STUDI DESKRIPTIF MOTIVASI DAN PERSONAL REFERENCE PESERTA JKN MANDIRI PADA WILAYAH TERTINGGI DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI DESKRIPTIF MOTIVASI DAN PERSONAL REFERENCE PESERTA JKN MANDIRI PADA WILAYAH TERTINGGI DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 STUDI DESKRIPTIF MOTIVASI DAN PERSONAL REFERENCE PESERTA JKN MANDIRI PADA WILAYAH TERTINGGI DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RIZKI TIARANINGRUM J 4 86 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 14

2 ARTIKEL PENELITIAN

3 ARTIKEL PENELITIAN

4 STUDI DESKRIPTIF MOTIVASI DAN PERSONAL REFERENCE PESERTA JKN MANDIRI PADA WILAYAH TERTINGGI DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA Rizki Tiaraningrum*, Noor Alis Setiyadi**, Kusuma Estu Werdani*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS ABSTRAK Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan sebuah jaminan kesehatan dengan salah satu programnya adalah Jaminan Kesehatan Nasional. Mojosongo adalah daerah tertinggi peserta JKN Mandiri di Surakarta. Faktor faktor yang mempengaruhi tingginya keikutsertaan JKN Mandiri adalah motivasi, personal reference, pengetahuan, dll. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambaran motivasi dan personal reference di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Mojosongo yang berjumlah 15 orang. sampel adalah semua jumlah populaasi yang berjumlah 15 orang. Uji statistik menggunakan analisis statis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi masyarakat Mojosongo mengikuti JKN mandiri tinggi yaitu sebanyak 3 orang (68, 7%). Keikutsertaan masyarakat Mojosongo karena keinginan sendiri sebanyak 2 orang (68%) dan berasal dari ajakan orang lain yaitu sebanyak 48 orang (32%), ajakan mengikuti JKN mandiri paling banyak yang mengajak adalah keluarga 53 orang, (35,3%) dan masyarakat Mojosongo mendapatkan informasi tentang BPJS dari keluarga 41 orang (27,3%). Kata Kunci : Personal reference, Motivasi, JKN Mandiri ABSTRACT The system of National Social Insurance is a health insurance with one of its popular programs called the National Health Insurance. Mojosongo belongs to the highest participants of JKN Mandiri in Surakarta. Influenced factors of the highest participants are motivation, personal reference, knowledge, etc. The objective of this research is to describe motivation and personal reference in Mojosongo, Surakarta. This research is a descriptive study. The population of this research is Mojosongo region for 15 participants. The total samples of all participants are 15 participants. Statistical test uses descriptive static analysis. These results show that motivation of Mojosongo people in joining JKN Mandiri are 3 participants (68, 7%). The participation of Mojosongo region due to personal interest is about (68 %) and other persuasion is 48 participants (32%), family persuasion is 53 participant (35,3%) and Mojosongo people got information about BPJS from family point of view is 41 participants (27, 3 %). Key Words: Personal reference, Motivation, JKN Mandiri PENDAHULUAN Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Hal itu sesuai dengan Undang Undang Nomor36 Tahun 9 tentang Kesehatan. 1

5 Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan sebuah jaminan kesehatan yang diberlakukan di Indonesia. Akhir tahun 4 pemerintah menetapkan UU No. Tahun 4 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dengan salah satu programnya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).Diharapkan dengan adanya JKN pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan dalam sistem asuransi dan JKN menjadi sistem jaminan yang bersifat wajib bagi seluruh masyarakat Jaminan Kesehatan merupakan perlindungan kesehatan bagi peserta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya telah dibayar oleh pemerintah (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 14). UndangUndang No. 24 Tahun 11 menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), yang terdiri atas BPJS Kesehatandan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 14. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 12 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 13 tentang Jaminan Kesehatan, dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 71 Tahun 13 tentang Pelayanan Kesehatan pada jaminan Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa, peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan yang telah membayar iuran. Kepesertaan BPJS kesehatan dibagi menjadi dua yaitu penerima bantuan iuran (PBI) dan penerima bantuan iuran non iuran (PBI). Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran merupakan peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas: Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya dan Bukan Pekerja dan anggota keluarganya (ASKES, 13). Capaian penduduk yang memiliki jaminan kesehatan di Indonesia Tahun 12 mencapai 64, 58% dan targetnya adalah 8, %, hal ini menunjukan capaian masih jauh dari target kepemilikan jaminan kesehatan. pendaftar mandiri perhari di Jawa Tengah adalah jiwa. penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan Nasional di Jawa Tengah adalah untuk Jamkesmas jiwa, Askes Sosial jiwa, TNI/Polri jiwa, Jamsostek jiwa, Imigrasi Jamkesda jiwa sehingga jumlah keseluruhan adalah jiwa (52, 85%) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 14). Berdasarkan data dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Surakarta sampai bulan April jumlah peserta yang terdaftar menjadi anggota BPJS Non PBI diwilayah Surakarta adalah jiwa dengan jumlah perkecamatan adalah Kecamatan Pasar Kliwon adalah 247 jiwa, Serengan 16 jiwa, Banjarsari 531 jiwa, Laweyan 412 jiwa, Jebres 393 jiwa. Dari kelima kecamatan tersebut, daerah paling tinggi adalah daerah Mojosongo dengan jumlah peserta JKN Mandiri 156 jiwa. Dalam teori WHO menjelaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh empat alasan pokok yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap,adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personnal reference), sumber daya dan sosial budaya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh pemikiran atau perasaan seseorang dan adanya orang lain sebagai referensi (Notoatmodjo, 7). Manfaat personal reference bagi BPJS sendiri dapat membantu memotivasi 2

