) orang peserta sehingga diharapkan seluruh peserta dapat menjadi fasilitator bagi instansi pengirim. 2) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Fasilitasi dan penguatan kapasitas BPBD terus dilakukan oleh BNPB. BNPB memfasilitasi dan melakukan penguatan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Provinsi Jawa Tengah, antara lain: a) Dana Siap Pakai (DSP) DSP merupakan dana yang selalu tersedia dan dicadangkan oleh Pemerintah untuk digunakan pada Status Keadaan Darurat Bencana (Siaga Darurat, Tanggap Darurat dan Transisi Darurat ke Pemulihan). Alokasi dana siap pakai BNPB yang ditransfer ke Provinsi Jawa Tengah antara lain: (1) Bencana Kekeringan 2015 Dana siap pakai bencana dikelola secara langsung oleh BNPB dan pemanfaatannya dilakukan melalui mekanisme transfer dari BNPB ke BPBD Kabupaten/Kota secara langsung. Pada tahun 2015 ini, BNPB menyetujui alokasi DSP untuk antisipasi bencana kekeringan sebesar Rp ,- dengan rincian : (a) Alokasi DSP kekeringan untuk 18 (delapan belas) kabupaten/kota di Jawa Tengah total bantuan DSP sebesar Rp ,-. 101

102 (b) SKPD Provinsi Jawa Tengah dialokasikan dana sebesar Rp ,- untuk 3 (tiga) SKPD Provinsi Jawa Tengah yaitu: - Dinas PSDA (Rp ,-) digunakan untuk pembuatan 3 (tiga) embung yaitu a. Embung Slarang Lor Desa Slarang, Kecamatan Dukuhwaru, Kab. Tegal b. Embung Plumutan Desa Plumutan, Kecamatan Kemangkon Kab Purbalingga c. Embung Glintang Desa Glintang, Kecamatan Sambi, Boyolali - Dinas ESDM (Rp ,-) yang digunakan untuk membuat a. 1 (satu) unit sumur bor di Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong Kab Brebes b. 4 (empat) sumur pasak di Kab Kendal, yaitu 2 sumur di Kec Gemuh (Desa Jenarsari dan Pucangrejo) dan 2 sumur di kecamatan Ringinganom (Desa Tejorejo dan Desa Ngerjo) - Bakorwil I (Rp ,-) digunakan untuk tambahan dropping air di wilayah Bakorwil I Pati (2) Bencana Banjir dan Tanah Longsor Mendasarkan pada Nota kesepahaman/mou antara BPBD Prov Jawa Tengah dengan BNPB, Nomor 358/BNPB/12/2015 dan Nomor 362/2504/APBN/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Bantuan dana siap pakai untuk penanganan siaga darurat bencana angin, banjir dan tanah longsor di Provinsi Jawa Tengah. Dana tersebut digunakan selama masa siaga darurat bencana angin, banjir dan tanah longsor di Prov Jawa Tengah tahun BNPB mengalokasikan dana siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor tahun kepada Pemerintah Prov Jawa Tengah sebesar Rp ,-yang 102

103 digunakan untuk posko siaga darurat banjir dan tanah longsor. Dari alokasi dana tersebut BPBD Provinsi Jawa Tengah mengelola Rp ,- sedangkan Rp ,- dikelola oleh POLDA Jawa Tengah untuk posko siaga darurat banjir dan tanah longsor tahun b) Dana Penguatan Kelembagaan BPBD Dukungan anggaran BNPB selain melalui dana siap pakai dilakukan pula melalui penguatan kelembagaan. Dana penguatan kelembagaan TA 2015 ini dialokasikan untuk 2 (dua) kegiatan, yaitu : (1) Pemberdayaan dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat Kegiatan ini dialokasi senilai Rp ,-. dengan tujuan untuk memantau pengembangan dan pembentukan desa tangguh bencana yang dilaksanakan oleh 3 (tiga) BPBD Kabupaten/Kota yaitu Magelang, Purworejo, dan Temanggung. (2) Penguatan Pengurangan Risiko Bencana Alokasi anggata untuk kegiatan ini sebesar Rp ,-. Maksud dan tujuan alokasi anggaran kegiatan ini adalah dalam rangka pemantauan dan pengembangan pelaksanaan kegiatan PRB di Kabupaten Cilacap yang meliputi 8 (delapan) desa dan 2 (dua) sosialisasi tentang Pengurangan Risiko Bencana (PRB). c) Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rehab Rekon) Pasca Bencana Alokasi dana rehabilitasi dan rekonstruksi (Rehab Rekon) Pasca Bencana dari BNPB kepada BPBD Provinsi Jawa Tengah digunakan untuk pendampingan, pengasawan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten/Kota yang memperoleh alokasi dana Rehab Rekon pasca bencana dari BNPB. Penggunaan dan mekanisme pencairan dana ini, berbeda dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya, dana hibah ini ditransfer oleh BNPB kepada BPBD Prov Jawa Tengah melalui rekening BPBD provinsi Jawa Tengah yang telah diverifikasi, maka pada tahun 2015 transfer dana dilakukan oleh Kementerian Keuangan RI kepada Kas daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 103

104 dan menjadi bagian dari hibah APBN ke APBD, dengan demikian penggunaan dana tersebut mengikuti mekanisme dan prosedur penganggaran APBD di Prov. Jateng. Alokasi Dana rehab rekons pasca bencana untuk BPBD Provinsi Jawa Tengah hanya sebesar Rp ,-. Dana tersebut digunakan untuk monitoring dan fasilitasi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilaksanakan oleh 8 (delapan) BPBD Kabupaten/kota yang memperoleh dana tersebut. Pada tahun 2015 ini, terdapat 8 (delapan) Kabupaten yang memperoleh dana rehab rekon pasca bencana yaitu: (1.) Cilacap : (2.) Kebumen : (3.) Temanggung : (4.) Karanganyar : (5.) Jepara : (6.) Pati : (7.) Pekalongan : (8.) Semarang : Kendala dari penggunaan dana ini adalah terdapat keterlambatan dalam proses transfer dana dari kementerian keuangan kepada BPBD Prov Jawa Tengah melalui kas daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian pada saat mekanisme pembahasan APBD perubahan telah selesai dana belum ditransfer dan baru direalisasikan pada minggu II desember Dampak dari keterlambatan tersebut, maka dana tersebut menjadi SILPA APBD pada BPBD Prov Jawa Tengah, karena belum dapat dimanfaatkan 104

105 B.BPBD Kabupaten/ Kota Tabel 26 Alokasi Dana PB di Kabupaten/Kota Jawa Tengah No TA 2014 TA 2015 Kab/Kota. BL BTL TOTAL BTT BL BTL TOTAL BTT Ket (3+4) (7+8) Cilacap ,167,995, M 6,994,400,000 4,658,595,000 11,652,995, M 2. Banyumas ,431,522, M 4,265,615,000 3,767,268,363 8,032,883,363 4,5 M 3. Purbalingga ,476,283,000 5 M 2,790,071,275 1,198,426,000 3,988,497, M 4. Barjarnegara ,489,509, M M 5. Kebumen ,628,424,000 2,5 M 7,174,495,000 2,393,029,000 9,567,524, M 6. Purworejo ,012,661,200 4 M 11,847,404,600 2,223,893,904 14,071,298, M 7. Wonosobo ,000, ,489,000 1,119,129,112 1,561,618,112 2M 8. Magelang ,443,006, M 12,287,449,650 2,448,145,000 14,735,594, M 9. Boyolali ,712,494,000 2 M 5,832,002,000 2,963,806,000 8,795,808,000 2 M 10. Klaten ,131,047, M 4,582,800,000 2,548,247,000 7,131,047, M 11. Sukoharjo ,094,499,000 5 M M 12. Wonogiri ,194,341,000 1 M 1,220,172,000 1,129,289,000 2,349,461,000 1 M 13. Karanganyar ,567,528,740 5 M - 5 M 14. Sragen* ,000, Grobogan ,837,096,292 3,5 M 3,193,710,000 1,643,386,292 4,837,096, M 16. Blora ,921,000,000-2,148,705, ,200,000 2,908,905, M 17. Rembang ,663,386,000 1 M 5,836,100,000 1,865,393,000 7,701,493,000 1 M 18. Pati ,098,810,000 5 M 18,408,326,000 1,573,860,000 19,982,186,000 5 M 105

