BAB IV ANALISIS PENDAPAT IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH TENTANG PUTUSAN BERDASARKAN KETERANGAN SATU ORANG SAKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PENDAPAT IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH TENTANG PUTUSAN BERDASARKAN KETERANGAN SATU ORANG SAKSI"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH TENTANG PUTUSAN BERDASARKAN KETERANGAN SATU ORANG SAKSI A. Analisis Terhadap Pendapat Ibnu Qayyim al-jauziyah Tentang Jatuhnya Putusan Berdasarkan Keterangan Satu Orang Saksi Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa Ibnu Qayyim al-jauziyah memiliki pendapat yang berbeda dengan ulama lain dalam masalah keputusan berdasarkan atas keterangan satu orang saksi. Dalam hal ini Ibnu Qayyim berpendapat bahwa seorang hakim boleh memberikan putusan berdasarkan keterangan satu orang saksi, diantaranya dalam perkara dalam perkara melihat hilal awal bulan Ramadhan, keterangan saksi ahli, perkara yang tidak boleh dilihat oleh kaum laki-laki dan yang terakhir adalah dalam perkara keterangan saksi dalam penterjemahan dan sejenisnya. Dan hal ini tidak berlaku dalam perkara pidana. Hal ini nampak jelas dari apa yang Ibnu Qayyim katakan dalam kitabnya at-turuqu al-hukmiyyah fi as-siyasah as-syar iyyah, yaitu: Dalam ketentuan hukum acara Islam, hakim diperbolehkan memutus perkara perdata berdasarkan keterangan satu orang saksi yang terkenal kejujurannya, di dalam selain masalah hudud. Karena, Allah SWT tidak mengharuskan para hakim supaya tidak memutus kecuali berdasar kesaksian dua orang saksi. Akan tetapi Allah SWT memeraintahkan kepada setiap orang yang memiliki hak, untuk memelihara haknya itu supaya mempersaksikan haknya itudi depan dua orang saksi, atau satu orang saksi laki-laki dan dua orang saksi perempuan. Perintah tersebut bukan berarti menunjukan, bahwa 55

2 56 seorang hakim tidak dibolehkan memutus berdasarkan kesaksian saksi kurang dari itu. 1 lebih lanjut ia mengatakan, bahwa Nabi saw pernah memutus berdasarkan keterangan satu orang saksi dan sumpah, juga pernah memutus berdasarkan keterangan satu orang saksi belaka. 2 Ibnu Qayyim al-jauziyah mendasarkan pendapatnya tersebut pada hadits dari Ibnu Abbas sebagai berikut: حدثنى سيف بن سليمان ا خبرنى قيس بن سعد عن عمر و بن دينار عن ابن عباس 3 ان رسول االله صلى االله عليه وسلم : قضى بيمين والشاهد Artinya: Telah menceritakan kepadaku Saif bin Sulaiman memberi khabar kepadaku Qais bin Sa ad dari Umar bin Dinar dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Rasulullah saw memutuskan berdasarkan sumpah dan satu orang saksi. Berdasarkan hadits tersebut, menurut Ibnu Qayyim putusan berdasarkan kesaksian seorang saksi itu akan diterima dan tidak ada sedikitpun dari keterangannya yang dikesampingkan apabila diketahui kejujuran saksi tersebut. Akan tetapi jika hakim berpendapat perlu meneguhkan pembuktian tersebut dengan sumpah di sini kedudukannya bukan sumpah decissoir yang imperaktif hakim menjatuhkan putuannya. Rasulullah saw ketika memutus berdasrkan kesaksian seorang laki-laki dan sumpah, beliau tidak menempatkan sumpah tersebut sebagai sumpah decissoir (sumpah pemutus), 1 Ibnu Qayyim Al Jauziyah, at-turuqu Al-Hukmiyyah fi Siyasah wa Syar iyyah, Bairut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, t.t., hlm Ibid 3 Muslim, Shahih Muslim, Juz II, Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, t.t., hlm. 60

3 57 melainkan sebagai sumpah suppletoir (sumpah pelengkap) yang meneguhkan kesaksian satu orang laki-laki tersebut. 4 Memutuskan suatu perkara berdasarkan keterangan satu orang saksi menurut Ibnu Qayyim al-jauziyah adalah boleh. Di antaranya dalam perkaraperkara selain hudud, seperti: 1. Dalam perkara melihat hilal awal bulan Ramadhan Mengenai kesaksian dalam hal rukyat ini, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa kesaksian satu orang saksi yang adil dapat diterima apabila di langit terdapat sebab-sebab yang menjadi penghalang dalam rukyat. Sedangkan apabila di langit tidak ada suatu penghalang maka hanya kesaksian sekumpulan orang yang dapat di terima. Sedangkan Ibnu Qayyim berpendapat bahwa kesaksian satu orang sudah di anggap mutlak cukup adanya. 5 Berdasarkan riwayat lain dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa keterangan yang mengaku melihat hilal tidak wajib di terima kecuali dengan kesaksian saksi dua orang laki-laki. Hal ini berdasarkan atas sabda Nabi SAW, sebagai berikut: 4 Ibnu Qayyim, op. cit., Adapun pengertian dari sumpah decisoir dan sumpah supletoir adalah sebagai berikut: Sumpah decisoir adalah sumpah yang dibebankan atas permintaan salah satu pihak kepada lawannya (PasAl 156 HIR, PasAl 183 R Bg, PasAl 1930 BW). Sumpah supletoir adalah sumpah yang diperintahkan oleh Hakim karena jabatannya kepada salah satu pihak yang berperkara untuk melengkapi pembuktian peristiwa atau hak yang menjadi sengketa sebagai dasar putusannya (Pasal 155 HIR, Pasal 182 R. Bg, Pasal 1940 BW. 5 Ibnu Qayyim, op. cit., hlm. 149

