BAB I PENDAHULUAN. Berasal dari lingkungan yang berlatar belakang seni musik, terkadang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Berasal dari lingkungan yang berlatar belakang seni musik, terkadang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyajian Berasal dari lingkungan yang berlatar belakang seni musik, terkadang penyaji terbersit ingin belajar dan menekuni seni tradisi, hal ini karena rasa penasaran penyaji yang seringkali mendengarkan kesenian secara audio dan melihat pertunjukan disekitar lingkungan tempat penyaji tinggal. Maka lahir rasa ingin tahu yang mendorong penyaji untuk meneruskan jenjang pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Dalam proses jenjang pendidikan ini, penyaji merasa lebih memiliki bakat di bidang tarik suara dan akhirnya penyaji mengambil spesialisasi vokal dalam Kawih Wanda Anyar 1. Alasan penyaji memilih kompetensi utama vokal tersebut berangkat dari keseriusan penyaji dalam mempelajari lagu-lagu Kawih Wanda Anyar sebagai mata kuliah vokal. 1 Kawih kreasi Baru yang brkembang setelah kreativitas yang dilakukan oleh Mang Koko (H. Koko Koswara). 1

2 Saat penyaji menekuni bidang tersebut, muncul suatu pertanyaan sekaligus pernyataan dari salah satu dosen vokal yaitu Ibu Masyuning, M.Sn. beliau berkata: Santi, naha bet nyandak wanda anyar? Pami nyandak kawih wanda anyar mah kedah tiasa ngawihkeun lagu Gupay Lembur. ( Santi, kenapa membawa wanda anyar? Kalau membawakan kawih wanda anyar harus bisa menyanyikan lagu Gupay Lembur. ) Pernyataan beliau menjadi tantangan bagi penyaji untuk membawakan lagu tersebut kedalam materi penyajian karya seni dalam kompetensi utama kawih wanda anyar. Termotivasi oleh lagu Gupay Lembur yang memiliki makna rumpaka tentang perpisahan yang berlaraskan Salendro, akhirnya penyaji terinspirasi untuk membuat materi sajian dengan tema perpisahan. Berkaitan dengan hal tersebut, tema perpisahan di sini penyaji hubungkan dengan pengalaman pribadi yang mengangkat cerita tentang perjalanan penyaji yang akan menuntut ilmu, dimana penyaji meneruskan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Disatu sisi penyaji harus rela meninggalkan tanah kelahiran dan orang tua demi sebuah cita-cita, tetapi disisi lain muncul tekad yang kuat bahwa setelah penyaji mampu menyelesaikan hingga akhir, 2

3 penyaji kembali ke kampung halaman yang seakan-akan selalu memberikan lambaian untuk segera pulang dan mengabdi unuk memajukan daerah di mana penyaji dilahirkan. Dari pernyataan diatas, penyaji mencoba menyajikan suatu karya seni dengan kompetensi utama Kawih Wanda Anyar dengan judul GUPAY LEMBUR (Kalangkang lembur ting arulang ngajajap kuring miang, lembur ngagupayan nitah kuring mulang). 1.2 Tujuan Penyajian Penyajian Sekar Kawih Wanda Anyar selain bertujuan untuk kepentingan Tugas Akhir, penyajian ini bertujuan pula untuk : 1. Mengukur derajat kompetensi penyaji yang diperoleh dari hasil pembelajaran vokal Kawih Wanda Anyar di Jurusan Karawitan STSI Bandung; 2. Sebagai proses pengaplikasian pengetahuan dan potensi yang dimiliki penyaji; 3. Merealisasikan pertanyaan dan pernyataan Ibu Masyuning dengan menyajikan materi lagu Gupay Lembur. 3

4 1.3 Sumber Penyajian Sumber penyajian yang dijadikan sebagai bahan acuan penyaji, didapat dari hasil pengajaran baik didalam maupun diluar perkuliahan, diantaranya: 1. Buku Kumpulan Lagu Kawih Wanda Anyar sebagai acuan rumpaka dan notasi. 2. Audio MP3 sebagai acuan dalam berlatih menghafal lagu. Selain sumber penyajian berbentuk buku dan audio MP3, penyaji memiliki sumber acuan dari beberapa narasumber, diantaranya: 1. Oman Resmana, S.Kar, M.Sn. pengajar Sekar Kawih Wanda Anyar di Jurusan Karawitan. Dari beliau penyaji mendapatkan banyak pengetahuan dan keterampilan teknik-teknik vokal khusunya dalam Kawih Wanda Anyar, juga bagaimana membawakan dan menjiwai sebuah lagu yang dibawakan. Kemudian penyaji dituntut untuk dapat memainkan ornament 2 dalam sebuah lagu agar tercipta suatu nuansa yang berbeda dari lagu aslinya dengan catatan tidak terlalu menyimpang dari melodi pokoknya. Untuk mencapai teknik-teknik tersebut di atas maka diperlukan latihan olah vokal secara rutin, 2 Susunan nada-nada yang tetap (utuh) dan telah membaku. 4

5 maka dari itu beliau selalu memberikan latihan olah vokal yang jadwalnya pada setiap hari Jum at pukul hingga pukul Neneng Ratna Suminar (Neneng Dinar) pengajar dalam proses penyadapan. Dari beliau penyaji mendapatkan teknik menyuarakan, membawakan dan penjiwaan (ekspresi) dalam lagu serta permainan dinamika. 3. Ida Rosida pengajar dalam proses penyadapan. Dari beliau penyaji mendapatkan ilmu tentang kawih wanda anyar. Beliau mengatakan bahwa dalam menyanyikan lagu kawih wanda anyar memerlukan power yaitu volume yang menggunakan kekuatan vokal. Selain itu harus memperhatikan artikulasi, vibrasi, pengolahan valset (heas) dan sebagainya karena dalam Kawih Wanda Anyar tidak terlalu banyak ornament. 5

