RENCANA STRATEGI PELAYANAN BNKP ARAS SINODAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGI PELAYANAN BNKP ARAS SINODAL"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGI PELAYANAN ARAS SINODAL 2012 S/D Dasar 1) Tata Gereja 2) Program Umum Pelayanan ( ) 3) Peraturan 01/BPMS-/ Kondisi dan Permasalahan 2.1. Bahwa sebagai persekutuan orang percaya kepada dan di Kristus telah hadir di kepulauan Nias dan pulau lainnya di Indonesia sejak 1865 oleh Badan Zending RMG (Jerman) dan tahun 1889 oleh Badan Zending NLG (Belanda). Hasil pekabaran Injil dari kedua badan zending tersebut telah berhasil membawa Ono Niha dan suku lainnya keluar dari agama lamanya dan masuk ke persekutuan kekristenan dengan system dan nilai-nilai Injil yang diterapkan dan diwarisi oleh misionaris. Persekutuan orang percaya tersebut melembaga sebagai sebuah organisasi dengan nama Banua Niha Keriso, disingkat. Persekutuan inilah yang menyatukan untuk pertama kali seluruh masyarakat Nias, yang sebelumnya menyatu ikatan Banua sebagai basis kemasyarakatan dan koalisi beberapa banua di satu wilayah Ori. Persekutuan yang melembaga tahun 1936 tersebut mengalami banyak tantangan dan goncangan, bahkan konflik dan ketegangan organisasi, sehingga salah satu persoalan yang muncul sejak awal hingga sekarang adalah perpecahan gereja. Kondisi ini merupakan tugas besar yang harus dijawab dengan mengupayakan terciptanya persekutuan dan persaudaraan yang indah serta kristiani berdasarkan kasih Kristus. Rasa memiliki dan bertanggung-jawab, serta tekad si fa talifusö ba khö Keriso atau banuada hendaknya digemakan dan dimiliki oleh seluruh warga. Untuk ini penting mencari formulasi dan terobosan baru untuk mencapai hal ini. Penataan organisasi untuk rapih tersusun berdasarkan kasih dan persaudaraan merupakan panggilan yang mendesak. 2.2.Bahwa yang akan menyongsong 150 tahun berita Injil di Nias telah memiliki kekayaan warisan spiritual yang telah menjiwai kehidupan masyarakat, berdasarkan ajaran misionaris dan kemudian oleh pelayan. Hal ini didukung oleh perangkat peribadatan yang ada dan terus diperbaharui untuk menjawab tantangan konteksnya. Walaupun realita bahwa spiritualitas warga banyak dipengaruhi oleh warisan pietisme, sehingga ketika berhadapan dengan realita kehidupan keseharian ( berbagai dimensi hidup), cenderung tercipta yang disebut dualisme. Bahkan, tidak dapat dipungkiri bahwa hingga kini salah satu tantangan besar adalah kaitan atau hubungan antara Injil dan Kebudayaan. Selain itu, tantangan baru muncul seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah arus globalisasi dengan berbagai dampak positif dan negatifnya. Demikian juga dengan semakin menjamurnya aliran-aliran pentakosta dan

2 neo-pentakosta yang tampil berbeda dengan tradisi yang telah dikenal dan mendarahdaging kehidupan warga jemaat. Dalam kondisi ini, terpanggil untuk mereaktualkan dan mengkontekstualkan misinya, peribadatannya, pola pemberitaannya, pastoralnya, diakonianya, serta pola pembinaan dan pendampingan warga jemaat. Pada pihal lain, jemaat-jemaat di terus berjuang untuk membenahi sarana-prasarana yang telah hancur akibat gempa 2005, yang diarahkan untuk pembangunan spiritual warga. 2.3.Bahwa telah memiliki perangkat kapasitas baik tenaga pelayan (pendeta, Guru Jemaat, Satua Niha Keriso, Evangelis dan Diaken) yang melayani dan memimpin jemaat, resort dan sinodal di. Sumber Daya pelayan ini merupakan kekuatan melanjutkan dan meningkatkan ke depan untuk mencapai visi dan misi gereja sebagai implementasi dari misi Allah di dunia ini. Hanya saja, merupakan tugas besar untuk melakukan pembangunan kapasitas pelayan yang ada melalui pembinaan, pembekalan, pelatihan, dan pendidikan, serta mengupayakan kesejahteraannya. Selain persoalan kuantitas, hal yang sangat penting dan mendesak adalah menyangkut kualitas; serta penyamaan pandangan teologis agar memiliki gerakan yang sama melaksanakan di tengah-tengah jemaat. 2.4.Bahwa yang umumnya berada di kepulauan Nias dan sebagian di luar Nias adalah berada dan melayani masyarakat yang masih tertinggal, baik soal pendidikan, kesehatan, maupun menyangkut pendapatan yang sangat rendah. Panggilan berdiakoni seutuhnya (holistic) merupakan hal yang urgen dilakukan. Penting mengkaji dan menyepakati formulasi program dan strategi pelaksanaan program, agar tidak terkesan parsial, melainkan ia menjadi sebuah gerakan yang melibatkan semua pihak melepaskan masyarakat dari kemiskinan dan keterbelakangan serta mewujudkan damai sejahtera (syalom, howu-howu) kehidupan masyarakat, termasuk menciptakan dan memelihara lingkungan hidup. Untuk itu, perlu diformulasikan tindakan nyata fungsi gereja yang konseptual, partisipatif, pastoral, profetis pembangunan, sehingga menjadi berkat bagi masyarakat. 2.5.Bahwa berada di tengah bangsa Indonesia yang dikenal dengan majemuk, bahkan sebagai masyarakat dunia, terutama gerakan oikumenis. Sikap ekskusifisme dan superior perlu ditransformasi kehidupan umat, dan segera memiliki sikap inklusifis bahkan pluralis kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan tetap mempertahankan Pancasila sebagai dasar bersama di Indonesia. Oleh karenanya hubungan antar agama dan umat beragama merupakan panggilan misi kontemporer. Lebih dari itu, keikut-sertaan kegiatan Oikumene yang telah dimulai selama ini, perlu diteruskan dan ditingkatkan di masa mendatang. 2.6.Bahwa memiliki banyak asset. Hanya saja belum banyak memberi manfaat mendukung visi dan misi. Persembahan warga jemaat sebagai salah satu pilar kemandirian dana, juga masih sangat terbatas, baik menyangkut jumlah, terlebihlebih menyangkut system dan strategi pemandirian. Kekayaan ini dapat menjadi kekuatan