4 58 عن عبد الرحمن ابن زيد بن الخطاب عن اصحاب رسول االله صلى االله عليه وسلم انه قال : صوموا لرو يته وافطروا لرو يته وامسكوا فان غم عليكم فاتموا ثلاثين يوما فان شهد شاهدان ذوا عدل فصوموا وافطروا 6 (رواه احمد والنساي ) Artinya: dari Abdurrahman bin Zaid bin al-khithab, dari beberapa orang sahabat Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda: berpuasalah kamu karena melihatnya dan berbukalah kamu karena melihatnya, dan menahan dirilah kamu sekalian. Kemudian, jika awan telah menutup penglihatanmu, sempurnakanlah tiga puluh hari. Dan jika dua orang saksi yang adil telah memberi kesaksiannya, maka berpuasalah dan berbukalah. (HR. Ahmad dan Nasa i). Maka berdasarkan hadits tersebut, yang juga sering di pakai sebagai pegangan bagi para ulama di Indonesia maka sudah jelas baik dari segi kwalitas hadits serta dari dimensi redaksional hadits maka kesaksian dalam hal melihat hilal bulan ramadlan batas minimal kesaksian adalah dua orang saksi. 2. Keterangan saksi dalam perkara yang tidak dilihat oleh kaum laki-laki Di antara hal-hal yang pada umumnya tidak boleh di lihat orang-orang lelaki seperti masalah kelahiran bayi, susuan, aib-aib yang berada dibalik baju wanita, menstruasi, dan Iddah. Maka, dalam perkara-perkara tersebut keterangan saksi satu orang perempuan yang adil dapat diterima. 7 Mengenai hal tersebut, Imam Asy-Syafi i dalam kitabnya al-umm, dan Imam Malik dalam al-muatta berpendapat bahwa kesaksian kurang dari empat orang perempuan tidak dapat diterima, karena empat orang perempuan 6 Ibid., hlm Ibid., hlm. 169

5 59 sama seperti dua orang laki-laki, dan jika tidak ada, maka satu orang laki-laki dan dua orang perempuan. 8 Imam Abu Hanifah, tidak dapat menerima kesaksian satu orang saksi walaupun ditambah dengan sumpah penggugat, karena ia mendasarkan pendapatnya tersebut pada firman Allah SWT dalam surat al-baqarah ayat 282 yang berbunyi:... و اس ت ش ه د و ا ش ه يد ي ن من ر ج ال كم فا ن لم ي كون ا ر ج لي ن فر ج ل و ام ر ا ت ان م م ن ت ر ض و ن م ن الش ه د اء ا ن ت ض ل ا ح د اه م ا فت ذ كر ا ح د اه م ا الا خ ر ى و لا ي ا ب الش ه د اء ا ذا م ا د ع وا... (البقراة: 282) Artinya: Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orangorang lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil.. (QS. Al-Baqarah: 282). 9 Karena menurutnya bahwa seorang saksi ditambah sumpah penggugat adalah mnerupakan menambah nash, sedangkan menambah nash adalah nasakh. Dan nasakh terhadapa Al-Qur an itu tidak dapat diterima kecuali dengan hadits mutawatir atau hadits masyhur, akan tetapi dalam masalah ini kedua hadits tersebut sudah tidak ada Ibid., hlm Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Semarang: CV. Toha Putra, 1989, hlm Wahbah Al-Zuhairi, Al-Fiqh Al- Islamy wa Adillatuh, Juz VI, Bairut: Daar Al-Fikr, t.t., hlm. 527

6 60 Sayyid Sabiq menambahkan bahwa kesaksian satu orang laki-laki yang adil itu dapat diterima akan tetapi hanya dalam masalah ibadah seperti adzan, shalat, dan puasa. 11 Sebagaimana menurut Imam Abi Bakr Ahmad Ar-Razi al- Jashash, dalam kitabnya Ahkam Al-Qur an berkata: Kita tahu bahwa satu saksi itu tidak diterima kesaksiannya karena tidak sesuai dengan ayat ممن ترضون من الشهداء (yang terdapat dalam surat al-baqarah (2): 282) dan sumpah penggugat itu tidak boleh menempati tempatnya saksi. Dan juga tidak boleh berdasarkan atas kerelaan terhadap apa yang dituduhkan kepada dirinya; menghukumi hanya dengan satu saksi dan sumpah, itu termasuk menyalahi ayat (Al-Qur an) dan menghilangkan tujuan dari perintah persaksian yang meliputi kehatihatian dan kepercayaan atau berpegang teguh kepada apa yang di terangkan Allah SWT dalam ayat tersebut. 12 Imam al- Jashash, mendasarkan pendapatnya di samping dari firman Allah surat al-baqarah (2): 282, juga dari sabda Nabi SAW sebagai berikut: 13 البينة على المدعي واليمين علي المدعي عليه Pembuktian itu atas si Penggugat dan sumpah itu atas si Tergugat. Al-Jashash membedakan antara sumpah dan bayyinah. Menurutnya sumpah itu tidak boleh dengan bayyinah, karena kata al-bayyinah merupakan isim jenis (bersifat umum), maka dia juga mencakup kata apa saja yang ada di bawahnya. Bayyinah itu hanya diwajibkan bagi penggugat, dan dengan demikian maka dia tidak di kenakan sumpah dan juga karena bayyinah itu merupakan kata yang bersifat global yang kadang punya makna berbeda-beda. Oleh sebab 11 Sayyid Sabiq, Fiqh Al Sunnah, Jilid III, Beirut: Daar Al-Fikr, t.t., hlm Imam Abi Bakr Ahmad Ar-Razi Al- Jashash, Ahkam Al-Qur an, Juz I., Beirut: Daar Al- Fikr, t.t., hlm Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Daarul Al-Fikr, t.t., hlm. 116