6 BAB II MATERI PENYAJIAN 2.1 Perangkat Penyajian Kawih adalah sekar yang terikat oleh wiletan 3, dalam istilah lain kawih disebut sekar tandak 4 (Arliani, 1984:8). Istilah kawih sudah lama dikenal oleh masyarakat Jawa Barat. Pengertian kawih identik dengan sekar yaitu seni suara vokal. Kawih = sekar = vokal = seni suara yang diwujudkan melalui suara manusia. Berdasarkan komposisinya, kawih dapat dibagi menjadi kawih tradisi dan kawih kreasi baru. Menurut Jakob Sumardjo dalam Pandi Upandi, bahwa kawih tradisi disebut juga lagu-lagu klasik. Lagu-lagu tersebut pada umumnya tidak diketahui penciptanya. Hal ini karena masyarakat zaman dulu tidak mengenal budaya tulis. Mereka mencipta dan mengajarkan kepada generasi berikutnya secara lisan dengan cara melihat, mendengar, meniru dan melakukannya. Lebih-lebih pada jenis seni pertunjukan yang beredar turun-temurun dilingkungan masyarakat pedesaan. Keberadaan satu jenis seni pertunjukan di masa lampau, dan kini tersebar di wilayah yang 3 Istilah lain dari matra, bar, mistura, atau gatra. 4 Sekar yang terikat oleh ketukan. 6

7 lebih luas dalam bentuk dan struktur yang berbeda-beda, disebabkan oleh pewarisan seni tersebut secara lisan, (Upandi, 2009 : 11). Adapun kawih kreasi baru adalah karya-karya baru yang bertitik tolak dari kawih tradisi. Salmun dalam buku Padalangan (1961) menyebut kawih kreasi adalah lagu raehan, atau lagu modern misalnya lagu Es Lilin karya Nyi Mursih, lagu Baju Beureum karya Amas Tamaswara, lagu Gegeringan karya Eutik Muchtar, dan lagu Wangsit Siliwangi karya Undang Suwarna, (Upandi, 2009 : 12). Menurut Tardi Ruswandi dalam Pandi Upandi, adapun kawih kreasi baru karya Mang Koko disebut Wanda Anyar dengan aransir pirigannya dikenal sebagai Gamelan Wanda Anyar, (Upandi, 2009 : 12). Pemunculan kreasi-kreasi baru karya Koko di tahun secara eksplisit mendominasi perkembangan karawitan Sunda khususnya dalam sekar gending 5. Ini menandakan bahwa pada jamannya tidak ada inovator lain yang menyainginya. Oleh sebab itu kemungkinan menempatkan Koko sebagai central figure pembaharu karawitan Sunda, sangatlah wajar 6. 5 Sekaran yang diiringi oleh gendingan. 6 Tardi Riswandi, Koko Koswara Pelopor Pembaharu Karawitan Sunda.Tesis Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan Jurusan Ilmu-ilmu Humaniora, Program Pasca Sarjana S2. Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada, 1995, hlm

8 Dalam hal perkembangan, semua cabang seni pertunjukan tradisional mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang berupa pembaharuan bentuk atau struktur, dan ada juga yang berupa penyimpangan dari patokanpatokan tradisi masa lampau. Namun demikian baik pembaharuan maupun penyimpangan, kedua-duanya berpengaruh besar pada perkembangan seni pertunjukan selanjutnya. Misalnya karawitan Wanda Anyar karya Koko, sekalipun tidak begitu banyak diikuti seniman-seniman karawitan untuk berbuat sama, tapi dalam hal perkembangan kehadiran karawitan wanda anyar cukup memberikan arti bagi kehidupan karawitan berikutnya 7. Lagu-lagu kawih lebih banyak berorientasi pada lagu-lagu perkembangan (kreasi baru). Memang yang paling menonjol sekarang pada kawih ialah segi perkembangan lagu-lagu barunya. Lagu-lagu itu lebih banyak bergerak pada lingkungan pendidikan dan kaum remaja tertentu. Hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan, dimana lagu-lagu kawih banyak diciptakan oleh para juru sanggi (komponis) secara khusus untuk kebutuhan program pengajaran. Tokoh-tokoh seperti Rd. Machyar Anggakusumadinata, Mang Koko, Nano. S dan lain-lain membuat buku- 7 Ibid. 8

9 buku pelajaran seni suara dalam bentuk kawih. Kawih berkembang bukan pada bentuk anggana sekar 8 saja, melainkan mulai berkembang pula pada bentuk-bentuk lain, yaitu dengan bentuk-bentuk rampak sekar 9 dan layeutan suara 10. Pada kawih terdapat teknik-teknik vokal khusus dalam menyanyikan lagu-lagu Wanda Anyar. Kegiatan ngawih akan berhasil dengan baik apabila ditunjang dengan teknik-tekniknya. Teknik yaitu cara (kepandaian dan sebagainya) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian misalnya melukis, mengarang (Arliani, 1984:2). Adapun beberapa teknik menyanyi dalam lagu Wanda Anyar menurut Arliani dalam Skripsi Tehnik Menyanyi Dalam Lagu Wanda Anyar, diantaranya: a. Tempo, yaitu cepat lambatnya suatu lagu yang akan dinyanyikan. Dalam hal ini juru kawih (penyanyi) harus mengetahui lebih dulu tempo (gerakan) yang akan dibawakannya. Sebab tempo tersebut 8 Lagu yang dibawakan oleh seorang juru sekar (penyanyi), dalam istilah musik disebut solo. 9 Lagu yang dinyanyikan oleh orang banyak dengan mempergunakan satu tahapan suara. 10 Lagu yang dibawakan dalama beberapa tahapan suara dengan catatan bahwa suara ke satu dengan suara yang lainnya saling mengisi. 9

