MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI"

Transkripsi

1 MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI Sri Handayaningsih Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta, telp : nining@uad.ac.id Abstrak Pengembangan E-Government pada sebuah Pemda ditopang oleh empat pilar yaitu kebijakan, kerangka peraturan, manajemen perubahan dan kebutuhan masyarakat. Proses bisnis pada dinas di pemda dan kebutuhan masyarakat terhadap dinas, memunculkan aplikasi yang dapat membantu proses bisnis dalam memberikan layanan pada masyarakat dan manajemen dalam internal dinas. Dalam banyak kasus pengembangan aplikasi pada Pemda tidak berdasarkan pada hal-hal seperti proses bisnis yang dijalankan di dinas, budaya organisasi dan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen namun hanya berdasarkan pada kebutuhan personal dan pemberian dari pusat. Hal ini mengakibatkan aplikasi yang dibangun tidak dapat bertahan lama, tidak dapat membantu seluruh kegiatan bisnis utama dinas dan dijalankan tidak sesuai dengan budaya organisasi yang sedang berjalan saat ini di dinas tersebut. Aplikasi yang harus dibangun dan dijalankan adalah 70% untuk kegiatan pelayanan pada masyarakat dan 30% manajemen organisasi. Pembuatan model kesesuai aplikasi pada sebuah dinas berdasarkan pada budaya yang sedang berjalan di dinas. Budaya organisasi yang berjalan saat ini di pemerintah provinsi DIY adalah budaya clan. Dasar dari kesesuaian aplikasi yang berjalan di sebuah dinas adalah rencana strategis jangka menengah (tahun 2009 s.d 2014). Model akan diukur dengan key performance indicator menggunakan acuan pada COBIT 4.1. Harapannya model dapat digunakan pada dinas di Provinsi DIY. Kata Kunci: Model, Aplikasi, E-Government, Budaya Organisasi. 1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pengembangan E-government sebuah Pemda sudah menjadi keharusan. Banyak aspek yang menjadikan faktor pengembangan e-government, antara lain : kebutuhan masyarakat semakin komplek dan berkembang, Pemda mempunyai keharusan dalam memberikan pelayanan yang prima (cepat, murah, efisien dan efektif) pada masyarakat, persaingan dalam meningkatkan citra pelayanan antar pemda. Dalam hal ini Pemda menjadi jembatan antara masyarakat dengan kalangan bisnis untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. 521

2 Empat pilar penopang pengembangan e-government, yaitu (1) Kebijakan, (2) Kerangka peraturan, (3) Manajemen perubahan dan (4) kebutuhan masyarakat. Keempat pilar ini mendukung dalam melakukan akses pada portal pelayanan publik di sebuah organisasi atau dinas di sebuah pemda. Pelayanan publik didukung oleh infrastruktur dan aplikasi dasar. [1] Pada pengembangan aplikasi untuk mendukung pelayanan publik dan meningkatkan manajemen organisasi masih belum berdasarkan pada aspek-aspek kesesuaian pada pengembangan e-government, sehingga aplikasi yang di bangun tidak dapat digunakan secara maksimal, bahkan tidak mampu dalam membantu proses bisnis dinas atau organisasi di pemda. Penyebab yang paling mendasar pada aplikasi yang tidak sesuai antara lain ; pembuatan aplikasi hanya berdasarkan sebuah trend bukan berdasarkan kebutuhan, belum punya perencanaan terkait dengan pengembangan IT, pembuatan aplikasi tidak diiringi dengan peningkatan kemampuan dari sisi SDM. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan sebuah Provinsi yang mempunyai keunikan dalam menjalankan pemerintahannya. Gubernur yang memimpin DIY juga seorang Raja yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap seluruh wilayah Yogyakarta. Pengembangan E-Government yang dilakukan di DIY sudah pada tahap interaksi menuju tahap transaksi [2], pengembangan E-Government pada saat ini difokuskan pada beberapa dinas, yaitu (1) Kesehatan, (2) Pendidikan, (3) Pertanian, (4) Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, (5) Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, (6) Pariwisata. Budaya organisasi yang berjalan saat ini adalah budaya clan. Pengembangan E-Government harus disesuaikan dengan budaya organisasi yang berjalan saat ini dan budaya yang diinginkan. Salah satu pengembangan E- Government adalah pembangunan aplikasi untuk membantu pelayanan pada masyarakat. Pembangunan aplikasi ini harus dengan budaya yang berjalan dan yang diharapkan. Untuk itu tulisan ini difokuskan pada pembuatan model kesesuaian aplikasi pada pengembangan E-Government berdasarkan budaya organisasi RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana membuat sebuah model kesesuaian aplikasi pada pengembangan E-Government pada Pemda berdasarkan budaya organisasi BATASAN MASALAH 1. Model kesesuaian aplikasi pada pengembangan E-Government pada Pemda berdasarkan budaya organisasi yang berjalan di DIY yaitu clan. [2]. 2. Model aplikasi disesuikan dengan tujuh bidang yang diprioritaskan dalam Jogja Cyber Province (JCP). (Peraturan Gubernur DIY tentang JCP). 3. Pengukuran model menggunakan COBIT METODE PENELITIAN METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 522