7 61 itu, para ulama sepakat bahwa dua orang saksi laki-laki atau satu orang saksi laki-laki dan dua orang perempuan itulah yang dikehendaki, dan tidak diperbolehkan kurang kurang dari itu. 14 Dalam hukum pembuktian, status saksi ada kalanya ia menempati sebagai syarat hukum dan ada kalanya sebagai alat bukti bahkan ada kalanya ia menempati sebagai syarat hukum sekaligus syarat pembuktian. Pada keadaan yang disebutkan terakhir ini kita harus menggunakan saksi di situ sebagai syarat hukum, sebab syarat pembukltian sudah sekaligus tercakup (implicit) di dalam syarat hukum, dengan kata lain, segala saksi yang memenuhi syarat hukum, otomatis memenuhi syarat pembuktian, tetapi tidak sebaliknya. 15 Oleh karena itu, sebagai syarat hukum batas minimal saksi dalam persaksian menurut hukum positif yang ada di Indonesia, adalah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 169 HIR, tentang syarat formil saksi: Saksi berjumlah sekurang-kurangnya 2 orang untuk kesaksian suatu peristiwa, atau dikuatkan dengan alat bukti lain ; kecuali mengenai perzinaan. 16 Di samping itu, berdasarkan istilah yang dijumpai dalam doktrin Hukum Acara di lingkungan Peradilan, yaitu Unnus Testis Nullus Testis satu saksi bukan saksi (Pasal 169 HIR, Pasal 306 R. Bg dan Pasal 1905 KUH Perdata), dijelaskan bahwa keterangan seorang saksi keterangan seorang saksi saja tanpa alat bukti lainnya tidak dianggap sebagai pembuktian yang cukup dan 14 Ibid., hlm Roihan Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, Cet. ke-10, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hlm Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, hlm. 161

8 62 hakim tidak diperbolehkan memutuskan suatu perkara berdasarkan hal tersebut. 17 Di samping itu, mengutip secara tidak langsung dari pendapat Imam Subkiy, bahwa keputusan-keputusan hakim yang terang-terang batal dan harus di ubah itu meliputi: 1. Keputusan yang menyimpang dari nash yang sarikh 2. Keputusan yang menyimpang dari pada ijma. Keputusan hakim yang menyalahi pendapat yang telah di mufakati oleh Imam empat, yaitu Syafi i, Maliki, Hanafi, dan Hambali juga berarti menyimpang dari pada Ijma. 3. Keputusan yang menyimpang dari pada nash jaliy 4. Keputusan yang menyimpang dari pada kaidah-kaidah kulliyah 5. Keputusan yang tanpa dalil. 18 Menurut hemat penulis, berdasarkan dari keterangan-keterangan di atas kalau penulis cermati kaitannya dengan pendapat Ibnu Qayyim al-jauziyah tentang putusan berdasarkan atas keterangan satu orang saksi, pendapatnya penulis anggap tidak mempunyai kekuatan hukum yang kuat, diantaranya mengenai pendapatnya tentang melihat bulan pada awal bulan Ramadhan, keterangan saksi ahli, perkara yang tidak lazimnya dilihat kaum laki-laki, keterangan dalam penterjemahan. 17 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Cet. ke-3, Jakarta: Kencana, 2005, hlm Abu Bakar Ahdal, al-faraidu al-bahiyyah, Terj. M. Adib Bisri, Kudus: Menara Kudus, 1977, hlm. 12

9 63 Hukum Islam adalah hukum agama yang bersumber pada wahyu, dan wahyu yang datang dari Tuhan Yang Maha benar itu bersifat absolut dan mutlak kebenarannya. Oleh sebab itu, maka sesuatu yang bersifat absolut dan mutlak tersebut tidak berubah dan tidak boleh untuk diubah. Sebagaimana dengan kaidah fiqhiyyah yang berbunyi : 19 الاصل براءة الذمة Hukum yang asal adalah bebasnya seseorang dari segala tanggungan. Misalnya, jika terjadi pertengkaran antara tergugat dan penggugat, selama penggugat tidak ada bukti yang dimenangkan adalah pengakuan tergugat, maka karena pada dasarnya tergugat bebas dari segala beban atau tanggung jawab. Apabila seorang berijtihad untuk kepentingan memberikan fatwa atau keputusan suatu persengketaan dan kemudian ternyata apa yang telah difatwakan atau diputuskan itu bertentangan dengan suatu nash atau ijma, maka ia wajib memberitahukan kepada orang yang telah diberi fatwa atau membatalkan keputusan yang telah diambilnya. 20 Adapun bila mujtahid tersebut beralih dari ijtihadnya yang pertama kepada ijtihad yang kedua yang dianggapnya lebih rajih, bukan karena perlawanan dengan nash atau ijma. Akan tetapi bila ia mengetahui sebelum mengamalkannya ia wajib membekukannya sampai ia meminta fatwa 19 Abdul Hamid Hakim, Mabadi Awaliyyah fi Ushul al-fiqh wa al-qawa id al-fiqhiyyah, Jakarta: Sa adiyah Putra, t.t., hlm Muhtar Yahya dan Fathurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islami, Bandung : PT. Al-Ma arif, Cet. III, 1993, hlm. 388