10 sangat mempengaruhi pada jiwa lagu. Sedang tempo yang terdapat dalam lagu wanda anyar pada umumnya terdiri dari : tempo cepat (gancang), sedang (sedeng), dan lambat (kendor). b. Ornament, yaitu susunan nada-nada yang tetap (utuh) dan telah membaku. Ornament ini merupakan penghias dari alur lagu (melodi pokok), dan kadang-kadang dikembangkan oleh si penyanyi itu sendiri menurut kemampuannya, dengan catatan tidak terlalu menyimpang dari keinginan komposer atau melodi pokoknya. c. Vibrasi (getaran suara), yaitu menggetarkan dua buah nada yang berdekatan baik turun maupun naik. d. Artikulasi, yaitu pengucapan yang jelas. Dalam kegiatan ngawih kejelasan kata (ucapan) itu harus diperhatikan, sebab kata atau syair merupakan alat komunikasi yang harus dimengerti oleh penikmat (pendengar) sewaktu kita bernyanyi (ngawih). e. Frasering, yaitu asal kata dari frase yang artinya bentuk bebas yang terdiri dari dua morfem atau lebih. Bentuk bebas tersebut yaitu bentuk bahasa yang jika diucapkan mempunyai arti. Jadi frasering dalam 10

11 kawih adalah cara melagu yang melodinya sesuai dengan frase-frase (rumpaka) lagu. f. Penjiwaan (ekspresi), yaitu menjiwai lagu yang akan dibawakan. Contoh mengekspresikan sebuah lagu, yaitu dengan cara mempelajari dulu lagunya, setelah hapal hayati syairnya, kemudian nyanyikan dengan memperhatikan latar belakang dari syair lagunya. 2.2 Konsep Penyajian Sekar dalam Kawih Wanda Anyar merupakan mata kuliah pilihan yang menjadi kompetensi utama penyaji dalam penyajian akhir karya seni. Konsep karya seni yang disajikan yaitu membawakan lagu-lagu Kawih Wanda Anyar dengan tema perpisahan sesuai judul proposal yaitu, Gupay Lembur. Lagu Gupay Lembur merupakan lagu yang menginspirasi penyaji dalam memilih materi sajian. Hal tersebut dikarenakan penyaji merasa termotivasi oleh pernyataan salah satu dosen pengajar vokal yang pada saat itu beliau mengatakan bahwa apabila memilih Kawih Wanda Anyar harus bisa menyanyikan lagu Gupay Lembur. Pernyataan beliau menjadi tantangan bagi penyaji untuk membawakan lagu tersebut ke dalam materi kompetensi 11

12 utama Kawih Wanda Anyar dan menuangkan ke dalam konsep penyajian karya seni Konsep Garap Dengan menyajikan lagu-lagu sesuai dengan tema dan judul yang diangkat, penyaji memberikan sentuhan-sentuhan yang dapat membantu dalam proses penyajian. Sentuhan-sentuhan tersebut berupa penggarapan gending instrumental sebagai gending pembuka dan penutup lagu, serta gending penghubung yang akan menghubungkan antara lagu yang satu dengan yang lainnya dikarenakan penyajian materi lagu dikemas dan disajikan secara medley 11. Materi lagu yang akan disajikan, adalah sebagai berikut : 1. Lir Laut Katut Biruna, laras 12 Pelog surupan 1=P (sorog). Lagu ini disajikan dengan menggunakan instrument kacapi dan suling. 2. Gupay Lembur, laras salendro. Disajikan dengan menggunakan perangkat gamelan salendro. 11 Lagu yang dipertunjukan dengan cara menyambung tanpa ada jeda terlebih dahulu. 12 Susunan nada-nada berurutan yang sudah ditentukan jumlah nada dan intervalnya dalam satu gembyang. 12

13 3. Mulang, laras salendro. Disajikan dengan menggunakan perangkat gamelan salendro dan kacapi berlaras madenda. 4. Gupay Pileuleuyan, laras salendro. Disajikan dengan menggunakan perangkat gamelan salendro. 5. Pileuleuyan Dayeuh Bandung, laras madenda. Intro dan awal masuk pada lagu ini menggunakan kacapi berlaras madenda, kemudian pada bagian reffreint menggunakan perangkat gamelan. Dalam penyajian materi lagu, gaya vokal dan ornament disesuaikan dengan kemampuan penyaji dengan catatan tidak terlalu menyimpang dari melodi pokoknya Desain Pentas Desain pentas pada konsep panggung disesuaikan dengan suasana yang terdapat pada materi lagu yang akan disajikan yaitu suasana pedesaan (lembur) dan kota. Setting pada suasana pedesaan dengan adanya pohon bambu yang dipadu dengan obor dan rumput liar, sedangkan untuk gambaran suasana kota yaitu dengan adanya gedung dan bebatuan. 13

