PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR LUBUK BUAYA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR LUBUK BUAYA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG JURNAL"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR LUBUK BUAYA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG JURNAL SRI WAHYUNI NIM: Pembimbing I Pembimbing II Erna Juita, S.Pd, M.Si Rika Despica, S.Pd, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

2 Environmental Health Management Lubuk Buaya Market District of Koto Padang by : Sri Wahyuni* Erna Juita** Rika Despica** *Geography Education Department of STKIP PGRI Sumatera Barat ** Lecturer at Geography Education Department of STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Inin study aims to describe and analyze on Environmental Health Management Market Buaya Lubuk Tangah Koto Padang Subdistrict, in terms of : 1 ) Management of the availability of a place or a means of waste disposal, 2 ) Management of the cleanliness of the place los traders, 3 ) The participation of traders in hygiene bins, 4 ) The government's efforts in the availability of parking. This type of research used in this study is a qualitative analysis of research in the area of market research sites Lubuk Buaya district. Tangah Koto Padang while the information in this study is the office manager of Buaya Lubuk market district. Tangah Koto Padang, and there are 14 merchants using the techniques of documentation, observation, and interview data accuracy is tested by using purposive sampling technique that consists of data reduction and conclusions The results showed that: the management of environmental hygiene market Lubuk Buaya district. Tangah Koto Padang is ( 1 ) Management of the availability of a place or a means of waste disposal such as boots, masks and small carts and bins are already available, but the clerk uses these tools are used at a particular time, garbage collection has also been carried out by the janitor market. ( 2 ) Management of the cleanliness of the place los traders have been implemented by the merchant and place it in the wake los government of 1981 as many as 92 plots the store but there are contracted status. ( 3 ) The participation of traders in the cleanliness of garbage just to participate in cleaning up trash alone is by way of cleaning up trash after they sell and they are worn in the payment of hygiene ( parrots ). ( 4 ) The business of government in the management of the parking lot in this market is not really a market agency managers who manage, but which manages the market parking lot to do with parking or transportation agencies called UPTD Keywords: Environmental Health Management Market PENDAHULUAN Di Indonesia pertambahan penduduk semakin hari semakin meningkat, dimana masyarakat sangat membutuhkan pasar untuk tempat mendapatkan segala kebutuhan hidup mereka, pengelolahan lingkungan pasar bertujuan untuk tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan pasar itu sendiri, salah satunya dari berbagai sistim yang terkait, prosedur hubungan sosial dan infrastuktur dimana usaha penjual, barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. 1

3 Banyak masyarakat atau orang sangat membutuhkan tempat berbelanja untuk mencari bahan pangan,sandang,dan papan untuk keperluan kelangsungan hidup manusia, Indonesia merupakan negara yang sedang berkemban. Oleh sebab itu, tidak terlepasdari masalah yang dihadapisalah satunya masalah kebersihan lingkungan pasar.masalahkebersihan lingkungan pasar cendrung meningkat apabila tidak dapat perhatian khusus dan kepedulian yang tinggi dari masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan bernegara masyarakat berkewajiban menjaga kebersihan lingkungan.berdasarkan undang-undang lingkungan hidup no 23 tahun 1997 tentang pengelolahan lingkungan hidup yang berdefenisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri,kelangsungan perkembangan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Efrida, 2012). Dalam pengertian sederhana, pengertian pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan arti pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang. Adapun defenisi pasar adalah sebagai mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual (Gunadarma, 2012). Mekanisme tersebut jangan hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian berpisah, tetapi lebih dari itu harus dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian,yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang diperjualbelikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi, dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin. Disamping itu untuk kelangsungan dalam suatu pasar tersebut mempunyai beberapa syarat-syarat berdirinya suatu pasar yaitu:(a) Ada tempat untuk berniaga, (b) Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan, (c) Terdapat penjual barang tertentu, (d) Adanya pembeli barang, (e) Adanya hubungan dalam transaksi jual beli.(gunadarma, 2012). Padang merupakan ibu kota dari Sumatera Barat, dipadang banyak terdapat pasar tradisional contohnya pasar Raya, pasar Banda Buek, pasar Tabing, pasar Alay, pasar Pagi dan sebagainya. Pasar sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia, perkembangan pasar akan meningkatkan penghasilan,akan tetapi perkembangan dan pengelolahan kebersihan lingkungan pasar tersebut bukanlah hal yang sangatmudah.untuk perkembangan dan pengelolahan lingkungan pasar ini banyak factor-faktor yang mendorong untuk kelangsungan pasar tersebut.ada beberapa faktor menentukan suatu daerah baik atau tidaknya berkembangnya suatu pasar tersebut, yaitu adanya kebebasan bergerak dalam arti melakukan perjalanan kelengkapan sarana transportasidan faktor alam. Menurut Ihsan dalam Efrida (2012), sedangkan pasar itu merupakan sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar.sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi jika kegiatan distribusi tidak berjalan lancar.untuk memperlancar kegiatan distribusi di pasar maka pasar dilengkapi oleh beberapa unsur pengelola pasar yang terdiri dari kepala 2

