BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan, manusia
|
|
- Inge Vera Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan, manusia memperluas pengetahuan yang akan membentuk nilai, sikap, dan perilaku (Lamatenggo, dalam Uno 2008). Pendidikan juga merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan berkewajiban menyiapkan sumber daya manusia (SDM) agar mampu bersaing di kancah global (Muliani, 2014). Hal tersebut dapat terwujud apabila pemberdayaan manusia di suatu bangsa diimbangi dengan mutu pendidikan yang tinggi. Pada kenyataannya, Indonesia masih menempati urutan bawah terkait dengan mutu pendidikannya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga edukasi dan penerbitan Pearson 2014 ( empat negara Asia yang menempati urutan teratas dalam mutu pendidikan tingkat tinggi dan sekolah internasional adalah Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Hongkong. Sebagai negara yang memiliki mutu pendidikan terbaik dunia, Korea Selatan menargetkan produktivitas lulusannya dengan sangat baik. Pemerintah Korea Selatan memasang target anak-anak usia sekolah menempuh studi hingga perguruan tinggi. Berdasarkan data Kantor Statistik Nasional, tingkat lulusan SMA di Korea Selatan tahun 2011 mencapai 92,91 persen sedangkan pada 2009 tingkat lulusan perguruan tinggi adalah 63 persen. Jumlah pengangguran di Korea Selatan juga rendah, yakni hanya 0.55 persen dari lulusan perguruan tinggi (Nurfaudah, 2014). Sesuai dengan riset terbaru yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit, kesuksesan sistem pendidikan Korea Selatan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di negara tersebut ( Seiring dengan meningkatnya tantangan global, dunia pendidikan juga mendapatkan tantangan yang semakin tinggi. Hal tersebut mendorong para siswa untuk mendapatkan prestasi yang terbaik ( Di sisi lain, pemerintah terus meningkatkan 1
2 2 kualitas pendidikan sebagai upaya untuk mengimbangi perkembangan dunia global. Sebagai instansi pendidikan tertinggi, perguruan tinggi juga diharapkan mampu mengasah SDM yang unggul dan berkualitas. Adanya kolaborasi pemerintah dan perguruan tinggi yang semakin kuat, maka Indonesia diharapkan mampu mencetak SDM yang siap bersaing di kancah global. Suroso (2011) menyimpulkan individu (dalam hal ini mahasiswa) yang mampu menghadapi persaingan global adalah individu yang memiliki etika dan integritas, memiliki kemampuan manajemen waktu dan komitmen, mandiri dan kreatif, bersikap realistis, menguasai teknologi dan menggunakannya secara efisien, mampu berkomunikasi secara aktif, mampu memimpin dan dipimpin, cepat tanggap dan responsif, fleksibel dalam menghadapi sesuatu, serta memiliki semangat tinggi dan berorientasi pada prestasi. Kesuksesan pembelajar tidak hanya dilihat dari prestasi akademik saja. Mahasiswa diharapkan juga beraktivitas untuk mengembangkan soft skills-nya. Dalam era persaingan bebas dibutuhkan lulusan yang memiliki keseimbangan antara hard skills dan soft skills sehingga mahasiswa tidak hanya dituntut memiliki nilai akademik yang tinggi, namun juga diimbangi dengan prestasi dalam kegiatan non-akademik. Sebagai langkah mendukung fungsi tersebut, Pemerintah dan Perguruan Tinggi perlu mengidentifikasi mahasiswa yang memiliki kedua kemampuan tersebut dan memberikan penghargaan pada yang terbaik sebagai bentuk apresiasi dan upaya memotivasi mahasiswa untuk berprestasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyelenggarakan Program Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) sebagai upaya perwujudan mahasiswa Indonesia cerdas, komprehensif, dan kompetitif. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) telah diselenggarakan sejak tahun 2004 ( Pemilihan ini melibatkan perwakilan mahasiswa terpilih dari perguruan tinggi yang berada di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengertian Mahasiswa Berprestasi berdasarkan Pedoman Umum Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2014 adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi tinggi, baik kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