14 Pohon bambu Gedung Keterangan: Juru Kawih Saron 1 Saron 2 Peking Demung Bonang Rincik Selentem Kenong 14

15 Goong Kendang Gambang Ketuk Kecrek Kacapi 1 Kacapi 2 Suling Rebab Biola Narator Kostum Dalam setiap pertunjukan hal terpenting yang harus diperhatikan selain menyajikan suatu sajian dengan baik, juga harus memperhatikan penampilan kostum yang dikenakan. Kostum menjadi hal penting karena akan memberikan keindahan dan keserasian bagi siapa yang menyaksikan suatu sajian tersebut. 15

16 Dilihat dari judul yang penyaji angkat yaitu Gupay Lembur penyaji tidak menyesuaikan dengan judul yang terkesan dipedesaan yang biasanya untuk perempuan memakai kebaya dan samping kebat dengan sanggul sederhana, laki-laki memakai baju pangsi dan membawa sarung, tetapi penyaji mencoba mengikuti perkembangan zaman. Pada sajian yang akan penyaji sajikan yakni penyajian Sekar Kawih Wanda Anyar, penyaji sendiri yang berperan sebagai juru kawih menggunakan kostum berupa kebaya modern dan hiasan kepala berupa sanggul dan asesoris modern. Sedangkan untuk para pangrawit menggunakan kostum berupa pakaian takwa. 2.3 Repertoar Termotivasi oleh lagu Gupay Lembur yang memiliki makna rumpaka tentang perpisahan, akhirnya penyaji terinspirasi untuk membuat materi sajian dengan tema perpisahan. Perpisahan dengan kampung halaman dan orang tua untuk pergi menuntut ilmu digambarkan melalui materi sajian yang disajikan. Pada penyajian karya seni ini, penyaji membawakan lima judul lagu yaitu Lir Laut Katut Biruna, Gupay Lembur, Mulang, Gupay Pileuleuyan dan Pileuleuyan Dayeuh Bandung. 16

17 a. Lir Laut Katut Biruna Sanggian Rumpaka Laras Surupan Gerakan : Mang Koko : Agus Sur : Pelog : 1 = P (sorog) : Antare b. Gupay Lembur Sanggian Rumpaka Laras Surupan Gerakan : Mang Koko : Nano S : Salendro dan madenda : 5 = S : Antare c. Mulang Sanggian Rumpaka Laras Surupan Gerakan : Mang Koko : Wahyu Wibisana : Salendro dan madenda : 5 = S : Sedeng 17

18 d. Gupay Pileuleuyan Sanggian Rumpaka Laras Surupan Gerakan : Mang Koko : Wahyu Wibisana : Salendro : 1 = T : Antare e. Pileuleuyan Dayeuh Bandung Sanggian Rumpaka Laras Surupan Gerakan : Yoyo Risyaman W : Yoyo Risyaman W : Madenda : 4 = P : Antare 2.4 Proses Penyajian Penyajian karya seni tidak terlepas dari sebuah proses yaitu proses dimana bergerak menuju pencapaian suatu hasil yang diinginkan. Proses yang dilakukan oleh penyaji dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap 18

19 pencarian (eksplorasi), tahap pembentukan (komposisi) dan tahap penyajian (presentasi) Pencarian Proses pencarian merupakan tahap awal yang dilakukan penyaji dalam mencari berbagai kebutuhan penyajian, mulai dari proses pencarian dan penentuan materi lagu serta materi garap vokal. Proses pencarian materi lagu untuk ujian akhir ini dipilih sendiri oleh penyaji sesuai dengan tema yang penyaji angkat, kemudian ditentukan dan ditetapkan oleh dosen mata kuliah vokal sebagai bahan materi dalam pelaksanaan ujian akhir. Materi lagu tersebut yaitu: a. Lir Laut Katut Biruna b. Gupay Lembur c. Mulang d. Gupay Pileuleuyan e. Pileuleuyan Dayeuh Bandung Materi lagu yang telah ditentukan diperdalam melalui proses penyadapan sekaligus melakukan latihan dalam proses garap vokal. Proses 19

20 garap vokal dilakukan dengan cara penyadapan langsung kepada narasumber yakni Neneng Dinar dan Ida Rosida. Dalam proses penyadapan hasil yang didapat berupa tambahan ilmu yang berkaitan dengan teknikteknik menyanyikan lagu dalam Kawih Wanda Anyar diantaranya ornamentasi, vibrasi, artikulasi, penjiwaan, teknik penyuaraan dan teknik pernafasan Pembentukan Dalam proses pencarian penyaji telah mendapatkan materi lagu yang akan disajikan. Selanjutnya melalui pembentukan, materi lagu tersebut dipelajari lebih dalam sehingga dengan mudah dapat mengolah dengan menerapkan berbagai gending-gending instrumental yang dibutuhkan dan menambahkan ornamentasi lagu dengan catatan tidak terlalu menyimpang dari melodi pokoknya. Proses pembentukan dalam segi musikal dilakukan dengan menggarap gending instrumental sebagai gending bubuka, gending penghubung (gending peralihan) lagu untuk menghubungkan antara lagu satu dengan lagu lainnya dan gending penutup sajian. Sedangkan untuk penambahan ornamentasi pada setiap lagu tergantung pada penyaji sendiri dimana penyaji akan 20