106 No TA 2014 TA 2015 Kab/Kota. BL BTL TOTAL BTT BL BTL TOTAL BTT Ket (3+4) (7+8) Kudus ,816,758,000 3 M 3,678,090,000 1,050,190,000 4,728,280,000 3 M 20. Jepara ,442,175,000 4,5 M 2,636,500, ,900,000 3,462,400, M 21. Demak ,992,561,000 2 M 3,604,027,300 1,684,389,000 5,288,416,300 2 M 22. Semarang ,871,412,000 2 M 7,680,938,000 2,259,000,000 9,939,938,000 2 M 23. Temanggung ,297,780,600 1,5 M 14,143,430,600 1,071,125,012 15,214,555,612 0,5 M 24. Kendal ,651,091,000 3,5 M 9,764,666,450 1,683,091,000 11,447,757, M 25. Batang ,596,332,285 2 M 3,010,251, ,766,038 3,847,017,562 2 M 26. Pekalongan ,648,794,000 2 M 1,632,140,000 1,184,020,000 2,816,160, M 27. Pemalang ,850,728,000 2 M 1,923,000,000 1,685,131,000 3,608,131,000 2 M 28. Tegal ,763,708, M 2,090,000,000 1,736,836,000 3,826,836,000 4 M 29. Brebes ,516,187,000 7,46 M 2,936,455,000 2,539,732,000 5,476,187, M 30. Kota Magelang* ,620, Perwali 31. Kota Surakarta ,868,301,000 4,8 M 2,183,250,000 3,685,051,800 5,868,301, M 32. Kota Salatiga* Kota Semarang ,076,632,000 10,7 M 3,985,631,000 3,985,631, M 34. Kota Pekalongan ,156,591,000 4,15 M 3,937,550,000 1,201,641,000 5,139,191,000 4,15 M 35. Kota Tegal ,167,995,000-2,636,500,000 3,462,400,000 Keterangan : * Personil masih di SKPD Kesbanglimnas dan Satpol PP karena belum membentuk BPBD BL; Belanjan Langsung BTL: Belanja Tidak langsung BTT: Belanja Tidak terduga 106

107 Alokasi dana APBD Kabupaten/Kota untuk penanggulangan bencana yang menjadi kewenangan BPBD Kab/Kota cukup beragam. Hal ini dipengaruhi beberapa antara lain: a. jumlah APBD pada masing-masing Kabupaten/kota, b. prioritas penanggulangan bencana c. Kelembagaan BPBD dan personel BPBD. 5. Data Personel BPBD a. BPBD Provinsi Jumlah personel sumberdaya manusia di BPBD Provinsi Jawa Tengah cukup terbatas. Jumlah dan tingkat pendidikan sumberdaya manusia (SDM) di BPBD Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Tabel 27 Jumlah Pegawai BPBD Provinsi Jawa Tengah No Pegawai Jumlah Pendidikan Terakhir Pria Wanita S2 S1 D3 SMA SMP SD Total PNS Non PNS a. Harian Lepas b. Outsourcing Total Data sumberdaya PNS menurut pangkat dan golongan di BPBD Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Tabel 28 Pangkat/Golongan PNS di BPBD Prov. Jawa Tengah No Pangkat / Gol Jumlah Golongan IV : 13 orang a Pembina Utama Madya (IV/d) : 1 orang b Pembina Utama Muda (IV/c) : - orang c Pembina Tk I (IV/b) : 4 orang c Pembina (IV/a) : 8 orang 2 Golongan III 34 orang a Penata Tk I (III/d) : 10 orang 107

108 No Pangkat / Gol Jumlah b Penata (III/c) : 6 orang c Penata Muda Tk I (III/b) : 18 orang d Penata Muda (III/a) : 1 orang 3 Golongan II 12 orang a Pengatur Tk I (II/d) : 1 orang b Pengatur (II/c) : 4 orang c Pengatur Muda Tk I (II/b) : 6 orang d Pengatur Muda (II/a) : 1 orang 4 Golongan I 4 orang a Juru Tk I (I/d) : - orang b Juru (I/c) : 1 orang c Juru Muda Tk I (I/b) : - orang d Juru Muda (I/a) : 3 orang JUMLAH : 63 orang Secara kelembagaan, BPBD Provinsi terdiri dari unsur pelaksana dan unsur pengarah. Unsur pengarah BPBD Prov Jawa Tengah diatur dalam Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Daerah Provinsi Jawa Tengah.Unsur Pengarah BPBD Provinsi Jawa Tengah sejumlah 11 (sebelas) orang anggota yang terdiri dari Perwakilan SKPD dan Unsur Pengarah dari Masyarakat Profesional. Anggota Unsur pengarah penanggulangan bencana ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah 120/42/2010 yang berlaku sampai dengan 30 April Susunan anggota Unsur Pengarah BPBD Provinsi Jawa Tengah pada periode ini adalah sebagai berikut: 1) Unsur Pengarah dari SKPD, terdiri dari : a) Kepala Badan Lingkungan Hidup; b) Kepala Dinas Sosial; c) Kepala Dinas Kesehatan; d) Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral; e) Kepala Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang; f) Kepala Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air. 108

109 2) Unsur Pengarah dari Masyarakat Profesional terdiri dari 5 (lima) orang terpilih yang mempunyai kompetensi dan kapasitas dan mempunyai latar belakang keahlian/keilmuan dalam penanggulangan bencana. Anggota unsur pengarah dari masyarakat profesional periode I ( ) adalah : a) Drs. Sri Mulyadi, MM; b) Ir. M. Edy Waluyo; c) Emmy Rochayati, SH; d) Herman Suryosardjono, SH; e) Budiharjo SH; Secara struktur organisasi, kelembagaan BPDB provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Gambar 12 Struktur Organisasi BPBD Prov Jawa Tengah b. BPBD Kabupaten/ Kota Jumah personel sumberdaya manusia di BPBD Kabupaten/Kota cukup bervariasi. Personel tersebut dapat dikelompokkan menjadi kelompok PNS 109

110 No dan Non PNS. Rekapitulasi jumah personel BPBD mendasarkan pendidikan adalah sebagaimana tabel berikut. Tabel 29 Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten/Kota se-jawa Tengah Kab/Kota Tipe BPBD PNS Pegawai NON PNS Jml S2 S1 D3 Pendidikan SMA SMP SD 1 Cilacap A Banyumas B Purbalingga B Banjarnegara B Kebumen A Purworejo A Wonosobo B Magelang A Boyolali A Klaten A Sukoharjo B Wonogiri B Karanganyar B Sragen Grobogan A Blora B Rembang A Pati A Kudus B Jepara B Demak A Semarang B Temanggung B Kendal B Batang B Pekalongan B Pemalang B Tegal A

111 No Kab/Kota Tipe BPBD PNS Pegawai NON PNS Jml S2 S1 D3 Pendidikan SMA SMP SD 29 Brebes A Kota Magelang Kota Surakarta B Kota Salatiga - 33 Kota Semarang A Kota Pekalongan B Kota Tegal JUMLAH 30 Anggota unsur pengarah di BPBD Kabupaten/Kota belum seluruhnya terisi. Sampai dengan Desember 2014, baru 1 (satu) BPBD Kabupaten yang mempunyai unsur pengarah, yaitu BPBD Kabupaten Cilacap. Unsur pengarah yang menjadi mitra BPBD adalah unsur pengarah dari unsur eksekutif (SKPD terkait), sedangkan dari unsur masyarakat professional belum dialokasikan. Kelima unsur pengarah dari unsur SKPD pada BPBD Kab Cilacap yaitu: 1) Badan Lingkungan Hidup 2) Dinas Sosial Tenaga Kerja & Transmigrasi 3) Dinas Kesehatan 4) Dinas Bina Marga, SDA, ESDM 5) Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang 6. Kejadian Bencana di Jawa Tengah Kejadian bencana di Jawa Tengah selama tahun 2015, dilaporkan sebanyak (seribu limaratus tujuh puluh tiga) kejadian bencana. Kejadian bencana yang paling dominan dilaporkan adalah bencana kebakaran yaitu 572 kejadian (30.47%) dengan taksiran kerugian mencapai Rp ,-. Sedangkan untuk bencana hidromterorologis yang dominan adalah bencana tanah longsor (257 / 25.93%). Rekapitulasi kejadian bencana dan taksiran 111

112 kerugian di Jawa Tengah selama tahun 2015 adalah sebagaimana tabel berikut ini. Tabel 30 Kejadian dan Taksiran Kerugian Bencana di Jawa Tengah 2015 No Jenis Bencana 2015* Jumlah % Kerugian Angin Topan Banjir Tanah Longsor Kekeringan Kebakaran Gempa Bumi Letusan Gn. Api Gas Beracun Tsunami - Total * Laporan sampai dengan 31Desember 2015 Data kejadian bencana diupload ke aplikasi berbasis web yang dikembangkan BNPB, yaitu inaware.bnpb.go.id, dengan hasil sebagai berikut: Gambar 13 Kejadian Bencana

113 7. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Tahun 2015 a. Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Bencana Upaya meminimalisasi tingkat risiko bencana diperlukan perhatian yang serius dan komitmen kuat terhadap upaya pengurangan risiko bencana. Keseriusan dan komitmen para pemangku kepentingan PB, diwujudkan dalam beberapa aspek, meliputi aspek kelembagaan dan teknis operasional penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan mengutamakan upaya pencegahan, pengurangan risiko bencana, dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mempunyai komitmen yang kuat dengan mengakomodasikan seluruh program dan kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang difokuskan pada seluruh tahapan penanggulangan bencana baik pra, saat, maupun pasca bencana. Dalam kerangka penanganan bencana sejak dini, maka paradigm pengurangan risiko bencana menjadi indicator keberhasilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Risiko suatu bencana ditentukan oleh 3 (tiga) factor, yaitu ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Oleh sebab itu program dan kegiatan penanggulangan dan pengurangan risiko bencana dilaksanakan dengan strategi yaitu mengurangi ancaman, mengurangi kerentanan, dan Mmningkatkan kapasitas. a. Mengurangi ancaman/bahaya Ancaman merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan bencana berupa kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia. Kegiatan ini dilakukan antara lain melalui identifikasi dan sosialisasi daerah rawan bencana, penyusunan peta risiko bencana. Penyusunan Peta risiko bencana dilakukan untuk jenis bencana kekeringan di kabupaten, identifikasi daerah rawan bencana. b. Mengurangi kerentanan Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Untuk mengurangi tingkat kerentanan masyarakat terutama yang menempati daerah rawan bencana 113