10 64 mujtahid yang lain. Kemudian fatwa yang kedua ini dipilihnya guna menghilangkan keraguan pada fatwa yang kedua. 21 Setelah mengadakan perbandingan antara pendapat para ulama yang telah penulis uraikan di atas tentang putusan berdasarkan atas keterangan satu orang saksi, dapat diketahui bahwa dalil-dalil yang dikemukakan oleh kedua golongan ulama adalah sama-sama kuat. Keduanya nampak berbeda dan bertentangan bila dilihat dari makna hakikinya, hal ini karena berbeda pula metode yang mereka gunakan. Oleh karena itu, dalam masalah putusan berdasarkan atas keterangan satu orang saksi, penulis lebih condong kepada ketidaksetujuannya pada pendapat Ibnu Qayyim al-jauziyah yang membolehkan seorang hakim untuk memutus suatu perkara berdasarkan keterangan satu orang saksi. Adapun yang menjadi alasan penulis adalah bahwasanya Pendapat Ibnu Qayyim dalam masalah tersebut bertentangan dengan nash yaitu Al-Qur an surat al-baqarah ayat 282, dan QS. yang secara jelas menerangkan bahwa batas minimal saksi adalah satu orang saksi beserta dua orang perempuan. Oleh karena itu, penulis sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Imam Subky dan Imam Abi Bakr Ahmad Ar-Razi al- Jashash yang telah penulis uraikan di atas, serta ketentuan-ketentuan hukum positif yang berlaku di Indonesia, maka keputusan hakim yang bertentangan dengan nash yang sarikh dan juga Ijma ulama maka keputusannya dianggap batal. Sebagaimana dengan kaidah ushuliyyah yang berbunyi : 21 Ibid., hlm. 389

11 65 22 الحدود تسقط باالشبهات Hukuman had gugur karena samar-samar Sesuatu perkara yang belum didapatkan bukti yang menunjukan bahwa perkara itu adalah melanggar suatu peraturan, menyebab orang yang berperkara atau dituduh berperkara tidak dapat dijatuhi hukuman. Dan seorang hakim tidak boleh menjatuhkan putusan berdasarkan suatu perkara yang belum diperkuat alat bukti yang jelas. 23 B. Analisis Terhadap Alasan Hukum Ibnu Qayyim al-jauziyah Tentang Jatuhnya Putusan Berdasarkan Keterangan Satu Orang Saksi Di dalam hukum acara perdata, apabila penggugat ingin mengajukan gugatannya, maka penggugat harus bisa menyertakan alat bukti sebagai dasar gugatannya. Karena tujuan dari sebuah pembuktian ialah untuk memperoleh kepastian bahwa suatu peristiwa/fakta yang diajukan itu benar-benar terjadi, guna mendapatkan putusan hakim yang benar dan adil. Adapun alat bukti di sini ada lima macam, yaitu alat bukti tulisan, saksisaksi, pengakuan, persangkaan, dan sumpah. Apabila penggugat hanya bisa mengajukan alat bukti saja terutama alat bukti hanya satu orang saksi, maka menurut ketentuan dalam hukum positif di Indonesia, alat bukti satu orang saksi tersebut belum dapat dijadikan sebagai dasar pembuktian, melainkan hanya bernilai sebagai bukti permulaan. oleh sebab itu harus disempurnakan dengan alat bukti yang lain, seperti sumpah atau lainnya. hakim dilarang menetapkan suatu peristiwa sebagai terbukti hanya berdasarkan keterangan 22 Abdul Hamid Hakim, op. cit 23 Muhtar Yahya dan Fathurrahman, op. cit., hlm. 524

12 66 seorang saksi yang berdiri sendiri tanpa didukung dengan alat bukti yang lain. 24 Kembali kepada pokok permasalahan yaitu kaitannya dengan pendapat Ibnu Qayyim al-jauziyah tentang putusan berdasarkan atas keterangan satu orang saksi. Setelah penulis menganalisis dari pendapatnya, sekarang penulis akan mencoba mengaanalisis dari sisi alasan-alasan hukum yang dipakai oleh Ibnu Qayyim al-jauziyyah tentang hal tersebut. Pada bab terdahulu penulis telah menjabarkan tentang istinbat hukum yang di pakai oleh Ibnu Qayyim. Walaupun sebagai penganut madzhab Hambali, akan tetapi ia sering mengeluarkan pendapat yang berbeda dari paham Ahmad bin Hambal. Antara lain mengenai penempatan atau kedudukan sunnah sebagai sumber hukum, dari segi urutannya sebagai sumber hukum, Imam Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa Al-Qur an dan As- Sunnah keduanya menempati posisi sama, yaitu sama-sama sebagai sumber utama dan pertama hukum Islam. Sedangkan menurut Ibnu Qayyim, yang menjadi sumber utama dan pertama hukum Islam hanya Al-Qur an, sedangkan sunnah keududukannya menempati posisi kedua setelah Al-Qur an. Mengenai alasan atau istinbat hukum yang dipakainya, yaitu mengenai hadits yang menjadi dasar Ibnu Qayyim tersebut, dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, tidak ada permasalahan, Nabi saw memang pernah memutus dengan satu orang saksi akan tetapi Nabi saw di dalam hadits tersebut beliau menambahkan dengan sumpah sebagai alat bukti 24 Mukti Arto, loc. cit., hlm. 164