21 menambahkan ornamentasi tersebut sesuai dengan kemampuan penyaji. Dengan proses pembentukan gending instrumental dan ornament-ornament pada lagu di sesuaikan dengan kemampuan penyaji, dapat membantu dalam proses pembentukan garapan yang akan penyaji garap dalam penyajian karya seni. Selain proses pembentukan dalam segi musikal, terdapat pula proses dari hasil bimbingan untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan. Adapaun proses pembentukan tersebut diantaranya: No Waktu Jadwal Kegiatan 1. Desember 2013 Penyusunan proposal Minggu keempat Februari 2014 Pendaftaran Pra recital dan pengumpulan proposal sekaligus pengajuan pembimbing Maret 2014 Pelaksanaan Ujian Pra recital 4. 4 Maret 2014 Evaluasi dan pengumuman hasil ujian Pra recital Maret 2014 Bimbingan tulisan pertama. 21

22 Konsultasi mengenai tulisan yang telah disusun Maret 2014 Bimbingan tulisan kedua. Merevisi tulisan BAB I dan II Maret 2014 Bimbingan tulisan ketiga. Konsultasi perubahan-perubahan pada BAB I dan II Maret 2014 Melanjutkan pada bahasan BAB III Maret 2014 Konsultasi mengenai materi lagu yang akan disajikan dalam recital April 2014 Penetapan susunan lagu yang disajikan dan penetapan pendukung sajian April 2014 Membuat gending peralihan pada setiap lagu yang disajikan April 2014 Pemantapan senggol pada setiap lagu yang disajikan April 2014 Pemahaman laras dan tekhnik vocal pada setiap lagu. 22

23 April 2014 Sambung rapat gending pada setiap bagian April 2014 Menggarap sambung rapat gending Rebana April 2014 Menggarap permainan tempo pada setiap bagian April 2014 Pemahaman dinamika Mei 2014 Menggarap vokal awal ditambah dengan suara beluk pada laras sorog Mei 2014 Menggarap dinamika vokal dan iringan/gending, menggarap tempo Mei 2014 Penambahan narasi dalam materi sajian lagu Mei 2014 Penggabungan garapan secara keseluruhan Mei 2014 Pelaksanaan Gladi Kotor Mei 2014 Pelaksanaan Gladi Bersih Mei 2014 Pelaksanaan Tugas Akhir 23

24 2.4.3 Penyajian Tahap penyajian merupakan tahap terakhir dalam proses penyajian karya seni setelah melakukan tahap pencarian dan pembentukan. Sajian karya seni yang telah dibentuk kemudian akan disajikan. Dengan sajian yang telah diatur dan disusun sedemikian rupa selain dengan penambahan gending-gending khusus pada materi sajian, aspek desain pentas pun diperhatikan. Dengan penambahan artistik-artistik yang sesuai dengan tema lagu yang disajikan akan dengan mudah membantu dalam penyampaian isi pesan dalam rumpaka lagu yang disajikan kepada penonton, sehingga penonton dapat memahami apa yang disajikan oleh penyaji. 24

BAB I PENDAHULUAN. Kawih wanda anyar merupakan salah satu genre kesenian. yang salah satu bentuk sajiannya menggunakan kacapi 1 sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Kawih wanda anyar merupakan salah satu genre kesenian. yang salah satu bentuk sajiannya menggunakan kacapi 1 sebagai alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyajian Kawih wanda anyar merupakan salah satu genre kesenian yang salah satu bentuk sajiannya menggunakan kacapi 1 sebagai alat musik pendukungnya. Kawih wanda anyar

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian Lagu gedé dalam Karawitan. Sunda Sebuah Tinjauan Karawitanologi, diketahui keunggulan

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian Lagu gedé dalam Karawitan. Sunda Sebuah Tinjauan Karawitanologi, diketahui keunggulan BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Lagu gedé dalam Karawitan Sunda Sebuah Tinjauan Karawitanologi, diketahui keunggulan musikal lagu gedé tidak dapat diragukan. Kompleksitas musik

Lebih terperinci

GLOSARIUM. : salah satu watak pupuh Kinanti : salah satu cara menyuarakan sebuah nyanyian : istilah ornamentasi dalam tembang Sunda

GLOSARIUM. : salah satu watak pupuh Kinanti : salah satu cara menyuarakan sebuah nyanyian : istilah ornamentasi dalam tembang Sunda 91 GLOSARIUM A Akulturasi B Beluk Bener jeung merenah Buhun Buntut D Deudeupeun Didangdingkeun Dongkari E Embat G Galasar Gamelan Pelog Gamelan Pelog Degung Gamelan Salendro Gedag Gelenyu : perpaduan kategori

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam album rekaman Pupuh Raehan volume 1 sanggian Yus Wiradiredja. Pupuh Balakbak Raehan mulai diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kesenian merupakan sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan dari perasaan manusia, salah satu bentuk ekspresi seni manusia diantaranya diungkapkan melalui bentuk

Lebih terperinci

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa

Lebih terperinci

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karawitan Sunda merupakan istilah untuk seni musik yang lahir dan berkembang di tatar Sunda. Dilihat dari bentuk pertunjukannya, karawitan Sunda dapat dibagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat diantaranya : suling, tarompet, toleat, taleot, elet, sarawelet, tarawelet, dan sondari (1989 : 17).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Hamdan berasal dari bahasa Arab yang berarti Puji syukur keagungan Allah SWT penguasa semesta alam. Artinya, kata Hamdan mengandung makna rasa syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat Jawa Barat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN)