4 pasar, sekretaris, bendahara, bagian ketertiban serta bagian pemeliharaan. Selain itu bukan hanya pengelolahan tempat saja,tetapi pengelolahan kebersihan lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap berdirinya pasar tersebut.berdasarkan observasi sebelumnya, pengelolahan di pasar Lubuk Buaya kecamatan Koto Tangah Padang kurang terancang dengan baik, salah satunya letak suatu pedagang dengan tukang parkir yang tidak teratur dan pasar tersebut tidak rapi dan bersih dilihat apalagi terjadinya hujan. Pasar lubuk buaya memiliki luas tanah dan luas bangunan 3168 meter persegi.jumlah para pedagang di pasar Lubuk Buaya berdasarkan data, dahulu sebanyak 100 orang pedagang, sedangkan jumlah para pedagang sekarang sebanyak 200 orang pedagang (Unit Pasar Tingkat Daerah pasar Lubuk Buaya, 2012). Pasar lubuk buaya termasuk pasar tradisional, dimana dibangun oleh pihak pemerintah dan swadaya masyarakat, dan tempat usaha dapat berupa toko, kios, serta tenda yang menyediakan barang-barang konsumen sehari-hari, disini adanya trnsaksi jual beli terjadi setiap hari akan tetapi, yang ramai terjadinya transaksi jual beli tersebut terjadi pada hari Rabu dan Minggu atau sering disebut hari balay (nama hari pasar), masyarakat banyak membeli bahan-bahan pangan, sandang, dan papan ini untuk kelangsungan hidup manusia, kadang-kadang masyarakat datang dari berbagai tempat seperti Tabing, Tunggul hitam, Ulak karang dan lain-lain. Pengelolaan sampah dipasar lubuk buaya sudah berjalan dengan baik, namun ketersediaan tempat dan sarana seperti tempat sampah hanya satu terdapat di pasar Lubuk Buaya, sementara itu pedagang membuang sampah hanya pada tempat dia berjualan saja danmasih banyak terdapat tumpukan sampah yang masih bertebaran di tempat para pedagang berjualan, terutama pedagang sayur dan tempat pedagang kaki lima, sementara itu petugas kebersihan pasar tersebut mengambil sampah dilakukan pada malam hari. Keberadaan keteraturan tempat los ikan, daging dan ayam sudah teratur letaknya dengan baik, namun pengelolaan kebersihan tempat los tersebut kurang bersih salah satunya tempat pedagang ayam, apalagi terjadinya hujan, tempat ini becek, kotor dan bau, sementara itu pedagang kurang menyadari akan keikutsertaannya dalam mengelolah sampah, pedagang hanya mementingkan daganganya dan setelah habis barang dagangannya lalu mereka pergi dan membiarkan sampah mereka tertumpuk, seharusnya para pedagang setelah berjualan, lalu mereka bersihkan dan sampah tersebut mereka buang pada tempat sampah yang telah disediakan oleh pengelola dinas pasar. Berdasarkan observasi sebelumnya keberadaan pengelolaan tempat parkir sangat tidak teratur, dan banyak masyarakat mengatakan dahulu pemerintah telah menyediakan tempat parkir tersebut, tetapi keadaan tempat parkir tersebut sekarang sudah menjadi tempat pedagang kaki lima sehingga tempat parkir sekarang berada ditepi jalan. tempat yang berdiri disembarangan mengakibatkan pengelolaan pasar Lubuk Buaya tersebut terlihat tidak bersih disebabkan kurang teraturnya antara tempat pedagang dan tempat parkir. Permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang METODOLOGI PENELITIAN Moleong (2010), menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak 3

