BAB VI KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : telah hilang terkubur oleh pasir dan material erupsi lainnya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : telah hilang terkubur oleh pasir dan material erupsi lainnya."

Transkripsi

1 65 BAB VI KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : 1. Pengaruh erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terhadap tata cara pelaksanaan upacara becekan di Dusun Pagerjurang, Kepuhsari, dan Manggong terletak pada prosesi setelah selesai kenduri di Sungai Gendol, sebelum erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, masyarakat di sekitar sumur tua di Dusun Kepuhsari sebelum Jumatan mengadakan kenduri di dekat sumur, tetapi pasca erupsi prosesi ini ditiadakan karena kondisi sumur tua yang telah hilang terkubur oleh pasir dan material erupsi lainnya. 2. a. Sejarah tradisi upacara becekan diceritakan bahwa pada sekitar seratus tahunan yang lalu di Sungai Gendol ada seorang muslim bernama Kyai Ajar Merta sedang menggembala kambing di sekitar sungai, karena sudah masuk waktunya sholat ashar, beliau ingin melaksanakan sholat ashar, tetapi beliau tidak menemukan air untuk berwudhu. Kebetulan kambing yang beliau gembala membenturkan kepalanya ke tebing (njebles bahasa Jawa), kemudian dari tebing tersebut keluar air dan beliau pakai untuk berwudhu untuk selanjutnya melaksanakan sholat. Sejak dulu di lokasi sungai kekurangan air, mendengar ada mata air di sungai kemudian masyarakat berbondongbondong untuk mengambil air. Mereka bersyukur dan ungkapan rasa 65

2 66 syukur mereka dengan memotong kambing dan dinikmati bersamasama sekitar sungai, karena kepercayaan mereka terhadap penguasa gunung Merapi, maka memotong kambingnya di tengah sungai agar terlihat oleh penguasa gunung Merapi, dan hari Jum at Kliwon yang di anggap sebagai hari keramat dipandang tepat untuk melaksanakan prosesi tersebut. Dilaksanakan mangsa kapat atau mangsa kelima, karena saat itu saatnya kurang air. Syukuran dilaksanakan musim itu agar air tetap lestari ada dan diberi hujan. Akhirnya syukuran itu dilestarikan dengan tujuan mohon hujan agar tidak terjadi kemarau panjang sehingga tanah dan tanaman tetap subur. b. Upaya pemerintah dalam pelestarian tradisi upacara becekan di Dusun Pagerjurang, Kepuhsari, dan Manggong antara lain ikut mendukung dalam pelestarian upacara adat becekan dengan memberikan bantuan dana ditujukan agar pelaksanaan ritual dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan. 3. Nilai-nilai historis pedagogis yang terjadi dalam tradisi upacara becekan yaitu sampai saat ini masyarakat masih mempercayai adanya roh halus penjaga Gunung Merapi seperti Sultan Muhidin, Kyai Ageng Perlapa, Kyai Rajek Wesi dan Kyai Sapu Jagad, serta penjaga belik Sungai Gendol yaitu Kyai Kentole Tamenggala dan Kyai Anggarida. Hal tersebut terjadi karena adanya temuan cerita rakyat tentangterjadinya sejarah upacara becekan di Sungai Gendol. Kemudian ada perubahan perilaku masyarakat dimana