3 3 Kegiatan kurikuler mencakup segala kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum, seperti belajar mengajar di kelas. Kegiatan ko-kurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar kegiatan kurikulum namun sangat menunjang kegiatan akademik, seperti lomba karya ilmiah atau bimbingan belajar. Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar kegiatan kurikuler dan tidak menunjang secara langsung kegiatan akademik, seperti organisasi kemahasiswaan maupun unit-unit kegiatan mahasiswa misal bidang olahraga, jurnalistik, seni, lingkungan hidup, bisnis dan kewirausahaan, kemanusiaan, dan keagamaan (Anwar, 2012). Adapun kriteria pemilihan Mahasiswa Berprestasi terdiri dari beberapa unsur, antara lain prestasi akademik (Indeks Prestasi Kumulatif 3.00), karya tulis ilmiah, prestasi atau kemampuan yang diunggulkan, kemampuan berbahasa Inggris/asing, dan kepribadian. Penyelenggaran Pemilihan Mapres memberikan dampak positif pada peningkatan kualitas prestasi dan atau karya mahasiswa di kalangan perguruan tinggi (Pedoman Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Program Sarjana, 2014). Penyelenggaraan Pemilihan Mapres diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswa Indonesia yang berprestasi, tidak hanya menekuni ilmu di bidangnya saja namun juga giat beraktivitas dalam proses pengembangan soft skills agar menjadi lulusan yang mandiri, penuh inisiatif, tangguh, dan bertanggung jawab. Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai universitas terbaik Indonesia di tahun 2014 berdasarkan World Rank ( memiliki visi dan misi untuk menjadi pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan terus diupayakan agar mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi tinggi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memfasilitasi mahasiswa yang unggul baik dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakulikuler, untuk mengikuti pemilihan Mapres. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Direktorat Kelembagaan dan Kegiatan Mahasiswa, Sidiq Purnomo, S.I.P., M.Si, diperoleh data bahwa Universitas Gadjah
4 4 Mada telah mengirimkan perwakilan mahasiswa terbaik untuk mengikuti seleksi Mapres di tingkat nasional. Namun hingga Penyelenggaraan Mapres tahun 2014, UGM masih belum mampu meraih gelar juara di tingkat nasional. Perolehan gelar juara Mapres 2014 pada program Sarjana dimenangkan oleh perwakilan Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga. Pada program Diploma dimenangkan oleh perwakilan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Politeknik Negeri Bandung, dan Politeknik Negeri Bali ( UGM memiliki harapan yang besar untuk meraih gelar juara di ajang bergengsi tersebut. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mempersiapkan dan menjaring mahasiswa berprestasi. Mulai dari membentuk Komunitas Mahasiswa Berprestasi (Kommapres), berkoordinasi dengan Kepala Unit Kemahasiswaan Fakultas dan perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk menjaring bibit-bibit unggul, serta persiapan proses seleksi yang dibuat semirip mungkin dengan seleksi Mapres tingkat nasional (inspirasi.ugm.ac.id). Idealnya, dengan adanya dukungan fasilitas yang lengkap dari universitas dan kompetensi yang dimiliki mahasiswa UGM, tingkat antusiasme mahasiswa untuk menjadi Mapres akan meningkat. Namun fakta di lapangan menunjukkan minat mahasiswa untuk mengikuti pemilihan Mapres terbilang cukup rendah. Mahasiswa dengan nilai akademik yang tinggi cenderung tidak tertarik memanfaatkan peluang untuk mengikuti kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler. Sebaliknya, mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan atau yang terkait dengan pengembangan soft skills pada umumnya tidak memiliki nilai akademik yang tinggi. Kepala Unit Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM menjelaskan bahwa mahasiswa harus terlebih dulu ditunjuk agar mau mengikuti pemilihan Mapres. Fakultas Kehutanan UGM juga memiliki kondisi yang tidak jauh berbeda. Bahkan mahasiswa yang telah ditunjuk pun tetap menolak untuk mengikuti pemilihan tersebut dengan berbagai alasan. Peneliti juga telah mengumpulkan informasi dengan melakukan studi awal kepada beberapa mahasiswa UGM untuk mengetahui tingkat antusiasme dalam mengikuti pemilihan Mapres. Studi awal dilakukan