3 a. Metode Pengumpulan data dengan menggunakan kuisoner Dengan menggunakan sebuah alat bantu yaitu kuisoner. Kuisoner yang digunakan antara lain ; 1. Kuisoner untuk melihat budaya organisasi dinas yang diharapkan 2. Kuisoner untuk mengetahui Budaya pada tahapan pengembangan E- Government. 3. Kuisoner untuk melihat keberadaan sistem informasi saat ini dan sistem informasi yang diharapkan di dinas. Kuisoner pertama akan diberikan kepada pimpinan dinas yang terdiri dari kepala dinas, sekretaris, seluruh kepala bidang, kepala sub bagian, kepala seksi dan kepada staf dinas. Kuisoner kedua dan ketiga akan diberikan pada seksi data dan teknologi informasi di keenam dinas yaitu dinas pendidikan, dinas pertanian, dinas kesehatan, dinas Perhubungan komunikasi dan informatika dan dinas perdagangan perindustrian koperasi dan usaha kecil menengah. Pembuatan kuisoner pertama menggunakan acuan OCAI ( Organization Cultur Assesment Intruction). Kuisoner pertama, kedua dan ketiga akan dijadikan bahan acuan dalam pembuatan model sistem informasi dalam pengembangan E-Government berdasarkan budaya organisasi yang diharapkan. b. Metode Wawancara Wawancara akan dilakukan kepada para kepala dinas dan kepala seksi data dan teknologi informasi. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui arah kebijakan dalam pengembangan sistem informasi pada pengembangan E-Government. c. Metode Observasi Pengamatan yang dilakukan dalam rangka untuk mengamati proses bisnis utama dan pendukung yang berjalan di dinas ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data. Hal-hal yang akan dianalisis antara lain : 1. Hubungan antara Fungsi bisnis yang berjalan saat ini dengan budaya organisasi Clan, 2. Hubungan program-program yang direncanakan untuk mewujudkan kreteria sukses 3. Hubungan program dengan kebutuhan sistem informasi pada pengembangan E-Government. 4. Hubungan sistem informasi dengan budaya pengembangan dan tahapan E- Government. model sistem informasi berdasarkan budaya organisasi dan budaya dan tahapan pengembangan E-Government. 523

