BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pergeseran bahasa masyarakat Bali di lokasi transmigrasi desa Raharja Kecamatan Wonosari
|
|
- Yanti Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan deskripsi data hasil penelitian yang meliputi : 1) Pola pergeseran bahasa masyarakat Bali di lokasi transmigrasi desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam ranah keluarga, 2) Karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali di lokasi transmigrasi desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam ranah keluarga. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran bahasa masyarakat Bali di lokasi transmigrasi desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam ranah keluarga. Uraian data hasil penelitian tersebut sebagai berikut: Pola Pergeseran Bahasa Masyarakat Bali di Lokasi Transmigrasi di desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam Ranah Keluarga. Berdasarkan hasil rekaman dan pengamatan penggunaan bahasa dalam percakapan sehari-hari oleh transmigran Bali di Kabupaten Boalemo tepatnya di desa Raharja Kecamatan Wonosari, data di atas menunjukkan adanya beberapa pola penggunaan bahasa yaitu pada percakapan Nenek dengan Cucu dan Pembeli, dari data percakapan tersebut ditemukan pola pergeseran pada percakapan Nenek dengan Cucu dan Pembeli yaitu pola BB + BI, bahasa Bali bercampur bahasa Indonesia yang cenderung digunakan oleh masyarakat Bali sesama kasta Sudra dalam berkomunikasi sehari-hari. Berikut akan diuraikan data percakapan tersebut: Data 1 (Percakapan Nenek dengan Cucu dan Pembeli ) Lokasi percakapan: Di Warung Kecil Situasi percakapan: Siang hari
2 Topik percakapan: Membeli ikan asin Peserta percakapan: P1(Ibu Metri, Pemilik Rumah, Suku Bali Kasta Sudra) P2 (Niluh, Pembeli, suku Bali, Kasta Sudra) P3 (Wayan,Cucu Ibu Metri,Suku Bali, Kasta Sudra) P2: tilem nenge jani a?(tilem sekarang ini ya?) (1) P1: ten hari minggu.(belum, hari minggu) (2) P2: ha? Kayang hari minggu? (3) P1: hari minggu tanggal dua puluh. (4) P2: owhh dereng men keto. Gerang napi, gerang pakeh??(owhh belum, beli ikan asin?) (5) P1: nggih.(iya) (6) P2: amongken luh? seperempat.(berapa luh, seperempat?) (7) P1: perapat to ji kude ke?(seperempat itu harganya berapa?) (8) P2: lima ribu (9) P1: baang sepuluh ribu dong.(kasi sepuluh ribu nek) (10) P2: sepuluh? (11) P1: nggih.(iya) (12) P3: dadong, ne bayahane i nengah kone. (nenek, ini uang bayarannya nengah) (13) P1: apane?, dadong ten wenten dus cenik nggih.( apanya?, nenek tidak punya dos kecil ya?) (14) P2: nden malu, nu medagang (tunggu dulu, masih jualan) (15) P2: dus anu ade beten, dus napi adane to.(ada dos dibawah, tidak tau dos apa itu) (16) P1: ane cenik dong.(yang kecil nek) (17) P2: sing ade nggih, ade ne gede-gede dogen.(tidak ada ya, ada Cuma yang besar-besar saja) (18) P3: dadong ne,(nenek ini) (19) P2: ooowhhh.(iya) (20) P3: tagih one ben siu.(minta sisa uang lagi seribu) (21) P2: akude kone pes ne teh, jeg nginceg-ngincegang dogen nake cerik ne.(berapa tadi uangnya, bikin repot saja anak ini) (22) P3: seribu, nengah sing baange (nengah, tidak di kembalikan) (23) P2: (tunggu dulu, masih jualan ini) (24) P1: dong, wenten bawang barak nggih?(nek, ada bawang merah?) (25) P2: ade, ji kude?(ada, harga berapa?) (26) P1: lima ribu dong. (27) P2: enden nae malu nden.(tunggu dulu, tunggu) (28) P1: sune abungkul ji kude dong?(bawang putih satu biji berapa nek?) (29) P2: siu.(seribu) (30) P1: nike due baang. (kasi dua biji) (31) P2: ji kude nenenan? Lima ribu.(harga berapa jadinya ini?) (32) P1: dong tabie tiga ribu dong.(nek, rica tiga ribu) (33) P2: ten ade, telah tabiene. Nyoman ije nah sing taen ngenah?(tidak ada, ricanya habis, nyoman kemana ya, tidak pernah kelihatan) (34) P1: dijumah ko.(di rumah dia) (35) P2: sing taen mai ragane.(tidak pernah kesini dia) (36) P1: dadong tyange gempor.(nenek saya di rumah kurang sehat nek) (37)
3 P2: owh gempor. Iluh pidan mulih?(owh sakit, iluh kapan pulang?) (38) P1: tyang mangkin ke kota.(saya sekarang ke kota) (39) P2: owh pidan teke?(owh kapan datang?) (40) P1: be aminggu, nak penelitian napi dong. (sudah satu minggu, saya sementara penelitian nek) (41) P2: konden kelar luh kuliahe? (belum kelar kuliahnya) (42) P1: dereng, konden petang tiban. (belum, belum genap empat tahun) (43) P2: owh ngalih kuliah petang tiban.(owh kuliahnya empat tahun ya?)(44) P1: nggih, target ne napi petang tiban kelar, dong kopine niki ji kude dong?(iya, cari target kelarnya empat tahun nek) nek, kopi ini berapa harganya? (45) P2: siu.(seribu) (46) P1: niki due dong.(itu dua bungkus nek) (47) P2: nggih, ambil ampun. Tuxen tujuh belas, ben siu.(iya, ambil saja, tadi totalnya tujuh belas, lagi sisa seribu) (48) P1: pitsin ampun dong. Dus wadah jaje sing adae nggih?(pitsin saja nek, dos tempat kue tidak ada nek?) (49) P2: dadong tare pati meli jaje ne.(nenek jarang-jarang beli kue) (50) P1: makasih dong nggih.(makasih ya nek) (51) P2: nggih, kanggoang jukut-jukutan lebiin ngabe.(iya, kasi lebih bawa saja sayur-sayuran supaya banyak) (52) P1: nggih.(iya) (53) Dari kutipan percakapan di atas, memberikan gambaran bahwa keluarga tersebut (P2) berbicara dengan Pembeli (P1) dan Cucu menggunakan bahasa Bali biasa, dan bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat kutipan kalimat (4, 9, 11, 23, 27, 33, dan 34). Data percakapan di atas membuktikan bahwa keluarga tersebut adalah dwibahasawan karena mereka dapat berbicara dengan menggunakan bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia. Jadi, pola penggunaan bahasa transmigran Bali di ranah keluarga tersebut adalah pola BB + BI. Hal ini disebabkan oleh kehadiran P1 sebagai pembeli yang sama-sama kasta Sudra. Berdasarkan data rekaman selanjutnya diperoleh data 2 Percakapan Bapak dengan Anak dan Istri. Pola bahasa yang digunakan adalah BB + BI. Bahasa yang digunakan P4, P5, P6 yaitu bahasa Bali dengan bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat kutipan percakapan P4, P5, P6 pada kalimat (2, 3, 4, 5, 7, 10). Berikut ini diuraikan percakapan tersebut: Data 2 (Percakapan Bapak dengan Anak, dan Istri) Lokasi percakapan: Di Rumah Situasi percakapan: Malam Hari Topik percakapan: Keluar mencari dompet yang hilang
4 Peserta percakapan: P4 (Dewa Gede Kerti, Suami, Suku Bali, Kasta Ksatria) P5 (Dewa Ayu Rai Senitiari, Istri, Suku Bali, Kasta Ksatria) p6 (Dewa Ayu, Anak, Suku Bali, Kasta Ksatria) P4: Yu, jemaang jikete alu jep.(yu, ambilkan jaketnya bapak) (1) P5: muh, jemakang jiketnya aji.(cepat, ambilkan jaketnya bapak) (2) P6: warna apa ji? (yang warna apa?) (3) P4: warna apa aja boleh! (4) P6: kemana ji?(kemana pak? )(5) P6: kar ije?(bapak mau kemana?) (6) P5: keluar (7) P6: kemana Aji, biang? (ibu, bapak mau kemana?) (8) P6: biang, biang, biang, kar ije ajine?(ibu, ibu, ibu, bapak mau kemana?) (9) P5: mau keluar (10) Dari uraian percakapan data 2 di atas, maka diperoleh pola penggunaan bahasa yaitu BB + BI. Data percakapan tersebut dapat dilihat bahasa yang digunakan oleh P4, p5, dan P6 dalam ranah keluarga kasta ksatria menggunakan bahasa Bali biasa bercampur bahasa Indonesia. Jadi, bahasa yang lebih dominan digunakan dalam ranah keluarga ksatria rata-rata menggunakan bahasa Bali biasa bercampur bahasa Indonesia, hal ini bermula dari Bapak yang menyuruh anaknya dengan menggunakan bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia sehingga Anak dan Istri juga menggunakan bahasa Bali biasa bercampur bahasa Indonesia, yang seharusnya mereka sebagai kasta Ksatria menggunakan bahasa Bali halus, kenyataannya bahasa yang digunakan bergeser ke bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia sehingga pola penggunaan bahasanya lebih dominan yaitu BB + BI. Data rekaman selanjutnya diperoleh data 3 percakapan Istri dengan Ipar, dan Tamu. Pola bahasa yang digunakan adalah BI + BG. Bahasa yang digunakan P4, P5, P6 yaitu bahasa Indonesia dan bahasa melayu dialek Gorontalo. Hal ini dapat dilihat kutipan percakapan P4, P5, P6 pada kalimat (2, 3, 4, 5, 7, 10). Berikut ini diuraikan percakapan tersebut: Data 3 (Percakapan Istri dengan Ipar, dan Tamu)