114 dilakukan dengan membentuk desa siaga bencana, pengembangan budaya sadar bencana, pemantauan dan pelaporan kebencanaan, simulasi dan gladi bencana. c. Meningkatkan/Penguatan Kapasitas Suatu kondisi kemampuan sumberdaya dalam menghadapi ancaman atau bahaya, dimana makin tinggi suatu kapasitas akan menurunkan tingkat risiko bencana. Termasuk kapasitas adalah dengan adanya system peringatan dini, kelembagaan BPBD, kelompok relawan, dll. Upaya Penanggulangan bencana di Jawa Tengah dilaksanakan sesuai dengan tahapan penanggulangan bencana dengan melibatkan para pemangku kepentingan seperti TNI, POLRI, PMI, masyarakat terlatih, Pramuka, dan saling berkoordinasi dengan BNPB/BPBD dan melakukan penanganan darurat bencana dengan : a. Menunjuk komandan Penanganan Darurat (Incident Commander) pada setiap kejadian bencana/kedaruratan kepala daerah b. Melakukan upaya penanggulangan bencana sejak dini untuk mencegah meluasnya dampak bencana c. Prioritaskan keselamatan jiwa, dengan perhatian pada kelompok rentan. d. Memberdayakan komponen, potensi masyarakat dan dunia usaha secara optimal. e. Memperhatikan kearifan lokal dan norma yang berlaku secara universal. f. Saling memback-up penanganan bencana yang terjadi di Kabupaten/ provinsi lain yang terkena bencana bagi wilayah kabupaten/provinsi yang berdekatan Upaya dan strategi penanggulangan bencana di Jawa Tengah dilaksanakan dengan pendekatan kewilayahan dan pengurangan risiko bencana pada saat tidak terjadi bencana. Koordinasi tindakan saat bencana di Jawa Tengah dilakukan melalui wilayah Bakorwil dan Eks Karesidenan, sehingga kabupaten/kota di wilayah karesidenan dan bakorwil sebagai penyangga pertama sebelum sumberdaya ditingkat provinsi dimobilisasikan. 114

115 Wilayah administrasi Jawa Tengah dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) wilayah, yaitu Bakorwil 1, 2 dan 3. Setiap Bakorwil membawahi 2 wilayah eks karesidenan, sedangkan setiap eks karesidenan meliputi 5 6 kabupaten/kota. Dengan demikian 1 bakorwil terdiri dari kabupaten/kota. Pewilayahan menurut Bakorwil dan eks karesidenan di Jawa Tengah adalah sebagai berikut. Gambar 14 Wilayah Bakorwil di Jawa Tengah Atas dasar pewilayahan Bakorwil dan eks karesidenan tersebut, BPBD Prov Jawa Tengah dapat memilih beberapa alternative dalam rangka mobilisasi sumberdaya baik sumberdaya relawan, sarana prasarana PB, logistik, dan pengelolaannya menjadi lebih efisien. Dalam pengelolaan dan back up logistik bagi kabupaten/kota, BPBD Prov Jawa Tengah juga menggunakan 3 (tiga) mekanisme tersebut, yaitu menempatkan stok logistik milik BPBD Prov Jawa Tengah di Kantor Bakorwil I, Bakorwil II, dan Bakorwil III dan ditempatkan di BPBD kabupaten/kota di Jawa Tengah. Maksud dan tujuan penempatan stok logistik di wilayah tersebut adalah jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang menyebabkan terjadinya pengungsian, maka stok logistik BPBD Provinsi digunakan untuk membackup kebutuhan logistik di wilayah terdampak bencana 115

116 tersebut. Jika stok logistik di wilayah tersebut habis, BPBD kabupaten/kota terdampak masih dapat menambah stok melalui Bakorwil maupun kabupaten/ kota terdekat, sehingga kebutuhan pengungsian selalu tercukupi. Kerjasama dan pengelolaan sumberdaya PB di Jawa Tengah adalah sebagai berikut. a. mekanisme mobilisasi dan penempatan logistik PB b. Mobilisasi dan bantuan sumberdaya dari BPBD Kabupaten/Kota terdekat dalam menghadapi kejadian Kebakaran Gambar 15 Mobilisasi dan Kerjasama antar BPBD Kab/Kota di Jawa Tengah 116

117 Selain ditingkat BPBD kabupaten/kota, BPBD Prov Jawa Tengah bersama SKPD Unsur Pengarah dan SKPD terkait lainnya, saling berkoordinasi dalam melakukan upaya penanggulangan bencana di daerah. Beberapa SKPD mempunyai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di wilayah Kabupaten/Kota seperti Dinas Bina Marga, PSDA, dll, sehingga sumberdaya di UPTD SKPD dapat dimobilisasikan untuk membantu kabupaten/kota terdampak dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah. b. Bencana Banjir dan Tanah Longsor 1) Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor Penanganan bencana tahun 2015 masih rangkaian dari kejadian tahun 2014, seperti penanganan bencana tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara. Penanganan bencana telah koordinasi dengan para pemangku kepentingan dan sesuai dengan hasil koordinasi dan rekomendasi Stasiun Klimatologi Semarang (BMKG Semarang) tanggal 20 Oktober 2014 bahwa musim hujan dimulai awal bulan Nopember 2014 s/d Maret 2015, dengan curah hujan tinggi berlangsung pada Bulan Desember 2014 s/d Februari Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 360/7 Tahun 2014 tanggal 1 Desember 2014 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Angin, Banjir dan Tanah Longsor di Prov. Jawa Tengah terhitung mulai tanggal 1 Desember Maret Dalam rangka menghadapi musim penghujan pada awal tahun 2015 (periode musim penghujan ), BPBD Provinsi Jawa Tengah telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Koordinasi dengan para pemangku kepentingan Tk Prov. perihal Antisipasi Datangnya Musim Hujan 2014/2015; (b) Rakor monitoring dan evaluasi dengan BPBD Kab/Kota dan BNPB perihal Antisipasi Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Lahar Dingin di Provinsi Jawa Tengah; 117

118 (c) Penyediaan logistik dan material bencana melalui Pengadaan logistik APBDP TA 2014 dan APBD TA 2015 ; (d) Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah kepada Bupati/Walikota se- Jawa Tengah No 360/ Tanggal 3 November 2014 tentang Kesiapan Antisipasi Bencana Banjir dan Longsor Tahun 2014/2015; (e) Iklan Layanan Masyarakat di TV dan Radio (f) Penyebaran nomor telp. Posko BPBD Prov. Jateng dan BPBD Kabupaten/Kota se-jawa Tengah melalui Radio Elsinta, Suara Merdeka, Radar Banyumas, Wawasan dan Website BPBD Prov. Jateng ( (g) Dana Tak Terduga Gubernur Jateng Rp. 30 M. (h) Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah nomor 360/7 Tahun 2014 tanggal 1 Desember 2014 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Angin, Banjir dan Tanah Longsor di Prov. Jawa Tengah terhitung mulai tanggal 1 Desember Maret (i) Dana siap pakai BNPB, antisipasi Bencana banjir dan tanah longsor untuk BPBD Provinsi Jawa Tengah selama masa siaga darurat bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Memasuki musim penghujan Pemerintah Prov Jawa Tengah mengajak para pemangku kepentingan untuk melakukan upaya resik-resik sungai, sebagai bentuk antisipasi terhadap bencana banjir agar daya tampung sungai menjadi lebih besar. Upaya resik-resik ini juga didukung dan dilakukan oleh SKPD teknis yaitu PSDA beserta UPT/Balai yang mengelola sungai dan Kabupaten/Kota, diharapkan keterpaduan dan sinergi upaya ini menjadi upaya pengurangan risiko bencana terutama bencana banjir selama musim penghujan. Prakiraan Stasiun Klimatologi Semarang (BMKG Semarang) menyebutkan bahwa musim penghujan wilayah Jawa Tengah tahun diprediksi akan dimulai pada Minggu II Bulan November 2015 dan sebagain pada Minggu III Bulan November Lama 118