3 67 dengan terjadinya erupsi, masyarakat lebih bersemangat untuk berfikir, bekerja, dan berbuat agar tercapainya upacara becekan. 4. Pelestarian becekan pada saat sebelum terjadi erupsi Gunung Merapi tahun 2010 kegiatan pokoknya yaitu menyembelih kambing selamatan becekan, selamatan di sumur tua bagi masyarakat di sekitar sumur tua di RT.1 Dusun Kepuhsari, kemudian kenduri selamatan di dusun masing-masing. Arakarakan sebelum kambing disembelih dari depan masjid di Kepuhsari diiringi kesenian jathilan dan para tokoh masyarakat berpakaian seragam Jawa, ada penyerahan kambing yang akan disembelih dari warga masyarakat kepada kadus, dari kadus diserahkan kepada Rois yang bertugas menyembelih. Tetapi setalah erupsi gunung terjadi kegiatan becekan prosesi kenduri di dekat sumur tua ditiadakan karena kondisi sumur tua yang telah hilang terkubur oleh pasir dan material erupsi lainnya. Sedangkan prosesi becekan yang lain masih tetap sama. Dalam kenduri selamatan becekan di tengah sungai tidak ada sesaji bunga dan kemenyan, semua yang untuk selamatan makanan yang layak makan, hal ini masih sama baik sebelum maupun pasca erupsi Gunung Merapi tahun B. Implikasi 1. Teoritis Dari data yang terkumpulternyatamenunjukkanadanyaketerlibatanmasyarakatpagerjurang, Kepuhsari,

4 68 danmanggongdalammelestarikanupacarabecekandanupayapemerintahdalam pelestarianupacaraadat di KabupatenSleman.DengandemikiandapatdikemukakanbahwaerupsiGunung Merapitahun 2010 berpengaruhterhadaptradisiupacaraadatbecekan, khususnyadalamtatacaraatauurut-urutanprosesiupacarabecekan. Bentukkaryailmiahmelaluihasilpenelitianinidapatmenambahkhasanahilmupe ngetahuandalamupayameningkatkankemajuanpenelitian yang bersifatdeskriptifkualitatif. 2. Praktis DenganadanyahasilpenelitianerupsiGunungMerapitahun 2010 yang berpengaruhterhadaptradisiupacarabecekan di Dusunpagerjurang, Kepuhsari, danmanggong, makadapatdijadikanpertimbanganbagimasyarakat, untukmenjadikanupacaraitulebihmenarik. Sehinggadapatdikemasdalambentukasetwisata yang menguntungkan, denganbantuandarisemuapihak yang terkait. C. Saran-saran 1. BagiMasyarakatPagerjurang, Kepuhsari, danmanggong Setelahupacarabecekandilaksanakansampaisatubulanbelumturunhuja n, makatokohmasyarakatatautetuamasyarakatkonsultasikedesakepuharjo. Agar daridesaadakearifanmengadakansholatistiqa di lapangan yang didukungolehsemuaumat Islam. 2. BagiPemerintahDesa

5 69 Memberikandukungan moral dan spiritual padamasyarakatpagerjurang, Kepuhsari, danmanggongpascaerupsigunungmerapitahun2010 sesuaidengankemampuandesa. Agar tradisibecekaninitetapdilestarikan, akantetapiketaqwaanterhadaptuhan Yang MahaEsatetapdimotivasidanditingkatkan. 3. BagiDinasPariwisata MemberikanpembinaankepadamasyarakatKepuharjo, bahwamelestarikantradisi yang ada di wilayahnya, merupakankebanggaan yang dapatmenjadipengikatkerukunandanpersaudaraan.upacaraadatbecekandapatd ijadikanikonbudayarutinwilayahdandijadikansebagai tahunanuntukmenarikwisatawanterutama lingkungandesakepuharjo.apabiladikaitkandengankeistimewaan agenda di Daerah Istimewa Yogyakarta, dimanaharusmengembangkankebudayaanlokal.kebudayaan yang dikemas agar dapatmenarikwisata, sehinggamenguntungkanmasyarakatitusendiri. 4. BagiAkademisi Penelitianinibelumsempurna, masihterdapatkelemahandankekurangan.makaperludikembangkanlagikarena masihadatradisi yang dilestarikanmasyarakatlain yang belumpernahditeliti.

