Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia Dalam Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan Di UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur
|
|
- Iwan Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Administrative Reform, Vol.3 No.1,Januari-Maret 2015 Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia Dalam Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan Di UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur Ekky Rifqi Anugrah 1, Djumadi 2, Achmad Djumlani 3 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis peningkatan kompetensi sumberdaya manusia dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur beserta faktor yang mendukung dan menghambat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pengembangan kompetensi sumber daya aparatur yang dilakukan di UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur melalui telah berhasil untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi aparatur. Hal tersebut terindikasi oleh bertambahnya aparatur yang memiliki legalitas sarjana dan magister, serta legalitas pelatihan. Dengan bertambahkan pegawai yang memiliki legalitas formal dan legalitas pelatihan berarti memiliki modal kerja untuk meningkatkan prestasinya. Pengembangan kompetensi aparatur melalui pelatihan-pelatihan telah memberikan kontribusi yang berarti untuk menunjang kelancaran tugas dan sekaligus dapat mendorong motivasi pegawai untuk berprestasi. Pengembangan kompetensi melalui penempatan pegawai dirasakan sudah tepat yaitu dengan mempertimbangkan aspek administrasi dan aspek kompetensi pada jabatan eselon III dan IV di UPTD PKHL. Pengembangan kompetensi melalui mutasi telah memacu pegawai untuk meningkatkan semangat kerja pegawai. Faktor-faktor yang menghambat dalam pengembangan kompetensi aparatur meliputi Responsivitas pegawai dalam memanfaatkan kesempatan untuk pengembangan kapasitas dan kompetensi, Keragaman pandangan diantara pegawai untuk mengembangkan konpetensi di bidang pengetahuan, keterampilan dan keahlian, Terbatasnya alokasi anggaran untuk meningkatkan kompetensi pegawai serta beragamnya kesadaran kolektif aparatur untuk meningkatkan profesionalisme aparatur. Kata Kunci: Pengembangan Kompetensi, Legalitas Formal, Legalitas Pelatihan, Mutasi, Prestasi, Profesionalisme Pendahuluan Seiring dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat maka pembangunan diarahkan pada pembangunan sumberdaya manusia. Pentingnya pembangunan pembangunan sumberdaya manusia, karena kedudukannya dalam proses pembangunan, bukan hanya sebagai objek tetapi sekaligus sebagai subjek 1 Alumni Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Mulawarman Samarinda 2 Dosen Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Mulawarman Samarinda 3 Dosen Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Mulawarman Samarinda 198
2 Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia Dalam (Ekky) dalam mewujudkan hasil pembangunan. Mengingat pentingnya sumberdaya manusia/aparatur, maka perlu mendapat perhatian dan dukungan, dari berbagai pihak. Dengan demikian akan tercipta aparatur sesuai kualifikasi yang diharapkan, sehingga mampu mengatasi persoalan yang terus berkembang. Seiring dengan penyelenggaraan tugas pemerintahan, ironisnya tidak ditopang dengan aparatur yang kompeten, sehingga tidak mengherankan hasil yang dicapai kurang optimal. UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur sebagai satuan kerja perangkat daerah, yang berfungsi sebagai pelindung dan pengendali kebakaran hutan dan lahan, maka melihat perananya yang begitu besar, sudah selayaknya jika ditopang dengan aparatur yang professional. Apalagi seringnya terjadi kebakaran hutan dan lahan di provisi Kalimantan Timur, maka untuk mengatasi hal tersebut tidak cukup hanya yang ditopang dengan sejumlah aparatur, tetapi harus barengi dengan aparatur yang professional. Sedangkan secara factual aparatur yang kompeten masih terbatas maka untuk maksud tersebut perlu pengembangan kompetensi Karena diyakini, melalui pengembangan kompetensi inilah dapat menjawab persioalan yang terus berkembang. Perlunya pengembangan kompetensi, mengingat masih banyaknya aparatur yang berpendidikan menangah ke bawah dan masih banyak aparatur yang belum mempunyai legalitas pelatihan. Sedangkan beban kerja dan tuntutan masyarakat terus meningkat maka cukup beralasan jika dilakukan pengembangan kompetensi. Disamping memang ada landasan hukum yang mengatur pengembangan kompetensi. Seperti Keputusan BKN Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2003 tentang peningkatan kompetensi aparatur. Hanya saja perlu dipertimbangkan mengenai bentuk pengembangan yang relevan untuk meningkatkan kompetensi aparatur. Pendekatan Teori Administrasi Negara Sebagai Grand Theory dalam penelitian ini adalah ilmu-ilmu sosial yang difokuskan pada teori administrasi negara. Menempatkan teori tersebut dengan alasan, administrasi negara secara implementatif banyak mengkaji aspek-aspek yang berkenaan dengan tugas-tugas negara/pemerintah dalam rangka untuk mencapai tujuan negara. Dalam perkembangannya administrasi negara merupakan disiplin ilmu baru yaitu pada akhir tahun 1960 dan awal tahun 1970-an (Thoha, 1997 : 1). Walaupun pemunculannya banyak mengalami perubahan dan kritik, namun administrasi negara mempunyai bentuk dan misi yang harus dijunjung tinggi dan konsep-konsep yang diajukan selalu memberikan koreksi yang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu. Dalam lingkup ilmu-ilmu sosial, adminsitrasi negara sebagai disiplin ilmu mampu menjawab persoalan-persoalan masyarakat (public affairs) dan manajemen dari usaha-usaha masyarakat (public Business) (Caiden, 1982 : 1). Dalam hal ini yang dimaksud administrasi negara adalah organisasi dan manajemen dari manusia dan benda guna mencapai tujuan pemerintah. 199
3 Jurnal Administrative Reform, Vol.3 No.1,Januari-Maret 2015 Public administration adalah suatu seni dan ilmu tentang manajemen yang dipergunakan untuk mengatur urusan negara. (Admosoedarmo 1991 : 17-18). Dalam perkemba-ngannya bahwa administrasi negara dewasa ini dalam bidang kajiannya sudah mencakup hal-hal penting bahkan terhadap kehidupan masyarakat seperti sekarang ini. Sedangkan dari teori organisasi klasik bahwa perkembangan administrasi negara akan menyangkut lingkup birokrasi (bureaucratie) dalam pengertian struktur organisasi dengan berbagai aspek yang berhubungan dengan unsur-unsur profesional yang perlu dimiliki oleh setiap aparatur negara. Dengan demikian akan semakin jelas bahwa birokrasi merupakan dimensi administrasi negara dan bagian yang vital didalam pencapaian tujuan negara/ Pemerintah, Merton dalam (Hick dan Gullet, 1987 : 212). Oleh karena itu yang melandasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini, sebagai Grand theory adalah teori administrasi negara/ pemerintahan.administsrasi negara dipergunakan sebagai landasan teori mengingat kemampuan adminsitrasi negara sangat menentukan terhadap kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Ada 3 (tiga) fungsi dasar yang dilaksanakan administrasi negara, yaitu perumusan kebijaksanaan, pengendalian unsur-unsur administrasi dan penggunaan dinamika administrasi (Tjokroamidjojo, 1993 : 3). Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen sumberdaya manusia meerupakan upaya untuk menambah kemampuan, kecakapan, keterampilan dan keahlian manusia guna menunjang kelancaran tugas. Soleh Soedjadi (2003 : 28) mengataka bahwa manajemen sumberdaya manusia merupakan rangkaian kegiatan yang terencana, sistematik, lojik, rasional, obyektif, terpadu dan konsep-tual yang perlu dilakukan oleh setiap pimpinan untuk melaksanakan penyiapan dan pembinaan yang berkelanjutan terhadap manusia sebagai sumber daya yang menghasilkan manfaat positif. Seiring dengan kebutuhan manusia yang berkualitas maka manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam menentukan kriteria pegawai yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini manajemen sumber daya manusia dapat dimaknai suatu kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi dan pemeliharaan orangorang yang berada dalam suatu organisasi dengan maksud untuk membantu tercapainya tujuan yang diinginkan organisasi. (Winardi, 1999 : 61). Menurut Siagian, (2001 : 124) manajemen sumber daya manusia merupakan pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengem-bangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan,dan hubungan 200
4 Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia Dalam (Ekky) ketenaga kerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia terdiri atas serangkaian keputusan yang terintegrasi tentang hubungan ketenaga kerjaan yang mempengaruhi efektifitas karyawan dan organisasi. Manaje-men sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia didalam organisasi dapat digunakan secara efektif guna mencapai berbagai tujuan. Konsekuensinya, manajer-manajer disemua lapisan harus menaruh perhatian pada pengelolaan sumber daya manusia. Ketika dalam proses pencapaian tujuan maka manusianya harus dimanaj, secara baik dan benar. Pada hakekatnya, manajer melakukan segala sesuatunya melalui upaya orang lain, yang membutuhkn manajemen sumber daya manusia yang efektif. Manajemen sumber daya manusia yang efektif mengharuskan manajer menemukan cara terbaik dalam mengkaryakan manusia untuk mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan kinerja. Konsep Pengembangan Kompetensi Aparatur Menurut Hasibuan, (2001 :68), pengembangan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan jabatan melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan latihan suatu kegiatan untuk meningkatkan keterampilan teknis para pelaksana untuk meningkatkan pekerjaan karyawan. Pendapat tersebut kemudian dipertegas oleh Osborne dan Gaebler (2006 : 26) bahwa pengembangan justru lebih difokuskan pada pengembangan visi dan misi aparat pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada publik. Sejalan dengan upaya peningkatan kompetensi aparatur maka pengembangan diarahkan pada peningkatan kecakapan, keterampilan dan keahlian sumberdaya manusia dalam rangka untuk mendukung modal kerja. Pendapat senada juga dikemukakan, Mustopadidjaja (2001 : 73), bahwa dalam menanggapi tantangan masa depan yang penuh gejolak perubahan yang cepat, maka pengembangan kompetensi diarakan pada peningkatan profesionalisme. Sedangkan Tadjuddin, (1999 : 5), menga-takan bahwa. Pengembangan lebih menekankan manusia sebagai alat (means) maupun tujuan akhir pembangunan. Dalam jangka pendek, dapat diartikan sebagai pengembangan Pendidikan dan Pelatihan untuk memenuhi kebutuhan segera tenaga teknis, kepemim-pinan, tenaga administrasi dan upaya ini ditujukan pada kelompok sasaran untuk mempermudah mereka terlibat dalam sistem sosio-ekonomi di negara itu. Dari pengertian kompetensi diatas dapatlah dipahami bahwa sesungguhnya kompetensi selalu melekat pada diri seseorang karena menyangkut karakteristik seseorang dan bagaimana efektifitas seseorang dalam bekerja. Spencer menjelaskan arti penting dari peningkatan kemampuan dan pengetahuan yang mendukung efektifitas seseorang dalam bekerja berasal dari proses pendidikan dan pelatihan. 201
5 Jurnal Administrative Reform, Vol.3 No.1,Januari-Maret 2015 Tujuan Pengembangan Kompetensi Menurut Martoyo, (2000 : 68) ada beberapa tujuan dilakukannya pengem-bangan kompetensi aparatur, yaitu : 1. Produktivitas personil di organisasi (productivity) 2. Kualitas produk organisasi (Quality) 3. Perencanaan sumber daya manusia (Human resources planning) 4. Semangat personil dan iklim organisasi (Morale) 5. Meningkatkan kompensasi secara tidak langsung (indirect compensation) 6. Kesehatan dan keselamatan kerja (health and safety) 7. Pencegahan merosotnya kemampuan personil (absolescence prevention) 8. Pertumbuhan kemampuan personil (personal growth). Konsep Pendidikan, Konsep Pelatihan Pendidikan formal adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar yang dilakukan dengan menggunakan teknik dan metode pendidikan yang diseleang-garakan oleh lembaga formal dalam rangka meningkatkan kemampuan seseorang. Menurut Siagian, (1996 : 180) bahwa pendidikan adalah merupakan proses belajar-mengajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu yang diarahkan pada peningkatan kemampuan. Pendapat lain dapat dikemukakan oleh Ranupandoyo dan Husnan (1993 : 70) bahwa Pendidikan formal adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga formal untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan serta persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan dan Pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Dengan Pendidikan dan pelatihan artinya agar pegawai tersebut memiliki keterampilan dan keahlian serta mampu meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik. Karena itu dilakukannya pendidikan dan pelatihan bagi pegawai dengan tujuan untuk merubah sikap dan perilaku pegawai serta memiliki kemampuan, keteram-pilan, kecakapan dan keahlian guna menunjang kegiatan organisasi. Hadipoerwono, (1999 : 76) mengatakaan bahwa pelatihan adalah pembinaan kecakapan, kemahiran, ketangkasan (Skil Building) dalam pelaksanaan tugas. Pelatihan menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Pelatihan adalah proses belajarmengajar, dengan menggunakan tehnik dan metode tertentu. Secara konsepsional dapat dikatakan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang. Biasanya sasarannya adalah seseorang atau sekelompok orang yang sudah bekerja pada suatu organisasi yang efesien, efektivitas dan 202
6 Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia Dalam (Ekky) produktivitas kerjanya dirasakan perlu dan dapat ditingkatkan secara terarah dan pragmatik. Dalam hal ini terdapat sedikit perbedaan antara pendidikan dan pelatihan, sebagaimana yang dikemukakan Hadipoerwono (1999 : 76) bahwa : Pendidikan dimaksudkan sebagai suatu pembinaan dalam proses perkembangan manusia, dimana manusia itu berpikir sendiri dan mendorong berkembangnya kemampuan dasar yang ada padanya. Sedangkan pelatihan adalah pembinaan kecakapan, kemahiran, ketangkasan (skill building) dalam pelaksanaan tugas. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Sumber daya hutan merupakan sumber daya alam anugerah Tuhan Yang maha Kuasa yang tidak terhingga nilainya bagi seluruh umat manusia. Sebagai anugerah tersebut hutan mempunyai nilai filosofi yang sangat dalam bagi kepentingan umat manusia. Dengan segala kekayaan alam yang dikandungnya, hutan memberikan kehidupann bagi mahluk hidup di bumi terutama bagi umat manusia. Hutan tidak saja memberikan kehidupan bagi masyarakat yang menempatinya tetapi masyarakat di perkotaan. Namun demikian nilai filosofi hutan tersebut terus menerus mengalami penurunan. Hal ini disebabkanpengelolaan hutan lebih mengejar profit yaitu mencari keuntungan ekonomi semata, dan bahkan Negara secara sentralisasi mengeksploitir hutan sehingga fungsi sosial kepentingan umum terabaikan. Pengelolaan hutan yang dilakukan selama ini menimbulkan konflik kepentingan antara pusat dengan daerah dan masyarakat setempat. Pemerintah pusat mendominasi pengelolaan hutan melalui beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau memberikan konsesi kepada swasta. Kebijakan-kebijakan yang diambil selalu mendahulukan kepentingan pusat dan sering mengabaikan kepentingan masyarakat daerah. Sehingga pengelolaan hutan yang semula bertujuan mening-katkan pertumbuhan ekonomi untuk mensejahterakan masyarakat hanya mensejahterakan segelintir orang dan bahkan juga menimbulkan penderitaan masyarakat setempat. Analisis Data Sesuai tujuan penelitian yang ditetapkan maka analisis data yang digunakan adalah Analisis data model Alir seperti yang dikembangkan oleh Miles & Huberman (2004 :16). Untuk keperluan tersebut peneliti menyederhanakan data yang diperoleh kedalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan diinterprestasi. Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dianalisis dengan melakukan pemaparan serta interprestasi secara mendalam. Hasil dan Pembahasan Pengembangan Kompetensi aparatur melalui Pendidikan Formal 203
7 Jurnal Administrative Reform, Vol.3 No.1,Januari-Maret 2015 Pengembangan kompetensi penting untuk menambah kepampuan intelektual dan menambah kapasitas dan kompetensi aparatur. Perlunya pengembangan kompetensi aparatur di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, mengingat masih banyaknya aparatur yang berpendidikan menangah ke bawah. Disamping itu beban kerja yang terus meningkat dan menuntut adanya aparatur yang kompeten. Karena itu cukup beralasan jika pihak lembaga melakukan pengembangan terhadap kompetensi aparatur. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi aparatur di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur dapat menambah sebanyak 10 orang yang mempunyai legalitas formal, dan dismapoing itu masih ada 8 orang lainnya masih dalam proses penyelsaian. Jumlah tersebut bila dikaitkan dengan jumlah aparatur di lembagatersebut tergolong kecil, meski demikian upaya terus dilakukan secara simultan hingga terpenuhinya jumlah aparatter sesuai kualifikasi yang diharapkan. Hasil observasi menunjukkan bahwa meskipun pengembangan kompetensi yang dilakukan melalui pendidikaan formal realtif kecil jumlahnya tetapi upaya yang dilakukan mampu menghasilkan 10 aparatur yang sudah mendapatkan predikat Sarjana maupun Magister, dan dalam waktu dengat jumlah tersebut akan bertambah. Penambahan aparatur yang berpendidikan Sarjana dan Magister dapat merubah komposisi lebih baik, dan tentunya dapat mengurangi kesenjangan antara aparatur yang kompeten dengan beban kerja. Suatu hal yang sangat esensial dari bertambahnya aparatur yang mempunyai legalitas Sarjana dan Magister dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk menunjang kelancaran tugas rutin. Kurang optimalnya pengembangan komopetensi aparatur tentunya perlu ditelaah, mengingat bertambahnya beban kerja maka tidak mungkin hanya mengandalkan aparatur yang ada tanpa ada penambahan aparatur yang kompeten. Meskipun faktanya jumlah pegawai yang mengikuti jenjang pendidikan setingkat lebih tinggi, tetapi jumlah tersebut jauh dari harapan. Seharusnya pihak lembaga melakukan tindakan yang kooperatif dan antisipatif dalam menangani masalah kompetensi aparatur. Pengembangan Keterampilan dan Keahlian Pada sesi lainnya, peningkatan kompetensi aparatur dapat dilakukan melalui peningkatan ketrampilan dan keahlian. Sehubungan hal tersebut maka pihak lembaga melakukan dengan cara memberikan kesemapaatan kepada aparatur untuk mengikuti berbagai pelatihan, baik Pelatihan Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan, Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan, Pelatihan Penanggulangan Kerusakan Akibat Kebakaran Hutan Hutan Pelatihan Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan 204
8 Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia Dalam (Ekky) Pengembangan kompetensi pegawai yang dilakukan UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur adalah Pelatihan bidang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan. Pelatihan tersebut merupakan salah satu pelatihan yang sangat mendasar bagi pegawai yang bertugas untuk mengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, karena sebagai pelaksana teknis pada urusan kedinasan bidang kehutanan di Kaltim, Mengingat sering terjadinya kebakaran hutan maka para petugas yang membidangi pekerjaan tersebut, maka pihak lembaga telah menugaskan sejumlah pegawai untuk mengikuti pelatihan bidang pengelolaan dan perlindunga hutan dan lahan. Diharapkan mereka mempunyai modal kerja untuk menunjang pelaksanaan tugas. Maksud dan tujuan pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan kecakapan, keterampilan dan keahlian dalam rangka menunjang kelancaran tugas sesuai dengan bidang teknis yang ditangani, maka sangatlah penting bagi pegawai untuk mengikuti diklat teknis ini. Dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan pelatihan ini, maka pihak lembaga dapat telah memberikan kesempatan sebanyak 25 orang pegawai untuk mengikuti pelatihan pengelolaan dan pengendalian hutan dan lahan. Kegiatan tersebut diawali dari tahun 2012 telah mengikutsertakan 7 orang pegawai dalam pelatihan-pelatihan Pengenda-lian kebakaran hutan dan lahan, diantaranya 1 orang pada pelatihan pembekalan dasar petugas kebakaran hutan, 1 orang pada pelatihan Pengendalian kebakaran hutan (PKH) I, 2 orang pada pelatihan PKH II dan 1 orang pada pelatihan PKH III dan 2 orang pada pelatihan teknologi Kebakaran Hutan dan Lahan. Kemudian pada tahun 2013, telah mengirim 8 orang mengikuti pelatihan, diantaranya, 2 orang pelatihan pembekalan dasar Petugas Kebakaran Hutan, 2 orang pelatihan PKH II, 2 orang pada pelatihan PKH III dan 2 orang pada pelatihan teknologi KHL. Demikian pula pada tahun 2014 jumlah peserta meningkat, yaitu 9 orang telah mengikuti pelatihan. Diantaranya, 2 orang menikuti pelatihan Pembekalan Dasar Petugas Kebakaran Hutan, 1 orang pada pelatihan PKH I, masing-masing 2 orang pada pelatihan PKH II, III dan Pelatihan pada Teknologi Kebakaran Hutan dan Lahan. Dari tahun 3 tahun terakhir, nampaknya jumlah peserta pelatihan semakin meningkat. Peningkatan ini menandakan bahwa perhatian Dinas khususnya UPTD terhadap peningkatan kompetensi pegawai cukup baik. Apalagi jenis pelatihan yang memang menjadi fokus dari UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan ini. Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan Pengembangan kompetensi pegawai lainnya yang dilakukan UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur adalah Pelatihan bidang pengendalian kebakaran hutan. Pelatihan tersebut sangat urgen dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran. Untuk maksud tersebut maka pihak lembaga telah menugaskan beberapa pegawai untuk mengikuti pelatihan pengendailaan kebakaran hutan. Mengingat pegawai yang mempunyai legalitas pelatihan bidang pengendalian kebakaran hutan hanya 1 orang. 205
9 Jurnal Administrative Reform, Vol.3 No.1,Januari-Maret 2015 Diharapkan dengan mengikuti pelatihan tersebut mempunyai keterampilana dan keahlian dan sekaligus dapat dijadikan sebagai modal kerja untuk menunjang pelaksanaan tugas. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak lembaga dapat menambaha sejumlah pegawai yang mempunyai legalitas pelatihan sesuai kualifikasi yang diharapkan.dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini dapat menambah sebanyak 6 orang. Kegiatan tersebut diawali dari tahun 2012 telah mengikutsertakan 2 orang pegawai dalam pelatihan-pelatihan Pengendalian kebakaran hutan dan lahan, Kemudian pada tahun 2013, telah menugaskan sebanyak 2 orang mengikuti pelatihan, dan tahun 2014 telah mengirim sebanyak 2 orang. Ditinjau dari segi jumlah, memang relatifkeci yaitu tidak sebanding dengan beban kerja yang terus meningkat. Terbatasnya pegawai yang mengikuti pelatihan pengendalian kebakaran hutan, karena terbatasnya anggaran yang disediakan untuk itu..meskipun tidak banyak pegawai yang dikembangkan kompetensinya tetapi dengan bertambahnya pegawai yang mempunyai legalitas pelatihan tersebut, besar artinya untuk mendukung kekuatan lembaga dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. Kemudian dari hasil observasi di lokasi penelitian menunjukkan bahwa pelatihan di bidang teknis Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang telah diikuti oleh beberapa pegawai secara langsung telah memberikan kontribusi yang berarti untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan keahlian. Pelatihan Penanggulangan Kerusakan Akibat Kebakaran Hutan Pengembangan kompetensi aparatur berikutnya yang dilakukan UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur adalah pelatihan penanggulangan kerusakan hutan akibat kebakaran hutan. Pelatihan tersebut penting dalam rangka meningkatkan keterampilan pegawai sesuai bidang kerjanya. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa pihak lembaga hanaya mampu menugaskan sebagian kecil dari jumlah pegawai. Sesuai data di objek penelitian mengindikasikan bahwa pihak UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur hanya dapat menambah 3 orang pegawai yang mempunyai legalitas pelatihan bidang penanggulangan kerusakan akibat kebakaran hutan. Dari jumlah tersebut diperoleh pada tahun 2012 tercatat 1 orang mengikuti pelatihan manajemen pasca kebakaran hutan dan pada tahun 2014 tercatat 2 orang mengikuti pelatihan, masing-masing mengikuti pelatihan Penanganan Hutan dan Lahan Bekas Kebakaran dan manajemen pasca kebakaran hutan. Nampaknya pelatihan yang pernah diikuti sangat berarti untuk menunjang tugas rutin. Mengingat urgensinya dalam menanggulangi kerusakan hutan seharusnya pihak lembaga memberkan kesempatan yang lebih banyak apalagi melihat luasnya kewenangan maka dengan jumlah tersebut masih jauh dari harapkan. Penempatan Pegawai sesuai dengan Kompetensi 206
10 Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia Dalam (Ekky) Penempatan pegawai merupakan salah satu dari pengem-bangan nilai kompetensi yaitu dengan cara memberi menempatkan pegawai sesuai dengan pengetahuan, ketrampilan, keahlian dibidangnya. Disisi lain, penempatan yang demikian dapat dikatakan sebagai bentuk penghargaan kepada pegawai karena pegawai tersebut memang sudah sepantasnya mendapatkan tanggungjawab sesuai dengan kompeten-sinya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa seluruh jabatan struktural di UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan yaitu jabatan pada eselon III dan IV telah dipegang oleh pegawai yang telah memiliki kualifikasi jabatan, yaitu golongan, pangkat, masa kerja dan prestasinya. Demikian pula dengan legalitas diklat yang telah mereka miliki, secara administratif dan kompetensi telah sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan kompetensi aparatur melalui penempatan kerja pegawai sesuai formasi yang dibuthkan dapat mendorong motivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja. Ini berarti pengembangan kompetensi aparatur, yang dilakukan UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.justru dapat memacu semnagta kerja pegawai untuk meningkatkan kinerja. Mutasi Kerja Untuk pelaksanaan mutasi, di UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan mempunyai keterba-tasan dalam hal pembuatan kebijakan mengenai mutasi ini, namun demikian hasil penelitian menunjukkan pimpinan lembaga berperan dalam melakukan penilaian dan proses mutasi ini. Sebagaimana diketahui dalam kurun waktu 2 tahun terakhir terdapat 4 orang yang mutasi, alasan dari mutasi adalah penyesuaian kemampuan sebanyak 2 orang pegawai dan mutasi jabatan sebanyak 2 orang pegawai. Mutasi jabatan merupakan kebijak an dari Pimpinan dengan maksud memberi kesempatan kepada pegawai untuk lebih mengembangan kemampu-annya di bidang yang lain dan meningkatkan kemampuan pegawai dengan cara melakukan tugas-tugas lainnya sesuai dengan karakter bidang yang berbeda. Pengembangan kompetensi aparatur ini merupakan kebijakan yang positif dan menunjukkan komitmen yang kuat dari pimpinan untuk mengembangkan kemampuan manajerial aparaturnya. Beberapa upaya dilakukan dalam rangka pengembangan kompetensi pegawai sebagaimana telah diuraikan di atas, telah juga dipengaruhi oleh faktor yang mendukung dan menghambat. Faktor yang mendukung diantaranya adalah regulasi yang memiliki keterkaitan dengan pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2001 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil; Kepmenpan nomor 101 tahun 2004 tentang peningkatan kompetensi aparatur. Kuatnya komitmen Kepala UPTD PKHL Dinas Kehutanan dan pimpinan lembaga vertikal pemerintah Kalimantan Timur untuk meningkatkan kompetensi aparatur. Sedangkan faktoir yang 207
11 Jurnal Administrative Reform, Vol.3 No.1,Januari-Maret 2015 pengembangan kompetensi pegawai adalah terbatasnya anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan kompetensi aparatur sehingga tidak semua kegiatan dapat dibiayai, kecuali pengembangan kompetensi yang sifatnya untuk peningkatan skill aparatur, akan dibiayai lembaga, sedangkan yang sifatnya untuk meningkatkan kompetensi intelektual justru lembaga tidak menyediakan biaya tersebut. Adanya disparitas responsivitas aparatur dalam menyikapi masalah pengem-bangan kapasitas dan kompetensi, meskipun pimpinan lembaga telah memberikan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan professionalisme maka upaya yang dilakukan terkait dengan pengembangan kompetensi kurang maksimal. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pertama, pengembangan kompetensi sumber daya aparatur yang dilakukan di UPTD PKHL Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur melalui beberapa instrumen pengembangan telah berhasil untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi aparatur. Hal tersebut terindikasi oleh bertambahnya aparatur yang memiliki legalitas sarjana dan magister, serta legalitas pelatihan. Dengan bertambahkan pegawai yang memiliki legalitas formal dan legalitas pelatihan berarti memiliki modal kerja untuk meningkatkan prestasinya. Pengembangan kompetensi sumber daya aparatur yang dilakukan lembaga tersebut meskipun belum mencapai hasil yang optimal tetapi tindakan yang dilakukan mampu menambah kompetensi aparatur, dan sekaligus dapat dijadikan sebagai investasi dalam jangka panjang untuk mewujudkan visi dan misi lembaga. Kedua, pengembangan kompetensi aparatur yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan bagi pegawai, telah memberikan kontribusi yang berarti untuk menunjang kelancaran tugas dan sekaligus dapat mendorong motivasi pegawai untuk berprestasi. Karena terdapat keragaman kompetensi diantara pegawai ternyata merefleksi pada keragaman kemampuan untuk meningkatkan kinerja. Pegawai yang memiliki legalitas pelatihan justru kinerjanya lebih baik dibadingkan dengan pegawai yang tidak memiliki legalitas sama sekali. Ketiga, pengembangan kompetensi melalui mutasi ternyata telah memacu pegawai untuk meningkatkan semangat kerja pegawai. Secara aplikatif perlakuan mutasi lebih banyak bersifat objektif dari pada politis. Karena setiap pengambilan keputusan dalam jabatan selalu merujuk pada aturan normatif. Saran-saran Berdasarkan hasil beberapa kesimpulan di atas penulis akan mencoba untuk memberikan saran-saran sebagai berikut : meningkatkan alokasi sumber dana untuk pengembangan kompetensi aparatur, sesuai alokasi proporsional melalui rencana anggaran belanja yang diajukan tiap tahunnya. Memberikan pembinaan secara persuasif dalam rangka menumbuhkan kesadaran dan motivasi akan pentingnya keterampilan dan keahlian sebagai 208
12 Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia Dalam (Ekky) modal kerja. Selanjutnya pegawai yang telah memperoleh legalitas, baik dari pendidikan formal maupun dari pendidikan dan pelatihan hendaknya lebih dioptimal agar lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas. Kemudian, meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur secara optimal dengan cara menegakkan disiplin kerja pegawai dan memberi penghargaan terhadap pegawai yang memiliki prestasi kerja tinggi, baik berupa finansial maupun non finansial. Memberikan kesempatan kepada pegawai yang belum pernah mengikuti pelatihan dalam bentuk apapun. Berikutnya menyeragamkan komitmen antar pimpinan unit kerja untuk penegakkan disiplin kerja pegawai dan menghilangkan rasa toleransi yang tinggi serta mengambil tindakan yang tegas terhadap pegawai yang tidak mentaati atau mematuhi peraturan yang berlaku. Terakhir pemindahan pegawai dalam bentuk mutasi hendaknya mempertim-bangkan prinsip-prinsip legitimasi dan bertindak lebih objektif dalam rangka memacu pegawai agar lebih bersemangat untuk meningkatkan kinerjanya. Daftar Pustaka Anonimus, Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999, Tentang Pokok Kepegawaian. Indonesia. Jakarta., Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil. Indonesia. Jakaarta., Keputusan Badan Kepegawaian Negara Nomor 43 Tahun 2001 tentang Peningkatan Kompetensi pegawai negeri sipil Indonesia. Jakaarta. Hadipoerwono, Tata Personalia. Djembatan. Bandung Hasibuan, Manajemen Sumber Daya manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan. Haji Masagung. Jakarta. Martoyo, Susilo Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta Miles dan M. Huberman, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik. Ghalia Indonesia, Jakarta. Mustofadidjaja Seminar Nasional : Penguatan Administrasi Publik Dalam Rangka Good Governace. STIA LAN. Jakarta. Osborne, David dan Ted Gebler, 1995, Mewirausahakan Birokasi Reinventing Government Mentransformasi Semangat wirausaha kedalam Sektor Publik, PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta. Ranupandoyo dan Husnan Manajemen Personalia. BPFE. Yogyakarta Siagian, P. Sondang., 2000, Manajemen Sumber Saya Manusia. STIE YKPN, Yogyakarta. Thoha, Miftah Beberapa Aspek Kebijakan Birokrasi. Media Widya Mandala, Yogyakarta. Tjokroamidjojo, Bintoro Manajemen Pembangunan, Haji Mas Agung, Jakarta. 209
Pengembangan Kompetensi Aparatur Melalui...(Widia)
Pengembangan Kompetensi Aparatur Melalui...(Widia) Pengembangan Kompetensi Aparatur Melalui Pendidikan Dan Pelatihan Di Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur Widia Eka Wardani 1, Achmad Djumlani
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN DAN KREATIVITAS STAF PADA BAGIAN KEUANGAN REKTORAT UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1): 820-832 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN KREATIVITAS STAF PADA BAGIAN KEUANGAN REKTORAT UNIVERSITAS MULAWARMAN
Lebih terperinciPengembangan Kompetensi Aparatur Melalui Pendidikan Formal Dan Pelatihan Di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur
Muhammad Yusran, Pengembangan Kompetensi Aparatur Melalui Pendidikan Formal Dan Pelatihan Di. Pengembangan Kompetensi Aparatur Melalui Pendidikan Formal Dan Pelatihan Di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAHAKAM ULU
Roosilawati Arham Jonathan, Pengembangan Kompetensi Aparatur Di Sekretariat Daerah Kabupaten... PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAHAKAM ULU Roosilawati Arham Jonathan Alumni
Lebih terperinciSuwila Erpina 1, Adam Idris 2,Masjaya 3
Pengembangan Kemampuan Sumberdaya Manusia Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Kantor Camat Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat Suwila Erpina 1, Adam Idris 2,Masjaya 3 Abstrak Artikel ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ejournal Administrative Reform, 2015, 1 (1): 99-111 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif
Lebih terperinciPendidikan Dan Pelatihan TOT Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Widyaiswara Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Provinsi Kalimantan Timur
Pendidikan Dan Pelatihan TOT Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Widyaiswara Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Provinsi Kalimantan Timur Said Amaddin 1, Hj. Nur Fitriyah 2, Bambang Irawan 3 Abstrak Tujuan
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ejournal Administrative Reform, 2016, 4 (2): 278-290 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PEMBERDAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DINAS KEHUTANAN PROVINSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan di era otonomi daerah ini ditandai dengan munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi, bergeser
Lebih terperinciPengembangan Kompetensi Pegawai Dalam Rangka Pelayanan Publik Di Lingkungan Kerja Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Samarinda
Pengembangan Kompetensi Pegawai Dalam Rangka...(Supriati) Pengembangan Kompetensi Pegawai Dalam Rangka Pelayanan Publik Di Lingkungan Kerja Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Samarinda Supriati
Lebih terperinciImplementasi Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kantor Camat Bontang Barat Kota Bontang
Implementasi Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia...(Rosianton) Implementasi Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kantor Camat Bontang Barat Kota Bontang
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR DIKANTOR CAMAT KAYAN HILIR KABUPATEN MALINAU
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (3): 1157-1166 ISSN 2338-3615, ejournal.ip.fisip.unmul.ac.id Copyright 2013 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR DIKANTOR CAMAT KAYAN HILIR KABUPATEN MALINAU Charlis EJournal
Lebih terperinciProfesionalisme Aparatur Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Publik Di Kantor Kelurahan Simpang Raya Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat
Profesionalisme Aparatur Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Publik Di Kantor Kelurahan Simpang Raya Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat Dede Damaiyanto 1, Aji Ratna Kusuma 2, Abdullah Karim
Lebih terperinciRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan pada masa depan tepat melalui
Lebih terperinciKINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK DI UPTD LABORATORIUM DAN PERALATAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA SAMARINDA
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1):934-945 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK DI UPTD LABORATORIUM DAN PERALATAN DINAS BINA MARGA DAN
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014
ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode
Lebih terperinciprofesional, bersih dan berwibawa.
PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG 1. Visi Visi Badan Kepegawaian Daerah adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai BKD melalui penyelenggaraan tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT BONTANG BARAT KOTA BONTANG
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1):859-870 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI
Lebih terperinciRoosilawati Arham Jonathan 1, Nur Fitriyah 2, Masjaya 3
ejournal Administrative Reform, 2017, 5 (1): 228-239 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAHAKAM ULU Roosilawati Arham
Lebih terperinciPEMBINAAN SUMBER DAYA APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Studi Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Barat)
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (3): 1379-1391 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PEMBINAAN SUMBER DAYA APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (Studi Pada Kantor Sekretariat
Lebih terperinciKajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur
Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur Soesilo Nugroho Oetomo 1, Adam Idris 2, Achmad Djumlani 3 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang prima untuk semua penduduknya sesuai dengan yang telah diamanatkan didalam undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai keberhasilan suatu instansi atau organisasi termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan suatu instansi atau organisasi termasuk pemerintahan daerah.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR DI KANTOR KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (1): 329-340 ISSN 2477-2458 (online), ISSN 2477-2631 (print), ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR DI KANTOR KECAMATAN SUNGAI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orangorang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008
1 1. PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan praktis, batasan penelitian serta model operasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,
Lebih terperinci3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Seiring dengan reformasi yang berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998, berbagai tuntutan masyarakat selalu mengemuka agar kegiatan kenegaraan direformasi.
Lebih terperinciPelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Di Kota Manado
Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Di Kota Manado Oliviani Y. Mokodaser 090813272 Abstrak Pengembangan Sumber Daya Manusia bagi Aparatur Pemerintah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada dasarnya merupakan aparatur institusi atau abdi negara yang berfungsi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (public
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sebagai wadah kegiatan manusia yang memiliki tujuan tertentu, secara absolut sangatlah tergantung dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan
Lebih terperinci3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAMPUAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR CAMAT SEKOLAQ DARAT KABUPATEN KUTAI BARAT
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (3): 1469-1481 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR CAMAT
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA MELALUI PENYEMPURNAAN PEDOMAN ANALISIS JABATAN PADA SUBDIT ANJAB BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
PENINGKATAN KINERJA MELALUI PENYEMPURNAAN PEDOMAN ANALISIS JABATAN PADA SUBDIT ANJAB BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Oleh : NAMA : ALYA ZAHIRAH, S.Kom NIP : 19781129 200312 2 010 JAKARTA, Nopember 2008 DAFTAR
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO.
1 ANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO Ridwan 1 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang Analisis Kinerja Pegawai dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumberdaya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang besar untuk menjalankan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dan seiring dengan majunya teknologi, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menjalankan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KEHUTANAN KABUPATEN KUTAI BARAT
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (4): 2193-2204 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KEHUTANAN KABUPATEN
Lebih terperinciKAJIAN TENTANG KARAKTERISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT KORPRI KABUPATEN KUTAI TIMUR
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1): 910-921 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 KAJIAN TENTANG KARAKTERISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di
I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Untuk itu dalam rangka meningkatkan
Lebih terperincipeningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia dalam sektor pendidikan merupakan salah satu isyu strategik yang sedang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Pengembangan sumber
Lebih terperinciPengembangan Kemampuan Sumberdaya Manusia Di Lingkungan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur
Jurnal Administrative Reform, Vol. 5 No. 1,Januari-Maret 2017 Pengembangan Kemampuan Sumberdaya Manusia Di Lingkungan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur Suwanti 1 Abstract Primary focus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah Dalam suatu pemerintahan apabila ingin berjalan dengan baik maka harus ada unsur 3P (Personil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG TALENT POOL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA YANG DIBENTUK DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERSENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPenempatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dalam Jabatan Struktural Pada UPTD Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
Penempatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dalam Jabatan Struktural Pada UPTD Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Taufiq Kurrahman Alumni Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisipol Universitas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dibutuhkan tenaga dan pikirannya untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada dan bekerja di dalam organisasi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
1 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2007 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban untuk mewujudkan visi dan misi organisasinya sehingga visi dan misi Pemerintah dapat terwujud dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan serta Perimbangan
Lebih terperinciBAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan
BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita nasional, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA APARATUR DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI TIMUR
ejournal Administrative Reform, 2013, 1 (2): 499-510 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA APARATUR DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI TIMUR Rina
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di mana setiap organisasi publik harus mampu bekerja secara cepat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan untuk mewujudkan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik di mana setiap organisasi publik harus mampu bekerja secara cepat, responsif, transparan,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.
Lebih terperinciTERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN
TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN Untuk memberikan gambaran yang jelas pada visi tersebut, berikut ada 2 (dua) kalimat kunci yang perlu dijelaskan, sebagai berikut : Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah anggaran atau penganggaran (budgeting) sangat dipahami dalam setiap organisasi, termasuk organisasi pemerintahan. Sebagai organisasi, aparat pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas menuntut kehadiran sumber daya manusia (SDM) aparatur
Lebih terperinciPembinaan Sumber Daya Aparatur Melalui Pendidikan dan Pelatihan (Studi Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Barat)
Pembinaan Sumber Daya Aparatur Melalui Pendidikan dan Pelatihan (Studi Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Barat) Yohani 1, Hartutiningsih 2, Bambang Irawan 3 Abstrak Artikel ini bertujuan untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciEVALUASI PEMBINAAN SUMBER DAYA APARATUR DI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1): 846-858 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 EVALUASI PEMBINAAN SUMBER DAYA APARATUR DI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dipungkiri jika dibalik kemudahan yang ditawarkan saat ini juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi sekarang ini bisa mendatangkan berbagai manfaat, tapi tidak dipungkiri jika dibalik kemudahan yang ditawarkan saat ini juga memiliki dampak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan peningkatan kemampuan di bidang perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI
PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Disusun Oleh : YULI TRI RETNANINGTYAS NPM. 0641010053 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPETENSI DAN SISTIM PROSEDUR KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SEMARANG SKRIPSI
HUBUNGAN KOMPETENSI DAN SISTIM PROSEDUR KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi, yang ditandai antara lain dengan adanya percepatan arus informasi menuntut adanya sumber daya manusia yang mampu menganalisa informasi dan
Lebih terperinciPasal I. Pasal 1. Pasal 2. Ketentuan mengenai anggota Tentara Nasional Indonesia, diatur dengan undangundang.
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN UMUM 1. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA MANADO)
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA MANADO) Oleh : JUWINDO TASIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan Produksi
Lebih terperinci