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat Jawa Barat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bagi masyarakat Jawa Barat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 10 Bandung bukan hal yang asing, karena beberapa tahun yang lalu sekolah ini sangat populer dan familier

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

Analisis Pirigan Tembang Sunda Cianjuran Runtuyan Wanda Papantunan & Panambih (Lagu Goyong Petit, Dangdanggula Paniisan & Jeritna Hate)

Analisis Pirigan Tembang Sunda Cianjuran Runtuyan Wanda Papantunan & Panambih (Lagu Goyong Petit, Dangdanggula Paniisan & Jeritna Hate) Analisis Pirigan Tembang Sunda Cianjuran Runtuyan Wanda Papantunan & Panambih (Lagu Goyong Petit, Dangdanggula Paniisan & Jeritna Hate) Oleh Julia Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Tulisan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV, peneliti menyimpulkan bahwa bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan Karawitan, Sejarah Karawitan

Lebih terperinci

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT 77 TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Pada bab ini, kita akan membahas tiga konsep teknis yang penting dalam musik Indonesia.

Lebih terperinci

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angklung merupakan salah satu jenis kesenian yang telah banyak dikenal oleh masyarakat baik secara lokal di Indonesia maupun di Mancanegara. Khususnya di Indonesia kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan yang mempunyai Jurusan Pendidikan Seni Musik. Di dalam kurikulum Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

BAB I LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN BAB I LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT A. Latar belakang Seni dan Budaya sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan/perubahan mental dan moral bangsa, seperti

Lebih terperinci

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½ AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum

Lebih terperinci

SILABUS MUSIK GAMELAN PELOG SALENDRO III (SM 404) DEWI SURYATI BUDIWATI

SILABUS MUSIK GAMELAN PELOG SALENDRO III (SM 404) DEWI SURYATI BUDIWATI SILABUS MUSIK GAMELAN PELOG SALENDRO III (SM 404) DEWI SURYATI BUDIWATI JURUSAN SENDRATASIK PROGRAM STUDI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nuraeni S, 2014 Analisis garap pupuh pangkur dalam audio CD Pupuh Raehan karya Yus Wiradiredja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nuraeni S, 2014 Analisis garap pupuh pangkur dalam audio CD Pupuh Raehan karya Yus Wiradiredja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pupuh merupakan puisi yang termasuk bagian dari sastra Sunda. Pupuh itu terikat oleh patokan (aturan) berupa guru wilangan, guru lagu, dan watek. Guru wilangan

Lebih terperinci

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya seni hadir sebagai bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi, dan kehadirannya selalu dibutuhkan oleh manusia di mana pun mereka berada dan

Lebih terperinci

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA 1 A. LatarBelakangPenelitian BAB I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakansalahsatupusat mempunyaikebudayaankeseniansunda, keseniantersebutdapatmempengaruhimasyarakatjawa Barat khususnya Kota Bandung.BanyaksekalikeanekaragamankesenianSunda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Seni Pertunjukan 1. Pengertian Seni Pertunjukan Kata pertunjukan diartikan sebagai sesuatu yang dipertunjukan; tontonan (bioskop,wayang, dsb); pameran (barang-barang) seperti dinyatakan

Lebih terperinci

SILABUS. Mata Kuliah TEMBANG (SM 103)

SILABUS. Mata Kuliah TEMBANG (SM 103) SILABUS Mata Kuliah TEMBANG (SM 103) Oya Yukarya, S.Kar., M.Sn. NIP. 196012011990011001 JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 DESKRIPSI MATA KULIAH TEMBANG Kode, Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... - HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... - HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... - HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR BAGAN... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE Agung Ardiansyah 1108100057 *Pendahuluan 3 * Pendahuluan 01. Latar Belakang Dalam pagelaran gamelan berbeda dengan pagelaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah dilakukan oleh semua orang karena praktis dan tidak memerlukan media untuk melakukannya. Walaupun

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR FOTO... ix DAFTAR NOTASI... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR PARTITUR... xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni karawitan sebagai salah satu warisan seni budaya masa silam senantiasa mengalami proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan ke dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan ke dalam nada dan syair yang mengandung unsur-unsur keindahan dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Komposisi karawitan yang berjudul lakuku merupakan sebuah karya yang. dalam mewujudkan karya komposisi karawitan dengan judul Lakuku.

BAB IV PENUTUP. Komposisi karawitan yang berjudul lakuku merupakan sebuah karya yang. dalam mewujudkan karya komposisi karawitan dengan judul Lakuku. BAB IV PENUTUP Komposisi karawitan yang berjudul lakuku merupakan sebuah karya yang mengangkat tema tentang perjalanan hidup dan pengalaman spiritual penulis. Dimulai dari dilahirkan di dunia hingga menemukan,

Lebih terperinci

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. 1 JURNAL JEGHEH Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. Gagasan tersebut di ambil dari pengalaman pribadi ketika melihat seorang ibu yang sabar. Konsep yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragam bentuk dan sajian tari, tidak hanya konvensional tetapi ada pula pertunjukan secara komersil maupun kompetisi. Sajiannya pun beragam, ada tari tradisional, tari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari sejauh mana dirinya memiliki nilai manfaat bagi orang lain. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari sejauh mana dirinya memiliki nilai manfaat bagi orang lain. Sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pribahasa mengatakan: gajah mati meninggalkan gading, harimau meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama. Ungkapan dari pribahasa ini mengandung