6 70 DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Dudung Metode Penelitian Kualitatif. PT Lugus Wacana: Jakarta. Guba, Denzin Teori dan Paradigma Penelitian Sosial Penyunting Agus Salim. PT. Tiara Wacana : Yogyakarta. Gootschalk, Louis Mengerti Sejarah (terjemahan Nugroho Noto Susanto). Universitas Indonesia Press: Jakarta. Hugiono dan Poerwantana Pengantar Ilmu Sejarah. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Jaedun, Amat Kesiapan SMK Dalam Mengimplementasikan Program Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jurnal Kependidikan. Majalah Ilmiah. Penelitian Pendidikan. Lembaga Penelitian IKIP: Yogyakarta. Karjinah Pengaruh Upacara Becekan Terhadap Kehidupan Masyarakat Kepuharjo Cangkringan. Skripsi. Koentjaraningrat Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Koentjaraningrat Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia Cetakan Ke-14. Djambatan: Jakarta. Licoln, Yvona S, dan Egon G. Guba Naturalistic Inquiry Penyunting Prof. DR. Lexy Moleong, M.A Metodelogi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Maryaeni Metode Penelitian Kebudayaan. PT. Bumi Aksara: Jakarta. Moleong, Lexy. J Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Nuryati, Reni Penelitian Sebuah Pengantar. UKM Penelitian UNY: Yogyakarta.

7 71 Rohman Dhohiri, Taufik Panduan Belajar Sosiologi. Yudhistira: Ciawi Bogo. Romein, J.M Aera Eropa Peradaban Eropa Sebagai Penyimpangan Dari Pola Umum (diterjemahkan oleh Noer Toegiman). Ganaco N.V: Bandung- Jakarta-Amsterdam. Subagya. Rahmad Kepercayaan dan Agama. Kanisius: Yogyakarta. Sunardi Upaya Pelestarian Upacara Tradisional Saparan Wonolelo Widomartani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Tashadi, dkk Kabupaten Sleman Dalam Perjalanan Sejarah. Diterbitkan oleh Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman. Tim Penyusun Upacara Adat Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Sleman. Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman: Yogyakarta. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Tyas, Dewayani.C Gunung Meletus dan Antisipasinya. CV. Aneka Ilmu: Semarang. Sumber dari Internet:

8 72 Lampiran 1 CATATAN OBSERVASI PENGAMATAN A. DATA INFORMAN 1. Nama : Umur : Jabatan : Alamat :... B. LOKASI PENELITIAN PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN Dusun Pagerjurang a. Apakah pemukiman penduduk masih utuh? a. Ya b. Tidak b. Apakah tanahnya masih subur? a. Ya b. Tidak c. Apakah tanamannya subur? a. Ya b. Tidak d. Apakah sarana air dalam kondisi baik? a. Ya b. Tidak e. Apakah akses jalan dalam dusun dapat dilalui? a. Ya b. Tidak 2. Dusun Kepuhsari a. Apakah pemukiman penduduk masih utuh? a. Ya b. Tidak b. Apakah tanahnya masih subur? a. Ya b. Tidak c. Apakah tanamannya subur? a. Ya b. Tidak d. Apakah sarana air dalam kondisi baik? a. Ya b. Tidak e. Apakah akses jalan dalam dusun dapat dilalui? a. Ya b. Tidak

9 73 3. Dusun Manggong a. Apakah pemukiman penduduk masih utuh? a. Ya b. Tidak b. Apakah tanahnya masih subur? a. Ya b. Tidak c. Apakah tanamannya subur? a. Ya b. Tidak d. Apakah sarana air dalam kondisi baik? a. Ya b. Tidak e. Apakah akses jalan dalam dusun dapat dilalui? a. Ya b. Tidak 4. Sungai Gendol a. Apakah Sungai Gendol dalam keadaan baik? a. Ya b. Tidak b. Apakah akses menuju lokasi sungai sulit dilalui? a. Ya b. Tidak c. Apakah masih terdapat mata air? a. Ya b. Tidak d. Apakah lokasi sungai masih berfungsi? a. Ya b. Tidak e. Apakah lokasi sungai masih dapat dimanfaatkan? a. Ya b. Tidak