5 Lokasi percakapan: Di Teras Rumah Situasi percakapan: Malam Hari Topik percakapan: Tamu mahasiswa sedang wawancara Peserta percakapan: P8 (Dewa Ayu Rai Senitiari) P8: Aduh bagaimana ini, dia saja ya?(1) P9: siapa, Kita?(siapa, saya?) (2) P10: Iya bu, tidak apa-apa. (3) P9 (Kadek Citrawati, Adik Ipar, Suku Bali, Kasta Ksatria Turun Ke Sudra ) P10 (Niluh, Tamu, Suku Bali, Kasta Sudra) P11 (I Wayan Giri Putra, Tamu, Suku Bali, Kasta Sudra) P9: dohh, tidak berani kita uti.(duhh, tidak berani saya) (4) P9: beneran itu, kalau informasi itu mesti ahlinya yang tau. (benar itu, kalau informasi penting mesti ahlinya yang tau) (5) P9: ngana jo giri uti, ngana pas! (kamu saja giri, kamu yang cocok) (6) P11: hii, sudah kita. Dari dewa aji, sang, sudra, (saya sudah tadi sudra, dari pak dewa, sang,) (7) P8: tunggu dulu saya kurang tahu. Atau ini jo?(atau ini saja?) (8) P9: saya? mau ahh.. atau tunggu kakak ku saja. (9) P8: Iyo, tunggu jero gedenya saja. Duduk dulu. (10) P9: itu Ajiknya datang. (itu bapaknya datang) (11) P8: Mana Ajiknya?(mana bapknya.) (12) Dari uraian percakapan data 3 di atas, maka diperoleh pola penggunaan bahasa yaitu: Pola bahasa Indonesia (BI) dengan bahasa Gorontalo (BG) atau BI + BG. Percakapan pada ranah keluarga kasta Ksatria di atas ( P8, P9, P10,dan P11 ) kesehariannya menggunakan bahasa Indonesia, dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Jadi pola bahasa masyarakat Bali kasta Ksatria di atas bergeser ke bahasa penduduk di lokasi transmigrasi yaitu bahasa Indonesia bercampur bahasa Melayu dialek Gorontalo. Dari uraian tersebut, maka pola bahasa yang paling dominan digunakan dalam ranah keluarga kasta Ksatria adalah pola BI + BG.
6 Data rekaman selanjutnya diperoleh data 4 percakapan Bapak dengan Anak dan Tamu. Pola bahasa yang digunakan adalah BI + BG. Bahasa yang digunakan p14, p15, p16 yaitu bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Hal ini dapat dilihat kutipan percakapan P14, P15, P16 pada kalimat (1, 7, 9, 10, 11, 13). Berikut ini diuraikan percakapan tersebut: Data 4 (Percakapan Bapak dengan Anak dan Tamu) Lokasi percakapan: Di Rumah Situasi percakapan: Malam Hari Topik percakapan: Foto Keluarga Peserta percakapan: P14 (I Gusti Made Oka, Bapak, Suku Bali, Kasta Weisya) P14: Ari,, ari, sini dulu??(1) P15 (Niluh, Tamu, Suku Bali, Kasta Sudra) P16 (I Gusti Lanang Ariyasa, Anak, Suku Bali, Kasta Weisya ) P15: Gusti ari, gusti ayu sareng nggih?(gusti ayu ada ya ) (2) P14: tyang?(apa) (3) P15: Gusti ayu nya ada?(gusti ayunya ada) (4) P14: ten.(tidak ada) (5) P16: engken ji?(kenapa pak) (6) P14: krecekin jep ken hp. Cepat pakai baju ngana. (foto pakai ini hp), (7) P16: ken hp ne?(mana hp nya) (8) P14: sini dulu kau, mai, pahh!!! Ne ajan,, ken-ken dogen nake cerik ne! (kesini saja, dari tadi mana,mana terus ini anak) (9) P15: sudah (10) P14: owh sudah, nah, gantian, gantian itu. (11) P16: nak ngujangin ne? (buat apa ini) (12) P14: kamu menghadap begitu saja. kasi kreasi sedikit itu biar bagus (13) Dari uraian percakapan data 4 di atas, percakapan masyarakat Bali kasta Weisya dalam ranah keluarga P14 menggunakan bahasa Bali Indonesia (kalimat 1), kehadiran tamu P15 yang berkasta Sudra, menanyakan Anak dari P15 menggunakan bahasa Bali halus karena
7 melihat P14 adalah kasta yang lebih tinggi dari tamu tersebut. Kenyataannya dalam percakapan sehari-hari di ranah keluarga kasta Weisya tersebut menggunakan bahasa Bali biasa, bahasa Indonesia dan Melayu dialek Gorontalo. Hal ini dapat di lihat pada kalimat ((1, 7, 9, 10, 11, 13).) Sehingga bahasa yang digunakan dalam bahasa sehari-hari tidak melihat lagi kasta dikarenakan dalam ranah keluarga tersebut sudah jarang menggunakan bahasa Bali halus berdasarkan kastanya, bahasa Bali yang digunakan adalah bahasa Bali biasa yang dimiliki oleh kasta Sudra, bahasa Indonesia, dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Jadi, pola bahasa yang paling dominan digunakan adalah pola bahasa BI + BG. Data rekaman selanjutnya diperoleh data 5 percakapan Suami Ke Istri, Anak dan Tamu. Pola bahasa yang digunakan adalah BB + BI. Bahasa yang digunakan P17, P18, P19, P20 yaitu bahasa Bali biasa dengan bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat kutipan percakapan P17, P18, P19, P20 pada kalimat (3, 4, 6, 11, 12, 14, 15). Berikut ini diuraikan percakapan tersebut: Data 5 (Percakapan Suami Ke Istri, Anak dan Tamu) Lokasi percakapan: Di Rumah Situasi percakapan: Malam Hari Topik percakapan: Kehilangan Dompet Peserta percakapan: P17 (I Dewa Gede Kerti, Suami, Suku Bali, Kasta Ksatria) P18 (Dewa Ayu Rai Sanitiari, Istri, Suku Bali, Kasta Ksatria ) P19 (Dewa Ayu, Anak, Suku Bali, Kasta Ksatria) P20 (I Wayan Giri Putra, Tamu, Suku Bali, Kasta Sudra) P17: beh, sing ade eh. Ije ye ulung nah. (aduh, tidak ada ee. Jatuh dimana itu ee) (1) P18: apo ne?(apa itu?) (2) P17: dompet.(dompet.) (3)
8 P19: di mobil nenge nike.(di mobil mungkin) (4) P17: be alihin sing ade.(sudah cari tadi tapi tidak ada) (5) P20: ada hp ji o?(ada hp nya pak ya?) (6) P20: biang, biang, biang, (ibu, ibu, ibu) (7) P21: napi nike?(iya kenapa?) (8) P18: ngoyong yu! De aduke adik nak bobok.(diam yu, jangan ganggu adiknya lagi tidur!) (9) P19: tyang nunas adike nggih?(saya minta adiknya boleh?) (10) P20: eleeeh tidak mau. (11) P19: yeeeee.(12) P21: tunas adike nggih?(minta adiknya ya?) (13) P18: nggak boleh, ketang nae.(bilang tidak boleh) (14) P20: nggak boleh! (tidak boleh!) (15) Dari uraian percakapan di atas, maka ditemukan pola penggunaan bahasa dalam ranah keluarga masyarakat Bali kasta Ksatria yaitu Pola bahasa Bali biasa (BB) dengan bahasa Indonesia (BI) atau BB + BI. Dapat dilihat bahasa yang digunakan kasta Ksatria dalam ranah keluarga P17, P18, P19, dan P20 menggunakan bahasa Bali biasa, kehadiran tamu kasta Sudra dalam keluarga tersebut kesemuanya menggunakan bahasa Bali biasa. Pada P20, anak dari P16 dan P18 lebih menggunakan bahasa Indonesia dalam ranah keluarga. Jadi, pola bahasa yang digunakan dalam kasta Ksatria adalah pola BB + BI. Data rekaman selanjutnya diperoleh data 6 percakapan Anak dengan Ibunya samasama kasta Brahmana dan Teman yang kasta Sudra. Pola bahasa yang digunakan adalah BB + BI. Bahasa yang digunakan P21, P22, P23, P24 yaitu bahasa Bali biasa dengan bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat kutipan percakapan P21, P22, P23, P24 pada kalimat (8, 9, 10, 11). Berikut ini diuraikan percakapan tersebut: Data 6 (Percakapan Anak dengan Ibunya Sama-Sama Kasta Brahmana dan Teman yang Kasta Sudra) Lokasi percakapan: Di Geriya Situasi percakapan: Siang Hari Sepulang Melasti Topik percakapan: Masalah Pengalaman Kerja Peserta percakapan: P21 (Ida Ayu Made, Anak, Suku Bali, Kasta Brahmana)