6 masyarakat supaya berpartisipasi dalam mengikuti JKN, dengan begitu misi visi BPJS dapat terlaksanan dengan baik. Dapat juga sebagai tambahan kepercayaan bagi masyarakat untuk memilih jaminan kesehatan saat masyarakat mendapatkan informasi tentang BPJS dari orang orang yang mereka percaya. Motivasi merupakan proses berkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Dengan kata lain, motivasi merupakan kesediaan untuk mengarahkan usaha yang tinggi untuk mencapai suatu tujuan. Apabila seseorang termotivasi maka seseorang itu akan berusaha keras untuk melakukan suatu tindakan (Siagian, 4) Menurut Malsow (dalam Djaali, 8), manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas seratus persen. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi, individu tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi berusaha untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih tingkatannya, seperti kebutuhan keamanan, keselamatan, jaminan, dan kebutuhan sosial. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Noviansyah, dkk (6), menunjukan bahwa persepsi masyarakat terhadap Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal (personal) yaitu pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi. Faktor motivasi mempunyai hubungan yang kuat dengan persepsi terhadap PJKMM. Menurut penelitian yang dilakukan Wirata (11), menunjukan bahwa kelompok referensi berhubungan terhadap permintaan pelayanan preventif kesehatan gigi di Puskesmas Kota Denpasar responden dengan pengaruh kelompok referensi kuat yaitu sebanyak 65 orang (65%), dan responden dengan pengaruh kelompok referensi lemah paling sedikit yaitu sebanyak 4 orang (4%). Berdasarkan survei pendahuluan dengan mewawancarai 5 responden yang memiliki jaminan kesehatan mandiri, 2 dari 5 responden mengatakan tahu tentang jaminan kesehatan dari tetangga sedangkan 3 dari 5 responden tahu tentang jaminan kesehatan dari koran, sosialisasi dan rekomendasi dari keluarga sehingga peneliti ingin melihat dan menggambarkan lebih dalam motivasi masyarakat dan personal reference di Kelurahan Mojosongo. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai studi deskriptif motivasi dan personal reference peserta JKN mandiri pada wilayah dengan cakupan tertinggi di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. METODE Jenis penelitian adalah penelitian Deskriptif, Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Mojosongo yang dilaksanakan pada bulan Juni 14. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat di Kelurahan Mojosongo yang menjadi peserta JKN mandiri yaitu 15 orang. Adapun besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah semua masyarakat di Kelurahan Mojosongo yang menjadi peserta JKN mandiri yang berjumlah 15. Analisis data yang digunakan adalah analisis karakteristik dan analisi univariat. Analisis karakteristik digunakan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Mojosongi; meliputi jenis kelamin, umur, alamat. Hasil analisa data akan disajikan dalam skala kategorik dengan tabel dan grafik. Sedangkan analisis univariat Pada analisis motivasi peserta JKN di Kelurahan Mojosongo menggunakan Pengolahan analisis univariat. Hasil analisis di sajikan dengan skala katagori dengan tabel dan grafik. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan dengan tujuan sebagai berikut: mengetahui distribusi frekuensi jumlah peserta JKN mandiri di Kelurahan Mojosongo. Hasil analisis data akan disajikan dalam skala kategorik dengan tabel dan grafik, dan mengetahui distribusi frekuensi karakteristik, motivasi dan personal reference peserta JKN mandiri Hasil analisis data akan disajikan dalam skala kategorik dengan tabel dan grafik. 3

7 HASIL A. Karakteristik Responden 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1 menunjukan responden paling banyak laki-laki yaitu sebanyak 8 orang (72%) dan paling sedikit perempuan yaitu sebanyak 42 orang (28%). 2. Berdasarkan Umur Tabel 2 menunjukkan responden paling banyak berumur antara tahun yaitu sebanyak orang (29,3%) dan paling sedikit berumur > 7 tahun yaitu sebanyak 5 orang (3,3%), sedangkan rata-rata responden berumur 47 tahun. 3. Berdasarkan Alamat Tabel 3 menunjukkan responden paling banyak berasal dari Sibela yaitu sebanyak 39 orang (26%) dan paling sedikit berasal dari Lampo Batang yaitu sebanyak orang (6,7%) berdasarkan 5 alamat yang tertinggi. B. Motivasi Peserta JKN Mandiri Tabel 4 menunjukan responden paling banyak memiliki motivasi tinggi yaitu sebanyak 3 orang (68,7%) dan paling sedikit memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 47 orang (31,3%). C. Motivasi Peserta JKN Mandiri Berdasarkan Jawaban Responden 1. Kemudahan Mendaftar Grafik 5 menunjukkan responden yang menyatakan sangat setuju motivasi keikutsertaannya dalam JKN mandiri karena kemudahan mendaftar adalah orang (6,7%) dan menyatakan setuju 1 orang (3,3%). 2. Sosialisasi Grafik 6 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan dalam JKN mandiri karena sosialisasi sebanyak 4 orang (69,3%). 3. Informasi Yang Diterima Grafik 7 menunjukkan responden menyatakan setuju keikutsertaan JKN mandiri karena informasi yang di terima sebanyak 112 orang (74,7%). 4. Dokter Yang Menangani Bekerjasama dengan BPJS Grafik 8 menunjukkan responden yang setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS sebanyak 8 orang ( 72%). 5. Biaya Kesehatan Ditanggung BPJS Grafik 9 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar biaya kesehatan di tanggung BPJS sebanyak 114 orang ( 76%). 6. Tertarik Denagn Fasilitas Yang Diberikan Grafik menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena fasilitas yang di berikan sebanyak 1 orang ( 76%). 7. Berjaga Jaga Grafik 11 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena untuk berjaga- jaga sebanyak 8 orang ( 72%). 8. Perlindungan Dihari Tua Grafik 12 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena untuk mendapatkan perlindungan di hari tua sebanyak 1 orang ( 8%). 9. Tidak Terbebabi Dengan Biaya Yang Dikeluarkan Grafik 13 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena merasa tidak terbebani dengan biaya yang harus di bayarkan sebanyak 121 orang ( 8,7%).. Dipermudah Proses Pembayaran Grafik14menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena mendapat kemudahan pada proses pembayaran sebanyak 118 (78, 7%). 4