4 2. 3. PEMBUATAN MODEL Setelah dianalisis dibuat model sistem informasi yang berfungsi sebagai sistem informasi berdasarkan budaya organisasi yang diharapkan dan budaya tahapan pengembangan E-Government PENGUKURAN MODEL Model yang sudah dibuat kemudian dilakukan pengukuran untuk mengetahui kelayakan untuk diimplementasikan. 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ANALISIS a. Budaya organisasi. Budaya organisasi Pemprov yang sedang berjalan saat ini adalah budaya clan, berdasarkan hasil survey pada tabel 1. Pada kondisi saat ini menggunakan survey pada penelitian Sri Handayaningsih [2], sedangkan kondisi yang diharapkan merupakan hasil survey yang baru. Tabel 1. Budaya Organisasi Saat ini dan yang Diharapkan Kompetensi Saat ini Harapan Karakteritik dominan Klan (29.48) Klan (30.04) Pemimpin organisasi Hirarki (30.20) Klan (29.25) Manajemen Kepegawaian Klan (33.41) Klan (33.17) Hubungan Organisasi Hirarki (29.25) Hirarki (32.54) Perhatian/penekanan strategis Klan (31.43) Klan (31.27) Kreteria sukses Klan (33.93) Klan (33.21) Dominasi secara keseluruhan Klan (30.51) Klan (32.95) Berdasarkan kompetensi pada budaya organisasi clan di pemprov DIY ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Kompetensi Budaya Organisasi yang berjalan saat ini di pemprov DIY Kompetensi Karakteritik dominan Pemimpin organisasi Manajemen Kepegawaian Clan Organisasi merupakan tempat yang sangat personal/pribadi, seperti suatu keluarga besar, di mana orang-orang di dalamnya saling berbagi satu sama lain (bersifat kekeluargaan), mengemban visi dan misi, orientasi pada hasil (pelayanan pada masyarakat) Pemimpin bertindak sebagai mentor, fasilitator bahkan berperan layaknya orang tua a. Karakteristik : kerjasama tim (teamwork), kesepakatan (consensus) dan partisipasi. b. Komitmen pada pimpinan, dalam hal ini Sri Sultan merupakan sebuah nilai yang penting dan hubungan antar individu karyawan menjadi sesuatu yang bernilai bagi organisasi. 524

5 Hubungan Organisasi Perhatian / penekanan strategis Kreteria sukses c. Karyawan secara individu terikat pada kesetiaan, komitmen dan nilai nilai tradisi. Loyalitas pada organisasi ditunjukkan dengan kepercayaan penuh pada pimpinan, hubungan antar pegawai harmonis layaknya seperti keluarga dan menjadi bagian masyarakat. Pengembangan SDM berdasarkan ketersediaan atau kuantitas, adanya keterbukaan dan saling berpartisipasi untuk mencapai tujuan Berdasarkan Pengembangan sumber daya manusia, kerjasama tim (teamwork), komitmen pegawai pada hasil. No. b. Tahapan Pengembangan E-Government. Tahapan pengembangan E-Government secara umum di Pemprov Yogyakarta saat ini tahapan inisialisasi menuju tahap interaktif. Pada tahap inisialisasi hal-hal yang sudah dijalankan antara lain [2] : 1. Ketersediaan infrastruktur berupa perangkat keras belum berdasarkan pada kebutuhan untuk membantu pekerjaan. 2. Jaringan LAN sudah berjalan di semua instansi. 3. Penggunaan sudah mulai digunakan oleh beberapa pegawai, namun belum digunakan sebagai alat koordinasi. 4. Infrastruktur dan teknologi yang digunakan. 5. Situs web sudah mulai ke arah dinamis, yaitu update secara rutin 6. Akses internet sudah berjalan Tahapan pengembangan E-Government dinas-dinas yang diprioritaskan di provinsi DIY berdasarkan pada kegiatan di websitenya, seperti pada tabel 3. Tabel 3. Tahapan Pengembangan E-Government Berdasarkan pada Kegiatan Websitenya Dinas 1 Pendidikan ( 2. Pariwisata ( Tahapan Pengembangan berdasarkan pada Kegatan websitenya Interaksi Transaksi (pelayanan pemesanan hotel dan penginapan, belanja di toko seni dan pemesanan biro perjalanan) Sumber : Website seluruh dinas [3], [4], [5], [6], [7], [8] Sistem informasi yang ada saat ini dan yang diharapkan pada masing-masing dinas seperti pada tabel 4. Tabel 4. Sistem Informasi Saat ini dan yang diharapkan Dinas No. Dinas Sistem Informasi Saat Ini 1 Pendidikan Administrasi Konten belajar untuk tingkat SD s.d SMK, SLB, PNFI ( 2 Pariwisata Administrasi Layanan transaksi wisata meliputi hotel, art shop dan biro perjalanan ( p?mod=transaksi&act=view) Sistem Informasi yang diharapkan Administrasi terpusat Konten belajar yang dijadikkan rujukan bagi seluruh sekolah di DIY. Perpustakaan Kemitraan Pemasaran pariwisata Sumber : [3], [9], [10], [11] Fungsi bisnis utama dan pendukung yang harus dijalankan pada masing-masing dinas, terlihat pada tabel