Lebih terperinci

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya 14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya Alat musik tradisional asal Jawa Tengah (Jateng) mencakup gambarnya, fungsinya, penjelasannya, cara memainkannya dan keterangannya disajikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang proses belajar mengajar vokal pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang proses belajar mengajar vokal pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang proses belajar mengajar vokal pada anak usia 6 tahun di Purwacaraka Musik Studio, maka dalam bab ini peneliti akan mengutarakan

Lebih terperinci

SILABUS. Instrumen Pilihan Wajib II (TIUP) SM 414

SILABUS. Instrumen Pilihan Wajib II (TIUP) SM 414 No.: FPBS/FM-7.1/07 Lampiran 9.7. Sistematika Silabus SILABUS Instrumen Pilihan Wajib II (TIUP) SM 414 Engkur Kurdita, S.Pd JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK 2011 DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini membahas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan sebuah cara untuk mendapatkan dan mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono (2010:3) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

KESENIAN GONDANG GRUP LINGKUNG SENI PUTRA BADINGKUT DI KAMPUNG CITIMBUN DESA DUNGUSIKU

KESENIAN GONDANG GRUP LINGKUNG SENI PUTRA BADINGKUT DI KAMPUNG CITIMBUN DESA DUNGUSIKU KESENIAN GONDANG GRUP LINGKUNG SENI PUTRA BADINGKUT DI KAMPUNG CITIMBUN DESA DUNGUSIKU KEC LEUWIGOONG KAB GARUT GONDANG ART PUTRA BADINGKUT ART GROUP IN KAMPUNG CITIMBUN DESA DUNGUSIKU KEC LEUWIGOONG KAB

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Sejak diciptakan pada tahun 2008, keberadaan. Saraswati dalam Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta. Hal ini memberikan

BAB IV PENUTUP. Sejak diciptakan pada tahun 2008, keberadaan. Saraswati dalam Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta. Hal ini memberikan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sejak diciptakan pada tahun 2008, keberadaan Mars ISI Yogyakarta menjadi penting dan disejajarkan dengan Himne ISI Yogyakarta serta Tari Saraswati dalam Sidang Senat Terbuka

Lebih terperinci

Laras, Surupan, dan Patet dalam Praktik Menabuh Gamelan Salendro

Laras, Surupan, dan Patet dalam Praktik Menabuh Gamelan Salendro Vol. 16 No. 1, April 2015: 52-64 Laras, Surupan, dan Patet dalam Praktik Menabuh Gamelan Salendro Asep Saepudin 1 Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Standar : SMP : VII (Tujuh) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA : SENI RUPA 1. Mengapresiasi Karya Seni Rupa 1.1. Mengindentifikasi jenis karya seni rupa

Lebih terperinci

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta. Rupa Seni Pertunjukan Musik Tradisional = dimainkan sendiri maupun sebagai pengiring kesenian tradisional lainnya Luntur karena globalisasi, perkembangan jaman dan pengaruh musik modern LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK ORNAMENTASI SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA LAGU TEMBANG SUNDA CIANJURAN oleh Engkur Kurdita. Abstrak

PENERAPAN TEKNIK ORNAMENTASI SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA LAGU TEMBANG SUNDA CIANJURAN oleh Engkur Kurdita. Abstrak 1 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015 PENERAPAN TEKNIK ORNAMENTASI SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA LAGU TEMBANG SUNDA CIANJURAN oleh Engkur Kurdita Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

Gamelan, Orkestra a la Jawa

Gamelan, Orkestra a la Jawa Gamelan, Orkestra a la Jawa Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Skripsi

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Skripsi MRAYUNG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 pada program Studi Seni Karawitan Kompetensi Penciptaan Karawitan Oleh: Wahyu Widodo 1210476012 JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Catharsis: Journal of Arts Education

Catharsis: Journal of Arts Education CATHARSIS 2 (1) (2013) Catharsis: Journal of Arts Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis FUNGSI IRINGAN MUSIK DALAM KESENIAN SINTREN DI DESA PAGEJUGANKABUPATEN BREBES Krisna Dewi

Lebih terperinci

Bagian Satu. Konsep Dasar Tembang Sunda Cianjuran

Bagian Satu. Konsep Dasar Tembang Sunda Cianjuran Bagian Satu Konsep Dasar Tembang Sunda Cianjuran 2 G a y a P e t i k a n K a c a p i T e m b a n g Bab 1 S ekilas Tentang Tembang Sunda Cianjuran Tembang Sunda Cianjuran merupakan salah satu jenis kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah bentuk karya seni yang terdiri dari bunyi-bunyian instrumental atau vokal ataupun keduanya, yang menghasilkan sebuah karya yang indah dan harmonis.

Lebih terperinci

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi kesenian yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya, karena kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Gembyung merupakan salah satu kesenian yang bernuansa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Gembyung merupakan salah satu kesenian yang bernuansa BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesenian Gembyung merupakan salah satu kesenian yang bernuansa Islam. Meski awalnya kesenian gembyung hanya dipakai sebagai sarana upacaraupacara ritual,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN LAGU ORAY BUNGKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

PEMBELAJARAN LAGU ORAY BUNGKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI Early Childhood : Jurnal Pendidikan 1 PEMBELAJARAN LAGU ORAY BUNGKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI Oleh: Denden Setiaji, M. Pd Universitas Muhamadiyah Tasikmalaya denden@umtas.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau Banjar memiliki barungan Gong Kebyar. Berdasarkan daftar imformasi seni dan organisasi