8 11. Sadar Akan Pentingnya Kesehatan Grafik 15 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena sadar akan pentingnya kesehatan sebanyak 1 orang ( 8%). 12. Kualitas Pelayanan Kurang Baik Grafik 16 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena kualitas pelayanan yang baik sebanyak 121 orang (8,7%). 13. Agar Kesehatan Terjamim Grafik 17 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar kesehatan mereka tidak terjamin sebanyak 129 (86%). 14. Tidak Ada Dorongan Keluarga Grafik 18 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena tidak ada dorongan dari keluarga sebanyak 134 orang (89,3%). 15. Uang Yang Dikeluarkan Sia Sia Grafik 19 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena uang yang dikeluarkan akan sia- sia sebanyak 131 orang (87,3%). D. Personal Reference Peserta JKN Mandiri 1. Keinginan Mendaftar Tabel 5 5 menunjukan keinginan responden menjadi anggota JKN mandiri mayoritas berasal dari keinginan sendiri yaitu sebanyak 2 orang (68%) dan berasal dari ajakan orang lain yaitu sebanyak 48 orang (32%). 2. Ajakan Mendaftar Tabel 6 menunjukan responden paling banyak menjadi anggota JKN mandiri berasal dari ajakan keluarga yaitu sebanyak 53 orang, (35,3%), dokter 35 orang ( 23,3 ), dan paling sediki berasal dari tidak ada ajakan dari orang lain atau inisiatif sendiri yaitu sebanyak 5 orang (3,3%). 3. Sumber Informasi tabel 7 Mendapatkan sumber informasi dari keluarga yaiu sebanyak 41 orang (27,3%), dokter 29 orang (19,3%), sosialisi 18 orang (12, %) dan paling sedikit mendapat informasi berasal dari dari koran yaitu sebanyak 2 orang (1,3%) 1. Jenis Kelamin Laki - laki 42 Perempuan Grafik 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin 5

9 2. Umur Tahun Tahun Tahun Tahun Umur 61-7 Tahun 5 > 7 Tahun Grafik 2. Distribusi Frekuensi Umur Responden 3. Alamat Debegan Lampo Batang 39 Malabar Rinjani Sibela Dusun Grafik 3. Distribusi Frekuensi Alamat Responden A. Hasil Uji Univariat 1. Motivasi Peserta JKN Mandiri Motivasi Sedang 3 Motivasi Tinggi Grafik 4. Distribusi Frekuensi Motivasi Peserta 6

10 2. Motivasi Peserta JKN Mandiri Berdasarkan Jawaban Responden a. Kemudahan Mendaftar setuju sangat setuju Grafik 5. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Kemudahan Mendaftar b. Sosialisasi tidak setuju setuju sangat setuju Grafik 6 Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Sosialisasi c. Informasi Yang Di Terima setuju 38 sangat setuju Grafik 7. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Informasi Yang Diterima 7

11 d. Dokter Yang Menangani Bergabung Dengan BPJS setuju 42 tidak setuju Grafik 8. Motivasi karena Dokter Yang Menangani Bergabung dengan BPJS e. Biaya Kesehatan Ditanggung BPJS setuju 36 sangat setuju Grafik 9. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Biaya Kesehatan Ditanggung BPJS f. Tertarik Dengan Fasilitas Yang Diberikan setuju sangat setuju Grafik. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Tertarik Dengan Fasilitasnya 8

12 g. Berjaga jaga setuju 42 sangat setuju Grafik 11. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Berjaga-jaga h. Perlindungan Di Hari Tua setuju sangat setuju Grafik 12. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Perlindungan Di Hari Tua i. Tidak Terbebani Dengan Biaya yang Dikeluarkan setuju 29 sangat setuju Grafik 13. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Tidak Terbebani Dengan Biaya Yang Dikeluarkan 9

13 j. Dipermudah Proses Pembayaran setuju 32 sangat setuju Grafik 14. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Kemudahan Proses Pembayaran k. Sadar Akan Pentingnya Kesehatan setuju sangat setuju Grafik 15. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Sadar Akan Pentingnya Kesehatan l. Kualitas Pelayanan Kurang Baik tidak setuju 29 sangat tidak setuju Grafik 16. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Pelayanan Kurang Baik

14 m. Agar Kesehatan Mereka Tidak Terjamin tidak setuju Grafik 17. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Agar Kesehatan Tidak Terjamin n. Tidak Ada Dorongan Keluarga 21 sangat tidak setuju tidak setuju 16 sangat tidak setuju Grafik 18. Distribusi Frekuensi Karena Tidak Ada Dorongan Keluarga o. Uang Yang Di Keluarkan Sia-Sia tidak setuju 19 sangat tidak setuju Grafik 19. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Uang Yang Di Keluarkan Sia Sia 11

15 3. Personal Reference Peserta JKN Mandiri a. Keinginan Mendaftar Grafik. Distribusi Frekuensi Keinginan Mendaftar b. Ajakan mendaftar 2 Keinginan Sendiri 48 Ajakan Orang Lain Grafik 21. Distribusi Frekuensi Ajakan Mendaftar Responden c. Sumber Informasi Grafik 22. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Responden 12

16 Grafik 23 Distribusi Frekuensi Mendapatkan informasi Responden PEMBAHASAN A. Karakteristik Jenis Kelamin Responden Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 8 orang (72%) dan paling sedikit perempuan yaitu sebanyak 42 orang (28%). Pada penyakit tertentu proporsi laki laki lebih besar dari pada perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang Dilakukan Nurul dkk (11) bahwa laki laki berisiko,872 kali lebih besar dibanding perempuan. Secara epidemiologi dibuktikan terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal penyakit infeksi, progresivitas penyakit, insidens dan kematian akibat TB. B. Karakteristik Umum Responden Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa responden paling banyak berumur antara tahun yaitu sebanyak orang (29,3%) dan paling sedikit berumur > 7 tahun yaitu sebanyak 5 orang (3,3%). Umur seseorang dapat menggambarkan kematangan seseorang dalam menentukan tindakan dari kehidupan. Semakin usia responden bertambah maka semakin matang pula dalam menentukan suatu pilihan termasuk dalam pemilihan jaminan kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan73 penelitian yang di lakukan oleh Leli dkk (12) Infeksi TB sebagian besar di derita oleh masyarakat yang berada dalam usia produktif (15 55 tahun). C. Karakteristik Alamat Responden Berdasarkan grafik 3 diketahui bahwa berdasarkan lima alamat yang tertingi, responden paling banyak berasal dari Dusun Sibela yaitu sebanyak 39 orang (26%) dan paling sedikit berasal dari Dusun Lampo Batang yaitu sebanyak orang (6,7%). Di Dusun Sibela yang merupakan alamat tertinggi keikutsertaan JKN mandiri, terdapat dua fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Di Dusun Sibela yang merupakan alamat tertinggi keikutsertaan JKN mandiri, terdapat dua fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Jarak yang dekat membuat masyarakat ikut serta dalam BPJS Kesehatan karena fasilitas kesehatan dekat dengan domisili mereka. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermawan dkk (11) mengatakan bahwa ada hubungan 13