9 P24 (Jero Made, Ibu, Suku Bali, Kasta Brahmana ) P23 (Wayan, Teman, Suku Bali, Kasta Sudra) P22 (Niluh, Teman, Suku Bali, Kasta Sudra) P21: Iluuhhh, (1) P22: Men dayu engken kabare?(dayu apa kabar?) (2) P21: Engken nah?(bagaimana ya?) (3) P22: Men engken megae?(terus bagaimana kerjanya?) (4) P21: Keto be megae jeg keto gen be.(yah kerja Cuma begitu saja) (5) P22:Sukeh oo?(susah ya) (6) P22: Ape gen gaen e ditu? (apa saja kerjanya disitu?) (7) P21: Kita kan cuma bendahara.(saya sebagai bendahara) (8) P21: bikin laporan.mare uling tilamuta pulang-pulang bale?(bikin laporan. Dari tilamuta pulang pergi?) (9) P22: brapa minggu mare mulih?(berapa minggu baru pulang?) (10) P21: Satu minggu satu kali. (11) P24 : engken ne dayu geg?(kenapa ini dayu) (12) P21 : sing ne, timpale mek.(tidak, ini ada teman mek) (13) P23 : tyang nike, (saya ibu) (14) P21: Ne to uling tuni yan sure ngabe banten, be dadi jang to bantene. (ini dari tadi wayan kesana kemari) (15) P24: yuk dayu geg, mulih malu.(dayu pulang yuk nak) (16) P21: yuk kalain alu nah,. (iya, mau permisi dulu ya) (17) P22:yuk,, ( iya). (18) Dari uraian percakapan data 6 di atas, maka ditemukan pola penggunaan bahasa dalam ranah keluarga masyarakat Bali kasta Brahmana yaitu dominan menggunakan pola BB + BI, dapat dilihat kalimat (8, 9, 10, 11) menggunakan bahasa Bali biasa bercampur bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan kasta Brahmana pada kutipan kalimat percakapan di atas, tidak ada tingkatan kastanya, karena bahasa yang digunakan bergeser total ke bahasa Bali biasa dan bercampur dengan bahasa Indonesia, sehingga pola bahasa yang digunakan dominan BB + BI.
10 Dari keenam data pola penggunaan bahasa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pola penggunaan bahasa transmigran Bali dalam ranah keluarga di Kabupaten Boalemo Kecamatan Wonosari tepatnya di desa Raharja yang paling dominan di dalam ranah keluarga menggunakan pola BB + BI dan BI + BG. Hal ini disebabkan oleh pola BB + BI dan BI + BG muncul pada semua percakapan masyarakat Bali dalam mranah keluarga Karakteristik Pergeseran Bahasa Masyarakat Bali di Lokasi Transmigrasi Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam Ranah Keluarga Karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu dapat dilihat dari percakapan masyarakat transmigran Bali dalam ranah keluarga berdasarkan tingkatan kasta. Data 1 (Percakapan Nenek dengan Cucu dan Pembeli Kasta) Lokasi percakapan: di warung kecil Situasi percakapan: siang hari Topik percakapan: beli ikan asin Peserta percakapan: P1(Ibu Metri, Pemilik Rumah, Suku Bali Kasta Sudra) p2 (Niluh, Pembeli, Suku Bali, Kasta Sudra) p3 (Wayan,Cucu Ibu Metri,Suku Bali, Kasta Sudra) P2: tilem nenge jani a?(tilem sekarang ini ya?) (1) P1: ten hari minggu.(belum, hari minggu) (2) P2: ha? Kayang hari minggu? (3) P1: hari minggu tanggal dua puluh. (4) P2: owhh dereng men keto. Gerang napi, gerang pakeh??(owhh belum, beli ikan asin?) (5) P1: nggih.(iya) (6) P2: amongken luh? seperempat.(berapa luh, seperempat?) (7) P1: perapat to ji kude ke?(seperempat itu harganya berapa?) (8) P2: lima ribu (9) P1: baang sepuluh ribu dong.(kasi sepuluh ribu nek) (10) P2: sepuluh? (11)
11 P1: nggih.(iya) (12) P3: dadong, ne bayahane i nengah kone. (nenek, ini uang bayarannya nengah) (13) P1: apane?, dadong ten wenten dus cenik nggih.( apanya?, nenek tidak punya dos kecil ya?) (14) P2: nden malu, nu medagang (tunggu dulu, masih jualan) (15) P2: dus anu ade beten, dus napi adane to.(ada dos dibawah, tidak tau dos apa itu) (16) P1: ane cenik dong.(yang kecil nek) (17) P2: sing ade nggih, ade ne gede-gede dogen.(tidak ada ya, ada Cuma yang besar-besar saja) (18) P3: dadong ne,(nenek ini) (19) P2: ooowhhh.(iya) (20) P3: tagih one ben siu.(minta sisa uang lagi seribu) (21) P2: akude kone pes ne teh, jeg nginceg-ngincegang dogen nake cerik ne.(berapa tadi uangnya, bikin repot saja anak ini) (22) P3: seribu, nengah sing baange (nengah, tidak di kembalikan) (23) P2: (tunggu dulu, masih jualan ini) (24) P1: dong, wenten bawang barak nggih?(nek, ada bawang merah?) (25) P2: ade, ji kude?(ada, harga berapa?) (26) P1: lima ribu dong. (27) P2: enden nae malu nden.(tunggu dulu, tunggu) (28) P1: sune abungkul ji kude dong?(bawang putih satu biji berapa nek?) (29) P2: siu.(seribu) (30) P1: nike due baang. (kasi dua biji) (31) P2: ji kude nenenan? Lima ribu.(harga berapa jadinya ini?) (32) P1: dong tabie tiga ribu dong.(nek, rica tiga ribu) (33) P2: ten ade, telah tabiene. Nyoman ije nah sing taen ngenah?(tidak ada, ricanya habis, nyoman kemana ya, tidak pernah kelihatan) (34) P1: dijumah ko.(di rumah dia) (35) P2: sing taen mai ragane.(tidak pernah kesini dia) (36) P1: dadong tyange gempor.(nenek saya di rumah kurang sehat nek) (37) P2: owh gempor. Iluh pidan mulih?(owh sakit, iluh kapan pulang?) (38) P1: tyang mangkin ke kota.(saya sekarang ke kota) (39) P2: owh pidan teke?(owh kapan datang?) (40) P1: be aminggu, nak penelitian napi dong. (sudah satu minggu, saya sementara penelitian nek) (41) P2: konden kelar luh kuliahe? (belum kelar kuliahnya) (42) P1: dereng, konden petang tiban. (belum, belum genap empat tahun) (43) P2: owh ngalih kuliah petang tiban.(owh kuliahnya empat tahun ya?)(44) P1: nggih, target ne napi petang tiban kelar, dong kopine niki ji kude dong?(iya, cari target kelarnya empat tahun nek) nek, kopi ini berapa harganya? (45) P2: siu.(seribu) (46) P1: niki due dong.(itu dua bungkus nek) (47) P2: nggih, ambil ampun. Tuxen tujuh belas, ben siu.(iya, ambil saja, tadi totalnya tujuh belas, lagi sisa seribu) (48) P1: pitsin ampun dong. Dus wadah jaje sing adae nggih?(pitsin saja nek, dos tempat kue tidak ada nek?) (49) P2: dadong tare pati meli jaje ne.(nenek jarang-jarang beli kue) (50) P1: makasih dong nggih.(makasih ya nek) (51) P2: nggih, kanggoang jukut-jukutan lebiin ngabe.(iya, kasi lebih bawa saja sayur-sayuran supaya banyak) (52)
12 P1: nggih.(iya) (53) Dari percakapan masyarakat Bali kasta Sudra dalam ranah keluarga tersebut dapat dilihat karakteristik pergeseran bahasa masyarakat transmigran Bali yang berbeda-beda kasta. Kutipan percakapan di atas, P2 sebagai orang tua masih menggunakan tingkatan bahasanya saat berkomunikasi, sehingga P1 menggunakan bahasa Bali halus dan bahasa Indonesia untuk menghargainya. Hal ini dikarenakan pengetahuan atau wawasan P2 yang telah lama menetap di Bali. Bahasa yang digunakan P3 sebagai Cucu P2 menggunakan bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia. Pemahaman bahasa Bali halus kurang dipahami karena dalam keluarga kurang diajarkan menggunakan bahasa sesuai tingkatan Kasta. Bertemunya pembeli, Nenek dan Cucu sehingga bahasa yang digunakan bercampur dengan bahasa Indonesia. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali terjadi karena bahasa yang digunakan dalam percakapan di ranah keluarga tidak mengenal kasta sehingga tidak terdapat tingkatan bahasanya. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari yaitu bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia. Data 2 (Percakapan Bapak dengan Anak, dan Istri) Lokasi percakapan: Di Rumah Situasi percakapan: Malam Hari Topik percakapan: Keluar mencari dompet yang hilang Peserta percakapan: P4 (Dewa Gede Kerti, Suami, Suku Bali, Kasta Ksatria) P5 (Dewa Ayu Rai Senitiari, Istri, Suku Bali, Kasta Ksatria) p6 (Dewa Ayu, Anak, Suku Bali, Kasta Ksatria) P4: Yu, jemaang jikete alu jep.(yu, ambilkan jaketnya bapak) (1) P5: muh, jemakang jiketnya aji.(cepat, ambilkan jaketnya bapak) (2) P6: warna apa ji? (yang warna apa?) (3) P4: warna apa aja boleh! (4) P6: kemana ji?(kemana pak? )(5)
13 P6: kar ije?(bapak mau kemana?) (6) P5: keluar (7) P6: kemana Aji, biang? (ibu, bapak mau kemana?) (8) P6: biang, biang, biang, kar ije ajine?(ibu, ibu, ibu, bapak mau kemana?) (9) P5: mau keluar (10) Dari kutipan percakapan data 2 di atas, dapat dilihat karakteristik pergeseran antara masyarakat Bali sama-sama kasta Ksatria dalam ranah keluarga tersebut yaitu Bapak dengan Anak, dan Istri. Kutipan percakapan di atas, bahasa yang digunakan P4, P5, Dan P6 sebagai Bapak, Anak dan Istri tidak terdapat tingkatan kasta sehingga bahasa yang seharusnya digunakan adalah bahasa Bali halus bergeser ke bahasa Bali biasa dan bercampur dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali kasta Ksatria bergeser karena bahasa yang digunakan tidak lagi memperhatikan tingkatan kasta, lebih sering menggunakan bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia, bahasa yang digunakan tidak nampak lagi kasta dan tingkatan bahasanya. Data 3 (Percakapan Istri dengan Ipar, dan Tamu) Lokasi percakapan: Di Teras Rumah Situasi percakapan: Malam Hari Topik percakapan: Tamu mahasiswa sedang wawancara Peserta percakapan: P8 (Dewa Ayu Rai Senitiari) P8: Aduh bagaimana ini, dia saja ya?(1) P9: Siapa, Kita?(siapa, saya?) (2) P10: Iya bu, tidak apa-apa. (3) P9 (Kadek Citrawati, Adik Ipar, Suku Bali, Kasta Ksatria Turun Ke Sudra ) P10 (Niluh, Tamu, Suku Bali, Kasta Sudra) P11 (I Wayan Giri Putra, Tamu, Suku Bali, Kasta Sudra) P9: dohh, tidak berani kita uti.(duhh, tidak berani saya) (4) P9: beneran itu, kalau informasi itu mesti ahlinya yang tau. (benar itu, kalau informasi penting mesti ahlinya yang tau) (5)