5 mengadakan perhitungan atau mengunakan angka-angka. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tidak termaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya pengelolaan lingkungan pasar secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama: pengelolaan ketersediaan tempat atau sarana pembuangan sampah di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang sudah tersediaseperti tempat bak sampah, gerobak kecil dan lain sebagainya, akan tetapi di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang ini kalau ketersediaan tempat sampa sememtara kepada para pedagang belum tersedia, pedagang kadang-kadang hanya menyediakan karung untuk sisa dagangannya, kemudian para petugas kebersihan yang mengambil tumpukan sampah yang telah dikumpulkan oleh masing-masing pedagangdan sistim pengangkutan sampahnya, pertama sesudah pedagang berjaualan mereka letakkaan sisa dagangannya di samping tempat mereka berjualan, setelah itu baru diangkut dengan gerobak kecil oleh petugas kebersihan pasar setelah sampah diambil ke tempat-tempat pedagang satu persatu lalu diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Hampir seluruh pasar tradisional di Indonesia masih bergelut dengan masalah internal seperti buruknya menajemen pasar, sarana dan prasarana yang masih sangat minim, menjadi target penerimaan retribusi, menjamurnya pedagang kaki lima (PKL), dan minimnya bantuan permodalan (poesoro, 2007), menurut Kuncoro (2008), permasalahan umum yang dihadapi pasar tradisional adalah sebagai berikut: a. Banyaknya pedagang yang tidak tertampung di pasar b. Sigma pasar yang mempunyai pesan kumuh c. Barang dagangan siap saji mempunyai kesan yang kurang higienis d. Pasar moderen yang tumbuh dan berkembang memiliki daya saing bagi pasar tradisional e. Rendahya kesadaran para pedagang untuk mengembangkan usahanya dan menempati tempat yang sudah ditentukan f. Status tanah yang tidak jelas, sebagai tanah berstatus milik pemerintah daerah dan sebagian berstatus milik pemerintah desa g. Banyaknya pasar yang tidak beroperasi secara maksimal, karena adanya pesaing pasar lain sehingga perlu pemanfaatan lokasi secara efektif h. Masih rendahnya pedagang dalam menyadari retribusi i. Masih adanya pasar yang beroperasi hanya pada hari pasar Namun demikian keberadaan pasar tradisional di Indonesia memiliki nilai yang sangat strategis, menurut Kuncoro (2008), nilai strategis pasar tradisional terlihat dari besarnya jumlah pedagang tradisional yang berjumlah 12 juta pedagang, kemudian adanya kenyataan bahwa pasar tradisional merupakan pasar yang paling sering dikunjungi oleh pembeli dimana masyarakat Indonesia melakukannya kurang lebih 25 kalin dalam sebulan, adanya kemudahan akses bagi pemasok kecil bagi petani serta terjadi keunggulan dimana terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli, kualitas barang yang segar serta lokasi pasar tradisional yang dekat dengan masyarakat. 4