17 antara jarak dengan berobat pasien di Puskesmas Buayan karena faktor jarak sangat berperan dalam pelayanan kesehatan. D. Gambaran Motivasi Peserta JKN Mandiri Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa responden paling banyak memiliki motivasi tinggi yaitu sebanyak 3 orang (68,7%) dan paling sedikit memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 47 orang (31,3%). Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat dengan motivasi tinggi lebih besar lebih besar daripada masyarakat dengan motivasi sedang. Motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan mendukung tindakan perilaku manusia (Notoadmojo, ). Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi instrinsik meliputi sikap, pendidikan, pengetahuan, pengalaman sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi dorongan keluarga, lingkungan, tuntutan atasan, perkembangan situasi (Sardiman, 5). E. Gambaran Motivasi Peserta JKN Mandiri Berdasarkan Jawaban Responden 1. Kemudahan mendaftar Grafik 5 menunjukkan responden yang menyatakan sangat setuju motivasi keikutsertaannya dalam JKN mandiri karena kemudahan mendaftar adalah orang (6,7%) dan menyatakan setuju 1 orang (93,3%). Menurut ASKES (13) prosedur pendaftaran BPJS mudah yaitu mengisi formulir pendaftaran peserta (FDIP) serta melampirkan pas foto 3x4, asli/fotocopy kartu keluarga dan KTP, bagi WNA kartu ijin tinggal sementara/ tetap (KITAS/KITAP). 2. Sosialisasi Grafik 6 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan dalam JKN mandiri karena sosialisasi sebanyak 4 orang (69, 3%). Sosialisasi di Kelurahan Mojosongo memang belum menyeluruh di semua wilayah, ada beberapa daerah yang belum mendapatkan sosialisasi.sosialisasi dilakukan pada saat arisan PKK. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan responden bahwa di daerahnya pernah diadakan sosialisasi BPJS pada saat pertemuan PKK, namun ada juga responden yang menyatakan bahwa di daerahnya belum pernah ada sosialisasi BPJS. Sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat sampai dengan saat ini belum efektif, karena lingkup sosialisasinya belum menyeluruh dan melibatkan semua masyarakat, namun hanya kalangan tertentu seperti instansi dan perangkat saja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviansyah dkk (6) menyatakan bahwa faktor eksternal (situasional) berupa proses sosialisasi meliputi sumber dan media informasi berhubungan dengan pembentukan persepsi masyarakat terhadap PJKMM. 3. Informasi Yang Di Terima Bermanfaat Grafik 7 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena informasi yang di terima sebanyak 112 orang (74, 7%). Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan responden yang mengikuti BPJS setelah dia membuka web BPJS dan mendapatkan biaya pengobatan grtis sampai dengan mengikuti program keluarga berencna (KB). 14

18 Informasi yang diterima dapat mempengaruhi seseorang dalam pemilihan jaminan kesehatan, karena dengan informasi dapat meningkatkan pengetahuan. Semakin banyak informasi yang diberikan dengan jelas dan terpercaya akan meningkatkan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nara (14) mengungkapkan bahwa sumber informasi yang di dapatkan oleh ibu bersalin mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas kawangu tahun Dokter Yang Menangani Bekerjasama Dengan BPJS Grafik 8 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS sebanyak 8 orang (72%). Masyarakat Mojosongo ikut serta dalam program JKN Mandiri karena dekatnya fasilitas kesehatan pertama atau dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS. Fasilitas kesehatan tingkat pertama merupakan pusat kesehatan masyarakat, puskesmas, klinik, dokter yang bekerjasama dengan BPJS. Di Kelurahan Mojosongo terdapat tiga faskes tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS. 5. Biaya Kesehatan Ditanggung Oleh BPJS Grafik 9 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar biaya kesehatan di tanggung BPJS sebanyak 114 orang (76%). Hal sesuai dengan hasil wawancara dengan responden yang mengatakan bahwa termotivasi mengikuti BPJS karena biaya kesehatan ditanggung BPJS, jika dia mendaftar BPJS semua biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS. Menurut KEMENKES RI (13) semua manfaat pelayanan kesehatan ditanggung oleh BPJS kesehatan yaitu pemanfaatan jaminan kesehatan medis dan non medis juga mencakup manfaat pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. 6. Tertarik Dengan Fasilitas Yang Diberikan BPJS Grafik menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena fasilitas yang di berikan sebanyak 1 orang (76%). Dalam teori Green kelas perawatan bisa disebut sebagai faktor pemungkin yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana karena dukungan fisik yang memungkinkan mendukung kesembuhan pasien. Masyarakat yang menjalankan proses rawat inap di kelas 1, 2, dan 3 akan mendapat pelayanan yang sama. Ketua DJSN (Chazali Situmorang) mengungkapkan bahwa harga obat dan jasa dokter untuk kelas 1, 2 dan 3 sama. Yang membedakan hanya manfaat akomodasi dan ruang perawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Faisah (11) menunjukan bahwa motivasi memiliki hubungan dengan keputusan pemilihan kelas perawatan. 7. Berjaga Jaga Grafik 11 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena untuk berjaga- jaga sebanyak 8 orang (72%). Masyarakat mengikuti JKN mandiri karena untuk berjaga jaga apabila tiba-tiba sakit atau mengalami kejadian yang datang secara tiba-tiba, 15