6 Tabel 5. Fungsi Bisnis Utama dan Pendukung Dinas No. Dinas Fungsi Bisnis Utama Fungsi Bisnis Pendukung 1 Pendidikan 1. Menjamin keberlangsungan pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing unggul. 2. Meningkatkan jumlah dan kualitas guru 2. Pariwisata 1. Meningkatkan iklim usaha pariwisata 2. Pengembangan usaha pariwisata 3. Meningkatkan fasilitas pengembangan pemodalan dan inovasi industri mendukung pariwisata dan mengutamakan produk lokal. 4. Meningkatkan upaya promosi terpadu, trade, tourism, invesment dan kebudayaan. 5. Mengembangkan data dan informasi pariwisata yang akurat dan terkini. Meningkatkan fungsi perpustakaan Meningkatkan kerjasama dengan mitra PEMBAHASAN Pada pembahasan ini hanya diperlihatkan pada beberapa dinas saja, yaitu dinas pendidikan dan dinas pariwisata. 1. Hubungan Fungsi Bisnis Dinas dengan Budaya Organisasi Fungsi bisnis yang harus dilaksanakan di dinas harus sesuai dengan budaya organisasi yang berjalan di dinas, yaitu budaya Clan terlihat pada tabel 6 dan 7. Tabel 6. Dinas Pendidikan FUNGSI UTAMA : 1) Menjamin keberlangsungan pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing unggul. 2) Meningkatkan jumlah dan kualitas guru FUNGSI PENDUKUNG : Meningkatkan fungsi perpustakaan Karakteristik Budaya Oganisasi Karakteristik Dominan Pemimpin Organisasi Manajemen Kepegawaian Hubungan Organisasi Perhatian dan Penekanan strategis Kreteria Sukses Karakteristik Budaya Organisasi Clan yang dititik beratkan Adanya koordinasi antar sekolah se-diy untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan mutu sistem pendidikan yang berkualitas. Harus bisa menjadi panutan bagi seluruh sekolah-sekolah se-diy dalam melaksanakan visi dan misi pendidikan. 1. Tim work (kepala sekolah, pimpinan dinas, guru dan pegawai) yang solid. 2. Seluruh timwork punya komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan Loyalitas pada dinas pendidikan sebagai tempat untuk mengaktualkan diri. Meningkatkan jumlah dan kualitas guru dan dosen, salah satunya dengan sertifikasi Meningkatnya jumlah dan kualitas guru dan dosen, kualitas lulusan sesuai yang diharapkan. 526

7 Tabel 7. Dinas Pariwisata FUNGSI UTAMA : 1. Meningkatkan iklim usaha pariwisata 2. Pengembangan usaha pariwisata 3. Meningkatkan fasilitas pengembangan pemodalan dan inovasi industri mendukung pariwisata dan mengutamakan produk lokal. 4. Meningkatkan upaya promosi terpadu, trade, tourism, invesment dan kebudayaan. 5. Mengembangkan data dan informasi pariwisata yang akurat dan terkini. FUNGSI PENDUKUNG : Meningkatkan kerjasama dengan mitra Karakteristik Budaya Oganisasi Karakteristik Dominan Pemimpin Organisasi Manajemen Kepegawaian Hubungan Organisasi Perhatian dan Penekanan strategis Kreteria Sukses Karakteristik Budaya Organisasi Clan yang dititik beratkan Adanya koordinasi antar Dinas dengan mitra (penginapan, biro perjalanan, dinas perhubungan, rumah makan dan dinas perindustrian) untuk meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke DIY. Sebagai penghubung antar mitra untuk menjalin kerjasama yang saling menuntungkan dalam rangka meningkatkan wisatawan dan perekonomian masyarakat DIY. 1. Tim work (Kepala dinas dan staf, mitra dan masyarakat) yang solid. 2. Kepala dinas dan staf punya komitmen untuk meningkatkan wisatawan yang berkunjung di DIY dan perekonomian masyarakat DIY. Loyalitas pimpinan dan staf pada dinas pariwisata sebagai tempat untuk mengaktualkan diri untuk mencapai tujuan. 1. Pengembangan Pemasaran pariwisata melalui promosi terpadu trade, tourism, invesment dan kebudayaan 2. Pengembangan destinasi pariwisata 3. Pengembangan kemitraan 1. Adanya web yang dijadikan wadah untuk melakukan promosi terpada dan sebagai pusat data dan informasi pariwisata. 2. Peningkatan destinasi pariwisata 3. Terjalin hubungan yang harmonis dengan mitra. 2. Program-program yang direncanakan untuk mewujudkan kreteria sukses. Program-program yang akan dijalan untuk mewujudkan kreteria sukses berdasarkan hubungan fungsi bisnis dengan budaya organisasi dan rencana strategi jangka pendek. Program program ini dibuat dalam rangka untuk mencapai sasaran dan tujuan dari misi masing-masing dinas. Tabel 8. Tabel 8. Program Program No. Dinas Program 1 Pendidikan 1. Pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan. 2. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik 3. Program manajemen Pelayanan pendidikan 2. Pariwisata 1. Pengembangan kemitraan 2. Pengembangan pemasaran pariwisata 3. Pengembangan destinasi pariwisata 3. Hubungan Program Dengan Kebutuhan Sistem Informasi Pada Pengembangan E-Government. Dari program kerja yang akan dilaksanakan dari tahun 2010 hingga 2013, maka kebutuhan sistem informasi (aplikasi) seperti pada tabel