5 5 secara acak pada dua kelompok mahasiswa, yakni pada kelompok mahasiswa yang mengikuti pemilihan Mapres dan pada kelompok mahasiswa yang tidak mengikuti pemilihan Mapres. Pada kelompok yang mengikuti pemilihan Mapres diketahui bahwa mengikuti pemilihan Mapres merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai pribadi, yang meliputi nilai jual pribadi dan kompetensi. Alasan tersebut menerangkan bahwa mengikuti pemilihan Mapres adalah sebagai momentum untuk memacu diri sendiri. Mahasiswa tersebut menilai bahwa dengan mengikuti pemilihan Mapres meningkatkan motivasi untuk melakukan hal-hal baru. Pemilihan Mapres juga memotivasi untuk mencari tahu bagaimana membuat karya tulis ilmiah, bertemu dengan orang-orang yang migunani (bermanfaat), hingga mengembangkan daya kompetitif pribadi yakni dengan mengikuti berbagai macam lomba. Beberapa mahasiswa lainnya menambahkan bahwa dengan mengikuti pemilihan Mapres akan meningkatkan kepuasan batin, yakni dengan membuktikan bahwa fakultasnya dapat berprestasi tidak hanya di tingkat universitas, melainkan juga di tingkat nasional. Pada kelompok yang tidak mengikuti kegiatan pemilihan Mapres ditemukan jawaban yang bervariasi. Peneliti melakukan studi awal pada mahasiswa yang dianggap mewakili tiga golongan berdasarkan nilai prestasi kumulatif akademik (IPK), yakni mahasiswa dengan IPK tinggi ( 3.51), IPK rata-rata ( ), dan mahasiswa dengan IPK rendah (< 2.75) untuk mengetahui penyebab mahasiswa tidak tertarik mengikuti pemilihan tersebut. Mahasiswa dengan IPK tinggi, mengaku tidak tertarik mengikuti pemilihan Mapres tersebut. Mereka beralasan tidak ingin kegiatan perkuliahan terganggu dengan tahapan seleksi yang rumit dan memerlukan banyak waktu. Sebaliknya, mahasiswa dengan IPK rendah cenderung mempunyai minat yang tinggi untuk mengikuti pemilihan Mapres. Seorang mahasiswa menjelaskan bahwa program Mapres sebenarnya lebih banyak diminati oleh mahasiswa yang aktif di organisasi. Namun yang menjadi kendala adalah IPK tidak memenuhi kriteria pendaftaran sehingga ia memilih mengurungkan niat untuk mengikuti pemilihan tersebut. Peneliti juga menemukan pendapat lain yakni dari mahasiswa dengan IPK rata-rata.
6 6 Mahasiswa tersebut merasa rendah diri apabila disejajarkan dengan kandidat lainnya. Ia berpendapat bahwa peserta yang mengikuti Mapres pastilah mahasiswa yang kecerdasannya di atas rata-rata dan memiliki segudang prestasi yang diakui, baik di tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan pemaparan tersebut terdapat perbedaan pernyataan yang menarik untuk diteliti. Mengapa sekelompok mahasiswa tertentu bisa tertarik untuk mengikuti pemilihan Mapres di saat mahasiswa pada umumnya tidak tertarik? Apa yang mendorong mahasiswa tertarik mengikuti proses pemilihan tersebut? Setiap individu memiliki kondisi internal yang turut berperan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu kondisi internal tersebut adalah motivasi (Uno, 2008). Motivasi menjadi penting untuk dibahas karena motivasi menjelaskan mengapa seseorang berperilaku tertentu untuk mencapai serangkaian tujuan (Uno, 2008). Uno (2008) menyatakan tujuan yang dimaksud adalah hal di luar individu yang membuatnya berusaha lebih giat dalam melakukan sesuatu sehingga kegiatan individu tersebut cenderung lebih terarah. Sunaryo (2004) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu kebutuhan yang mendorong untuk berbuat atau beraksi. Dalam ilmu psikologi, terdapat berbagai perspektif yang membahas mengenai teori motivasi, antara lain: perspektif behavioris yang menekankan pada sumber eksternal sebagai pendorong munculnya perilaku; perspektif kognitif yang menekankan sumber motivasi pada proses mental, seperti atribusi, persepsi terhadap kompetensi diri, values, affects, goals, dan social comparison; perspektif humanistik yang memandang motivasi sebagai suatu sumber kekuatan yang mengarah pada tindakan atau perilaku untuk memenuhi kebutuhan (needs); perspektif sosial yang menekankan pada konteks dan keberadaan hubungan sosial dalam mempengaruhi motivasi seseorang; dan perspektif psikologi Islam mengaitkan antara hakekat dasar manusia sebagai self yang memiliki kebebasan untuk memilih (freedom to choose) dan sebagai makhluk spiritual (Anwar, 2012; Riyono, 2012; Schunk, et al., 2014; Febriyani, 2014).