19 jadi sudah merasa aman karena biaya pengobatan ditanggung BPJS. Kebutuhan rasa aman mempunyai bentangan yang sangat luas, mulai dari rasa aman dari ancaman dikeluarkan dari pekerjaan. Kebutuhan akan keaman ini bukan saja keamanan fisik, tetapi juga keamanan secara psikologi. Seseorang memerlukan jaminan atau perlindungan kesehatan dengan asuransi, dan jaminan kesejahteraan apabila ia sudah pensiun atau mengalami putus kerja (Notoadmodjo, ). 8. Perlindungan Di Hari Tua Grafik 12 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena untuk mendapatkan perlindungan di hari tua sebanyak 1 orang (8%). Dengan membayar iuran setiap bulan berarti sampai tua nanti akan mendapatkan perlindungan kesehatan, dengan prinsip keikutsertaan yang bersifat wajib secara otomatis peserta juga akan dijamin kesehatan sampai dengan mereka meninggal. Hal tersebut sesuai dengan program jaminan yang dipeberlakukan di Indonesia yaitu jaminan dihari tua. 9. Tidak Terbebani Dengan Biaya Yang dikeluarkan Grafik 13 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena merasa tidak terbebani dengan biaya yang harus di bayarkan sebanyak 121 orang (8, 7%). Iuran yang dibayarkan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda. Fasilitas dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1 dengan iuran Rp. 59,5, kelas 2 dengan iuran 42,5, kelas 3 dengan iuran 25,5. Perbedaan setiap kelasnya terletak pada biaya akomodasi dan ruang perawatan. Hal tersebut sesuai dengan wawancara degan responden bahwa dengan iuran 59,5 sudah dapat mendapatkan ruang perawatan kelas 1, biaya murah dan tidak membebani.. Permudah Proses Pembayaran Grafik 14 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena mendapat kemudahan pada proses pembayaran sebanyak 118 (78,7%). Dengan mengikuti BPJS harapan responden dipermudah dalam proses pembayaran di rumah sakit dan untuk pembayaran iuran setiap bulan proses pembayaran mudah yaitu melalui bank. 11. Sadar akan Pentingnya Kesehatan Grafik 15 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena sadar akan pentingnya kesehatan sebanyak 1 orang (8%). Masyarakat untuk ikut serta dalam JKN Mandiri karena masyarakat Mojosongo memiliki pengetahuan yang tinggi sehingga mereka memiliki kesadaran untuk ikut serta dalam program JKN Mandiri yang diselenggarakan oleh BPJS. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil jangka menengah (immediate impact) dari pendidikan kesehatan, selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat (Notoadmodjo, 7). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pancaningrum dkk (4), mengungkapkan bahwa tingginya pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang pencegahan DBD dapat semakin tinggi pula kesadaran untuk berperan serta dalam mencegah DBD. 12. Kualitas Pelayanan Kurang Baik Grafik 16 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena kualitas pelayanan 16

20 yang baik sebanyak 121 orang (8,7%). Proses pelayanan dikantor BPJS baik mulai dari pendaftaran sampai dengan mendapatkan kartu JKN. Pelayanan di Rumah Sakit Juga baik, hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan responden yang mendapat kemudahan pendaftran dan pelayanan di Rumah Sakit. Kualitas pelayanan berhubungan dengan kepuasan pasien. Hal itu sejalan dengann penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (9) bahwa Hasil analisa menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan rawat inap dengan tingkat kepuasan pasien di bangsal Mawar 1 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 13. Agar Kesehatan Tidak Terjamin Grafik 17 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar kesehatan mereka tidak terjamin sebanyak 129 (86%). Dengan adanya BPJS seseorang akan merasa terjamin dengan kesehatan mereka, walaupun setiap bulannya harus mengeluarkan iuran. Hal itu sesuai dengan wawancara dengan responden yang mengatakan bahwa mereka merasa terjamin dengan adanya program BPJS karena apabila mereka sewaktu waktu sakit dan membutuhkan biaya banyak mereka tidak perlu kawatir. 14. Tidak Ada Dorongan Dari Keluarga Grafik 18 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena tidak ada dorongan dari keluarga sebanyak 134 orang (89, 3%). Hal itu sesuai dengan hasil wawancara bahwa beberapa responden di daftarkan oleh anaknya, sehingga dapat di ketahui bahwa keluarga sangat mendorong untuk mengikuti JKN Mandiri. Penelitian yang dilakukan oleh Nara (14) bahwa Dukungan keluarga ibu bersalin mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu tahun Uang Yang Di Keluarkan Sia Sia Grafik 19 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena uang yang dikeluarkan akan sia- sia sebanyak 131 orang (87, 3%). Responden merasa tidak sia sia mengeluarkan iuran setiap bulannya karena walaupun mereka tidak menggunakan iuran tersebut, karena uang iuran yang tidak digunakan akan masuk ke dalam subsidi peserta JKN non mandiri atau yang di bayarkan oleh Pemerintah. Hasil studi yang dilakukan Hasbullah Thabrany (13) memperlihatkan kondisi bahwa lebih dari 7% pendanaan kesehatan berasal dari rumah tangga (out of pocket). Hal ini terlihat sejumlah 76, 8% responden bersedia untuk membayar iuran jaminan kesehatan F. Gambaran Personal Reference Peserta JKN Mandiri. 1. Keinginan Mendaftar Berdasarkan grafik diketahui bahwa responden menjadi anggota JKN mandiri mayoritas berasal dari keinginan sendiri yaitu sebanyak 2 orang (68%) dan berasal dari ajakan orang lain yaitu sebanyak 48 orang (32%). Mendaftar karena keinginan sendiri dikarenakan tingginya kesadaran masyrakat akan jaminan kesehatan bagi mereka. Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang semakin tinggi pula kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Mendaftar karena ajakan orang lain karena suatu accident atau mengalami 17