119 periode musim penghujan ini diprediksi sampai dengan Bulan Maret 2016 dengan sifat hujan normal. Meski demikian daerah dengan tingkat kerawanan banjir dan tanah longsor tinggi harus waspada dalam mengidentifikasi dan melakukan pengamatan lingkungan guna deteksi dini terhadap ancaman bencana serta berkoordinasi dengan aparatur di tingkat desa/kelurahan, sehingga dalam pelaksanaan PB di masingmasing daerah, pelaksanaannya dibantu oleh BPBD untuk berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, seperti TNI, POLRI, PMI, RAPI, ORARI, Relawan, masyarakat terlatih, serta unsurunsur lainnya, dikoordinasikan oleh BNPB/BPBD Mendasarkan pengalaman penanganan bencana yang telah dilaksanakan selama ini, maka beberapa prosedur untuk antisipasi penanganan bencana telah dilakukan melalui: (a) Pemutakhiran data daerah rawan bencana sampai dengan tingkat desa /kelurahan dan potensi jumlah jiwa/kk terdampak (b) Mendirikan dan mengaktifkan Posko Bencana di masing-masing BPBD Kabupaten/Kota serta mendirikan posko lapangan sesuai dengan tingkat ancaman bencana di wilayah rawan bencana (c) Menyiapkan stok logistic BPBD Provinsi Jawa Tengah dan bantuan BNPB dimasing-masing BPBD Kabupaten/Kota (d) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung PB di BPBD Kabupaten/Kota (e) Koordinasi antar pemangku kepentingan PB di masing-masing wilayah Selain upaya antisipasi menghadapi ancaman bencana pada musim penghujan , upaya penanganan pasca bencana juga disiapkan. Penanganan pascabencana telah dilakukan dengan melibatkan banyak pihak, seperti pemerintah (Pusat, Provinsi dan Kabupaten), TNI, relawan, dunia usaha. Mengingat lokasi bencana memang merupakan daerah rawan bencana maka upaya rehabilitasi dilakukan dengan merelokasi masyarakat terdampak bencana. Upaya relokasi ini dilakukan sebagai upaya pengurangan risiko bencana pada 119

120 masa yang akan datang, jika masyarakat menempati kembali daerah rawan bencana tersebut, maka ancaman sewaktu-waktu dapat terjadi dan akan berdampak lebih buruk lagi. 2). Penanganan Bencana Tanah Longsor Kab. Banjarnegara. Tanah longsor di Banjarnegara terjadi pada tanggal 2 Desember dan 12 Desember Dampak yang ditimbulkan antara lain adalah korban jiwa, luka-luka, kehilangan harta benda. Dengan keterlibatan para pemangku kepentingan baik local di Kab Banjarnegara, Privnisi Jawa Tengah dan BNPB penanganan dilaksanakan secara komprehensif di seluruh sector terdampak bencana. Pemerintah Kab Banjarnegara telah menetapkan status keadaan darurat bencana tanah longsor sejak tanggal 21 Desember 2014 s.d 18 Januari 2015 (masa darurat diperpanjang 3 kali dan status terakhir diperpanjang dari tanggal 4 18 Januari 2015) dan masa transisi pemulihan ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi selama 90 (Sembilanpuluh) hari dari 19 Januaru April Masa recovery untuk rahabilitasi dan rekonstruksi dibantu dari berbagai pihak termasuk dunia usaha yang ikut terlibat dengan membangun hunian berupa bangunan tempat tinggal, fasilitas umum, logistic bagi masyarakat terdampak, antara lain Bank Mandiri, Bank BRI, PKPU, TV One, PMI, MDMC, Lazis, dan masih banyak pihak lain yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Permasalahan penanganan pasca bencana tanah longsor sudah diselesaikan antara lain dengan relokasi masyarakat terdampak baik terdampak secara langsung maupun tidak langsung terutama didaerah dengan ancaman yang sejenis. Rekapitulasi data penanganan bencana tanah longsor adalah sebagai berikut: 120

121 Tabel 31 Penanganan Relokasi Masyarakat Terdampak Bencana Tanah Longsor di Banjarnegara NO TERDAMPAK BENCANA 1 Dusun Jemblung, Kec Karangkobar. Dampak infrastruktur: 39 rumah berat (tertimbun), 1 Masjid rusak berat 2 Dusun Pencil Desa KarangTengah Kec Wanayasa. Dampak infrastruktur:15 unit rumah rusak berat, 18 rumah rusak sedang 3 Dusun Wadatinatar Desa Pandansari Kec Wanayasa PENANGANAN /RELOKASI Lokasi Desa Suren Desa Ambal Kecamatan Karangkobar seluas m 2 Direlokasi di Tanah Kas Desa di dusun Laksana Des karangtengah Kec Wanayasa seluas m 2 Dusun Gunung Putih Desa Pandansari Kec Wanayasa seluas m 2 c. Bencana Kekeringan Ancaman kekeringan masih terjadi di sebagaian besar wilayah Jawa Tengah. Ancaman bencana yang bersifat musiman seiring datangnya musim kemarau menyebabkan beberapa masyarakat mengalami kesulitan air bersih baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk keperluan pertanian. Dalam rangka antisipasi menghadapi musim kemarau tahun 2015, BPBB Provinsi Jateng telah melakukan rapat koordinasi dalam rangak Antisipasi Bencana Kekeringan dengan 35 kabupaten/kota tentang Antisipasi Bencana Kekeringan 2015 serta menebitkan Surat Gubernur Jateng tentang Antisipasi Banjir dan Kekeringan Jawa Tengah kepada Bupati/Walikota se-jawa Tengah. Upaya-upaya yang dilakukan sebagai antisipasi dan mitigasi bencana kekeringan (Kelangkaan air baku masyarakat) antara lain : 1) Memfasilitasi Kabupaten/Kota untuk memenuhi antisipasi bencana kekeringan melalui Dana Siap Pakai BNPB tahun BNPB secara langsung melakukan transfer dana tersebut kepada 18 (delapan belas) Kabupaten/ kota terdampak kekeringan di Jawa Tengah dengan total bantuan sebesar Rp. 9.5 Milyar yang telah mengajukan bantuan 121

122 antisipasi kekeringan 2015 dengan melengkapi beberapa persyaratan antara lain: pernyataan darurat kekeringan dari Bupati/Walikota, dan proposal kegiatan antisipasi kekeringan yang meliputi rencana anggaran/biaya dan peruntukkanya. Keterbatasan sumberdaya yang tersedia dari APBD Kabupaten/Kota serta kekurangan pemenuhan kebutuhan dan permohonan bantuan ke Provinsi dan BNPB. 2) Selain memfasilitasi pengajuan Dana Siap Pakai untuk bencana kekeringan untuk 18 (dua puluh) kabupaten/kota di Jawa Tengah dan 3 (tiga) SKPD Provinsi Jawa Tengah yaitu Dinas PSDA, Dinas ESDM dan Bakorwil I, yang digunakan untuk pembuatan sumur bor, sumur pasak, pembuatan embung dan tambahan dropping air. 3) Melakukan dropping air melalui alokasi dana di 3 (tiga) Bakorwil. Dalam rangka penanganan bencana kekeringan dan antisipasi bencana pada tahun-tahun mendatang, pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mencanangkan untuk membangun (seribu) embung. Pembangunan embung mempunyai dampak positif untuk beberapa kepentingan, yaitu guna memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat baik keperluan pertanian (mencegah gagal panen) maupun untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat. Pembuatan embung akan berdampak pada cadangan air tanah menjadi lebih banyak sehingga diharapkan mampu menyediakan air yang cukup pada saat musim kemarau. d. Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Tengah Kearifan lokal dalam bahasa asing sering dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge) atau kecerdasan setempat (local genious) dapat dimaknai sebagai sebuah pemikiran tentang hidup, pemikiran tersebut dilandasi nalar jernih, budi yang baik, dan memuat hal-hal positif. Setiap daerah mempunyai karakter dan sifat ancaman bencana yang sesuai dengan tipologi wilayahnya. Karakter wilayah berikut sifat ancaman bencana yang dihadapi tersebut pada akhirya juga melahirkan corak masyarakat yang secara spesifik merupakan hasil adanya interaksi masyarakat dengan wilayah tempat hidupnya. Kearifan masyarakat muncul sebagai wujud 122

123 respon terhadap ancaman bencana yang ada di sekeliling mereka. Namun tidak semua komunitas atau masyarakat mengenal dan memahami kearifan lokal yang ada, sehingga tak jarang setiap terjadi bencana selalu menelan korban. Tanda-tanda bencana yang bisa dibaca oleh orangorang zaman dahulu tidak lagi dengan mudah dilakukan oleh generasi sekarang. Berbagai kearifan lokal masyarakat termasuk yang terkait dengan masalah bencana di berbagai wilayah semakin tergerus oleh zaman dan terancam kelestariannya. Oleh karena itulah, inventarisasi dajn identifikasi kearifan lokal dalam penanggulangan bencana yang ada di masyarakat menjadi penting dilakukan dan didokumentasikan. Dalam mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan bencana, khususnya bencana alam, banyak kecerdasan lokal (local genius) yang perlu penafsiran secara mendalam, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat dijaga kelestariannya sebagai warisan budaya bangsa. Beberapa kearifan lokal yang diidentifikasi antara lain : Tabel 32 Kearifan Lokal di Eks Karesidenan Kedu Jenis Bencana Banjir Peringatan Dini (Semiotika bencana) - Laron keluar sarang - Bunyi petir berpasangan/ bersauhutan Longsor - Hujan lebat lebih dari 3 jam - Hujan menggenang lebih dari 2 cm - timbul mata air secara tiba-tiba - ronda dan kentongan - Gunungapi - sinar warna-warni dari kawah - Awan garis mengelilingi gunung Deteksi daerah rawan Toponim Pohon miring yang Tanah retak merekah Mitigasi Pranoto mongso sebagai panduan Menimbun tanah retak Mengurangi penggunaan pupuk di daerah yang Adaptasi Meninggikan pondasi rumah Petuah luhur : Ojo lenan Kenduri dan selamatan : media kesiapsiagaan - - Desa bersaudara (inspirasi Amben di ruang tamu) 123

124 Kenduri dan berbagai ritual slametan merupakan sarana lain dari masyarakat dalam rangka memperat persaudaraan. Acara selamatan/kenduren merupakan pertemuan informal yang ada dalam masyarakat pedesaan yang biasanya dilakukan untuk memperingati peristiwa tertentu dengan tujuan memohon selamat (selamatan atau kenduren). Pertemuan informal ini ditandai dengan berkumpulnya warga masyarakat (biasanya kepala keluarga atau laki-laki) untuk mengadakan doa bersama. Pada umumnya kenduri dilakukan pada malam hari dan disajikan makanan berupa tumpeng lengkap dengan lauk pauk dan kepada setiap yang hadir diberikan bingkisan makanan dalam kotak. Tabel 33 Kearifan Lokal di Eks Karesidenan Surakarta Jenis Peringatan Dini Bencana (Semiotika bencana) Mitigasi Kekeringan - a. Gledek (lumbung padai) dan plagrangan untuk menyimpan bahan makanan b. Membangun PAH dan kebiasaan ngiret banyu (menghemat air) c. Ternak sebagai tabungan alternatif saat musim paceklik Tanah a. Muncul rekahan Longsor pada tanah yang mempunyai tingkat kemiringan tinggi b. Pohon miring/ bergeser c. Hujan deras selama kurang lebih 3 jam Banjir a. Udara yang lebih Plagrangan untuk dingin dibandingkan mengamankan barang dengan biasanya rumah tangga saat banjir sebagai tanda banjir b. Debit air meningkat dan berwarna keruh c. Hujan deras dalam durasi yang cukup lama Adaptasi kebiasaan ngiret banyu (menghemat air) Mengelola dan menggunakan kembali limbah air rumah tangga untuk keperluan lain Kemampuan pemerintah desa dalam melakukan tanggap darurat yang baik Solidaritas sosial masyarakat desa tingg Solidaritas sosial yang kuat antar warga masyarakat 124

125 e. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Dalam rangka koordinasi penanggulangan bencana, telah diterbitkan instruksi Gubernur No. 360/ tanggal 30 Juni 2015 tentang Penanganan Darurat Bencana, yang ditujukan kepada Pangdam IV/Diponegoro, Kapolda Jateng, Bupati/Walikota se-jateng, Ka. BMKG Jateng, Ka. BASARNAS Jateng, Ketua PMI Jateng, Ketua Kwarda XI Jateng, Para Direktur Utama Perbankan, Ka Divisi Regional PT. Telkom, Direktur PT. Pertamina, dan Ka Badan Usaha Milik Daerah Prov Jateng, serta SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Instruksi tersebut menekankan kepada upaya penanganan darurat bencana yang pada intinya: 1) Melaksanakan penanggulangan bencana di seluruh wilayah Jawa Tengah terhadap seluruh ancaman bencana yang mengancam dan menyebabkan kehilangan jiwa dan harta benda serta kerusakan infrastruktur vital mulai dari status siaga darurat, tanggap darurat, transisi darurat ke pemulihan dini. 2) Melakukan kolaborasi, koordinasi dan kerjasama untuk melaksanakan penanganan darurat bencana; 3) Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha untuk kegiatan penanganan darurat bencana Sebagai tindaklanjutnya, maka ketika terjadi bencana, pemangku kepentingan Penanggulangan Bencana (PB) Daerah wajib : 1) Segera melapor ke Bupati/Walikota sebagai penanggungjawab pertama dalam penanganan bencana. 2) Mengadakan rapat dengan menghadirkan seluruh pemangku kepentingan untuk menggerakan sumberdaya yang dimiliki. 3) Menunjuk insiden komando. 4) Membentuk klaster sesuai kebutuhan 5) Jika satu kabupaten/kota terdampak, maka kabupaten/kota terdekat segera merapat untuk memberikan dukungan dan bantuan Tingkat ancaman/kerawanan bencana yang merata di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, sudah menjadi keharusan bagi para 125

126 pemangku kepentingan untuk meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan baik sumberdaya manusia maupun sarana dan prasarana PB di masingmasing wilayah. Setiap awal tahun dan akhir tahun para pemangku kepentingan PB di Jawa Tengah dalam kondisi siaga darurat menghadapi ancaman bencana yang disebabkan oleh factor hidrometeorologis, meliputi bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. f. Pencanangan Kota Tangguh se Jawa Tengah Dalam rangka mewujudkan komitmen dalam upaya pengurangan risiko bencana di Jawa Tengah, pada tanggal 28 Desember 2015 bertempat di Wonogiri, dilangsungkan deklarasi dan pencanangan gerakan Kota Tangguh se Jawa Tengah. Deklarasi yang dihadiri oleh pemangku kepentingan di 35 Kabupaten/Kota Bapak Gubernur Jawa Tengah. Bapak Gubernur Ganjar Pranowo mengawali penandatanganan komitmen mewujudkan Jawa Tengah sebagai kota tangguh bencana. Penandatangan komitmen dan dekalarasi kota tangguh diikuti oleh perwakilan dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Gambar 16 Deklarasi dan Penandatanganan Komitmen Kota Tangguh di Jawa Tengah 126

127 Kota tangguh merupakan Kota yang mampu menahan, menyerap, beradaptasi dengan dan memulihkan diri dari akibat bencana secara tepat waktu dan efisien, sambil tetap mempertahankan struktur-struktur dan fungsi-fungsi dasarnya. Dengan kata lain Kota tangguh merupakan Kota yang mampu menahan guncangan dan tekanan-tekanan dari ancaman bencana alam dan ancaman terkait iklim. Kampanye dan pencanangan Kota Tangguh bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan mendorong komitmen pemerintah (Pusat dan daerah) untuk menjadikan pengurangan risiko dan ketangguhan bencana serta perubahan iklim. Untuk meningkatkan komitmen di antara para pengambil keputusan di tingkat lokal dan para pimpinan kota, pada 2010 UNISDR dan organisasi-organisasi mitranya meluncurkan kampanye global bertajuk Mewujudkan Kota yang Tangguh Kotaku Siap Hadapi Bencana! (Making Cities Resilient /MCR My City is Getting Ready!). Implementasi dan pengembangan Kota Tangguh didasarkan atas pertimbangan bahwa: 1) Pertambahan penduduk dan peningkatan kepadatan di kota-kota, dan kabupaten mengalami proses transformasi menjadi kota (misalnya Kabupaten Semarang), proyeksi penduduk tinggal di urban areas tahun 2045: 85% 2) Tekanan pada kota: pengelolaan limbah, transportasi, permukiman kumuh, lapangan kerja 3) Penurunan daya dukung lingkungan karena pembangunan dan kegiatan manusia yang kian menekan lingkungan 4) Dampak perubahan iklim yang meningkatkan frekuensi, intensitas dan cakupan lokasi bencana terkait iklim 5) 34 Kabupaten/kota dari 35 kabupaten/kota se-jawa Tengah rawan bencana, 4 Kabupaten rawan tsunami, 3 Kabupaten rawan letusan Merapi, dan lainnya banjir, tanah longsor, gas beracun, dan angin puting beliung 127

128 6) Untuk mengurangi potensi korban jiwa dan kerugian akibat bencana; melindungi hasil pembangunan, Jawa Tengah perlu membuat kotakabupatennya menjadi tangguh 7) Selaras dengan tujuan 11 SDGs dan tujuan SFDRR Ditingkat internasional telah bergabung dalam kampanye kota tangguh, 1) 334 kota di 31 negara telah menyelesaikan kajian risiko bencana dan menggunakannya sebagai acuan dalam rencana pembangunan perkotaan dan pengambilan kebijakan. 2) 119 Kota di 25 negara telah beinvestasi dan menjaga infrastruktur penting dalam mengurangi risiko bencana. 3) 97 Kota di 27 negara telah melindungi ekosistem dan benteng alam sebagai bagian dari mitigasi banjir, badai, dan ancaman lainnya. 4) 226 Kota di 28 negara telah memperoleh kemajuan terkait instalasi system peringatan dini 5) Kota-Kota di 86 negara sedang melaksanakan program peningkatan kapasitas rutin kepada jajaran pemerintahan mereka. 6) 850 Kota di 62 negara telah memiliki kewajiban legal dan Dana rutin sistemis yang dialokasikan untuk PRB. Untuk melaksanakan Kota tangguh, terdapat 10 langkah mendasar (10 LM) Gerakan MCR, yang harus dipenuhi Tabel 34 Indikator Kota Tangguh No Indikator Keterangan LM 1: Organisasi dan Melibatkan, Berbagi, Memahami koordinasi dan Koordinasi LM 2: Alokasi anggaran Menciptakan Pendanaan dan Insentif LM 3: Pengkajian risiko Identifikasi dan Pahami Bahaya, Probabilitas dan Dampak LM 4: Infrastruktur pengurangan risiko Menjadikan Infrastruktur Penting Tangguh Bencana LM 5: Keselamatan sekolah Menjadikan Infrastruktur Pendidikan LM 6: dan fasilitas kesehatan Regulasi IMB dan tata guna lahan ber-prb dan Kes.Tangguh Bencana Terapkan Perencanaan, Penggunaan Lahan dan IMB Peka 128