8 Tabel 9. Hubungan program dengan Kebutuhan SI Dinas Program Sistem Informasi Pendidikan 1. Pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan. 1. Perpustakaan terpadu dan digital 2. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik 2. Belajar Mengajar 3. Program manajemen Pelayanan pendidikan 3. Pelayanan pendidikan Pariwisata 1. Pengembangan kemitraan 1. Kerjasama antar UKM dan dinas pariwisata dan dinas Perindagkop UKM 2. Pengembangan pemasaran pariwisata 3. Pengembangan destinasi pariwisata 2. Pemasaran dan destinasi pariwisata 4. Hubungan Sistem Informasi dengan Budaya Pengembangan dan tahapan e-government. Sistem informasi yang sesuai dengan program-program dinas akan dipetakan berdasarkan tahapan dan budaya pengembangan E-Government. Tabel 10. Tabel 10. Hubungan Sistem Informasi dengan Tahapan dan Budaya Pengembangan E-Government Dinas Sistem Informasi Pengembangan E-Government Tahapan Budaya Pendidikan 1. Perpustakaan terpadu dan digital Interaksi Komunikasi Digital 2. Belajar Mengajar Interaksi Komunikasi Digital 3. Pelayanan pendidikan Interaksi Komunikasi Digital Pariwisata 1. Kerjasama antar UKM dan dinas pariwisata dan dinas Perindagkop UKM Transaksi Komunikasi Digital 2. Pemasaran dan destinasi pariwisata Transaksi Koordinasi Digital 5. Model Sistem Informasi berdasarkan Budaya Organisasi dan Budaya dan Tahapan Pengembangan E-Government BUDAYA CLAN Inisialisasi Interaksi Transaksi Pelayanan Budaya Pengetahuan Kerja Digital Budaya Komunikasi Digital 1. Perpustakaan terpadu dan digital 2. Belajar Mengajar 3. Pelayanan text Pendidikan Budaya Koordinasi Digital 1. Kerjasama antar UKM dan dinas pariwisata dan dinas Perindagkop UKM 2. Pemasaran dan destinasi pariwisata Budaya Pelayanan Digital Tahapan Pengembangan E-Goverment Budaya Pengembangan E-Goverment Dinas Pendidikan Dinas Pariwisata Gambar 1. Model Sistem Informasi yang ditawarkan 528

9 6. Pengukuran Model Sistem Informasi berdasarkan Budaya Organisasi dan Budaya dan Tahapan Pengembangan E-Government Model Sistem Informasi yang sudah dibuat kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan COBIT 4.1. Pengukuran ini menggunakan Proses PO1 (Planning and Organization Perencanaan Strategi Teknologi Informasi) Hal-hal yang akan diukur terkait tentang beberapa hal, yaitu : Tabel 11. Pengukuran pada Model Sistem Informasi No. Hal-Hal yang diukur Keberadaan pada Model yang ditawarkan Ada Tidak 1 Melibatkan bisnis pada masing-masing dinas 2 Melibatkan bisnis dan pihak manajemen dalam menyelaraskan kebutuhan bisnis saat ini dan yang akan datang. 3 Memahami kapasitas TI saat ini 4 Menerjemahkan rencana strategis ke dalam rencana taktis 5 Menyediakan skema prioritas 6 Mendefinisikan bagaimana kebutuhan bisnis diterjemahkan dalam layanan yang ditawarkan 7 Mendefinisikan strategi untuk memberikan layanan yang ditawarkan 8 Memberikan kontribusi kepada manajemen tentang portofolio investasi bisnis yang dimungkinkan dengan TI 9 Memberikan respon terhadap kebutuhan bisnis agar selaras dengan strategi bisnis 4. SIMPULAN Dalam Penelitian ini telah dibuat sebuah model sistem informasi yang dapat diusulkan ke dinas dinas di provinsi DIY yang menjadi prioritas dalam pengembangan E-Government. Model memenuhi kreteria sesuai dengan pengukuran yang dilakukan menggunkakan instrumen COBIT 4.1 pada domain PO1. Catatan : Penelitian ini didanai oleh Dikti melalui Hibah Program Penelitian pada Peneitian Antar Perguruan Tinggi (PEKERTI) pada tahun 2010 dengan Nomor : 077/SP2H/PP/DP2M/III/2010. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Universitas Ahmad Dahlan (TPP), Laboratorium Sistem Informasi Institut Teknologi Bandung, dan Biro Administrasi Pembangunan bagian Penelitian dan Pengembangan (LITBANG). 529

10 DAFAR PUSTAKA [1]. Intruksi Presiden No. 3 tahun 2003, tentang pengembangan E-Government Pemerintah Daerah di Indonesia [2]. Sri Handayaningsih, Analisis Terhadap Budaya Organisasi Sebagai Faktor Penting Dalam Pengembangan E-Government Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Studi Kasus : Pemerintah Propinsi DIY, Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika ITB; [3]. diakses pada tanggal 10 April 2010 [4]. diakses pada tanggal 10 April 2010 [5]. diakses pada tanggal 10 April 2010 [6]. diakses pada tanggal 10 April 2010 [7]. diakses pada tanggal 10 April 2010 [8]. diakses pada tanggal 10 April 2010 [9]. ( diakses pada tanggal 25 september 2010 [10]. diakses pada tanggal 25 september 2010 [11]. Pemerintah Provinsi DIY, Rencana Pembangunan Jangka Menengah DIY tahun , [12]. Cameron, K. (2004), A Process for Changing Organizational Culture, Michael Driver (ED.) The Handbook of Organizational Development, chp 1, [13]. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai Blueprint Jogja Cyber Province, No. 42, (2006). [14]. Handayaningsih, S., Pembuatan Model Pengembangan Teknologi (TI) Government Berdasarkan Budaya Organisasi, 2008 Proseding SemnasIF UPN. [15]. Handayaningsih, S., Surendro, K., Model Strategic Planning The Development of E-government Based on Organization Culture In Region Government, Prosiding IIS. Buku 2. [16]. Handayaningsih, S., Surendro, K. (2010), Manajemen Perubahan pada Pengembangan E-Government Berdasarkan Budaya Organisasi Pada Pemerintah Daerah (Studi Kasus : DIY), Proseding SNATI Hal C

MANAJEMEN PERUBAHAN PADA PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI PADA PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS : DIY)

MANAJEMEN PERUBAHAN PADA PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI PADA PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS : DIY) MANAJEMEN PERUBAHAN PADA PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI PADA PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS : DIY) Sri Handayaningsih 1, Kridanto Surendro 2 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

MODEL SISTEM INFORMASI PARIWISATA MULTIUSER MENGGUNAKAN KONSEP E-MALL

MODEL SISTEM INFORMASI PARIWISATA MULTIUSER MENGGUNAKAN KONSEP E-MALL MODEL SISTEM INFORMASI PARIWISATA MULTIUSER MENGGUNAKAN KONSEP E-MALL Sri Handayaningsih Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo Janturan, Warungboto, Yogyakarta. Telp 0274.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat DISPARBUD Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI e-government, SEBUAH HARAPAN PENUH TANTANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI e-government, SEBUAH HARAPAN PENUH TANTANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA IMPLEMENTASI e-government, SEBUAH HARAPAN PENUH TANTANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA J. Surat Djumadal Badan Informasi Daerah (BID) Prov. DIY Kepatihan Danurejan Yogyakarta 55213 suratdjumadal

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) E-GOVERNMENT DI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN D.I.Y.

PEMBUATAN MODEL CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) E-GOVERNMENT DI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN D.I.Y. PEMBUATAN MODEL CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) E-GOVERNMENT DI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN D.I.Y. 1 Imam Ghozali, 2 Sri Handayaningsih (0530077701) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang lebih berorientasi kepada masyarakat (citizen centric). Peran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang lebih berorientasi kepada masyarakat (citizen centric). Peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat diperlukan sebuah transformasi model kepemerintahan menuju konsep model pemerintahan yang lebih berorientasi

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG

TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MENGENAI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. 1. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB III DESKRIPSI MENGENAI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. 1. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta BAB III DESKRIPSI MENGENAI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA A. Gambaran Umum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta (Dinparbud) 1. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 26 TAHUN 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENBENTUKAN DAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia mengalami perkembangan di berbagai bidang. Indonesia harus ikut berkembang agar tidak menjadi negara yang tertinggal, baik itu

Lebih terperinci

KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK

KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 Kata Pengantar Rencana Kerja ( Renja ) Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 59 / /2011 TENTANG TIM PELAYANAN KELUHAN/PENGADUAN MASYARAKAT KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 59 / /2011 TENTANG TIM PELAYANAN KELUHAN/PENGADUAN MASYARAKAT KOTA SURABAYA ` WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/ 59 /436.1.2/2011 TENTANG TIM PELAYANAN KELUHAN/PENGADUAN MASYARAKAT KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K BAB XXVI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 516 Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris membawahkan

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik

Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik 30 Agustus 2016 Penjelasan Fungsi Dasar Sub Urusan IKP No. Pengelompokan

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI Studi Kasus : Pemerintahan Kabupaten Sleman

PEMBUATAN MODEL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI Studi Kasus : Pemerintahan Kabupaten Sleman PEMBUATAN MODEL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI Studi Kasus : Pemerintahan Kabupaten Sleman Sri Handayaningsih Jurusan Teknik Informatika, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi

Lebih terperinci

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2 GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kunci kesuksesan dari integrasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI dan TI) sangat ditentukan jika ada keselarasan antara Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Lebih terperinci

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DINAS PARIWISATA PEMAPARAN KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN (KKPP) DIKLAT PIMP III TH.2014 PEMPROV KEPRI. Nur ainiah.s.sos

DINAS PARIWISATA PEMAPARAN KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN (KKPP) DIKLAT PIMP III TH.2014 PEMPROV KEPRI. Nur ainiah.s.sos PEMAPARAN KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN (KKPP) DIKLAT PIMP III TH.2014 PEMPROV KEPRI Nur ainiah.s.sos Optimalisasi Program Pengumpulan Data dan Informasi Kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Riau DIKLATPIM

Lebih terperinci

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1.Perencanaan Kinerja Kota Padang menempati posisi strategis terutama di bidang kepariwisataan. Kekayaaan akan sumber daya alam dan sumber daya lainnya telah memberikan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

Penerapan Fitur Jalan-jalan Cilacap Berbasis Teknologi Informasi

Penerapan Fitur Jalan-jalan Cilacap Berbasis Teknologi Informasi Penerapan Fitur Jalan-jalan Cilacap Berbasis Teknologi Informasi Menurut Carl Wilson Wakil Direktur Utama Eksekutif dan CIO jaringan hotel Marriot Internasional, Tidak ada lagi perbedaan antara proyek

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN 2015 Jakarta, 30 OKTOBER 2015 BUTIR-BUTIR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang :

Lebih terperinci

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 2 Nomor 1, Februari 2014 IMPLEMENTASI BACK OFFICE APLIKASI M-GOVERMENT

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 2 Nomor 1, Februari 2014 IMPLEMENTASI BACK OFFICE APLIKASI M-GOVERMENT IMPLEMENTASI BACK OFFICE APLIKASI M-GOVERMENT 1 Bayu Aji Pamungkas (08018137), 2 Sri Handayaningsih (0530077701) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan,

Lebih terperinci

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2 GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA Tahun 2016