13 67 tambahan, dan perlu diketahui bahwa alat bukti sumpah yang bisa dijadikan sebagai dasar keputusan seorang hakim adalah jenisnya sumpah Decisoir (sumpah pemutus) yaitu sumpah yang dibebankan atas permintaan salah satu pihak kepada lawannya (Pasal 156 HIR, Pasal 183 R. Bg, Pasal 1930). 25 Jadi, dalam hadits tersebut sumpah yang terkandung didalamnya adalah bukan merupakan sumpah Supletoir (sumpah pelengkap) akan tetapi kedudukannya adalah sebagai sumpah Decissoir (sumpah pemutus) yang bisa sebagai dasar keputusan bagi seorang hakim. Di samping itu, tentang fatwa shahabat yang merupakan salah satu dari metode istinbat hukum Ibnu Qayyim, Walaupun tidak ada perbedaan pendapat di antara para ulama bahwa perkataan sahabat yang bukan berdasarkan fikiran semata-mata adalah menjadi hujjah bagi ummat Islam. Demikian itu karena apa yang dikatakan oleh para sahabat itu tentu saja berdasarkan apa yang telah didengarnya dari Rasulullah SAW. 26 Adapun yang masih diperselisihkan oleh para ulama ialah perkataan sahabat yang semaa-mata berdasarkan hasil ijtihad mereka sendiri dan para sahabat tidak dalam satu pendirian. Imam Abu Hanifah beserta rekanrekannya berpendapat bahwa perkatan sahabat adalah hujjah. Menurut pendapatnya bahwa kita diperbolehkan mengambil pendapat salah seorang sahabat selama kita tidak mendapatkan ketentuan dari Kitab Allah SWT dan 25 Mukti Arto, op. cit., hlm Muhtar Yahya dan Fathurrahman, op. cit., hlm. 116

14 68 Sunnah Rasulullah SAW, serta tidak boleh melawan pendapat keseluruhan sahabat. 27 Sedangkan Imam Syafi i tidak sependapat jika pendapat salah seorang sahabat itu menjadi hujjah. Karena pendapat para sahabat itu tidak lain adalah merupakan kumpulan ijtihad perseorangan yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, menurut Imam Syafi i menetapkan hukum atau memberikan fatwa tidak boleh selain berdasarkan dengan dasar yang kuat, yaitu al-kitab, al-hadits, pendapat para ahli yang tidak diperselisihkan lagi, atau al-qiyas kepada salah satu tersebut di atas. 28 Dari apa yang telah di sampaikan oleh Abu Hanifah dan Imam Syafi i, penulis lebih condong kepada pendapat Imam Syafi i, hal ini tidak lain adalah untuk berusaha berhati-hati dalam mengikuti pendapat dari para mujtahid. Di samping itu, menurut hemat penulis kaitannya dengan pendapat Ibnu Qayyim, selama dalam Al-Qur an, As-Sunnah sudah ada ketentuan yang jelas serta pendapat ulama yang rajih, maka mengapa kita harus mengikuti sesuatu yang belum jelas kerajihannya. Di dalam lapangan hukum perdata terdapat asas-asas hukum Islam yang menjadi tumpuan atau landasan untuk melindungi kepentingan pribadi seseorang. Adapun asas-asas tersebut di antaranya adalah asas kebolehan atau mubah. Asas ini menunjukan kebolehan melakukan semua hubungan perdata (sebagaian dari hubungan muamalah) sepanjang hubungan tersebut tidak dilarang oleh Al-Qur an dan As-Sunnah. Dengan kata lain, bahwa pada 27 op. cit., hlm Ibid

15 69 dasarnya segala bentuk hubungan perdata adalah boleh dilakukan, kecuali kalau telah di tentukan lain dalam Al-Qur an dan As-Sunnah. 29 Setelah penulis cermati, dari pendapat Ibnu Qayyim tersebut dengan beberapa metode yang dipakainya justru ia lebih banyak menyinggung mengenai al-maslahah al-mursalah, bahkan dalam kitabnya Ilamu al- Muqi in pada bagian pertama juz tiga kitab tersebut, ia mengemukakan bahwa prinsip dan dasar-dasar syari ah adalah kemaslahatan bagi manusia di dunia dan di akhirat. 30 Akan tetapi, bila dikaitkan dengan makna hakiki dari konsep Sadz al Dzar iyyah, dan al-maslahah al-mursalah, maka alasan yang dipakainya bisa di bilang bertentangan dengan dasar istinbath tersebut, yaitu nantinya dilihat dari faktor psikologi dan sosial di masyarakat atau dalam berinteraksi dengan sesamanya. Oleh karena pada hukum acara perdata keputusan hakim itu mempunyai kekuatan hukum yaitu kekuatan mengikat. Jadi, apabila seorang hakim memutuskan perkara berdasarkan seorang saksi tambah sumpah seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka keputusan itu mempunyai kekuatan hukum yaitu mengikat, yang mana hasil keputusan tersebut harus dilaksanakan oleh para pihak yang berperkara. Berbeda dengan pendapat Ibnu Qayyim, yaitu tentang keputusan berdasarkan keterangan satu orang saksi. Karena, pendapatnya belum bisa dijadikan alat bukti yang sempurna melainkan kedudukannya hanya sebagai 29 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hlm Depag RI, Ibid