129 No Indikator Keterangan Risiko LM 7: Pendidikan dan pelatihan kebencanaan Membangun Kesadaran Publik dan kapasitas LM 8: Perlindungan ekosistem Meningkatkan dan Melindungi dan pelindung alamiah Layanan Ekosistem LM 9: Sistem peringatan dini dan manajemen Tanggap Darurat Ciptakan Sistem Peringatan Dini dan Latih Kesiapsiagaaan LM 10: Warga terdampak sebagai fokus pemulihan Belajar dan Membangun Kembali dengan Lebih Baik Pencanangan dan kampanye Kota Tangguh merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pngurangan Risiko Bencana secara nasional, dan akan diberikan penghargaan dalam tiga tingkatan, yaitu Pratama, Madya dan Utama, sesuai dengan keategori dan capaian indokator: 1) Kota Metropolitan dan Besar Tangguh (Pratama, Madya, Utama) 2) Kota/Kabupaten Sedang /Menengah Tangguh (Pratama, Madya, Utama) 3) Kota/Kabupaten Kecil Tangguh (Pratama, Madya, Utama) 8. Kerjasama Penanggulangan Bencana 2015 BPBD Prov Jawa Tengah telah menambah jaringan kerjasama dalam bidang Penanggulangan Bencana. Kerjasama dalam penanggulangan bencna merupakan perwujudan bahwa bencana merupakan tanggungjawab bersama dan harus didukung oleh semua pihak baik secara operasional, institusional maupun administratif. Pada tahun 2015, BPBD Provinsi Jawa Tengah melakukan penandatanganan kerjasmaa dengan BNPB perihal penanganan bencana di Jawa Tengah, yaitu : a. Penguatan Pengurangan Risiko Bencana Daerah TA 2015 b. Fasilitasi Dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tahun Anggaran

130 c. Bantuan Dana Siap Pakai Penanganan Siaga Darurat Bencana Angin, Banjir Dan Tanah Longsor Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 d. Bantuan Dana Siap Pakai Penanganan Siaga Darurat Bencana Kekeringan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 No Subyek Nomor Obyek Jangka waktu Direktorat Pengurangan 1. PKS.06/BNPB/ Penguatan 22 Juni 2015 Risiko Bencana Kedeputian D1/PK.PRB/06/20 Pengurangan Risiko s/d 14 Bidang Pencegahan Dan 15 Bencana Daerah Tahun Desember Kesiapsiagaan BNPB 2. BPBD Provinsi Jateng /1253/2015 Anggaran Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Kedeputian Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BNPB 2. BPBD Provinsi Jawa Tengah 3 1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) 2. Provinsi Jawa Tengah 4 1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) 2. Provinsi Jawa Tengah 1. PKS.12/D1/PK.02.03/05/ /1856/ /BNPB/12/ / 2504 / APBN / /BNPB/8/ /1628/04.00/D SP/2015 Fasilitasi Dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana TA 2015 Bantuan Dana Siap Pakai Penanganan Siaga Darurat Bencana Angin, Banjir Dan Tanah Longsor Di Prov Jateng Tahun 2015 Bantuan Dana Siap Pakai Penanganan Siaga Darurat Bencana Kekeringan Di Prov Jateng Tahun Mei 2015 s/d 14 Desember Desember Agustus 2015 Selain dengan BNPB, kerjasama juga dilakukan dengan 2 (dua) pihak lain, yaitu dengan ditandatanganinya 2 (dua) nota kesepahaman (Memorandum of Understanding), yaitu: a. Mercy Corp Indonesia Mecy Corp Indonesia pada tahun 2015 mempunyai program dan kegiatan dalam rangka mendukung upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Tengah. Untuk memperkuat komitmen tersebut, telah ditandatangani naskah kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Mercy Corp Indonesia pada tanggal 23 Februari 2015 dengan nomor No. 390/693/2015 dan Nomor 018/601/YMCi/2015. MoU ditandatangani oleh Sekretaris Daerah 130

131 Provinsi Jawa Tengah selaku Kepala BPBD ex Officio dan Agni Pratama, Ketua Yayasan Mercy Corps Indonesia dan kerjasama ini akan berlaku selama 3 (tiga) tahun. Acara ini dihadiri oleh Ir. Benardus Wisnu Widjaja (Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB), Forum Perguruan Tinggi, dan BPBD di 35 Kabupaten/Kota se-jawa Tengah. Pada kesempatan tersebut Jason Brown (Chief of Party TATTs Program) memperkenalkan anggota konsorsium TATTs Program, yaitu Mercy Corps Indonesia, CARDNO, Arbatiter Samariter Bund/ASB, Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana /FPTPRB, dan Masyakarat Peduli Bencana/MPBI, LINGKAR Gambar 17 Sosialisasi dan Penandatanganan MoU dengan Mercy Corp Indonesia Mercy Corp indonesia akan melaksanakan program TATTs (Technical Assistance and Training Teams) atau Menginstusionalisasi Kesiapsiagaan Bencana dan Kapasitas Penanggulangan Bencana dengan BPBD di Indonesia melalui Bantuan Teknis dan Tim Pelatihan, dengan berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan kapasitas baik secara kelembagaan maupun personel yang berasal dari aparatur pemerintah dan pemangku kepentinfan maupun masyarakat dan relawan secara umum. Program TATTs bekerjasama dengan BPBD Provinsi dengan menempatkan team ahli di kantor BPBD untuk memberikan 131

132 dukungan teknis PB yang sesuai dengan kebutuhan BPBD masingmasing. Tim ahli ini akan juga memfasilitasi dan melaksanakan program pelatihan PB standar nasional dengan koordinasi BNPB. Tujuan utama program TATTs adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan bencana sebelum, saat dan sesudah kejadian bencana alam dan mempromosikan praktek terbaik PRB kepada kabupaten-kabupaten terkait di 6 (enam) BPBD propinsi terpilih secara professional.program TATTs akan terfokus pada dua hal yang strategis untuk mendorong dan memfasilitasi perubahan dalam kapasitas PB yaitu: 1) BPBD Propinsi sasaran mampu memberikan pelayanan PB yang inklusif; 2) Pelatihan-pelatihan teknis PB terinstitusionalisasi pada propinsi sasaran dan tingkat nasional. Kerjasama dengan Mercy Corp Indonesia dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah merupakan kerjasama yang kedua. Pada tahun 2014 melalui kerjasama mendasarkan pada nota kesepahaman antara BPBD Prov Jawa Tengah Nomor. 390/2135/01.00/2014 dengan Mercy Corp Indonesia Nomor. 158/60i/MCI/VI/2014 pada tanggal 11 Juni 2014 telah dilaksanakan Kerjasama untuk Penanggulangan Bencana dan Adaptasi Iklim di Provinsi Jawa Tengah. Kerjasama ini akan berlangsung hingga September 2015 dan akan menggandeng berbagai elemen masyarakat dan pemerintah baik dari kabupaten/kota. Adapun kerjasama ini mencakup mengenai pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim dan penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan dan rencana kerja di Prov Jawa Tengah, kolaborasi untuk mengembangkan model-model yang efektif dalam mewujudkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim dan risiko bencana, dimana model tersebut dapat direplikasi di daerah lainnya di Provinsi Jawa Tengah, mengupayakan sumber daya semaksimal mungkin untuk kelancaran semua kegiatan demi mendapatkan hasil yang optimal, serta mendokumentasikan pengalaman dan pelaksanaan dari daerah-daerah 132

133 percontohan secara sistematis melalui pembelajaran-pembelajaran yang akan disebarluaskan juga di tingkat nasional. Pasca penandatangaan kerjasama dengan Mercy Corp Indonesia dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah kegiatan pendampingan oleh Mercy Corp Indonesia melalui Program TATTs mulai dilaksanakan. Kegiatan yang telah dilaksanakan melalui program TATTs selama tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1) TOT Incident Command System Training 2) Pelatihan PRB Inklusif 3) Latihan Komando Penanganan Darurat Bencana 4) Pelatihan Penyusunan PERDA Penanggulangan Bencana Ringkasan kegiatan program TATTs tahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 35 Kegiatan Pada Program TATTs Mercy Corp Indonesia No TUJUAN NARASUMBER /FASILITATOR PESERTA KETERANGAN 1 TOT Incident Command System Training (Hotel Dafam, Juli 2015) Memberikan pelatihan tentang system komando darurat a. Arshinta (Director YAKKUM Rehabilitation Center), b. Danang Samsurizal (BPBD DIY), c. Supriyati (BNPB). d. Rusty Witwer, Senior Expert of ICS (USFS). e. Dr. Bagus Tjahjono (Kapusdiklat, BNPB) 33 peserta, yang terdiri dari 23 peserta dari BPBD Kabupaten/Kota, 3 BPBD Jawa Tengah, 1 POLDA Jateng, 4 Kodam dari 4 Kabupaten 2 Pelatihan PRB Inklusif (Hotel Ibis, 27 Juli 2015 pengenalan 30 orang penanganan pengambil kebijakan disabilitas bagi menjadi lebih BPBD dan stake memberikan perhatian kepada disabilitas Ir. Bernardus Wisnu Widjaja (deputi bid.pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB) memberikan paparan tentang adapatasi Incedent Command System di Indonesia, dan memberikan paparan tentang pelaksanaan PERKA 10 th 2008 tentang Komando Tanggap Darurat dan PERKA 14 tahun 2010 Pembentukan pos Komando Tanggap Darurat. bekerjasama dengan Arbariter Samariter Bund (TATTs Konsorsium 133