14 P9: ngana jo giri uti, ngana pas! (kamu saja giri, kamu yang cocok) (6) P11: hii, sudah kita. Dari dewa aji, sang, sudra, (saya sudah tadi sudra, dari pak dewa, sang,) (7) P8: tunggu dulu saya kurang tahu. Atau ini jo?(atau ini saja?) (8) P9: Saya? mau ahh.. atau tunggu kakak ku saja. (9) P8: Iyo, tunggu jero gedenya saja. Duduk dulu. (10) P9: itu Ajiknya datang. (itu bapaknya datang) (11) P8: Mana Ajiknya?(mana bapknya.) (12) Dari kutipan percakapan data 3 di atas, dapat dilihat karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali kasta Ksatria dan kasta Sudra tidak lagi memperhatikan tingkatan kasta sehingga bahasa yang digunakan bergeser ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Kalimat percakapan P8, P9, P10, P11 ditandai pada kalimat (1 sampai 12). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan masyarakat Bali kasta Ksatria dan kasta Sudra dalam ranah keluarga tidak lagi menggunakan bahasa Bali dan tidak melihat tingkatan kasta dan bahasa, sehingga bergeser ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Data 4 (Percakapan Bapak dengan Anak dan Tamu) Lokasi percakapan: Di Rumah Situasi percakapan: Malam Hari Topik percakapan: Foto Keluarga Peserta percakapan: P14 (I Gusti Made Oka, Bapak, Suku Bali, Kasta Weisya) P15 (Niluh, Tamu, Suku Bali, Kasta Sudra) P16 (I Gusti Lanang Ariyasa, Anak, Suku Bali, Kasta Weisya ) P14: Ari,, ari, sini dulu??(1) P15: Gusti ari, gusti ayu sareng nggih?(gusti ayu ada ya ) (2) P14: tyang?(apa) (3) P15: Gusti ayu nya ada?(gusti ayunya ada) (4)
15 P14: ten.(tidak ada) (5) P16: engken ji?(kenapa pak) (6) P14: krecekin jep ken hp. Cepat pakai baju ngana. (foto pakai ini hp), (7) P16: ken hp ne?(mana hp nya) (8) P14: sini dulu kau, mai, pahh!!! Ne ajan,, ken-ken dogen nake cerik ne! (kesini saja, dari tadi mana,mana terus ini anak) (9) P15: sudah (10) P14: owh sudah, nah, gantian, gantian itu. (11) P16: nak ngujangin ne? (buat apa ini) (12) P14: kamu menghadap begitu saja. kasi kreasi sedikit itu biar bagus (13) Dari kutipan percakapan data 4 di atas, dapat dilihat karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali kasta Weisya dan kasta Sudra tidak lagi memperhatikan tingkatan kasta sehingga bahasa yang digunakan bergeser ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Hal ini dapat di lihat pada kalimat (1, 7, 9, 10, 11, 13).) Bahasa yang digunakan dalam bahasa sehari-hari tidak melihat lagi kasta karena dalam ranah keluarga tersebut sudah jarang menggunakan bahasa Bali halus berdasarkan kastanya. Jadi, kesimpulannya dalam percakapan tersebut masih menggunakan bahasa Bali tapi tidak terdapat tingkatan kasta sehingga bahasa yang digunakan bergeser ke bahasa Indonesia, dan bahasa melayu dialek Gorontalo. Data 5 (Percakapan Suami Ke Istri, Anak dan Tamu) Lokasi percakapan: Di Rumah Situasi percakapan: Malam Hari Topik percakapan: Kehilangan Dompet Peserta percakapan: P17 (I Dewa Gede Kerti, Suami, Suku Bali, Kasta Ksatria) P18 (Dewa Ayu Rai Sanitiari, Istri, Suku Bali, Kasta Ksatria ) P19 (Dewa Ayu, Anak, Suku Bali, Kasta Ksatria)
16 P20 (I Wayan Giri Putra, Tamu, Suku Bali, Kasta Sudra) P17: beh, sing ade eh. Ije ye ulung nah. (aduh, tidak ada ee. Jatuh dimana itu ee) (1) P18: apo ne?(apa itu?) (2) P17: dompet.(dompet.) (3) P19: di mobil nenge nike.(di mobil mungkin) (4) P17: be alihin sing ade.(sudah cari tadi tapi tidak ada) (5) P20: ada hp ji o?(ada hp nya pak ya?) (6) P20: biang, biang, biang, (ibu, ibu, ibu) (7) P21: napi nike?(iya kenapa?) (8) P18: ngoyong yu! De aduke adik nak bobok.(diam yu, jangan ganggu adiknya lagi tidur!) (9) P19: tyang nunas adike nggih?(saya minta adiknya boleh?) (10) P20: eleeeh tidak mau. (11) P19: yeeeee.(12) P21: tunas adike nggih?(minta adiknya ya?) (13) P18: nggak boleh, ketang nae.(bilang tidak boleh) (14) P20: nggak boleh! (tidak boleh!) (15) Dari kutipan percakapan data 5 di atas, dapat dilihat karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali kasta Ksatria dan kasta Sudra tidak lagi memperhatikan tingkatan kasta, sehingga bahasa yang digunakan bergeser ke bahasa Bali biasa, bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Hal ini dapat di lihat pada kalimat (1 sampai 15). Bahasa seharihari yang digunakan tidak melihat lagi kasta dikarenakan dalam ranah keluarga tersebut sudah jarang menggunakan bahasa Bali halus berdasarkan kastanya. Dalam percakapan tersebut bahasa Bali yang digunakan adalah bahasa Bali biasa yang dimiliki oleh kasta Sudra dan bahasa Indonesia. Jadi, kesimpulannya dalam percakapan tersebut masih menggunakan bahasa Bali tapi tidak terdapat tingkatan kasta sehingga bahasa yang digunakan bergeser ke bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia. Data 6 (Percakapan Anak dengan Ibunya Sama-Sama Kasta Brahmana dan Teman yang Kasta Sudra) Lokasi percakapan: Di Geriya
17 Situasi percakapan: Siang Hari Sepulang Melasti Topik percakapan: Masalah Pengalaman Kerja Peserta percakapan: P21 (Ida Ayu Made, Anak, Suku Bali, Kasta Brahmana) P21: Iluuhhh, (1) P24 (Jero Made, Ibu, Suku Bali, Kasta Brahmana ) P23 (Wayan, Teman, Suku Bali, Kasta Sudra) P22 (Niluh, Teman, Suku Bali, Kasta Sudra) P22: Men Dayu engken kabare?(dayu apa kabar?) (2) P21: Engken nah?(bagaimana ya?) (3) P22: Men engken megae?(terus bagaimana kerjanya?) (4) P21: Keto be megae jeg keto gen be.(yah kerja Cuma begitu saja) (5) P22:Sukeh oo?(susah ya) (6) P22: Ape gen gaen e ditu? (apa saja kerjanya disitu?) (7) P21: Kita kan cuma bendahara.(saya sebagai bendahara) (8) P21: bikin laporan.mare uling tilamuta pulang-pulang bale?(bikin laporan. Dari tilamuta pulang pergi?) (9) P22: brapa minggu mare mulih?(berapa minggu baru pulang?) (10) P21: Satu minggu satu kali. (11) P24 : engken ne dayu geg?(kenapa ini dayu) (12) P21 : sing ne, timpale mek.(tidak, ini ada teman mek) (13) P23 : tyang nike, (saya ibu) (14) P21: Ne to uling tuni yan sure ngabe banten, be dadi jang to bantene. (ini dari tadi wayan kesana kemari) (15) P24: yuk Dayu geg, mulih malu.(dayu pulang yuk nak) (16) P21: yuk kalain alu nah,. (iya, mau permisi dulu ya) (17) P22:yuk,, ( iya). (18) Dari kutipan percakapan data 6 di atas, dapat dilihat karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali kasta Brahmana dan kasta Sudra P21, P24 dan P22, P23 tidak lagi memperhatikan tingkatan Kasta dan bahasa, sehingga bahasa Bali yang digunakan bergeser ke bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia. Jadi, kesimpulannya dalam percakapan tersebut