10 74 Lampiran 2 PEDOMAN PANDUAN WAWANCARA A. DATA INFORMAN 1. Nama : Umur : Jabatan : Alamat :... B. ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN Pada tanggal berapa terjadinya erupsi? 2. Apakah terdapat kdorban jiwa akibat erupsi khususnya di Dusun Pagerjurang, Kepuhsari, dan Manggong? 3. Dusun mana sajakah yang mengalami kerusakan parah akibat erupsi? 4. Pada saat terjadi erupsi, para penduduk sebagian besar mengungsi di mana? 5. Bagaimana kondisi saat ini setelah 6 tahun peristiwa erupsi tersebut berlalu? C. UPACARA BECEKAN 1. Apakah tradisi upacara becekan masih dilaksanakan pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010? 2. Bagaimana tata cara pelaksanaan upacara becekan pasca erupsi? 3. Adakah perbedaan tata cara upacara becekan sebelum erupsi dan pasca erupsi?

11 75 4. Di mana dilaksanakannya upacara becekan tersebut? 5. Siapakah yang memimpin upacara tersebut? 6. Siapa saja peserta yang mengikuti upacara tersebut? 7. Bagaimana sejarah upacara becekan? 8. Apa tujuan dari upacara becekan tersebut? 9. Adakah yang menentang diadakannya upacara becekan? 10. Adakah pengaruh dengan diadakannya prosesi upacara tersebut terhadap kondisi alam di Desa Kepuharjo? Terjadi hujan atau tidak?

12 76 Lampiran 3 DAFTAR INFORMAN 1. Nama : Suwabi Umur Jabatan Alamat : 46 tahun : Kadus Pagerjurang : Pagerjurang, Kepuharjo, Cangkringan 2. Nama : Supangat Umur Jabatan Alamat : 56 tahun : Ketua RT : Pagerjurang, Kepuharjo, Cangkringan 3. Nama : Panggung WIdodo Umur Jabatan Alamat : 44 tahun : Kadus Kepuhsari : Kepuhsari, Kepuharjo, Cangkringan 4. Nama : Ranto Wiyono Umur Jabatan Alamat : 63 tahun : Tetua Kepuhsari : Kepuhsari, Kepuharjo, Cangkringan

13 77 5. Nama : Panut Umur Jabatan Alamat : 65 tahun : Kadus Manggong : Manggong, Kepuharjo, Cangkringan 6. Nama : Rohmad Sudiyanto Umur Jabatan Alamat : 38 tahun : Penyembelih Kambing Becekan : Kepuhsari, Kepuharjo, Cangkringan 7. Nama : Karjo Umur Jabatan Alamat : 64 tahun : Peserta Becekan : Manggong, Kepuharjo, Cangkringan 8. Nama : Sri Suwarni Umur Jabatan Alamat : 41 tahun : Ketua PKK : Kepuhsari, Kepuharjo, Cangkringan

14 78 Lampiran 4 FOTO LOKASI DUSUN PAGERJURANG PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 Kondisi rumah penduduk yang sebagian besar masih utuh Kondisi pemukiman penduduk sebagian besar masih terlihat utuh sebagian lagi sudah pindah di Huntap Pagerjurang di sebelah selatan lapangan Golf

15 79 FOTO LOKASI DUSUN KEPUHSARI PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 Sisa-sisa puing rumah penduduk akibat terjangan awan panas Bekas rumah penduduk dijadikan lahan perkebunan sengon oleh warga masyarakat Dusun Kepuhsari

16 80 FOTO LOKASI DUSUN MANGGONG PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 Bekas Dusun Manggong yang telah terkubur material erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 Semua pemukiman penduduk dipindahkan ke Huntap Pagerjurang

17 81 FOTO LOKASI SUNGAI GENDOL PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 Kondisi Sungai Gendol yang sudah tidak berfungsi akan tetapi tetap dipergunakan untuk prosesi upacara tradisi becekan tiap tahunnya Kondisi Sungai Gendol yang sudah tidak berfungsi lagi

18 82 FOTO PELAKSANAAN UPACARA BECEKAN TAHUN 2015 Iring-iringan peserta upacara becekan menuju ke Sungai Gendol Penyembelihankambing di tengah-tengah Sungai Gendol

19 83 Para pembawa alat masak gulai kambing Suasana becekan/selamatan di dusun masing-masing dengan memanjatkan do a

DAMPAK ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 TERHADAP TRADISI UPACARA BECEKAN DI KEPUHARJO CANGKRINGAN SKRIPSI. Oleh : Hesti Indriyani NPM :

DAMPAK ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 TERHADAP TRADISI UPACARA BECEKAN DI KEPUHARJO CANGKRINGAN SKRIPSI. Oleh : Hesti Indriyani NPM : DAMPAK ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 TERHADAP TRADISI UPACARA BECEKAN DI KEPUHARJO CANGKRINGAN SKRIPSI Oleh : Hesti Indriyani NPM : 09144400005 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian Ritual Malem Minggu Wage ini berlokasi di Gunung Srandil Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap yang bertujuan untuk mendeskripsikan setting, asal-usul,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kondisi Geofisik 1. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian mengenai partisipasi masyarakat dalam perayaan tradisi masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji, mengingat saat ini kehidupan masyarakat sudah dilanda

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan kepulauan Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan curah hujan yang relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. membiarkan diri dibanjiri oleh gelombang-gelombang kebudayaan yang datang

BAB V PENUTUP. membiarkan diri dibanjiri oleh gelombang-gelombang kebudayaan yang datang BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pertanyaan yang menjadi ciri khas dari kebudayaan Jawa adalah bahwa cirinya terletak dalam kemampuan luar biasa kebudayaan Jawa untuk membiarkan diri dibanjiri oleh gelombang-gelombang

Lebih terperinci

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh : Desy Dwijayanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Cahyo_desy@yahoo.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dusun Sremo merupakan salah satu dusun yang wilayahnya banyak terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di bangun tahun 1994 sampai 1996 merupakan program

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sosial masyarakat pasca relokasi hunian tetap di Dususn Batur Kelurahan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sosial masyarakat pasca relokasi hunian tetap di Dususn Batur Kelurahan BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan kajian dan penelitian tentang analisis terhadap perubahan sosial masyarakat pasca relokasi hunian tetap di Dususn Batur Kelurahan Kepuharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 merupakan salah satu letusan besar dalam catatan sejarah terjadinya erupsi Gunung Merapi. Letusan eksplosif yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat terelakkan. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin banyak kebutuhan lahan yang harus disiapkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan diri dan keluarganya. Secara sosial ekonomi masyarakat sekarang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan diri dan keluarganya. Secara sosial ekonomi masyarakat sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan seni budaya yang semakin maju membuat pola pikir masyarakat juga semakin maju pula. Kemajuan pola pikir yang terjadi di masyarakat dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah negara yang kaya akan gunung api dan merupakan salah satu negara yang terpenting dalam menghadapi masalah gunung api. Tidak kurang dari 30

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi 24 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah

Lebih terperinci

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Adanya konflik yang melibatkan warga sipil dengan TNI menimbulkan berbagai perubahan pada bidang sosial maupun bidang budaya bagi kehidupan masyarakat Desa Setrojenar.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Oleh : Martina Catur Nugraheni program studi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang merupakan daerah katulistiwa mempunyai letak geografis pada 80 LU dan 110 LS, dimana hanya mempunyai dua musim saja yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Lebih terperinci

2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI

2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ciamis adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berada di Tenggara Jawa Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. koorditat 07 º 40 42,7 LS 07 º 28 51,4 LS dan 110º 27 59,9 BT - 110º 28