134 No TUJUAN NARASUMBER PESERTA KETERANGAN /FASILITATOR holder-nya. menyadari dengan memberikan akses dan fasilitas kebutuhan seorang pendukung bagi yang memiliki kelompok rentan di keterbatasan/ wilayah kerjanya berkebutuhan khusus dalam menghadapi bencana 3 Latihan Komando Penanganan Darurat Bencana 46 peserta dari BPBD seex-karisidenan Mendukung kegiatan Bidang II dalam semarang, yaitu: Pati, mempersiapkan dan Jepara, Demak, Kudus, menyelenggarakan Grobogan, Kab. Latihan Komando Semarang dan Kota Penanganan Darurat Semarang Bencana 4 Pelatihan Penyusunan PERDA Penanggulangan Bencana (Hotel OakTree, Semarang, Oktober 2015) membekali BPBD Provinsi untuk dapat melakukan pendampingan terhadap BPBD kabupaten/kota dengan cara memberikan bimbingan teknis terhadap BPBD kabupaten/kota dalam menyusun / merevisi PERDA Penanggulangan Bencana Narasumber: a. Sugiarto, SH, LLM Kepala Biro Hukum BNPB b. H. Muh. Zen Adv, M.Si. DPRD Prov. Jawa Tengah c. H. Taufik Urokhman Hidayat, Ketua komisi D DPRD Kab. Cilacap Fasilitator d. Banu Subagyo, praktisi PRB, di project DRR di project UNDP dan Oxfam e. Yovita Indriyati, dosen Fakultas Hukum Unika Soegiopranata f. Yosi Setiawan, Perancang Muda Per- UU, Kanwil Hukum dan HAM 21 orang peserta, dengan komposisi sbb.: 4 BPBD Provinsi Jawa Tengah, 10 BPBD Kabupaten/Kota, 2 orang anggota DPRD dari 2 Kabupaten, 3 Pusat Studi Bencana, 2 anggota Forum PRB 134

135 b. Kantor Perwakilan BPKP Jawa Tengah BPBD Provinsi JawaTengah bekerjasama dengan Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 27 Maret 2015, melakukan penandatanganan nota kesepahaman Nomor: 120.1/1154/ 2015 dan Nomor: MoU-31/PW11/2/2015, tentang Penguatan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik di Lingkungan Sekretariat BPBD Provinsi Jawa Tengah. Kerjasama yang akan dilaksanakan sesuai Nota Kesepahaman Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditandatangani oleh Para Pihak, adapun maksud dan tujuan kerjasama tersebut adalah: 1) Nota Kesepahaman Kerjasama ini dimaksudkan untuk dijadikan landasan bagi Para Pihak dalam rangka penguatan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Pihak Kesatu, guna mewujudkan hubungan yang saling menghormati, dengan mendasarkan pada itikad baik serta berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) Nota Kesepahaman Kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dalam rangka peningkatan perbaikan kinerja dan pelayanan publik menuju tata kelola pemerintahan yang baik, termasuk akuntabilitas pengelolaan dana APBN (Dana Siap Pakai, Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan Dana Penguatan Kelembagaan) di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah, dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki Para Pihak sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Gambar 18 Penandatanganan MoU dengan BPKP Jawa Tengah 135

136 c. Himpunan Mahasiswa BPBD Prov Jawa Tengah mengundang himpunan mahasiswa dan memfasilitasi penyelenggarakan seminar dan diskusi dalam rangka Menumbuhkan Budaya Pengurangan Risiko Bencana bagi Generasi Muda. Seminar ini dimaksudkan untuk menyelaraskan dan mensinergikan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Tengah melalui keterlibatan mahasiswa secara aktif dimasyarakat serta memberikan bekal pengalaman empiris bagi mahasiswa dalam memberikan bantuan dan pendampingan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Seminar ini dimanfaatkan untuk membuka upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan menggandeng mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat. Gambar 19 Seminar Menumbuhkan Budaya PRB bagi Generasi Muda d. Media Massa Media massa menripakan alat dan sarana penting dalam penyebarluasan informasi kebencanaan baik berupa himbauan, peringatan maupun informasi-informasi penting lainnya dalam rangka pendidikan kebencanaan bagi masyarakat. Pada tahun 2015, BPBD Jawa Tengah bekerjasama dengan beberapa media, antara lain 1) Televisi (TVRI Jawa Tengah, inews TV) 2) Radio (Sindo Trijaya FM, El Shinta, RRI Jawa Tengah) 3) Koran/Media Cetak (Suara Merdeka, Sindo, Tribun Jateng, Suara Banyumas) 136

137 Iklan Posko BPBD Kabupaten/Kota se Jawa Tengah Gambar 20 Iklan kebencanaan di media cetak 137

138 e. Rakor Dukungan Manajemen PB Tingkat Provinsi Biro Perencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memfasilitasi terlaksananya rakor perencanaan tingkat Provinsi. Rakor dilaksanakan pada tanggal Juli 2015, bertempat di Hotel Lor In Solo. Maksud dan tujuan rakor adalah untuk meningkatkan koordinasi dalam rangka sinergi sinkronisasi program dan kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana, sehingga terwujud: 1) sinergi dan sinkronisasi program/kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Pusat dan daerah 2) Pemantapan persiapan dalam rangka peringatan Puncak Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Jawa Tengah 3) Menyelaraskan upaya penanganan darurat di Pusat dan Daerah 4) Meningkatkan Kapasitas Pelaku Penanggulangan Bencana melalui Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana. Keberhasilan program dan kegiatan penanggulangan bencana dapat tercapai dengan kata kunci koordinasi, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota selaku first responder dalam PB. Rencana kerja pemerintah 2016 yang telah disusun dapat dijadikan pedoman dalam perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan di daerah. Penyelenggaraan penanggulangan bencana sebagai urusan bersama yang tidak dapat diselesaikan oleh satu atau dua sector pada seluruh bidang pemerintahan. Kerjasama lintas sektor, lintas bidang, dan wilayah untuk menangani kompleksitas dalam penanggulangan bencana, menjadi salah satu kunci keberhasilan upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Tengah secara komprehensif. 138

139 Gambar 21 Rakor Dukungan Manajemen PB Jawa Tengah 9. Prestasi dan Penghargaan PB 2015 a. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BNPB menyelenggarakan agenda rutin yaitu Rakornas dengan BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota se-indonesia pada tanggal 9-11 Maret 2015 di Hotel Bidakara, Jakarta, BPBD Prov. Jawa Tengah memperoleh beberapa kategori juara, yaitu: 1) Juara umum BPBD Provinsi Terbaik se-indonesia 2) Juara 1 BPBD Provinsi kategori perencanaan keuangan, dan kelembagaan. 3) Juara 1 BPBD Provinsi kategori penanganan darurat 4) Juara 1 BPBD Provinsi kategori rehabilitasi dan rekonstruksi 5) Juara 1 BPBD Provinsi kategori logistik dan peralatan 6) Juara 2 BPBD Provinsi kategori akuntabilitas b. Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tingkat nasional tahun 2015 dilaksanakan di Jawa Tengah dan dipusatkan di Kota Surakarta. Kegiatan diselenggarakan pada tanggal Oktober Pada kesempatan tersebut, BNPB menyelenggarakan event Tangguh Award. Pada kesempatan tersebut, BPBD Prov. Jateng memperoleh penghargaan sebagai juara website terbaik se-indonesia dan pengelolaan Pusdalops (Pusat Pengendalian dan Operasi) terbaik. 139

RENCANA UMUM PENGADAAN

RENCANA UMUM PENGADAAN RENCANA UMUM PENGADAAN Melalui Swakelola K/L/D/I SATUAN KERJA : PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN ANGGARAN : 2017 1 Penyusunan Pedoman dan Kebijakan Penyelenggara

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA BPBD PROVINSI JAWA TENGAH TA Tangguh. Tangguh Bencana

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA BPBD PROVINSI JAWA TENGAH TA Tangguh. Tangguh Bencana LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA BPBD PROVINSI JAWA TENGAH TA 2016 Tangguh Tangguh Bencana Jl. Imam Bonjol 1 F. Semarang 50141 Telp.(024) 3519904, Fax (024) 3519186, website: www.bpbdjateng.info,

Lebih terperinci

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja a. Program : Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018, Kementerian PPN/Bappenas memangkas prioritas nasional agar lebih fokus menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 204 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut Tahun 205 RINGKASAN EKSEKUTIF Tujuan dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

sebelum perubahan 12, Belanja Tidak Langsung 21, BELANJA PEGAWAI

sebelum perubahan 12, Belanja Tidak Langsung 21, BELANJA PEGAWAI URUSAN PEMERINTAHAN : 1.20. - OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, DAN KEPEGAWAIAN ORGANISASI : 1.20.15. - BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Halaman. 306