RENCANA KERJA Tahun 2016 RENCANA KERJA Tahun 2016 DINAS PARIWISATA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Daerah adalah merupakan dokumen yang dijadikan pedoman dan dasar dalam melaksanakan Program dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Berdasarkan Pedoman Penyusunan LAKIP yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN), disebutkan bahwa Perencanaan Strategik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berwisata saat ini telah mejadi kebutuhan semua orang ditengah rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih sekolah, dan juga yang sudah berkeluarga

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 258 /KPTS/013/2013

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 258 /KPTS/013/2013 GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 258 /KPTS/013/2013 TENTANG TIM KOORDINASI PENGEMBANGAN PENERAPAN STANDARDISASI DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN BINTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Nama Inovasi Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Produk Inovasi Inovasi e-government Untuk Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /93/ /2011 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /93/ /2011 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/93/436.1.2/2011 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 dan Pasal 12 Peraturan Presiden

Lebih terperinci

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

Perencanaan dan Perjanjian Kerja BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja 2.1 Rencana Strategis Renstra Bappeda Litbang disusun adalah dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Nomor 5262); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik In

2017, No Republik Indonesia Nomor 5262); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik In No.1303, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. ORTA. Badan Pelaksana. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian, yaitu langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dimulai dari proses perencanaan hingga pembuatan laporan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. Penggunaan teknologi yang tidak hanya terbatas pada bidang bisnis dan perdagangan tetapi lebih

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan adalah Menjadi Fasilitator dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Perikanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun nomor 01 Tahun 2008 tentang susunan organisasi tatalaksana, bahwa Dinas Pariwisata Seni dan Budaya dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Dinas koperasi, industri, dan perdagangan di Provinsi Jawa Timur. Dinas ini

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Dinas koperasi, industri, dan perdagangan di Provinsi Jawa Timur. Dinas ini BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Deskripsi Singkat Instansi Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Lamongan yang terletak di Jalan Panglima Sudirman no. 94 Lamongan merupakan salah satu Dinas

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1.Sejarah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada jaman orde baru terbentuk pada tanggal 25 Juli 1966

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki trend kontribusi positif terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut data BPS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi telah menunjukkan jati dirinya dalam peradaban manusia dewasa ini. Sudah tentu tidak dapat dipungkiri dan dipandang sebelah mata, peran

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD B A B PROGRAM.1. Program SKPD Berdasarkan tugas dan fungsi yang melekat pada Satuan Kerja Pelaksana Daerah (SKPD) bidang Kebudayaan dan Pariwisata, maka telah disusun program prioritas unggulan berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 93 / /2010 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 93 / /2010 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/ 93 /436.1.2/2010 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 dan Pasal 12 Peraturan Presiden

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dan organisasi saat ini bergerak dinamis, berbagai peristiwa dan fenomena terkait industri dan organisasi dapat dijumpai di berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang baik dengan didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang baik dengan didukung oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Banyuwangi memiliki wilayah paling luas di pulau Jawa dengan luas wilayah 5.782,50 km 2, karakteristik yang dimiliki oleh kabupaten ini adalah sumber daya

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Da

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Da BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 2 TAHUN 2014

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 2 TAHUN 2014 BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2017 RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2017 RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2017 RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Memberikan layanan terbaik di Bidang Teknologi Informasi guna Mewujudkan Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. : Memberikan layanan terbaik di Bidang Teknologi Informasi guna Mewujudkan Good Governance BAB I PENDAHULUAN A. Visi dan Misi Visi : Memberikan layanan terbaik di Bidang Teknologi Informasi guna Mewujudkan Good Governance Misi : - Mewujudkan Transparansi Pelayanan Masyarakat - Mewujudkan Otomatisasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERJALANAN WISATA PENGENALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA

Lebih terperinci

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ) BAPPEDA PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ) BAPPEDA PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ) BAPPEDA PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2013 Pemerintah Tahun 2014 D A F T A R I S I Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii - iii BAB 1 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya dan dikenal dengan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 177 TAHUN 2014

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 177 TAHUN 2014 BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 177 TAHUN 2014 TENTANG UL NOMOR TAHUN 2013 PEMBENTUKAN TIM PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA TAHUN ANGGARAN 2014

Lebih terperinci

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA KABUPATEN PURWAKARTA makalah Oleh YUDHO DILIYANTO

Lebih terperinci

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta 32 BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci