BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber
|
|
- Adi Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber pembiayaan yang sering digunakan oleh perusahaan ada tiga macam, yaitu saham, obligasi, dan leasing. Prinsip yang digunakan dalam pembiayaan melalui ketiga instrumen tersebut selama ini masih didasarkan pada prinsip ekonomi kapitalis atau konvensional yang tidak mempedulikan aspek-aspek agama dalam pelaksanaannya. Prinsip ekonomi yang berdasarkan syariat Islam telah marak diperbincangkan sejak dua dekade ini. Prinsip ekonomi syariah ini telah ada sejak zaman kenabian, ditandai dengan adanya ayat-ayat Alquran dan hadist yang mengatur tentang perdagangan. Islam melarang perdagangan yang mengandung unsur riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (judi). Gambling dan Karim (1991) mengatakan bahwa konsep pendapatan ekonomi tidak bisa diterima dalam perspektif Islam dan hal-hal yang tidak bisa diterima itu begitu fundamental bagi deduktif barat. Misalnya, model tingkat ekonomi dengan pengembalian modal yang membentuk basis bagi kalkulasi pendapatan di muka dengan asumsi bahwa uang punya nilai waktu, yang dinyatakan Gambling dan Karim sebagai hal yang tidak ada dalam Islam. Hal ini juga mendorong kita untuk mempelajari lebih dalam mengenal hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi syariah. Sejumlah besar masyarakat muslim tidak dapat terlibat dalam investasi pasar modal sampai tahun 1970 disebabkan larangan-larangan Islam pada aktivitas bisnis tertentu (Huda, 2007). Namun untuk memenuhi kepentingan pemodal yang ingin
2 mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariah, dibuatlah beberapa alternatif investasi seperti saham syariah, obligasi syariah, dan reksadana syariah. Instrumen pasar modal syariah ini telah berkembang di berbagai negara termasuk Indonesia. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), sehingga perkembangan secara umum tersebut diterapkan di berbagai instrumer syariah, selanjutnya penerapan prinsip syariah pada sektor di luar industri perbankan, juga telah dijalankan pada industri pasar modal (Pasar Modal Syariah). Pada industri pasar modal dengan prinsip syariah, telah diterapkan pada instrumen obligasi, saham dan reksadana. Salah satu instrumen pasar modal syariah yang berkembang cukup pesat adalah obligasi syariah. Pada dasarnya obligasi syariah hampir sama dengan obligasi konvensional, perbedaan yang utama terdapat pada unsur bunga (riba) dalam obligasi konvensional yang diharamkan oleh syariah. Keunggulan obligasi syariah diantaranya investor obligasi syariah tidak hanya berasal dari institusi-institusi syariah tetapi juga investor konvensional. Produk syariah dapat dinikmati dan digunakan siapa pun, sesuai falsafah syariah yang sudah seharusnya memberi manfaat (maslahat) kepada seluruh semesta alam. Investor konvensional akan tetap bisa berpartisipasi dalam obligasi syariah, jika dipertimbangkan bisa memberikan keuntungan kompetitif, sesuai profil risikonya, dan juga likuid. Sementara itu, investor base obligasi konvensional justru terbatas karena investor syariah tidak bisa ikut ambil bagian di instrumen tersebut. Bagi emiten, menerbitkan obligasi syariah berarti juga memanfaatkan peluang-peluang
3 tertentu. Emiten dapat memperoleh sumber pendanaan yang lebih luas, baik investor konvensional maupun syariah. Selain itu, struktur obligasi syariah yang inovatif juga memberi peluang untuk memperoleh biaya modal yang kompetitif dan menguntungkan. Penerbitan obligasi syariah di Indonesia dipelopori oleh PT Indosat pada tahun 2002 dengan bentuk obligasi mudharabah dengan nilai Rp 175 Miliar. Kemudian dengan keluarnya fatwa Obligasi Ijarah tahun 2004 telah mendorong sebanyak 7 (tujuh) emiten mendapat pernyataan efektif dari Bapepam untuk dapat menawarkan Obligasi Syariah Ijarah dengan total nilai emisi sebesar Rp.642 Miliar. Sampai dengan akhir 2004, secara kumulatif terdapat 13 (tiga belas) obligasi syariah dengan total nilai emisi sebesar Rp.1,38 triliun. Hal ini berarti nilai emisi obligasi syariah tumbuh sebesar 86,7% jika dibandingkan dengan akhir tahun Pada awalnya beberapa perusahaan menerbitkan obligasi dengan akad mudharabah, namun saat ini akad ijarah juga digunakan dalam penerbitan obligasi. Obligasi syariah Mudharabah adalah obligasi syariah yang menggunakan perjanjian keuntungan saham, sehingga pendapatan para investor pada obligasi tersebut diperoleh setelah informasi dari pendapatan penerbit. Sementara itu Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan perjanjian sewa, sehingga jumlah kupon (fee ijarah) diterima akan stabil, dan dapat dihitung sejak pertama kali obligasi diterbitkan. Usmani (2006) mengatakan bahwa karena lessor dalam ijarah memiliki aset yang disewakan, ia dapat menjual aset, secara keseluruhan maupun sebagian, ke pihak ketiga yang ingin membeli dan dapat mengganti hak dan kewajiban lessor sesuai dengan pembelian bagian aset. Pembelian proporsi aset oleh pihak ketiga dapat dibuktikan
4 dengan sertifikat yang disebut sukuk ijarah. Sertifikat ini akan menyajikan kepemilikan pemegang sertifikat dalam aset yang disewakan sesuai dengan hak dan kewajiban pemilik/lessor sebelumnya. Alasan yang mungkin menyebabkan obligasi syariah ijarah cocok diterapkan di Indonesia karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 1. Fleksibilitas Instrumen ijarah merupakan salah satu instrumen yang paling mirip dengan kontrak sewa konvensional dan menawarkan fleksibilitas pembayaran dengan tingkat yang tetap dan mengambang, aliran kas dari penyewaan ini, yang mencakup pembayaran sewa dan pembayaran pokok, diserahkan kepada investor dalam bentuk kupon dan pembayaran prinsipal. Karena kemiripannya dengan sewa konvensional, sukuk berbasis ijarah cukup menarik bagi investor konvensional. Di sana terdapat fleksibilitas dalam penentuan waktu inflow dan outflow karena aliran kas kepada pemegang sertifikat tidak selalu berbarengan dengan timing pembayaran sewa. Oleh karena itu, pengambilan manfaat oleh pemegang sertifikat dapat diperoleh sebelum memulai periode sewa, selama periode atau setelah periode sesuai keputusan yang saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat. 2. Masa Jatuh Tempo yang Panjang Kontrak ijarah dapat diberlakukan selama yang diinginkan dengan syarat aset yang menjadi subjek kontrak ijarah masih tetap ada dan pengguna dapat menarik manfaat darinya. Karena panjangnya masa ijarah, sukuk dapat
5 disusun untuk memberikan mode pendanaan efisien bagi sekuritas berjangka menengah dan panjang. 3. Transferabilitas Karena syariah tidak membatasi hak pemberi pinjaman untuk menjual aset yang disewakan dalam kasus kontrak ijarah, maka orang yang berbagi kepemilikan aset yang disewakan melalui sukuk dapat melepaskan hak milik mereka dengan menjualnya kepada pemilik baru secara individual atau bersama-sama, sesuai keinginan mereka. Fitur ini sangat penting dalam mengembangkan pasar sekunder bagi sukuk berbasis ijarah. 4. Negosiabilitas Persyaratan syariah bahwa obligasi atau note seperti sukuk dapat dijual dengan harga pasar asalkan underlying asset-nya terdiri dari mayoritas aset fisik. Hal ini menjadikan sukuk ijarah dapat dinegosiasikan dan karena itu mereka dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Fitur sukuk ijarah ini membuat mereka atraktif bagi investor sekaligus menguatkan likuiditas mereka di pasar. Obligasi syariah juga merupakan instrumen investasi yang memberikan pendapatan tetap (fixed income) pada para investor berupa margin fee. Jumlah margin fee tersebut telah disepakati di awal perjanjian sehingga jelas berapa return yang akan diperoleh investor dari investasinya. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, obligasi syariah dapat menjadi suatu alternatif pembiayaan yang baik bagi perusahaan. Selain memperoleh dana yang diperlukan, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja
6 sebagai efek positif dari penerbit obligasi syariah ini dan sebagai tanggung jawab terhadap investor. Obligasi syariah merupakan salah satu komponen modal yang digunakan untuk mendanai ekspansi aktiva. Proporsi penggunaan utang tersebut harus dijaga karena perusahaan akan menggunakan sebagian kapasitasnya untuk melunasi pinjaman di masa mendatang. Jika pendanaan lewat utang ini terlalu besar sementara pendapatan tidak bertambah maka rasio utangnya menjadi terlalu besar. (Brigham, 2006) Banyak teknik yang digunakan dalam menganalisis data laporan keuangan. Salah satu alat pengukur yang cukup baik adalah dengan menggunakan rasio-rasio kinerja operasi (operating performance) (Jain dan Kini, 1994). Untuk mengukur pengaruh penerbitan obligasi syariah ijarah terhadap kinerja perusahan, penelitian ini menggunakan empat rasio sebagai variabel kinerja, yaitu Current Ratio, Asset Turnover, Return On Asset (ROA) dan Times-interest-earned (TIE). Penelitian ini mengamati perusahaan go public yang mengeluarkan obligasi syariah ijarah pada tahun 2005, mengingat terbatasnya data yang dimiliki dan masih sedikitnya perusahaan yang mengeluarkan obligasi syariah ijarah. Tahun 2005 merupakan tahun di mana perusahaan paling banyak mengeluarkan obligasi syariah ijarah. Return diberikan dalam bentuk bagi hasil (loss profit sharing) yang secara mental menuntut emiten (penerbit obligasi) untuk bekerja maksimal dengan memanfaatkan dana yang diperoleh. Salah satu tujuan penerbitan obligasi syariah adalah untuk meningkatkan produktivitas aktiva dengan menggunakan dana yang diperoleh. Keberhasilan perusahaan setelah menerbitkan obligasi syariah juga dapat dievaluasi. Salah satunya adalah dengan
7 mengukur kinerjanya melalui rasio-rasio keuangan perusahaan sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah. Berikut ini akan disajikan data-data perusahaan yang mengeluarkan obligasi syariah ijarah dan rasio-rasionya. Tabel 1-1 Current Ratio (indikator likuiditas) Penerbit Obligasi Syariah Ijarah Pada Tahun 2005 sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah Nama perusahaan (Sebelum Penerbitan) (Penerbitan) (Setelah Penerbitan) PT Apexindo Pratama Duta Tbk 180,63 345,36 463,11 PT Indosat Tbk 138,78 138,58 83,28 PT Ricky Putra Globalindo Tbk 291,84 275,05 206,18 Sumber : 30 Desember 2009 Pada Tabel 1-1 dapat dilihat kondisi current ratio dari ketiga perusahaan sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ternyata ada yang meningkat dan ada yang menurun. Terjadinya peningkatan dan penurunan pada Current Ratio menandakan terdapat perusahaan yang mengalami penguatan likuiditas setelah penerbitan obligasi syariah dan adapula yang mengalami penurunan likuiditas. Tabel 1-2 Total Asset Turn Over (indikator aktivitas) Penerbit Obligasi Syariah Ijarah Pada Tahun 2005 sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah Nama perusahaan (Sebelum Penerbitan) (Penerbitan) (Setelah Penerbitan)
8 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0,3898 0,3541 0,3551 PT Indosat Tbk 0,3785 0,3535 0,3576 PT Ricky Putra Globalindo Tbk 0,7474 0,7510 0,8090 Sumber : 30 Desember 2009 Pada Tabel 1-2 dapat dilihat kondisi Total Asset Turn Over dari ketiga perusahaan sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ternyata mengalami peningkatan semua. Peningkatan pada rasio Total Asset Turn Over ini menandakan semua perusahaan mengalami penguatan pada aktivitas setelah penerbitan obligasi syariah. Tabel 1-3 Return on Asset (indikator profitabilitas) Penerbit Obligasi Syariah Ijarah Pada Tahun 2005 sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah Nama perusahaan (Sebelum Penerbitan) (Penerbitan) (Setelah Penerbitan) PT Apexindo Pratama Duta Tbk (1,19) (1,82) 13,83 PT Indosat Tbk 8,55 7,18 5,91 PT Ricky Putra Globalindo Tbk 8,59 12,67 11,49 Sumber : 30 Desember 2009 Pada Tabel 1-3 dapat dilihat kondisi Return On Asset dari ketiga perusahaan sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ternyata ada yang meningkat dan ada yang menurun. Terjadinya peningkatan dan penurunan pada Return On Asset menandakan terdapat perusahaan yang mengalami penguatan profitabilitas setelah penerbitan obligasi syariah dan adapula yang mengalami penurunan profitabilitas.
9 Tabel 1-4 Times-Interest-earned (indikator leverage) Penerbit Obligasi Syariah Ijarah Pada Tahun 2005 sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah Nama perusahaan (Sebelum Penerbitan) (Penerbitan) (Setelah Penerbitan) PT Apexindo Pratama Duta Tbk (4) (7) PT Indosat Tbk PT Ricky Putra Globalindo Tbk Sumber : 30 Desember 2009 Pada Tabel 1-4 dapat dilihat kondisi Times Interest Earned dari ketiga perusahaan sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ternyata ada yang meningkat dan ada yang menurun. Terjadinya peningkatan dan penurunan ini menandakan terdapat perusahaan yang mengalami penguatan leverage setelah penerbitan obligasi syariah dan adapula yang mengalami penurunan leverage. Hal inilah yang mendorong penulis untuk menganalisis seberapa besar perbedaan kinerja perusahaan go public dari aspek Likuiditas, Aktivitas, Leverage dan Profitabilitas sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah di Indonesia. Dari pengetahuan ini, diharapkan perusahaan akan semakin selektif dalam membuat capital decision dengan mempertimbangkan cost and benefit dari tiap alternatif pembiayaan yang ada. Pada akhirnya, prinsip-prinsip syariah dapat menjadi pertimbangan khusus dalam menjalankan usaha secara khusus dan perekonomian secara umum.
10 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan penerbit obligasi syariah ijarah dari aspek likuiditas setelah penerbitan dibandingkan sebelum penerbitan? 2. Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan penerbit obligasi syariah ijarah dari aspek aktivitas setelah penerbitan dibandingkan sebelum penerbitan? 3. Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan penerbit obligasi syariah ijarah dari aspek profitabilitas setelah penerbitan dibandingkan sebelum penerbitan? 4. Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan penerbit obligasi syariah ijarah dari aspek leverage setelah penerbitan dibandingkan sebelum penerbitan? C. Kerangka Konseptual Kinerja suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh pemilihan sumber dana Keputusan apakah dana yang akan digunakan oleh perusahaan dengan hutang atau dengan penjualan saham akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. (Brigham, 2006) Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam keputusan penandaan yakni mengenai tujuan, apakah pendanaan tersebut untuk pendapatan dan pertumbuhan atau untuk keamanan. Kemudian juga jangka waktu dari pendanaan tersebut, resiko yang sanggup ditanggung kemudian disesuaikan kebutuhan dan kondisi keuangan.
11 Keputusan pendanaan bagi umat muslim harus berdasarkan kriteria tertentu yakni pendanaan tersebut harus bebas dari unsur riba (bunga), gharar (kekurangan penyingkapan informasi), qimar (berjudi), dan maisir (mengandung unsur penipuan). Munculnya obligasi syariah dan instrumen syariah lainnya akan memberikan kemudahan bagi umat muslim untuk beraktivitas di pasar modal. Dengan adanya kepercayaan atas sistem dan proses, keragaman dan kualitas produk, serta keyakinan investor dan emiten untuk menggunakan produk tersebut akan mensukseskan instrumen syariah itu di pasar yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas aktiva dari dana yang diperoleh. (Huda, 2008) Kinerja keuangan merupakan fokus utama dalam pengambilan keputusan pendanaan. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai perusahaan dapat dilakukan dengan menilai kinerja perusahaan dalam waktu tertentu. Salah satu alat pengukur yang cukup baik adalah dengan menggunakan rasio-rasio kinerja operasi( Jain dan Kini, 1994). Untuk melihat perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah penelitian ini menggunakan empat rasio sebagai variabel kinerja, yaitu Current Ratio, Asset Turn Over, Return on Asset (ROA) dan Time-interest-earned (TIE). Current Ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban dengan aset yang dimilikinya. Meythi (2007) mengatakan, current ratio dapat menunjukkan tingkat keamanan kewajiban jangka pendek. Semakin besar nilai rasio ini, semakin baik kinerja perusahaan. (Harahap, 2001). Dana obligasi syariah di Indonesia sebagian besar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan dengan membeli aset-aset yang diperlukan (Huda, 2007). Oleh karena itu, variabel
12 current ratio ini dipengaruhi oleh penerbit obligasi syariah ijarah. Dengan diterbitkannya obligasi syariah ijarah, nilai current ratio perusahaan menjadi semakin tinggi karena penambahan nilai current asset dan penurunan current liabilities (Harahap, 2001). Total Asset Turn Over merupakan rasio penjualan bersih terhadap total aset. Penurunan penjualan dan peningkatan total aset akan mempengaruhi rasio ini. Perputaran total aset yang meningkat menunjukkan pemakaian aset yang efisien, sehingga dapat juga dikatakan bahwa semakin tinggi perputaran aktiva, semakin efisien penggunaan aktiva tersebut (Giatman, 2000). Dana yang diperoleh dari obligasi syariah ijarah yang digunakan untuk membiayai sewa aset diharapkan dapat meningkatkan jumlah aset ratarata yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan bersih perusahaan (Huda, 2007). Dengan adanya dana dari obligasi syariah, nilai asset turnover akan semakin meningkat karena adanya peningkatan nilai aset rata-rata akibat efisiensi penggunaan aset. (Harahap, 2001) Return On Asset (ROA) menggambarkan seberapa besar profitabilitas aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar nilai ROA-nya, berarti perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan aset yang dimilikinya. Dengan adanya obligasi syariah ijarah, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan efisiensi dari aset-aset yang dimiliki atau diperoleh dari dana obligasi syariah ijarah yang dapat dicerminkan dari peningkatan nilai ROA. (Harahap, 2001) Times-interest-earned (TIE) mengukur sejauh mana laba operasi dapat menurun sebelum perusahaan tidak mampu lagi membayar biaya bunga tahunannya (Brigham, 2006). Dengan adanya obligasi syariah ijarah, perusahaan dapat memperoleh dana melalui hutang, perusahaan yang memiliki rasio utang relatif tinggi akan memiliki
13 ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi yang dapat dicerminkan dari peningkatan nilai TIE (Brigham, 2006). Gambar 1.1 menunjukkan model kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan ataupun pengaruh penerbitan obligasi syariah ijarah terhadap kinerja perusahaan dari aspek likuiditas, aktivitas, dan profitabilitas. Current Ratio Sebelum penerbitan obligasi syariah ijarah Current Ratio Setelah penerbitan obligasi syariah ijarah Total Asset Turnover Sebelum penerbitan obligasi syariah ijarah Total Asset Turnover Setelah penerbitan obligasi syariah ijarah Return On Asset Sebelum penerbitan obligasi syariah ijarah Return On Asset Setelah penerbitan obligasi syariah ijarah Times-Interest-earned Sumber Sebelum : Devi, penerbitan 2008 (diolah) obligasi Gambar 1.1 Kerangl syariah ijarah Times-Interest-earned Setelah penerbitan obligasi syariah ijarah Sumber : Devi, 2008 (diolah) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual D. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan uraian kerangka konseptual, maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Ada beda signifikan antara sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah terhadap Current Ratio (CR).
14 2. Ada beda signifikan antara sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah terhadap Total Asset Turnover. 3. Ada beda signifikan antara sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah terhadap Return On Asset (ROA). 4. Ada beda signifikan antara sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah terhadap Time-interest-earned (TIE). E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan perusahaan go public sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah. 2. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini manfaat yang dapat diambil antara lain : a. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi mengenai sumber pembiayaan lain yang dapat digunakan yaitu obligasi syariah ijarah yang memiliki beberapa keunggulan dari obligasi konvensional. b. Bagi Penulis Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan dan juga pengetahuan tentang obligasi syariah secara umum dan obligasi syariah ijarah pada khususnya. c. Bagi Pihak Lain
15 Sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan penelitian yang sejenis berikutnya. F. Metode Penelitian 1. Batasan Penelitian Penelitian skripsi ini hanya terbatas pada perusahaan terbuka yang menggunakan pendanaan yang bersumber dari obligasi syariah dengan menggunakan skim ijarah. Data yang digunakan adalah data pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 untuk melihat perbedaan kinerja sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah. 2. Definisi Operasional Definisi operasional dan pengukuran variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah : a. Variabel X1 yaitu Current Ratio. Rasio ini menunjukkan sampai sejauhmana tagihan tagihan jangka pendek dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu dekat (Margaretha, 2004:19). Rasio ini dihitung dengan rumus : Current Ratio = Current Assets Current Liabilities b. Variabel X2 yaitu Total Asset Turnover. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan (Syamsuddin, 2007:62). Rasio ini dihitung dengan rumus : Total Asset Turnover = Annual Sales
16 Total Assets c. Variabel X 3 yaitu Return On Asset. Rasio ini menunjukkan kemampuan dari total aktiva perusahaan dalam menghasilhan laba. Menurut (Purba, 2002:171). Rasio ini dihitung dengan rumus : Return On Asset (ROA) = Net Profit Total Assets d. Variabel X4 yaitu Times-Interest-Earned. Rasio TIE mengukur sejauh mana laba operasi dapat menurun sebelum perusahaan tidak mampu lagi membayar biaya bunga tahunannya. (Brigham, 2004:104). Rasio ini dihitung dengan rumus : Times-Interest-Earned = EBIT Beban Bunga 3. Populasi dan Sampel Populasi yang ingin dianalisis dalam skripsi ini adalah perusahaan-perusahaan yang telah menerbitkan obligasi syariah ijarah di Indonesia (emiten obligasi syariah) pada tahun Pada tahun 2004 sampai 2009 telah ada sepuluh perusahaan go public yang telah menerbitkan obligasi syariah ijarah. Tabel 1-4 Penerbit Obligasi Syariah Ijarah No Nama Efek Nama penerbit Efek 1 OS Ijarah Sona Topas Tourism Industry PT. Sona Topas Tourism Th.2004 Tbk. 2 OS Ijarah Berlina I Th.2004 PT. Berlina Tbk 3 OS Ijarah I Humpuss Intermoda Transportasi Th.2004 PT. Humpuss Intermoda Trasnportasi Tbk
17 No Nama Efek Nama penerbit efek 4 OS Ijarah Apexindo Pratama Duta I Th. PT Apexindo Pratama Duta 2005 Tbk 5 OS Ijarah Indosat Th PT Indosat Tbk 6 OS Ijarah I Ricky Putra Globalindo Th. PT Ricky Putra Globalindo 2005 Tbk 7 Sukuk Ijarah Berlian laju tanker Th PT. Berlian Laju Tanker Tbk 8 Sukuk Ijarah I Summarecon Agung Th Sukuk Ijarah Metrodata Electronics I Th Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Th.2009 Sumber : Daftar Efek Syariah Bapepam 29 Mei PT. Summarecon Agung Tbk PT. Metrodata Electronics Tbk PT. Matahari Putra Prima Tbk Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tiga perusahaan yang telah menerbitkan obligasi syariah dengan skim ijarah pada tahun 2005 saja, di mana industri dari ketiga perusahaan tersebut berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut merupakan tahun dimana perusahaan paling banyak menerbitkan obligasi syariah ijarah dan karena pada tahun tersebut ketersediaan datanya lengkap. Ketiga perusahaan tersebut akan diukur keempat rasio keuangannya. Tabel 1-5 Penerbit Obligasi Syariah Ijarah 2005 No Nama Efek Nama penerbit Efek 1 OS Ijarah Apexindo Pratama Duta I Th. PT Apexindo Pratama Duta 2005 Tbk 2 OS Ijarah Indosat Th PT Indosat Tbk 3 OS Ijarah I Ricky Putra Globalindo Th Sumber : Daftar Efek Syariah Bapepam 29 Mei PT Ricky Putra Globalindo Tbk
18 4. Tempat dan Waktu Penelitian a) Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan situs b) Waktu penelitian Penelitian dilakukan mulai dari bulan Januari 2010 sampai dengan Maret Jenis Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui media internet ( jurnal, buku-buku referensi, surat kabar, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian. 6. Teknik Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). 7. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisa data adalah dengan menggunakan metode statistik deskriptif dan metode statistik. Metode statistik yang dipakai adalah Statistik Non Parametrik dengan Uji Wilcoxon dilakukan untuk melihat
19 apakah terdapat perbedaan pada rata-rata empat rasio kinerja yang diukur sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui empat rasio (Current Ratio, Total Asset Turn Over, Return On Asset dan Time Interest Earned). Pada akhirnya, dari pengujian statistik terhadap keempat rasio yang telah disebutkan sebelumnya, hal yang dapat disimpulkan adalah apakah terdapat beda signifikan antara rata-rata keempat rasio tersebut sebelum dan setelah penerbitan obligasi syariah ijarah secara umum. 8. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis akan menggunakan program statistik SPSS versi untuk mempermudah pelaksanaan perhitungan. Cara ini dilakukan mengingat pengolahan data dengan program tersebut lebih cepat dan mempunyai tingkat ketelitian dan keakuratan yang tinggi dibandingkan dengan penelitian secara manual. Statistik Non Parametrik dengan Uji Wilcoxon digunakan untuk pengujian hipotesis pada setiap perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah ijarah pada tahun 2005 dengan rentang waktu penelitian selama 3 tahun dengan sampel (N) = 3 perusahaan dengan derajat signifikansi 5% dan derajat kebebasan N-1 (Santoso, 2004 : 257). Pengujian ini menggunakan hipotesis : a. H o : µ sebelum penerbitan syariah ijarah = sesudah penerbitan artinya current ratio sebelum penerbitan tidak berbeda dengan current ratio sesudah penerbitan.
20 H a : µ sebelum penerbitan obligasi syariah ijarah sesudah penerbitan artinya current ratio sebelum penerbitan berbeda dengan current ratio sesudah penerbitan. b. H o : µ sebelum penerbitan syariah ijarah = sesudah penerbitan artinya Total Asset TurnOver sebelum penerbitan tidak berbeda dengan Total Asset TurnOver sesudah penerbitan. H a : µ sebelum penerbitan obligasi syariah ijarah sesudah penerbitan artinya Total Asset Turnover sebelum penerbitan berbeda dengan Total Asset TurnOver sesudah penerbitan. c. H o : µ sebelum penerbitan syariah ijarah = sesudah penerbitan artinya Return On Asset sebelum penerbitan tidak berbeda dengan Return On Asset sesudah penerbitan. H a : µ sebelum penerbitan obligasi syariah ijarah sesudah penerbitan artinya Return On Assett sebelum penerbitan berbeda dengan Return On Asset sesudah penerbitan. d. H o : µ sebelum penerbitan syariah ijarah = sesudah penerbitan artinya Times-Interest-earned sebelum penerbitan tidak berbeda dengan Timesinterest-earned sesudah penerbitan. H a : µ sebelum penerbitan obligasi syariah ijarah sesudah penerbitan artinya Times-interest-earned sebelum penerbitan berbeda dengan Timesinterest-earned sesudah penerbitan
21 Kriteria penerimaan hipotesis dengan Uji Wilcoxon dengan derajat signifikansi (α) 5% adalah : H o diterima jika sig t (probabilitas) > 0,05 H a diterima jika sig t (probabilitas) 0,05
BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber pembiayaan yang sering digunakan oleh perusahaan ada tiga macam, yaitu saham,
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN 2003-2007 Diajukan Oleh : Devi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi berbasis syariah (Islam) yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang. berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi dan praktisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini terjadi kebangkitan kembali Sistem Ekonomi Islam, yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Keputusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan untuk mencari model ekonomi yang lebih komprehensif.salah satu alternatif pilihan adalah mengembangkan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002).
BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) 2.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu masalah pemenuhan kebutuhan dana. Kondisi tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mengembangkan usahanya atau melakukan ekspansi, perusahaan sering dihadapkan pada berbagai kendala. Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ketat menimbulkan persaingan antar para pelaku bisnis. Keadaan yang seperti ini memaksa para pelaku bisnis untuk
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR ( OUTSTANDING)
SUKUK PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR ( OUTSTANDING) dalam miliar rupiah 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 50 45 40
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip
63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu indikator penentu kemajuan perekonomian suatu negara, di karenakan pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak perusahaan di Indonesia yang ingin memperluas kegiatan usahanya melalui ekspansi bisnis. Tujuannya adalah untuk menjadi perusahaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger, entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN OBLIGASI SYARIAH KORPORASI Oleh Iwan Pontjowinoto, 2007 Diambil dari disertasi Program Doktor UNPAD
HASIL PENELITIAN OBLIGASI SYARIAH KORPORASI Oleh Iwan Pontjowinoto, 2007 Diambil dari disertasi Program Doktor UNPAD PENDAHULUAN Tidak dapat disangkal lagi, krisis keuangan tahun 1997-1998 telah membawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis
Lebih terperinciJUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING
SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175.0 1 175.0 1
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari analisis laporan keuangan yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan hasil perbandingan kinerja tiga perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian baik global maupun regional dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pasang surut, contohnya krisis ekonomi yang terjadi di Eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya era perdagangan bebas atau globalisasi. Dalam menghadapi era perdagangan bebas tersebut,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan
Lebih terperinciPENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK
PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Mulyasari email: ame.meme@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan tersendiri di bidang bisnis dan memaksa pemimpin-pemimpin perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di Negara Indonesia ini telah memberi berbagai dampak terhadap perekonomian di Indonesia, bahkan jumlah perusahaan di Indonesia semakin hari semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangatlah pesat. Ini ditandai dengan semakin meningkatnya pembangunan pembangunan pada sektor industri properti. Bisnis properti
Lebih terperinciprofitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini sudah semakin pesat, hal itu dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mencari sumber-sumber dana yang efektif dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk menghasilkan laba, tumbuh dan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu ekonomi adalah ilmu tentang perilaku, etika, dan moral yang tidak bisa dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak satu dekade terakhir, perkembangan industri keuangan syariah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak satu dekade terakhir, perkembangan industri keuangan syariah menjadi pusat perhatian dunia.pertumbuhan pesat terjadi pada industri perbankan, asuransi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa rasio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan persaingan diantara para pelaku usaha juga semakin kompetitif. Persaingan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesar membawa implikasi pada persaingan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR (OUTSTANDING)
dalam milyar rupiah SUKUK PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR (OUTSTANDING) 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 50 45 40 35
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antarpemilik modal yang disebut pemodal (investor) dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan melalui pembelian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Pahlawan Seribu Tangerang Periode penelitian dari tahun
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dari penelitian adalah PT. Bumi Serpong Damai. Tbk yang beralamat di Jl. Pahlawan Seribu Tangerang 15322. Periode penelitian dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Ada beberapa pendapat dari hasil penelitian terdahulu yang menjelaskan bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pasti akan membutuhkan dana sebagai modal tambahan untuk menjalankan operasinya. Modal yang digunakan oleh perusahaan tersebut dapat berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan. Perekonomian yang kompleks dan persaingan antar
Lebih terperinciAnalisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13
Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk Mahrunnisa Wira Subroto 21209601 3 EB 13 Latar Belakang PENDAHULUAN Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk
Lebih terperinci