Lebih terperinci

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,262,024, BELANJA LANGSUNG 9,414,335,000.00

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,262,024, BELANJA LANGSUNG 9,414,335,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 3.08 Penunjang Urusan Pemerintahan Penanggulangan Bencana 3.08.01 Badan Penanggulangan Bencana Daerah KODE 00 00 5 00 00 5 1 00 00 5 1 1 BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG

Lebih terperinci

RENCANA JADWAL KEGIATAN TAHUN 2017 SEKRETARIAT BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

RENCANA JADWAL KEGIATAN TAHUN 2017 SEKRETARIAT BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH RENCANA JADWAL KEGIATAN TAHUN 07 SEKRETARIAT BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Lokasi Peserta (Orang) Narasumber Keterangan Sosialisasi Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN , ,00

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN , ,00 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN : 1.05. - KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ORGANISASI : 1.05.02. - BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan

Lebih terperinci

RENJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TAHUN 2017

RENJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TAHUN 2017 Kode Urusan Bidang Prioritas Provinsi Lokasi Indikator Kinerja Hasil Program Keluaran Kegiatan Hasil Kegiatan Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 01 URUSAN WAJIB

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 09 Organisasi / SKPD :.05.0. -BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Halaman dari.05. KETENTRAMAN, KETERTIBAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB II VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan Terlindung dari Ancaman Bencana. 2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1.

PERENCANAAN KINERJA BAB II VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan Terlindung dari Ancaman Bencana. 2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1. 2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1.1 Visi Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2016 adalah Masyarakat Gorontalo yang siaga dan terlindung dari ancaman bencana VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

RENCANA JADWAL KEGIATAN TAHUN 2017

RENCANA JADWAL KEGIATAN TAHUN 2017 RENCANA JADWAL KEGIATAN TAHUN 207 BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN Pelaksanaan Kegiatan No Kegiatan Narasumber Keterangan Tanggal Lokasi Peserta (Orang) 2 3 4 Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Peralatan Bencana

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 0 Formulir RKA-SKPD. Urusan Pemerintahan :.0. - PERTANIAN Organisasi :.0.0. - Dinas Peternakan

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja BPBD Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja BPBD Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen Rencana Kerja (Renja) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tahun Anggaran 2018 sebagai sebuah Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah disusun sesuai

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3.03. Energi dan Sumber Daya Mineral Organisasi

Lebih terperinci

Matrik Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD BPBD Provinsi Banten Tahun 2014

Matrik Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD BPBD Provinsi Banten Tahun 2014 Matrik Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD BPBD Provinsi Banten SKPD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintahan

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1 TAHUN 2013 23 December 2013 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Meskipun

Lebih terperinci

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir BAB XXXVIII BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 732 Susunan Organisasi Unsur Pelaksana BPBD Terdiri Atas: a. Kepala Pelaksana; b. Sekretariat, terdiri atas: - 867

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Tabel V.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOGOR

Tabel V.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOGOR Tabel V.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOGOR Tujuan Sasaran Indikator Sasaran KODE Program dan Kegiatan

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran BELANJA LANGSUNG NO URUSAN PROGRAM / KEGIATAN 1 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1. Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran 01. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 02. Penyediaan Makanan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku Buku Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ini dapat diselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan. Buku ini menggambarkan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Renja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2017 adalah :

BAB I PENDAHULUAN Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Renja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2017 adalah : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen Rencana Kerja (Renja) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tahun 2017 sebagai sebuah Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun sesuai dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 05 Formulir RKA-SKPD. Urusan Pemerintahan :.. - KETAHANAN PANGAN Organisasi :..0. - Badan

Lebih terperinci

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014 DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABATEN PEMERINTAH KABATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG : GABUNGAN Hal 1 / 8 00001 Program Pelayanan BLUD APBD Prop Dana 1 119010101 Penyediaan jasa

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TA. 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TA. 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, taufik dan hidayahnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Penanggulangan Bencana

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 PAPARAN SEKRETARIS DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, 19 Januari 2017 Struktur Organisasi

Lebih terperinci

Tabel 2.3 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2013 Kabupaten Bogor

Tabel 2.3 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2013 Kabupaten Bogor Tabel 2.3 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2013 Kabupaten Bogor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Rancangan Awal RKPD Pagu Lokasi WAJIB I Program Pelayanan Administrasi Cibinong Terwujudnya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 015 I. LATAR BELAKANG Sejarah kebencanaan di Kabupaten Boyolali menunjukkan,

Lebih terperinci

a. Visi Masyarakat Kabupaten Aceh jaya Tangguh Menghadapi Bencana Yang Didukung Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa

a. Visi Masyarakat Kabupaten Aceh jaya Tangguh Menghadapi Bencana Yang Didukung Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa PERENCANAAN STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA R encana Strategis sebagaimana yang tertuang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang berorintasi pada

Lebih terperinci

73. SKPD : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

73. SKPD : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 73. SKPD : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH No Daerah, dan A BELANJA TIDAK LANGSUNG 1 BELANJA HIBAH 1) Belanja Bantuan Sosial Terbantunya korban di seluruh wilayah kab. Temanggung Wilayah Kab. Temanggung

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Halaman : 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2017 Formulir RKA-SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2.02. - Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Lebih terperinci

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BARITO KUALA

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BARITO KUALA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BARITO KUALA I. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA BPBD BPBD Kab. Barito Kuala lahir berdasarkan. UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lebih terperinci

SKPD : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

SKPD : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Kode Program/ Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 0 BIDANG URUSAN OTONOMI Peningkatan Peningkatan DAERAH, PEMERINTAHAN Pembangunan Uoaya Mitigasi UMUM, ADMINISTRASI Infrastruktur

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 19/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah POPULASI PENDUDUK DI JAWA TENGAH SEBANYAK 33.270.207 JIWA JUMLAH PMKS SEBESAR 5.016.701 JIWA / 15,08 % DARI PENDUDUK JATENG PERINCIAN : KEMISKINAN 4,468,621

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi BPBD BPBD Kabupaten Bandung sebagai salah satu instansi dari Pemerintah Kabupaten, dalam menetapkan visinya tentu harus mengacu kepada

Lebih terperinci

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT Sesuai UU No: 24 Thn 2007 Pasal 4, Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki tugas : 1. Menetapkan pedoman dan

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : 1 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 Formulir DPA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.0. ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO 1. Instansi : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto 2. Unit Kerja : Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 8 Tahun 2015 31 Desember 2015 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

Lampiran : Tabel 18. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Lampiran : Tabel 18. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Lampiran : Tabel 18. Rencana, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif 20112013 No Sub I Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan 1 Koordinasi

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : 1 DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 Formulir DPPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 1.21. - KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATAKERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KEPALA BADAN KEPALA PELAKSANA JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK

KEPALA BADAN KEPALA PELAKSANA JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK LAMPIRAN If : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN-BADAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BAGAN STRUKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pembentukan,

Lebih terperinci

URUSAN PEMERINTAHAN : ORGANISASI :

URUSAN PEMERINTAHAN : ORGANISASI : LAMPIRAN I.2 : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2014 TANGGAL : 11 AGUSTUS 2014 PEMERINTAH PROVINSI BALI RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASISI, PENDAPATAN, BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia dianggap sebagai titik sentral dalam proses pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan dikendalikan oleh sumber

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah (bpbd) Tahun 2017 Kabupaten Sidoarjo

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah (bpbd) Tahun 2017 Kabupaten Sidoarjo Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah (bpbd) Tahun 2017 Kabupaten Sidoarjo Total Anggaran Usulan SKPD Rp. 12.391.853.00 Total Anggaran Usulan Kec : Rp. Total APBDKAB

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Halaman : 1 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2017 Formulir DPA-SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3.04. - Perindustrian Organisasi :

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Untuk mencapai Visi dan Misi BPBD Kabupaten Bandung, maka perlu dilakukan kebijakan operasional dalam bentuk

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG DUNIA USAHA TANGGUH BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BUPATI KARANGANYAR, ESA Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 Format : Ap/Lap-01 SKPD : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Bulan : Juli Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 Format : Ap/Lap-01 SKPD : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Bulan : Oktober Triwulan

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI SKPD Visi BPBD Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari kondisi lingkungan internal dan eksternal serta kedudukan, tugas dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp)

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp) DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017 1Halaman : 1 Formulir DPA-SKPD Urusan Pemerintahan Organisasi : 2.03. - Lingkungan Hidup :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH

PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI -1- : 1.20. - OTDA, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN : 1.20.13. : - Badan Koordinasi Wilayah III 1.20.1.20.13.00.00.4.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TAHUN 2018

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TAHUN 2018 Lampiran Keputusan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang Nomor : 188.4/ /KEP/35.07.206/2018 Tentang Indikator Kinerja Individu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Bidakara Hotel Jakarta, 9 Maret 2014 PROGRAM DALAM RENAS

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016 Kata Pengantar enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 Format : Ap/Lap-01 SKPD : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Bulan : September

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017 Halaman : 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017 Formulir RKA-SKPD Urusan Pemerintahan : 2.03 - Lingkungan Hidup Organisasi : 2.03.01

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci