III. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini merupakan bagian dari program SawitA yaitu suatu program kerjasama Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor dan PT SMART Tbk dalam memanfaatkan minyak sawit mentah (MSMn) untuk mengatasi kekurangan vitamin A di Indonesia. Keseluruhan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2011 hingga Maret Pengambilan data penerimaan sensori responden dilaksanakan pada bulan Mei 2011 hingga Juli 2011 berlokasi di Desa Neglasari dan Sukadamai, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Responden di Desa Neglasari berasal dari RT 01 RW 03, RT 02 RW 03, RT 03 RW 03, dan RT 04 RW 03. Pengambilan darah hanya dilakukan pada responden di RW 02 Desa Sukadamai, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemisahan komponen darah serta persiapan sampel eritrosit dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, dan analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (LD-ITP), Institut Pertanian Bogor BAHAN DAN ALAT Analisis Penerimaan Konsumen Bahan utama yang digunakan untuk mendukung analisis penerimaan konsumen produk SawitA yaitu produk SawitA Tumis dan Gurih. Produk SawitA Tumis terbuat dari minyak sawit mentah (MSMn) netto 140 ml/botol. Sedangkan produk SawitA Gurih terbuat dari minyak sawit merah tanpa fraksinasi (MSMTF) dan bawang merah kering netto 140 ml/botol. Produk SawitA diproduksi oleh tim produksi Program SawitA di Technopark Institut Pertanian Bogor. Alat yang digunakan berupa brosur yang berisi tentang pengenalan minyak sawit mentah dan program SawitA dan leaflet tentang cara mengkonsumsi produk SawitA. Selain itu, digunakan juga kuisioner sebagai panduan dalam melakukan wawancara terhadap responden Analisis Konsentrasi α-tokoferol Eritrosit Bahan yang digunakan untuk analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit yaitu sampel eritrosit dari 4 responden sebelum dan sesudah pengkonsumsian minyak sawit mentah (MSMn), metanol, asam askorbat, heptana, larutan standar rac-all-α-tokoferol, fase gerak berupa metanol dan air serta nitrogen. Alat yang digunakan untuk analisis ini adalah syringe pengambilan darah, vial 5 ml, freezer dengan suhu (-20 0 C), tabung sentrifuse 10 ml, labu takar 10 ml, gelas ukur 50 ml, aluminium foil, sudip, label, stopwatch, bulb, pipet Mohr, mikropipet µl, mikropipet µl, vortex mixer, sentrifuse, sonikator dan HPLC dengan kolom silika C 18 dengan spesifikasi pada Tabel

2 Tabel 18. Kondisi HPLC untuk analisis konsentrasi α-tokoferol Kondisi Deskripsi Kolom Zorbax C mm x i.d. 4.6 mm nucleosil 5μm Fase gerak 98 % metanol / 2 % isopropanol Laju alir fase gerak 1 ml/menit Suhu operasi suhu kamar Detektor UV pada 292 nm Volume injeksi 300 μl 3.3. PEMILIHAN RESPONDEN Responden Analisis Penerimaan Konsumen Pada penelitian ini pemilihan responden untuk analisis penerimaan konsumen dilakukan dengan metode non probability sampling (NPS), yaitu seleksi unsur populasi berdasarkan pertimbangan peneliti sehingga tidak setiap orang memiliki kesempatan untuk dipilih dalam suatu populasi. Pertama dilakukan penentuan daerah yang merupakan sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam mengatasi kekurangan vitamin A di Kabupaten Bogor. Kecamatan Dramaga merupakan salah satu kecamatan yang memiliki lebih dari keluarga pra sejahtera yang masih sulit mengakses informasi dan pelayanan kesehatan. Kemudian dilakukan pengocokan terhadap 10 desa di Kecamatan Dramaga dan terpilih dua Desa yaitu Desa Neglasari dan Desa Sukadamai sebagai wilayah penelitian. Setelah dipilih wilayah penelitian dilakukan pemilihan responden secara simple random sampling dengan pendataan kepala keluarga prasejahtera di RT 01 RW 03 Desa Neglasari, RT 02 RW 03 Desa Neglasari, RT 04 RW 03 Desa Neglasari, dan RW 02 Desa Sukadamai. Pemilihan responden dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti yaitu dengan menyesuaikan responden yang akan digunakan sesuai dengan tujuan penelitian. Pemilihan responden dilakukan dengan pendataan kepala keluarga prasejahtera berdasarkan data kependudukan di Kantor Kepala Desa Neglasari dan Sukadamai. Kemudian dilakukan pengundian sampai didapatkan 78 responden. Responden pada penelitian ini terdiri dari anak berumur 1-2 tahun (baduta), anak berumur < 5 tahun (balita), remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui, ibu biasa dan manula. Jumlah proporsi baduta, balita, remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui, ibu biasa dan manula tidak ditentukan dalam penelitian ini, namun memenuhi ketentuan jumlah sampling. Sebagian besar responden diambil dari populasi ibu yang mempunyai peranan penting dalam kesehatan keluarga. Orang-orang yang terpilih sebagai responden adalah mereka yang mau mengikuti kegiatan penelitian ini selama 2 bulan, tanpa paksaan, dan telah menandatangani Informed Concern yang diajukan Responden Analisis Konsentrasi α-tokoferol Eritrosit Mengingat program SawitA merupakan proyek besar yang dilaksanakan untuk beberapa parameter penelitian, maka Desa Sukadamai dipilih menjadi salah satu daerah dimana responden akan diambil darahnya sebelum dan setelah pengkonsumsian produk SawitA. Responden pada penelitian ini tidak ditujukan untuk mewakili dari populasi manapun. Pemilihan responden untuk analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit bersifat tidak acak, secara sengaja dan hanya ibu-ibu saja. Responden yang diambil darahnya juga disyaratkan memiliki kondisi kesehatan yang baik. Responden terdiri dari populasi ibu menyusui yang dianggap memiliki peranan penting dalam asupan vitamin bagi anaknya. 32

3 Pemilihan responden berdasarkan data baduta dan ibu menyusui di posyandu RW 02 Desa Sukadamai. Terdapat 3 orang ibu yang bersedia menjadi responden yang diambil darah serta memiliki karakteristik sesuai dengan tujuan penelitian. Responden ibu berasal dari kelompok ibu menyusui yang dianggap mempengaruhi asupan vitamin kepada anaknya. Ibu-ibu yang terpilih sebagai responden adalah mereka yang mau mengikuti kegiatan penelitian ini selama 2 bulan, tanpa paksaan, telah menandatangani Informed Concern yang diajukan dan bersedia diambil darahnya. Responden akan diambil darahnya sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah pengkonsumsian produk SawitA. Penelitian ini tidak menggunakan placebo mengingat tujuan dalam penelitian mengenai perlunya edukasi dan tambahan pengetahuan akan manfaat MSMn TAHAPAN PENELITIAN Tahap penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan besar yaitu analisis penerimaan konsumen dan analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit. Analisis penerimaan konsumen dilakukan dengan menggunakan metode Home Use Test (HUT). Analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit dilakukan dengan menggunakan instrumen High Performance Liquid Chromatography (HPLC) mengacu pada metode dari penelitian Bieri et al. (1979) Analisis Penerimaan Konsumen Analisis penerimaan konsumen dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu sosialisasi, pemberian produk di rumah, dan 3) monitoring Tahap Sosialisasi Produk SawitA merupakan produk baru yang belum dikenal masyarakat. Sosialisasi sangat diperlukan untuk memperkenalkan produk meliputi manfaat dan cara penggunaan kepada masyarakat. Tahap sosialisasi dilakukan pada warga yang telah bersedia untuk menjadi responden. Sosialisasi produk SawitA dilakukan di tempat yang strategis yaitu di posyandu dan Sekolah Dasar Negeri 1 Desa Neglasari. Sosialisasi dilakukan sebanyak tiga kali selama dua bulan, yaitu pada awal, tengah, dan akhir kegiatan Program SawitA. Pada awal bulan pertama, kegiatan sosialisasi dilakukan sebelum pemberian produk SawitA berupa wawancara mengenai karakteristik responden berdasarkan demografi, kebiasaan makan responden dan pengetahuan awal responden mengenai minyak sawit dan vitamin A. Selanjutnya, pada pertemuan massal dilakukan pemberian pengetahuan umum mengenai sumber vitamin A dan manfaatnya bagi kesehatan, kelapa sawit dan produknya, program sawita, manfaat dan cara penggunaan produk SawitA, kemudian disusul dengan pemberian produk SawitA secara cuma-cuma kepada responden. Pada pertemuan massal juga dilakukan berbagai kegiatan berupa olahraga bersama, penyuluhan, pembagian produk SawitA, demo masak, dan diskusi mengenai produk SawitA. Sosialisasi kedua dilaksanakan pada akhir bulan pertama, dimana responden telah menggunakan produk SawitA selama sebulan. Pada sosialisasi kedua dilaksanakan kembali pertemuan massal dengan kegiatan yang hampir sama, dilakukan penguatan informasi mengenai produk SawitA. Selain itu, dilakukan diskusi mengenai pengalaman responden selama menggunakan produk SawitA, kemudian dilakukan pergantian produk dari produk CPO menjadi produk MSMTF yang dikenal dengan SawitA Gurih. Sosialisasi ketiga dilaksanakan pada akhir bulan kedua. Sosialisasi dilakukan dengan meninjau kembali tanggapan responden terhadap produk SawitA Gurih. Selain itu, dilakukan penimbangan berat badan bagi anak baduta dan balita, demo masak, permainan interaktif mengenai 33

4 pengetahun responden terhadap produk SawitA dan manfaatnya, dan lomba memasak dengan menggunakan produk SawitA. Pada akhir kegiatan, beberapa responden menyampaikan pesan dan kesan selama mengikuti program SawitA Pemberian Produk di Rumah Produk SawitA dibagikan dan dikonsumsi responden setelah kegiatan sosialisasi. Produk SawitA dikonsumsi secara aktual dan tanpa ada campur tangan peneliti perihal cara penyajian dan konsumsinya. Uji ini dinamakan Home Use Test (HUT), dimana pengujian produk sepenuhnya diserahkan kepada responden, baik jenis maupun jumlah masakan yang ditambahkan, namun memenuhi ketentuan penggunaan. Penggunaan produk SawitA disarankan dengan menambahkan pada makanan matang, dikonsumsi langsung maupun sebagai pengganti minyak goreng untuk menumis. Responden juga diperbolehkan untuk mengkonsumsi produk SawitA dengan cara lain sesuai dengan kebiasaan mengkonsumsi sehari-hari. Produk yang diberikan kepada responden ada dua yaitu SawitA MSMn Tumis dan SawitA MSMTF Gurih. Produk SawitA yang diberikan sebanyak 1 botol 140 ml/keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin A keluarga selama seminggu dengan takaran penggunaan sebanyak 4 ml/orang/hari atau setara dengan 1-2 sendok/per hari. Produk SawitA didistribusikan setiap minggu untuk mengontrol pengkonsumsian. Responden di Desa Neglasari mendapatkan produk SawitA Tumis pada bulan pertama dan SawitA Gurih pada bulan kedua. Sedangkan responden di Desa Sukadamai hanya mendapatkan produk SawitA Tumis. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengontrolan responden di Desa Sukadamai yang akan diambil darahnya Monitoring Monitoring dilakukan seminggu sekali selama dua bulan masa penelitian dengan melakukan wawancara langsung kepada responden. Mengingat pengujian produk SawitA dilakukan di rumah masing-masing responden sehingga tidak dapat dikontrol secara penuh oleh peneliti, maka responden perlu diingatkan untuk mengkonsumsi produk SawitA. Oleh karena itu, dilakukan pengontrolan terhadap pengkonsumsian produk SawitA dengan melihat isi produk dalam kemasan, apabila isi produk telah mencapai kurang dari setengah botol maka responden mendapatkan satu botol produk SawitA baru. Wawancara dilakukan dengan menanyakan respon terhadap produk SawitA yang telah diberikan pada atribut rasa, warna, aroma dan overall, kesan dan cara mengkonsumsi. Penilaian respon dari responden dilakukan menggunakan kuesioner. Kuisioner yang digunakan sebagai panduan wawancara untuk mempermudah pengambilan data penerimaan konsumen. Kuesioner diberikan sebanyak lima kali selama dua bulan. Kuisioner didapatkan dari Program SawitA. Kuisioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian yang selanjutnya akan ditanyakan kepada responden. kuisioner terkait dapat dilihat pada Lampiran 2. Kuisioner dibedakan menjadi 2 yaitu (a) kuisioner untuk responden ibu dan balita, dan (b) kuisioner untuk responden diluar ibu dan balita seperti anak dan orang tua. Respon balita tidak ditanyakan langsung, namun ditanyakan kepada ibu yang mengamati respon anaknya. Selama monitoring juga dilakukan penguatan kembali informasi responden terhadap produk SawitA. Hasil monitoring berupa pola konsumsi responden yang meliputi tingkat kesukaan responden terhadap produk, cara konsumsi yang paling sering dilakukan, pengaruh keberadaan produk terhadap penggunaan minyak goreng, dan prediksi respon apabila produk dijual di pasaran. Selain itu, 34

5 responden juga diminta untuk membandingkan produk mana yang lebih disukai antara SawitA Tumis dan Gurih Analisis Konsentrasi α-tokoferol Eritrosit Analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit dilakukan dalam dua tahap kegiatan, yaitu pengambilan darah dan analisis laboratorium Pengambilan Darah Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah pengkonsumsian produk minyak sawit mentah (MSMn) SawitA. Sebelum dilakukan pengambilan darah, peneliti menjelaskan pada responden mengenai tujuan dilakukannya pengambilan darah. Responden selanjutnya menandatangani Informed Concern (surat persetujuan) untuk diambil darahnya. Pengambilan darah dilakukan di balai Desa Sukadamai oleh perawat dari Puskesmas Dramaga yang memiliki sertifikat berkompeten pada pekerjaan tersebut. Responden harus dalam keadaan nyaman dan tanpa paksaan, maka sebelum pengambilan darah dilakukan pengukuran tensi darah terlebih dahulu. Ruangan dan peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih, steril dan nyaman. Sampel darah diambil dengan menggunakan syringe sekali pakai sebanyak 12 ml, kemudian segera dimasukkan ke dalam falcon steril dan disentrifus 2000 rpm selama 30 menit. Sentrifugasi dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Eritrosit, plasma dan platelet masing-masing dipisahkan pada tempat yang berbeda, lalu disimpan dalam freezer -20 o C Analisis Laboratorium Konsentrasi α-tokoferol Eritrosit Analisis konsentrasi α-tokoferol dilakukan pada sampel eritrosit dengan menggunakan instrumen High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Prinsip dasar instrumen tersebut adalah memisahkan setiap komponen dalam sampel pada panjang gelombang dan waktu retensi tertentu untuk selanjutnya diidentifikasi secara kualitatif berdasarkan luas area. Tahapan analisis konsentrasi α-tokoferol terdiri dari 3 sub analisis, antara lain : 1. Persiapan fase gerak dan instrumen HPLC Fase gerak yang digunakan pada analisis konsentrasi α-tokoferol dalam eritrosit adalah campuran metanol : isopropanol dengan perbandingan 98 : 2. Sebelum fase gerak digunakan ke dalam instrumen HPLC, dilakukan sonikasi terlebih dahulu selama 30 menit dengan tujuan menghilangkan gelembung udara dalam larutan fase gerak. Selanjutnya, dilakukan conditioning instrumen HPLC dengan pelarut selama 1 jam. 2. Pembuatan larutan standar α-tokoferol Tahap analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit diawali dengan pembuatan kurva standar α- tokoferol yang dilakukan dengan cara membuat larutan stok standar α-tokoferol (1000 µg/ml) dengan menimbang 10 mg standar all-rac-α-tokoferol dalam labu takar 10 ml, kemudian dilarutkan dengan fase gerak yaitu metanol:isopropanol (98 : 2) hingga tanda tera. Tahap selanjutnya yaitu pembuatan larutan stok primer standar α-tokoferol (100 µg/ml) dengan mengambil 1 ml larutan stok α-tokoferol ke dalam labu takar 10 ml dan ditepatkan dengan fase gerak hingga tanda tera. Kemudian, pembuatan larutan stok sekunder standar α-tokoferol (50 µg/ml) dilakukan dengan mengambil 5 ml larutan stok 35

6 α-tokoferol ke dalam labu takar 10 ml, kemudian larutan ditepatkan dengan menambahkan fase gerak hingga tanda tera. Pembuatan deret ukur kurva standar α-tokoferol volume 1 ml dengan mencampurkan larutan stok sekunder dengan fase gerak sesuai proporsi pada Tabel 19. Tahap terakhir dilakukan pengukuran luas area standar pada panjang gelombang 292 nm. Konsentrasi (ppm) Tabel 19. Pembuatan larutan standar α-tokoferol Keterangan μl larutan standar 50 μg/ml ditambah dengan 950 μl fase gerak μl larutan standar 50 μg/ml ditambah dengan 900 μl fase gerak μl larutan standar 50 μg/ml ditambah dengan 800 μl fase gerak μl larutan standar 50 μg/ml ditambah dengan 750 μl fase gerak μl larutan standar 50 μg/ml ditambah dengan 700 μl fase gerak 3. Analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit Analisis konsentrasi α-tokoferol eritrosit dilakukan dengan mengacu pada metode Bieri et al. (1979) dengan beberapa modifikasi. Tahap pengukuran konsentrasi α-tokoferol diawali dengan persiapan sampel. Sampel eritrosit setelah di-thawing pada suhu ruang dan divorteks, sampel tersebut diambil 500 µl sel eritrosit ke dalam tabung sentrifuse dan ditambahkan dengan 500 µl metanol dingin (mengandung 0.15 g asam askorbat), lalu divortex selama 20 detik. Selanjutnya, Sampel tersebut ditambahkan dengan 2 ml heptana dan vortex kembali selama 5 menit. Kemudian sampel disentrifus pada kecepatan 3500 rpm selama 10 menit, suhu 4 o C. Setelah disentrifus, bagian supernatan diambil sebanyak 1.65 ml ke dalam vial. Tahap terakhir, sampel dipekatkan dengan nitrogen. Sebelum diinjeksi ke dalam instrumen HPLC, sampel terlebih dahulu dilarutkan dengan 300 µl fase gerak. Konsentrasi α-tokoferol didapatkan dengan menghitung konsentrasi α-tokoferol menggunakan kurva standar, kemudian memasukkannya ke dalam perhitungan berikut: Konsentrasi α-tokoferol (mg/ml) = [tokoferol standar] x volume tokoferol injeksi volume sampel eritrosit 3.5. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Data yang dihasilkan pada tahap sosialisasi dan monitoring dianalisis dengan menggunakan analisis univariat. Variabel yang dianalisis yaitu karakteristik responden meliputi kelompok usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan per kapita, pola konsumsi keluarga. Selain itu, dilihat pula pengetahuan responden tentang kelapa sawit dan produknya baik sebelum maupun setelah sosialisasi. Analisis ini juga digunakan untuk menganalisis perilaku mengkonsumsi produk meliputi kebiasaan makan keluarga, frekuensi mengkonsumsi, cara responden mengkonsumsi produk sawita, dan gambaran perbaikan kesehatan responden setelah mengkonsumsi produk SawitA. Pada analisis penerimaan konsumen terhadap produk SawitA, responden mengidentifikasi atribut-atribut meliputi rasa, aroma, dan warna, serta karakteristik produk yang lebih disukai. Variabel-variabel tersebut dianalisis secara deskriptif dalam ukuran persentase, rata-rata, standar deviasi, dan nilai maksimumminimum. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS 20 dan Microsoft excel

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN D. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan adalah rendang iradiasi yang memiliki waktu penyinaran yang berbeda-beda (11 November 2006, DIPA 14 Juni 2007, dan no label 14 Juni

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. Berlokasi di Laboratorium Jasa Analisis Pangan, Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962).

Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962). Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962). Diambil sampel dua telur pada setiap ulangan. Delapan belas sampel dianalisis kolesterolnya

Lebih terperinci

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Biokimia Zat Gizi,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Biofarmaka, IPB-Bogor. Penelitian ini berlangsung selama lima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 30 Juni 2016 Nama Mahasiswa : 1. Irma Yanti 2. Rahmiwita 3. Yuliandriani Wannur Azah

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan cairan tubuh manusia yaitu plasma secara in vitro. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor selama 3 bulan, terhitung

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PERCOBAAN BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Instrument PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 9 pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi, BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. B. BAHAN Levofloksasin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C HARI/ TANGGAL PRAKTKUM : KAMIS/ 20 DESEMBER 2012 JAM : 08.00 11.00 WIB Nama Praktikan : KAROLINA BR SURBAKTI (NIM: 20127008018) LUCIA AKTALINA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph)

Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph) Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph) Hari / Tanggal Praktikum : Rabu / 19 Desember 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Jekson Martiar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl Alat KCKT Syringe 50 µl Lampiran 2. Gambar Perangkat Penelitian Lainnya Ultrasonic cleaner Pompa vakum dan seperangkat penyaring fase gerak Lampiran 2. (Lanjutan)

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml 23 BAB 3 BAHAN dan METODE 3.1 ALAT Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT 2. Detektor PDA 3. Neraca analitik 4. PH meter 5. Erlenmeyer 250 ml 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml 7. Spatula

Lebih terperinci

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET AFLATOKSIN Senyawa metabolik sekunder yang bersifat toksik dan karsinogenik Dihasilkan: Aspergilus flavus & Aspergilus parasiticus Keduanya tumbuh pada biji-bijian, kacang-kacangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diawali dengan pengambilan sampel susu pasteurisasi impor dari Australia melalui Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta. Pengujian dilakukan di Balai Uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl. BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida 53 Lampiran 2. Aplikasi Dosis Herbisida Selama 1 Musim Tanam No Blok Kebun Petak Luas (Ha) Aplikasi 1 (Liter) Aplikasi 2 (Liter) Ametryn 2,4-D

Lebih terperinci

LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography)

LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography) LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography) NAMA :1. BINAYANTI NAINGGOLAN (NIM :157008008) 2. HENNY GUSVINA B(NIM :157008010) 3. DINNO RILANDO(NIM :157008004)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat Isolat bakteri koleksi Laboratorium Mikrobiologi hasil isolasi Laut Belawan ditumbuhkan

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan

Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan ICS 67.050 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilakukan di divisi Research and Development PT Frisian Flag Indonesia, yang beralamat di Jalan Raya Bogor Km 5, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo,

Lebih terperinci

Gambar 1. Alat kromatografi gas

Gambar 1. Alat kromatografi gas 68 A B Gambar 1. Alat kromatografi gas Keterangan: A. Unit utama B. Sistem kontrol 69 Gambar 2. Kromatogram larutan standar DHA 1552,5 µg/g Kondisi: Kolom kapiler VB-wax (60 m x 0,32 mm x 0,25 µm), fase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Pangan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM RI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini selesai dikerjakan dalam waktu 7 bulan (Mei-Desember 2011). Lokasi penelitian dilakukan di 3 desa di wilayah Kecamatan Dramaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pembuatan minuman instan daun binahong dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Uji aktivitas

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGEMBANGAN PRODUK MINYAK SAWIT MERAH (MSM) DAN INTRODUKSI PEMASARANNYA

SKRIPSI PENGEMBANGAN PRODUK MINYAK SAWIT MERAH (MSM) DAN INTRODUKSI PEMASARANNYA SKRIPSI PENGEMBANGAN PRODUK MINYAK SAWIT MERAH (MSM) DAN INTRODUKSI PEMASARANNYA 2008 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Wardi, F24104038.

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi 5-hidroksimetil-2- furfural (HMF) untuk optimasi ZnCl 2 dan CrCl 3 serta eksplorasi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian serta Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro;

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C Nama : Juwita (127008003) Rika Nailuvar Sinaga (127008004) Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 19 Desember 2012 Waktu Praktikum : 12.00 15.00 WIB Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan pengujiannya di laksanakan di Labaoratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Sampel 4.1.1. Pengumpulan Sampel Sampel yang digunakan berupa minuman serbuk dalam kemasan sachet yang beredar di pasar Bandung. Sampel yang digunakan diambil dari sebuah toko

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia 17 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei 2012. Sampel Salvinia molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Analisis sampel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Kampus Penelitian Pertanian, Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Preparasi bahan baku, perhitungan rendemen, dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia ~akanan Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography)

Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography) LAMPIRAN 49 50 Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography) 1.1 Penetapan kadar: a. Fase gerak: Buat campuran metanol : 0,01 M phosphoric acid ;

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2017. Penelitian tersebut mencakup pembuatan maltodekstrin dari biji jali dan pengujian laju basah, viskositas, daya

Lebih terperinci

HIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY

HIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY HIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY (HPLC) ; ANALISA TABLET VITAMIN C Oleh: Jenny Novina Sitepu Liza Mutia Waktu Praktikum: Kamis, 20 Desember 2012 Jam 08.00 17.00 WIB I. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian 3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Pangan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka Bogor. Pelaksanaan Penelitian selama

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus sampai dengan 30 September 2015. Kegiatan penelitian ini bertempat di P.T. Naksatra Kejora Peternakan Sapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK RESPONDEN Keadaan Umum Responden

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK RESPONDEN Keadaan Umum Responden IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK RESPONDEN Pada penelitian ini diketahui karakteristik responden yang meliputi data umum responden, pengetahuan responden terhadap minyak sawit dan produknya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juli 2014 yang sebagian besar dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Pengujian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN Hasil Kerja Ekstraksi Jahe

BAB 4 PEMBAHASAN Hasil Kerja Ekstraksi Jahe 4.1. Hasil Kerja Ekstraksi Jahe BAB 4 PEMBAHASAN Bahan jahe merupakan jenis varietas putih besar yang diapat dari pasar bahan organik Bogor. Prinsip kerja ekstraksi ini adalah dengan melarutkan senyawa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Bahan baku dan sianokobalamin diperiksa menurut Farmakope Indonesia IV. Hasil pemeriksaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 4.1. Pemeriksaan Pemerian Tabel 4.1 Pemeriksaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik, set alat maserasi, rotary evaporator, phmeter, freezer, pipet mikro,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas kimia (50,100, 250, dan 500 ml), ph indikator, gelas ukur 100 ml, thermometer, kaca arloji,

Lebih terperinci