18 masih menggunakan bahasa Bali tapi tidak terdapat tingkatan kasta sehingga bahasa yang digunakan dominan bergeser ke bahasa Bali biasa dan bahasa Indonesia. Berdasarkan uraian keenam data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik pergeseran bahasa masyarakat transmigran Bali dalam percakapan ranah keluarga tidak melihat tingkatan Kasta sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa Bali biasa yang tidak terdapat tingkatan kastanya. Hal ini disebabkan karena bahasa yang digunakan dalam ranah keluarga yang berbeda-beda Kasta tersebut rata-rata menggunakan bahasa Bali biasa dan sudah bergeser ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kasta dalam masyarakat Transmigran Bali di Kabupaten Boalemo Kecamatan Wonosari tepatnya di desa Raharja dominan tidak lagi mengenal tingkatan Kasta dan tingkatan bahasa. Bahasa sehari-hari yang digunakan dalam ranah keluarga adalah bahasa Bali biasa, bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Bahasa Masyarakat Bali di Lokasi Transmigrasi Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam Ranah Keluarga Berdasarkan pola pergeseran dan karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali di lokasi transmigrasi desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam ranah keluarga, maka dapat ditemukan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran bahasa tersebut yaitu: 1) Lingkungan Lingkungan merupakan faktor utama yang erat terjadinya pergeseran bahasa. Desa Raharja Kecamataan Wonosari Kabupaten Boalemo merupakan desa yang mayoritasnya penduduk suku Gorontalo, sedangkan masyarakat Bali merupakan penduduk minoritas, sehingga penggunaan bahasa Bali dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Bali biasa/sedang, bahasa Indonesia, dan bahasa Melayu dialek Gorontalo baik yang sesama
19 kasta maupun berbeda kasta. Penggunaan bahasa Bali halus/utama yang disesuaikan dengan tingkatan kasta, digunakan saat situasi dan kondisi tertentu. 2) Pergaulan Beragam suku dan budaya yang terdapat di Lokasi transmigrasi Desa Raharja Kecamataan Wonosari Kabupaten Boalemo sehingga bahasa penduduk mudah terpengaruh dengan bahasa dilokasi transmigrasi. Pergaulan Anak-anak, Remaja dan Dewasa zaman sekarang gengsi menggunakan bahasa daerah Bali untuk berkomunikasi, bahasa yang mereka gunakan adalah dominan bahasa campuran, bahasa Bali biasa/sedang, bahasa Indonesia, dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. 3) Transmigrasi Transmigrasi atau perpindahan penduduk erat terjadinya dengan pergeseran bahasa (language shift), khususnya ranah keluarga yang digunakan sebagai sarana pertama pemerolehan bahasa Ibu. Pergeseran bahasa masyarakat Bali di lokasi transmigrasi di desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo diasumsikan dapat terjadi, hal ini dikarenakan seringnya terjadi kontak bahasa antara bahasa Bali baik yang sesama kasta maupun berbeda kasta, Bahasa Indonesia, dan Bahasa melayu dialek Gorontalo yang menjadi bahasa sehari-hari yang digunakan dalam berkomunikasi. Situasi kebahasaan yang demikian memberikan peluang terjadinya pergeseran bahasa Bali, khususnya dalam ranah keluarga. 4) Kurang Kesadaran dalam Keluarga Penggunaan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari mudah terpengaruh oleh bahasa di lingkungan masyarakat. Jika bahasa Bali sering diterapkan, dipelajari, bahasa Bali tidak akan mengalami pergeseran. Kurangnya penerapan itulah menyebabkan Anak-anak, Remaja, dan Dewasa kurang menggunakan bahasa Bali dalam berkomunikasi, bahasa yang digunakan adalah bahasa campuran. Diharapkan kepada orang tua agar sejak dini mengajarkan anakanaknya bahasa Bali yang sesuai dengan tingkatan kasta dan tingkatan bahasa seperti bahasa
20 Bali tingkat halus/utama, sedang/biasa dalam berkomunikasi agar mereka tidak sembarang menggunakan bahasa campuran dalam berkomunikasi baik di lingkungan keluarga dan masyarakat yang sesama kasta dan berbeda kasta. 5) Perkembangan Zaman Perkembangan zaman yang semakin canggih dan maju sehingga berpengaruh terhadap penggunaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari dalam ranah keluarga. Pengaruh perkembangan zaman sekarang sehingga masyarakat Bali berkomunikasi menggunakan bahasa Bali biasa/sedang, karena lingkungan yang mayoritas penduduknya suku Gorontalo. Orang tua yang masih menggunakan bahasa Bali halus, karena mereka masih mempertahankan dan memahami penggunaan bahasa dalam berkomunikasi yang disesuaikan dengan tingkatan kasta dan mereka juga menetap lama di Bali sehingga pemahaman tentang bahasa Bali yang disesuaikan dengan tingkatan kasta lebih luas. Kesimpulannya, dari ke lima faktor-faktor diatas sangat mempengaruhi terjadinya pergeseran bahasa masyarakat Bali. 6) Perkawinan Silang Masyarakat Bali yang Berbeda Kasta Perkawinan silang juga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pergeseran bahasa masyarakat Bali. Masyarakat Bali yang kasta Sudra menikah dengan kasta Brahmana, secara tidak langsung akan susah mengikuti aturan bahasa yang digunakan pada kasta Brahmananyaitu bahasa Bali halus/utama, begitu juga sebaliknya jika kasta Brahmana menikah dengan kasta Sudra, maka bahasa yang digunakan sebagai kasta Brahmana yaitu bahasa Bali halus/utama jarang digunakan lagi dalam berkomunikasi sehari-hari hanya pada ranah tertentu sajandan mengikuti bahasa Bali yang digunakan oleh kasta Sudra tersebut. Dari beberapa uraian di atas, kesimpulannya terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran bahasa masyarakat Bali di lokasi transmigrasi Kabupaten Boalemo Kecamatan Wonosari tepatnya di desa Raharja, bahwa bahasa yang bertahan dan mengalami pergeseran itu dikarenakan oleh beberapa faktor yang
21 mempengaruhi. Berdasarkan penelitian, peneliti menemukan lima faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran bahasa yaitu: 1) Faktor lingkungan, 2) Transmigrasi, 3) Pergaulan, 4) Kurangnya Penerapan dalam Keluarga, 5) Perkembangan Zaman, dan 6) Perkawinan Silang Masyarakat Bali yang berbeda Kasta. Kelima faktor tersebut mempengaruhi penggunaan bahasa masyarakat transmigran Bali di desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Bahasa Bali yang digunakan tidak melihat tingkatan kasta dan tingkatan bahasa sehingga bahasa yang digunakan dalam ranah keluarga rata-rata bergeser ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan hasil analisis dari ke tiga permasalahan pada Bab 1 yaitu pola pergeseran bahasa transmigran Bali dalam ranah keluarga di Kabupaten Boalemo Kecamatan Wonosari tepatnya di desa Raharja dominan menggunakan pola BB + BI dan BI + BG. Hal ini disebabkan oleh pola BB + BI dan BI + BG muncul dalam percakapan semua ranah keluarga masyarakat transmigran Bali. Bahasa yang digunakan tersebut sudah menjadi bahasa sehari-hari dalam ranah keluarga seperti bahasa yang digunakan Nenek dengan Cucu dan Pembeli, Suami dengan Istri dan Anak, Istri dengan Ipar dan Tamu, Ibu dengan Anak dan Teman, hal lain juga dipengaruhi dengan adanya orang lain di luar ranah keluarga juga ikut terlibat dalam percakapan di ranah keluarga seperti Tamu, Teman dan Pembeli. Bahasa yang digunakan juga bisa berubah akibat kehadiran Tamu, Teman, dan Pembeli dalam ranah keluarga tersebut sehingga percakapan yang terjadi akan mempengaruhi bahasa yang digunakan. Dari keenam data percakapan tersebut ditemukan karakteristik pergeseran bahasa masyarakat transmigran Bali dalam percakapan ranah keluarga tidak lagi melihat tingkatan kasta sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa Bali biasa yang tidak terdapat tingkatan kastanya. Hal ini disebabkan karena bahasa yang digunakan dalam ranah keluarga yang