KEADAAN UMUM WILAYAH. koorditat 07 º 40 42,7 LS 07 º 28 51,4 LS dan 110º 27 59,9 BT - 110º 28 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Geografi 1. Letak dan Luas Wilayah Desa Desa Kepuharjo terletak di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terperinci simpulannya adalah sebagai berikut: 2. Asal mula mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan yaitu mitosnya

BAB V PENUTUP. terperinci simpulannya adalah sebagai berikut: 2. Asal mula mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan yaitu mitosnya 116 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap maslah mitos Gunung Slamet di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan Penelitian Sajen Peturon di desa Rowodadi, Kecamatan Grabag,

BAB V PENUTUP. A. Simpulan Penelitian Sajen Peturon di desa Rowodadi, Kecamatan Grabag, BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian Sajen Peturon di desa Rowodadi, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo yang bertujuan untuk mendeskripsikan asal-usul sajen peturon, prosesi sajen peturon, makna perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah bagian dari suatu ekosistem yang harus diperhatikan eksistensinya. Manusia harus menciptakan lingkungan budayanya menjadi enak dan nyaman. Orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Gunungapi Merapi dikenal sebagai gunungapi teraktif dan unik di dunia, karena periode ulang letusannya relatif pendek dan sering menimbulkan bencana yang

Lebih terperinci

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Oleh : Muhamad Arif Susanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuhamadArif347@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN INSTRUMEN DAN FUNGSI MUSIK IRINGAN BEKAKAK BREGADA MANGKUBUMI GAMPING TENGAH DI KELURAHAN AMBARKETAWANG KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TEKNIK PERMAINAN INSTRUMEN DAN FUNGSI MUSIK IRINGAN BEKAKAK BREGADA MANGKUBUMI GAMPING TENGAH DI KELURAHAN AMBARKETAWANG KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TEKNIK PERMAINAN INSTRUMEN DAN FUNGSI MUSIK IRINGAN BEKAKAK BREGADA MANGKUBUMI GAMPING TENGAH DI KELURAHAN AMBARKETAWANG KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember 2010 tercatat sebagai bencana terbesar selama periode 100 tahun terakhir siklus gunung berapi teraktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu penelitian. Lokasi penelitian ada di desa Pondok Wonolelo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Kesenian tradisional pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Kesenian tradisional pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki beragam bentuk kesenian tradisional. Keberagaman kesenian tradisional tersebut adalah bagian dari kebudayaan setempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dan setiap individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, dijelaskan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana alam. Indonesia berada diantara dua lempeng tektonik yaitu lempeng eurasia dan lempeng India- Australiayang setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya penyelamatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT ' BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di bagian selatan tengah Pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua bentuk upacara yaitu Kirab

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Keberadaan Dusun Krebet sebagai desa wisata sentra seni kerajinan batik dengan media kayu dan desa budaya muncul melalui sebuah proses perjalanan yang cukup panjang.

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB III HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis dan Demografi Wilayah Kaliwungu Kabupaten Kendal terletak

Lebih terperinci

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa FUNGSI TRADISI SRAKALAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT PADA TAHUN 1980 DAN TAHUN 2013 DI DESA PIYONO KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO (KAJIAN PERUBAHAN BUDAYA) Oleh: Ratna Lestari program studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat serbaguna dalam kehidupan. Selain sebagai sumber daya penghasil kayu dan sumber pangan yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAFTAR LAMPIRAN 1. Peta Lokasi Huntap Komunal Di Kecamatan Cangkringan, Sleman 2. Peta Persil Huntap Banjarsari, Desa Glagahharjo, Kecamatan Cangkringan 3. Peta Persil Huntap Batur, Desa Kepuhharjo, Kecamatan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH 41 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH Kerangka Berpikir Kebudayaan adalah sebuah pola dari makna-makna yang tertuang dalam simbol-simbol yang diwariskan melalui sejarah. Kebudayaan adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sebuah ciri dari masyarakat di suatu daerah. Contoh nyata dari kebudayaan di masyarakat adalah adanya berbagai macam pakaian adat, tradisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari suatu masyarakat yang beraneka ragam, mulai dari keorganisasian