21 sakit sehingga membutuhkan biaya yang besar. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan respondeng yang mengatakan mengikuti BPJS karena mengalami kecelakan dan oleh dokter yang menangani disarankan untuk mengikuti BPJS karena biaya yang di keluarkan sangat besar, sehingga apabila mengikuti BPJS biaya ditanggung oleh BPJS. 2. Ajakan Mendaftar Berdasarkan grafik 21 diketahui responden paling banyak menjadi anggota JKN mandiri berasal dari ajakan keluarga yaitu sebanyak 53 orang, (35, 3%), dan paling sediki berasal dari tidak ada ajakan dari orang lain atau inisiatif sendiri yaitu sebanyak 5 orang (3, 3%). Keluarga merupakan lingkungan terdekat seseorang, dimana sebagian besar pasien tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya yang dapat memberi pengaruh, mendorong atau menghalangi pemanfaatan jaminan kesehatan. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khairunrahmi (9) yang mengatakan bahwa adanya dukungan orang lain seperti keluarga dan teman menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam mencari pelayanan kesehatan. 3. Sumber Informasi Berdasarkan grafik 22 diketahui bahwa responden mendapatkan sumber informasi dari keluarga yaitu sebanyak 41 orang (27,3%), dokter 29 orang (19,3%),sosialisi 18 orang (12,%) dan paling sedikit mendapat sumber informasi berasal dari dari koran yaitu sebanyak 2 orang (1,3%). Masyarakat mojosongo mendapat sumber informasi JKN Mandiri paling tinggi adalah dari kuluarga. Keluarga merupakan kelompok yang terdekat denga konsumen. Dimana keluarga mempunyai intensitas bertemu yang lebih tinggi daripada yang lain sehingga untuk melakukan diskusi mengenai pemilihan jaminan kesehatan responden memiliki kesempatan yang lebih banyak. Mengingat dalam proses pemutusan pembelian seseorang membutuhkan informasi mengenai produk dan jasa yang diperlukan. Informasi yang didapatkan dari keluarga akan membuat kita lebih cepat percaya dan terpengaruh untuk ikut serta dalam program yang dijelaskan oleh anggota keluarga. Peran keluaraga sebagai influencers yaitu sebagai pihak yang memberikan informaasi kepada anggota keluarga lainnya tentang barang dan jasa yang dengan demikian mempengaruhi berbagai keputusan konsumsi yang berkaitan yaitu pihak yang mempunyai kekuatan untuk memutuskan jadi membeli barang atau jasa atau tidak (Limakrisna, 7). PENUTUP A. SIMPULAN 1. Karakteristik peserta JKN Mandiri di Kelurahan Mojosongo sebagian besar adalah laki-laki (72%) dan rata-rata berumur 47 tahun. 2. Responden paling banyak beralamat di Sibela karena dekat dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama. 3. Motivasi masyarakat di Kelurahan Mojosongo dalam keikutsertaan JKN mandiri dikatakan tinggi. 4. Motivasi masyarakat dalam keikutsertaan JKN mandiri berdasarkan jawaban responden karena kemudahan mendaftar, sosialisasi, informasi yang diterima, dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS, biaya kesehatan ditanggung BPJS, tertarik dengan fasilitas, berjaga-jaga, perlindungan dihari tua, tidak terbebani dengan biaya yang dikeluarkan, dipermudah proses pembayaran, dan sadar akan pantingnya kesehatan. 18

22 5. Masyarakat mendaftar JKN mandiri karena keinginan sendiri sebanyak 62%, dan karena ajakan orang lain (personal reference) sebanyak 32 %. Personal reference paling tinggi dari keluarga sebanyak 35, 3%. B. SARAN 1. Bagi BPJS sebaiknya meningkatkan cakupan kepesertaan JKN mandiri bukan hanya di Surakarta namun juga di daerah lainnya, 2. Bagi BPJS sebaiknya meningkatkan sosialisasi sehingga masyarakat yang mengikuti BPJS bukan hanya karena ikut ikutan namun memang pengetahuan mereka tentang BPJS tinggi. 3. Bagi peneliti lain melakukan penenlitian hubungan motivasi dan personal Refernce di kelurahan Mojosongo atau melakukan penelitian dengan menggambarkan motivasi dan personal Reference di Kelurahan lainnya di Kota Surakarta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 6. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S.. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Dikes. 14. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Oleh BPJS Kesehatan Bulan Januari 14. Semarang: Dinas Provinsi Jawa Tengah. Djali. 8. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Faisal. 11. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pembeli Kelas Perawatan Di Rumah Sakit Umum Haji Makasar Tahun. [Skripsi]. Makasar: FK Universitas Hasanudin. Hermawan dkk. Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Masyarakat Berobat Di Puskesmas Kecamatan Buayan. [Skripsi]. Kebumen: Stikes Muhamadyah Kebumen. KEMENKES RI. 12. Modul Pelatihan Jaminan Kesehatan bagi Petugas Puskesma: Jakarta. KEMENKES RI. 13. Buku Saku FAQ BPJS Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Khairurahmi. 9. Pengaruh Faktor Prediosisi, Dukungan Keluarga dan Level Penyakit Orang Dengan HIV/aids Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan. [Tesis Ilmiah]. Medan: Universitas Sumatra Utara. Kumalasari, A. 9. Hubungan Kualitas Pelayanan Rawat Inap Dengan Kepuasan Pasien Di Bangsal Mawar 1 RSUD DR. Moewardi Surakarta. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Leli, dkk. 12. Evaluasi Metode Untuk Mendeteksi Mycrobacteriumtubercolosis Pada Sputum Di Beberapa Unit Pelayanan Kesehatan Di Jakarta-Indonesia Jurnal Tubercholosis Indonesia. Vol. 8-Maret 12. Limakrisna. 7. Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemsaran. Jakarta: Mitra Wacana Media. Murti, B. 7. Dasar Dasar Asuransi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. Nara, A. 14. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Askes Pelayanan Kesehatan, Sumber Informasi Dan Dukungan Keluarga Dengan Dukungan Keluarga Dengan 19