22 berbeda-beda kasta tersebut rata-rata menggunakan bahasa Bali biasa dan sudah bergeser ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kasta dalam masyarakat Transmigran Bali di Kabupaten Boalemo Kecamatan Wonosari tepatnya di desa Raharja dominan tidak lagi mengenal tingkatan kasta. Bahasa sehari-hari yang digunakan dalam ranah keluarga adalah dominan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Berdasarkan pola pergeseran dan karakteristik pergeseran bahasa masyarakat Bali di lokasi transmigrasi desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam ranah keluarga, maka dapat ditemukan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran bahasa tersebut yaitu: 1) faktor lingkungan, 2) transmigrasi, 3) pergaulan, 4) kurang kedasaran dalam keluarga, dan 5) perkembangan zaman. Keenam faktor tersebut yang mempengaruhi penggunaan bahasa masyarakat Bali di desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Bahasa Bali yang digunakan tidak melihat tingkatan kasta dan tingkatan bahasa sehingga bahasa yang digunakan dalam ranah keluarga rata-rata bergeser ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dialek Gorontalo. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola pergeseran, karakteristik pergeseran, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran bahasa masyarakat transmigran Bali dapat dilihat dari bahasa yang digunakan masyarakat transmigran Bali yang dipengaruhi oleh bahasa penduduk di lokasi transmigrasi, bahasa Bali yang seharusnya melihat kasta dan tingkatan bahasa, kenyataannya dalam percakapan di ranah keluarga dan kehadiran orang lain yang ikut terlibat dalam percakapan di ranah keluarga tersebut dari berbeda-beda kasta yaitu: kasta Brahmana, Ksatria, Weisya, dan Sudra dalam percakapannya bahasa yang digunakan tidak nampak lagi kasta sehingga masyarakat Bali yang sesama kasta atau berbeda kasta dalam berkomunikasi dalam ranah kelurga menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak terdapat tingkatan bahasanya.
23
BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:130) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun yang menjadi lokasi penelitian peneliti yaitu di Kabupaten Boalemo provinsi Gorontalo tepatnya di desa Raharja Kecamatan Wonosari, dengan
Lebih terperinciBAHASA BALI DAN MASYARAKAT BALI RANTAU DI KOTA GORONTALO. Oleh. Abstrak
2 BAHASA BALI DAN MASYARAKAT BALI RANTAU DI KOTA GORONTALO Oleh Ni Ketut Ariati Fatmah AR. Umar Salam Abstrak ARIATI, NIKETUT. 2014. Bahasa Bali dan Masyarakat Bali Rantau Di Kota Gorontalo. Skripsi. Program
Lebih terperinciLAMPIRAN Harga pas pak, tidak bisa kurang lagi. Banyak warne kalo yang itu Bisa, tunggu sebentar ya. Tak kurang lagi, Buk. Nak ambel tige kilo?
LAMPIRAN 1. Pembeli : Berape harge gule sekilo? Penjual : Due belas ribu, Pak. Pembeli : Ngak bisa kurang? Penjual : Harga pas pak, tidak bisa kurang lagi. Pembeli : Di sana tadi bisa sepuluh ribu. 2.
Lebih terperinciKESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA
KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA Pradistya Arifah Dwiarno Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Modern Ngawi Email: pradistyaarifa@yahoo.co.id
Lebih terperinciCINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna
CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua
Lebih terperinciBAB IV SITUASI KEBAHASAAN GUYUB TUTUR MASYARAKAT BALI DI PARIGI, SULAWESI TENGAH
BAB IV SITUASI KEBAHASAAN GUYUB TUTUR MASYARAKAT BALI DI PARIGI, SULAWESI TENGAH Guyub tutur masyarakat Bali di Parigi, selain mengenal bahasa Bali juga mengenal bahasa Indonesia, Jawa, Bugis, dan Kaili.
Lebih terperinciKehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui
Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang
Lebih terperinciPersahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36
Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun
Lebih terperinciKeberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.
Keberanian Pagi itu di pedesan Kaliurang udara tampak sejuk dan embun pagi mulai pupus. Pada hari pahlawan 10 November tahun dimana kita mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia. Ibu Malino sedang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah masyarakat yang terdiri atas masyarakatmasyarakat suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai satu bangsa atau nasion (nation),
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Pulau Bali Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia 1. Sebelum dimekarkan menjadi Provinsi tersendiri, Pulau Bali merupakan wilayah dari Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa, masyarakat, dan budaya adalah tiga entitas yang erat berhubungan. Ketiadaan yang satu menyebabkan ketiadaan yang lainnya. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBab 1. Awal Perjuangan
Bab 1 Awal Perjuangan Ivan adalah nama dari seorang anak yang memiliki cita-cita sekolah karena keterbatasan biaya Ivan harus membantu kedua orang tuanya ayah yang bekerja sebagai pemulung sampah dan ibu
Lebih terperinciLIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun
LIFE HISTORY Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun Tetni seorang anak perempuan berusia 16 tahun, yang tinggal dalam keluarga yang serba kekurangan. Ia, orang tuannya dan empat
Lebih terperinciHIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION. Indonesian Beginners. ( Section I Listening) Transcript
2015 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Beginners ( Section I Listening) Transcript Familiarisation Text Sudah pindah rumah, Sri? Sudah Joko. Bagaimana rumah barumu? Bagus Joko. Aku punya
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk menggali informasi dari informan adalah : 1. Bisakah ibu menceritakan bagaimana ibu
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN
BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan
Lebih terperinciIndonesian Beginners
2011 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Beginners (Section I Listening) Transcript Familiarisation Text FE FE FE Sudah pindah rumah, Sri? Sudah Joko. Bagaimana rumah barumu? Bagus Joko. Aku
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan yang memadukan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) dalam
Lebih terperinciSISTEM MOOD BAHASA BALI
MAKALAH RINGKAS SISTEM MOOD BAHASA BALI DRS. PUTU SUTAMA, MS FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA 1. Pendahuluan Bahasa Bali (BB) adalah bahasa ibu bagi mayoritas etnik Bali ( Bagus, dkk. 1981). Fungsi
Lebih terperinciPENGGUNAAN DEIKSIS BAHASA BALI DIALEK BANGLI DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITA PONDA KABUPATEN MOROWALI. Abstrak
PENGGUNAAN DEIKSIS BAHASA BALI DIALEK BANGLI DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITA PONDA KABUPATEN MOROWALI Ni Kadek Ayu Kastini Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas Tadulako
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi. masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, UNESCO,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, UNESCO, memperkirakan separuh dari enam ribu bahasa
Lebih terperinciberagam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara memiliki
Lebih terperinciBAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG
BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG Rumahtangga di Indonesia terbagi ke dalam dua tipe, yaitu rumahtangga yang dikepalai pria (RTKP) dan rumahtangga yang dikepalai
Lebih terperinciKISAH DUA SAUDARA ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY
KISAH DUA SAUDARA By ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY Adang Suteja Hadiyanto Adang Suteja Hadiyanto (09.11.3525) jl mancasan kidul Depok Sleman Yogyakarta. INT.PAGI HARI Di sebuah kota besar yaitu kota
Lebih terperinciProceeding IICLLTLC
KAJIAN TINDAK TUTUR PEDAGANG SUVENIR DI PANTAI PANGANDARAN BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER (Tinjauan Sosiolinguistik) Tri Pujiati 1 Rai Bagus Triadi 2 Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Pamulang
Lebih terperinciGorontalo untuk berkomunikasi. Selain bahasa Gorontalo, Provinsi Gorontalo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa daerah Gorontalo adalah bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Gorontalo untuk berkomunikasi. Selain bahasa Gorontalo, Provinsi Gorontalo memiliki dua
Lebih terperinciRamadan di Negeri Jiran
Ramadan di Negeri Jiran By: Tari Nabila Dengan langkah mengendap-endap dan hati berdebar aku memberanikan diri menuruni anak tangga. Dalam pikiranku selalu berkata semoga bos laki-laki sudah tidur di kamar.