6 Kedua: pengelolaan kebersihan tempat los pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang sudah terancang dengan baik, akan tetapi pengelolaan di tempat pedagang los ikan tidak tersedia tempat sampah, para pedagang meletakkan kotoran ikan mereka di samping mereka berjualan, itu pun tidak ada keranjang tapi hanya mereka buang di lantai, sehingga keadaan kebersihan tempat los ikan tersebut terlihat tidak bersih dan bau. Pada tahun 1981 pengelola membangun tempat los di pasar ini sebanyak 92 petak toko, dimana terdapat 56 petak batu dan pada tahap II yaitu pada tahun 1993 terdapat 40 petak toko di tambah dengan meja batu 40 petak, los daging 20 petak, los ikan 24 petak, dan los ayam 30 petak. Dimana yang memiliki tempat los ini tetap pemerintah tetapi statusnya ada yang mengontarak, apabila para pedagang ini tidak mentaati peraturan yang telah diberikan oleh dinas pasar seperti tidak membersihkan sisa mereka berjualan maka mereka diberi sangsi pertama-tama para pedagang itu ditegur terlebih dahulu kemudian di beri sangsi ringan, intinya ada lah dinas pasar memberikan sangsi kepada pedagang yang tidak mentaati peraturan yang telah diberikan. Peraturan menteri dalam negeri republik Indonesia nomor 20 tahun 2012 tentangpengelolaan dan pemberdayaan pasar tradisional mengatakan bahwa untuk mendorong pasar tradisional mampu berkopetensi dan berdaya saing dalam pusat perbelanjaan dan toko modern diperlukan pengelolaan dan pemberdayaan pasar tradisional secara profesional yang memiliki tujuan (a) menciptakan pasar tradisional yang tertib, aman, bersih, dan sehat. (b) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (c) menjadikan pasar tradisional sebagai penggerak perekonomian daerah dan (d) menciptakan pasar tradisional yang berdayua saing dengan pusat perbelanjaan dan toko moderen. Seperti yang telah ditetapkan pada pasal 6 ayat 1 adanya perencanaan fisik yang meliputi penentuan lokasi, penyediaan fasilitas bangunan dan tata letak pasar dan sarana pendukung adalah: 1. Fasilitas bagunan dan tata letak pasar seperti bangunan toko, kios, dan los dibuat berdasarkan ukuran standar ruang tertentu 2. Petak atau blok dengan akses penunjang kesegala arah 3. Percahayaan dan sirkulasi udara yang cukup 4. Penataan toko, kios dan los berdasarkan jenis barang daganganya 5. Bentuk bangunan pasar tradisional selaras dengan karakteristik budaya daerah Ketiga: Keikutsertaan pedagang dalam kebersihan sampah di pasar Lubuk Buaya Padang. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa umunya pedagang makanan dan sayur sampah mereka masukan ke dalam karung kemudian dibiarkan saja sampahnya di tepi tempat berjualan. Tempat sampah sementara seperti kardus, karung, dan ember merupakan sarana yang sangat efektif bagi pedagang dalam proses pengumpulan sampah untuk mengetahui sejauh mana kepedulian pedagang dalam menyediakan tempat sampah sementara seperti kardus, karung dan tong. Dengan adanya tempat sampah sementara mempermudah petugas kebersihan membersihkan pasar, sampah-sampah yang ada ditempat sampah sementara dapat langsung dipindahkan kedalam gerobak untuk langsung dibawa ke truk kountainer pengangkut sampah sehingga petugas tak perlu susah menyapu sampah-sampah yang berserakan di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang. Keikutsertaan pedagang juga terlihat dari kepatuhan seluruh pedagang 5

7 dalam membayar uang retribusi (Beo) sebesar 2000/lapak. Hal ini sesuai dengan pendapatan Baratha dalam Efrida (2012) bahwa lingkungan mula-mula secara umum diartikan hannyalah sebagai tempat tinggal, tetapi pengertian lingkungan sebenarnya mempunyai makna luas. Lingkungan hidup meliputi segala apa saja, baik itu benda mati maupun benda hidup yang ada disekitar tempat kita, baik secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi hidup maupun kehidupan. Keempat: Usaha pemerintah dalam ketersediaan tempat parkir pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang, pada umumnya para pedangang mengatakan bahwa pengelolaan tempat parkir di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah tidak terancang dengan baik atau bisa dikatakan kurang teratur, karena yang mengatur tempat parkir tersebut bukan dinas, melainkan yang mengatur tempat parkir tesebut ada kaitannya dengan dinas perhubungan perpakiran. Pasar dapat dibedakan menadi dua yaitu pasar tradisional dan pasar moderen. Pasar tradisional merupakan salah satu infrastruktur ekonomi bagi kabupaten dan ikut serta mendukung keberhasilan otonomi daerah tetapi pada kenyataannya pasar tradisional secara kwalitas maupun kwantitas masih kalah jauh dengan pasar moderen. Kondisi demikian memerlukan peranan dinas pasar dalam mengelola dan membina pasar tradisional. Bagaimana peranan dinas pasar dalam mengelola dan membina pasar daerah untuk dapat terwujudkan tujuan pengelolaan pasar dan tempat berjualan pedagang (Fattah, 2008). Peranan dinas pasar dalam mengelola pasar daerah yaitu memberikan tata pemberian ijin, melaksanakan standarisasi pasar, melaksanakan ketentuan retribusi dan pemeliharaan pasar sedangkan dalam membina pasar daerah, dengan mengunakan standar pelayanan publik, meningkatkan pengetahuan pedagang, meningkatkan disiplin pedagang dan meningkatkan keamanan dan kebersihan pasar. Secara umum peranan dinas pasar tersebut sudah baik dan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2004 tentang pengelolaan pasar dan tempat penjualan pedagang. Solusi agar pelaksanaan pengelolaan dan pembina pasar daerah bisa berjalan dengan baik adalah memperbaiki fasilitas, melakukan pendataan ulang data pasar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian wawancara yang telah dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan ketersediaan sarana dan prasarana yang disediakan oleh dinas pengelola pasar sudah tersedia seperti tempat sampah, sapu, dan alat bantu lainnya,akan tetapi satu yang tidak ada disediakan oleh dinas pasar seperti tempat sampah sementara. 2. Pedagang yang berjualan di sekitar los ayam, ikan, dan daging di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang mereka memanfaatkan sampah/kotoran dari mereka berjualan, mereka manfaatkan untuk makanan ternak lele akan tetapi ketersediaan. 3. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa umunya pedagang makanan dan sayur sampah mereka masukan ke dalam karung atau ember, kemudian mereka biarkan saja sampah mereka di tepi tempat mereka berjualan karena mereka dikenakan uang retribusi (beo) sebesar 2000/lapak. 4. Pengelolaan tempat parkir di pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah tidak terancang dengan baik atau bisa dikatakan kurang teratur, karena yang mengatur tempat parkir tersebut bukan dinas, melainkan yang 6