7 7 McClelland (1987) dan Heller & Hinde (1998) memahami bahwa masing-masing individu termotivasi oleh beberapa dorongan yang berbeda. Dorongan-dorongan tersebut menjelaskan mengapa seorang individu memilih satu perilaku diantara pilihan perilaku yang tersedia (Atkinson, 1957; Vroom, 1964; Riyono, 2012) dan menimbulkan kekuatan yang mendorong perilaku kearah tertentu (Riyono, 2012). McClelland (1987) mengelompokkan tiga kebutuhan dominan yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang, yakni kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), kebutuhan akan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan berafiliasi (need for affiliation). Walgito (2010) mengemukakan bahwa pada umumnya motivasi terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu (1) dorongan dari dalam diri individu (driving state) karena adanya pemicu seperti misalnya kebutuhan, keadaan lingkungan, atau keadaan mental, (2) perilaku yang muncul dan terarah sebagai perwujudan dari dorongan dalam diri, dan (3) goal atau tujuan yang dituju dari perilaku tersebut. Individu dalam kaitannya untuk memenuhi kebutuhan, didorong oleh motif yang dapat berkembang secara intrinsik maupun ekstrinsik (Uno, 2008; Gunarsa, 2008; Febriyani, 2014). Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu. Sementara motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul dari rangsangan di luar diri individu. Motivasi dapat diketahui melalui beberapa indikator perilaku, meliputi pilihan kegiatan atau minat, usaha, presistensi, dan pencapaian (Schunk et al., 2014). Ada banyak penelitian tentang motivasi pada mahasiswa (misal Gustian, 2011; Anwar, 2012; Wiyarsih, 2009; Haryani, 2009), namun belum dijumpai penelitian serupa terutama pada mahasiswa berprestasi, khususnya dalam konteks motivasi mengikuti pemilihan mahasiswa berprestasi di UGM. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus dan bertujuan untuk melakukan eksplorasi secara mendalam dengan in-depth interview yang bersifat lentur dan terbuka mengenai motivasi Mapres dalam pemilihan Mapres UGM Berdasarkan latarbelakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat
8 8 judul Studi Kasus Motivasi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) pada Pemilihan Mapres UGM B. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi motivasi mahasiswa berprestasi (Mapres) pada pemilihan Mapres UGM 2014 sebagai bentuk gambaran terkait motivasi yang mendorong para mahasiswa mengikuti program tersebut. C. Manfaat 1. Manfaat teoritis Penelitan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya yang menjelaskan mengenai implementasi teori motivasi pada konteks mahasiswa berprestasi dan perguruan tinggi. 2. Manfaat praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan responden untuk lebih memahami dirinya terkait peran-peran yang mempengaruhi proses dirinya menjadi sosok mahasiswa berprestasi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait motivasi pada mahasiswa yang mengikuti seleksi pemilihan Mapres sehingga dapat digunakan sebagai bahan inspirasi mahasiswa untuk meningkatkan minatnya mengikuti pemilihan Mapres selanjutnya. Diharapkan semakin banyak mahasiswa yang tertarik mengikuti program pemilihan Mapres karena pemilihan tersebut akan memberikan banyak keuntungan bagi mahasiswa sekaligus dapat memperbesar peluang UGM untuk memperoleh variasi insan berprestasi unggulan sehingga dapat bersaing di tingkat nasional.
PEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI
PEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Periode 2017-2022 A. PENDAHULUAN Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pembelajaran dewasa ini di perguruan tinggi lebih banyak mengarah pada aspek kognitif (ketrampilan teknis) dan kurang memperhatikan aspek nonteknis mahasiswa.
Lebih terperinciMATERI PRESENTASI SELEKSI CALON DEKAN. Dr.Ida Bagus Putera Manuaba, Drs., M.Hum.
MATERI PRESENTASI SELEKSI CALON DEKAN Dr.Ida Bagus Putera Manuaba, Drs., M.Hum. VISI, MISI, DAN TUJUAN FAKULTAS-UNIVERSITAS Visi, Misi, dan Tujuan Universitas VISI Menjadi universitas yang mandiri, inovatif,
Lebih terperincimelalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era perkembangan globalisasi seperti sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang jauh lebih berkualitas dan kompeten menjadi hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia bukan hanya merupakan negara yang sedang berkembang melainkan juga negara yang sedang membangun. Dalam usaha untuk membangun itu dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu wadah dalam meningkatkan kemajuan suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi persaingan global.