Lebih terperinciIndonesian Beginners
2010 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Beginners (Section I Listening) Transcript Familiarisation Text MALE: MALE: MALE: Ayo, Bapak! Saya akan terlambat! Sebentar, Dinah. Kamu harus ganti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Lintidu adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Paleleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa Lintidu adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Paleleh kabupaten Buol. Desa Lintidu dikenal sebagai salah satu desa yang memiliki pertambangan
Lebih terperinciBelajar Memahami Drama
8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya
Lebih terperincigelap, dan kalau buat tidur tidak nyaman. Coba aja.
Hai. Aku Devi. Nama lengkapku Devi Nur Hidayanti. Suku Jawa. Dan aku habis minum air putih dari kulkas. Aku dilahirkan oleh ibuku, namanya Rumiyati, disebuah wilayah kecil yang bernama Kemplokolegi (selanjutnya
Lebih terperinciBab 1. Kehilangan mimpi
Bab 1 Kehilangan mimpi Disuatu daerah didesa yang kecil,daerah surabaya tepat dekat daerah nganjuk hidup seorang wanita yang selalu gigih dalam bekerja keras demi menghidupi ketiga anaknya, bersama sang
Lebih terperinciPagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA.
SCENE 1 Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, CUT TO : SCENE 2 (Ceria) Met Pagi Dila, Tantri.!!, Pagi Ditra Ngomong-ngomong
Lebih terperinciIt s a long story Part I
It s a long story Part I #throwback MFR. Mantan terakhirku di zaman smp dulu. Semasa aku dan kamu mempunyai status, orang orang di sekolah bilang pasangan paling sweet satu sekolah. Bagaimana aku dan kamu
Lebih terperinciYANG TERHILANG Oleh: Yung Darius
YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius ADEGAN 1. RUANG TAMU. SORE HARI. DUA ORANG (L/P) SEDANG BERCAKAP-CAKAP. 001. Orang 1 : Kayaknya akhir-akhir ini aku jarang melihat kamu ke gereja 002. Orang 2 : Jarang..!??
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak dapat dipahami secara lengkap apabila dipisahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak dapat dipahami secara lengkap apabila dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkannya (Grebstein dalam Damono,
Lebih terperinciIndonesian Continuers
2014 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Continuers (Section I Listening and Responding) Transcript Familiarisation Text Bagaimana perayaan Natal? Cukup baik. Kami ke rumah kakek dan nenek.
Lebih terperinciSD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.1
1. Fitri: Tadi pagi Kak Ali ikut donor darah? Ali : Iya, Fit. Fitri: Sakit tidak saat darahnya diambil? Ali : Tidak, malah setelah donor dapat makan enak. Fitri:... SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8.
Lebih terperinciPeta konsep BILANGAN. Kata Kunci. Operasi Hitung Bilangan Sampai Tiga Angka. meminjam menaksir meyimpan pola
Peta konsep BILANGAN Operasi Hitung Bilangan Sampai Tiga Angka Mengenal Bilangan Garis Bilangan Operasi Hitung Bilangan Nilai Mata Uang Kata Kunci barisan bilangan garis bilangan ketidaksamaan meminjam
Lebih terperinciSAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.
SAHABAT PERTAMA Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah. Lisha ayo cepat mandinya! Nanti kamu terlambat lho! kata mama dari bawah. Akhirnya Lisha turun dari lantai
Lebih terperinciIndonesian Continuers
2015 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Continuers ( Section I Listening and Responding) Transcript Familiarisation Text Bagaimana perayaan Natal? Cukup baik. Kami ke rumah kakek dan nenek.
Lebih terperinci"BOLA DAN CINTA" TRI ISTANTO S1TI-07
"BOLA DAN CINTA" TRI ISTANTO 09.11.3028 09-S1TI-07 email : triistanto@yahoo.co.id Copyright tristanreds 2011 All Right Reserved RESENSI Bola dan Cinta adalah sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Pendidikan di perguruan tinggi dilaksanakan dengan cara membekali dan mengembangkan religiusitas, kecakapan, keterampilan, kepekaan, dan kecintaan mahasiswa terhadap
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. A. Pertanyaan Bagi Pihak Manager BMT Batik Mataram Yogyakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Pertanyaan Bagi Pihak Manager BMT Batik Mataram Yogyakarta 1. Bagaimana gambaran umum mengenai musyarakah di BMT Batik Mataram Yogyakarta? 2. Apa saja kriteria bahwa
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Panduan Wawancara
LAMPIRAN 1 Panduan Wawancara 1. Mengetahui identitas dan karakteristik responden. 2. Permintaan persetujuan wawancara. 3. Penjelasan konsep dan tujuan penelitian. 4. Observasi dan Dokumentasi Lingkungan
Lebih terperinciDalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku
Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku Dalam sehari, dia membuatku menangis Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari Hanya dalam sehari BRRAKKK!!! Pukulan Niken nyaris menghancurkan
Lebih terperinciMengajarkan Budi Pekerti
4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.
Lebih terperinciDaniel dan Para Tawanan
Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daniel dan Para Tawanan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Jonathan Hay Disadur oleh: Mary-Anne S. Diterjemahkan oleh:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan pustaka 1.1 Konsep Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial-Budaya Secara umum, sebab terjadinya suatu perubahan dalam masyarakat adalah karena adanya sesuatu yang dianggap
Lebih terperinciLAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan
LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek JP P : Assalamu alaikum, selamat pagi S : Wa alaikum salam, pagi.. P : Sebelum nya kakak mintaa maaf dik, mungkin mengganggu waktunya
Lebih terperinciPERANCANGAN FILM KARTUN
PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH KISAH ANAK JALANAN Oleh YUS HARIADI 08.11.2104 S1 TEKNIK INFORMATIKA S1 5D Kisah Anak Jalanan Wrriten by Yus Hariadi 04 November 2010 Anak jalanan Mataram, NTB Blackscreen
Lebih terperinciI. Arga ( tentang Dia dan Dia )
I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) Dia indah, dia cantik. Bagiku dia penghuni taman hatiku. Namanya Andin. Buatku melihatnya tertawa, melihat dia tak terbebani itu bahagiaku. Andini Soebagio, perempuan cantik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa pesan lisan, maupun
Lebih terperinciSelesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.
Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Saat berjalan, dia sempat melirik suami yang masih tertidur.
Lebih terperinci(Elisabeth Riahta Santhany) ( )
292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian
Lebih terperinciPIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama
,, DAN KERETA API By El Johan Kristama 2011-El Johan Kristama Perancangan Film Kartun NIM 09.11.2906 09-S1TI-05 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA eljohan.mail@gmail.com Sinopsis Naskah ini menceritakan tentang kisah
Lebih terperinciAlkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daniel dan Para Tawanan
Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daniel dan Para Tawanan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Jonathan Hay Disadur oleh: Mary-Anne S. Diterjemahkan oleh:
Lebih terperinciPERGESERAN BAHASA SASAK DI SEBAMBAN KABUPATEN TANAH BUMBU. Kamariah dan Muhammad Abdillah STKIP PGRI Banjarmasin
PERGESERAN BAHASA SASAK DI SEBAMBAN KABUPATEN TANAH BUMBU Kamariah dan Muhammad Abdillah STKIP PGRI Banjarmasin Kamariahm.pd@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengungkapkan pergeseran
Lebih terperinciDan Ia mengucapkan dan mengajar banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: Adalah seorang penabur keluar untuk menabur benihnya.