8 mengatur tempat parkir tesebut ada kaitannya dengan dinas perhubungan perpakiran. Saran 1. Kepada dinas pengelola pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah untuk mensolisasikan, kepada pedagang agar lebih memperhatikan kebersihan pasar. dan kepada dinas pengelolaan memberikan tempat sampah sementara pada tiap-tiap pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang. 2. Seluruh pedagang pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang agar ikut serta dalam menjaga kebersihan pasar terutama disekitar tempat mereka berjualan. 3.Penelitian lanjutan tentang pasar Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang. Moleong Metdologi Penelitian kuantitatif. Bandung. Remaja Rusdakarya. Sejati, Kuncoro Pengelolaan Sampah Terpadu Dengan Sistim Node, Sub Poin da Cebter Poin. Yogyakarta: Kanisius. Slamet, S. J Kesehatan Lingkungan. Yogyaarta: Gajah Mada University Press. Soemirat, Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. DAFTAR PUSATAKA Gunadarma Elearning. Ac.Id/ Pokok-pokok pengertian pasar. Diakses 17 Maret Efrida, Ade Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Pasar di Kenagarian Aur Kunng Kabupaten Pasaman Barat. Padang. STKIP PGRI. Skripsi. Fatah, Sanusi, dkk Ilmu Pengetahuan Sosial SMP /MTsN kelas VIII. Jakarta. Pendidikan Nasional. Hermanto Pengelolaan Sampah Kota Padang (Studi Kasus Pada Loasi Pembuangan Air Dingin). Padang. Fis UNP. Skripsi. Karim, Ihsan Konsep Dan Pemaknaan Tentang Pasar. Padang Fis UNP. Skripsi. 7

STUDI KEBERSIHAN PASAR INPRES BALAI SELASA DI NAGARI KOTO NAN IV KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN

STUDI KEBERSIHAN PASAR INPRES BALAI SELASA DI NAGARI KOTO NAN IV KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN STUDI KEBERSIHAN PASAR INPRES BALAI SELASA DI NAGARI KOTO NAN IV KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN Medis jufri mansyah, 1 Slamet Rianto, M.Pd, 2 Yuherman, S.P, M.Pd. 3 1. The geografhy

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BUDAYA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PASAR MANDAU KELURAHAN DURI TIMUR KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS JURNAL

BUDAYA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PASAR MANDAU KELURAHAN DURI TIMUR KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS JURNAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PASAR MANDAU KELURAHAN DURI TIMUR KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS JURNAL SEPTIANA NIM.09030073 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Dasrizal,

Lebih terperinci

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY 0 STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY Elsa Yoranda*, Drs. Helfia Edial**, Elvi Zuriyani**, *) Student of

Lebih terperinci

PENNGELOLAAN SAMPAH DI PASAR ALAI KELURAHAN ALAI PARAK KOPI KECAMATAN PADANG UTARA ABSTRACT

PENNGELOLAAN SAMPAH DI PASAR ALAI KELURAHAN ALAI PARAK KOPI KECAMATAN PADANG UTARA ABSTRACT PENNGELOLAAN SAMPAH DI PASAR ALAI KELURAHAN ALAI PARAK KOPI KECAMATAN PADANG UTARA Oleh Hilda Ramadhani *, Dasrizal **, Yeni Erita ** * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENDAHULUAN Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita**