16 70 alat bukti permulaan saja, salah satunya adalah dengan alat bukti seorang saksi tanpa ada alat bukti yang lain, maka pelaksanaan pembuktian yang hanya dengan alat bukti seorang saksi di anggap tidak sempurna serta tidak bisa dijadikan pegangan bagi para hakim dalam memutuskan perkara. Apabila hakim tetap memutuskan perkara dengan hanya alasan tersebut, maka putusannya di anggap batal menurut hukum, baik hukum Islam atau hukum positif yang ada di Indonesia.

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEKUATAN KESAKSIAN TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM HUKUM ACARA PERDATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEKUATAN KESAKSIAN TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM HUKUM ACARA PERDATA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEKUATAN KESAKSIAN TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM HUKUM ACARA PERDATA A. Analisis terhadap Kekuatan Kesaksian Testimonium De Auditu dalam Hukum Acara Perdata Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum agama maupun ketentuan undang-undang yang berlaku. Dari sini tercipta

BAB I PENDAHULUAN. hukum agama maupun ketentuan undang-undang yang berlaku. Dari sini tercipta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan berkeluarga terjadi melalui perkawinan yang sah, baik menurut hukum agama maupun ketentuan undang-undang yang berlaku. Dari sini tercipta kehidupan yang harmonis,

Lebih terperinci

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah Sifat Wara' ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya,

Lebih terperinci

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat (الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI PERKARA PUTUSAN NOMOR 1708/pdt.G/2014/PA.bjn. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri M dalam Putusan Nomor:

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama 58 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama Saudara Dan Relevansinya Dengan Sistem Kewarisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum secara global, yaitu untuk mengatur segala tingkah laku manusia

BAB I PENDAHULUAN. hukum secara global, yaitu untuk mengatur segala tingkah laku manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam, mengandung dalil-dalil hukum secara global, yaitu untuk mengatur segala tingkah laku manusia dalam segala segi kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO TENTANG PERMOHONAN IZIN POLIGAMI (PEMBUKTIAN KEKURANGMAMPUAN ISTERI MELAYANI SUAMI) A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT 40 KRITERIA MASLAHAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426

Lebih terperinci

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR STANDAR KOMPETENSI 13. Memahami tatacara shalat jama dan qashar KOMPETENSI DASAR 13.1. Menjelaskan shalat jama dan qashar 13.2. Mempraktekkan shalat jama dan qashar A. Shalat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTINBA<T} HUKUM ANTARA IMA>M MA>LIK DAN IMA>M SYA>FI I> TENTANG JUAL BELI ANJING

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTINBA<T} HUKUM ANTARA IMA>M MA>LIK DAN IMA>M SYA>FI I> TENTANG JUAL BELI ANJING 52 BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTINBAM MA>LIK DAN IMA>M SYA>FI I> TENTANG JUAL BELI ANJING A. Anilisis Persamaan dan Perbedaan Pemikiran Ima>m Ma>lik Dan Ima>m Sya>fi i> Tentang Jual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam dengan disyari atkannya nikah pada hakekatnya adalah sebagai upaya legalisasi hubungan seksual sekaligus untuk mengembangkan keturunan yang sah dan

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan Publication: 1436 H_2015 M KAIDAH FIQH إ ع م ال الد ل ي ل ي أ و ل م ن إ ه ال أ ح د ه ا م ا أ م ك ن "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK A. Analisis terhadap Mekanisme Hak Khiya>r pada Jual Beli Ponsel Bersegel Akad merupakan

Lebih terperinci

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH 90 BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH A. Tinjauan Tentang Jual Beli Sepatu Solid di Kecamatan Sedati Sidoarjo Dengan mengikuti empat mazhab fiqh

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat KEWAJIBAN PUASA Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 183-184 رحمه هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M KEWAJIBAN PUASA Tafsir Surat al-baqarah ayat 183-184 رحمه هللا Oleh: Imam Ibnu Katsir

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM AL- AUZA I TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN MAHAR

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM AL- AUZA I TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN MAHAR BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM AL- AUZA I TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN MAHAR A. Analisis Terhadap pendapat Imam Malik dan Imam al-auza i Tentang Penundaan Pembayaran Mahar Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan seseorang terdakwa apabila mendapatkan tuduhan dari seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan seseorang terdakwa apabila mendapatkan tuduhan dari seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam telah mengatur masalah peradilan, bagaimana kedudukan seseorang yang mengadukan sebuah perkara kepada pihak peradilan dan bagaimana kedudukan seseorang terdakwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg) BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg) A. Analisis Terhadap Deskripsi Dissenting Opinion Dalam Putusan Perkara