23 Pemanfaatan Bersalin Yang Memadai Oleh Ibu Bersalin Di Puskesmas Kewangu Kabupaten Sumba Timur. [Tesis]. Denpasar: Universitas Undayana. Nitisusastro, M. 13. Asuransi Dan Usaha Perasuransi Di Indonesia.Bandung: Alfabeta. Notoatmodjo, S. 7. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 7.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S.. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S.. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S.5. Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya.jakarta: Rineka Cipta. Noviansyah dkk. 6. Persepsi Masyarakat Terhadap Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 22(3): Nugroho, W. 8. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. Nursalam. 8. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nurul, R. 12. Hubungan Antara Karakteristik Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Tubercolosis Di Kecamatan Semarang Utara. Jurnal Kesehatan. Vol 1 Tahun 12. Hal Oentoro, D.. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Laks Bang PRESSindo. Pancaningrum, dkk. 4. Gambaran Tingkat Pengetahuan Keluarga Mengenai Pencegahan DBD Di RW 9 Kelurahan Pondok Cina Kecamatan Beji Kota Depok Tahun 4. [Skripsi Ilmiah]. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Peraturan Presiden No 12 Tahun 13 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 13 Nomor 29). PT. ASKES. 13. Pedoman Tatalaksana Adminitrasi Kepesertaan Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Bukan PBI JKN). Jakarta: Grup Kepesertaan. Retnaningsih, E. 13. Akses Layanan Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sardiman. 5. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press Siagian, S. 4. Teori Motivasi dan Aplikasinya.. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 5. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono.8. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Thabrany, H. 13. Seminar Nasional dengan Tema Tantangan dan Harapan Jaminan Kesehatan Nasional (UU SJSN dan UU BPJS). Bengkulu: Fikes Universitas Muhamadiyah Bengkulu.

24 Umi, N. 7. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta: Agung Media. Wirata I. 11. Hubungan Kelompok Referensi, aksessibilitas Dan Kelengkapan Fasilitas Terhadap Permintaan Pelayanan Preventif Kesehatan Gigi DI Puskesmas Kota Denpasar. [Tesis Ilmiah]. Denpasar: Universitas Udayana. 21

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pertama kali dicetuskan di Inggris pada tahun 1911 (yang didasarkan pada mekanisme jaminan kesehatan sosial yang pertama kali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KECAMATAN BABAKAN CIPARAY KOTA BANDUNG TAHUN 2016 Novia Rhoza 1, Yeni Mahwati 2, Tri Nurhayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap penduduk di suatu negara membutuhkan perlindungan kesehatan sebagai kebutuhan dasar kehidupan. Salah satu bentuk perlindungan tersebut adalah jaminan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL NON PBI MANDIRI KOTA SURAKARTA YANG TERCATAT DI BPJS KESEHATAN SURAKARTA

STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL NON PBI MANDIRI KOTA SURAKARTA YANG TERCATAT DI BPJS KESEHATAN SURAKARTA STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL NON PBI MANDIRI KOTA SURAKARTA YANG TERCATAT DI BPJS KESEHATAN SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL NON PBI MANDIRI KOTA SURAKARTA YANG TERCATAT DI BPJS KESEHATAN SURAKARTA

STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL NON PBI MANDIRI KOTA SURAKARTA YANG TERCATAT DI BPJS KESEHATAN SURAKARTA STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL NON PBI MANDIRI KOTA SURAKARTA YANG TERCATAT DI BPJS KESEHATAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : YUSIKA PRAWISUDAWATI J 410 100

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Berdasarkan Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh status kesehatan masyarakat. Kesehatan bagi seseorang merupakan sebuah investasi dan hak asasi

Lebih terperinci

Pengetahuan Tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Pengetahuan Tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Pengetahuan Tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung 1 Alvi Revianti, 2 Titik Respati, 3 Yuliana

Lebih terperinci

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013 Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Disampaikan pada DIALOG WARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Kebumen, 19 September 2013 SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan, 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan, bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menjamin hak-hak kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN), bahwa pembangunan kesehatan harus merata di seluruh wilayah di Indonesia, namun kenyataannya pembangunan pada aspek kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tahun 2003 pemerintah menyiapkan rancangan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 1. Rancangan SJSN disosialisasikan ke berbagai pihak termasuk ke Perguruan Tinggi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau merupakan hak bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak untuk hidup sehat dan sejahtera merupakan bagian dari hak asasi manusia yang diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara tentang kesejahteraan sosial sudah pasti berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPESERTAAN PROGRAM JKN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMAJA KOTA SAMARINDA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPESERTAAN PROGRAM JKN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMAJA KOTA SAMARINDA JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA VOLUME 06 No. 02 Juni 2017 Halaman 66-72 Husnun Nadiyah, dkk.: Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kepesertaan Program JKN Artikel Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011). 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang kesehatan merupakan salah satu indikator utama dari berkembangnya kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah geografis tertentu.kesejahteraan masyarakat di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28 H dan UU Nomor 36/2009 tentang kesehatan). Oleh karenanya setiap individu, keluarga

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA Putria Carolina*, Ady Fraditha**, Ika Paskaria*** Sekolah

Lebih terperinci

KEIKUTSERTAAN KEPALA KELUARGA DESA TEGALSARI PONOROGO DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

KEIKUTSERTAAN KEPALA KELUARGA DESA TEGALSARI PONOROGO DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL KEIKUTSERTAAN KEPALA KELUARGA DESA TEGALSARI PONOROGO DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Kusuma Estu Werdani 1, Salma Binti Purwaningsih 2, dan Purwanti 3 1,2 Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS 1. Apa itu JKN dan BPJS Kesehatan dan apa bedanya? JKN merupakan program pelayanan kesehatan terbaru yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi akibat adanya pengindraan terhadap objek tertentu

Lebih terperinci

EDY PRABOWO SETIAWAN J

EDY PRABOWO SETIAWAN J PERBEDAAN KEPUASAN ANTARA PASIEN UMUM DENGAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PENERIMA BANTUAN IURAN (JKN PBI) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS NGUTER SUKOHARJO Skripsi ini Disusun