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari suatu masyarakat yang beraneka ragam, mulai dari keorganisasian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam bermasyarakat dapat kita amati adanya pola-pola hidup dari suatu masyarakat yang beraneka ragam, mulai dari keorganisasian masyarakat, upacara,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Musik sebagai identitas atau simbol masyarakat daerah kalibawang. b. Musik sebagai pembelajaran tentang agama islam, musik yang

BAB V PENUTUP. a. Musik sebagai identitas atau simbol masyarakat daerah kalibawang. b. Musik sebagai pembelajaran tentang agama islam, musik yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari semua data yang telah didapatkan dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa musik memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi seniman dan masyarakat sekitar kubro

Lebih terperinci

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Oleh : Ahmad Muhlasin program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa a_muhlasin@ymail.com

Lebih terperinci

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI) TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI) Oleh: Yuli Ernawati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Yuli.erna13@yahoo.com Abstrak:Rumusan

Lebih terperinci

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Oleh: Andri Saputro Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Andrisaputro636@Gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, Bendung Krapyak berada di Dusun Krapyak, Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada posisi 7 36 33 Lintang Selatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu :

BAB V PENUTUP. 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu : BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu : - tahap persiapan - Tahap pelaksanaan (a) Tahap Persiapan

Lebih terperinci

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo) ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RINASARI A 220080085 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Bersama Membangun Solidaritas Untuk Bertahan Hidup

BAB V PENUTUP. 1. Bersama Membangun Solidaritas Untuk Bertahan Hidup BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tentang kelompok mina mawar sebagai bentuk kemandirian sosial masyarakat pasca erupsi merapi, maka dapat kita simpulkan bahwa upaya untuk pemulihan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh jalur api (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Australia. Letak wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kawasan Wisata Pengging kabupaten Boyolali merupakan kawasan yang memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam tirta Pengging.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana

BAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Skripsi ini menganalisis tentang partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana terutama

Lebih terperinci

Vulnerability. (Kerentanan) Praktikum Lapangan Gunung Merapi Mata Kuliah Mitigasi Bencana

Vulnerability. (Kerentanan) Praktikum Lapangan Gunung Merapi Mata Kuliah Mitigasi Bencana Vulnerability (Kerentanan) Praktikum Lapangan Gunung Merapi Mata Kuliah Mitigasi Bencana Aria Gumilar Rachmat Arie Prabowo M. Kurniawan Rama Irawan Program Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program

Lebih terperinci

KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono

KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono ABSTRAK Erupsi Gunung Merapi telah menghasilkan sekitar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari,

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari, 54 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesenian Ledhek merupakan kesenian rakyat yang hadir sebagai suatu hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari, kabupaten Gunungkidul. Kesenian

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA WACANA EKSPOSISI SISWA SD DI DESA SELO KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA WACANA EKSPOSISI SISWA SD DI DESA SELO KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA WACANA EKSPOSISI SISWA SD DI DESA SELO KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE

LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE SKRIPSI Di ajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Manifestasi Ideologi Visualisasi Opening Billboard Bumper (OBB) Program

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Manifestasi Ideologi Visualisasi Opening Billboard Bumper (OBB) Program 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Manifestasi Ideologi Visualisasi Opening Billboard Bumper (OBB) Program Televisi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia yang merupakan daerah katulistiwa mempunyai letak geografis pada 8 0 LU dan 11 0 LS, dimana hanya mempunyai dua musim saja yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Lebih terperinci

XI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. erupsi Merapi terhadap sektor pertanian dan lingkungan TNGM di Provinsi DIY dan