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah Fiqh الط ه ار ة ا بت ي م ام ك ال ط ه ار اة ب ل م ا اء BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah

Lebih terperinci

Membatalkan Shalat Witir

Membatalkan Shalat Witir Membatalkan Shalat Witir [ Indonesia Indonesian ندونييس 0T] Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 76-79) Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko

Lebih terperinci

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan? Kepada Siapa Puasa Diwajibkan? Kamis, 27 Oktober 2005 17:17:15 WIB Oleh Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Para ulama telah sepakat bahwa puasa wajib atas seorang mus-lim yang berakal, baligh, sehat,

Lebih terperinci

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Abdul Aziz bin Baz Syaikh Abdullah bin Jibrin Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2012-1433

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU A. Analisis Pendapat Tokoh NU Sidoarjo Tentang Memproduksi Rambut Palsu Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka

Lebih terperinci

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang MURABAHAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas KAIDAH FIQH ا إ ل قإر ار ح ج ة ق اص ر ة Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication 1437 H_2016 M Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB IV. PERSPEKTIF IMAM SYAFI'I TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA GRESIK TENTANG CERAI GUGAT KARENA SUAMI MAFQU>D NO: 0036/PDT. G/2008/PA Gs.

BAB IV. PERSPEKTIF IMAM SYAFI'I TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA GRESIK TENTANG CERAI GUGAT KARENA SUAMI MAFQU>D NO: 0036/PDT. G/2008/PA Gs. BAB IV PERSPEKTIF IMAM SYAFI'I TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA GRESIK TENTANG CERAI GUGAT KARENA SUAMI MAFQU>D NO: 0036/PDT. G/2008/PA Gs. A. Pendapat Imam Syafi i Tentang Cerai Gugat Karena Suami

Lebih terperinci

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM 53 BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Sistem Pemerataan Harta Warisan di Desa Balongwono dalam Perspektif Hukum Islam 1. Al-Qur an Allah SWT telah menentukan

Lebih terperinci

Tata Cara Shalat Malam

Tata Cara Shalat Malam Tata Cara Shalat Malam ] ندونييس Indonesian [ Indonesia DR. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 36-39) 1Terjemah1T 1T: 1TMuhammad Iqbal A. Gazali 1TEditor1T

Lebih terperinci

Makalah Syar u Man Qoblana

Makalah Syar u Man Qoblana Makalah Syar u Man Qoblana Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah : Ushul Fiqih Dosen Pengampu : Misbah Khoirudin Zuhri, MA. Di Susun Oleh: 1. Ludia Nur Annisa (1604026142) 2. Dina Zulfahmi (1604026152) PROGRAM

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARI AH MUSYARAKAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah: Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Nasab Anak Hasil Hubungan Seksual Sedarah Dalam Perspektif Hukum Islam Pada bab dua telah banyak

Lebih terperinci

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM 15 MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 2 Februari

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan Kaidah Fiqh ي ن س ب ال و ل د إ ل أ ب ي ه ش ر ع ا و إ ل أ م ه و ض ع ا Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan Publication:

Lebih terperinci

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN 1 TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN (Studi Komparatif Pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi i dalam Kajian Hermeneutika dan Lintas Perspektif) Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT A. Analisis Terhadap Pemberian Wasiat Dengan Kadar Lebih Dari 1/3 Harta Warisan Kepada

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب 7 Aliran yang menolak sunah/hadis rasul Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya di Jakarta pada Tanggal 16 Ramadhan 1403 H. bertepatan dengan tanggal 27 Juni 1983 M., setelah : Memperhatikan

Lebih terperinci

http://astro.unl.edu/naap/lps/animations/lps.swf - Bulan bercahaya dan Matahari bersinar -> QS. Nūḥ (71): 16 dan QS. al-furqān (25): 61; - Akan tiba suatu masa di mana Bulan tidak lagi bercahaya dan Matahari

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: AL-RA YU/IJTIHAD KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-ra yu atau Ijtihad dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-ra yu/ijtihad INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) 36 PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 5 Tahun 2005 Tentang PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) Majelis Ulama Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO A. Akad Perjanjian Kerja antara TKI dengan PJTKI di PT. Amri Margatama Cabang Ponorogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, baik hubungan dengan Allah swt. maupun hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, baik hubungan dengan Allah swt. maupun hubungan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama sempurna yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik hubungan dengan Allah swt. maupun hubungan dengan sesama manusia. Pada aspek

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA Sebagaimana penelitian yang dilakukan di lapangan dan yang menjadi obyek penelitian adalah pohon mangga,

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M Kaidah Fiqh ان ح ظ س ان ع ب اد اث ف األ ص م ان إ ب اح ت انع اد اث ف ان أ ص م و PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: Pada Dasarnya Ibadah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK Sebagaimana permasalahan yang telah diketahui dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang MURABAHAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

Keutamaan Puasa Enam Hari dibulan Syawal

Keutamaan Puasa Enam Hari dibulan Syawal Keutamaan Puasa Enam Hari dibulan Syawal ( باللغة الا ندونيسية ( Disusun Oleh: Hafiz Firdaus Abdullah Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad صوم الست من شوال إعداد: حافظ فردوس عبد االله مراجعة: إيكو هارينتو