Lebih terperinci

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Petugas Serta Persepsi Pasien terhadap Pelayanan Rawat Jalan Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kabupaten Kendal Tahun 2015 Muhammad Nur Fathoni *), Agus Perry Kusuma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) telah memberikan kepastian perlindungan dasar kepada warga negara Indonesia. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami perubahan sistem pelayanan kesehatan sejak Januari 2014. Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran biaya kesehatan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. Namun demikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara ekonomis (Ps. 1 point (1) UU Nomor 23/1992 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional adalah perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang selalu ada pada setiap negara tanpa memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada kenyataannya tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. aktifitas sehari harinya. Kesehatan yang dimiliki seseorang tidak hanya ditinjau dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. aktifitas sehari harinya. Kesehatan yang dimiliki seseorang tidak hanya ditinjau dari BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melakukan aktifitas sehari harinya.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PONOROGO 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PONOROGO 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PONOROGO 2015 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI Bayu Kusuma Wardana 1, Suharto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran

Lebih terperinci

JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98

JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98 JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98 HUBUNGAN PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANGBADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)DENGAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENGGUNAANBADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,

Lebih terperinci

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PATIENT SATISFACTION BPJS OVERVIEW OF HEALTH SERVICES

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PATIENT SATISFACTION BPJS OVERVIEW OF HEALTH SERVICES Gambaran Kepuasan Pasien BPJS Terhadap Pelayanan Kesehatan GAMBARAN KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PATIENT SATISFACTION BPJS OVERVIEW OF HEALTH SERVICES STIKES RS. Baptis Kediri Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 untuk dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, berbagai program pembangunan diarahkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumberdaya dibidang kesehatan

Lebih terperinci

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014 ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014 OLEH : DR.CHAZALI H. SITUMORANG, APT, M,Sc / KETUA DJSN SJSN: Reformasi Jaminan Sosial TATA CARA SJSN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMSOS

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum Wilayah IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Sleman merupakan salah satu wilayah yang tergabung kedalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, pada pasal 25 Ayat (1) dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek kehidupan turut mengalami perubahan. Arus teknologi dan informasi sedemikian berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jaminan Kesehatan Nasional 2.1.1. Definisi Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun

Lebih terperinci

PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN

PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA PASIEN DAN NON DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN Nur Faizah Ulfah 1), Cahyaningrum 2), Adil Zulkarnaen 3) Program Studi D IV BidanPendidik, STIKes Ngudi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA KLAIM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN PADA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Harus disadari bahwa hidup dan kebebasan manusia akan menjadi tanpa makna jika kesehatannya tidak terurus. karena itu kesehatan sebagai isu HAM, dalam hal ini hak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, padapasal 25 Ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Yustina, 2015). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. (Yustina, 2015). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap manusia. Pemerintah wajib menyediakan pelayanan kesehatan yang baik bagi setiap warga negaranya (Yustina, 2015). Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja layanan kesehatan yang diterima setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang No.25 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang No.25 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa negara wajib melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan penyebab kematian ketiga (10%) di dunia setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat GAMBARAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) PADA PESERTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) DAN Non-PENERIMA BANTUAN IURAN (Non-PBI) DI PUSKESMAS MEDAN DENAI Taufiqul 1, Ricky 1, Siti 1,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk

Lebih terperinci

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak PENGARUH BPJS TERHADAP MINAT MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DI RSUD DOLOKSANGGUL KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 20 Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universal Health Coverage (UHC) merupakan isu penting yang telah ditetapkan WHO (World Health Organization) bagi negara maju dan negara berkembang sehingga penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 pasal 3 ayat 2, dan pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang Program

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 pasal 3 ayat 2, dan pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang Program BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemerintah Indonesia dalam memajukan kesehatan masyarakat terutama kesejahteraan dibidang kesehatan mempunyai suatu program yang disebut asuransi kesehatan. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah suatu keadaan yang baik dari segi fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak hanya dilihat dari tidak adanya suatu penyakit atau kelemahan saja (WHO,

Lebih terperinci

II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan batasan masalah di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan

II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan batasan masalah di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan I. PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sudah tentu disusun berdasarkan kondisi Indonesia sekarang, cita-cita buat apa negara ini didirikan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak untuk memiliki tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang memadai merupakan hak asasi manusia yang tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari pembangunan nasional secara menyeluruh. Adapun tujuan pembangunan kesehatan adalah mencapai kemampuan

Lebih terperinci

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan

Lebih terperinci

JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO BERINTEGRASI KE JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN

JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO BERINTEGRASI KE JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO BERINTEGRASI KE JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Azasi Manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional, pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselengarakan secara

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Dasar-dasar Perhitungan statistika. Jakarta: Sagung Seto

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Dasar-dasar Perhitungan statistika. Jakarta: Sagung Seto DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Perhitungan statistika. Jakarta: Sagung Seto Arlija, I. 2006. Dukungan sosial pada pasien tb paru terminal yang melakukan terapi. Skripsi tidak dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sehat menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu kedaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era sekarang ini semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, akan mengakibatkan tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan. Salah satu mengantisipasi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN Karunia Hapsari 1, Moch. Arief TQ 2, Tri Lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen APIKES Mitra

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

KAJIAN KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) KAJIAN KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) Muhammad Khozin Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email: Ozin_siin@yahoo.com Abstract: This study was aimed to assess the level

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu sektor yang mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

Pengetahuan Peserta BPJS Terhadap Alur Pelayanan Rawat Jalan Pasien BPJS Di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Periode Januari - Maret 2014

Pengetahuan Peserta BPJS Terhadap Alur Pelayanan Rawat Jalan Pasien BPJS Di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Periode Januari - Maret 2014 Pengetahuan Peserta BPJS Terhadap Alur Pelayanan Rawat Jalan Pasien BPJS Di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Periode Januari - Maret 214 ABSTRACT To determine the level of knowledge of the outpatient

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Program JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme asuransi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi luas menyangkut fungsi pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional MENTERI Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Peluncuran Peta jalan Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019 Jakarta, 29 November 2012 1 MENTERI SISTEMATIKA 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung

Lebih terperinci