XI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. erupsi Merapi terhadap sektor pertanian dan lingkungan TNGM di Provinsi DIY dan 213 XI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 11.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tentang dampak erupsi Merapi terhadap sektor pertanian dan lingkungan TNGM di Provinsi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang diperoleh tentang persepsi masyarakat tentang kesenian kuda lumping dalam pelestarian budaya nusantara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Sumber daya alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua). Tanda baca berguna bagi pembaca untuk membantu memahami setiap bacaan. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan ghaib, luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan

Lebih terperinci

kepada para hadirin yang hadir.

kepada para hadirin yang hadir. Lampiran 1 TRANSKIP OBSERVASI : 01/1 O/2016 Tanggal Pengamatan : 5 Februari 2016 Jam : 14.00 16.00 Disusun Jam : 20.00 22.30 Kegiatan yang diobservasi : Proses Kegiatan Bersih Desa di Desa Ngrogung Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Desa Argomulyo merupakan salah satu desa di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Tanti Wahyuningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa wahyutanti546@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dipengaruhi (www.carapedia.com).

BAB II KAJIAN TEORI. dipengaruhi (www.carapedia.com). 11 A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN TEORI 1. Kajian Dampak Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik akibat positif maupun akibat negatif. Pengaruh sendiri adalah suatu keadaan dimana

Lebih terperinci

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI SEMESTER 2 CARA- CARA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM A. CARA- CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM 1. Menghadapi Peristiwa Gempa Bumi Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam, selain menyimpan potensi kekayaan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam, selain menyimpan potensi kekayaan yang berguna bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alam, selain menyimpan potensi kekayaan yang berguna bagi kehidupan manusia, juga menyimpan potensi bahaya dan bencana. Erupsi (letusan) gunung api merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat manusia dan kebudayaan yang dihasilkannya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi

Lebih terperinci

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI Disusun oleh : Lucky Indra Pradipta (07312244072) Agus Satmoko (07312244081) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSUTAS

Lebih terperinci

Desa Tlogolele tak Lagi Terisolir Ambrolnya Dam Kali Apu oleh hantaman banjir lahar hujan pasca erupsi Merapi 2010, menyebabkan Desa

Desa Tlogolele tak Lagi Terisolir Ambrolnya Dam Kali Apu oleh hantaman banjir lahar hujan pasca erupsi Merapi 2010, menyebabkan Desa Lampiran 7 Seri Tlogolele Dam Kali Apu, simbol persahabatan manusia dengan Gunung Merapi Posted on September 20, 2013 http://suprihati.wordpress.com/2013/09/20/dam-kali-apu-simbol-persahabatandengan-gunung-merapi/

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Merapi yang terjadi pada bulan Oktober 2010 telah memberikan banyak pelajaran dan meninggalkan berbagai bentuk permasalahan baik sosial maupun ekonomi yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara periodik setiap tiga tahun, empat tahun atau lima tahun. Krisis Merapi yang berlangsung lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1744 sebagai

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013 1 Kebijakan Teknis Evakuasi Kebijakan teknis evakuasi merupakan bagian dari Skenario Rencana Penanggulangan Bencana Erupsi Gunungapi Merapi Menyusun

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Kabupaten Sleman 1. Kondisi Geografis Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga

BAB I PENDAHULUAN. bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam 2010 mengguncang Indonesia, mulai dari banjir bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga Letusan Gunung Merapi di Yogyakarta.

Lebih terperinci

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NILAM FAHRIDA A 220080068 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Menurut Gema Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) (2011:14), Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di dunia. Erupsi

Lebih terperinci

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Siti Nurfaridah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa flowersfaragil@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 11 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pendekatan terhadap sumber daya alam yang dikandung dalam sistem budaya tradisional adalah bersifat holistik dan bottom up sejalan dengan nalar yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air, material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu daerah

Lebih terperinci