Lebih terperinci

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas dan bersifat kompleks, sebuah kebudayaan yang lahir di dalam suatu lingkungan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran KESENIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni Karawitan 4. Deskrepsi-Analisis Sebagai komposisi karawitan Bali, Tabuh Kreasi Lemayung tetap menggunakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester. : SMA Negeri 6 Yogyakarta : Seni Budaya ( Seni Musik) : X / Umum : 2 (Dua) : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A) DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2. A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Musik sebagai bagian dari kebudayaan suatu bangsa, merupakan ungkapan serta ekspresi perasaan bagi pemainnya. Kebudayaan juga merupakan cerminan nilai-nilai personal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG OLEH: I NYOMAN ARI SETIAWAN NIM: 201202025 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 1 A. Judul

Lebih terperinci

MATERI UAS SENI MUSIK SEMESTER 5.

MATERI UAS SENI MUSIK SEMESTER 5. MATERI UAS SENI MUSIK SEMESTER 5. Musik merupakan bagian dari dunia bunyi dan atau dunia suara. Seni Suara adalah bentuk penyampaian isi hati manusia melalui suara yang indah dan artistik. Suara dapat

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan AKSARA 2017

Petunjuk Teknis Pelaksanaan AKSARA 2017 Petunjuk Teknis Pelaksanaan AKSARA 2017 A. Deskripsi Aksara Aksara (Ajang Kreasi Seni Budaya Airlangga) terdiri dari 2 kategori lomba yaitu lomba tari dan karawitan berskala Nasional yang diadakan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alwasilah, Chaedar, 2006, Pokoknya Sunda (Interpretasi untuk Aksi), Bandung: Kiblat dan Pusat Studi Sunda.

DAFTAR PUSTAKA. Alwasilah, Chaedar, 2006, Pokoknya Sunda (Interpretasi untuk Aksi), Bandung: Kiblat dan Pusat Studi Sunda. 105 DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, Chaedar, 2006, Pokoknya Sunda (Interpretasi untuk Aksi), Bandung: Kiblat dan Pusat Studi Sunda. Benyamin, Tatang, 1992, Pembaharuan Karawitan Sunda, Mang Koko, Bandung: Yayasan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas/Semester : IX (sembilan) / I (satu) Mata Pelajaran : Seni Budaya SILABUS PEMBELAJARAN Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULIAN. Bhineka Tunggal Ika yang artinya walau berbeda beda tetapi tetap satu juga.

BAB 1 PENDAHULIAN. Bhineka Tunggal Ika yang artinya walau berbeda beda tetapi tetap satu juga. 1 BAB 1 PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang terbentuk dari beberapa pulau. Masyarakatnya terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, adat istiadat dan kebudayaan.

Lebih terperinci

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK 48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

G L O S A R I 121 GLOSARI

G L O S A R I 121 GLOSARI G L O S A R I 121 GLOSARI aerofon (aerophone) : jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah udara, contohnya: suling, serunai, klarinet. akord : paduan beberapa nada yang dibunyikan pada waktu bersamaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala * BENTUK PENYAJIAN TARI LINGGANG MEUGANTOE DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Janurul Aina 1*, Taat Kurnita 1, Cut Zuriana 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PARADE LAGU DAERAH TAMAN MINI INDONESIA INDAH TAHUN 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN PARADE LAGU DAERAH TAMAN MINI INDONESIA INDAH TAHUN 2014 PEDOMAN PELAKSANAAN PARADE LAGU DAERAH TAMAN MINI INDONESIA INDAH TAHUN 2014 LATAR BELAKANG Dilihat dari perannya dalam upaya peningkatan motivasi kreativitas seni, kegiatan Parade Lagu Daerah Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelusuran terhadap alasan Franz Schubert dalam membuat. Lieder Heidenröslein dan An Die Musik dapat ditinjau dari latar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelusuran terhadap alasan Franz Schubert dalam membuat. Lieder Heidenröslein dan An Die Musik dapat ditinjau dari latar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Penelusuran terhadap alasan Franz Schubert dalam membuat Lieder Heidenröslein dan An Die Musik dapat ditinjau dari latar belakang perkembangan musik di Kota Vienna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik iringan dalam pencak silat di Jawa Barat pada umumnya dibangun

BAB I PENDAHULUAN. Musik iringan dalam pencak silat di Jawa Barat pada umumnya dibangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyajian Musik iringan dalam pencak silat di Jawa Barat pada umumnya dibangun oleh beberapa jenis waditra diantaranya dua buah kendang besar dan empat buah kendang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Udjo Ngalagena, model pembelajaran, Angklung Sunda Kreasi.

Kata Kunci : Udjo Ngalagena, model pembelajaran, Angklung Sunda Kreasi. Kata Kunci : Udjo Ngalagena, model pembelajaran, Angklung Sunda Kreasi. Udjo Ngalagena dilahirkan di Bandung Jawa Barat pada tanggal 5 Maret 1929 dari pasangan bapak Mas Wiranta dan ibu Nyi Mas Imi Sarmi.

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ensemble Tikoro adalah sebuah group musik yang memainkan paduan suara vokal dengan mengolah teknik vokal dalam musik metal, gangsa dan ngolotrok pada wayang, serta

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU Sri Martini Guru SMP Negeri 2 Singingi srimartini173@gmail.com ABSTRAK Seni musik calempong Kampar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran yang sama, meskipun implementasi pembelajarannya berbeda. Hal ini dapat

Lebih terperinci