Xb4 Perumpamaan tentang Kerajaan Allah 64 Perumpamaan tentang Penabur Matius 13:1-23, Markus 4:1-20, Lukas 8:4-15 1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau dan mulai pula mengajar
Lebih terperinciALBINO. Written by Aprilia Rahayu ( ) (Copyright 2011)
AL Written by Aprilia Rahayu (09.12.3747) (Copyright Up_preely@ 2011) SINOPSIS AL Di sebuah desa yang kecil lahirlah seorang anak laki-laki. Dia terlahir dengan kulit sangat putih, rambut, bulu mata, dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor 1471/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor 1471/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama
Lebih terperinciCHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program AN ANALYSIS OF HOW LEARNERS OF INDONESIAN
CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 AN ANALYSIS OF HOW LEARNERS OF INDONESIAN AS A FOREIGN LANGUAGE ACQUIRE COLLOQUIAL EXPRESSIONS
Lebih terperinci4. Pembeli : padum timunnya kak? berapa timunnya kak? Penjual : enam ribu Pembeli : nggak lima Penjual : hana dapat nggak dapat
LAMPIRAN 1 : DATA PERCAKAPAN 1. Pembeli 1 : berapa cabe satu kilo buk? Penjual : delapan puluh Pembeli 1 : kalau satu ons berapa? Penjual : delapan ribu Pembeli 2 : kok larang eram kok mahal kali Penjual
Lebih terperinciSambutan dan Dialog Presiden RI - Peresmian Pasar Rakyat Doyo Baru, Jayapura, 30 April 2016 Sabtu, 30 April 2016
Sambutan dan Dialog Presiden RI - Peresmian Pasar Rakyat Doyo Baru, Jayapura, 30 April 2016 Sabtu, 30 April 2016 SAMBUTAN DAN DIALOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERESMIAN PASAR RAKYAT DOYO BARU JAYAPURA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. raga, mempunyai ruang hidup kementalan, memiliki dimensi hidup kerohanian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan dalam arti seluas-luasnya selalu memerlukan saling berhubungan atau saling berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dan anggota masyarakat yang
Lebih terperinciKegiatan yang Menyenangkan
1 Kegiatan yang Menyenangkan Pernahkah kamu mendengar peribahasa malu bertanya sesat di jalan? Peribahasa ini penting kamu pahami agar tidak salah jalan, tersesat, atau tertinggal informasi. Belajar Apa
Lebih terperinciBab 4 ANALISIS DATA. untuk menunjukkan data-data yang sifatnya deskriptif yang berkenaan dengan
73 Bab 4 ANALISIS DATA Data lapangan yang dihasilkan dari penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk menunjukkan data-data yang sifatnya deskriptif yang berkenaan dengan data tentang Bimbingan Konseling
Lebih terperinciNovel Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang dikarang oleh
Christian 1 Jacqueline Christian Yuda Putri Bahasa Indonesia 4 Desember 2010 Statement of Intent Novel Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang dikarang oleh Andrea Hirata. Penulis
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) merupakan salah satu kegiatan khusus dari Universitas Udayana yang diselenggarakan berdasarkan
Lebih terperinciTRANSKIP DATA OBJEK PENELITIAN KEDUA
147 TRANSKIP DATA OBJEK PENELITIAN KEDUA 1. Transkip Data Peristiwa Tutur 1 Hari/Tanggal : Minggu, 22 Juni 2014 Waktu : 16.56 WIB : Aplikasi percakapan WhatsApp Z : Penjaga foto kopi : Objek kedua : Assalamualaikum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan pencerminan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya.
Lebih terperinciIngatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ
Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang
Lebih terperinciUcok: Si Penjala Ikan
Judul naskah: Ucok: Si Penjala Ikan Kelompok naskah: Fiksi Menunjang mata pelajaran: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas: III Margono, M.Pd. Sayembara Penulisan Naskah Bacaan SD Kelas Rendah
Lebih terperinciJl. Untung Surapati Nomor 2 (0366) 24459
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Untung Surapati Nomor 2 (0366) 24459 SEMARAPURA Semarpura, 13 Januari 2016 Kepada Nomor Lampiran : : 893.3/ 0049/BKD 1 (satu) gabung Perihal
Lebih terperinciSetelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat
Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan
Lebih terperinciAlhamdulillah, sudah lunas dan bisa langsung segera mengisi formulir di warnet.
Tanggal 31 Mei 2010... Maaf mbak, uangnya receh... Banyak uang pecahan seribuan-nya. Belum sempat nukerin ini tadi. Tapi pas kok mbak jumlahnya itu Rp 150.00,- coba dihitung lagi. Ucap saya ke seorang
Lebih terperinciIndonesian Continuers (Section I Listening and Responding) Transcript
2013 H I G H E R S C H O O L C E R T I F I C A T E E X A M I N A T I O N Indonesian Continuers (Section I Listening and Responding) Transcript Familiarisation Text FE FE Bagaimana perayaan Natal? Cukup
Lebih terperinciEh, maaf ga sengaja, gue lagi buru-buru. Loe ga papa? tanya Joe menyesal.
Saat kamu merasakan cinta terhadap seseorang tapi tidak bisa memberitahunya, apa yang akan kamu lakukan? Terus diam atau memberanikan diri untuk mengungkapkannya? Lita memilih untuk diam, karena dia pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk
Lebih terperinciTRILOGI NOVEL MARITO
TRILOGI NOVEL MARITO Izinkan Aku Memelukmu Ayah Dalam Pelarian Ketika Aku Kembali Marito, terlahir sebagai perempuan di suku Batak. Ia memiliki empat kakak perempuan. Nasibnya lahir di masa terpelik dalam
Lebih terperinciHANYA KAMU BAB 1 AMANDA
MINGKIAJA HANYA KAMU BAB 1 AMANDA Hanya dengan memandangi fhotomu membuat hatiku damai, tetapi hanya sebatas itu yang dapat aku lakukan. Saat ini dirimu menjadi milik lelaki lain, lelaki yang sebenarnya
Lebih terperinciTINGKAT TUTUR KOMUNITAS PENGGUNA BAHASA BALI DI CAKRANEGARA
TINGKAT TUTUR KOMUNITAS PENGGUNA BAHASA BALI DI CAKRANEGARA JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa,Sastra Indonesia dan Daerah Oleh
Lebih terperinci(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)
(Aku Melihatnya & Dia Melihatku) JUBAH HITAM PART 1 Tahun 1993, sebuah cerita tentang kelahiranku. Tentunya, kedua orangtuaku menjadi saksi bagaimana aku lahir. Saat aku masih dalam kandungan, ayah, dan
Lebih terperinci1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?
Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama
Lebih terperinciSEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA
SEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA Pemeran Ibu Fitri () (Ibu ) (Bapak ) (Adik ) : Trivia Safitri G : Sifa Fauziah : Wina Artiantini : Meiriska Rusnia F : Leni Aelani M SINOPSIS adalah seorang siswi
Lebih terperinciLAMPIRAN - LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 No. :... LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENGALAMAN KELUARGA SEBAGAI PEMBERI ASUHAN PERAWATAN PADA PENDERITA SKIZOFRENIA DI DESA BIREM PUNTONG KOTA LANGSA Saya bernama
Lebih terperinciVERBATIM WAWANCARA KONSELING
VERBATIM WAWANCARA KONSELING Nama konselor Nama konseli Masalah : I Putu Edi Sutarjo : Prema : Tidak bisa berkonsentrasi belajar di kos Pendekatan yang digunakan : Client Centered Narasi : Prema (siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Simpang Limun Medan yang merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Medan.
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA INFORMAN 1
DAFTAR PERTANYAAN 1. Sudah berapa lama menikah? 2. Bisa ceritakan kembali bagaimana pertemuan awal bapak/ibu sampai menjalin hubungan? 3. Dalam keluarga bahasa apa yang digunakan sehari-hari? 4. Tradisi
Lebih terperinciNADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com
NADIA AKU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com JUDUL BUKU Oleh: Nadia Copyright 2015 by Nadia Penerbit nulisbuku nulisbuku.com admin@nulisbuku.com Desain Sampul: nadia Diterbitkan melalui:
Lebih terperinciMari belajar keliling dan Luas Lingkaran.
LAMPIRAN 95 96 Lampiran 1 Instrumen tes pemecahan masalah open-ended materi lingkaran Mari belajar keliling dan Luas Lingkaran. Nama : Kelas/ No urut : Petunjuk Pengisian: 1. Berdoalah terlebih dahulu
Lebih terperinciSepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti
Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti abang nya bingung nih kakak bawa cewek lain lagi Iyalah
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN)
HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN) X : Selamat siang pak N : Iya, siang X : Saya ingin bertanya-tanya tentang perkawinan semarga pak, kenapa perkawinan semarga itu
Lebih terperinciPUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN IDENTIFIKASI SERI PROGRAM S1 PGSD NOMOR PROGRAM MATA KULIAH KEPENDIDIKAN MATERI POKOK 1. Prinsip berorientasii pada tujuan 2. Prinsip kontinuitas 3.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet
Lebih terperinciGeometri dan pengukuran
Nama Kelompok : Ta rifah Atmiriah (10-800-0019) Ratna Wati (10-800-0026) Geometri dan pengukuran Tono dan Tini bersama-sama meminjam peralatan di laboraturim. Tono meminjam sebuah penggaris panjang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan
BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan sosial ini terbagi atas
Lebih terperinci