3 apabila didaya-gunakakan, apalagi dengan besarnya jumlah yang telah mencapai jiwa (belum termasuk beberapa resort yang belum mengup-date data base-nya). Upaya menuju kemandirian di bidang dana merupakan hal yang urgen di masa mendatang. 2.7.Bahwa kantor sinode merupakan pusat BPMS dan BPHMS- yang memanagemen, memayungi dan merekatkan seluruh satu persekutuan di Kristus, dan oleh karenanya memiliki fungsi dan tugas yang sangat besar. Selain fungsi koinonia, juga kepemimpinan, penggembalaan, dan yang memandu serta memberi arah mengimplementasikan Program Umum Pelayanan, untuk mencapai visi: TEGUH DALAM PERSEKUTUAN DAN MENJADI BERKAT BAGI DUNIA. Akan tetapi, fungsi sinodal sebagai pengarah, pemandu, pemersatu, pemberi arah, penatalayan, pemimpin, penggembala, dan fungsi teologis-dogmatis belum dapat dilaksanakan dengan baik karena berbagai faktor yang menjadi kendala, misalnya: (1) Sistem dan tataan organisasi yang belum efektif dan efisien sebagai sarana optimalisasi ; (2) Keterbatasan kapasitas penunjang administrasi-organisasi, dan mengimplementasi program; (3) Keterbatasan dana melaksanakan berbagai rencana program; dan (4) Keterbatasan sarana-prasarana penunjang seluruh aktifitas. Oleh karenanya, pemberdayaan kantor sinode sangatlah urgen dan penting, demi memperlancar pelaksanaan Program Umum Pelayanan di seluruh, dan menjadi realita menjadi berkat bagi dunia. 2.8.Bertolak dari kondisi dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka sesuai upaya penjabaran Program Umum Pelayanan , disusunlah Rencana Strategi Pelayanan (RENSTRAPEL) untuk aras sinodal. Renstrapel sinodal ini akan menjadi dasar penjabaran program dan anggaran tahunan. Sedangkan Renstra Pelayanan di aras Resort dan Jemaat akan disusun oleh Resort dan Jemaat masing-masing, sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi masing-masing. Untuk memandu Resort dan Jemaat penyusunan Renstra Pelayanan, maka BPHMS- akan memberikan Petunjuk Teknis penyusunan Renstra Pelayanan bagi Resort dan Jemaat.

4 3. Visi : Teguh Dalam Persekutuan dan Menjadi Berkat bagi Dunia (, MO AROTA BA WAHASAMBUA BA TOBALI HOWUHOWU BA GULIDANÖ) 4. Misi dan Strategi No Misi Strategi (1) Meningkatkan kualitas spiritual warga jemaat yang menjiwai nilai-nilai dan iman kekristenan seluruh dimensi kehidupan. (1) Merumuskan dan mensosialisasikan konfessi (2) Menciptakan ibadah yang hidup dan dapat membangun kerohanian serta meningkatkan keimanan warga jemaat. (3) Meningkatkan pembinaan dan pendampingan warga gereja. (4) Membenahi sarana-prasarana pendukung. (2) Meningkatkan jumlah dan mutu para pelayan di, sehingga menjadi agen pembaharu, baik di gereja maupun masyarakat. (3) Menata dan membangun persekutuan yang indah dan teguh di, berdasarkan kasih Kristus, yang menampakan kehidupan yang seia-sekata, sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, dan satu tujuan, baik yang sifatnya internal maupun eksternal. (4) Memberdayakan warga jemaat, agar lepas dari kemiskinan dan keterbelakangan, serta memperoleh hidup sejahtera (syalom/howuhowu) (1) Meningkatkan wawasan, ketrampilan, kinerja dan pendidikan tenaga yang ada di. (2) Mengkader tenaga-tenaga handal yang siap melayani di desa dan di kota serta mampu membawa perubahan. (3) Memberdayakan serta meningkatkan lembaga-lembaga pembinaan dan pelatihan yang ada di. (1) Melanjutkan penataan organisasi yang rapih, harmoni di semua level (jemaat-resort-sinodal), yang menunjang pencapaian visi dan misi (2) Meningkatkan keikut-sertaan kegiatan oikumenis baik yang bersifat local, nasional, regional, maupun internasional. (1) Meningkatkan lembaga-lembaga diakonia di untuk mampu melakukan diakonia, baik yang sifatnya kharitatif, maupun reformatif dan transformative. (2) Bekerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun non-pemerintah melaksanakan pembangunan masyarakat. (5) Mengupayakan kemandirian Dana di (1) Mengkaji dan memformulasikan system keuangan yang baik dan menunjang di seluruh. (2) Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan asset. (3) Menghidupkan kembali program Dana Abadi dengan mecari terobosan baru. (4) Memantapkan manajemen keuangan di seluruh. (5) Mengupayakan jaringan baik di maupun di luar.

5 5. Prioritas Program 5.1. BIDANG PROGRAM KESAKSIAN DAN PELAYANAN (MARTURIA) Nr 1 2 Program Utama Pengadaan Konfessi Tata Ibadah yang aktual dan kontekstual Program Sasaran Tujuan Indikator Kegiatan Pelaksana Penelitian dan pengkajian hal-hal yang berkaitan dengan pokokpokok konfessi bingkai kontekstualisa si Penelitian dan pengkajian Tata Ibadah dan merangcangbangun Tata Ibadah yang sesuai dengan konteks Warga Jemaat dan pelayan yang teguh persekutuan dan ajaran di Ibadah yang hidup dan kontekstual pedoman pengajaran Iman Kristen di Warga jemaat dapat menghayati imannya konteks dimana dia berada alternative Liturgi yang dapat menjawab kebutuhan warga jemaat Jemaat semakin mencintai beribadah. memiliki identitas dan jadi diri yang jelas Warga tidak terombangambing akibat ajaran di luar Tersedianya Tata Ibadah yang relevan konteks Warga aktif beribadah dan merasakan kean 1. Pengkajian dan diskusi tentang pokok-pokok ajaran gereja, khususnya Lutheran 2. Pengkajian dan diskusi tentang pemahaman budaya Nias tentang pokok-pokok tersebut di atas 3. Penyusunan Konfessi dan seminar 4. Penggandaan dan Sosialisasi 1. Penyempurnaan bahan Liturgi yang ada. 2. Penyusunan Modelmodel alternative yang actual dan kontekstual Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- 2012/ 2013 **** **** 2013/ 2014 Durasi 2014/ / / 2017 Ket **** BPHMS membentuk Tim. **** **** **** BPHMS membentuk Tim membantu Dept. BPHMS membentuk Tim membantu Dept.

6 persekutuan dengan sesama dan Tuhan 3. Revisi Agendre Bahasa Nias dan pp batu. Dept dan BPHMS- 4. Sosialisasi Dept dan BPHMS- 5. Pencetakan dan distribusi Dept dan BPHMS- **** **** BPHMS membentuk Tim membantu Dept. **** **** 3 Pembinaan Warga Gereja (PWG) Pengadaan Model-model PWG Pembuatan kurikulum, silabus dan materi pengajaran untuk pembinaan kategorial dan profesi pedoman pembinaan warga gereja. Tersedianya materi dan model-model pembinaan warga jemaat. 1. Penyusunan kurikulum dan Modul SM 2. Penyusunan Kurikulum dan Modul Katekisasi Sidi 3. Pembuatan perikopen SM, Pemuda, Perempuan, Bapak, Remaja, Janda, Lansia 4. Pembuatan panduan tentang: Sikap Orang Kristen dan Politik, Ekonomi, Adat dan Budaya. Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- **** **** BPHMS membentuk Tim membantu Dept. **** **** BPHMS membentuk Tim **** **** **** **** BPHMS membentuk Tim membantu Dept.