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK A. Pelaksanaan Pemberian Hadiah/ Uang yang Diberikan oleh Calon anggota DPRD

Lebih terperinci

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di  PETUNJUK RASULULLAH PETUNJUK RASULULLAH Bagi YANG BERHUTANG حفظه االله Ustadz Nur Kholis bin Kurdian Publication: 1434 H_2013 M PETUNJUK RASULULLAH صلى االله عليه وسلم BAGI YANG BERHUTANG حفظه االله Ustadz Nur Kholis bin

Lebih terperinci

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TIDAK DITETAPKANNYA NAFKAH IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK (STUDI ATAS PUTUSAN NOMOR 2542/PDT.G/2015/PA.LMG) A. Pertimbangan Hukum Hakim yang Tidak Menetapkan Nafkah

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Hukum Mengubah Nazar

Hukum Mengubah Nazar Hukum Mengubah Nazar ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2012-1433 م تغي جهة انلذر» باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan

Lebih terperinci

PUASA DI BULAN RAJAB

PUASA DI BULAN RAJAB PUASA DI BULAN RAJAB الصوم ف شهر رجب ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com رمجة: موقع الا سلام

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara 63 BAB IV STUDI KOMPARASI TERHADAP SISTEM BAGI HASIL PENGELOLAAN LADANG PESANGGEM ANTARA DESA NGEPUNG KECAMATAN LENGKONG DAN DESA SUGIHWARAS KECAMATAN NGLUYU KABUPATEN NGANJUK MENURUT PERPEKSTIF HUKUM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK. BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.04-10 TAHUN 2007 A. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Penetapan 2/3 Masa Pidana Minimal

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN Kaidah Fiqh اال ض ط ر ار ال ي ب ط ل ح ق الغ ي Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN Disalin dari Majalah al-sunnah, Ed.

Lebih terperinci

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah Hukum Onani ح م الاستمناء (لعادة الرس ة) ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi Bisnis database pin konveksi adalah sebuah bisnis dimana objek yang diperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai kitab suci bagi umat Islam yang berisi pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia melainkan seluruh makhluk ciptaan-nya

Lebih terperinci

PENGERTIAN TENTANG PUASA

PENGERTIAN TENTANG PUASA PENGERTIAN TENTANG PUASA Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 24-06-2017 29 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Syawal Muslim 1984, Abu Dawud 2071 Tirmidzi 676, 692 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya. Begitu pula dalam hal jual beli.

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya. Begitu pula dalam hal jual beli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan aktivitas yang dilakukan manusia umumnya dalam perekonomian baik itu sebagai produsen ataupun konsumen, dalam islam istilah tersebut sering kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci ummat Islam yang diharapkan menjadi pembimbing dan pedoman dalam kehidupan. Didalamnya terkandung berbagai nilai dan konsep

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PUTUSAN PA SURABAYA OLEH PTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PUTUSAN PA SURABAYA OLEH PTA SURABAYA BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PUTUSAN PA SURABAYA OLEH PTA SURABAYA A. Analisis terhadap Putusan dan Dasar Hukum Hakim Pengadilan Agama Surabaya No. 1440/Pdt.G/2007/PA. Sby Pengadilan Agama merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT ULAMA HANAFIYYAH TENTANG QADLI SEBAGAI PIHAK YANG BOLEH MENIKAHKAN DALAM WASIAT WALI NIKAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT ULAMA HANAFIYYAH TENTANG QADLI SEBAGAI PIHAK YANG BOLEH MENIKAHKAN DALAM WASIAT WALI NIKAH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT ULAMA HANAFIYYAH TENTANG QADLI SEBAGAI PIHAK YANG BOLEH MENIKAHKAN DALAM WASIAT WALI NIKAH A. ANALISIS TERHADAP PENDAPAT ULAMA HANAFIYYAH TENTANG QADLI SEBAGAI PIHAK YANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis Terhadap Mekanisme Penggarapan Sawah di Desa Sumberrejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURAbah}ah Yang Direalisasi Sebelum Barang Yang Dijual

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN 69 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Sistem Penetapan Harga {Pada Jual Beli Air Sumur di

Lebih terperinci

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN AKAD MUDHARABAH DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNGGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak

Lebih terperinci

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M Qawa id Fiqhiyah ال ع د ل ف ال ع ب اد ات م ن أ ك ب م ق اص د الش ار ع Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat Publication: 1436 H_2014 M ال ع د ل ف ال ع ب اد ا ت م ن أ ك ب م ق اص

Lebih terperinci

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com Mengadu Domba Sesama Muslim Pengertian Namimah Secara etimologi, dalam bahasa Arab, namimah bermakna suara pelan atau gerakan. Secara istilah pada dasarnya namimah adalah menceritakan perkataan seseorang

Lebih terperinci

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Pendengar yang bernama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB. SIDOARJO Bagi masyarakat petani desa Gisik Cemandi, tanah merupakan

Lebih terperinci

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar Hadits Yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1438 H_2017 M Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Lebih terperinci

dengan amanat pasal 27 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman. Peraturan tersebut menyatakan bahwa

dengan amanat pasal 27 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman. Peraturan tersebut menyatakan bahwa 53 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG IKRAR TALAK BAGI SUAMI ISTRI PASCA PUTUSAN BERKEKUATAN HUKUM TETAP Ketika tidak ada peraturan yang tegas mengatur

Lebih terperinci