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita** STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM JURNAL DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH AIR DINGIN BAGI LINGKUNGAN MASYARAKAT AIR DINGIN KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM.11030250 PROGRAM

Lebih terperinci

SISTIM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR DI KENAGARIAN UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT

SISTIM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR DI KENAGARIAN UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT SISTIM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR DI KENAGARIAN UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT 1 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG Oleh: Risa Okwani*, Slamet Rianto**, Yuherman** Mahasiswa Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

Keywords: Perception, management, place of selling, parking lots, landfills and tools

Keywords: Perception, management, place of selling, parking lots, landfills and tools 1 PERSEPSI PEDAGANG TENTANG PENGELOLAAN PASAR BANDAR BUAT KELURAHAN BANDAR BUAT KECAMATAN LUBUK KILANGAN Davit Iryanto 1, Rozana Eka Putri 2, Rika Despica 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

BABHI ANALISA PEMBANGUNAN DAN PENATAAN PASAR BAWAH

BABHI ANALISA PEMBANGUNAN DAN PENATAAN PASAR BAWAH 23 BABHI ANALISA PEMBANGUNAN DAN PENATAAN PASAR BAWAH 3.1. Analisa Fungsional Pasar Pasar secara fungsional merupakan tempat transaksi jual beli barang-barang sekunder maupun barang primer, tempat bongkar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA 21 Desember 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 2/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Arti Judul Redesain adalah sebuah proses perencanaan dan perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PENGATURAN MINI MARKET PENGELOLA JARINGAN USAHA Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung yang ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli dan terjadi proses tawar-menawar.

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 ASAM JUJUHAN KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 ASAM JUJUHAN KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 ASAM JUJUHAN KABUPATEN DHARMASRAYA Moni Erlina 1, Slamet Rianto 2, Loli Setriani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Terkait Objek Perancangan Setiap manusia sangat membutuhkan kebutuhan sandang dan pangan dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, pasar tradisional semakin tergeser keberadaannya oleh pasar moderen. Di kota besar, pasar tradisional dianggap sebagai tempat untuk konsumen kalangan menengah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK Oleh Risnawati Fitri Program Studi Pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Barat fitririsnawati@gmail.com Abstract This study aims to describe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut yang tercantum didalam. UUD 1945 dan rencana pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. tercapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut yang tercantum didalam. UUD 1945 dan rencana pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional pada dasarnya diupayakan untuk menciptakan masyarakat madani yang berperadaban modern, adil dan makmur. Oleh karena itu perlu adanya komitmen

Lebih terperinci

PARTISIPASI SISWA DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 2 LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM JURNAL ARIF ARISMAN

PARTISIPASI SISWA DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 2 LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM JURNAL ARIF ARISMAN PARTISIPASI SISWA DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 2 LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM JURNAL ARIF ARISMAN 08030214 Pembimbing I Pembimbing II Yeni Erita M.Pd Iswandi

Lebih terperinci

PERSEPSI PEDAGANG TENTANG KONDISI PASAR RAYA TIMUR DI KOTA PADANG. Oleh :

PERSEPSI PEDAGANG TENTANG KONDISI PASAR RAYA TIMUR DI KOTA PADANG. Oleh : PERSEPSI PEDAGANG TENTANG KONDISI PASAR RAYA TIMUR DI KOTA PADANG Oleh : Ateng 1), Slamet Rianto, M.Pd 2)., Nefilinda, S.E.,M.Si 3) Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

SKRIPSI. ANALISIS TENTANG TANGGUNG JAWAB PEMBUANGAN SAMPAH PADA USAHA KECIL DI PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan) OLEH

SKRIPSI. ANALISIS TENTANG TANGGUNG JAWAB PEMBUANGAN SAMPAH PADA USAHA KECIL DI PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan) OLEH SKRIPSI ANALISIS TENTANG TANGGUNG JAWAB PEMBUANGAN SAMPAH PADA USAHA KECIL DI PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan) OLEH SITI ALAWIYAH NASUTION 090502145 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN

Lebih terperinci

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan

Lebih terperinci

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 58 BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 5.1 Kondisi Bangunan Fisik Pasar Tradisional di Kota Bogor Berdasarkan pada hasil penelitian dilapangan, kondisi bangunan fisik pasar tradisional yang terdapat

Lebih terperinci

2014 DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

2014 DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan dalam suatu wilayah mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak hanya berfokus pada sumber daya manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

Partisipasi Perajin Batik Dalam Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di Kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta

Partisipasi Perajin Batik Dalam Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di Kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta Partisipasi Perajin Batik Dalam Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di Kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 76 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Palmerah merupakan salah satu pasar tradisional di Jakarta Pusat yang terletak di kawasan ramai dengan fungsi sebagai titik transit moda angkutan umum dari sarana

Lebih terperinci

By : Mega Permata Sari*, Yeni Erita, M.Pd** dan Azhari Syarief, M.Si**

By : Mega Permata Sari*, Yeni Erita, M.Pd** dan Azhari Syarief, M.Si** JURNAL Peoples behavior in Maintaining Environmental Cleanliness Attractions Root Bridge in South Coastal District of Bayang By : Mega Permata Sari*, Yeni Erita, M.Pd** dan Azhari Syarief, M.Si** * Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1 PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1 Oleh Anwar Rinjani, Alpa Laeli, Lusy Beliana S, M. Denis Juliansyah, Ulpah Mardiani dan Wilda Yustiadini 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

KEBERADAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIJUNJUNG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI SIMPANG TANAH BADANTUANG JORONG GANTING NAGARI SIJUNJUNG

KEBERADAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIJUNJUNG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI SIMPANG TANAH BADANTUANG JORONG GANTING NAGARI SIJUNJUNG KEBERADAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIJUNJUNG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI SIMPANG TANAH BADANTUANG JORONG GANTING NAGARI SIJUNJUNG Oleh : *Retri dhanila, Erna Juita, S.Pd., M.Si**Farida,

Lebih terperinci

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker KONDISI SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS DI NAGARI KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Yelly Nopitri 1, Erna Juita 2, Rika Despica 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional di Indonesia masih merupakan wadah utama masyarakat dalam membeli suatu kebutuhan, karena dalam pasar inilah sesungguhnya perputaran ekonomi

Lebih terperinci

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta Lampiran 1 KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : Jl. RT./ RW. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta 3. Status gender : 1. Lelaki / 2. Perempuan 4.

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

KUESIONER UNTUK PEDAGANG Lampiran 1 KUESIONER UNTUK PEDAGANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN PARTISIPASI PEDAGANG UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH DI BASEMENT PASAR PETISAH KOTA MEDAN TAHUN 2012 I. Identitas Pedagang No.

Lebih terperinci

HAMBATAN DALAM UPAYA MENGELOLA SANITASI LINGKUNGAN PEMUKIMAN NELAYAN DI NAGARI PULAU RAJO INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN

HAMBATAN DALAM UPAYA MENGELOLA SANITASI LINGKUNGAN PEMUKIMAN NELAYAN DI NAGARI PULAU RAJO INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN HAMBATAN DALAM UPAYA MENGELOLA SANITASI LINGKUNGAN PEMUKIMAN NELAYAN DI NAGARI PULAU RAJO INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN Putri Permata Sari, Rio Tutri, Yuhelna Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar tradisional merupakan tempat (lokasi) bertemunya penjual dan pembeli yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola tawar-menawar

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR 5.1. Kebijakan Pengelolaan Pasar Tradisional Kota Bogor Terdapat tujuh buah pasar tradisional yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bogor untuk menunjang perekomomian dan memenuhi

Lebih terperinci

JURNAL KORI HARTATI NIM

JURNAL KORI HARTATI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) RANTI KHAILINDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya kekuatan ekonomi besar (multi coporate) tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya kekuatan ekonomi besar (multi coporate) tidak mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masuknya kekuatan ekonomi besar (multi coporate) tidak mungkin terbendung dalam ekspansi ekonomi dunia. Karena proyeksi pemberlakuan pasar bebas melalui AFTA membuka

Lebih terperinci

illryw Elvi Zuriyani,lV.Si s':

illryw Elvi Zuriyani,lV.Si s': STUDI KEHMUPAN PETANI PADI SAWAH SETELAH KOI{I{ERSI LAIIAN PERTANIAN MENJADI PERUMAHAN DI KELURAHAN LUBUK MINTURTTN KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG JURNAL odajufigrrscfiog*isahfi So*tqwatil*$*{aryeta{efr

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra ABSTRACT Mega Artha Ilahude "614409029", 2013. Copra Marketing Systems Analysis in Gorontalo regency (A Study in District Limboto). Department of Agribusiness Faculty of Agricultural Sciences, State University

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG an QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TAMIANG,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 (Studi: Partisipasi Masyarakat dalam Mensukseskan Bank Sampah Mandiri Di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota

Lebih terperinci

PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Dody Ariyantho Kusma Wijaya UPT-MKU Universitas Palangka Raya e-mail: doddyariantho@yahoo.co.id ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Indonesia, salah satunya di daerah Sumatera Barat. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya atau dengan perkataan lain bahwa pembangunan yang dilaksanakan tidak saja ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional menjadi topik yang menyulut perdebatan hangat di kalangan masyarakat. Liberalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pati merupakan suatu kota sebagai ibukota kabupaten yang dilalui jalur Pantura, hal ini membuat jalan utama terutama yang juga berfungsi sebagai jalur pantura

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar aktor dalam proses negosiasi dan resolusi konflik Pasar Kranggan Yogyakarta. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. antar aktor dalam proses negosiasi dan resolusi konflik Pasar Kranggan Yogyakarta. Seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alur konflik yang terjadi dalam proyek revitalisasi Pasar Kranggan Yogyakarta. Penelitian ini juga ingin mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana orang banyak beraktivitas setiap harinya.pasar merupakan salah satu tempat orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar yang merupakan tempat dimana pedagang (penjual) dan pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana masyarakat bisa menjual barang, jasa, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan kebiasaan berbelanja sebagai bentuk mencari suatu kesenangan adalah merupakan suatu motif berbelanja yang baru. Motivasi merupakan konsep yang dinamis dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan,

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan, politis dan lain-lainnya, tempat pembeli dan penjual (penukar tipe lain) saling bertemu

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan

Lebih terperinci

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 126 RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Ida Lailatul Musyarrofah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekreasi, membuka lapangan pekerjaan dan berbelanja. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN. berekreasi, membuka lapangan pekerjaan dan berbelanja. Pada mulanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam pasar terjadi suatu aktivitas interaksi sosial dan transaksi jual beli antar penjual dan pembeli. Pasar mempunyai fungsi yang sangat penting bagi setiap orang

Lebih terperinci

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar Judul : Efektivitas dan Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional terhadap Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar di Kota Denpasar Nama : I Kadek Dwi Perwira Putra NIM : 0906105039 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang berada pada kawasan pesisir pantai utara Jawa. Kota Semarang yang berada di pesisir pantai menempatkan penduduknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by:

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by: 1 MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by: Widia Putri Yeni*Erna Juita **Afrital Rezki Student of Education Geography, STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari komunitas lingkungan di sekitarnya. Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia hidup secara berkelompok

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG Oleh: Kurnia Dewi Putri Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

ANALISIS INDEKS KEPUASAAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN PEKALONGAN

ANALISIS INDEKS KEPUASAAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN PEKALONGAN ANALISIS INDEKS KEPUASAAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN PEKALONGAN Analysis Of Community Satisfaction Index Against Traditional Market Presence In The District Pekalongan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN Yulita Atik Marchita, Asih Widi Lestari Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang maupun jasa atas dasar pemenuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL), kemacetan lalu lintas, papan reklame yang

I. PENDAHULUAN. menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL), kemacetan lalu lintas, papan reklame yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota-kota di Indonesia pada umumnya memiliki persoalan dengan ruang publik, seperti persoalan parkir yang memakan tempat berlebihan ataupun memakan bahu jalan, masalah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya perpindahan kepemilikan (Tjiptono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan mendasar manusia dalam bertahan hidup adalah adanya pangan. Pangan merupakan sumber zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU Toti Indrawati dan Indri Yovita Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 28 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 28 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 28 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator

Lebih terperinci

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL DELI YARNI 10030190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR O l e h : R.B. HELLYANTO L 2D 399 247 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang mengapa dilakukannya Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, rumusan masalah, tujuan, metode yang akan digunakan dalam menghimpun data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional dan keramaian pembeli serta pedagang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional dan keramaian pembeli serta pedagang didalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Tradisional dan keramaian pembeli serta pedagang didalamnya merupakan dua hal yang kerap dijumpai, Di Indonesia Pasar tradisional telah mempunyai tempat tersendiri

Lebih terperinci

TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG

TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG Jeklin Bosawer 1, Pierre H.Gosal², & Esli.D.Takumansang 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi

Lebih terperinci