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang secara umum dianggap penting
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang secara umum dianggap penting dalam kehidupan seseorang. Pendidikan sejatinya bisa didapat dari mana saja dan kapan saja; formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan untuk memilih dan bebas memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan
Lebih terperinciProgram Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta
Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional/Dirjen Dikti/Direktorat Kelembagaan 15 November 2008 Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta LATAR BELAKANG Hasil Survei Sosial Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya pengangguran intelektual beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciSTANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA
Lebih terperinciDINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan
DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN Oleh Herminarto Sofyan VISI DIKNAS : INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF VISI POLBANGMAWA: Terciptanya mahasiswa yang bertaqwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Ada banyak sekagli pekerjaan,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada keseharian, ada berbagai peran yang dijalani oleh individu, salah satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Ada banyak sekagli pekerjaan, tantangan,
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA PERAIH MEDALI BIDANG KO DAN EKSTRA KURIKULER
PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA PERAIH MEDALI BIDANG KO DAN EKSTRA KURIKULER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN TAHUN 2011
Lebih terperinciKOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015
KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mempunyai dampak besar dalam kehidupan masyarakat untuk mendapatkan penghasilan sebagai biaya kehidupan sehari- hari.
Lebih terperinciPEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI TAHUN 2016
PEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI TAHUN 2016 POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU KATA PENGANTAR Pemilihan mahasiswa berprestasi telah dimulai sejak tahun 1986 yang dalam pelaksanaannya mengalami pasang surut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara yang tergabung dalam negaranegara ASEAN. Melalui visi dan komitmen yang ingin dicapai ASEAN pada tahun 2020 yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad pengetahuan, banyak perubahan-perubahan terjadi karena perkembangan teknologi yang pesat, perkembangan dan pertumbuhan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna. Pendidikan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk di Indonesia yang tercatat pada tahun 2015 adalah sebanyak 259.940.857 jiwa. Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan
Lebih terperinciTentang Djarum Beasiswa Plus
Tentang Djarum Beasiswa Plus Sejak 1984, Djarum Foundation terus konsisten dalam memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Langkah ini diawali kesadaran bahwa pendidikan merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,
Lebih terperinciSTANDAR ISI PEMBELAJARAN
NomorDokumen: STD-SPM.Pol//02/2017 Januari 2017 Halaman 1 dari 5 STD-SPMI/03/02/2015 31 Maret 2015 03 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi
Lebih terperinciGambar 1.1 Struktur Organisasi Wakil Rektor IV Universitas Telkom Sumber : Surat Keputusan Pengurus YPT 20 Juni 2014 Dalam struktur organisasi Warek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nomor 309/E/0/2013, Universitas Telkom didirikan pada tanggal 14 Agustus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung selanjutnya dalam tesis ini oleh penulis disingkat STP Bandung, dahulu dikenal dengan nama National Hotel Institute (NHI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam esensi pendidikan sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan menduduki posisi penting dalam kegiatan pembangunan
Lebih terperinciSPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA
SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA 1 Perguruan Tinggi : Universitas Udayana 2 Pelaksana Proses Pembelajaran Fakultas : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran dalam suatu pendidikan. Dalam arti lain, penilaian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Evaluasi akademik merupakan penilaian terhadap pelaksanaan dan keberhasilan pembelajaran dalam suatu pendidikan. Dalam arti lain, penilaian akademik merupakan penghubung
Lebih terperinciSTANDAR 3. MAHASISWA DAN LULUSAN
Workshop Strategi meraih APT peringkat B, oleh Dr. Taswan, SE, MSi 1 STANDAR 3. MAHASISWA DAN LULUSAN Disampaikan oleh DR. Taswan, SE, MSi 2 Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang besar. Hal ini dapat dilihat dari luas wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki 13.466 pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan global begitu cepat dan sangat dinamis. Pendidikan menjadi alat untuk mengatasi keadaan tersebut dan hal itu dapat dilakukan apabila anak didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat, dan pada umumnya para pengguna jasa (stakeholders) menginginkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha atau dunia industri tingkat lokal, nasional, dan global begitu tinggi. Persaingan dalam dunia kerja juga semakin
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, dan membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Oleh karena itu, minat mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah
Lebih terperinciBUKU PEDOMAN SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI ASRAMA TPB IPB TAHUN 2015
BUKU PEDOMAN SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI ASRAMA TPB IPB TAHUN 2015 Pedoman Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Asrama Halaman 0 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan institusi pendidikan yang memiliki jenjang
Lebih terperinciPROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula dengan persaingan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan minat belajar mahasiswa terhadap mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemajuan suatu negara, karena pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi merupakan pelaksanaan pendidikan sekaligus membangun kemajuan bangsa, mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang kompetitif sangatlah besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang melanda Amerika sejak akhir tahun 2008 yang diawali dengan ambruknya sektor perbankan di USA dan merambat ke berbagai sektor di kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Struktural Fungsional Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme struktural dalam sosiologi (Sztompka, 2000;Tiryakin, 1991). Merton menjelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat (long life education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab 1 akan dijelaskan pendahuluan dari penelitian tugas akhir ini yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciM. Budi Djatmiko. Ketua Umum APTISI Pusat Ketua Umum HPT Kes Indonesia Pengaggas Akreditasi Mandiri dan Ketua LAM APTISI
BAN-PT KRITERIA PENILAIAN STANDAR 3 Mahasiswa dan lulusan M. Budi Djatmiko Ketua Umum APTISI Pusat Ketua Umum HPT Kes Indonesia Pengaggas Akreditasi Mandiri dan Ketua LAM APTISI Asosiasi Perguruan Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arus modal yang keluar masuk, hingga melampaui batas-batas negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus modal yang keluar masuk, hingga melampaui batas-batas negara menjadikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kepemimpinan Efektif 2.1.1 Perilaku Purwanto (1998) mendefinisikan perilaku sebagai penyesuaian diri dari adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi semakin cepat berkembang. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia semakin memasuki era globalisasi, dimana teknologi dan informasi semakin cepat berkembang. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar dapat bertahan dan terus berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang semakin kompetitif seperti saat ini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara sangat bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan strategi yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin ketat dan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEMIMPIN DAN PENDIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat bangsa Indonesia seharusnya tidak mustahil untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia adalah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki membuat bangsa Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai suatu wadah dalam menyiapkan generasi bangsa yang mempunyai kemampuan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Ihwal Keberbakatan (Cerdas Istimewa-Berbakat Istimewa) di Kalangan Siswa MAN 1 dan SMAN 3 Jombang Jombang.
281 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ihwal Keberbakatan (Cerdas Istimewa-Berbakat Istimewa) di Kalangan Siswa MAN 1 dan SMAN 3 Jombang Jombang. Kecerdasan istimewa merupakan salah satu manifestasi keberbakatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia dibandingkan dengan daya saing SDM negaranegara Asia lainnya. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah bidang ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan adalah Universitas yang menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah bidang ilmu pendidikan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2001:28), belajar adalah Sesuatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan itu sendiri merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi dan membanjirnya informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu cepat menyebabkan dunia pendidikan menghadapi tantangan yang amat berat, terutama dalam upaya menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciAnugerah Kemahasiswaan 2017 Telah Diumumkan
Anugerah Kemahasiswaan 2017 Telah Diumumkan Jakarta Belmawa. Rabu lalu (6/12), Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan menyelenggarakan Malam Anugerah Kemahasiswaan Tahun 2017 di Hotel Atlet
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan bisnis merupakan tantangan bagi setiap perusahaan dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis merupakan tantangan bagi setiap perusahaan dalam memperlihatkan kemampuannya menjadi unggul di bidangnya. Persaingan bisnis semakin kompetitif,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya (rasio, rasa,
Lebih terperinciRITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI
RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI Keunggulan suatu bangsa terkait dengan kemampuan daya saingnya dengan bangsa-bangsa lain. Daya saing mengacu pada kemampuan bersaing seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,
Lebih terperinciProf. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN INBIS SEBAGAI UPAYA UNISMA MENUJU ENTERPRENEUR UNIVERSITY OLEH : Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG PENTINGNYA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DLM PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah
K e w i r a u s a h a a n 1 Bab 1 Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai terkait latar belakang kewirausahaan dan perkembangannya. K emakmuran dari suatu negara bisa dinilai dari
Lebih terperinciMUTU PENDIDIKAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA
MUTU PENDIDIKAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA OLEH : PUTU BELLA PUSPITA DEWI NIM: 15.1.2.5.2.0824 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR 2015 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Robert Bolton,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya AFTA pada tahun 2003 yang lalu, Indonesia bukan hanya dibanjiri oleh produk luar tetapi banyak juga profesional dari luar negeri yang
Lebih terperinci