7 4 Pelayanan Pastoral Pelaksanaan PWG Pemberdayaa n Pelayan untuk memiliki minat dan ketrampilan Pengadaan Balai Layanan Pastoral dan Rehabilitasi Warga Jemaat yang berakar, bertumbuh dan dewasa iman Pelayan/ konselor yang terpanggil dan profesional melaksanakan pastoralkonseling. Warga Jemaat yang terlayani persoalan hidup Layanan pastoral yang terencana dan berkesinambung -an. keseragaman materi PWG di. Warga jemaat berdaya menjawab persoalan hidup dan mengalami pemulihan. Tersedianya wadah pembentukan konselor yang profesional, dan layanan pastoral yang efektif. Warga mampu menjawab tantangan hidup berdasarkan iman Kristen. Aktifnya para pelayan melakukan layanan pastoral Tersedianya tenaga pelatih di bidang pastoral dan Clinic Pastoral Education (CPE). Berkurang dan tersembuhkanny a jumlah yang mengalami stress dan depresi 5. Sosialisasi dan distrubusi kurikulum dan modul serta perikopen 1. Pembuatan Panduan Layanan Pastoral tentang: Perkunjungan Rumah Tangga, Penggembalaan Pra-baptis, Pra-Sidi, Pra-Nikah Dept dan BPHMS- Dept dan BPHMS- 2. Pembinaan Pelayan Dept dan BPHMS- **** **** 1. Penyiapan Tenaga **** 2. Penyiapan Sarana dan Pra-sarana Pelaksanaan Program Pelayanan Pastoral dan CPE Departemen Pelayanan Departemen Pelayanan **** **** **** **** 5 Pemberita an Firman Khotbah/PA Pemberitaan Firman Tuhan yang Firman Tuhan dipahami, dihayati dan khotbah/pa yang menarik, 1. Penyediaan panduan khotbah dan PA. ****

8 kontekstual kehidupan sehari-hari. diamalkan hidup sehari-hari. relevan dan menyentuh persoalan hidup. 2. Pembinaan Para Pelayan tentang PA, khotbah yang baik, actual dan kontekstual. 3. Penyediaan panduan untuk harihari besar dan harihari khusus gerejawi. **** **** **** Evangelisasi Pekabaran Injil. Terjadinya kebangunan iman warga jemaat. Terjangkaunya orang-orang yang belum mengenal kasih Yesus. Warga jemaat mengalami penyegaran dan pembaharuan hidup. Agar setiap orang mengenal dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamatnya. Terwujudnya nilai-nilai Kristiani kehidupan warga jemaat serta kesediaan mereka untuk berpartisipasi Warga Jemaat menjadi berkat: hidup sebagai teladan perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian. 1. Penyiapan tema, fokus dan ketenagaan Tim Evangelisasi. 2. Pelaksanaan Evangelisasi di jemaat-jemaat. 1. Mendorong resort dan jemaat untuk mendukung PI, baik tenaga maupun doa dan dana. 2. Meningkatkan dukungan terhadap misionaris yang diutus oleh 3. Melakukan PI lokal menjanggkau daerah terpencil dan Program U alui **** **** **** **** **** **** **** ****

9 Bertambahnya jumlah orang percaya kepada Kristus/ bertambahnya kuantitas warga jemaat. Dalifusogu di wilayah Sumatera dan Jawa. 4. Mengupayakan pengutusan Misionaris yang baru. 5. Membentuk Persekutuan Doa Misi. 6. Menjalin Kerja Sama dengan Lembaga/Badan Misi. **** **** **** 6 Sarana Prasarana Pembangunan Gedung Gereja, Gedung Sekolah Minggu, gedung serba guna, dan ruang konsistori. Pengadaan alat-alat musik Nyaman beribadah. tempat pertemuan/ pelatihan. Ibadah lebih hidup dan hikmat Rajin ke gereja. Rapat/pelatihan berjalan dengan baik. Warga lebih kosentrasi beribadah Bertambahnya sarana peribadatan/ pertemuan. Meningkatnya kuantitas dan kualitas warga jemaat menghadiri ibadah Warga mencintai ibadah dan tidak tergoda dengan ibadah yang lain 1. Mendorong dan membantu gerejagereja membenahi sarana-prasarana 2. Melanjutkan Pembangunan kantor Sinode Memberdayakan STT- Sundermann untuk menjadi pusat musik dan liturgy yang melatih jemaat-jemaat yang mengadakan alat music **** **** ****

10 4.2. BIDANG PROGRAM PEMBINAAN PENDIDIKAN (DIDASKALIA) Nr 1 Program Utama Pembinaan Pelayan Program Sasaran Tujuan Indikator Kegiatan Pelaksana 1. Bina Pendeta Pendeta yang sungguh terpanggil, memiliki kualitas spiritual, intelektual, emosional dan komunikasi melayani sebagai pendeta di dan dapat berperanaktif kancah oikumenis. Agar pendeta mampu menunaikan tugas panggilannya dan menjadi agen transformasi di tengah jemaat dan masyarakat. Agar Pendeta dapat terlibat dan berperan aktif kegiatan dan yang sifatnya oikumenis. pedoman dan program rekrutmen Vikar, dengan menetapkan lembaga teologi yang diterima, yakni terakreditasi oleh BAN-PT dan anggota Persetia. kurikulum pembinaan vicar. kurikulum dan modul-modul pemberdayaan pendeta. pedoman penilaian kinerja pendeta untuk pengembangan diri. 1. Keputusan BPHMS tentang sekolah yg diterima lulusannya menjadi vikar (terakreditasi dan anggota persetia) 2. Pembuatan kurikulum pembinaan vikar. 3. Pembekalan para tutor dan mentor vikar Pembuatan kurikulum dan modul pemberdayaan pendeta Pembuatan Data Base Pendeta dan Pedoman Penilaian kinerja. BPHMS- BINDIK BPHMS & BINDIK 2012/ 2013 program 1. Melaksanakan **** **** 2013/ 2014 **** **** **** **** **** **** Durasi 2014/ / / 2017 Ket

11 pemberdayaan pendeta, melalui continue education (studi lanjut di level S- 2 dan S-3, musyawarah belajar, pelatihan, orientasi, studi banding, dll). pedoman dan program pemeliharaan pendeta. konven pendeta sebagai wadah pengembangan diri dan mempererat persekutuan, baik di aras resort maupun di aras sinodal. Ikut-sertanya para pendeta kegiatan pelatihan, pembinaan, pemberdayaan pendeta 2. Mengupayakan para pendeta untuk studi lanjut pada jenjang S-2 dan S-3. Peraturan tentang kesejahteraan pendeta dan upaya pendampingan. Bekerjasama dengan Dept Oikonomia usaha pensejahteraan pelayan. Membuat pedoman pelaksanaan konven pendeta (Resort & Sinodal). Diharmonikan dengan legalitas Raker Pendeta. 1. Mendorong untuk ikut semua kegiatan oikumene **** **** **** **** ****

12 2. Bina Guru Jemaat 3. Bina Evangelis Guru Jemaat yang memiliki komitmen melayani dan kemampuan melaksanakan tugas sebagai Guru Jemaat. Evangelis yang memiliki kapasitas melaksanakan program evangelisasi dan menjadi Agar Guru Jemaat mampu menunaikan tugasnya memimpin dan melayani jemaat sesuai dengan tugas sebagai Guru Jemaat Agar Evangelis di berfungsi dan dapat menjangkau mereka yang tertidur imannya Oikumenis. program penyiapan Guru Jemaat, mis. Bagian dari program pengabdian di STT- Sundermann. program pemberdayaan dan pendampingan Guru Jemaat. pedoman dan program pemeliharaan Guru Jemaat. konven Guru Jemaat, minimal di aras Resort. penempatan Evangelis di. pedoman khusus di semua level 2. Melibatkan pada kegiatan oikumene di aras nasional dan internasiona STT Sundermann membuka pendidikan Gr. Jem pada masa libur. Melaksanakan pelatihan, pembinaan kepada para Guru Jemaat. Merencanakan program peningkatan kesejahteraan Gr. Jemaat. Membuat pedoman pelaksanaan konven Gr. Jem, baik di aras resort maupun sinodal. Merencanakan Penempaan dan penempatan Evangelis. Membuat Pedoman Pelayanan Evangelis di. **** **** **** ****

13 4. Bina Diaken 5. Bina Majelis Jemaat, BPMJ, BPP dan Unit Pelayanan misionaris local di daerah terisolitr. Diaken atau Diakones memiliki kapasitas melayani di bidang diakoni holistic. Majelis Jemaat, BPMJ, BPP dan Unit Pelayanan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tugas masing-masing. atau daerah yang terisolir. Agar mulai aktifnya Diaken dan Diakones versi yang dapat melayani jemaat dan masyarakat. Agar penataan organisasi dan peyananan di jemaat dapat terlaksana dengan baik. Evangelis. Munculnya semangat beribadah dan beriman kehidupan keseharian. penempatan diaken dan diakones di. pedoman khusus diaken dan diakones. Jemaat dan masyarakat terlayani bidang program diakonia. Terbinanya para majelis, BPMJ, BPPj dan unit ttg penataan organisasi, program dan anggaran. Program Evangelisasi di daerah terisolir oleh para evangelis. Menempa para calon diaken dan diakones. Membuat pedoman Diaken dan Diakones. Pelaksanaan diakonia oleh para diaken dan diakones. Melaksanakan pembinaan, pelatihan kepada majelis jemaat, BPMJ, BPPJ dan komisi-komisi. **** **** **** **** **** **** **** **** **** **** **** Tertatanya Melaksanakan tata **** **** ****

14 2 Bina Profesi 1) Bina warga yang melayani sebagai Pegawai Negeri Sipil, Legislatif dan para politikus. 2) Bina warga yang menekuni bidang Pegawai Negeri yang melayani di pemerintahan dengan menerapkan nilai-nilai Kristiani. Para Politikus yang menampakkan nilai Kristiani aktifitasnya. Para pelaku ekonomi memiliki etos kerja dan etika ekonomi Agar warga jemaat yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil dapat mencerminkan iman Kristen pada pekerjaannya Agar warga jemaat yang aktif di bidang politik memiliki pemahaman tentang politik dan iman Kristen, dan dapat menghidupanny a aktifitas keseharian. Agar warga jemaat yang aktif di bidang ekonomi memiliki jemaat dan semakin teguh persekutuan. Terlaksananya pembinaan, berupa seminar, lokakaria, khotbah, ceramah tentang Iman Kristen dan sebagai PNS oleh jemaat, resort atau sinodal. diskusi tentang tematema actual sehubungan dengan politik dan pandangan iman Kristen. Terlaksananya sosialisasi etos kerja dan etika ekonomi kepada para pelaku organisasi dan menurut peraturan yang berlaku. 1. Bina Rohani PNS di 4 Kab + Kota 2. Seminar tentang Abdi Negara dan Abdi Masyarakat sebagai Ebed Yahwe (Doulos di dunia pemerintahan) Lokakarya tentang: - Pemiliu dan Suap - KKN - Pengambilan Keputusan Etis - Kemiskinan dan peran politikus kristen - Dll Tahun Diakonia dengan tema khotbah sehubungan dengan: - Etika Protestan - Kemiskinan * * * * * * * * * * *

15 03 Bina Teologi Kaum Awam ekonomi 3) Bina warga yang berstatus Penatua Adat Pengajaran Teologi bagi Kaum Awam melaksanakan tugasnya. Para penatua adat memiliki integritas sebagai Kristen kegiatan adat-istiadat. Kaum awam memiliki pengetahuan yang men tentang pokokpokok teologi Kristen. pemahaman tentang hubungan iman Kristen dengan ekonomi, serta menerapkan etika Kristen aktifitas hidup.. Agar warga jemaat yang adalah penatua adat memiliki pemahaman tentang hubungan Injil dan Kebudayaan, dan menjadi agen pelestari dan pembaharu kebudayaan berdasarkan iman Kristiani. Agar awam aktif terlibat kegiatan gerejani dan di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. ekonomi. Terlaksananya pengkajian unsure-unsur adat istiadat dipandang dari sudut pandang Kristen dan mengembangka nnya pembangunan jemaat. kursus Teologi Kaum Awam yang disponsori STT- Sundermann. - Keadilan - Kekerasan - Bisnis - Dan lain-lain yang aktual Diskusi dan lokakarya tentang adat-istiadat tentang: - Adat dan kemiskinan - Adat dan nilai-2 globalisasi - Adat dan pembangunan. - Dll STT Sundermann membuka program Kursur Teologi Jemaat atau Program profesional seperti M.Min, MM, MA, M.Div. * * * 04 Pendidikan Pemberantara Warga Agar Terlaksananya - Jemaat menjadikan ****

16 Formal n Buta Aksara masyarakat yang melek huruf dan dapat mengembangka n pengetahuan melalui kemampuan membaca. Gerakan Pendidikan Anak Usia Dini oleh Resort dan Jemaat- Jemaat Peningkatan Mutu Sekolahsekolah Asuhan Jemaat-jemaat yang memiliki kesadaran dan program pendidikan anak usia dini. Sekolah dapat menjadi model pendidikan berciri-khas kekristenan. masyarakat terlepas dari ketertinggalan bidang pendidikan. Agar jemaatjemaat atau resort memiliki program pengasuhan PAUD atau Taman Kanakkanak. Agar sekolahsekolah asuhan semakin meningkat kuantitas dan kualitas yang memiliki daya saing di aras nasional. program Pemberantasan Buta Aksara sebagai bagian jemaat, resort dan unit terkait. Berdirinya PAUD atau TK di jemaat-jemaat atau Resort. Meningkatnya jumlah siswa di sekolah-sekolah asuhan Meningkatnya tingkat kelulusan UN dan masuk ke perguruan tinggi terakreditasi A. Terbenahinya saranaprasarana penunjang pendidikan. Tersedianya tenaga programnya pemberantaran Buta Aksara - Program Vikar melaksanakan pemberantaran Buta Aksara Pendirian PAUD di setiap pusat Resort dan jemaat-jemaat yang mampu - Sosialisasi - Rekrutmen Siswa - Meningkatkan Kualitas pengajaran - Pelatihan Guru - Pembenahan Sarana-prasarana - Perpustakaan - Rekrutmen Guru berkualitas **** ****

17 05 Program Beasiswa Pendirian Perguruan Tinggi (selain STT- Sundermann) Memberikan Beasiswa untuk pendidikan, baik formal maupun pendidikan non-formal. berpartisipasi pembangunan pendidikan tinggi sesuai kebutuhan real di kepulauan Nias. Warga Jemaat memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Agar adanya kesempatan bagi putra-putri Nias melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang memiliki kualitas. Agar terbantunya warga jemaat berekonomi lemah pendidikan formal dan nonformal. kependidikan yang memenuhi syarat menurut undang-undang dosen dan Guru. Dibukanya Sekolah Tinggi berbagai prodi yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan Nias. Terbenahinya saranaprasarana dan ketenagaan menunjang pendirian perguruan tinggi. Terhimpunnya dana untuk peningkatan pendidikan dan ketrampilan - Pelatihan guru - Studi lanjut bagi guru. - Peningkatan kualitas STT- Sundermann - Pendirian Politeknik - Pembangunan Sarana-prasarana yang dibutuhkan menunjang pendidikan 1. Mengumpulkan dana beasiswa dari warga yang terbeban 2. Meminta dukungan sponsor 3. Memberi beasiswa bagi yang sangat membutuhkan ****

18 4.3. BIDANG PROGRAM PERSEKUTUAN (KOINONIA) Nr 1 Program Utama Persekutuan keluarga, lingkungan dan Jemaat Program Sasaran Tujuan Indikator Kegiatan Pelaksana Pemberdayaa n keluarga bersekutu ibadah (kebaktian keluarga, perayaan harihari besar gerejani, dan bulan keluarga). Penguatan solidaritas dan soliditas Lingkungan, serta jemaat Penguatan persekutuan lintas jemaat Terwujudnya Keluarga yang rukun iman aktif hadir sebagai gereja aktivitas masyarakat. Terwujudnya rasa saling menopang lintas jemaat Meningkatnya kesadaran keluarga akan pentingnya persekutuan keluarga Agar warga jemaat terlibat aktif kegiatan sosial di lingkungannya masing-masing keharmonisan lintas jemaat Aktifnya pelaksanaan ibadah keluarga. Tersedianya modul pembinaan keluarga. Keluarga yang aktif mendukung. Meningkatnya keterlibatan warga jemaat terhadap dinamika hidup sosialnya dilingkungan serta jemaat Meningkatnya intensitas silang layan antar jemaat Meningkatnya kunjung Mendorong jemaatjemaat untuk menggiatkan ibadah keluarga. Membuat dan mendistribusikan modul pembinaan keluarga. Melibatkan keluargakeluarga mendukung kegiatan. Mendorong jemaatjemaat untuk melibatkan warga jemaat kegiatan sosial kemasyarakatan. Resort melaksanakan kegiatan bersama se-resort. Meningkatkan program silang layan. Melalui BPMR, jemaatjemaat didorong untuk Durasi 2012/ 2013/ 2014/ 2015/ 2016/ **** Ket

19 Penataan Organisasi Penataan Administras i dan Manajemen Gereja Persekutu an Pelayan Persekutu an Pemantapan dan penjabaran peraturan pelaksanaan Tata Gereja. Program pelatihan PME (Planning, Monitoring and Evaluation) di semua aras Persekutuan melalui Rapat/ sidang Persekutuan melalui Konven Program Cinta melalui: - Pencitraan Terwujudnya pemahaman dan pengertian atas peraturan pelaksanaan Tata gereja Mewujudkan menjadi organisasi gereja yang tersusun rapi, terarah dan tertib. Para pelayan semakin erat persekutuan dan saling menunjang. Terwujudnya sebagai Lembaga yang penerapan yang seragam atas pelaksanaan peraturan Tata Gereja Para pelayan menjadi semakin berkualitas melaksanakan Terciptanya rapat/sidang yang indah dan Kristiani memberhasilkan wadah bersekutu dan bermusyawarah pembenahan diri dan Mengakar dan meningkatnya rasa memiliki mengunjungi saat hari-hari raya gerejani antar jemaat Terelimirnya perbedaan penerapan peraturan. Teratasinya perpecahan di tubuh. Terlaksananya pelatihan PME di jemaat-jemaat dan unit-unit. Teraturnya rapat/sidang Tersedianya pedoman pelaksanaan pertemuan persekutuan pelayan melalui konven. Tereleminirnya konflik dan perpecahan saling mengunjungi. Melaksanakan sosialisasi peraturan yang berlaku di. Menerapkan peraturan di seluruh. Melaksanakan pelatihan PME bagi jemaat-jemaat dan Unit. Pelatihan Kepemimpinan Membuat Peraturan tentang Persidangan dan atau rapat-rapat. Mengadakan konven pelayan di (lihat bidang didaskalia). Pembuatan profil dan modul berbagai aktifitas yang **** **** **** * * * * * * * * * * *

20 6 7 kegiatan gerejani dan kegiatan sosial kemasyar akatan Persekutuan Oikumenis Dialog dan Kerukunan keluar dan ke - Penyusun an profile - Program yang memihak warga Terlibat secara proaktif gerakan oikumeni. Interfaith Dialog tangguh. Warga dan Pelayan yang setia. Warga semakin terlibat dan berperan aktif persekutuan oikumene Mewujudkan kerukunan hidup beragama serta tanggungjawab atas organisasi Meningkatnya keterlibatan dan peran aktif persekutuan oikumene Seluruh warga jemaat memiliki kesadaran kebebasan beragama dilandasi sikap saling menghargai tubuh. Meningkatnya keaktifan warga mendukung. utusan yang hadir dan terlibat aktif kegiatan oikumene Tersedianya pelayan oikumene Dilaksanakanny a Interfaith Dialog berbagai aras/level jemaat suasana kerukunan hidup meningkatkan rasa cinta Memberi Dukungan moral, etik dan spiritual kepada warga yang melayani di pemerintahan, politik, ekonomi, dlsb. Melibatkan Warga berbagai kegiatan di di semua aras. Pengutusan Pelayan atau Warga berbagai kegiatan Oikumenis, baik di maupun di luar negeri Mempersiapkan pelayan/warga yang dapat melayani di lembaga-lembaga Oikumene. Pertemuan/ dialog antar agama tentang tema Agama dan Negara, dan Agama dan Kemiskinan. Menciptakan hubungan baik antara dengan umat beragama lain, * * * * * *

21 8 Hubungan Gereja dan Negara Membangun persekutuan melalui peranan: Konseptual; Partisipatif; Pastoral dan peran Profetis hadir pembangunan serta pergumulan bangsa dan Negara. ikut bertanggungjawab memberi landasan etik, moral dan spiritual pembangunan bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila. berperan aktif pastoral dan profetis bagi para penyelenggara Negara beragama. konsep rancangan pembangunan di kepulauan Nias pastoral bagi penyelenggaran Negara sikap kritis kebijakan yang menyimpang dari Pancasila dari dari sudut pandang iman Kristiani. dimanapun berada Merumuskan Pokokpokok Pikiran pembangunan, khususnya di kepulauan Nias. Menghadiri dan memberi konsep setiap kegiatan Perencanaan Pembangunan. Bekerjasama dengan Pemerintah untuk melaksanakan Ibadah/ PA/ceramah di kantorkantor pemerintah. Kunjungan dan percakapan pastoral dengan para penyelenggaran negara Menyampaikan Suara Kenabian kondisi ketidak-adilan bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. * * * * * * * * * * * *

22 4.4. BIDANG PROGRAM DIAKONIA HOLISTIK Nr 1 Program Utama Pelayanan Diakoni Kharitatif Program Sasaran Tujuan Indikator Kegiatan Pelaksana Pengembanga n Panti Asuhan Jemaat-jemaat menyadari bahwa menjadi tanggungjawabnya melayani anakanak terlantar Mandirinya Yapesma dan lembaga yang mengasuh Panti Asuhan melaksanakan panti. Agar jemaatjemaat memiliki program dan anggaran untuk anak-anak terlantar. Agar Yapesma dapat menampung anak-anak terlantar dan meningkatkan pembinaan di Panti Asuhan. Setiap Jemaat telah mengalokasikan dana untuk panti asuhan APBJ, serta merealisasikann ya. Meningkatnya jumlah anak di Panti Asuhan, dan menghasilkan anak-anak yang mandiri. 1. Kunjungan anakanak Panti ke Jemaat-Jemaat yang dapat dijangkau untuk mengikuti ibadah hari minggu. 2. Diterbitkan sebuah surat Keputusan BPHMS bahwa salah satu setoran jemaat ke Sinode adalah kolekte Diakonia 3. Peningkatan Kapasitas para pengasuh di Panti Asuhan berbagai ketrampilan 4. Dilaksanakannya magang ke PLKT, LPLG & PELMAS oleh anak-anak Panti sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Dept. Diakonia & Pengurus Yapesma. BHPMS Dept. Diakonia & Pengurus Yapesma dan Panti Jompo. Dept. Diakonia, Pengurus Yapesma, & Pengasuh. Durasi 2012/ 2013/ 2014/ 2015/ /2017 **** * * * * Ket

23 Pelayanan Panti Jompo Pengembanga n Orangtua asuh Keluarga dan jemaat menyadari dan bergerak mendampingi para lansia Keluarga dan jemaat tergerak menjadi orangtua bagi yang terabaikan. Agar keluargakeluarga semakin peduli mendampingi orangtua lanjut usia. Jemaat-jemaat memiliki program pendampingan terhadap Lansia, baik kegiatan kerohanian maupun dukungan material. Agar Yayasan Bindes dapat meningkatkan kepada lansia, baik soal kuantitas maupun kualitas. Agar adanya kepedulian warga jemaat untuk mengangkat anak yang terabaikan pengurusan lansia oleh keluarga secara serius dan berkelanjutan. program jemaat untuk lansia, dan memberi dukungan kepada Yayasan Bindes untuk kegiatan Panti Jompo. Meningkatnya jumlah lansia di panti jompo; dan semakin membaiknya terhadap lansia di panti jompo. keluarga yang mau berbagi dengan mengasuh anak yang terabaikan; atau - Dibentuknya Komisi Pelayanan bagi Lansia di setiap jemaat di. - Penggalangan dana, dan setiap Jemaat memasukan APBJ dukungan dana Di Panti Jompo - Ditempatkannya seorang Pendeta yang penuh waktu sebagai Pembina rohani bagi Panti Asuhan dan Panti Jompo - Mencari orangtua asuh/dewan penyantun bagi anak Panti Asuhan dan Panti Jompo BPMR, BPMJ, dan berkoordinasi dengan Depart. KOINONIA BPHMS *** *** *** *** *** Dept. Diakonia /Bindes/Yapesma dan Didampingi oleh BPHMS Pengurus Yapesma & Pengurus Panti Jompo di damping oleh Dept. Diakonia *****

24 2 Pelayanan Diakoni Reformatif Pengembanga n Asrama Pembangunan Comunitas Basis melalui Mikro Kredit Pengembanga n Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Pengembanga n Training Center for Diakoni Asrama semakin mandiri melayani anak-anak perempuan dari desa yang studi di Gunungsitoli. Menguatnya ikatan social di tengah masyarakat dan kekuatan modal usaha Para petani memiliki kemampuan mengelola usaha secara modern dan berorientasi pasar. wadah sentral peningkatan pengetahuan dengan cara membiayai, baik di rumah atau diutus ke Panti Asuhan. Agar terbantunya orangtua dari desa yang menyekolahkan anaknya di kota Gunungsitoli. Agar adanya kekuatan rakyat melalui kelompok social dan kekuatan modal berusaha. Agar meningkatnya pendapatan masyarakat petani. Agar masyarakat terlatih penggunaan mengutusnya ke panti asuhan dan memberikan biaya. Meningkatnya Asrama (Debora) terhadap anakanak perempuan yang tinggal di Asrama. Berdirinya Credit Union sebagai wadah persekutuan, dan pengembangan usaha bersama. Para petani meninggalkan pola tradisional mengelola usaha pertanian dan peternakan. Berkurangnya pemakaian pupuk kimia, dan - Pengadaan Komputer dan Internet serta alat-alat music di Asrama putri Debora Mengorganisir pembentukan CU/Koperasi di Wilayah Mengorganisir dan melatih kelompokkelompok Masyarakat mengembangkan usahanya. Membangun TC for Diakonia, di Sirombu. Deprt. Diakonia dan Pengurus Asrama Putri Debora Pelmas dan di Dampingi oleh Dept. Diakonia. Pelmas Di dampingi oleh Dept. Diakonia Pelmas, Dept. Diakonia, BPHMS *** ******

25 Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan ketrampilan pengembangan pertanian organik. Masyarakat mengembangka n kearifan local pengembangan kesehatan. bahan organik usaha mereka. Agar masyarakat kembali mengembangka n obat-obat tradisional, baik melalui Apotik sehat di sekitar perumahan maupun kearifan local lainnya. meningkatnya hasil produksi masyarakat. penggunaan obat-obat tradisional oleh masyarakat. 1. Membentuk dan melantik Pengurus Bidang Kesehatan di Departemen Diakonia 2. Melatih kader kesehatan swadaya masyarakat Departemen Diakonia dan BPHMS Bidang Kesehatan dan bekerja sama dgn Pelkesi ****** ****** ****** ****** ****** ****** Pelayanan HIV-AIDS Penanggulang an Bahaya Narkoba dan Miras Masyarakat menyadari akan bahaya HIV- AIDS, dan peduli terhadap para penderita. Masyarakat, terutama remaja-pemuda teguh iman kekristenan menghadapi godaan narkoba dan Miras. Agar masyarakat waspada terhadap bahaya HIV- AIDS. Agar para remaja-pemuda waspada atas bahaya Narkotika dan Miras. Terlaksananya penyuluhan dan penyadaran masyarakat tentang HIV- AIDS Terlaksananya penyuluhan tentang bahaya Narkotika dan Minuman Keras terhadap para remaja pemuda oleh jemaat, resort atau unit 1. Dilaksanakannya seminar/lokakarya ataupun diskusi panel ttg HIV-AIDS 2. Melakukan Kampanye Anti Narkoba dan Miras serta HIV-AIDS di setiap sekolah milik Bidang Kesehatan dan di damping oleh Depat. Diakonia Bidang Kesehatan, Pelmas, dan Dept. Diakonia ****** ****** ****** ****** ****** 25 kali ****** ****** ****** ****** ****** 22 kali

26 Agar ada pendampingan dan pemulihan terhadap para korban narkoba dan alkoholist terkait. Unit Pelayanan memiliki program pendampingan dan pemulihan terhadap korban Narkoba dan Alkoholist. 3. Diutusnya beberapa orang pendeta untuk mengikuti pelatihan pendampingan dan pemulihan terhadap korban Narkoba dan alkoholist. BPHMS, Deprt. Diakonia ****** ****** ****** ****** ****** 5 orang 3 Pelayanan Diakoni Transformat if Pelayanan Pembangunan dan Politik Pengembanga n Program Perdamaian, Keadilan dan Keutuhan Ciptaan (JPIC) Terwujudnya pembangunan yang berkeadilan. Terwujudnya kegiatan politik yang demokratis berdasarkan Pancasila. Terwujudnya hak azasi manusia dan terpeliharanya lingkungan hidup. Agar masyarakat memiliki akses yang sama kegiatan pembangunan. Agar tercipta kehidupan politik yang sehat, adil dan merata di tengah masyarakat. Agar setiap umat dihormati hak azasinya. Meningkatnya partisipasi masyarakat proses pembangunan rangka meningkatkan kesejahteraan hidup. sikap tentang politik yang adil berdasarkan Pancasila Terlaksananya penyuluhan atau pelatihan tentang Hak- Hak Azasi Manusia. 1. Melakukan penyadaran atas Hak & Kewajiban warga Negara melalui Seminar dan Diskusi Panel di Resort, Jemaat 1. Dilaksanakan pendidikan politik bagi warga jemaat 2. Pelatihan Hak- Hak Azasi Manusia Pelmas, Resort, Jemaat ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ******

27 Pengurangan Resiko Bencana Masyarakat yang sadar tentang lingkungan yang rawan bencana dan siap-siaga menghadapinya. Agar lingkungan hidup dilestarikan Terminimalisirny a korban bencana advokasi terhadap korban pelanggaran HAM. gerakan penanaman pohon (tebang satu tanam sepuluh). kesadaran bahaya penggunaan material yang tidak dapat didaur-ulang. Terlaksananya penyuluhan dan pelatihan tentang siagaan bencana. 1. Kampanye tentang Hak-Hak Azasi Manusia 1. Aksi Penanaman 1000 pohon di setiap Resort, Jemaat. 2. Melakukan Sosialisasi bahaya penggunaan material yg tdk dapat di daur ulang kepada Komisi Perempuan dan Komisi anak 1. Penyuluhan dan pelaithan tentang pengurangan resiko bencana 2. Terbentuknya regu-regu penguranan resiko bencana di setiap desa binaan 3. Membangun Pelmas, Resort, Jemaat Pelmas dan berkoordinasi dengan Departemen Marturia, Resort dan Jemaat di. Pelmas dan bekerjasama dengan mitra ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ******

28 pendampingan terhadap korban bencana. koordinasi dengan BPBD di kepulauan Nias dan Ngo 4. Dilatihnya para pelayan dan relawan untuk mendampingi korban bencana Deprt Diakonia, Pelmas, ****** ****** ****** ****** ****** Mencari informasi ke NGO dan BPDD/ BPBN BIDANG PROGRAM PELAYANAN PENATALAYANAN (OIKONOMIA) Nr 1 Program Utama Penatalayan an Persembah an dan Persepuluh an Program Sasaran Tujuan Indikator Kegiatan Pelaksana Program Pelaksanaan penataran bagi pelayan Program Menentukan tema-tema khotbah/pa tentang persembahan selama 2 bulan setahun Pelayan dan warga memahami makna persembahan. meningkatnya kesadaran memberi persembahan kepada Tuhan. Terciptanya pemahaman lebih baik memberi dari pada menerima Terpenuhinya dana program disemua aras di. Tereliminirnya pola pikir yang mempermasalah kan persembahan Bertambahnya dukungan dana untuk mensukseskan program gereja Menyusun Dasar Teologi Tentang Persembahan dan Persepuluhan. Memberikan Kesadaran Memberi kepada seluruh warga jemaat, melalui khotbah, PA, atau katakata penggembalaan. Mengkaji Ulang sistem tanggungan Jemaat ke Resort dan Sinodal dan menetapkan sistem yang dipandang baik Dept Penatalayanan bekerjasama dengan dept lainnya. 2012/ 2013/ * * Durasi 2014/ / 2016 * * 2016/ 2017 Ket

29 2 3 Penatalayan an Administras i dan Manajemen Keuangan Kemandirian Dana Program Pelatihan Pengelolaan keuangan Dana Abadi Dewan Penyantun Peningkatan keterampilan pengelolaan keuangan Tersedianya dana tetap sebagai salah satu usaha menuju kemandirian dana di. Keterlibatan Warga Jemaat yang memiliki menciptakan keseragaman pemahaman yang sama tentang pengelolaan keuangan di. Agar program di dapat terlaksana dengan dana yang cukup tersedia. Tertibnya pengelolaan keuangan pelaporan keuangan sesuai peraturan yang berlaku gerakan bersama di seluruh jemaat ataupun para donateur untuk menghimpun dana abadi di. kegiatan yang dapat menjawab kebutuhan jemaat pelaporan keuangan sesuai peraturan yang berlaku Tersedianya sejumlah dana untuk untuk kemandirian dana Pelatihan tentang Tata kelola keuangan di, kepada BPMR, BPMJ dan unit pelayan Melaksanakan monitoring kepada pengelola keuangan. Menyusun Panduan Penggalangan Dana Abadi Mensosialisasikan dan Menghimpun Dana Abadi Penggunaan Jasa Dana abadi untuk di semua aras (Sinodal-Resort- Jemaat) menurut ketentuan dan sistem Dana abadi. Menerapkan sistem transparansi pada pengelolaan dana abadi. Mengundang Tokohtokoh untuk mendiskusikan kondisi ****** *** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ****** ******

30 kemampuan Ekonomi menyantuni program di. menunjang program keuangan di. Melakukan penggalangan dana dengan cara perpuluhan atau janji Iman atau donateur Memberikan Tanda Ucapan terima kasih secara berkala kepada para penyantun. ****** ****** ****** ****** ****** 4 Penatalaya nan dan Pendayagu naan Asset di Program pengurusan sertifikat tanah-tanah disemua aras Program pemanfaatan tanah-tanah dan bangunan yang belum dikelola disemua aras Program renovasi Kios Fotuaria Mencari dan meningkatkan kemitraan untuk Terhimpunnya data-data (alas hak) harta mlik Terurusnya semua asset yang ada Kualitas bangunan Kios Foturia terjamin Peningkatan pemanfaatan asset terpeliharanya aset-aset Asset-aset dapat memberi hasil untuk menunjang dana program Penyewa merasa aman Peningkatan SDM pada pengelolaan asset Asset disemua aras telah dikelola Tercatatnya hasil pengelolaan asset laporan keuangan Tercatatnya semua asset daftar inventaris di peningkatan sewa Melakukan pengkajian pemanfaatan asset di. Penatalayan administrasi dan manajemen pengelolaan asset Memelihara dan mengurus legalisasi seluruh asset. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas sarana dan prasarana, untuk peningkatan jasa. * * * * * * *

31 05 Kesejahteraan Pelayan pengembanga n usaha-usaha Pensiun Bantuan Kesehatan Perumahan Terjaminnya kesejahteraan hari tua para pelayan dan pegawai di. Terbantunya para pelayan dan keluarganya menanggulangi biaya kesehatan Terjaminnya pengadaan rumah para pelayan memasuki masa pension. Peningkatan hasil usahausaha di Agar para pelayan memfokuskan diri pada dengan adanya jaminan hari tua. Agar terjaminnya pemeliharaan kesehatan para pelayan dan keluarganya. Agar para pelayan mendapatkan tempat tinggal tetap ketika pensiun. Unit-unit usaha memiliki daya saing Meningkatnya hasil usaha Para pelayan telah menjadi anggota dana Pensiun PGI. Para pensiunan menerima dana pension yang memadai. Tersalurkannya bantuan biaya pengobatan kesehatan para pelayan dan pegawai. Meningkatnya jumlah para pelayan dan pegawai menjadi anggota Jamsostek. kemudahan pengurusan sertifikat dan mendapatkan kredit Meningkatkan Kapasitas, Kualitas dan permodalan. Menghimbau para pelayan untuk menjadi anggota Dana Pensiun PGI Menatalayan penyetoran dan penerimaan dana pensiun. Mensosialisasikan kepada para pendeta tentang dana PHP yang diarahkan untuk membantu 50 % biaya pengobatan pendeta, isteri dan anakanaknya. Menghimbau kpd para pelayan untuk menjadi anggota Jamsostek, ataupun pada lembaga atau dana jaminan kesejahteraan lainnya. Menjalin Hubungan dengan Badan Pertanahan, dan Perbankan di kepualauan Nias. * * * *

32 06 Penatalayan an Kemitraan Mengembangk an jejaring Terciptanya kemitraan yang saling membangun. Agar memiliki hubungan bilateral dengan organisasi lain. perumahan dari Bank. Bertambahnya mitra. Memelihara Hubungan yang baik dengan mitra yang sudah ada, dengan mematuhi semua MoU. Menjejaki hubungan baru dengan mitra di dan luar negeri.

33 Anggaran, sebagai implementasi dari program. Demikianlah Rencana Strategi Pelayanan ini disusun sebagai salah satu dokumen p yang berguna dan berlaku di. Semoga Tuhan memberkati. Ditetapkan di Gunungsitoli Pada tanggal 28 Agustus 2012 Badan Pekerja Harian Majelis Sinode Pdt. Dr. Tuhoni Telaumbanua, M.Si Pdt. Dorkas O. Daeli, MTh Pdt. H. Zega, STh Ephorus Sekretaris Umum Bendahara Umum Disahkan di Gunungsitoli Pada tanggal 31 Agustus 2012 Badan Pekerja Majelis Sinode Pdt. Otoriteit Dachi, STh, M.Si Ketua

34

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI JEMAAT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN DI RESORT 1. Pengantar Persidangan Majelis Sinode BNKP ke-56 telah terlaksana dengan baik pada tanggal 3-8 Juli 2012 bertempat di Jemaat BNKP Onolimbu, Resort

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Matius 16:21-28;

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend. BAB V PENUTUP Setelah melalui tahap pembahasan dan analisis, maka selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG PENGESAHAN PROGRAM UMUM GNKP-INDONESIA TAHUN 2014 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU)

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU) tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN JEMAAT DAN RESORT BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian 1:26; I Petrus

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP)

TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) MUKADIMAH Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi, telah menyatakan kasih- Nya yang begitu besar kepada dunia ini, dengan mengaruniakan Anak-Nya

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 03/BPMS-BNKP/2008 tentang R E S O R T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi?

Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi? Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi? 1. Tercipta: Tiga jalan (Sara lala hada, sara lala fareta, sara lala Agama) 2. Terjadi dualisme kepercayaan dalam diri Ono Niha yang Kristen. Pada

Lebih terperinci

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 05/BPMS-BNKP/2008 tentang KEUANGAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 05/BPMS-BNKP/2008 tentang KEUANGAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 05/BPMS-BNKP/2008 tentang KEUANGAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP : Luk.19:8-9; Mat.6:19-21,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Menimbang KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja MAJELIS

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah

Lebih terperinci

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) Nomor. Tahun 2016 Tentang : Pengelolaan Keuangan Sentralisasi HKI Dengan Kasih dan Karunia Tuhan Jesus Kristus, Pucuk Pimpinan Huria Kristen Indonesia, M e n i m

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya. Karena itu organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang yang menulis dan meneliti tentang sumber daya manusia. Cardoso (2003) mengatakan salah satu sumber daya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. rekomendasi yang relevan dengan penelitian ini.

BAB V PENUTUP. rekomendasi yang relevan dengan penelitian ini. BAB V PENUTUP Deskripsi dan analisis yang telah dilakukan dalam tesis ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana pelayanan pastoral BNKP menggumuli dan menanggapi berbagai dinamika perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan Gereja X Bandung di Wilayah Jawa Barat tidak terlepas dari sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang Tionghoa

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: BAB V PENUTUP Pada bagian ini penulisan akan dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. 5.1.KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Gereja adalah persekutuan orang percaya

Lebih terperinci

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran BAB V Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran I. Refleksi Kehadiran saksi Yehova di tengah masyarakat Kelurahan Kawua yang merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKST, pada akhirnya telah melahirkan tanggapan

Lebih terperinci

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING VISI DAN MISI MARKUS WARAN, ST DAN WEMPI WELLY RENGKUNG, SE CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PILKADA 2015 ------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Bab Empat. Penutup. 1. Kesimpulan. Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah

Bab Empat. Penutup. 1. Kesimpulan. Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah Bab Empat Penutup 1. Kesimpulan Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah peraturan/tata gereja definitif yang berisi uraian teologis-eklesiologis tentang identitas GTM secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja tidak bisa lepas dari proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat seperti modernisasi dan sekularisasi. Perubahan akan menimbulkan permasalahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota GKPS adalah orang-orang yang terdaftar di jemaat GKPS terdiri dari: a. Anggota Baptis b. Anggota Sidi c. Anggota Siasat d. Anggota Persiapan. Pasal

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Jakarta, 22 Agustus 2017 Nomor Lamp Perihal : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat Kepada Yth. : Seluruh Majelis Jemaat GPIB

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus BAGIAN IV TINJAUAN KRITIS ATAS UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI REMAJA YANG BERAGAMA KRISTEN DAN NON KRISTEN DIPANTI ASUHAN YAKOBUS YANG SESUAI DENGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. 4.1 Pendidikan

Lebih terperinci

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147 IV. PERAN MAJELIS JEMAAT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBERDAYAAN WARGA JEMAAT 4.1 Pemberdayaan sebagai Pembangunan Gereja Dalam Tata Gereja GKI Pemberdayaan berarti memampukan, memberi kesempatan, dan mengijinkan,

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia BAB IV Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia 4.1. Diakonia sebagai perwujudan Hukum Kasih Gereja dapat dikatakan sebagai gereja apabila dia sudah dapat menjalankan fungsinya, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan arus globalisasi, maka muncul pula persoalan-persoalan baru yang harus dihadapi oleh sumber daya manusia yang ada di dalam Gereja. Oleh

Lebih terperinci

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

Lebih terperinci

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi. BAB XI Modul ke: MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA A. PENDAHULUAN MEMAKNAI? -Memberi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA 2.1. Manajemen Asset Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan menyelesaikan persoalan bersama-sama dengan orang lain dimana memahami bahwa setiap aktivitas

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020 I. Dasar Pelaksanaan Tata Gereja GPIB tahun 2015 1. Tata Dasar, Bab IV ttg Penatalayanan Gereja 2. Peraturan

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina GKI Pasteur Penatalayanan Bina MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA Siapakah Majelis Jemaat Fungsi Majelis Jemaat Struktur organisasi Majelis Jemaat - Tugas tiap bagian Majelis Jemaat 1 PENDAHULUAN Pada setiap

Lebih terperinci

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang Tahun 2009 Dewan Paroki Santo Yusup - Gedangan Jl. Ronggowarsito 11 Semarang - 50127 Telp. 3552252,

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3.1 Selayang Pandang Gereja Kristen Sumba Gereja Kristen Sumba adalah gereja yang berada di pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lebih terperinci

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA Beragama dan beribadat menurut keyakinan masing-masing adalah salah satu unsur dari hak azasi manusia (HAM) yang wajib dihormati dan dilindungi keberadaannya.

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Perusakan lingkungan hidup di planet bumi yang paling nyata adalah pengeksploitasian sumber daya alam berupa pembabatan hutan, baik untuk tujuan perluasan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

UKDW. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

UKDW. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1931, Sinode GKJ resmi menjadi organisasi gereja yang mandiri dari bayang-bayang kewenangan zending. Pada masa ini terlihat bahwa corak yang ada dalam praktik-praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara

BAB I PENDAHULUAN. dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dengan kebebasan untuk memilih agama yang ingin dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mencermati kondisi aktual daerah dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 MAKNA KONGRES Kongres MPK adalah kegiatan lima tahunan yang dilakukan oleh MPK bersama anggota-anggota dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) Diajukan Kepada Fakultas Teologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Uji Kelayakan

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang. diambil kemudian menjadi dasar penyusunan

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang. diambil kemudian menjadi dasar penyusunan BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil kemudian menjadi dasar penyusunan implikasi baik dari aspek teoritis maupun praktis. 5.1

Lebih terperinci

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN Untuk memberikan gambaran yang jelas pada visi tersebut, berikut ada 2 (dua) kalimat kunci yang perlu dijelaskan, sebagai berikut : Masyarakat

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 70 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, a. bahwa setiap warga

Lebih terperinci

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I ORGANISASI PASAL 1 Wilayah Pelayanan Wilayah pelyanan yang dimaksud adalah wilayah pelayanan PP. Kristiyasa yang tidak harus sama dengan pembagian

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 2015 1 Latar Belakang Ecclesia Semper Reformanda >> gerak pastoral di KAJ >> perlunya pelayanan pastoral yg semakin baik. 1989 1990: Sinode I KAJ

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013

Lebih terperinci

MENDENGARKAN HATI NURANI

MENDENGARKAN HATI NURANI Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013 tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu Wanita Katolik Republik Indonesia MENDENGARKAN HATI NURANI Ibu-ibu segenap Anggota

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus BAB V KESIMPULAN 5.1. Refleksi Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus hadir dalam tiga kesempatan yang berbeda: (1) Yesus membangkitkan anak Yairus (Matius 9:18-26, Markus

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci